Upload
truongnhan
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
62
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Pengumpulan data dilakukan selama bulan Oktober hingga 26
November 2012 untuk tryout kuesioner sebanyak 10 mahasiswa yang terdiri
dari mahasiswa pendidikan ekonomi, kemudian dilanjutkan dengan
menyebarkan 30 kuesioner yang diisi oleh mahasiswa pendidikan ekonomi
angkatan 2009 keatas untuk uji validitas dan reliabilitas. Setelah uji validitas
dan reliabilitas diketahui dan membuang butir pernyataan pada kuesionar
yang tidak valid serta mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti
menyebarkan kuesioner (angket) pada 117 mahasiswa angkatan 2008 dan
2009 yang dipilih secara Proportionate Stratified Random Sampling yang
tepat digunakan untuk populasi yang mempunyai anggota tidak homogen dan
berstrata secara proporsional untuk mahasiswa FKIP-UKSW sebagai
responden.
FKIP-UKSW memiliki program studi yang terdiri dari pendidikan
ekonomi, pendidikan sejarah, pendidikan bimbingan konseling, PPKN,
pendidikan matematika, dan pendidikan guru SD sedangkan mahasiswa PG-
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) tidak peneliti ikut sertakan dalam
penelitian ini dengan alasan belum memiliki mahasiswa angkatan 2008 dan
2009 yang telah melaksanakan program PPL. Oleh karena itu peneliti
62
63
mengambil sampel dari 6 program studi yang terdapat di FKIP-UKSW.
Analisis yang akan digunakan dalam menganalisis data yaitu analisis
deskriptif pada setiap variabel, dilanjutkan dengan analisis normalitas data,
linearitas kemudian regresi sederhana dan regresi berganda.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan disajikan berupa hasil analisis data pada data
yang telah dikumpulkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan waktu
belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di
kalangan mahasiswa FKIP-UKSW Salatiga Tahun angkatan 2008-2009. Data
yang diperoleh digunakan untuk menjawab masalah penelitian yaitu apakah
terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan waktu belajar dengan
penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan penguasaan
kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Dan Apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara penggunaan waktu belajar dan motivasi
belajar secara bersama-sama dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan
mahasiswa FKIP-UKSW.
2.1 Analisis Pendahuluan (Analisis Deskriptif)
Menurut Gulo ( 2002:140) analisis pendahuluan bertujuan untuk
mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel penelitian melalui
analisis statistika deskriptif. Alat analisis yang dipakai dalam analisis
pendahuluan meliputi tabel distribusi frekuensi sederhana, diagram
64
statistic, perhitungan tendensi pusat dan ukuran dispersi. Berikut ini
disajikan analisis pendahuluan oleh peneliti beserta deskripsinya.
2.1.1 Distribusi Frekuensi Sederhana dan Diagram
Tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah distribusi
frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini
diklasifikasikan dalam kategori, seperti kategori sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Dan untuk cita-cita
mahasiswa FKIP-UKSW menggunakan kategori cita-cita yang
terdiri dari guru, wirausaha, swasa, dan lain-lain yang tidak
termasuk dalam guru, wirausaha dan swasta. Distribusi frekuensi
cita-cita mahasiswa FKIP-UKSW dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi cita-cita mahasiswa FKIP-UKSW
No cita-cita (kode) f (%)
1 guru (1) 57 48.7
2 wirausaha (2) 25 21.4
3 swasta (3) 3 2.6
4 lain-lain (4) 32 27.4
Jumlah 117 100
Sumber: data primer yang diolah
Persentase (%) diperoleh dari perhitungan = f/117x100
Diketahui dari distribusi frekuensi cita-cita mahasiswa FKIP
UKSW bahwa paling banyak 48,7% atau 57 mahasiswa dari
keseluruhan 117 bercita-cita menjadi guru, sebesar 21,3% atau 25
65
mahasiswa bercita-cita menjadi entrepreneur atau pengusaha, 2,5%
atau 3 mahasiswa ingin bekerja pada perusahaan swasta dan
kemudian 27,3% atau 32 mahasiswa bercita-cita selain menjadi
guru, pengusaha dan swasta. Gambar 4.1 berikut ini diagramnya.
Gambar 4.1
Diagram cita-cita mahasiswa FKIP-UKSW
Tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah distribusi
frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini
diklasifikasikan dalam kategori seperti halnya dengan cita-cita,
lamanya belajar dalam menit dikategorikan menjadi sangat tinggi,
66
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rentang data
tertinggi – data terendah yaitu 4320-120 = 4200, sedangkan
Interval diperoleh dari Rentang dibagi banyaknya kelas atau
4200/5 = 840. Berikut ini tabel distribusi frekuensi pengguaan
waktu belajar mahasiswa FKIP-UKSW.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi penggunaan waktu belajar mahasiswa FKIP-
UKSW
S
u
m
b
e
r
sumber : data primer yang diolah
R= Rentang (4320-120) : 4200
k= kelas : 5
i= interval (4200/5) :840
Distribusi frekuensi waktu belajar dari 117 mahasiswa FKIP-
UKSW diatas menunjukkan bahwa 53,0% atau 62 mahasiswa
termasuk pada kategori sangat rendah dengan waktu belajar 120-
959 menit per minggu. Pada kategori rendah dengan waktu belajar
960-1799 menit per minggu ada 32 atau 27,4% mahasiswa. Pada
No
Kategori Rentang skor waktu belajar (menit) per
minggu f
%
1 Sangat tinggi
3480-4320 4 3,4
2 Tinggi
2640-3479 1 0,9
3 Sedang
1800-2639 18 15,4
4 Rendah
960-1799 32 27,4
5 Sangat rendah
120-959 62 53,0
jumlah 117 100
67
kategori sedang dengan jumlah waktu belajar 1800-2639 menit per
minggu ada 18 atau 15,4% mahasiswa. Pada kategori tinggi
dengan jumlah waktu belajar 2640-3479 menit per minggu ada 1
atau 0,9% mahasiswa. Dan 4 mahasiswa atau 3,4% dengan 3480-
4320 menit perminggu berada pada kategori sangat tinggi. Berikut
ini diagram penggunaan waktu belajar mahasiswa FKIP-UKSW.
Gambar 4.2
Diagram penggunaan waktu belajar mahasiswa
FKIP-UKSW
Tabel distribusi frekuensi yang digunakan yaitu distribusi
frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini
diklasifikasikan dalam kategori seperti halnya variabel
sebelumnya, skor ketersetujuan mahasiswa pada sikap positif
pernyataan dalam angket dikategorikan menjadi sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rentang data
68
tertinggi – data terendah yaitu 92,5 - 47,5 = 45, sedangkan Interval
diperoleh dari Rentang dibagi banyaknya kelas atau 45/5 = 9.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi motivasi belajar mahasiswa
FKIP-UKSW.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi motivasi belajar mahasiswa FKIP-UKSW
No Kategori skor f %
1 Sangat tinggi 83,5-92,5 21 17,9
2 Tinggi 74,5-82,5 50 42,7
3 Sedang 65.5-73,5 32 27,4
4 Rendah 56,5-64,5 11 9,4
5 Sangat rendah 47,5-55.5 3 2,6
jumlah 117 100
Sumber: data primer yang diolah
R= Rentang (92,5-47,5) :45
k= kelas :5
i= interval (45/5) :9
69
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi motivasi belajar
mahasiswa FKIP-UKSW diatas diketahui bahwa dari total 117
mahasiswa FKIP-UKSW 21 atau 17,9% berada pada kategori
motivasi sangat tinggi dengan skor 83,5-92,5. Pada kategori
motivasi tinggi dengan skor 74,5-82,5 terdapat 50 atau 42,7 %.
Pada kategori motivasi sedang dengan skor 65.5-73,5 terdapat 32
atau 27,4%, dan tidak ada mahasiswa yang berada pada kategori
rendah dengan skor 56,5-64,5 terdapat 11 atau 9,4% dan sangat
rendah dengan skor 47,5-55.5 terdapat 3 atau 2,6% . Berikut ini
diagram motivasi belajar mahasiswa FKIP-UKSW.
Gambar 4.3
Diagram motivasi belajar mahasiswa FKIP-
UKSW
70
Tabel distribusi frekuensi yang digunakan tetap distribusi
frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini
diklasifikasikan dalam kategori seperti halnya variabel sebelumnya
pula, berdasarkan skor ketersetujuan mahasiswa pada sikap positif
pernyataan dalam angket dikategorikan menjadi sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rentang data
tertinggi – data terendah yaitu 93,6 – 47 = 46,6, sedangkan Interval
diperoleh dari Rentang dibagi banyaknya kelas atau 46,6/5 = 9,32.
Berikut ini tabel distribusi frekuensi penguasaan kompetensi guru
mahasiswa FKIP-UKSW.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi penguasaan kompetensi guru mahasiswa
FKIP-UKSW
No Kategori skor f %
1 Sangat tinggi 84,28-93,6 21
17,9
2 Tinggi 74,96-83,28 58 49,6
3 Sedang 65,64-73,96 26 22,2
4 Rendah 56,32-64,64 9 7,7
5 Sangat rendah 47-55,32 3 2,6
jumlah 117 100
Sumber: data primer yang diolah
R= Rentang (93,6-47) : 46,6
k= kelas : 5
i= interval (46,6/5) : 9,32
71
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi penguasaan kompetensi
guru mahasiswa FKIP-UKSW diatas, terdapat 21 atau 17,9%
mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi dengan skor 84,28-
93,6. Berikutnya pada kategori tinggi dengan skor 74,96-83,28
terdapat 58 atau 49,6% mahasiswa. Pada kategori sedang dengan
skor 65,64-73,96 ada 26 atau 22.2% mahasiswa. 9 atau 7,7%
mahasiswa pada kategori rendah dengan skor 56,32-64,64 dan 3
atau 2,6% mahasiswa pada kategori sangat rendah dengan skor 47-
55,32. Berikut ini diagram penguasaan kompetensi guru
mahasiswa FKIP-UKSW.
Gambar 4.4
Diagram penguasaan kompetensi guru mahasiswa
FKIP-UKSW
72
Jumlah 117 mahasiswa FKIP-UKSW untuk (X1) waktu belajar
dengan data minimum statistic 120 menit per minggu , maksimum
4320 menit per minggu, range 4200, mean 1,1282, dan standar
deviasi 820,714 serta varian 6,736. motivasi belajar (X2)
mahasiswa FKIP-UKSW diatas menunjukkan bahwa dari jumlah
117 mahasiswa FKIP-UKSW dengan data minimum statistic
19,00, maksimum 37,00 range 18 mean 30.2051 dan standar
deviasi 3.39253 serta varian 11.509. penguasaan kompetensi guru
(Y) data minimumnya 112,00 data maksimumnya 220.00, mean
1.8022 standar deviasi 19.83123, dan variance 393.278. Berikut
tabel deskriptif statistik datanya.
Tabel 4.5
Deskriptif statistic waktu belajar, motivasi dan penguasaan
kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
X1 117 4200.00 120.00 4320.00 1.1282E3 75.87505 820.71417 6.736E5
X2 117 18.00 19.00 37.00 30.2051 .31364 3.39253 11.509
Y 117 108.00 112.00 220.00 1.8022E2 1.83340 19.83123 393.278
Valid N (listwise) 117
73
2.2 uji Pra Syarat Analisis
2.2.1 Uji Normalitas
Analisis uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-
Smirnov dengan α = 5%. Uji normalitas one sampel kolmogorov
smirnov test, yaitu pengujian dua sisi yang dilakukan dengan
membandingkan signifikansi hasil uji (p value) dengan taraf
signifikansi. Tujuan uji normalitas adalah untuk membuktikan
bahwa (1) sampel telah diambil secara proporsional dari
populasinya; dan (2) variabel yang diteliti memenuhi kriteria
distibusi normal (http://repository.unhas.ac.id) . Perhitungan uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 16.0
for windows untuk pengujian terhadap data sampel tiap variabel.
Hasil uji normalitas dikatakan berdistribusi normal jika
pobabilitasnya (Asymp. Sig. (2-tailed)) > 0.05. Hasil uji
normalitas data mahasiswa FKIP-UKSW dapat dilihat pada tabel
berikut.
74
Tabel 4.6
Uji Normalitas waktu belajar, motivasi dan penguasaan
kompetensi guru Mahasiswa FKIP-UKSW
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 117 117 117
Normal Parametersa Mean 1.1282E3 30.2051 1.8022E2
Std. Deviation 8.20714E2 3.39253 1.98312E1
Most Extreme Differences Absolute .182 .114 .134
Positive .182 .053 .064
Negative -.149 -.114 -.134
Kolmogorov-Smirnov Z 1.964 1.233 1.446
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .096 .031
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.6 tampak bahwa untuk waktu belajar (X1), nilai yang
ditunjukkan oleh Sig. < 0.05, yaitu sebesar 0.001, yang artinya data
penggunaan waktu belajar bedistribusi tidak normal sehingga
analisis selanjutnya menggunakan analisis teknik statistik
nonparametris. Untuk motivasi belajar (X2) mempunyai nilai Sig. >
0.05, yaitu sebesar 0.096, yang artinya data penggunaan waktu
belajar bedistribusi normal. Dan penguasaan kompetensi guru (Y)
mempunyai nilai Sig. 0.031 > 0.05, yaitu sebesar 0.031, yang
artinya data penggunaan waktu belajar bedistribusi normal. Oleh
karena itu penggunaan statistik parametris untuk melakukan
analisis regresi dan pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.
75
2.2.2 Uji Linieritas
Analisis uji linieritas antara waktu belajar dengan penguasaan
kompetensi guru (α = 5%) dikatakan linier jika probabilitasnya
(Sig.) < 0.05. Hasil data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Uji Linier waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru
mahasiswa FKIP UKSW
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Y *
X1
Between
Groups
(Combined) 6014.093 28 214.789 .477 .986
Linearity 43.496 1 43.496 .097 .757
Deviation from
Linearity 5970.597 27 221.133 .491 .981
Within Groups 39606.130 88 450.070
Total 45620.222 116
Pada tabel 4.7 tampak bahwa waktu belajar dengan penguasaan
kompetensi guru ditunjukkan pada kolom sig. > 0.05 yaitu sebesar
0.757, yang artinya hubungan antara waktu belajar dengan
penguasaan kompetensi guru tidak linier, yang artinya jika
digambarkan dalam sebuah grafi cartesius fungsi waktu belajar
terhadap penguasaan kompetensi guru tidak menunjukkan garis
yang lurus atau linear.
76
Tabel 4.8
Uji linieritas motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru
mahasiswa FKIP-UKSW
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Y *
X2
Between
Groups
(Combined) 11744.921 16 734.058 2.167 .011
Linearity 2748.740 1 2748.740 8.114 .005
Deviation from
Linearity 8996.182 15 599.745 1.770 .050
Within Groups 33875.301 100 338.753
Total 45620.222 116
Pada tabel 4.8 tampak bahwa motivasi belajar dengan
penguasaan kompetensi guru ditunjukkan pada kolom sig. ≤ 0.05
yaitu sebesar 0.005, yang artinya hubungan antara motivasi belajar
dengan penguasaan kompetensi guru linier atau membentuk
sebuah garis lurus.
2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis tentang korelasi antar variabel yang
diungkapkan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan yang
positif dan signifikan antara penggunaan waktu belajar dengan
penguasaan kompetensi guru, adakah hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi
guru, dan adakah hubungan yang positif dan signifikan antara
77
penggunaan waktu belajar dan motivasi dengan penguasaan
kompetensi guru, Proses analisis dilakukan dengan menggunakan
bantuan SPSS 16.0 for windows. Pengujian dengan menggunakan
analisis regresi sederhana dan regresi linier berganda.
2.3.1 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini ingin
memprediksi/meramalkan perubahan yang terjadi pada variabel
penguasaan kompetensi guru (Y) apabila variabel penggunaan
waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) dimanipulasi (diubah-
ubah). Data penelitian yang telah diuji validitas, reliabilitas dan
normalitasnya akan dianalisis menggunakan analisis regresi
sederhana untuk mengetahui pola pengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat dalam penelitian. Pola hubungan yang
ingin diketahui pada penelitian ini adalah pengaruh waktu belajar
(X1) motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru
(Y). Analisis regresi sederhana menggunakan teknik analisis
regresi linier satu variabel yang akan menghasilkan koefisien
regresi antara variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS
16.0 for windows dan hasil analisis regresi yang diperoleh akan
dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana agar dapat
digunakan untuk memprediksi tinggi rendahnya nilai penguasaan
78
kompetensi guru (Y) ketika dilakukan manipulasi atas waktu
belajar (X1) dan penguasaan kompetensi guru (Y) ketika dilakukan
manipulasi atas motivasi belajar (X2) Untuk mengetahui hasil
nalisis regresi dari pengaruh waktu belajar dan motivasi belajar
terhadap penguasaan kompetensi guru dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.9
Analisis Regresi sederhana penggunaan waktu belajar terhadap
penguasaan kompetensi guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 179.380 3.137 57.174 .000
X1 .001 .002 .031 .331 .741
a. Dependent Variable: Y
Hasil analisis regresi pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa
konstanta pada kolom B sebesar 179,380 dan koefisien regresi
waktu belajar pada kolom Beta sebesar 0,031. Hasil analisis
regresi tersebut berikutnya dimasukkan atau diaplikasikan dalam
persamaan regresi sederhana sebagai berikut :
Y = a + b1 X1
Y = 179,380 + 0,031 X1
79
Persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk menunjukkan
pola pengaruh waktu belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi
guru (Y). Konstanta sebesar 179,380 menyatakan bahwa jika tidak
ada kenaikan nilai dari waktu belajar (X1), maka nilai dari
penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 0,031. Sedangkan
koefisien b menunjukkan koefisien arah regresi atas setiap
perubahan waktu belajar (X1) sebesar 1 unit akan mengakibatkan
perubahan rata-rata penguasaan kompetensi guru (Y). Perubahan
dapat dikatakan sebagai penambahan jika b bertanda positif (tanda
+) dan ketika b bertanda negatif (tanda -) maka perubahan
merupakan penurunan. Pada persamaan regresi sederhana di atas,
diperoleh koefisien regresi (b) sebesar 0,031 menyatakan bahwa
setiap kali waktu belajar (X1) mengalami penambahan (karena
tanda +) maka rata-rata penguasaan kompetensi guru (Y) akan
bertambah sebesar 0,031.
Berdasarkan kriteria uji koefisien regresi di atas, akan
diketahui signifikansi regresi sederhana dengan membandingkan
antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. Pada
tabel 4.8 diketahui bahwa pada kolom Sig (signifikan) diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,741, dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima, menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan
waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru, artinya
80
signifikan dapat dikatakan jika waktu yang digunakan untuk
belajar meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga
meningkat . Untuk mengetahui hasil analisis regresi dari motivasi
belajar terhadap penguasaan kompetensi guru dapat dilihat pada
tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.10
Analisis Regresi penggunaan motivasi belajar terhadap penguasaan
kompetensi guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 136.882 16.061 8.523 .000
X2 1.435 .528 .245 2.715 .008
a. Dependent Variable: Y
Hasil analisis regresi pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa
konstanta pada kolom B sebesar 136,882 dan koefisien regresi
variabel motivasi belajar pada kolom Beta sebesar 0,245. Hasil
analisis regresi tersebut berikutnya dikonsultasikan dalam
persamaan regresi sederhana sebagai berikut :
Y’ = a + b2 X2
Y = 136,882 + 0,245 X2
81
Persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk menunjukkan
pola pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan
kompetensi guru (Y). Konstanta sebesar 136,882 menyatakan
bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari motivasi belajar (X2),
maka nilai dari penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 0,245.
Sedangkan koefisien b menunjukkan koefisien arah regresi atas
setiap perubahan motivasi belajar (X2) sebesar 1 unit akan
mengakibatkan perubahan rata-rata variabel penguasaan
kompetensi guru (Y). Perubahan dapat dikatakan sebagai
penambahan jika b bertanda positif (tanda +) dan ketika b bertanda
negatif (tanda -) maka perubahan merupakan penurunan. Pada
persamaan regresi sederhana di atas, diperoleh koefisien regresi (b)
sebesar 0,245 menyatakan bahwa setiap kali motivasi belajar (X2)
mengalami penambahan (karena tanda +) maka rata-rata
penguasaan kompetensi guru (Y) akan bertambah sebesar 0,245.
Berdasarkan kriteria uji koefisien regresi di atas, akan
diketahui signifikansi regresi sederhana dengan membandingkan
antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. Pada
tabel 4.9 diketahui bahwa pada kolom Sig (signifikan) diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,008, dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima, regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh
signifikan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru,
82
artinya signifikan dapat dikatakan jika waktu yang digunakan
untuk belajar meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga
meningkat.
2.3.2 Analisis Regresi linier berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah waktu dan
motivasi belajar mempunyai pengaruh terhadap penguasaan
kompetensi guru. Penghitungan uji analisis berganda
menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows
release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11
Analisis Regresi berganda penggunaan waktu belajar dan motivasi
terhadap penguasaan kompetensi guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 136.587 16.205 8.429 .000
X1 .000 .002 .017 .188 .852
X2 1.429 .532 .245 2.689 .008
a. Dependent Variable: Y
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = 136,587 + 0,000 X1+1,429 X2
Persamaan regresi tersebut maka dapat dIinterpretasikan
sebagai berikut:
83
1 a = 136,587, artinya jika waktu yang digunakan untuk belajar dan
motivasi belajar konstan, maka penguasaan kompetensi guru sebesar
136,587.
2 b1 = 0,000, artinya jika waktu yang digunakan untuk belajar
meningkat satu point maka akan meningkatkan penguasaan
kompetensi guru sebesar 0,000
3 b2 = 1,429, artinya motivasi belajar meningkat satu point maka akan
meningkatkan penguasaan kompetensi guru sebesar 1,429.
2.3.3 Uji F
Uji keberartian model regresi atau disebut uji F (uji Anova /
Analisis of Varians ), digunakan untuk melihat apakah model
persamaan regresi yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (http://repository.unhas.ac.id). Kriteria dari uji F yaitu
apabila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak (menerima Ha) yang berarti
variabel waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama
mempengaruhi penguasaan kompetensi guru, dan sebaliknya.
Pengujian keberartian regresi dapat pula melalui aplikasi SPSS
yang berlaku bagi regresi sederhana dan regresi ganda. Menurut
Sambas Ali & Maman Abdurahman, (2007:210) kriteria yang
digunakan adalah apabila nilai r lebih besar dari (>) nilai α
84
tertentu maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai r lebih kecil
dari (<) nilai α tertentu maka H0 ditolak. Hasil analisis uji F
menggunakan SPSS for windows release 16.0 sebagai berikut:
Tabel 4.12
Uji F penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi
guru
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 43.496 1 43.496 .110 .741a
Residual 45576.727 115 396.319
Total 45620.222 116
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan data hasil perhitungan dengan program SPSS
diatas, diperoleh Fhitung=0,110 dengan harga signifikansi sebesar
0,741 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga didapat Fhitung
< Ftabel atau Fhitung (0,110) < Ftabel (3,09). Nilai r lebih besar dari
pada tingkat sig α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,741 > 0,05
sehingga H0 diterima. Dengan ini maka Ha ditolak dan H0 yang
diuji dalam penelitian ini yaitu “ada pengaruh antara penggunaan
waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan
mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” diterima. Artinya jika waktu
belajar terus meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga
terus meningkat memiliki arah tingkatan yang sama atau positif.
85
Tabel 4.13
Uji F motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru
Berdasarkan data hasil perhitungan dengan program SPSS
diatas, diperoleh Fhitung=7,373 dengan harga signifikansi sebesar
0,008 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga didapat Fhitung
> Ftabel atau Fhitung (7,373) > Ftabel (3,09). nilai r lebih kecil dari
pada tingkat sig α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,08>0,05
sehingga H0 ditolak. Dengan kata lain terdapat hubungan yang
berarti antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi
guru. Dengan ini maka H0 ditolak dan Ha yang diuji dalam
penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan
mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” diterima. Artinya jika motivasi
belajar terus meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga
terus meningkat memiliki arah tingkatan yang sama atau positif.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2748.740 1 2748.740 7.373 .008a
Residual 42871.483 115 372.796
Total 45620.222 116
a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y
86
Tabel 4.14
Uji F waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan
kompetensi guru
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2761.974 2 1380.987 3.673 .028a
Residual 42858.248 114 375.950
Total 45620.222 116
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan data hasil perhitungan dengan program SPSS
diatas, diperoleh Fhitung=3,673 dengan harga signifikansi sebesar
0,028 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 2,70 sehingga didapat Fhitung
> Ftabel atau Fhitung (3,673) > Ftabel (2,70). nilai r lebih kecil dari
pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,028 > 0,05
sehingga H0 diterima. Artinya terdapat hubungan yang berarti
antara waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama
dengan penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka H0 ditolak
dan Ha yang diuji dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara waktu belajar dan motivasi belajar
terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa
FKIP UKSW Salatiga” diterima. Artinya jika waktu dan motivasi
belajar terus meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga
terus meningkat memiliki arah tingkatan yang sama atau positif
87
2.3.4 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara
serentak terhadap variabel dependen. Jika nilai koefisien
determinasi mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat
model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen
terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika koefisien determinasi
mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel independen
menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Analisis data
menggunakan komputer dengan program SPSS 16.0 for windows
untuk mengetahui besarnya prosentase sumbangan pengaruh
penggunaan waktu belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi
guru (Y) ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi pengaruh penggunaan waktu belajar
terhadap penguasaan kompetensi guru
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .031a .001 -.008 19.90777
a. Predictors: (Constant), X1
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi
pada kolom R sebesar 0,031. Koefisien determinasi sebesar 0,031
cenderung mendekati 0 (1–0,031 = 0,969), maka dapat dikatakan
penggunaan waktu belajar (X1) memiliki variasi kurang kuat dan
88
terbatas dalam menerangkan penguasaan kompetensi guru (Y).
Koefisien determinasi sebesar 0,031 juga menyatakan bahwa
besarnya prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu
belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah
3,1%. Sedangkan sisanya yaitu 96,9% (100% - 3,1%) dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini
seperti faktor lingkungan belajar, faktor teknologi, faktor pengajar,
dan lain sebagainya.
Tabel 4.16
Koefisien Determinasi pengaruh motivasi belajar terhadap
penguasaan kompetensi guru
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .245a .060 .052 19.30791
a. Predictors: (Constant), X2
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi
pada kolom R sebesar 0,245. Koefisien determinasi sebesar 0,245
cenderung mendekati 0 (1–0,245 = 0,755), maka dapat dikatakan
penggunaan motivasi belajar (X2) memiliki variasi kurang kuat dan
terbatas dalam menerangkan penguasaan kompetensi guru (Y).
Koefisien determinasi sebesar 0,245 juga menyatakan bahwa
besarnya prosentase sumbangan pengaruh motivasi belajar (X2)
89
terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,5%.
Sedangkan sisanya yaitu 75,5% (100% - 24,5%) dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Tabel 4.17
Koefisien Determinasi pengaruh penggunaan waktu belajar dan
motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .246a .061 .044 19.38942
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi
pada kolom R sebesar 0,246. Koefisien determinasi sebesar 0,246
cenderung mendekati 0 (1–0,246 = 0,754), maka dapat dikatakan
penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) memiliki
variasi kurang kuat dan terbatas dalam menerangkan penguasaan
kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,246 juga
menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh
penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap
penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,6%. Sedangkan
sisanya yaitu 75,4% (100% - 24,6%) dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
90
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka berikut akan
disajikan hasil rekapitulasinya:
Tabel 4.18
Ringkasan uji hipotesis
variabel hipotesis Indikator
penerimaan
Hasil uji
hipotesis
kesimpulan
keputusan makna
X1→ Y
H0 = r ρX1Y117 =0 α
0,05
Ha= r ρ X1Y117 > 0
α 0,05
< 0,05
> 0,05
r=0,741 r X1Y117 >0
H0 ditolak
Ha diterima
Artinya semakin banyak
jumlah jam yang digunakan
untuk belajar semakin
terkuasai kompetensi guru.
X2→Y H0 = r ρX2Y117 =0 α
0,05
Ha= r ρ X2Y117 > 0
α 0,05
< 0,05
> 0,05
r =0,08 r X1Y117 > 0
H0 ditolak
Ha diterima
Artinya semakin tinggi
motivasi belajar semakin tinggi
pula penguasaan kompetensi
guru
X1,X2 →Y H0 = r ρX1X2Y117
=0 α 0,05
Ha= r ρ X1X2Y117 >
0 α 0,05
< 0,05
> 0,05
r =0,028 r X1Y117 > 0
H0 ditolak
Ha diterima
Artinya semakin banyak
jumlah jam yang digunakan
untuk belajar dan semakin
tinggi motivasi belajar semakin
tinggi pula penguasaan
kompetensi guru
Keterangan:
X1→ Y = hubungan antara waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru
X2→Y = hubungan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru
X1,X2 →Y= hubungan antara waktu belajar dan motivasi belajar dengan penguasaan
kompetensi guru
91
3. Pembahasan
Rumusan masalah penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara penggunaan waktu belajar dengan penguasaan kompetensi
guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru
dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Dan Apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa
FKIP-UKSW. Mengacu pada perumusan masalah tersebut, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara penggunaan waktu belajar
dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW,
pengaruh antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru
dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW dan pengaruh antara penggunaan waktu
belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan penguasaan
kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Menurut Riduwan
(2011:198) bahwa guru dalam PBM memiliki multi peran, tidak semata-mata
sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai
pendidik yang mentransfer nilai-nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang
memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Analisis data dilakukan dengan analisis regresi sederhana dan regresi
berganda melalui komputer dengan program SPSS 16.0 for windows untuk
menunjukkan pola pengaruh setiap variabel. analisis regresi sederhana untuk
92
menunjukkan pola hubungan penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan
kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW dan motivasi belajar
terhadap penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW.
Sedangkan pada penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama terhadap penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa
FKIP-UKSW menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan analisis
regresi sederhana pada tabel 4.8 diperoleh persamaan regresi Y’ = 179,380 +
0,031X1. Konstanta sebesar 179,380 menyatakan bahwa jika tidak ada
kenaikan nilai dari waktu belajar (X1), maka nilai dari penguasaan kompetensi
guru adalah 179,380. Persamaan regresi juga menunjukkan pola pengaruh
waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru adalah positif. Hal
tersebut dapat dilihat dari arah regresi dari koefisien b sebesar 0,031 yang
bertanda positif (tanda +), artinya setiap perubahan waktu belajar (X1) sebesar
1 unit akan mengakibatkan perubahan rata-rata penguasaan kompetensi guru
(Y) dengan penambahan sebesar 0,031. Perubahan 0,031 sangat kecil untuk
dapat memambah atau memberukan sumbangan yang berarti pada nilay Y,
Menurut Dede Rohimah dalam tulisannya yang dimuat di Kompasiana 14 juni
2012, malasnya belajar sebelum waktu ujian dekat merupakan kasus yang
paling seering terjadi pada mahasiswa waktu luang banyak, pengumuman
ujian pun jauh-jauh hari sebelum ujian dilaksanakan, tapi yang ada adalah
menunda-nunda waktu untuk belajar dan membaca dan akhirnya waktu
terbuang sia-sia dan Sistem Kebut Semalam diancarkan sebagai strategi
93
dalam menghadapi soal-soal ujian
(http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/14/sks-dan-prestasi-instan-ala-
mahasiswa-469631.html). Seperti yang dikatakan Dede Rohimah mahasiswa
banyak membuang waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat yang
cenderung merugikan.
Analisis regresi sederhana pada tabel 4.9 diperoleh persamaan regresi
Y’ = 136,882 + 0,245X2. Konstanta sebesar 136,882 menyatakan bahwa jika
tidak ada kenaikan nilai dari motivasi belajar (X2), maka nilai dari penguasaan
kompetensi guru adalah 136,882. Persamaan regresi juga menunjukkan pola
pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru adalah
positif. Hal tersebut dapat dilihat dari arah regresi dari koefisien b sebesar
0,245 yang bertanda positif (tanda +), artinya setiap perubahan motivasi
belajar (X2) sebesar 1 unit akan mengakibatkan perubahan rata-rata
penguasaan kompetensi guru (Y) dengan penambahan sebesar 0,245.
Keinginan belajar harus berasal dari dalam diri individu masing-masing,
dorongan yang berasal dari dalam diri cenderung lebih kuat apalagi jika
ditambah dorongan dan dukungan positif dari luar yaitu melalui orang tua,
lingkungan dan teman. Dari penelitian ini berdasarkan angket yang diisi oleh
mahasiswa pada pernyataan, dorongan atau dukungan orang tua, cenderung
lebih sedikit dibanding teman karena kebanyakan mahasiswa berada jauh dari
orang tua atau tinggal di kost. Mahasiswa memiliki kuasa untuk mengatur
dirinya sendiri, dan lebih sedikit mendapat perhatian orang tua karena kendala
94
jarak dan waktu. Karena menurut Riduwan (2011:200) siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi akan tekun dalam belajar dan tekun belajar
secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-
hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya.
Berdasarkan analisis regresi berganda pada tabel 4.10 diperoleh
persamaan regresi Y = 136,587 + 0,000 X1+1,429 X2. Dari persamaan tersebut
maka dapat diartikan bahwa satu satuan nilai penguasaan kompetensi guru
dipengaruhi oleh waktu belajar sebesar 0,000, motivasi belajar dalam
mengikuti proses belajar mengajar sebesar 1,429. Penguasaan kompetensi
guru sebesar konstanta 136,587 jika waktu belajar dan motivasi belajar
sebesar 0 atau dengan kata lain tidak ada kenaikan nilai. Angka 0,000
menunjukkan tidak ada pengaruh yang diberikan waktu belajar X1 terhadap
penguasaan kompetensi guru Y. ini bisa saja terjadi karena mahasiswa tidak
mengelola waktubelajarnya dengan baik. Seperti penelitian deskriptif yang
dilakukan Meranga (2004) menyatakan alokasi belajar mahasiswa Pendidikan
Ekonomi rendah, yang ditunjukkan dengan sebagian besar mahasiswa
mengalokasikan waktu belajarnya dibawah 100%, hasil ini senada dengan
penelitian oleh Nurkhasanah (2005) yang juga mengatakan efektifitas
penggunaan waktu belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi adalah rendah.
Menurut Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011:31) belajar merupakan
suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan
dalam tingkah laku dan kecakapan. Senada dengan hal itu perubahan perlu
95
berasal dari dalam diri seperti pendapat Purwanto (2002:102) dalam
Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011:33) setiap manusia memiiliki
sifat kepribadian masing-masing yang berbeda dengan manusia lain, ada
orang yang mempunyai sifat keras hati, halus perasaannya, berkemauan
keras, tekun, dan sebaliknya, sifat tersebut turut berpengaruh dengan hasil
belajar yang dicapai.
Berdasarkan hasil pengujian uji F pada tabel 4.11 penggunaan waktu
belajar terhadap penguasaan kompetensi guru diperoleh Fhitung=0,110 dengan
harga signifikansi sebesar 0,741 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga
didapat Fhitung < Ftabel atau Fhitung (0,110) < Ftabel (3,09). Nilai r lebih besar dari
pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,741 > 0,05 sehingga H0
diterima. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara waktu belajar dengan
penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka Ha ditolak dan H0 yang diuji
dalam penelitian ini yaitu “ada hubungan antara penggunaan waktu belajar
terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP UKSW
Salatiga” hipotesis diterima. Waktu belajar tidak memiliki pengaruh terhadap
penguasaan kompetensi guru, seperti dijelaskan diatas bahwa mahasiswa lebih
banyak melakukan hal lain daripada belajar dan cenderung belajar suntuk saat
menjelang ujian, tentu saja tidak bisa menyumbangkan kecakapan untuk dapat
menguasai kompetensi guru, sedangkan Menurut Muhammad Thobroni &
Arif Mustofa (2011:32) dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang
96
berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin
dikuasai dan makin mendalam, selain itu, seringnya berlatih akan
menimbulkan minat, semakin besar pula perhatiannya sehingga memperbesar
hasrat untuk mempelajarinya, sebaliknya tanpa latihan pengalaman yang
telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang. Dengan kata lain,
diperlukan waktu yang terjadwal, secara intensitas dan kualitas belajar untuk
dapat menguasai suatu kompetensi dalam hal ini kompetensi guru.
Hasil pengujian uji F pada tabel 4.12 motivasi belajar terhadap
penguasaan kompetensi guru diperoleh Fhitung=7,373 dengan harga
signifikansi sebesar 0,008 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga
didapat Fhitung > Ftabel atau Fhitung (7,373) > Ftabel (3,09). nilai r lebih kecil dari
pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,08>0,05 sehingga H0 ditolak.
Artinya terdapat hubungan yang berarti antara motivasi belajar dengan
penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka H0 ditolak dan Ha yang diuji
dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan
mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” hipotesis diterima. Dengan diterimanya
hipotesis dimana motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap penguasan kompetensi guru, berarti seperti dikatakan Muhammad
Thobroni & Arif Mustofa (2011:33) motif merupakan pendorong bagi suatu
organism untuk melakukan sesuatu, seseorang tidak akan mau berusaha
97
mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui
pentingnya dan faedah dari hasil yang akan dicapai dari belajar. Mahasiswa
FKIP UKSW memiliki motivasi yang cukup dalam belajar sehingga
mendukung penguasaan kompetensi guru yang menjadi tuntutannya.
Hasil pengujian uji F pada tabel 4.13 penggunaan waktu belajar dan
motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru diperoleh Fhitung=3,673
dengan harga signifikansi sebesar 0,028 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 2,70
sehingga didapat Fhitung > Ftabel atau Fhitung (3,673) > Ftabel (2,70). nilai r lebih
kecil dari pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,028 < 0,05
sehingga H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara waktu
belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan penguasaan
kompetensi guru. Dengan ini maka H0 ditolak dan Ha yang diuji dalam
penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan antara waktu
belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di
kalangan mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” hipotesis diterima. Secara
bersama-sama waktu belajar dan motivasi memiliki pengaruh terhadap
penguasaan kompetensi guru, benar adanya dan sejalan dengan pendapat Dr.
Rudolf Pintner (Purwanto, 2002:113-115) yang dimuat pada Muhammad
Thobroni & Arif Mustofa (2011:35) mengatakan berdasarkan hasil
eksperimen, ternyata bahwa jangka waktu (periode) belajar yang produktif
seperti menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitungan, dan sebagainya
98
adalah 20-30 menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar
yang benar-benar memerlukan konsentrasi perhatian relative kurang atau
tidak produktif. Selain itu beliau menambahkan pula bahwa belajar yang
dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan tanpa istirahat
terbukti tidak efektif dan efisien, oleh karena itu, belajar yang produktif
diperlukan adanya waktu belajar menurut “hukum Jost”, 30 menit dua kali
sehari selama enam hari lebih baik dan produktif dari pada sekali belajar
selama enam jam tanpa henti.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap
variabel dependen. Prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu
belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y), koefisien
determinasinya sebesar 0,031 cenderung mendekati 0 (1–0,031 = 0,969),
maka dapat dikatakan penggunaan waktu belajar (X1) memiliki variasi kurang
kuat dan terbatas dalam menerangkan penguasaan kompetensi guru (Y).
Koefisien determinasi sebesar 0,031 juga menyatakan bahwa besarnya
prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) terhadap
penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 3,1%. Sedangkan sisanya yaitu
96,9% (100% - 3,1%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Prosentase
sumbangan pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi
guru (Y), koefisien determinasinya sebesar 0,245 cenderung mendekati 0 (1–
0,245 = 0,755), maka dapat dikatakan penggunaan motivasi belajar (X2)
99
memiliki variasi kurang kuat dan terbatas dalam menerangkan variabel
penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,245 juga
menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh motivasi belajar
(X2) terhadap variabel penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,5%.
Sedangkan sisanya yaitu 75,5% (100% - 24,5%) dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain. Sedangkan Prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu
belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru
(Y), koefisien determinasinya sebesar 0,246 cenderung mendekati 0 (1–0,246
= 0,754), maka dapat dikatakan variabel penggunaan waktu belajar (X1) dan
motivasi belajar (X2) memiliki variasi kurang kuat dan terbatas dalam
menerangkan variabel penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien
determinasi sebesar 0,246 juga menyatakan bahwa besarnya prosentase
sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar
(X2) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,6%. Sedangkan
sisanya yaitu 75,4% (100% - 24,6%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini. Sama halnya dengan yang dikatakan Liang
Gie (2007:1) tugas pokok mahasiswa adalah belajar. Pada dewasaini
sekurang-kurangnya mahasiswa harus memiliki keterampilan belajar di
perguruan tinggi yang meliputi: keterampilan membaca, berpikir, berbahasa,
mengikuti kuliah, mencatat bacaan, memanfaatkan perpustakaan, menempuh
ujian, memusatkan perhatian, menghafal pelajaran, mengelola waktu,
mengatur diri, melakukan penelitian, mengarang karya ilmiah dan menulis
100
skripsi, Liang Gie (2007:2). Jika mahasiswa melakukan dan memiliki
keterampilan itu, pasti akan mencapai sukses di perguruan tinggi dan menjadi
sarjana yang bermutu tinggi dan berbudi luhur lebih dari sekedar menguasai
kompetensi yang menjadi tuntutan.