Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 99
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA (SUAMI) DENGAN STATUS
GIZI IBU MENYUSUI DI BPS SUHAMA AMD KEB DESA PANGKAH KULON
KABUPATEN GRESIK
Rukana, Hudzaifatut Toyyibah
ABSTRAK
Dukungan Keluarga adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril
maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakaan kegiatan
fungsi dasar keluarga yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial,
saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga (suami)
dengan status gizi ibu menyusui di BPS Bidan Suhama Amd Keb Desa Pangkah Kabupaten
Gresik.
Desain yang digunakan adalah desain penelitian analitik Cross sectional, jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 32 ibu menyusui dengan teknik purposive sampling. Instrument
dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan tes (pengukuran),analisa data yang
digunakan untuk pembuktian hipotesis menggunakan uji statistik koefesien kontigensi.
Hasil perhitungan koefesien kontigensi di dapatkan nilai p (0,10) < α (0,05), maka
hipotesis nol yang diajukan diterima. Jadi tidak ada dukungan keluarga (suami) dengan status
gizi ibu menyusui di BPS Suhama Amd Keb Desa Pangkah Kulon Kabupaten Gresik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga
(suami) dengan status gizi ibu menyusui di BPS Suhama Amd Keb Desa Pangkah Kulon
Kabupaten Gresik. Dalam Pemberian zat gizi yang sebaik-baiknya harus memperhatikan
kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktifitas,
dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil dan menyusui.
Kata kunci : Dukungan keluarga (suami),status gizi ibu menyusui
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa di pengaruhidan
ditentukan oleh tingkat kesehatan masyarakat
dimana salah satu indikator tingkat kesehatan
tersebut ditentukan oleh status gizi. Status
gizi seseorang di katakan baik apabila
terdapat keseimbangan dan keserasian antara
perkembangan fisik dan perkembangan
mental orang tersebut (Wiryo, 2005).
Seorang ibu menyusui tidak perlu makan
berlebihan, tetapi cukup menjaga agar
konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan ibu
tidak selalu menuruti rasa laparnya. Proses
menyusui itu sendiri membantu ibu
mengurangi berat badan dan dapat
mengembalikan otot kendor menjadi pulih
kembali. Tetapi, berdiet atau menahan lapar
akan mengurangi produksi air susu ibu.Ibu
menyusui biasanya cepat merasa haus.
Karenanya ibu menyusui harus minum
sebanyak mungkin: air, susu sapi, susu
kedelai, jus buah segar, atau sayur-sayuran.
Kebutuhan vitamin dan mineral selama
menyusui lebih tinggi daripada selama hamil.
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 100
Hindarilah minuman ringan, teh, atau kopi,
seperti halnya ketika hamil. Namun demikian,
tidak ada bukti ilmiah bahwa seorang ibu
yang meminum susu akan membantu
produksi ASI. Malahan, apabila ibu menyusui
terlalu banyak mengkonsumsi produk susu
dapat menyebabkan bayi terkena kolik.Saat
menyusui, minuman keras sebisa mungkin
dihindari. Selain itu, merokok selama
menyusui dapat membahayakan bayi dan
mengurangi produksi susu. Selain itu
motivasiseorangibu sangat menentukan
didalam pemberianASI eksklusifselama 6
bulan.Disebutkan bahwa dorongan dan
dukungan dari pemerintah, petugas kesehatan
dan dukungan keluarga serta dari tempat ibu
bekerja menjadi penentu timbulnya motivasi
pada ibu menyusui.
Timbulnya motivasi ibu dapat berasal dari
dukungan keluarga,dukungan keluarga
merupakan faktor yang paling besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI
eksklusif .dengan adanya dukungan keluarga
terutama dari suami maka akan berdampak
kepada peningkatan rasa percaya dari ibu di
dalam menyusui (Wirawan,2009)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, pemberian
ASI pada bayi di bawah 6 bulan
belummemuaskan. Pemberian ASI pada umur
0-1 bulan 45,4%, 2-3 bulan38,3%, dan 4-5
bulan 31%. Secara keseluruhan cakupan
pemberian ASI eksklusif di Indonesia tahun
2010 hanya 20% jauh dari target yang
ditetapkan yaitu 80%. Berdasarkan data yang
saya dapatkan di Bps Bidan Suhama Amd
Keb Pangkah Kulon Kecamatan Ujung
Pangkah Kabupaten Gresik pada bulan
desember 2011 sampai bulan mei 2012
diperoleh hasil 35 ibu menyusui dan
didapatkan hasil 25 ibu menyusui yang
kurang mendapatkan dukungan dari keluarga
(71%) dan terdapat 10 ibu menyusui yang
pemenuhan nutrisinya baik (29%)
Untuk itu dukungan keluarga mempunyai
hubungan dengan suksesnya pemberian ASI
Eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga
adalah dukungan untuk memotivasi ibu
memberikan ASI saja kepada bayinya sampai
usia 6 bulan, memberikan dukungan
psikologis kepada ibu dan mempersiapkan
nutrisi yang seimbang kepada ibu. (Sudiharto
2007) Faktor keberhasilan dalam menyusui
adalah menyusui secara dini dengan posisi
yang benar,teratur dan eksklusif. Dalam hal
ini peranan petugas kesehatan (bidan) dan
kader sangatlah penting untuk menolong ibu
menyusui, mengatasi kesulitan-kesulitannya
dan dibutuhkan informasi yang lengkap
mengenai manfaat dari ASI dan menyusui
serta mendukung ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi yang mengandung banyak
zat gizi, sedangkan ibu yang bekerja
menyebabkan ibu mempunyai kesempatan
untuk bertukar informasi dengan rekan kerja
tentang pantang makanan. Ibu menyusui
tidaklah terlalu ketat dalam mengatur
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 101
nutrisinya, yang terpenting adalah makanan
yang menjamin pembentukan air susu yang
berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya dan juga
meningkatkan produksi ASI.
Petunjuk pola makan yang sehat adalah
makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah
kalori dan zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, serat dan air. Selain itu, pola
makan harus diatur secara rasional, yaitu 3
kali sehari (pagi,siang dan malam). Selain
makanan utama ibu menyusui harus
mengkonsumsi cemilan dan jus buah-buahan
sebagai makanan selingan.Oleh karena itu,
pola makan dengan menu seimbang sangat
dianjurkan yang mana menu seimbang terdiri
dari jumlah kalori serta zat gizi yang sesuai
dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, serat dan air.
Sebagai contoh makanan yang terdiri dari
nasi, ikan, sayur bayam, apel dan susu.
Sedangkan jenis makanan yang sebaiknya
dihindari oleh ibu diantaranya adalah
makanan yang mengandung zat aditif atau
bahan pengawet makanan yang berkalori
tinggi, daging atau makanan yang tidak diolah
dengan sempurna serta makanan yang
merangsang seperti makanan pedas. Perilaku
makan ibu secara kualitatif dapat diketahui
dari frekuensi, jenis, dan porsi makan ibu
selama menyusui bayinya. Frekuensi makan
ibu menyusui yang dianjurkan yaitu makan 3
kali sehari (pagi, siang dan malam) dan sesuai
dengan porsinya. Sedangkan jenis makanan
yang dianjurkan adalah semua makanan yang
mengandung semua unsur utama dalam tubuh
terutama karbohidrat, protein, dan lemak yang
mana dikonsumsi secara seimbang dan tidak
berlebihan dengan porsi makan 2 kali porsi
makan waktu hamil. Ibu menyusui
diwajibkan menambah konsumsi protein
hewani hingga 1,5 kali dengan jumlah normal
(Krisnatuti, 2005).dari hasil uraian diatas
penulis ingin mengetahui hubungan antara
dukungan keluarga dengan status gizi ibu
menyusui di Bps Suhama,Amd Keb Desa
Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah
Kabupaten Gresik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut Apakah
ada Hubungan Antara Dukungan Keluarga
(suami) dengan Status Gizi Ibu Menyusui di
Bps Suhama,Amd Keb Desa Pangkah Kulon
Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Antara Dukungan
Keluarga (Suami) dengan Status Gizi Ibu
Menyusui di Bps Suhama,Amd Keb Desa
Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah
Kabupaten Gresik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi Dukungan keluarga
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 102
(Suami) Desa Pangkah Kulon Kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
2. Mengidentifikasi Status Gizi Ibu
Menyusui Desa Pangkah Kulon Kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik..
3. Menganalisis Hubungan Antara Dukungan
Keluarga (Suami) dengan Status Gizi Ibu
Menyusui di Bps Suhama,Amd Keb Desa
Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah
Kabupaten Gresik.
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Bagi Peneliti
Penulisan ini bermanfaat untuk menambah
wawasan tentang Hubungan Antara
Dukungan Keluarga (suami) dengan Status
Gizi Ibu Menyusui di Bps Suhama,Amd Keb
Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujung
Pangkah Kabupaten Gresik., Sehingga
peneliti dapat memberikan asuhan kebidanan
pada ibu yang menyusui.
1.3.2 Bagi Institusi Pelayanan / BPS
Dapat digunakan sebagai sarana peningkatan
mutu asuhan kebidanan di BPS Suhama Amd
Keb.Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujung
Pangkah Kabupaten Gresik.
1.3.3 Bagi Responden
Penelitian ini dapat meningkatkan
pemahaman klien tentang Hubungan Antara
Dukungan Keluarga (suami) dengan Status
Gizi Ibu Menyusui di Bps Suhama,Amd Keb
Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujung
Pangkah Kabupaten Gresik.
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai Hubungan Antara Dukungan
Keluarga (suami) dengan Status Gizi Ibu
Menyusui di Bps Suhama,Amd Keb Desa
Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah
Kabupaten Gresik.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dukungan Keluarga
2.1.1 Pengertian dukungan keluarga
Bailon dan Maglaya dalam Sudiharto
(2007) Menyatakan, bahwa keluarga adalah
dua atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah
tangga, melakukan interaksi satu sama lain
menurut peran masing-masing, serta
menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya. Keluarga adalah suatu kelompok
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
di rekat oleh ikatan darah, perkawinan,
atau adopsi serta tinggal bersama.
Sudiarto (2007), Menyatakan setiap
anggota keluarga mempunyai struktur
peran formal dan informal, misalnya suami
mempunyai peran formal sebagai kepala
keluarga dan pencari nafkah. Peran
informal suami adalah sebagai panutan dan
pelindung keluarga. Struktur keluarga
meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan keluarga saling berbagi,
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 103
kemampuan sistem pendukung di antara
anggota keluarga,kemampuan perawatan
diri dan kemampuan menyelesaikan
masalah.
Suami adalah pria yang menjadi pasangan
resmi seorang wanita (KBBI, 2005).Suami
juga berperan sebagai pencari
nafkah,pendidik,pelindung,dan memberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya (Madhi, 2009).
Friedman dalam Sudiharto (2007),
Menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga
antara lain adalah fungsi efektif, yaitu
fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh
dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerima dan mendukung.
Menurut Friedman (2003) Dukungan
keluarga merupakan bagian integral dari
dukungan sosial. Dampak positif dari
dukungan keluarga adalah meningkatkan
penyusuaian diri seseorang terhadap
kejadian-kejadian dalam kehidupan.
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga
Dukungan keluarga akan membantu dalam
mengatasi rasa frustasi yang menjalar,
menemani ibu bila terlihat kesepian,
menanggapi dan memperhatikan
kebahagian ibu. Serta menghibur bila ibu
terlihat sedih. Suami dan anggota keluarga
yang lain harus dilibatkan dalam tiap
konseling, sehingga dapat dibangun
pemahaman dari orang-orang terdekat ibu
terhadap apa yang dirasakan dan
dibutuhkannya (Saleha, 2003).
2.1.2 Fungsi Pokok Keluarga
1. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan
kepribadian) : Untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh
dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerima dan mendukung.
2. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan
sosial : proses perkembangan dan
perubahan individu keluarga, tempat
anggota keluarga berinteraksi sosial dan
belajar berperan di lingkungan.
3. Fungsi reproduktif untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomis : untuk memenuhi
kebutuhan keluarga,seperti sandang,
pangan, dan papan.
5. Fungsi perawatan kesehatan : untuk
merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan
2.1.3 Tugas Keluarga Dalam Bidang
Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai 5 tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang
harus dilakukan, yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap
anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 104
keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
seberapa besar perubahannya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang
utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segera melakukan tindakan
yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika
keluarga mempunyai keterbatasan
seyoganya meminta bantuan orang lain
dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberikan keperawatan anggotanya
yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya
terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah
apabila keluarga memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama atau kepelayanan kesehatan
untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang
menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota
keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik
antara keluarga dan lembaga kesehatan
(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang
ada).
2.1.4 Bentuk Dukungan Keluarga
a. Dukungan Emosional (Emosional
Support)
Keluarga sebagai sebuah tempat yang
aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan
terhadap emosi. Meliputi ungkapan empati,
kepedulian dan perhatian.
b. Dukungan Penghargaan (Apprasial
Assistance)
Keluarga bertindak sebagai sebuah
bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah dan
sebagai sumber dan validator identitas
anggota.Terjadi lewat ungkapan hormat
(penghargan) positif.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber
pertolongan praktis dan konkrit, mencakup
bantuan langsung seperti dalam bentuk
uang, peralatan, waktu.manfaat dukungan
ini adalah mendukung pulihnya energy atau
stamina dan semangat yang menurun
selain itu individu merasa bahwa masih ada
perhatian dan kepedulian.
d. Dukungan Informasi (informasi support)
Keluarga berfungsi sebagai sebuah koletor
dan disse minator (penyebar) informasi
tentang dunia, mencakup memberri
nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau
umpan balik. Bentuk dukungan keluarga
yang diberikan oleh keluarga adalah
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 105
dorongan semangat, pemberian nasehat
atau mengawasi tentang pola makan
sehari-hari dan pengobatan.Dukungan
keluarga juga merupakan perasaan individu
yang mendapat perhatian, disenangi,
dihargai dan termasuk bagian dari
masyarakat,aspek-aspek aspek-aspe dalam
dukungan keluarga ini adalah
nasehat,usulan,saran,petunjuk dan
pemberian informasi (Utami, 2003).
2.1.5 Hubungan dukungan keluarga
dengan harga diri
Dukungan keluarga mempengaruhi
kesehatan dengan melindungi diri
penderita kusta terhadap efek negatif dari
stres yang berat. Dukungan keluarga yang
baik seseorang dapat mengurangi stres
misalnya dengan menyibukkan diri.
Dukungan keluarga yang positif sebanding
dibawah intensitas stres yang tinggi dan
rendah, misalnya seseorang dengan
dukungan keluarga tinggi dapat memiliki
harga diri yang lebih tinggi sehingga tidak
mudah terserang stress. Peran keluarga
mempunyai pengaruh yang sangat tinggi
dalam harga diri, sebuah keluarga yang
memiliki harga diri yang rendah akan tidak
mempunyai kemampuan dalam
membangun harga diri anggota
keluarganya dengan baik, keluarga akan
memberikan umpan balik yang negatif dan
berulang-ulang akan merusak harga diri
bagi penderita, harga dirinya akan
terganggu jika kemampuannya
menyelesaikan masalahnya tidak adekuat.
2.2 Konsep Dasar Status Gizi
2.2.1 Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah Suatu ukuran mengenai
kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat
dari makanan yang dikonsumsi dan
penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.
Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi
lebih (Almatsier, 2005).
Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture
dalam bentuk variabel tertentu(Supariasa,
dkk, 2007).
Status gizi adalah Keadaan tubuh yang
merupakan hasil akhir dari
ketidakseimbangan antara zat gizi yang
masuk ke dalam tubuh dan ultilisasinya
(sediaoetama,2010)
Gizi adalah Suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti,
absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi Dalam menetukan
klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku
yang sering disebut reference. Baku
antropometri yang sering digunakan di
Indonesia adalah World Health
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 106
Organization National Centre for Health
Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku
WHO NCHS status gizi dibagi menjadi
empat: Pertama, gizi lebih untuk over
weight, termasuk kegemukan dan obesitas.
Kedua, Gizi baik untuk well nourished.
Ketiga, Gizi kurang untuk under weight
yang mencakup mild dan oderat, PCM
(Protein Calori Malnutrition) Keempat Gizi
buruk untuk severe PCM, termasuk
marasmus, marasmik-kwasiorkor dan
kwasiorkor.
2.2.2 Unsur Dalam Menu Makanan
Seimbang
Setiap orang untuk hidup dan
meningkatkan kualitas hidup memerlukan
lima kelompok zat gizi ( karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral ) dalam
jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan
kekurangan. Disamping itu manusia
memerlukan air dan serat untuk
memperlancar berbagai proses faal dalam
tubuh. Pemberian zat gizi yang sebaik-
baiknya harus memperhatikan kemampuan
tubuh seseorang untuk mencerna
makanan, umur, jenis kelamin, jenis
aktifitas, dan kondisi tertentu seperti sakit,
hamil dan menyusui. Makanan yang sehat
harus seimbang yaitu mengandung unsur-
unsur :
2.2.3 Jumlah makanan bagi ibu
menyusui
Kualitas dan jumlah makanan yang
dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada
jumlah ASI yang dihasilkan, pemberian
ASI sangat penting karena ASI adalah
makanan utama bayi. Dengan ASI bayi
akan sempurna tumbuh sebagai manusia
yang sehat dan mempunyai IQ yang
tinggi. Karena itu ibu menyusui harus
mengkonsumsi tambahan 700 kkal
untuk produksi ASI dan aktifitas ibu
selama menyusui (Paath, 2005, hal. 58).
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi sehari-
hari pada ibu menyusui, diperlukan jenis
makanan yang beraneka ragam dan jumlah
makanan yang lebih besar dari biasanya,
jenis makanan yang dikonsumsi seperti:
nasi, tempe, tahu, pepaya, telur, susu. Air
putih merupakan minuman terbaik bagi ibu
menyusui. Ibu sebaiknya minun segelas air
putih, sesaat sebelum menyusui dan kapan
saja ibu merasa haus, minimal 8 gelas (3
liter) setiap hari.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi
Penyusunan Gizi Seimbang
1. Ekonomi (terjangkau dengan
keuangan keluarga)
2. Sosial budaya (tidak
bertentangan)
3. Kondisi kesehatan
4. Umur
5. Berat badan
6. Aktivitas
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 107
7. Kebiasaan makan (like or
dislike).
8. Ketersediaan pangan setempat
2.2.5 Upaya Menanggulangi Masalah Gizi
Seimbang
Upaya menanggulangi masalah gizi
seimbang, yakni “ Gizi kurang “ dan Gizi
lebih “, adalah Dengan membiasakan
mengkonsumsi hidangan sehari-hari
dengan susunan zat gizi yang seimbang. 13
Pesan Dasar Gizi Seimbang, yaitu :
1. Makan beraneka ragam
2. Makan makanan untuk
memenuhi kecukupan energi
3. Makan sumber karbohidrat
setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan
minyak
5. Gunakan garam beryodium
6. Makan makanan bersumber zat
besi
7. Berikan ASI pada bayi
8. Biasakan makan pagi
9. Minum air putih bersih
10. Olahraga teratur
11. Hindari minuman beralkohol
12. Makan makanan yang aman bagi
kesehatan
13. Baca tabel pada makanan yang
dikemas
2.2 Contoh menu lengkap yang di
anjurkan untuk ibu menyusui
Gizi Ibu Hamil dan menyusui
2.2.6 Penilaian Status Gizi
Untuk menilai status gizi seseorang,
ditanyakan tentang makanan dan masalah
kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium tertentu. Pada
pemeriksaan darah dilakukan pengukuran
kadar zat gizi dan bahan-bahan yang
tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya
hemoglogbin, hormon tiroid dan
transferin). Untuk menentukan riwayat
makan seseorang, ditanyakan makanan apa
yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan
jenis makanan seperti apa yang biasanya
dimakan. Dibuat catatan tentang daftar
makanan yang dimakan selama 3
hari.Selama pemeriksaan fisik, diamati
penampilan secara keseluruhan dan
tingkah lakunya, juga distribusi lemak
tubuh serta fungsi organ tubuhnya.
Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan, Misalnya
perdarahan lambung apat menyebabkan
anemia karena kekurangan zat besi.
Seseorang yang telah diobati dengan
vitamin A dosis tinggi karena berjerawat
bias mengalami sakit kepala dan
pengelihatan ganda sebagai akibat
keracunan vitamin A.
Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi
oleh kelainan gizi:
1. Sistem saraf bisa terkena oleh
kekurangan niasin (pelagra), beri-beri,
kekurangan atau kelebihan vitamin B6
(piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 108
2. Pengecapan dan pembauan bisa
dipengaruhi kekurangan seng
3. Sistem pembuluh darah jantung
bisa dipengaruhi oleh :
a. Beri – beri
b. Kegemukan (obesitas)
c. Makanan tinggi lemak menyebabkan
hiperkolesterolemi dan penyakit jantung
koroner
d. Makanan kaya garam
bisa menyebabkan tekanan darah tinggi ;
1. Saluran pencernaan dipengaruhi oleh
pelagra, kekurangan asam folat dan banyak
minum alcohol
2. Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran
mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan
vitamin B dan vitamin C
3. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi
akibat kekurangan iodium
4. Kecenderungan mengalami perdarahan
dan gejala pada kulit seperti ruam
kemerahan, kulit kering dan pembengkakan
karena penimbunan cairan (edema) bisa
terjadi pada kekurangan vitamin K,
kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin
A dan beri-beri
5. Tulang dan sendi dapat terkena
ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan
kekurangan vitamin C.
2.3 Konsep Perhitungan Nilai
Tengah
2.3.1 Median
Median adalah nilai yang
membatasi 50% nilai bagian bawah dan
Nilai bagian bawah 50% nilai bagian atas
atau nilai yang letaknya ditengah setelah
datanya disusun berurutan.
Tabel Status Gizi berdasarkan indeks
Antropometri(Sumber:Yayah
K.Husaini,antropometri sebagai indeks gizi
dan kesehatan masyarakat ).
Status
Gizi
Indeks
BB/U TB/U BB/TB
Gizi
Baik
>80% > 90% > 90%
Gizi
Sedang
71%-
80%
81%-
90%
81%-
90%
Gizi
Kurang
61%-
70%
71%-
80%
71%-
80%
Gizi
Buruk
≤ 60% ≤ 70% ≤ 70%
Catatan : Persen dinyatakan terhadap
median baku NCHS
Median adalah suatu ukuran pemusatan
yang menempati posisi tengah jika data
diurutkan menurut besarnya. Posisi tengah
dari seperangkat data sebanyak N yang
telah terurut terletak pada posisi yang ke (N
+ 1) 2. Jika N gasal, maka ada data yang
berada pada posisi tengah dan nilai data itu
merupakan nilai median. Jika N genap,
maka sebagai mediannya diambil rata-rata
hitung dua data yang ada di tengah.
Sehingga median adalah nilai tengah (jika
banyaknya data gasal) atau rata-rata hitung
dua nilai tengah (jika banyaknya data
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 109
genap) dari seperangkat data yang terurut.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari
perencanaan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan mengantisipasi beberapa
kesulitan yang mungkin timbul selama
proses penelitian (nursalam,2003).
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional,
yaitu peneliti mempelajari hubungan antara
variabel sebab (independent variable) dan
variabel akibat (dependent variable) serta
melekukan pengukuran hanya satu kali saja
pada saat yang sama (nursalam,2003).
Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya ( Suhiyono, 2004 ).
Populasi dalam penelitian ini adalah
Seluruh nutrisi ibu menyusui di wilayah Bps
Suhama,Amd keb Pangkah Kulon
Kecamatan Gresik terdapat 35 ibu
menyusui.
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2011 ). Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan adalah Seluruh
nutrisi ibu menyusui di wilayah Bps
Suhama,Amd Keb Pangkah Kulon
Kecamatan Gresik terdapat 32 ibu
menyusui dengan kriteria :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yaitu karakteristik umum
subjek penelitian dari suatu populasi target
terjangkau yang akan diteliti ( Nursalam,
2008). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah:
a. Bersedia menjadi responden.
b. Ibu menyusui yang sehat fisik dan
tidak menderita gangguan jiwa.
c. Ibu menyusui yang bisa membaca
dan menulis.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi merupakan kreteria
dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi
syarat sebagai sampel penelitian yang
menyebabkan antara lain :
a. Adanya hambatan etik
b. Menolak menjadi responden
c. Terdapat keadaan yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan penelitian.
Teknik pengambilan sampel atau
Sampling
Teknik sampling merupakan suatu
proses seleksi sampel yang digunakan
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 110
dalam penelitian dari populasi yang ada,
sehingga jumlah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada ((Hidayat,
2011 ).
Dalam penelitian ini pemilihan
sampling dilakukan secara purposive
sampling dimana teknik pengambilan
sampel sesuai populasi yang di kehendaki
peneliti.
4.4 Identifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan 2
variabel yaitu :
4.4.1 Variabel independen ( ariabel
bebas )
Merupakan varibel yang menjadi
sebab perubahan atau sebab timbulnya
variabel independen (terikat) ( Hidayat,
2011 ). Variabel Independen penelitian ini
adalah Dukungan Keluarga (Suami)
4.4.2 Variabel Dependen ( variabel
terikat )
Merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena
variabel bebas ( Hidayat, 2011 ). Variabel
Dependen penelitian ini adalah Status Gizi
Ibu Menyusui .
PEMBAHASAN
Setelah melakukan analisa data dan
hasil penelitian yang diperoleh maka
ada beberapa hal yang dibahas yaitu :
6.1 Dukungan Keluarga (Suami)
tentang Status Gizi Ibu
Menyusui
Distribusi frekuensi ibu menyusui
menurut hubungan dukungan
keluarga (suami) tentang status gizi
ibu menyusui di Desa Pangkah
Kulon Kabupaten Gresik sebagian
besar responden tidak mendukung
(59%). Hal ini disebabkan oleh
sebagian masyarakat berpendidikan
menengah. Menurut Sudiharto
(2007) Dukungan keluarga
mempunyai hubungan dengan gizi
ibu menyusui, Menyatakan setiap
anggota keluarga mempunyai
struktur peran formal dan informal,
misalnya suami mempunyai peran
formal sebagai kepala keluarga dan
pencari nafkah. Peran informal
suami adalah sebagai panutan dan
pelindung keluarga. Struktur
keluarga meliputi kemampuan
berkomunikasi, kemampuan
keluarga saling berbagi,
kemampuan sistem pendukung di
antara anggota
keluarga,kemampuan perawatan
diri dan kemampuan
menyelesaikan masalah.Jadi dapat
di simpulkan Dukungan keluarga
akan membantu dalam mengatasi
rasa frustasi yang menjalar,
menemani ibu bila terlihat
kesepian, menanggapi dan
memperhatikan kebahagian ibu.
Serta menghibur bila ibu terlihat
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 111
sedih. Suami dan anggota keluarga
yang lain harus dilibatkan dalam
tiap konseling, sehingga dapat
dibangun pemahaman dari orang-
orang terdekat ibu terhadap apa
yang dirasakan dan dibutuhkannya.
6.2 Status Gizi Ibu Menyusui
Distribusi frekuensi
responden berdasarkan status gizi
ibu menyusui di Desa Pangkah
Kulon Kabupaten Gresik hampir
sebagian status gizi ibu menyusui
yang sedang (47,%).hal ini
disebabkan karena kebanyakan
masyarakat tidak tinggal satu
rumah dengan ibunya. Setiap
orang untuk hidup dan
meningkatkan kualitas hidup
memerlukan lima kelompok zat
gizi ( karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral ) dalam
jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan kekurangan,
Pemberian zat gizi yang sebaik-
baiknya harus memperhatikan
kemampuan tubuh seseorang
untuk mencerna makanan, umur,
jenis kelamin, jenis aktifitas, dan
kondisi tertentu seperti sakit,
hamil dan menyusui. Kualitas dan
jumlah makanan yang dikonsumsi
ibu sangat berpengaruh pada
jumlah ASI yang dihasilkan,
pemberian ASI sangat penting
karena ASI adalah makanan
utama bayi, karena itu ibu
menyusui harus mengkonsumsi
tambahan 700 kkal untuk
produksi ASI dan aktifitas ibu
selama menyusui (Paath, 2005,
hal. 58). Hal ini responden selama
hamil dan setelah melahirkan
sudah di beri konseling oleh bidan
desa sehingga sebagian ibu
menyusui sudah mengerti
makanan apa yang baik selama
menyusui.
6.3 Hubungan antara dukungan
keluarga (suami) dengan status
gizi ibu menyusui di BPS
Suhama Amd Keb Pangkah
Kulon Kabupaten Gresik
Berdasarkan hasil penelitian
hampir sebagian responden
dukungan keluarga (suami) (41%)
dan status gizi ibu menyusui yang
baik (41%). Hal ini tejadi karena
Mereka hidup dalam satu rumah
tangga, melakukan interaksi satu
sama lain menurut peran masing-
masing, serta menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya dalam
Sudiharto (2007)). Bentuk
dukungan keluarga yang diberikan
oleh keluarga adalah dorongan
semangat, pemberian nasehat atau
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 112
mengawasi tentang pola makan
sehari-hari dan
pengobatan.Dukungan keluarga
juga merupakan perasaan individu
yang mendapat perhatian,
disenangi, dihargai dan termasuk
bagian dari masyarakat, aspek-
aspek dalam dukungan keluarga ini
adalah
nasehat,usulan,saran,petunjuk dan
pemberian informasi (Utami,
2003).
Sebagian besar responden
tidak mendapatkan dukungan
keluarga (59%) dan status gizi ibu
menyusui yang sedang (47%). Hal
ini karena dukungan dibutuhkan
dalam mengatasi ketegangan
kehadiran keluarga sangat penting
untuk mendorong ibu dalam
meningkatkan kepercayaan diri dan
menstabilkan emosinya, serta
memberikan motivasi yang besar
terhadap ibu yang
menyusui..kualitas dan jumlah
makanan yang di konsumsi ibu
sangat berpengaruh pada jumlah
ASI yang dihasilkan, (Sudiharto
(2007)) menyatakan bahwa fungsi
dasar keluarga antara lain adalah
fungsi efektif, yaitu fungsi
internal keluarga untuk
pemenuhan menjelaskan bahwa
keluarga memiliki fungsi dukungan
yaitu dukungan
informasional,dukungan penilaian,
dukungan instrumental dan
dukungan emosional kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta
saling menerima dan mendukung
Dukungan informasional adalah
keluarga berfungsi sebagai
sebuah keluarga diseminator atau
penyebar informasi tentang semua
informasi yang ada dalam
kehidupan.Keluarga berfungsi
sebagai pencari informasi yang
berhubungan dengan masalah
menyusui dari tenaga kesehatan.
Berdasarkan hasil uji
koefisien kontigensi di dapatkan
bahwa tidak adanya hubungan
antara dukungan keluarga dengan
status gizi ibu menyusui, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitupola konsumsi dan asupan,
status kesehatan, pengetahuan,
status ekonomi, pemeliharaan
kesehatan, lingkungan dan budaya.
Dalam struktur dukungan keluarga
peran formal dan informal,
misalnya suami mempunyai peran
formal sebagai kepala keluarga
yang memperhatikan nutrisi ibu
menyusui yang dibutuhkan untuk
menjamin kesehatan yang optimal.
Peran informal suami adalah
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2015 113
sebagai panutan dan pelindung
keluarga.ada salah satu mitos
bahwa menyusui adalah urusan Ibu,
hal ini sebagian besar ibu menyusui
kurang mendapatkan dukungan
keluarga baik dari pihak keluarga
maupun suami.