Upload
duonganh
View
262
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MATEMATIKA DAN
PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA SD KELAS V
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Olivia Christina Dewi
129114166
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MATEMATIKA DAN
PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA SD KELAS V
Disusun oleh:
Olivia Christina Dewi
NIM: 129114166
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Dr. Y. Titik Kristiyani, M.Psi. Yogyakarta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MATEMATIKA DAN
PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA SD KELAS V
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Olivia Christina Dewi
129114166
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal: 13 Juni 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji 1 : Dr. Y. Titik Kristiyani, M.Psi. ...................................
Penguji 2 : Prof. A. Supratiknya, Ph.D. ...................................
Penguji 3 : P. Eddy Suhartanto, M. Si. ...................................
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Juli 2017
Olivia Christina Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MATEMATIKA DAN
PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA SD KELAS V
Olivia Christina Dewi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap
matematika dan prestasi matematika siswa SD kelas V. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara sikap terhadap
matematika dan prestasi matematika. Responden penelitian ini adalah 73 siswa
SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta kelas V. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan skala sikap terhadap matematika dan metode
dokumentasi berupa nilai matematika. Reliabilitas skala sikap terhadap
matematika diuji dengan menggunakan metode reliabilitas Aplha Cronbach dan
diperoleh hasil sebesar 0,920 dari 40 aitem. Data dianalisis menggunakan teknik
korelasi Pearson Product Moment pada program SPSS for Windows versi 23.
Hasil analisis data menunjukkan nilai korelasi (r) sebesar 0,416 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis
yang menyatakan ada hubungan positif antara sikap terhadap matematika dan
prestasi matematika, diterima.
Kata kunci: sikap terhadap matematika, prestasi matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
THE RELATIONSHIP BETWEEN ATTITUDE TOWARD
MATHEMATICS AND MATHEMATICS ACHIEVEMENT AMONG
FIFTH GRADE STUDENTS
Olivia Christina Dewi
ABSTRACT
This study aimed to find out the relationship between attitude toward
mathematics and mathematics achievement among fifth grade students. The
hypothesis proposed in this study was there was a positive relationship between
attitude toward mathematics and mathematics achievement. The respondents in
this study was 73 students in fifth grade of SD Kanisius Demangan Baru I
Yogyakarta. Collection data in this study used attitude toward mathematics scales
and documentation method of mathematics mark. Reliability of attitude toward
mathematics scales tested using Aplha Cronbach reliability and obtained results as
much as 0,920 of 40 items. Data were analyzed using Product Moment Pearson
correlation technique in SPSS for Windows version 23 program. The data analysis
shows the correlation (r) of 0,416 and 0,000 level of significance (p<0,01).
According to the results, the hypothesis that there was a positive relationship
between attitude toward mathematics and mathematics achievement, was
accepted.
Key words: attitude toward mathematics, mathematics achievement
LEMBAR PE
RSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Olivia Christina Dewi
NIM : 129114166
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:
“Hubungan Antara Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi Matematika
Pada Siswa SD Kelas V”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk
menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 Juli 2017
Yang menyatakan,
Olivia Christina Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang selalu
menyertai, membimbing, memberikan hikmat, petunjuk, dan pengetahuan dalam
penyelesaian tugas akhir ini. Karya ini jauh dari kata sempurna tetapi karya ini
dapat penulis selesaikan berkat doa dan semangat dari berbagai pihak. Dengan
penuh syukur, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi.
2. Paulus Eddy Suhartanto M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi.
3. Dr. Y. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu meluangkan waktu dan memberikan pencerahan.
4. Drs. Hadrianus Wahyudi M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Prof. A. Supratiknya dan Edward Theodorus, M.App.Psy. selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberi masukan.
6. Kedua orangtuaku yang setiap waktu mau mendengar keluh kesahku dan
memberi semangat untuk tetap optimis.
7. Teman-teman dosbing Bu Titik yang menguatkan satu sama lain.
8. Mas Muji, Mas Gandung, teman-teman student staff, dan teman-teman
petugas lab atas segala bantuannya.
9. Sahabat-sahabat merpus geng pisgor: Indri, Dira, dan Igan “jangan
kasih kendor semangatnya!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
10. Sahabat-sahabat cabe-cabean: Putri, Igan, Anggie, Nona, Dira, Mitha,
Seprina, Gung Is, Bincik, dan Itha. Terima kasih karena selalu memberi
keceriaan dan penguatan untuk satu sama lain.
11. Sahabat payungku: Rizky dan Bella. Terima kasih atas kerja sama kita,
tetap semangat!
12. Teman-temanku seluruh angkatan 2012 atas bantuan, dukungan, dan
doanya. Selalu semangat dan optimis teman-teman.
13. Responden-responden yang telah berpartisipasi dalam penelitianku ini.
14. Semua pihak yang turut memberikan doa, dukungan, dan bantuan tapi
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih.
Penulis memiliki harapan agar karya ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis saja
tetapi juga berguna bagi seluruh pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .. .................................................................................. ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............ ................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .. ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH . ................... iv
ABSTRAK . ..................................................................................................... v
ABSTRACT . ................................................................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH . .................. vii
KATA PENGANTAR . ................................................................................... viii
DAFTAR ISI . .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL . .......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN . .................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN . ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah . ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah . ................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian . .................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian . ................................................................................ 8
BAB II. LANDASAN TEORI . ....................................................................... 10
A. Matematika . ........................................................................................... 10
B. Prestasi Matematika . .............................................................................. 11
1. Definisi Prestasi Matematika . ........................................................... 11
2. Aspek-aspek Prestasi Matematika . ................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika . .................. 12
C. Sikap terhadap Matematika . ................................................................. 16
1. Definisi Sikap terhadap Matematika . ................................................ 16
2. Aspek-aspek Sikap terhadap Matematika. ......................................... 17
D. Siswa Sekolah Dasar (SD) Kelas V . ...................................................... 19
1. Karakteristik Siswa SD Kelas V . ...................................................... 19
2. Tahap Perkembangan Kognitif Siswa SD Kelas V . .......................... 19
E. Dinamika Hubungan antara Sikap terhadap Matematika dan
Prestasi Matematika Siswa SD Kelas V . ............................................... 21
F. Hipotesis Penelitian . .............................................................................. 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN . ..................................................... 27
A. Jenis Penelitian . ..................................................................................... 27
B. Variabel Penelitian ................................................................................. 27
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian . ............................................. 27
D. Responden Penelitian ............................................................................. 29
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data . .................................................... 29
F. Pemeriksaan Reliabilitas Skala Sikap terhadap Matematika . ................ 38
G. Metode Analisis Data . ........................................................................... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . .............................. 40
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 40
B. Deskripsi Responden Penelitian . ........................................................... 40
C. Deskripsi Data Penelitian . ..................................................................... 41
D. Analisis Data Penelitian . ........................................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
E. Analisis Data Penelitian Tambahan ....................................................... 46
F. Pembahasan . .......................................................................................... 48
BAB V. PENUTUP . ........................................................................................ 59
A. Kesimpulan . ........................................................................................... 59
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 59
C. Saran . ..................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA . .................................................................................... 62
LAMPIRAN . ................................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala Sikap terhadap Matematika Sebelum Uji Coba ..... 30
Tabel 2. Daftar Pertanyaan FGD ...................................................................... 31
Tabel 3. Skor Berdasarkan Pilihan Jawaban (Semua Item, kecuali Item
Indikator Kecemasan Terhadap Matematika) . .................................. 33
Tabel 4. Skor Berdasarkan Pilihan Jawaban (Indikator Kecemasan Terhadap
Matematika) ...................................................................................... 34
Tabel 5. Distribusi Item Sahih dan Gugur Skala Sikap Terhadap Matematika 36
Tabel 6. Blue Print Skala Sikap Terhadap Matematika Setelah Uji Coba ...... 37
Tabel 7. Deskripsi Responden Penelitian ........................................................ 40
Tabel 8. Reliabilitas Data Sikap Terhadap Matematika .................................. 41
Tabel 9. Deskripsi Data Sikap Terhadap Matematika . ................................... 42
Tabel 10. Hasil Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Skala Sikap Terhadap
Matematika ....................................................................................... 42
Tabel 11. Deskripsi Data Prestasi Matematika . .............................................. 43
Tabel 12. Hasil Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Prestasi Matematika ... 43
Tabel 13. Uji Normalitas . ................................................................................ 44
Tabel 14. Uji Linearitas ................................................................................... 45
Tabel 15. Uji Hipotesis . .................................................................................. 45
Tabel 16. Uji Korelasi Aspek-aspek Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi
Matematika . .................................................................................... 46
Tabel 17. Uji Beda Mean Sikap Terhadap Matematika Berdasarkan Jenis
Kelamin .......................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 18. Uji Beda Mean Prestasi Matematika Berdasarkan Jenis Kelamin .. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Bagan Dinamika Hubungan antara Sikap terhadap Matematika dan
Prestasi Matematika Siswa SD Kelas V............................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kompetensi Dasar dan Materi Matematika SD Kelas V
Kurikulum KTSP ....................................................................... 68
Lampiran 2. Form Penilaian Validitas Isi Skala Sikap Terhadap Matematika 70
Lampiran 3. Penghitungan IVI-I dan IVI-S untuk Penilaian Validitas Isi
Skala Sikap Terhadap Matematika ............................................. 78
Lampiran 4. Skala Sikap Terhadap Matematika Sebelum Uji Coba .............. 82
Lampiran 5. Surat Ijin Uji Coba ...................................................................... 86
Lampiran 6. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Sikap Terhadap
Matematika Sebelum Uji Coba .................................................. 87
Lampiran 7. Skala Sikap Terhadap Matematika Setelah Uji Coba (Penelitian) 90
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian .................................................................... 94
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 95
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Skala Sikap Terhadap Matematika Setelah
Uji Coba (Penelitian) ................................................................ .... 96
Lampiran 11. Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Sikap Terhadap
Matematika ................................................................................. 97
Lampiran 12. Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Prestasi Matematika ......... 98
Lampiran 13. Uji Normalitas ................................................................... ........ 99
Lampiran 14. Uji Linearitas ............................................................................ 100
Lampiran 15. Uji Hipotesis (Korelasi Sikap Terhadap Matematika dan
Prestasi Matematika) ............................................................... 101
Lampiran 16. Uji Korelasi Aspek-aspek Sikap Terhadap Matematika dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Prestasi Matematika) ............................................................... 102
Lampiran 17. Uji Beda Sikap Terhadap Matematika Berdasarkan Jenis
Kelamin ................................................................................... . 103
Lampiran 18. Uji Beda Prestasi Matematika Berdasarkan Jenis
Kelamin ................................................................................... . 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu mata pelajaran dalam pendidikan formal di Indonesia yang
dianggap penting dan diberikan hingga jenjang sekolah menengah atas adalah
matematika. Matematika mempelajari tentang bilangan dan kalkulasi, bentuk
dan ruangan, pola dan hubungan, serta fakta kuantitatif dengan cara berpikir
dan bernalar menggunakan struktur logis (Soedjadi, 2000). Pelajaran
matematika berguna untuk memecahkan masalah abstrak dan praktis (Reys,
Lindquist, Lambdin, & Smith, 2014), mengembangkan kemampuan berpikir
dan berargumentasi, menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam dunia kerja. Matematika juga memberi dukungan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2013). Dengan banyaknya manfaat
tersebut, maka matematika perlu dikuasai mulai dari tingkat sekolah dasar
hingga jenjang perguruan tinggi (Orton & Frobisher, 2004).
Siswa diharapkan mampu menguasai matematika sejak duduk di bangku
pendidikan dasar. Dasar-dasar matematika yang kuat dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilan anak dalam melakukan penalaran, berpikir kritis
dan logis, kemampuan menganalisis, serta kemampuan dalam menyelesaikan
masalah (Sujiono, 2011). Ironisnya, sebagian besar
siswa memandang matematika sebagai pelajaran yang menakutkan, susah,
abstrak, dan tidak bermakna (Marpaung, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sejumlah siswa lebih sering menunjukkan hasil yang tidak sesuai
harapan pada tes matematika terstandar. Hasil survei Pusat Statistik
Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics)
tahun 2003 pada 41 negara dalam pembelajaran matematika menunjukkan
bahwa Indonesia mendapat peringkat 39, di bawah Thailand dan Uruguay
(Satria, 2012). Menurut data UNESCO, mutu pendidikan matematika di
Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati (Satria, 2012).
Data TIMSS (Trends in International Maths and Science Studi) tahun 2015
menyatakan bahwa siswa Indonesia berusia 9-10 tahun berada pada peringkat
ke-45 dari 50 negara pada penguasaan matematika (Rahmawati, 2016).
Peringkat tersebut menggambarkan bahwa prestasi matematika siswa Indonesia
sangat rendah.
Hasil UN siswa SD Kota Yogyakarta tahun 2013 (Ihsan, 2013)
menunjukkan bahwa Matematika memiliki nilai rata-rata terendah, yaitu 7,39.
IPA memiliki nilai rata-rata sebesar 7,62 dan Bahasa Indonesia sebesar 8,43.
Berdasarkan kesenjangan antara pentingnya matematika serta data rendahnya
prestasi matematika siswa di Indonesia, maka mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi prestasi matematika merupakan hal yang penting.
Dalam pendidikan formal di sekolah, kemampuan matematika siswa
ditunjukkan melalui tinggi rendahnya prestasi matematika. Prestasi matematika
merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berkaitan (Singh, Granville,
Dika, 2002). Salah satu faktor yang memengaruhi prestasi matematika adalah
sikap terhadap matematika. Sikap terhadap matematika perlu diteliti karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
masih jarang dijumpai di Indonesia, khususnya pada siswa sekolah dasar.
Penelitian mengenai prestasi matematika di Indonesia banyak dikaitkan dengan
model pembelajaran, seperti pembelajaran matematika realistik sebagaimana
penelitian yang dilakukan oleh Fauzan (2002). Sikap terhadap matematika
perlu diperhatikan karena menentukan cara siswa dalam mengevaluasi dan
merespon pelajaran matematika berdasarkan organisasi dari faktor kognitif,
afektif, dan konatif. Hal ini sejalan dengan bukti yang ditemukan Volet (1997
dalam Papanastasiou, 2002) bahwa prestasi akademik berhubungan dengan
interaksi dinamis antara variabel kognitif, afektif, dan motivasi. Tinggi
rendahnya prestasi matematika ditentukan oleh kemampuan siswa untuk
memusatkan perhatian, mengembangkan kegairahan, dan mendorong dirinya
untuk mempelajari matematika (Hendriana & Soemarmo, 2014). Güngör,
Eryilmaz, dan Fakioglu, (2007) juga menemukan bahwa prestasi fisika dan
matematika siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kognitif, melainkan
juga faktor afektif.
Peneliti memilih siswa sekolah dasar karena kemampuan dasar yang kuat
di bidang matematika menjadi prediktor kesuksesan siswa pada mata pelajaran
lain, serta menunjang prestasi di tingkat sekolah yang lebih tinggi, bahkan
karier (Shadiq, 2007; Singh, Granville, & Dika, 2002). Siswa kelas V sedang
berada pada puncak perkembangan kognitif operasional konkret yang ditandai
dengan kemampuan berpikir logis yang sangat dibutuhkan dalam mempelajari
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Di sisi lain, siswa usia 11-13 tahun mungkin akan mengembangkan sikap
terhadap matematika yang negatif seiring dengan semakin abstraknya materi
matematika yang dipelajari (Aiken, 1986 dalam Cheung, 1988). Ke-8
responden FGD yang merupakan siswa SD kelas V berusia 10-11 tahun di
Yogyakarta juga memiliki sikap terhadap matematika yang negatif. Secara
kognitif, mereka menilai matematika sebagai pelajaran yang cukup susah untuk
dipahami. Secara afektif, mereka memiliki ketakutan-ketakutan terhadap
matematika. Mereka umumnya merasa takut tidak mampu menyelesaikan soal-
soal matematika dan takut mendapat nilai matematika yang jelek. Ketakutan
tersebut memunculkan predisposisi perilaku yang kurang baik, seperti bermain
dengan teman dan tidak memperhatikan guru saat mengikuti kelas matematika.
Akan tetapi, mereka juga memiliki sikap yang positif terhadap matematika,
yaitu menilai matematika sebagai pelajaran yang berguna untuk menghadapi
ujian, masa depan, dan kehidupan sehari-hari. Siswa dalam tahap
perkembangan kognitif ini perlu mendapat arahan untuk mengembangkan
kognisi, afeksi, dan predisposisi perilaku mengenai matematika yang positif
agar kemampuan berpikir logisnya dapat berkembang secara maksimal.
Sikap merupakan keteraturan perasaan, pikiran, dan kecenderungan
perilaku seseorang terhadap objek tertentu di lingkungannya (Secord &
Backman, 1964). Sikap selalu digerakkan atas evaluasi pada sesuatu atau
seseorang, sehingga dapat memengaruhi pembelajaran serta performansi siswa.
Sikap siswa terhadap matematika memengaruhi cara mereka mengikuti
pelajaran matematika (Aiken, 1974), sehingga menjadi faktor kunci bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
performansi matematika (Lipnevich, MacCann, Krumm, Burrus, & Roberts,
2009; Nicolaidou & Philippou, 2003).
Siswa umumnya memiliki sikap terhadap matematika yang positif ketika
pertama masuk sekolah tetapi lama kelamaan sikap tersebut akan berkurang
dan menjadi negatif saat memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi (de
Lourdes Mata, Monteiro, & Peixoto, 2012; Nicolaidou & Philippou, 2003). Di
sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa secara relatif memiliki
sikap positif terhadap matematika (Tezer & Karasel, 2010; Yilmaz, Altun, &
Olkun, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap matematika
sangat subjektif dan cenderung menjadi negatif seiring dengan naiknya
tingkatan kelas.
Penelitian mengenai hubungan sikap terhadap matematika dan prestasi
matematika menunjukkan hasil yang bervariasi. Berbagai temuan menunjukkan
adanya hubungan yang positif antara sikap terhadap matematika dan prestasi
matematika. Singh, Granville, dan Dika (2002) menemukan bahwa sikap
memiliki pengaruh kuat pada prestasi matematika pada siswa SMP kelas VIII
di Virginia. Nicolaidou dan Philippou (2003) menemukan hubungan antara
sikap terhadap matematika dalam kemampuan memecahkan masalah dan
prestasi matematika pada siswa SD kelas V di Cyprus (r: 0,37; p < 0,001).
Bramlett dan Herron (2009) melakukan penelitian pada mahasiswa aljabar
Afrika-Amerika di Australia dan menemukan adanya hubungan positif
signifikan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika (R2 =
0,153; p < ,001). Michelli (2013) menemukan korelasi positif yang signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sikap terhadap matematika dan prestasi matematika (r = 0,276; p < 0,01) pada
siswa SD kelas V di Mississipi selatan.
Beberapa temuan menunjukkan bahwa korelasi antara sikap terhadap
matematika dan prestasi matematika dipengaruhi oleh berbagai variabel.
Temuan Schofield (1982) pada siswa SD kelas III-VI di Australia
menunjukkan bahwa sikap terhadap matematika siswa laki-laki berhubungan
positif dengan prestasi matematikanya (r = 0,45), tetapi sikap terhadap
matematika siswa perempuan berhubungan negatif dengan prestasi
matematikanya (r = -0,07). Hasil penelitian Kiray, Gok, dan Bozkir (2015)
pada siswa SMP di Turki menunjukkan bahwa hubungan antara sikap terhadap
matematika dan prestasi matematika sifatnya lemah dan dipengaruhi oleh
kelas, jumlah sampel, gender, dan latar belakang budaya.
Temuan lain terkait hubungan antara sikap terhadap matematika dan
prestasi matematika menunjukkan adanya hubungan negatif. Penelitian Abrego
(1966) pada siswa kelas IV di El Cajon, California menunjukkan adanya
korelasi negatif antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika
sebesar -0,17 tetapi tidak signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sikap
terhadap matematika dan prestasi matematika tidak berhubungan. Penelitian
Caston (1986 dalam Kiray, Gok, & Bozkir, 2015) pada siswa SD kelas III dan
orang tuanya juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan
antara sikap terhadap matematika, baik pada siswa, maupun kedua orang tua
dengan prestasi matematika siswa. Papanastasiou (2002) menemukan bahwa
hubungan antara sikap terhadap matematika dengan prestasi matematika pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
siswa kelas VIII di Ciprus tidak signifikan, sehingga tidak dapat digunakan
untuk memprediksi prestasi matematika siswa. Trends International
Mathematics and Science Study (TIMSS) (Lianghuo, Seng, Yan, Mei, Pereira-
Mendoza, & Yee, 2005) menemukan bahwa siswa Jepang yang memiliki sikap
terhadap matematika positif hanya sebanyak 52%, tetapi Jepang mampu
menunjukkan rata-rata prestasi matematika yang tinggi. Penelitian Phonguttha,
Tayraukham, dan Nuangchalerm (2009) juga memaparkan hasil serupa, yaitu
sikap terhadap matematika tidak berkorelasi dengan hasil pembelajaran
matematika.
Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai
sikap terhadap matematika dan prestasi matematika menunjukkan hasil yang
bervariasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya pengaruh tidak langsung
dari beberapa variabel lain, seperti partisipasi dalam pelajaran matematika,
perbedaan gender, ukuran sekolah (Ma & Kishor, 1997), dan perbedaan
kemampuan masing-masing siswa (Michelli, 2013). Papanastasiou (2002) juga
mengatakan bahwa sekalipun siswa memiliki sikap yang positif terhadap
matematika, siswa tersebut belum tentu mampu mencapai prestasi matematika
yang tinggi. Dengan adanya temuan-temuan yang bervariasi dan dipengaruhi
variabel lain, serta jarangnya penelitian mengenai hubungan antara sikap
terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa sekolah dasar di
Indonesia, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian pada siswa SD di
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Siswa kelas V dipilih sebagai responden dalam penelitian ini dengan
pertimbangan siswa di usia tersebut memiliki tahapan perkembangan kognitif
yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar keterampilan matematika. Siswa
kelas V sedang berada dalam puncak perkembangan kognitif operasional
konkret yang didasari dengan adanya kemampuan berpikir logis. Siswa dengan
kemampuan berpikir logis seharusnya mampu menguasai materi matematika
dengan baik. Oleh karena itu, peneliti ingin menegaskan hubungan antara sikap
terhadap matematika dan prestasi matematika yang jarang diteliti di Indonesia,
khususnya pada siswa SD kelas V yang selama ini menunjukkan hasil tidak
konsisten.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara
sikap terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa SD kelas V?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara sikap terhadap
matematika dan prestasi matematika pada siswa SD kelas V.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi ilmu
psikologi pendidikan, khususnya faktor-faktor yang memengaruhi prestasi
matematika.
2. Manfaat Praktis
Apabila hasil pengujian hipotesis terbukti, maka dapat dilakukan evaluasi
pada sistem pendidikan dan kurikulum di Indonesia untuk melihat apakah
sudah cukup efektif bagi pengembangan sikap terhadap matematika yang
positif pada siswa. Guru dapat melakukan evaluasi atas cara pengajarannya
untuk melihat apakah sudah sesuai untuk mengembangkan sikap terhadap
matematika yang positif pada siswa. Siswa juga dapat menilik apakah sikap
terhadap matematikanya selama ini sudah positif atau belum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MATEMATIKA
Soedjadi (2000) mendefinisikan matematika sebagai cabang ilmu eksak
yang mencakup bilangan dan kalkulasi, penalaran dan struktur logis, fakta
kuantitatif, serta bentuk dan ruangan. Reys, Lindquist, Lambdin, dan Smith,
(2014) mengartikan matematika sebagai studi mengenai pola dan hubungan,
cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan
alat untuk memecahkan masalah abstrak dan praktis. De Lange (2006)
menyebut matematika sebagai bahasa yang menjelaskan pola-pola, baik pola
nyata maupun mental, statis atau dinamis, kuantitatif atau kualitatif. Menurut
Susanto (2013) matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, berkontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan
dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
matematika merupakan disiplin ilmu eksak yang membahas bilangan dan
kalkulasi, pola dan hubungan, fakta kuantitatif, masalah bentuk dan ruangan
dengan cara berpikir logis dan terorganisir. Matematika mampu menjadi alat
untuk memecahkan permasalahan abstrak dan praktis, meningkatkan
kemampuan berpikir dan berargumentasi, serta membantu pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. PRESTASI MATEMATIKA
1. Definisi Prestasi Matematika
Dalam area psikologi pendidikan, prestasi memiliki berbagai definisi.
Azwar (1996) mendefinisikan prestasi sebagai keberhasilan memperoleh
pengetahuan dan kecakapan baru yang tampak dalam bentuk nilai rapor,
indeks prestasi studi, angka kelulusan, atau predikat keberhasilan. Winkel
(1996) mengartikan prestasi adalah bukti berupa nilai yang menunjukkan
keberhasilan seseorang dalam melakukan proses belajar. Suroso (2001)
menyebutkan bahwa prestasi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengalami proses belajar dan dinilai dari aspek kognitif yang ditunjukkan
dengan nilai atau angka. Menurut Tu’u (2004) prestasi merupakan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui
mata pelajaran, serta ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Syah (2008) menambahkan bahwa prestasi
menunjukkan tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan pada suatu program pendidikan.
Berdasarkan berbagai definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
prestasi merupakan nilai atau angka yang menunjukkan keberhasilan siswa
mencapai tujuan pendidikan, yaitu menguasai pengetahuan tertentu melalui
proses belajar. Prestasi matematika disimpulkan sebagai nilai yang
menunjukkan keberhasilan siswa menguasai materi disiplin ilmu eksak yang
membahas bilangan dan kalkulasi, pola dan hubungan, fakta kuantitatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
masalah bentuk dan ruangan dengan cara berpikir logis dan terorganisir
melalui proses pembelajaran.
2. Komponen-komponen Prestasi Matematika
Komponen-komponen prestasi matematika diidentifikasi dari materi
yang digunakan dalam soal tugas, ulangan harian, dan UTS matematika.
Materi-materi tersebut terdiri dari sembilan bab, yaitu 1) operasi hitung
bilangan bulat, 2) faktor prima, 3) operasi hitung campuran, 4) perpangkatan
dan akar sederhana, 5) operasi hitung satuan ukur, 6) operasi hitung bangun
datar, 7) operasi hitung bangun ruang, 8) operasi hitung pecahan, dan 9)
sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang (Saepudin, Babudin, Mulyadi, &
Adang, 2009). Komponen-komponen tersebut digunakan sebagai dasar
untuk mengetahui prestasi matematika, yaitu melalui dokumentasi nilai-nilai
tugas, ulangan harian, dan UTS matematika.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika
Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi matematika diidentifikasi
dari faktor-faktor prestasi secara umum menurut Syah (2008), sebagai
berikut:
3.1 Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan
terdiri dari dua aspek, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3.1.1 Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis merupakan kondisi umum tubuh dan
keberfungsian organ yang dapat memengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi yang lemah
atau adanya gangguan pada suatu organ memengaruhi
penerimaan materi oleh siswa, sehingga materi tidak mampu
diserap secara maksimal atau bahkan tidak dapat diterima sama
sekali (Syah, 2008). Semakin baik kondisi fisik, maka semakin
tinggi prestasi matematika siswa (Grissom, 2005).
3.1.2 Aspek Psikologis
Aspek psikologis meliputi tingkat kemampuan, sikap,
minat, dan motivasi siswa (Syah, 2008).
3.1.2.1 Kemampuan Siswa
Kemampuan siswa terdiri dari kecerdasan
(kemampuan umum) dan bakat (kemampuan khusus)
(Syah, 2008). Kecerdasan dan bakat merupakan prediktor
utama bagi prestasi akademik, termasuk prestasi
matematika (Deary, Strand, Smith, & Fernandes, 2007;
Taub, Floyd, Keith, & McGrew, 2008; Benbow &
Arjmand, 1990).
3.1.2.2 Sikap Siswa
Sikap merupakan kecenderungan untuk memberikan
reaksi atau respon dengan cara relatif tetap terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
seseorang atau objek tertentu secara positif maupun
negatif (Syah, 2008). Michelli (2013) menemukan korelasi
positif yang signifikan sikap terhadap matematika dan
prestasi matematika. Semakin positif sikap terhadap
matematika, semakin optimal prestasi matematika.
Semakin negatif sikap terhadap matematika, semakin
rendah prestasi matematikanya.
3.1.2.3 Minat Siswa
Minat merupakan kegairahan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat memiliki kaitan erat dengan pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan,
sehingga memengaruhi kualitas prestasi siswa dalam mata
pelajaran tertentu (Syah, 2008). Siswa dengan minat yang
tinggi dalam pelajaran matematika memiliki perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan yang tinggi untuk
memahami dan menguasai materi matematika, sehingga
prestasi matematikanya tinggi (Singh, Granville, & Dika,
2002).
3.1.2.4 Motivasi Siswa
Motivasi siswa merupakan daya yang mendorong
siswa untuk melakukan sesuatu secara terarah, khususnya
belajar. Motivasi muncul dari dua sumber, yaitu dari
dalam diri siswa (motivasi intrinsik) dan dari luar diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
siswa (motivasi ekstrinsik) (Syah, 2008). Siswa yang
memiliki motivasi tinggi pada pelajaran matematika
memiliki dorongan kuat untuk mempelajari dan menguasai
materi matematika, sehingga memperoleh prestasi
matematika memuaskan (Singh, Granville, & Dika, 2002).
3.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
siswa dan terdiri dari dua bagian, yaitu:
3.2.1 Faktor Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial memiliki kaitan dengan
keberadaan manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Faktor ini meliputi dukungan orang tua, keluarga,
teman sebaya, guru, dan orang-orang di sekitar tempat tinggal
siswa (Syah, 2008). Lingkungan sosial yang positif membantu
siswa dalam melakukan proses belajar, sehingga siswa mampu
mencapai prestasi akademik yang tinggi (Eamon, 2003).
3.2.2 Faktor Lingkungan Non-sosial
Faktor lingkungan non-sosial meliputi lokasi, kondisi
bangunan sekolah dan tempat tinggal siswa, fasilitas belajar,
suasana kelas, keadaan iklim, cuaca, waktu belajar siswa, serta
hal-hal fisik lain di luar pribadi siswa (Syah, 2008). Siswa mampu
menyerap materi matematika yang dipelajarinya dengan optimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
apabila keadaan lingkungan belajarnya kondusif (Uline &
Tschannen-Moran, 2006).
3.3 Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar berkaitan dengan jenis upaya belajar
siswa dalam mempelajari materi, sehingga memengaruhi proses dan
keberhasilan belajar (Syah, 2008). Siswa yang mampu mengembangkan
pendekatan belajar matematika yang mendalam (deep/achieving)
mampu mencapai tujuan akademik lebih tinggi (Cano & Berbén, 2009).
Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi prestasi secara umum
menurut Syah (2008) tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
dalam mengenai faktor sikap terhadap matematika dan bagaimana
hubungannya dengan prestasi matematika.
C. SIKAP TERHADAP MATEMATIKA
1. Definisi Sikap Terhadap Matematika
Menurut para ahli psikologi, sikap secara umum memiliki berbagai
definisi. Menurut Secord dan Backman (1964) sikap merupakan keteraturan
pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi), dan predisposisi tindakan (konasi)
seseorang pada objek tertentu di lingkungannya. Aiken (1970) menjelaskan
sikap sebagai predisposisi atau kecenderungan yang telah dipelajari pada
individu untuk merespon suatu objek, situasi, konsep, atau orang lain secara
positif atau negatif. Fishbein dan Azjen (1975) mengartikan sikap sebagai
evaluasi positif atau negatif terhadap objek tertentu. Bruno (1987 dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dalyono, 2010) menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan mental
atau pandangan yang sifatnya relatif menetap untuk bereaksi terhadap objek
tertentu dengan cara positif maupun negatif. Allport (1995 dalam Meinarno
& Sarwono, 2009) mendefinisikan sikap sebagai kesiapan mental dan
sebagian syaraf yang terorganisir berdasarkan pengalaman langsung yang
mengarah serta menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi
dengan cara-cara tertentu. Walgito (2003) mengartikan sikap merupakan
organisasi pendapat dan keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi
yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan
dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam
cara tertentu yang dipilihnya.
Dari berbagai definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa sikap
secara umum merupakan kecenderungan mental yang bersumber dari
organisasi pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi), serta predisposisi tindakan
(konasi) mengenai objek dan situasi tertentu untuk merespon dengan cara
positif atau negatif. Sikap terhadap matematika dapat disimpulkan sebagai
kecenderungan mental yang merupakan organisasi pemikiran (kognisi),
perasaan (afeksi), dan predisposisi tindakan (konasi) mengenai matematika
dan mengarahkan untuk merespon matematika secara positif atau negatif.
2. Aspek-aspek Sikap Terhadap Matematika
Aspek-aspek sikap terhadap matematika diidentifikasi berdasarkan
aspek-aspek sikap secara umum menurut Azwar (2011), sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.1 Aspek Kognitif (Aspek Perseptual)
Aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang mempersepsi objek sikap (Azwar, 2011). Aspek
ini meliputi pengetahuan, pandangan, gagasan, dan keyakinan-
keyakinan terhadap matematika, seperti keyakinan dan konsep diri pada
matematika (confidence), keyakinan siswa mengenai kegunaan
matematika dalam hidupnya, serta keyakinan siswa mengenai
ekspektasi kemampuan matematika (Aiken, 1970; 1979).
2.2 Aspek Afektif (Aspek Emosional)
Aspek afektif merupakan aspek mengenai emosional subjektif
seseorang (Azwar, 2011). Aspek ini meliputi meliputi emosi positif atau
emosi negatif terhadap matematika kecemasan terhadap matematika
(Aiken, 1979).
2.3 Aspek Konatif (Aspek Predisposisi Perilaku)
Aspek konatif merupakan aspek yang berhubungan dengan
kecenderungan berperilaku terhadap objek sikap yang dihadapi. Aspek
ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu besar kecilnya kecenderungan
seseorang berperilaku terhadap objek sikap. Aspek ini meliputi motivasi
terhadap matematika (Aiken, 1979) dan kecenderungan berperilaku saat
belajar matematika.
Ketiga aspek tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun
alat ukur berupa skala sikap terhadap matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
D. SISWA SD Kelas V
1. Karakteristik Siswa SD Kelas V
Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri dengan mengikuti proses pembelajaran pada suatu jenjang dan
jenis pendidikan (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003). Menurut Santrock
(2014) siswa SD merupakan anak dalam masa kanak-kanak pertengahan dan
akhir, dimulai dari usia 6/7 hingga 11/12 tahun. Dari pengertian tersebut,
maka siswa SD merupakan anggota masyarakat berusia 6/7 hingga 11/12
tahun yang datang ke sekolah dasar untuk mengikuti proses pembelajaran
guna mengembangkan diri. Siswa SD kelas V adalah anggota masyarakat
berusia 10/11 tahun yang mengikuti proses pembelajaran di sekolah dasar
untuk mengembangkan diri.
2. Tahap Perkembangan Kognitif Siswa SD Kelas V
Siswa SD kelas V berada pada rentang usia 10-11 tahun. Menurut
Piaget (2010), anak usia ini sedang memasuki tahap perkembangan kognitif
operasional konkret (concrete operational stage) (usia 7-11 tahun). Anak
dalam tahap ini mampu memecahkan masalah dan membuat upaya mencari
alternatif dengan penalaran logis.
Slavin (2008) menjelaskan lima karakteristik dasar siswa dalam tahap
operasional konkret sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.1 Egocentrism dan socialization
Egocentrism dan socialization ditandai dengan kemampuan siswa
mempertimbangkan pendapat orang lain (Slavin, 2008).
2.2 Centration
Centration menunjukkan bahwa siswa mampu mencari solusi
logis dengan mempertimbangkan pendapat orang lain (Slavin, 2008)
2.3 Transformation
Transformation menunjukkan bahwa siswa mampu memahami
makna perubahan dan mampu memecahkan masalah (Slavin, 2008).
2.4 Reversibility
Reversibility menunjukkan bahwa siswa mampu memecahkan
masalah penghitungan (Slavin, 2008).
2.5 Conservation
Conservation menunjukkan bahwa siswa mampu berpikir logis
dan membuat kesimpulan (Slavin, 2008).
Kelima karakteristik dasar tersebut memampukan anak untuk
membedakan bentuk, volume, dan membuat abstraksi, sehingga mampu
memahami konsep dan makna kuantitas atau jumlah secara lebih akurat
dalam melakukan penghitungan (Slavin, 2008). Siswa dengan kelima
karakteristik dasar tersebut mampu membangun kemampuan untuk berpikir
dan bernalar secara logis, sehingga mampu memahami konsep abstrak
matematika dengan baik (Piaget, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
E. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP
MATEMATIKA DAN PRESTASI MATEMATIKA
Sikap adalah salah satu faktor internal yang memengaruhi prestasi (Syah,
2008) yang merupakan kecenderungan mental mengenai objek dan situasi
tertentu untuk merespon dengan cara tertentu. Sikap terhadap matematika
berisi aspek kognitif, afektif, dan konatif yang saling berkaitan dengan
pembelajaran matematika, serta mengarahkan pada cara merespon matematika.
Aspek kognitif sikap terhadap matematika terdiri dari pengetahuan
matematika, keyakinan dan konsep diri pada matematika, keyakinan mengenai
kegunaan matematika, dan keyakinan mengenai ekspektasi kemampuan
matematika. Siswa dengan aspek kognitif yang positif mampu membangun
keyakinan dan konsep diri matematika positif, memiliki keyakinan bahwa
matematika berguna, serta keyakinan mengenai ekspektasi kemampuan
matematika yang positif (Singh, Granville, & Dika, 2002). Keyakinan-
keyakinan positif tersebut membuat siswa mampu membangun keyakinan diri
yang tinggi dan akan berkonsentrasi untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan matematikanya. Siswa akan memusatkan pikiran saat
mempelajari matematika, sehingga prestasi matematikanya tinggi (McLeod,
1992 dalam Papanastasiou, 2002).
Aspek afektif dari sikap terhadap matematika berisi emosi positif atau
negatif dan kecemasan matematika. Siswa dengan aspek afektif positif
memiliki evaluasi yang positif terhadap matematika, sehingga memiliki emosi
positif dan kecemasan rendah saat mempelajari matematika (Aiken, 1979).
Perasaan senang tanpa adanya ketakutan saat belajar matematika akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
memunculkan antusiasme (Corell, 2000 dalam Tezer, 2010; Rounds & Hendel,
1980 dalam Tezer, 2010) dan rasa percaya bahwa dirinya (Kögce, Yildiz,
Aydin, & Altindag, 2009) mampu memahami materi matematika. Hal tersebut
membuat siswa tidak mudah terpengaruh terhadap gangguan selama
mempelajari matematika, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan persoalan matematika dan memperoleh prestasi matematika
tinggi (Ashcraft, 2002; Ashcraft & Kirk, 2001; Lyons & Beilock, 2012 dalam
Ramirez et al., 2016; Park, Ramirez, & Beilock, 2014).
Aspek konatif dari sikap terhadap matematika terdiri dari kecenderungan
berperilaku pada saat belajar matematika dan motivasi dalam mempelajari
matematika (Aiken, 1979). Siswa dengan aspek konatif positif memiliki
kecenderungan berperilaku positif saat mempelajari matematika dan motivasi
tinggi terhadap matematika. Siswa melakukan berbagai upaya belajar
matematika (Coleman, 2009), seperti menciptakan, mengembangkan, dan
mempertahankan ketertarikan dalam mempelajari matematika (Marks, Hiatt, &
Neufeld, 1988), serta memunculkan dorongan untuk mengelola kegiatan
belajar matematikanya secara aktif. Hal tersebut memampukan siswa untuk
mengumpulkan materi matematika secara efektif, sehingga materi menjadi
menyeluruh dan dapat diproses dengan baik. Siswa juga mampu memanipulasi
ritme dan situasi belajarnya menjadi kondusif dan sesuai dengan gaya
belajarnya, sehingga memperoleh prestasi matematika yang tinggi.
Organisasi dari aspek kognitif, afektif, dan konatif mengarahkan siswa
untuk merespon matematika dengan cara tertentu. Siswa yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
organisasi positif dari ketiga aspek tersebut mampu membentuk sikap yang
positif terhadap matematika. Sikap positif terhadap matematika ditandai
dengan adanya keyakinan-keyakinan dan konsep diri mengenai matematika
yang positif, keinginan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
matematika, serta evaluasi positif terhadap matematika, sehingga memiliki
emosi positif terhadap matematika dan tidak memiliki kecemasan yang berarti
saat mempelajari matematika. Adanya sikap terhadap matematika yang positif
juga membuat siswa memiliki kecenderungan perilaku yang konstruktif saat
mempelajari matematika, serta memiliki ketertarikan yang tinggi untuk
menguasai matematika. Hal tersebut akan memunculkan respon positif dalam
mempelajari matematika, seperti berkonsentrasi, yakin dan percaya diri pada
kemampuan matematikanya, antusias dan mendorong dirinya untuk mengelola
kegiatan belajar matematikanya. Respon positif tersebut mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami materi matematika
(Ruseffendi, 1991 dalam Heruman, 2008), serta upaya untuk terus berlatih
dengan konsep-konsep matematika (Sani & Amin, 2009), sehingga mampu
mencapai prestasi matematika yang tinggi (Hart & Walker, 1993 dalam
Michelli, 2013).
Siswa dengan organisasi aspek kognitif, afektif, dan konatif yang negatif
memiliki sikap yang negatif terhadap matematika. Sikap negatif terhadap
matematika terdiri dari keyakinan-keyakinan dan konsep mengenai matematika
yang negatif, rendahnya keinginan untuk mengembangkan pengetahuan
matematika, emosi negatif terhadap matematika, dan kecemasan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mempelajari matematika. Siswa dengan sikap terhadap matematika yang
negatif memiliki kecenderungan perilaku yang negatif saat mempelajari
matematika, serta tidak tertarik untuk mempelajari matematika. Hal tersebut
akan memunculkan respon negatif dalam mempelajari matematika, seperti
tidak mampu berkonsentrasi, meragukan kemampuan matematikanya (Kögce,
Yildiz, Aydin, & Altindag, 2009), malas mempelajari matematika, dan
memiliki pengelolaan kegiatan belajar matematika yang buruk (Michelli,
2013). Pada akhirnya, siswa akan mengalami kesulitan dan banyak membuat
kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika (Guttbezahl, 1995 dalam
Bramlett & Herron, 2009), sehingga prestasi matematikanya rendah. Dinamika
hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika secara
ringkas dapat dilihat pada bagan 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Bagan 1.
Bagan Dinamika Hubungan Antara Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi
Matematika.
Sikap terhadap matematika positif:
- Kognitif
memunculkan konsentrasi dan
keyakinan diri tinggi dalam
mempelajari matematika
- Afektif
memunculkan antusiasme dan
kepercayaan diri yang tinggi dalam
mempelajari matematika
- Konatif
memunculkan ketertarikan dan
dorongan kuat terarah untuk
mempelajari matematika
Sikap terhadap matematika negatif:
- Kognitif
memunculkan konsentrasi dan
keyakinan diri rendah dalam
mempelajari matematika
- Afektif
memunculkan antusiasme dan
kepercayaan diri yang rendah dalam
mempelajari matematika
- Konatif
memunculkan ketertarikan dan
dorongan rendah terarah untuk
mempelajari matematika
Tercapainya komponen-komponen prestasi
matematika yang tercermin dalam soal
tugas, ulangan harian, dan UTS
matematika:
- Operasi hitung bilangan bulat
- Faktor prima
- Operasi hitung campuran
- Perpangkatan dan akar sederhana
- Operasi hitung satuan ukur
- Operasi hitung bangun datar
- Operasi hitung bangun ruang
- Operasi hitung pecahan
- Sifat-sifat bangun datar dan bangun
ruang
Tidak tercapainya komponen-komponen
prestasi matematika yang tercermin dalam
soal tugas, ulangan harian, dan UTS
matematika:
- Operasi hitung bilangan bulat
- Faktor prima
- Operasi hitung campuran
- Perpangkatan dan akar sederhana
- Operasi hitung satuan ukur
- Operasi hitung bangun datar
- Operasi hitung bangun ruang
- Operasi hitung pecahan
- Sifat-sifat bangun datar dan bangun
ruang
Prestasi Matematika Tinggi Prestasi Matematika Rendah
Sikap Terhadap Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
F. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan landasan teoretis yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah: ada hubungan positif antara sikap
terhadap matematika dan prestasi matematika. Semakin positif sikap terhadap
matematika, semakin tinggi prestasi matematika. Semakin negatif sikap
terhadap matematika, semakin rendah prestasi matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif
korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara sikap terhadap
matematika dan prestasi matematika.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel bebas : sikap terhadap matematika
2. Variabel tergantung : prestasi matematika
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas: sikap terhadap matematika
Sikap terhadap matematika adalah kecenderungan mental yang
merupakan organisasi pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi), dan
predisposisi tindakan (konasi) mengenai matematika dan mengarahkan
untuk merespon matematika secara positif atau negatif. Sikap terhadap
matematika diungkap melalui Skala Sikap Terhadap Matematika yang
disusun berdasarkan aspek sikap terhadap matematika, yaitu:
1.1 Aspek kognitif meliputi pengetahuan matematika, keyakinan dan
konsep diri pada matematika, keyakinan mengenai kegunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
matematika, dan keyakinan mengenai ekspektasi kemampuan
matematika.
1.2 Aspek afektif meliputi emosi positif atau negatif dan kecemasan
terhadap matematika.
1.3 Aspek konatif meliputi kecenderungan berperilaku saat belajar
matematika dan motivasi dalam mempelajari matematika.
Skor skala sikap terhadap matematika diperoleh dari jumlah skor yang
diperoleh pada semua item. Responden yang memperoleh skor tinggi
menunjukkan bahwa responden memiliki sikap terhadap matematika yang
positif. Sebaliknya, responden yang memperoleh skor rendah menunjukkan
bahwa responden memiliki sikap terhadap matematika yang negatif.
2. Variabel tergantung: prestasi matematika
Prestasi matematika merupakan nilai yang menunjukkan keberhasilan
siswa dalam menguasai materi matematika melalui proses pembelajaran.
Prestasi matematika dilihat dari komponen-komponen prestasi matematika
yang tercermin pada soal-soal tugas, ulangan harian, dan UTS matematika.
Prestasi matematika diperoleh dari data dokumentasi nilai gabungan nilai
tugas, nilai ulangan harian, dan nilai UTS. Skor yang tinggi menunjukkan
bahwa responden memiliki prestasi matematika yang tinggi, sedangkan skor
yang rendah menunjukkan bahwa prestasi matematika responden rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. RESPONDEN PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini merupakan siswa berusia 10-11 tahun
atau sedang duduk di bangku SD kelas V. Peneliti memilih responden dengan
menggunakan metode non probability sampling-purposive sampling, yaitu
responden dipilih berdasarkan pertimbangan terkait kriteria populasi (Siregar,
2013). Kriteria responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang
berdomisili di Yogyakarta dan berasal dari satu sekolah umum.
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan dua metode, yaitu
metode skala dan dokumentasi. Metode skala digunakan untuk memperoleh
data mengenai sikap terhadap matematika, sedangkan dokumentasi berupa nilai
matematika digunakan untuk memperoleh data prestasi matematika.
1. Sikap terhadap matematika
Skala sikap terhadap matematika disusun oleh peneliti dengan
menggunakan metode rating yang dijumlahkan (Summated Ratings
Methods). Prosedur penyusunan skala sikap terhadap matematika meliputi:
1.1 Penyusunan blue print skala sikap terhadap matematika
Peneliti menyusun skala sikap terhadap matematika berdasarkan
tiga aspek sikap terhadap matematika, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
Blue print skala sikap terhadap matematika dapat dilihat pada tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 1.
Blue Print Skala Sikap Terhadap Matematika Sebelum Uji Coba.
Aspek
Item
Total No Item
Favorable
No Item
Unfavorable
1. Kognitif
a. Pengetahuan MTK
b. Keyakinan & konsep
diri pada MTK
c. Keyakinan
kegunaan MTK
d. Keyakinan
ekspektasi
kemampuan MTK
1, 9, 17, 25
23, 31, 39, 55
5, 21, 29, 53
2, 18, 26, 42
33, 41, 49
7, 15, 47
13, 37, 45
10, 34, 50
7
7
7
7
2. Afektif
a. Emosi positif/negatif
terhadap MTK
b. Kecemasan terhadap
MTK
4, 20, 36, 52
8, 32, 48
12, 28, 44
16, 24, 40
7
6
3. Konatif
a. Kecenderungan
berperilaku saat
belajar MTK
b. Motivasi terhadap
MTK
6, 30, 46, 54
3, 27, 43, 51
14, 22, 38
11, 19, 35
7
7
Jumlah 31 24 55
1.2 FGD (focus group discussion)
Berdasarkan blue print yang dibuat, peneliti melakukan FGD
untuk memahami konteks dan mengidentifikasi bentuk-bentuk tingkah
laku yang dianggap sebagai indikator, baik yang favorable maupun
unfavorable dari sikap terhadap matematika calon responden penelitian.
FGD dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2016 pada 8 orang siswa
kelas V SD Kanisius Condong Catur. Ke-8 siswa dipilih berdasarkan
tingkat prestasi matematikanya. Sebanyak 3 orang siswa memiliki
prestasi matematika tinggi, 3 orang siswa memiliki prestasi matematika
sedang, dan 2 orang siswa memiliki prestasi matematika rendah. Tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2 menunjukkan daftar pertanyaan FGD. Selanjutnya, peneliti membuat
verbatim dari hasil FGD sebagai acuan dalam penyusunan butir item.
Tabel 2.
Daftar Pertanyaan FGD.
INDIKATOR PERTANYAAN
Kognitif
Pengetahuan matematika Menurutmu, dari 1-10 pengetahuan
matematikamu berapa? Kenapa
segitu?
Keyakinan dan konsep
diri pada matematika
Menurutmu dari 1-10 seberapa
mudah matematika untuk dipahami?
Kenapa segitu?
Keyakinan mengenai
kegunaan matematika
Menurutmu, dari 1-10 seberapa
berguna dan perlunya matematika
untukmu? Kenapa?
Keyakinan ekspektasi
kemampuan matematika
Apa harapan kalian untuk pelajaran
matematika?
Afektif
Emosi terhadap
matematika Bagaimana perasaan kalian terhadap
matematika? Kecemasan terhadap
matematika
Konatif
Kecenderungan
berperilaku saat belajar
matematika
Apa yang kalian lakukan pada saat
mengikuti pelajaran matematika?
Motivasi terhadap
matematika
Menurutmu, dari 1-10 seberapa
ketertarikan kalian terhadap
matematika? Kenapa segitu?
Dari FGD mengenai pengetahuan matematika, diperoleh hal-hal
terkait: 1) bagaimana pengetahuan matematika diperoleh, yaitu dari
proses belajar; dan 2) pengukuran pengetahuan matematika, yaitu dari
kemampuan memahami materi, menyelesaikan PR, dan nilai ulangan
matematika. Berdasarkan hasil FGD mengenai keyakinan dan konsep
diri pada matematika, diketahui hal-hal terkait bagaimana matematika
dipandang, yaitu cukup susah untuk dipahami. Dari hasil FGD
mengenai keyakinan kegunaan matematika, diketahui hal-hal terkait
guna matematika, yaitu untuk menghadapi ujian, untuk masa depan,
dan untuk kehidupan sehari-hari. Berdasarkan FGD mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
keyakinan ekspektasi kemampuan matematika, diperoleh hal-hal terkait
harapan dalam pelajaran matematika, yaitu mampu memahami materi,
menyelesaikan soal, dan memperoleh nilai matematika yang tinggi.
Dari hasil FGD mengenai emosi dan kecemasan terhadap
matematika, diketahui hal-hal terkait: 1) emosi yang muncul saat
belajar matematika, yaitu senang dan takut; serta 2) pemicu kecemasan
terhadap matematika, yaitu tidak mampu menyelesaikan soal dan
memperoleh nilai matematika yang jelek. Berdasarkan hasil FGD
mengenai kecenderungan berperilaku saat belajar matematika, diketahui
hal-hal terkait perilaku saat mempelajari matematika, yaitu
memperhatikan guru, bertanya saat tidak paham, dan bermain dengan
teman. Dari hasil FGD mengenai motivasi terhadap matematika,
diketahui hal-hal terkait sumber motivasi mempelajari matematika,
yaitu kegunaan matematika. Hasil dari FGD digunakan sebagai
pedoman dalam menyusun item-item supaya sesuai dengan konteks
yang nyata terjadi pada siswa-siswa SD.
1.3 Penulisan item
Setelah diperoleh pemahaman konteks konstruk dan responden
yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penulisan item-item. Peneliti
menulis item sikap terhadap matematika berdasarkan kondisi responden
untuk mengukur sikap terhadap matematika pada siswa SD kelas V.
Skala terdiri dari 55 butir item, yaitu 31 item favorable dan 24 item
unfavorable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Setiap item dalam skala memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu sangat
tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS).
Skor seluruh item favorable pada aspek kognitif, aspek afektif dengan
indikator emosi positif atau negatif terhadap matematika, dan aspek
konatif bergerak dari angka 1 sampai 4, sedangkan item unfavorable
bergerak dari angka 4 sampai 1. Skor item favorable pada aspek afektif
dengan indikator kecemasan terhadap matematika bergerak dari angka 4
sampai 1, sedangkan item unfavorable-nya bergerak dari angka 1
sampai 4. Peneliti hanya menggunakan 4 pilihan jawaban dengan alasan
untuk menghindari adanya kemungkinan responden menjawab netral
(central tendencies).
Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin positif
sikap responden terhadap matematika. Semakin rendah skor
menunjukkan semakin negatif sikap responden terhadap matematika.
Skor berdasarkan pilihan jawaban untuk semua item, kecuali item pada
aspek afektif dengan indikator kecemasan terhadap matematika dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Skor Berdasarkan Pilihan Jawaban (Semua Item, kecuali Item Indikator
Kecemasan Terhadap Matematika).
Kategori Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sesuai (S) 3 2
Sangat Sesuai (SS) 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Skor berdasarkan pilihan jawaban untuk item-item pada aspek afektif
dengan indikator kecemasan terhadap matematika dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4.
Skor Berdasarkan Pilihan Jawaban (Indikator Kecemasan Terhadap
Matematika).
Kategori Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 4 1
Tidak Sesuai (TS) 3 2
Sesuai (S) 2 3
Sangat Sesuai (SS) 1 4
1.4 Review dan revisi item
Peneliti meminta dosen pembimbing skripsi untuk memeriksa
ketepatan definisi konseptual, indikator, serta item-item. Tahap ini
dilakukan untuk mengecek bahwa item relevan dengan aspek dan
indikator, memastikan bahwa penulisan item, tata bahasa dan ejaan,
pemilihan kata, serta taraf kesulitan bahasa yang digunakan sesuai
dengan responden penelitian. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari dosen
pembimbing skripsi, beberapa item direvisi.
1.5 Penghitungan validitas isi
Peneliti menggunakan validitas isi untuk mengetahui apakah
skala yang disusun mampu menghasilkan data akurat sesuai tujuan
ukurnya. Validitas isi menunjukkan kemampuan item-item alat ukur
untuk mencakup keseluruhan isi objek yang hendak diukur (Azwar,
2012). Peneliti memilih pendekatan kuantitatif, yaitu dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pembimbing skripsi dan empat orang mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi diminta untuk memberi penilaian kesesuaian antara
aspek-aspek dengan item yang dibuat peneliti. Penilaian 1 jika tidak
relevan, 2 jika kurang relevan, 3 jika agak relevan, dan 4 jika sangat
relevan. Peneliti mengolah penilaian tersebut untuk menghitung nilai
IVI-I (Indeks Validitas Isi-Item) setiap item dan nilai IVI-S (Indeks
Validitas Isi-Skala). IVI-I menunjukkan relevansi item dengan variabel
yang diukur, sedangkan IVI-S menunjukkan rata-rata proporsi item
yang dinilai relevan. Penghitungan IVI-I menunjukkan adanya 9 dari 55
item yang perlu diperbaiki dengan nilai IVI-S sebesar 0,96.
Selanjutnya, peneliti memperbaiki 9 item tersebut hingga nilai IVI-S
menjadi 1,00 (Supratiknya, 2016).
1.6 Uji coba skala sikap terhadap matematika
Uji coba skala sikap terhadap matematika dilakukan tanggal 7
Maret 2017 di ruang kelas VA dan VB SD Kanisius Sengkan,
Yogyakarta. Responden uji coba alat ukur ini sebanyak 67 siswa yang
terdiri dari 33 laki-laki dan 34 perempuan. Peneliti melakukan uji coba
skala untuk menentukan apakah item-item dapat digunakan sebagai alat
ukur untuk penelitian, yaitu dengan melihat taraf reliabilitas dan
korelasi tiap item dengan skor total melalui analisis item.
Peneliti menggunakan program SPSS for Windows versi 23 untuk
melakukan analisis item. Analisis item perlu dilakukan agar skala
terdiri dari item-item yang memiliki daya diskriminasi yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(Supratiknya, 2014). Analisis item dilakukan dengan memperhatikan
angka pada korelasi item-total (rix). Apabila angka rix ≥ 0,30 maka item
dapat dipertahankan. Hasil analisis item pada skala sikap terhadap
matematika menunjukkan adanya 9 item yang gugur, yaitu item 2, 6,
20, 21, 23, 25, 32, 33, 43. Terdapat 46 item yang dapat dipertahankan
dengan angka koefisien korelasi item total (rix) berkisar dari 0,309
sampai 0,733. Peneliti memutuskan untuk menggugurkan 6 item lagi
dengan pertimbangan agar jumlah item seimbang pada setiap indikator.
Item-item tersebut adalah item 26, 27, 30, 36, 39, dan 53. Distribusi
item-item lolos dan gugur dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Distribusi Item Lolos dan Gugur Skala Sikap Terhadap Matematika.
Aspek Favorable Unfavorable Total
Lolos Lolos Gugur Lolos Gugur
1. Kognitif
a. Pengetahuan MTK
b. Keyakinan &
konsep diri MTK
c. Keyakinan
mengenai
kegunaan MTK
d. Keyakinan
ekspektasi
kemampuan MTK
1, 9, 17
31, 55
5, 29
18, 42
25
23, 39
21, 53
2, 26
41, 49
7, 15, 47
13, 37, 45
10, 34, 50
33
5
5
5
5
2. Afektif
a. Emosi
positif/negatif
terhadap MTK
b. Kecemasan
terhadap MTK
4, 52
8, 48
20, 36
32
12, 28, 44
16, 24, 40
5
5
3. Konatif
a. Kecenderungan
berperilaku
terhadap MTK
b. Motivasi terhadap
matematika
46, 54
3, 51
6, 30
27, 43
14, 22, 38
11, 19, 35
5
5
Jumlah 17 14 23 1 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berdasarkan struktur item yang telah dihitung IVI-I, IVI-S, dan
korelasi item totalnya, maka bentuk final skala seperti tampak pada
tabel 6.
Tabel 6.
Bentuk Final Skala Sikap Terhadap Matematika.
Aspek
Item
Total No Item Favorable No Item
Unfavorable
1. Kognitif
a. Pengetahuan MTK
b. Keyakinan & konsep diri
pada MTK
c. Keyakinan mengenai
kegunaan MTK
d. Keyakinan ekspektasi
kemampuan MTK
1(1), 7(9), 15(17)
22(31), 40(55)
4(5), 21(29)
16(18), 29(42)
28(41), 35(49)
5(7), 13(15),
33(47)
11(13), 25(37),
31(45)
8(10), 23(34),
36(50)
5
5
5
5
2. Afektif
a. Emosi positif atau negatif
terhadap MTK
b. Kecemasan terhadap MTK
3(4), 38(52)
6(8), 34(48)
10(12), 20(28),
30(44)
14(16), 19(24),
27(40)
5
5
3. Konatif
a. Kecenderungan berperilaku
saat belajar MTK
b. Motivasi terhadap MTK
32(46), 39(54)
2(3), 37(51)
12(14), 18(22),
26(38)
9(11), 17(19),
24(35)
5
5
Jumlah 17 23 40
* nomor item di luar tanda kurung () adalah nomor item setelah uji coba
* nomor item di dalam tanda kurung () adalah nomor item sebelum uji
coba
2. Prestasi matematika
Prestasi matematika responden diketahui dengan metode dokumentasi
nilai matematika di sekolah. Dalam penelitian ini, dokumentasi nilai
dilakukan dengan meminta data daftar nilai matematika pada guru
matematika. Skor prestasi matematika yang digunakan merupakan
gabungan dari 22 nilai yang terdiri dari 17 nilai tugas, 4 nilai ulangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
harian, dan 1 nilai UTS matematika. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai
dari kompetensi dasar dan materi seperti dapat dilihat pada lampiran 1.
F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS SKALA SIKAP TERHADAP
MATEMATIKA
Reliabilitas menggambarkan keajegan atau keterpercayaan alat ukur.
Peneliti menggunakan Alpha Cronbach untuk mengukur koefisien reliabilitas
dengan program SPSS for Windows versi 23. Nilai reliabilitas skala sikap
terhadap matematika setelah diuji coba sebesar 0,945 dari 40 item. Hal ini
menunjukkan bahwa skala tersebut reliabel.
G. METODE ANALISIS DATA
Peneliti menganalisis data dengan melakukan uji hipotesis korelasi
Pearson Product Moment. Uji korelasi Pearson Product Moment dilakukan
dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 23. Peneliti
menggunakan teknik ini dengan tujuan untuk mencari keeratan hubungan
secara linier antara variabel bebas dan variabel tergantung yang berdistribusi
normal, tanpa adanya variabel sertaan lain. Peneliti dalam menggunakan uji
korelasi Pearson Product Moment perlu melakukan uji asumsi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak
(Sugiyono, 2008). Uji normalitas perlu dilakukan karena merupakan syarat
utama dalam analisis statistik parametrik. Data berdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menunjukkan bahwa data tersebut mampu mewakili populasi (Priyatno,
2014). Peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan program
SPSS for Windows versi 23. Uji normalitas perlu melihat nilai signifikansi,
apabila nilai sig > 0,05 maka data memiliki distribusi normal (Trihendradi,
2013).
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung membentuk garis lurus atau tidak
(Sugiyono, 2008). Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui taraf
penyimpangan dari linearitas hubungan kedua variabel. Uji linearitas
merupakan prasyarat bagi uji korelasi Pearson Product Moment (Priyatno,
2014). Peneliti melakukan uji linearitas dengan menggunakan program
SPSS for Windows versi 23. Uji linearitas perlu melihat nilai p pada test for
linearity, apabila nilai p < 0,05 atau nilai p pada deviation from linearity >
0,05 maka terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel
tergantung (Trihendradi, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017. Peneliti
mengumpulkan data dengan dua metode, yaitu menyebar skala sikap terhadap
matematika dan mendokumentasikan nilai matematika responden. Proses
pengambilan data dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta
dengan responden siswa kelas VA, VB, dan VC. Peneliti mengambil data
dengan cara masuk ke dalam kelas-kelas dan membagikan skala sikap terhadap
matematika pada responden penelitian secara langsung dan mengambil
hasilnya pada saat itu juga. Peneliti mengumpulkan data prestasi matematika
responden dengan meminta dokumen nilai-nilai matematika siswa dari guru
matematika.
B. DESKRIPSI RESPONDEN PENELITIAN
Responden penelitian berjumlah 73 siswa, terdiri dari 31 siswa laki-laki
dan 42 siswa perempuan seperti dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Deskripsi Responden Penelitian.
Keterangan Jumlah Total
Jenis
Kelamin
Laki-laki 31 73
Perempuan 42
Kelas
A 24
73 B 26
C 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
1. Reliabilitas Data Sikap Terhadap Matematika
Peneliti menggunakan Alpha Cronbach untuk mengukur koefisien
reliabilitas data sikap terhadap matematika dengan program SPSS for
Windows versi 23. Peneliti menguji reliabilitas 73 data penelitian dan
diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,920 dari 40 item seperti dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8.
Reliabilitas Data Sikap Terhadap Matematika.
N Cronbach’s Alpha Interpretasi
73 0,920 Data sikap terhadap matematika reliabel
2. Data Sikap Terhadap Matematika
Untuk mengetahui gambaran mengenai skor teoretis dan empiris sikap
terhadap matematika responden, dilakukan analisis statistik deskriptif. Skor
teoretis adalah skor dari alat ukur, sedangkan skor empiris adalah skor yang
diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis deskriptif skala sikap terhadap
matematika dapat dilihat pada tabel 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 9.
Deskripsi Data Sikap Terhadap Matematika.
Statistik
Sikap
Terhadap
Matematika
Total
Aspek
Kognitif
Aspek
Afektif
Aspek
Konatif
Teo. Emp. Teo. Emp. Teo. Emp. Teo. Emp.
Skor
Min
40 90 20 46 10 15 10 19
Skor
Max
160 154 80 74 40 40 40 40
Mean 100 117,1 50 58,38 25 28,18 25 30,53
SD 16,6 16,14 8,33 6,79 4,17 5,52 4,17 5,31
Hasil analisis deskriptif pada tabel 9 menunjukkan bahwa mean
empiris lebih besar dari mean teoretis. Mean teoretis sebesar 100, sedangkan
mean empiris skala sikap terhadap matematika sebesar 117,1. Hasil ini
menunjukkan adanya perbedaan sebesar 17,1. Peneliti melakukan uji beda
dengan menggunakan One-sample t-test dengan program SPSS for Windows
versi 23 untuk mengetahui tingkat perbedaannya. Hasil uji beda dengan
menggunakan One-sample t-test dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10.
Hasil Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Sikap Terhadap Matematika.
Test Value = 100
Sikap
Terhadap
Matematika
Sig. (2-tailed) Mean Difference Kesimpulan
0,000 17,096 Terdapat
perbedaan
signifikan
Data tabel 10 menunjukkan nilai mean difference sebesar 17,096
dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
perbedaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris pada skor
sikap terhadap matematika. Temuan ini memaparkan bahwa responden
memiliki sikap terhadap matematika yang tergolong positif.
3. Data Prestasi Matematika
Data prestasi matematika responden penelitian dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11.
Deskripsi Data Prestasi Matematika.
Statistik Prestasi Matematika
Teoretis Empiris
Skor Min 0 905
Skor Max 2200 1962
Mean 1100 1478,34
SD 183,33 249,265
Data pada tabel 11 menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dari mean
teoretis. Mean teoretis sebesar 1100, sedangkan mean empiris prestasi
matematika sebesar 1478,34. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan
sebesar 378,20548. Peneliti melakukan uji beda dengan menggunakan One-
sample t-test dengan program SPSS for Windows versi 23 untuk mengetahui
tingkat perbedaannya. Hasil uji beda dengan menggunakan One-sample t-
test dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12.
Hasil Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Prestasi Matematika.
Test Value = 1100
Prestasi
Matematika
Sig. (2-tailed) Mean Difference Kesimpulan
0,000 378,20548 Terdapat
perbedaan
signifikan
Data tabel 12 menunjukkan nilai mean difference sebesar 378,20548
dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
perbedaan yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris pada skor
prestasi matematika. Temuan ini memaparkan bahwa responden memiliki
prestasi matematika yang tergolong tinggi.
D. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS for Windows versi 23
seperti dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13.
Uji Normalitas.
Uji
Normalitas
Sikap Terhadap
Matematika
Prestasi
Matematika Kesimpulan
Kolmogorov-
Smirnov
0,082 0,077 Data bersifat
normal Sig. 0,200 0,200
Data pada tabel 13 menunjukkan bahwa distribusi data variabel sikap
terhadap matematika bersifat normal karena memiliki signifikansi
sebesar 0,200 (p>0,05). Hasil uji normalitas juga menunjukkan bahwa
variabel prestasi matematika memiliki distribusi data bersifat normal
karena memiliki signifikansi sebesar 0,200 (p>0,05).
1.2 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan test for linearity pada program
SPSS for Windows versi 23 seperti dapat dilihat pada tabel 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 14.
Uji Linearitas.
Uji Linearitas F Sig Kesimpulan
Prestasi
Matematika
*
Sikap
Terhadap
Matematika
(combined)
Linearity
Deviation
from
linearity
1,534 0,109
Data bersifat
linier
16,267 0,000
1,166 0,332
Tabel 14 menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05).
Angka ini menggambarkan bahwa hubungan antara sikap terhadap
matematika dan prestasi matematika mengikuti fungsi linear.
2. Uji Hipotesis
Uji korelasi dilakukan dengan teknik korelasi Pearson Product
Moment pada program SPSS for Windows versi 23. Uji korelasi
menggunakan One-tailed pada tes signifikansi karena hipotesis dalam
penelitian diketahui arah korelasinya. Hasil analisis korelasi dapat dilihat
pada tabel 15.
Tabel 15.
Uji Hipotesis.
Prestasi
Matematika Kesimpulan
Sikap
Terhadap
Matematika
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed)
N
0,416**
0,000
73
Terdapat korelasi
positif signifikan
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Data pada tabel 15 menunjukkan korelasi sebesar 0,416 dengan taraf
signifikansi p = 0,000 (p<0,01). Temuan ini menunjukkan adanya hubungan
yang positif dan signifikan antara sikap terhadap matematika dan prestasi
matematika, sehingga hipotesis penelitian diterima.
Peneliti mencari koefisien determinasi (r2) dengan cara
mengkuadratkan koefisien korelasi untuk mengetahui besar kecilnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
korelasi yang ditemukan. Hasil menunjukkan koefisien determinasi (r2)
sebesar 0,17. Angka ini menunjukkan bahwa sikap terhadap matematika
hanya memberi sumbangan sebesar 17% pada prestasi matematika dan
sumbangan sebesar 83% berasal dari variabel lain.
E. ANALISIS DATA PENELITIAN TAMBAHAN
Peneliti melakukan analisis tambahan guna memperkaya data penelitian.
Analisis data tambahan meliputi:
1. Korelasi masing-masing aspek sikap terhadap matematika dengan prestasi
matematika seperti dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16.
Uji Korelasi Aspek-aspek Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi Matematika.
Aspek
Kognitif
Aspek
Afektif
Aspek
Konatif Kesimpulan
Prestasi
Matematika 0,346
** 0,378
** 0,430
**
Terdapat korelasi
positif signifikan
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed) 0,001 0,000 0,000
N 73 73 73
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil uji korelasi dengan korelasi Pearson Product Moment pada
program SPSS for Windows versi 23 menunjukkan bahwa ketiga aspek sikap
terhadap matematika memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
variabel prestasi matematika. Aspek kognitif dan prestasi matematika
memiliki koefisien korelasi sebesar 0,346 dengan p = 0,001 (p<0,01), maka
nilai koefisien determinasinya sebesar 0,1197 (11,97%). Aspek afektif dan
prestasi matematika memiliki koefisien korelasi sebesar 0,378 dengan p =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
0,000 (p<0,01), maka nilai koefisien determinasinya sebesar 0,1428
(14,29%). Aspek konatif dan prestasi matematika memiliki koefisien
korelasi sebesar 0,430 dengan p = 0,000 (p<0,01), maka nilai koefisien
determinasinya sebesar 0,1849 (18,49%). Peneliti menyimpulkan bahwa
aspek konatif memiliki korelasi paling tinggi dengan prestasi matematika
dibandingkan dua aspek lainnya.
2. Uji beda mean sikap terhadap matematika berdasarkan jenis kelamin seperti
pada tabel 17.
Tabel 17.
Uji Beda Mean Sikap Terhadap Matematika Berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis
Kelamin N Mean
t-test for Equality of Means
Kesimpulan Sig. (2-tailed)
Mean
Differences
Laki-laki 31 117,71
0,782 1,067
Tidak terdapat
perbedaan
signifikan Perempuan 42 116,64
Data tabel 17 menunjukkan nilai mean differences sebesar 1,067
dengan nilai p sebesar 0,782 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara mean responden laki-laki dan
mean responden perempuan pada skor sikap terhadap matematika.
3. Uji beda mean prestasi matematika berdasarkan jenis kelamin seperti pada
tabel 18.
Tabel 18.
Uji Beda Mean Prestasi Matematika Berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis
Kelamin N Mean
t-test for Equality of Means
Kesimpulan Sig. (2-tailed)
Mean
Differences
Laki-laki 31 1435,87
0,215 -73,58141
Tidak terdapat
perbedaan
signifikan Perempuan 42 1509,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Data tabel 18 menunjukkan nilai mean differences sebesar -73,58141
dengan nilai p sebesar 0,215 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara mean responden laki-laki dan
mean responden perempuan pada skor prestasi matematika.
F. PEMBAHASAN
1. Hubungan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang
signifikan antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika.
Hipotesis penelitian yang menyatakan adanya hubungan positif antara sikap
terhadap matematika dan prestasi matematika dapat diterima. Sikap
terhadap matematika siswa yang semakin positif membuat prestasi
matematikanya semakin tinggi. Siswa kelas V dengan kecenderungan sikap
terhadap matematika yang negatif akan mencapai prestasi matematika yang
tergolong rendah.
Hal ini mengukuhkan hasil penelitian sebelumnya yang menemukan
bahwa siswa dengan sikap terhadap matematika lebih positif mampu
memperoleh prestasi matematika lebih tinggi (Bramlett & Herron, 2009;
Kiray, Gok, & Bozkir, 2015; Michelli, 2013; Nicolaidou & Philippou, 2003;
Singh, Granville, & Dika, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sikap terhadap matematika merupakan faktor yang turut memainkan peran
dalam pencapaian prestasi matematika siswa kelas V yang optimal dan tidak
dipengaruhi oleh gender. Tidak terdapat perbedaan antara sikap terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
matematika dan prestasi matematika pada siswa laki-laki dan perempuan.
Siswa kelas V berusia 10-11 tahun, baik laki-laki maupun perempuan
melihat bahwa sikap terhadap matematika sebagai hal yang penting bagi
prestasi matematikanya.
Secord dan Backman (1964) mengemukakan bahwa manusia memiliki
kecenderungan yang konsisten dalam pikirannya dan diikuti dengan
keteraturan perasaan, serta predisposisi tindakan dalam memberikan reaksi
pada suatu objek. Hal ini berarti bahwa sikap terhadap matematika memiliki
kaitan dengan cara siswa memikirkan, merasakan, dan mengarahkan
perilakunya untuk merespon pelajaran matematika. Keadaan ini sesuai
dengan situasi di sekolah, yaitu tinggi rendahnya prestasi matematika lebih
banyak ditentukan oleh kemampuan siswa untuk memusatkan perhatian,
mengembangkan kegairahan, dan mendorong dirinya untuk mempelajari
matematika (Hendriana & Soemarmo, 2014).
Volet (1997 dalam Papanastasiou, 2002) juga menemukan bahwa
prestasi akademik berhubungan dengan interaksi dinamis antara variabel
kognitif, afektif, dan motivasi. Siswa kelas V memperoleh mean empiris
sikap terhadap matematika yang tinggi, yang menunjukkan bahwa mereka
mampu membangun konsentrasi dan ketertarikan, serta motivasi yang tinggi
dalam mempelajari matematika. Siswa kelas V memiliki sikap yang positif
terhadap matematika, sehingga mampu mencapai prestasi matematika yang
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Materi matematika SD kelas V terdiri dari sembilan bab, yaitu 1)
operasi hitung bilangan bulat, 2) faktor prima, 3) operasi hitung campuran,
4) perpangkatan dan akar sederhana, 5) operasi hitung satuan ukur, 6)
operasi hitung bangun datar, 7) operasi hitung bangun ruang, 8) operasi
hitung pecahan, dan 9) sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang (Saepudin,
Babudin, Mulyadi, & Adang, 2009). Secara umum, semua materi tersebut
membutuhkan kemampuan kognitif untuk mengingat dan memahami
(Ruseffendi, 1991 dalam Heruman, 2008), seperti mengingat dan
memahami sifat-sifat operasi hitung, sifat-sifat bilangan, sifat-sifat bangun
datar dan bangun ruang, hingga mengingat dan memahami setiap rumus-
rumus agar dapat menyusun rencana untuk mengerjakan soal-soal (Polya,
1973 dalam Marks, Hiatt, & Neufeld, 1988). Siswa kelas V memperoleh
nilai mean empiris prestasi matematika yang tinggi. Kemampuan siswa
kelas V dalam mengingat dan memahami materi tersebut memampukan
mereka untuk menguasai materi matematika dengan baik.
Siswa perlu memiliki sikap terhadap matematika yang positif
(Michelli, 2013) untuk dapat menguasai semua materi tersebut. Dari segi
kognitif, siswa sebaiknya membangun makna apa yang sedang dipelajari
dan menanamkan keyakinan bahwa materi-materi tersebut tidak susah
(Hendriana & Soemarmo, 2014). Dari segi afektif, siswa perlu membangun
keberanian untuk mencoba mengerjakan soal-soal latihan dan tanpa takut
berbuat salah (Hendriana & Soemarmo, 2014). Dari segi konatif, siswa
seharusnya memotivasi dirinya untuk terus mempelajari (Marks, Hiatt, &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Neufeld, 1988) dan berlatih mengerjakan soal-soal agar mampu menguasai
materi-materi tersebut (Hendriana & Soemarmo, 2014).
Siswa dalam mempelajari materi-materi operasi hitung, seperti
bilangan bulat, bilangan prima, bilangan campuran, bilangan pecahan, dan
satuan ukur perlu menanamkan keyakinan bahwa materi tersebut harus
dikuasai, berguna dan bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari (Marks,
Hiatt, & Neufeld, 1988). Keyakinan positif tersebut membantu siswa untuk
lebih berkonsentrasi, sehingga mampu mencermati semua petunjuk. Dalam
menguasai materi yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang,
siswa secara khusus perlu menumbuhkan ketertarikan untuk mengenali
bangun-bangun tersebut (Hendriana & Soemarmo, 2014). Siswa juga
sebaiknya membiasakan diri untuk berlatih menggambar bangun datar dan
menyusun jaring-jaring bangun ruang (Sani & Amin, 2009). Sikap tersebut
akan memudahkan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal
bangun datar dan bangun ruang (Hendriana & Soemarmo, 2014; Marks,
Hiatt, & Neufeld, 1998).
2. Tingkat sumbangan efektif sikap terhadap matematika dengan prestasi
matematika
Variabel sikap terhadap matematika memiliki sumbangan efektif
sebesar 17% pada variabel prestasi matematika. Hal tersebut menunjukkan
adanya faktor lain sebesar 83% yang memiliki kaitan dengan prestasi
matematika. Syah (2008) menyebutkan faktor-faktor lain dari prestasi, yaitu
a) faktor internal siswa, meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
terdiri dari kemampuan, minat, dan motivasi; b) faktor eksternal siswa, yaitu
lingkungan sosial yang meliputi orang tua, keluarga, teman sebaya, guru,
dan orang-orang di sekitar tempat tinggal siswa, serta faktor lingkungan
non-sosial, seperti bangunan sekolah, kondisi tempat tinggal, dan waktu
belajar siswa; serta c) faktor pendekatan belajar, meliputi pendekatan belajar
mendalam (deep/achieving) atau pendekatan belajar yang hanya permukaan
saja (surface/reproductive). Sikap terhadap matematika merupakan salah
satu faktor yang berkaitan dengan prestasi matematika dan memberi
sumbangan sebesar 17% pada prestasi matematika siswa kelas V.
3. Aspek konatif sebagai aspek sikap yang paling besar korelasinya
dengan prestasi matematika
Hasil analisis korelasi ketiga aspek sikap terhadap matematika dengan
prestasi matematika menunjukkan bahwa masing-masing aspek sikap
terhadap matematika memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
variabel prestasi matematika. Hubungan positif signifikan antara aspek
kognitif dengan prestasi matematika menggambarkan bahwa siswa kelas V
membangun keyakinan dan konsep diri mengenai matematika, keyakinan
mengenai kegunaan matematika, dan keyakinan mengenai ekspektasi
kemampuan matematikanya secara positif. Siswa kelas V juga mampu
mengembangkan pengetahuan matematika yang diperolehnya, baik di
sekolah maupun di luar sekolah dengan baik. Kondisi ini memungkinkan
siswa kelas V untuk memiliki keyakinan diri yang kuat dan konsentrasi
tinggi dalam mempelajari matematika, sehingga akan terus memusatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pikirannya untuk mencapai prestasi matematika yang memuaskan (McLeod,
1992 dalam Papanastasiou, 2002). Siswa kelas V memiliki sikap yang
positif terhadap matematika, sehingga mampu mencapai prestasi
matematika yang tinggi.
Tapia dan Marsh (2004) mengatakan bahwa keberhasilan atau
kegagalan pada pelajaran matematika ditentukan oleh keyakinan-keyakinan
personal mengenai kemampuan matematika dan pentingnya mereka
mempelajari matematika. Sikap membentuk evaluasi berdasar kegunaan
yang meliputi penilaian penting atau tidak pentingnya perilaku tersebut
(Ajzen, 2006 dalam Lipnevich et al., 2011).
Keyakinan-keyakinan terkait matematika yang positif membantu
siswa dalam mengolah informasi matematika yang diperolehnya. Siswa
dengan keyakinan mengenai matematika yang negatif akan menilai bahwa
matematika tidak penting untuk dipelajari, sehingga mengalami kesulitan
untuk menerima dan memahami informasi matematika (Guttbezahl, 1995
dalam Bramlett & Herron, 2009). Hal tersebut mendorong munculnya
perilaku penghindaran dalam mempelajari matematika, sehingga prestasi
matematika menjadi rendah. Hasil FGD menunjukkan bahwa siswa kelas V
menilai matematika sebagai pelajaran yang berguna untuk menghadapi
ujian, masa depan, dan kehidupan sehari-hari. Siswa kelas V juga
memperoleh nilai mean empiris prestasi matematika yang tinggi. Keyakinan
siswa kelas V yang positif mengenai pelajaran matematika membuat mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memahami materi matematika dengan baik dan mencapai prestasi
matematika yang tinggi.
Hubungan positif dan signifikan antara aspek afektif dengan prestasi
matematika menunjukkan bahwa siswa kelas V mampu membentuk emosi
positif dan tidak memiliki kecemasan dalam mempelajari matematika. Sikap
membentuk evaluasi berdasar pengalaman yang meliputi perasaan senang
atau tidak senang terhadap suatu objek (Ajzen, 2006 dalam Lipnevich et al.,
2011). Siswa kelas V dengan sikap terhadap matematika positif memiliki
evaluasi yang positif terhadap matematika, emosi yang positif dan
kecemasan yang rendah terhadap matematika. Hal ini memampukan siswa
untuk mempelajari matematika dengan antusias dan kepercayaan diri yang
tinggi (Corell, 2000 dalam Tezer, 2010; Rounds & Hendel, 1980 dalam
Tezer, 2010). Tapia dan Marsh (2004) menyebutkan bahwa kesuksesan atau
kegagalan dalam prestasi matematika ditentukan oleh perasaan senang siswa
dalam mempelajari matematika. Hasil FGD menunjukkan bahwa siswa
kelas V memiliki rasa senang untuk mempelajari matematika. Siswa kelas V
juga memperoleh nilai mean empiris prestasi matematika yang tinggi. rasa
senang siswa kelas V dalam mempelajari matematika memampukan mereka
untuk mencapai prestasi matematika yang tinggi.
Siswa dengan emosi negatif dan kecemasan terhadap matematika yang
tinggi cenderung merasa bosan dan takut saat mengikuti pelajaran
matematika, bahkan merasa ragu pada dirinya (Kögce, Yildiz, Aydin, &
Altindag, 2009). Perasaan-perasaan negatif tersebut membuat siswa menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kurang mampu membangun kepercayaan diri akan kemampuan
matematikanya, sehingga mudah terpengaruh gangguan-gangguan selama
mempelajari matematika. Siswa yang memiliki kecemasan tinggi terhadap
matematika secara signifikan melakukan lebih banyak kesalahan saat
berhadapan dengan kasus matematika, dibanding siswa yang kecemasan
terhadap matematikanya rendah (Ramirez, Gunderson, Levine, & Beilock,
2013). Kecemasan terhadap matematika mengarahkan munculnya
penolakan terhadap matematika dan mengakibatkan siswa menjadi kesulitan
untuk menyelesaikan soal-soal matematika (Ashcraft, 2002; Ashcraft &
Kirk, 2001; Lyons & Beilock, 2012 dalam Ramirez et al., 2016; Park,
Ramirez, & Beilock, 2014).
Kepercayaan diri siswa mengenai kemampuan mereka untuk
mencapai kesuksesan pada pelajaran matematika memainkan peranan kunci
dalam mengembangkan pengetahuan matematika (Singh, Granville, & Dika,
2002). Siswa kelas V memperoleh mean empiris sikap terhadap matematika
tinggi, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki emosi yang positif dan
tidak cemas terhadap matematika, sehingga percaya diri dengan
kemampuannya. Kepercayaan diri yang tinggi memampukan siswa kelas V
untuk mencapai prestasi matematika yang tinggi.
Hasil analisis korelasi pada ketiga aspek sikap terhadap matematika
mengungkapkan bahwa aspek predisposisi perilaku (konatif) yang meliputi
kecenderungan berperilaku saat mempelajari matematika dan motivasi
terhadap matematika memiliki korelasi paling tinggi, dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
aspek kognitif dan aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa aspek konatif
merupakan aspek yang paling dominan dalam mengarahkan reaksi siswa
kelas V untuk merespon matematika, dibandingkan dengan aspek sikap
terhadap matematika yang lain. Hubungan ini menunjukkan bahwa siswa
mampu menciptakan, mengembangkan, dan mempertahankan ketertarikan
untuk mempelajari matematika (Tapia & Marsh, 2004). Hal ini akan
mendorong siswa untuk mengelola kegiatan belajar matematikanya secara
aktif, sehingga mampu memperoleh prestasi matematika optimal (Corell,
2000 dalam Tezer, 2010). Hasil FGD menunjukkan bahwa siswa kelas V
mengikuti pelajaran matematika dengan aktif, seperti memperhatikan guru
dan bertanya saat tidak memahami materi. Siswa kelas V juga memperoleh
nilai mean empiris sikap terhadap matematika yang tinggi. Siswa kelas V
memiliki ketertarikan yang tinggi untuk mempelajari matematika, sehingga
mampu mencapai prestasi matematika yang tinggi.
Sikap diartikan sebagai keseluruhan evaluasi positif atau negatif
terhadap perilaku tertentu (Fishbein & Azjen, 1975). Semakin positif sikap
terhadap suatu perilaku, semakin kuat tujuan seseorang untuk melakukan
perilaku tersebut. Siswa dengan aspek konatif yang positif dalam
mempelajari matematika akan menunjukkan lebih banyak usaha untuk
menguasai matematika (Coleman, 2009), seperti mengumpulkan informasi
mengenai matematika dari lingkungan belajarnya secara efektif, sehingga
memiliki informasi yang menyeluruh dan mampu memproses serta
menggunakan informasi tersebut dengan efektif. Hasil FGD menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
bahwa siswa kelas V secara aktif memperhatikan guru saat mengikuti
pelajaran matematika dan bertanya ketika tidak memahami materi. Proses
tersebut membantu siswa kelas V untuk memanipulasi ritme dan situasi
belajarnya menjadi lebih kondusif dan lebih sesuai dengan gaya belajarnya.
Keseluruhan proses tersebut mengembangkan kegiatan belajar siswa kelas
V menjadi lebih efektif, sehingga prestasi matematika menjadi optimal.
Aspek konatif juga dibentuk oleh motivasi yang meliputi ketertarikan
dan keinginan siswa belajar matematika. Menurut Tapia dan Marsh (2004),
kesuksesan atau kegagalan dalam prestasi matematika ditentukan oleh
motivasi siswa untuk sukses. Siswa dengan motivasi terhadap matematika
yang tinggi memiliki keinginan kuat untuk mempelajari matematika
(Coleman, 2009). Mereka memiliki keinginan untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan menguasai setiap materi matematika. Hal
tersebut akan memunculkan sikap siswa terhadap matematika yang positif,
seperti memperhatikan guru saat mengikuti kelas matematika, bahkan
mengikuti les matematika. Siswa kelas V memiliki nilai mean empiris sikap
terhadap matematika yang tinggi, serta memiliki motivasi tinggi untuk
mempelajari matematika, sehingga mengikuti pelajaran matematika dengan
aktif. Motivasi siswa kelas V yang tinggi tersebut membuat mereka mampu
mencapai prestasi matematika yang tinggi.
Motivasi memiliki kaitan langsung dan kaitan tidak langsung dengan
prestasi matematika. Kaitan tidak langsung antara motivasi dengan prestasi
matematika dijembatani oleh kehadiran faktor lain, seperti waktu belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(Singh, Granville, & Dika, 2002). Siswa dengan motivasi tinggi lebih
banyak meluangkan waktunya untuk mengerjakan PR matematika (Singh,
Granville, & Dika, 2002).
Siswa yang memiliki sikap terhadap matematika yang negatif
menunjukkan perilaku sekolah dengan motivasi rendah, seperti datang
terlambat dan tidak mengikuti kelas. Siswa yang tidak mengikuti kelas dan
datang terlambat juga menunjukkan perilaku motivasi rendah yang lain,
seperti datang ke sekolah tanpa buku dan tidak mengerjakan PR (Singh,
Granville, & Dika, 2002). Motivasi dalam mempelajari matematika
merupakan prediktor penting bagi prestasi matematika karena berkaitan
dengan pengembangan pengetahuan matematika siswa (Singh, Granville, &
Dika, 2002). Siswa kelas V selalu mengerjakan PR matematikanya dengan
baik dan mengumpulkan PR tersebut tepat waktu. Nilai mean empiris
prestasi matematika siswa kelas V juga tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa
nilai PR matematika siswa kelas V tinggi. Perilaku siswa kelas V tersebut
membuat mereka mampu mencapai prestasi matematika yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini berangkat dari permasalahan rendahnya prestasi
matematika di Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti
bermaksud mencari solusi dengan menguji salah satu faktor yang diduga
berpengaruh terhadap prestasi matematika, yaitu sikap terhadap matematika.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan
antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap matematika akan diikuti
dengan semakin tingginya prestasi matematika. Sikap terhadap matematika
yang semakin negatif akan diikuti dengan semakin rendahnya prestasi
matematika. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa aspek konatif yang
meliputi kecenderungan berperilaku saat mempelajari matematika dan motivasi
terhadap matematika memiliki hubungan yang paling kuat dengan prestasi
matematika dibandingkan dengan aspek kognitif dan afektif.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Skala penelitian hanya diberikan pada siswa SD kelas V di satu sekolah
di Kota Yogyakarta, sehingga hasil penelitian kurang bisa digeneralisasi pada
semua populasi siswa karena area geografis dan usia responden terbatas.
Meskipun kurang bisa digeneralisasi, penelitian ini tetap bermanfaat karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
memberi bukti bahwa sikap terhadap matematika dan prestasi matematika
memiliki hubungan yang positif dan signifikan, khususnya pada siswa SD
kelas V di Indonesia.
C. SARAN
1. Bagi Responden Penelitian dan Siswa Secara Keseluruhan
Responden dalam penelitian ini memiliki sikap positif terhadap
matematika. Dengan demikian diharapkan dapat mempertahankan sikap
positif tersebut dengan tujuan agar mampu mempertahankan prestasi
matematikanya, bahkan mencapai prestasi matematika yang optimal. Cara
mempertahankan sikap positif terhadap matematika dapat dilakukan dengan
membangun pandangan bahwa matematika adalah pelajaran yang berguna,
tidak menakutkan, dan tidak sulit, serta memotivasi diri untuk mencapai
prestasi matematika secara optimal. Saran tersebut juga dapat berlaku bagi
siswa-siswi SD kelas V secara keseluruhan.
2. Bagi Guru
Terkait dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan
positif antara sikap terhadap matematika dan prestasi matematika ini, maka
guru diharapkan dapat membangkitkan sikap positif siswa terhadap
matematika. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan gambaran
mengenai pelajaran matematika yang positif, membangun suasana kelas
yang nyaman bagi siswa untuk mempelajari matematika, terbuka terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pertanyaan dari siswa, serta memberikan dukungan psikologis pada siswa.
Guru juga dapat mencari cara-cara kreatif yang disukai siswa dalam
menyampaikan materi-materi matematika, seperti dengan permainan
tertentu.
3. Bagi Orang Tua
Orang tua diharapkan dapat membantu siswa untuk membangun sikap
positifnya terhadap matematika. Orang tua sebaiknya menyediakan fasilitas-
fasilitas yang dapat membantu anak dalam mempelajari matematika dan
membangun suasana rumah yang nyaman bagi anak untuk belajar. Orang
tua juga perlu memotivasi dan mendukung siswa, baik secara materi
maupun emosional.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti yang memiliki minat dalam bidang yang sama sebaiknya
memperhatikan berbagai faktor lain yang menyebabkan kecilnya
sumbangan sikap terhadap matematika pada prestasi matematika. Peneliti
selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas responden penelitian, seperti
tidak hanya fokus pada satu tingkatan kelas tertentu agar hasil temuan
menjadi lebih kaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
Abrego, M.B. (1966). Children’s attitudes toward arithmetic. The Arithmetic
Teacher, 13(3), 206-208.
Aiken, L.R. Attitudes toward mathematics. (1970). Review of Educational
Research, 40(4), 551-596.
Aiken, L.R. (1974). Two scales of attitude toward mathematics. Journal for
Research in Mathematics Education, 5(2), 67-71.
Aiken, L.R. (1979). Attitudes toward mathematics and science in Iranian middle
school. School Science and Mathematics, 79, 229-234.
Ashcraft, M.H. (2002). Math anxiety: personal, educational, and cognitive
consequences. Current Directions in Psychological Science, 11, 181-185.
Ashcraft, M.H. & Kirk, E.P. (2001). The relationships among working memory,
math anxiety, and performance. Journal of Experimental Psychology:
General, 130, 224-237.
Azwar, S. (1996). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Benbow, C.P., & Arjmand, O. (1990). Predictors of high academic achievement in
mathematics and science by mathematically talente students: a longitudinal
study. Journal of Educational Psychology, 82(3), 430-441.
Bramlett, D. C., & Herron, S. (2009). A study of african-american college
students’ attitude towards mathematics. Journal of Mathematical Sciences
& Mathematics Education, 4(2), 43-51.
Cano, F. & Berbén, A.B.G. (2009). University students’ achievement goals and
approaches to learning in mathematics. British Journal of Educational
Psychology, 79, 131-153.
Cheung, K.C. (1988). Outcomes of schooling: mathematics achievement and
attitudes towards mathematics learning in Hongkong. Educational Studies in
Mathematics, 19, 209-219.
Dalyono, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Deary, I.J., Der, G., & Ford, G. (2001). Reaction times and intelligence
differences a population-based cohort study. Intelligence, 29, 389-399.
de Lourdes Mata, M., Monteiro, V., & Peixoto, F. (2012). Attitudes towards
mathematics: effects of individual, motivation, and social support factors.
Hindawi Publishing Corporation, Child Development Research, 2012, 1-10.
Eamon, M.K. (2003). Social-demographic, school, neighborhood, and parenting
influences on the academic achievement of Lationo young adolescent.
Journal of Youth and Adolescence, 34(2), 163-174.
Fauzan, A. (2002). Applying Realistic Mathematics Education in Teaching
Geometry in Indonesian Primary Schools. Thesis. University of Twente.
Enschede: Print Partners Ipskamp Press. Diakses 1 Oktober 2016 dari
http://doc.utwente.nl/58707/1/thesis_Fauzan.pdf
Fishbein, M., & Azjen, I. (1975). Attitudes towards object as predictors of single
and multiple behavioral criteria. Psychological Review, 81(1), 59-74.
Georgiu, S., Stavrinides, P., & Kalavana, T. (2007). Is victor better than victoria at
maths?. Educational Psychology in Practice, 23(4), 329-342.
Güngör, A., Eryilmaz, A., & Fakioglu, T. (2007). The relationship of freshmen’s
physics achievement and their related affective characteristics. Journal of
Research in Science Teaching, 44(8), 1036-1056.
Grissom, J.B. (2005). Physical fitness and academic achievement. Journal of The
American Society of Exercise Physiologists (ASEP), 8(1), 11-25.
Hendriana, H. & Soemarmo, U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: PT Refika Aditama.
Ihsan, A. (2013, Juni). Pengumuman UN. Diakses dari
www.pengumumanun.com/2013/06/rekap-hasil-kelulusan-un-sd-yogya.html
Kiray, S.A., Gok, B., & Bozkir, A.S. (2015). Identifying the factors affecting
science and mathematics achievement using data mining methods. Journal
of Education in Science, Environment and Health (JESEH), 1(1), 28-48.
Kögce, D., Yildiz, C., Aydin, M., & Altindag, R. (2009). Examining elementary
school students’ attitudes towards mathematics in terms of some variables.
Procedia Social and Behavioral Sciences, 1(1), 291-295.
Lianghuo, F., et al. (2005). Assessing Singapore students’ attitudes toward
mathematics and mathematics learning: Findings from a survey of lower
secondary students. In East Asia regional conference on mathematics
education, Shanghai, pp. 5-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lipnevich, A.A., et al. (2011). Mathematics attitudes and mathematics outcomes
of US and Belarusian middle school students. Journal of Educational
Psychology, 103(1), 105-118.
Marpaung, Y. (1986). Aspek-aspek kognitif yang perlu diketahui guru-guru
matematika sebagai bekal untuk dapat membantu siswa dengan lebih baik.
Yogyakarta.
Ma, X., & Kishor, N. (1997). Assessing the relationship between attitude toward
mathematics and achievement in mathematics: A meta-analysis. Journal for
Research in Mathematics Education, 28(1), 27-47.
Meinarno & Sarwono. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Michelli, M.P. (2013). The Relationship between Attitudes and Achievement in
Mathematics among Fifth Grade Students. The University of Southern
Mississipi: Honors Theses.
Nicolaidou, M., & Philippou, G. (2003). Attitudes towards mathematics, self-
efficacy and achievement in problem solving. European Research in
Mathematics III.
Orton, A. & Frobisher, L. (2004). Insights into Teaching Mathematics. London:
Continuum.
Papanastasiou, C. (2002). Effects of background and school factors on the
mathematics achievement. Educational Research and Evaluation: An
International Journal on Theory and Practice, 8(1), 55-70.
Park, D., Ramirez, G., & Beilock, S.L. (2014). The role of expressive writing in
math anxiety. Journal of Experimental Psychology Applied, 20, 103-111.
Phonguttha, R., Tayraukham, S., & Nuangchalerm, P. (2009). Comparisons of
mathematics achievement, attitude towards mathematicsand analytical
thinking between using the geometer's sketchpad program as media and
conventional learning activities. Australian Journal of Basic and Applied
Sciences, 3(3), 3036-3039.
Piaget, J. (2010). Piaget, The Psychology of Intelligence. New York: Routledge.
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: ANDI.
Rahmawati (2016, Desember 14). Seminar Hasil TIMSS 2015. Diunduh dari
http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/.
Ramirez, G., Gunderson, E.A., Levine, S.C., & Beilock, S.L. (2013). Math
anxiety, working memory, and math achievement in early elementary
school. Journal of Cognition and Development, 14(2), 187-202.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Ramirez, G., et. al. (2016). On the relationship between math anxiety and math
achievement in early elementary school: The role of problem solving
strategies. Journal of Experimental Child Psychology, 141(2016), 83-100.
Reys, R., Lindquist, M.M., Lambdin, D.V., & Smith, N.L. (2014). Helping
children learn mathematics. (11 ed.). Boston: John & Wiley Co.
Saepudin, A., Babudin, Mulyadi, D., & Adang. (2009). Gemar Belajar
Matematika Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Sanchez, K., Zimmerman, L., & Ye, R. (2004). Secondary students’ attitudes
toward mathematics. Academic Exchange Quarterly, 8(2), 56-60.
Santrock, J.W. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Satria, A.N. (2012, Februari 24). Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia
Masih Rendah. Diunduh dari http://ugm.ac.id/id/post/page?id=4467.
Schofield, H. (1982). Sex, grade, level, and relationships between mathematics
attitude and achievement in children. Journal of Educational Research,
75(5), 280-284.
Secord, P.F., & Backman, C.W. (1964). Social Psychology. New York: McGraw-
Hill.
Shadiq, F. (2007). Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting. Widyaiswara
PPPPTK Matematika. 1-10.
Singh, K.M., Granville, M., & Dika, S. (2002). Mathematics and science
achievement: effects of motivation, interest, and academic engagement.
Journal of Educational Research, 95(6), 323-332.
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Slavin, R.E. (2008). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. (8 ed.). Jakarta: PT
Indeks.
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian. (Edisi revisi). Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y.N. (2011). Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Indeks.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Suroso. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Syah, M. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tapia, M., & Marsh, G.E. (2004). An instrument to measure mathematics
attitudes. Academic Exchange Quarterly, 8(2), 16-21.
Taub, G.E., Floyd, R.G., Keith, T.Z., & McGrew, K.S. (2008). Effects of general
and broad cognitive abilities on mathematics achievement. School
Psychology Quarterly, 23 (2),187-198.
Tezer, M., & Karasel, N. (2010). Attitudes of primary school 2nd
and 3rd
grade
students towards mathematics course. Procedia Social and Behavioral
Sciences, 2, 5808-5812.
Trihendradi, C. (2013). Langkah mudah untuk menguasai SPSS 21. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku Disiplin Siswa. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Uline, C., & Tschannen-Moran, M. (2006). The walls speak: the interplay of
quality facilities, school climate, and student achievement. Journal of
Educational Administrational, 46(1), 55-73.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Diunduh 1 Oktober 2016 dari
http://UU_no_20_th_2003.pdf
Walgito, B. (2003). Psikologi sosial: suatu pengantar. (4 ed.). Yogyakarta: Andi
Offset.
Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Yilmaz, C., Altun, S.A., & Olkun, S. (2010). Factors affecting students’ attitude
towards math: ABC theory and its reflection on practice. Procedia Social
Science and Behavioral Sciences, 2, 4502-4506.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 1. Kompetensi Dasar dan Materi Matematika SD Kelas V Kurikulum
KTSP (Saepudin, Babudin, Mulyadi, & Adang, 2009) Bab Kompetensi Dasar Materi
1
Melakukan operasi hitung
bilangan bulat, termasuk
penggunaan sifat-
sifatnya, pembulatan, dan
penaksiran
A. Sifat Komutatif, Asosiatif, dan Distributif
1. Operasi hitung menggunakan sifat komutatif (sifat
pertukaran)
2. Operasi hitung menggunakan sifat asosiatif (sifat
pengelompokan)
3. Operasi hitung menggunakan sifat distributif (sifat
penyebaran)
B. Membulatkan Bilangan ke dalam Puluhan dan
Ratusan Terdekat
1. Membulatkan bilangan ke dalam satuan terdekat
2. Membulatkan bilangan ke dalam puluhan terdekat
3. Membulatkan bilangan ke dalam ratusan terdekat
C. Menaksir Hasil Operasi Hitung Bilangan Bulat
(taksiran rendah, taksiran tinggi, taksiran sedang)
1. Menaksir hasil operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan
2. Menaksir hasil operasi hitung perkalian dan
pembagian
2 Menggunakan faktor
prima untuk menentu-kan
KPK dan FPB
A. Bilangan Prima dan Faktorisasi Prima
B. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
C. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
3 Melakukan operasi hitung
campuran
A. Mengenal Bilangan Bulat Positif dan Negatif
B. Membaca dan Menulis Bilangan dalam Kata dan
Angka
C. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
1. Penjumlahan sampai puluhan ribu dan ratusan ribu
tanpa teknik menyimpan
2. Penjumlahan sampai puluhan ribu dan ratusan ribu
dengan teknik menyimpan
3. Pengurangan sampai puluhan ribu dan ratusan ribu
tanpa teknik menyimpan
4. Pengurangan sampai puluhan ribu dan ratusan ribu
dengan teknik menyimpan
D. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
1. Perkalian bilangan sampai puluhan ribu
2. Pembagian bilangan sampai puluhan ribu dan
ratusan ribu
E. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
4 Menghitung perpangkatan
dan akar sederhana
A. Membaca dan Menentukan Hasil Perpangkatan Dua
suatu Bilangan
B. Operasi Hitung Campuran Bilangan berpangkat Dua
(Kuadrat)
C. Penarikan Akar Pangkat Dua (Kuadrat)
5
Melakukan operasi hitung
satuan ukuran (waktu,
sudut, jarak, dan
kecepatan)
A. Menuliskan Tanda Waktu dengan Menggunakan
Notasi 24 Jam
B. Operasi Hitung Satuan Waktu
1. Hubungan antara bulan, tahun, lustrum, windu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dasawarsa, dan abad
2. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
bulan, tahun, lustrum, windu, dasawarsa, dan abad
3. Operasi hitung satuan waktu jam, menit, dan detik
C. Menggambar dan Menentukan Besar Sudut
1. Menggambar sudut
2. Macam-macam sudut
3. Mengukur besar sudut
D. Mengenal Jarak, Waktu Tempuh, dan Kecepatan
E. Menyelesaikan Masalah yang Berhubungan dengan
Jarak dan Kecepatan
6
Melakukan operasi hitung
bangun datar
A. Luas Bangun Datar
1. Luas trapesium
2. Luas layang-layang
B. Menyelesaikan Masalah yang Berhubungan dengan
Luas Bangun Datar
7 Melakukan operasi hitung
volume bangun ruang
A. Volume Kubus dan Balok
B. Menyelesaikan Masalah yang Berhubungan dengan
Volume Kubus dan Balok
8 Melakukan operasi hitung
pecahan
A. Mengubah Pecahan Ke dalam Bentuk Desimal dan
Persen serta Kebalikannya
1. Mengubah pecahan ke dalam bentuk persen dan
sebaliknya
2. Mengubah pecahan ke dalam bentuk desimal dan
sebaliknya
3. Mengubah desimal ke dalam bentuk persen dan
sebaliknya
4. Mengurutkan dan membandingkan pecahan
B. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Biasa dan
Pecahan Campuran
C. Perkalian dan Pembagian Pecahan Biasa dan
Pecahan Campuran
D. Pecahan dalam Perbandingan dan Skala
9 Mengetahui sifat-sifat
bangun datar dan bangun
ruang
A. Sifat-sifat Bangun Datar
B. Sifat-sifat Bangun Ruang
C. Jaring-jaring Bangun Ruang
D. Sifat Kesebangunan dan Simetri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 2. Form Penilaian Validitas Isi Skala Sikap Terhadap Matematika
PENILAIAN VALIDITAS ISI
SIKAP TERHADAP MATEMATIKA
Disusun Oleh :
Olivia Christina Dewi (129114166)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Yogyakarta, 20 Februari 2017
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Olivia Christina Dewi (129114166), mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penyusunan skala psikologi untuk mengukur atribut sikap terhadap matematika. Berkaitan dengan hal tersebut, saya ingin meminta
bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item “sikap terhadap matematika”. Validitas isi item yang
dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan atribut psikologis yang diukur (sikap terhadap matematika).
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat saya,
Olivia Christina Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM/NIP :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia mengisi penilaian validitas isi item dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi
membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, ... Februari 2017
(.............................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Alat ukur atau skala ini bertujuan untuk mengukur sikap terhadap matematika yang memiliki 3 aspek. Definisi konseptual atribut
psikologis beserta aspek-aspeknya adalah sebagai berikut:
Atribut Psikologis Aspek
Sikap terhadap Matematika
(kecenderungan mental yang merupakan organisasi pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi), dan predisposisi
tindakan (konasi) mengenai matematika dan mengarahkan untuk merespon matematika secara positif atau
negatif)
Aspek Kognitif
Aspek Afektif
Aspek Konatif
Tugas Anda adalah sebagai berikut:
a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian Anda terkait taraf relevansinya.
b. Taraf relevansi adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut psikologis yang hendak diukur (sikap terhadap
matematika). relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi konseptual tentang atribut psikologi yang diukur (sikap terhadap
matematika).
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Agak Relevan
4 = Sangat Relevan
d. Nyatakanlah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan taraf relevansi masing-masing
item.
e. Tuliskanlah saran untuk perbaikan pada item yang dinilai memiliki taraf relevansi 1 dan 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Aspek No Item Taraf Relevansi
Saran 1 2 3 4
Aspek Kognitif
Aspek ini meliputi pengetahuan, pandangan, dan gagasan seseorang mengenai apa yang benar dalam matematika, keyakinan dan konsep diri
pada matematika, keyakinan siswa mengenai kegunaan matematika dalam hidupnya, serta keyakinan siswa mengenai ekspektasi kemampuan
matematikanya.
Pengetahuan Matematika
(meliputi segala sesuatu
mengenai matematika yang
diketahui oleh subjek)
1. Dalam mempelajari matematika, diperlukan banyak latihan
untuk mengerjakan soal-soal hitungan. (F)
2. Dalam mempelajari matematika, diperlukan kemampuan
menghafal dan memahami rumus-rumus. (F)
3. Matematika mengembangkan kemampuan bernalar yang
sistematis. (F)
4. Pelajaran matematika mengembangkan keterampilan
menggunakan rumus-rumus. (F)
5. Matematika mengajarkan cara mengukur dengan menggunakan
rumus-rumus yang sulit dipahami. (UF)
6. Matematika membuat saya kesulitan untuk berpikir dengan
benar. (UF)
7. Pelajaran matematika mengajarkan cara-cara menghitung yang
kompleks dan sulit dimengerti. (UF)
Keyakinan dan konsep diri
pada matematika (meliputi
keyakinan dan konsep diri
mengenai performansi
matematika subjek)
8. Saya mampu mengikuti pelajaran matematika dengan baik. (F)
9. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang saya sukai. (F)
10. Memperoleh nilai ulangan matematika diatas batas tuntas
(KKM) adalah hal mudah. (F)
11. Mengerjakan PR matematika tanpa bantuan orang lain adalah
hal yang mudah. (F)
12. Rumus-rumus matematika susah untuk digunakan. (UF)
13. Soal-soal matematika sulit untuk dikerjakan. (UF)
14. Materi-materi pelajaran matematika sulit dipahami. (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Keyakinan mengenai
kegunaan matematika
(meliputi keyakinan diri
mengenai kegunaan,
relevansi, dan keberman-
faatan matematika bagi
hidup subjek di masa kini
dan masa depan)
15. Pelajaran matematika perlu dipelajari karena membantu
menyelesaikan persoalan hitungan. (F)
16. Pelajaran matematika perlu dipelajari karena mengajarkan cara
berkomunikasi dengan menggunakan angka dan simbol. (F)
17. Pelajaran matematika perlu saya kuasai karena turut menentukan
kelulusan. (F)
18. Pelajaran matematika membantu saya ketika membeli barang
atau jajan. (F)
19. Pelajaran matematika kurang menentukan pendidikan lanjut
saya. (UF)
20. Pelajaran matematika kurang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. (UF)
21. Rumus-rumus matematika membuat saya kesulitan dalam
memecahkan soal-soal matematika. (UF)
Keyakinan mengenai
ekspektasi kemampuan
matematika (meliputi
keyakinan dan ekspektasi
subjek atas kemampuan dan
performansi matematika)
22. Saya akan mampu menyelesaikan semua soal ulangan
matematika dengan baik. (F)
23. Saya akan mampu memahami penjelasan guru matematika. (F)
24. Saya akan mampu mendapat nilai ulangan matematika diatas
batas tuntas (KKM). (F)
25. Saya akan mampu mengerjakan soal tantangan dari guru
matematika sehingga mendapat nilai tambahan. (F)
26. Saya akan mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengoperasikan rumus-rumus untuk memecahkan soal
matematika. (UF)
27. Saya akan membutuhkan bantuan orang lain untuk mengerjakan
tugas-tugas pelajaran matematika. (UF)
28. Saya akan mengalami ketertinggalan dalam mengikuti pelajaran
matematika karena susah fokus. (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Aspek Afektif
Aspek ini meliputi emosi positif atau emosi negatif terhadap matematika (emosi positif mencakup rasa senang dan antusias, sedangkan emosi
negatif mencakup rasa tidak senang, bosan, dan marah), dan kecemasan terhadap matematika.
Emosi dan perasaan
terhadap matematika
(meliputi perasaan positif
atau negatif subjek selama
mempelajari matematika dan
mengikuti kelas matematika)
29. Saya senang mengerjakan soal-soal matematika. (F)
30. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan pertanyaan dari guru
matematika. (F)
31. Saya merasa senang ketika guru menunjuk saya untuk
menyelesaikan soal matematika di papan tulis. (F)
32. Saya merasa senang ketika guru/teman mengajak saya
membicarakan soal-soal matematika. (F)
33. Mengotak-atik rumus-rumus untuk mengerjakan soal
matematika adalah hal yang membosankan. (UF)
34. Saya merasa malas mengikuti pelajaran matematika. (UF)
35. Matematika adalah pelajaran yang membosankan untuk
dipelajari. (UF)
Kecemasan terhadap
matematika (meliputi
kecemasan dan konsekuensi
dari kecemasan selama
mempelajari matematika dan
mengikuti kelas matematika)
36. Saya takut mengikuti pelajaran matematika. (F)
37. Saya merasa bahwa nilai ulangan matematika saya akan di
bawah batas tuntas (KKM). (F)
38. Saya ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru
matematika di papan tulis. (F)
39. Saya percaya diri dalam menggunakan rumus-rumus untuk
menyelesaikan soal-soal matematika. (UF)
40. Saya percaya diri dalam mengerjakan soal-soal matematika.
(UF)
41. Saya berani maju di depan kelas untuk menyelesaikan soal
matematika. (UF)
Aspek Konatif
Aspek ini meliputi kecenderungan berperilaku saat belajar matematika, serta motivasi yang meliputi ketertarikan dan keinginan siswa belajar
matematika.
Kecenderungan berperi- 42. Saya memperhatikan ketika guru menerangkan pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
laku saat belajar mate-
matika (meliputi
kecenderungan aktivitas atau
tindakan yang dilakukan
subjek selama mempelajari
matematika dan mengikuti
kelas matematika)
matematika. (F)
43. Saya mencoba menyelesaikan soal tantangan matematika yang
diberikan guru di kelas. (F)
44. Saya meluangkan waktu untuk mempelajari materi matematika
yang belum saya pahami. (F)
45. Saya mencatat materi matematika yang dijelaskan guru
matematika. (F)
46. Saya asyik bermain dengan teman dan mengabaikan guru yang
sedang menjelaskan matematika. (UF)
47. Saya lansung meminta bantuan orang lain untuk mengerjakan
soal-soal matematika, sebelum berusaha mengerjakannya
sendiri. (UF)
48. Saya diam saja ketika tidak memahami suatu materi matematika.
(UF)
Motivasi terhadap mate-
matika (meliputi keter-
tarikan dan dorongan subjek
untuk mempelajari
matematika)
49. Saya tertarik untuk mempelajari matematika. (F)
50. Saya ingin mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
matematika saya. (F)
51. Saya ingin mengikuti les untuk memperdalam pengetahuan
matematika saya. (F)
52. Saya tertarik untuk memahami rumus-rumus matematika agar
tidak kesulitan dalam menghitung dan mengerjakan PR
matematika. (F)
53. Saya kurang berminat untuk mempelajari matematika di tingkat
pendidikan saya yang selanjutnya. (UF)
54. Saya kurang berminat untuk mengetahui materi matematika di
bab selanjutnya. (UF)
55. Saya kurang berminat untuk mengerjakan soal-soal matematika.
(UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 3. Penghitungan IVI-I dan IVI-S untuk Penilaian Validitas Isi Skala Sikap Terhadap Matematika
Aspek Item
No.
Taraf Relevansi Tinda-
kan Perbaikan
IVI-I setelah
perbaikan Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Penilai 4 Penilai 5 IVI-I
Aspek Kognitif
Pengetahuan
Matematika
1. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
2. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
3. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
4. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
5. 0 1 1 1 1 0,8 Dipakai
dengan
perbai-
kan
(diganti)
“Matematika mengajarkan
cara mengukur dengan
menggunakan rumus-rumus
yang rumit /kompleks”
1
6. 0 1 1 1 1 0,8 Dipakai
dengan
perbai-
kan
(diganti)
“Matematika mengajarkan
cara berpikir yang rumit
(kurang sistematis /kurang
runtut)”
1
7. 0 1 1 1 1 0,8 Dipakai
dengan
perbai-
kan
(diganti)
“Pelajaran matematika
mengajarkan cara-cara
menghitung yang
rumit/kompleks”
1
Keyakinan dan
konsep diri
pada
matematika
8. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
9. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
10. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
11. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
12. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
13. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
14. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
Keyakinan
mengenai
15. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
16. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kegunaan
matematika
17. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
18. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
19. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
20. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
21. 1 0 1 0 1 0,6 Diganti
dengan
perbai-
kan
(diganti)
“Rumus-rumus matematika
tidak membantu saya dalam
memecahkan soal-soal
matematika”
1
Keyakinan
mengenai
ekspektasi
kemampuan
matematika
22. 1 0 1 1 1 0,8 Dipakai
dengan
perbai-
kan
(diganti)
“Saya berharap mampu
menyelesaikan semua soal
ulangan matematika dengan
baik”
1
23. 1 0 1 1 1 0,8 Dipakai
dengan
perbai-
kan
(diganti)
“Saya berharap mampu
memahami penjelasan guru
matematika”
1
24. 1 0 1 1 1 0,8 Dipakai
dengan
perbai-
kan
(diganti) “Saya berharap
mampu mendapat nilai
ulangan matematika diatas
batas tuntas (KKM)”
1
25. 1 0 1 1 1 0,8 Dipakai
dengan
perbai-
kan
(diganti)
“Saya berharap mampu
mengerjakan soal-soal tugas
matematika, sehingga
mendapat nilai tugas yang
bagus”
1
26. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
27. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
28. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
Aspek Afektif
Emosi dan 29. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
perasaan
terhadap
matematika
30. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
31. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
32. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
33. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
34. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
35. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
Kecemasan
terhadap
matematika
36. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
37. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
38. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
39. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
40. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
41. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
Aspek Konatif
Kecende-
rungan
berperilaku
saat belajar
matematika
42. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
43. 1 1 1 0 1 0,8 Dipakai (diganti)
“Saya langsung mengerjakan
PR matematika yang
diberikan guru (tidak
menunda-nunda hingga
dekat dengan waktu
pengumpulan)”
1
44. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
45. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
46. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
47. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
48. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
Motivasi
terhadap
matematika
49 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
50. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
51. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
52. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
53. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
54. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
55. 1 1 1 1 1 1 Dipakai 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
IVI-S
53/55 = 0,96
(awal)
55/55 = 1
(setelah
perbaikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 4. Skala Sikap Terhadap Matematika Sebelum Uji Coba
SKALA PENELITIAN
PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH
Disusun Oleh :
Olivia Christina Dewi
129114166
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, saya bermaksud mengadakan penelitian
pada ranah psikologi pendidikan. Penelitian ini terkait dengan pelajaran matematika di
sekolah. Saya selaku peneliti memohon kesediaan Adik-adik untuk mengisi skala ini
dengan jujur. Semua jawaban Adik-adik akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan bagi keperluan penelitian.
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : ............................................
Kelas / No. Absen : ............................................
Mata pelajaran yang disukai : ............................................
(boleh lebih dari 1)
Mata pelajaran yang tidak disukai : ............................................
(boleh lebih dari 1)
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat 55 pernyataan. Silahkan Adik-adik baca dan pahami setiap
pernyataan dengan baik. Adik-adik diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda
centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Contoh:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya gemar membaca buku. √
Pada contoh di atas, terdapat pernyataan “Saya gemar membaca buku.” Apabila
pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Adik-adik, maka Adik-adik dapat memberi
tanda centang (√) pada kolom S (Setuju) atau pada kolom SS (Sangat Setuju) apabila
sangat sesuai.
Pilhlah jawaban sesuai dengan keadaan Adik-adik saat ini. Jangan takut salah
karena semua jawaban benar. Selamat Mengerjakan
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Dalam mempelajari matematika, diperlukan banyak latihan
untuk mengerjakan soal-soal hitungan.
2. Saya berharap mampu menyelesaikan semua soal ulangan
matematika dengan baik.
3. Saya tertarik untuk mempelajari matematika.
4. Saya senang mengerjakan soal-soal matematika.
5. Pelajaran matematika perlu dipelajari karena membantu
menyelesaikan persoalan hitungan.
6. Saya memperhatikan ketika guru menerangkan pelajaran
matematika.
7. Soal-soal matematika sulit untuk dikerjakan.
8. Saya takut mengikuti pelajaran matematika.
9. Dalam mempelajari matematika, diperlukan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
menghafal dan memahami rumus-rumus.
10. Saya akan mengalami ketertinggalan dalam mengikuti
pelajaran matematika karena susah fokus.
11. Saya kurang berminat untuk mengerjakan soal-soal
matematika.
12. Matematika adalah pelajaran yang membosankan untuk
dipelajari.
13. Pelajaran matematika kurang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
14. Saya diam saja ketika tidak memahami suatu materi
matematika.
15. Materi-materi pelajaran matematika sulit dipahami.
16. Saya berani maju di depan kelas untuk menyelesaikan soal
matematika.
17. Matematika mengembangkan kemampuan bernalar yang
sistematis (bernalar secara runtut).
18. Saya berharap mampu memahami penjelasan guru
matematika.
19. Saya kurang berminat untuk mengetahui materi
matematika di bab selanjutnya.
20. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan pertanyaan dari
guru matematika.
21. Pelajaran matematika perlu saya kuasai karena turut
menentukan kelulusan.
22. Saya langsung meminta bantuan orang lain untuk
mengerjakan soal-soal matematika, sebelum berusaha
mengerjakannya sendiri.
23. Saya mampu mengikuti pelajaran matematika dengan baik.
24. Saya percaya diri dalam mengerjakan soal-soal
matematika.
25. Pelajaran matematika mengembangkan keterampilan
menggunakan rumus-rumus.
26. Saya berharap mampu mendapat nilai ulangan matematika
di atas batas tuntas (KKM).
27. Saya ingin mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
matematika saya.
28. Saya merasa malas dalam mengikuti pelajaran matematika.
29. Pelajaran matematika membantu saya ketika membeli
barang atau jajan.
30. Saya langsung mengerjakan PR matematika yang
diberikan guru (tidak menunda-nunda hingga dekat waktu
pengumpulan)
31. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang saya sukai.
32. Saya khawatir kalau nilai ulangan matematika saya akan di
bawah batas tuntas (KKM).
33. Matematika mengajarkan cara mengukur dengan
menggunakan rumus-rumus yang rumit/kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
34. Saya akan membutuhkan bantuan orang lain untuk
mengerjakan tugas-tugas pelajaran matematika.
35. Saya kurang berminat untuk mempelajari matematika di
tingkat pendidikan saya yang selanjutnya.
36. Saya merasa senang ketika guru menunjuk saya untuk
menyelesaikan soal matematika di papan tulis.
37. Pelajaran matematika kurang menentukan pendidikan
lanjut saya.
38. Saya asyik bermain dengan teman dan mengabaikan guru
yang sedang menjelaskan matematika.
39. Memperoleh nilai ulangan matematika diatas batas tuntas
(KKM) adalah hal mudah.
40. Saya percaya diri dalam menggunakan rumus-rumus untuk
menyelesaikan soal-soal matematika.
41. Matematika mengajarkan cara berpikir yang rumit (kurang
sistematis/kurang runtut).
42. Saya berharap mampu mengerjakan soal-soal tugas
matematika dari guru, sehingga mendapat nilai tugas yang
bagus.
43. Saya ingin mengikuti les untuk memperdalam pengetahuan
matematika saya.
44. Mengotak-atik rumus-rumus untuk mengerjakan soal
matematika adalah hal yang membosankan.
45. Rumus-rumus matematika tidak membantu saya dalam
memecahkan soal-soal matematika.
46. Saya meluangkan waktu untuk mempelajari materi
matematika yang belum saya pahami.
47. Rumus-rumus matematika susah untuk digunakan.
48. Saya ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan guru matematika di papan tulis.
49. Pelajaran matematika mengajarkan cara-cara menghitung
yang rumit/kompleks.
50. Saya akan mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengoperasikan rumus-rumus untuk memecahkan soal
matematika.
51. Saya tertarik untuk memahami rumus-rumus matematika
agar tidak kesulitan dalam menghitung dan mengerjakan
PR matematika.
52. Saya merasa senang ketika guru/teman mengajak saya
membicarakan soal-soal matematika.
53. Pelajaran matematika perlu dipelajari karena mengajarkan
cara berkomunikasi dengan menggunakan angka dan
simbol.
54. Saya mencatat materi matematika yang dijelaskan guru
matematika.
55. Mengerjakan PR matematika tanpa bantuan orang lain
adalah hal yang mudah.
Periksa kembali pekerjaan Adik-adik, pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat.
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 5. Surat Ijin Uji Coba Skala Sikap Terhadap Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 6. Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Sikap Terhadap Matematika
Sebelum Uji Coba
Penghitungan 1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,937 55
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item 1 170,01 369,560 ,448 ,937 Item 2 169,75 374,707 ,242 ,937 Item 3 170,21 365,501 ,529 ,936 Item 4 170,34 360,199 ,647 ,935 Item 5 169,90 370,913 ,413 ,937 Item 6 170,06 377,178 ,076 ,938 Item 7 170,76 360,275 ,526 ,936 Item 8 170,24 361,609 ,612 ,935 Item 9 169,99 369,288 ,437 ,937 Item 10 170,54 359,434 ,604 ,935 Item 11 170,40 357,487 ,635 ,935 Item 12 170,27 356,806 ,719 ,935 Item 13 170,24 365,336 ,377 ,937 Item 14 170,28 361,812 ,567 ,936 Item 15 170,43 358,280 ,651 ,935 Item 16 170,55 357,645 ,672 ,935 Item 17 170,01 371,500 ,333 ,937 Item 18 169,96 368,195 ,516 ,936 Item 19 170,25 361,738 ,654 ,935 Item 20 171,07 399,919 -,547 ,945 Item 21 169,81 373,038 ,297 ,937 Item 22 170,45 362,645 ,422 ,937 Item 23 170,21 371,562 ,323 ,937 Item 24 170,25 364,344 ,594 ,936 Item 25 170,00 373,545 ,252 ,937 Item 26 169,78 371,904 ,324 ,937 Item 27 169,96 368,740 ,441 ,937 Item 28 170,24 356,639 ,734 ,934 Item 29 170,04 368,983 ,478 ,936 Item 30 170,24 368,548 ,430 ,937 Item 31 170,34 356,199 ,629 ,935 Item 32 171,27 367,836 ,261 ,938 Item 33 171,33 370,618 ,194 ,939 Item 34 171,04 361,680 ,487 ,936 Item 35 170,30 358,303 ,630 ,935 Item 36 170,51 359,587 ,599 ,935 Item 37 170,13 362,906 ,595 ,936 Item 38 170,00 365,091 ,469 ,936 Item 39 171,25 369,253 ,314 ,937 Item 40 170,28 361,358 ,637 ,935 Item 41 170,46 364,192 ,433 ,937 Item 42 169,94 369,239 ,384 ,937 Item 43 170,28 371,388 ,261 ,938
Item 44 170,34 359,259 ,702 ,935 Item 45 170,07 364,737 ,424 ,937 Item 46 170,39 365,756 ,435 ,936
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Item 47 170,36 358,112 ,673 ,935 Item 48 170,63 361,450 ,559 ,936 Item 49 170,85 367,462 ,326 ,937 Item 50 170,70 364,213 ,484 ,936 Item 51 170,09 365,083 ,563 ,936 Item 52 170,34 362,320 ,627 ,935 Item 53 170,21 370,865 ,338 ,937 Item 54 170,01 367,318 ,505 ,936 Item 55 171,21 366,198 ,341 ,937
Penghitungan 2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,948 47
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Item 1 145,642 344,749 ,463 ,947 Item 2 145,836 341,018 ,534 ,947 Item 3 145,970 335,938 ,649 ,946 Item 4 145,522 346,738 ,392 ,947 Item 5 146,388 335,999 ,529 ,947 Item 6 145,866 337,270 ,616 ,946 Item 7 145,612 344,787 ,437 ,947 Item 8 146,164 334,685 ,624 ,946 Item 9 146,030 333,666 ,626 ,946 Item 10 145,896 332,337 ,733 ,945 Item 11 145,866 340,603 ,388 ,948 Item 12 145,910 337,325 ,576 ,946 Item 13 146,060 334,209 ,649 ,946 Item 14 146,179 334,089 ,653 ,946 Item 15 145,642 347,324 ,314 ,948 Item 16 145,582 343,944 ,506 ,947 Item 17 145,881 337,319 ,661 ,946 Item 18 146,075 337,828 ,438 ,947 Item 19 145,836 347,594 ,294 ,948 Item 20 145,881 340,289 ,582 ,946 Item 21 145,403 347,456 ,317 ,948 Item 22 145,582 344,005 ,453 ,947 Item 23 145,866 332,785 ,726 ,945 Item 24 145,672 344,860 ,460 ,947 Item 25 145,866 344,330 ,418 ,947 Item 26 145,970 331,545 ,647 ,946 Item 27 146,672 337,345 ,490 ,947 Item 28 145,925 334,222 ,628 ,946 Item 29 146,134 335,512 ,595 ,946 Item 30 145,761 338,457 ,601 ,946 Item 31 145,627 340,480 ,478 ,947 Item 32 146,881 344,895 ,309 ,948 Item 33 145,910 337,386 ,627 ,946 Item 34 146,090 339,446 ,447 ,947 Item 35 145,567 345,007 ,373 ,947 Item 36 145,970 334,726 ,716 ,946 Item 37 145,701 340,000 ,437 ,947
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Item 38 146,015 341,409 ,434 ,947 Item 39 145,985 333,166 ,702 ,946 Item 40 146,254 337,465 ,551 ,947 Item 41 146,478 342,617 ,338 ,948 Item 42 146,328 339,921 ,482 ,947 Item 43 145,716 340,327 ,581 ,946 Item 44 145,970 337,938 ,632 ,946 Item 45 145,836 346,594 ,325 ,948 Item 46 145,642 342,991 ,500 ,947 Item 47 146,836 341,927 ,337 ,948
Penghitungan Reliabilitas 3
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,945 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 7. Skala Sikap Terhadap Matematika Setelah Uji Coba (Penelitian)
SKALA PENELITIAN
PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH
Disusun Oleh :
Olivia Christina Dewi
129114166
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, saya bermaksud mengadakan penelitian
pada ranah psikologi pendidikan. Penelitian ini terkait dengan pelajaran matematika di
sekolah. Saya selaku peneliti memohon kesediaan Adik-adik untuk mengisi skala ini
dengan jujur. Semua jawaban Adik-adik akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan bagi keperluan penelitian.
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : ..............................................
Kelas / No. Absen : ..............................................
Mata pelajaran yang disukai : ..............................................
(boleh lebih dari 1)
Mata pelajaran yang tidak disukai : ..............................................
(boleh lebih dari 1)
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat 47 pernyataan. Silahkan Adik-adik baca dan pahami setiap
pernyataan dengan baik. Adik-adik diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda
centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Contoh:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya gemar membaca buku. √
Pada contoh di atas, terdapat pernyataan “Saya gemar membaca buku.” Apabila
pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Adik-adik, maka Adik-adik dapat memberi
tanda centang (√) pada kolom S (Setuju) atau pada kolom SS (Sangat Setuju) apabila
sangat sesuai.
Pilhlah jawaban sesuai dengan keadaan Adik-adik saat ini. Jangan takut salah karena semua jawaban benar.
Selamat Mengerjakan
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Dalam mempelajari matematika, diperlukan banyak
latihan untuk mengerjakan soal-soal hitungan.
2. Saya tertarik untuk mempelajari matematika.
3. Saya senang mengerjakan soal-soal matematika.
4. Pelajaran matematika perlu dipelajari karena membantu
menyelesaikan persoalan hitungan.
5. Soal-soal matematika sulit untuk dikerjakan.
6. Saya takut mengikuti pelajaran matematika.
7. Dalam mempelajari matematika, diperlukan kemampuan
menghafal dan memahami rumus-rumus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
8. Saya akan mengalami ketertinggalan dalam mengikuti
pelajaran matematika karena susah fokus.
9. Saya kurang berminat untuk mengerjakan soal-soal
matematika.
10. Matematika adalah pelajaran yang membosankan untuk
dipelajari.
11. Pelajaran matematika kurang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.
12. Saya diam saja ketika tidak memahami suatu materi
matematika.
13. Materi-materi pelajaran matematika sulit dipahami.
14. Saya berani maju di depan kelas untuk menyelesaikan
soal matematika.
15. Matematika mengembangkan kemampuan bernalar yang
sistematis (bernalar secara urut).
16. Saya berharap mampu memahami penjelasan guru
matematika.
17. Saya kurang berminat untuk mengetahui materi
matematika di bab selanjutnya.
18. Saya langsung meminta bantuan orang lain untuk
mengerjakan soal-soal matematika, sebelum berusaha
mengerjakannya sendiri.
19. Saya mampu mengikuti pelajaran matematika dengan
baik.
20. Saya percaya diri dalam mengerjakan soal-soal
matematika.
21. Saya berharap mampu mendapat nilai ulangan
matematika di atas batas tuntas (KKM).
22. Saya ingin mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
matematika saya.
23. Saya merasa malas dalam mengikuti pelajaran
matematika.
24. Pelajaran matematika membantu saya ketika membeli
barang atau jajan.
25. Saya langsung mengerjakan PR matematika yang
diberikan guru (tidak menunda-nunda hingga dekat waktu
pengumpulan).
26. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang saya sukai.
27. Saya akan membutuhkan bantuan orang lain untuk
mengerjakan tugas-tugas pelajaran matematika.
28. Saya kurang berminat untuk mempelajari matematika di
tingkat pendidikan saya yang selanjutnya.
29. Saya merasa senang ketika guru menunjuk saya untuk
menyelesaikan soal matematika di papan tulis.
30. Pelajaran matematika kurang menentukan pendidikan
lanjut saya.
31. Saya asyik bermain dengan teman dan mengabaikan guru
yang sedang menjelaskan matematika.
32. Memperoleh nilai ulangan matematika diatas batas tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
(KKM) adalah hal mudah.
33. Saya percaya diri dalam menggunakan rumus-rumus
untuk menyelesaikan soal-soal matematika.
34. Matematika mengajarkan cara berpikir yang rumit
(kurang sistematis/tidak urut).
35. Saya berharap mampu mengerjakan soal-soal tugas
matematika dari guru, sehingga mendapat nilai tugas yang
bagus.
36. Mengotak-atik rumus-rumus untuk mengerjakan soal
matematika adalah hal yang membosankan.
37. Rumus-rumus matematika tidak membantu saya dalam
memecahkan soal-soal matematika.
38. Saya meluangkan waktu untuk mempelajari materi
matematika yang belum saya pahami.
39. Rumus-rumus matematika susah untuk digunakan.
40. Saya ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan guru matematika di papan tulis.
41. Pelajaran matematika mengajarkan cara-cara menghitung
yang rumit.
42. Saya akan mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengoperasikan rumus-rumus untuk memecahkan soal
matematika.
43. Saya tertarik untuk memahami rumus-rumus matematika
agar tidak kesulitan dalam menghitung dan mengerjakan
PR matematika.
44. Saya merasa senang ketika guru/teman mengajak saya
membicarakan soal-soal matematika.
45. Pelajaran matematika perlu dipelajari karena mengajarkan
cara berkomunikasi dengan menggunakan angka dan
simbol.
46. Saya mencatat materi matematika yang dijelaskan guru
matematika.
47. Mengerjakan PR matematika tanpa bantuan orang lain
adalah hal yang mudah.
Periksa kembali pekerjaan Adik-adik, pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat.
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Skala Sikap Terhadap Matematika Setelah Uji Coba
(Penelitian) Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,920 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 11. Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Sikap Terhadap Matematika One-Sample Test
Test Value = 100
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap
Terhadap
Matematika
9,053 72 ,000 17,096 13,33 20,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 12. Uji Beda Mean Teoretis dan Empiris Prestasi Matematika
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
prestasi matematika 73 1478,2055 249,16923 29,16305
One-Sample Test
Test Value = 1100
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Prestasi
Matematika 12,969 72 ,000 378,20548 320,0700 436,3410
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 13. Uji Normalitas Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sikap Terhadap
Matematika ,082 73 ,200
* ,966 73 ,045
Prestasi Matematika ,077 73 ,200* ,979 73 ,260
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 14. Uji Linearitas ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Prestasi Matematika
* Sikap
Terhadap
Matematika
Between
Groups
(Combined) 7492,008 41 182,732 1,534 ,109
Linearity 1937,281 1 1937,281 16,267 ,000
Deviation from
Linearity 5554,726 40 138,868 1,166 ,332
Within Groups 3691,933 31 119,095
Total 11183,941 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 15. Uji Hipotesis (Korelasi Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi
Matematika) Correlations
Sikap Terhadap
Matematika Prestasi Matematika
Sikap Terhadap
Matematika
Pearson Correlation 1 ,416**
Sig. (1-tailed) ,000
N 73 73
Prestasi Matematika Pearson Correlation ,416** 1
Sig. (1-tailed) ,000
N 73 73
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 16. Uji Korelasi Aspek-aspek Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi
Matematika Correlations
Aspek
Kognitif
Aspek
Afektif
Aspek
Konatif
Prestasi
Matematika
Aspek Kognitif Pearson
Correlation 1 ,753
** ,763
** ,346
**
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,001
N 73 73 73 73
Aspek Afektif Pearson
Correlation ,753
** 1 ,756
** ,378
**
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000
N 73 73 73 73
Aspek Konatif Pearson
Correlation ,763
** ,756
** 1 ,430
**
Sig. (1-tailed) ,000 ,000 ,000
N 73 73 73 73
Prestasi
Matematika
Pearson
Correlation ,346
** ,378
** ,430
** 1
Sig. (1-tailed) ,001 ,000 ,000
N 73 73 73 73
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 17. Uji Beda Mean Sikap Terhadap Matematika Berdasarkan Jenis
Kelamin Group Statistics
VAR00002 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Jenis Kelamin Laki-laki 31 117,71 18,320 3,290
Perempuan 42 116,64 14,530 2,242
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Jenis
Kelamin
Equal
variances
assumed
1,613 ,208 ,277 71 ,782 1,067 3,845 -6,600 8,734
Equal
variances
not
assumed
,268 55,561 ,790 1,067 3,982 -6,911 9,044
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 18. Uji Beda Mean Prestasi Matematika Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics
VAR00002 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Jenis Kelamin Laki-laki 31 1435,8710 240,18281 43,13811
Perempuan 42 1509,4524 253,89370 39,17665
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Jenis
Kelamin
Equal
variances
assumed
,517 ,474 -1,252 71 ,215 -73,58141 58,76857 -190,76261 43,59978
Equal
variances not
assumed
-1,263 66,657 ,211 -73,58141 58,27269 -189,90392 42,74110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI