Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN PRODUKTIVITAS
TIM LAPANGAN DI PLN RAYON KARTASURA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
AKBAR ANDY PRATAMA
J410120099
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN PRODUKTIVITAS
TIM LAPANGAN DI PLN RAYON KARTASURA
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
AKBAR ANDY PRATAMA
J410120099
Telahdiperiksadandisetujuiuntukdiujioleh:
Dosen
Pembimbing
DwiAstuti, SKM.,M.Kes.
NIK.756
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN PRODUKTIVITAS
TIM LAPANGAN DI PLN RAYON KARTASURA
OLEH
AKBAR ANDY PRATAMA
J410120099
Telahdipertahankan di depanDewanPenguji
FakultasIlmuKesehatan
UniversitasMuhammadiyah Surakarta
Padahariselasa, 10Agustus 2017
Dan dinyatakantelahmemenuhisyarat
DewanPenguji:
1. DwiAstuti,SKM.,M.Kes (………………….)
(KetuaDewanPenguji)
2. Sri Darnoto, SKM., M.PH (………………….)
(AnggotaPenguji I)
3. KusumaEstuWerdani, SKM.,M.Kes (………………….)
(AnggotaPenguji II)
Dekan,
Dr. Mutalazimah, M.Kes
NIK. 786
iii
PERNYATAAN
Denganinisayamenyatakanbahwadalamnaskahpublikasiinitidakterdapatkar
ya yang pernahdiajukanuntukmemperolehgelarkeserjanaan di
suatuperguruantinggidansepanjangpengetahuansayajugatidakterdapatkaryaataupen
dapat yang pernahditulisatauditerbitkan orang lain,
kecualisecaratertulisdiacudalamnaskahdandisebutkandalamdaftarpustaka.
Apabilakelakterbuktiadaketidakbenarandalampernyataansayadiatas,
makaakansayapertanggungjawabkansepenuhnya.
Surakarta, 10Agustus 2017
Penulis
AKBAR ANDY PRATAMA
J410120099
1
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN PRODUKTIVITAS
TIM LAPANGAN DI PLN RAYON KARTASURA
Abstrak
Pekerjaan di PLN merupakan pekerjaan yang sangat berbahaya. Pekerja di PLN
memerlukan pengetahuan K3 yang cukup khususnya pada APD, agar kecelakaan
kerja tidak terjadi. Apabila kecelakaan kerja tidak terjadi maka target dari
perusahaan dapat tercapai yang berarti produktivitas meningkat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang APD
dengan produktivitas tim lapangan divisi pelayanan gangguan teknik di PT. PLN
(Persero) Rayon Kartasura Distribusi Jawa Tengah dan DIY Area Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan
jumlah responden sebanyak 25 orang. Uji statistik menggunakan uji Fisher’s
Exact. Sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan APD terhadap produktivitas tim lapangan divisi pelayanan
gangguan teknik di PT. PLN (Persero) Rayon Kartasura Distribusi Jawa Tengah
dan DIY Area Surakarta (p=0,041<0,05).
Kata kunci : APD, Produktivitas
Abstract
Jobs at PLN a very dangerous work. Workers at PLN require knowledge K3
enough especially in the PPE, in order that accidents do not occur. In a work
accident does not happen then the target of the company can be reached which
means increased productivity. This research aims to know the relationship
between the level of knowledge about PPE with the productivity of the field
Services Division team distraction techniques PT. PLN (Persero) Rayon
Kartasura in Central Java and DIY Distribution Area. This research is
observational research with cross sectional design. Sampling using a purposive
sampling technique with a number of respondents as many as 25 people.
Statistical tests using Fisher's Exact test. So it can be inferred the existence of a
significant relationship between the level of knowledge of the personal protective
equipment to productivity of field Services Division team distraction techniques
PT. PLN (Persero) Rayon Kartasura in Central Java and DIY Distribution Area
of Surakarta (p = 0,041 < 0.05).
Keywords : APD, productivity
2
1. PENDAHULUAN
PLN adalah perusahaan yang bertugas menangani pengelolaan
sumber daya listrik. Keberadaan listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat
apalagi di era modern ini. Kebutuhan masyarakat akan listrik semakin
meningkat seiring perkembangan teknologi, listrik juga digunakan dalam
industri besar, menengah, dan industri kecil. Perusahaan pembangkit
tenaga listrik harus memiliki tenaga kerja yang berkompetensi sesuai
dengan perannya.Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang
sangat penting sebagai pelaku pembangunan nasional. Sesuai dengan
perannya, tenaga kerja diperlukan untuk meningkatkan kualitas kerja dan
peran sertanya dalam peningkatan perlindungan tenaga kerja sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian Kusuma (2013) menunjukkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kenyamanan dengan
penggunaan alat pelindung wajah pada pekerja las listrik Kawasan
Simongan Semarang. Berdasarkan hasil penelitian Susanty& Baskoro
(2012) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi
kerja terhadap disiplin kerja karyawan di PT. PLN (Persero) APD
Semarang, ada pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja
karyawan di PT. PLN (Persero) APD Semarang Ada pengaruh tidak
signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dan penelitian
ini juga dapat membuktikan bahwa gaya kepemimpinan dan disiplin kerja
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dari karyawan di PT.
PLN (Persero) APD Semarang.
Tim lapangan divisi pelayanan gangguan teknik adalah divisi
khusus yang bertugas menangani gangguan teknik yang ada di masyarakat
terkait dengan listrik, divisi pelayanan gangguan teknik mempunyai sistem
terkait dengan pekerjaannya yaitu respon time/waktu pelaporan dari
pelanggan adanya gangguan sampai tim lapangan divisi pelayanan
gangguan teknik sampai ke lokasi dan recovery time/waktu perbaikan atau
pemulihan gangguan agar kembali normal. PLN mempunyai standar untuk
3
respon time maupun recovery time, untuk standar respon time adalah lima
belas menit sedangkan untuk recovery time itu ada dua jenis pekerjaan
yaitu yang pertama GTR (Gangguan Tegangan Rendah) dengan standar
waktu penyelesaian tujuh puluh menit dan yang kedua GTM (Gangguan
TeganganMenengah) dengan standar waktu penyelesaian sembilan puluh
menit.
Kendala dari respon time contohnya seperti ada pekerjaan yang
belum terselesaikan sehingga tidak diperbolehkan untuk melanjutkan ke
pekerjaan selanjutnya yang berarti respon time untuk pekerjaan
selanjutnya akan melebihi batas waktu yang sudah ditetapkan. Sedangkan
untuk kendala recovery time itu ada dua faktor yaitu dari faktor eksternal
dan internal, untuk faktor eksternal seperti: pohon tumbang, layang-
layang, hewan, bangunan, dan lain-lain. Kemudian untuk faktor internal
seperti: komponen yang hilang, peralatan yang rusak, perlengkapan APD
yang kurang, pekerja yang memakai APD sudah tidak layak, pekerja yang
kurang memperhatikan fungsi APD yaitu dengan tidak memakai APD
sesuai dengan peraturan, pemakaian/pemilihan APD yang kurang
menyesuaikan dengan lingkungan kerja.
Berdasarkan kendala-kendala yang ada, ternyata faktor internal
pada recovery time seperti pemakaian/pemilihan APD yang kurang
menyesuaikan dengan lingkungan kerja. Berdasarkan hasil survei
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bila dikaitkan dengan pendapat
Tarwaka (2015) yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja meliputi unsur keterampilan, kedisiplinan, pendidikan,
sikap dan etika kerja. Maka dapat disimpulkan kurangnya produktivitas
kerja di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY Area
Surakarta karena mungkin kurangnya pemahaman akan APD, penerapan
budaya K3 di tempat kerja dan salah satunya terkait dengan APD, serta
pengawasan dari pihak K3 sendiri kurang optimal sehingga dapat
menurunkan produktivitas kerja.
4
Penerapan APD merupakan salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan APD dengan
produktivitas tim lapangan di PLN Rayon Kartasura.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional
melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Juli 2017. Tempat penelitian diPT. PLN (Persero) Rayon Kartasura
Distribusi Jawa Tengah dan DIY Area Surakarta. Populasi pada penelitian
ini ialah semua anggota Tim Lapangan di PT. PLN (Persero) Rayon
Kartasura Distribusi Jawa Tengah dan DIY Area Surakarta sebanyak 82
orang yang terdiri dari beberapa divisi yaitu Pelayanan Gangguan Teknik,
MCB ON, Pencatat Meter, Survei, dan PBPD. Jumlah sampel pada saat
penelitianya itu seluruh Tim Lapangan Pelayanan Gangguan Teknik dari
PT Haleyora Power yang bekerja di PT. PLN (Persero) Rayon Kartasura
Distribusi Jawa Tengah dan DIY Area Surakarta sebanyak 25 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu metode pengambilan ssampel berdasarkan
kriteria tertentu.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 AnalisisUnivariat
KarakteristikResponden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
diperoleh hasil gambarankarakteristik responden meliputi kategori umur,
tingkat pendidikan, masa kerja, tingkat pengetahuan APD, dan
produktivitastim lapangan divisi pelayanan gangguan teknikdi PLN
Rayon Kartasura.
5
Tabel 3. Karakteristik Responden
Variabel
Pelayanan
Gangguan
teknik
Jumlah
Rata-rata
N (%) N (%)
Umur
Rentang A (20-30th) 5 20
Rentang B (31-40th) 13 52 25 100 36,25
Rentang C (41-50th) 7 28
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Dasar 21 84 25 100 1,16
Pendidikan Tinggi 4 16
Masa Kerja
≥ 5 tahun 7 28 25 100 1,72
< 5 tahun 18 72
Tabel 3 menunjukkan hasil pengambilan data responden, mayoritas
pekerja berumur pada Rentang B (31-40th) sebanyak 13 orang atau (52%),
sedangkan yang paling sedikit pada Rentang A (20-30th) sebanyak 5 orang
atau (20%), dengan rata-rata 36,25. Kemudian pada tingkat pendidikan
mayoritas Pendidikan Dasar sebanyak 21 orang atau (84%), sedangkan
sisanya Pendidikan Tinggi sebanyak 4 orang atau (16%), dan rata-rata
pada variabel tingkat pendidikan 1,16. Selanjutnya pada masa kerja di
PLN Kartasura paling banyak pada masa kerja < 5 tahun dengan jumlah
responden 18 orang atau (72%), sisanya pada masa kerja ≥ 5 tahun
sebanyak 7 orang atau (28%), dan rata-rata pada variabel masa kerja 1,72.
3.2 AnalisisBivariat
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Tentang Alat Pelindung Diri
Dengan Produktivitas Tim Lapangan Di PLN RayonKartasura.
Tabel4. Hasil Uji Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Alat
Pelindung Diri Dengan Produktivitas Tim Lapangan Di PLN Rayon
Kartasura.
Tingkat
Pengetahuan
APD
Produktivitas Total
OR
CI (95%)
P Baik Kurang Batas
bawah
Batas
atas N (%) n (%) n (%)
Tinggi 11 68,8 5 31,2 16 100
Rendah 2 22,2 7 77,8 9 100 7,7 1,159 51,171 0,041
6
Tabel 4 menyajikan analisis bivariat tentang tingkat pengetahuan
APD dengan produktivitas didapatkan hasil untuk Odd ratio (OR)
sebesar 7,7 ;CI (95%)= 1,159-51,171; p=0,041 (<0,05) sehingga Ho
ditolak, maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan APD dengan produktivitas, dan tingkat pengetahuan APD
yang rendah berisiko 7,7 kali lipat dapat menurunkan produktivitas.
Jumlah responden yang mempunyai tingkat pengetahuan APD yang
tinggi dan produktivitas yang baik sebanyak 11 orang atau (68,8%),
dan tingkat pengetahuan APD yang tinggi namun produktivitas
kerjanya kurang sebanyak 5 orang atau (31,2%). Sedangkan responden
yang mempunyai tingkat pengetahuan APD yang rendah dan
produktivitas yang baik sebanyak 2 orang atau (22,2%), dan tingkat
pengetahuan APD yang rendah namun produktivitas kerjanya kurang
sebanyak 7 orang atau (77,8%).
3.3 Pembahasan
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Alat Pelindung
Diri Dengan Produktivitas Tim Lapangan Di PLN Rayon
Kartasura
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, responden
yang mempunyai tingkat pengetahuan APD yang tinggi dan
produktivitas yang baik sebanyak 11 orang atau (68,8%), dan tingkat
pengetahuan APD yang tinggi namun produktivitas kerjanya kurang
sebanyak 5 orang atau (31,2%). Sedangkan tingkat pengetahuan APD
yang rendah dan produktivitas yang baik sebanyak 2 orang atau
(22,2%), dan tingkat pengetahuan APD yang rendah namun
produktivitas kerjanya kurang sebanyak 7 orang atau (77,8%).
Berdasarkan hasil uji statistic chi square menunjukkan Odd ratio (OR)
sebesar 7,7 ;CI (95%)= 1,159-51,171; p=0,041 (<0,05) yang berarti
ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan APD dengan
7
produktivitas tim lapangan di PT. PLN (Persero) Rayon Kartasura dan
tingkat pengetahuan APD yang rendah berisiko 7,7 kali lipat dapat
menurunkan produktivitas. Dari 19 pertanyaan pada kuesioner tingkat
pengetahuan APD ada 5 orang atau (20%) yang dapat menjawab
dengan benar hanya untuk 18 soal atau (94,73%) dari total 19 soal
(100%) yang seharusnya terjawab dengan benar. Sedangkan untuk
kuesioner produktivitas ada 1 orang atau (4%) yang memliki
produktivitas yang baik dengan nilai 50 atau (83,33%) dari total nilai
produktivitas yang seharusnya mendapatkan nilai 60 atau (100%). Hal
ini sangat mengkhawatirkan, karena tingkat pengetahuan APD dan
produktivitas pekerja di PLN dituntut untuk lebih baik. PLN sudah
mempunyai program-program yang bagus untuk meningkatkan kinerja
pekerja akan tetapi program-program tersebut harus ada penekanan,
contohnya sertifikasi pegawai PLN lebih diperketat, pelatihan K2/K3
lebih sering dilakukan, selalu memperbaharui SOP, menajalankan
dengan benar program reward and punishment. Hal-hal tersebut harus
dilakukan agar kinerja pekerja menjadi lebih baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata sejalan
dengan penelitian Perdana dan Muliatna (2014) korelasi antara APD
dan K3 menghasilkan nilai r=1,38 yang berarti pengetahuan APD
sangat berpengaruh tinggi terhadap K3. Penelitian Piri, dkk (2012)
menunjukkan bahwa faktor pelatihan alat pelindung diri memiliki
hubungan negatif dengan kecelakaan kerja, dimana semakin
meningkatnya faktor tersebut akan menurunkan potensi terjadinya
kecelakaan kerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja.
Penelitian Lestari dan Trisyulianti (2009) menunjukkan hasil adanya
hubungan yang signifikan dan positif antara program keselamatan dan
kesehatankerja dan produktivitas kerja. Penelitian Firmanzah, dkk
(2017) menunjukkan hasil bahwa keselamatan kerja dan kesehatan
kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan yang
8
dapat dilihat dari nilai signifikansi F < α yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai
Adjusted R square sebesar 0,189. Hal ini menunjukkan bahwa
kontribusi variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap
kinerja karyawan adalah sebesar 18,9%. Secara parsial variabel
keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
sebesar 0,001. Sedangkan variabel kesehatan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,004. Penelitian
Paramita dan Wijayanto (2012) menunjukkan hasil bahwa keselamatan
dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan,
bila K3 lebih ditingkatkan lebih maka karyawan performa akan
maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2017
terhadap 25 responden pada tim lapangan divisi pelayanan gangguan
teknik di PT. PLN (Persero) Rayon Kartasura yang ditunjukkan
berdasarkan umur bahwa responden sebagaian besar masuk kategori
Rentang B (31-40 tahun) sebanyak 13 orang atau (52%). Pada Rentang
A (20-30 tahun) sebanyak 5 orang atau (20%), pada Rentang B (31-40
tahun) sebanyak 13 orang atau (52%), dan pada Rentang C (41-50
tahun) sebanyak 7 orang atau (28%). Menurut penelitian Saputri dan
Paskarini (2014) menunjukkan hasil adanya hubungan antara usia
dengan kepatuhan penggunaan APD, karena usia merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan pekerja dimana semakin
matang usia pekerja biasanya akan lebih memahami tentang peraturan
yang ada pada perusahaan termasuk kepatuhan dalam menggunakan
APD.
Tingkat pendidikan pada tim lapangan divisi pelayanan gangguan
teknik yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan pekerja yang ditunjukkan bahwa responden sebagian
besar masuk kategori Pendidikan Dasar (SMA/SMK) sebanyak 21
orang atau (84%), dan sisanya adalah masuk kategori Pendidikan
9
Tinggi (Diploma/Sarjana) sebanyak 4 atau (16%). Menurut
Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku
pekerja dalam melihat suatu pekerjaan atau masalah yang ada di
tempat kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
pengetahuan akan K3 terkait dengan APD juga akan bagus. Apabila
pekerja mengetahui dengan benar bagaimana cara penggunaannya,
cara perawatannya, cara pemilihan APD, dan lain sebagainya, maka
dipastikan kecelakaan kerja dapat terkurangi. Hal ini sejalan dengan
penelitian Endroyo (2010) yang menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan pekerja terhadap K3 sebesar 0,300
dengan nilai (sig: 0,048).
Masa kerja pada tim lapangan divisi pelayanan gangguan teknik
juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
pekerja yang ditunjukkan bahwa responden sebagaian besar masuk
kategori masa kerja < 5 tahun sebanyak 18 orang atau (72%), dan
sisanya adalah masuk kategori masa kerja ≥ 5 tahun sebanyak 7 orang
atau (28%). Menurut penelitian Herawati (2013) menunjukkan hasil
bahwa masa kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas pekerja.
Kesimpulannya bahwa semakin lama masa kerja seseorang maka
semakin menambah pengalaman kerja pekerja tersebut yang akan
berdampak positif untuk pekerjaannya, apabila pekerjaan dari
perusahaan seperti target yang harus dicapai dapat dipenuhi maka
dipastikan produtivitasnya meningkat.
PLN mempunyai program-program terkait dalam bidang K3,
seperti sertifikasi pegawai, pengecekan APD rutin, safety briefing,
dokumen kerja yang harus sesuai standar JSA, up skilling, pembuatan
komitmen K2/K3, dan up date SOP. Sedangkan program untuk
meningkatkan produktivitas kerja, seperti pelatihan dari pihak vendor,
up skilling teknis, dan reward and punishment. Program-program dari
PLN tersebut sudah sangat baik karena dapat memberikan nilai positif
10
untuk perusahaan akan tetapi mengenai pelatihan baik K3 maupun
K2/K3 agar lebih ditekankan lagi supaya pekerja yang bekerja di PLN
dapat mengetahui potensi bahaya yang bisa terjadi di tempat kerja dan
terkait dengan program APD harus dilaksanakan secara maksimal serta
meningkatkan kedisiplinan pekerja dalam pemakaian APD agar angka
kecelakaan dapat berkurang dan target yang ditentukan oleh
perusahaan dapat tercapai.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Tim
Lapangan Divisi Pelayanan Gangguan Teknik di PT. PLN (Persero) Rayon
Kartasura dapat disimpulkan sebagai berikut:
4.1.1 Responden dalam penelitian ini berjumlah 25 orang, dengan
sebagian besar 52% pada rentang umur 31-40 tahun, sebagian
besar 84% berpendidikan dasar yaitu SMA/SMK, dan sebagian
besar 72% masa kerja responden < 5 tahun.
4.1.2 Responden yang memlilki tingkat pengetahuan APD yang rendah
produktivitas yang kurang sebasar 77,8%, dengan nilai Odd Ratio
7,7.
4.1.3 Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
APD dengan produktivitas dengan menggunakan uji fisher’s
exact diperoleh nilai p value 0,041.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY Area
Surakarta
4.2.1.1 Dapat diberikan pelatihan K3 untuk pekerja agar mengetahui
akan potensi bahaya yang akan terjadi di tempat kerja.
4.2.1.2 Diberikan pelatihan ataupun pemahaman tentang APD agar
pengetahuan pekerja akan APD semakin meningkat dan
diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut pekerja dapat
11
mengantisipasi bahaya yang akan terjadi sehingga
produktivitas dapat meningkat.
4.2.1.3 Dapat diterapkannya pemakaian APD yang sesuai dengan
SOP di perusahaan agar angka kecelakaan dapat berkurang.
4.2.1.4 Pengawasan terhadap pekerja akan meningkatkan kedisiplinan
pekerja baik dalam hal K3 maupun target yang ditentukan oleh
perusahaan.
4.2.2 Bagi Bagi Karyawan
Diharapkan untuk lebih memahami lagi tentang APD bisa
dengan cara membaca buku, pelatihan, dari internet, atau dari
media-media yang lain, serta lebih meningkatkan lagi kinerja
agar target dari perusahaan dapat tercapai.
4.2.3 Bagi Peneliti lain
Dapat dijadikan informasi dan motivasi untuk
mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel
yang lain agar penelitian mendatang menjadi lebih baik.
PERSANTUNAN
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua,
Sekretaris P2K3 PLN Area Surakarta Bapak Bambang Andang Jaya,
Manager PLN Rayon Kartasura Bapak Anang, dan IbuDwi Astuti, SKM.,
M.Kes selaku pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing selama
proses penyususnan skripsi dan naskah publikasi.
Ucapan terimakasih jugadisampaikan kepada seluruh dosen
program studi kesehatan masyarakat yang telah membimbing dan
memberikan ilmu selama kuliah, serta teman-teman kesehatan masyarakat
angkatan 2012 yang selalu memberi dukungan kepada peneliti dalam
proses skripsi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Endroyo, B. (2010). Faktor-faktor Yang Berperan Terhadap Peningkatan
Sikap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Para Pelaku Jasa
Konstruksi Di Semarang. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang. Vol. 12, No. 2, Juli 2010: 111-120
.
Firmanzah, A., Hamid, D., & Djudi, M. (2017). Pengaruh Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan PT. PLN (Persero) Area Kediri Distribusi Jawa
Timur). Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya.JAB, Vol. 42, No. 2, Januari 2017.
Herawati, M. (2013). Analisis Pengaruh Pendidikan, Upah, Pengalaman
Kerja, Jenis Kelamin Dan Umur Terhadap Produktivitas Tenaga
Kerja Industri Shutllecock Kota Tegal. [Skripsi Ilmiah].
Semarang: Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unuversitas Diponegoro
Semarang.
Kusuma, RY. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan
Kenyamanan dengan Penggunaan Alat Pelindung Wajah Pada
Pekerja Las Listrik Kawasan Simongan Semarang. [Skripsi
Ilmiah]. Semarang: Jurusan kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Lestari, T., & Trisyulianti, E. (2009). Hubungan Keselamatan dan
Kesehatan (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi
Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor).
Jurnal. Institut Pertanian Bogor.
13
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan “Teori dan Aplikasi”.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
OSHA. (2016). Data Kecelakaan Kerja. Diakses: 10 November 2016.
http://www.safetyshoe.com/tag/data-kecelakaan-kerja-tahun-
2015-menurut-ilo/
Paramita, CCD., & Wijayanto, A. (2012). Pengaruh Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT.
PLN (Persero) APJ Semarang. Jurnal Administrasi Bisnis FISIP
Universitas Diponegoro. JAB, Vol 1, No. 1, September 2012.
Perdana, RW., & Muliatna IM. (2014). Pengaruh Alat Pelindung Diri
(APD) Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Karyawan Di Bengkel M.Mischan Kalijudan Surabaya. Jurnal
Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Universitas Negeri
Surabaya. JTM, Vol. 3, No. 2, Tahun 2014: 227-235.
Piri, S., Sompie BF., & Timboeleng JA. (2012). Pengaruh Kesehatan,
Pelatihan Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap
Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Konstruksi Di Kota Tomohon.
Jurnal Teknik Sipil. Vol. 2, No. 4, November 2012: 219-231
ISSN 2087-9334.
Pratiknya, AW. (2003). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
14
Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press.
Saputri, IAD., & Paskarini, I. (2014). Faktor-faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Kerangka
Bangunan (Proyek Hotel Mercure Grand Mirama Extention Di
PT. Jagat Konstruksi Abdipersada). Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga. Vol. 1, No. 1, Januari-April
2014: 120-131.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sucipto, CD. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Susanty A., & Baskoro SW.(2012). Pengaruh motivasi Kerja dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Serta Dampaknya Pada
Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) APD
Semarang). Jurnal Teknik Industri. Vol. 7, No. 2, Mei 2012.
Tarwaka. (2012). Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan
Kecelakaan di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. (2015). Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E),
Dalam Perspektif Bisnis. Surakarta: Harapan Press.
15
Widodo, SE. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.