Upload
decy-lisdyamitha
View
496
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penjelasan mengenai hubngan pemberian ASI pada bayi dengan penambahan berat badannya, yang sangat penting untuk dketahui
Citation preview
Hubungan ASI dengan penambahan berat badan bayi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan
mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting.
Pertumbuhan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut, ASI tanpa
bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar 6 (enam)
bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif.
Penambahan berat badan bayi merupakan salah satu cara untuk melihat
pertumbuhan pada bayi. Terdapat variasi besar untuk berat dan tinggi badan yang
dianggap normal pada bayi yang baru lahir. Berat rata-rata adalah antara 2,5-4,5 kg
dan banyak bayi yang sehat berat badannya kurang atau lebih dari angka-angka
tersebut tanpa ada masalah.
Bayi biasanya kehilangan berat badan di hari-hari pertama setelah kelahiran
sekitar 10 persen dari berat lahir masih dianggap tidak apa-apa. Ini disebabkan oleh
kehilangan kotoran (mekonium) melalui pup dan urin yang merupakan hal yang wajar.
Dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali berat lahirnya yaitu sekitar hari
ke-10. Banyak bayi yang sehat membutuhkan waktu yang lebih lama.
(www.wikipedia.com).
Pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang
dan 1,5 juta diantaranya gizi buruk. Anemia defisiensi besi dijumpai pada sekitar 8,1
juta anak. Apabila dikaitkan dengan pemberian ASI Eksklusif, keadaan ini cukup
memprihatinkan (SDKI, 2002-2003). Lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya,
namun yang menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun
1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Cakupan ASI Eksklusif 6 (enam) bulan menurun
dari 42,4% tahun 1957 menjadi 39,5% pada tahun 2002 (SDKI, 1997-2002).
Air susu ibu ( ASI ) merupakan bentuk makanan tradisional dan ideal untuk
memenuhi kebutuhan gizi anak. ASI sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk
masa hidup empat sampai dengan enam bulan pertama, walaupun bahan makanan
yang diperlukan sudah diperkenalkan. Sebagai makanan terbaik untuk bayi memegang
peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup
bayi. Oleh karena manfaat ASI sangat besar, maka bayi umur 0 - 6 bulan pertama
dianjurkan hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan. Pemberian ASI saja tanpa
pemberian makanan tambahan lain sampai bayi berumur 6 bulan disebut ASI Eksklusif
dan hal ini merupakan satu cara mencapai kesejahteraan ibu dan anak ( Depkes RI,
1992 ).
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti
alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan.
Unsur ini mencakup hidrat arang, lemak, protein, vitamin dan mineral dalam jumlah
yang proporsional. Kandungan hormon ASI jumlahnya sedikit, tetapi sangat diperlukan
dalam proses pertumbuhan dan sistem metabolisme. Zat hidrat arang dalam ASI dalam
bentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah – ubah setiap hari menurut tumbuh
kembang bayi ( Hubertin, 2004).
Gangguan gizi pada masa bayi dan anak dapat menghambat petumbuhan dan
perkembangan bayi tersebut di kemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa
bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama
empat sampai enam bulan pertama kehidupannya. ASI merupakan sumber nutrisi dan
imunitas yang paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Hanafi, 2004).
Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak – anaknya sangat diperlukan
terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun ( balita ).
Pemberian ASI dilakukan melalui rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu
akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin
sering bayi menghisap putting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI
dikeluarkan. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan putting susu
cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap 10 – 100 ml ASI. Produksi ASI
akan optimal setelah hari 10 – 14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700 – 800
ml ASI per hari ( kisaran 600 – 1000 ml ) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI
mulai menurun ( 500 – 700 ml ) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400 – 600 ml
pada 6 bulan kedua usia bayi. Produksi ASI akan menjadi 300 – 500 ml pada tahun
kedua usia anak (Soetjiningsih, 1992).
Dari latar belakang diatas, menyatakan betapa pentingnya pemberian ASI
eksklusif, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan
Pemberian ASI Eksklusif Dengan Penambahan Berat Badan Bayi di Puskesmas
Karang Pule Tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu
“Apakah ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan Berat Badan
Bayi di Puskesmas Karang Pule Tahun 2010?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat
badan bayi di Puskesmas Karang Pule 2010..
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif .
2) Mengidentifikasi pertambahan berat badan bayi selama 6 bulan pertama.
3) Menganalisa hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan
bayi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan, memperluas ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu
serta sebagai tambahan literatur atau informasi dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk peningkatan cakupan program khususnya kesehatan
ibu dan anak.
3. Bagi Profesi Bidan
Dengan diketahui pengaruh ASI eksklusif terhadap tingkat pertumbuhan bayi akan
menjadi informasi bagi pemberi layanan kebidanan untuk dapat memberikan
penyuluhan yang baik di mulai pada saat hamil hingga pada saat persalinan.
4. Bagi Masyarakat
Mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif khususnya bagi ibu– ibu post partum
yang sedang menyusui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORI
1. ASI EKSKLUSIF
a. Pengertian
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air
putih sampai bayi berumur 6 bulan ( Hubertin, 2002 ). ASI Eksklusif adalah pemberian
ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian
makanan lain ( Hubertin, 2004 ).ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
tambahan lain pada bayi baru lahir sampai 6 bulan ( Martadinata, 2007 ).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa disertai makanan atau minuman
lainnya seperti air putih, susu formula, jeruk, pisang, bubur, dsb. Diberikan pada bayi
usia 0-6 bulan ( Irraningrum, 2007 ).
Pemberian ASI secara eksklusif selama beberapa minggu setelah lahir akan
menurunkan resiko menderita eksim ektopik di tahun pertama kehidupan, disamping itu
juga menjalin keakraban.
Bayi yang diberi minum ASI harus bekerja keras menghisap putting susu,
sedangkan bayi peminum susu botol pasif saja menanti tetesan susu dari botol.
Dampaknya karena harus bekerja, bayi yang minum ASI akan segera berhenti
menghisap jika dia telah merasa kenyang. Sebaliknya bayi peminum susu botol tidak
akan berhenti meneguk susu kecuali botolnya telah kosong, hal yang cepat mengarah
ke obesitas (Arisman, 2004).
b. Komposisi Kandungan ASI
ASI mengandung semua gizi yang diperlukan bayi dalam 4-6 bulan pertama
kehidupan dianjurkan agar pada masa ini bayi hanya diberikan ASI.
1). Protein
Protein adalah bahan baku untuk tumbuh, kwalitas protein sangat penting selama satu
tahun pertama kehidupan bayi.
a) Protein yang utama adalah whey. Whey adalah protein yang halus, lembut, mudah
dicerna.
b) ASI mengandung Akfa Laktalbumin.
c) Protein lainnya yaitu taurin, taurin adalah protein otak yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak, susunan syaraf, pertumbuhan retina.
d) Laktoferin adalah protein yang mengangkut zat besi dari ASI ke darah sebagai
pembunuh / penghancur bakteri yang jahat dan memberikan bakteri usus yang baik
menghasilkan vitamin.
e) Lysosyme adalah suatu kelompok antibiotik alami didalam ASI.
2). Lemak
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah – ubah kadarnya. Kadarnya
bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh.
3). Karbohidrat
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa, ASI mengandung lebih banyak laktosa
dibandingkan dengan susu mamalia lainnya.
a) Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak.
b) Salah satu produk dari laktosa adalah galaktosa. Galaktosa merupakanmakanan vital
bagi jaringan otak yang sedang tumbuh.
c) Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan
tulang.
d) Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu laktobacillus
lifidus.
e) Laktosa oleh fermentasi akan menjadi asam laktat dan asam laktat ini akan
menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
4). Vitamin, mineral, dan zat besi.
5). Garam, kalsium, dan fosfat.
6). Dan adanya sel – sel darah putih sebagai zat pelindung dalam tubuh bayi dari kuman –
kuman jahat. ( Utami Roesli, 2000 ).
c. Pengelompokkan ASI
1) ASI stadium I
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakn cairan yang pertama disekresi
oleh kelnjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4, volume berkisar 150-300/24 jam.
Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi - komposisi
lemak dan sel – sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih
dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu
ke-1 sering defekasi dan berwarna
2) ASI stadium II
ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-
10. komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi
dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai
stabil begitu juga dengan kondisi fisik ibu.
3) ASI stadium III
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai
seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus menerus berubah yang
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi
mulai diperkenalkan dengan makanan selain ASI.
d. Manfaat dan Keunggulan ASI
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut
manfaat terpenting yang diperoleh bayi:
1) ASI sebagai nutrisi
Air Susu Ibu secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan bayi, misalnya ASI dari
SEOrang ibu yang kebutuhan bayi prematur. Komposisinya akan berbeda dengan ASI
yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.
ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk sedangkan
ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk.
ASI merupakan gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang
disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang
paling sempurna, baik kwalitas maupun kwantitas.
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh dari bayi
Bayi saat lahir akan membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai
kadar protektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zatnya
menurun dan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan kekebalan pada bayi, maka bayi perlu diberi ASI karena ASI adalah cairan
hidup yang mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai penyakit.
3) ASI Eksklusif meningkatkan kecerdasan
Kecerdasan berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak dan faktor penting
dalam proses pertumbuhan otak adalah nutrisi.
Nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, banyak terdapat dalam ASI,
karena kandungan daripada ASI seperti yang disebutkan diatas mencakup semua yang
diperlukan dalam pertumbuhan otak terutama taurin, laktosa, asam lemak ikatan
panjang (DHA, AA, Omega-3, Omega-6).
4) ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berasa dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan
kasih sayang ibunya dan ia pun akan merasa aman dan tentram. Perasaan inilah yang
akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang
percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
e. Manfaat Lain Pemberian ASI Bagi Bayi :
1) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi kebutuhan tunggal untuk memenuhi semua
kebutuhan pertumbuhan sampai usia 4-6 bulan.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh.
3) Melindungi anak dari serangan alergi.
4) Mengandung asam lemak untuk pertumbuhan otak.
5) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara.
6) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7) Mengurangi resiko terkena penyakit kanker, kencing manis.
f. Cara Pemberian ASI Yang Baik
1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai dan nyaman.
2) Untuk menjaga bayi gunakan bantal atau selimut.
3) Gendong bayi setinggi payudara, gunakan bantal untuk menyangga punggung lengan
bayi.
4) Ibu mengatur posisi bayi sehingga tubuh bayi miring menghadap ibuserta perut bayi
menempel perut ibu.
5) Siku dengan lengan bawah ibu menyangga kepala ,leher dan punggung bayi, tangan
ibu memegang bokong atau paha atas bayi.
6) Lengan bayi lebih dekat ke ibu, diusahakan melingkari tubuh ibu agar tidak
menghalangi mulut bayi ketika menghisap putting.
7) Tangan ibu yang sebelah memegang payudara dengan bentuk C yaitu ibu jari berada
diatas dan keempat jari lainnya berada dibawah, hal ini bertujuan untuk menyangga
payudara dan akan lebih mudah dalam mengarahkan dan memasukkan putting susu
keluar dari mulut bayi dan menekan dagu bayi.
8) Sentuh bibir bayi dengan putting susu, gerakan putting susu ke atas dan ke bawah
untuk merangsang bibir bayi sampai bayi membuka lebar mulutnya.
9) Mulut bayi terbuka lebar agr putting dan areola payudara bisa masuk ke mulut bayi.
g. Waktu Pemberian ASI / Frekwensi Pemberian ASI
Watu pemberian ASI tergantung pada berat badan bayi, bayi dengan berat badan 2,5
kg - 3 kg perlu minum 3 jam sekali, jadi dalam 24 jam pemberian ASI sebanyak 8 kali,
sedangkan berat bayi dapat mengikuti jadwal, maka susuilah setiap bayi lapar
sekalipun setiap 2 jam. Jika bayi tidur terus melewati waktu minumnya sebaiknya
dibangunkan.
h. Hambatan Pemberian ASI
1) Putting Susu Nyeri
Salah satu penyebab susu nyeri adalah karena bayi menghisap susu dengan posisi
yang salah. Bayi tidak cukup banyak memasukkan areola ke mulutnya. Dan hanya
menghisap dari ujung putting susu saja.
2) Putting Susu Pecah
Bila bayi terus menyusu dengan posisi yang salah, bisa terjadi kerusakan kerusakkan
kulit putting susu, sehingga terjadi celah atau retak. Bakteri dapat memasuki jaringan
payudara dan menyebabkan mastitis atau abses payudara.
3) ASI Tersumbat
Saat menyusui ada satu atau lebih saluran ASI tersumbat dan ASI tidak dapat mengalir
keluar. Hal ini dapat menyebabkan payudara merah dan sakit, bila tidak diobati dapat
terjadi infeksi.
4) Mastitis
Putting buah dada terasa sakit dan bengkak, panas dan badan seluruhnya merasa tidak
enak. Infeksi payudara dapat terjadi 1-3 minggu sesudah melahirkan dan dapat terjadi
sebagai komplikasi tersumbatnya saluran ASI yang tidak diobati.
5) Abses Payudara
suatu abses atau penahan payudara tidak karena infeksi umum dan mengadakan
komplikasi lokal dengan akumulasi penahanan disuatu bagian payudara.
6) Ibu Sakit
Pada umumnya kebanyakan jenis penyakit ibu tidak menghalangi ibu untuk
melanjutkan pemberian ASInya namun bila sakit sebaiknya konsultasikan dengan
ahlinya.
7) Kelelahan Ibu
Semua wanita akan merasa lelah dalam minggu pertama setelah ia melahirkan dan
harus memberikan bayinya ASI. Kemungkinan adanya ketegangan – ketegangan
selama melahirkan mempengaruhi tenaganya karena itu ibu perlu untuk memulihkan
tenaganya.
8) Ibu Bekerja
Ibu pekerja diluar rumah bukan alasan menghentikan menyusui. Ibu harus mampu
mengatur jadwal dalam pemberian ASI dan waktu bekerja.
2. PERTUMBUHAN BAYI
a. Pengertian
Pertumbuhan bayi adalahsesuatu yang dimulai dari umur, berat badan, panjang
badan dan lingkar kepala.
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh
yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur ( Depkes RI, 1992 )
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran
atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu ( Markum dkk, 1992 )
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur
dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang
dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Pola pertumbuhan berat badan bayi/BB (weight) dan panjang badan/PB (length)
bayi digambarkan dalam KurvaPertumbuhan atau Weight/Length Chart. Rentangnya
dari 5% sampai 95%. Apabila bayi berada dalam chart tersebut, maka bayi masih
dikatakan normal. Namun, berada di luar chart baik lebih rendah atau lebih tinggi tidak
bisa dinilai ada kelainan, harus diperiksa penyebabnya apa. Misalnya faktor genetik.
b. Pertambahan berat badan bayi
Sebesar 113-142 gram sepekan masih tergolong normal. Nancy Mohrbacher dan
Julie Stock, dalam bukunya “The Breastfeeding Answer Book” (2003) menulis, khusus
bayi ASI bobotnya dalam waktu 5-6 bulan rata-rata akan menjadi dua kali lipat barat
lahir.
c. Tahap pertumbuhan
Pertumbuhan bayi dimulai dari umur dan berat badan. Tentu saja ini hanya patokan
dasar saja, karena tiap anak berbeda-beda tahapannya.
Umur Berat Badan
1 bulan 3,0 – 4,3 kg
2 bulan 3,6 – 5,2 kg
3 bulan 4,2 – 6,0 kg
4 bulan 4,7 – 6,7 kg
5 bulan 5,3 – 7,3 kg
6 bulan 5,8 – 7,8 kg
7 bulan 6,2 – 8,3 kg
8 bulan 6,6 – 8,8 kg
9 bulan 7,0 – 9,2 kg
10 bulan 7,3 – 9,5 kg
11 bulan 7,6 – 9,9 kg
12 bulan 7,8 – 10,2 kg
d. Petunjuk yang dapat di pakai untuk mengetahui produksi ASI
Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI, beberapa kriteria yang dapat di pakai
sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah :
1). ASI yang banyak dapat merembes ke luar melalui puting
2). Sebeluim di susukan payudara terasa tegang
3). Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur.
a). Umur Kenaikan berat badan rata-rata
1-3 bulan 700 gr/bulan
4-6 bulan 600 gr/bulan
7-9 bulan 400 gr/bulan
10-12 bulan 300 gr/bulan
b). Pada umur 5 bulan tercapai 2 x berat badan waktu lahir.
c). Pada umur 1 tahun tercapai 3 x berat badan waktu lahir.
4). Jika ASI cukup, setelah bayi menyusui bayi akan tertidur/ tenang selama 3-4 jam.
5). Bayi kencing lebih sering,sekitar 8 kali sehari.
e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kwalitas dan kwantitas pertumbuhan.
Termasuk faktor genetik antara lain :
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan
secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di
negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang
kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal bahkan kedua faktor ini
dapat menyebabkan kematian anak – anak sebelummencapai usia balita.
b. Jenis kelamin
Dikatakan anak laki – laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi
belum diketahui secara pasti mengapa demikian.
c. Ras / suku bangss
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras / suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
a. Faktor lingkungan pranatal
1. Gizi ibu pada waktu hamil
2. Mekanis
3. Toksin / zat kimia
4. Stress
b. Faktor lingkungan postnatal
1. Lingkungan biologis
a. Ras / suku bangsa
b. Jenis kelamin.
c. Umur.
d. Gizi.
e. Perawatan kesehatan.
2. Faktor fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b. Sanitasi.
c. Keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian.
d. Radiasi.
3. Faktor psikososial
a. Stimulasi.
b. Motivasi belajar.
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar.
d. Stress.
e. Sekolah.
f. Cinta dan kasih sayang.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat
a. Pekerjaan / pendapatan keluarga.
b. Pendidikan Ayah / Ibu.
c. Jumlah saudara.
d. Jenis kelamin dalam keluarga.
e. Kepribadian Ayah / Ibu.
f. Adat istiadat.
g. Agama.
( Soetjiningsih, 1995 )
B. KERANGKA KONSEP
Pemberian ASI eksklusif Faktor Genetik
a. Faktor bawaanb. Jenis kelaminc. Ras/suku bangsa
2. Faktor Lingkungan
a. lingkungan pranatalb. lingkungan prenatal
Penambahan berat badan bayi
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Sumber : Soetjiningsih, 1995
C. HIPOTESIS
Ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan Penambahan Berat Badan bayi di
Puskesmas Karang Pule.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah meneliti “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
dengan Penambahan Berat Badan Bayi”.
1. Tempat penelitian
a). Tempat penelitian ini dilaksanakan Di Puskesmas Karang Pule Kota Mataram.
b). Cakupan isi Data ASI Eksklusif
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yaitu dimana peneliti
hanya melakukan pengamatan saja atau melakukan pengukuran–pengukuran saja dan
tidak melakukan intervensi (Notoatmodjo, 2005). Rancangan penelitian menggunakan
cross sectional, yaitu penelitian yang pengukuran variabel - variabelnya dilakukan
hanya satu kali pada satu saat (Notoatmodjo, 2005).
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. (Notoatmodjo, 2003). Dalam
penelitian ini, populasinya adalah bayi
Yang berumur lebih dari 0-12 bulan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan yang menjadi
sampel pada penelitian ini adalah sampelnya bayi yang berusia 6 bulan yang di batasi
dengan kriteria inklusi dan eksklusi :
a). Kriteria Inklusi
adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi target terjangkau yang akan
diteliti. (Nursalam, 2001).
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
- Bayi yang lahir dengan berat badan normal.
b). Kriteria Eksklusi
adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari
studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2001).
Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
- Bayi yang mengalami sakit berat pada usia 0-6 bulan.
- Bayi dengan cacat kongenital
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1. Variabel Independent
Variabel Independent adalah suatu variabel yang bersifat bebas, atau biasa
disebut variabel bebas. Variabel independent pada penelitian ini adalah pemberian ASI
Eksklusif.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent adalah suatu variabel yang bersifat terikat, atau biasa
disebut variabel terikat. Variabel dependent pada penelitian ini adalah tingkat
penambahan berat badan bayi.
E. Data Yang Dikumpulkan
1. Data sekunder
Yaitu bila pengumpulan data yang di inginkan di peroleh dari orang lain atau tempat lain
dan tidak di lakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto, 2001)
a. Meliputi data mengenai jumlah bayi yang diberikan ASI Eksklusif.
b. Meliputi data mengenai pertambahan berat badan bayi.
c. Gambaran umum lokasi penelitian yaitu puskesmas karang pule kota mataram Yang Di
Peroleh Dari Profil Puskesmas.
F. Cara Pengumpulan Data
1. Data tentang gambaran umum lokasi penelitian dikumpulkan melalui data monografi
kelurahan
2. Datatentang pemberian asi ekslusif diperoleh melalui rekam medik.
3. Data tentang penambahan berat badan bayi diambil dengan rekam medik.
G. Cara Pengolahan Data
1. Data tentang pemberian ASI Eksklusif diolah dengan cara deskriptif kemudian
menggunakan tabel frekuensi.
2. Data tentang penambahan berat badan bayi diolah dengan cara deskriptif dengan
menggunakan tabel frekuensi:
a). Berat badan lebih : X > 1 SD
b). Berat badan normal : 2SD < X < 1SD
c). Berat badan kurang : 3SD< X < 2SD
d). Berat badan sangat kurang : X < 3SD
H. Analisa Data
Data tentang pemberian ASI Eksklusif dengan tingkat pertumbuhan berat badan
Bayi diwilayah kerja Puskesmas Karang pule dianalisa dengan menggunakan uji Chi-
Squaredan pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan komputer melalui program
SPSS 13.00.
I. Definisi Operasional
No VariabelDefinisi
OperasionalAlat ukur Cara Ukur
Hasil
UkurSkala
1 ASI
Eksklusif
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah
Format pengumpulan Data
Penelusur
an Rekam
Nomina
l
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulanDikategorikaASI Eksklusif
Jika Bayidiberikan hanya ASI sampai dengan usia 6 bulan.Non ASI Eksklusif
- Jika bayi diberikan makanan atau minuman selain ASI pada usia 6 bulan.
medic
2 Penambaha
n berat
badan bayi
Kenaikan berat
badan bayi
pada usia 6
bulan yang di
ukur dengan
satuan gram.
Dikategorikan
BB lebih
BB Normal
BB kurang
Format
pengumpul
an Data
Penelusur
an Rekam
medik
Ordinal
BB sangat
kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Puskesmas Kediri merupakan Pukesmas yang dilengkapi dengan Sarana Rawat
Inap yang berada dalam wilayah Kecamatan Kediri di Kabupaten Lombok Barat dengan
keadaan sebagai berikut :
1) Batas Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Kediri yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kediri
berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kecamatan Labuapi
Sebelah Timur : Kecamatan Kuripan
Sebelah Barat : Kecamatan Gerung
Sebelah Selatan : Kecamatan Kuripan
2) Luas Wilayah Kerja
Puskesmas Kediri mencangkup wilayah 8 (delapan) Desa dan 65 Dusun dengan
luas wilayah keseluruhan 21,64 Km2 dengan luas per Desa sebagai berikut :
Tabel. 4.1 Wilayah dan Jumlah Dusun per Desa Wilayah Kerja Puskesmas Kediri.
No DESALUAS
WILAYAH( KM2)
JUMLAHDUSUN
1 Kediri 4,72 11
2 Montong Ara 2,81 13
3 Gelogor 1,68 6
4 Rumak 3,23 4
5 Ombe Baru 1,79 4
6 Banyu Mulek 2,43 16
7 Jaga Raga Indah 3,20 6
8 Dasan Baru 1,78 5
21,64 65
3) Kondisi Wilayah
Kondisi wilayah kerja Puskesmas Kediri merupakan wilayah dataran rendah
dengan jalur angkutan perhubungan antar desa sebagian besar merupakan sarana
jalan beraspal san jalan tanah. Sarana transportasi lancar dengan fasilitas sarana
angkutan pedesaan, cidomo, dan ojek.
b. Demografi
1) Jumlah Penduduk
Puskesmas Kediri menyediakan pelayanan kesehatan untuk 55060 jiwa (jumlah
riil) yang tersebar di 8 (delapan) Desa di sebagian wilayah Kecamatan Kediri, dengan
rincian jumlah penduduk per desa adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga dan Kepadatan Penduduk Per Desa di Wilayah Puskesmas Kediri Tahun 2009.
No Desa JumlahPendudu
k(riil)
JlhRuma
hTangg
KepadatanPenduduk
(km2)
a (kk)1 Kediri 17.222 3.456 6.8552 Montong
Ara6.741 1.226 3.760
3 Gelogor 5.479 1.720 6.4514 Rumak 4.177 1.391 2.3315 Ombe Baru 3.895 1.083 1.4406 Banyu
Mulek4.931 3.042 1.948
7 Jaga Raga Indah
4.773 1.348 8.132
8 Dasan Baru 3.342 916 1.13855.060 14.182 32.056
2) Mata Pencaharian
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kediri sebagian besar adalah sebagai
petani, pegawai negeri dan wiraswasta/ pengusaha.
2. Gambaran Pemberian ASI Ekslusif
Tabel 4.3. Pemberian ASI Ekslusif oleh Sampel di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009
No Pemberian ASI EkslusifFrekuensi
(n)Persentase
(%)1. ASI Ekslusif 122 77,7
2. Non ASI Ekslusif 35 22,3
Jumlah 157 100,0
Dari tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa dari 157 sampel sebagian besar
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya yaitu sebanyak 122 sampel (77,7%), dan
selebihnya memberikan ASI non ekslusif yaitu sebanyak 35 sampel (22,3%)
3. Gambaran Pertambahan Berat Badan Bayi
Tabel 4.4. Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberikan ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009
NoPertambahan
Berat Badan Bayi Frekuensi
(n)Persentase
(%)1. Lebih 3 2,45
2. Normal 116 95,10
3. Kurang 3 2,45
4. Sangat Kurang 0 0
Jumlah 122 100,0
Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat dilihat bahwa dari 122 bayi yang
mendapatkan ASI ekslusif sebagian besar mengalami pertambahan berat badan yang
normal yaitu sebanyak 116 sampel (95,10%), dan sebagian kecil sampel bayinya
mengalami pertumbuhan berat badan yang lebih dan kurang yaitu masing-masing
sebanyak 3 sampel (2,45%).
Tabel 4.5. Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberikan ASI Non Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009
NoPertambahan
Berat Badan Bayi Frekuensi
(n)Persentase
(%)1. Lebih 0 0
2. Normal 2 5,71
3. Kurang 24 68,57
4. Sangat Kurang 9 28,12
Jumlah 35 100,00
Berdasarkan tabel 4.5. diatas dapat dilihat bahwa dari 35 bayi yang
mendapatkan ASI Non Ekslusif sebagian besar mengalami pertambahan berat badan
yang kurang yaitu sebanyak 24 sampel (68,57%), dan sebagian kecil sampel bayinya
mengalami pertumbuhan berat badan yang normal yaitu sebanyak 2 sampel (5,71%).
4. Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009
Untuk mencari hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan pertambahan
berat badan bayi, maka dilakukan tabulasi silang antara variabel pemberian ASI ekslusif
dengan variabel pertambahan berat badan bayi dan dilakukan uji statistik dengan Chi
Square. Adapun tabulasi silang antara pemberian ASI ekslusif dengan pertambahan
berat badan bayi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat Badan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009
NoPertambahan Berat Badan
Bayi
Pemberian ASI EKslusifTotal P
valueASI Ekslusif
ASI Non Ekslusif
N % N % n %1. Lebih 3 1,9 0 0,0 3 1,9 0,000
2. Normal 116 73,9 2 1,3 118 75,2
3. Kurang 3 1,9 24 15,3 27 17,2
4. Sangat Kurang 0 0,0 9 5,7 9 5,7
Jumlah 122 77,7 35 22,3 157 100,0
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 157 sampel sebagian besar yang
mendapatkan ASI ekslusif mengalami pertambahan berat badan yang normal yaitu
sebanyak 116 sampel (73,9%) dan tidak ada sampel yang mengalami pertambahan
berat badan yang sangat kurang. Sedangkan yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif dari
9 bayi semuanya mengalami pertambahan berat badan yang sangat kurang dan tidak
ada bayi yang mengalami berat badan yang lebih.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p (0,000)
< α (0,05) yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI
Ekslusif dengan pertambahan berat badan bayi.
B. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Pemberian ASI Ekslusif oleh Sampel di Puskesmas Kediri Tahun 2009
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
telah memberikan ASI ekslusif kepada bayinya yaitu 77,70% (122 sampel). Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran ibu sudah sangat tinggi dalam memberikan ASI ekslusif
pada bayinya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mia Mega Sari
di Kelurahan Dasan Agung Wilayah Kerja Puskesmas Pagesangan Tahun 2005 lebih
banyak ibu yang memberikan ASI Ekskiusif daripada ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif yaitu sebanyak 69,4%, sedangkan yang tidak memberikan ASI Eksklusif
sebanyak 30,6% (Sari, 2005).
Pemberian ASI adalah intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan
kelangsungan hidup bayi dan tumbuh kembangnya secara optimal. Pasalnya, hanya
ASI yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup bayi dalam 6 bulan pertama tanpa
tergantikan susu formula. Jelasnya, ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk bayi,
khususnya untuk melindungi dari infeksi pernafasan, diare, alergi, sakit kulit, asma dan
obesitas.
Pemberian ASI sesungguhnya adalah hak dan tanggung jawab yang besar
manfaatnya. Pada ibu, menyusui dapat menurunkan risiko terhadap pendarahan,
kanker payudara dan kanker ovarium, menunda kehamilan berikutnya serta
menurunkan resiko patah pada tulang panggul. Beberapa hal yang menjadi kendala
sosialisasi ASI ini di antaranya, rendahnya pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI dan
cara menyusui yang benar, termasuk menyusui dini atau inisiasi ASI dini.
Selain itu, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan di Indonesia, sebagian
besar masih belum bisa mendukung program peningkatan pemberian ASI. Tambahan
lagi adanya kndala social budaya, berkaitan banyaknya mitos-mitos dan berbagai
kebiasaan yang tidak mendukung pemberian ASI sejak dini seperti kolostrum tidak
baik atau bahkan bahaya bagi bayi; bayi butuh teh atau cairan khusus lainnya sebelum
menyusui; bayi tidak akan kekurangan cairan bila hanya diberi kolostrum atau ASI saja;
bayi akan kedinginan atau ibu terlalu lelah menyusui setelah proses kelahiran.
Mengingat ASI adalah makanan yang paling cocok bagi bayi, WHO
menganjurkan agar selama usia 0 sampai enam bulan bayi hanya diberi ASI sebagai
menu utama dan satu-satunya. Anjuran ini sangat beralasan karena selain memiliki
jenis yang sama dan zat kekebalan, kandungan ASI juga bisa mencerdaskan bayi.
2. Identifikasi Pertambahan Berat Badan Bayi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan
bahwa sebagian besar bayi mempunyai pertambahan berat badan yang normal yaitu
sebanyak 118 sampel (75,16%). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi dalam
keadaan normal dengan kata lain gizi yang dibutuhkan oleh bayi sudah terpenuhi.
Terdapat variasi besar untuk berat dan tinggi badan yang dianggap normal pada
bayi yang baru lahir. Berat rata-rata adalah antara 2,5-4,5 kg dan banyak bayi yang
sehat berat badannya kurang atau lebih dari angka-angka tersebut tanpa ada masalah.
Bayi biasanya kehilangan berat badan di hari-hari pertama setelah kelahiran
sekitar 10 persen dari berat lahir masih dianggap tidak apa-apa. Ini disebabkan oleh
kehilangan kotoran (mekonium) melalui pup dan urin yang merupakan hal yang wajar.
Dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali berat lahirnya yaitu sekitar hari
ke-10. Banyak bayi yang sehat membutuhkan waktu yang lebih lama. (
www.wikipedia.com )
Berat badan bayi meningkat secara tidak teratur. Terutama sekali pada bayi
yang disusui. Bila dirata-rata, peningkatan berat badan berkisar pada 150-200 g per
minggu, biasanya melambat setelah usia tiga bulan dan menjadi lebih lambat lagi
setelah enam bulan. Tentu saja ada waktu dimana bayi mengalami dorongan
pertumbuhan yang cepat dan mengalami kenaikan berat badan atau tumbuh lebih dari
biasanya. (Depkes RI, 1992)
3. Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat Badan Bayi
Hasil uji statistik menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara
pemberian ASI eksklusif dengan pertambahan berat badan bayi. Bila dilihat dari hasil
tabulasi silang bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif tidak ada yang mengalami
pertambahan berat badan yang sangat kurang dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI
eksklusif. Hal ini karena ASI eksklusif memberikan gizi yang cukup terhadap bayi
seperti yang diungkapkan dalam buku Departemen Kesehatan Jakarta (1997:2) yang
mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari pemberian ASI eksklusif kepada
bayi antara lain karena bayi akan mendapatkan gizi yang cukup serta zat kekebalan
terhadap berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus jamur, dan parasit yang
sering menyerang manusia sehingga bayi dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi
(Dep Kes, 1997:11).
Menurut BKKBN (2006) dikemukakan bahwa pada usia bayi 0-1 tahun, ASI
merupakan makanan yang terpenting bagi pertumbuhan otak. Semakin banyak bayi
mendapat ASI eksklusif, maka dalam pertumbuhan ketak, bayi lebih sehat, lebih
cerdas, lebih stabil emosinya, lebih peka sikap sosial dan lebih kuat sifat spiritualnya.
Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat pertumbuhan bayi tersebut
dikemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat
dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama empat sampai enarn bulan
pertama kehidupannya. ASI merupakan sumber nutrisi dan imunitas yang paling baik
untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Hanafi, 2004).
Kandungan nutrisi pada ASI tentu saja berbeda dari susu sapi yang merupakan
bahan susu formula. Kandungan lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang,
sedangkan susu sapi mengandung lemak ikatan pendek. Lemak ikatan panjang adalah
cikal bakal DHA dan AA untuk perkembangan otak. Karena itulah kenapa produsen
susu formula menambahkan produknya dengan kandungan DHA dan AA yang tak
terdapat pada susu sapi.
Akan tetapi, DHA dan AA tambahan ini baru bisa terserap dengan baik jika bayi
memiliki enzim penyerapan yang cukup. Padahal, enzim dalam tubuh bayi masih belum
berfungsi penuh dan jumlahnya sedikit. Zat penyerapan DHA dan AA sudah terdapat
dalam ASI, sehingga mudah diserap oleh tubuh. Sedangkan susu formula tidak disertai
enzim penyerapan sehingga lebih bergantung pada enzim bayi yang sudah ada.
Akibatnya, penyerapan jadi tidak maksimal atau malah sedikit sekali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan pada bab
sebelumnya serta tujuan khusus yang dikemukakan di awal bab, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari 157 sampel yang diteliti sebagian besar telah mendapatkan ASI ekslusif yaitu
sebanyak 77,70%.
2. Sebagian besar sampel yang diteliti mengalami kenaikan berat badan yang normal
yaitu sebanyak 75,16% dan kebanyakan bayi yang minum Asi eksklusif mengalami
penambahan berat badan bayi yang normal sebanyak 73,9 %.
3. Ada hubungan yang antara pemberian Asi Ekslusif dengan penambahan berat
badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri tahun 2009.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut:
1. Ibu di harapkan agar memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sehingga bayi
memperoleh gizi yang cukup di sertai dengan penambahan berat badan bayi.
2. Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi pedoman dalam meningkatkan status
gizi pada bayi sehingga bayi bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Untuk tenaga kesehatan agar tetap menjalankan fungsinya sebagai penyuluh,
terutama dalam hal pemberian informasi mengenai manfaat dari Pemberian ASI
Eksklusif.