16
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT KEHAMILAN MULTIPARA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PRETERM Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Oleh : GRAVIDYAN KUSUMANINGTYAS J 500 140 052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN

RIWAYAT KEHAMILAN MULTIPARA DENGAN

KEJADIAN PERSALINAN PRETERM

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh :

GRAVIDYAN KUSUMANINGTYAS

J 500 140 052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT

KEHAMILAN MULTIPARA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN

PRETERM

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

GRAVIDYAN KUSUMANINGTYAS

J 500 140 052

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Pembimbing

dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med.

NIP/NIK: 1362

Page 3: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

ii

HALAMANA PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT

KEHAMILAN MULTIPARA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN

PRETERM

OLEH:

GRAVIDYAN KUSUMANINGTYAS

J 500 140 052

Telah dipertahankan di depn Dewan Penguji

dan Pembimbing Utama Skripsi

Fakultas Kedokteran Universita Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Januari 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji:

1. dr. Anika Candrasari, M.Kes. (...........................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. dr. Nur Mahmudah, M.Sc. (...........................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med. (...........................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Prof. DR. Dr. EM Sutrisna, M.Kes.

NIK: 919

Page 4: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

iii

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka saya akan mempertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 10 Januari 2018

Penulis,

GRAVIDYAN KUSUMANINGTYAS

J 500 140 052

Page 5: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

1

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT

KEHAMILAN MULTIPARA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN

PRETERM

Abstrak

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin <11 gr% pada

trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 gr% pada trimester 2. Usia reproduksi sehat

adalah usia antara 20 – 35 tahun. persalian preterm meningkat pada usia < 20

tahun dan >35 tahun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara anemia, usia ibu, riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinan

preterm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain

penelitian cross sectional dan dilakukan pada bulan Desember 2018 di RSUD dr.

Soeselo Kabupaten Tegal. Sampel dalam penelitian sebesar 106 responden yang

diperoleh menggunakan teknik non probability sampling dengan teknik

consecutive sampling. Data yang digunakan dalam adalah data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari hasil rekap medis pada tanggal 1 Januari 2016 – 31 Desember

2017. Data dianalisi dengan uji univariat, bivariat, multivariat. Hasil uji Chi

square didapatkan terdapat hubungan antara anemia dengan kejadian persalinanan

preterm di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal dengan nilai p-value sebesar

0.047. Ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian persalinan preterm di

RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal dengan nilai p-value sebesar 0.035. Ada

hubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan

preterm di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal dengan nilai p-value sebesar

0.028. Kesimpulan dari penelitian ini ada ada hubungan yang signifikan antara

usia ibu dengan kejadian persalinan preterm.

Kata Kunci: anemia, usia, kehamilan multipara, persalinan preterm

Abstract

Anemia in pregnancy is a condition with hemoglobin levels <11 gr% in the 1st

and 3rd trimesters or Hb levels <10.5 gr% in the second trimester. Healthy

reproduction age is between 20 - 35 years of age. Preterm increases at <20 years

and> 35 years. The purpose of this study was to determine the relationship

between anemia, maternal age, history of multipara pregnancy with the incidence

of preterm labor. The method used in this study used a cross-sectional study

design and was conducted in December 2018 at the RSUD dr. Soeselo, Tegal

Regency. The sample in the study amounted to 106 respondents obtained using

non probability sampling techniques with consecutive sampling technique. The

data used in the secondary data is the data obtained from the results of the medical

recap on January 1, 2016 - December 31, 2017. Data were analyzed by univariate,

bivariate, multivariate tests. The Chi square test results showed that there was a

relationship between anemia and the incidence of preterm delivery in dr. Soeselo

Tegal Regency with a p-value of 0.047. There is a relationship between the age of

the mother and the incidence of preterm labor in RSUD dr. Soeselo Tegal

Regency with a p-value of 0.035. There is a relationship between the history of

multiparous pregnancy and the incidence of preterm delivery in the RSUD dr.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

2

Soeselo Tegal Regency with a p-value of 0.028. The conclusion of this study is

that there is a significant relationship between the age of the mother and the

incidence of preterm labor.

Keywords: anemia, age, multiparous pregnancy, preterm labor

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk

yang sangat tinggi. Di Kabupaten Tegal AKB dalam kurun lima tahun cenderung

naik dengan angka kematian bayi tahun 2015 sebesar 9,6 per 1000 kelahiran hidup

atau 299 kematian bayi dari 27.270 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016).

Sedangkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Tegal termasuk dalam

kategori lima besar kematian ibu tertinggi di Jawa Tengah sebesar 33 kasus.

Persalinan preterm merupakan kelahiran janin dengan usia kehamilan belum

mencapai 37 minggu dengan berat lahir dibawah 2500 gram (Cunningham, 2013).

Persalinan preterm berkisar 6-10% dari seluruh kehamilan, menyumbang 34%

dari kematian neonatal dan 75% morbiditas neonatal. Di Indonesia, angka

persalinan preterm tinggi 14% dari 4 juta kelahiran (Kemenkes, 2016). Menurut

Prawirohardjo (2014), penyebab utama dari persalinan preterm belum diketahui

secara pasti namun ada beberapa keadaan medis yang dapat mempengaruhi

persalinan preterm.

Menurut Saifuddin (2010), anemia dalam kehamilan adalah kondisi

dengan kadar hemoglobin <11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5

gr% pada trimester 2. Anemia adalah salah satu penyebab 40% kematian ibu di

negara berkembang (Rukiyah, 2010). Adapun beberpa Faktor resiko yang dapat

mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi,

infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Selain itu, anemia

dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan

dan nifas.

Usia ibu merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

persalinan preterm. Karena persalian preterm meningkat pada usia < 20 tahun dan

>35 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia < 20 tahun sistem organ belum

matang untuk menerima proses kehamilan dan persalinan sehingga dapat

Page 7: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

3

merugikan kesehatan ibu dan akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan

janin. Sedangkan pada usia > 35 tahun juga dapat menyebabkan persalinan

persalinan preterm karena sistem reproduksinya sudah menurun (Suririnah, 2008).

Paritas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan persalinan

preterm. Ibu dengan paritas tinggi cenderung akan mengalami komplikasi

kehamilan yang dapat berpengaruh pada hasil persalinan, karena paritas tinggi

rawan dengan kejadian obstetri patologi yang bersumber pada paritas tinggi,

antara lain perdarahan antenatal, atonia uteri, preeklampsia.hal ini disebabkan

pada ibu yang lebih dari satu kali mengalami kehamilan dan persalinan sehingga

fungsi reproduksinya telah mengalami penurunan (Sunitri, 2008).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui

seberapa besar hubungan antara anemia, usia, dan riwayat kehamilan multipara

dengan kejadian persalinan preterm di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal.

2. METODE

Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional untuk mempelajari hubungan antara anemia, usia, dan riwayat

kehamilan multipara dengan kejadian persalinan preterm. Sampel dari penelitian

ini menggunakan data rekam medis sesuai dengan kriteria inklusi. Cara

pengambilan sampel dengan menggunakan consecutive sampling. Berdasarkan

rumus besar sampel didapatkan 106 sampel. Instrumen pada penelitian ini adalah

dengan melihat data sekunder yaitu catatan medis pasien yang masuk bagian

Obstetri dan Ginekologi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik subjek penelitian

Tabel 1 Karakteristik subjek penelitian

Variabel Persalinan preterm

p-value Preterm Tidak preterm Total

Kejadian

Anemia

Anemia 19 (48.7%) 20 (51.3%) 39

0.047 Tidak

Anemia 47 (70.1%)

20(29.9%) 67

Page 8: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

4

Total 66 (62.3%) 40 (37.7%) 106

Usia

< 20 dan >

35 tahun 35 (74.5%)

35 (74.5%) 47

0.035 20-35 tahun 31 (52.5%) 28 (47.5%) 59

Total 66 (62.5%) 40 (37.7%) 106

Riwayat

Kehamilan

Multipara

Multipara 39 (73.6%) 14 (26.4%) 53

0.028 Primipara 27 (50.9%) 27 (50.9%) 53

Total 66 (62.3%) 40 (37.7%) 106

Sumber: Data Primer

3.2 Hasil Uji Multivariat

Tabel 2. Hasil Regresi Logistik

Variabel B OR

(exp.B)

IK 95% p-

value Min Max

Anemia

Usia

Riwayat Kehamilan Multipara

Constant

-.794

-

1.028

-.978

.872

0.452

0.358

0.376

2.392

0.190

0.149

0.159

1.075

1.857

1.887

.072

.021

.026

.044

Sumber: Data Primer

Dari hasil uji regresik logistik, didapatkan hasil bahwa:

Nilai OR (exp. B) Constant benilai positif, sehingga variabel Anemia,

Usia dan riwayat kehamilan multipara terhadap terjadinya persalinan preterm.

Sehingga ibu yang anemia, usia <20 tahun / > 35 tahun serta ibu yang mempunyai

riwayat kehamilan multipara mempunyai resiko 2.392 kali lipat beresiko

mengalami persalinan preterm dibandingkan ibu yang tidak anemia, usia

reproduksi (20-35 tahun) dan ibu yang mengalmi riwayat kehamilan primipara.

Nilai OR (exp. B) variabel anemia sebesar 0.452, sehingga responden yang

anemia mempunyai resiko 0.452 kali lipat lebih besar mengalami perasalinan

preterm dibandingkan ibu yang tidak anemia.

Nilai OR (exp. B) variabel usia sebesar 0.358, sehingga ibu yang usianya <

20 tahun dan > 35 tahun mempunyai resiko mengalami persalinan preterm 0.358

kali lipat dibandingkan ibu yang usianya reproduktif (20 tahun – 35 tahun).

Page 9: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

5

Nilai OR (exp. B) variabel riwayat kehamilan multipara sebesar 0.376,

sehingga ibu yang mempunyai riwayat kehamilan multipara mempunyai resiko

persalinan preterm 0.376 kali lipat dibandingkan dengan ibu yang primipara.

3.3 Pembahasan

Penelitian ini menggunakan 106 sampel ibu yang melahirkan di RSUD dr.

Soeselo Kabupaten Tegal yang diambil berdasarkan kriteria inklusi saja yang

diambil, yaitu Ibu melahirkan secara preterm, ibu yang melahirkan dengan

anemia, usia ibu berisiko < 20 tahun dan > 35 tahun, dan riwayat kehamilan

multipara. Selain itu sampel yang memenuhi kriteria ekslusi dikeluarkan dari

penelitian, yaitu kehamilan hidramnion, kehamilan polihidramnion, ketuban pecah

dini, gemelli , preeklampsia – eklampsia, serotinus, fetal distress. Pengelompokan

kriteria ini berfungsi supaya data yang diambil dapat bersifat homogen dan untuk

menghilangkan kemungkinan penyebab lain terjadinya persalinan preterm

sehingga dapat meningkatkan keakuratan hasil penelitian.

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara anemia dengan

persalinan preterm hasil Chi Square didapatkan p-value 0.047 < 0.05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara anemia

dengan terjadinya persalinan preterm di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal,

karena Pada ibu hamil terjadi perubahan hamatologi Karena perubahan sirkulasi

yang makin meningkat terhadap plasenta. Volume plasma meningkat 45-65%

dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimal pada bulan ke-9 dan meningkat

sekitar 1000 ml. Anemia pada ibu hamil paling banyak karena kekurangan zat besi

(Rukiyah, 2010).

Jika zat besi rendah di dalam tubuh maka pembentukan eritrosit akan

terganggu sehingga produksi sel darah merah akan berkurang. Sel darah merah

yang berkurang akan mengakibatkan hemoglobin menurun sehingga transportasi

oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang, sehingga metabolism tubuh

akan menurun sehingga dapat menyebabkan stress dan hipoksia pada janin yang

dapat berakibat pengaktifan HPA maternal-fetus kemudian merangsang

peningkatan CRH plasenta yang dapat menyebabkan persalinan preterm

(Manuaba, 2012).

Page 10: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

6

Penelitian ini juga didukung berdasarkan penelitian Sudiat (2015)

didapatkan pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap persalinan preterm di RSUD

Tugurejo Semarang periode Januari 2014 – September 2015 dengan hasil uji

statistik diperoleh nilap p= 0,041 (<0,05), artinya anemia merupakan salah satu

faktor penyebab terjadinya persalinan preterm. Ibu yang mengalami anemia akan

menyebabkan asupan makanan dan oksigen ke rahim menjadi berkurang,

sehingga menyebabkan janin tidak dapat bertumbuh dengan optimal. Hal ini akan

memicu terjadinya persalinan preterm (Prawirohardjo, 2014).

Menurut penelitian Wahyuni (2010) ibu yang mengalami anemia

mempunyai resiko 2,667 kali lipat mengalami persalinan preterm dibanding

dengan ibu yang tidak mengalami anemia. Dalam penelitian tersebut jelas bahwa

ada hubungan antara anemia dengan kejadian persalinan preterm.

Penelitian menurut Nasyidah (2011) anemia yang dialami oleh ibu

multigravida sebanyak 52,6% karena tingkat pendidikan sanagat berpengaruh

terhadap anemia. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah anemia pada ibu

hamil menurun dan semakin rendah pendidikan maka jumlah anemia meningkat.

Bahaya anemia selama proses kehamilan dapat terjadi seperti abortus, hambatan

tumbuh kembang janin, mudah terkena infeksi, hiperemis gravidarum, perdarahan

antepartum, ketuban pecah dini (Rabson, 2011).

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara usia ibu dengan

persalinan preterm hasil Chi Square didapatkan p-value 0.035 < 0.05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan

terjadinya persalinan preterm di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal, karena

Persalinan preterm lebih banyak terjadi pada usia beresiko, yaitu usia kurang dari

20 tahun dan lebih dari 35 tahun (Cunningham, 2013), pada usia kurang 20 tahun

secara gizi dan alat reproduksi belum matang menerima kehamilan dan belum

siap untuk melahirkan janin, sehingga peredaran darah ke uterus kurang sempurna

sehingga pemberian nutrisi pada janin akan berkurang dan dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dan ibu akan terhambat,

sedangkan pada ibu hamil usia lebih dari 35 tahun juga dapat menyebabkan

persalinan preterm karena kemampuan sistem reproduksi sudah mengalami

Page 11: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

7

penurunan sehingga dapat mempengaruhi pada proses kehamilanya karena umur

ibu yang sudah berisiko tinggi (Kristiyanasari, 2010). Ada beberapa faktor risiko

yang dapat mempengaruhi kehamilan diatas usian 35 tahun yang berdampak pada

morbiditas dan mortalitas bayi yang akan dilahirkanya, yaitu : Kesuburan

menurun, diabetes mellitus, cacat bawan janin, eklampsia atau preeklampsia,

kelainan kromosom, keguguran, perdarahan antepartum, operasi sesar, plasenta

previa, malformasi meningkat.

Pada penelitian Ningrum (2017) nilai OR (odd ratio) didapatkan sebesar

2,515, yang artinya usia merupakan faktor resiko terjadinya persalinan preterm.

Hal tersebut ditunjukan bahwa usia berisiko (<20 dan >35) memiliki

kemungkinan 2,515 kali lebih berisiko mengalami persalinan preterm

dibandingkan dengan ibu yang tidak termasuk usia tidak berisiko (20-35).

Menurut hasil penilitian Idaningsih (2015) didapatkan ibu dengan usia

lebih muda mempunyai peluang 2,6 kali lebih besar akan mengalami persalinan

preterm dibandingkan dengan ibu dengan usia normal. Dalam penelitian tersebut

jelas terdapat hubungan usia dengan kejadian persalinan preterm karena berkaitan

dengan keadaan system organ reproduksi yang belum matang. Secara fisik dan

mental usia yang baik untuk hamil berkisar 20-35 tahun. Pada usia tersebut alat

reproduksi sudah siap dan berfungsi secara maksimal, sehingga mengurangi

berbagai faktor resiko selama proses kehamilan.

Selain itu dalam penelitian Pantiawati (2013) hasil analisis dengn uji chi-

square p-value 0,004, yang berarti ibu dengan usia berisiko mengalami persalinan

preterm lebih besar disbanding dengan usia tidak berisiko.

penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Rahmawati (2013)

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan preterm di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian persalinan preterm.

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara riwayat kehamilan

multipara dengan persalinan preterm hasil Chi Square didapatkan p-value 0.028 <

0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

riwayat kehamilan multipara dengan terjadinya persalinan preterm di RSUD dr.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

8

Soeselo Kabupaten Tegal, karena . Ibu dengan paritas tinggi cenderung akan

mengalami komplikasi kehamilan yang dapat berpengaruh pada hasil persalinan,

karena paritas tinggi rawan dengan kejadian obstetri patologi yang bersumber

pada paritas tinggi, antara lain perdarahan antenatal, atonia uteri, preeklampsia.hal

ini disebabkan pada ibu yang lebih dari satu kali mengalami kehamilan dan

persalinan sehingga fungsi reproduksinya telah mengalami penurunan sehingga

dapat menyebabkan persalinan preterm.

Penelitian ini didukung berdasarkan hasil penelitian Saifuddin (2009)

menyatakan bahwa wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali atau yang

termasuk paritas tinggi mempuyai faktor resiko yang lebih tinggi mengalami

persalinan preterm karena menurunya fungsi alat reproduksi dan meningkatnya

faktor resiko.

Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian Wijayanti (2015)

menyatakan resiko kesehatan ibu dan anak meningkat pada persalinan pertama,

keempat, dan seterusnya. Kehamilan dan persalinan pertama meningkatkan resiko

kesehatan yang timbul karena ibu belum pernah mengalami kehamilan

sebelumnya, selain itu jalan lahir baru akan dicoba dilalui janin. Sebaliknya jika

terlalu sering melahirkan rahim akan menjadi semakin lemah karena jaringan

parut uterus akibat kehamilan berulang. Jaringan parut ini menyebabkan tidak

adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta tidak mendapat aliran

darah yang cukup untuk menyalurkan nutrisi ke janin akibatnya pertumbuhan

janin terganggu sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya persalinan

preterm.

Hasi penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Paembonan

(2013) meneliti tentang resiko kejadian kelahiran prematur di RSIA Siti fatimah

Makassar yang menunjukan bahwa paritas bukanlah merupakan faktor risiko

kejadian persalinan preterm. Jumlah responden dengan paritas yang berisiko atau

paritas 1 atau ≥ 4 yang cukup banyak yaitu 43,5% pada kelompok ibu hamil yang

mengalami persalinan preterm menyebabkan hasil analisis yang menunjukkan

adanya hubungan yang bermakna antara variabel paritas dengan kejadian

persalinan preterm. Pada paritas 1 atau primigravida resiko ibu mengalami

Page 13: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

9

komplikasi preeklampsia dan eklampsia lebih tinggi, sedangkan preeklampsia-

eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang berdampak pada

morbiditas dan mortalitas dari ibu maupun bayi yang yang akan dilahirkan.

Komplikasi yang dialami oleh ibu seperti preeklampsia maupun eklampsia

cenderung menyebabkan kehamilan harus diterminasi sehingga meningkatkan

risiko untuk terjadinya persalinan preterm.

Penelitian ini anemia sebagai faktor yang paling dominan mempengaruhi

persalinan preterm di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal. Hal ini ditinjau dari

nilai explanatory B (exp B), variabel anemia sebesar 0,452 lebih besar daripada

nilai exp B variabel riwayat kehamilan multipara sebesar 0,378. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian Nadhifah (2012) yaitu faktor yang paling

mempengaruhi seorang bayi lahir preterm adalah kadar hemoglobin ibu.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Soeselo Kabupaten

Tegal disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara anemia, usia ibu, dan riwayat

kehamilan multipara dengan kejadian persalinan preterm.

DAFTAR PUSTAKA

American College of Obstetricans and Gynecologist. 2016. Management Of

Preterm Labor. (Online) Available at: https://www.obstetrics-

gynaecology-journal.com/article/S1751-7214(15)00193-1/pdf (Diakses

20 Agustus 2018)

Anasari, Tri, Pantiawati, Ika. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Persalinan Preterm Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Tahun 2013. Jurnal Kebidanan. Vol. VIII. pp.1-126.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2014. Panduan Praktis Administrasi Klaim

Fasilitas Kesehatan. Jakarta.

Badan Pusat Statistis. 2016. Data Statistik Indonesia. Jumlah Penduduk menurut

Kelompok umur, Jenis Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

Benson, R.,C., Pernoll, M.,L. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 9.

Jakarta: EGC. pp: 463-465.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

10

Canhaco, E., E., Bergamo, A., M., Lippi, U., G. 2015. Perinatal Out Comes in

Women Over 40 Years of Age Compared to Those of Other Gestations.

Journal Einstein. 13 (1): 58-64

Cuningham, F., Lenovo, & Bloom. 2013. Williams Obstetic. Edisi 24. Jakarta:

EGC. pp: 180-187.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2016. Profil Kesehatain Jawa Tengah.

Depkes RI. 2010. Pusat Data dan Intermasi Kementerian RI.

Dorland, Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.

pp: 89.

Gravett, M., G., Rubens, C., E., Nunes, T., M. 2010. Global Report On Preterm

Birth And Stillbirth (3 Of 7) : Discovery Science. Biomed Central

Pregnancy And Childbirth. 2010; 10(1): S2.

Idaningsih, Ayu. 2015. Faktor - faktor Yang Berhubungan Dengan Persalinan

Prematur di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Jurnal

Kampus Stikes YPIB Majalengka. Vol IV. pp. 3458 - 3521

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pusat Data dan Informasi

Kementrian RI.

Koniyo, M., A., Arsunan, Arsin. 2013. Determinan Kejadian Kelahiran Prematur

di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei. Saboe Kota

Gorontalo. Jurnal Masyarakat Epidemiologi. 2(2): pp.6-9.

Krans, E., E., Davis, M., M. 2012. Preventing Low Assosiated with Preterm Birth

in Gaza Strip: Hospital-Based Case-Control Study. AJOG.206(5). pp:

1132-41.

Krisnadi, S., R., Effendi, J., S. 2011. Panduan Pengelolaan Persalinan Preterm

Nasional. Bandung: Himpunan Kedokteran Fetomaternal Pagi. pp: 7.

Kristiyanasari, W. 2012. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika

Manuaba, I., G., B. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. 2 ed. Jakarta : EGC. pp: 164-6.

Muhihi, A. 2016. Risk factors for small for gestational age and preterm births

among 19,269 Tanzanian newborns. (Online) Available at:

https://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com//artocles/10.1186/5/2

884-016-0900-5. (Diakses 21 Agustus 2018)

Nadhifah, dkk. 2012. Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Bayi Lahir

Prematur Dengan Model Regresi Logistik Biner Menggunakan Metode

Bayes. Jurnal Gaussian.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

11

Nasyidah. 2011. Hubungan Anemia dan Karakteristik Ibu Hamil Di Puskesmas

Alianyang Pontianak. Thesis. Universitas Tanjungpura Pontianak.

Norwitz, E., Schorge, J., O. 2008. At A Glance Obstetri & Ginekologi. Edisi 2.

Jakarta: Penerbit Erlangga. pp: 118-9.

Notoatmodjo, S. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rienaka Cipta.

pp: 27, 37.

Offiah, I., Donoghue, K., O., Kenny, L. 2012.Clinical risk factors for preterm

birth. Preterm birth: mother and child. BMJ Open. pp: 74-94.

Oroh, S., Eddy, S., Hermie, M., M., Tendean, 2015. Karakteristik Persalinan

Prematur di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal E-Clinic. 3(2):

pp 6-7.

Oxorn, H., Forte, William, R. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi

Persalinan. Jakarta: Essentia Medica. pp: 74-92.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: PT. Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp: 139-147.

Rakhma, Dwi, Yuslianti. 2013. Hubungan Usia Ibu Hamil Resiko Tinggi Dengan

Persalinan Premature Di RSUD Bangil Tahun 2013. Jurnal Kebidanan. Vol. VII .

pp.274-386.

Rahmawati, Dian. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya

Persalinan Preterm di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan.

Robson. 2011. Maternal Stress and Preterm Birth. Journal Epidemiology. Vol.

159.

Rukiyah, A., Yulianti, L. & Liana, M. 2010. Asuhan Kebidanan (Patologi

Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media. pp: 22-24.

Rustam, Mochtar. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.

Edisi ketiga. Jakarta: EGC

RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh. 2015. Rekam Medik . Banjarmasin: RSUD Dr.

H. Moch. Ansari Saleh

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Edisi 1. Cetakan 5.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. pp: 57-61.

Schuyler Center for Analysis and Advocay (SCAA). 2008. Teenege Births:

Outcomes for Young parents and Their Children. Albany. pp: 6-17.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA ANEMIA, USIA IBU, DAN RIWAYAT …eprints.ums.ac.id/69928/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfhubungan antara riwayat kehamilan multipara dengan kejadian persalinanan preterm di RSUD

12

Sudiat. 2015. Pengaruh Anemia Pada Ibu Hamil Terhadap Kejadian Persalinan

Premature Di RSUD Tugurejo Semarang Periode Januari 2014-

September 2015. Jurnal Kebidanan. Vol 4. pp. 364-497.

Sukrat, B., Wilasrusmee, C., Siribumrungwong, B., McEvoy, M., Okascharoen,

C., Attia, J., Thakkinstian, A. 2013. Hemoglobin Concentration and

Pregnancy Outcomes: A Systematic Review and Meta-Analysis. BioMed

Research International: Hindawi Publishing Corporation. pp: 1285

Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. pp: 48-9

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2015. Badan kependudukan dan

keluarga berencana nasional. badan statistik. Jakarta

Taufan, Nugroho. 2011. Buku Ajar Obsterti Ginekologi & Obstertri Ginekologi

Sosial untuk Bidan. Jakarta: EGC. pp: 45-47.

Undang - undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional.

Wahyuni, S., Wulandari. 2011. Hubungan Anemia Dengan Kejadian Persalinan

Prematur Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2010. Involusi

Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal Of Midwifery Science). Vol 1. pp.2089-

1474

Wijayanti, M., D., Widjanarko, B., Ratnaningsih E. 2011. Hubungan Usia dan

Paritas dengan Kejadian Partus Prematurus di Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang Tahun 2010. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa. 2(1).

pp: 1-56.

World Health Organization. 2012. Preterm Birth. pp: 1-4. (online) Available at:

Http://www.who.int/mediacentre/factsheets/f5363/en/ (Diakses 22

Agustus 2018)

Winkjosastro, Hanifa. 2012. Plasenta dan cairan amnion. Dalam: prawirohardjo,

S. Ilmu Kandungan. Edisi 4.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.pp 148-156.

Zhang, Y., P., Liu, X., H., Wang, J., M. 2012. Maternal Anemia and Preterm

Birth: a Prospective cohort study. Vol. 38. IMJ Epidemiology. Oxford

Journals. Org. pp: 1-7 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/

19578127/ (Diakses 15 Agustus 2018)