HNP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HNP adalah kelainan bentuki pada tulang belakang.

Citation preview

NEUROLOGY SYSTEM STROKE NON HEMORAGIC

HERNIASI NUKLEUS PULPOSUSperiperal nervus injuriNEUROBEHAVIOR SYSTEM3rd GROUP

PROUDLY PRESENT.ANATOMI VERTEBRA

7 vertebra servikalis12 vertebra thoracicus5 vertebra lumbalis5 vertebra sacralis4 vertebra occygis

Fungsi Columna Vertebralis

Menyangga berat kepala dan batang tubuhMemungkinkan pergerakan kepala dan batang tubuhMelindungi medulla spinalisMemungkinkan keluarnya nervus spinalis dari canalis spinalisTempat untuk perlekatan otot otot

Discus intervertebralis

Discus intervertebralis menyusun seperempat dari panjang columna vertebralis. Discus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat banyak terjadinya gerakan columna vertebralisDiscus intervertebralis antara lain terdiri dari Annulus fibrosusNukleus pulposus

Annulus fibrosus

Terdiri atas jaringan fibrokartilagoLapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan menyilang konsentris mengelilingi nucleus pulposus lapisan dalam terdiri dari jaringan fibro kartilagenusmengecil sehingga pada ruang intervertebre L5-S1 tinggal separuh dari lebar semula sehingga mengakibatkan mudah terjadinya kelainan

Nucleus pulposus

Pada anak-anak dan remaja terdiri dari zat gelatin yang banyak mengandung air, sedikit serabut kolagen dan sedikit tulang rawanDengan bertambahnya usia, kandungan air di dalam nucleus pulposus berkurang dan digantikan oleh fibrokartilago. Serabut-serabut kolagen annulus berdegenerasi.

Cedera medulla spinalisLumboscral (L4-S1)

Fungsi sensorikEmpu kakiLittle toe

Fungsi motorikHilangnya beberapa fungsi motorik pada pangkal paha, lutut, dan tungkai.Abduksi pinggul, dorsofleksi kaki

Motorik Lokasi

C1-C6C1-T1C3-C5C5C6

C7C8T1-T6T7-L1L1-L4L2-L4

L4-S1

L5-S2

L4-S2 Fungsi

Fleksor leherEkstensor leherDiaphragmaFleksor sikuEkstensor, pergelangan tanganEkstensor sikuFleksi pergelangan tanganInterkosta otot dadaOtot abdomenFleksi pinggulAdduksi pinggul, Ekstensi lututAbduksi pinggul, dorsofleksi kakiEkstensi pinggul, plantar fleksi kakiFleksi lututSensorik Lokasi

C5C6C7C8T4T10L5S1S2-S5Fungsi

DeltoidIbu jariJari-jari tengahJari-jariBatas putting susuUmbilikusEmpu kakiLittle toePerineum

Hernia Nukleus PulposusHernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah hernia diskus intervetebralis (ruptur diskus) dimana nukleus dari diskus menonjol ke dalam annulus (cincin fibrosa sekitar diskus), dengan akibat kompresi saraf. (Smeltzer, 2001)Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal akibat dari herniasi dan nukleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau lateral. (Barbara, 1996)

HNP

etiologiTrauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.Spinal stenosis.Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat.Pembentukan osteophyte.DegenerasipredisposisiUmurJenis kelaminRiwayat HNP sebelumnya Aktivitas atau pekerjaanOlahraga yang tidak teraturMerokokObesitas Gejala klinis bergantung pada lokasi herniasi, kecepatan perkembangan, pengaruh pada struktur sekitar, dan variasi anatomi individual (Sylvia, 2007).Gejala tersebut antara lain sebagai berikut :Pada HNP lumbal timbul Low Back PainKelemahan ototParastesiaKebas pada kakiGangguan eliminasi bowel dan blader mungkin dapat terjadi.

Manifestasi klinisKlasifikasi HNP

Hernia Nukleus Pulposus Servikalis

Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis

HNP Servikal

Lokasi yang sering mengalami HNP adalah area parasentral unilateral, di mana pada area tersebut anulus fibrosus adalah yang terlemah serta ligamennya tipis.Tanda & gejajala :Central Cord Syndrome yang ditandai dengan kelumpuhan akut dan tidak nyeri, terutama pada ekstremitas atas di mana bagian distal lebih berat daripada bagian proksimal.Anterior Cord Syndrome yang menampilkan gejala dari gangguan 2/3 bagian anterior medula spinalis.

HNP LumbalPada bagian lumbal, HNP umumnya sering terjadi pada area L5-S1 (45-50%) dan L4-L5 (40- 45%). HNP pada area L3-L4 hanya terjadi sekitar 5%Gejala khas yang muncul pada herniasi diskus posterolateral area lumbal adalah nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam periode beberapa minggu sampai beberapa tahun) dan juga nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf skhiatik (saraf iskhiadikus)Pemeriksaan DiagnostikRontgen foto lumbosakralEMGIskografiElektroneuromiografi (ENMG)Tomografi scanMRIMielografiPemeriksaan laboratoriumPenatalaksanaan Terapi konservatifTirah baringMedikamentosaFisioterapiTerapi operatif Terapi operatif dilakukan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang, atau terjadi deficit neurologis.RehabilitasiMengupayakan penderita segera bekerja sesuai toleransi. Tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakukan kegiatan sehari-hari (the activity of daily living).Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kemih, dan sebagainya.

Peripheral Nerve InjuryPeripheral Nerve Injury atau cedera saraf perifer adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan saraf di luar otak atau sumsum tulang belakangKerusakan ini dapat disembuhkan seperti kerusakan pada sistem saraf perifer lainnya karena ujung saraf akson yang rusak memiliki kemampuan untuk degenarasi aksonalEtiologi Secara langsung, akibat luka terbukaSecara tidak langsung karena pereganganPada patah tulang atau dislokasi sendiKarena tekanan akibat pembidaian, pemasangan torniket atau tidakan pembalutan

Jenis dasar injuryCedera peregangan, adalah jenis yang paling umum. LaserasiKompresi

Klasifikasi injury sarafCedera saraf tingkat I Disebut juga Neurapraxia. Merupakan jenis cedera yang paling ringan, tidak melibatkan hilangnya kontinuitas saraf dan kehilangan fungsional bersifat sementaraCedera saraf tingkat IIDisebut juga Axonotmesis. Terjadi ketika ada gangguan lengkap dari akson saraf dan lokasi di sekitar mielin, akan tetapi jaringan ikat atau struktur mesenchymal sekitarnya termasuk encapsulating, epineurium dan perineurium masih utuhCedera saraf tingkat IIICedera ini melibatkan kerusakan myelin, akson dan endoneurium. Cedera juga akan sembuh dengan lambat, tetapi penyembuhannya hanya sebagian.Cedera saraf tingkat IVCedera ini melibatkan kerusakan myelin, akson, endoneurium dan perineurium. Cedera derajat ini terjadi bila terdapat skar pada jaringan saraf, yang menghalangi penyembuhan.

Cedera saraf tingkat VDisebut juga Neurotmesis. Terjadi kerusakan pada akson serta hilangnya mesenchymal. Cedera ini melibatkan pemisahan sempurna dari saraf, seperti saraf yang terpotong. Menimbulkan kerusakan fungsional yang lengkapDerajat cedera saraf

Kerusakan MyelinAksonEndoneuriumPerineuriumEpineuriumMyelinI+/-TidaktidakTidaktidak+/-IIYaYatidakTidakTidakYaIIIYaYayaTidakTidakYaIVYaYayaYaTidakYaVYaYayaYaYaYaDerajatPenyemban spontanWaktu penyembuhanTindakan bedahIPenuhBerlangsung dalam hitungan hari smpai 4 bulan setelah cederatidakIIPenuhRegenerasi terjadi kira-kira 1inci perbulantidakIIIParsialRegenerasi terjadi kira-kira 1inci perbulanyaIVTidak adaSetelah tindakan bedah, regenerasi terjadi kira-kira 1 inci per bulanyaVTidak adaSetelah tindakan bedah, regenerasi terjadi kira-kira 1 inciper bulan.yaManifestasi klinis Kausalgia yaitu nyeri hebat seperti terbakar, sepanjang distribusi serabut saraf yang mengalami kerusakan persial.HiperestesiaPerubahan trofik pada kulitHiperaktivitas vasomotor, hiperaktivitas kerja syaraf yang menimbulkan perubahan pada diameter pembuluh darah, biasanya vasokontriksiRespon Terhadap Cedera Saraf

Degenerasi WallerianRegenerasi / pertumbuhan aksonDitandai dengan pembentukan kerucut pertumbuhan. Pertumbuhan kerucut memiliki kemampuan untuk menghasilkan protease yang mencerna materi atau puing-puing yang tersisa di jalan adalah regenerasi terhadap situs distal. Pertumbuhan kerucut merespon molekul yang diproduksi oleh sel Schwann seperti laminin dan fibronektin.

Reinnervasi saraf.Merupakan pemulihan fungsional dari saraf. Pemulihan sensorik terjadi secara bertahan dan pemulihan fungsional terjadi setelah 1 tahun dan mungkin setelah bertahun-tahun.Pemeriksaan diagnostikElektromiografi (EMG)Potensial Aksi Saraf Sensori (SNAP)Somatosensory-Evoked Potential (SSEP)Potensial Aksi Saraf Intrabedah (NAP)Pemeriksaan RadiologisSinar-X Tulang BelakangMielografiTomografi Terkomputer (CT) dan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)

Komplikasi

Remisi spontanDistrofi reflex simpatik. Penyakit ini diyakini sebagai reaksi berantai abnormal dari sistem saraf simpatik, yakni sistem tubuh yang mengatur aliran darah di kulit. Kontraktur miogen akibat paralisis otot sebagai akibat keterlambatan timbulnya kontraktur atrogenPenyakit kaki diabetic akibat anesthesia dan gangguan saraf autonomPenatalaksanaan

Terapi regenerasi sarafOperasiPemeriksaan klinis, pemeriksaan elektrodiagnostik, dan pemeriksaan radiologis akan membantu dalam membuat keputusan. Regenerasi saraf setelah operasi terjadi lebih lambat.Asuhan keperawatan Pengkajian keperawatan HNP meliputi :anamnesis Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri pada punggung bawahriwayat penyakitKaji adanya riwayat trauma akibat mengangkat atau mendorong benda yang berat. Pengkajian yang didapat meliputi keluhan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urin. Adakah penyakit HNP sebelumnya. pemeriksaan fisikSetelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien. pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis dihubungkan dengan keluhan klien.

pemeriksaan diagnosticRontgen foto lumbosakralEMG

pengkajian psikososial.Adanya perubahan berupa paralisis anggota gerak bawah memberikan manifestasi yang berbeda pada setiap klien yang mengalami gangguan pada tulang belakang. Semakin lama klien menderita paraparese tersebut, maka mungkin akan bermanifestasi pada koping yang tidak efektif.

Diagnosa Keperawatan HNPNyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : kompresi syaraf, spasme otot.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuscular.Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kekuatan ekstremitas bawah.Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi.Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya sumber informasi.Resiko disuse sindrom berhubungan dengan imobilisasi.

INJURI SARAF PERIFERPK : neuropatiNyeri akutKerusakan mobilitas fisikResiko cederaResiko infeksiKurang pengetahuancemasNyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : kompresi syaraf, spasme otot. 1) NOC :Pain control2) Tujuan : pasien mampu mengontrol nyeri secara adekuatOutcomesSecara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeriKlien tidak gelisahSkala nyeri 0-1 atau teradaptasi

NICPain managementPositionMedication management

Intervensi Identifikasi tentang perubahan fungsi sensori : ada lumbal lordorsis, lumbal skoliosis, gerakan terbatas atau fleksi, penurunan refleks lutut dan pergelangan kaki, paresthesia atau mati rasa, perubahan fungsi bowel dan bladderFasilitasi tes diagnostic, jika perlu: x-ray, tomography, magnetic resonance imaging (MRI)Kaji riwayat nyeri secara rinci : lokasi dan onset nyeri, adanya nyeri yang menjalar, kambuhan (durasi dan frekuensi) atau nyeri terus-menerus atau berkesinambungan, faktor predisposisi, faktor yang mengganggu.Evaluasi efektifitas perawatan sebelumnya.Instruksikan pasien untuk memperhatikan hal ini : mulai berbaring di tempat tidur dengan kasur yang keras, gunakan bantal di bawah lutut (lumbal).

Inisiasi terapi obat, mungkin termasuk analgesic, relaxants otot, obat antiinflamasi, dan atau obat penenang yang di resepkan.Anjurkan pasien untuk konsul terapi fisik.Instruksikan pasien untuk menggunakan penyangga punggung, korset, atau terapi traksi (pelvic belt).Bantu pasien menggunakan penambahan modalitas kontrol nyeri, seperti aplikasi panas dan dingin, terapi relaksasi, imajinasi, dan pengurangan kecemasan.