Upload
dinhnhu
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP BIMBINGAN KONSELING DAN INTENSITAS
PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMA PGRI 109 TANGERANG
Oleh:
RAHMALIA ANDINI
NIM: 103070029115
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP BIMBINGAN KONSELING DAN INTENSITAS
PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMA PGRI 109 TANGERAING
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
~J-Bambang Survadi, Ph.D
NIP. 150326891
Oleh
RAHMALIA ANDINI 103070029115
Di Bawah Bimbingan
~~ NIP. 150293234
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
MOTTO:
...... .. Sesunggulinya sesudali k§su[itan itu ada kgmudalian. '.Maf({t
apa6i[a f({tmu te[afi se[esai ( aari suatu urusan), k5'1fal<gn[afi d"engan
sungguli-sunggufi (urusan)
yang fain. <Dan k§pada rr'ulian-mu[afi liendak_.nya ~:zmu 6erliarap. (Q).
JI{am :N asyrafi; 6-8)
LEMBAR PERSEMBAHAN
'liada R..,ata yang patut terucap
untuf(mama R..,u tercinta
yang sefafu mem6eri perfzatian
d:i!(afu a/Ut sakjt dan sefzat,
semoga ./II{afz Swt mc1116erikfin ma111a
~mufiaan fzidup cfi dimia dan afijiirat ~[al(
:Mama rr;;rsayang, papa
'Tercinta,
Jldi0;adif(,fU1 yang
'Kusayanai.
ABSTRAKSI
(C) Rahmalia Andini
(A) Fakultas Psikologi (B) January 2008
(D) Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling Dan lntensitas Pemanfaatan Layanan Bimbingan Konseling
(E) xiv + 66 halaman + lampiran (F) Persepsi merupakan hal yang penting karena pandangan seseorang
berprilaku terhadap suatu objek atau individu lain tidaklah selalu sama, padahal seseorang berprilaku berdasarkan persepsi masing-masing. Remaja dalam menyongsong masa depannya, memerlukan pendamping dari orang-orang yang Jebih tua dan berpengalaman. Pendamping diperlL•kan remaja untuk mengarahkan keinginan dan cita-cita mereka secara optimal program bantuan seperti itu yang dikenal dengan dengan bimbingan konseling (BK). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana siswa mempersepsikan BK itu sesungguhnya dan seberapa sering pula siswa memanfaatkan layanan BK. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA 109 Tangerang yang berjumlah 240 orang. Dari populasi tersebut sebanyak 60 orang yang terpilih sebagai sampel penelitian dengan menggunakan simple random sampling. Dalam pengumpulan data menggunakan dua buah skala yaitu skala persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan skala intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling. Data dikumpulkan dengan menggunakan Kuesioner Skala Liker! dan diolah dengan menggunakan SPSS versi 12.0. Berdasarkan hasil pengolahan dan penghitungan data pada penelitian ini terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbin9an konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling. Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment dari pearson yang diperoleh r-hitung sebesar 0.6160 dan setelah bandingkan dengan r- tabel, ternyata r -hitung Jebih besar dari pada r tabel pada =0.05 (0.254) dan pada =0.01 (0.330). Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling di SMA 109 Tanngerang diterima. Penelitian ini menyarankan agar guru BK lebih memahami siswa, lebih ramah dan mudah diajak berkomunikasi seperti teman. Selain itu dalam penyajian materi di kelas guru BK lebih berperan sebagai fasilitator.
(G) Bahan bacaan buku 33 (1977 - 2005) + 2 Skripsi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. syukur yang tak henti-hentinya
atas segala nikmat yang telah diberikan dan atas kehendak-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tetap tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang
mengikuti beliau hingga hari akhir.
Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari peran serta dan bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi l,JIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lbu Hj. Ora.
Netty Hartati, Prof. Dr. Rif'at Syauqi Nawawi pembimbing akademik yang
telah mengarahkan dan perhatian kepada penulis menjalani proses
perkuliahan dan seluruh dosen serta staf Fakultas. T•9rima kasih atas
bimbingan dan motivasi yang dengan tulus ikhlas diberikan kepada
penulis sejak awal kuliah hingga menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Bambang Suryadi, Ph. D. Dasen pembimbing I dan !bu Solicha,
S.Ag selaku dosen pembimbing II, yang sudah banya1k meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberi arahan serta motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Mama dan papa yang memberikan kasih sayang yang lulus dan ikhlas
serta yang lerbaik bagi penulis. Terima kasih, ya Allah lindungilah dan
sayangilah kedua orangluaku, Amin.
4. Adik-adikku, Indra dan Tami yang selalu memolivasi kakakmu ini, agar
cepal menyelesaikan kuliah dan wisuda. Sepupuku lwan, lnonk, Mulhe,
Cilra, Desy, dan keluarga besar HMS makasih alas dukungannya.
5. Aa Aka untuk kebaikan, dukungan, motivasi, dan kasih sayang selama ini.
Semua itu sangat berarti.
6. Sahabat-sahabalku yang terbaik yang lelah banyak membantu penulis
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini terulama untuk Ajeng, Zainal,
Almarhum Taqin, Agiel, Naila, zora, Power Rangers dan leman-leman
angkatan 2003 khususnya kelas C.
7. Perpuslakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayalullah Jakarta.
8. Saudaraku, kelompok KKL Duren Sawil dan adik-adikku yang lercinta di
panli PSAA Pulra Ulama 5 duren Sawit. Terima kasih alas kerjasama dan
berbagi pengalamannya, semoga Allah SWT r.iemudahkan jalan kita
dalam membangun kehidupan yang labih baik. Amin.
9. Bapak Drs.lyus Usin Ruspendi kepala sekolah SMA ·109 Tangerang, dan
siswa-siswi kelas 2 alas kerjasamanya dalam proses penyelesaian skripsi
1n1.
Penulis mengucapkan terima kash yang sebesar-besarnya semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan Bapak, /bu dan saudara-saudariku semua.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, tetapi kita wajib berusaha untuk
mendekatinya.
Jakarta, 22 Januari 2008
Rahmalia Andini
DAFTAR ISi
Halaman Judul ................................................................................... .
Halaman Persetujuan . . .. .... .. .... .. .. .. .. .. .. . .. . . . .. .......... .. .. . . .... .. .. .. .. .. .. .. .. ... . 11
Halaman Pengesahan . .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. ... . .. .. . ................ ........ .. .. .. .. ........ 111
M~o................................................ ................................. 1v
Lem bar Persembahan .. .. .. .. .. .. ........... .. . . .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .... .. .... .... ........ v
Abstraksi ......................................................................................... .
Kata Pengantar
Daftar lsi . . . ..... .
Daftar Tabel ..................................................................................... .
Daftar Grafik .
VI
VII
x
xiii
XIV
Daftar Lampi ran . .. .. .. ......... .......... .. .. ........ .... .. .. .... .... .. .. ......... ... ......... .. .. xv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1-8
1.1. Latar Belakang Masalah . .. ........ .. ...... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ...... .. . 1
1.2. ldentifikasi Masalah . .. .. ...... .. ........ .. .. .. .... .. .. .. .. .. .... .. .. .. .... 4
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................... 5
1.3.1. Pembatasan Masalah ......................................... 5
1.3.2. Perumusan Masalah ......................................... .
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............... .
1.4.1. Tujuan Penelitian
1.4.2. Manfaat Penelitian
1.5. Sistematika Penulisan .
6
6
6
7
8
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 9-33
2.1. Bimbingan dan Konseling .......................................... :. 9
2.1.1. Pengertian Bimbingan ......................................... 9
2.1.2. Tujuan Pelayanan Bimbingan ........................ , .. ,,,. 11
2.1.3. Pengertian konseling............................................ 12
2.1.4. Fungsi Utama Bimbingan Sekolah ...................... 13
2.1.5. Layanan Bimbingan Konseling Sekolah .. .... ........ 15
2.1.6. Peranan Konselor Sekolah .................................. 19
2.2. ltensitas Bimbingan Konseling ........................................ 23
2.2.1. Pengertan lntensitas ............................................ 23
2.3. Persepsi... ... ... ... ... ...... ................................................ 24
2.3.1. Pengertian Persepsi ............................................. 24
2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................. 26
2. 3.3. Macam-Macam Persepsi............................ .... .. .. .. 28
2.4. Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling ............ 30
2.5. Kerangka Berpikir .......................................................... 30
2.6. Hipotesis ........................................................................ 33
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 34-46
3.1. Jen is Penelitian..... .... .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . 34
3.1.1. Pendekatan Penelitian . . .. . .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . 34
3.1.2. Metode Penelitian ................................................ 34
3.1.3. Definisi operasional Variabel................................ 35
3.2. Pengambian Sampel ...................................................... 36
3.2.1. Populasi dan Sampel ........................................... 36
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel ............................... 37
3.3. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 37
3.3.1. Metode Penelitian ................................................ 37
3.3.2. lnstrumen Penelitian ............................................ 38
3.3.3. Teknik Uji lnstrumen Penelitian............................. 40
3.4. Teknik Analisa Data ....................................................... 45
3.5. Prosedur penelitian .................................... ..................... 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 47-62
4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian . .................... 47
4.2. Presentasi dan Analisa Data..................... .................... 48
4.2.1. Gambaran Persepsi Siswa Terhadap
Bimbingan Konseling .. .. .. .. .. .. .. . . . . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 48
4.2.2. Gambaran lntensitas Pemanfaatan Layanan BK. 50
4.3. Uji Persyaratan ......................................... .................... 52
4.3.1. Uji Normalitas ................................. .................... 52
4.3.2. Uji Homogenitas .................................................. 55
4.4. Hasil Utama Penelitian .................................................. 56
4.4.1. Uji Korelasi Persepsi Siswa Terhadap BK........... 56
4.5. Hasil Tambahan Penelitian ... ................................... ... 58
4.5.1. T-Test Persepsi Siswa Terhadap BK ........... .,..... 58
4.5.2. T-Test lntensitas Pemanfaatan Layanan BK.,..... 60
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ........................................ 63-66
5.1. Kesimpulan ..................................................................... 63
5.2. Diskusi ........................................................................... 63
5.3. Saran ............................................................................. 66
OAFT AR PUST AKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Blue Print Skala Persepsi Siswa Terhadap BK............................... 38
3.2. Blue Print Skala lntensitas Pemanfaatan Layanan 13K .................... 39
3.3. Nilai Skar Jawaban .. .................. .......... ........ .. .. .. ................... .. ........ 39
3.4. Hasil Tryout Skala Persepsi Siswa Terhadap BK ........................... 41
3.5. Blue print Skala Persepsi Siswa Terhadap BK Pasca Tryout ........ 42
3.6. Hasil Tryout Skala lntensitas Pemanfaatan Layanan BK ................ 43
3.7. Blue print Skala lntensitas Pemanfaatan Layanan BK Pasca Tryout 43
3.8. Kaid ah Reliabilitas Guilford.............................................................. 44
4.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis kelamin ............. 47
4.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia............................ 47
4.3. Kategorisasi Persepsi Siswa Terhadap BK...................................... 50
4.4. Kategorisasi lntensitas Pemanfaatan Layanan BK.......................... 51
4.5. Uji Homogenitas................. .. ...... .. .. .. .... .. .. .. .... .. .. ... .. .... .. .. .. ...... ..... .. .. 55
4.6. Uji Hipotesis ... .. .. .. .. .. .. ............ .... ..... .. .. .. .......... .. .. .... .. ......... .......... .. . . 57
4.7. Persepsi BK Berdasarkan Jenis Kelamin ............... ........................ 59
4.8. T-Test Persepsi Bimbingan Konseling .................... ........................ 60
4.9. lntensitas Pemanfaatan Layanan BK Berdasarkan .Jenis Kelamin .. 61
4.10. T-Test Jntensitas Pemanfaatan Layanan BK.......... ........................ 62
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1. Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling ....
4.2. lntensitas Pemanfaatan Layanan Bimbingan Konseling
Ha la man
53
54
DAFT AR LAMPI RAN
Lampi ran
1. Surat keterangan penelitian
2. Skala try out
3. Skala penelitian
4. Data hasil try out
5. Data hasil penelitian
6. Data hasil penelitian T-Test berdasarkan jenis kelamin
7. Validitas skala persepsi BK
8. Reliabilitas skala persepsi BK
9. Validitas skala intensitas layanan BK
10. Reliabilitas skala intensitas layanan BK
11. Uji normalitas persepsi BK dan intensitas pemanfaatan layanan BK
12. Uji korelasi persepsi BK dan intensitas pemanfaatan layanan BK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam setting pendidikan di sekolah para siswa sering menghadapi masalah-
masalah yang kompleks sebagai akibat dari perubahan sosial yang penuh
tantangan, tuntutan dan pilihan. Kesemuanya itu terkadang menimbulkan
keraguan terhadap masa depannya, bahkan menimbulkan krisis jati diri.
Salah satu bantuan yang perlu diberikan untuk membantu siswa mengatasi
semua itu adalah bimbingan konseling. Bimbingan konseling dirasakan
sangat perlu di lembaga-lembaga pendidikan, karena bimbingan merupakan
kegiatan bantuan yang diberikan kepada individu secara terus menerus
dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul dalam hidupnya (Dewa
ketut sukardi, 1985).
Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi keadaan
keluarga, ekonomi, adat istiadat, agama maupun dari segi psikologis seperti
persepsi, bakat dan minatnya. Adanya perbedaan tersebut, maka tidak
mustahil pula akan timbul berbagai macam problema dalam hidupnya.
Namun adakalanya mereka dapat mengatasi dan ada pula yang tidak dapat
1
2
mengatasinya sehingga mereka memerlukan bantuan orang lain yang
mampu memberikan alernatif, serta solusi pemecahannya melalui bimbingan
arahan-arahan, nasehat dan penyuluhan.
Dewasa ini, di berbagai sekolah sudah terdapat program bimbingan
konseling, yang memberikan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir. Pada kurikulum 1984 keberadaan program
bimbingan dan konseling semakin ditekankan untuk lebih diperhatikan oleh
para guru, siswa dan orang tua. Bimbingan konseling merupakan bagian
integral dari keseluruhan penyelenggaraan pendidikan cli sekolah. Salah satu
bentuk layanan yang perlu diterapkan adalah pelayanan bimbingan belajar.
Agar layanan tersebut dapat mencapai hasil yang bail<, maka perlu integrasi
antara guru bidang studi dan konselor dalam pelaksanaannya.
Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu melalui usahanya
sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan sosial (Hallen, 2002).
Berdasarkan kurikulum SMU mengenai petunjuk pelaksanaan bimbingan
konseling tahun 1994, dinyatakan bahwa program bimbingan dan konseling
ini pada dasarnya merupakan bimbingan belajar- dan bimbingan karir, yang
berupaya membentuk perkembangan siswa secara optimal. Dengan
membantu siswa mengenal bakat, minat dan kemampuannya, serta memilih
3
dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk tuntutan dunia
kerja mendatang maka pada dasarnya pelaksanaan bimbingan merupakan
program bantuan bagi siswa yang penting dan bermanfaat. Namun fenomena
yang tampak sehubungan dengan adanya Bimbingan dan Konseling (BK) ini
adalah kurangnya minat dan perhatian para remaja pada program ini.
Persepsi merupakan awal dari proses interaksi manusia dengan
lingkungannya. Persepsi merupakan proses subjektif pengolahan bagaimana
manusia dapat menilai suatu objek. Banyak hal yang mempengaruhi
persepsi, stimulus yang ada, faktor lingkungan, pengamatan serta
pengalaman. Persepsi merupakan hal yang penting karena pandangan
seseorang berperilaku terhadap suatu objek atau individu lain tidaklah selalu
sama, padahal seseorang berprilaku berdasarkan persepsi masing-masing
(Robbins, 1998). Persepsi siswa terhadap BK ini perlu diketahui dengan
pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran utama dari program Bimbingan
dan Konseling (BK) yang diberikan oleh pihak sekolah, sehingga dengan
demikian dapat dilakukan beberapa penyesuaian yang tepat agar BK ini
mendapatkan apresiasi yang menarik oleh siswa.
Berkaitan dengan BK banyak persepsi yang berkemban9 di kalangan siswa,
antara lain BK san9at membosankan, tidak menarik, membuat men9antuk,
9uru pembimbing tidak menyenangkan. Sampai hari ini, 9uru Bimbingan dan
4
Konseling (BK) masih dianggap menakutkan. Pandangan tentang guru BK
sebagai guru khusus untuk siswa bermasalah masih tetap melekat di
sebagian besar siswa dan orang tua. Sehingga gambaran menakutkan
tentang guru BK sebagai polisi sekolah telah menumbuhkan keengganan
sebagian besar siswa untuk berhubungan dengan guru (BK). Walaupun
sebenarnya para siswa itu sangat ingin berhubungan dengan guru (BJ<) telapi
mereka lebih takul dicap kawan-kawannya sebagai sisvva bermasalah.
Contoh di alas menggambarkan bahwa inlerpretasi atau penafsiran informasi
terhadap objek atau individu lidaklah sama dalam hal ini. Penafsiran inilah
yang disebut persepsi.
Berdasarkan lalar belakang lersebut peneliti lertarik unluk mengetahui
hubungan anlara persepsi siswa lenlang bimbingan konseling dan inlensitas
pemanfaalan layanan bimbingan konseling, yang akan diuji kebenarannya
secara empirik melalui penelilian. Adapun judul penelitian ini adalah
"Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling dan
lntensitas Pemanfaatan Layanan Bimbingan Konseling Di SMA 109
Tangerang."
1.2. ldentifikasi Masalah
Dari judul di alas, penelili memberikan beberapa masalah yang dapal
muncul, yailu:
2. lntensitas pemanfaatan layanan bimbingan konselin!J
Yang dimaksud dengan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling dalam penelitian ini adalah frekuensi yaitu seberapa sering
siswa datang ke ruang BK untuk berkonsultasi kepada guru BK
permasalahan yang meliputi empat bidang permasalahan layanan
bimbingan, yaitu layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan layanan
bimbingan karier.
3. Penelitian dilaksanakan di lembaga SMA PGRI 109 Tangerang.
1.3.2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di alas, peneliti merumuskan masalah yaitu:
"Apakah ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling di SMA PGRI 109 Tangerang?"
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hubungan antara
persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan lntensitas pemanfaatan
layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang.
6
1.4.2. Manfaat Penelitian
1 . Secara teoritis
a. Pengembangan teori tentang layanan bimbingan konseling yang
disertai dengan metodologi-metodologi yang bersifat aplikatif,
sehingga berguna bagi kalangan yang bergerak di bidang layanan
bimbingan konseling.
b. Penelitan ini dapat memberikan informasi kepada setiap personal
sekolah dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan program bimbingan konseling yang dilakukan sekolah.
c. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kegunaan sistem
manajemen pada sekolah, khususnya yang berkaitan dengan pola
pendidikan dan pengembangan siswa.
d. Dengan hasil penelitian ini dapat memperkaya pen9etahuan di bidang
psikologi pada umumnya, dan bimbingan konseling pada khususnya.
2. Secara praktis
a. Dapat digunakan oleh praktisi dan konsultan di bidang psikologi
konseling antara lain guru pembimbing dan BK.
b. Dengan hasil penelitian ini akan menumbuh kembangkan pengertian
dan kesadaran pendidik dalam hal ini peserta didik atau siswa, dan
pemerintah mengenai program-program layanan BK, serta upaya
upaya pemecahan setiap permasalahan yang dihadapi siswa.
7
c. Dengan hasil penelitian dapat memberikan kesadaran kepada para
siswa tentang pentingnya layanan BK dengan tujuan agar para siswa
dapat memanfaatkan layanan BK tersebut secara intensif.
1.5. Sistematika Penulisan
Sebagai dasar penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan pedoman
penyusunan penulisan skripsi fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dan untuk memudahkan pemahaman pembaca, maka penulis
menyusun skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB 2
BAB 3
BAB4
BAB 5
KAJIAN PUST AKA, meliputi teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian, kerangka berpikir dan hipotesa.
METODE PENELITIAN, meliputi jenis penelitian, pendekatan
dan metode yang digunakan, definisi variabel dan operasional,
populasi, sampel dan tehnik pengambilan sampel, metode dan
tehnik pengumpulan data serta tehnik analisii> data.
HASIL PENELITIAN, meliputi gambaran urnum subyek
penelitian, presentasi data, uji persyaratan dan uji hipotesis.
PENUTUP, meliputi kesimpulan, diskusi dan saran.
8
BAB 2
KAJIAN PUST AKA
2.1. Bimbingan Konseling
2.1.1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologi bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance, yang
berasal dari kata guide yang mempunyai arti "menunjukkan" (showing the
way), memimpin (leading), menuntun (conducting), memberikan petunjuk
(giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan (goverming),
memberikan nasihat (giving advice) (Winkel, 2004 ).
Sedangkan secara terminologi menurut Abu Ahmadi (199'1) adalah bantuan
yang diberikan kepada individu agar potensi yang dimiliki mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami
lingkungan, mengatasi hambatan, juga menentukan masa depan yang lebih
baik. Bimbingan dalam rangka menemukan dirinya sendiri serta menerima
secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
Dalam buku "years book of education" 1995 (Hallen, 2002) bimbingan adalah
suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menemukan
dan mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagian pribadi
dan kemanfaatan sosial.
9
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan
adalah:
a. Bimbingan merupakan suatu proses yang terus menerus.
b. Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu.
c. Bantuan yang diberikan adalah bantuan psikologis agar individu dapat
mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi atau
kemampuannya.
d. Tujuan bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
e. Untuk pelaksanan bimbingan diperlukan petugas yang memiliki keahlian
dan pengalaman khusus dalam bimbingan dan konseling.
Jadi pengertian bimbingan secara luas adalah suatu proses pemberian
bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya. lndividu dapat merealisasikan
kemampuan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik dalam keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Maka penulis menyimpulkan dari pengertian
diatas bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada
individu agar mampu menolong dirinya sendiri, bertanggung jawab, memiliki
rasa percaya diri dan dapat menyesuaikan diri baik di sekolah, keluarga
maupun masyarakat.
10
11
2.1.2. Tujuan Pelayanan Bimbingan
Tujuan pelayanan bimbingan adalah agar manusia mengatur kehidupan
sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memiku/
tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan
kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan pedoman pada cita
cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan
menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara
memuaskan. Tujuan yang demikian sangat luas dalam ruang lingkupnya,
tidak terbatas pada bidang tertentu. Ciri khas bimbingan terletak pada tujuan
bimbingan diberikan, yaitu supaya orang perorangan atau seke/ompok orang
yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangan
hidupnya secara sadar dan bebas (Winkel, 2004 ).
Bimbingan (Depdikbud, 1984) dinyatakan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu agar individu tersebut:
1. Mengerti diri dan /ingkungan, mengerti diri meliputi pen9enalan
l<emampuan, bakat khusus, minat, cita-cita, dan nilai-nilai hidup yang
dimilikinya untuk pengembangan dirinya. Sedangkan mengerti lingkungan
meliputi pengerialan baik /ingkungan fisik, sosial, maupun budaya.
2. Mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidupnya secara baik
dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan sosial-pribadi. Termasuk di
dalamnya membantu individu untuk memilih bidang stucli, karier, dan pola
hidup pribadinya.
3. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara maksimal.
4. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana. Bantuan ini
termasuk memberikan bantuan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan
buruk atau sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah.
5. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.
2.1.3. Pengertian Konseling
12
Prayitno dan Erman Amti (2004) menuliskan bahwa secara etimologis istilah
konseling berasal dari bahasa latin, yaitu "consi!ium" yan£1 berarti "dengan"
atau "bersama" yang dirangkai dengan "menerima" atau "memahami"
sedangkan dalam bahasa Anglo-saxon, istilah konseling berasal dari "se//an"
yang berati "menyerahkan" atau "menyampaikan".
Sedangkan secara terminologi konseling menurut Wiliam :Son (dalam Sofyan
S.Wilis dan Agust Setyawan, 2004) adalah "suatu situasi pertemuan
langsung (face to face situatioan) dimana seseorang terlibat dalam situasi itu
latihan dan keterampilan yang dimilikinya atau mendapat kepercayaan dari
orang Jain dan berusaha menolong orang kedua dalam mE!nghadapi,
menjelaskan, memecahkan dan menanggulangi masalah penyesuaian diri."
Menurut Koestoer Partowisatro (dalam Sofyan S.Wilis dan Agust Setyawan,
2004 ), menyebutkan pengertian konseling dalam dua hal pengertian, yaitu:
a. Dalam arti luas konseling adalah segala ihktiar pengaruh psikologis
terhadap sesama manusia.
13
b. Dalam arti sempit, konseling merupakan suatu hubungan yang sengaja
diadakan dengan manusia lain, yang dimaksud agar dengan berbagai
cara psikologis kita dapat mempengaruhi face kepribadiannya sedemikian
rupa, sehingga dapat diperoleh suatu efek tertentu.
Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa konseling adalah bantuan
yang diberikan kepada klien untuk memecahkan masalah yang dihadapi yang
dilakukan secara face to face. Jadi bimbingan konseling yang dimaksud
adalah pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan berkelanjutan yaitu
dengan mengoptimalkan potensi siswa dan berusaha agm mempunyai sikap
positif terhadap pemahaman dan pengarahan diri sehing£Ja mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, keluarga clan masyarakat.
2.1.4. Fungsi utama bimbingan sekolah.
Prayitno dan Erman Amti (2004) berpendapat bahwa, fungsi bimbingan dan
konseling ditinjau dari kegunaannya dikelompokkan menjadi empat fungsi
pokok, yaitu:
a. Fungsi pemahaman.
b. Fungsi pencegahan.
c. Fungsi pengetesan.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
14
Sedangkan fungsi bimbingan yang dikemukakan (Winkel, 2004) adalah:
• Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa
mendapatkan program studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum
pengajaran yang disediakan di sekolah.
• Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka berbagai
keadaan dan situasi yang dihadapi.
• Fungsi pengadaptasian, yaitu bimbingan sebagai nara sumber bagi
tenaga kependidikan yang lain di sekolah.
Sementara Hallen (2002) mengatakan bahwa fungsi bimbingan dan
konseling bertujuan agar peserta didik dapat menemukan dirinya dan mampu
merencanakan masa depannya. Dalam penelitian ini bimbingan konseling
berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing
peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi utuh dan
mandiri. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling mengembangkan
sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan antara
lain:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak··pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
b. Fungsi pencegahan, fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dan berbagai
permasalahan yang mungkin timbul yang akan mengganggu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan kerugian tertentu dalam
proses perkembangannya.
c. Fungsi pengetesan, istilah fungsi pengetesan ini dipakai sebagai
pengganti istilah terapeutik dengan arti pengobatan dan penyembuhan.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, adalah bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan.
e. Fungsi advokasi, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya
perkembangan optimal.
2.1.5. Layanan Bimbingan Konseling Sekolah.
Hallen (2002) mengatakan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah memiliki pola umum yang sering disebut dengan "BK Pola 17".
Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat 17 (tujuh belas) butir pokok
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:
1. Kegiatan bimbingan tersebut diselenggarakan melalui '7 (tujuh) jenis
layanan, yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan atau penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling
kelompok.
15
16
2. Kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh meliputi 4 (empat)
bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbinga11 sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karier.
3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan 5 (lima)
kegiatan pendukung, yaitu instrumentasi bimbingan dan konseling,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan
(Prayitno, dkk, 2004 ).
Hallen (2002) berpendapat bahwa kegiatan Jayanan bimbingan dan konseling
meliputi tujuh layanan yaitu:
1. Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa dan pihak-pihak Jain memahami lingkungan seperti
sekolah yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
2. Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh besar terhadap siswa (terutama orang tua) dalam menerima
dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi
jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu Jayanan birnbingan dan
konseling yang memungkinkan siswa memperoleh penE!mpatan dan
17
penyaluran yang tepat dan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta
kondisi pribadi.
4. Layanan pembelajaran, adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, ketrampilan dan materi belajar yang baik,
ketrampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam
kehidupannya.
5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbin9an dan konseling
yang memungkinkan siswa mendapat layanan langsung tatap muka
secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan
dan pengetesan permasalahan pribadi yang dideritanya.
6. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber
tertentu yang berguna untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan tertentu.
7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan
dan pengetesan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok.
Hallen (2002) juga berpendapat tentang bimbingan kegiatan bimbingan di
sekolah ada empat macam, yaitu:
1. Bimbingan pribadi, pelayanan ini membantu siswa menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
yang maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
2. Bimbingan sosial, berusaha membantu peserta didik mengenal dan
berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti,
tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
18
3. Bimbingan be/ajar, pelayanan yang membantu peserta didik untuk
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan be/ajar yang
baik da/am menguasai pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian ekstra
mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lapangan pekerjaan tertentu.
4. Bimbingan karir, pelayanan yang ditujukan untuk men9enal potensi diri,
mengembangkan dan menetapkan pilihan karir.
Berkaitan den9an variabel intensitas pemanfaatan Jayanan bimbingan
konse/ing keempat jenis ini menjadi indikator dalam menyusun skala
intensitas artinya seberapa sering siswa memanfaatkan empat layanan
bimbingan konseling tersebut dalam kegiatan mereka.
Selain itu Hallen (2002) juga berpendapat bahwa ada lima kegiatan
pendukung dalam bimbingan konseling, yaitu:
1. Aplikasi instrumentasi, bertujuan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik.
19
2. Himpunan data, yaitu: kegiatan pendukung bimbingan untuk menghimpun
seluruh data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3. Komprehensi kasus, berguna untuk membahas permasalahan yang
dialami oleh peserta yang diharapkan dapat memberikan bahan,
keterangan dan komitmen bagi tertuntaskannya permasalahan tersebut.
4. Kunjungan rumah, yaitu untuk memperoleh data, keterangan kemudahan
dan komitmen bagi teruntaskannya permasalahan peserta didik melalui
kunjungan ke rumahnya.
5. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk mendapatkan pananganan yang lebih tepat dan tuntas. Masalah
yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak ke pihak lainnya.
2.1.6. Peranan Konselor Sekolah.
Konselor adalah petugas profesional, artinya secara formal mereka telah
disiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang ber1111enang, mereka
dididik secara khusus untuk menguasai seperangkat kompetensi yang
diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa konselor sekolah memang sengaja dibentuk untuk
20
disiapkan menjadi tenaga yang profesional dalam pengetahuan, pengalaman
dan kualitas pribadinya dalam bimbingan konseling.
Oleh karena itu tugas-tugas yang diembannya pun mempunyai kriteria
khusus dan tidak semua orang atau semua profesi dapat melakukan tugas
tugas konselor tersebut antara lain:
1. Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan pelayanan
konseling di sekolah.
2. Mengumpulkan, menyusun, mengolah, serta menafsirkan data, yang
kemudian dapat dipergunakan oleh semua staff bimbingan di sekolah.
3. Memilih dan mempergunakan berbagai informasi mengenai bakat khusus,
minat, kepribadian, dan inteligensitasnya untuk masing-masing siswa.
4. Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual.
5. Membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyusun, dan
mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan,
pekerjaan, atau karir, yang dibutuhkan oleh guru bidang studi dalam
proses belajar mengajar.
6. Melayani orang tua atau wali murid yang ingin mengadakan konsultasi
tentang anak-anaknya (Dewa Ketut Sukardi, 2002).
Konselor adalah seorang anggota sekolah dan bertanggung jawab penuh
terhadap fungsi bimbingan dan mempunyai kelangsungan keahlian khusus
21
dalam bidang bimbingan yang tidak dapat dikerjakan guru biasa. Konselor
atau guru pembimbing bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah
dan hanya mempunyai hubungan kerjasama dengan guru serta anggota staff
lainnya. Konselor bersama kepala sekolah merencanakan program
bimbingan yang sistematis yang meliputi:
1. Program pengembangan pendidikan guru.
2. Program konsultasi untuk guru dan orang tua.
3. Program konseling untuk murid.
4. Program layanan referral untuk murid.
5. Program pengembangan dan penelitian sekolah, penelitian hasil belajar
dan la ya nan bimbingannya (Yusuf dan Catherine, 2001 ).
Berkaitan dengan variabel persepsi siswa terhadap bimbingan konseling
salah satu dari lima program tersebut menjadi indikator dalam penyusunan
skala persepsi siswa terhadap bimbingan konseling.
Dalam menjalankan tugasnya konselor sekolah harus marnpu melaksanakan
peranan yang berbeda-beda dari situasi ke situasi lainnya pada situasi
tertentu. Kadang-kadang seorang konselor harus berperan sebagai teman
dan pada situasi berikutnya berperan sebagai pendengar yang baik atau
sebagai pengobar atau pembangkit semangat, atau peranan-peranan lain
yang dituntut oleh klien dalam proses konseling.
22
Winkel (2004) pun berpendapat tentang peranan konselor di sekolah yaitu:
konselor sekolah dituntut mempunyai peranan sebagai ornng kepercayaan
konseli atau siswa, sebagai teman bagi konseli atau siswa. Bahkan konselor
sekolah pun dituntut agar mampu berperan sebagai orang tua bagi klien atau
siswa. Oleh karena itu untuk menjalankan tugasnya, maka menurut Dewa
Ketut Sukardi (2002), seorang konselor harus memenuhi persyaratan tertentu
di antaranya: pendidikan formal, kepribadian, latihan atau pengalaman
khusus. Selain itu, masih banyak anggapan bahwa peranan konselor adalah
sebagai polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib,
disiplin, dan keamanan sekolah. Meskipun demikian konselor harus selalu
mempertahankan sikap professional tanpa mengganggu k.eharmonisan
hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya guna
terlaksananya program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan.
Harus menjalin hubungan kepada siswa, karena konselor bertanggung jawab
kepada semua siswa, baik siswa-siswi yang mempunyai masalah, entah itu
masalah pribadi. sosial, belajar, ataupun karir, maupun keadaan siswa yang
nyaris tidak mempunyai dan memiliki kemampuan interpersonal demi
mendapatkan penerimaan sosial yang hangat.
2.2. lntensitas Bimbingan dan Konseling
2.2.1. Pengertian lntensitas
23
Menu rut bahasa intensitas berasal dari bahasa lnggris yaitu intensitas yang
berarti: kehebatan. lntensitas juga diartikan sebagai kata sifat dalam kamus
ilmiah populer dengan kata intensif yang berarti: (secara) sungguh-sungguh,
tekun, giat. Juga ada kata intens yang berarti: kemampuan, kekuatan, gigih,
setidaknya kehebatan.
Sedangkan kata intensitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud,1998) adalah keadaan (tingkatan, ukuran) intensnya (kuat dan
hebat) dan sebagainya. lntensitas berarti: 1. Hebat atau sangat kuat (rentang
kekuatan efek). 2. Tinggi (tentang mutu). 3. Bergelora, penuh semangat
berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan). 4. Sangat emosional (tentang
orang). Dalam Corsini (2002), intensitas didefinisikan sebagai: "The
Quantitative Value Of Stimulus".
Bedasarkan pengertian di alas, intensitas dapat diartikan 8ebagai seberapa
besar respon individu alas suatu stimulus yang diberikan kepadanya atau
pun seberapa sering melakukan suatu tingkah laku. Dalam penelitian ini,
istilah intensitas diartikan sebagai seberapa sering siswa memanfaatkan
layanan bimbingan konseling.
24
2.3. Persepsi
2.3.1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan proses awal dari interaksi manusia dengan lingkungan
sekitarnya. Melalui persepsi, manusia menerima informasi dari dunia luar
untuk kemudian dimasukkan dan diolah dalam sistem pengolahan informasi
dalam otak. Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami
oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik
melalui penglihatan, pendengaran, penerimaan dan penghayatan perasaan.
Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang
melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandan9an atau pengertian,
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu
(Muslichah Zarkasi, 2004). Sedangkan Sarlito (2000) menyatakan bahwa
persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan,
memfokuskan atau bisa dikatakan kemampuan untuk mengorganisasikan
pengamatan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan atau dengan kata lain persepsi adalah memberikan
makna pada stimuli inderawi (Desiderata 1976 dalam Rakhmat 2005).
Atkinson (1984) mendefinisikan persepsi sebagai proses bagaimana
seseorang itu menjadi sadar adanya sifat atau hubungan melalui alat indera.
25
Apa yang dihayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang terbentuk dari
pengalaman masa lalu, sehingga persepsi bukan sekedar perekam pasif dari
stimulus yang mengenai alat indera. Sedangkan Morgan et al, (1986) seperti
yang dikutip oleh Nur Holilah (2005) mendefinisikan persepsi sebagai apa
yang dialami oleh seseorang, di mana hal tersebut menunjukkan mengenai
cara melihat, mendengar, merasakan, mencium, serta merasa sesuatu di
sekelilingnya.
Persepsi seseorang merupakan salah satu proses yang aktif di mana yang
memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya, tetapi juga ia
sebagai keseluruhan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasinya dan
sikap-sikap yang relevan terhadap stimulus tersebut (Sapartinah, 1977). Dari
berbagai pengertian di alas terlihat jelas bahwa apa yang dipersepsikan oleh
seseorang dengan orang lain dapat berbeda dalam pemaknaannya. Dengan
inderanya, individu menangkap informasi (realitas) yang ada di sekitarnya.
Kemudian dengan persepsinya diolah dan diberi arti. Den9an dasar itulah
maka individu tersebut berperilaku ataupun bersikap terhadap sesuatu hal.
Dengan demikian terlihat bagaimana pentingnya persepsi, apa yang ada di
sekitar kita, yang ditangkap oleh indera tidak diartikan sama dengan
realitasnya. Pengertian tersebut tergantung pada orang yang
mempersepsikan, obyek yang dipersepsikan serta situasi sekelilingnya.
Definisi persepsi dalam penelitian ini adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan atau dengan kata lain persepsi adalah
memberikan makna pada stimuli inderawi.
2.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi setiap orang dalam memandang atau menga1iikan objek persepsi
akan berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
proses persepsi pada individu, karena persepsi lebih bersifat psikologis dari
pada proses penginderaan, menurut (Abdul Rahman Saleh & Muhbib Abdul
Wahab, 2004) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:
a. Perhatian yang Selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali
rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus
menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu, individunya
memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja.
Dengan demikian objek-objek/gejala lain tidak akan tarnpil ke muka
sebagai objek pengamatan.
b. Ciri-ciri Rangsang
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih
menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang palin9 besar di antara
26
yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas
rangsangnya paling kuat, akan lebih menarik perhatian.
c. Nilai dan kebutuhan individu
27
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yan9 berbeda dalam
pengamatannya dibanding seorang bukan seniman. Penelitian ju9a
menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonorni rendah rnelihat
koin lebih besar dari pada anak-anak orang lrian. Jadi nilai dan kebutuhan
individu persepsi ditentukan oleh nilai-nilai yang dianut oleh individu dan
kebutuhan individu.
d. Pengalarnan dahulu
Pengalarnan-pengalarnan terdahulu sangat rnernpengaruhi bagairnana
seseorang mernpersepsikan dunianya. Cerrnin bagi kita tentu bukan
barang baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang yang Mentawai di
pedalaman Siberut atau saudara kita di pedalaman lrian.
Sedangkan menurut Kossen (1993) dan juga seperti yang dikutip oleh Nur
Holilah (2005) banyak faktor yang menentukan persepsi, diantaranya:
a. Faktor-faktor keturunan (hereditary factors), mempengaruh persepsi
secara fisik seperti indera, kognisi, dan lain-lain.
lebih besar atas apa yang seseorang lihat dalam mempersepsikan
sesuatu.
c. Tekanan teman sejawat, pengaruh teman sejawat (peer effect). Pengaruh
dari seseorang apalagi teman dekat sangat mempen9aruhi pandangan
kita terhadap sesuatu.
d. Proyeksi, kecenderungan manusiawi untuk melemparkan beberapa
kesalahan pada orang lain bisa menjadikan persepsi terhadap sesuatu
berbeda.
e. Penilaian yang tergesa-gesa, dapat menimbulkan kecerobohan dalam
persepsi yang menghasilkan sebuah kesimpulan yang salah.
f. Hallo effects dan halo karatan (halo rusty effect), seseorang yang cakap
dalam suatu hal juga dianggap cakap untuk hal lain. Asumsi tersebut
dapat menimbulkan halo sehingga akan berpengaruh terhadap
pandangan atau persepsi dia terhadap sesuatu.
2.3.3. Macam-macam Persepsi
Rakhmat (2005) membagi persepsi menjadi dua bagian besar, yaitu: persepsi
interpersonal dan persepsi objek. Persepsi interpersonal adalah persepsi
pada manusia dan persepsi objek adalah persepsi selain pada manusia.
Perbedaan antara kedua persepsi ini ada empat. Pertama, pada persepsi
29
objek, stimulus ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik:
gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur, dan sebagainya: pada
persepsi interpersonal, stimuli sampai kepada kita melalui lambang-lambang
verbal atau grafis yang disampaikan oleh pihak ketiga. Kedua, pada persepsi
objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu, kita tidak meneliti sifat
sifat batiniah objek itu: sedangkan pada persepsi interpersonal, kita mencoba
memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya
melihat perilakunya, kita juga melihat mengapa ia berperilaku seperti ini.
Ketiga, dalam persepsi objek, objek tidal< bereaksi kepada kita, dan kita juga
tidak memberikan reaksi emosional padanya. Sedangkan dalam persepsi
interpersonal, faktor-faktor personal anda, dan karakteristik orang yang
ditanggapi, serta hubungan anda dengan orang tersebut, menyebabkan
persepsi interpersonal sangat cenderung untuk keliru. Keempat, objek relatif
menetap, sedangkan manusia selalu berubah-ubah: sedangkan persepsi
interpersonal menjadi mudah salah.
Jenis persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi objek
dimana stimuli yang akan dipersepsi adalah bimbingan konseling. Dalam hal
ini yang ingin diketahui adalah penilaian siswa tentang program-program
yang diterapkan, fasilitas yang sediakan, dan kualiatas bidang layanan
bimbingan konseling di lembaga sekolah.
30
2.4. Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan atau dengan kata lain persepsi adalah memberikan makna pada
stimuli inderawi (Desiderata 1976 dalam Rakhmat 2005). Dalam penetitian ini
yang menjadi objek persepsi adalah bimbingan konseling (BK). Bimbingan
konseling adalah memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang
dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan
sesuatu sambil meberikan nasihat. Jadi, persepsi siswa terhadap bimbingan
konseling (BK) adalah proses mengamati dan memberikan makna atau
menginterpretasikan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan berkelanjutan yaitu dengan
mengoptimalkan potensi siswa dan berusaha agar mempunyai sikap positif
terhadap pemahaman dan pengarahan diri sehingga mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
2.5. Kerangka Berpikir
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah sangat penting karena karena
dengan adanya pelayanan BK maka siswa dapat berbagi tentang mata
pelajaran atau dapat membantu mengenal bakat pada mata pelajaran yang
disukai atau bimbingan karir sesuai problem solving dengan kemampuannya
dan dalam mengatasi adanya masalah yang timbul atau bBrbagai macam
31
problema dalam hidupnya, disini guru pembimbing atau konselor sekolah
mempunyai peranan lebih dalam, mengarahkan dan membimbing para
remaja khususnya siswa dalam hal ini guru pembimbing atau konselor harus
mampu memberikan pelayanan BK di sekolah, kepada siswa yang
mempunyai masalah pada dirinya, sehingga mereka mernerlukan bantuan
orang lain yang mampu memberikan alternatif, serta solusi pemecahannya
melalui bimbingan arahan-arahan, nasehat dan penyuluhan mereka bisa
terbantu dalam menghadapinya. Karena masing-masing siswa mempunyai
hak alas layanan bimbingan konseling tersebut.
Persepsi menjadi faktor psikologis yang penting dalam intensitas
pemanfaatan layanan BK, karena berdasarkan persepsilah siswa akan
memilih dan menilai suatu objek yang menjadi stimulus. Persepsi siswa
terhadap bimbingan konseling bisa menjadi positif ataupu11 negatif tergantung
dari penjelasan dan pelayanan guru BK itu sendiri. Persepsi terhadap
bimbingan konseling merupakan proses mengamati dan memberikan makna
atau menginterpretasikan terhadap segala sesuatu yang bcrhubungan
dengan BK.
Perbedaan persepsi yang dialami oleh individu tergantung dari faktor-faktor
yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: faktor keturunan,
latar belakang lingkungan dan pengalaman, tekanan teman sejawat,
proyeksi, penilaian yang tergesa-gesa, dan faktor hallo effoct dan hallo rusty
32
effect. Selain itu ada faktor lain yang juga dapat mempengaruhi persepsi
seseorang, yaitu faktor ciri khas dari objek yang menjad1 stimulus, yaitu: nilai,
arti emosionil, familiaritas dan intensitas.
Dari berbagai teori dan data yang diperoleh, maka penulis berasumsi dan
merumuskan bahwa persepsi siswa terhadap bimbingan konseling yang
positif dan pelayanan yang diberikan guru BK khususnya memuaskan maka
siswa cenderung akan memanfaatkan layanan BK, apabila persepsi terhadap
bimbingan konseling itu buruk atau negatif, ma:<a kemungkinan siswa akan
menghindari bimbingan konseling semakin besar. Oleh karena itu, peneliti
ingin melakukan penelitian untuk melihat signifikansi ~lllbungan antara
persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dari intensitas pemanfaatan
layanan bimbingan konseling.
Persepsi
1. Pemahaman
bimbingan konseling
2. Program- program
yang diterapkan
3. Fasilitas yang
disediakan
4. Kualitas layanan BK
Bimbingan
Konseling
lntensitas pema[Jfaatan
tayanan BK
1. ~)eberapa sering siswa
rnemanfaatkan layanan
BK
2. Jenis atau macam
__ ,.. permasalahan yang
sering diungkapkan
siswa kepada guru BK
yang meliputi 4 bidang
layanan.
33
2.6. Hipotesis
Untuk menelaah dan menguji secara empiris tentang ada tidaknya hubungan
antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas
pemanfaatan layanan bimbingan konseling, maka diajukan hipotesa sebagai
berikut:
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
b'1mbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIJl,N
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan Penelitian
I 't:r1cld\<1l<m ya11u d1uu1rnka11 dalam penelitian ini adalah pendekal<.m
ku<mlilatif. Crc:swell (dalam Asmadi Alsa, 2003) mendefinisikan penelilian
kuanlitalif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya
berupa bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang dianalisa
clengan me11ggu11akan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis
penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan p1·ediksi bahwa suatu
penelitian terlentu mempengaruhi variabel yang lain.
3.1.2. Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian
alas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek
yang diteliti (Ronny Kountur, 2004).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional (corre!ationa!
study). Penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-
34
variabel yang berbeda dalam suatu populasi (Sevilla, dk!<, 1993). Dalam
penelitian ini yang diuji adalah hubungan antcira persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling dan lntensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling di SMA 109 Tangerang.
3.1.3. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas
(independent variabe/). Menurut Abu Ahmadi (dalam Rahdiani, 2006) variabel
bebas adalah kor1disi atau karakteristik-karakteristik yanu mempengaruhi
lur10mc11c1I ollscrvasi atau variabcl terikzil. Scclanukan vz,riaiJcl y<ll1~J
clipengaruhi atau variabel terikat (dependent variabe!) sering disebut variabel
terpengaruh karena menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel
lain, jadi variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, atau
muncul ketika mengintroduksi pengubah, atau mengganti variabel bebas.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling, clan variabel terikatnya adalah intensitas pemanfaatan
layanan bimbingan konseling. Untuk menclapatkan data clan mengukur kedua
variabel tersebut, cligunakan angket clengan memakai skala Likeri. Definisi
operasinal variabel pacla penelitian ini aclalah:
1. Persepsi terhaclap bimbingan clan konseling adalah proses mengamati
dan memberikan makna atau menginterpretasikan terhadap segala
sesuatu yang berhubungan dengan pandangan dan penilaian siswa
tentang program-program yang diterapkan, fasilitas yang sediakan, dan
kualitas bidang layanan bimbingan konseling di lembaga sekolah.
36
2. Sedangkan intensitas pemanfaatan layanar bimbingan konseling dalam
peneltian ini adalah frekuensi yaitu seberapa sering siswa datang ke
ruang BK untuk berkonsultasi, meliputi empat bidan9 permasalahan
layanan bimbingan, yaitu layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan
layanan bimbingan karir
3.2. Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi dan sampel
Sumber data penelitian kuantitatif adalah subjek dari mana data tersebut
diperoleh. Untuk penelitian yang metode pengumpulan datanya dengan skala
maka sumber data disebut responden. Yaitu orang yan9 merespon atau
menjawab pernyataan-pernyataan yang disediakan peneliti (Arikunto, 1998).
Gay (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana
peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya. Untuk penelitian ini
populasinya adalah siswa SMA 109 Tangerang yang berjumlah 240 siswa.
Menurut Arikunto (2002) jumlah sampel minimum yang dapat diambil adalah
10%-15% dan 20%-25%. Oalam penelitian penulis menngunakan 25%dari
37
jumlah populasi. Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini berjumlah 60 subyek yang terdiri dari 30 siswa dan 30 siswi dari
240 siswa di SMA 109 Tangerang. Sesuai dengan penclapat Arikunto.
Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Siswa dan siswi yang bersekolah di SMA 109 Tangerang.
2) Siswa dan siswi yang pernah memanfaatkan layanan bimbingan dan
konseling di SMA 109 Tangerang.
3) Siswa dan siswi duduk di kelas dua.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana.
Menurut Weirsma (dalam Sevilla, 1993) teknik pengambilan sampel secara
acak adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi di
mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yan9 sama dan semua
kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempunyai
peluang yang sama.
3.3. Teknik Pengurnpulan Data
3.3.1. Metode Penelitian
Sevilla, dkk (1993) membagi metode pengumpulan data menjadi pertanyaan
clan pernyataan (objektif). Metode pertanyaan mengumpulkan data dengan
38
menggunakan kuesioner, sedangkan metode pernyataan mengumpulkan
data dengan menggunakan skala. Jadi untuk penelitian ini metode yang
dipakai untuk mengumpulkan data adalah menggunakan pernyataan dengan
instrumen skala penelitian. Skala penelitian yang dipakai adalah skala model
Likert.
3.3.2. lnstrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Blue Print Skala Persepsi Siswa terhadap Bimbingan Konseling
.---------.--.--- ·- ···-
No. Aspek lndikator Favorabel Llnfavorabel Total
1. Program Konseling 1, 2, 3 4, 5, 6 6 BK dengan murid
La ya nan 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 10 bimbingan 11 15, 16
>----------·---· - ---
2. Fasilitas Ruang 17, 18, 19, 22,23,39 8 20, 21
1--- -
3. Kualitas Efektif 24,25,26,27 28, 29, 30 7 ---------- ~---------------·---- ------ - >----------
Efisien 31, 32, 33,40 34, 35, 36, 9 37, 38
·-·----- -------- --·-·-----___ ,, _______
·--------······- -----··--------- --------------- ~---------
Total 20 20 40 ---··----- ------- ........ ---- --- --- -- --- ---------- .... - ·-·----------------.. ·---·-·-- -------
39
Tabel 3.2
Blue Print Skala intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling
r No. lndikator
1. Layanan bimbingan belajar
No. Item Favourable·
2, 1, 2, 3, 4, 5
No. Item Unfavourable
--- ·-·---------------
6, 7, 8, 9, 10 1---j ------------·-·----
2. Layanan bimbingan pribadi
3. Layanan bimbingan sosial
0 _La_yanan bimbingan karir _____ _
4,111, 12, 13, 14, 15
6, 20, 21, 22
8*, 25, 26, 27,
16 _ •• _.. ·1 total -- - . -·--··--·-·-·------
16, 17, 18, 19
--- i --- -· - --··
23, 24
28, 29, 30
14
Pada masing-masing skala tersebut ada pernyatan yan9 mendukung
(favorable) dan pernyataan yang tidak mendukung (unfavorable).
Pengukuran tersebut didasarkan pada skala Likert dengan empat alternatif
jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat
tidak setuju (STS). Untuk penghitungan skor dari tiap-ti21p alternatif jawaban
dapat dilihat pada label berikut.
Tabel 3.3
Nilai Skor Jawaban
Kode
STS (sangat setuju) ----1
TS (tidak setuju) ------------------!
S (setuju) --------
SS (sangat setuju)
Favourable Unfavourable
1 4 ---1---------.---------
2 3
3 2
4 1
3.3.3. Teknik Uji lnstrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut •
• Uji validitas adalah untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan
kecerrnatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Saefudin Azwar,
2004) Pengujian validitas ini menggunakan korelasi Product-Moment
Pearson, dengan menggunakan program SPSS versi 12.0. Adapun rumus
korelasinya adalah•
rxy = Angka indeks korelasi product moment
N = Jumlah sampel
XY = Jumlah asli perkalian antara X dan Y
X = Jumlah seluruh skor X
Y = Jumlah seluruh skor Y
1. Hasil Pengujian lnstrumen Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan
Konseling
Dari data tryout item skala persepsi siswa terhadap bimbin!~an konseling
yang diujicobakan pada responden sebanyak 30 siswa diperoleh item yang
valid dan yang tidak valid.
41
Dari 40 item skala persepsi siswa terhadap bimbingan konseling yang diuji
cobakan, terdapat 13 item yang tidak valid yaitu nomor.4, 6, 7, 9, 13, 14, 16,
17, 22, 23, 29, 30, 40. Jadi penelitian ini menggunakan sebanyak 27 item
yang valid, dan berikut label hasil tryout pada skala persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling.
Tabel 3.4 Hasil Tryout Skala Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling
No. Aspek lndikator Favorabel Unfavor Total
aibel
1. Program Konseling *1,*2,*3 4, *5, 6 6 BK dengan
mu rid
La ya nan 7, *8, 9, *12, 13, ·10 bimbingan *10, *11 14, *15,
16
2. Fasilitas Ruang 17, *18, 22, 23, 8 *19, *20, *39 *21
3. Kualitas Efektif *24, *25, *28, 29, 7 *26, *27 30
Efisien *31, *32, *34, *35, 9 *33, 40 *36, *37,
*38
Total 20 20 40
* = item yang valid
42
Tabel 3.5 Blue Print Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Kons;eling Pasca Tryout
No. Aspek lndikator Favorabel Unfavorabel Total
1. Program BK Konseling 1,2,3 5 5 dengan mu rid
Layanan 8, 10, 11 12, 15 5 bimbingan
2. Fasilitas Ruang 18, 19, 20, 39 5 21
3. Kualitas Efektif 24, 25, 26, 28 6 27
Efisien 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 8 38
Total 17 10 27
2. Hasil Pengujian lnstrumen lntensitas Pemanfaatan Layanan
Bimbingan Konseling
Dari data tryout item skala intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling yang diujicobakan pada responden sebanyak 30 siswa diperoleh
item yang valid dan yang tidak valid. Dari 30 item skala intensitas
pemanfaatan layanan bimbingan konseling yang diujicobakan, terdapat 6
item yang tidak valid yaitu nomor 5, 17, 19, 23, 24, 29. Jadi penelitian ini
menggunakan sebanyak 24 item yang valid, dan berikut tabel hasil tryout
pada skala intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling.
Tabel 3.6 Tabel Hasil Tryout Skala lntensitas Pemanfaatan Layanan
Bimbingan dan Konseling
No. Item No. Item
43
No. lndikator Favourable Unfavourable
1. Layanan bimbingan belajar 2, *1, *2, *3, *4, 5 *6, *7, *8, *9, *10
2. Layanan bimbingan pribadi 4,1*11, *12, *13, *16, 17, *18, 19 *14, *15
3. Layanan bimbingan sosial 6, *20, *21, *22 23,24
4. Layanan bimbingan karir 8*, *25, *26, *27, *28, 29, *30
total 30 16 14 * = item yang valid
Tabel 3.7 Blue Print Skala lntensitas Pemanfaatan Layanan
Bimbingan Konseling Pasca Tryout
No. lndikator No. Item No. Item
Favourable Unfavourable
1. Layanan bimbingan belajar 2, 1,2,3,4,5 6, 7,8, 9, 10
2. Layanan bimbingan pribadi 4,111, 12, 13, 14, 16, 18 15
3. Layanan bimbingan sosial 6, 20, 2·1, 22
4. Layanan bimbingan karir 8*, 25, 26, 27, 28,30
total 3024. 15 9
• Reliabilitas adalah ketepatan yang dicapai pada pengukuran dengan
menggunakan instrumen sehingga hasil yang diperoleh bersifat konsisten.
Dalam penelitian ini menggunakan ukuran reliabilitas dengan Alpha
Cronbach sebagai berikut:
44
s,, = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
s , = Varians skor skala x
Untuk menentukan koefisiensi reliabilitas alpha cronbach digunakan menurut
kaidah Guilford (dalam Kuncono, 2004) sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kaidah Reliabilitas Guilford
Kriteria Koefisien Reliabilitas Sangat Reliabel > 0,9 Reliabel 0,7 - 0,9 Cukup Reliabel 0,4 - 0,7 Kurang Reliabel 0,2 - 0,4 Tidak Reliabel < 0,2
Pengujian reliabilitas skala menggunakan Alpha Cronbach. Untuk skala
persepsi siswa terhadap bimbingan konseling diperoleh reliabilitas sebesar
0,913 sedangkan untuk skala intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling diperoleh reliabilitas sebesar 0,93. Berdasarkan data kaidah
Guilford, koefisien reliabilitas 0,7 - 0,9 dinyatakan reliabel. Jadi skala
persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan skala intensitas
pemanfaatan layanan bimbingan konseling dapat dikatakan sangat reliabel
untuk dijadikan instrumen penelitian.
45
3.4. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya hubungan
antara variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Di dalam
penelitian deskriptif koefisien korelasi menerangkan sejauh mana dua atau
lebih variabel berkorelasi (Suharsimi Arikunto, 2000). Untuk menganalisis
data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua
variabel penelitian menggunakan teknik statistik Korelasi Product Moment
Pearson dengan rumus:
_ _ N'L,XY-(L,xXL,Y) 'xr - ~(NL,X2 -(L,X}NL,Y2 -(L,Y})
rxy = Angka indeks korelasi product moment
N = Jumlah sampel
I XY = Jumlah asli perkalian antara X dan Y
I x = Jumlah seluruh skor X
I y = Jumlah seluruh skor Y
Penghitungan statistik dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi
program SPSS versi 12.0 yang diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel
koefisien Korelasi Product Moment Pearson. Jika hasil perhitungannya lebih
besar dari r tabel, maka korelasi dianggap signifikan dengan kata lain Ha
diterima dan Ho ditolak. Tetapi jika hasil perhitungannya lebih kecil dari r label
maka korelasi tidak signifikan atau Ha ditolak dan Ho diterima.
46
3.5. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan, yaitu dimulai dengan memilih problematika dan judul
penelitian, menentukan rumusan dan batasan masalah, menentukan
variabel penelitian, merumuskan hipotesis penelitian, menyusun kajian
pustaka, menentukan subjek penelitian dan menentukan instrument
pengambilan data penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data, terdiri dari penyusunan instrument penelitian,
menyiapkan subjek penelitian, melaksanakan uji coba instrument,
merevisi instrument penelitian dan melaksanakan penelitian
sebenarnya.
3. Tahap Pengolahan Data, terdiri dari melakukan scoring terhadap hasil
angket penelitian, menghitung hasil, dan membuat tabulasi data.
4. Tahap Analisa, yaitu menganalisis data dan membuat hasil analisis,
membuat kesimpulan dan saran.
5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian.
BAB4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden penelitian akan diuraikan secara deskriptif dan
dibantu dengan penyajian dalam bentuk label. Gambaran umum responden
meliputi jenis kelamin dan usia. Berikut ini label gambaran umum responden:
1.
2.
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
No.
Kategori
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Jumlah
Tabel 4.2
Jumlah
30
30
60
Persentase
50%
50%
100%
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Kategori Jumlah Persentase
Usia 17 tahun 41 68,33%
18 tahun 19 31,67% Jumlah 60 100%
47
Dari label di atas dapat diketahui bahwa responden penelitian ini berjumlah
60 siswa yang terdiri dari 50% laki-laki atau 30 orang dan 50% perempuan
atau 30 orang.
Berdasarkan usia, responden berusia antara 17 dan 18 tahun. Responden
yang berusia 17 tahun sebanyak 68,33% atau 41 orang, sedangkan
responden yang berusia 18 tahun sebanyak 31, 67% atau 19 orang. Dapat
dikatakan bahwa mayoritas responden penelitian ini adalah siswa yang
berusia 17 tahun.
4.2. Presentasi Data
48
4.2.1. Gambaran Persepsi siswa Terhadap Bimbingani Konseling
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti menentukan tingkat persepsi
bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling. Pengkategorisasian dilakukan dengan menggunakan kategorisasi
jenjang ordinal yaitu menempatkan individu dalam kelompok-kelompok yang
terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang
diukur (Saefudin Azwar, 1995).
Secara teoritis, skala persepsi bimbingan konseling dalam penelitian terdiri
dari 27 item dengan empat alternatif jawaban yang diberi skor 1 sampai 4.
49
Dengan demikian skor terendah (minimum) adalah 27 (hasil dari 1X27) dan
skor tertinggi (maksimum) adalah 108 (hasil dari 4X27). Skor tertinggi
menunjukkan kualitas persepsi bimbingan konseling posil:if, dan skor
terendah menunjukkan persepsi bimbingan konseling ne~1atif. Sehingga luas
jarak sebenarnya adalah 108 - 27 = 81, untuk standar deviasi cr =81/6 = 13,5
dan mean teoritisnya yang dihitung secara manual adalah
Mean teoritis = (27x2) + (27x3)/2
= 54 + 81/2 = 94,5
= 94,5 -13,5 =81
Median = 94,5 + 13,5= 108
SD= 108-'27 = 81/6 = 13,5
Peneliti menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnosis kualitas
persepsi bimbingan konseling yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Norma
kategorisasi yang digunakan sebagai berikut:
X < (µ - 1,0cr) rendah
(µ - 1,0cr) s; X < (µ + 1,0cr) sedang
(µ + 1,0cr) s; X tinggi
Keterangan: X = skor responden cr = standar deviasi
µ = mean teoritis
Dengan µ = 67.5 dan cr = 13.5 akan diperoleh kategori yang digunakan
sebagai berikut:
50
Tabel 4.3 Kategorisasi Persepsi Bimbingan dan Konseling
Skor Frekuensi Kategori I Prosentase I
< 81 59 Rend ah 98,3%
81 - 108 1 Sedang 0,6 %
> 108 0 Tinggi 0%
Berdasarkan tabel di alas menunjukkan bahwa dari 60 responden terdapat
59 responden atau 98,3% yang memiki kategori rendah, 1 responden atau
0,6% kategori sedang.Ternyata persepsi terhadap bimbin9an konseling yang
diberikan siswa rendah terhadap bimbingan konseling.
4.2.2. Gambaran lntensitas Pemanfaatan Layanan Bimbingan Konseling
Untuk skala intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling terdiri alas
24 item, dengan empat kategori jawaban dimulai skor 1 sampai 4. Skar
terendah (minimum) adalah 24 (hasil dari 1X24), sedangkan skortertinggi
(maksimum) 72 (hasil dari 4X24). Skar tertinggi menunjukkkan kualitas
intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling yang tinggi, dan skor
terendah menunjukkan intensitas pemanfaatan layanan birnbingan konseling
rendah. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 72 - 24 "' 48, untuk standar
deviasi cr =72/6 =12 dan mean teoritisnya yang dihitung secara manual
adalah
Mean teoritis = (24x2) + (24x3)/2
= 48 + 7212 = 84
80=96-24=72/6=12
= 84 -12 =72
Median = 84 + 12 =96
Pene/iti menggolongkan responden kedalam 3 kategori diagnosis kualitas
intensitas pemanfaatan /ayanan bimbingan konseling yaitu rendah, sedang,
dan tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan sebagai berikut:
X < (ft - 1,0G) rendah
(fl - 1,0G) s; X < (ft+ 1,0G) sedang
(ft+ 1,0G) s; X tinggi
Keterangan: X = skor responden CT = standar deviasi
fl = mean teoritis
Dengan fl = 72 dan CT = 12 akan diperoleh kategori yang digunakan sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Kategorisasi lntensitas Pemanfaatan Layanan BK
Skar Frekuensi Kategori Prosentase
< 72 56 Rendah 93,3% 72-96 4 Sedang 6,6%
> 96 0 Tinggi 0%
Berdasarkan label di alas menunjukkan dari 60 responden terdapat 56
responden atau 93,3% yang memiliki kategori rendah, 4 responden atau
6,6% berkategori sedang. lni berarti bahwa hampir seluruh siswa dan siswi
merasa tidak memanfaatan layanan bimbingan konseling.
51
4.3. Uji Persyaratan
4.3.1. Uji normalitas
52
Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya
mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak
mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan
(Nurgiyantoro dkk, 2000). Dengan demikian, analisis statistik pertama yang
harus digunakan dalam rangka analisis data adalah uji asumsi statistik
berupa uji normalitas.
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smimov untuk menguji kebaikan sesuai (goodness of fit). Dalam
hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai
sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal,
uniform, eksponensial atau poisson). Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa
distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi
harapan (teoritis) (Santoso, 2005). Berikut adalah hipotesisnya:
Ho : populasi berdistribusi normal.
H1 : populasi tidak normal
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a= 0,05:
Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak
53
1. Uji normalitas persepsi siswa terhadap Bimbingan Konseling (BK)
Dengan pengujian nilai probabilitas, berdasarkan uji kolmogorov-Smirnov
diperoleh nilai probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed) data pada skala
persepsi siswa terhadap bimbingan konseling sebesar 0,683 dengan
menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % atau (0,05), maka diketahui
bahwa nilai probabilitas 0,683 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar
diagram Q-Q plot keluaran SPSS 12.0.
Grafik 4.1
Q-Q Plot Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling
Normal Q-Q Plot of Persepsi thd Layanan BK
2
0
Observed Value
54
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa sebaran data variabel persepsi
siswa terhadap bimbingan konseling berada di sekitar garis uji yang
mengarah dari kiri bawah ke kanan alas. Dengan demikian data tersebut
dapat dikatakan normal.
2. Uji Normalitas intensitas pemanfaatan layanan Bimbingan Konseling
{BK):
Hasil uji normalitas data pada skala intensitas pemanfaatan layanan
bimbingan konseling, berdasarkan uji kolmogorov-Smirnov diperoleh
angka probabilitas sebesar 0,698 dengan menggunakan taraf signifikansi
alpha 5 % atau (0,05), maka diketahui nilai probabilitas 0,698 juga lebih
besar dari 0,05, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar diagram Q-Q plot
keluaran SPSS versi 12.0
Grafik 4.2
Q-Q Plot lntensitas pemanfaatan layanan Bimbing1an Konseling
Normal 0-Q Plot of Jntensitas Pemanfaatan Layanan BK
/ 0
/ ,• 0 /
o/ /0
,d' /~
..,0
0 "°'' 099
" .,,"//
E -1 ,,,. 0 /6d z " -2 ////0
~ 0
0.
ill ., 30 40 5-0 60 70 80 !10 100
Observed Value
55
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa sebaran data variable intensitas
pemanfaatan layanan bimbingan konseling berada disekitar garis uji yang
mengarah dari kiri bawah ke kanan atas. Dengan demikian data tersebut
dapat dikatakan normal.
4.3.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data
dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat
diajukan adalah:
Ho : varians data bersifat homogen
H1 : varians data bersifat tidak homogen
Pengambilan keputusan dengan menggunakan uji probabilitas :
1. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS
versi 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap BK dan lntensitas
Pemanfaatan Layanan BK
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
persepsi siswa thd BK .903 1 fi8 .346 intensitas pemanfaatan
3.361 1 ti8 .072 layanan BK
Hasil uji homogenitas pada data skala persepsi siswa terhadap bimbingan
konseling diperoleh angka probabilitas sebesar 0,346 dan pada skala
intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling diperoleh angka
56
probabilitas sebesar 0,072 dengan menggunakan taraf si9nifikansi alpha 5 %,
maka diketahui bahwa nilai probabilitas skala persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling 0,346 dan skala intensitas pemanfaatan layanan
bimbingan konseling 0,072 nilainya lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua skala tersebut Ho diterima yang' berarti varians dari
kedua data bersifat homogen.
4.4. Hasil Utama Penelitian
4.4.1. Uji Korelasi antara Persepsi Siswa Terhadap Birnbingan Konseling
Dan lntensitas Pemanfaatan Layanan Bimbingan Konseling
Analisis statistik untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Pearson Product Moment. Dalam penghitungannya, peneliti
57
menggunakan program SPSS versi 12.0. Adapun hasil uji hipotesis diperoleh
nilai koefisien korelasi antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling
dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konselin9 sebesar 0.526.
Korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6
Uji Hipotesis Persepsi Siswa Terhadap BK dan
lntensitas Pemanfaatan Layanan Bl<
lntensitas Persepsi thd Pemanfaatan Layanan BK Lavanan BK
Persepsi thd Layanan Pearson Correlation 1 .616(") BK Sig. (2-tailed) .000
N 60 / 60 lntensitas Pemanfaatan Pearson Correlation .616(**} 1 Layanan BK Sig. (2-tailed) .000
N 60 60 ..
" Correlation 1s s1grnf1cant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa nilai korelasi sebesar 0,616,
sementara nilai r label pada taraf signifikansi 5% dan 1 % adalah sebesar 0.254 dan
0.330. Adapun hipotesis yang diajukan adalah :
Ha : Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling.
H1 Ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan
konseling.
58
taraf signifikansi 5% (0.254) maupun 1 % (0.330) maka hipotesis yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi
siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan
bimbingan konseling ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa
terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan
bimbingan konseling diterima.
4.5. Hasil Tambahan Penelitian
4.5.1. T-Test Persepsi Siswa terhadap BK Berdasarkan Jenis kelamin
Uji beda ini peneliti lakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara
persepsi terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan
bimbingan konseling. Berdasarkan hal tersebut di alas dari pengambilan
kesimpulannya peneliti melihat probabilitas (Nugroho, 2005)
Dalam penelitian ini terdapat 30 siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan 30
siswi yang berjenis kelamin perempuan. Untuk skala persepsi terhadap BK
didapat dari 16 siswa yang memiliki persepsi positif, 14 siswa yang memiliki
persepsi negatif. Sedangkan bagi siswi 14 siswi yang memiliki persepsi
positif, 16 siswi yang memiliki persepsi negatif. Seperti dalam tabel dibawah
,--·--·· .. ·· .......... ---···-·-··---·--·- I
JAKARTA I
59
Tabel 4.7 Persepsi BK Berdasarkan Jenis Kelamin
1 Laki-laki Positif 16 siswa 53% ··---·-~-----l----·-----1-------------1--------···
Negatif 14 siswa 47%
Total 30 siswa 100%
2 Perempuan Positif 14 siswi 47%
Negatif 16 siswi 53%
Total 30 siswi 100%
Bedasarkan hasil perhitungan SPSS versi 12.0. peneliti melakukan uji
perbedaan terhadap persepsi terhadap bimbingan konseling berdasarkan
jenis kelamin responden menggunakan uji T-T est Didapat hasil Karena nilai
t hitung yang dihasilkan (0.318) < t table (20.021) bearti tidak ada perbedaan
persepsi siswa terhadap bimbingan konseling. Hal tersebut dapat dilihat pada
label dibawah ini:
60
Tabel 4.8
T-Test persepsi bimbingan konseling Independent Samples Test
Persepsi terhadap Bimbingan Konseling
Equal variances i Equal variances assumed ! not assumed
Levene's Test for Equality F .902
of Variances Sig. .346
t-test for Equality of Means T .318 .318 Of 58 55.294
Sig. (2-tailed) .752 .752 Mean Difference
8333 8333
Std_ Error Difference 2.61959 2.61959
s 95°/o Confidence Interval Lower -441035 -441582
of the Difference Upper 6.07702 6.08249
4.5.2. T-Test lntensitas Pemanfaatan Layanan BK Bedasarkan Jenis
Kela min
Dalam penelitian ini terdapat 30 siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan 30
siswi yang berjenis kelamin perempuan. Untuk skala intensitas pemanfaatan
layanan BK didapat dari 12 siswa sering memanfaatkan layanan BK, 18
siswa tidak sering memanfaatkan layanan BK. Sedangkan bagi 17 siswi yang\
sering memanfaatkan layanan BK, 13 siswi yang tidak sering memanfaatkan
layanan BK, seperti dalam label dibawah ini:
61
Tabel 4.9
lntensitas Pemanfaatan Layanan BK Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jen is
Kelamin
Kategorisasi lntensitas Pemanfaatan Layanan
BK Ju ml ah Prosentase
1 Laki-laki Sering 12 siswa 40%
Tidak sering 18 siswa 60%
Total 30 siswa 100%
2 Perempuan Sering 17 siswi 57%
Total
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 12.0. peneliti melakukan uji
berdasarkan jenis kelamin responden menggunakan uji T-T est. Berdasarkan
hasil uji beda dengan menggunakan teknik t test, dihasilkan nilai t hitung
sebesar -1.904. Sementara nilai t table pada taraf signifikansi 5% dengan df
58 adalah sebesar 2.021. Karena nilai t hitung yang dihasilkan (-1.904) > t
table (2.021) berarti tidak terdapat perbedaan intensitas pemanfaatan
layanan bimbingan konseling. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
62
Tabel 4.10
T-Test lntensitas Pemanfaatan Layanan BK
Independent Samples Test
lntensitas Pemanfaatan Layanan BK
I Equal Equal variances
variances i not assumed i assumed
Levene's Test for Equality of F 3.361
Variances Sig. .072
I-test for Equality of Means T -1.904 -1.904 Df 58 49.556 Sig. (2-tailed) .062 .063 Mean Difference
-4.5333 -4.5333
Std. Error Difference 2.38147 2.38147
95% Confidence Interval of the Lower -9.30037 -9.31773 Difference
Upper .23370 .25106
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan Jayanan bimbingan
konseling di SMA 109 Tangerang.
Kesimpulan ini diambil berdasarkan pensghitungan KorE'iasi Product Moment
Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar r hitung = 0.6160 dan
r label= 0.254 dan (0.330). Artinya pemberian makna yang negatif terhadap
bimbingan konseling maka semakin minim atau kecil keinginan minat siswa
memanfaatkan layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang.
Atau sebaliknya pemberian makna yang positif terhadap bimbingan konseling
maka semakin besar keinginan minat siswa memanfaatkan layanan
bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang.
5.2. Diskusi
Secara umum, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan konseling
(BK) dipersepsi secara negatif oleh sebagian besar responden juga kurang
64
memanfaatkan layanan BK secara positif di sekolah. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan negatif antara siswa dan siswi dalam persepsi
mereka terhadap bimbingan konseling, yaitu pada program BK, fasilitas, dan
kualitas BK itu sendiri. Hasil yang negatif dan signifikan ini menunjukkan
adanya persepsi siswa yang enggan akan program BK, fasilitas, dan kualitas
di sekolah. Hal ini, menurut peneliti disebabkan karena siswa dan siswi
kurang tertarik dengan program BK di sekolah. Alasan yang mereka
kemukakan cukup beragam, seperti membosankan, tidak menarik, membuat
mengantuk, guru BK tidak menyenangkan. bahkan menurut mereka guru BK
seperti polisi sekolah. Dengan demikian hasil penelitian diketahui bahwa
siswa dan siswi memiliki persepsi yang negatif dan tidak memberikan
perhatian yang baik pada program BK di sekolah, Hal ini bertolak belakang
dengan penelitian Catherine (1999) yang secara •Jmum menunjukkan adanya
persepsi yang positif pada program bimbingan konseling berdasarkan jurusan
program studi. Menurut Catherine responden memiliki penilaian yang positif
pada program BK disebabkan adanya kebutuhan responden tieut1QC1i remaja
untuk lebih mengenali diri sendiri.
Sedangkan dari intensitas pemanfaatan layanan bimbingan men4njukkan
hasil tidak sering, yaitu dalam kegiatan bimbingan dan konseling baik layanan
bimbingan belajar, pribadi, sosial, maupun karir. Hasil yang negatif ini
menunjukkan tidak adanya kebutuhan akan empat layanan bimbingan
tersebut bagi siswa disebabkan juga karena kurangnya informasi sehingga
para siswa tidak mengetahui manfaat dari layanan bimbingan konseling.
Hasil penelitian kurangnya intensitas siswa memanfaatkan layanan BK
disebabkan karena penyajian materi BK yang kurang menarik dan materi
yang kurang berbobot, sehingga mengakibatl<an siswa rnudah mengantuk
dan menjadi bosan .. Sedangkan hasil yang siswa inginkan yaitu adanya
sosialisasi akan program bimbingan konseling, siswa mengharapkan sikap
guru BK yang baik, guru BK memberikan solusi yang baik bagi siswa.
65
Selain hasil ulama di atas, diperoleh pula hasil hasil lambahan yailu bahwa
lidak adanya perbedaan yang signifikan anlara persepsi bimbingan konseling
anlar siswa dan siswi. Karena nilai l hitung yang didapat adalah sebesar
Q.318 dan nilai t label pada taraf signifikan 5% dengan df 58 adal;;ih sebesar
2.021 karena nilai t hitung yang didapat < t label maka hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bimbingan konselin~. Nilai
t hitung yang didapal adalah sebesar -1.904 nilai t label pada taraf signifikan
5% dengan df 58 adalah sebesar 2.021 karena nilai t hilung yang didapal
< t tabel maka hipolesis nihil yang menyalakan bahwa lidak lerdapal
perbedaan inlensilas pemanfaatan layanan bimbingan konseling.
5.3. Saran
Dari penelitian ini ada beberapa saran sehubungan dengan bimbingan
konseling yang diberikan di sekolah dan juga saran yan!~ berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian.
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti
menyarankan beberapa hal berikut ini, yaitu:
66
• Untuk penelitian selanjutnya dapat dilaksanakan tidak hanya sebatas
pada masalah pemahaman akan program konseling saja, karena ternyata
rnasih banyak rnasalah, kesulitan belajar, kesulitan keluarga, kesulitan
masalah teman sebaya, dan masalah sosial lainnya.
• Bagi konselor hendaknya meningkatkan program layanan bimbingan ..
konseling, juga agar konselor perlu sosialisi tentang program layanan
bimbingan konseling dan menjalankan kerja sama dengan personal lain
baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti halnya orang tua siswa
agar mudah dalam berkoordinasi guna membantu mengatasi masalah
yang di alami siswa. Disamping itu agar konselor sekolah tetap menjaga
pandangan positif siswa akan perananya.
• Bagi kepala sekolah, agar lebih memperhatikan perkembangan sekolah,
dan agar lebih menjalin kerja sama dengan personal lain juga dengan
orang tua murid.
• Bagi para orang tua, agar lebih memperhatikan perkembangan dan
pergaulan anaknya. Agar bisa menjadi anak yang berguna bagi diri sendiri
dan berguna bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Royani Ahmad. (1991). Bimbingan dan Konseling di Seka/ah. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta
Asmadi, Alsa. (2003). Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psiko/ogi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Atkinson. Rita L. at all. (1987). Pengantar Psiko/ogi, edisi 8 jilid 1. Jakarta: Erlangga
Corsini, R. J. (2002). The Dictionary Of Psychology. New York:Bruner Rouledge
Cathrine. (1999). Persepsi Terhadap Program Bimbingan Dan Konse/ing Pada Dua SMU Di Jakarta. Jakarta : Fakultas Psikologi. UI
Depdikbud. (1994 ). Petunjuk Pelaksaan Bimbingan dan l<onseling:Kurikulum SMU Jakarta: Proyek peningkatan SMU.
Depdikbud. (1984). Kuriku/um Seka/ah Menengah Atas-Landasan, Program dan Pengembangan. Jakarta.
Depdikbud. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Echo!, John M. dan Shadily, Hasan. Kamus lnggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia
Gunawan, Yusuf dan Liman Subroto, Catherine. (2001 ). Pengantar Bimbingan dan Konseling (Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta: PT. Prenhalindo
Hadi. S. (2000). Metodologi Research Ji/id 1. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Hallen, A. (2002). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press
Holilah, N. (2005). Hubungan Persepsi Terhadap Peluang Ketja Dengan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Mahasiawa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul/ah Jakarta. Jakarta : Fakultas Psikologi-UIN SYAHJD
Kuncono. (2004). Analisis Butir. Jakarta: Sadan Penerbit dan Publikasi Yayasan Administrasi Indonesia
Nugroho, B (2005). Strategi Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS Ed. I. Yogyakarta : Andi. s
Nurgiyantoro, Burhan, dkk (2000). Statistik Terapan Untuk llmu-ilmu sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-dasarBimbingan dan Konseling. Jakarta:PT. Rineka Cipta
Partanto, Plus A, dan M. Al-Barry, Dahlan. (1998). Kamus llmiah Populer. Surabaya: Arkola
Rakhmat, J (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Rernaj2 Rosda Karya
Robbins, Stephen P. (1998) Essentials Of Organization Behavior. (2 Nded). New Jersey: Prentice Hall
Ronny Kountur. (2004). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM
Saefudin, Azwar. (2004). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
-------------------------. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sadli, Sapartinah. (1977). Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang. Jakarta : Bulan Bintang
Sarwono. Wirawan. Sarlito. (2000). Pengamtar Psikologi Umum. Jakarta: Bulan Bintang
Santoso, Singgih (2005). Menguasai Statislik di era lnformasi Dengan SPSS 12. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo
Shaleh, AR.& Wahab, MA. (2004). Psikologi Suatu Pengantar (Dalam Perspektif Islam). Jakarta : Kencana
Sevilla, G. Consuelo, et all. (1993). Pengantar Metode P19nelitian. Jakarta: UI Press
Sofyan. S. Willis. (2004). Konseling Individual. Bandung: Alfa Beta
Suryabrata. Sumadi. (1995). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sukardi. (1985). Pngantar Teori Konseling (Suatu Uraian Ringkas ). Jakarta: Ghalia Indonesia
Sukardi & Ketut, D. (2002). Bimbingan dan Konseling di Seka/ah. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Winkel, W.S. & Sri H. (2004). Bimbingan dan Konseling di lnstitusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Zarkasi, M. (2004). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN PGRI (YPLP-PGRI)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) PGRI 109 TERAKREDITA.SI A
Jalan Untung Suropati II No. 14 Telp. (021) 5530574 Fax. 55769687 Cimone Jaya, Karawaci 15114 KOTA TANGERANG
SURAT KETERANGAN Nomor : 292/IV/5/1.2007
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menen9ah Atas (SMA) PGRI 109 Tangerang Propinsi Banten menerangkan bahwa berdasarkan surat ljin Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Ft.71/0T.01.7/ /IX/2007, tanggal 5 Sepfember2007, menerangkan bahwa:
Nama
NPM
Tahun Akademik
Program
: RAH MALIA ANDINI
: 103070029115
: 2007/2008
: Strata 1 (S1)
telah melaksanakan Observasi di SMA PGRI 109 Tangerang terhitung mulai tanggal 26 s.d. 27 Oktober 2007 guna keperluan tugas penyelesaian Skripsi yang berjudul : "Hubungan antar persepsi siswa terhadap bimbingan dan konseling dengan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling".
Lampiran 2
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
~ssa/aamualaikum Wr. Wb
iaya adalah mahasiswi fakultas Psikologi semester IX UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iaat ini, saya sedang mengadakan penelitian tentang "Hubungan Antara persepsi Siswa
·erhadap Bimbingan dan Konseling Dengan lntensitas Pemanfaatan Layanan Bimbingan
Cons&ling di SMU". Penelitian ini merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana
'sikologi.
lleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi responden dalam
enelitian ini. Data-data yang didapat akan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipakai
ntuk penelitian saja. Bagi Saudara yang bersedia, saya harapkan untuk mengisi setiap
ernyataan sejujur-jujurnya dan berdasarkan pendapat.
agi saudara yang bersedia, untuk mengisi lembar pernyataan di bawah ini:
ama
~nis kelamin
sia
enyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dil.akukan oleh Rahmalia
1dini. Data saya dijamin kerahasiaanya dan hanya dipakai untuk kepentingan penelitian
i saja.
assalaamualaikum Wr. Wb
Jakarta, September 2007
Responden Peneliti
( ) (Rahmalia Andini)
Hubungan Antara persepsi siswa terhadap Bimbingan dan Konseling
dengan lntensitas pemanfaatan layanan Bimbingan konseling di SMU
'etunjuk Pengisian:
Ii bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan persepsi
iswa terhadap bimbingan dan konseling, kemudian jawablah sesuai dengan diri
nda. Kemudian beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia,
aitu:
S = Sangat Setuju, jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri anda.
= Setuju, jika pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda.
S = Tidak Setuju, jika pernyataan tersebut tidak sesuai clengan diri anda.
rs = Sangat Tidak Setuju, jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai
dengan diri anda.
Contoh:
_N_o--'--'--"------"'-"P-e_r_ny_a_t_a_an _______ .,_ss I ~ I TS I STS I 1 Saya pernah menggunakan fasiltas BK
Skala try out
Skala Persepsi Bimbingan dan Konseling
NO PERNYATAAN SS s TS STS 1 Konsultasi dengan guru BK dapat menyelesaikan masalah.
2 Guru BK telah banyak membantu saya dalam menghadapi oermasalahan vana sava alami.
3 Setiap permasalahan yang saya alami dapat terselesaikan dengan bantuan guru BK.
4 Sa ya akan datang keruang BK jika saya ada masalah.
5 Saya malas apabila diwajibkan berkonsultasi dengan guru BK.
6 Saya tidak senang setiap permasalahan yang saya alami diketahui oleh quru BK. Layanan informasi yang efektif dan efisien yang telah
7 diberikan layanan BK membuat saya belajar efektif dan efisien.
8 Layanan BK telah membantu saya meningkatkan prestasi belaiar.
9 Layanan informasi mengenai disiplin dari guru BK dapat merubah tingkah laku saya.
10 Layanan orientasi atau pembekalan dapat membantu meninakatkan hubunaan sosial siswa.
11 Layanan penempatan jurusan membantu dalam kegiatan proqram khusus sesuai denqan kebutuhan siswa. Layanan BK di sekolah kurang membantu saya dalam
12 memahami keterbatasan yang dapat menghambat oerkembanaan oribadi sava.
'3 Layanan BK di sekolah m611gecewakan. 4 Layanan penempatan jurusan membuat saya bingung
dengan kemampuan diri saya yang sebenarnya.
5 Pelayanan BK di sekolah tidak sesuai dengan harapan saya.
6 Orang tua saya tidak mendukung saya untuk memanfaatkan Jayanan BK di sekolah.
7 Menurut saya guru BK harus mempunyai ruang sendiri.
8 Dengan keberadaan BK di sekolah ruang Bimbingan dan ruana Konselina haruslah memounvai ruana sendiri-sendiri.
9 Alat-alat di sekolah untuk mengumpulkan data bimbingan dan konselina haruslah tersedia.
D Menurut saya komputer penting untuk menolah data bagi keoentinaan BK.
1 Menurut saya penting apabila BK di sekolah mempunyai alat-alat tes baai keperluan siswa.
2 Menurut saya ruang bimbingan dan ruang konseling tidak oerlu di oisahkan.
l Saya tidak senang dengan keberadaan ruang Bimbingan dan Konselina vana dioisahkan.
I Saya merasa senang dengan adanya program penqembanoan belaiar vana dilakukan auru BK.
25 Saya senang mengikuti program program pengembangan oribadi vana dilakukan oleh auru BK.
26 Saya merasa butuh guru BK yang benar-benar menunjang kebutuhan dan oerkembanaan sava.
27 Guru BK membantu saya mencari jurusan pendidikan sesuai denaan cita-cita sava.
28 Program belajar yang dilakukan guru BK tidak berdampak apa-apa dalam proses belajar sava.
--29 Keberadan program pengembangan membuat saya tahu
akan kelemahan sava dalam belaiar.
30 Guru BK tidak membantu saya memlilih kelompok belajar vana teoat.
31 Keberadaan BK di sekolah sangat membantu siswa meni:ienal bakat dan minat ·-----
32 Menurut saya BK di sekolah penting.
33 Ruang BK adalah tempat yang cocok dan menyenangkan untuk menceritakan permasalahan.
34 Keberadaan BK di sekolah menurut saya tidaklah penting
35 Menurut saya ruang BK bukan tempat yang cocok dan menvenanqkan dalam menceritakan masalah. --~- --
36 Guru BK selalu mencampuri urusan anda.
l7 Guru BK terlihat menyebalkan.
l8 Guru BK seperti polisi sekolah.
l9 Ruang BK membawa atmosfir yang tidak menyenangkan.
j ~o Guru BK haruslah mempunyai sifat keibuan.
Skala try out
)kala lntensitas Pemanfaatan layanan Bimbingan Konseli!J.fl
~o PERNYATAAN SL SR KO TP
1 Prestasi belajar saya meningkat setelah saya memanfaatkan
- J_§yanan BK.
2 Jadwal belajar dan kegiatan saya tersusun dengan baik ketika berkonsultasi denqan BK.
3 Saya dapat memahami potensi yang saya miliki karena adan)!a arahan guru BK.
4 Saya merasa dalam guru BK membedakan diskusi kelompok dalam prestasi belajar.
5 Saya merasa terbantu dengan adanya BK dalam memilih 12rogram jurusan.
6 Saya tidak merasakan manfaat BK dalam hal prestasi belajar dalam diri sava.
7 Program belajar saya berjalan baik tanpa harus berkonsultasi deng~uru BK.
3 Saya mengetahui potensi dalam diri saya tanpa arahan guru BK. -
) Saya tidak peduli ketika guru BK membagi kelompok dalam diskusi berdasarkan kelompok belajar.
0 Saya merasa layanan bimbingan belajar tidak mempengaruhi pemilihan iurusan x-ang_§_ya ambil.
1 Ketika sedang malas belajar saya berkonsultasi dengan guru BK.
2 Untuk membantu dalam memahami keterbatasan pada hal perkembanqan pribadi sava berkonsultasi denqan quru BK.
3 Saya menceritakan masalah keluarga kepada guru BK.
4 Guru BK menjadi tempat curhat ketika saya mempunyai masalah x-ang bersifat 12ribadi.
5 Saya memanfaatkan layanan bimbingan pribadi yang ada di sekolah.
5 Menurut saya masalah keluarga adalah masalah yang tidak untuk diceritakan kepada quru BK.
7 Saya selalu menyembunyikan masalah pribadi saya dengan quru BK.
3 Layanan bimbingan pribadi kurang berpengaruh pada oenvesuaian permasalahan pribadi saya.
) Layanan bimbingan dan konseling kurang memahami keterbatasanp perkembanqan pribadi sava.
) Saya dapat memahami keadaan ada di masyarakat karena ' oembekalan bimbinaan sosial dari auru BK.
I Saya bisa memahami nilai-nilai yang berkernbang dalam linqkunqan masvarakat karena rnanfaat dari lavanan BK.
) Saya dapat membantu dalam memahami kelernahan masvarakat karena arahan lavanan birnbinaan sosial.
~ Pergaulan saya terhambat karena guru BK.
f Saya tidak mendukung potensi yang ada di rnasyarakat.
25 Saya dapat mengenal karakteristik pribadi melalui layanan bimbinoan karir.
26 Saya mempunyai ketrampilan untuk memasuki dunia Juar berkat arahan ouru BK.
27 Pelayanan karir mengenalkan perencanaan jabatan yang ada di dunia Juar.
28 Mengenal karakteristik pribadi melalui layanan bimbingan karir tidak berguna buat sa:ta.
29 Saya tidak mempunyai ketrampilan untuk memasuki dunia luar.
30 Saya tidak mendukung keputusan dalam memperoleh nekeriaan dari ouru BK.
.AMPIRAN 3
ikala Penelitian Persepsi Bimbingan dan Konseling
~o PERNYATAAN SS s TS STS 1 Konsultasi dengan guru BK dapat menyelesaikan masalah.
2 Guru BK telah banyak membantu saya dalam menghadapi permasalahan yang saya alami.
3 Setiap permasalahan yang saya alami dapat terselesaikan denqan bantuan quru BK.
4 Saya malas apabila diwajibkan berkonsultasi dengan guru BK.
5 Layanan BK telah membantu saya meningkatkan prestasi belajar.
6 Layanan orientasi atau pembekalan dapat membantu meninqkatkan hubunoan sosial siswa.
7 Layanan penempatan jurusan membantu dalam kegiatan proqram khusus sesuai denoan kebutuhan siswa. Layanan BK di sekolah kurang membantu saya dalam
8 memahami keterbatasan yang dapat menghambat '
perkembanoan oribadi sava.
9 Pelayanan BK di sekolah tidak sesuai dengan harapan saya.
10 Dengan keberadaan BK di sekolah ruang Bimbingan dan ruanq Konseling haruslah mem~unyai ruang sendiri-sendiri. I
11 Alat-alat di sekolah untuk mengumpulkan data bimbingan I dan konselinq haruslah tersedia. I -
:2 Menurut saya komputer penting untuk menolah data bagi kepentinqan BK.
3 Menurut saya penting apabila BK di sekolah mempunyai alat-alat tes bagi keperluan siswa.
4 Saya merasa senang dengan adanya program penoembanqan belaiar vanq dilakukan ouru BK.
5 Saya senang mengikuti program program pengembangan pribadi vano dilakukan oleh ouru BK.
6 Saya merasa butuh guru BK yang benar-benar menunjang kebutuhan dan oerkembanoan sava.
7 Guru BK membantu saya mencari jurusan pendidikan sesuai denqan cita-cita sava.
8 Keberadaan BK di sekolah sangat membantu siswa menoenal bakat dan minat
9 Menurut saya BK di sekolah penling.
'.0 Ruang BK adalah tempat yang cocok dan menyenangkan untuk menceritakan permasalahan.
'.1 Keberadaan BK di sekolah menurut saya tidaklah penting
'.2 Menurut saya ruang BK bukan tempat yang cocok dan menvenanqkan dalam mencerilakan masalah.
:3 Guru BK selalu mencampuri urusan anda.
'.4 Guru BK terlihat menyebalkan.
25 Guru BK seperti polisi sekolah.
26 Ruang BK membawa atmosfir yang tidak menyenangkan.
27 Program belajar yang dilakukan guru BK tidak berdampak __ aea-aea dalam [JrOS8S belajar Sa:{a.
)kala Penelitian lntensitas Pemanfaatan layanan Bimbingan Konseling
~o PERNYATAAN SL SR KD TP
1 Prestasi belajar saya meningkat setelah saya memanfaatkan lavanan bimbinoan belaiar.
2 Jadwal belajar dan kegiatan saya tersusun dengan baik ketika berkonsultasi dengan BK.
3 Saya dapat memahami potensi yang saya miliki karena adanva arahan ouru BK.
4 Saya merasa dalam guru BK membedakan diskusi kelompok dalam i:irestasi belajar.
5 Saya tidak merasakan manfaat BK dalam hal prestasi belajar dalam diri sava.
6 Program belajar saya berjalan baik tanpa harus berkonsultasi denoan ouru BK.
7 Saya mengetahui potensi dalam diri saya tanpa arahan guru BK.
B Saya tidak peduli ketika guru BK membagi kelompok dalam
diskusi berdasarkan kelompok belaiar.
9 Saya merasa layanan bimbingan belajar tidak mempengaruhi pemilihan iurusan vano sava ambil.
0 Ketika sedang malas belajar saya berkonsultasi dengan guru BK.
1 Untuk membantu dalam memahami keterbatasan pada hal perkembanqan pribadi saya berkonsultasi denqan quru BK.
2 Saya menceritakan masalah keluarga kepada guru BK.
3 Guru BK menjadi tempat curhat ketika saya mempunyai masalah vanq bersifat pribadi.
4 Saya memanfaatkan layanan bimbingan pribadi yang ada di sekolah.
5 Menurut saya masalah keluarga adalah masalah yang tidak untuk diceritakan kepada quru BK.
6 Layanan bimbingan pribadi kurang berpengaruh pada penvesuaian permasalahan pribadi sava.
7 Saya dapat memahami keadaan ada di masyarakat karena i:iembekalan bimbingan sosial dari guru BK.
B Saya bisa memahami nilai-nilai yang berkembang dalam linqkunqan masvarakat karena manfaat dari lavanan BK.
9 Saya dapat membantu dalam memahami kelemahan masvarakat karena arahan lavanan bimbinoan sosial.
) Saya dapat mengenal karakteristik pribadi melalui layanan bimbinqan karir.
I Saya mempunyai ketrampilan untuk memasuki dunia luar berkat arahan ouru BK.
1 Pelayanan karir mengenalkan perencanaan jabatan yang ada di dunia luar.
l Mengenal karakteristik pribadi melalui layanan bimbingan karir tidak berouna buat sava.
~ Saya tidak mendukung keputusan dalam memperoleh pekerjaan dari guru BK.
1 aomas1 aata perseps1 OlmOingan dan konseling {skor hasil try out}
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 iumlah
1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 85
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 85
3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 90
4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 4 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 78
5 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 82
6 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 108
7 2 3 3 1 3 2 3 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 75
8 1 2 2 3 2 3 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 3 3 1 1 1 1 2 4 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 66
9 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 1 1 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 81
10 1 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 77 11 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 112
12 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 61
13 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 90 14 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 4 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 78
15 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 82
16 2 4 4 1 3 2 4 4 4 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 4 4 1 1 1 4 1 1 3 1 4 87
17 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 74
18 2 3 2 4 1 2 2 2 3 2 3 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 93
19 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 97
20 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 90
21 2 2 2 4 1 3 3 3 1 1 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 1 2 2 3 3 1 3 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 80
22 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 4 4 1 1 1 2 1 1 4 1 3 1 3 2 4 4 4 1 1 2 2 2 3 2 1 1 83
23 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 93
24 1 2 2 3 i i 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 91
25 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 93
26 2 2 2 3 2 3 1 1 1 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 79
27 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 58
28 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 90
29 2 2 2 4 1 3 3 3 1 1 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 1 2 2 3 3 1 3 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 80
30 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 4 4 1 1 1 2 1 1 4 1 3 1 3 2 4 4 4 1 1 2 2 2 3 2 1 1 83
1 aowas1 aata mtensltas pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling {skor hasil try out}
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 jumlah 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 69 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 2 73 3 3 3 3 1 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 4 1 73 4 1 3 2 3 2 2 4 2 1 2 4 3 4 3 4 3 4 2 1 2 2 3 1 1 1 3 2 1 1 2 69 5 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 67 6 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 1 1 3 3 2 4 2 4 96 7 3 4 3 3 2 1 2 2
, 4 4 4 1 2 2 1 1 1 1 1 3 3 1 2 4 1 1 1 1 1 61 '
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 51 9 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 67 10 2 2 2 3 2 2 2 4 4 3 1 1 1 1 2 4 4 1 3 1 1 1 1 3 1 1 2 4 3 4 66 11 3 3 3 4 4 2 1 2 2 2 2 3 4 4 3 2 2 2 1 3 3 4 1 2 3 3 3 1 1 2 75 12 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 49 13 1 3 2 3 2 2 4 2 1 2 4 3 4 3 4 3 4 2 1 2 2 3 1 1 1 3 2 1 1 2 82 14 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 67 15 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 1 1 3 3 2 4 2 4 96 16 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 4 1 1 4 4 4 3 4 3 97 17 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 55 18 3 3 2 4 3 1 2 2 1 1 4 1 4 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 1 1 1 59
19 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 3 3 4 1 1 4 4 4 4 1 1 96 20 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 44 21 3 4 3 4 4 2 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 4 3 2 2 2 2 84
22 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 1 3 1 2 3 2 1 1 2 1 1 2 4 3 1 4 1 80
23 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 4 4 4 4 1 2 1 2 4 3 4 3 1 3 2 4 2 2 1 76
24 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 2 1 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 7<
'' 25 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 4 4 4 4 1 1 2 1 3 4 2 1 2 3 2 4 2 3 1 73 26 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 4 3 2 2 3 1 1 2 2 1 1 4 1 1 3 4 4 1 3 2 66 27 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 61 28 3 3 2 4 3 1 2 2 1 1 4 1 4 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 1 1 1 59 29 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 3 3 4 1 1 4 4 4 4 1 1 96 30 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 44
lampiran 5 skor hasil penelitian
TABULASI PERSEPSI SISWA TERHADAP BIMBINGAN KONSELING No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jumlah 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 48 2 1 1 2 3 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 59 3 3 3 4 2 2 1 2 3 4 2 1 1 2 2 2 2 4 2 1 3 2 4 4 3 4 4 2 69 4 1 3 4 3 2 1 2 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 3 2 50 5 3 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 4 3 2 54 6 3 3 4 2 2 1 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 1 2 4 3 4 4 2 4 69 7 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 56 8 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 58 9 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 39 10 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 58 11 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 47 12 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 47 13 3 3 4 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 1 3 2 4 4 2 80 14 2 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 57 15 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 63 16 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 4 47 17 2 2 3 1 1 3 4 2 3 2 3 1 1 1 1 3 2 4 3 1 2 3 1 4 2 2 3 60 18 1 1 1 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 ·1 1 1 1 1 1 2 38 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 52 20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 54 21 2 1 1 4 3 2 1 3 2 3 3 1 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 55 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 I 2 1 2 2 2 51 23 3 3 3 3 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 52 24 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 3 49 25 1 1 2 2 1 2 4 1 4 2 1 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 55 26 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 45 27 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 :1 3 3 3 3 2 64 28 1 1 1 1 1 2 2 4 4 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 4 4 4 4 2 3 3 57 29 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 l 3 3 3 3 1 53 30 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 ' 2 1 2 2 2 44 ' 31 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 76 32 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 ::; 3 1 2 2 2 61 33 3 2 3 2 2 2 1 3 4 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 58 34 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 L'. 1 2 3 2 2 46 35 3 3 4 4 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 83 36 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 50 37 2 3 3 1 3 2 2 4 4 3 1 1 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 1 66 38 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 46 39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 51 40 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 3 54 41 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 55 42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 43 2 2 3 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 1 1 3 1 3 2 1 1 1 1 3 4 2 2 51 44 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 48 45 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 63 46 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 1 4 58 47 3 3 4 3 3 1 1 2 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 65 48 3 3 3 2 2 2 i 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 50 49 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 36 50 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 37 51 2 3 3 4 2 2 4 3 4 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2 3 1 60 52 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 41 53 2 1 2 1 3 1 1 4 4 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 4 2 1 1 2 1 49 54 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 66 55 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2 3 3 1 3 1 2 2 2 3 1 3 53 56 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 50 57 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 54 58 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 1 3 4 2 1 2 1 2 2 3 54 59 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 1 49 60 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 45
lampiran 5
skor hasil penelitian
TABULASI DATA INTENSITAS PEMANFAATAN LAYANAN BIMEllNGAN KONSELING No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah 1 1 3 2 3 1 2 2 1 1 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 ::: 3 4 1 1 49 2 1 2 1 3 2 4 3 4 3 3 1 3 3 2 2 4 2 1 3 1 2 2 4 3 59 3 2 1 3 2 2 2 3 2 1 3 4 4 1 2 4 2 2 1 3 3, 2 1 3 2 55 4 3 2 3 3 4 2 2 2 2 4 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 4 4 1 1 65 5 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 1 64 6 3 4 3 3 2 1 2 2 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 2 65 7 1 2 1 4 2 2 1 2 1 3 4 4 1 2 4 2 2 1 4 2 2 1 2 3 53 8 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 51 9 3 1 2 4 3 3 1 1 3 3 3 4 4 2 1 2 3 2 2 3 3 4 3 1 61 10 3 2 1 4 1 2 4 2 3 3 1 2 2 3 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 53 11 2 1 1 4 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 1 3 3 52 12 2 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 52 13 3 4 3 3 2 1 2 2 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 69 14 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 4 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 57 15 3 4 4 4 4 2 2 1 1 4 3 4 4 3 4 2 1 1 3 4 4 4 1 2 69 16 1 3 1 4 2 2 4 1 2 2 2 4 2 1 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 52 17 3 4 1 1 3 2 1 2 1 3 1 2 1 2 1 3 3 1 3 2 3 4 3 2 52 18 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 1 1 68 19 3 3 2 4 1 3 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 1 1 1 66 20 3 3 2 4 1 3 2 1 3 3 3 4 2 2 1 1 3 3 3 3 2 3 1 2 58 21 1 2 2 4 3 3 2 1 3 3 3 4 3 1 1 1 3 3 4 2 4 3 2 3 61 22 3 2 2 1 1 1 2 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1 1 1 61 23 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 2 4 4 1 1 64 24 2 1 1 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 1 2 1 3 3 1 4 4 56 25 2 1 3 1 2 1 1 2 3 1 1 1 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 4 2 47 26 1 2 2 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 2 4 2 1 1 1 2 1 2 1 1 47 27 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 65 28 1 1 1 3 1 4 4 2 1 3 1 2 4 3 3 1 2 1 2 1 2 1 3 4 51 29 1 2 1 3 2 2 1 1 4 3 1 4 2 3 1 2 3 2 3 4 1 2 2 2 52 30 1 2 1 2 1 2 2 1 3 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 46 31 4 4 3 3 2 4 1 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 1 75 32 3 3 3 4 1 3 4 1 1 4 4 4 4 4 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 67 33 3 3 2 2 2 2 1 1 1 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 2 3 4 1 2 b7 34 1 3 1 2 1 2 1 2 4 2 3 4 1 3 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 46 35 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 90 36 1 3 3 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 53 37 3 3 2 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 2 3 2 76 38 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 53 39 3 3 2 4 1 3 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 1 68 40 4 3 2 2 1 2 3 1 2 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 1 1 62 41 1 3 2 4 2 3 2 1 2 3 3 4 4 4 1 3 3 4 3 3 4 3 1 2 65 42 2 2 2 4 1 3 3 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37 43 4 4 4 3 1 2 1 1 2 1 1 1 2 4 2 2 4 4 4 3 2 4 2 1 59 44 3 4 1 2 1 4 3 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 58 45 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 68 46 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 1 3 1 1 4 69 47 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 76 48 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 1 2 1 1 1 2 2 67 49 3 1 2 1 1 2 1 1 4 3 3 4 4 4 1 1 3 2 3 2 2 2 1 1 52 50 3 1 1 2 4 2 1 1 4 3 3 4 4 4 4 1 2 2 3 2 2 2 1 1 57 51 1 2 3 3 3 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 3 2 3 2 2 65 52 3 2 1 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 2 3 4 1 1 55 53 3 3 4 3 1 2 3 4 3 4 4 4 4 4 1 1 4 3 2 2 3 3 3 1 69 54 3 3 4 3 2 2 3 1 2 4 4 4 4 4 1 1 4 3 3 3 4 2 1 2 67 55 3 4 4 3 2 4 3 1 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 2 1 1 70 56 4 3 1 4 1 1 1 2 1 4 3 4 3 4 4 1 3 3 3 3 3 4 2 2 64 57 2 3 2 4 2 2 3 1 2 3 1 4 3 3 2 3 2 1 2 3 3 2 1 1 55 58 2 3 2 4 1 3 2 1 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 1 1 63 59 1 1 1 3 2 1 2 3 2 3 2 2 1 4 1 3 1 1 2 3 3 4 1 2 49 60 2 3 1 4 1 1 1 1 1 3 3 4 1 2 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 44
lampiran 6 TABULASI PERSEPSI SISWA TERHADAP BIMBINGAN KONSELING
Hasil penelitian T-Test berdasarkan jenis kelamin No Jender 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jml rerata
1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 48 53.91667 negatif
2 1 1 1 2 3 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 4 4 3 3 3 3 2 59 positif
3 1 3 3 4 2 2 1 2 3 4 2 1 1 2 2 2 2 4 2 1 3 2 4 4 3 4 4 2 69 stdeviasi positif
4 1 1 3 4 3 2 1 2 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 3 2 50 10.06806 negatif
5 1 3 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 4 3 2 54 positif ~-·
6 1 3 3 4 2 2 1 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 1 2 4 3 4 4 2 4 69 positif
7 1 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 56 positif
8 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 58 positif
9 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 39 negatif
10 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 58 positif
11 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 ~ 2 2 2 2 2 2 3 47 negatif "-
12 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 47 negatif
13 1 3 3 4 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 1 3 2 4 4 2 80 positif
14 1 2 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 57 positif
15 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 63 positif
16 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 4 47 negatif
17 1 2 2 3 1 1 3 4 2 3 2 3 1 1 1 1 3 2 4 3 1 2 3 1 4 2 2 3 60 positif
18 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 38 negatif 19 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 52 negatif
20 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 54 positif
21 1 2 1 1 4 3 2 1 3 2 3 3 1 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 55 positif 22 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 51 negatif
23 1 3 3 3 3 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 52 negatif 24 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 3 49 negatif 25 1 1 1 2 2 1 2 4 1 4 2 1 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 55 positif 26 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 45 negatif 27 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 64 positif 28 1 1 1 1 1 1 2 2 4 4 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 4 4 4 4 2 3 3 57 positif 29 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 1 53 negatif
30 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 44 negatif 31 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 76 positif 32 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 61 positif 33 2 3 2 3 2 2 2 1 3 4 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 58 positif 34 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 46 negatif 35 2 3 3 4 4 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 83 posltif 36 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 50 negatif 37 2 2 3 3 1 3 2 2 4 4 3 1 1 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 1 66 positif 38 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 46 negatif 39 2 2 2 2 2 2 ') ') ') ') 3 • 1 1 2 2 2 J 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 51 negatif "-
,_ "- ,_ I
40 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 3 54 positif 41 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 3 55 positif 42 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 negatif 43 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 1 1 3 1 3 2 1 1 1 1 3 4 2 2 51 negatif 44 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 48 negatif 45 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 63 positif 46 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 1 4 58 positif 47 2 3 3 4 3 3 1 1 2 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 65 positif 48 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 50 negatif 49 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 36 negatif 50 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 37 negatif 51 2 2 3 3 4 2 2 4 3 4 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2 3 1 60 positif 52 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 41 negatif 53 2 2 1 2 1 3 1 1 4 4 3 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 4 2 1 1 2 1 49 negatif 54 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 66 positif 55 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2 3 3 1 3 1 2 2 2 3 1 3 53 negatif 56 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 50 negatif 57 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 54 positif 58 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 1 3 4 2 1 2 1 2 2 3 54 positif 59 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 1 49 negatif 60 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 45 negatif
lampiran 6 TABULASI DATA INTENSITAS PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSEUNG
Hasil penelitian T-Test berdasarkan jenis kelamin -No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jml rerata
1 1 3 2 3 1 2 2 1 1 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 3 3 4 1 1 49 59.6 tidak sering
2 1 2 1 3 2 4 3 4 3 3 1 3 3 2 2 4 2 1 3 1 2 2 4 3 59 tidak sering
3 2 1 3 2 2 2 3 2 1 3 4 4 1 2 4 2 2 1 3 3 2 1 3 2 55 st deviasi tidak sering
4 3 2 3 3 4 2 2 2 2 4 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 4 4 1 1 65 9.426253 sering
5 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 1 64 sering
6 3 4 3 3 2 1 2 2 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 .., .., 65 I sering "' "' 7 1 2 1 4 2 2 1 2 1 3 4 4 1 2 4 2 2 1 4 2 2 1 2 3 53 tidak sering
8 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 51 tidak sering
9 3 1 2 4 3 3 1 1 3 3 3 4 4 2 1 2 3 2 2 3 3 4 3 1 61 sering
10 3 2 1 4 1 2 4 2 3 3 1 2 2 3 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 53 tidak sering
11 2 1 1 4 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 1 3 3 52 tidak sering
12 2 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 52 tidak sering
13 3 4 3 3 2 1 2 2 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 69 sering
14 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 4 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 57 tidak sering
15 3 4 4 4 4 2 2 1 1 4 3 4 4 3 4 2 1 1 3 4 4 4 1 2 69 sering
16 1 3 1 4 2 2 4 1 2 2 2 4 2 1 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 52 tidak sering
17 3 4 1 1 3 2 1 2 1 3 1 2 1 2 1 3 3 1 3 2 3 4 3 2 52 tidak sering
18 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 1 1 68 sering
19 3 3 2 4 1 3 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 1 1 1 66 sering
20 3 3 2 4 1 3 2 1 3 3 3 4 2 2 1 1 3 3 3 3 2 3 1 2 58 sering
21 1 2 2 4 3 3 2 1 3 3 3 4 3 1 1 1 3 3 4 2 4 3 2 3 61 sering
22 3 2 2 1 1 1 2 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1 1 1 61 sering
23 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 2 4 4 1 1 64 sering 24 2 1 1 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 1 2 1 3 3 1 4 4 56 sering 25 2 1 3 1 2 1 1 2 3 1 1 1 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 4 2 47 tidak sering
26 1 2 2 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 2 4 2 1 1 1 2 1 2 1 1 47 tidak sering 27 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 65 sering 28 1 1 1 3 1 4 4 2 1 3 1 2 4 3 3 1 2 1 2 1 2 1 3 4 51 tidak sering 29 1 2 1 3 2 2 1 1 4 3 1 4 2 3 1 2 3 2 3 4 1 2 2 2 52 tidak sering
30 1 2 1 2 1 2 2 1 3 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 46 tidak sering 31 4 4 3 3 2 4 1 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 1 75 sering 32 3 3 3 4 1 3 4 1 1 4 4 4 4 4 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 67 sering 33 3 3 2 2 2 2 1 1 1 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 2 3 4 1 2 57 tidak sering 34 1 3 1 2 1 2 1 2 4 2 3 4 1 3 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 46 tidak sering 35 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 90 sering
36 1 3 3 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 53 sering
37 3 3 2 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 2 3 2 76 sering
38 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 53 tidak sering
39 3 3 2 4 1 3 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 1 68 sering Af\ A ~ ,., 2 ' ~ 3 1 2 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 1 1 62 sering ~v ~ v L l L
41 1 3 2 4 2 3 2 1 2 3 3 4 4 4 1 3 3 4 3 3 4 3 1 2 65 sering
42 2 2 2 4 1 3 3 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37 tidak sering
43 4 4 4 3 1 2 1 1 2 1 1 1 2 4 2 2 4 4 4 3 2 4 2 1 59 tidak sering
44 3 4 1 2 1 4 3 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 58 tidak sering
45 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 68 sering
46 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 1 3 1 1 4 69 sering 47 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 76 sering
48 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 1 2 1 1 1 2 2 67 sering 49 3 1 2 1 1 2 1 1 4 3 3 4 4 4 1 1 3 2 3 2 2 2 1 1 52 tidak sering 50 3 1 1 2 4 2 1 1 4 3 3 4 4 4 4 1 2 2 3 2 2 2 1 1 57 tidak sering 51 1 2 3 3 3 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 3 2 3 2 2 65 sering
52 3 2 1 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 2 3 4 1 1 55 tidak sering 53 3 3 4 3 1 2 3 4 3 4 4 4 4 4 1 1 4 3 2 2 3 3 3 1 69 sering
54 3 3 4 3 2 2 3 1 2 4 4 4 4 4 1 1 4 3 3 3 4 2 1 2 67 sering
55 3 4 4 3 2 4 3 1 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 2 1 1 70 sering
56 4 3 1 4 1 1 1 2 1 4 3 4 3 4 4 1 3 3 3 3 3 4 2 2 64 sering
57 2 3 2 4 2 2 3 1 2 3 1 4 3 3 2 3 2 1 2 3 3 2 1 1 55 tidak sering
58 2 3 2 4 1 3 2 1 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 1 1 63 sering
59 1 1 1 3 2 1 2 3 2 3 2 2 1 4 1 3 1 1 2 3 3 4 1 2 49 tidak sering
60 2 3 1 4 1 1 1 1 1 3 3 4 1 2 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 44 tidak sering
LAMPIRAN 7
Validity Skala Persepsi BK
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S
Statistics for SCALE
Mean 83.4333
Item-total Statistics
Scale Mean
if Item Deleted
VAR00001 81.4667 VAR00002 81.1000 VAR00003 81.1333 VAR00004 80.9333 VAR00005 81. 3667 VAR00006 81.3000 VAR00007 81.2667 VAR00008 81.2333 VAR00009 81. 3000 VAR00010 81. 5000 VAR00011 81.4000 VAR00012 81. 2667 VAR00013 81.4333 VAR00014 80.9333 VAR00015 81.1667 VAR00016 81. 3667 VAR00017 81. 6667 VAR00018 81.8000 VAR00019 81. 6667 VAR00020 81. 7000 VAR00021 81. 7333 VAR00022 81.0333 VAR00023 81.0667 VAR00024 81. 5333 VAR00025 81.3667 VAR00026 81.4333 VAR00027 81.0667 VAR00028 81.1667 VAR00029 80.6333 VAR00030 81. 0333 VAR00031 81.3667 VAR00032 81. 7333
Variance 133.5644
Scale Variance if Item Deleted
124.1195 125.9552 123.9816 132.8230 126.5161 131.7345 127.5816 126.6678 128.4241 126.3966 128.5931 129.1678 130.1851 132. 2713 125. 5920 128.5851 128.4368 126.5103 127.4023 127.2517 127.8575 133.1368 129.2368 126.1195 126.5161 125.4954 123.4437 124.0747 134.9299 129.8954 125.4126 128.2713
S C A L E (AL P HA)
Std Dev 11.5570
N of Variables
40
Corrected Item-Total
Correlation
.6617
.4835
.5813
.0036
.4614
.0994
. 3217 .3971 .2580 .4699 .3697 .4936 .1668 .0386 .4479 .2146 .3337 .4826 .5193 .5141 .3971
-.0058 .1747 .5808 • 5112 .4517 .5268 .5075
.. 1130 .1621 .3804 .4132
Alpha if Item Deleted
.8708
.8735
.8715
.8832 .8740 .8799 .8764 .8750 .8778 .8738 .8756 .8750 . 8794 . 8821 .8740 .8792 .8761 .8737 .8738 .8737 .8751 .8824 .8802 • 8726 .8734 .8739 .8722 • 8727 .8842 .8799 .8754 .8751
LAMPIRAN 8
Reliability Skala Persepsi BK
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S
Statistics for SCALE
Mean 54.3667
Item-total Statistics
Scale Mean
if Item Deleted
VAROOOOl 52.4000 VAR00002 52.0333 VAR00003 52.0667 VAR00005 52.3000 VAR00008 52.1667 VAROOOlO 52.4333 VAROOOll 52.3333 VAR00012 52.2000 VAR00015 52.1000 VAR00018 52.7333 VAR00019 52.6000 VAR00020 52.6333 VAR00021 52.6667 VAR00024 52.4667 VAR00025 52.3000 VAR00026 52.3667 VAR00027 52.0000 VAR00028 52.1000 VAR00031 52.3000 VAR00032 52.6667 VAR00033 52.5667 VAR00034 52.4000 VAR00035 52.3000 VAR00036 52.3000 VAR00037 52.4000 VAR00038 52.3000 VAR00039 52.4000
Reliability Coefficients N of Cases 30.0 Alpha .9132
Variance 95.7575
Scale Variance if Item Deleted
88.3172 89.4816 87.9954 89.1828 90.2126 89. 0816 91.1954 92. 0966 89.6103 89.3747 90.9379 90.5161 91.1264 89.3609 89.9414 89.0678 87.5172 87.5414 88.2862 90.5747 87.9092 89.0759 88.2862 89.7345 88.0414 85.9414 85.0759
SCAI,E (A L P H A)
Std Dev 9.7856
N of Va.riables
27
Corrected Item-Total
Correlation
. 6110
.4670
. 5518
. 5103
.3710
.5190
.4005
.4835
.3999
.5164
.4750
. 5015
.3758
.5887
.4949
.4378
.5014
.5174
.4116
.4809
.5945
.6071
.4981
.5829
.5793
.7283
.6722
N of Items 27
Alpha if Item Deleted
.9085
. 9109
. 9094
.9101
. 9128
.9100
.9119
. 9112
.9123
.9100
.9109
. 9105
.9123
.9091
.9104
.9116
.9106
.9102
.9129
.9107
.9086
.9088
.9104
.9093
.9089
.9061
.9069
VAR00033 81.6333 l.24. 5161 .5805 .8718 VAR00034 BJ.. 4667 l.25.9126 .5884 .8724 VAR00035 BJ.. 3667 l.26.1023 .4162 .8746 VAR00036 81.3667 l.26 .l.713 .6087 • 8724 VAR00037 BJ.. 4667 l.24.6713 .5656 .8720 VAR00038 SJ.. 3667 l.22. 7230 .6764 .8698 VAR00039 SJ..4667 l.2J.. 9816 .6118 .8704 VAR00040 81.6000 129. 9724 .1643 .8797
Reliability Coefficients N of Cases 30.0 N of Items 40 Alpha .8783
LAMPIRAN 9 Validity Skala lntensitas Pemanfaatan BK
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S
Statistics for SCALE
Mean 70.3000
Item-total Statistics
VAR0000l VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAROOOlO VAROOOll VAR000l2 VAR000l3 VAR000l4 VAR000l5 VAR000l6 VAR00017 VAR000l8 VAR00019 VAR00020 VAR0002l VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR0002'7 VAR00028 VAR00029 VAR00030
Reliability N of Cases Alpha
Scale Mean
if Item Deleted
67.8333 67.4333 67.7333 67.4000 68.1000 68.3000 67.8333 67.9333 68.1000 68.0667 67.2667 67.6000 67.2333 67.5333 67.6333 68.1000 68.0667 68.0333 68.3000 68.1667 68.0333 67.8333 69.0333 68.7333 67.8333 67.8333 67.7667 68.2667 68.2000 68.5000
Coefficients 30.0
.9089
Variance 229.6655
Scale Variance if Item Deleted
219.5920 215.5644 213.1678 216.9379 226.1621 216.8379 209.1782 211.3747 206. 2310 208 .4092 214.1333 206.6621 207.0126 207.4989 210.3092 207. 4724 219.1678 213.9644 228.2862 218.0747 213.2747 217.3851 229.5506 232.1333 213.5230 209.7989 217.1506 206.8230 225.3379 217.5000
S C ."!\ l.1 E (A L P H A)
Std Dev 15.1547
N of Variables
30
Corrected ItemTotal
Correlation
.4408
.6327
.7036
.4827
.0952
.4963
.6678
.6460
.6851
.6284
.4969
.6978
.6134
.6801
.6370
.5767
. 2943
.4942
.0236 .4058 .6165 .3790
-.0099 -.1416
.5574
.6711
.4213
.6448
.1058
.3965
N of Items 30
Alpha if Item Deleted
.9067
.9043
.9032
.9060
.9120
.9058
.9027
.9033
.9021
.9032
.9057
.9019
.9035
.9023
.9033
.9043
.9094
.9057
. 9127 • 9071 .9040 .9077 . 9111 .9134 .9047 .9028 .9069 .9028 . 9124 .9074
LAMPIRAN 10 Reliability Skala lntensitas Pemanfaatan BK
****** Method 1 {space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y ANALYSIS
Statistics for SCALE
Mean 58.9333
Item-total Statistics
VAROOOOl VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAROOOlO VAROOOll VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00018 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00030
Reliability N of Cases Alpha
Scale Mean
if Item Deleted
56 .4667 56.0667 56.3667 56.0333 56.9333 56.4667 56.5667 56.7333 56.7000 55.9000 56.2333 55.8667 56.1667 56.2667 56.7333 56.6667 56.8000 56.6667 56.4667 56.4667 56.4667 56.4000 56.9000 57.1333
Coefficients 30.0
. 9305
Variance 215.3747
Scale Variance if Item Deleted
205.6368 200.7540 198.7230 202.0333 202.6161 194. 8092 197.7023 193.7195 194.6310 199.0586 192. 1161 193. 4299 193.3851 195.7195 194.6161 200.5747 204.1655 199.1264 201.5678 198.3264 195.4299 202.2483 194.5069 206. 6713
SC!l.LE (A L P H A)
N of Std Dev Variables 14.6757 24
Corrected ItemTotal
Correlation
.4395
.6807
.7358
.5258
.5105
.6948
.6443
.6501
.6336
.5431
.7322
.6134
.6985
. 6710
.5541
.4790
.4046
.6322
.4469
. 6126
.6982
.4595
.6038
.2815
N of Items ~ 24
Pclpha if Item Deleted
. 9296
.9268
.9259
.9285
.9287
.9257
.9267
.9264
.9267
. 9282
.9250
.9272
.9256
.9261
.9285
.9293
.9302
.9270
.9298
.9271
.9257
.9294
.9273
. 9321