Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA PIHA K
AYAH, PIHAK IBU, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP N 6 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
Oleh:
RATIKA SATYA PURI
NIM K8407040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA PIHA K
AYAH, PIHAK IBU, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP N 6 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
Oleh:
RATIKA SATYA PURI
NIM K8407040
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Ratika Satya Puri. K8407040. HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA PIHAK AYAH, PIHAK IBU DAN PEMAN FAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISIWA KELAS VIII SMP N 6 WONOGIR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011; (2) Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011; (3) Hubungan antara Pemanfaatan sumber Belajat dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011; (4) Hubungan antara Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian korelasional. Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011, sejumlah 240 siswa. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 60 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) hipotesis 1 “Ada hubungan positif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx1y sebesar 0,406 dan ρ = 0,002. (2) hipotesis 2 “Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx2y sebesar 0,425 dan ρ =0,001. (3) hipotesis 3 “Ada hubungan positif antara pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx3y sebesar 0,526 dan ρ = 0,000. (4) hipotesis 4 “Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Pihak Ibu, Dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan Ry(X1,2, 3) sebesar 0,570 dan ρ = 0,000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Ratika Satya Puri. K8407040. CORRELATION STUDY BETWEEN INTENSITY OF AN GUIDE FATHER, MOTHER AND USEFULL OF LEARNS SOURCE WITH DICIPLINE LEARNS IN CLASS VIII SMP N 6 WONOGIRI ACADEMIC YEAR 2010/ 2011. Essay, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, 2011 June.
This research aims to detect: (1) correlation between intensity of an guide father with discipline learns, (2) correlation between intensity of an guide mother with discipline learns, (3) correlation between usefull of learns source with discipline learns, (4) correlation between intensity of an guide father, mother and usefull of learns source with dicipline learns in class VIII SMP N 6 wonogiri academic year 2010/ 2011.
The research uses correlational method for conducting this research. The research population are all of students of claas VIII SMP N 6 Wonogiri academid year 2010/ 2011, it includes 240 students. The research sample is taken by cluster random sampling thecnique with totally 60 students. Thecnique of collecting the data is done by questionnaire thecnique. Thecnique of analyzing the data which is uses in this research is multiple regretion statistic analysis thecnique.
Based on the result of the research, it can be concluded that: (1) first hypothesis “these is positive enough significant correlation between intensity of an guide father with discipline learns in class VIII SMP N 6 wonogiri academic year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows rx1y sebesar 0,406 and ρ = 0,002. (2) Second hypothesis “these is positive significant correlation between intensity of an guide mother with discipline learns claas VIII SMP N 6 Wonogiri academid year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows rx2y sebesar 0,425 dan ρ =0,001. (3) Third hypothesis “these is positive significant correlation between usefull of learns source with discipline learns claas VIII SMP N 6 Wonogiri academid year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows rx3y sebesar 0,526 dan ρ = 0,000. (4) Fourth hypothesis “these is positive significant correlation between intensity of an guide father, mother and usefull of learns source with dicipline learns in class VIII SMP N 6 wonogiri academic year 2010/ 2011, is accepted. It can be seen from the result of analyzing data which shows Ry(X1,2, 3)
sebesar 0,570 dan ρ = 0,000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Tiada pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya melebihi budi pekerti yang
mulia”
(H.R. Tirmidzi dan Hakim)
” Keteguhan tanpa disiplin adalah awal dari kebodohan”
(Jim Rohn)
”Ingtlah, kebahagiaan tidak tergantung pada siapa dirimu dan apa yang kau miliki,
tetapi tergantung apa yang kau pikirkan ”
( Dale Carnige )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
1. Bapak, Ibu tercinta yang telah memberiku
harapan dan motivasi
2. Aak Yudhi Prasetya yang kusayang dan
kubanggakan
3. Alm. Adhi Prasetya yang tetap hidup di
hatiku dengan semangatnya
4. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menghadapi banyak hambatan. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, maka hambatan-hambatan tersebut dapat peneliti
atasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan, peneliti menyampaikan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Prof.Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
3. Drs. MH. Sukarno,M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
4. Drs. Haryono, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
dorongan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Noor Muhsin Iskandar M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan
semangat, bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Dra. Siti Chotidjah, M.Pd, Penasehat Akademik yang telah memberikan
bimbingan dan nasehatnya,
7. Wakimin, S.Pd M.Pd, Kepala SMP Negeri 6 Wonogiri yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
8. Ari Subiyanto, S.Pd, guru pembimbing yang telah memberikan bantuan,
bimbingan dan pengarahan saat penelitian.
9. Keluargaku, terima kasih atas bimbingan, do’a dan dukungannya selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Teman-teman Sosiologi Antropologi angkatan 2007, terimakasih atas
dukungannya dan kebersamaannya.
11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait khususnya bagi kepentingan pendidikan terutama bidang
pengajaran Sosiologi Antropologi.
Surakarta,
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………........... i
PERSETUJUAN……………………………………………………………….... iii
PENGESAHAN……………………………………………………………….… vi
ABSTRAK………...…………………………………………………………...... v
MOTTO…...………………………………………………………………..........vii
PERSEMBAHAN………………………………………………………...……..viii
KATA PENGANTAR………………..……………………………………....... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………...………..……. xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………….…......…. xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...… xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiv
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………….………………..1
B. Perumusan Masalah…………………... …………………….7
C. Tujuan Penelitian………………………………….…………8
D. Manfaat Penelitian……………………………….…………..8
BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………….10
A. Tinjauan Pustaka…………………………………….…..….10
1. Tinjauan Tentang Kedisiplinan Belajar............……...…10
2. Tinjauan Tentang Intensitas Bimbingan
Orang Tua...............................................….……….……20
3. Tinjauan Tentang Pemanfaatan Sumber
Belajar……………………….. ..........……………….....30
B. Penelitian yang Relevan………………………………….....39
C. Keranga Berpikir…………………………..………………..40
D. Hipotesis ……………………………………………………42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………43
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………...…………….43
B. Populasi dan Sampel ………………………….……………44
C. Teknik Pengumpulan Data..…………………………..……47
D. Rancangan Penelitian ...............................................……….58
E. Teknik Analisis Data……...…..…………………………….77
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..83
A. Deskripsi Data………………………………..………….....83
B. Pengujian Persyaratan Analisis ……………………………89
C. Pengujian Hipotesis………………………………...……...97
D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………......106
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...........................112
A. Kesimpulan………………………….………………….....112
B. Implikasi…………………………….………….………….113
C. Saran………………………………….……………………114
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…..……………..113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian ………………………………………………43
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ayah (X1) ....................................................................................................82
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ibu (X2) .......................................................................................................84
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (X3) .....................85
Tebel 4.4 Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Belajar (Y)..................................... 87
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas X1 ...................................................89
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas X2 ...................................................90
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas X3 ..................................................91
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Y.....................................................92
Tabel 4.9 Rangkuman Uji Linieritas X1 dengan Y...............................................93
Tabel 4.10 Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y .............................................94
Tabel 4.11 Rangkuman Uji Linieritas X3 dengan Y .............................................94
Tabel 4.12 Matriks Interkorelasi Analisis Regresi................................................95
Tabel 4.13 Koefisien Beta dan Korelasi Parsial ....................................................98
Tabel 4.14 Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh.........................................98
Tabel 4.15 Perhitungan Bobot Prediktor-Model Penuh.......................................102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................41
Gambar 4.1 Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ayah (X1).....................................................................................................83
Gambar 4.2 Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ibu (X2)........................................................................................................85
Gambar 4.3 Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber belajar (X3)........................86
Gambar 4.4 Grafik Histogram Kedisiplinan Belajar (Y) ......................................88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Soal Uji Coba Penelitian.................................................................119
Lampiran 2. Data Skor Uji Coba dan Analisis Kesahihan Butir Soal
Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua.....................................130
Lampiran 3. Data Skor Uji Coba dan Analisis Kesahihan Butir Soal
Variabel Pemanfaatan Sumber Belajar...........................................134
Lampiran 4. Data Skor Uji Coba dan Analisis Kesahihan Butir Soal
Variabel Kedisiplinan Belajar.........................................................138
Lampiran 5. Soal Angket Penelitian...................................................................142
Lampiran 6. Sebaran Frekuensi dan Histogram X1, X2, X3 dan Y.......................150
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas X1,X2 dan Y...................................................156
Lampiran 8. Hasil Uji Linieritas X1 dengan Y, X2 dengan Y dan X3
dengan Y.........................................................................................161
Lampiran 9. Hasil Uji Kolinearitas X1, X2, dan X3............................................164
Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi...................................................................166
Lampiran 11. Hasil Uji Homosedasitas...............................................................169
Lampiran 12. Profil Sekolah................................................................................172
Lampiran 13. Surat Pengantar Penelitian.............................................................173
Lampiran 14. Surat Perijinan...............................................................................174
Lampiran 15. Surat Keterangan Penelitian……………………………………..176
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan menurut Muhibbin Syah (2009:1) pada dasarnya adalah usaha
sadar menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan
cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Hal ini diungkap
secara detail dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidkan Nasional Bab 1 pasal 1. Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa :
“Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” Dan dalam keseluruhan
proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini
berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami anak didik.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-
tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya seorang guru yang
mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan fakta. Maka, akan lain cara
mengajarnya dengan guru yang lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai
proses penerapan prinsip.
Belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan merupakan
proses yang tidak ada henti-hentinya, karena dengan belajar itulah manusia dapat
berkembang. Kegiatan belajar adalah merupakan suatu proses yang terjadi secara
menyeluruh dalam diri masing-masing individu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadi-
nya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendapatkan hasil yaitu kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif
lama karena adanya usaha.
Diantara faktor yang menentukan keberhasilan belajar adalah kedisiplinan
belajar. Pada dewasa ini tingkat kedisiplinan belajar siswa dalam proses belajar
mengajar dinilai masih kurang. Ketidakdisiplinan itu misalnya, dalam mengikuti
suatu pelajaran siswa terkesan semaunya, siswa datang terlambat, siswa sering
tidak memperhatikan guru, siswa sering meninggalkan jam pelajaran, dan
sebagainya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa suasana belajar di sekolah atau
di rumah terkadang agak kurang diminati oleh siswa. Maka mereka lebih senang
menghabiskan waktu dengan teman-temannya untuk bermain atau berkumpul di
sebuah tempat yang tidak diketahui oleh orang tua atau guru. Akhirnya orang tua
resah karena prestasi anaknya menurun dan perilaku mereka sulit dikendalikan,
dan ini merupakan wujud ketidakdisiplinan siswa.
Belajar juga merupakan salah satu kewajiban setiap anak sebagai peserta
didik. Tuntutan seorang anak dalam belajar salah satunya adalah belajar dengan
teratur. Dimana hal ini merupakan pedoman seorang anak ketika menuntut ilmu
di sekolah, melihat banyaknya mata pelajaran yang harus dikuasai sehingga
menuntut pula pembagian waktu yang sesuai dengan keluasan sumber belajar.
Didalam belajar juga diperlukan adanya kedisiplinan yang dijalankan seorang
anak untuk kelancaran belajarnya. Kedisiplinan itu tak lain adalah untuk
mencapai keberhasilan belajar. Seperti yang dikatakan Soegeng Prijodarminto
(1992: 23) bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan,keteraturan dan atau ketertiban. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa seseorang dapat dikatakan berdisiplin apabila perilakunya mencerminkan
ketaatan dan kepatuhan pada peraturan, norma, atau etika yang berlaku. Adanya
kedisiplinan ini diharapkan agar siswa dapat melaksanakan kegiatan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan guna mencapai suatu tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar
mampu menghadapi lingkungan. Disiplin merupakan suatu sikap yang
menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung kaidah-
kaidah yang berlaku. dengan demikian, disiplin bukanlah suatu yang dibawa
sejak awal, tetapi merupakan sesuatu yang dupengaruhi oleh faktor ajar atau
pendidikan. Perilaku disiplin bagi siswa adalah salah satu kunci sukses untuk
dapat meraih prestasi maksimal. Fungsi utama disiplin adalah mengajarkan untuk
mengendalikan diri dengan mudah menghormati dan mematuhi aturan untuk
menertibkan diri. Dalam mendidik anak perlu disiplin tegas dalam hal apa yang
harus dilakukan dan dalam hal apa tidak boleh dilakukan.
Tumbuhnya keberhasilan belajar bukan merupakan suatu peristiwa yang
tiba-tiba terjadi seketika. Kedisiplinan belajar pada diri anak tumbuh dengan
adanya bantuan dari pendidik, baik orang tua, guru, maupun masyarakat. Orang
tua sangat berperan penting dalam pembinaan kedisiplinan belajar di rumah yaitu
dengan memberikan teladan yang baik serta mencukupi kebutuhan belajar anak.
Guru berperan dalam pembinaan kedisiplinan belajar di sekolah yaitu dengan
menerapkan berbagai peraturan dalam hal belajar di sekolah seperti masuk
sekolah sebelum bel berbunyi, mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan
guru, dan tidak membolos sebelum jam pelajaran sekolah berakhir. Selain orang
tua dan sekolah kedisiplinan belajar juga dipengaruhi oleh masyarakat. Apabila
kondisi masyarakat sekitar mempunyai tingkat disiplin belajar yang tinggi, maka
dengan sendirinya akan berpengaruh pada diri anak tersebut, demikian pula
sebaliknya. Akan tetapi sering kita jumpai para pendidik yang kurang
memperhatikan masalah kedisiplinan belajar sehingga sering terjadi berbagai
pelanggaran.
“Disiplin mempunyai empat unsur pokok menurut Elizabeth B. Hurlock yang diterjemahkan Med. Meitasari Tjandrasa (2002: 84), mengemukakan empat unsur pokok disiplin adalah peraturan sebagai perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan memaksanya, hukuman untuk pelanggaran peraturan dan penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku. “
Agar dapat selalu menerapkan disiplin belajar, perlu diadakan
pembimbingan dalam rangka menanamkan tanggung jawab kepada anak. Usaha
yang dapat ditempuh salah satunya dengan melakukan pembimbingan dalam
keluarga, hal ini karena keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama
seorangan anak. Keluarga dapat menjadi sarana yang utama untuk menanamkan
kedisiplinan. Yaitu dengan cara keluarga, terutama orang tua, senantiasa
membimbing anaknya untuk disiplin. Orang tua dapat menanamkan sikap
disiplin itu sejak kecil, sehingga ketika ia sudah besar, sikap disiplin itu akan
tetap diterapkan terutama dalam kegiatan belajarnya. Dalam membimbing anak,
ukuran atau banyak waktunya harus juga diperhatikan. Hal ini bertujuan agar
anak senantiasa ingat akan kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan orang tuanya,
yang dalam hal ini kebiasaan disiplin belajar.
Dalam kedudukannya sebagai pendidik, maka orang tua sangat berperan
dalam pendidikan. Peranannya adalah sebagai pembimbing atau penuntun,
yakni pembimbing, mengarahkan anaknya agar tidak salah dalam mengambil
suatu sikap atau tindakan yang melanggar norma dan agama. Betapa besar
tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam bidang pendidikan, yaitu
menanamkan dasar perkembangan jiwa anak. Seperti apa yang dikatakan oleh
Hasbullah (2001:4) bahwa:
“ Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi: adanya motivasi atau dorongan cinta kasih orang tua dan anak, pemberian motivasi kejiwaan moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya, tanggung jawab sosial, memelihara dan membesarkan anaknya, dan memberi pendidikan.”
Orang tua memiliki beberapa fungsi, yang diantaranya adalah sebagai
pembimbing. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Abu Ahmadi
dan Nuruhbiyati ( 2001: 177) yang mendefinisikan “Orang tua adalah pemimpin
keluarga, maka orang tua bertanggung jawab sebagai pendidik, pemelihara,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengasuh, pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.” Sebagai
pendidik, orang tua mengarahkan pengetahuan dasar pada anaknya,misalnya
mengajarkan sopan santun. Orang tua sebagai pemelihara berkewajiban
memenuhi semua kebutuhan anaknya. Sedangkan fungsi orang tua sebagai
pengasuh, bahwa mereka bertugas merawat anaknya sejak lahir hingga dewasa.
Kemudian fungsi orang tua sebagai pembimbing, mereka bertanggung jawab
menuntun anaknya menjadi orang yang berguna di masyarakat. Dan sebagai
pembina, orang tua berperan untuk mengajarkan hal-hal yang belum diketahui
anak.
Selain pembimbingan dari orang tua, adanya sumber belajar dapat
mendorong sikap disiplin belajar anak. Sumber belajar menurut Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai (2003: 77) adalah “Segala daya yang dapat dimanfaatkan
guna memberikan kemudahan seseorang dalam belajarnya”. Seorang anak yang
dapat memanfaatkan segala sesuatu disekitarnya untuk membantu kegiatan
belajarnya akan memudahkan belajarnya untuk mencapai keberhasilan belajar.
Misalnya buku, koran, majalah, bahkan orang di sekitarnya sekalipun dapat
membantu kegiatan belajar anak. Namun terkadang mereka tidak sadar akan hal
itu. Apabila mereka menyadari itu, sikap disiplin belajar mereka bisa muncul.
Dengan adanya sumber belajar yang dapat memudahkan belajar, anak-anak
akan lebih mematuhi jadwal belajarnya dengan penuh kesadaran.
Dalam kegiatan belajar, sumber belajar merupakan unsur yang sangat
penting. Sumber belajar merupakan tempat yang dapat dijadikan sebagia usaha
untk mendapatkan sebuah pengetahuan yang dapat menunjang kegiatan belajar.
Sumber belajar ada bermacam-macam dan diharapkan siswa bisa
memanfaatkannya dengan baik. Sebagaimana pendapat Nasution (2000:194)
bahwa “Jika langkah-langkah dalam belajar mengajar diatur dengan baik, maka
belajar itu akan efisien. Dalam pengajaran, guru dibantu pula oleh bermacam-
macam sumber belajar.” Sumber belajar dapat merupakan bagian dari proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengajar, akan tetapi dapat pula menggantikan ceramah, demonstrasi/
laboratorium, dan sebagainya.
Ketersediaan sumber belajar yang diiringi dengan pemanfataannya secara
tepat, akan memunculkan semangat belajar anak. Kebiasaan belajar anak yang
memiliki sumber belajar yang memadai akan berbeda dengan anak yang memilki
sumber belajar sangat minim. Anak yang memliki sumber belajar memadai akan
lebih mematuhi jadwal belajarnya, dan anak yang memiliki sumber belajar
sangat minim akan lebih malas belajar. Atau bahkan sebaliknya, anak yang
memilki sumber belajar sangat minim akan belajar lebih giat. Kesadaran anak
akan ketentuan seorang siswa, yaitu belajar sangat dipengaruhi oleh faktor dari
luar dan dari dalam. Faktor dari luar misalnya suasana rumah, arahan orang tua,
waktu yang tersedia dan lain sebagainya. Sedangkan faktor dari dalam misalnya
sifat malas-malasan, suka melamun, susah berkonsentrasi (memusatkan
perhatian) dan lain sebagainya.
Kesiapan siswa selalu beriring dengan pemanfaatan sumber belajar yang
intensif. Sumber belajar merupakan komponen dalam kawasan teknologi
instruksional, yang disebut komponen sistem instruksional. Menurut Mudhoffir
(1992: 1-2) mengatakan bahwa:
“Komponen sistem instruksional terdiri dari pesan (semua mata pelajaran), orang (guru dan siswa), bahan (buku, slide, transparansi, modul, majalah, bahan pengajaran terprogram dan lain-lain), alat (proyektor slide, OHP, televisi, dan sebagainya), teknik (pengajaran terprogram, belajar sendiri, diskusi, tanya jawab dan lain-lain), dan lingkungan (lingkungan fisik misalnya gedung, kelas, perpustakaan, laboratorium dan sebagianya serta lingkungan nonfisik misalnya penerangan, sirkulasi udara dan lain-lain).”
Melihat hal itu, guru dan peserta didik dituntut kreatif, improvisatif,
inisiatif dan inovatif dalam membuat dan mengembangkan alat peraga lain.
Disamping itu juga berinisiatif untuk mendayagunakan lingkungan sekitar sebagi
sumber belajar yang konkrit seperti bebatuan, tanah, tumbuhan, keadaan alam,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pasar, kondisi social, ekonomi dan budaya kehidupan yang berkembang di
masyarakat. Sumber belajar yang ada seharusnya dimanfaatkan dengan optimal.
Adanya sumber belajar tadi, baik yang memadai maupun yang minim,
tidak terlepas dari bimbingan orang tua untuk menanamkan sifaf kedisiplinan
dalam belajar. Anak yang telah memiliki sumber belajar yang memadai belum
tentu akan sadar mengenai tanggung jawab belajarnya dengan memanfaatkan
sumber belajar yang ia miliki itu. Orang tua yang sering menanyakan tentang
kegiatan belajar anaknya, sekaligus akan menyadarkan anaknya akan belajar.
Sedangkan orang tua yang jarang menanyakan tentang kegiatan belajar anaknya,
maka bisa jadi si anak kurang sadar akan tanggung jawab belajarnya. Dengan
memperhatikan hal tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian mengenai
“Hubungan Antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Pihak
Ibu Dan Pemanfaatan Sumber Belajar Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa
Kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/ 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara intensitas bimbingan orang tua pihak ayah
dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun
Pelajaran 2010/2011?
2. Apakah ada hubungan antara intensitas bimbingan orang tua pihak ibu
dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun
Pelajaran 2010/2011?
3. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan sumber belajar dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran
2010/2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Apakah ada hubungan secara bersama antara intensitas bimbingan orang
tua pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber belajar dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran
2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara intensitas bimbingan orang tua
pihak ayah dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6
Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara intensitas bimbingan orang tua
pihak ibu dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri
Tahun Pelajaran 2010/2011.
3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara pemanfaatan sumber belajar
dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun
Pelajaran 2010/2011.
4. Untuk mengetahui adanya hubungan secara bersama antara intensitas
bimbingan orang tua pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber
belajar dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri
Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dalam dua hal, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai suatu karya ilmiah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat membantu memecahkan masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berhubungan dengan kedisiplinan belajar siswa kaitannya dengan
bimbingan orang tua dan sumber belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi orang tua
1) Orang tua/ keluarga diharapkan dapat senantiasa membimbing anak-
anaknya memecahkan masalah untuk meningkatkan kedisiplinan
belajar.
2) Orang tua/ keluarga diharapkan juga memperhatikan sumber belajar
yang diperlukan anaknya.
b. Bagi siswa
1) Siswa diharapkan untuk dapat memanfaatkan sumber belajar dengan
baik.
2) Siswa diharapkan senantiasa mempertahankan kualitas belajar
mereka dengan disiplin belajar untuk meraih hasil belajar yang
optimal.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber belajar
(guru, sarana dan prasarana belajar) agar siswa dapat belajar secara
efektif
2) Sekolah dapat mendukung usaha orang tua dalam membimbing
anak-anaknya dalam kedisiplinan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Mengenai Kedisiplinan Belajar
a. Pengertian Kedisiplinan
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam
kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Seperti apa yang dikatakan
Moeliono dalam Nhowitzer, (2007), Korelasi Perlakuan Guru Bimbingan Dan
Konseling Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Samudra
Kulon Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas, http://
nhowitzer.multiply.com/journal/item/1, diambil pada tanggal 28 Februari 2011
pukul 19.51. Beliau mengatakan bahwa “Disiplin artinya adalah ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain
sebagainya.” Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa
terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang
meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan
dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di
lingkungan luar sekolah.
Menurut Melayu SP Hasibuan (1994: 212) bahwa “Kedisiplinan adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma yang berlaku”. Dapat dikatakan kedisiplinan harus dilakukan
secara sadar dan dengan kesadaran tanpa adanya suatu paksaan dan tekanan dari
pihak manapun.
Suharsimi Arikunto (1990: 144) mengatakan bahwa “Disiplin adalah
kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong
oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Kedisiplinan berkaitan erat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan pengendalian diri seseorang dalam melakukan tindakan secara sadar
melalui pembentukan diri dan watak.”
Pengertian disiplin menurut Raka Joni yang dikutip Sulistryo dan Ign.
Wagimin (1986: 61) adalah bahwa “Disiplin mencakup setiap macam pengaruh
yang ditunjukan untuk membantu siswa agar ia dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungann dan juga tentang cara menyelesaikan
tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan siswa terhadap lingkungannya.”
Sedangkan menurut Soegeng Prijodarminto (1992; 23) bahwa “Disiplin
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,keteraturan
dan atau ketertiban.” Hal ini dapat dijelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan
berdisiplin apabila perilakunya mencerminkan ketaatan dan kepatuhan pada
peraturan, norma, atau etika yang berlaku. Adanya kedisiplinan ini diharapkan
agar siswa dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan guna mencapai suatu tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian kedisiplinan mengandung unsur-
unsur sebagai berikut:
1) Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.
2) Didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya.
3) Kesadaran tanpa adaya suatu paksaan atau tekanan dari pihak manapun.
4) Membantu menyesuaikan diri dengan lingkungannya sekaligus
meyelesaikan tuntutan yang ingin ditujukan oleh siswa.
5) Melaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan untuk mencapai suatu
tujuan.
b. Pengertian Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2009: 5) “Belajar dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kognitif. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik,
keadaan mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.”
Menurut Slameto (1995 : 2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. “
Sedangkan menurut Sardiman AM (2001: 23) menyatakan bahwa
“Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk menuju perkembangan pribadi yang seutuhnya yang menyangkut
unsur cipta, rasa, karsa dan ranah afektif, kognitif dan psikomotorik”.
Menurut Oemar Hamalik mengatakan bahwa “Belajar merupakan suatu
perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar itu perubahan-perubahan yang
bersifat psikis.”
Pendapat lain dikatakan oleh Omrod (1995) dalam Abied, (2010), Sikap
dan Kebiasaan Belajar Siswa. diambil pada meetabied.wordpress.com
/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-belajar-siswa/, diambil pada 30 desember 2010
pukul 20:10. Beliau mendeskripsikan adanya dua definisi belajar yang berbeda.
Definisi pertama menyatakan bahwa “ Learning is a relatively permanent
change in behavior due to experience”. Belajar merupakan perubahan perilaku
yang relatif permanen karena pengalaman. Sedangkan definisi kedua menyatakan
bahwa “Learning is relatively permanent change in mental associations due to
experience”. Belajar merupakan perubahan mental yang relatif permanen karena
pengalaman. Definisi pertama memberikan penekanan pada perubahan perilaku,
sedangkan definisi kedua memberikan penekanan pada perubahan mental.
Slameto (1995: 7) menjelaskan apa saja ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu :
a) Perubahan terjadi secara sadar. Individu menyadari atau merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. Dan perubahan tingkah laku yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terjadi karena mabuk atau tidak sadar, tidak termasuk perubahan karena belajar. karena orang bersangkutan tidak menyadari perubahan itu.
b) Perubahan bersifat kontinu dan funsional. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya yang kadang akan memperoleh kecakapan-kecakapan yang lain.
c) Perubahan bersifat positif dan aktif. Perubahan selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu ynag lebih baik dari sebelumnya. Perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
d) Perubahan bukan bersifat sementara. Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap/ permanen dan bukan sementara.
e) Perubahan yang bertujuan atau terarah. Tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Dengan begitu perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Ada beberapa ciri-ciri belajar menurut Umar Tirtaraharja dalam Abied,
(2010), Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa, diambil
meetabied.wordpress.com/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-belajar-siswa/,
Diambil pada 30 desember 2010 pukul 20:10. Ciri-cirinya adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses kematangan.
2. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena perubahan kondisi fisik.
3. Hasil belajar bersifat relative menetap.
Selain yang dikemukakan diatas, dikatakan pula unsur/ciri-ciri belajar
menurut Umar Tirtaraharja dalam Abied, (2010), Sikap dan Kebiasaan Belajar
Siswa, diambil meetabied.wordpress.com/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-
belajar-siswa/, Diambil pada 30 desember 2010 pukul 20:10. Ciri-cirinya
adalah:
1. Bahwa Belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bahwa perubahan tersebut berupa kemampuan baru dalam memberikan respons terhadap suatu stimulus.
3. Bahwa perubahan itu terjadi secara permanen 4. Bahwa perubahan tersebut terjadi karena proses pertumbuhan atau
kematangan fisik,melainkan karena usaha sadar.
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai kondisi yang diinginkan setelah
pebelajar (individu yang belajar) selesai melakukan kegiatan belajar.Dalam
pengertian bahwa setelah belajar diharapkan akan terjadi perubahan dalam diri
siswa, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memahami menjadi memahami,
dari tidak terampil menjadi terampil dan sebagainya. Demikian pula dalam hal
sikap, belajar
Dari uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar
mengandung unsur-unsur sebagai berukut:
1) Suatu kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk sebagai pola tingkah
laku belajar.
2) Menurut ketentuan yang ditaati secara sadar.
3) Menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam belajar, dan
4) Kondisi itu memiliki tujuan untuk menjadi yang lebih baik.
c. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Pembentukan Kedisiplinan Belajar
Pembentukan kedisiplinan belajar dilakukan melalui suatu proses yang
sangat panjang yaitu dimulai sejak dini di dalam lingkungan keluarga dan
dilanjutkan di lingkungan sekolah. Pembiasaan kedisiplinan di dalam lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekolah ini mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan kehidupan siswa di masa yang akan datang.
Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang faktor-
faktor yang berperan dalam kedisiplinan belajar yaitu:
a) Elizabeth B. Hurlock (2006 : 84) menyatakan bahwa :
”Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, ia harus mempunyai empat unsur pokok. Adapun cara mendisiplinkan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
digunakan yaitu: 1) peraturan sebagai pedoman perilaku, 2) konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksanya, 3) hukuman untuk pelanggaran peraturan, 4) penghargaan untuk perilaku yang baik sejalan dengan peraturan yang berlaku”.
b) T.O Ihromi (1999 : 53) menyatakan bahwa ” penting pula diketahui bahwa
penanaman nilai nilai dalam proses sosialisasi perlu diperhatikan empat aspek
yang terkait agar tujuan pendidikan tercapai yaitu: 1) peraturan, 2) sanksi
berupa hukuman, 3) penghargaan, 4) konsistensi”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa faktor-faktor yang berperan penting dalam pembentukan kedisiplinan
belajar siswa adalah:
1) Mengikuti dan mentaati peraturan
Peraturan merupakan suatu pola yang ditetapkan untuk mengatur
tingkah laku siswa agar sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan
peraturan dapat memberikan dorongan dan kebiasaan untuk hidup lebih tertib
dan teratur. Apabila kita mampu mengikuti dan mentaati peraturan sekolah
dengan baik, maka kedisiplinan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Sebaliknya, apabila kita melanggar peraturan-peraturan tersebut maka akan
dikenakan sanksi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk sistem kredit point.
Besar kecilnya kredit tersebut berbeda-beda tergantung dari kesalahan siswa.
2) Kesadaran diri
Kesadaran diri merupakan suatu pemahaman yang telah diserap oleh
seseorang akan pentingnya kedisiplinan, sehingga dalam kesadaran diri
mengandung kerelaan untuk mematuhi dan melaksanakan semua peraturan
dan norma yang berlaku serta akan melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab. Kesadaran diri yang dimiliki seseorang akan menjadi motif
atau dorongan yang sangat kuat bagi terwujudnya kedisiplinan belajar,
sehingga hal ini dapat menciptakan anak dalam mencapai kemandirian secara
lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Alat pendidikan
Alat pendidikan ini sangat bermanfaat untuk mempengaruhi, mengubah,
membina, dan membentuk perilaku siswa yang sesuai dengan nilai-nilai yang
telah ditentukan. Siti Meiahati yang dikutip oleh Soedomo Hadi (2003 : 89)
berpendapat bahwa ” alat pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat
kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik,
tetapi alat pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi
yang dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan pendidikan”.
4) Hukuman
Hukuman bagi seorang siswa merupakan salah satu faktor dalam
pembentukan kedisiplinan belajar dan dianggap positif karena hukuman ini
merupakan salah satu upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan
perbuatan yang salah, sehingga seseorang akan kembali pada perilaku yang
diharapkan. Selain itu, hukuman ini sangat penting artinya karena dapat
memberikan dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhi
peraturan yang telah ditetapkan. Hal senada juga diungkapkan oleh Kartini
Kartono (1985 : 23) yang mengatakan bahwa ”hukuman kadang-kadang perlu
untuk mendidik anak dan menyalurkan tingkah laku anak”. Jadi hukuman
dalam hal ini bersifat positif.
5) Penghargaan atau hadiah
Dalam hal ini hadiah atau penghargaan tidak harus dalam bentuk benda
atau materi, akan tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, atau
menepuk-nepuk bahu anak. Biasanya, sebuah hadiah atau penghargaan akan
diberikan setelah anak melakukan suatu tindakan atau tingkah laku yang benar
dan terpuji. Adanya pemberian hadiah ini mempunyai peranan yang sangat
penting yaitu untuk memberikan motivasi kepada anak agar ia dapat
mengulangi tingkah laku yang benar dikemudian hari. Hal senada juga
diungkapkan oleh Kartini Kartono (1985 : 31) yang mengatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
”ganjaran akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi
tingkah lakunya”.
6) Konsistensi
Hal ini merupakan derajat kesamaan atau kestabilan akan aturan-aturan,
sehingga anak-anak tidak akan bingung tentang hal-hal yang seharusnya
dilakukan. Konsistensi sangat tepat apabila diterapkan dalam aturan-aturan,
hukuman, maupun sanksi. Apabila kita tidak konsisten di dalam menerapkan
peraturan, hukuman, maupun sanksi, maka nilai dari hukuman dan aturan
tersebut akan hilang. Konsistensi dianggap sebagai faktor yang paling penting
karena segala sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang dengan konsisten
akan menjadi pedoman atau aturan seperti penggunaan waktu, menerapkan
hukuman, dan memberi hadiah atau penghargaan.
Kedisiplinan belajar tidak hanya diterapkan di sekolah, tetapi harus
diterapkan dirumah, karena waktu belajar anak lebih banyak belajar di
lingkungan keluarga atau di rumah. Sehingga dapat dikatakan lingkungan
keluargalah yang memberikan suasana untuk terciptanya kedisiplinan belajar
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Elida Prayitno (1989: 156) yang
menyatakan bahwa:
”Orang itu dapat menciptakan situasi fisik maupun psikologis yang menyokong minat dan kegairahan anaknya dalam belajar. Penyediaan kesempatan yang dibutuhkan anak dalam belajar di rumah maupun di luar rumah sangat menunjang kesuksesan anak dalam belajar. Membina hubungan akrab dengan anak dan memberikan perhatian yang tinggi peting dan patut diperhatikan oleh orang tua, jika ingin anaknya berhasil dalam belajar.”
Dari pendapat di atas, disimpulkan bahwa orang tua sebagai penanggung
jawab dalam keluarga harus mampu menciptakan suasana keakraban diantara
anggota keluarga di rumah dan juga harus memberikan perhatian yang cukup
terhadap kegiatan belajar anak. Misalnya dengan membantu anak dalam
belajar, menaati anak dalam menaati jadwal kegiatan belajar, memberikan
sarana belajar yang dibutuhkan oleh anak dan sebagainya. Dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perhatian yang diberikan oleh orang tua kepada anak, diharapkan anak akan
lebih termotivasi dalam belajarnya, sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan
belajar sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Menurut Slameto (1995: 76) bahwa untuk meningkatkan cara belajar
yang efektif siswa perlu memperhatikan beberapa hal, yakni:
(1) Kondisi internal merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri siswa tersebut. Misalnya kesehatan atau ketentraman hati. Hal ini menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yaitu: a) Kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan jasmani
manusia,misalnya makan, minum tidur dan sebagainya. Jika kebutuhan fisiologisnya tidak terganggu sehingga tidak mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar.
b) Kebutuhan keamanan dan keselamatan, dimana siswa dapat efektif jika siswa dapat menjaga keseimbaangan emosinya secara baik sehingga perasaan aman dapat tercapai dan dapat memusatkan konsentrasi, dalam hal ini belajar.
c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, dimana cara belajar yang efektif akan tercapai apabila seseorang dapat melakukan kerjasama dengan teman-temannya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman dalam berpikir.
d) Kebutuhan akan pengakuan, penghargaan dan kedudukan, yang mana setiap siswa perlu optimis, percaya akan kemampuan diri dan yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
e) Kebutuhan aktualisasi diri, yang mana belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi keinginan yang dicita-citakan. Oleh karena itu, siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita-cita yang diinginkan.
f) Kebutuhan untuk mengetahui dan dimengerti, yang mana kebutuhan ini berfungsi untuk memuaskan rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu.
g) Kebutuhan estetik, dimana kebutuhan ini merupakan suatu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu kebutuhan.
(2) Kondisi Eksternal Kondisi eksternal merupakan suatu keadaan yang ada di luar diri
menusia seperti kebersihan rumah, penerangan dan keadaan lingkungan fisik yang lain. Kita dapat menciptakan kediplinan belajar apabila terdapat lingkungan fisik yang baik dan teratur. Karena dengan dukungan keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sekitar yang baik, maka konsentrasi, kemauan dan semangat dalam belajar akan selalu terjaga, sehingga anak akan merasa nyaman dalam belajar.
(3) Strategi Belajar Dengan strategi yang tepat, dapat tercapai suatu keadaan dimana
kedisiplinan belajar dapat terlaksana dengan baik. Strategi ini digunakan untuk mengatur waktu yang seefisien mungkin untuk mencapai hasil atau prestasi yang maksimal. Pelaksanaan cara belajar agar dapat membantu siswa dapat dilakukan dengan pengaturan waktu belajar yang baik seperti: a) Belajar tepat waktunya dan tidak membiasakan diri menunda untuk
belajar sampai seluruh pelajaran berakhir. b) Belajar untuk mengatur waktu dengan tepat. c) Adanya waktu luang untuk rekreasi agar pikiran menjadi tenang. d) Tidak menggunakan waktu tidur untuk belajar karena dapat
menggangu kesehatan. Dengan strategi yang tepat, maka belajar akan terasa
menyenangkan dan tidak membosankan. Apabila anak selalu belajar tanpa perasaan senang, anak akan merasa jenuh dan bosan sehingga semangat untuk belajar akan dengan mudah hilang. Anak akan menjadi berpkiran bahwa belajar adalah hal yang membosankan dan tidak menyenangkan. Dengan strategi belajar yang tepat, anak diharapkan dapat mencapai suatu hasil belajar yang maksimal.
d. Fungsi Kedisiplinan
EB Hurlock (1993: 97) menyebutkan fungsi disiplin dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Fungsi yang bermanfaat.
Fungsi yang bermanfaat ini meliputi :
(b) untuk mengajar anak yaitu bahwa perilaku tertentu selalu diikuti
hukuman, namun yang lain akan diikuti dengan pujian,
(c) untuk mengajarkan anak tentang suatu tingkatan penyesuaian yang
wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan,
(d) untuk membantu anak mengembangkan hati nuraninya.
2) Fungsi yang tidak bermanfaat
Fungsi yang tidak bermanfaat ini meliputi :
(a) untuk membuat takut anak,
(b) sebagai pelapisan agresi orang yang mendisiplin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tinjauan Mengenai Bimbingan Orang Tua
a. Pengertian Orang Tua
Sebelum kita membahas mengenai pengertian bimbingan orang tua,
terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian orang tua.
Orang Tua menurut Soedomo Hadi (2003: 22) adalah ”Ayah dan ibu
yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.” Sedangkan Abu
Ahmadi dan Nuruhbiyati (2001: 177) mendefinisikan ”Orang tua adalah
pemimpin keluarga, maka orang tua itu bertugas sebagai pendidik, pemelihara,
pengasuh, pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.”
Dalam Undang- Undang Nomor 4 bab III pasal 9 tentang hak anak yang
dikutip Soerjono Soekanto (1990: 172) ” Orang tua adalah yang pertama-tama
bertanggungjawab atas kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun
sosial.”
Thamrin Nasution dan Nur Halijah (1989: 1) mengemukakan bahwa
”Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau
rumah tangga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut ibu-bapak.”
Sedangkan pengertian orang tua sendiri, menurut Ngalim Purwanto (1988: 8)
adalah sebagai berikut:
”Orang tua adalah pendidik sejati karena kodratnya, maka oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula yang berarti pendidik atau orang tua hendaknya mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya, dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangannya sendiri.”
Adanya berbagai rumusan pengertian tersebut, terkandung unsur-unsur
dalam orang tua yaitu:
(1) Orang tua itu bertugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh,
pembimbing, pembina maupun guru bagi anaknya.
(2) Orang yang petama-tama bertanggung jawab atas kesejahteraan anaknya.
(3) Orang yang mengutamakan kepentingan anak-anaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tiap-tiap anggota keluarga berperan terhadap pendidikan anak-anaknya.
Menurut Ngalim Purwanto (2002: 82) peranan ibu dalam pendidikan anaknya
adalah sebagai berikut:
(1) Pengasih dan pemelihara, (2) Tempat mencurahkan isi hati, (3) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga, (4) Pembimbing hubungan pribadi, dan (5) Pendidik dalam segi-segi emosional.
Sedangkan peranan ayah dalam pendidikan anak menurut Ngalim
Purwanto (2002: 83) adalah sebagai berikut:
(1) Sumber kekuasaan dalam keluarga, (2) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat, (3) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga, (4) Bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan (5) Pendidik dari segi rasional.
b. Pengertian Bimbingan Orang Tua
Menurut Ny. Y. Singgih dan Singgih D. Gunarso (1992:12)
mengemukakan pengertian bimbingan sebagai berikut: ”Bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada seseorang agar perkembangan yang dimiliki
didalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat
menentukan sendirijalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus
bergantung pada orang lain.”
Kemudian menurut Dewa Ketut Sukardi (1995: 2) berpendapat bahwa
”Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang
atau sekelompok orang secara ters menerus dan sistemats oleh pembimbing agar
individu atau sekelompok individu menjadipribadi yang mandiri”.
Chrisholm dalam Oemar Hamalik (1990: 193) mengatakan bahwa :
”Bimbingan adalah proses pertolongan individu agar dapat mengenal dirinya dan
supaya individu itu dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
didalam kehidupannya”.
Sedangkan menurut Prayitno (2001: 193) ”Bimbingan adalah proses
pemberian pada individu agar ia dapat mandiri, dengan menggunakan bahan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berupa interkasi, nasehat, gagasan dan asuhan yang didasarkan atas norma-
norma yang berlaku.”
Ada pula pendapat Hadari Nawawi (1995: 26) yang menyatakan bahwa
”Bimbingan adalah usaha menolong orang lain/ siswa untuk mengembangkan
pandangannya tentang diri sendiri, orang lain dn masyarakat sekitarnya agar
mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang
dihadapinya dengan menetapkan keputusan terbaik dalam menyelesaikan
masalah atau kesukaran yang dihadapinya itu.”
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian bimbingan mengandung unsur-unsur sebgai berikut:
1) Proses pemberian bantuan yang diberikan secara terus menerus oleh
seseorang kepada orang lain.
2) Memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam
dirinya sehingga dapat menjadi pribadi yang mandiri.
3) Agar orang yang dibimbing mampu memecahkan setiap masalah yang
dihadapinya.
c. Pengertian Intensitas Bimbingan Orang Tua
Sebelumnya pengertian intensitas menurut Daryanto (1998: 264) adalah
”Keadaan tingkatan atau ukuran intensnya.” Singgih D. Gunarsa (1990:60)
mengatakan bahwa ”Intensitas adalah kekuatannya, misalnya intensitas rangsang
berarti kekuatan rangsang.”
Kemudian Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962: 18) mengatakan bahwa:
”How an individual conceives the world is dependent, first of all, upon the nature of the Physical and social enviroment in which he is immersed (... .) An the world images of different member of the same family- Park Avenue or Tenessee mountain- will differ because of subtle diferrences in the nature of their social environtment: different members of the same family will receive varying treatment from their associates depending upon their age, sex, position in the family, etc ”.
(Bagaimana individu menggambarkan dunia adalah tergantung, pertama atas pembawaan dari fisikdan lingkungan sosial yang diselaminya (... .) Dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dunia membayangkan perbedaan anggota dari keluarga yang sama-Park Avenue atau Tenessee mountain- akan berbeda, karena perbedaan yang tidak diketahui dalam pembawaannya pada lingkungan sosial. Perbedaan anggota dari keluarga yang sama akan menerima perlakuan yang menyimpang dari gabungannya di atas umurnya, jenis kelamin, posisi dalam keluarga, dll).
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa yang membedakan
seseorang dalam mempersepsikan sesuatu diantaranya umurnya, jenis kelamin,
posisi dalam keluarga, dan lain-lain.
Krech et. al (1962: 41) juga mengatakan tentang hal yang mempengaruhi
timbulnya persepsi, yang didalam terdapat intensitas. Ia mengatakan bahwa:
”The familiar figure-on-background experiment of perseption laboratory illustrates one stimulus factor affecting cognitive selectivity. A single red dot, among many black dot, will stand out in perception. A Negro in a crowd of white poeple is high visible. Other stimulus factors determining selection include: frequency-the slogan most frequency repeated in morelikely to came the attention of the individual than the infrequently mentioned one; intensity-a shout more attention-demanding than the normal speeking voice; movement and change-number- the more object there are, the greater the selectivity.”
(Percobaan bentuk belakang yang dikenal dari laboraturium perespsi mengilustrasikan satu faktor stimulus cenderung kepada pemilihan kognitif. Satu titik merah diantar beberapa titik hitam, akam lebih kelihatan oleh persepsi. Satu orang Negro dalam kerumunan orang kulit Putih akan lebih terluhat. Faktor stimulus lain menentukan pilihan termasuk: Frekuensi-kebanyakan sebutan frekuensi yaitu pengulangan yang lebih mengundang perhatian individu daripada jarang atau hanya disebutkan sekali; Intensitas-berteriakan kan lebih mengundag perhatian daripada yang hanya berbicara dengan suara normal; angka yang bergerak dan berubah - disana ada lebih banyak objek yang lebih besar pemilihannya).
Kemudian Krech et. al (1962: 410 juga menerangka mengenai teori
keseimbangan yang berhubungan dengan sistem kognitif yang mempengaruhi
persepsi, bahwa:”Balance theory asserts that unbalanced cognitive system tend
to shift toward a state of balance. This shift may occur in various ways. Thus, in
the above example, the individual may come to approve free speech only for
poeple who espous domocratic principles, or he may come to extend free speech
to the man who preaches againts civil liberties.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(Teori keseimbangan menyatakan bahwa ketidakseimbangan sistem kognitif memelihara untauk mengubah keadan keseimbangan. Perubahan ini bisa terjadi dalam berbagai jalan. Demikian, individu bisa membenarkan pembicaraan dengan bebas hanya untuk agar orang menyatukan prinsip demokratis atau dia bisa melanjutka pembicaraan yang bebas untuk seseorang yang membaca kutbah yang bertentangan dengan kemerdekan sipil).
Krech et. al (1962: 45-46) juga menjelaskan lebih lanjut mengenai sistem
kognitif yag salah satunya mempengaruhi persepsi seseorang melalui intensitas.
Ia mengatakan bahwa:
”The degree and manner in which changes in wants and information produce changes in cognitive depend upon the multiplexity, interconnectedness, ang consonance of the preexisting cognitive system. The relation between vulnerability to cognitive changes and the dimensions of multiplexity and interconnectedness are complex and little understood. Cognitive system of high multiplexity are more immune to radical change than those of low multiplexity. No such generalrelation can be stated for interconnectedness. But in matter how much the cognitive change, the direction of change seems to be such as to approach a more consonant structure. This is true even in those intences where a major system of beliefs seems to be immune to contradictory facts.
Balance theory is an approach to the study of cognitive consonance which is especially concerned with the individual’s affective cognition of poeple an social objects. Balance theory assumes that the cognitive proces persistently strives toward balance or consonance. However, balance is often acheived. This is especially true when cognitive balance would lead to an unpleasant state affairs for the individual.”
(Derajat dan kebiasaan yang mengubah keinginan dan informasi yang menghasilkan perubahan kognitif tergantung atas keberagaman, saling keterkaitan dan keharmonisan dari sistem kognitif yang lebih dulu ada. Hubungan amtara sifat yang cepat tersinggung dari perubahan kognitif dan dimensi keberagaman dan saling keterkaitan itu kompleks dan sedikit dimengerti. Sistem kognitif dari keberagaman yang tinggi lebih kebal dari perubahan radikal dibanding keberagaman yang rendah. Tidak demikian relasi umum dapat menjadi pemberitahuan saling keterkaitan. Tapi tidak ada perubahan kognitif, kelangsungan perubahan rupanya menjadi bagian yang hampir mendekati struktur harmoni yang lebih. Hal itu sekarang benar pada desakan dimana sistem utama dari kepercayaan terlihat menjadi kebal dari faktor yang disangkal.
Teori keseimbangan adalah pendekatan belajar keharmonisan kognitif yang mana itu lebih dikenai dengan kecenderungan kognisi individu dari orang-orang dan objek sosial. Teori keseimbangan mengasumsikan bahwa proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kognitif yang berusaha keras dengan keseimbangan atau keharmonisan. Tetapi keseimbanagn sering tidak dihargai. Terutama kebenaran ketika keseimbanagn kognitif mengantarkan pada keadaan tidak nyaman urusan individu).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Intensitas merupakan sebuah tingkatan dimana tingkatan itu tergantung
pada persepsi tiap individu yang berbeda.
2) Intensitas dapat akan lebih terasa/ terlihat bila dilakukan secara berulang-
ulang (dalam frekuensi tertentu) dan dapat menjadi sebuah kebiasaan.
3) Intensitas termasuk dalam teori keseimbangan yang berkaitan dengan sistem
kognitif yang tergantung atas keberagaman, saling keterkaitan dan
keharmonisan dari sistem kognitif yang lebih ada.
Sehingga dapat disimpulkan mengenai pengertian intensitas bimbingan
orang tua yaitu dalam unsur-unsur di bawah ini:
1) Ukuran atau sering tidaknya pemberian bantuan atau pertolongan dari orang
tua sebagai orang yang bertanggung jawab dalam keluarga.
2) Bimbingan itu dilakukan secara terus menerus dan sistematis kepada anaknya,
3) Tujuannya untuk memberikan bimbingan dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi anak.
d. Fungsi dan Peranan bimbingan Orang Tua
Erman Amti dan Marjohan (1992: 9) mengemukakan beberapa fungsi
bimbingan, yaitu:
1) Fungsi Pemahaman Yang pertama dan paling awal yang harus dilakukan pembimbing (dalam hal ini orang tua) adalah mengetahui bagaimana individu yang dibimbing itu. Hal itu berarti berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapinya anak, apa dan bagaiman kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
2) Fungsi Pencegahan Bimbingan harus memiliki fungsi pencegahan yaitu penciptaan suatu suasana agar pada diri anak tidak timbul berbagai masalah yang dapat menghambat proses perkembangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Fungsi Pemecahan (Pemberian Bantuan) Walaupun berbagai upaya telah dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi masih terjadi masalh pada diri anak, maka dalam hal ini perlu upaya pemberian bantuan pemecahan masalah. Hal ini agar masalah yang dialami anak itu, yang dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk atau tidak dapat menyesuaikan diri secara baik dengan lingkungan.
4) Fungsi Pengembangan Bimbingan tidak sekedar mengatasi kesulitan yang dialami anak tetapi juga berusaha agar anak dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya.
Peranan bimbingan menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D.
Gunarsa (1992: 20) adalah sebagai berikut;
1) Berperan sebagai pencegah, yang membantu anak menemukan cara-cara mengatasi persoalan yang mungkin akan menjurus ke penyimpangan perkembangan mental atautekanan jiwa atau kelainan ataupun ganguan juwa.
2) Berperan memelihara anak sebagai pribadi yang sudah mencapai perkembangan, baik keseimbangan emosi maupun keserasian kepribadian yang kuat.
3) Berperan dalam membantupembentukan penyesuaian diri, yakni dengan jalan membantu anak menghadapi, memahami dan memecahkan masalah untuk hasil yang optimal, baik dalam jenjang karir mauoun dalam hubungan sosial.
4) Berperan memperbaiki atau meyembuhkan bila terjadi penyimpangan atau kesulitan yang sudah berakar, membantu mencari akar dari peyimpangan kenakalan,gangguannya supaya dapat disembuhkan dan tercapai taraf kehidupan normal.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan mengenai fungsi dan
peranan bimbungan orang tua yang pada dasarnya meliputi:
2. fungsi pencegahan,
3. fungsi pemahaman,
4. fungsi pemecahan masalah dan,
5. fungsi pengembangan, dimana hal itu membantu anak mengatasi
segala permasalahan yang dihadapinya, termasuk masalah belajar,
untuk berkehidupan yang berkembang secara normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Tujuan Bimbingan Orang Tua
Agar kegiatan bimbingan dapat terarah dan tepat sasaran serta mencapai
hasil yang diinginkan, maka terlebih dahulu harus diketahui tujuan dari
bimbingan tersebut.
Menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 14)
mengemukakan bahwa tujuan dari pada bimbingan adalah memberi bantuan
kepada anak didik supaya mencapai:
1) Kebahagiaan hidup pribadi 2) Kehidupan yang efektif dan produktif 3) Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain 4) Keserasian antara cita-cita anak didik dengan kemampuan yang dimilikinya.
Aunur Rahim Faqih (2001: 36) juga mengatakan bahwa tujuan
bimbingan meliputi:
1) Tujuan Umum Membantu individu mewujudkan dirinya menadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2) Tujuan Khusus (a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah (b) Membantu individu mengatasi masalh yang sedsng dihadapinya (c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
Oemar Hamalik (1992; 195) juga mengatakan bahwa bimbingan
merupakan suatu proses yang bertujuan sebagai berikut:
1) Agar individu bertanggung jawab menilai kemampuan sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya sendiri.
2) Agar individu menjalani hidupnya sekarang secara efektif dan menyiapkan dasar kehidupan masa depan sendiri.
3) Agar semua potensi individu berkembang secara optimal meliputi semua aspekpribadinya sebagai individu yang potensial.
4) Agar individu dapat belajar dengan efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Suheri dan Edi Purwanto (1996: 48) menyatakan secara khusus
bimbingan bertujuan agar individu ang dibimbing dapat:
1) Memahami dirinya dengan baik. 2) Memahami lingkungan dengan baik. 3) Memberi pilihan keputusan dengan bijaksana. 4) Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
baik di sekolah maupun di luar sekolah. M. Imron Pohan (1986: 56) mengatakan bahwa bimbingan orang tua,
terutama dalam kegiatan belajar, bertujuan untuk :
1) Tercapainya tujuan belajar ( penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap). Bimbingan orang tua akan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, yang disebabkan karena: kemampuan belajar kurang memadai, suasana rumah tidak kondusif, tidak adanya minat belajar dan lain-lain. Dengan kesabaran dan keuletan orang tua dalam membimbing kesulitan-kesulitan belajar dan dapat mengatasinya, maka tujuan belajar yang berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap dapat tercapai dengan baik.
2) Agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mendukung proses belajar. Dengan bimbingan dari orang tua diharapkan anak mampu memahami kesulitan belajarnya yang disebabkan keadaan lingkungan dan pada akhirnya dapat menyesuaiakan diri dengan keadaan lingkungan tersebut.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan adalah :
1) Membantu individu dalam memahami diri dan lingkungannya.
2) Membantu individu agar mencapai kehidupan yang efektif, produktif dan
kebahagiaan hidup pribadi serta mampu bertanggung jawab.
3) Memberi individu dalam mengembangkan potensi dan cita-cita sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
4) Membantu individu dalam menentukan pilihan keputusan dengan bijaksana.
5) Membantu individu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Bimbingan Orang Tua Terhadap Remaja (Siswa)
Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa pokok-pokok
bimbingan orang tua meliputi:
1) Menjaga atau pengawasan dalam pergaulan
Orang tua harus jeli dalam mengawasi pergaulan anak di luar rumah. Orang
tua mempunyai kewajiban mengawasi tingkah laku anak-anaknya, kemudian
mengarahkan agar dapat memiliki sarana yang tepat dan sesuai dengan
perkembangan mora dan pertumbuhan fisiknya dimana agar hasrat dan
keinginannya serta kebutuhan anak sesuai dengan pertumbuhan
danperkembangan mereka tanpa mengorbankan nilai-nilai moral.
2) Bimbingan Keagamaan
Orang tua hendaknya memberikan bimbingan mengenai agama sejak dini
sehingga anak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
3) Bimbingan Intelektual
Orang tua harus dapat mengarahkan kepada anak tentang ilmu yang lebih
penting dan bermanfaat bagi masa depannya.
Kemudian menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa
(1992: 34-38) mengemukakan bahwa sesuai dengan masalah yang akan dihadapi
seorang anak/ remaja, maka macam bimbingan dapat dibagi dalam:
1) Bimbingan pengajaran dan belajar, dengan tujuan memecahkan persoalan
berhubungan dengan masalah belajar anak sekolah di sekolah dan di luar
sekolah. Dengan bimbingan belajar diharapkan anak didik melakukan
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuan-kemampuan yang ada ladanya.
2) Bimbingan pendidikan, bertujuan untuk membnatu murid dalam
menghadapidan memecahkan masalah dalam bidang pendidikan.
3) Bimbingan sosial, bertujuan membantu anak dalam mengatasikesulitan-
kesulitan dalam kehidupan sosialnya sehingga ia mampu mengadakan
hubungan-hubungan sosial dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Bimbingan maalah pribadi, bertujuan membantu anak dalam mengatasi
masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuan anak untuk mengadakan
penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan,
belajar, cita-cita, konflik pribadi, sosial, seks dan lain-lainnya.
5) Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang, yang bertujuan membantu
anak dalam mengisi waktu senggang, juga dilakukan secara individual,
karena setiap anak mempeunyai bakat dan cirri kelemahan dan kekuatan
yang berbeda-beda.
6) Bimbingan pekerjaan, bertujuan memberikan penerangan mengenai
pekerjaan dan tugas-tugas apakah yang tercakup dalam pekerjaan tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas bimbingan orang
tua terhadap remaja sangatlah penting untuk membentu remaja dalam mengatasi
setiap masalah ynag muncul seiring dengan proses perkembangannya, agar
tumbuh menjadi manusia dewasa. Adapaun dalam hal ini bimbingan orang tua
yang dimaksud meliputi bimbingan menggunakan waktu senggang dan
pengawasan dalam pergaulan, agar terbentuk kepribadiannya yang baik dan
dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
3. Tinjauan tentang Pemanfaatan Sumber Belajar
a. Pengertian Pemanfaatan Sumber Belajar
Dalam penegertian sederhana, sumber belajar adalah guru dan bahan-
bahan pengejaran atau bahan pelajaran, baik buku-buku bacaan atau
semacamnya. Dalam arti luas yang dimaksud sumber belajar adalah segala daya
yang dapat digunakan untuk kepentingan proses atau aktifitas pengajaran baik
secara langsung maupu tidak langsung, di luar diri peserta didik (lingkungan)
yang melengkapi diri mereka saat pengajaran berlangsung.
Pada dasarnya sumber belajar merupakan sekumpulam bahan atau situasi
ysng sengaja diciptakan dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar
secara nyaman. Sri Joko Yunanto (2004: 20), bahwa “Sumber belajar adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahan yang mencakup media belajar, alat peraga, alat permainan untuk
memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada anak yang
berperan untuk mendampingi anak dalam belajar.”
Pendapat lain dikatakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 77)
mengatakan bahwa “sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan
guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajaranya.” Sumber
belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku
penunjang. Misalnya guru, buku pelajaran, majalah, Koran,televisi, internet, dan
lain-lainnya.
Pengertian sumber belajar juga disampaikan oleh Akhmad Sudrajad,
(2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil
pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Ia mengatakan bahwa “Sumber
belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.”
Mulyasa (2002: 48) berpendapat bahwa “sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada pserta didik dalam
memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
dalam proses belajar mengajar.”
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
sumber belajar mengandung unsur-unsur:
1) Segala macam apa yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan
mendukung proses atau kegiatan pengajaran.
2) Sumber belajar dapat digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan.
Adanya sumber belajar itu tadi tidak akan berarti suatu apapun jika tidak
bimanfaatkan dengan baik untuk kegiatan belajarnya. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pemanfaatan sumber belajar adalah suatu cara yang dapat dugunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam melaksanakan belajar
efektifnya. Sumber belajar disini dapat berupa alat/ sarana belajar, guru/ tentor
dan sebagainya.
a. Klasifikasi Sumber Belajar
Wallington dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 78)
menyatakan bahwa “peran utama sumber belajar adalah membawa atau
menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa. AECT (Assiciation of
Education Communication Technology) dalam buku yang sama
mengklasifikasikan sumber belara menjadi 6 macam yaitu :
1) Message (pesan), yaitu informasi atau ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.
2) People (orang), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengelola dan penyaji pesan. Termasuk dalam komponen ini adalah guru, dosen, tutor, dan peserta didik.
3) Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunnaan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagia program media termasuk kategori materials seperti transparansi, slide, film, video, modul, majalah dan buku.
4) Device ( alat), yaitu sesuatu (peranngkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya: overhead projector, slide, video, tape recorder, radio dan televises.
5) Technique (teknik), yaitu prosedur yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk stimulant demonstrasi. Misalnya: pengajaran terprogram, stimulasi demonstrasi,Tanya jawab dan CBSA.
6) Setting ( lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan, baik lingkungan fisik (keadaan kelas, perpustakaan, lapangan dan sebagainya) maupun lingkungan non fisik ( suasana belajar). Kemudian sumber belajar menurut Sri Joko Yunanto (2004: 25) dapat
dibedakan menjadi tujuh, yaitu:
1) Lingkungan Alam Sumber belajar yang masuk dalam kelompok ini merupakan tempat atau alam bebas yang dapat memberikan informasi langsung kepada anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Misalnya anak dapat langsung belajar mengenai tanaman, hewan, tanah, batu, sungai, udara, gunung, air, dan sebagainya.
2) Lingkungan Sosial Sumber belajar ini lebih menekankan pada tempat hasil karya manusia, dan di dalamnya terdapat aktivitas hubungan manusia. Misalnya anak dapat langsung bertemu guru (sebagai narasumber) untuk bertanya tentang mata pelajaran yang ingin ia tanyakan, dan sebagainya.
3) Lingkungan Budaya Sumber belajar ini merupakan sumber belajar yang konkrit bagi anak. Misalnya rumah adat, tarian daerah, peninggalan sejarah berupa candi, pura, vihara, masjid, klenteng ataupun benda-benda yang disimpan di dalam museum.
4) Media Sumber belajar ini dapat berupa sumber belajar visual maupun audio visual. Sumber visual misalnya gambar, foto, film, video dan lain sebaimya. Sedangkan sumber audio visual misalnya VCD, DVD, acara TV dan sebagainya.
5) Hasil Cetak Sumber belajar ini dapat memberikan banyak informasi kepada anak tentang peristiwa tertentu, suatu tempat bahkan iklan dan data-data lainnya. Misalnya Koran, majalah, buku, brosur, leaflet dan lain sebagainya.
6) Realita Sumber belajar ini dapat berupa realitas-realitas fisik yang ada di dunia ini intuk membantu memberi penjelasan dalam kegiatan belajar. Bunga-bungaan, batu-batuan dan sebagainya, dapat member informasi penting bagi perkembangan anak. Misalanya warna-warna batu dan bunga dapat member khasanah pengetahuan bagi anak. Jika hal itu dapat digunakan berdasarkan konteks kegiatan belajar, maka akan menjadi sumber belajar yang tidak sekedar indah untuk dipandang, namun sekaligus memberikan pengetahuan yang kadang tidak cukup umyuk sekedar diceramahkan.
7) Produk Pabrik Produk pabrik dapat memberikan informasi, minimal memberikan gambaran kemajuan teknologi Negara/ daerah produsennya. Selain itu lewat produk pabrik ini dapat diketahui sebagai sumber informasi tentang Negara itu, baik lokasinya di dalam peta, geografisnya, penduduknya, dan sebagainya.
Ada jenis sumber belajar menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep
Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28
Februari 2011 pukul 20.02. Secara garis besarnya jenisnya adalah:
1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni
sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization),
yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan
pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dari keduanya, sumber-sumber belajar dapat berbentuk:
a) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dll;
b) Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat,
pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya;
c) Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang
untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;
d) Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi,
VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat
listrik, obeng dan sebagainya;
e) Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah,
simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk
show dan sejenisnya; dan
f) Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun,
pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
b. Ciri-ciri dan Fungsi Sumber Belajar
Ciri-ciri sumber belajar menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep
Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28
Februari 2011 pukul 20.02. Hal ini dilakukan untuk dapat mengidentifikasi
sumber belajar. Adapun disebutkan ciri-cirinya sebagai berikut:
1) Sumber belajar adalah sesuatu daya atau kekuatan yang dapat member sesuatuyang diperlukan dalam rangkaian proses instruksional.
2) Sumber belajar mempunyai nilai-nilai belajar yang dapt merubah dan membawa pada perubuahan yang sepurna dri tingkah laku yang sesuai dengan tujuan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Sumber belajar dapat digunakan sebagian demi sebagian tetapi dapat pula digunakan secara keseluruhan.
4) Sumber belajar dapat dibedakan “by designed” dengan “by utilization” yang memiliki cirri-ciri sendiri.
Menurutnya pula sumber belajar memiliki fungsi :
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik dan (b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara: (a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya. 3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
(a) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) Meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
c. Kriteria Memilih Sumber belajar
Kriteria dalam memilih/ memanfaatkan sumber belajar adalah penting
menururt Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http:
/ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul
20.02. Ia mengatakan bahwa dalam memilih sumber belajar harus
memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal;
2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka;
3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan;
5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan
belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
Kemudian Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 84 - 86) mengatakan
bahwa untuk memilih sumber belajar harus didasarkan pada dua kriteria yaitu
kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Adapaun
kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kriteria umum, merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya: b) Ekonomis dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti selalu
harus murah. Bisa saja dana pengadaan sumber belajar cukup tinggi, sehingga harganya mahal tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang, maka itu seudah termasuk terhitung murah.
c) Praktis dan sederhana. Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sedangkan sederhana maksudnya tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan.
d) Mudah diperoleh, artinya sumber belajar itu dekat dan tidak perlu diadakan atau dibeli di toko atau pabrik. Sumber belajar yang tidak dirancang lebih mudah diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di ligkungan sekitar.
e) Bersifat fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri.
f) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan, yang mana hal ini merupakan kriteria paling penting. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawakan cocok, tetapi keadaana fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi yang tidak dapat dijangkau dan banyak memakan waktu shingga pemanfaatannya tidak efektif dan efisien.
2) Keriteria berdasarkan tujuan Beberapa kriteria sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain adalah: a) Sumber belajar untuk memotivasi.
Sumber belajar ini sangat berguna untuk siswa yang rendh tingkatannya, karena penggunaan dimaksudkan untuk memotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan agar prestasinya dapat meningkat lebih baik.
b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Sumber belajar ini adalah untuk mendukung kegiatan belajra mengajar. Kriteria ini dipakai untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi berbagai kekurangan bahan, dan sebagai kerangka mengajar yang sistematis bagi para guru.
c) Sumber belajar untuk penelitian. Sumber belajar ini merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsung dari masyarakat.
d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Sumber belajar ini memeliki beberapa ciri yang harus diperhatikan. Misalnya sebelum mulai perlu diketahui, apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah bisa disediakan? Dimana bisa memperolehnya? Kesimpulam: benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu?
e) Sumber belajar presentasi. Simber belajar ini lebih ditekankan kepada arti sumber sebagai alat, metode atau strategi penyampaian pesan. Fungsi sumber belajar ini sebagai strategi, teknik atau metode.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk memilih sumber belajar yang
akan digunakan sebaiknya sesuai dengan maksud dan tujuan, kemampuan,
tersedianya di lingkungan sekitar dan mudah digunakan/mampu menggunakan.
d. Faktor yang mempengaruhi sumber belajar
Sri Joko Yunanto (2004: 32) mengatakan bahwa faktor/ hal-hal yang
mempengaruhi sumber belajar meliputi:
3) Perkembangan Teknologi
Teknologi berkembang sangat cepat dan selalu menawarkan kemudahan dan
manfaat yang lebih beragam. Sehingga hal ini meguntungkan bagi dunia
pendidikan yang menggunakan media tersebut. Sumber belajar akan
menjadi efektif apabila mengikuti perkembangan teknologi untuk
mendapatkan model yang beragam.
4) Nilai-nilai budaya setempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Teknologi yang disesuaikan dengan nilai budaya setempat bertujuan
menghindari penolakan dari masyarakat. Sehingga akan mndapatkan
dukungan.
5) Keadaan ekonomi pada umumnya
Biaya sangat mempebgaruhi sumber belajar, sehingga harus disesuaikan
dngan kemampuan ekonomi keluarga dan sekolah anak. Untuk jalan
pintasnya juga bisa membuat alat peraga sendiri dengan biaya lebih murah.
6) Keadaan pemakai
Keadaan pemakai meliputi jumlah pemakai, tujuan pemakai, dorongan ingin
tahu, latar belakang, tingkat kematangan, dan karakteristik sumber belajar
yang umum dipakai.
Pengoptimalan sumber belajar juga dikatakan oleh Akhmad Sudrajat,
(2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil
pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Ia berpendapat bahwa banyak
orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya
biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang akan
membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana yang lebih besar lagi.
Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan
sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa
dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di
sekolah dan rumah, seperti kertas, atau bekas kemasan sering luput dari
perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya
dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber
belajar yang sangat berharga. Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar tidak perlu dengan biaya yang mahal, lingkungan yang
di sekitar dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai untuk
kepentingan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian yang dilakukan oleh Fungki Setiawan dengan judul “Hubungan
Antara Bimbingan Orang Tua dan Penyesuaian Diri dalam Peer Group dengan
Sikap Penyimpangan Perilaku Sosial pada Siswa Kelas XI SMA N 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2006/ 2007”. Dengan kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada hubungan negative antara bimbingan orang tua dengan sikap
penyimpangan perilaku seksual.
2. Ada hubungan negative antara penyesuaian diri dalam peer group dengan
sikap penyimpangan perilaku seksual.
3. Ada hubungan antara bimbingan orang tua dan penyesuaian diri dalam peer
group dengan penyimpangan perilaku seksual.
Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Bustomi Karunia dengan judul “Hubungan antara Kesiapan Siswa dalam
Pelaksanan Kurikilun Tingkat satuan Pendidikan dan Pemanfaatan Sumber
Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA N 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2007/ 2008”. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan negative antara kesiapan siswa dalam pelaksanan kurikilun
tingkat satuan pendidikan dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 1
Surakarta Tahun Ajaran 2007/ 2008.
2. Ada hubungan positif antara pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas XI SMA N 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/ 2008.
3. Ada hubungan positif antara hubungan antara kesiapan siswa dalam
pelaksanan kurikilun tingkat satuan pendidikan dan pemanfaatan sumber
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2007/ 2008.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Any Mawar Tanjung dengan judul
“Hubungan Interaksi Anak dalam Keluarga dan Kedisiplinan Belajar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prestasi Belajar Sosiologi Siswa kelas X reguler SMA N 1 Kartasura”.
Kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara interkasi anak dalam keluarga
dengan prestasi belajar Sosiologi Siswa kelas X reguler SMA N 1 Kartasura.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan
prestasi belajar sosiologi Siswa kelas X reguler SMA N 1 Kartasura.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara interaksi anak dalam keluarga dan
kedisiplianan belajar dengan prestasi belajar Sosiologi Siswa kelas X reuler
SMA N 1 Kartasura.
C. KERANGKA BERPIKIR
Agar dalam kegiatan belajar tercipta suasana yang teratur dan dapat
berjalan lancar, diperlukan adanya kedisiplinan belajar sehingga mendapatkan
hasil belajar yang optimal. orang tua juga berperan dalam menanankan sikap
disiplin dalam belajar pada anak. Anak lebih sering bertemu dengan orang tuanya
di rumah daripada bertemu gurunya di sekolah. Oleh sebab itu diharapkan orang
tua lebih sering memberikan bimbingan atau arahan bagi anaknya untuk disiplin
dalam belajar. Bimbingan orang tua dimungkinkan memiliki hubungan dengan
kedisiplinan belajar anak. Semakin sering orang tua membimbing anaknya dalam
belajar akan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar anak. Karena jika anak
sering dibimbing, ia akan terbiasa dengan kedisiplinan belajar untuk meraih
keberhasilan belajar. Karena dengan dibimbing oleh orang tuanya, anak kemudian
mengetahui bagaimana memecahkan masalahnya.
Selain bimbingan orang tua, pemanfaatan sumber belajar diharapkan akan
menumbuhkan minat belajar pada siswa. Sehingga siswa dapat belajar dengan
disiplin karena telah menyadari tanggung jawabnya. Siswa yang dapat
memanfaatkan lingkungan di sekitarnya/ sumber belajar untuk mempermudah
belajar akan merasa senang dengan kegiatan belajar mereka. Kegiatan belajar
akan dapat berjalan dengan baik apabila disertai sumber belajar yang mendukung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pemanfaatan sumber belajar diperkirakan mempunyai hubungan dengan
kedisiplinan belajar anak. Semakin sering siswa memanfaatan sumber belajar
yang ada akan mampu meningkatkan kedisiplinan belajarnya. Karena pada
dasarnya sumber belajar itu memberi kemudahan dalam kegiatan belajar siswa.
Anak yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan
berusaha mempertahankan kegiatan belajar melalui meningkatkan/
mempertahankan kualitas belajarnya. Melalui pemanfaatan sumber belajar, anak
dapat meningkatkan/ mempertahankan kualitas belajarnya. Ia akan memanfatkan
sumber belajar yang ada untuk mempermudah kegiatan belajarnya. Anak yang
memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha mengatasi
kesulitannya. Maka dengan bimbingan dari orang tua anak akan bisa mengatasi
kesulitannya dan dapat tetap mempertahankan kualitas belajarnya. Sehingga
kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini terlihat dalam bagan sebagi
berikut:
Variable independen Variabel dependen
Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah
( X1)
Kedisiplinan belajar ( Y)
Pemanfaatan sumber belajar ( X3)
Intensitas bimbingan orang tua pihak ibu
( X2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. HIPOTESIS
Berdasarkan Kajian Teori dan Kerangka Berpikir yang telah disebutkan di
atas maka penulis dapat membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif antara intensitas bimbingan orang tua pihak ayah
dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun
Pelajaran 2010/2011.
2. Ada hubungan positif antara intensitas bimbingan orang tua pihak ibu
dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun
Pelajaran 2010/2011.
3. Ada hubungan positif antara pemanfaatan sumber belajar dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran
2010/2011.
4. Ada hubungan positif secara bersama antara intensitas bimbingan orang
tua pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber belajar dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Pelajaran
2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 6 Wonogiri, dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Tempat tinggal peneliti dekat dengan SMP N 6 Wonogiri, sehingga
memudahkan dalam mencari data dan informasi.
b. Di lokasi tersebut terdapat masalah yang relevan dengan permasalahan
yang akan diketengahkan oleh peneliti.
2. Waktu penelitian
Waktu yang direncanakan untuk penelitian ini adalah dari mulai
pengajuan judul hingga pembuatan laporan, dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Kegiatan
Tahun
2011
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Pengajuan judul
Penyusunan proposal
penelitian
Perizinan
Uji coba instrument
Pengumpulan data
Analisis data
Pembuatan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Dalam sebuah penelitian, tidak akan terlepas dari adanya penetapan mengenai
populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:115) mendefinisikan ”Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2002: 77)
menyebutkan “Populasi sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi
hasil penelitian”. Pendapat lain dari Y. Slamet (2008: 40) mengemukakan bahwa
“Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki spesifikasi
atau ciri-ciri tertentu.”. Sedangkan Sutrisno Hadi (2004:182) menyebutkan “Populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Populasi dibatasi
sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang
sama”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan
subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP
Negeri 6 Wonogiri yang terdiri dari 240 siswa, dengan rincian sebagai berikut:
a. Kelas VIII A : 32
b. Kelas VIII B : 32
c. Kelas VIII C : 32
d. Kelas VIII D : 32
e. Kelas VIII E : 31
f. Kelas VIII F : 27
g. Kelas VIII G : 27
h. Kelas VIII H : 27
2. Sampel Penelitian
Sampel digunakan sebagai sumber informasi atau data untuk menjawab
masalah penelitian melalui pembuktian hipotesis.
a. Pengertian Sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Saifuddin Azwar (2000: 79) sampel adalah sebagian dari
populasi. Hal ini berarti bahwa sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh
populasinya. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:109), “Sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Jadi sampel merupakan sebagian dari
populasi yang dapat mewakili seluruh populasi dari penelitian”.
Sutrisno Hadi (2004:182) mengungkapkan “Sampel adalah sejumlah
penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi”. Sampel harus
mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat
pengkhususan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah subyek kurang dari 100
atau lebih dari 100, maka yang diambil 20% sampai 25%.
Suharsimi Arikunto (2006: 134) berpendapat bahwa
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana 3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka peneliti menetapkan
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 25% dari jumlah populasi. Jadi
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 25% dari 240 yaitu 60 siswa
dengan rincian sebagai berikut:
a. Kelas VIII A : 32 X 25% = 8
b) Kelas VIII B : 32 X 25% = 8
c) Kelas VIII C : 32 X 25% = 8
d) Kelas VIII D : 32 X 25% = 8
e) Kelas VIII E : 31 X 25% = 7, 75 (dibulatkan 8)
f) Kelas VIII F : 27 X 25% = 6,75 (dibulatkan 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g) Kelas VIII G : 27 X 25% = 6,75 (dibulatkan 7)
h) Kelas VIII H : 27 X 25% = 6,75 (dibulatkan 7)
b. Teknik Sampling
Dalam pengambilan sampel penelitian perlu menggunakan suatu teknik
guna mendapatkan teknik yang benar-benar representative. Teknik tersebut
dinamakan teknik sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1981: 222), “Sampling
adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel”. Sedangkan
Menurut Sumadi Suryabrata, (1991: 81) bahwa “Berbagai teknik penentuan
sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan
generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai jika diperoleh sampel
yang representative, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.”
Menurut Sutrisno Hadi (2000:75) ada dua macam teknik sampling, yaitu:
1) Teknik Random Sampling Prosedur random sampling meliputi :
a) Cara undian, yaitu pengambilan sampel secara undian. b) Cara ordinal, yaitu memilih nomor genap atau ganjil atau kelipatan tertentu. c) Cara randomisasi dari tabel bilangan random. 2) Teknik Non Random Sampling meliputi : a) Proporsional sampling yaitu cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi. b) Teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel apabila populasi terdiri
dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat. c) Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampling berdasarkan ciri-ciri
atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. d) Teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada
quantum. e) Teknik double sampling yaitu cara pengambilan sampling yang
mengusahakan adanya sampel kembar. f) Teknik area probability sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan
cara pembagian sampel berdasarkan pada area. g) Teknik cluster sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas
kelompok yang ada pada populasi.
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel (sampling) yang digunakan
adalah teknik cluster random sampling dengan cara undian. Teknik cluster sampling
adalah metode pengambilan sampel dimana sampling elemennya berupa kelompok-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelompok atau cluster, Sukardi (2007: 40). Alasan Penulis menggunakan teknik ini
adalah pengambilan sampel bersifat objektif dan lebih cepat karena elemen-elemen
sampling berkelompok. Kelas VIII terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VIIIA – VIIIH yang
memiliki kesamaan (homogenitas) karakteristik seperti usia, ciri-ciri sifat tertentu,
berada dalam masa perkembangan yang sama yaitu masa remaja dan berada dalam
satu tingkat yaitu sama-sama kelas VIII.
Selain itu keadaan populasi tidak tersebar secara geografis sehingga
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Cara tersebut dianggap sebagai
cara yang sederhana sehingga peneliti dapat menentukan jumlah sampel secara tepat
dan representatif. Pelaksanaannya juga sangat mudah dan dapat dilakukan melalui
prosedur undian tanpa pengembalian sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan
tenaga. Sedangkan untuk melakukan undian dapat dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Membuat daftar kelompok yang ada dalam populasi yaitu kelas VIIIA, VIIIB,
VIIIC, VIIID, VIIIE, VIIIF, VIIIG dan VIIIH.
b) Memberi kode yang diwujudkan dalam angka untuk tiap subyek kemudian
dimasukkan dalam daftar nama siswa pada kertas kecil.
c) Menggulung kertas yang bertuliskan kode-kode nomor itu dan dimasukkan pada
sebuah kaleng.
d) Mengambil kertas secara acak tanpa dikembalikan sebanyak sampel yang
dibutuhkan.
C. Teknik Pengumpulan Data
3. Sumber Data
Metode pengumpulan data ialah cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Sugiyono, 2006: 193). Data yang dikumpulkan tersebut
menurut SaifuddinAzwar (2009: 36) ada dua, yaitu:
a. Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui
prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa interview, observasi,
maupun penggunaan instrument pengukuran yang khusus dirancang sesuai
dengan ukurannya. Dalam penelitian ini data primer akan diperoleh dari angket
yang diberikan kepada para responden, yang mana responden dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung
yang biasanya berupa data dokumen dan arsip-arsip resmi. Dalam penelitian ini
data sekunder diperoleh melalui data dokumentasi siswa kelas VIII SMP N 6
Wonogiri daftar presensi siswa.
4. Variabel Penelitian
Istilah variabel sebenarnya adalah istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam
suatu penelitian. Menurut Sukardi (2007: 18) vaiabel adalah “ suatu symbol dimana
digunakan angka atau nilai (value), atau sesuatu yang memiliki variasi nilai ”. Apa
yang menjadi variabel penelitian ditentukan oleh landasan teori dan ditegaskan oleh
hipotesis penelitiannya. Menurut Y. Slamet ( 2008: 29) menyebutkan bahwa variable
adalah “konsep yang mempunyai lebih dari satu kategori atau lebih dari satu kategori
atau lebih dari satu nilai”. Jadi variabel adalah sesuatu yang mempunyai lebih dari
satu kategori nilai yang akan dijadikan obyek penelitian.
Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri atas
dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek
atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel
lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya variabel ini
tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain.
Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Demikian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel
terikat yang berbeda atau yang lain. Dalam penelitian variabel bebasnya adalah:
1) Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah dan pihak ibu.
Intensitas bimbingan orang tua adalah ukuran atau sering tidaknya pemberian
bantuan atau pertolongan dari orang tua sebagai orang yang bertanggung
jawab dalam keluarga yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis
kepada anaknya, dan memberikan bimbingan dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi anak.
2) Pemanfaatan sumber belajar
Pemanfaatan sumber belajar adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk
memberikan kemudahan kepada siswa dalam melaksanakan belajar efekifnya
baik di sekolah maupuan di luar sekolah. Sumber belajar disini dapat berupa
alat/ sarana belajar, guru/ tentor dan sebagainya.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah
aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri
dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas. Dengan kata lain ada
atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
1) Kedisiplinan belajar
Kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk
sebagai pola tingkah laku belajar yng diatur sedemikian rupa menurut
ketentuan yang ditaati oleh semua pihak secara sadar sehingga tercipta
ketertiban dan keteraturan dalam belajar, dan dengan tujuan untuk menjadi
yang lebih baik.
5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data yang akan diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Menurut Budiyono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(2003:32) menyebutkan bahwa “Dalam suatu penelitian, alat pengambil data
(instrumen) menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu
menentukan kualitas penelitiannya”. Sehubungan dengan masalah penelitian, maka
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :
a. Teknik Pengumpulan Data yang Pokok
1) Angket (kuesioner)
a) Pengertian Angket
Metode pengumpulan data yang biasa dipakai dalam penelitian adalah
angket atau kuesioner. Menurut Y. Slamet (2008: 94)metode angket/
kuesioner adalah seperangkat daftar pertanyaan tertentu yang disusun
secara sistematis dan lengkap. Menurut Sukardi (2007: 111) angket adalah
seperangkat pertanyaan tertulis yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi/ data dari “responden” (orang yang diteliti). Jadi
Angket atau kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada subjek penelitian yang memperoleh jawaban atau tanggapan
secara tertulis seperlunya.
Jenis angket (kuesioner) menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128),
dibedakan menjadi beberapa tergantung pada sudut pandang sebagai
berikut:
(1) Dipandang dari cara menjawab,ada : (a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan pada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. (b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih. (2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada :
(a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. (b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain. (3) Dipandang dari bentuknya, ada:
(a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
(b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(c) Check list, sebuah daftar di mana responden tinggal membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai.
(d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya, mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju sekali.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah daftar
pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh suatu data.
Dalam penelitian ini akan digunakan metode angket tertutup langsung.
Angket tertutup yaitu angket yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan
dengan sejumlah jawaban yang telah ditentukan atau diarahkan oleh peneliti,
sedangkan langsung yaitu responden langsung menjawab pertanyaan yang
telah disediakan peneliti. Dengan demikian responden hanya mempunyai
sebuah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan masing-masing. Adapun
langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut :
(1) Menetapkan tujuan
Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk mendapatkan
data tentang intensitas bimbingan orang tua, pemanfatan sumber belajar
dan kedisiplinan belajar.
(2) Menyusun indikator
Bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam
instrumen termasuk batasan variabel yang akan diteliti.
(3) Menyusun kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan untuk memperjelas serta mempermudah
pembuatan item-item instrumen. Pembuatan kisi-kisi dalam instrumen
ini disesuaikan dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan
sebelumnya dan disesuaikan dengan lingkup masalah dan tujuan yang
hendak dicapai.
(4) Menyusun item instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Instrumen yang dibagikan dapat disusun dengan langkah sebagai
berikut:
(a) Membuat item-item pertanyaan
(b) Membuat surat pengantar angket
(c) Menyusun petunjuk dan pedoman pengisian angket
(5) Menentukan Skor
Setelah angket disusun, kemudian akan disusun skor dari masing-
masing jawaban. Dalam penelitian angket ini, setiap item mcmpunyai
alternatif jawaban dan skor antara 1 sampai 3 dan 1 sampai 4. Penskoran
yang dilakukan dalam penelitian berupa pensekoran dengan
menyesuaikan kebutuhan alternatife jawaban. Dari alternatif jawaban
tersebut diberikan bobot nilai sebagai berikut:
(a) Untuk item pertanyaan dengan alternatif jawaban 1 sampai 3, bobot
nilainya sebagai berikut:
Iya : 1
Tidak : 0
a. : 3
b. : 2
c. : 1
(b) Untuk item dengan alternatif jawaban 1 sampai 4, bobot nilainya
sebagai berikut:
Iya : 1
Tidak : 0
a. : 4
b. : 3
c. : 2
d. : 1
(6) Mengadakan uji coba (try out) angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tujuan diadakannya try out ialah agar mendapatkan angket yang benar-
benar valid. Oleh karena itu instrumen penelitian perlu diuji melalui uji
validitas dan reliabilitas sebelum diterapkan di lapangan.
b) Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Angket
Sebagai alat untuk mengumpulkan data, angket memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setyadi
Akbar (2004:74) teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket
mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:
(1) Keuntungan angket tertutup (a) Mudah diolah (b) Responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya (c) Pengisian menggunakan waktu yang singkat (d) Menjaring responden yang relatif banyak karena kemungkinan
dikembalikan sangat besar. (2) Keuntungan angket terbuka
(a) Responden dapat mengungkapkan buah pikirannya (b) Berguna bila peneliti ingin mengetahui keadaan respon lebih
mendalam. Sedangkan kelemahan-kelemahan dari angket adalah sebagai berikut: (1) Kelemahan angket tertutup
(a) Responden tidak punya kesempatan untuk menjawab lebih bebas (b) Ada kemungkinan responden asal mengisi saja
(2) Kelemahan angket terbuka (a) Sukar mengolahnya (b) Perlu waktu yang relatif panjang untuk mengisinya. (c) Nilai jawaban sering tidak sama.
c) Uji Coba Angket (Try Out)
Menurut Sutrisno Hadi (2000:166) maksud diadakannya try out
adalah sebagai berikut :
(1) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya.
(2) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik, dan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.
(3) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(4) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan research.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maksud peneliti mengadakan
try out angket adalah :
(1) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan responden
atau kurang diketahui responden.
(2) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak diperlukan
dalam penelitian.
(3) Menghindari pertanyaan yang memalukan atau membuat takut
responden.
(4) Menghindari kata-kata yang mengandung lebih dari dua arti.
Selain beberapa maksud diadakan try out seperti yang disebutkan di
atas, tujuan diadakan try out terhadap angket adalah untuk mengetahui
kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk
mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam
menjawab pertanyaan tersebut, serta untuk memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas.
(1) Uji Validitas
Banyak definisi mengenai validitas instrumen. Saifuddin Azwar (2000: 5)
menyatakan bahwa validitas berasal dari kata “Validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya”. Suharsimi Arikunto (2002: 145)mengemukakan “Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji validitas adalah menguji sejauh
mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur data
yang diteliti. Menurut Saifudin Azwar (2000: 5) jenis validitas antara lain:
1. Validitas isi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji validitas ini untuk mengetahui sejauhmana item-item dalam test mencakup keseluruhan kawasan uji obyek yang hendak diukur. Meliputi :
a) Validitas muka, dimana uji validitas ini dianggap paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penelitian test.
b) Validitas logika, dimana uji validitas ini menunjukkan sejumlah isi test yang merupakan representasi dan ciri-ciri atribut yang hendak di ukur.
2. Validitas Konstruk. Tipe ini menunjukan sejauhmana test mengungkap suatu konstruk teoritik ya ng hendak diukurnya. Pengujian validitas konstruk biasanya memerlukan teknik analisis statistika yang lebih komplek.
3. Validitas berdasar criteria. Uji ini menghendaki tersedianya criteria eksternal yang dijadikan pengujian skor test. Prosedurnya menghasilkan 2 macam validitas, yaitu:
a) Validitas prediktif, dimana prosedur validitas ini memerlukan waktu lama dan biaya yang besar karena prosedur ini pada dasarnya merupakan kontinuitas dalam proses pengambilan test.
b) Validitas konkuren, dimana merupakan validitas yang layak di tegakkan apabila test tidak digunakan sebagai suatu predictor dan merupakan validitas yang sangat penting dalam proses pengambilan test.
Penelitian ini menggunakan validitas konstruk, yaitu untuk
menunjukkan seberapa jauh test mengukur sifat-sifat, konstruk tertentu
karena item disusun berdasarkan teori. Serta dalam penelitian ini angket
bertujuan mengangkat konstruk teoritik yang hendak diukur.
Kemudian menurut Nasution (2003: 74) “suatu alat pengukur
dikatakan valid jika alat ukur itu mengukur apa yang harus di ukur oleh alat
it. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang akan diukur”. Dengan demikian validitas adalah kesesuaian antara
alat ukur dengan hal yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan teknik
validitas internal yaitu korelasi antara skor dengan skor total untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menghitung besarnya koefisien korelasi menggunakan teknik product
moment dengan rumus sebagai berikut:
��� = ���∑ � − ��∑ ��∑ � ����∑ �� − �∑ �� ���∑ �� − �∑ ��
(Budiyono, 2003: 62)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
∑ X : jumlah skor dalam sebaran X
∑ Y : jumlah skor dalam sebaran Y
∑ XY : jumlah perkalian skor X dan skor Y yang berpasangan
∑ X2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑ Y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N : Jumlah subyek
Langkah-langkah ynag ditempuh dalam pengujian validitas
item adalah sebagai berikut :
(1). Membuat tabulasi hasil skor angket
(2). Mencari skor untuk variable x
(3). Mencari skor untuk variable y
(4). Mencari skor untuk kuadrat x
(4). Mencari skor untuk kuadrat y
Adapun kriteria uji validitas tersebut adalah ρ < 0,050 maka
dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut adalah valid,
sebaliknya jika ρ > 0,050 maka butir instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid.
(2) Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui sejauhmana ketepatan/ keajegan hasil yang
ditujukan oleh alat ukur tersebut maka harus dilakukan uji reliabilitas
(Arif Sukardi Sadiman, 1991: 107). Macamnya antara lain yaitu :
1. Reliabilitas stabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menyangkut usaha meperoleh nilai yang sama/ serupa untuk setiap
orang/ unit yang di ukur setiap saat mengukurnya. Menyangkut
penggunaan indicator yang sama, definisi operasional dan prosedur
yang berbeda untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas, setiap
kali unit diukur skornya haruslah sama pada waktu yang berbeda.
2. Reliabilitas ekuivalen
Menyangkut usaha memperoleh nilai relative yang sama dengan
jenis ukuran yang berbeda dalam waktu yang sama. Dfinisi
konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu/ lebih indicator
pengumpulan data.
Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas stabilitas Karena
menggunakan indicator, definisi operasional dan prosedur
pengumpulan data yang sama meski pada waktu yang berbeda.
Menurut Sudarwan Danim (2000: 195) “reliabilitas instrument
adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur
meskipun digunakan secara berulang kali pada subyek yang sama
ataupun berbeda”. Dengan demikian reliabilitas merupakan istilah yang
dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran
sampel konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih
bahkan untuk subyek yang sama dan berbeda. Suatu instrument disebut
reliable apabila hasil pengukuran dengan instrument tersebut adalah
sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang-orang
yang berlainan (tidak memiliki kondisi yang sama) pada waktu yang
sama atau pada waktu yang berlainan. Untuk menghitung reliabilitas
digunakan rumus Alpha Cronbach sesuai dengan rumus JP. Guilford
(1954: 385) yaitu sebagai berikut:
n ∑ V i α = ( n – 1 ) 1 – V t
Keterangan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
� = ������������ ����������
Vi = Variance of part I of a testy the size not specified
Vt = Variance of the total scores
n = Number of part
Kriteria uji reliabilitas tersebut adalah jika probabilitas atau
tingkat kesalahan ρ < 0,050 maka dapat disimpulkan bahwa butir
instrumen adalah reliabel, sebaliknya jika ρ > 0,050 maka butir
instrumen tersebut dinyatakan tidak reliabel.
b. Teknik Pendukung Pengumpulan Data
1) Dokumentasi
Menurut Budiyono (2003: 54) menjelaskan “Metode dokumentasi
adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen
yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-
dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya”. Sedangkan Suharsimi
Arikunto (2002: 148) menyebutkan “Metode dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulan rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Data
yang diperoleh dengan metode ini disebut dokumenter atau data sekunder.
Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biayanya relatif murah,
waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang
diambil dari dokumen cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak
maka peneliti ikut salah pula mengambil datanya.
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daftar
presensi siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri dan dokumen lain yang
menunjang.
D. Rancangan Penelitian
Sebagai suatu kegiatan yang bertujuan, maka terlebih dahulu harus
ditentukan, metode penelitian yang akan ditentukan dalam menyelesaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masalah ini. Metode penelitian yang akan ditetapkan untuk mengkaji masalah
dalm penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, yang bertujuan
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih factor lain berdasarkan koefisien korelasi
(Sumadi Suryabrata, 1983: 38).
Jadi penelitian ini bersifat korelasi antara variable-variabelnya.
Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka
yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
− Variabel bebas (X) : - Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah
- Intensitas bimbingan orang tua pihak ibu
- Pemanfaatan Sumber belajar
− Variabel terikat (Y) : - Kedisiplinan belajar
Dan cara pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket
tertutup dan dokumentasi. Dan data-data yang diperoleh dari angket dan
dokumentasi tersebut nantinya akan diolah dengan teknik analisis data
korelasi ganda dan regresi ganda. Yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pengaruh dua variable predictor, atau untuk mencari hubungan fungsional dua
variable predictor atau lebih dengan variable kriteriumnya, atau untuk
meramalkan dua variable predictor atau lebih terhadap variable kriteriumnya.
Untuk variable intensitas bimbingan orang tua, peneliti mengambil
data dari pihak ayah dan ibu mengingat yang dimaksud dengan orang tua
sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Soedomo Hadi (2003: 22) bahwa orang
tua adalah ”Ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi
anak-anaknya.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RANCANGAN PENELITIAN
No.
Nama Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan Skor
Teknik Pengumpu- lan Data
1.
Intensitas Bimbingan Orang Tua
a. Intensitas bimbingan orang tua pihak ayah
Menurut Krech et. Al (1962: 20) bahwa “ Other stimulus factors determining selection include: frequency-the slogan most frequency repeated in more likely to came the attention of the individual than the infrequently mentioned one; intensity-a shout more attention-demanding than the normal speeking voice; movement and change-number- the more object there are, the greater the selectivity.” (Faktor stimulus lain menentukan pilihan termasuk: Frekuensi-kebanyakan sebutan frekuensi yaitu pengulangan yang lebih mengundang perhatian individu daripada jarang atau hanya disebutkan sekali; Intensitas-berteriakan kan lebih mengundag perhatian daripada yang hanya berbicara dengan suara normal; angka yang bergerak dan berubah-disana ada lebih banyak objek yang lebih besar pemilihannya). Prof. Soedomo Hadi (2003: 22) bahwa
- Frequency (frekuensi)
- Repeated (diulang-ulang).
- Bantuan dari orang lain. - Dapat
menentukan
1. Apakah dalam belajar anda dibantu oleh orang tua? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
2. Apakah anda dapat menentukan setiap keputusan yang diambil? Jika iya, seberapa
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1
Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
orang tua adalah ”Ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.” Bimbingan menurut Ny. Y. Singgih dan Singgih D. Gunarso (1992: 12) adalah bantuan (dari orang tua) yang diberikan kepada seseorang (anak) agar perkembangan yang dimiliki didalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung pada orang lain.
keputusan sendiri. - Mampu
mengatasi masalah
- Bimbingan sosial.
sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
3. Apakah anda menyelesaikan tugas sendiri? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
4. Apakah anda bisa menyelesaikan masalah anda dengan baik? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
5. Apakah ayah menyuruh anda untuk bersikap ramah dan sopan terhadap teman maupun orang lain? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
6. Apakah ayah tidak melarang anda bergaul dengan teman-teman disekitar tempat tinggal anda? Jika iya, seberapa sering?
a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
7. Apakah ayah anda senantiasa memberi pengarahan atau penjelasan yang masuk akal terhadap keputusan yang diambil? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering
Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Angket Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa pokok-pokok bimbingan orang tua meliputi pengawasan dalam pergaulan, bimbingan keagamaan ,dan bimbingan intelektual. - Pengawasan dalam pergaulan.
Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa orang tua jeli dalam mengawasi pergaulan anak di luar rumah. Orang tua mempunyai kewajiban mengawasi tingkah laku anak-anaknya. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 34-38) mengatakan bahwa bimbingan sosial bertujuan membantu anak dalam mengatasi kesulitan sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial dengan baik. Kemudian bimbingan masalah pribadi bertujuan membantu anak dalam mengatasi masalah pribadi. Dan bimbingan dalam menggunakan waktu senggang bertujuan membantu anak dalam mengisi waktu senggang.
- Bimbingan keagamaan Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) mengemukakan bahwa orang tua hendaknya memberikan bimbingan mengenai agama sejak dini sehingga
- Bimbingan untuk
mengatasi masalah pribadi
- Bimbingan dalam
menggunakan waktu senggang
c. Kadang-kadang 8. Apakah ayah anda tidak melarang anda untuk
mengikuti kegiatan lain di luar kegiatan sekolah? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
9. Apakah ayah mengajarkan anda untuk membantu orang-orang yang membutuhkan? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
10. Apakah ayah membatasi waktu bergaul anda dengan teman sebaya anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
11. Apakah ayah akan marah jika mengetahui anda membolos sekolah? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
12. Apakah ayah menyuruh anda untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah jika anda memiliki waktu luang? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya: 0 Tidak :1 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Angket Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
anak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
- Bimbingan intelektual Menurut Abdullah Nasbih Ulwan (1990: 195) bahwa Orang tua harus dapat mengarahkan kepada anak tentang ilmu yang lebih penting dan bermanfaat bagi masa depannya. Menurut Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 34) bahwa bimbingan pengajaran dan belajar, dengan tujuan memecahkan persoalan berhubungan dengan masalah belajar anak sekolah di sekolah dan di luar sekolah.
- Bimbingan agama
sejak dini - Mengetahui mana
yang benar dan salah
13. Apakah ayah menyuruh anda mengisi waktu senggang dengan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
14. Apakah sewaktu kecil ayah anda mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membiasakan diri dengan membaca doa sebelum memulai aktifitas? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
15. Apakah ayah anda mengajak anak-anaknya untuk beribadah bersama-sama? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
16. Apakah sejak kecil, ayah menanamkan nilai-nilai agama pada anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
17. Apakah ayah mengingatkan anda untuk beribadah ketika anda lupa/ jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering.
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya : 0 Tidak : 1
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2
Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Intensitas
- Membimbing
dalam belajar
c. Kadang-kadang 18. Apakah ayah anda memberikan pengarahan
apa yang benar dan apa yang salah? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
19. Dalam memilih sekolah, apakah ayah anda memberi pengarahan? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
20. Apakah ayahanda menyuruh anda untuk rajin belajar? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
21. Apakah ayah anda mengawasi waktu belajar anda? 1. Selalu 2. Sering 3. Kadang-kadang
22. Apakah ayah mendukung minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
23. Apakah ibu menyuruh anda untuk bersikap ramah dan sopan terhadap teman maupun orang lain? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu
c. 1 Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3
Angket Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bimbingan orang tua pihak ibu
b. Sering c. Kadang-kadang
24. Apakah ibu tidak melarang anda bergaul dengan teman-teman disekitar tempat tinggal anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
25. Apakah ibu anda senantiasa memberi pengarahan atau penjelasan yang masuk akal terhadap keputusan yang diambil? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
26. Apakah ibu anda tidak melarang anda untuk mengikuti kegiatan lain di luar kegiatan sekolah? Jika iya, seberapa sering?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
27. Apakah ibu mengajarkan anda untuk membantu orang-orang yang membutuhkan? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
28. Apakah ibu membatasi waktu bergaul anda dengan teman sebaya anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering.
b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya: 1 Tidak :0
a. 3 b. 2 c. 1
Angket Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Kadang-kadang 29. Apakah ibu akan marah jika mengetahui
anda membolos sekolah? Jika iya, seberapa sering?
a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
30. Apakah ibu menyuruh anda untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah jika anda memiliki waktu luang? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
31. Apakah ibu menyuruh anda mengisi waktu senggang dengan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
32. Apakah sewaktu kecil ibu anda mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membiasakan diri dengan membaca doa sebelum memulai aktifitas? Jika iya, seberapa sering?
a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
33. Apakah ibu anda mengajak anak-anaknya untuk beribadah bersama-sama? Jika iya, seberapa sering?
a. Selalu.
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya : 0 Tidak : 1
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2
Angket Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Sering. c. Kadang-kadang
34. Apakah sejak kecil, ibu menanamkan nilai-nilai agama pada anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering c. Kadang-kadang
35. Apakah ibu mengingatkan anda untuk beribadah ketika anda lupa/ jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
36. Apakah ibu anda memberikan pengarahan apa yang benar dan apa yang salah? Jika iya, sebarapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
37. Dalam memilih sekolah, apakah ibu anda memberi pengarahan? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
38. Apakah ibu anda menyuruh anda untuk rajin belajar? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
39. Apakah ibu anda mengawasi waktu belajar
c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya :1
Angket Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.
Pemanfaatan Sumber Belajar
Mulyasa (2002: 48) berpendapat bahwa “sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.” Sedangkan menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Secara garis besarnya jenisnya adalah: 3. Sumber belajar yang dirancang
(learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
- Memberi kemudahan dalam belajar
anda? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
40. Apakah ibu mendukung minat dan bakat anda? Jika iya, seberapa sering? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang
1. Apakah sekarang ini anda merasa telah diberi
kemudahan dalam belajar? Jika iya, apa alasannya? a. Karena media atau alat bantu belajar
serta bahan baku penunjang semakin beragam.
b. Karena semakin mudah mencari informasi uantuk ekepntingan belajar.
c. Karena belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan.
d. Karena materi belajar saat ini relative mudah.
2. Apakah anda tertarik dengan Kegiatan Belajar Mengajar saat ini? Jika iya, dalam bentuk apa? a. pembelajaran dengan memanfaatkan
fasilitas hasil teknologi (computer, dll) b. pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan sekitar ( makhuk hidup dll) c. pembelajaran dengan menggunakan
buku-buku penunjang yang beragam? d. Pembelajaran dengan metode
Tidak : 0 a. 3 b. 2 c. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 3 b. 2 c. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1 Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3
c. 2
Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bersifat formal. 4. Sumber belajar yang
dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Menurut Akhmad Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com, diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02 bahwa dalam memanfaatkan sumber belajar harus memperhatikan criteria-kriteria yaitu ekonomis dan fleksibel, praktis, mudah dan sesuai dengan tujuan.
- Sumber belajar
yang dirancang
ceramah/narasumber. 3. Apakah anda bertanya pada guru tentang
materi pelajaran yang kurang jelas? Jika iya, apa alasannya?
a. Karena ingin menguasai materi dengan benar.
b. Karena ingin mengetahui bagaimana jawaban dari pertanyaan saya.
c. Karena ingin diperhatikan oleh guru. d. Karena ingin diperhatikan oleh teman-
teman. 4. Apakah anda suka berdiskusi dengan teman
saat belajar? Jika iya, apa alasannya?
a. Agar dapat bertukar pikiran dengan teman-teman.
b. Agar dapat mengetahui pendapat dari teman-teman.
c. Agar bisa dibimbing oleh teman ketika tidak bisa menyelesaikan soal.
d. Agar bisa berkumpul dengan teman? 5. Apakah anda menggunakan buku-buku teks
ketika belajar? Jika iya. Apa alasannya?
a. Agar dapat memudahkan dalam belajar. b. Mempersiapkan buku tersebut jika
diperlukan. c. Agar buku itu terlihat manfaatnya. d. Agar kelihatan benar-benar belajar.
6. Apakah anda berkunjung di perpustakaan jika ada waktu luang? Jika iya, apa alasannya?
d. 1 Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3
c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3
c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3
c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
Angket Angket Angket Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Sumber belajar
yang dimanfaatkan
a. Untuk menambah ilmu pengetahuan. b. Karena ada tugas yang harus dicari di
perpustakaan. c. Karena mengikuti ajakan teman. d. Agar bisa bertemu/ berkumpul dengan
teman di perpustakaan. 7. Apakah anda hanya bisa belajar di
lingkungan yang tenang? Jika iya, dalam bentuk apa?
a. Belajar di kelas yang tidak gaduh. b. Belajar di lingkungan rumah dengan
keluarga yang harmonis. c. Belajar bersama di rumah teman yang
tenang. d. Belajar di dalam ruangan yang tidak ada
suara sedikitpun. 8. Apakah anda suka meliahat acara TV yang
mendidik? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Acara yang berisi informasi untuk
menambah penegtahuan. b. Acara yang memberikan informasi praktis/
tips-tips. c. Acara yang berkaitan dengan hobi anda. d. Acara drama
9. Apakah anda mencatat materi yang diberikan oleh guru? Jika ia apa alasannya?
a. Untuk memudahkan belajar. b. Untuk menambah materi yang belum ada
di buku. c. Untuk menghormati guru yang telah
menjelaskan materi pelajaran. d. Untuk mengisi buku catatan.
a. 4 b. 3
c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3
c. 2
d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3
c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3
c. 2
Angket
Angket
Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Sumber belajar
yang ekonomis dan fleksibel
10. Apakah anda tertarik membaca media cetak? Jika iya, apa alasannya?
a. Untuk menambah pengatahuan. b. Untuk mendapatka informasi yang dicari. c. Agar tidak ketinggalan berita-berita
tekini. d. Melihat gambar-gambar di dalamnya
11. Jika dibutuhkan, apakah anda membeli buku teks pelajaran? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Buku yang tidak mahal/ terjangkau. b. Buku yang disarankan oleh guru. c. Buku yang mudah dicari. d. Buku yang dapat dipakai adik-adik
selanjutnya. 12. Apakah anda suka merangkum buku teks
pelajaran? Jika iya, apa alasannya? a. Dengan merangkum bisa sekaligus sambil
belajar. b. Tidak susah-susah mencari buku itu lagi
jika sustu saat diperlukan. c. Merangkum sudah menjadi kebiasaan. d. Untuk mengisi buku catatan.
13. Apakah anda suka menggunakan layanan internet di warnet? Jika iya, dalam bentuk apa?
a. Web ynag menyajikan informasi dan pengetahuan.
b. Web yang menyediakan layanan Tanya jawab.
c. Web jejaring sosial (facebook, twitter, dll) d. Web yang menyediakan layanan game
online.
d. 1 Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3
c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
Angket
Angket
Angket
Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.
Kedisiplinan Belajar
Elizabeth B. Hurlock (2006 : 84) menyatakan bahwa :
”Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, ia harus mempunyai empat unsur pokok. Adapun cara mendisiplinkan yang
- Sumber belajar
yang praktis - Mudah dan sesuai
tujuan belajar
14. Apakah anda membuat variasi-variasi catatan? Jika iya, dalam bentuk apa?
a. Tulisan berwarna-warni. b. Garis-garis berwarna. c. Gaya penulisan yang berbeda- d. Membuat poin-poin dalam catatan.
15. Apakah anda meminjam buku pelajaran di perpustakaan? Jika iya, apa alasannya?
a. Tidak memerlukan biaya untuk membeli buku.
b. Mudah mendapatkannya. c. Buku tersebut sesuai dengan materi. d. Guru menyarankan untuk meminjam
diperpustakaan. 16. Apakah anda tertarik jika study tour
dilaksanakan di sekitar anda dalam jarak yang dekat? Jika iya, apa alasannya?
a. Masih banyak hal yang menarik di daerah sekitar anda.
b. Tidak memerlukan biaya yang mahal. c. Dapat mengenal lebih dalam daerah anda. d. Tidak memakan waktu lama.
1. Apakah anda menaati peraturan sekolah
dengan baik? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Datang tepat waktu ke sekolah. b. Memakai seragam lengkap. c. Melaksanakan piket. d. Tidak ramai di kelas
2. Apakah anda pulang ke rumah tidak tepat pada waktunya? Jika iya apa alasannya?
a. Ada jam tambahan.
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3 c. 2
d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
Angket
Angket
Angket
Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
digunakan yaitu: 1) peraturan sebagai pedoman perilaku, 2) konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksanya, 3) hukuman untuk pelanggaran peraturan, 4) penghargaan untuk perilaku yang baik sejalan dengan peraturan yang berlaku”.
- Peraturan sebagai
pedoman perilaku
b. Ada kegiatan ekstrakulikuler. c. Mampir kerumah teman. d. Nongkrong bersama teman-teman.
3. Apakah anda mengerjakan tugas dari guru dengan baik? Jika iya, apa alasannya?
a. Karena merupakan kewajiban seorang murid.
b. Karena ingin mendapat nilai baik. c. Karena tugasnya mudah. d. Karena takut dimarahi guru.
4. Apakah anda rajin belajar? Jika iya, dalam bentuk apa?
a. Belajar setiap hari. b. Belajar jika ada PR. c. Belajar jika ada ulangan. d. Belajar jika disuruh orang tua.
5. Apakah anda menaati jadwal belajar yang anda buat sendiri? Jika iya, apa alasannya? a. Agar mendapatkan prestasi yang
diinginkan. b. Agar bisa belajar dengan teratur. c. Agar semua tugas dapat selesai dengan
baik. d. Agar jadwalnya tidak sia-sia dibuat.
6. Apakah anda berpartisipasi aktif di dalam kelas? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Aktif saat diskusi kelas. b. Aktif bertanya jia ada yang kurang jelas. c. Aktif mengerjakan tugas dari guru. d. Aktif melaksanakan piket.
7. Apakah orang tua anda pernah dipanggil ke sekolahan karena pelanggaran yang anda
b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1
Angket
Angket
Angket
Angket
Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Konsistensi akan
kesadaran dalam melaksanakan peraturan
- Hukuman untuk
pelanggaran
lakukan? Jika iya berapa kali? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali
8. Apakah anda kesulitan mengatur waktu belajar? Jika iya, apa alasaanya? a. Banyak pekerjaan yang harus di
selesaikan. b. Banyak kegiatan. c. Susah konsentrasi. d. Sering diajak bermain oleh teman.
9. Apakah anda siap melaksanakan hukuman apabila anda bersalah/ melanggar peraturan? Jika iya, apa alasaanya? a. Karena sudah merupakan kosekuensi. b. Karena hukuman akan membuat jera. c. Karena menghargai peraturan. d. Karena ingin disebut anak yang
bertanggungjawab. 10. Apakah anda mencatat materi pelajaran
setelah guru menerangkan? Jika iya, apa yang anda lakukan? a. Mencatat apa yang disampaikan. b. Mencatat jika guru menulis di papan
tulis. c. Mencatat jika guru menyuruh untuk
mencatat. d. Mencatat dengan meminjam catatan
teman. 11. Apakah anda mendapat sanksi dari guru jika
datang terlambat? Jika iya, dalam bentuk
Tidak : 0 a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3
c. 2
d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
Angket
Angket
Angket
Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Penghargaan
untuk yang menaati peraturan
apa? a. Diperingatkan. b. Dilaporkan guru BK c. Tidak boleh mengikuti pelajaran. d. Dilaporkan orang tua.
12. Apakah orang tua menegur anda jika nilai anda turun? Jika iya, apa bentuknya? a. Memberi pengarahan atau
pembimbingan. b. Menasehati. c. Memeberi semangat. d. Memarahi.
13. Apakah anda mendapat hadiah apabila rajin belajar? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Nilai yang baik. b. Hadiah berupa barang. c. Rasa bangga. d. Pujian dari orang lain.
14. Apakah setiap mendapat ranking, anda mendapat hadiah dari orang tua? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Selalu diberi hadiah sesuai keinginan
saya. b. Selalu diberi hadiah sesuai keinginan
orang tua. c. Selalu diberi hadiah jika ornag tau punya
uang. d. Hanya sekali member hadiah.
15. Apakah anda mendapatkan pujian dari guru bila mendapat nilai yang memuaskan? Jika iya, dalam bentuk apa? a. Motivasi untuk lebih baik.
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3
c. 2
d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4 b. 3
Angket
Angket
Angket
Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Memuji dengan kata-kata yang penuh kebanggan.
c. Memberi senyuman. d. Berkata-kata halus.
16. Apakah anda menjadi lebih rajin ketika mendapat hadiah? Jika iya, apa alasannya? a. Karena merasa termotivasi untuk rajin
belajar. b. Karena tidak ingin mengecewakan orang
yang telah memberi hadiah. c. Karena merasa bangga dengan
pemberian hadiah sebagai sebuah penghargaan.
d. Karena ingin mendapat hadiah lagi.
c. 2 d. 1
Iya : 1 Tidak : 0
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
Angket
Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi ganda yaitu cara atau teknik khusus untuk mencari hubungan antar
dua variabel (sebagai prediktor) dengan variabel lain (sebagai kriterium). Alasan
digunakannya teknik ini adalah :
6. Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel prediktor dan satu variabel
kriterium.
7. Untuk mengetahui hubungan antara prediktor dengan kriterium, sekaligus dapat
mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan tersebut.
Sesuai dengan teknik yang digunakan, peneliti menggunakan dasar dalam
penafsiran analisis dengan pedoman kaidah uji hipotesis via computer oleh Prof.
Sutrisno Hadi sebagai berikut :
Kaidah Uji Hipotesis Menggunakan Komputer :
Jika p (probabilitas) ˂ 0,01 = sangat signifikan
Jika p (probabilitas) ˂ 0,05 = signifikan
Jika p (probabilitas) ˂ 0,15 = cukup signifikan
Jika p (probabilitas) ˂ 0,30 = kurang signifikan
Jika p (probabilitas) ˃ 0,30 = tidak signifikan
Kaidah Uji Hipotesis Konvesional (Menggunakan Tabel Signifikansi)
Jika p (probabilitas) ˂ 0,01 = sangat signifikan
Jika p (probabilitas) ˂ 0,05 = signifikan
Jika p (probabilitas) ˃ 0,05 = tidak signifikan
Dalam uji butir tes menggunakan signifikansi p ˂ 0,05
Menurut Sidney Seigel (1956:19) untuk pengujian analisis regresi, harus
dipenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Antar variable bebas harus saling independen ,maka perlu uji independensi
dengan uji kolinearitas.
2. Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Data harus berskala, minimal skala interval
4. Data harus berbentuk linear, maka perlu di uji linearitas.
5. Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.
Adapun penjelasan masing-masing sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran suatu variable acak
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus Chi-Kuadrat yaitu sebagia berikut:
� = � �� − �ℎ��
�ℎ
(Sutrisno Hadi, 1990 :346)
Keterangan :
X 2 : Chi Kuadrat
fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh : Frekuensi yang diharapkan dari sampel
Jika p ˃ 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya p ˂
0,05 maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas regresi merupakan uji signifikansi perbedaan garis regresi yang
sebenarnya (yaitu didukung dari data yang diperoleh) dengan garis regresi teoritis
(yaitu apabila itu benar-benar linier). Untuk mengujinya dapat digunakan uji F yang
didasari pendekatan variansi. Sesungguhnya, analisis variansi dalam uji linearitas
regresi ini tidak lain dari uji perbedaan antara lebih dari dua buah rata-rata hitung. Uji
linearitas dilakukan dengan mengunakan rumus dari Natawidjaja (1988: 48-49) yaitu
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
( ɳ - r ) ( n – k )2 F = ( 1 - ɳ ) ( k – 2) Keterangan :
ɳ (eta) = rasio korelasi antara kedua perangkat skor
n = banyaknya sampel yang digunakan
k = banyaknya baris atau lajur skor/ kelas interval yang digunakan
r = koefisien korelasi antara kedua perangkat skor yang bersangkutan
Untuk menguji F ini digunakan derajat kebebasan (dk) sebesar (k-2) dan (n-k),
sedangkan ɳ (eta) dihitung dengan rumus:
I ɳ = S / S (untuk regresi Y atas X)
yx y y
atau
I ɳ = S / S (untuk regresi X atas Y) yx x x Keterangan:
I S = simpangan baku skor-skor Y yang diperkirakan berdasarkan skor-skor X Y I S = simpangan baku skor-skor X yang diperkirakan berdasarkan skor-skor Y X S dan S = simpangan baku skor-skor Y dan simpangan baku skor-skor y x
c. Uji Kolinearitas/ Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah antar variable bebas atau
independen tidak berkolinier. Duwi Priyatno (2010:81) menyatakan
“Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna
atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi”. Uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear
antar variabel independen dengan model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas.
d. Uji Homosidasitas/ Heteroskedastisitas
Duwi Prityatno (2010:83) berpendapat bahwa, “Heteroskedastistas adalah
keadaan dimana tidak terjadi kesamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi”. Uji heteroskedastistas digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalm model regrasi adalah tidak adanya
masalah heterokedastistas. Ada metode pengujian yang bisa digunakan
diantaranya, yaitu Uji Sperman’s rho, Uji Glejter, Uji Park, dan melihat pola
grafik regresi.
2. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat telah terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis yang telah diajukan. Uji hipotesis ini menggunakan uji regresi ganda.
Adapun langkah-langkah pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji hipotesis pertama dan kedua
��"# = N ∑ X"Y − �∑ X"��∑ Y���N ∑ X"� −�∑ X"�� �N ∑ Y� − �∑ Y��
(Sutrisno Hadi, 2004: 4)
Keterangan:
n = Menyatakan jumlah data observasi
X = Variabel Prediktor
Y = Variabel kriterium
rx1, y = Koefisien korelasi X1 dan Y
rx1, y = Koefisien korelasi X2 dan Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Uji hipotesis ketiga
�� ��",��� = �a" ∑ x" * + a� ∑ x�y∑ y�
(Sutrisno Hadi, 2001: 225)
Keterangan:
Ry(X1,X2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y
a 1 = Koefisien X1
a 2 = Koefisien X2
X1Y = Jumlah produk antara X1 dengan Y
X2Y = Jumlah produk antara X2 dengan Y
Y2 = Jumlah kuadrat kriteriun Y
3. Menghitung Sumbangan Relatif
Sumbangan relatif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-
masing prediktor terhadap kriterium Y, dengan rumus :
X" = SR% = α" ∑ X" YJK��2 X 100%
X� = SR% = α� ∑ X� YJK��2 X 100%
X5 = SR% = α6 ∑ 7689:;<= X 100%
(Sutrisno Hadi, 2001 : 42)
4. Menghitung Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang
diberikan masing-masing prediktor terhadap kriterium Y, terlebih dahulu dicari
efektif garis dengan rumus:
R� = JK�reg�JK�T� X 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus :
SE % X1 = SR % X1 x R2
Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus :
SE % X2 = SR % X2 x R2
Mencari sumbangan efektif X3 terhadap Y dengan rumus :
SE % X3 = SR % X3 x R2
Dimana R2 = SE adalah efektifitas garis regresi ( Sutrisno hadi : 42 – 46)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Intensitas Bimbingan
Orang Tua pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan
Kedisiplinan Belajar Tahun Pelajaran 2010/2011” ini, data yang diperoleh meliputi
data tentang:
1. Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah
2. Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu
3. Pemanfaatan Sumber Belajar yang berasal dari data skor angket responden
4. Kedisiplinan belajar yang berasal dari data skor angket responden
Keempat data tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini:
1. Deskripsi Data tentang Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ayah
Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ayah dalam penelitian ini adalah
variabel bebas (X1). Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka
sebesar 58,77; median diperolah angka sebesar 58,90; modus diperoleh angka sebesar
61,50; SB diperoleh angka sebesar 9,91; SR diperoleh angka sebesar 8,05; nilai
tertinggi diperoleh angka sebesar 85 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 37.
Adapun distribusi frekuensi data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak
Ayah dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)
Variant F Fx fx2 f% fk%-naik
76,5 – 86,5 1 85,00 7,225.00 1,67 100.00
66,5 – 76,5 10 705,00 49,769.00 16,67 98,33
56,5 – 66,5 25 1,567.00 98,355.00 41,67 81,67
46,5 – 56,5 16 831.00 43,295.00 26,67 49,00
36,5 – 46,5 8 338.00 14,360.00 13,33 13,33
Total 60 3,526.00 213,004.00 100.00 -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 3. Deskriptif Data
Variabel
Intensitas Bimbingan
Orang Tua Ayah
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ayah maka dapat
diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke
66,5 dengan prosentase 41,65%; kemudian diikuti oleh kelas ke
– 56,5 dengan prosen
66,5-76,5 dengan prosentase 16,67%; kelas ke
prosentase 13,33% dan kelas ke
Penyebaran data dapat dipe
Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X
1. Deskripsi Data tentang
0
5
10
15
20
25
30
36,5-46,5
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
Tabel 3. Deskriptif Data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak
Max Min Mean Median Modus
Intensitas Bimbingan 85 37 58,77 58,90 61,50
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ayah maka dapat
diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-3 pada interval 56,5
66,5 dengan prosentase 41,65%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada interval 46,5
56,5 dengan prosentase 26,67%, kemudian diikuti oleh kelas ke
76,5 dengan prosentase 16,67%; kelas ke-5 pada interval 36,5
prosentase 13,33% dan kelas ke-1 pada interval 76,5 – 86,5dengan prosentase 1,67%.
Penyebaran data dapat diperikasa dalam histogram berikut ini:
Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X
Deskripsi Data tentang Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak
46,5 46,5-56,5 56,5-66,5 66,5-76,5
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)
Modus SB SR
61,50 9,91 8,05
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ayah maka dapat
3 pada interval 56,5 –
4 pada interval 46,5
tase 26,67%, kemudian diikuti oleh kelas ke-2 pada interval
5 pada interval 36,5 – 46,5 dengan
86,5dengan prosentase 1,67%.
rikasa dalam histogram berikut ini:
Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)
Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu
76,5-86,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu dalam penelitian ini adalah
variabel bebas (X2). Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka
sebesar 50,50; median diperolah angka sebesar 51,09; modus diperoleh angka sebesar
56,50; SB diperoleh angka sebesar 8,91; SR diperoleh angka sebesar 6,92; nilai
tertinggi diperoleh angka sebesar 67 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 29.
Adapun distribusi frekuensi data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu
dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2)
Variant F Fx fx2 f% fk%-naik
60,5 – 68,5 7 443.00 28,071 11,67 100.00
52,5 – 60,5 20 1,128 63,738 33,33 88,33
44,5 – 52,5 17 837.00 41,329.00 28,33 55.00
36,5 – 44,5 11 461.00 19,357.00 18,33 26,67
28,5 – 36,5 3 161.00 5,201.00 8,33 8,33
Total 60 3,030.00 157,695.00 100,00 -
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 3. Deskriptif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2)
Variabel Max Min Mean Median Modus SB SR
Intensitas Bimbingan
Orang Tua pihak Ibu
67 29 50,50 51,09 56,50 8,91 6,92
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Ibu maka dapat
diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada interval 52,5 –
60,5 dengan prosentase 33,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada interval 44,5
– 52,5dengan prosentase 28,33%, kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada interval 36,5
– 44,5 dengan prosentase 18,33% kemudian diikuti lagi oleh kelas ke-1pada interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60,5 – 68,5 dengan prosentase 11,67%.
pada kelas ke-2 pada interval
dapat diperikasa dalam histogram berikut ini:
Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X
2. Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Sumber Belajar
Pemenfaatan sumber belajar dalam
Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 57,12; median
diperolah angka sebesar 59,50; modus diperoleh angka sebesar 64,50; SB diperoleh
angka sebesar 12,00; SR diperoleh angka sebesar 9,7
sebesar 78 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 30.
Adapun distribusi frekuensi data pemanfaatan sumber belajar dapat disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (
Variant
69,5 – 79,5
59,5 – 69,5
0
5
10
15
20
25
28,5-36,5
68,5 dengan prosentase 11,67%. Sedangkan responden paling sedikit berada
2 pada interval 28,5 – 36,5 dengan prosentase 8,33
dapat diperikasa dalam histogram berikut ini:
Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X
Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Sumber Belajar
Pemenfaatan sumber belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X
Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 57,12; median
diperolah angka sebesar 59,50; modus diperoleh angka sebesar 64,50; SB diperoleh
angka sebesar 12,00; SR diperoleh angka sebesar 9,75; nilai tertinggi diperoleh angka
sebesar 78 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 30.
Adapun distribusi frekuensi data pemanfaatan sumber belajar dapat disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (
F Fx fx2 f%
8 587.00 43,117.00 13,3
22 1,419.00 91,717.00 36,67
36,5-44,5 44,5-52,5 52,5-60,5
Sedangkan responden paling sedikit berada
8,33%. Penyebaran data
Gambar 2. Grafik Histogram Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2)
Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Sumber Belajar
penelitian ini adalah variabel bebas (X3).
Skor data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 57,12; median
diperolah angka sebesar 59,50; modus diperoleh angka sebesar 64,50; SB diperoleh
5; nilai tertinggi diperoleh angka
Adapun distribusi frekuensi data pemanfaatan sumber belajar dapat disajikan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan sumber Belajar (X3)
fk%-naik
100.00
86,67
60,5-68,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49,5 – 69,5
39,5 – 49,5 10
22,5 – 39,5
Total
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 5. Deskriptif Data Pemanfaatan Sumber Belajar (X
Variabel
Pemanfaatan sumber
Belajar
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pemanfaatan Sumber Belajar
maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke
interval 59,5- 69,5 dengan prosentase 36,67%; kemudian diikuti oleh kelas ke
interval 49,5- 59,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke
interval 39,5- 49,5 dengan prosentase 16,67%. Kemudian diikuti lagi oleh kelas ke
pada interval 69,5 –
sedikit adalah pada kelas ke
Penyebaran data dapat
Gambar 3. Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber Belajar (X
0
5
10
15
20
25
22,5-39,5
14 764.00 41,834.00 23,33
10 452.00 20,484.00 16,67
6 205.00 7,085,00 10,00
60 3,427.00 204,237.00 100,00
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
Tabel 5. Deskriptif Data Pemanfaatan Sumber Belajar (X
Max Min Mean Median Modus
Pemanfaatan sumber 78 30 57,12 59,50 64,50
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pemanfaatan Sumber Belajar
maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke
69,5 dengan prosentase 36,67%; kemudian diikuti oleh kelas ke
59,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke
49,5 dengan prosentase 16,67%. Kemudian diikuti lagi oleh kelas ke
79,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling
sedikit adalah pada kelas ke-5 pada interval 29,5-39,5 dengan prosentase 10,00%.
Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:
Gambar 3. Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber Belajar (X
39,5 39,5-49,5 49,5-69,5 59,5-69,5
50.00
26,67
10,00
100,00
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
Tabel 5. Deskriptif Data Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)
Modus SB SR
64,50 12,00 9,75
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pemanfaatan Sumber Belajar
maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada
69,5 dengan prosentase 36,67%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada
59,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4 pada
49,5 dengan prosentase 16,67%. Kemudian diikuti lagi oleh kelas ke-1
79,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling
39,5 dengan prosentase 10,00%.
Gambar 3. Grafik Histogram Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)
69,5-79,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Deskripsi Data tentang Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan Belajar dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Y). Skor
data yang telah diperoleh yaitu mean diperoleh angka sebesar 50,13; median
diperolah angka sebesar 51,86; modus diperoleh angka sebesar 57,00; SB diperoleh
angka sebesar 9,83; SR diperoleh angka sebesar 8,10; nilai tertinggi diperoleh angka
sebesar 66 dan nilai terendah diperoleh angka sebesar 26.
Adapun distribusi frekuensi data Kedisiplian Belajar dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kedisiplian Belajar (Y)
Variant F Fx fx2 f% fk%-naik
61,5 – 70,5 8 511.00 32,653.00 13,33 100,00
52,5 – 61,5 21 1.186.00 67,172.00 35,00 86,67
43,5 – 52,5 14 668.00 31.978.00 23,33 51,56
34,5 – 43,5 15 590.00 23,296.00 25,0 28,33
25,5 – 34,5 2 53.00 1,405.00 3,33 3,33
Total 60 3,008.00 156,504.00 100,00 -
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 7. Deskriptif Data Kedisiplian Belajar (Y)
Variabel Max Min Mean Median Modus SB SR
Kedisiplian Belajar 66 26 50,13 51,86 57,00 9,83 8,10
Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Kedisiplian Belajar maka dapat
diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada interval 52,5 –
61,5 dengan prosentase 35,00%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4 dan ke-4 pada
interval 34,5 – 43,5 dengan prosentase 25,00% .kemudian kelas ke-3 pada interval
43,5-52,5 dengan prosentase 23,33%; kemudian diikuti oleh kelas ke-1 pada interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
761,5 – 70,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling sedikit adalah
pada kelas ke-5 pada interval
dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:
Gambar 4. Grafik Histogram Kedisiplian Belajar (Y)
Uji regresi mempersyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ,
antara lain yaitu:
1. Antar variable bebas harus saling independen,maka perlu uji independensi
dengan uji kolinearitas.
2. Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.
3. Data harus berskala, minimal skala interval
4. Data harus berbentuk linear (hubun
linearitas.
5. Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.
Dalam bagian ini akan dijelaskan persyaratan yang dimaksud diatas. Hasil
uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan dapat dijela
berikut:
0
5
10
15
20
25
25,5-34,5
70,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling sedikit adalah
5 pada interval 25,5-34,5 dengan prosentase 3,33%.
dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:
Gambar 4. Grafik Histogram Kedisiplian Belajar (Y)
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Uji regresi mempersyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ,
Antar variable bebas harus saling independen,maka perlu uji independensi
dengan uji kolinearitas.
Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.
Data harus berskala, minimal skala interval
Data harus berbentuk linear (hubungan antar variable), maka perlu di uji
Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.
Dalam bagian ini akan dijelaskan persyaratan yang dimaksud diatas. Hasil
uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan dapat dijelaskan dalam uraian sebagai
34,5-43,5 43,5-52,5 52,5-61,5
70,5 dengan prosentase 13,33%. Sedangkan responden paling sedikit adalah
34,5 dengan prosentase 3,33%. Penyebaran data
Gambar 4. Grafik Histogram Kedisiplian Belajar (Y)
Uji regresi mempersyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ,
Antar variable bebas harus saling independen,maka perlu uji independensi
Data harus berdistribusi normal, makaperlu diuji normalitas.
gan antar variable), maka perlu di uji
Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang homosedastis.
Dalam bagian ini akan dijelaskan persyaratan yang dimaksud diatas. Hasil
skan dalam uraian sebagai
61,5-70,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas digunakan untuk menunjukkan apakah data yang
dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Adapun pengujian ini
meliputi:
a. Kriteria Pengujian Persyaratan Normalitas
Sebelum menguji normalitas dari masing-masing variabel, perlu
membuat kriteria persyaratan normalitas sebagai berikut:
Ho: Distribusi data hasil penelitian tidak berbeda dengan distribusi teoritik,
artinya data berdistribusi normal.
Ha: Distribusi data hasil penelitian berbeda dengan distribusi teoritik, artinya
data berdistribusi tidak normal.
Untuk menetapkan normal atau tidaknya distribusi data digunakan
kriteria sebagai berikut:
Jika ρ > 0,05 maka disimpulkan data yang diperoleh sebaran normal
Jika ρ < 0,05 maka maka disimpulkan data yang diperoleh sebaran tidak
normal
b. Uji Normalitas Variabel X 1 (Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah)
Pada uji normalitas X1 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah),
langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X1.
Adapun tabel rangkuman variabel X1 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak
Ayah) dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 9. Rangkuman Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah
Kelas Fo fh fo-fh (fo-fh)2 fh
2fh)-(fo
10 1 0,49 0,51 0,26 0,52
9 2 1,66 -1,66 2,76 1,66
8 5 4,75 0,25 0,06 0,01
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 10 9,55 0,45 0,20 0,02
6 19 13,54 5,46 29,79 2,20
5 9 13,54 -4,54 20,63 1,52
4 8 9,55 -1,55 2,41 0,25
3 6 4,75 1,25 1,56 0,33
2 2 1,66 0,34 0,11 0,07
1 0 0,496 -0,49 0,24 0,49
Total 60 60,00 0,00 - 7,08
Mean: 58,767 SB:9,909
Kai Kuadrat: 7,084 db: 9 ρ = 0,628
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,628 > 0,05 maka Ho
diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal.
c. Uji Normalitas Variabel X 2 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu)
Pada uji normalitas X2 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu),
langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X2.
Adapun tabel rangkuman variabel X2 (Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak
Ibu) dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 9. Rangkuman Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu
Kelas Fo Fh Fo-fh (fo-fh)2 fh
2fh)-(fo
9 0 0,59 -0,59 0,35 0,59
8 2 2,26 -0,26 0,07 0,03
7 8 6,67 1,33 1,76 0,26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 14 12,72 1,26 1,64 0,13
5 16 15,52 0,48 0,23 0,02
4 9 12,72 -3,72 13,84 1,09
3 6 6,67 -0,67 0,45 0,07
2 4 2,26 1,74 3,04 1,35
1 1 0,59 0,41 0,16 0,28
Total 40 40,00 0,00 -
Mean: 50,500 SB: 8,907
Kai Kuadrat: 3,813 db: 9 ρ = 0,874
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,874 > 0,05 maka Ho
diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal.
d. Uji Normalitas Variabel X 3 (Pemanfaatan Sumber Belajar)
Pada uji normalitas X3 (Pemanfaatan Sumber belajar), langkah pertama
yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman. Adapun tabel rangkuman
variabel X3 (Pemanfaatan Sumber belajar) dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 9. Rangkuman Variabel Pemanfaatan Sumber Belajar
Kelas Fo fh Fo-fh (fo-fh)2 fh
2fh)-(fo
10 0 0,49 -0,49 0,24 0,49
9 0 1,66 -1,66 2,76 1,66
8 5 4,75 0,25 0.06 0,01
7 17 9,55 7,5 55,47 5,81
6 11 13,54 -2,54 6,46 0,48
5 11 13,54 -2,54 6,46 0,48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 9 9,55 -0,55 0,30 0,03
3 4 4,75 -0,75 0,57 0,12
2 3 1,66 1,34 1,79 1,08
1 0 0,49 -0,49 0,24 0,49
Total 40 40,00 0,00 - 6,44
Mean: 57,117 SB: 14,002
Kai Kuadrat: 10,649 db: 9 ρ = 0,301
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,301 > 0,05 maka Ho
diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal.
e. Uji Normalitas Variabel Y (Kedisiplinan Belajar)
Pada uji normalitas Y (Kedisiplinan Belajar), langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat tabel rangkuman. Adapun tabel rangkuman variabel Y
(Kedisiplinan Belajar) dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Variabel Kedisiplinan Belajar
Kelas Fo Fh Fo-fh (fo-fh)2 fh
2fh)-(fo
10 0 0,49 -0,49 0,24 0,49
9 0 1,66 -1,66 2,76 1,66 8 8 4,75 3,25 10,55 2,22 7 10 9,55 0,45 0,20 0,02 6 14 13,54 0,46 0,21 0,02 5 8 13,54 -5,54 30,71 2,27 4 11 9,55 1,45 2,10 0,22 3 7 4,75 2,25 5,05 1,06 2 1 1,66 -0,66 0,44 0,26
1 1 0,49 0,51 0,26 0,52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Total 40 40,00 00,00 -
Mean: 50,133 SB: 9,832
Kai Kuadrat: 8,750 db: 9 ρ = 0,461
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,461> 0,05 maka Ho
diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas dan Keberartian
Dengan adanya hasil uji linieritas maka diketahui apakah ada hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun dalan hal ini pengujian
meliputi:
a. Kriteria Pengujian Persyaratan Linieritas
Sebelum menguji linieritas dari masing-masing variabel, perlu membuat
kriteria persyaratan linieritas sebagai berikut:
Ho: Data hasil penelitian tidak berbeda dengan data hasil teoritik, artinya
linier
Ha: Data hasil penelitian berbeda dengan data hasil teoritik, artinya tidak
linier
Untuk menetapkan linier atau tidaknya distribusi data digunakan kriteria
sebagai berikut:
Jika ρ > 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian memiliki korelasi yang
linier
Jika ρ < 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian korelasinya tidak linier
b. Uji Linieritas Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)
dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
Berdasarkan hasil uji linieritas antara Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar, diperoleh ρ =0,782; Fo =0,075 dan Ft =
5,677. Karena ρ > 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian diambil kesimpulan
bahwa Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dan Kedisiplinan Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Intensitas Bimbingan Orang
Tua Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Rangkuman Uji Linieritas X1 dengan Y
Sumber Derajat R2 Db Var F Ρ
Regresi
Residu
ke 1 0,165
0,835
1
58
0,165
0,014
11,463
--
0,002
--
Regresi
Beda
Residu
ke 2
ke 2 – ke 1
0,166
0,001
0,834
2
1
57
0,083
0,001
0,015
5,677
0,075
--
0,006
0,782
--
Korelasinya Linier
c. Uji Linieritas Variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X 2)
dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
Berdasarkan hasil uji linieritas antara Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar, diperoleh ρ =0,907; Fo =0,013 dan Ft =
6,298. Karena ρ > 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian diambil kesimpulan
bahwa Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar
mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Intensitas Bimbingan Orang
Tua Pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y
Sumber Derajat R2 Db Var F ρ
Regresi
Residu
ke 1 0,181
0,819
1
58
0,181
0,014
12,802
--
0,001
--
Regresi
Beda
residu
ke 2
ke 2 – ke
1
0,181
0,000
0,819
2
1
57
0,090
0,000
0,014
6,298
0,013
--
0,004
0,907
--
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Korelasinya Linier
d. Uji Linieritas Variabel Pemanfaatan Sumber Belajar (X2) dengan
Kedisiplinan Belajar (Y)
Berdasarkan hasil uji linieritas antara Pemanfaatan Sumber Belajar
dengan Kedisiplinan Belajar, diperoleh ρ = 0,123; Fo = 2,444 dan Ft =5,195.
Karena ρ > 0,05 dan Fo < Ft, maka Ha diterima. Dengan demikian diambil
kesimpulan bahwa Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar
mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Pemanfaatan Sumber Belajar
dengan Kedisiplinan Belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 12. Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y
Sumber Derajat R2 Db Var F ρ
Regresi
Residu
ke 1 0,277
0,273
1
58
0,277
0,012
22,173
--
0,000
--
Regresi
Beda
residu
ke 2
ke 2 – ke
1
0,283
0,006
0,717
2
1
57
0,141
0,006
0,013
11,247
0,509
--
0,000
0,515
--
Korelasinya Linier
3. Uji Kolinearitas
Dengan adanya hasil uji kolinieritas maka diketahui apakah ada hubungan
antara variabel bebas, dalam hal ini variable X1, X2 ,dan X3, Adapun dalan hal ini
pengujian meliputi:
a. Kriteria Pengujian Persyaratan Kolinieritas
Sebelum menguji kolinieritas dari masing-masing variabel, perlu
membuat kriteria persyaratan kolinieritas sebagai berikut:
Ho: Data hasil penelitian tidak berbeda dengan data hasil teoritik, artinya
tidak kolinier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ha: Data hasil penelitian berbeda dengan data hasil teoritik, artinya kolinier
Untuk menetapkan linier atau tidaknya distribusi data digunakan kriteria sebagai
berikut:
Jika ρ > 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian memiliki korelasi yang
tidak saling kolinear.
Jika ρ < 0,05 maka disimpulkan data dalam penelitian saling kolinier
b. Pengujian Kolinieritas Variabel Bebas
Berikut ini adalah tabel koefisien beta dan korelasi parsial.
X Beta (b) Korelasi Parsial t ρ
1 0,198146 0,175 1,326 0,187
2 0,071526 0,052 0,393 0,698
3 0,337584 0,388 3,151 0,003
Berdasarkan hasil uji Kolinearitas diperoleh korelasi parsial x1 = 0,175
dan ρ = 0,187. Korelasi parsial X2 = 0,052 dan ρ = 0,698. Serta korelasi parsial
X3 = 0,388 dan ρ = 0,003. Karena ρ ˃ 0,05 maka disimpulkan bahwa korelasinya
tidak kolinier. Atau tidak ada RXX (variabel bebas) yang kolinier.
a. Uji Homosedasitas
Uji ini untuk mengetahui apakah populasi dari distribusi normal memiliki
mean yang homosedastis. Adapan hal ini meliputi pengujian sebagai berikut:
a. Kriteria Pengujian Persyaratan Uji Homosedasitas
Sebelum menguji homosedasitas dari masing-masing variabel, perlu
membuat kriteria persyaratan homosedasitas sebagai berikut:
Ha : varian antara variabel bebas dan variabel terikat adalah homosedasitas
Ho : varian antara variabel bebas dan variabel terikat adalah
heterosedasitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ho diterima jika ρ ˃ 0,05
Ho ditolak jika ρ ˂ 0,05
b. Pengujian Homosedasitas
Berikut adalah tabel rangkuman pengujian Homosedasitas
sumber rho ρ Status
x1y -0,022 0,865 Homosedastis
x2y 0,024 0,851 Homosedastis
x3y 0,053 0,690 Homosedastis
Berdasrkan uji homosedasitas diperoleh ρ dari x1y = 0,865. Kemudian ρ
dari x2y = 0,851 dan ρ dari x3y = 0,690. Karena ρ ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa varian antara variabel bebas dan variabel terikat adalah homosedasitas.
D. Pengujian Hipotesis
Setelah prasyarat uji analisis terpenuhi, seperti yang dijelaskan dimuka,
maka data hasil penelitian layak di uji dengan analisis statistic regresi. Adapun
analisis regresi ganda menggunakan komputer seri SPS edisi: Prof. Sutrisno Hadi dan
Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Langkah yang
dilakukan sesuai dengan prosedur, yaitu sebagai berikut:
1. Mencari Korelasi antara Kriterium dengan Prediktor
a. Menghitung Koefisien Korelasi sederhana antara X1 dan Y; X2 dan Y; X3
dan Y
1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan Y (Intensitas Bimbingan Orang
Tua Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar)
Ha : Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak
Ayah dengan Kedisiplinan Belajar
Ho : Tidak ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel
rangkuman analisis korelasi. Adapun tabel tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Matriks Interkorelasi Analisis Regresi
R X1 X2 X3 Y
X1 1,000 0,684 0,39 0,406
Ρ 0,000 0,000 0,002 0,002
X2 0,684 1,000 0,543 0,425
Ρ 0,000 0,000 0,000 0,001
X3 0,394 0,543 1,000 0,526
p 0,002 0,000 0,000 0,000
y 0,406 0,425 0,526 1,000
p 0,002 0,001 0,000 0,000
ρ dua ekor
Setelah membuat rangkuman analisis korelasi selanjutnya dilakukan
perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment, sehingga diperoleh:
rxy = 0,406
ρ = 0,002
Karena ρ < 0,01 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis
menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta
tahun 2004 versi IBM/IN disimpulkan bahwa hasilnya sangat signifikan, yaitu
0,002 < 0,01sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian
pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara Intensitas Bimbingan Orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.
2) Koefisien korelasi sederhana antara X2 dan Y (Intensitas Bimbingan Orang
Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar)
Ha :Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak
Ibu dengan Kedisiplinan Belajar
Ho : Tidak ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua
pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar
Dari data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan
rumus Product Moment sehingga diperoleh :
rxy = 0,425
ρ = 0,001
Karena ρ < 0,01 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis
menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta
tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya sangat
signifikan, yaitu 0,001 < 0,01 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
demikian pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada
hubungan positif yang kurang signifikan antara Intensitas Bimbingan Orang
Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri
6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.
3) Koefisien korelasi sederhana antara X3 dan Y (Pemanfaatan Sumber Belajar
dengan Kedisiplinan Belajar)
Ha : Ada hubungan positif Pemanfaatan Sumber Belajar dengan
Kedisiplinan Belajar
Ho : Tidak ada hubungan positif antara Pemanfaatan Sumber Belajar
dengan Kedisiplinan Belajar
Dari data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan
rumus Product Moment sehingga diperoleh :
rxy = 0,526
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ρ = 0,000
Karena ρ < 0,01, maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis
menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta
tahun 2004 versi IBM/IN disimpulkan bahwa hasilnya sangat signifikan, yaitu
0,000 < 0,01, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian
pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan
positif yang sangat signifikan antara Pemanfaatan Sumber Belajar dengan
Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun
Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima.
b. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda antara X1, X2, dan X3 dengan Y
Ha : Ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak
Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber Belajar dengan Kedisiplinan
Belajar.
Ho : Tidak ada hubungan positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua
Pihak Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber Belajar dengan
Kedisiplinan Belajar.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel sebagai
berikut:
Tabel 14. Koefisien Beta dan Korelasi Parsial
X Beta ( β) SB ( β) r-parsial T ρ
0 15,595220
1 0,1984146 0,108903 0,175 1,819 0,071
2 0,071526 0,121147 0,052 0,590 0,546
3 0,337584 0,089912 0,388 3,755 0,001
ρ = dua-ekor
Galat Baku Est. = 48,289
Korelasi R = 0,570
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Korelasi R kesesuaian = 0,560
Setelah itu kemudian membuat tabel rangkuman analisis regresi.
Adapan tabel tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 15. Tabel Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh
Sumber Variasi JK Db RK F R2 Ρ
Regresi Penuh
Variabel X3
Variabel X1
Variabel X2
Residu Penuh
1,855.701
1,577-207
267,878
10,616
3,847.237
3
1
1
1
56
618,567
1,577.207
267,878
10,616
68,701
9,004
22,958
3,899
0,155
-
0,325
0,277
0,047
0,002
-
0,000
0,000
0,050
0,698
-
Total 5,702.938 59 - - - -
Selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus sehingga
diperoleh:
Ry(x1,2,3) = 0,570
ρ = 0,000
F = 2,004
Karena ρ < 0,01 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis menurut
Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004
versi IBM/IN disimpulkan bahwa ada korelasi ganda yang sangat signifikan,
yaitu 0,000 < 0,01, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian
pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada hubungan
yang positif antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Ibu, dan
Pemanfaatan sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar. pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Mencari Persamaan Garis Regresi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel sebagai
berikut:
X Beta ( β) SB ( β) r-parsial T ρ
0 15,595220
1 0,1984146 0,108903 0,175 1,819 0,071
2 0,071526 0,121147 0,052 0,590 0,546
3 0,337584 0,089912 0,388 3,755 0,001
Setelah itu kemudian dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai
berikut:
a. Persamaan Regresi Linier Sederhana
1) Persamaan regresi linier sederhana antara Intensitas Bimbingan Orang Tua
pihak Ayah (X1) dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
^
Y = b0 + b1X1
^
Y = 15,6 + 0,2 (X1)
Artinya:
1) Konsatanta 15,6 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Intensitas
Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1), maka Kedisiplinan Belajar (Y)
yang dicapai siswa sebesar 15,6.
2) Koefisien regresi 0,2 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit
Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1) maka akan
meningkatkan Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,2.
2) Persamaan regresi linier sederhana antara Intensitas Bimbingan Orang Tua
pihak Ibu (X2) dengan Kedisiplinan Belaja (Y)
^
Y = b0 + b2X2
^
Y = 15,6 + 0,07 (X2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Artinya:
3) Konstanta 15,6 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Intensitas
Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2), maka Kedisiplinan Belajar (Y)
yang dicapai siswa sebesar 15,6.
4) Koefisien regresi 0,07 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit
ntensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2) maka akan meningkatkan
Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,07.
3) Persamaan regresi linier sederhana antara Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)
dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
^
Y = b0 + b3X3
^
Y = 15,6 + 0,34 (X3)
Artinya:
1) Konsatanta 15,6 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Pemanfaatan
Sumber Belajar (X3), maka Kedisiplinan Belajar (Y) yang dicapai siswa
sebesar 15,6.
2) Koefisien regresi 0,34 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit
Pemanfaatan Sumber Belajar (X3) maka akan meningkatkan Kedisiplinan
Belajar (Y) sebesar 0,11.
b. Persamaan Regresi Linier Ganda
^
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 ^
Y = 15,6+ 0,2 (X1) + 0, 07 (X2) + 0, 34 (X3) Artinya:
1) Koefisien 15,6 menyatakan bahwa apabila tidak ada Intensitas Bimbingan
Orang Tua pihak Ayah (X1), pihak Ibu (X2) dan Pemanfaatan Sumber
belajar (X3) yang tinggi, maka Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 63,11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Koefisien regresi X1=0,2 menyatakan bahwa setiap penambahan satu unit
Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1) akan meningkatkan
Belajar (Y) sebesar 0,2.
3) Koefisien regresi X2=0,07 menyatakan bahwa setiap penambahan satu unit
Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu (X2) akan meningkatkan Belajar
(Y) sebesar 0,07.
4) Koefisien regresi X3=0,34 menyatakan bahwa setiap penambahan satu unit
Pemanfatan Sumber belajar (X3) akan meningkatkan Kedisiplinan Belajar
(Y) sebesar 0,34.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa rata-rata Kedisiplinan Belajar (Y) akan meningkat atau
menurun sebesar 15,6. Dalam hal ini untuk setiap peningkatan atau penurunan
satu unit Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1) akan meningkatkan
atau menurunkan Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,2. Demikian halnya
dengan Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ibu setiap peningkatan atau
penurunan satu unit Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak ibu (X2) akan
meningkatkan atau menurunkan Kedisiplinan Belajar (Y)sebesar 0,07. Dan juga
dengan Pemanfaatan Sumber belajar setiap peningkatan atau penurunan satu
unit Pemanfaatan Sumber belajar (X3) akan meningkatkan atau menurunkan
Kedisiplinan Belajar (Y) sebesar 0,34.
3. Menentukan Sumbangan Prediktor terhadap Kriterium
Penghitungan sumbangan masing-masing variabel dengan bantuan
komputer paket SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih versi IBM/In
program analisis regresi model penuh dan stepwise tergambar pada tabel
perbandingan bobot prediktor model penuh sebagai berikut:
Tabel 17. Perbandingan Bobot Prediktor
Variabel Korelasi Lugas Korelasi Parsial Koefisien Determinasi
X r xy ρ r par-xy ρ SD Relatif % SD Efektif %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 0,406 0,002 0,175 0,071 14,435 4,697
2 0,425 0,001 0,052 0,564 0,572 0,186
3 0,526 0,000 0,388 0,001 84,993 27,656
Total --- --- --- --- 100,000 32,539
Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan masing-masing variabel, peneliti
memperoleh hasil sebagai berikut:
a. Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan Efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan
murni yang diberikan masing-masing prediktor.
1) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif
X1 dengan Y atau SE(X1) yaitu sebesar 4,697%. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa Sumbangan Efektif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah
terhadap variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar yaitu sebesar 4,697%.
2) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif
X2 dengan Y atau SE(2) yaitu sebesar 0,186%. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa Sumbangan Efektif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu
terhadap variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar yaitu sebesar 0,186%.
3) Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa Sumbangan Efektif
X3 dengan Y atau SE(X3) yaitu sebesar 27,656%. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa Sumbangan Efektif Pemanfaatan Sumber Belajar terhadap
variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar yaitu sebesar 27,656%.
4) Berdasarkan ketiga pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Sumbangan Efektif Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1), Ibu
(X2) dan Pemanfaatan Sumber belajar (X3) secara bersama-sama dengan
Belajar (Y) atau SE (X1+X2+X3) sebesar 32,539%. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa Sumbangan Efektif (SE) Intensitas Bimbingan Orang Tua
pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber belajar secara bersama-
sama terhadap variasi naik turunnya Kedisiplinan Belajar sebesar 32,539%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Sumbangan Relatif (SR)
Sumbangan Relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan
masing-masing prediktor ( X ) terhadap kriterium ( Y ).
1) Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif X1
dengan Y atau SR%(X1) sebesar 14,435%. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa secara relatif variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah
memberikan sumbangan sebesar 14,435% bagi naik turunnya variabel
Kedisiplinan belajar.
2) Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif X2
dengan Y atau SR%(X2) sebesar 0,572%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
secara relatif variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu
memberikan sumbangan sebesar 0,572% bagi naik turunnya variabel
Kedisiplinan Belajar.
3) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif
X3 dengan Y atau SR%(X3) sebesar 84,993%. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa secara relatif variabel Pemanfaatan Sumber belajar memberikan
sumbangan sebesar 86,509% bagi naik turunnya variabel Kedisiplinan
Belajar.
4) Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif
X1, X2 dan X3 dengan Y atau SR%( X1+X2+X3) sebesar 100,000%. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa secara relatif Intensitas Bimbingan Orang
Tua pihak Ayah, pihak Ibu dan Pemanfaatan Sumber belajar memberikan
sumbangan sebesar 100,000% bagi naik turunnya Kedisiplinan Belajar.
E. Pembahasan dan Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian
dilakukan pembahasan dan analisis data terhadap rumusan hipotesis sebagai berikut:
1. Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah (X1)
dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang cukup signifikan
antara Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dengan Kedisiplinan Belajar pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan
diterima karena rxy = 0,406 dan ρ < 0,002, yang berarti bahwa variabel Intensitas
Bimbingan Orang Tua pihak Ayah dan Kedisiplinan Belajar memiliki arah hubungan
positif yang cukup signifikan. Dikatakan memiliki hubungan yang positif karena
kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa Intensitas Bimbingan
Orang Tua pihak Ayah memiliki hubungan dengan Kedisiplinan belajar pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri. Baik itu bimbingan sosial, bimbingan
keagamaan, bimbingan belajar, bimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan
bimbingan dalam menggunakan waktu luang, sangat erat hubungannya dengan naik
turunnya kedisiplinan belajar anak. Dengan demikian Intensitas Bimbingan Orang
Tua pihak Ayah dalam memberi bantuan anaknya secara terus-menerus ,yang
diterapkan dalam usaha memelihara, membimbing, melindungi dan mendidik anak
yang diterapkan harus sesuai dengan perkembangan dan kondisi anak sehingga akan
dapat mencapai kedisiplinan, terutama kedisiplinan belajar yang tinggi. Hal tersebut
diperkuat oleh pendapat M. Imron Pohan (1986: 56) mengatakan bahwa ”bimbingan
orang tua, terutama dalam kegiatan belajar, bertujuan untuk (1) Tercapainya tujuan
belajar ( penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap), (2) Agar
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mendukung proses belajar”. Hal-
hal tersebut dapat tercapai dengan bimbingan keagamaan, bimbingan sosial,
pembimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan memanfaatkan waktu
senggang. Dengan demikian terbukti bahwa Intensitas Bimbingan Ayah sangat
berhubungan dengan baik buruknya kedisiplinan belajar anak. Semakin sering ayah
memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar anak, dan
sebaliknya semakin jarang pembimbingan yang diberikan Ayah kepada anak maka
akan semakin tinggipula kedisiplinan belajar anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ibu (X 2)
dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
Ada hubungan positif yang cukup signifikan antara Intensitas Bimbingan
Orang Tua pihak Ibu dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri
6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” dinyatakan diterima karena rxy = 0,425 dan
ρ < 0,001, yang berarti bahwa variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua pihak Ibu
dan Kedisiplinan Belajar memiliki arah hubungan positif yang cukup signifikan.
Dikatakan memiliki hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki
arah hubungan yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa Intensitas Bimbingan
Orang Tua pihak Ibu memiliki hubungan dengan Kedisiplinan belajar pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri. Baik itu bimbingan sosial, bimbingan
keagamaan, bimbingan belajar, bimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan
bimbingan dalam menggunakan waktu luang,sangat erat hubungannya dengan naik
turunnya kedisiplinan belajar anak. Dengan demikian Intensitas Bimbingan Orang
Tua pihak Ibu dalam memberi bantuan anaknya secara terus-menerus ,yang
diterapkan dalam usaha memelihara, membimbing, melindungi dan mendidik anak
yang diterapkan harus sesuai dengan perkembangan dan kondisi anak sehingga akan
dapat mencapai kedisiplinan, terutama kedisiplinan belajar yang tinggi. Hal tersebut
diperkuat oleh pendapat M. Imron Pohan (1986: 56) mengatakan bahwa ”bimbingan
orang tua, terutama dalam kegiatan belajar, bertujuan untuk (1) Tercapainya tujuan
belajar ( penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap), (2) Agar
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mendukung proses belajar”. Hal-
hal tersebut dapat tercapai dengan bimbingan keagamaan, bimbingan sosial,
pembimbingan untuk menyelesaikan masalah pribadi, dan memanfaatkan waktu
senggang. Dengan demikian terbukti bahwa intensitas Bimbingan ibu sangat
berhubungan dengan baik buruknya kedisiplinan belajar anak. Semakin sering ibu
memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar anak, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebaliknya semakin jarang pembimbingan yang diberikan ibu kepada anak maka akan
semakin tinggipula kedisiplinan belajar anak.
3. Hubungan antara Pemanfaatan Sumber Belajar (X3)
dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
Hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang positif antara Pemanfaatan
Sumber Belajar dengan Kedisiplinan Belajar pada siswa VIII SMP Negeri 6
Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011” di terima karena rxy = 0,526 dan ρ < 0,000,
yang berarti bahwa variabel antara Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Kedisiplinan
Belajar memiliki arah hubungan positif yang sangat signifikan. Dikatakan memiliki
hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan yang
sama.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa semakin tinggi atau baik seorang
anak memanfaatkan sumber belajar yang ada maka kedisiplina belajar anak juga
semakin meningkat, dan sebaliknya semakin rendah atau buruk baik seorang anak
memanfaatkan sumber belajar yang ada maka kedisiplina belajar anak juga akan
semakin menurun. Melalui pemanfaatan sumber belajar diharapkan akan
menumbuhkan minat belajar pada siswa. Sehingga siswa dapat belajar dengan
disiplin karena telah menyadari tanggung jawabnya. Siswa yang dapat memanfaatkan
lingkungan di sekitarnya/ sumber belajar untuk mempermudah belajar akan merasa
senang dengan kegiatan belajar mereka. Kegiatan belajar akan dapat berjalan dengan
baik apabila disertai sumber belajar yang mendukung. Pemanfaatan sumber belajar
mempunyai hubungan dengan kedisiplinan belajar anak. Semakin sering siswa
memanfaatan sumber belajar yang ada akan mampu meningkatkan kedisiplinan
belajarnya. Karena pada dasarnya sumber belajar itu memberi kemudahan dalam
kegiatan belajar siswa. Selain hal tersebut untuk memudahkan belajar diperlukan
beberapa criteria dalam memilih/ memanfaatkan seumber belajar. Menuurt Akhmad
Sudrajat, (2008), Konsep Sumber Belajar, http: /ahmadsudrajad. wordpress.com,
diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02. Ia mengatakan bahwa dalam
memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak harus terpatok pada harga yang mahal;(2) praktis: tidak memerlukan
pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar
lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional
dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar,
dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa. Dengan memilih atau
memanfaakan sumber belajar yang dapat memudahkan belajar anak, maka akan
membuat anak lebih menjaga kedisiplinan belajarnya, misalnya dengan mematuhi
jadwal belajar, atau mengumpulkan tugas tepat waktu.
4. Hubungan antara Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah (X1), pihak
Ibu (X 2) dan Kedisiplinan (X3) dengan Kedisiplinan Belajar (Y)
Hipotesis yang berbunyi “ Ada hubungan yang positif antara Intensitas
Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber Belajar dengan
Kedisiplinan Belajar. pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran
2010/2011” di terima karena Ry(x1,2,3) = 0,570 dan ρ < 0,000 yang berarti bahwa
variabel Intensitas Bimbingan Orang Tua Pihak Ayah, Ibu, dan Pemanfaatan sumber
Belajar memiliki arah hubungan positif dengan Kedisiplinan Belajar. Dikatakan
memiliki hubungan yang positif karena ketiga variabel tersebut memiliki arah
hubungan yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa kedisiplinan belajar anak
akan meningkat atau tinggi jika dapat memanfaatkan sumber belajar dengan baik,
tetapi tidak hanya memanfaatakn sumber belajar saja tetapi tingkat keseringan/ sering
tidaknya bimbingan yang diberikan ayah dan ibu kepada anak juga harus sesuai.
Pembentukan kedisiplinan belajar dilakukan melalui suatu proses yang sangat
panjang yaitu dimulai sejak dini di dalam lingkungan keluarga dan dilanjutkan di
lingkungan sekolah. Pembiasaan kedisiplinan di dalam lingkungan keluarga maupun
lingkungan sekolah ini mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan siswa
di masa yang akan datang. keluargalah yang memberikan suasana untuk terciptanya
kedisiplinan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Elida Prayitno (1989: 156)
yang menyatakan bahwa: ”Orang itu dapat menciptakan situasi fisik maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
psikologis yang menyokong minat dan kegairahan anaknya dalam belajar.
Penyediaan kesempatan yang dibutuhkan anak dalam belajar di rumah maupun di luar
rumah sangat menunjang kesuksesan anak dalam belajar. Membina hubungan akrab
dengan anak dan memberikan perhatian yang tinggi peting dan patut diperhatikan
oleh orang tua, jika ingin anaknya berhasil dalam belajar.” Anak yang memiliki
kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha mempertahankan kegiatan
belajar melalui meningkatkan/ mempertahankan kualitas belajarnya. Melalui
pemanfaatan sumber belajar, anak dapat meningkatkan/ mempertahankan kualitas
belajarnya. Ia akan memanfatkan sumber belajar yang ada untuk mempermudah
kegiatan belajarnya. Anak yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan
berusaha mengatasi kesulitannya. Maka dengan bimbingan dari orang tua anak akan
bisa mengatasi kesulitannya dan dapat tetap mempertahankan kualitas belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari deskripsi data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx1y sebesar 0,406 dan ρ = 0,002.
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas bimbingan orang
tua pihak ayah (X1) dengan kedisiplinan belajar (Y). Semakin sering ayah
memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar
anak.
2. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx2y sebesar 0,425 dan ρ =0,001.
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas bimbingan orang
tua pihak ibu (X) dengan kedisiplinan belajar (Y). Semakin sering ibu
memberikan pembimbingan, maka akan semakin tinggi kedisiplinan belajar
anak.
3. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx3y sebesar 0,526 dan ρ = 0,000.
Hal ini menujukkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan sumber belajar
(X3) dengan kedisipluan belajar (Y). Semakin tinggi anak memanfaatkan
sumber belajar yang ada, maka semakain tinggi pula kedisiplina belajar anak.
4. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh Ry(X1,2, 3) sebesar 0,570 dan ρ =
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas bimbingan
orang tua pihak ayah (X1), pihak ibu (X2), dan pemanfaatan sumber belajar (X3)
dengan kedisiplinan belajar (Y). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
intensitas bimbingan pihak ayah, pihak ibu dan pemanfaatan sumber belajar
yang dimiliki anak maka kedisiplinan belajar yang dicapai anak juga akan
semakin baik.
5. Perbandingan sumbangan efektif (SE) antara X1, X2 dan X3 terhadap Y yaitu
4,697%, 0,186% dan 27,656%. Sedangkan perbandingan sumbangan relatif
(SR) antara X1, X2 dan X3 terhadap Y yaitu sebesar 14,435%, 0,572%, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84,993%. Dengan ahsil ini menunjukkan bahwa variabel pemanfaatan sumber
belajar (X3) memberi sumbangan yang lebih tinggi bagi kediplinan belajar (Y)
dibandingkan dengan variabel bimbingan orang tua pihak ayaha(X1), dan Pihak
Ibu (X2).
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut :
1. Dengan adanya hubungan positif antara intensitas bimbingan orang tua pihak
ayah dan pihak ibu dengan kedisiplina belajar, maka memberikan gambaran
bagi orang tua dalam memberi bantuan anaknya secara terus-menerus, yang
diterapkan dalam usaha memelihara, membimbing, melindungi dan mendidik
anak yang diterapkan harus sesuai dengan perkembangan dan kondisi anak
sehingga akan dapat mencapai kedisiplinan, terutama kedisiplinan belajar yang
tinggi. Jika anak sering dibimbing, ia akan terbiasa dengan kedisiplinan belajar
dan menyadari bertanggung jawabnya untuk meraih keberhasilan belajar.
2. Dengan adanya hubungan positif antara pemanfaatan sumber belajar dengan
kedisiplinan belajar, maka memberikan gambaran bagi siswa untuk
memnfaatkan sumber belajar yang ada untuk mempermudah belajar sehingga
mereka akan merasa senang dengan kegiatan belajar mereka. Anak yang
memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha
mempertahankan kegiatan belajar melalui meningkatkan/ mempertahankan
kualitas belajarnya. Melalui pemanfaatan sumber belajar, anak dapat
meningkatkan/ mempertahankan kualitas belajarnya.
3. Dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang berhubungan dengan
kedisiplinan belajar anak baik bimbingan orang tua dari pihak ayah dan ibu
serta pemanfaatan sumber belajar, maka secara nyata ayah dan ibu harus
senantiasa memberikan bimbingan/pengarahan pada anak secara terus menerus.
Dengan bimbingan dari orang tua anak akan bisa mengatasi kesulitannya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat tetap mempertahankan kualitas belajarnya.Ia akan memanfatkan sumber
belajar yang ada untuk mempermudah kegiatan belajarnya. Anak yang memiliki
kedisiplinan yang tinggi dalam belajar akan berusaha mengatasi kesulitannya.
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka perlu
penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Orang Tua
a. Orang tua diharapkan membimbing dan memberi pengarahanpada anaknya
yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kepribadian anak.
b. Orang tua hendaknya berusaha memenuhi sumber-sember belajar yang
diperlukan anaknya.
c. Orang tua hendaknya senantiasa memberikan bantuan jalan keluar pada
.masalah yang di hadai anaknya, agar tidak mengganggu kegiatan belajar anak
d. Orang tua diharapkan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang nyaman
bagi anak, khususnya saat belajar.
2. Bagi Anak
a. Anak diharapkan dapat dekat dengan keluarga atau kedua orang tuanya agar
mudah dalm memberikan bimbingan.
b. Anak diharapakan dapat berdisiplin dalam belajar untuk meraih keberhasilan
belajar.
c. Anak diharapkan mampu memilih/ memanfaatkan sumber belajar untuk
memudahkan belajar.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya berusaha memberikan sumber-sumber belajar yang
memadai bagi siswa.
b. Guru hendaknya memahami bahwa siswa berasal dari latar belakang keluarga
yang berbeda, maka guru hendaknya berhati-hati dalam menyikapi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Sekolah hendaknya senantiasa menjalin kerjasama dengan orang tua / wali
murid dalam mengawasi proses belajar anak yang nantinya dapat
meningkatkan prestasi belajar anak
4. Bagi Peneliti Lain.
Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis, maka penelitian ini
dapat dijadikan acuan dan referensi untuk mengadakan penelitian mengenai
intensitas bimbingan orang tua, pemanfaatan sumber belajar dan kedisiplinan
belajar. Penelitian ini juga dapat dijadikan perbandingan mengenai hasil
penelitian sejenis yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rjneka Cipta Abdullah Nasbih Ulwan. 1990. Pedoman. Pendidikan Anak. Semarang: Ash-Syifa Ainur Rahim Faqih. 2001. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Jakarta: UII
Press Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press Daryanto. 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo Dewa Ketut Sukardi. 1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Rineka Cipta Muhibbin Syah. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Perss Elida Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Erman Amti dan Marjohan. 1992. Bimbingan Pendidikan Konseling. Jakarta: Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Guilford, J.P. 1951. Psychometric Methods. New YorkMcgraw-Hill Book Hadari Nawawi. 1995. Metodologi Penelitian Bidang Ilmiah. Yogyakarta: UGM
Press Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grasindo Persada Hurlock, Elizabeth (diterjemahkan Med. Meitasari Tjandrasa). 2002. Perkembangan
Anak. Jakarta: Grasindo Husaini Usman dan purnomo setiady Akbar. 2004. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara Ihromi. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Jaya Kartini Kartono. 1985. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press Krech, Crutchfield and Ballachey. 1962. Individual In Society (A Textbook of Social
Psychology). London: McGraw-Hill Book Company, Inc. Melayu SP. Hasibuan. 1994. Menejemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Gunung Agung Mudhoffir. 1992. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung PT
Remaja Rosdakarya Muhibbin Syah. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdyakarya M. Imron Pohan. 1986. Psikologi Untuk Membimbing. Bandung: CV Ilmu Ngalim Purwanto. 1988. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja
Karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Nasution. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Natawidjaja. 1988. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayan. Institut
keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung Oemar Hamalik. 1990. Metode Belajar dan Konsultasi Belajar. Bandung: Tarsito Prayitno.2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta Saifudin, Azwar. 2000. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sardiman AM. 2001. Interksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Seigel, Sidney. 1956. Nonparametric Statistics for the Behavioral Sciences. Mc-Graw
HillBook Company. Singgih D. Gunarsa. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia SinggihGunarso dan Singgih D. Gunarso. 1992. Psikologi untuk Membimbing.
Jakarta: BPK Gunung Mulia. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung:
Rineka Cipta Soedomo Hadi. 2003. Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta: UNS Press Soegeng Prijadarminto. 1992. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: P. Pradnya
Paramita Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Keluarga: Tentang Hal Ikhwal Keluarga,
Remaja dan Anak. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. Sri Joko Yunanto. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo Sudarwan Danim. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudjana. 2002. Metodologi Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 1990. Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineka Cipta ________ 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta Suheri dan Edi Purwanto. 1996. Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif Ilmu Sosial. Yogyakarta: Risel
Press
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sulistryo dan Ign. Wagimin. 1986. Strategi Belajar Mengajar II. Surakarta: UNS Press
Sumadi Sumabrata.1991.Psikologi pendidikan, Jakarta : Rajawali. Sutrisno, Hadi. 2000. Methodology Research. Yogyakarta: Andi Offset. ________ . 2001. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset ________ . 1995. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Y. Slamet. 2008. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press Thamrin Nasution dan Nur Halijah. 1989. Latar Belakang Kenakalan Remaja.
Bandung: Alumni Akhmad Sudrajad, 2008. Konsep Sumber Belajar. http: /ahmadsudrajad.
wordpress.com. diambi pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 20.02 Abied. 20 Maret 2010. Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa.
meetabied.wordpress.com/2010/03/20/sikap-dan-kebiasaan-belajar-siswa/. diambil pada 30 desember 2010 pukul 20:10.
Nhowitzer. 2007. Korelasi Perlakuan Guru Bimbingan Dan Konseling Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Samudra Kulon Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. http : / / nhowitzer.multiply.com/journal/item/1. Diambil pada tanggal 28 Februari 2011 pukul 19.51