131
HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG HILANG KARYA S. MARA GD DAN NOVEL KUBUR BERKUBAH KARYA AGATHA CHRISTIE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Debby Agustini NIM: 054114020 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN

YANG HILANG KARYA S. MARA GD DAN NOVEL KUBUR BERKUBAH

KARYA AGATHA CHRISTIE

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Debby Agustini

NIM: 054114020

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

i

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN

YANG HILANG KARYA S. MARA GD DAN NOVEL KUBUR BERKUBAH

KARYA AGATHA CHRISTIE

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Debby Agustini

NIM: 054114020

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 3: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

ii

Page 4: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

iii

Page 5: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

iv

A Woman Prayer I pray for a man That will be a part of my life A man that really loves You more than everything A man that will take me in the second place of his heart A man that lives not for his self but for You Face and physical attraction are not important The most important is I want a heart that really loves and thirsty of You And has desire to be like Jesus And he must know for whom and for what he lives So his life is not useless Someone that has a wise heart not only smart brain A man that not only loves me, but also respect me A man that not only can adore me, but can warn me when I am wrong A man that loves me not from my smooth levels but from my heart A man can be my best friend in any time and situation A man that makes me feel a women when I am beside him I am not asking for a perfect he But I ask for an important he So I can make he perfect in Your eyes A man that needs my support for the strength A man that needs my prayer for his life A man that needs my smile to cover his sadness A man that needs my love so he could feel love A man that needs me to make he life

And I also ask Make me women that can made he proud Give me a heart that really love You So I could love him with Your love, not love him with my love Give me Your gentle spirit So my personality does not come from my outside, but came from You Give me Your hands that I always be able to pray for him Give me Your eyes so I could so many good things in him not the bad ones Give me Your mouth that is filled with Your words of wisdom and encourage So I could support him everyday Give me Your lips and I will smile at the every time And I want that when we finally meet both of us can say How great thou art Thank you give me someone that can make me like perfect I know that You want us to meet at the right time Amen

Dedicated for: My lovely husband

My parents My little brothers

Page 6: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Mei 2009

Penulis

Debby Agustini

Page 7: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Debby Agustini

Nomor Mahasiswa : 054114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

”HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG

HILANG KARYA S. MARA GD DAN NOVEL KUBUR BERKUBAH

KARYA AGATHA CHRISTIE”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 5 Juni 2009

Page 8: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

vii

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Mahaesa karena berkat

kasih-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik untuk memenuhi

dan melengkapi syarat guna mencapai gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Besarnya tantangan yang dihadapi menyebabkan penulis memohon

bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala hormat, penulis hendak

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat:

1. Ibu SE. Peni Adji, S.S, M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang dengan

kesabaran dan kesungguhan membimbing dan mengarahkan dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum, selaku dosen penguji.

4. Para dosen dan staf di Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Mama dan adik-adik yang menjadi motivasi penulis menyelesaikan skripsi.

6. Un_tha, suami tercinta yang selalu memberikan seluruh waktu dan cintanya

untuk mendampingi dan memberi semangat penulis.

7. Pakdhe, Vika, dan Snoopy yang rela meminjamkan komputer dan printer.

8. Seluruh mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

angkatan 2005.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 9: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

viii

Akhirnya, dengan penuh kesadaran penulis menyadari segala kekurangan

yang ada dalam skripsi ini. Untuk itu, demi perbaikan skripsi ini, kritik dan saran

yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Penulis

Page 10: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

ix

ABSTRAK

Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur Berkubah Karya Agatha Christie. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Prinsip intertekstual didasari asumsi bahwa setiap teks baru akan bermakna penuh jika dihubungkan dengan teks lain. Dalam hal ini, penulis menemukan keterkaitan antara novel Misteri Cincin yang Hilang (MCH) karya S. Mara Gd dan novel Kubur Berkubah (KB) karya Agatha Christie dalam tiga unsur intrinsiknya, yakni plot, tokoh dan penokohan, dan tema. Kajian ini bertujuan menganalisis ketiga unsur tersebut dalam kedua novel dan meneliti bentuk-bentuk hubungan intertekstualnya.

Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan objektif dalam menganalisis struktur kedua novel tersebut dan pendekatan intertekstual untuk mengkaji hubungan di antara struktur kedua novel. Dalam menjalankan penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis untuk menguraikan objek penelitian dan metode deskriptif untuk menjelaskannya dan menyajikannya.

Analisis struktural terhadap kedua novel tersebut menghasilkan pemahaman yang mendalam tentang struktur yang membangun cerita di dalamnya. Kajian intertekstual pada kedua novel tersebut menunjukkan adanya hubungan intertekstual pada unsur plot yang terdapat dalam lima motif, unsur tokoh dan penokohan yang terdapat dalam empat tokoh yang mempunyai peran yang sama, dan unsur tema dalam empat tema minor dan (satu) tema mayor. Novel MCH telah mentransformasikan novel KB yang menjadi hipogramnya. Dalam transformasi tersebut, terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan. Kesamaan yang ada merupakan wujud dari penerusan konvensi, yaitu pola pemplotan yang sama dengan memunculkan beberapa motif yang sama, adanya tokoh pemicu terbongkarnya kasus kejahatan, saksi yang terbunuh, tokoh pemecah masalah, dan pelaku utama kejahatan, serta kesamaan pada tema mayor. Perbedaan yang ada merupakan bentuk penyimpangan yang terkait dengan latar sosial-budaya yang berbeda dan menjadi wujud daya kreativitas dan konsep estetika yang tersendiri. Adapun perbedaan dan variasi itu tampak pada motif pembunuhan saksi-saksi, motif penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah, penokohan pelaku utama kejahatan, tokoh pemecah masalah, serta tema minor.

Page 11: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

x

ABSTRACT

Agustini, Debby. 2009. Intertextual Relationship Between Novel Misteri Cincin yang Hilang By S. Mara Gd and Novel Kubur Berkubah By Agatha Christie. Thesis. Yogyakarta: Department of Indonesian Literature, Faculty of Literature, Sanata Dharma University.

Concept of intertextuality is build with an assumption that every text will get its significance in relation with other text. In this case, the writer found referentiality between Misteri Cincin yang Hilang (MCH) S. Mara Gd and Kubur Berkubah (KB) Agatha Christie on its three instrinsical elements, which are plot, character and characterization, and theme. This study aims to analyze those three elements in both novels and study the referentiality.

In this study, I use objective approach to analyze structural aspect of both novels and intertextual approach to study the relationship of the structure in both novels. To do this study, I use method of analyze to disentangle the object of the study and descriptive method to explain and deliver the result of analysis.

Structural analysis toward both novels results on deep understanding about the structure constructing story in both novels. The study of intertextuality on both novels shows the intertextual relationship on plot element which is on five motives, character and characterization element on four character which have same function, and theme element which is on four minor themes and (a) major theme. MCH has already transformed KB as its hypogram. In this transformation, there are several similarities and differences. The similarities exist are form of convention continuity (affirmation), that are same plotting model in where several similar motives appear, existing of character of case disclosure’s triggerer, murdered witness, problem solver, and the main criminal, and the same major theme. The differences exist are form of deviation which has relation with different sociological-cultural background and become shape of creativity and apart esthetical concept. While the differences and variations appear on motif of witnesses murder, motif of accession toward unguilty person, characterization of main criminal, character of problem solver, and minor theme.

Page 12: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................... ........................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............ ............................................v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……...……………… vi

KATA PENGANTAR .................................................................................vii

ABSTRAK…….. .......................................................................................... ix

ABSTRACT…..... ............................................................................................x

DAFTAR ISI.................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .. ........................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... ......4

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... ......4

1.5 Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori ..... ......................................5

1.5.1 Tinjauan Pustaka ... ......................................................................5

1.5.2 Landasan Teori ............................................................................8

1.5.2.1 Analisis Struktural ....................................................................8

1.5.2.1.1 Plot ... .....................................................................................9

1.5.2.1.2 Tokoh dan Penokohan .........................................................11

1.5.2.1.3 Tema ....................................................................................13

1.5.2.2. Kajian Intertekstual .... ...........................................................14

1.6 Metode dan Teknik Penelitian ... ..................................................16

1.6.1 Metode Penelitian ... ..................................................................16

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... .....................................................17

1.6.3 Sumber Data ..............................................................................18

1.7 Sistematika Penyajian ... ...............................................................18

Page 13: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

xii

BAB II ANALISIS STRUKTURAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG HILANG

KARYA S. MARA GD DAN NOVEL KUBUR BERKUBAH KARYA AGATHA

CHRISTIE

2.1 Pengantar ......................................................................................19

2.2 Analisis Struktural Novel Kubur Berkubah.. ................................19

2.2.1 Analisis Plot Novel Kubur Berkubah.........................................20

2.2.1.1 Tahap Penyituasian .. ..............................................................20

2.2.1.2 Tahap Pemunculan Konflik ... ................................................23

2.2.1.3 Tahap Peningkatan Konflik.. ..................................................27

2.2.1.4 Tahap Klimaks... .....................................................................28

2.2.1.5 Tahap Penyelesaian... ..............................................................28

2.2.1.6 Pembahasan Plot Novel Kubur Berkubah...............................31

2.2.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Kubur Berkubah ... .......32

2.2.2.1 Tokoh Protagonis... .................................................................32

2.2.2.2 Tokoh Antagonis... ..................................................................35

2.2.2.3 Tokoh Bawahan... ...................................................................36

2.2.3 Analisis Tema Novel Kubur Berkubah... ...................................41

2.2.3.1 Tema Minor.............................................................................41

2.2.3.1.1 Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk... ........................41

2.2.3.1.2 Cinta Sejati Menuntut Kejujuran... ......................................42

2.2.3.1.3 Bangunan Bersejarah Patut Dilestarikan..............................43

2.2.3.1.4 Orangtua Seringkali Membela Anaknya Meski Bersalah... .45

2.2.3.2 Tema Mayor: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi akan

Terbongkar Juga......................................................................... 46

2.2.4 Keterkaitan Antarunsur Intrinsik................................................48

2.3 Analisis Struktural Novel Misteri Cincin yang Hilang.................50

2.3.1 Analisis Plot Novel Misteri Cincin yang Hilang .......................51

2.3.1.1 Tahap Penyituasian .. ..............................................................51

2.3.1.2 Tahap Pemunculan Konflik ... ................................................52

2.3.1.3 Tahap Peningkatan Konflik.. ..................................................55

2.3.1.4 Tahap Klimaks... .....................................................................59

Page 14: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

xiii

2.3.1.5 Tahap Penyelesaian... ..............................................................60

2.3.1.6 Pembahasan Plot Novel Misteri Cincin yang Hilang.. ...........61

2.3.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Misteri Cincin yang

Hilang.........................................................................................62

2.3.2.1 Tokoh Protagonis... .................................................................62

2.3.2.2 Tokoh Antagonis... ..................................................................65

2.3.2.3 Tokoh Bawahan... ...................................................................68

2.3.3 Analisis Tema Novel Misteri Cincin yang Hilang.....................72

2.3.3.1 Tema Minor.............................................................................72

2.3.3.1.1 Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk... ........................72

2.3.3.1.2 Cinta Sejati Muncul dari Kejujuran... ..................................73

2.3.3.1.3 Hubungan Sesama Jenis Tidak Diterima oleh Masyarakat...76

2.3.3.1.4 Orangtua Seringkali Membela Anaknya Meski Bersalah... .77

2.3.3.1.5 Bangunan Bersejarah Patut Dilestarikan..............................78

2.3.3.2 Tema Mayor: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi akan

Terbongkar Juga...................................................................... 79

2.3.4 Keterkaitan Antarunsur Intrinsik................................................81

2.4 Rangkuman... ................................................................................83

BAB III ANALISIS HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI

CINCIN YANG HILANG KARYA S. MARA GD DAN NOVEL KUBUR

BERKUBAH KARYA AGATHA CHRISTIE

3.1 Pengantar ......................................................................................84

3.2 Hubungan Intertekstual Unsur Plot .. ............................................85

3.2.1 Motif Perkenalan Antartokoh ....................................................86

3.2.2 Motif Pembunuhan Saksi-saksi .................................................87

3.2.3 Motif Penyelidikan Kasus .. .......................................................88

3.2.4 Motif Penuduhan terhadap Orang yang Tidak Bersalah .. .........89

3.2.5 Motif Pembongkaran Kasus ......................................................90

3.2.6 Kesimpulan .. .............................................................................91

Page 15: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

xiv

3.3 Hubungan Intertekstual Unsur Tokoh dan Penokohan .. ..............93

3.3.1 Tokoh Pemecah Masalah .. ........................................................93

3.3.2 Tokoh Pelaku Utama Kejahatan.................................................96

3.3.3 Tokoh Saksi yang Terbunuh.. ....................................................97

3.3.4 Tokoh Pemicu Terbongkarnya Kasus.. ......................................99

3.3.5 Kesimpulan.. ............................................................................100

3.4 Hubungan Intertekstual Unsur Tema.. ........................................102

3.4.1 Tema: Orangtua Seringkali Membela Anaknya meski

Anaknya Bersalah .................................................................... 103

3.4.2 Tema: Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk....................103

3.4.3 Tema: Bangunan Bersejarah Patut Dilestarikan.. ....................104

3.4.4 Tema: Cinta Sejati Ada dalam Kejujuran.. ..............................105

3.4.5 Tema: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi Akhirnya Terbongkar

Juga .......................................................................................... 106

3.4.6 Kesimpulan.. ............................................................................108

3.5 Rangkuman: Kajian Hipogram.. .................................................109

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .... ............................................................................112

4.2 Saran ...........................................................................................114

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulisan sebuah karya sastra tidak lepas dari sejarah sastra pada masa itu

karena tidak ada sebuah karya sastra yang lahir dalam kekosongan situasi (Teeuw,

1980:11). Hal inilah yang mendasari sebuah kajian intertekstual. Hubungan

intertekstual dapat diartikan sebagai keterkaitan sejarah baik berupa pertentangan

maupun persamaan antarsejumlah teks dengan asumsi sebuah teks merupakan

transformasi teks lainnya (Pradopo, 1995: 167). Kajian intertekstual mempunyai

arti penting dalam memberikan makna penuh kepada karya sastra dalam dimensi

yang baru, lebih penuh dari makna yang dapat digali dari unsur-unsur intrinsik

karya itu sendiri (Teeuw, 1983:69). Dengan demikian, kajian intertekstual dapat

dipahami sebagai usaha menemukan makna baru dari karya sastra dengan

membandingkan unsur-unsur yang ada di dalamnya dengan unsur-unsur yang ada

di dalam karya sastra lain yang menjadi latar belakang sejarahnya.

Dalam hal ini, penulis menemukan keterkaitan antara novel Misteri Cincin

yang Hilang (MCH) karya S. Mara Gd dan novel Kubur Berkubah (KB) karya

Agatha Christie dalam beberapa hal, di antaranya adalah unsur-unsur intrinsik

berupa plot, tokoh dan penokohan, serta tema. Kedua novel tersebut mengandung

tema yang sama, yakni kejahatan yang ditutup-tutupi akhirnya terbongkar juga. Di

samping itu, kedua novel itu memunculkan beberapa tokoh yang memiliki

Page 17: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

2

kesamaan peran dengan beberapa karakterisasi yang mirip. Plot cerita yang ada

dalam kedua novel tersebut juga mengandung beberapa motif yang sama. Oleh

karena itu, penulis akan menganalisis hubungan intertekstual kedua novel tersebut

secara lebih mendalam.

Penulis tertarik mengkaji kedua novel tersebut karena beberapa alasan.

Pertama, penulis menemukan adanya hubungan pada struktur kedua novel

tersebut. Kedua, sepanjang pengamatan penulis terhadap karya-karya ilmiah yang

mengkaji novel Indonesia, penelitian terhadap novel populer, khususnya novel

detektif Indonesia relatif minim. Hal itu bertolakbelakang dengan relatif

banyaknya penelitian terhadap novel berbobot sastra. Ketiga, pengalaman S. Mara

Gd menerjemahkan novel-novel kriminal-detektif karya Agatha Christie

(Kurniawan, 2002) mendukung teori hubungan intertekstual yang mengatakan

bahwa lahirnya sebuah karya sastra tidak lepas dari sejarah sastra dan situasi yang

tidak kosong. Pengalaman S. Mara Gd tersebut mempunyai peran dalam

hubungan intertekstual novelnya dengan novel karya Agatha Christie.

Novel KB menceritakan tentang petualangan seorang detektif dalam sebuah

undangan permainan pelacakan pembunuhan yang diadakan atas nama sepasang

suami-istri di rumahnya. Pada waktu permainan berlangsung, sang pemeran

korban pembunuhan ditemukan dalam keadaan benar-benar mati terbunuh.

Beberapa hari kemudian, kakek sang korban pembunuhan juga tewas terbunuh.

Setelah diselidiki, ternyata kedua korban pembunuhan tersebut merupakan saksi

kunci suatu kasus pembunuhan yang terjadi beberapa tahun sebelumnya yang

belum terungkap. Korban kasus tersebut adalah sang istri pemilik rumah yang

Page 18: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

3

sebenarnya. Wanita yang berperan sebagai istri pemilik rumah sebenarnya

bukanlah istri yang asli. Akhirnya terungkap bahwa sang suamilah yang

membunuh istrinya yang kemudian dikubur di pekarangan rumah yang kini di

atasnya dibangun sebuah bangunan semacam kuil kecil berpilar persegi empat.

Novel MCH menceritakan petualangan seorang gadis yang ingin

mengungkap kembali sejarah keluarga mendiang ayahnya yang sebelumnya tidak

diketahui olehnya. Ia diundang oleh paman dan bibinya ke rumah mereka yang

dulunya adalah rumah kakeknya. Tanpa diduga, sejarah keluarga dari ayahnya

tersebut menyimpan sebuah kasus pembunuhan yang sudah lama terpendam dan

belum terungkap hingga saat itu. Salah satu saudara ayahnya yang merupakan

anak angkat kakeknya konon telah lama meninggalkan rumah kakeknya. Ternyata

ada sebuah rahasia di balik cerita kaburnya saudara ayahnya tersebut. Gadis itu

semakin tertarik menelusuri kasus tersebut sehingga mengusik ketenangan sang

pelaku pembunuhan yang kemudian membunuh beberapa orang yang merupakan

saksi dan terkait dengan kasus pembunuhan di masa lalu itu. Seorang polisi

bersama sahabatnya membantu mengungkap kasus tersebut. Akhirnya terungkap

bahwa cerita kaburnya saudara ayah gadis itu dari rumah kakeknya ternyata hanya

kabar bohong. Saudara ayahnya telah lama dibunuh dan dikuburkan di kebun

belakang rumah, tepatnya di dalam sebuah kandang kuda yang kemudian diplester

semen. Kasus tersebut telah disembunyikan selama bertahun-tahun.

Dari penjelasan singkat tersebut, dapat dilihat adanya beberapa kesamaan

dalam beberapa unsur. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih

lanjut mengenai hubungan intertekstual kedua novel tersebut dengan judul

Page 19: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

4

“Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd

dan Novel Kubur Berkubah Karya Agatha Christie”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang di atas, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana struktur novel Misteri Cincin yang Hilang karya S. Mara Gd

dan novel Kubur Berkubah karya Agatha Christie?

1.2.2 Bagaimana hubungan intertekstual novel Misteri Cincin yang Hilang

karya S. Mara Gd dan novel Kubur Berkubah karya Agatha Christie?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan unsur-unsur struktural novel Misteri Cincin yang Hilang

karya S. Mara Gd dan novel Kubur Berkubah karya Agatha Christie.

1.3.2 Mendeskripsikan hubungan intertekstual novel Misteri Cincin yang Hilang

karya S. Mara Gd dan novel Kubur Berkubah karya Agatha Christie.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis

maupun teoretis. Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah memperkaya wacana

hubungan intertekstual novel serta mengembangkan apresiasi terhadap novel

kriminal-detektif khususnya yang lahir dari pengarang Indonesia dan pengetahuan

Page 20: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

5

tentang analisis novel. Manfaat praktis yang diharapkan adalah agar hasil

penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dalam bidang kajian dan apresiasi

novel terutama novel bergenre kriminal-detektif yang saat ini masih sangat minim.

1.5 Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

1.5.1 Tinjauan Pustaka

Tidak banyak kajian yang mengulas tentang novel-novel bergenre kriminal-

detektif di Indonesia. S. Mara Gd adalah satu di antara beberapa pengarang cerita

detektif yang muncul pertama kali pada tahun 1985 dengan novelnya berjudul

Misteri Dian yang Padam. Novel tersebut merupakan novel pembuka dari

serialnya yang menampilkan tokoh utama Kapten Polisi Kosasih dan sahabatnya

Gozali yang pintar memecahkan kasus kriminal. Hingga kini telah terbit 30 judul

dari serial tersebut. Menurut Kurniawan (2002), beberapa novel serial Kosasih-

Gozali ini mirip dengan novel-novel serial detektif karya Agatha Christie,

pengarang ternama dari Inggris.

Djokosujatno (1997) pernah meneliti aspek genetik cerita detektif di

Indonesia. Ia menyimpulkan, genre cerita detektif Indonesia, termasuk karya S.

Mara Gd, merupakan hasil pengaruh kebudayaan Barat, atau tepatnya sastra Barat

yang jelas terlihat dalam latar belakang para pengarangnya. Padahal, dalam

beberapa aspek budaya Barat sangat berbeda dengan realitas sosial di Indonesia.

Masyarakat Barat yang rasional dan pragmatis percaya bahwa hukum dan polisi

melindungi mereka, sedangkan di Indonesia hal tersebut tidak sepenuhnya

Page 21: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

6

terwujud. Adaptasi juga bisa dilihat dari hubungan baik yang selalu terjalin antara

detektif dengan polisi dalam cerita detektif Indonesia jenis manapun.

Knepper (2005) dalam penelitiannya mengenai novel-novel detektif Agatha

Christie menuturkan bahwa novel-novel detektif Agatha Christie memiliki ciri

khas pemplotan yang terjalin secara kreatif sehingga mampu mengecoh pembaca

mengenai siapa pelaku pembunuhan dalam novel tersebut. Agatha Christie juga

mampu membuktikan kelihaiannya dalam mendobrak watak lama yang menjadi

ciri novel detektif klasik. Dalam novel-novel terakhirnya, Agatha Christie

memadukan gaya narasi yang berbeda dan aspek psikologi yang belum pernah ada

pada novel-novel detektif sebelumnya.

Penelitian mengenai hubungan intertekstual novel-novel Indonesia sudah

banyak dilakukan. Indriati (1991) meneliti hubungan intertekstual novel Olenka

dan Di Bawah Lindungan Ka’bah, Atheis, dan Gairah untuk Hidup dan untuk

Mati. Hubungan intertekstual yang ada dalam novel-novel tersebut merupakan

afirmasi, terutama unsur alur dan penokohannya.

Suranto (1991) meneliti hubungan intertekstual roman Melati Van Agam dan

Dian yang Tak Kunjung Padam. Hubungan intertekstual yang ditemukan dalam

novel-novel tersebut dijelaskan dalam beberapa poin sebagai berikut; (1)

penyajian problematika kepangkatan dan pandangan matrealistik sebagai

penghalang percintaan, (2) tema, yaitu kawin paksa berakibat tidak baik bagi sang

tokoh, (3) tersusun atas motif-motif yang sama, yakni motif pertemuan awal,

perkenalan, kawin lari, dan korespondensi.

Page 22: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

7

Ekasiswanto (1992) dalam penelitiannya mengenai hubungan intertekstual

novel Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Bermandi Cahaya Bulan menemukan

adanya kesamaan dalam unsur alur, penokohan, dan latar.

Umi Mujawazah (1994) meneliti hubungan intertekstual novel Surat-Surat

Cinta dan Helai-Helai Sakura Gugur. Hubungan intertekstual ditemukan dalam

beberapa poin; (1) motif protagonis sudah beristri, protagonis meninggalkan

tempat, pertemuan awal dan perkenalan protagonis, ketidaksetiaan suami,

kebebasan seksual, keterbukaan, sadar diri, dan surat menyurat, (2) unsur alur,

penokohan, dan latar, dan (3) pusat pengisahan dan gaya surat.

Hidayah (1999) meneliti hubungan intertekstual novel Gairah untuk Hidup

dan untuk Mati dan Siti Nurjanah. Hubungan intertekstual ditemukan dalam unsur

alur, penokohan, dan latar cerita.

Rokhami (2003) meneliti hubungan intertekstual novel Tarian Bumi dan

Gadis Pantai. Hubungan intertekstual ditemukan dalam (1) unsur alur dan (2)

motif kondisi kemiskinan, perjodohan, perkawinan dan kemunculan

permasalahan, perbedaan status sosial dan sistem feodalisme, kesulitan

beradaptasi, protagonis melahirkan bayi perempuan, protagonis kehilangan suami,

dan keterasingan dari lingkungan asal.

Sejauh ini, menurut pengamatan penulis belum ada kajian yang secara

khusus mengulas tentang novel Misteri Cincin yang Hilang karya S. Mara Gd dan

novel Kubur Berkubah karya Agatha Christie, begitu pula mengenai hubungan

intertekstual kedua novel tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

Page 23: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

8

penelitian ini bukan merupakan pengulangan dari sebuah penelitian dan bisa

dibuktikan keasliannya.

1.5.2 Landasan Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua acuan teoretis, yakni

analisis struktural dan kajian intertekstual.

1.5.2.1 Analisis Struktural

Sebuah karya sastra tersusun atas unsur-unsur intrinsik yang menjadi

pembangunnya. Untuk memahami struktur tersebut, dapat dilakukan analisis

struktural. Analisis struktural merupakan analisis yang mengidentifikasi, mengkaji

dan menggambarkan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik sebuah karya sastra

sehingga membentuk sebuah pemaknaan yang utuh dan terpadu (Nurgiyantoro,

1995: 37). Analisis struktural merupakan usaha menemukan makna intrinsik yang

terlepas dari berbagai unsur di luar teks itu sendiri. Selain itu, dibutuhkan

pemaknaan yang utuh dan terpadu karena pada dasarnya di antara unsur-unsur

pembangun (intrinsik) sebuah karya sastra terdapat hubungan timbal-balik dan

saling terkait erat.

Dalam usaha meneliti hubungan intertekstual novel MCH dan KB, peneliti

akan melakukan analisis struktural terlebih dahulu. Dijelaskan oleh Teeuw (1983:

61), dalam menganalisis suatu karya sastra dari segi manapun, analisis struktural

merupakan tugas prioritas yang oleh karenanya harus dilakukan terlebih dahulu

sebelum analisis lainnya. Dengan kata lain, prinsip intertekstual memerlukan

pendekatan struktural.

Page 24: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

9

Unsur intrinsik sebuah fiksi meliputi tema, pemplotan, tokoh dan

penokohan, pelataran dan penyudutpandangan. Dalam penelitian ini, penulis

memfokuskan pada plot, tokoh dan penokohan, serta tema karena ketiga unsur

tersebut merupakan unsur-unsur yang paling mendasar dalam pengkajian struktur

sebuah novel. Di samping itu, hubungan intertekstual kedua novel itu tampak

menonjol dalam tiga unsur tersebut. Berikut ini adalah penjelasan ketiga unsur itu.

1.5.2.1.1 Plot

Pengertian plot atau alur menurut Foster (Sudjiman, 1992:30) merujuk pada

deretan peristiwa dalam sebuah penceritaan yang mengandung hubungan

kausalitas. Pengertian ini mengisyaratkan pentingnya aspek sebab-akibat dalam

plot yang dibangun, yang menempatkan plot lebih dari sekadar urutan peristiwa.

Dalam sebuah cerita yang tersusun rapi, hubungan sebab-akibat ini tidak selalu

dapat dilihat secara jelas. Hubungan tersebut mungkin terdapat di dalam urutan

waktu peristiwa yang meloncat-loncat, atau di dalam tindakan atau ucapan tokoh.

Meski demikian, tiap-tiap peristiwa yang ditampilkan dalam sebuah cerita harus

mempunyai arti di dalam hubungan keseluruhan plot.

Rangkaian peristiwa yang ada dalam plot sebuah cerita berasal dari tindakan

atau aksi para tokoh. Dalam melakukan tindakan atau aksi tersebut, para tokoh

mempunyai karakter dan landasan motif yang kemudian mengakibatkan

munculnya suatu peristiwa. Unsur terkecil dalam suatu cerita yang menggerakkan

plot tersebut disebut motif (Pradopo, 1976: 26). Jadi, motif dapat dipahami

sebagai unsur-unsur teks seperti perbuatan, pernyataan yang mengungkapkan

batin, perasaan, tingkah laku, ataupun adegan lingkungan yang digunakan sebagai

Page 25: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

10

penggerak dalam cerita ke arah peristiwa berikutnya. Kedudukan motif dalam

struktur cerita akan memperlihatkan kausalitas kemunculan motif dan letaknya

dalam kaitan temporal antarmotif yang terbentuk dalam setiap cerita. Dengan

memperhatikan urutan kausal motif akan diketahui hubungan antarmotif yang

menghasilkan pemahaman secara utuh mengenai cerita. Dalam konvensi sastra,

motif berfungsi sebagai tanda pengenal yang tetap dan yang menggerakkan atau

mendorong cerita untuk berkembang (Sulastin, 1983: 204).

Tasrif (dalam Nurgiyantoro, 1995:149) membagi tahapan plot menjadi lima

bagian sebagai berikut. Tahap pertama, penyituasian yang berisi pelukisan dan

pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita serta pemberian informasi awal

yang menjadi landasan cerita. Tahap kedua, pemunculan konflik yang di

dalamnya terdapat masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut

konflik dan nantinya akan berkembang pada tahapan berikutnya. Tahap ketiga,

peningkatan konflik yang di dalamnya konflik semakin berkembang dan

menegangkan melalui peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita, dan

di dalamnya mulai muncul akibat dari peristiwa-peristiwa yang terjalin. Tahap

keempat, klimaks atau puncak permasalahan yang menjadi titik balik dalam

sebuah cerita. Tahap kelima, penyelesaian yang di dalamnya ketegangan

mengendur dan jika perlu diberi jalan keluar lalu cerita diakhiri. Penyelesaian ini

dapat berupa akhir yang menyenangkan, menyedihkan, ataupun tetap

menggantung tanpa pemecahan.

Tahapan yang telah disebutkan di atas tidak harus berurutan. Berdasarkan

urutan waktu, plot dapat dibedakan ke dalam dua kategori; plot lurus atau

Page 26: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

11

progresif dan plot sorot-balik atau flash-back. Plot digolongkan sebagai plot lurus

jika peristiwa pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa selanjutnya secara

kronologis sesuai dengan tahapan plot. Plot digolongkan sebagai plot sorot-balik

jika urutan peristiwa dalam cerita bersifat tidak kronologis, melainkan dari tahap

tengah atau akhir cerita (Nurgiyantoro, 1995:153-154). Dalam sebuah cerita,

terkadang seorang pengarang memasukkan kenangan pada masa lalu yang tidak

dimaksudkan sebagai sorot-balik, melainkan teknik backtracking. Teknik ini

merupakan salah satu teknik pengaluran dengan cara pelaku dalam cerita

mengenangkan apa yang telah terjadi sebelumnya melalui dialog, mimpi, atau

lamunan tokoh (Tasrif lewat Lubis, 1978:10).

1.5.2.1.2 Tokoh dan Penokohan

Tokoh cerita dimaksudkan untuk individu rekaan yang mengalami peristiwa

atau menjadi pelaku di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh merupakan salah

satu unsur di dalam karya sastra yang memegang peranan penting. Tokoh

melahirkan perilaku dan membawa ide-ide yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca.

Tokoh dalam sebuah cerita perlu digambarkan ciri-ciri, sifat, serta sikap

batinnya agar wataknya dikenal oleh pembaca. Watak, dalam konteks ini,

mencakup kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakan dengan

tokoh lain. Usaha menggambarkan watak dan citra tokoh inilah yang disebut

penokohan (Sudjiman, 1992:23). Nurgiyantoro (1995: 166) menjelaskan,

pengertian penokohan meliputi masalah siapa tokoh cerita, perwatakan tokoh

Page 27: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

12

tersebut, penempatan dan penggambaran tokoh, serta pemunculan dan

pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Berdasarkan fungsi pemunculannya, tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh

protagonis dan antagonis. Menurut Luxemburg dkk (Nurgiyantoro, 1995:180),

tokoh dapat dikategorikan protagonis jika tokoh tersebut diberi lebih banyak

kesempatan uantuk mengemukakan visi, sikap, atau pandangannya sehingga

kemungkinan besar memperoleh simpati dan empati pembaca. Dengan kata lain,

tokoh protagonis dapat membuat pembaca mengidentifikasikan diri dengannya

dan melibatkan diri secara emosional terhadapnya. Tokoh antagonis adalah tokoh

yang beroposisi dengan tokoh protagonis sehingga memunculkan konflik.

Menghadirkan dan menggambarkan tokoh dalam sebuah karya sastra tidak

dapat dilakukan secara sembarangan dengan mengesampingkan tujuan artistik.

Dibutuhkan sarana pelukisan yang tepat dan mampu menyatu dengan unsur-unsur

lainnya agar tujuan tersebut tercapai (Nurgiyantoro, 1995:194). Sebuah tokoh

dapat dilukiskan dengan menggunakan teknik ekspositori dan dramatik. Teknik

ekspositori merujuk pada pelukisan secara langsung dengan memberikan deskripsi

atau uraian tanpa berbelit-belit (Nurgiyantoro, 1995:195-196). Dengan teknik ini,

pengarang dapat menjelaskan watak dan kedirian tokoh dengan sederhana dan

ekonomis sehingga meminimalkan kesalahan dalam penafsiran. Teknik dramatik

merupakan teknik pelukisan secara tidak langsung baik melalui tindakan, ucapan,

pikiran, maupun kejadian (Nurgiyantoro, 1995:198). Teknik ini memungkinkan

pembaca menggunakan imajinasinya dan menyelami karakter tokoh.

Page 28: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

13

1.5.2.1.3 Tema

Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya

sastra (Sudjiman, 1992:50). Tema merupakan ide-ide yang ingin disampaikan oleh

pengarang melalui cerita yang dibangun yang menjadi dasar pengembangan cerita

itu sendiri. Dengan demikian, tema mengikat kehadiran berbagai peristiwa,

konflik, serta pemilihan unsur-unsur yang lain seperti penokohan, latar, dan

penyudutpandangan.

Dalam sebuah cerita, tema dapat berjumlah lebih dari satu. Tema dapat

dibagi menjadi dua, yakni tema mayor (tema utama) dan minor (tema tambahan)

(Nurgiyantoro, 1995:82-83). Tema minor sebagai makna-makna tambahan yang

ada dalam sebuah cerita bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak berkaitan

dengan makna pokok. Makna-makna tambahan memiliki keterkaitan yang bersifat

mendukung dan mempertegas keberadaan makna pokok. Artinya, tema mayor

dapat dikatakan sebagai rangkuman dari tema-tema minor.

Penentuan tema dapat dilakukan dengan memahami cerita secara

keseluruhan terlebih dahulu, kemudian mencari kejelasan ide-ide perwatakan,

peristiwa-peristiwa dan konflik, dan latar. Tema disaring dari motif-motif yang

ada dalam cerita. Empat kriteria dalam usaha menemukan tema sebuah novel

dikemukakan oleh Stanton (Nurgiyantoro, 1995:87). Pertama, dengan

mempertimbangkan tiap detil cerita yang menonjol. Kedua, tidak bertentangan

dengan tiap detil cerita. Ketiga, tidak mendasarkan pada bukti-bukti yang tidak

dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam novel yang

bersangkutan, dengan kata lain tema tidak dapat ditafsirkan hanya berdasarkan

Page 29: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

14

perkiraan, imajinasi, atau informasi lain yang diragukan. Keempat, dengan

mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang

disarankan dalam cerita.

1.5.2.2 Kajian Intertekstual

Analisis struktural sebagaimana dijelaskan di atas mempunyai dua

kelemahan pokok, yakni melepaskan karya sastra dari rangka sejarah sastra dan

mengasingkan karya sastra dari rangka sosial budaya (Teeuw, 1983:61). Oleh

karena itu, setelah kajian struktural dilakukan, peneliti akan mengkaji hubungan

intertekstual unsur-unsur intrinsik kedua novel tersebut. Prinsip intertekstualitas

pertamakali dikembangkan oleh peneliti Prancis Julia Kristeva yang memandang

setiap teks sebagai mosaik kutipan-kutipan yang diserap dan ditransformasikan

dari teks-teks lain (Teeuw, 1984: 120). Kajian intertekstual menurut Nurgiyantoro

(1995:50) merupakan sebuah analisis terhadap sejumlah teks kesastraan untuk

menemukan adanya hubungan tertentu di antara teks-teks tersebut, misalnya

hubungan dalam unsur-unsur seperti ide, plot, penokohan, latar, gaya bahasa, dan

lain-lain. Kajian ini bertujuan menemukan makna lebih pada karya tersebut terkait

dengan teks-teks terdahulu.

Dalam penulisan sebuah karya sastra, biasanya terdapat karya lain yang

telah muncul sebelumnya yang menjadi latar pewujudan karya tersebut baik

dengan maksud meneruskan, menolak, maupun memutarbalikkan esensi karya

sastra yang menjadi latar tersebut (Nurgiyantoro, 1995: 51). Perhatian utama

kajian intertekstual tertumpu pada keberadaan karya-karya yang

ditransformasikan dalam penulisan karya yang muncul sesudahnya. Karya sastra

Page 30: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

15

yang menjadi latar dari karya sastra yang muncul kemudian tersebut dinamakan

hipogram (Riffaterre, 1984: 11).

Hipogram, dalam penjelasan Teeuw, mencerminkan sebuah sistem konvensi

atau kode sastra dan budayanya. Konvensi atau kode tersebut bukan merupakan

sistem yang ketat. Inilah yang memungkinkan seorang pengarang dalam

menerapkan sistem itu berhak menyesuaikan, menyimpangi, bahkan

melanggarnya. Dengan demikian, sebuah karya sastra yang dilahirkan oleh

seorang pengarang tetap mengandung dan mencerminkan pandangan dan

kepribadian pengarang tersebut. Hal ini dikarenakan adanya unsur kreativitas dan

konsep estetika yang dimiliki oleh pengarang yang digunakan olehnya dalam

penulisan sebuah karya sastra (Teeuw, 1980:11).

Intertekstualitas berpijak dari dua hal, yakni (1) kesadaran tentang arti

penting teks yang terdahulu yang membuat karya sastra setelahnya mempunyai

arti dan (2) teks terdahulu harus dipertimbangkan sebagai penyumbang kode yang

memungkinkan lahirnya berbagai efek signifikansi (Culler, 1983: 103). Kajian

intertekstual diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang tuntas dari sebuah

karya sastra dalam kontrasnya dengan hipogramnya. Pengertian ini menolak

pemahaman tradisional yang menjalankan prinsip intertekstualitas dengan

melacak sumber-sumber dan pengaruh-pengaruh. Prinsip intertekstual yang

dikemukakan Riffaterre (Pradopo, 1995: 167) mengatakan, sebuah karya sastra

akan mendapat pemaknaan yang menyeluruh ketika dikaitkan dengan sejarah

sastranya.

Page 31: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

16

Hubungan dalam kerangka intertekstual tidak melulu bermakna jiplakan

ataupun pengaruh, tapi secara lebih luas dapat dimaknai sebagai pemahaman

terhadap sebuah karya sastra secara utuh dalam kaitannya dengan karya lain.

Intertekstualitas tidak berkaitan dengan masalah ada atau tidaknya niat eksplisit

atau kesengajaan seorang pengarang, bahkan seringkali seorang pengarang tidak

sadar akan hipogram yang menjadi latar karyanya. Riffaterre (Teeuw, 1983:70)

menekankan, karya sastra tersusun atas teks, karenanya, data-data di luar teks

umumnya tidak dapat membantu dalam usaha untuk memahami teks dengan latar

intertekstualnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan intertekstual dapat dipahami

sebagai cara pandang seorang peneliti terhadap karya sastra yang mendasarkan

pada pemahaman bahwa sebuah karya sastra memiliki keterkaitan dengan karya

sastra lain yang merupakan hipogramnya yang ditandai dengan adanya

transformasi baik dalam bentuk yang sama (meneruskan) maupun berbeda

(menyimpang). Dalam konteks intertekstual ini, yang ditransformasikan adalah

konvensi yang ada dalam karya hipogram. Dalam tradisi novel detektif-kriminal,

konvensi yang umum contohnya adanya pembunuhan, tokoh detektif yang cerdas,

dan pembongkaran kasus.

1.6 Metode dan Teknik Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka. Data-data dikumpulkan dari

buku-buku yang bersangkutan dalam penelitian ini. Dalam menganalisis karya

Page 32: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

17

sastra dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan objektif dan

intertekstual. Pendekatan objektif berpijak dari pandangan yang menekankan

karya sastra sebagai struktur yang sedikit banyak bersifat otonom (Teeuw, 1984:

100). Pendekatan objektif tersebut ditindaklanjuti dengan pendekatan

intertekstual. Pendekatan intertekstual menekankan bahwa dalam usaha

mendapatkan makna penuh dari teks sastra harus didasarkan pada teks sastra lain

yang menjadi latar belakang penciptaannya (Teeuw, 1984: 120).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis dan

deskriptif. Metode analisis merupakan cara membagi suatu subjek yang berupa

gagasan-gagasan, organisasi, makna struktur maupun proses ke dalam komponen-

komponen (Keraf, 1981: 60). Metode ini digunakan untuk menguraikan suatu

pokok permasalahan agar memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat.

Metode deskriptif adalah metode melukiskan atau membeberkan sesuatu dengan

memindahkan hasil pengamatan kepada pembaca (Keraf, 1981: 93). Teknik ini

digunakan untuk memaparkan secara keseluruhan hasil analisis yang dilakukan.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah

kartu data. Penulis mengumpulkan data dengan cara membaca serta mempelajari

buku-buku yang bersangkutan. Data-data yang ditemukan dituliskan dalam kartu-

kartu data yang kemudian diklasifikasikan sesuai jenisnya untuk mempermudah

analisis terhadap data tersebut. Klasifikasi data antara lain berupa data internal

yaitu unsur intrinsik kedua novel dan semua data yang berhubungan dengan

penelitian. Pencatatan dilakukan sesuai dengan unit analisis yang telah dibuat.

Page 33: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

18

1.6.3 Sumber Data

Ada dua buah sumber data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Judul novel : Kubur Berkubah (judul asli: Dead Man’s Folly)

Pengarang : Agatha Christie

Tahun terbit : 1984 dalam bahasa Indonesia (naskah asli pada 1956)

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

2. Judul Novel : Misteri Cincin yang Hilang

Pengarang : S. Mara Gd.

Tahun terbit : 1995

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

1.7 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab satu adalah

pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab dua berisi analisis struktural novel KB karya Agatha Christie dan MCH karya

S. Mara Gd yang meliputi unsur plot, tokoh dan penokohan, serta tema. Bab tiga

membahas hubungan intertekstual ketiga unsur dalam kedua novel. Bab empat

berisi kesimpulan dan saran. Di akhir laporan dicantumkan daftar pustaka.

Page 34: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

BAB II

ANALISIS STRUKTURAL

NOVEL MISTERI CINCIN YANG HILANG KARYA S. MARA GD DAN

NOVEL KUBUR BERKUBAH KARYA AGATHA CHRISTIE

2.1 Pengantar

Melalui bab ini, penulis akan menjawab rumusan masalah pertama yang

telah disebutkan dalam bab sebelumnya, yakni mengenai struktur novel Kubur

Berkubah karya Agatha Christie dan novel Misteri Cincin yang Hilang karya S.

Mara Gd. Analisis struktural merupakan kajian untuk mendeskripsikan unsur-

unsur intrinsik yang ada dalam sebuah karya sastra dan menggambarkan

hubungan antarunsur tersebut untuk mendapatkan kesatuan makna. Penulis akan

menganalisis struktur novel KB terlebih dahulu. Hal ini didasari alasan bahwa

novel KB terbit lebih dahulu dibandingkan dengan novel MCH. Berikut uraian

hasil analisis struktural kedua novel.

2.2 Analisis Struktural Novel Kubur Berkubah

Unsur-unsur intrinsik merupakan unsur-unsur pembangun sebuah cerita

yang antara lain terdiri dari plot, tokoh dan penokohan, tema, latar,

penyudutpandangan, gaya bahasa, dan judul. Analisis struktural sebuah novel

setidaknya dilakukan pada tiga unsur utama, yakni plot, tokoh dan penokohan,

serta tema agar didapatkan pemahaman yang utuh. Dalam penelitian ini, analisis

Page 35: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

20

dilakukan pada ketiga unsur tersebut yang diduga memiliki hubungan

intertekstual. Untuk menganalisis penokohan, sebelumnya kita harus menganalisis

plot agar kita dapat memahami jalinan cerita yang ada. Analisis plot dan

penokohan akan membantu dalam analisis tema. Oleh karena itu, analisis ini akan

dibahas secara berurutan mulai dari plot, tokoh dan penokohan, serta tema agar

didapatkan pemahaman yang sistematis dan efisien.

2.2.1 Analisis Plot Novel Kubur Berkubah

Novel KB menceritakan petualangan detektif terkenal Hercule Poirot dalam

menyelidiki kasus pembunuhan di Nassecombe, Inggris. Novel ini terdiri atas 286

halaman yang dibagi dalam 20 bab. Berikut uraian plot yang dibagi menjadi lima

tahapan sesuai urutan cerita beserta motif-motif cerita yang ada.

2.2.1.1 Tahap Penyituasian

Tahap penyituasian terdiri dari bab satu hingga bab enam. Bab satu

menjelaskan awal mula keterlibatan seorang detektif swasta Hercule Poirot dalam

cerita yang berlangsung. Hercule Poirot ditelepon oleh sahabatnya bernama

Ariadne Oliver, seorang penulis cerita detektif terkenal yang sedang berada di

daerah Nassecombe. Oliver memintanya segera datang ke tempat itu karena

Oliver sangat membutuhkan Poirot. Oliver tidak dapat menjelaskan masalahnya

kepada Poirot di telepon. Karena penasaran, Poirot menuruti permintaan Oliver.

Ketika Poirot tiba di Nassecombe, Oliver menjelaskan duduk persoalannya.

Oliver sedang bekerja untuk merancang permainan pelacakan pembunuhan yang

diadakan esok hari di Nasse House, rumah mewah milik Sir George. Permainan

Page 36: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

21

tersebut merupakan acara utama, di samping permainan-permainan lain yang ada

dalam acara yang terbuka untuk umum itu. Acara itu bertujuan meningkatkan

daya tarik wisata daerah tersebut. Oliver merasa ada sesuatu yang aneh akhir-

akhir ini dan mendapatkan firasat akan terjadi pembunuhan sungguhan pada acara

tersebut (motif firasat buruk). Oliver sendiri tidak mengerti mengapa firasat itu

muncul. Ia meminta Poirot menyelidiki hal itu.

Oliver menjelaskan orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan acara

itu, yakni Sir George Stubbs dan istrinya Lady Hattie Stubbs, Nyonya Amy Folliat

pemilik Nasse House sebelumnya yang kini tinggal di dekat rumah itu, Marlene

pemeran korban pembunuhan, Amanda Brewis sekretaris Sir George, arsitek yang

sedang bekerja pada Sir George bernama Michael Weyman, pasangan suami-istri

Alec-Peggy Legge yang sedang menyewa rumah kecil di kompleks Nasse House

untuk berlibur, anggota Dewan Perwakilan setempat bernama Wilfrid Masterton

beserta istri dan pengawalnya yang bernama Kapten Jim Warburton. Kepada

Poirot, Oliver bercerita bahwa ia telah menawarkan diri kepada orang-orang itu

untuk mengundang Poirot sebagai tamu kehormatan agar acara semakin menarik

dan dikunjungi banyak pengunjung. Poirot akan diberi tugas menyerahkan hadiah

kepada para pemenang.

Bab dua hingga bab lima menceritakan perkenalan dan perbincangan Poirot

dengan orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan acara itu satu persatu.

Mula-mula dalam perjalanan menuju Nasse House ia bertemu dengan Michael

Weyman di bangunan kecil berkubah, lalu Nyonya Amy Folliat. Setibanya di

Nasse House, Poirot berkenalan dengan Sir George, Hattie, Brewis, Alec, Peggy,

Page 37: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

22

Nyonya Masterton, dan Kapten Jim Warburton (motif perkenalan antartokoh).

Semua orang sedang sibuk mempersiapkan acara untuk besok, kecuali Hattie yang

hanya duduk bermalas-malasan. Poirot memperhatikan situasi sambil berbincang-

bincang dengan orang-orang. Beberapa orang membicarakan Hattie. Sosok Hattie

sempat menarik perhatian Poirot. Poirot juga mempelajari skenario acara secara

detil, tetapi ia tidak juga menemukan petunjuk yang dapat menjelaskan firasat

aneh Oliver. Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak, Poirot

memutuskan untuk menemui Nyonya Folliat, mengingat ia adalah mantan pemilik

Nasse House yang pasti mengenal orang-orang yang ada di situ. Poirot mendapat

banyak cerita tentang sejarah Nasse House dan bagaimana rumah itu berpindah ke

tangan Sir George.

Dengan hasrat menjelajahi daerah sekitar, Poirot berjalan keluar dari

kompleks Nasse House. Langkahnya terhenti di dermaga kecil di pinggir sungai.

Poirot berkenalan dengan lelaki tua petugas penyebrangan bernama Merdell yang

ternyata bekas mandor pengurus kebun Nasse House. Merdell bercerita banyak

hal tentang keluarga Folliat dan Sir George.

Esok paginya, beberapa jam menjelang penyelenggaraan acara tersebut,

dalam acara makan bersama, Hattie mendapatkan surat dari Etienne De Sousa

sepupunya. De Sousa sudah lama tidak bertemu Hattie dan sekarang ia dalam

perjalanan untuk mengunjunginya. Hattie tampak kaget dan gelisah, lalu berkata

bahwa De Sousa itu orang jahat. Poirot semakin penasaran dengan sosok Hattie.

Beberapa orang membicarakannya, juga membicarakan Nyonya Folliat, dan Sir

George. Pagi itu Poirot juga dikenalkan dengan Marlene.

Page 38: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

23

Bab enam menceritakan ketika acara dimulai pada siang harinya. Nasse

House ramai dikunjungi orang-orang sekitar dan wisatawan dari luar daerah.

Ketika acara perlombaan busana anak-anak dimulai, hal yang janggal terjadi.

Hattie tiba-tiba menghilang, padahal ia bertugas menjadi juri lomba busana anak-

anak. Tidak lama kemudian De Sousa datang (motif kedatangan tokoh pemicu

terbongkarnya kasus). Ia mencari-cari Hattie, tetapi tidak dapat menemukannya.

Oliver mengajak Poirot mengecek sejauh mana pengunjung berhasil menemukan

petunjuk-petunjuk pelacakan. Oliver dan Poirot kemudian mendatangi gudang

tempat Marlene bertugas sebagai korban pembunuhan.

2.2.1.2 Tahap Pemunculan Konflik

Konflik mulai muncul pada akhir bab enam ketika Poirot dan Oliver yang

telah tiba di gudang dan mendapati Marlene benar-benar tewas terbunuh (motif

pembunuhan). Berita ini segera tersebar ke semua orang di acara tersebut. Tidak

diketahui siapa yang telah membunuh Marlene.

Bab tujuh hingga bab sebelas menceritakan sesaat setelah terjadinya

pembunuhan atas Marlene polisi datang menyelidiki kasus tersebut (motif

penyelidikan). Polisi kemudian meminta informasi awal dari Sir George sebagai

pemilik rumah. Sir George tampak risau karena istrinya menghilang. Usai

diperiksa, Sir George menyarankan polisi menanyakan informasi yang lebih detil

tentang acara yang diadakan di rumahnya tersebut kepada Nona Brewis,

sekretarisnya. Brewis menjelaskan detil acara tersebut dan orang-orang yang

terlibat. Brewis juga mengatakan, ia sempat mengantarkan makanan kepada

Page 39: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

24

Marlene sesaat sebelum Marlene tewas. Ia tidak melihat sesuatu yang aneh pada

waktu itu dan tidak ada siapa-siapa di sekitar gudang.

Polisi lalu menemui ibu Marlene tetapi tidak mendapatkan sesuatu yang

berarti. Tiba giliran Oliver diperiksa, ia tampak gelisah dan mengungkapkan

khayalannya yang beragam tentang motif pembunuhan gadis itu. Salah satunya,

kemungkinan Marlene waktu itu melihat seseorang di perahu sedang

melemparkan seseorang ke dalam sungai di dekat gudang itu dan orang itu

melihat Marlene menyaksikannya, lalu Marlene dibunuh. Dari keterangan Oliver

ini, polisi mendapat informasi tentang kemungkinan keterkaitan De Sousa dengan

kasus itu. Polisi juga meminta keterangan Poirot sebagai saksi.

Polisi kemudian menginterogasi De Sousa dan menanyakan tujuan

kedatangannya dan hal-hal yang diketahuinya tentang Hattie. Polisi tidak

menemukan bukti. Polisi lalu kembali menemui Brewis dan menanyakan tentang

keberadaan Hattie. Brewis tidak percaya jika Hattie hilang seperti kabar yang

berkembang. Menurut dugaannya, Hattie menyelinap keluar rumah dengan laki-

laki lain. Sir George menyela perkataan Brewis dan menceritakan ketakutan

Hattie ketika mendapat kabar De Sousa akan mengunjunginya karena De Sousa

suka membunuh orang. Keterangan Sir George mengarahkan kecurigaan polisi

kepada De Sousa (motif penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah). Polisi

juga menginterogasi Michael Weyman, tetapi Michael mengaku tidak tahu apa-

apa tentang pembunuhan tersebut.

Sebagai seorang detektif, Poirot pun turut tertarik menyelidiki kasus ini

(motif penyelidikan). Poirot memulai penyelidikannya dari Nyonya Folliat. Di

Page 40: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

25

tengah pembicaraannya dengan Nyonya Folliat, polisi datang dan turut meminta

keterangan dari Nyonya Folliat. Nyonya Folliat tidak mengerti mengapa Marlene

dibunuh. Polisi kemudian menemui Peggy dan menanyakan di mana ia berada

ketika pembunuhan itu terjadi. Peggy mengatakan, ia sedang istirahat di tenda

tempat minum teh, lalu kembali ke tenda ramalan tempat ia bertugas. Polisi

kemudian berdiskusi dengan Poirot dan memberikan semua informasi yang telah

didapatkan oleh polisi kepadanya. Poirot heran, Peggy mengatakan sempat pergi

ke tempat acara minum teh, padahal Nyonya Folliat tidak melihatnya saat itu.

Bab duabelas menceritakan pada keesokan harinya Poirot mendapati Sir

George tampak gelisah karena istrinya belum ditemukan. Brewis berkata pada

Poirot, Hattie itu sebenarnya licik dan mungkin Hattie pergi dengan laki-laki lain.

Brewis sering melihat Hattie menyelinap keluar rumah sendirian. Brewis juga

menduga, Hattie suka pada Michael, tetapi Michael tidak menyukainya karena ia

lebih menyukai Peggy. Michael bekerja pada Sir George karena

direkomendasikan oleh Peggy yang mengenalnya sejak Peggy belum menikah.

Nyonya Masterton datang dan mengungkapkan kepada Poirot mengenai

dugaannya bahwa Marlene dibunuh setelah ia menyaksikan pembunuhan Hattie.

Bab tigabelas. Poirot pusing mendengar semua perkataan itu. Poirot lalu

keluar berjalan-jalan sambil mengamati setiap sudut di halaman Nasse House

yang begitu luas. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang pemuda asing

dari Wisma Remaja. Pemuda itu terperanjat melihat Poirot lalu segera pergi.

Poirot berjalan lagi dan ketika tiba di bangunan berkubah, Poirot menemukan

gelang yang kemarin dipakai Peggy ketika acara berlangsung. Tidak lama

Page 41: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

26

kemudian Peggy muncul, dan Poirot menyerahkan gelang itu kepadanya. Poirot

juga menanyakan beberapa hal kepada Peggy. Akhirnya Poirot mengetahui

masalah rumah tangga Peggy. Peggy tertekan dengan sikap Alec yang sering

marah-marah dan menutup diri. Alec juga sering menerima telepon dan pesan

yang aneh-aneh. Alec tidak mau menceritakan hal itu pada Peggy.

Sesaat setelah Peggy pergi, Poirot mendengar jejak kaki. Poirot menduga itu

pemuda asing yang ditemuinya tadi yang ingin menemui Peggy, tetapi ternyata

Alec yang muncul. Poirot bertanya apakah Alec sedang mencari seorang pemuda

dari Wisma Remaja. Alec kaget dan heran mengapa Poirot bisa menebaknya. Alec

akhirnya mencurahkan kegalauan hatinya, ia telah terperangkap tanpa bisa lepas

dalam suatu hal dan diperalat. Poirot semakin bingung dan bertanya-tanya apakah

Alec dan Peggy terkait dengan kasus tersebut.

Bab empatbelas menceritakan penyelidikan polisi di sungai yang diduga

sebagai tempat De Sousa menenggelamkan Hattie. Diceritakan pula secara singkat

mengenai sidang kasus itu yang tidak membuahkan hasil sehingga sidang harus

ditunda. Poirot juga melakukan penyelidikan di taman tempat acara kemarin

berlangsung, tetapi tidak memperoleh hasil. Poirot sedih karena ia tidak dapat

mencegah terjadinya pembunuhan itu.

Bab limabelas. Dua minggu berlalu tanpa perkembangan yang berarti. Polisi

belum dapat menemukan petunjuk yang mengarah kepada pembunuh. Keesokan

harinya polisi mendapatkan kabar bahwa Merdell ditemukan tewas di sungai

(motif pembunuhan). Sidang pemeriksaan kematiannya memutuskan, Merdell

Page 42: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

27

tewas karena kecelakaan tunggal yang disebabkan faktor usia yang sudah lanjut

dan kondisinya yang sedang mabuk.

2.2.1.3 Tahap Peningkatan konflik

Konflik mulai meningkat pada bab enambelas. Sebulan setelah peristiwa

pembunuhan, polisi menemui Poirot untuk mendiskusikan penemuan masing-

masing. Mereka juga mengemukakan segala kemungkinan yang dapat terjadi.

Dari pembicaraan tersebut, Poirot menyadari bahwa Nyonya Folliat pasti

mempunyai banyak informasi yang berkaitan dengan kasus ini. Maka Poirot pun

kembali bersemangat untuk melanjutkan penyelidikannya. Poirot lalu menemui

Nyonya Folliat, tetapi tetap tidak mendapatkan informasi yang berarti, hanya

keanehan pada sikap Nyonya Folliat yang tampak pasrah dan penuh ketakutan.

Lalu Poirot menemui ibu Marlene. Darinya, Poirot baru mengetahui bahwa

Merdell yang baru saja meninggal ternyata kakek Marlene. Ibu Marlene berkata,

anaknya sering diberi alat kosmetik dan aksesoris oleh Peggy. Marylin, adik

Marlene mengatakan, ibunya salah, Marlene tidak mendapatkan barang-barang itu

dari Peggy, melainkan membelinya sendiri dari uang yang diberikan oleh

seseorang. Marlene sering mengintip orang, lalu orang itu memberinya hadiah

agar Marlene menutup mulut.

Poirot telah mendapatkan banyak informasi yang semakin menguatkan

dugaannya. Untuk meyakinkan dirinya, ia lalu menelepon polisi untuk

menanyakan sesuatu. Poirot mendapatkan jawaban yang semakin membuka titik

terang atas kasus itu.

Page 43: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

28

2.2.1.4 Tahap Klimaks

Klimaks dapat dipahami sebagai konflik yang memuncak dan akan

mengakibatkan terjadinya penyelesaian yang tidak dapat dihindari. Klimaks dalam

novel ini terdapat di akhir bab enambelas ketika Poirot menelepon Oliver untuk

menanyakan beberapa hal yang akan menjadi ganjalan terakhirnya dalam

mengungkapkan kasus tersebut. Poirot menanyakan bagaimana Oliver

mendapatkan ide dalam merancang permainan pelacakan pembunuhan itu, siapa

orang yang ditugaskan berperan sebagai tokoh yang dikambinghitamkan dalam

permainan itu, siapa yang mempunyai ide menjadikan gudang sebagai tempat

pemeran korban terbunuh, dan tentang ransel yang ditemukan di gudang. Jawaban

Oliver benar-benar membuat Poirot semakin yakin tentang kuatnya insting Oliver

ketika Oliver mendapat firasat akan terjadi pembunuhan. Naluri Oliver dalam

merancang permainan pelacakan itu sesuai dengan kenyataan yang tersembunyi di

balik watak orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut.

Keterangan dari Oliver telah menjadi benang merah atas semua keterangan

yang dikumpulkan Poirot. Poirot berteriak girang ketika berhasil menemukan

jawaban atas pembunuhan kasus Marlene yang berhubungan dengan tewasnya

Merdell dan suatu pembunuhan yang telah terpendam bertahun-tahun. Peristiwa

tersebut akan diikuti penyelesaian atas konflik yang muncul sebelumnya.

2.2.1.5 Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian terdapat pada bab delapanbelas hingga bab terakhir,

yakni bab duapuluh. Tahap penyelesaian dalam novel ini memberikan jalan keluar

bagi permasalahan yang ada, yakni kasus pembunuhan dan masalah rumah tangga

Page 44: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

29

Alec. Tokoh Poirot berperan dominan dalam menyelesaikan permasalahan itu.

Diceritakan dalam tahap ini Poirot menemui Alec untuk membicarakan masalah

rumah tangga yang dihadapi pasangan Alec-Peggy. Poirot akhirnya mengetahui

bahwa Alec tidak terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut dan persoalan yang

menyelimuti rumah tangga Alec tidak ada kaitannya dengan kasus itu. Poirot

kemudian membantu Alec untuk merenungkan hal-hal yang tanpa disadarinya

telah menyebabkan rumah tangganya hampir bubar. Masalah yang menyelimuti

rumah tangga Alec selama ini, menurut Poirot, tidak lain karena kesalahan Alec

sendiri. Alec akhirnya menyadari kesalahannya. Poirot menyarankan Alec segera

menemui istrinya dan meminta maaf atas kesalahannya selama ini. Peristiwa ini

menjadi penyelesaian atas masalah rumah tangga Alec yang sebelumnya menjadi

misteri dan sempat memunculkan kecurigaan Poirot bahwa masalah rumah tangga

Alec berkaitan dengan kasus pembunuhan itu.

Poirot kemudian menemui polisi untuk memberitahukan hasil penemuannya

berkaitan dengan pemecahan atas kasus pembunuhan yang terjadi. Poirot

mengatakan bahwa sang pembunuh yang sebenarnya adalah Sir George. Bab

terakhir menceritakan Poirot menemui Nyonya Folliat untuk memberitahukan

hasil pemecahan kasus itu yang melibatkan anak Nyonya Folliat sebagai tersangka

utamanya (motif pembongkaran kasus). Anaknya tidak lain adalah Sir George

yang selama ini menutupi identitas jatidirinya sebagai James.

Kepada Nyonya Folliat, Poirot menceritakan awal mula peristiwa

pembunuhan Hattie hingga terjadinya tragedi pembunuhan Marlene. Pembunuhan

yang terjadi beberapa tahun yang lalu itu diawali dari kembalinya James ke

Page 45: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

30

Nassecombe setelah melarikan diri dari wajib militer bersama istrinya seorang

wanita Italia. Saat itu Nyonya Folliat sedang diberi pekerjaan oleh pemerintah

untuk merawat Hattie, gadis sebatang kara yang baru saja mengalami musibah

karena seluruh keluarganya tewas terkena gempa bumi. Pekerjaan itu diterima

Nyonya Folliat untuk membayar hutangnya yang telah menumpuk. Hattie saat itu

menjadi gadis yang sangat kaya karena mewarisi seluruh harta keluarganya. Ingin

memanfaatkan situasi tersebut, James kemudian menyamar dengan menjadi

pribadi baru bernama Sir George, seorang bujangan kaya. Ia lalu menikahi Hattie,

membunuhnya, lalu memunculkan istri Italianya yang menyamar sebagai Hattie..

James dan istrinya berhasil menutup kasus kejahatan mereka dan menikmati

kekayaan Hattie hingga bertahun-tahun. Kedatangan De Sousa nyaris

membongkar penyamaran Hattie palsu. Sir George telah membuat sandiwara.

Hattie disuruh menyelinap keluar dari Nassecombe, lalu Marlene dibunuh. Sir

George mengatakan bahwa De Sousa suka membunuh agar orang-orang mengira

Hattie telah dibunuh oleh De Sousa, lalu Marlene juga dibunuhnya karena

menyaksikan pembunuhan itu. Tidak lama kemudian Sir George juga membunuh

Merdell agar tidak membuka mulut.

Poirot mengatakan, polisi sekarang sedang membongkar bangunan berkubah

yang di bawahnya terkubur mayat Hattie asli. Nyonya Folliat akhirnya mengakui

kejahatan yang dilakukan oleh anaknya dan menantunya. Ia menyesali

keputusannya menuruti kemauan anaknya dan tidak melaporkan anaknya kepada

polisi. Ia melakukan semua itu karena ia mencintai anaknya.

Page 46: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

31

2.2.1.6 Pembahasan Plot

Dari uraian di atas, ditemukan beberapa motif yang menggerakkan plot,

yakni motif firasat buruk, perkenalan antardftokoh, kedatangan tokoh pemicu

terbongkarnya kasus, pembunuhan, penyelidikan, penuduhan terhadap orang tidak

bersalah, dan motif pembongkaran kasus. Hubungan kausalitas antarmotif tidak

selalu dapat dilihat dalam peristiwa yang berlangsung. Peristiwa-peristiwa yang

dimunculkan tidak selalu menunjukkan keterkaitan seketika itu juga. Hubungan

kausalitas itu dapat dilihat di akhir cerita ketika tokoh protagonis menceritakan

hasil pemecahannya atas kasus tersebut. Hal ini merupakan ciri khas dalam cerita

detektif yang betujuan memberikan efek kejutan bagi pembaca.

Berdasarkan kriteria urutan waktunya, plot novel KB tergolong plot lurus.

Tahap demi tahap berurutan mulai dari awal hingga akhir cerita. Kedatangan

Poirot di Nassecombe disusul dengan tewasnya Marlene, lalu polisi dan Poirot

melakukan penyelidikan, kemudian Merdell terbunuh, dan akhirnya Poirot

berhasil membongkar kasus pembunuhan Marlene dan Merdell yang terkait

langsung dengan kasus pembunuhan Hattie yang terpendam selama bertahun-

tahun. Kisah terbunuhnya Hattie yang diceritakan oleh Poirot di akhir cerita tidak

dimaksudkan sebagai sorot balik melainkan sebagai teknik backtracking. Teknik

penceritaan masa lalu itu dimunculkan dalam bentuk dialog untuk

mengungkapkan hasil penyelidikan tokoh Poirot dalam membongkar kejahatan

yang dilakukan oleh tokoh Sir George.

Page 47: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

32

2.2.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Kubur Berkubah

2.2.2.1 Tokoh Protagonis

Novel KB menampilkan Hercule Poirot sebagai tokoh protagonis yang

membuat plot cerita terjalin melalui pengalamannya menelusuri kasus

pembunuhan di Nassecombe. Poirot seorang lelaki lajang asal Belgia yang sudah

lama tinggal di Inggris dan berprofesi sebagai detektif. Secara fisik Poirot

digambarkan bertubuh gemuk, pendek, dan berkumis tebal. Poirot adalah tipe

orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan bergaul dengan orang-

orang sekitar. Ia mengenal watak orang-orang Inggris yang penuh dengan basa-

basi dan kesopanan ala bangsawan. Ia menyadari keberadaan dirinya di negeri

tersebut sebagai orang asing sehingga ia harus dapat beradaptasi dengan karakter

orang-orang sekitar. Dalam perkenalannya dengan orang-orang di Nasse House,

Poirot berbasa-basi secukupnya dan bersikap sopan. Karena itu, Poirot mudah

diterima oleh orang-orang dan dapat menggali berbagai keterangan melalui

perbincangan mereka. Seperti yang dilakukannya ketika Oliver mengenalkannya

pada Nyonya Folliat yang akhirnya bercerita panjang lebar tentang Nasse House.

Wajah wanita tua itu berseri-seri. ”Oh, ini rupanya M. Poirot yang terkenal itu! Anda baik sekali mau datang untuk membantu kami besok. Wanita cerdas ini telah merencanakan suatu permainan pemecahan perkara yang hebat. Pasti akan luar biasa.” Poirot agak heran melihat keanggunan wanita kecil itu. Sepantasnya wanita inilah yang menjadi nyonya rumah. ”Nyonya Oliver kenalan lama saya,” kata Poirot dengan sopan. ”Saya senang bisa memenuhi permintaannya. Tempat ini betul-betul indah, bangunannya anggun dan sempurna sekali.” Nyonya Folliat mengangguk membenarkan. ”Ya. Rumah ini didirikan oleh kakek buyut suami saya dalam tahun 1790...” (Christie, 1984:35)

Page 48: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

33

Ia mempunyai kepercayaan diri yang kuat dan wibawa yang muncul karena

keahliannya dalam memecahkan kasus pembunuhan. Poirot adalah detektif yang

terkenal karena keberhasilannya dalam memecahkan setiap kasus yang

ditanganinya. Keberhasilannya terwujud karena sifatnya yang gigih tanpa putus

asa dalam menelusuri sebuah kasus. Kegigihannya digambarkan oleh pengarang

dengan teknik pelukisan dramatik melalui ucapan dalam dialog antara Poirot

dengan Nyonya Folliat.

Poirot bangkit dan memandangi wanita tua itu. Dan wanita tua itu berkata dengan kesal, ”Mengapa Anda ribut-ribut, sedang polisi saja sudah menyerah.” Poirot menggeleng. ”Oh, tidak, Nyonya, Anda keliru. Polisi tidak menyerah. Dan saya,” sambungnya lagi, ”juga tidak menyerah. Ingat itu. Saya, Hercule Poirot, tidak menyerah.” Suatu kalimat penutupan yang khas dari Hercule Poirot. (Christie, 1984:242)

Ia juga seseorang yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Sahabatnya,

Oliver tahu persis watak Poirot. Karena itu pula, Oliver memintanya datang ke

Nassecombe tanpa memberitahukan alasan dari permintaannya tersebut dan

Oliver yakin bahwa Poirot akan datang. Rasa ingin tahu yang besar itu berkaitan

dengan kecintaannya pada kejujuran. Sesuatu yang tampak ditutup-tutupi dengan

kebohongan membuat naluri detektifnya muncul untuk menguak fakta di balik

kebohongan itu. Dalam berbicara dengan orang lain pun, Poirot selalu memancing

lawan bicaranya untuk menceritakan semua yang diketahui orang itu dengan terus

memberikan pertanyaan-pertanyaan dan ucapan-ucapan yang memancing reaksi.

Terkadang ia harus berbohong untuk memancing pengakuan seseorang. Seperti

yang dilakukannya pada Peggy Legge.

Page 49: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

34

”Bukankah Anda tadi sedang mencari-cari sesuatu? Mungkinkah ini barang itu?” Diperlihatkannya jimat emas yang kecil itu. ”Saya—oh, ya—. Terimakasih, M. Poirot. Di mana Anda menemukannya?” ”Di sini, di celah lantai itu.” ”Entah kapan jatuhnya.” ”Kemarin barangkali?” ”Bukan, bukan kemarin. Sebelum itu.” ”Bagaimana mungkin, Nyonya. Saya ingat benar melihat benda ini di pergelangan Anda waktu Anda sedang meramalkan nasib saya.” Tak ada orang yang berbohong sepandai Hercule Poirot. Dia berbicara dengan keyakinan penuh dan Peggy Legge pun tertunduk. (Christie, 1984:202) Meskipun Poirot mempunyai komitmen pada kejujuran, Poirot terkadang

merasa harus berbohong. Hal itu tidak berarti Poirot suka berbohong. Poirot

melakukan kebohongan hanya dalam situasi yang menurutnya tidak bijaksana jika

mengungkapkan kejujuran apa adanya. Kebijaksanaan Poirot kadang bertujuan

untuk menjaga perasaan lawan bicaranya. Seperti yang dilakukannya ketika

mengamati tatanan rambut dan penampilan Oliver yang menurutnya kampungan

dan wajah Nyonya Masterton yang mirip anjing pelacak. Ia hanya menyimpan

pengamatannya tersebut dalam hati dan tidak membicarakannya. Kadang Poirot

juga tidak tulus dalam melakukan sesuatu untuk menghormati orang lain.

Misalnya ketika sedang mengantar Poirot menuju Nasse House dari stasiun kereta

api, sopir Nasse House itu membicarakan beberapa tempat yang sedang

dilewatinya. Poirot kemudian memuji tempat yang dimaksud oleh sopir. Meski

hal itu sebenarnya tidak menarik baginya, ia melakukan itu untuk membesarkan

hati lawan bicaranya.

”Ini Sungai Helm, Tuan,” katanya. ”Yang jauh di sana itu Dartmoor.” Poirot menyadari bahwa dia harus menyatakan kekagumannya. Maka dia pun lalu berdecak dan bergumam, ”Sungguh Indah!” beberapa kali. Sebenarnya alam tidak begitu menarik perhatiannya. (Christie, 1984:16)

Page 50: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

35

Poirot juga selalu memperhatikan hal-hal yang ditemuinya seremeh apa pun.

Karena kepekaannya ini, Poirot berhasil memecahkan kasus pembunuhan tersebut

melalui hal-hal remeh yang tidak diperhatikan oleh orang lain, bahkan oleh polisi.

Dalam menentang atau menyangkal sesuatu yang tidak sesuai dengan

pendapatnya, Poirot cenderung menahan diri untuk mengungkapkan

ketidaksetujuannya secara lugas. Ia lebih suka mengajak lawan bicaranya untuk

mempertimbangkan kembali pendapatnya yang dianggapnya keliru dengan

mempertanyakan pendapat tersebut.

Konflik yang muncul antara tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita ini

tidak lepas dari penokohan kedua tokoh yang saling bertentangan. Watak Poirot

yang cinta pada kebenaran dan kejujuran bertolakbelakang dengan watak tokoh

antagonis yang jahat dan suka menutupi kejahatannya dengan berbagai

kebohongan.

2.2.2.2 Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Sir George. Sir George

digambarkan sebagai orang kaya yang penuh akal licik dan kejam, tetapi pintar

dalam menyembunyikan kejahatannya dan ahli berakting serta mempengaruhi

orang dengan kata-katanya. Ia menutupi kejahatannya dengan sikap sopan, ramah,

dan terbuka. Meskipun sopan, Sir Goerge juga digambarkan berpembawaan kasar,

mudah marah, dan mata keranjang. Sir George selalu marah jika ada orang asing

yang melintasi halamannya tanpa izin.

Dari jendela kamar Lady Stubbs, Sir George bersandar keluar dan berteriak dengan marah pada mereka. ”Kalian memasuki daerah terlarang,” katanya. ”Apa?” kata gadis yang berkerudung kepala hijau.

Page 51: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

36

”Ini daerah pribadi! Kalian tak boleh lewat di sini.” Gadis yang seorang lagi, yang memakai kerudung biru muda berkata, “Tolong? Dermaga Nassecombe--,” kata-kata itu dilafalkan dengan berhati-hati. ”Inikah jalannya?” ”Kalian masuk daerah orang!” bentak Sir George. ”Apa?” ”Melanggar daerah pribadi! Tak boleh lewat di sini. Kalian harus kembali. Kembali ke tempat kalian tadi!”(Christie, 1984:85) Ia pintar bergaul dan memanfaatkan keahliannya ini untuk mendekati

wanita-wanita cantik yang ditemuinya. Meskipun sudah beristri, Sir George dalam

suatu kesempatan dengan sembunyi-sembunyi menggoda Peggy Legge, istri Alec

Legge.

Dari jarak yang lebih dekat, terdengar suara Sir George yang lembut dan penuh birahi. ”Pantas benar kau memakai cadar itu. Maunya kau berada dalam haremku, Peggy. Aku akan datang dan banyak-banyak minta nasibku diramalkan besok. Apa yang kau ramalkan?” Terdengar bunyi kaki yang bergeser dan suara Peggy Legge terengah berkata, ”George, jangan.” (Christie, 1984:63) Karakter tokoh antagonis tersebut bertolakbelakang dengan karakter tokoh

protagonis. Pertentangan inilah yang akhirnya memunculkan konflik, meskipun

tidak secara langsung, dalam arti kejahatan yang dilakukan tokoh antagonis tidak

menimpa tokoh protagonis maupun orang yang terkait langsung dengan tokoh

protagonis, tetapi kejahatan tersebut bertentangan dengan watak tokoh protagonis

yang cinta kebenaran dan kejujuran.

2.2.2.3 Tokoh Bawahan

Tokoh bawahan adalah tokoh yang dianggap tidak sentral. Beberapa tokoh

bawahan yang muncul dalam novel ini antara lain Nyonya Amy Folliat, Hattie,

Ariadne Oliver, Etienne De Sousa, Merdell, Marlene, dan Alec Legge. Nyonya

Page 52: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

37

Amy Folliat dikisahkan sebagai wanita tua yang lemah dan penuh kepasrahan

setelah ia ditinggal seluruh keluarganya, yakni suaminya dan kedua anaknya, dan

mengalami kebangkrutan hingga akhirnya ia harus menjual rumahnya kepada Sir

George. Ia juga berpandangan sinis pada hidup. Suatu ketika ia berkata pada

Poirot bahwa dunia ini jahat dan banyak pula orang yang jahat sekali di dunia ini.

Di akhir cerita, dijelaskan bahwa Nyonya Folliat sebenarnya adalah ibu dari tokoh

Sir George yang sebenarnya bernama James. Tokoh Amy Folliat merupakan

tokoh bawahan yang berpihak pada tokoh antagonis karena ia membela dan

menutupi tindak kejahatan yang dilakukan oleh tokoh antagonis.

Lady Stubbs alias ”Hattie” palsu digambarkan sebagai wanita yang lugu,

manja, suka kemewahan, dan kekanak-kanakan. Ia juga seorang pemalas yang

lebih suka menyuruh pembantunya melakukan semua pekerjaan rumah tangga.

Hattie Stubbs menggeleng. ”Ah, tidak. Saya rasa itu membosankan sekali dan bodoh sekali. Bukankah ada para pelayan dan tukang-tukang kebun? Mengapa bukan mereka saja yang disuruh menyiapkannya?” (Christie, 1984:44) Hattie juga dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan orang-orang. Dalam

beberapa kesempatan digambarkan bahwa Hattie hanya sibuk memandangi cincin

barunya, tidur di kamar, dan hanya keluar kamar ketika makan bersama.

Meskipun demikian, beberapa orang mempunyai pandangan lain tentang

Hattie palsu ini. Brewis berpendapat, meski tampak lugu dan bodoh, Hattie

sebenarnya cerdik dan licik.

”Licik,” kata Nona Brewis lagi. ”Penipu! Selalu berpura-pura bodoh—lebih-lebih bila ada orang—. Saya rasa karena pikirnya suaminya senang kalau dia begitu!” (Christie, 1984:185)

Page 53: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

38

Di akhir cerita, karakter Hattie ”palsu” tersebut ditunjukkan. Ia sebenarnya

adalah istri pertama James yang berasal dari Itali dan berkomplot dengan James

melakukan pembunuhan atas Hattie ”asli” dan merebut hartanya. Hattie ”palsu”

tersebut berpura-pura bodoh dan lugu, padahal sebenarnya ia kejam dan licik.

Tokoh Hattie ”palsu” merupakan tokoh bawahan yang berpihak pada tokoh

antagonis.

Ariadne Oliver, sahabat Poirot adalah tokoh yang mengantarkan dan

membawa Poirot memasuki cerita dalam novel ini. Oliver adalah seorang janda

tua yang telah menerbitkan banyak buku cerita detektif. Oliver digambarkan

sebagai wanita yang ramah, baik hati, dan percaya diri baik dengan

penampilannya maupun keahliannya. Ia adalah pengarang cerita yang cerdas dan

mempunyai daya imajinasi yang tinggi tetapi sulit menjelaskan sesuatu kepada

orang lain. Ia menganggap dirinya mempunyai insting wanita yang kuat sehingga

ia merasa mendapatkan firasat bahwa akan ada sesuatu yang aneh terjadi dalam

permainan tersebut. Sisi buruknya, ia terkadang terburu-buru dalam mengambil

keputusan. Contohnya, ketika ia dengan asal berimajinasi tentang motif

pembunuhan tersebut.

”Saya tak bisa membayangkan siapa yang mungkin melakukannya. Atau sekurang-kurangnya saya bisa berprasangka—saya bisa mengkhayalkan apa saja! Itulah sulitnya dengan saya. Sekarang saja—pada saat ini saya sudah bisa mengkhayalkan beberapa hal. Saya bahkan bisa membuatnya agar kelihatan seperti benar. Maksud saya, bisa saja dia dibunuh oleh orang yang suka membunuh anak-anak gadis (tetapi itu terlalu mudah)—dan apalagi kebetulan sekali orang yang suka membunuh anak-anak gadis itu berada dalam keramaian hari ini. Lalu bagaimana dia tahu bahwa Marlene berada di gudang kapal itu? Atau mungkin gadis itu mengetahui tentang rahasia cinta seseorang, atau mungkin dia telah melihat seseorang yang menguburkan mayat malam hari, mungkin pula dia telah mengenali seseorang yang selama ini menyembunyikan dirinya—atau mungkin dia telah mencium rahasia

Page 54: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

39

tentang tempat tersembunyinya harta karun selama perang. Atau seseorang di perahu telah melemparkan seseorang ke dalam sungai dan gadis itu telah melihatnya dari jendela gudang kapal—atau dia bahkan telah menemukan suatu pesan yang amat penting, tertulis dengan kode rahasia dan dia sendiri tak tahu apa itu.” (Christie, 1984:126) Oliver adalah tipe orang yang mudah gelisah. Setelah ia mengetahui

Marlene terbunuh, ia tampak syok dan kacau. Karena itu, Poirot menyarankannya

minum obat agar lebih tenang. Oliver suka memperhatikan penampilannya,

termasuk rambutnya. Ia suka sekali mengubah-ubah tatanan rambutnya. Oliver

merupakan tokoh bawahan yang berpihak pada tokoh protagonis. Tokoh Oliver

menghubungkan tokoh protagonis dengan tokoh antagonis dan mendukung usaha

tokoh protagonis dalam membongkar kejahatan tokoh antagonis dengan

menyampaikan dugaan dan semua informasi yang diketahuinya.

Etienne De Sousa, sepupu jauh Hattie, adalah lelaki kaya yang ramah dan

berwibawa. Pembawaannya tenang, sopan dan penuh percaya diri. Ia tidak terlalu

suka bergaul dengan orang-orang. Ia berperan sebagai pemicu konflik yang

membuat Sir George dan Hattie palsu takut jika kejahatannya terbongkar.

Merdell, mantan mandor tukang kebun Nasse House, adalah lelaki tua yang

telah berusia 92 tahun dan sekarang bekerja di dermaga penyebrangan di sungai

dekat Nasse House. Ia selalu berpikiran sederhana dan menghindari konflik.

Merdell juga suka meminum minuman keras. Ia terkadang berbicara dengan nada

sinis ketika membicarakan sesuatu yang menurutnya pantas diejek, seperti yang

tampak dalam dialog antara Merdell dengan Poirot ketika membicarakan tentang

Sir George. Merdell yang mengetahui kebusukan Sir George bercerita kepada

Poirot dengan sinis. Merdell menjadi korban pembunuhan karena ia pernah

Page 55: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

40

melihat mayat perempuan di hutan sekitar Nasse House dan mengetahui

penyamaran Sir George.

Marlene Tucker, cucu Merdell, adalah gadis lugu yang bodoh dan mudah

disuap. Marlene suka mengintai dan mengintip orang-orang. Ia sering

mendapatkan uang suap dari orang yang diintipnya agar ia menutup mulut. Ia

senang mendapatkan uang suap itu dan membelanjakannya untuk membeli

peralatan kosmetik dan aksesoris pakaian. Secara fisik Marlene tidak cantik dan

wajahnya agak bopeng. Marlene dibunuh karena ia mengetahui kejahatan sang

pembunuh dari cerita kakeknya.

Alec Legge adalah orang luar daerah yang sedang berlibur bersama istrinya

di Nassecombe dan menyewa sebuah rumah di dekat Nasse House untuk beberapa

bulan. Alec digambarkan sebagai orang yang mudah marah, suka menyimpan

masalah sendiri, suka merendahkan kaum perempuan, dan tertutup. Ketika sedang

mengalami masalah dengan partai tempat ia bernaung, Alec tidak mau membagi

masalahnya itu dengan istrinya karena tidak mempercayai istrinya dan lebih suka

memendam masalah itu sendiri. Ia berpendapat, perempuan lebih banyak

membawa masalah.

Di samping tokoh-tokoh di atas, ada pula tokoh-tokoh lain yang berperan

kecil dalam cerita ini, dan karenanya penulis tidak akan mendeskripsikannya

secara detil dalam analisis ini. Di antaranya adalah Nona Brewis (sekretaris Sir

George), Peggy Legge (istri Alec), Michael Weyman (arsitek muda yang bekerja

pada Sir George dan menjadi pemicu kecemburuan Alec karena ia mendekati

Peggy), Nyonya Masterton (istri anggota Dewan Perwakilan setempat), dan

Page 56: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

41

Kapten Jim Warburton (pengawal Masterton). Tokoh-tokoh tersebut berperan

untuk menguatkan kelogisan dan menghidupkan alur cerita.

2.2.3 Analisis Tema Novel Kubur Berkubah

Dalam novel KB, penulis menemukan beberapa tema yang dapat

dikelompokkan dalam dua jenis, yakni tema mayor dan tema minor. Penulis akan

mendeskripsikan beberapa tema minor terlebih dahulu. Kemudian, akan diakhiri

dengan perumusan tema mayor. Berikut akan dijelaskan secara beruntun tema-

tema minor dan mayor yang dapat dijumpai dalam KB.

2.2.3.1 Tema Minor

2.2.3.1.1 Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk

Tema keserakahan pada harta menjadi salah satu pemicu konflik dalam

novel ini. James, satu-satunya anak Nyonya Folliat yang masih hidup mempunyai

watak yang buruk, di antaranya adalah tamak. Ketamakannya membuatnya

menempuh berbagai cara untuk memperoleh harta, termasuk dengan cara

membunuh. Hattie, korban yang dibunuh James, adalah satu-satunya pewaris

kekayaan sebuah keluarga kaya pemilik perkebunan tebu di Hindia Barat.

Orangtua dan semua saudaranya tewas dalam peristiwa gempa bumi. Hattie yang

hidup sebatang kara akhirnya diasuh oleh Nyonya Folliat. Karena usia Hattie yang

belum dewasa dan kondisi mentalnya yang kurang normal, Nyonya Folliat

menganjurkannya menikah agar ada orang yang melindunginya. James menyamar

sebagai pribadi baru dengan nama Sir George, lalu menikahi Hattie dan

Page 57: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

42

membunuhnya agar bisa menikmati harta kekayaan Hattie dan hidup bahagia

bersama istri pertamanya yang berasal dari Italia.

Tindakan James tersebut tidak luput dari dorongan istri gelapnya yang orang

Italia. Istrinya yang berasal dari dunia kejahatan di Italia itu ikut membantu James

membunuh Hattie dan menyamar sebagai Hattie agar dapat turut menikmati

kekayaan Hattie. Keserakahan tersebut berakibat buruk pada diri sendiri dan orang

lain. Di akhir cerita, kejahatan Sir George dibongkar oleh polisi dengan bantuan

Poirot. Keserakahan Sir George juga mengakibatkan tewasnya orang-orang yang

tidak bersalah, yakni Hattie, Marlene, dan Merdell.

2.2.3.1.2 Cinta Sejati Menuntut Kejujuran

Percintaan yang menjadi salah satu tema minor dalam novel ini dialami oleh

pasangan Sir George-Hattie serta pasangan Alec Legge-Peggy Legge yang rumah

tangganya sedang tidak harmonis. Di awal cerita, Sir George digambarkan sangat

mencintai istrinya. Ia senang memanjakan istrinya dengan perhiasan-perhiasan

dan pakaian-pakaian mahal. Meskipun mencintai istrinya, Sir George bukan tipe

suami yang setia. Ia suka berselingkuh secara diam-diam. Tidak hanya Sir George

yang melakukan itu, istrinya ternyata juga berselingkuh secara diam-diam. Hal itu

menunjukkan bahwa cinta yang ada dalam rumah tangga Sir George-Hattie adalah

cinta palsu yang tidak dilandasi dengan kejujuran. Baik Sir George maupun

istrinya sebenarnya lebih mencintai harta daripada pasangannya.

Gambaran cinta dalam rumah tangga Sir George-Hattie berbeda dengan

gambaran cinta dalam rumah tangga pasangan suami-istri Alec dan Peggy.

Awalnya dikisahkan rumah tangga mereka sedang tidak harmonis. Peggy dalam

Page 58: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

43

beberapa bulan terakhir kecewa pada suaminya karena suaminya sering marah-

marah dan ia merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Ia juga

jengkel karena suaminya selalu sibuk dengan urusannya sendiri. Peggy merasa

rumah tangganya kian hambar. Ia tidak lagi merasakan kebahagiaan dalam

hidupnya. Masalah ini tambah memanas dengan kehadiran Michael Waymen yang

suka pada Peggy dan berusaha mendekatinya. Alec mencurigai istrinya selingkuh

dengan Michael. Apalagi Alec mengamati istrinya akhir-akhir ini bersikap

menjauh darinya.

Meskipun sedang dilanda masalah, mereka sebenarnya saling mencintai satu

sama lain. Ketidakjujuran Alec lah yang menyebabkan masalah tersebut muncul.

Di akhir cerita, berkat nasihat Poirot, Alec menyadari kesalahannya merahasiakan

masalah keterkaitannya dengan sebuah partai politik dari istrinya. Masalah yang

dihadapinya itu telah membuatnya gelisah dan tidak memperhatikan istrinya.

Akibatnya, ia tidak dapat membahagiakan istrinya. Poirot lalu menyarankan agar

Alec segera meminta maaf pada istrinya dan mengungkapkan dengan sejujurnya

masalah apa yang sedang dirahasiakannya dari Peggy.

2.2.3.1.3 Bangunan Bersejarah Patut Dilestarikan

Tema ini muncul melalui pandangan tokoh Nyonya Folliat dan Nyonya

Masterton tentang bangunan bersejarah. Dikisahkan bahwa di Nassecombe

terdapat beberapa bangunan kuno yang memiliki nilai arsitektur tinggi. Nasse

House merupakan salah satunya. Nasse House digambarkan memiliki keindahan

tidak ternilai yang didukung oleh halaman yang sangat luas yang menampilkan

panorama alam yang asri. Rumah itu sudah ditinggali keluarga Folliat sejak tahun

Page 59: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

44

1598. Awalnya bangunan rumah ini bergaya Elizabeth. Pada tahun 1700 rumah itu

terbakar dan hancur. Kemudian pada 1790 rumah itu dibangun kembali oleh

kakek buyut suami Nyonya Folliat. Hingga kini keindahannya tetap dijaga secara

utuh. Berbeda dengan bangunan-bangunan kuno yang berada di lingkungan

sekitar Nasse House yang sudah banyak yang dirombak karena alasan bisnis.

Salah satu contohnya adalah rumah keluarga Fletcher, tetangga Nyonya Folliat

yang telah menjual rumahnya yang bergaya Victoria. Rumah itu kemudian

dirombak dan dijadikan Wisma Remaja, semacam penginapan bagi para

pelancong yang sedang mengunjungi kawasan Nassecombe.

Menurut cerita Nyonya Folliat, ketika mengalami musibah tewasnya suami

dan kedua anaknya, ia merasa gundah karena beban hutang yang menumpuk di

pundaknya. Mau tidak mau ia harus menjual rumahnya yang sangat dicintainya. Ia

merasa berat menjual rumah yang memuat sejarah panjang keluarganya. Ketika

mengetahui Sir George berniat membeli rumahnya, Nyonya Folliat merasa lega

karena Sir George tidak berniat untuk mengubah bangunan Nasse House dan

mengizinkannya untuk tinggal di rumah kecil di dekat Nasse House. Nyonya

Masterton, istri anggota Dewan Perwakilan setempat juga menyatakan

kebahagiaannya bahwa Nasse House jatuh ke tangan orang yang dapat

menghargai bangunan bersejarah.

Bentuk yang paling tepat dalam menghargai bangunan bersejarah seperti

Nasse House menurut Nyonya Masterton dan Nyonya Folliat adalah dengan

menjaga keutuhannya dan tidak mengubah fungsinya, terutama untuk tujuan

komersil, misalnya dengan menjadikannya sebagai tempat penginapan atau hotel.

Page 60: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

45

Mereka menyayangkan beberapa bangunan bersejarah yang ada di daerah

Nassecombe yang akhirnya beralih fungsi menjadi hotel dan wisma penginapan.

2.2.3.1.4 Orangtua Seringkali Membela Anaknya Meski Bersalah

Tema ini dibawakan oleh tokoh Nyonya Folliat, ibu kandung James. Ketika

ditugaskan untuk merawat Hattie, Nyonya Folliat tidak pernah terpikir sedikit pun

untuk membunuh Hattie dan mengambilalih kekayaannya. Kedatangan kembali

James, putra keduanya yang telah melarikan diri dari tugas militer membawa

malapetaka. James yang mengetahui kondisi Hattie segera membuat rencana jahat

untuk mengambilalih kekayaan Hattie. James menyamar menjadi pribadi baru,

seorang bangsaawan kaya bernama Sir George Stubbs, menikahi Hattie, lalu

membunuh Hattie. Nyonya Folliat yang mengetahui tindakan anaknya bergeming.

Ia tahu persis watak buruk anaknya, tetapi ia merasa tidak dapat mencegah

tindakan kejam anaknya itu. Meskipun mengetahui anaknya telah melakukan

tindakan kriminal, Nyonya Folliat menutup mulut kepada semua orang dan tidak

melaporkannya kepada polisi. Ini dilakukannya karena dia mencintai anaknya.

Bertahun-tahun lamanya Nyonya Folliat ikut menyembunyikan kejahatan

yang dilakukan anaknya. Bahkan setelah terjadinya pembunuhan Marlene dan

Merdell, Nyonya Folliat tetap enggan berkomentar banyak dan memberikan

informasi menyangkut peristiwa tersebut kepada polisi dan Poirot. Nyonya Folliat

juga berusaha mematahkan semangat Poirot agar Poirot tidak melanjutkan

penyelidikannya karena takut kejahatan anaknya terbongkar.

Page 61: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

46

2.2.3.2 Tema Mayor: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi akan Terbongkar

Juga

Tema-tema minor yang telah disebutkan di atas menunjukkan keterkaitan

dan mengerucut pada tema mayor. Tema-tema tersebut menegaskan keberadaan

tema mayor yang penulis temukan, yakni “kejahatan walau ditutup-tutupi akan

terbongkar juga”. Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh tokoh antagonis Sir

George disembunyikan dan ditutup-tutupi dengan berbagai kebohongan sehingga

terpendam selama bertahun-tahun. Meski kejahatan tersebut disembunyikan

dengan rapi, kasus tersebut akhirnya terbongkar.

Cerita bermula ketika Sir George yang sebenarnya adalah Tuan James, salah

satu putra Nyonya Folliat, berhasil melarikan diri dari wajib militer dan kembali

ke rumahnya dengan membawa istrinya seorang gadis Italia. Nyonya Folliat

waktu itu sedang merawat Hattie yang hidup sebatang kara tetapi kaya raya. Tema

keserakahan muncul dalam tahap ini dan memicu tindak kejahatan tokoh

antagonis. James tergiur dengan kekayaan Hattie dan ingin merebutnya. Maka ia

menikahi Hattie lalu membunuhnya. Untuk mengubur kasus pembunuhan yang

dilakukannya atas istrinya, Hattie, Sir George menyuruh istrinya yang dari Italia

menggantikan posisi Hattie dan mengaku sebagai Hattie kepada orang-orang di

desa tersebut. Mayat Hattie dikubur di dekat rumah Sir George, lalu di atas

kuburan tersebut dibangun kuil kecil berkubah agar tidak terbongkar.

Nyonya Folliat yang mengetahui tindakan anaknya mengalami konflik batin.

Di satu sisi, ia tidak suka pada tindakan anaknya, tetapi di sisi lain ia sangat

mencintai anaknya. Akhirnya Nyonya Folliat memutuskan untuk tutup mulut atas

Page 62: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

47

tindakan anaknya tersebut, bahkan ikut berusaha menutupi kejahatan anaknya.

Tindakan Nyonya Folliat itu menjadi sarana menyampaikan tema orangtua

seringkali membela anaknya meski mengetahui anaknya bersalah.

Satu-satunya saksi kasus pembunuhan tersebut adalah Pak Tua Merdell yang

sebenarnya sudah menceritakan kejadian itu ke orang-orang tetapi orang-orang

tidak percaya karena kebiasaan Merdell yang suka mabuk. Merdell kemudian

menceritakan kejadian tersebut ke cucunya Marlene. Setelah bertahun-tahun kasus

pembunuhan yang dilakukan Sir George tidak terbongkar, De Sousa, sepupu jauh

Hattie berniat mengunjungi Hattie karena sudah lama tidak bertemu dengannya.

Agar identitas Hattie gadungan tidak terbongkar, Sir George menyuruh Hattie

gadungan melarikan diri ke luar kota tanpa sepengetahuan orang-orang sekitar. Sir

George membuat isu bahwa De Sousa adalah orang jahat yang suka membunuh

dan hilangnya Hattie adalah tanggung jawab De Sousa. Agar Merdell dan Marlene

tidak membuka mulut dan membuat skenarionya terbongkar, mereka dibunuh oleh

Sir George.

Sir George memang berhasil menyembunyikan kasus pembunuhan yang

dilakukannya selama bertahun-tahun. Ia juga berhasil menutup mulut Merdell dan

Marlene untuk selamanya. Skenarionya menghilangkan Hattie telah mengecoh

polisi yang kemudian mencurigai De Sousa. Meski demikian, kejahatannya

akhirnya terkuak juga melalui penyelidikan Hercule Poirot, seorang detektif

swasta.

Page 63: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

48

2.2.4 Keterkaitan Antarunsur Intrinsik

Deskripsi serta analisis data di atas menunjukkan keterkaitan yang menyatu

antarunsur intrinsik. Sehingga jika salah satu bagian dari unsur tersebut

dihilangkan, maka akan terjadi ketidakjelasan dalam kajian struktural.

Keterkaitan tersebut bisa dilihat dalam hubungan penokohan dengan plot.

Dalam pembentukan plot, karakter tokoh dan peristiwa yang dialaminya membuat

cerita terus bergulir. Misalnya, karakter tokoh Poirot yang berprofesi sebagai

detektif mempunyai rasa ingin tahu yang besar serta mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar. Hal tersebut menjadi penyebab masuknya tokoh Poirot dalam

jalinan cerita. Ketika Oliver, sahabatnya, meneleponnya dan memintanya datang

ke Nassecombe karena ada sesuatu yang membuatnya gelisah tanpa menjelaskan

lebih detil, naluri detektif Poirot muncul dan membuatnya penasaran sehingga ia

menuruti permintaan Oliver. Kemampuan Poirot dalam beradaptasi dengan watak

orang-orang Nassecombe yang suka berbasa-basi juga membuatnya diterima oleh

orang-orang dan akhirnya ia mampu memecahkan kasus pembunuhan yang terjadi

berdasarkan keterangan-keterangan dari para penghuni Nassecombe. Poirot

mampu mendapatkan keterangan yang tidak didapatkan oleh polisi dari orang-

orang yang sama. Dalam plot sebuah cerita, konflik merupakan unsur utama.

Konflik yang muncul dari pertentangan tokoh protagonis dengan tokoh antagonis

dalam novel KB merupakan konflik tidak langsung. Tokoh utama protagonis

Poirot mempunyai watak selalu ingin tahu, mampu beradaptasi dan bergaul

dengan orang-orang, gigih, dan cinta pada kebenaran, sedangkan watak tokoh

antagonis Sir George adalah kejam, suka membunuh, licik, kasar, pemarah, mata

Page 64: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

49

keranjang, tapi pintar menyembunyikan kejahatan dan sifat buruknya. Kasus

pembunuhan yang dilakukan oleh Sir George dan disembunyikannya dengan rapi

memunculkan konflik dengan tokoh Poirot yang dengan semangat dan gigih

menyelidiki kasus tersebut.

Contoh lain adalah hubungan antara penokohan dengan tema. Tokoh-tokoh

dalam cerita ditugasi untuk menyampaikan tema melalui tingkah laku baik verbal

maupun nonverbal, pikiran, perasaan, dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh.

Tema utama ”kejahatan walau ditutup-tutupi akhirnya terbongkar juga” tidak

lepas dari penokohan yang ada dalam cerita. Kejahatan yang dilakukan oleh tokoh

antagonis Sir George mampu disembunyikannya dengan baik karena kelicikan

dan kepintarannya dalam menyembunyikan kejahatan dan sifat buruknya.

Meskipun demikian, kegigihan dan komitmen pada kebenaran yang dimiliki oleh

tokoh protagonis utama Poirot mampu membongkar kejahatan Sir George

tersebut. Tema ”orangtua yang seringkali membela anaknya meskipun anaknya

bersalah” didukung dengan penggambaran tokoh Nyonya Folliat sebagai tokoh

yang sangat mencintai anaknya dan tidak mampu menolak keinginan anaknya

yang berniat membunuh Hattie untuk mengambilalih hartanya. Tema keserakahan

pada harta erat kaitannya dengan watak tokoh Sir George dan istrinya yang berani

melakukan tindakan kriminal karena tergiur pada harta. Tema percintaan yang

diwarnai perselingkuhan didukung dengan perwatakan tokoh-tokoh yang

mengalaminya, yakni pasangan Sir George-Hattie dan Alec-Peggy. Sir George

dan Hattie palsu digambarkan sebagai tokoh yang tidak menghargai pernikahan

mereka dan suka berselingkuh. Tokoh Alec merupakan lelaki yang suka

Page 65: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

50

menyembunyikan masalah, tidak percaya pada orang lain, pemarah, dan suka

berburuk sangka. Ketika sedang mengalami masalah, Alec memendamnya sendiri

karena tidak percaya pada istrinya. Hal ini, ditambah sikap Alec yang uring-

uringan membuat Peggy gelisah dan merasa tidak bahagia hidup bersama Alec. Di

sisi lain, Peggy yang digambarkan sebagai wanita yang cantik dan pintar menarik

perhatian para lelaki, sehingga Alec cemburu. Kondisi itu membuat rumah tangga

mereka diliputi ketidakharmonisan.

Kemudian hubungan plot dengan tema. Tema-tema yang ditemukan dalam

novel KB berperan dalam membangun plot cerita. Tema keserakahan pada harta

menjadi pemicu (motif) pembunuhan yang dilakukan Sir George atas Hattie.

Tema orangtua yang seringkali membela anaknya meskipun anaknya bersalah

menyebabkan kasus pembunuhan terpendam selama bertahun-tahun. Meskipun

mengetahui anaknya telah membunuh, Nyonya Folliat tidak mau melaporkan

kejahatan anaknya pada polisi karena ia mencintai anaknya. Tema perselingkuhan

dan penghargaan pada bangunan bersejarah membuat jalinan cerita semakin

menarik sekaligus mengecoh pembaca yang penasaran dengan kasus pembunuhan

yang terjadi. Tema utama ”kejahatan walau ditutup-tutupi akhirnya terbongkar

juga” meresap ke dalam jalinan cerita mulai dari awal hingga akhir.

2.3 Analisis Struktural Novel Misteri Cincin yang Hilang

Dalam penelitian ini, analisis struktural yang dilakukan pada novel MCH

meliputi unsur plot, tokoh dan penokohan, serta tema. Analisis plot akan

dilakukan terlebih dahulu agar didapatkan pemahaman akan cerita yang ada. Dari

Page 66: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

51

analisis plot tersebut, dapat dianalisis tokoh dan penokohan yang dimunculkan.

Analisis plot dan penokohan akan mengerucut pada tema. Berikut analisis ketiga

unsur tersebut secara berurutan.

2.3.1 Analisis Plot Novel Misteri Cincin yang Hilang

Novel MCH terdiri atas 514 halaman yang terbagi menjadi sembilan bagian

yang didasarkan pada pergantian hari, mulai pada hari Sabtu tanggal 26 Juni

(tahun tidak dijelaskan) hingga Sabtu tanggal 10 Juli. Berikut uraian plot novel

KB berdasarkan urutan cerita yang dibagi ke dalam lima tahap.

2.3.1.1 Tahap Penyituasian

Cerita dimulai pada hari Sabtu, 26 Juni (bab satu). Tahap ini berisi

penggambaran latar utama, yakni sebuah rumah kuno yang megah dan misterius,

serta pengenalan beberapa tokoh. Diawali dengan kunjungan seorang pengusaha

kaya asal Jakarta bernama Edwin ke rumah Firman, teman Edwin yang berada di

kota Lawang, Jawa Timur. Rumah kuno itu ditinggali Firman bersama adik, ibu

kandung, serta ayah tirinya yang bernama Indra. Edwin terpesona keindahan

rumah itu yang didukung pemandangan sekitar yang asri dan sejuk. Ia tertarik

untuk membelinya dan menjadikannya sebagai rumah peristirahatan. Orangtua

Firman menyambut tawaran tersebut karena sudah tidak mempunyai uang yang

cukup untuk merawat rumah itu. Karena rumah tersebut merupakan rumah

warisan orangtua ayah tiri Firman, penjualan rumah tersebut harus atas

kesepakatan para ahli warisnya (motif penjualan rumah warisan).

Page 67: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

52

Bab dua, Minggu 27 Juli. Indra beserta istrinya pergi ke Surabaya menemui

Josefina, anak dari kakak kandung Indra yang telah meninggal, Irawan. Indra

ingin meminta persetujuan Josefina sebagai salah satu ahli waris selain Indra

untuk menjual rumah warisan tersebut. Josefina sudah belasan tahun tidak

bertemu dengan pamannya tersebut dan tidak pernah mengetahui riwayat keluarga

ayahnya setelah ayahnya meninggal sewaktu ia masih kecil. Ia kaget karena tidak

pernah tahu bahwa ia mempunyai hak atas sebuah rumah yang diwariskan

kakeknya. Karena belum pernah melihatnya, Josefina bermaksud mengunjungi

rumah tersebut dan menginap beberapa hari di sana sebelum ia mengambil

keputusan untuk menyetujui penjualan rumah itu.

2.3.1.2 Tahap Pemunculan Konflik

Konflik mulai dimunculkan setelah Josefina menginjak rumah warisan

tersebut. Di rumah itu ia mulai mengenal riwayat keluarga ayahnya melalui foto-

foto dan cerita dari bibinya. Sejarah keluarganya ternyata menyimpan banyak

masalah. Kakek Josefina memiliki dua anak kandung, yakni ayahnya (Irawan) dan

Indra, serta seorang anak angkat bernama Hartono. Bibinya bercerita, suatu hari

Hartono kabur dari rumah karena kecewa pada Rahayu, tunangannya, yang

dihamili orang lain. Selang beberapa hari, Irawan juga kabur dari rumah setelah

bertengkar dengan kakek Josefina.

Setelah berbincang-bincang dengan bibinya, Josefina keluar rumah hendak

berjalan-jalan dan membeli koran dan selotip untuk menutup jendela kaca kamar

tempatnya menginap yang tidak dilengkapi gorden. Josefina mendatangi sebuah

warung makan untuk membeli minum. Ternyata warung itu milik Rahayu, dan

Page 68: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

53

perempuan yang menjaga warung itu adalah anaknya yang bernama Suharmi.

Josefina berkenalan dan berbincang dengan Suharmi (motif perkenalan

antartokoh). Suharmi mengatakan ibunya tidak pernah mengkhianati Hartono, dan

ia lahir dari benih Hartono.

Josefina kemudian mendatangi sebuah toko kelontong milik seorang lelaki

yang ternyata teman ayahnya sejak kecil. Josefina berkenalan dengan lelaki yang

bernama Hidayat tersebut dan mendapatkan banyak cerita tentang ayahnya dan

kedua pamannya sejak masa kecil hingga peristiwa kepergian Hartono dan Irawan

(motif perkenalan antartokoh). Hidayat mengatakan, kepergian Hartono tidak ada

kaitannya dengan Rahayu. Sebelum Josefina berpamitan, Hidayat menjanjikan

padanya untuk memberikan surat-surat yang ditulis ayahnya untuk Hidayat setelah

kepergian ayahnya dari rumah kakeknya.

Ketika pulang, Josefina berkenalan dengan Firman dan Clara, anak bibinya

(motif perkenalan antartokoh). Malam harinya, setelah makan malam, Indra,

paman Josefina membicarakan kembali soal rencana penjualan tersebut. Indra

mengatakan, rumah tua itu ditawar orang seharga dua ratus juta rupiah, dan

Josefina mendapat separonya. Josefina tetap menolak permintaan Indra.

Bab dua, Senin, 28 Juni. Josefina menemui Hidayat untuk mengambil surat-

surat ayahnya. Hidayat memperkenalkannya dengan istri dan anaknya, Esti

Hidayat dan Fajar. Setelah berbincang-bincang, Hidayat menawarkan Josefina

untuk memperkenalkannya pada Rahayu. Fajar dan Esti Hidayat mengantar

Josefina mengunjungi Rahayu (motif perkenalan antartokoh). Rahayu

menegaskan kepada Josefina, cerita kaburnya Hartono tidak ada kaitan dengan

Page 69: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

54

dirinya, dan anak yang dikandungnya ketika itu adalah benih dari Hartono.

Rahayu justru mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi di balik berita

kepergian Hartono yang penuh teka-teki.

Sepulang dari rumah Rahayu, Josefina bertengkar dengan Indra karena Indra

menyalahkan Rahayu sebagai penyebab Hartono kabur dari rumah dan Josefina

tidak sependapat. Josefina juga mengungkit kesalahan Indra ketika menjalankan

perusahaan permen peninggalan kakek Josefina yang mengakibatkan perusahaan

itu bangkrut. Bibi Josefina melerai pertengkaran tersebut. Josefina pergi ke kamar

dan membaca surat-surat tulisan ayahnya. Dari surat itu, Josefina semakin yakin,

kepergian Hartono tidak ada kaitannya dengan kehamilan Rahayu. Malam harinya

Josefina berjalan-jalan ke Malang bersama Firman. Sepanjang jalan mereka

bercengkrama. Inilah awal kedekatan mereka yang membuat mereka saling

tertarik satu sama lain.

Bab empat, Selasa, 29 Juni. Josefina dikenalkan Hidayat dengan Lasito,

mantan tukang kebun keluarga ayahnya (motif perkenalan antartokoh). Lasito

bercerita banyak tentang keluarga ayah Josefina. Secara tidak sengaja Josefina

melihat cincin yang dikenakan Lasito. Josefina pernah melihat cincin itu dipakai

Hartono di foto yang ada di rumah kakeknya. Josefina bertanya kepada Lasito

darimana ia mendapatkan cincin itu, tetapi ia tidak mendapatkan jawaban dari

Lasito. Josefina kemudian menemui Rahayu untuk menanyakan soal cincin

Hartono tersebut. Rahayu mengatakan bahwa cincin itu sangat berharga bagi

Hartono karena itu adalah satu-satunya peninggalan dari ayah kandung Hartono.

Page 70: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

55

Dari keterangan tersebut, Josefina mencurigai Lasito mencuri cincin tersebut dari

Hartono.

Sore harinya, Josefina dan Indra kembali bertengkar karena Indra mendesak

Josefina menyetujui penjualan rumah tersebut sedangkan Josefina menolak karena

rumah tersebut menyimpan banyak sejarah keluarga ayahnya. Malam harinya

Josefina ditemani Firman mengunjungi Lasito. Josefina menanyakan lagi soal

cincin Hartono tersebut. Lasito tidak menjawab dan hanya duduk terpaku seperti

orang kebingungan. Melihat reaksi pria tua itu ketika terus didesak oleh Josefina,

Firman menjadi tidak tega dan mengajak Josefina pamit. Karena Josefina tidak

mau, Firman meninggalkannya sendiri di rumah Lasito. Sepuluh menit kemudian,

Josefina pulang menyusul Firman di jalan menuju rumah. Dalam perjalanan,

Firman mengungkapkan, sebenarnya temannya menawar rumah tersebut seharga

enam ratus juta rupiah. Josefina sudah menduga, Indra menipunya. Ia semakin

membenci Indra.

2.3.1.3 Tahap Peningkatan Konflik

Konflik mulai meningkat pada bab lima, Rabu, 30 Juni. Tahap ini ditandai

dengan tewasnya Lasito. Lasito ditemukan tewas di depan teras rumahnya oleh

menantunya pada pagi hari (motif pembunuhan). Kejadian ini dilaporkan ke polisi

setempat. Kresno, tetangga Lasito yang melihat Josefina berkunjung ke rumah

Lasito malam hari sebelumnya, menuduh Josefina sebagai pembunuhnya. Josefina

dituduh ingin mengambil kembali cincin paman angkatnya yang dicuri Lasito

sekitar tiga puluh tahun yang lalu (motif penuduhan terhadap orang yang tidak

bersalah).

Page 71: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

56

Di Surabaya, ayah tiri Josefina menerima kabar bahwa anaknya dituduh

membunuh. Ayah tiri Josefina lalu meminta bantuan Kapten Polisi Kosasih,

anggota kepolisian Jawa Timur yang masih punya hubungan saudara dengannya

untuk mengeluarkan Josefina dari tuduhan yang diyakininya tidak benar. Kapten

Kosasih mengajak Gozali sahabatnya untuk membantunya menyelidiki kasus

tersebut.

Kosasih dan Gozali berangkat menuju Lawang, lalu menemui polisi

setempat untuk meminta informasi dan meminta izin ikut dalam penyelidikan

(motif penyelidikan). Josefina membantah telah membunuh Lasito. Ia

menceritakan perbincangannya dengan Lasito. Padanya, Lasito mengaku

menemukan cincin itu di bekas istal kuda, tetapi waktu itu ia tidak tahu kalau itu

cincin Hartono. Kosasih dan Gozali kemudian menemui Kresno. Kresno menuduh

Josefina karena semalam ia melihat gadis itu menemui Lasito dan

mempertanyakan cincin yang dipakai Lasito.

Bab enam, Kamis, 1 Juli. Pada bab ini konflik kian menanjak. Kresno

ditemukan tewas pada pagi hari (motif pembunuhan). Polisi setempat mendatangi

Josefina. Polisi mencurigai Josefina sebagai pembunuh Lasito dan Kresno.

Setelah polisi pergi, Josefina menemui Hidayat untuk mencurahkan perasaannya

yang sedang jengkel karena dituduh membunuh. Ketika pulang, Josefina bertemu

Kosasih dan Gozali. Josefina menegaskan, ia bukan pembunuh.

Kosasih dan Gozali pergi menemui polisi setempat untuk meminta

keterangan lebih detil tentang kematian Kresno. Bersama polisi setempat, Kosasih

dan Gozali lalu menemui dokter yang memeriksa mayat Lasito dan Kresno dan

Page 72: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

57

mendapatkan keterangan bahwa pembunuh Lasito bertangan kidal. Kosasih dan

Gozali lalu menemui Jumadi, anak Lasito. Jumadi bercerita, sehari sebelum

meninggal ayahnya mengatakan, sebelumnya ia tidak tahu bahwa cincin tersebut

adalah cincin orang mati, jika ia tahu tentunya ia tidak akan mengambil cincin itu.

Lasito juga bercerita pernah mimpi tentang Hartono, tetapi ia tidak mengerti arti

mimpinya itu. Andai ia mengerti waktu itu, ia pasti akan lapor ke polisi (motif

kesadaran akan pembunuhan terpendam). Keterangan Jumadi membuat Gozali

menyimpulkan bahwa Josefina tidak berbohong dan tidak bersalah. Mereka

berdua lalu menyampaikan kabar baik itu kepada Josefina dan ayah tirinya,

kemudian pulang ke Surabaya bersama Josefina dan ayahnya. Selama perjalanan,

Kosasih dan Gozali berbincang dengan Josefina. Josefina bercerita banyak

mengenai latarbelakang perkenalannya dengan Lasito, juga tentang surat ayahnya.

Gozali lalu meminjam surat tulisan ayah Josefina untuk dipelajari.

Bab tujuh, Sabtu, 7 Juli. Gozali bertemu Kosasih dan menyampaikan dugaan

kuatnya setelah membaca surat tersebut, yakni bahwa Hartono tewas dibunuh lalu

dikuburkan di bekas istal kuda. Mereka lalu berangkat ke Lawang untuk

melanjutkan penyelidikan. Sementara itu, Firman mengajak Edwin ke Surabaya

menemui Josefina untuk membicarakan masalah penjualan rumah. Josefina tetap

menolak menyetujui penjualan rumah itu. Edwin membuat janji dengan Josefina

untuk bertemu kembali malam nanti.

Gozali dan Kosasih tiba Lawang, lalu mengajak polisi setempat melanjutkan

penyelidikan. Mereka menemui istri Kresno dan mendapatkan keterangan bahwa

sebelum meninggal, Kresno pamit untuk tahlilan di rumah Lasito dan berencana

Page 73: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

58

ke rumah Indra untuk meminta uang atas jasanya memplester bekas istal kuda

puluhan tahun yang lalu. Kemudian mereka pergi ke rumah keluarga Aznan untuk

meminta keterangan dari Indra soal plesteran di bekas istal. Indra sedang keluar

rumah. Tatiek mengatakan, Indra mungkin ada di rumah Suhadi, temannya. Tatiek

sempat bercerita tentang Suhadi ini. Saat ditanya soal plesteran di istal, Tatiek

mengatakan bahwa plesteran itu sudah ada ketika ia mulai tinggal di rumah itu

setelah Indra menikahinya. Mereka menikah setelah Hartono dan Irawan kabur.

Sambil menunggu Indra pulang, Gozali dan para polisi pergi menemui

Hidayat. Hidayat mengatakan, plesteran itu sudah ada jauh sebelum kepergian

Hartono dan Irawan. Mereka berdua lalu kembali mengunjungi rumah keluarga

Aznan, tetapi Indra belum pulang juga. Diantar oleh Firman, mereka pergi ke

rumah Suhadi untuk mencari Indra. Ternyata di rumah Suhadi pun Indra tidak

ditemukan. Suhadi mengatakan, Indra tadi ke rumahnya, tetapi sudah pulang.

Mereka kembali ke rumah Aznan. Indra belum pulang. Karena hari sudah hampir

malam, Gozali dan Kosasih kembali ke Surabaya.

Sementara itu, Josefina bertemu dengan Edwin dan membicarakan kembali

penjualan rumah itu. Josefina tetap menolak. Selesai pertemuannya dengan

Edwin, Josefina pulang dan mendapat kabar bahwa Indra ditemukan tewas

terbunuh di jalan menuju rumahnya (motif pembunuhan). Josefina lalu pergi ke

Lawang. Kosasih dan Gozali juga kembali ke Lawang setelah mendengar kabar

itu.

Bab delapan, Minggu 4 Juli. Kosasih mengungkapkan kepada keluarga

Aznan tentang dugaannya semula bahwa Hartono sebenarnya tewas dibunuh, dan

Page 74: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

59

pembunuhnya adalah Indra, tetapi dugaannya itu dipatahkan dengan tewasnya

Indra. Tatiek lalu mengungkapkan dugaannya tentang siapa pembunuh Indra,

Kresno, Lasito, juga Hartono. Ia mencurigai Suhadi. Dengan penuh amarah, ia

membuka rahasia yang ia pendam selama ini, Indra homo dan Suhadi adalah

pasangan homonya. Tatiek membayangkan kemungkinan Hartono pernah melihat

Indra dan Suhadi berhubungan seks lalu Hartono dibunuh.

Gozali bersama Kosasih dan polisi setempat lalu pergi ke rumah sakit untuk

meminta hasil otopsi pada mayat Indra. Dokter menyimpulkan, pembunuh Indra

bertangan kidal, sama seperti yang terjadi pada Lasito. Mereka kemudian pergi ke

rumah Suhadi untuk membawanya ke kantor polisi. Dalam perjalanan, Kosasih

dan Gozali berdebat tentang alasan Suhadi membunuh Indra. Kosasih tetap yakin

bahwa Suhadi lah pembunuhnya, sedangkan Gozali tidak yakin dengan hal itu.

2.3.1.4 Tahap Klimaks

Cerita ini mencapai klimaksnya ketika Kapten Kosasih, Gozali, dan aparat

polisi setempat berhasil menemui Suhadi di rumahnya. Mereka menyampaikan

maksudnya dan menyuruh Suhadi segera berganti pakaian karena akan dibawa ke

kantor polisi. Ketika sedang menunggu Suhadi, mereka mendengar suara tubuh

terjatuh. Suhadi sedang sekarat. Gozali memangkunya. Detik-detik dalam

peristiwa ini digambarkan dengan sangat menegangkan. Akhirnya Suhadi tewas

(motif pembunuhan). Penyelidikan polisi menyimpulkan Suhadi tewas setelah

meminum kopi beracun yang ditemukan di sampingnya. Peristiwa tewasnya

Suhadi ini menjadi petunjuk bagi Gozali dalam memecahkan rentetan kasus

pembunuhan yang terjadi.

Page 75: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

60

2.3.1.5 Tahap penyelesasian

Setelah upacara pemakaman Indra, Firman berbincang-bincang dengan

Josefina di rumah yang kini sepenuhnya menjadi milik Josefina. Firman berniat

akan membawa ibu dan adiknya pindah dari rumah yang kini resmi menjadi milik

Josefina. Josefina meminta Firman tetap tinggal. Josefina akan mencari jalan agar

keluarga Firman dapat tetap tinggal dan ia akan memikirkan cara mendapatkan

uang untuk merenovasi dan merawat rumah itu. Josefina juga menanyakan

perasaan Firman pada Suharmi. Firman menegaskan, ia sudah tidak mencintai

Suharmi lagi.

Sesaat kemudian Gozali, Kosasih, dan polisi setempat muncul. Mereka

bermaksud untuk memberitahukan tewasnya Suhadi sekaligus hendak menangkap

pembunuh yang sebenarnya. Di rumah itu telah ada beberapa orang, yakni Tatiek

dan kedua anaknya, Josefina, dan Hidayat. Pada awalnya keluarga Aznan

menduga bahwa Suhadi lah pembunuhnya dan mereka merasa lega bahwa

pembunuh itu bunuh diri karena akan ditangkap polisi. Gozali mematahkan

pendapat tersebut dan mengatakan bahwa pembunuh yang sebenarnya bukanlah

Suhadi.

Cerita selanjutnya, pada bab sembilan yang merupakan bab terakhir,

melompat enam hari setelah kejadian di atas, yakni hari Sabtu, 10 Juli. Edwin

mengungkapkan perasaannya pada Josefina. Josefina menolaknya dengan halus.

Malam harinya, keluarga Josefina mengadakan syukuran kecil atas tuntasnya

permasalahan yang menimpa keluarga mereka dengan mengundang keluarga

Firman, Kosasih, dan Gozali.

Page 76: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

61

Pada pertemuan itu, Kosasih dan Gozali mengungkapkan hasil

pemecahannya atas misteri pembunuhan Lasito, Kresno, Indra, dan Suhadi yang

berkaitan langsung dengan kasus pembunuhan Hartono yang terjadi sekitar tiga

puluh tahun yang lalu (motif pembongkaran kasus). Hidayat lah pembunuhnya. Ia

bersama Indra membunuh Hartono setelah Hartono memergoki mereka

berhubungan intim. Hidayat adalah kekasih Indra sebelum Suhadi. Lasito dibunuh

karena belakangan, setelah pertemuannya dengan Josefina, ia menyadari apa yang

sesungguhnya terjadi tiga puluh tahun yang lalu meskipun ia tidak tahu pasti siapa

yang telah membunuh Hartono. Ketika ia mengungkapkan hal ini kepada Kresno,

Hidayat tidak sengaja mendengarnya secara sembunyi-sembunyi. Karena itu pula

Kresno dibunuh. Hidayat membunuh Indra karena takut Indra akan membocorkan

perbuatan mereka kepada polisi. Dalam kasus kematian Suhadi, Hidayat

sebenarnya menyiapkan Suhadi sebagai kambing hitam dengan membuat seolah-

olah Suhadi bunuh diri karena putus asa setelah perbuatannya terbongkar. Dari

penelusuran Gozali juga ditemukan fakta bahwa kepergian Irawan tidak lain

karena tidak tahan melihat sikap ayahnya yang membela dan menutupi perbuatan

Indra yang telah menewaskan kakak angkatnya, Hartono.

Di akhir cerita, dikisahkan bahwa Firman akhirnya menyatakan cintanya

pada Josefina. Peristiwa ini menutup cerita petualangan Josefina yang akhirnya

menguak sejarah keluarga ayahnya dan menemukan cintanya.

2.3.1.6 Pembahasan Plot

Dari uraian di atas, ditemukan beberapa motif yang menggerakkan plot,

yakni motif penjualan rumah warisan, perkenalan antartokoh, kesadaran akan

Page 77: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

62

pembunuhan terpendam, pembunuhan, penyelidikan, penuduhan terhadap orang

tidak bersalah, dan motif pembongkaran kasus. Hubungan kausalitas antarmotif

tidak selalu dapat dilihat dalam peristiwa yang berlangsung. Hubungan kausalitas

itu dapat dilihat di akhir cerita ketika tokoh Gozali menceritakan hasil

pemecahannya atas kasus tersebut. Ini merupakan ciri khas dalam cerita detektif

yang betujuan memberikan efek kejutan bagi pembaca.

Susunan plot novel MCH tergolong plot lurus. Peristiwa pertama diikuti oleh

peristiwa-peristiwa selanjutnya secara berurutan. Peristiwa Josefina mengenang

pembicaraannya dengan Firman ketika berjalan-jalan di Malang dan peristiwa

Gozali menceritakan kembali kisah terbunuhnya Hartono tidak dimaksudkan

sebagai sorot balik melainkan sebagai teknik backtracking. Peristiwa Josefina

mengenang pembicaraannya dengan Firman bertujuan menjelaskan awal mula

ketertarikan Josefina pada Firman yang menurutnya berbeda dengan para lelaki

yang pernah ditemuinya, sedangkan peristiwa Gozali bercerita tersebut

dimunculkan melalui dialog untuk mengungkapkan hasil penyelidikan Gozali

dalam membongkar kejahatan yang dilakukan oleh tokoh Hidayat.

2.3.2 Analisis Tokoh dan Penokohan Novel Misteri Cincin yang Hilang

2.3.2.1 Tokoh Protagonis

Josefina, tokoh protagonis dalam cerita ini adalah seorang mahasiswi tingkat

akhir berusia 23 tahun yang dinamis, tegas dalam bersikap, dan cerdas.

Ketegasannya dalam bersikap tampak dalam pendiriannya untuk tidak menyetujui

penjualan rumah warisan kakeknya kepada orang lain meskipun harga penawaran

Page 78: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

63

atas rumah itu cukup tinggi. Baginya, rumah itu sangat berharga karena

menyimpan sejarah mendiang ayahnya dan keluarga besarnya sehingga sayang

jika harus berpindah ke tangan orang lain. Meskipun mendapat tekanan dari

beberapa orang, Josefina tetap tidak mau melepaskan haknya atas rumah itu.

Josefina selalu waspada dan curiga pada orang-orang yang baru dikenal

yang menunjukkan sikap-sikap tidak wajar. Ia sangat cerdik dan mempunyai ide-

ide yang cemerlang dalam merencanakan sesuatu. Semua sifatnya itu, ditambah

rasa ingin tahu yang besar, mengantarkannya masuk dalam kisah terbongkarnya

kasus pembunuhan tersebut. Gambaran yang sangat mencolok tentang watak

Josefina ini terlihat ketika ia mencecar Lasito dengan pertanyaan-pertanyaan

tentang cincin Hartono yang sedang dipakai Lasito. Meski tidak mendapat

jawaban sepatah kata pun dari Lasito, Josefina terus menanyakan apakah Hartono

memberikan cincinnya pada Lasito, bagaimana Lasito bisa mendapatkan cincin

Hartono, dan mengapa diberikan kepada Lasito, apa untuk kenang-kenangan

karena dia mau meninggalkan rumahnya (Mara Gd, 1995:184-185). Josefina

pernah mengungkapkan sikapnya ini ketika ditanya oleh Firman mengapa ia

masih terus penasaran dengan cincin yang dipakai Lasito dalam kutipan

ucapannya berikut.

”Entahlah, aku selalu begitu. Kalau ada sesuatu yang belum terjawab, tidurku enggak bisa pulas. Aku akan terus mencari sampai ketemu jawabannya.” (Mara Gd, 1995:213) Di samping sifat-sifat yang telah disebutkan di atas, ia juga mempunyai sifat

jujur, lugas, dan terbuka. Ia sangat membenci kebohongan dan kemunafikan.

Baginya, kejujuran adalah hal utama yang harus dimiliki semua orang, termasuk

Page 79: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

64

lelaki idamannya. Hal ini dikatakannya pada Firman ketika Firman menanyakan

tipe lelaki idaman Josefina.

”Ngomong-ngomong gimana pria idamanmu?” ”Bagiku yang nomor satu orangnya harus jujur. Persyaratan lain sih bisa ditawar. Tapi kejujuran itu suatu keharusan. Aku enggak suka orang yang bermulut manis, atau orang yang munafik, atau orang yang suka bohong. Baik laki-laki maupun perempuan, kalau aku merasa orangnya suka berpura-pura, aku enggak mau berteman.” ..... ”Aku ingin suami yang bisa kuhargai sebagai manusia. Aku jelas tidak bisa menghargai seorang penipu, atau tukang bohong. Bagaimana aku bisa respek kepadanya kalau aku menyaksikan dia membohongi atau menipu orang lain?Bagaimana aku bisa cinta padanya kalau aku memandang rendah perbuatannya? Aku menginginkan suami yang bisa kukagumi. Mana bisa aku kagum padanya kalau aku tahu dia manusia yang munafik, membual ke kiri dan kanan, mengobral janji palsu, mengelabui orang lain?” (Mara Gd, 1995:167) Josefina berani mengungkapkan pendapat dan tidak segan menolak sesuatu

yang tidak sesuai dengan pendapatnya. Ia mandiri dan tidak tergantung pada

orang lain. Selain itu, ia mau mengakui kesalahan yang diperbuatnya, tidak mudah

termakan pujian, percaya diri, tetapi tidak sombong. Sebagaimana gadis muda

pada umumnya, ia juga memperhatikan penampilan. Contohnya, ketika makan

malam dengan Edwin, Josefina hanya makan sedikit. Edwin menyuruhnya makan

lebih banyak, tetapi Josefina menolak.

”Kau makan terlalu sedikit, ayo.” ”Memang saya enggak mau makan banyak-banyak, nanti saya jadi gemuk,” kata Josefina. (Mara Gd, 1995:399). Konflik yang muncul antara tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita ini

tidak lepas dari penokohan kedua tokoh yang saling bertentangan. Josefina

mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan cinta pada kebenaran dan kejujuran.

Jika ada sesuatu yang tidak ia mengerti dan terlihat ditutup-tutupi, ia akan

Page 80: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

65

menelusurinya hingga ia menemukan jawabannya. Watak tokoh protagonis ini

bertolakbelakang dengan watak tokoh antagonis yang jahat dan suka menutupi

kejahatannya dengan berbagai kebohongan. Kasus pembunuhan yang menyangkut

keluarga tokoh protagonis yang dilakukan dan disembunyikan oleh tokoh

antagonis terpendam selama bertahun-tahun tanpa ada tindakan hukum. Sampai

akhirnya kemunculan tokoh protagonis yang dengan gigih menelusuri sejarah

keluarganya yang misterius memicu terbongkarnya kasus pembunuhan tersebut.

2.3.2.2 Tokoh Antagonis

Ada dua tokoh antagonis dalam novel ini, yakni Hidayat dan Indra. Mereka

dikisahkan dulunya merupakan sepasang kekasih homoseksual. Hubungan Indra

dan Hidayat akhirnya terputus setelah mereka dipergoki Hartono ketika sedang

berhubungan seks. Ketika itu mereka bekerjasama membunuh Hartono dan

menyembunyikan mayatnya dengan dikubur di dalam bekas istal kuda. Setelah

peristiwa itu Indra dan Hidayat saling menjauh.

Hidayat adalah tokoh antagonis yang pada awalnya digambarkan sebagai

orang yang baik hati, tulus, dan suka membantu. Di akhir cerita, ketika

kejahatannya terbongkar, terlihatlah watak aslinya yang jahat dan kejam. Ia

menutupi watak aslinya tersebut dengan sikap yang sopan, murah hati, ramah,

humoris, dan terbuka. Semua itu mampu dilakukannya karena kecerdikannya

dalam bersandiwara dan merencanakan sesuatu untuk memutarbalikkan fakta.

Karena kekejamannya, Hartono, Irawan, Lasito, Kresno, Indra, dan Suhadi tewas

ditangannya. Hidayat juga ternyata suka memanfaatkan orang lain. Ketika ia

Page 81: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

66

remaja, ia bersahabat dengan Indra dan mau menuruti hasrat seksual Indra hanya

untuk mendapatkan hartanya.

Indra, adik kandung ayah Josefina yang berarti juga paman Josefina adalah

sesosok lelaki yang licik, pemarah, dan suka memaksakan kehendak pada orang

lain. Waktu kecil ia sangat dimanja oleh ayahnya mengingat ia adalah anak

bungsu dan sering sakit-sakitan. Karena itu, ia tumbuh menjadi pribadi yang

egois. Selain itu, Indra juga suka berbohong. Ketika ia diserahi tugas mengelola

perusahaan permen milik ayahnya, ia menipu pelanggan permen dengan

menurunkan kualitasnya dan menjualnya dengan harga yang sama. Begitu pula

ketika rumah peninggalan ayahnya ditawar orang seharga enam ratus juta rupiah,

ia berkata lain pada Josefina dengan mengatakan, rumah itu ditawar orang seharga

dua ratus juta rupiah. Ia juga berbohong soal Hartono dengan mengatakan bahwa

Hartono kabur dari rumah karena tunangannya mengkhianatinya, padahal

sebenarnya Hartono telah tewas terbunuh. Kebohongan lainnya adalah menikah

dengan Tatiek hanya untuk menutupi kelainan seksnya.

Tindakannya menurunkan kualitas permen dan membohongi Josefina

tentang harga penawaran rumah tersebut juga menunjukkan wataknya yang

serakah akan harta. Selain itu, Indra berwatak keras dan tidak bisa menghargai

pendapat orang lain, terutama orang yang lebih muda. Seperti yang tampak ketika

Josefina mengkritik kesalahan yang dilakukan Indra ketika memegang kendali

perusahaan permen yang diwariskan oleh kakek Josefina.

”Oh, jadi kau sekarang mau mengajari om-mu tentang bagaimana seharusnya menjalankan pabrik?” tanya Indra sinis. Josefina tertawa malu.

Page 82: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

67

”Oh enggak, om, bukan itu maksud saya. Saya cuma mengutarakan pendapat saya saja.” ”Hmph! Anak kemarin sore sudah mau mengutarakan pendapatnya! Kau sekolah saja belum selesai, Jo. Umurmu baru berapa kok sudah berani memberi nasihat kepada om-mu?” kata Indra. (Mara Gd, 1995:147). Ia juga suka menyuap orang lain untuk menutup mulutnya. Ia sering

memberi uang pada Hidayat ketika masih berhubungan dengannya agar Hidayat

tetap mau melayani hasrat seksnya dan tidak menceritakan kelainannya tersebut

pada orang lain. Indra juga sering memberi uang kepada Kresno yang mengetahui

bahwa di bawah istal kuda ada mayat Hartono agar Kresno tidak membongkar

kejahatannya itu.

Meski demikian, Indra sesungguhnya adalah sosok ayah yang baik dan dekat

dengan anaknya. Masa lalunya yang bergelimang harta, tetapi kemudian jatuh

miskin secara drastis membuatnya sulit menerima kenyataan. Kesulitan hidup

yang dihadapinya di masa tuanya membuatnya mudah naik darah dan sinis dalam

memandang hidup. Ini sebagaimana pandangan Firman, anak tirinya yang telah

lama hidup bersamanya, dalam kutipan berikut.

”Ada begitu banyak kebencian dan amarah di dalam hatinya, sampai aku tidak tahu bagaimana harus bersikap di hadapannya. Dia begitu gampang marah. Dia mengalami krisis identitas. Dia melihat orang-orang lain semuanya sukses, bisnis mereka berlanjut, berkembang, bisa beli rumah baru, mobil baru, sementara usahanya sendiri gulung tikar. Makanya dia selalu marah. Dulu orangnya tidak begitu kok, Jo. Dia ayah yang baik, selalu sayang padaku...” (Mara Gd, 1995:211) Karakter tokoh antagonis yang kejam dan suka menyembunyikan

kejahatannya itu bertolakbelakang dengan karakter tokoh protagonis yang

mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan gigih dalam mengungkap kebenaran.

Pertentangan inilah yang akhirnya memunculkan konflik, meskipun tidak secara

Page 83: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

68

langsung. Kejahatan yang dilakukan tokoh antagonis tidak menimpa tokoh

protagonis maupun orang yang mempunyai keterkaitan emosional dengan tokoh

protagonis, tetapi kejahatan tersebut bertentangan dengan watak tokoh protagonis

yang cinta kebenaran dan kejujuran.

2.3.2.3 Tokoh Bawahan

Beberapa tokoh bawahan yang muncul dalam novel ini antara lain Firman,

Lasito, Kresno, Suhadi, Gozali, Tatiek, Clara, Suharmi, dan Rahayu. Firman,

lelaki lajang berusia tigapuluh enam yang bekerja di Malang. Firman adalah anak

tiri Indra memiliki watak yang sangat berbeda dengan ayah tirinya. Firman adalah

lelaki yang bijaksana, jujur, dan baik hati. Ia juga sopan dalam bersikap dan

bertutur kata serta sangat menghormati perempuan. Di samping itu, Firman

termasuk lelaki yang cerdas. Karena hal itulah, Josefina menjadi cepat akrab

dengan Firman. Firman juga orang yang realistis dalam menghadapi permasalahan

hidup. Ia merelakan hubungannya dengan Suharmi putus karena ia yakin bahwa

orangtua mereka tidak akan memberikan restu.

Lasito, tokoh yang menjadi salah satu korban pembunuhan adalah seorang

lelaki tua yang selalu berpikiran sederhana. Ketika ia menemukan cincin di istal,

dan keesokan harinya Kresno datang tiba-tiba untuk memplester istal tersebut,

dilanjutkan dengan datangnya Hartono dalam mimpinya, Lasito tidak mencurigai

rentetan kejadian itu sebagai sesuatu yang aneh. Ia baru menyadari keanehan

tersebut setelah Josefina mempertanyakan cincin yang dipakainya. Ia

menunjukkan watak yang selalu ingin menghindari konflik dengan tidak mau

menjawab pertanyaan Josefina yang membuatnya gelisah tersebut. Lasito juga

Page 84: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

69

dilukiskan sebagai sosok yang sopan dan ramah. Tokoh Lasito adalah kunci

terbongkarnya kasus pembunuhan yang telah lama terpendam karena cincin

Hartono yang diambilnya dari bekas istal kuda.

Kresno, korban pembunuhan yang juga teman Lasito berwatak keras. Ia suka

menuduh orang tanpa bukti yang kuat. Ia menuduh Josefina sebagai pembunuh

hanya karena Josefina yang terakhir kali dilihatnya bersama Lasito dan

mempertanyakan soal cincin yang dipakai Lasito padahal Kresno tidak melihat

kejadian terbunuhnya Lasito. Kresno juga suka memeras. Ia memeras Indra

setelah perbincangannya dengan Lasito yang membuatnya menyadari bahwa di

bawah plesteran yang dibuatnya di dalam istal kuda terdapat mayat Hartono.

Tokoh Kresno berperan dalam mengarahkan tuduhan sementara kepada Josefina,

sehingga emosi pembaca yang telah mengidentifikasikan dirinya pada Josefina

dapat ikut terhanyut.

Suhadi, teman akrab Indra yang pernah bekerja di pabrik permennya ini

digambarkan sebagai seorang yang sombong, penuh gengsi, dan kasar. Meski

demikian, hatinya sangat peka seperti ketika ia ditanya soal kematian Indra.

”Apakah kalian bertengkar?” tanya Kosasih. Tak tampak ada reaksi, hanya sedikit air yang mengalir dari kedua matanya yang terbuka (Mara Gd, 1995:457). Tokoh Suhadi sangat berperan untuk mengecoh pembaca dalam

menyimpulkan pembunuh yang sebenarnya. Menjelang klimaks, cerita

menunjukkan beberapa bukti yang mengarah kepada Suhadi. Pada klimaks cerita,

Suhadi tidak terbukti sebagai pembunuh. Ini adalah salah satu teknik

menghadirkan efek kejutan bagi pembaca.

Page 85: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

70

Gozali adalah tokoh pemecah masalah yang mulai muncul pada pertengahan

cerita ketika polisi menyelidiki kasus pembunuhan Lasito. Secara fisik, Gozali

digambarkan bertubuh kurus. Gozali seorang lajang yang bersahabat dengan

seorang pejabat kepolisian daerah Jawa Timur bernama Kosasih. Kapten Polisi

Kosasih yang sedang menangani kasus pembunuhan Lasito mengajak Gozali

untuk membantunya menyelidiki kasus tersebut. Gozali berpembawaan tenang,

tidak banyak bicara, selalu memperhatikan hal-hal remeh yang dijumpainya, dan

tidak terburu-buru dalam menyimpulkan sesuatu. Ketika Kosasih menyimpulkan

Suhadi sebagai pembunuh, Gozali mempertanyakannya dan ternyata Kosasih

memang salah duga. Unsur kejiwaan Gozali tidak begitu dimunculkan. Pengarang

hanya menampilkan kecerdikan Gozali dalam menelusuri kasus pembunuhan

tersebut. Seperti yang tampak ketika Gozali berusaha mengetahui apakah Hidayat

bertangan kidal, ia berpura-pura tidak sengaja menyenggol gelas yang disajikan

oleh Hidayat. Secara reflek Hidayat menangkap gelas itu dengan tangan kiri,

padahal gelas itu berada lebih dekat dengan tangan kanannya.

Tatiek, istri Indra serta ibu kandung Firman dan Clara, adalah perempuan

yang tegar dan keibuan. Ia sangat menyayangi anaknya. Setelah ia bercerai dari

suami pertamanya, ia menerima pinangan Indra agar ia tetap mampu menghidupi

anaknya. Ketegarannya membuatnya mampu bertahan dalam menghadapi sikap

Indra yang tidak disukainya. Ia mampu menyimpan masalah rumahtangganya dan

tidak menceritakan kepada anak-anaknya agar tidak membuat mereka kecewa.

Selain itu, Tatiek adalah wanita yang ramah dan mampu bersikap netral ketika

sedang berada di dalam sebuah konflik. Ketika ia dan suaminya ke Surabaya

Page 86: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

71

menemui Josefina dan Merri, dialah yang banyak berbicara untuk

mengungkapkan maksud suaminya yang ingin menjual rumah warisan tersebut.

Waktu itu Merri dan Indra masih menyimpan dendam karena konflik di masa lalu.

Tatiek juga selalu melerai dan meredakan ketegangan ketika Indra dan Josefina

bertengkar. Tokoh Tatiek sangat berperan dalam membongkar rahasia bahwa

Indra seorang homoseksual.

Rahayu, mantan tunangan Hartono, adalah wanita yang ramah dan tulus. Ia

juga sangat mencintai Hartono. Rahayu hanya muncul beberapa kali, yakni ketika

Josefina menemuinya. Tokoh Rahayu berperan sebagai orang yang dijadikan

kambing hitam atas kepergian Hartono.

Suharmi, anak Rahayu yang juga darah daging Hartono, adalah perempuan

lajang yang sangat halus perasaannya. Ia sangat menyayangi ibunya. Karena itu

pula, ia rela memutuskan hubungannya dengan Firman agar tidak menyakiti hati

ibunya.

Tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas adalah beberapa tokoh yang

penting untuk dijelaskan dalam analisis ini yang hadir secara langsung dalam

cerita. Di samping tokoh-tokoh tersebut, ada pula tokoh-tokoh penting lain yang

tidak dihadirkan secara langsung, melainkan melalui kenangan tokoh-tokoh yang

hadir. Tokoh-tokoh ini di antaranya adalah Ibrahim Aznan (kakek Josefina),

Nyonya Ibrahim (nenek Josefina), Hartono (anak angkat kakek Josefina), dan

Irawan (ayah kandung Josefina). Keempat tokoh tersebut telah meninggal ketika

cerita berlangsung.

Page 87: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

72

Ada pula tokoh-tokoh lain yang tidak akan penulis deskripsikan secara rinci

karena peran mereka kecil dan mereka hanya ditampilkan dalam intensitas yang

relatif sedikit. Di antaranya adalah Edwin (kenalan Firman yang berniat membeli

rumah warisan tersebut), Merri Aznan Sidarta (ibu kandung Josefina), Randi

Sidarta (ayah tiri Josefina), Kosasih (kapten polisi di Polda Jawa Timur, sepupu

jauh Randi, sahabat Gozali), Lettu Hendrik (petugas polisi setempat), Esti Hidayat

(istri Hidayat), Fajar (anak Hidayat yang dijodohkan dengan Josefina), Clara

(anak Tatiek), Jumadi (anak Lasito), Bu Kresno (istri Kresno), Dr Dedi Sukarno

(ahli forensik yang memeriksa mayat Lasito dan Kresno), Untung (Ketua RT

setempat), dan Bik Alia (satu-satunya pembantu yang tersisa dan masih bekerja di

keluarga Aznan). Tokoh-tokoh tersebut dihadirkan untuk menguatkan unsur

kelogisan serta menghidupkan plot cerita yang dibangun.

2.3.3 Analisis Tema Novel Misteri Cincin yang Hilang

2.3.3.1 Tema Minor

2.3.3.1.1 Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk

Keserakahan pada harta menjadi salah satu tema minor dalam novel MCH.

Keserakahan tersebut ditunjukkan pada sikap Indra. Ketika ayahnya meninggal,

Indra diserahi tugas untuk mengelola pabrik permen milik ayahnya. Pabrik

permen itu telah mencapai kejayaannya. Penjualan permen sangat tinggi. Laba

yang dihasilkan juga mampu mensejahterakan keluarga Indra dan para

karyawannya. Sayangnya, pabrik tersebut mengalami kemunduran setelah

dipegang oleh Indra. Karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar,

Page 88: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

73

Indra menurunkan kualitas permen buatannya dengan harga jual yang sama.

Banyak pelanggan yang kecewa dengan turunnya kualitas permen tersebut.

Penjualan permen terus menurun, hingga akhirnya pabrik itu bangkrut.

Ketamakan Indra membuatnya jatuh miskin. Karena tidak bekerja, Indra hanya

mampu menghidupi keluarganya dengan sisa-sisa kekayaan dari orangtuanya dan

penghasilan anak tirinya. Karena hal itu pula, Indra kemudian berniat menjual

rumah warisan orangtuanya yang akhirnya mempertemukannya dengan

keponakannya, Josefina.

Ketamakan Indra juga tampak ketika ia membohongi Josefina tentang harga

penawaran rumah warisan tersebut. Rumah tersebut sebenarnya ditawar oleh

teman Firman senilai enam ratus juta rupiah. Jika jadi dijual, uang hasil penjualan

akan dibagi rata antara Indra dan Josefina yang juga berhak atas rumah tersebut.

Artinya, Indra dan Josefina akan mendapatkan uang masing-masing sebesar tiga

ratus juta rupiah. Akal licik Indra muncul ketika memberitahukan kepada Josefina

harga penawaran atas rumah tersebut sebesar dua ratus juta rupiah, sehingga

Josefina akan mendapatkan bagian sebesar seratus juta rupiah.

2.3.3.1.2 Cinta Sejati Muncul dari Kejujuran

Josefina adalah sosok yang teguh dalam memegang kejujuran. Sifatnya itu

tidak hanya menyebabkan terbongkarnya sebuah kasus kejahatan, tetapi juga

membuat banyak lelaki yang mengenalnya jatuh hati padanya. Di akhir cerita

dikisahkan bahwa Josefina mendapatkan cinta sejatinya setelah melalui berbagai

masalah yang menimpanya.

Page 89: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

74

Beberapa tokoh lelaki lajang yang ada dalam cerita jatuh hati pada Josefina

setelah mengenalnya, yakni Fajar, Edwin, dan Firman. Fajar mengenal Josefina

melalui ayahnya (Hidayat) yang merupakan sahabat ayah Josefina. Suatu hari

Hidayat ketika mengenalkan Josefina pada istri dan anaknya (Fajar) mengatakan

pada Josefina, dulu ia dan ayahnya pernah berniat menjodohkan mereka kelak jika

mereka dewasa. Fajar mengatakan pada Josefina, tadinya ia tidak setuju dengan

perjodohan itu, tetapi setelah melihat sosok Josefina ia berubah pikiran karena ia

jatuh hati dengannya. Karena tidak mencintai Fajar, Josefina menolak perjodohan

ini. Edwin, teman Firman, juga mengungkapkan ketertarikannya pada Josefina

karena keteguhannya dalam mempertahankan rumah warisan kakeknya dan

keterbukaannya, tetapi Josefina menolaknya secara halus karena ia tidak

mencintainya.

Kisah percintaan antara Firman dan Josefina mendapat porsi yang lebih dari

kisah percintaan yang lain. Kisah percintaan antara Firman dan Josefina bermula

dari kedatangan Josefina di rumah tempat tinggal Firman atas ajakan orangtua

Firman. Firman adalah anak tiri paman Josefina. Pada waktu itulah mereka

pertama kali bertemu dan berkenalan. Kedekatan mereka bermula ketika Firman

mengajak Josefina jalan-jalan ke Malang. Di sepanjang perjalanan mereka

bercengkrama. Josefina merasa nyaman berada di dekat Firman karena

menurutnya Firman lelaki yang enak diajak berbicara, humoris, dan sopan. Tidak

jarang mereka membicarakan hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadi.

Selama Josefina berada di Lawang, Firman sering menemaninya termasuk ketika

ia menghadapi tuduhan pembunuhan atas Lasito. Kedekatannya dengan Firman

Page 90: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

75

membuat Josefina jatuh cinta pada Firman. Ia mengetahui bahwa Firman juga

tertarik padanya setelah diberitahu oleh Edwin, teman Firman. Firman tertarik

pada Josefina karena keteguhannya dalam mempertahankan pendapatnya dan

kecintaannya pada kejujuran. Sebaliknya, Josefina juga jatuh hati pada Firman

karena kejujuran dan kebijaksanaannya dalam menjalani hidup. Di akhir cerita,

Firman menyatakan cintanya pada Josefina.

Firman juga dikisahkan pernah menjalin hubungan dengan Suharmi secara

sembunyi-sembunyi. Mereka tidak berani menceritakan hubungan mereka kepada

orangtua masing-masing karena orangtua mereka saling berseteru. Indra, ayah tiri

Firman menuduh Rahayu, ibu Suharmi sebagai penyebab kepergian Hartono.

Rahayu adalah tunangan Hartono. Sebelum Hartono pergi, Rahayu diketahui

hamil. Indra menuduh Rahayu hamil oleh orang lain sehingga Hartono kecewa

dan kabur dari rumah. Karena merasa difitnah oleh Indra, Rahayu membenci

Indra. Perseteruan tersebut membebani hubungan Firman dan Suharmi. Karena

tidak ingin menyakiti hati ibunya, Suharmi akhirnya memutuskan hubungannya

dengan Firman. Meskipun akhirnya mereka memutuskan tali percintaan di antara

mereka, hubungan pertemanan tetap terjalin. Firman masih sering menyambangi

Suharmi di warung makannya. Keputusan Suharmi mengakhiri jalinan cintanya

dengan Firman muncul setelah ia menyadari bahwa rasa cintanya pada ibunya

lebih besar dibanding rasa cintanya pada Firman, dan ia tidak ingin mengingkari

perasaannya itu.

Ada pula cerita cinta yang bertentangan dengan cerita di atas, yakni

percintaan dalam rumah tangga pasangan Indra-Tatiek. Sebenarnya Indra

Page 91: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

76

menikahi Tatiek tidak berdasarkan cinta dan hanya untuk menutipi ”kelainan

seksnya”. Mulanya Tatiek tidak tahu hal itu. Ketika tahu bahwa Indra seorang

homo, Tatiek kecewa. Ternyata Indra telah berbohong padanya selama ini,

padahal ia terlanjur cinta pada Indra. Dalam kisah Indra-Tatiek, cinta Tatiek pada

Indra yang tulus tidak terbalas karena cinta Indra pada Tatiek hanyalah sebuah

kebohongan.

2.3.3.1.3 Hubungan Sesama Jenis Tidak Diterima oleh Masyarakat

Indra Aznan, salah satu anak dari keluarga Aznan yang tergolong

terpandang di desanya dikisahkan memiliki kelainan seksual sejak remaja. Tidak

seperti umumnya lelaki, ia lebih tertarik pada sesama lelaki dibanding pada

perempuan. Waktu itu ia masih bisa menahan hasratnya dan menutup rahasianya

kepada orang lain. Setelah ia dewasa, ia tertarik kepada salah seorang temannya

yang bernama Hidayat. Indra lalu memberanikan diri mengungkapkan

perasaannya kepada Hidayat. Karena tergiur dengan kekayaan yang dimiliki

keluarga Indra, Hidayat akhirnya menyambut keinginan Indra untuk berpacaran

dengannya. Hubungan tersebut berlangsung selama kurang lebih tiga tahun hingga

dipergoki oleh Hartono. Setelah itu mereka putus hubungan. Tidak lama

kemudian Indra menjalin hubungan dengan Suhadi, lelaki yang tinggal tidak jauh

dari rumah Indra. Sebelum mengenal Suhadi, Indra sebenarnya telah menikahi

seorang janda yang masih saudara sepupu Hartono, yakni Tatiek. Meski demikian,

pernikahan ini sebenarnya dilakukan Indra untuk menutupi orientasi seksualnya

yang sebenarnya agar orang-orang di sekitar tidak mengetahui rahasia itu.

Hubungan Indra dengan Suhadi akhirnya diketahui oleh Tatiek. Tatiek tidak mau

Page 92: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

77

menceritakan masalah tersebut kepada kedua anaknya agar anaknya tidak malu

dan membenci Indra.

Kelainan seksual yang diidap oleh Indra tersebut tidak pernah diungkapkan

kepada oranglain karena norma masyarakat sekitar tidak menerima orientasi

seksual semacam itu. Digambarkan bahwa Lawang adalah kota kecil yang jauh

dari sentuhan modern. Kehidupan masyarakatnya sangat sederhana dan normatif.

Dalam masyarakat seperti itu, homoseksual dianggap sebagai aib dan harus

dijauhi. Tema ini menjadi penyebab utama terjadinya pembunuhan atas Hartono.

Ketika Hartono memergoki Indra dan Hidayat berhubungan seks, Indra dan

Hidayat langsung membunuhnya karena tidak ingin rahasia mereka terbongkar

dan menjadi malu pada masyarakat sekitar yang mencela homoseksual.

2.3.3.1.4 Orangtua Seringkali Membela Anaknya Meski Bersalah

Tema ini menjadi salah satu faktor penyebab terpendamnya kasus kejahatan

Indra dan Hidayat. Ayah Indra digambarkan sebagai sosok yang keras tetapi

sangat mencintai anaknya, terutama Indra. Ayah Indra sangat memanjakannya,

lebih dari saudara-saudaranya. Ketika Indra memberitahu ayahnya dan Irawan

kakak kandungnya bahwa ia telah membunuh Hartono, ayah dan kakaknya sempat

kaget. Karena begitu sayangnya sang ayah kepada Indra, sang ayah tidak mau

melaporkan kasus pembunuhan tersebut kepada polisi dan menutup mulut.

Ayahnya sudah merasa terpukul dengan kematian anak angkatnya itu dan tidak

mau kehilangan anaknya untuk yang kedua kali. Hal inilah yang membuat Irawan,

ayah Josefina bertengkar dengan kakek Josefina dan akhirnya kabur dari rumah.

Page 93: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

78

2.3.3.1.5 Bangunan Bersejarah Patut Dilestarikan

Tema ini muncul melalui pandangan tokoh Josefina yang sangat menghargai

peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah rumah warisan kakeknya. Rumah itu

dibangun oleh Askandar Jiwantono Aznan, kakek buyut Josefina. Kini rumah itu

ditinggali Indra paman Josefina beserta istri, dan kedua anaknya, serta seorang

pembantu yang sudah tua. Indra dan keluarganya merasa kewalahan dalam

merawat rumah itu karena sudah tidak mempunyai uang yang cukup.

Rumah keluarga Aznan tersebut digambarkan sangat besar dan megah

dengan desain arsitektur indah. Lantainya terbuat dari batu pualam, dilengkapi

lampu hias besar dengan puluhan bola lampu yang bergantung di ruang tamu dari

langit-langit yang tinggi, sebuah piano kuno, satu set sofa besar yang kuno, dan

sebuah lemari besar. Namun, rumah itu kini tampak lusuh, lapuk, dan rusak di

beberapa bagian karena kurang perawatan. Rumah itu mempunyai halaman depan

dan belakang yang cukup luas. Di halaman depan terdapat beberapa pohon yang

rimbun, sedangkan di halaman belakang terdapat sebuah bangunan kayu bekas

istal kuda yang berdiri tegak di antara rumput liar yang sudah tinggi dan bekas

tebangan pohon-pohon yang masih bercokol di atas tanah. Suasana lingkungan

sekitar menampilkan panorama alam yang asri dengan kesejukan yang alami.

Keindahan rumah tersebut membuat seorang pengusaha kaya Edwin jatuh

hati dan berniat membelinya. Edwin tidak tega melihat bangunan kuno itu

ditelantarkan. Hal yang sama juga dirasakan oleh Josefina. Ketertarikannya pada

rumah itu bukan hanya karena wujud bangunan itu secara fisik yang tampak

Page 94: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

79

indah, tetapi juga karena rumah itu menyimpan sejarah keluarga dari pihak ayah

kandungnya dan rumah itu merupakan peninggalan kakek buyutnya.

Menurut Josefina, cara melestarikan bangunan bersejarah seperti itu adalah

dengan tetap merawatnya dan tidak membiarkannya jatuh ke tangan orang lain di

luar keluarga. Josefina tidak mempermasalahkan jika rumah itu harus

dialihfungsikan sebagian untuk tujuan komersil. Josefina mempunyai ide untuk

memperbaiki dan mengubah sebagian rumah itu untuk dijadikan hotel atau

cottage. Ide itu muncul karena melihat kondisi rumah yang cukup besar itu sudah

banyak kerusakan sementara ia tidak mempunyai cukup uang untuk melakukan

perbaikan dan perawatan. Dengan membangun hotel atau cottage di rumah itu, ia

dapat menghasilkan uang untuk merawat rumah itu tanpa menjualnya ke tangan

orang lain.

2.3.3.2 Tema Mayor: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi akan Terbongkar

Juga

Tema mayor yang penulis temukan dalam novel MCH adalah kejahatan

walau ditutup-tutupi akan terbongkar juga. Tema ini menjadi dasar pengembangan

cerita dan meresap ke dalam cerita dari awal hingga akhir. Tokoh antagonis dalam

cerita ini digambarkan mempunyai sifat kejam dan tega membunuh orang. Selain

itu, tokoh antagonis sangat cerdik dalam menutupi kejahatannya dengan berbagai

skenario kebohongan. Namun, kejahatan yang telah disembunyikan tersebut

akhirnya terbongkar setelah kedatangan tokoh protagonis yang secara tidak

sengaja memicu terbongkarnya kasus itu.

Page 95: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

80

Dikisahkan bahwa Indra Aznan dan Hidayat adalah pasangan homoseksual

yang telah berhubungan selama beberapa tahun tanpa diketahui oleh keluarga

mereka. Pada suatu hari, Hartono, adik tiri Indra Aznan memergoki Indra dan

Hidayat sedang bermesraan. Karena panik, mereka berdua akhirnya membunuh

Hartono. Indra lalu mengakui kepada orangtua dan kakak kandungnya bahwa dia

telah membunuh Hartono. Kasus ini disembunyikan oleh keluarga Indra dari

orang luar dengan membuat cerita bahwa Hartono kabur dari rumah karena

kecewa dengan pacarnya yang telah berselingkuh. Untuk menyembunyikan

kematian Hartono, mereka berdua lalu mengubur mayat Hartono di dalam istal

tersebut juga. Mereka lalu menyuruh Kresno untuk memplester tanah bekas

kuburan Hartono tersebut dengan semen. Lasito yang saat itu menjadi tukang

kebun menemukan cincin di istal tersebut dan menyimpannya.

Tiga puluh tahun setelah kejadian pembunuhan Hartono, Josefina,

keponakan Indra berlibur selama beberapa hari di rumah Indra yang merupakan

rumah tempat kejadian pembunuhan tersebut dan menginap di sana. Josefina

begitu tertarik menyelidiki kisah kaburnya Hartono yang disusul oleh ayahnya.

Petualangannya mempertemukannya dengan Lasito yang merupakan salah satu

saksi terbunuhnya Hartono. Hal itu memancing ketakutan Hidayat sang pembunuh

yang kemudian secara beruntun membunuh Lasito, Kresno, Indra, dan Suhadi.

Meski Hidayat telah melakukan berbagai usaha, kasus pembunuhan yang

dilakukannya bersama Indra akhirnya terkuak melalui penyelidikan Gozali

bersama temannya Kapten Kosasih, seorang anggota polisi.

Page 96: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

81

2.3.4 Keterkaitan Antarunsur Intrinsik

Dari deskripsi serta analisis data di atas, kita dapat melihat adanya kepaduan

antarunsur intrinsik. Jika salah satu bagian dari unsur tersebut dihilangkan, akan

terjadi ketidakjelasan dalam kajian struktural.

Keterkaitan tersebut bisa dilihat dalam hubungan penokohan dengan plot.

Karakter tokoh dan perilaku yang muncul ketika menghadapi berbagai peristiwa

mendukung cerita terus bergulir. Misalnya, karakter tokoh Josefina yang

mempunyai rasa ingin tahu yang besar menjadi awal cerita yang dibangun melalui

penelusurannya atas sejarah keluarganya yang membuatnya penasaran. Konflik

yang muncul dalam cerita terjadi setelah Josefina mendesak Lasito untuk

menjelaskan mengenai cincin Hartono yang dipakai Lasito. Kegigihannya dalam

mengungkap fakta membuat plot cerita berlanjut pada terbunuhnya Lasito yang

belakangan setelah pertemuannya dengan Josefina menyadari bahwa Hartono

tewas karena dibunuh. Watak Kresno yang suka memeras juga membuatnya

terbunuh. Dalam plot sebuah cerita, konflik merupakan unsur utama. Konflik yang

muncul dari pertentangan tokoh protagonis dengan tokoh antagonis dalam novel

MCH merupakan konflik tidak langsung. Tokoh utama protagonis Josefina

mempunyai watak selalu ingin tahu, tegas, lugas, gigih, dan berkomitmen kuat

pada kebenaran, sedangkan watak tokoh antagonis Hidayat adalah kejam, suka

membunuh, licik, tapi pintar dalam menyembunyikan kejahatan dan sifat

buruknya dengan keramahan dan sifat humorisnya. Kasus pembunuhan yang

dilakukan oleh Hidayat bersama Indra dan disembunyikannya dengan rapi

memunculkan konflik dengan tokoh Josefina yang ingin menelusuri sejarah

Page 97: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

82

keluarga ayahnya dan secara tidak sengaja memicu terbongkarnya kasus

pembunuhan terpendam.

Keterkaitan antara penokohan dengan tema dapat dilihat dari karakter tokoh

yang membawa makna-makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tema

”homoseksual tidak diterima oleh masyarakat” didukung dengan penggambaran

tokoh Indra sebagai seorang homoseks yang kemudian menjadikan Hidayat dan

Suhadi sebagai kekasihnya. Hidayat dan Suhadi mau menerima tawaran Indra

untuk menjadi kekasihnya karena mereka berdua menginginkan harta Indra. Tema

utama ”kejahatan walau ditutup-tutupi akhirnya terbongkar juga” tidak lepas dari

karakter tokoh antagonis Hidayat yang kejam dan suka membunuh, tapi pintar

dalam menyembunyikan kejahatan dan sifat buruknya. Karakter Josefina yang

selalu ingin tahu memicu terbongkarnya kasus pembunuhan terpendam yang

dilakukan oleh tokoh antagonis. Tema-tema yang ada dalam MCH berkaitan erat

dengan penokohan yang dimunculkan. Semua tokoh memberikan andil dalam

penyampaian tema sesuai dengan porsinya masing-masing.

Kemudian hubungan plot dengan tema. Tema-tema yang ditemukan dalam

novel MCH berperan dalam membangun plot cerita. Tema ”homoseksual yang

tidak diterima oleh masyarakat” memicu peristiwa pembunuhan Hartono. Tema

”orangtua yang seringkali membela anaknya meskipun anaknya bersalah”

menyebabkan kasus pembunuhan terpendam selama bertahun-tahun. Meskipun

mengetahui anaknya telah membunuh, ayah Indra tidak mau melaporkan

kejahatan Indra pada polisi karena ia sangat mencintainya dan tidak mau

kehilangan anaknya itu. Tema percintaan membuat jalinan cerita semakin menarik

Page 98: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

83

karena melibatkan tokoh protagonis dengan anak tokoh antagonis dan anak tokoh

yang dijadikan kambing hitam atas kepergian tokoh yang terbunuh. Tema utama

”kejahatan walau ditutup-tutupi akhirnya terbongkar juga” meresap ke dalam

jalinan cerita mulai dari awal hingga akhir.

2.4 Rangkuman

Di atas telah diuraikan hasil analisis struktural kedua novel. Analisis tersebut

menjadi jawaban atas pertanyaan pertama dalam rumusan masalah yang telah

ditentukan dalam penelitian ini. Hasil analisis struktural kedua novel tersebut

menunjukkan adanya kesamaan dalam unsur plot, tokoh dan penokohan, serta

tema. Oleh karena itu, penulis akan menganalisis lebih lanjut kesamaan dalam

ketiga unsur tersebut dalam kerangka hubungan intertekstualnya pada bab

selanjutnya.

Page 99: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

BAB III

ANALISIS HUBUNGAN INTERTEKSTUAL

NOVEL MISTERI CINCIN YANG HILANG KARYA S. MARA GD DAN

NOVEL KUBUR BERKUBAH KARYA AGATHA CHRISTIE

3.1 Pengantar

Bab ini akan menjawab rumusan masalah kedua yang telah ditetapkan dalam

penelitian ini. Hasil analisis struktural novel KB dan MCH yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya akan dianalisis hubungan intertekstualnya pada bab ini.

Analisis hubungan intertekstual berangkat dari asumsi bahwa setiap teks akan

bermakna penuh jika dihubungkan dengan teks lain (Riffaterre dalam Pradopo,

1995: 167). Prinsip ini berusaha memahami dan memberikan makna terhadap

suatu teks untuk memudahkan pemahaman makna teks dengan posisi

kesejarahannya. Sebuah proses transformasi tidak hanya dapat bertujuan

meneruskan, tetapi juga menyimpanginya bahkan memutarbalikkan esensinya

(Nurgiyantoro, 1995: 51; Teeuw, 1980: 11).

Dengan demikian, untuk memahami makna novel MCH secara penuh perlu

dihubungkan dengan karya sebelumnya yang diduga menjadi hipogramnya, yakni

novel KB. Hubungan intertekstual MCH dengan KB terlihat dalam plot, tokoh dan

penokohan, serta tema yang dihadirkan. Analisis ini didasarkan pada hasil kajian

struktural yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Page 100: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

85

3.2 Hubungan Intertekstual Unsur Plot

Plot novel KB tergolong plot lurus. Pemplotan cerita dari awal hingga akhir

disusun secara kronologis. Cerita bermula ketika Poirot ditelepon Oliver yang

memintanya segera datang ke Nassecombe. Di Nassecombe, Poirot berkenalan

dan berbincang-bincang dengan orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan

acara pelacakan pembunuhan. Keesokan harinya, Marlene terbunuh di tengah

acara berlangsung. Polisi datang melakukan penyelidikan. Dari kesimpulan

sementara polisi, De Sousa menjadi orang yang paling dicurigai sebagai

pembunuh. Poirot ikut melakukan penyelidikan secara terpisah. Dua minggu

kemudian, Merdell terbunuh. Sebulan kemudian, Poirot dan polisi mendiskusikan

kasus tersebut. Poirot melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan menemui

beberapa orang. Poirot berhasil memecahkan kasus pembunuhan tersebut. Poirot

menemui polisi untuk menyampaikan temuannya tentang pemecahan kasus

pembunuhan tersebut. Lalu Poirot menemui Nyonya Folliat untuk mengklarifikasi

kesimpulan yang didapatkannya mengenai kejahatan terpendam yang dilakukan

anaknya.

Struktur plot novel KB ditransformasikan oleh S. Mara Gd ke dalam MCH.

Plot MCH menggunakan pola urutan waktu yang sama dengan KB, yakni plot

lurus. Cerita diawali dengan ketertarikan seorang pengusaha pada rumah keluarga

Aznan dan akhirnya tertarik untuk membeli rumah tersebut. Sang penghuni

rumah, Indra Aznan dan istrinya Tatiek menemui keponakannya Josefina sebagai

salah satu ahli waris rumah tersebut untuk meminta persetujuannya menjual

rumah warisan itu. Atas ajakan bibinya Tatiek, Josefina tiba di rumah warisan itu

Page 101: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

86

dan mendapatkan kisah tentang keluarga leluhurnya yang memancing rasa

penasarannya. Josefina berkenalan dengan orang-orang yang pernah berhubungan

dengan keluarga Aznan dan mengetahui sejarah keluarga Aznan. Josefina

berkenalan dengan Lasito dan melihat cincin Hartono dipakai Lasito. Lasito

terbunuh. Polisi melakukan penyelidikan. Josefina dituduh sebagai pembunuh.

Gozali diajak untuk ikut melakukan penyelidikan bersama polisi. Disusul

kemudian Kresno, Indra, dan Suhadi terbunuh secara beruntun. Gozali

menemukan pembunuh yang sebenarnya. Gozali menceritakan kesimpulannya

tentang rentetan kasus pembunuhan yang terkait dengan kasus pembunuhan di

masa lalu yang terpendam.

Penelitian terhadap plot cerita kedua novel ini akan lebih jelas dengan

menghadirkan penyerapan dan transformasi intertekstualnya dalam hal motif-

motif cerita dari kedua novel yang menjadi objek kajian penelitian. Hal ini untuk

membuktikan secara intertekstual hubungan antara motif-motif yang ada dalam

plot cerita kedua novel.

Motif adalah unsur terkecil dalam suatu cerita yang menggerakkan plot

(Pradopo, 1976: 26). Penulis menemukan beberapa motif yang memiliki

kesamaan di antara kedua novel. Berikut dipaparkan motif-motif yang memiliki

hubungan intertekstual.

3.2.1 Motif Perkenalan Antartokoh

Dalam novel KB, tokoh protagonis Poirot di awal cerita bertemu dan

berkenalan dengan tokoh-tokoh lain yang berkaitan dengan kasus pembunuhan

yang diceritakan kemudian. Poirot diminta datang ke Nasse House oleh Oliver

Page 102: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

87

sahabatnya yang meminta bantuannya. Melalui Oliver inilah, tokoh Poirot

bertemu dan berkenalan dengan Sir Geroge, Hattie, dan Nyonya Folliat yang di

akhir cerita diketahui terkait dengan kasus pembunuhan.

Motif tersebut ditransformasikan ke dalam novel MCH. Dalam novel MCH,

tokoh protagonis Josefina di awal cerita bertemu dan berkenalan dengan tokoh-

tokoh lain yang berkaitan dengan sejarah keluarganya yang pelik dan penuh

misteri. Perkenalan tersebut terjadi setelah Indra pamannya dan Tatiek bibinya

menemuinya untuk meminta persetujuannya atas penjualan rumah warisan.

Melalui Indra dan Tatiek inilah Josefina tiba di Lawang, kota kelahiran ayahnya.

Di sana ia bertemu dan berkenalan dengan Suharmi anak Hartono, pamannya dan

Hidayat teman ayahnya. Melalui Hidayat, Josefina berkenalan dengan Rahayu dan

Lasito. Meski demikian, terdapat perbedaan dalam bentuk pertemuan yang tidak

disengaja dalam novel MCH, yakni pertemuan Josefina dengan Suharmi dan

Hidayat.

3.2.2 Motif Pembunuhan Saksi-saksi

Dalam novel KB, sang pembunuh (Sir George) akhirnya memutuskan untuk

membunuh Marlene dan Merdell, kakek Marlene setelah kasus pembunuhannya

mulai tercium oleh polisi. Sir George takut jika Merdell dan Marlene

menceritakan kematian Hattie yang telah disembunyikannya selam bertahun-tahun

kepada polisi. Merdell adalah saksi tidak langsung atas pembunuhan terhadap

Hattie. Ia menceritakannya kepada Marlene. Dua saksi tidak langsung tersebut

dibunuh untuk menutupi jejak kasus pembunuhan.

Page 103: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

88

Motif tersebut ditransformasikan ke dalam novel MCH. Hidayat membunuh

Lasito setelah Lasito menyadari adanya pembunuhan yang disembunyikan.

Kresno yang tadinya berniat memeras Indra karena dia mengetahui bahwa tanah

yang diplesternya merupakan tempat dikuburnya Hartono juga dibunuh oleh

Hidayat. Begitu pula nasib Indra yang akhirnya dibunuh oleh Hidayat untuk

menutupi kasus pembunuhan yang dilakukannya bersama Indra. Suhadi yang

sebenarnya tidak berkaitan dengan kasus pembunuhan atas Hartono juga dibunuh

untuk dijadikan kambing hitam atas rentetan kasus pembunuhan yang terjadi

dalam cerita yang berlangsung. Dari penjelasan tersebut tampak adanya

persamaan dalam tujuan pembunuhan saksi-saksi dalam kedua novel, yakni untuk

menghilangkan jejak kejahatan. Meski demikian, terdapat variasi dalam hal

jumlah korban yang dibunuh. Dalam KB ada dua korban, sedangkan dalam novel

MCH ada empat.

3.2.3 Motif Penyelidikan Kasus

Dalam KB, penyelidikan dilakukan oleh Poirot dan polisi secara terpisah.

Polisi mulai melakukan penyelidikan setelah Marlene ditemukan tewas terbunuh.

Polisi melakukan penyelidikan dengan cara menginterogasi orang-orang yang

terlibat dalam penyelenggaraan acara di Nasse House dan mengadakan percobaan

di lapangan untuk mengetahui berbagai kemungkinan soal kronologi pembunuhan

Marlene. Poirot juga melakukan cara yang sama dalam penyelidikannya.

Meskipun polisi dan Poirot melakukan penyelidikan secara terpisah, mereka

beberapa kali melakukan pertemuan untuk saling berbagi informasi. Hal itu

mencerminkan adanya kerjasama antara polisi dan Poirot. Rentang waktu dalam

Page 104: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

89

proses penyelidikan hingga pembongkaran kasus dalam cerita ini berlangsung

cukup lama, yakni sekitar sebulan. Hal ini dikarenakan begitu rumitnya kasus dan

minimnya informasi yang didapat.

Motif tersebut ditransformasikan ke dalam novel MCH dalam motif yang

sama. Setelah Lasito terbunuh, polisi melakukan penyelidikan dan mengajak

tokoh lain yang bukan polisi untuk membantu mereka. Penyelidikan tersebut

dilakukan dengan cara mendatangi beberapa saksi yang memiliki hubungan

dengan korban dan meminta kesaksian mereka. Pola transformasi motif ini

tampak dalam tujuan penyelidikan yang sama, yakni untuk mengungkap kasus

pembunuhan yang telah terjadi. Perbedaan ditemukan dalam hal rentang waktu

dalam proses penyelidikan hingga pembongkaran kasus dalam cerita ini yang

berlangsung cukup singkat, kurang dari seminggu. Perbedaan juga ditemukan

dalam hal bentuk hubungan polisi dengan tokoh pemecah masalah (detektif)

dalam penyelidikan. Dalam KB, tokoh Poirot melakukan penyelidikan secara

terpisah, sedangkan tokoh Gozali dalam MCH melakukan penyelidikan bersama-

sama dengan polisi.

3.2.4 Motif Penuduhan Terhadap Orang yang Tidak Bersalah

Dalam KB, tokoh De Sousa menjadi orang yang paling dicurigai oleh polisi

sebagai pelaku pembunuhan atas Marlene, padahal ia sebenarnya tidak bersalah.

Tokoh antagonis secara sengaja membuat skenario agar De Sousa jadi kambing

hitam dalam kasus terbunuhnya Marlene dengan mengatakan bahwa De Sousa

suka membunuh orang.

Page 105: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

90

Motif tersebut ditransformasikan ke dalam novel MCH dalam motif yang

sama. Dalam MCH, tuduhan pembunuhan menimpa dua tokoh yang sebenarnya

tidak bersalah, yakni Josefina dan Suhadi. Perbedaan ditemukan dalam hal dasar

penuduhan. Penuduhan yang ada dalam MCH terjadi karena kesalahpahaman

tokoh yang melakukakan penuduhan itu dan bukan karena kesengajaan dari sang

pelaku pembunuhan. Dalam penuduhan terhadap Josefina, tokoh Kresno lah yang

menuduhnya sebagai pelaku pembunuhan atas Lasito meskipun ia tidak melihat

kejadian pembunuhan atas Lasito secara langsung. Polisi setempat juga sempat

mempercayai ucapan Kresno. Dalam hal Suhadi, tokoh Tatiek lah yang

menuduhnya sebagai pelaku pembunuhan atas Hartono, Lasito, Kresno, dan Indra.

Tindakan Tatiek menuduh Suhadi dikarenakan ketidaktahuan Tatiek pada

kejadian yang sebenarnya. Ia hanya menduga berdasarkan pengetahuannya yang

tidak lengkap. Penuduhan terhadap kedua tokoh yang sebenarnya tidak bersalah

ini bukan merupakan skenario dari sang pembunuh.

3.2.5 Motif Pembongkaran Kasus

Di akhir cerita novel KB, kasus kejahatan tokoh antagonis dibongkar oleh

tokoh protagonis setelah melakukan penyelidikan secara mendalam. Dalam

pembongkaran kasus kejahatan tersebut, turut terbongkar pula kasus pembunuhan

di masa lalu yang tidak diduga oleh tokoh protagonis sebelumnya. Tokoh

protagonis Poirot akhirnya mengetahui bahwa kasus pembunuhan atas Marlene

berkaitan dengan pembunuhan atas Merdell, dan yang mengejutkan kedua kasus

tersebut berhubungan dengan kasus pembunuhan di masa lalu yang menimpa

Page 106: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

91

Hattie. Poirot menyimpulkan bahwa pembunuh Hattie, Marlene, dan Merdell

adalah Sir George yang sebenarnya adalah James, anak Nyonya Folliat.

Motif tersebut ditransformasikan ke dalam novel MCH dengan pola yang

sama. Dalam kedua novel, pembongkaran kasus ditempatkan di akhir cerita dan

menjadi penyelesaian atas konfik yang ada dalam cerita. Dalam MCH, kasus

kejahatan tokoh antagonis dibongkar oleh tokoh bawahan Gozali bersama polisi di

akhir cerita. Dalam pembongkaran kasus kejahatan tersebut, turut terbongkar pula

kasus pembunuhan di masa lalu yang tidak diduga oleh polisi sebelumnya. Tokoh

Gozali akhirnya mengetahui bahwa kasus pembunuhan atas Lasito, Kresno, Indra,

dan Suhadi berkaitan dengan pembunuhan atas Hartono di masa lalu yang tidak

terduga sebelumnya. Gozali menyimpulkan bahwa pembunuh Lasito, Kresno,

Indra, Suhadi, dan Hartono adalah Hidayat yang sebenarnya pernah menjadi

pasangan homo Indra.

3.2.6 Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Hubungan

intertekstual unsur plot antara novel KB dan MCH muncul dalam kesamaan dan

perbedaan (variasi). Variasi yang ada dalam motif pembunuhan saksi-saksi

menjadikan cerita dalam MCH terasa lebih menegangkan karena saksi yang

dibunuh tidak hanya dua orang seperti yang ada dalam KB, melainkan empat

orang yang dibunuh secara beruntun dalam waktu yang berdekatan. Dalam hal

motif penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah, variasi yang dimunculkan

dalam MCH dengan menjadikan tokoh protagonis sebagai korban penuduhan

Page 107: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

92

menjadikan emosi pembaca lebih terpancing. Agar lebih jelas, berikut ini penulis

sajikan tabel ringkasan temuan hubungan intertekstual kedua novel itu.

Motif Novel KB Novel MCH Perkenalan Antartokoh

- Tokoh protagonis Poirot tiba di Nassecombe atas permintaan sahabatnya - Poirot dikenalkan oleh sahabatnya dengan orang-orang yang sedang menyiapkan acara

- Tokoh protagonis Josefina tiba di Lawang atas ajakan bibinya - Josefina secara kebetulan berkenalan dengan orang-orang yang pernah berhubungan dengan keluarga ayahnya (Suharmi dan Hidayat)

Pembunuhan Saksi

- Bertujuan menutupi jejak kejahatan - Tokoh antagonis membunuh dua orang saksi

- Bertujuan menutupi jejak kejahatan - Tokoh antagonis membunuh empat orang saksi

Penyelidikan Kasus

- Dilakukan polisi dan Poirot - Penyelidikan terpisah tetapi ada kerjasama - Rentang waktu cukup lama, yakni lebih dari sebulan

- Dilakukan polisi dan Gozali - Penyelidikan bersama - Rentang waktu cukup singkat, kurang dari seminggu

Penuduhan Terhadap Orang yang Tidak Bersalah

- Menimpa tokoh De Sousa - Pelaku kejahatan menghasut polisi agar mencurigai De Sousa

- Menimpa Josefina dan Suhadi - Polisi mendasarkan pada keterangan Kresno dan Tatiek yang telah salah paham akan kejadian yang sebenarnya

Pembongkaran Kasus

- Tokoh Poirot membongkar kejahatan tokoh antagonis setelah proses penyelidikan selesai - Turut terbongkar pula kasus terpendam secara tidak terduga - Terdapat di akhir cerita sebagai bentuk penyelesaian

- Tokoh Gozali membongkar kejahatan tokoh antagonis setelah proses penyelidikan selesai - Turut terbongkar pula kasus terpendam secara tidak terduga - Terdapat di akhir cerita sebagai bentuk penyelesaian

Page 108: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

93

3.3 Hubungan Intertekstual Unsur Tokoh dan Penokohan

Tokoh-tokoh dalam KB yang ditransformasikan ke dalam MCH ialah tokoh

Poirot, Sir George, Merdell, dan De Sousa. Tokoh-tokoh tersebut mempunyai

peran masing-masing. Poirot berperan sebagai tokoh pemecah masalah. Sir

George berper an sebagai pelaku kejahatan. Merdell berperan sebagai saksi tak

langsung atas kasus pembunuhan di masa lalu. De Sousa berperan sebagai pemicu

terbongkarnya kasus pembunuhan. Dalam MCH, peran-peran tersebut muncul

dalam tokoh Gozali, Hidayat, Lasito, dan Josefina. Keempat tokoh dalam MCH

tersebut menunjukkan adanya kesejajaran dengan keempat tokoh dalam KB yang

telah disebutkan di atas. Berikut penjelasan hubungan masing-masing tokoh.

3.3.1 Tokoh Pemicu Terbongkarnya Kasus

Tokoh De Sousa ditransformasikan dalam MCH sebagai tokoh Josefina

dengan beberapa kesamaan dan perbedaan. Keduanya berperan sebagai tokoh

yang memicu terbongkarnya kasus pembunuhan terpendam sekaligus dicurigai

sebagai pembunuh. De Sousa adalah sepupu jauh Hattie, korban utama kasus

pembunuhan yang ada dalam cerita, sedangkan Josefina adalah keponakan

Hartono, korban utama kasus pembunuhan dalam cerita.

Perbedaan antara tokoh De Sousa dan tokoh Josefina terdapat dalam hal

bentuk tindakan yang memicu terbongkarnya kasus. De Sousa memicu

terbongkarnya kasus dikarenakan kedatangannya ke Nassecombe. Kedatangan De

Sousa ke Nassecombe untuk mengunjungi Hattie membuat James dan istrinya

takut penyamaran mereka sebagai Sir George Stubbs dan Lady Hattie Stubbs

Page 109: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

94

terbongkar. Jika De Sousa melihat Hattie yang ada, tentunya De Sousa akan

mengatakan bahwa Hattie yang ada sekarang bukanlah Hattie yang sebenarnya.

Jika itu terjadi, penyamaran istri pertama Sir George tersebut pasti terbongkar,

demikian juga kejahatannya akan terbongkar. Karena itu, Sir George membuat

skenario dengan menghilangkan Hattie dan membunuh Marlene, lalu

mengkambinghitamkan De Sousa sebagai orang yang bertanggung jawab atas

kematian Marlene dan hilangnya Hattie.

Josefina memicu terbongkarnya kasus karena ia mempertanyakan cincin

Hartono yang dipakai Lasito. Dari Josefina lah Lasito akhirnya mengetahui bahwa

cincin itu milik Hartono dan menyimpulkan dugaannya atas sebuah kasus

pembunuhan di masa lalu. Sebelum dugaan Lasito tersebut sampai ke tangan

polisi, sang pelaku kejahatan membunuh Lasito sesaat setelah kedatangan Josefina

ke rumah Lasito. Josefina pun menjadi orang yang diduga kuat telah membunuh

Lasito.

Selain itu, perbedaan antara tokoh De Sousa dan Josefina juga terdapat pada

fungsi pemunculan dan perwatakannya. De Sousa merupakan tokoh bawahan

yang mulai muncul pada pertengahan cerita, sedangkan Josefina merupakan tokoh

utama protagonis yang muncul mulai awal hingga akhir cerita. De Sousa

digambarkan sebagai pemuda kaya yang berwibawa dengan pembawaan yang

tenang dan agak tertutup sehingga memunculkan kesan misterius, sedangkan

Josefina digambarkan sebagai mahasiswi yang dinamis, tegas, terbuka, dan

mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Kesamaan perwatakan kedua tokoh

terletak pada sifat percaya diri, sopan, dan berani.

Page 110: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

95

3.3.2 Tokoh Saksi yang Terbunuh

Merdell adalah mantan mandor tukang kebun Nasse House yang dibunuh

ketika cerita berlangsung. Semasa masih bekerja di Nasse House, Merdell

menemukan sesosok mayat perempuan di hutan dekat Nasse House. Setelah

melihat mayat perempuan itu, ia segera keluar dari hutan dan memberitahukan hal

itu kepada warga sekitar. Ketika warga diajak ke hutan, mayat perempuan itu

sudah lenyap. Sejak itu warga tidak mempercayai kata-kata Merdell. Merdell

mulai mencurigai Sir George yang waktu itu diketahui sebagai pendatang baru

yang telah mengambilalih Nasse House. Merdell mempunyai dugaan kuat bahwa

Sir George sebenarnya adalah James, anak Nyonya Amy Folliat yang melarikan

diri dari wajib militer. Merdell menceritakan soal mayat di hutan dan dugaannya

mengenai penyamaran James sebagai Sir George kepada Marlene cucunya. Ketika

De Sousa datang dan membuat sang pembunuh gusar, Merdell dan Marlene

cucunya dibunuh agar kejahatan sang pembunuh tidak terbongkar.

Tokoh Merdell dalam KB ditransformasikan dalam MCH menjadi tokoh

Lasito. Lasito adalah mantan tukang kebun rumah keluarga Aznan yang juga

dibunuh ketika cerita berlangsung. Lasito juga menjadi saksi pembunuhan

terpendam secara tidak langsung. Ketika terjadi pembunuhan atas Hartono, Lasito

tidak mengetahuinya. Yang Lasito tahu, suatu pagi Kresno datang dengan

membawa setumpuk semen dan pasir, lalu memplester lantai salah satu bagian di

dalam bekas istal kuda. Setelah itu, ia menemukan sebuah cincin di dalam istal

tersebut. Ia kemudian mendengar kabar bahwa Hartono kabur dari rumah, disusul

oleh Irawan yang juga kabur dari rumah dua hari sesudahnya. Beberapa hari

Page 111: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

96

setelah kejadian itu, ia berkali-kali mimpi didatangi Hartono. Ia tidak pernah

berpikir adanya keterkaitan antara bekas istal yang tiba-tiba diplester, cincin yang

ditemukannya di bekas istal tersebut, dan kabar minggatnya Hartono. Hingga

akhirnya, tiga puluh tahun kemudian, Josefina mendatanginya dan

mempertanyakan soal cincin yang dipakainya. Dari mulut Josefina inilah ia

akhirnya mengetahui bahwa cincin yang ditemukannya tersebut merupakan cincin

Hartono. Akhirnya ia menyimpulkan sebuah dugaan kuat, Hartono tidak kabur,

melainkan telah dibunuh dan dikuburkan di bekas istal. Ketika ia menceritakan

dugaannya kepada Kresno sahabatnya, sang pembunuh mendengarnya. Lasito

akhirnya dibunuh.

Tokoh Merdell dan Lasito mempunyai kesamaan dan perbedaan dalam

penggambarannya. Merdell dan Lasito sama-sama digambarkan sebagai lelaki tua

yang sederhana dan selalu menghindari konflik. Merdell dikisahkan telah berusia

92 tahun ketika cerita berlangsung, sedangkan Lasito digambarkan sebagai lelaki

tua tanpa disebutkan usianya. Merdell tidak mempunyai keinginan untuk

menceritakan kecurigaannya tentang sosok Sir George kepada orang-orang, begitu

pula Lasito tidak pernah berpikir adanya keanehan dalam rentetan kejadian yang

dilihat dan dialaminya ketika mendengar kabar kepergian Hartono. Ketika

Josefina mendesaknya untuk menjelaskan tentang cincin yang dipakainya pun

Lasito tidak mampu berkata-kata karena ia merasakan perasaan takut dan gelisah

yang muncul secara tiba-tiba. Merdell dan Lasito mempunyai perbedaan dalam

beberapa hal. Merdell suka minum minuman keras dan kata-katanya sinis,

sedangkan Lasito digambarkan sangat ramah dan halus kata-katanya.

Page 112: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

97

3.3.3 Tokoh Pemecah Masalah

Poirot, tokoh pemecah masalah dalam KB yang berprofesi sebagai detektif

swasta merupakan tokoh protagonis utama yang muncul mulai dari awal hingga

akhir cerita. Poirot terlibat dalam cerita melalui sahabatnya Oliver yang meminta

bantuannya untuk menyelidiki dugaan akan adanya kasus pembunuhan. Poirot

secara fisik digambarkan bertubuh gemuk, pendek, dan berkumis tebal. Ia adalah

sosok yang gigih, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan setia pada

kebenaran. Itulah yang menjadikannya detektif handal yang terkenal telah

memecahkan banyak kasus pembunuhan yang ditanganinya. Poirot juga

mempunyai kelebihan yang jarang dimiliki orang awam, yakni ketajaman akal

dalam melihat kebenaran di balik fakta. Poirot juga dikisahkan bersahabat dengan

seorang polisi bernama Kapten Hastings.

Sosok tokoh Poirot sebagai penyelidik handal ditransformasikan ke dalam

novel MCH dalam tokoh Gozali. Keduanya memiliki peran yang sama, yakni

sebagai tokoh pemecah masalah sekaligus pahlawan dalam cerita yang menjadi

kunci penyelesaian konflik yang sama-sama lajang dan bersahabat dengan seorang

kapten polisi. Selain itu, Gozali juga seorang yang tidak mudah putus asa,

mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan memiliki kelebihan dalam melihat

suatu fakta yang tersembunyi. Dalam novel MCH, pemunculan tokoh pemecah

masalah tidak disertai penjelasan yang logis atas relevansi kehadirannya. Tokoh

Gozali hanya diceritakan sebagai sahabat Kapten Polisi Kosasih. Kosasih terlibat

dalam cerita melalui hubungan persaudaraannya dengan ayah tiri tokoh

Page 113: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

98

protagonis. Kurang relevannya pemunculan tokoh Gozali dalam cerita MCH

membuat kehadirannya tampak dipaksakan.

Selain memiliki kesamaan, kedua tokoh itu juga memiliki perbedaan. Gozali

digambarkan bersifat tenang dan tidak banyak bicara, sedangkan Poirot

digambarkan banyak berbincang-bincang dengan orang-orang dengan bumbu

basa-basi ala orang Inggris. Begitu juga dalam hal pencirian fisik kedua tokoh

yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama. Tokoh Gozali bertubuh kurus,

sedangkan Poirot bertubuh gemuk dan pendek. Pencirian fisik tersebut bertujuan

untuk menunjukkan bahwa seorang pahlawan dalam sebuah cerita tidak harus

bertubuh proporsional seperti halnya para super hero.

Penyimpangan yang ada dalam proses transformasi ini juga terlihat dalam

penempatan tokoh Gozali yang berbeda dengan tokoh Poirot. Tokoh Gozali dalam

MCH tidak ditempatkan sebagai tokoh utama, melainkan tokoh bawahan yang

mulai muncul pada pertengahan cerita. Penyimpangan yang dilakukan pada fungsi

pemunculan tokoh pemecah masalah (Gozali) bukan sebagai tokoh utama

berkaitan dengan pemunculan tokoh Josefina sebagai tokoh utama. Pengarang

MCH memfokuskan cerita pada peristiwa yang dialami tokoh Josefina yang

merupakan orang biasa, berbeda dengan pemunculan tokoh Poirot sebagai tokoh

utama yang merupakan detektif terkenal yang handal. Hal ini menunjukkan usaha

pengarang MCH menonjolkan masalah komitmen pada kebenaran melalui sosok

orang biasa, berbeda dengan pengarang KB yang menonjolkan unsur

kepahlawanan melalui kehebatan tokoh detektif dalam mengungkap fakta.

Page 114: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

99

Selain itu, penyimpangan juga dapat dilihat pada status profesi dan

hubungan tokoh pemecah masalah dalam proses penyelidikan. Penyesuaian

tersebut tidak lepas dari latar sosial-budaya yang berbeda dalam kedua novel.

Pengarang MCH tidak menjelaskan profesi Gozali, berbeda dengan tokoh Poirot

dalam KB yang dijelaskan profesinya sebagai detektif swasta. Dalam melakukan

penyelidikan, Gozali melakukan penyelidikan bersama polisi karena ia tidak

mempunyai kewenangan secara resmi, sedangkan Poirot tidak mempunyai

keterikatan dengan polisi meskipun ia sempat bertemu dengan polisi untuk

bertukar informasi. Gozali terlibat dalam cerita melalui sahabatnya seorang kapten

polisi bernama Kosasih yang meminta bantuannya untuk menyelidiki kasus

pembunuhan atas Lasito. Hal itu sesuai dengan latar sosial-budaya Indonesia yang

berbeda dengan latar sosial-budaya Inggris. Di Indonesia, profesi detektif sangat

jarang ditemukan dan itu pun hanya berada pada wilayah hukum perdata karena

pemerintah tidak mengatur kewenangan detektif atau penyelidik swasta dalam

menyelidiki kasus pidana, misalnya kasus pembunuhan. Berbeda dengan di

Inggris yang memang mengenal profesi detektif swasta dan terdapat aturan

mengenai kewenangan detektif swasta dalam menangani kasus pidana.

3.3.4 Tokoh Pelaku Utama Kejahatan

Tokoh Sir George dalam novel KB ditransformasikan dalam novel MCH

menjadi tokoh Hidayat. Tokoh Sir George dan Hidayat adalah tokoh antagonis

yang bertanggung jawab atas semua pembunuhan yang dimunculkan dalam cerita.

Kedua tokoh mempunyai sifat yang sama, yakni kejam, mudah tergiur harta,

tetapi dengan kelicikan yang mereka miliki, mereka menutupi sifat buruknya

Page 115: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

100

tersebut dengan menunjukkan keramahan dan kesopanan. Sir George membunuh

Hattie karena tergiur hartanya. Hidayat membunuh Hartono karena Hartono

memergokinya sedang berhubungan badan dengan Indra. Hidayat telah lama

menjadi kekasih Indra yang suka sesama jenis. Hidayat mau menjadi kekasih

Indra karena berharap mendapatkan uang dari Indra yang kaya.

Selain memiliki kesamaan, mereka juga memiliki beberapa perbedaan dalam

perwatakannya. Sir George digambarkan sangat emosional dan mata keranjang.

Sir George sering marah-marah jika sedang menghadapi masalah. Hidayat

digambarkan sebagai orang yang humoris, tenang, dan setia kepada istrinya.

Karena itu, Josefina tidak pernah menduga sama sekali bahwa Hidayat adalah

sang pembunuh yang sebenarnya. Josefina bahkan sempat merasa dekat dengan

Hidayat karena Hidayat banyak menceritakan tentang sejarah keluarga ayahnya

serta mengenalkan Josefina dengan orang-orang yang pernah terkait dengan masa

lalu keluarga ayahnya seperti Lasito, saksi kasus pembunuhan terpendam dan

Rahayu, mantan tunangan Hartono. Variasi yang diterapkan pengarang MCH

dalam mentransformasikan tokoh antagonis tersebut berfungsi untuk memberikan

efek kejutan yang lebih bagi pembaca.

3.3.5 Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan yang dijelaskan dalam tabel

sebagai berikut.

Fungsi Tokoh Novel KB Novel MCH

Pemicu Terbongkarnya Kasus

- De Sousa (tokoh bawahan) - Sepupu jauh korban utama - Memicu terbongkarnya kasus

- Josefina (tokoh protagonis) - Keponakan korban utama - Memicu terbongkarnya kasus

Page 116: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

101

dikarenakan kedatangannya - Sifat: percaya diri, sopan, berani, pembawaan tenang, agak tertutup

karena mempertanyakan mengapa cincin pamannya berada di tangan Lasito - Sifat: percaya diri, sopan, berani, dinamis, dan terbuka

Saksi yang Terbunuh

- Merdell - Mantan mandor tukang kebun Nasse House - Menjadi saksi tidak langsung - Lelaki tua - Sederhana, menghindari konflik, ucapan terkadang sinis

- Lasito - Mantan tukang kebun keluarga Aznan - Menjadi saksi tidak langsung - Lelaki tua - Sederhana, menghindari konflik, ramah dan halus kata-katanya

Pemecah Masalah

- Poirot (tokoh protagonis) - Fisik: gemuk, pendek, berkumis tebal - Sifat: rasa ingin tahu besar, setia pada kebenaran, mempunyai ketajaman akal, banyak bicara - Profesi detektif - Status lajang - Bersahabat dengan Kapten Polisi Hasting

- Gozali (tokoh bawahan) - Fisik: kurus - Sifat: rasa ingin tahu besar, setia pada kebenaran, mempunyai ketajaman akal, pendiam - Profesi tidak dijelaskan - Status lajang - Bersahabat dengan Kapten Polisi Kosasih

Pelaku Utama Kejahatan

- James (tokoh antagonis) - Pelaku pembunuhan atas semua korban yang ada - Sifat: kejam, gila harta, licik, ramah, sopan, emosional, dan mata keranjang

- Hidayat (tokoh antagonis) - Pelaku pembunuhan atas semua korban yang ada - Sifat: kejam, gila harta, licik, ramah, sopan, humoris, dan setia pada istrinya

Page 117: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

102

Hubungan intertekstual unsur tokoh dan penokohan antara novel KB dan

MCH muncul dalam bentuk kesamaan dan perbedaan. Kesamaan yang ada dapat

dilihat dari pemunculan empat tokoh yang mempunyai peran yang sama, yakni

tokoh pemecah masalah, tokoh pelaku utama kejahatan, tokoh pemicu

terbongkarnya kasus, dan tokoh saksi tidak langsung yang terbunuh.

Pada tokoh pelaku utama kejahatan, pengarang MCH melakukan variasi

untuk menciptakan efek kejutan yang lebih besar daripada tokoh yang sama dalam

KB. Tokoh tersebut dalam KB dari awal digambarkan memiliki perangai yang

kasar dan emosional. Dalam MCH, tokoh pelaku kejahatan pada awalnya

digambarkan sangat baik dan bersahabat, tetapi di akhir cerita terkuaklah sifat

aslinya yang kejam dan licik.

Terdapat beberapa perbedaan antara tokoh pemecah masalah dalam MCH

dan KB. Pertama, status profesi tokoh pemecah masalah yang merupakan bentuk

penyesuaian dengan latar sosial-budaya yang ditampilkan dalam novel. Kedua,

penempatan tokoh pemecah masalah sebagai tokoh bawahan dalam MCH yang

berbeda dengan KB yang menempatkannya sebagai tokoh utama menunjukkan

usaha untuk mendobrak tradisi novel detektif yang cenderung menonjolkan unsur

kepahlawanan semata. Sebagai tambahan, transformasi tokoh ini dalam MCH

tampak sebagai sesuatu yang dipaksakan dan kurang relevan karena kehadirannya

dalam cerita tidak disertai penjelasan yang logis mengenai latar belakangnya.

Page 118: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

103

3.4 Hubungan Intertekstual Unsur Tema

Kajian unsur tema pada bab sebelumnya menunjukkan secara sepintas

adanya hubungan intertekstual antara novel MCH dan KB dalam beberapa tema.

Berikut ini penulis akan mengkaji hubungan interteksual kedua novel tersebut

secara lebih cermat dan sistematis.

3.4.1 Tema: Orangtua Seringkali Membela Anaknya meski Anaknya

Bersalah

Dalam novel KB, ibu sang pembunuh meski sudah mengetahui perbuatan

anaknya tidak mau melaporkan anaknya kepada polisi karena ia mencintai

anaknya. Dalam novel MCH, ayah sang pembunuh tidak mau melaporkan

anaknya ke polisi meskipun anaknya telah mengakui perbuatannya karena tidak

mau kehilangan anak untuk yang kedua kali. Dalam hubungan intertekstual tema

ini, tampak adanya usaha pengarang MCH menyimpangi apa yang disampaikan

dalam novel KB. Novel MCH menunjukkan bahwa tidak hanya seorang ibu yang

dapat menutupi aib anaknya karena cintanya yang besar pada anaknya, seorang

ayah pun dapat melakukan hal yang sama karena rasa cinta yang besar pula.

Pengarang MCH memunculkan kecintaan yang besar terhadap seorang anak

melalui sisi seorang ayah dan menunjukkan bahwa rasa cinta terhadap darah

daging sendiri tidak dibatasi oleh gender. Seorang ayah pun dapat memiliki rasa

cinta terhadap anaknya sama besarnya dengan yang dimiliki seorang ibu.

3.4.2 Tema: Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk

Dalam novel KB, keserakahan pada harta dibawakan oleh tokoh Sir George

dan istri pertamanya yang berasal dari Italia. Karena tergiur pada kekayaan Hattie

Page 119: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

104

yang sebatang kara, mereka berdua membunuh Hattie. Di akhir cerita dikisahkan

bahwa kejahatan mereka dibongkar oleh polisi. Keserakahan mereka juga telah

menyebabkan kematian banyak orang, yakni Hattie, Marlene, dan Merdell.

Tema ini ditransformasikan ke dalam novel MCH dalam keserakahan tokoh

Indra, Hidayat, dan Kresno. Keserakahan Indra terlihat pada tindakannya

menurunkan kualitas permen pabriknya agar memperoleh laba yang lebih besar.

Tindakannya mengakibatkan pabrik tersebut bangkrut dan keluarga Indra jatuh

miskin. Selain itu, keserakahan Indra juga tampak ketika ia membohongi Josefina

soal harga penawaran rumah, akibatnya ia dibenci oleh Josefina. Keserakahan

Hidayat yang mau menjadi kekasih Indra karena tergiur pada kekayaan Indra

mengakibatkan ia terlibat dalam pembunuhan. Keserakahan Kresno yang berniat

memeras Indra membuatnya terbunuh.

Uraian di atas menunjukkan adanya pola variasi dalam kaitan motif tersebut

dengan konflik utama yang dimunculkan dalam cerita. Tema keserakahan dalam

KB menjadi penyebab langsung atas munculnya konflik (pembunuhan),

sedangkan tema keserakahan dalam MCH tidak menjadi penyebab langsung atas

munculnya konflik pembunuhan.

3.4.3 Tema: Bangungan Bersejarah Patut Dilestarikan

Dalam novel KB, tema ini muncul melalui pandangan tokoh Nyonya Folliat

dan Nyonya Masterton. Mereka dikisahkan mempunyai kepedulian yang tinggi

terhadap bangunan-bangunan kuno yang ada di lingkungan sekitar mereka.

Nyonya Folliat dulunya memiliki sebuah rumah kuno yang sangat megah dan

indah peninggalan leluhurnya. Ketika ia jatuh miskin, ia terpaksa menjualnya. Ia

Page 120: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

105

merasa beruntung karena pembeli rumahnya tetap melestarikan rumah itu dan ia

diizinkan tinggal di sebuah rumah kecil bekas tempat peralatan kebun bekas

rumahnya itu. Nyonya Masterton juga merasa senang karena bekas rumah Nyonya

Folliat itu masih tetap terjaga keutuhannya. Ia menyayangkan beberapa rumah

kuno yang ada di daerah itu yang kemudian beralih fungsi menjadi lahan bisnis,

contohnya hotel dan wisma penginapan.

Tema ini ditransformasikan ke dalam novel MCH dalam bentuk pandangan

tokoh Josefina yang sangat menghargai peninggalan leluhurnya, dalam hal ini

adalah rumah warisan kakeknya. Rumah itu dibangun oleh Askandar Jiwantono

Aznan, kakek buyut Josefina. Meski sama-sama menghargai bangunan bersejarah,

Josefina (MCH) memiliki perbedaan sudut pandang dengan tokoh Nyonya Folliat

dan Nyonya Masterton (KB) dalam hal cara melestarikan bangunan bersejarah.

Menurut Josefina, rumah warisan leluhur sebagai bentuk bangunan bersejarah

tidak boleh dibiarkan jatuh ke tangan orang lain di luar keluarga. Josefina tidak

mempermasalahkan jika rumah itu harus dialihfungsikan sebagian untuk tujuan

komersil, sehingga dapat menjadi sumber dana untuk merawat rumah tersebut di

tangan sendiri.

3.4.4 Tema: Cinta Sejati Ada dalam Kejujuran

Tema percintaan dalam KB dialami oleh pasangan suami istri Sir George-

Hattie dan Alec-Peggy Legge. Tema percintaan yang dialami kedua pasangan

tersebut diwarnai dengan perselingkuhan dalam rumah tangga. Cinta yang ada

dalam hubungan Sir George dan Hattie mewakili cinta palsu karena mereka saling

berselingkuh dan hanya lebih mencintai harta daripada pasangannya. Dalam kisah

Page 121: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

106

pasangan Alec-Peggy, Alec mencurigai Peggy berselingkuh dengan pria lain,

sedangkan Peggy sebenarnya tidak berselingkuh tetapi merasa tidak bahagia

karena sikap Alec yang tertutup. Mereka berdua sebenarnya masih saling

mencintai. Ketertutupan dan sikap Alec yang uring-uringan membuat kehidupan

rumah tangga mereka tidak harmonis dan hampir bercerai. Tokoh protagonis

Poirot akhirnya menyadarkan Alec dan menyarankannya untuk memperbaiki

hubungannya dengan Peggy.

Tema percintaan yang ada dalam novel KB ditransformasikan ke dalam

novel MCH. Tema percintaan dalam MCH dialami oleh tokoh-tokoh yang sedang

mencari pasangan hidup, yakni Josefina, Firman, Edwin, Firman, dan Fajar.

Firman dikisahkan pernah berpacaran dengan Suharmi tetapi kandas di tengah

jalan. Tokoh Josefina digambarkan sebagai sosok gadis yang menarik perhatian

banyak lelaki, di antaranya adalah Firman, Edwin, dan Fajar. Josefina dikisahkan

dijodohkan dengan Fajar tetapi Josefina menolaknya. Edwin, seorang bujangan

tua yang menetapkan standar tinggi dalam mencari pasangan hidup dikisahkan

tertarik dengan Josefina setelah dikenalkan oleh Firman. Josefina juga

menolaknya. Josefina akhirnya jatuh cinta pada Firman, dan Firman menyatakan

cintanya pada Josefina di akhir cerita. Dalam MCH juga digambarkan cinta yang

penuh dengan kebohongan melalui tokoh Indra yang berpura-pura mencintai

Tatiek.

3.4.5 Tema: Kejahatan Walau Ditutup-tutupi Akhirnya Terbongkar Juga

Dalam novel KB, pembunuhan dilakukan oleh seorang suami (Sir George)

terhadap istri keduanya (Hattie). Mayat korban pembunuhan dikubur di sekitar

Page 122: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

107

rumah lalu diatasnya dibangun semacam kuil kecil berkubah agar mengelabuhi

orang-orang. Kasus tersebut ditutupi dengan cara menyuruh istri pertamanya (istri

gelap) menyamar dan berperan sebagai Hattie. Karena Hattie merupakan orang

baru di desa tersebut dan belum pernah memperkenalkan diri kepada warga

sekitar, penyamaran tersebut tidak terbongkar selama bertahun-tahun. Sang

pembunuh akhirnya juga memutuskan untuk membunuh Merdell dan Marlene

cucunya setelah kasus pembunuhannya mulai tercium oleh polisi. Sir George takut

jika Merdell dan Marlene menceritakan kematian Hattie kepada polisi. Kasus

pembunuhan yang telah tersembunyi selama bertahun-tahun itu akhirnya

dibongkar oleh tokoh pemecah masalah. Terbongkarnya kasus pembunuhan

tersebut berawal dari kedatangan sepupu jauh Hattie.

Tema ini ditransformasikan ke dalam MCH dengan pola yang sama. Novel

MCH meneruskan tradisi novel detektif dengan memasukkan tema seputar

kejahatan yang pada awalnya ditutup-tutupi tetapi akhirnya terbongkar juga.

Pembunuhan dalam novel MCH dilakukan oleh Indra beserta pasangan homonya

(Hidayat) terhadap kakak tirinya (Hartono). Mayat korban pembunuhan dikubur

di halaman belakang rumah di dalam bekas istal kuda. Di atas kuburan tersebut

kemudian diplester dengan semen. Kasus tersebut disembunyikan dengan

membuat isu bahwa Hartono kabur dari rumah karena kecewa dengan pacarnya

yang telah selingkuh. Lasito akhirnya dibunuh setelah Josefina menemuinya untuk

menyelidiki kisah menghilangnya Hartono. Kresno yang tadinya berniat memeras

Indra karena dia mengetahui bahwa tanah yang diplesternya merupakan tempat

dikuburnya Hartono juga dibunuh oleh Hidayat. Begitu pula nasib Indra dan

Page 123: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

108

Suhadi yang akhirnya dibunuh oleh Hidayat untuk menutupi kasus pembunuhan

yang dilakukannya bersama Indra. Kasus pembunuhan atas Hartono yang telah

terpendam bertahun-tahun akhirnya dibongkar oleh tokoh pemecah masalah.

Terbongkarnya kasus pembunuhan berawal dari kedatangan keponakan korban

pembunuhan. Uraian tersebut menunjukkan adanya kesejajaran hubungan

intertekstual kedua novel dalam tema ini dengan berbagai variasinya.

3.4.6 Kesimpulan

Dalam unsur tema, terdapat lima tema dari novel KB yang ditransformasikan

dalam MCH. Transformasi lima tema tersebut disertai dengan beberapa

penyimpangan. Agar tampak lebih jelas, berikut ini penulis menyejajarkan

beberapa hal utama yang mengandung kesamaan dan perbedaan dalam kedua

novel tersebut.

Tema Novel KB Novel MCH Orangtua Seringkali Membela Anaknya meski Anaknya Bersalah

- Ibu dari sang pembunuh tetap membela anaknya - Dilakukan karena cinta yang besar pada anak

- Ayah sang pembunuh tetap membela anaknya - Dilakukan karena cinta yang besar pada anak

Keserakahan pada Harta Berakibat Buruk

- Dibawakan tokoh Sir George dan istrinya - Bentuk keserakahan mengambil alih seluruh harta Hattie dengan jalan membunuhnya - Menjadi penyebab munculnya konflik utama

- Dibawakan oleh Indra, Hidayat, dan Kresno - Bentuk: membodohi pelanggan produk permen dan menipu Josefina soal harga rumah (Indra), mau menjadi kekasih homo karena tergiur harta (Hidayat), dan melakukan pemerasan (Kresno) - Tidak menjadi penyebab munculnya konflik utama

Page 124: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

109

Bangungan Bersejarah Patut Dilestarikan

- Muncul dalam pandangan Nyonya Folliat dan Nyonya Masterton - Bangunan bersejarah tidak boleh beralih fungsi untuk tujuan komersil - Tidak mengapa berpindah tangan asal tetap utuh

- Muncul dalam pandangan Josefina - Bangunan bersejarah boleh beralih fungsi untuk tujuan komersil - Tidak boleh dibiarkan jatuh ke tangan orang lain

Cinta Sejati Ada dalam Kejujuran

- Muncul dalam pasangan Alec-Peggy dan Sir George-Hattie - Ketidakjujuran Alec membuat rumah tangganya hampir hancur, tetapi ia akhirnya sadar - Cinta dalam hubungan Sir George-Hattie adalah palsu karena penuh kebohongan

- Muncul dalam tokoh Josefina, Firman, Edwin, Fajar, Suharmi, dan pasangan Indra-Tatiek - Kejujuran Josefina membuat banyak pria jatuh hati dan salah satu pria itu menjadi cinta sejatinya - Cinta Indra pada Tatiek palsu karena sebenarnya ia seorang homo

Kejahatan Walau Ditutup-tutupi Akhirnya Terbongkar Juga

- Sir George dan istrinya membunuh Hattie - Mayat Hattie dikubur di halaman rumah dan di atasnya dibangun semacam gazebo - Terpendam hingga bertahun-tahun - Saksi-saksi dibunuh

- Hidayat dan Indra membunuh Hartono - Mayat Hartono dikubur di halaman belakang rumah di dalam istal dan di atasnya diplester semen - Terpendam hingga bertahun-tahun - Saksi-saksi dibunuh

Dari penjelasan di atas, terlihat adanya beberapa kesamaan dan perbedaan

sebagai bentuk transformasi yang menandai hubungan intertekstual unsur tema

antara kedua novel itu.

Page 125: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

110

3.5 Rangkuman: Kajian Hipogram

Hipogram adalah karya sastra yang menjadi latar dari karya sastra yang

muncul kemudian (Riffaterre, 1984: 11). Hipogram mencerminkan sebuah sistem

konvensi atau kode sastra dan budayanya (Teeuw, 1980:11). Novel KB yang

diterbitkan pertama kali pada 1956 (dalam bahasa Indonesia pada 1984) ditulis

terlebih dahulu daripada novel MCH yang diterbitkan pertama kali pada 1995.

Berdasarkan waktu penulisannya, dapat disimpulkan bahwa novel KB karya

Agatha Christie merupakan hipogram dari novel MCH karya S. Mara Gd. Baik

disadari oleh S. Mara Gd atau tidak, novel KB memberikan pengaruh secara

langsung atau tidak langsung. S. Mara Gd dalam penulisan karyanya MCH

mentransformasikan karya terdahulu yang menjadi hipogramnya, yakni KB. Karya

yang menjadi hipogram tersebut memberikan inspirasi bagi pengarang MCH

dalam menciptakan karyanya. Hal itu dapat dilihat dari adanya hubungan

intertekstual kedua novel dalam unsur plot, tokoh dan penokohan, serta tema.

Hubungan intertekstual unsur plot kedua novel muncul dalam bentuk

penggunaan pola pemplotan yang sama, yakni plot lurus. Pengarang MCH juga

meneruskan konvensi yang ada dalam novel KB yang menjadi hipogramnya

dengan memunculkan beberapa motif yang sama. Meski terdapat kesamaan dalam

beberapa motif, ada perbedaan pokok pada plot kedua novel, yakni dalam hal

penggerak utama cerita. Novel KB menampilkan motif firasat buruk sebagai

penggerak utama cerita, sedangkan novel MCH menampilkan motif penjualan

rumah warisan sebagai penggerak utama ceritanya.

Page 126: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

111

Dalam hal unsur tokoh dan penokohan, S. Mara Gd mentransformasikan

empat tokoh yang ada dalam KB ke dalam MCH dengan pola yang bervariasi.

Variasi yang ada dalam transformasi tokoh pemecah masalah, misalnya, bertujuan

mendobrak tradisi novel detektif-kriminal yang cenderung melulu menonjolkan

unsur kepahlawanan dan kehebatan tokoh pemecah masalah (detektif). Bentuk

variasi yang lain, misalnya dalam hal tidak adanya penyebutan istilah detektif

dalam MCH merupakan upaya adaptasi dengan latar sosial-budaya yang berbeda

dengan novel KB yang menjadi hipogramnya.

S. Mara Gd juga mentransformasikan beberapa tema yang ada dalam KB ke

dalam MCH dengan disertai variasi. Ini menjadi bentuk tanggapan oleh pengarang

MCH terhadap karya hipogram KB dengan cara memunculkan sisi yang berbeda

sebagai bentuk pandangan dan daya kreativitas pengarang.

Page 127: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada bab-bab di atas telah diuraikan hasil analisis struktural dan hubungan

intertekstual novel KB karya Agatha Christie dan MCH karya S. Mara Gd. Hasil

analisis struktural telah memberikan gambaran yang jelas terhadap struktur kedua

novel tersebut sehingga kemudian dapat dilanjutkan dengan analisis intertekstual.

Kajian intertekstual yang dilakukan menunjukkan adanya keterkaitan intertekstual

dalam kedua novel pada unsur plot, tokoh dan penokohan, dan tema.

Unsur plot yang ada dalam novel KB tergolong dalam jenis plot lurus. Hal

ini ditransformasikan ke dalam MCH yang juga berplot lurus. Selain itu,

ditemukan beberapa motif yang sama yang ada dalam plot cerita kedua novel.

Motif-motif tersebut adalah motif perkenalan tokoh protagonis dengan tokoh-

tokoh lain, motif pembunuhan saksi-saksi, motif penyelidikan kasus, motif

penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah, dan motif pembongkaran kasus.

Dalam unsur tokoh dan penokohan, penulis menemukan adanya keterkaitan

intertekstual kedua novel yang terwujud dalam empat tokoh yang memiliki

kesamaan peran. Tokoh-tokoh tersebut dalam novel KB meliputi tokoh Poirot, Sir

George, De Sousa, dan Merdell. Keempat tokoh dalam KB tersebut mempunyai

kesejajaran dengan tokoh-tokoh yang ada dalam MCH, yakni tokoh Gozali,

Hidayat, Josefina, dan Lasito. Tokoh protagonis Poirot dalam KB memiliki

Page 128: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

113

kesamaan dengan tokoh Gozali dalam MCH sebagai tokoh pemecah masalah.

Tokoh Sir George dalam KB memiliki kesamaan dengan tokoh Hidayat dalam

MCH sebagai tokoh pelaku utama kejahatan. Tokoh De Sousa dalam KB memiliki

kesamaan dengan tokoh protagonis Josefina dalam MCH sebagai tokoh pemicu

terbongkarnya kasus pembunuhan terpendam. Tokoh Merdell dalam KB memiliki

kesamaan dengan tokoh Lasito dalam MCH sebagai tokoh saksi tidak langsung

atas kasus pembunuhan di masa lalu yang kemudian dibunuh untuk

menghilangkan jejak kasus tersebut.

Dalam unsur tema, terdapat keterkaitan intertekstual kedua novel pada

beberapa tema. Tema-tema itu yakni tema orangtua seringkali membela anaknya

meski anaknya bersalah, keserakahan pada harta berakibat buruk, bangunan

bersejarah patut dilestarikan, cinta sejati ada dalam kejujuran, dan tema kejahatan

walau ditutup-tutupi akhirnya terbongkar juga.

Kajian hipogram membuktikan bahwa novel KB merupakan hipogram dari

novel MCH. Pembuktian itu didasarkan pada waktu penulisan. Novel KB terbit

lebih dulu dibandingkan dengan novel MCH. Pengarang MCH dalam menciptakan

karyanya mentransformasikan karya yang menjadi hipogramnya, yakni novel KB.

Hipogram tersebut memberikan inspirasi pada penciptaan MCH dalam hal

pembentukan unsur plot, tokoh dan penokohan, serta tema.

Pengkajian terhadap kedua novel dalam penelitian ini dengan pendekatan

intertekstualitas telah memberikan makna yang lebih pada kedua novel. Makna

tersebut lebih penuh daripada makna yang dapat ditemukan pada masing-masing

unsur secara terpisah. Makna yang lebih penuh yang bisa disimpulkan dari

Page 129: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

114

hubungan intertekstual kedua novel itu adalah bahwa novel MCH dalam

transformasinya dari novel KB, hipogramnya, telah meneruskan sekaligus

menyimpangi hipogramnya. Persamaan yang terdapat dalam hubungan

intertekstual kedua novel itu merupakan bentuk penerusan terhadap hipogram.

Perbedaan yang ada dalam keterkaitan intertekstual kedua novel itu bukan semata

menyimpanginya, tetapi merupakan tanggapan pengarang untuk menciptakan

cerita yang lebih menarik dan menyajikan pandangan alternatif dari hipogramnya

dan terkait dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda pada kedua novel

itu. S. Mara Gd dalam hal ini menegaskan (meneruskan) tradisi dalam novel

detektif-kriminal sebagaimana yang ada dalam karya Agatha Christie dengan

memasukkan unsur kreatifitas dan konsep estetikanya sendiri ke dalam MCH.

4.2 Saran

Penulis menyarankan kepada peneliti-peneliti lain untuk turut meneliti

novel-novel populer termasuk novel detektif yang ada di Indonesia karena novel-

novel semacam itu juga menarik untuk dikaji. Pengkajian terhadap novel

semacam MCH juga dapat dilakukan dengan pendekatan lain, seperti pendekatan

sosiologis untuk menganalisis bentuk-bentuk kekerasan yang ada karena di

dalamnya dapat ditemukan berbagai bentuk kekerasan. Pendekatan sosiologis juga

dapat digunakan untuk mengeksplorasi pencitraan aparat penegak hukum

Indonesia yang ada dalam novel-novel detektif karya S. Mara Gd.

Page 130: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

DAFTAR PUSTAKA Christie, Agatha. 1984. Kubur Berkubah. Trj./sad. Mareta. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Culler, Jonathan. 1983. The Pursuit of Sign: Semiotics Literature, Deconstruction.

London: Routledge&Kegan Paul. Djokosujatno, Apsanti. 1997. “Aspek Genetik dan Klasifikasi Cerita Detektif

Indonesia”. Laporan Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia. Ekasiswanto, Rudi. 1992. “Intertekstualitas Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah

dan Bermandi Cahaya Bulan: Analisis Strukturalisme Dinamik. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Hidayah, Nuril. 1999. “Hubungan Intertekstual Novel Gairah untuk Hidup dan

untuk Mati dengan Novel Siti Nurjanah: Tinjauan Strukturalisme Dinamik”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Indriati. 1991. “Struktur Novel Olenka, Tinjauan Intertekstual”. Skripsi.

Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Arnodus. Knepper, Marty S. 2005. “The Curtain Falls: Agatha Christie's Last Novels”.

Clues. Volume 23 (4). Hlm. 69-84. Kurniawan. 2002. “Novel Indonesia Masih Mengeja Kriminal”. Koran Tempo. 7

Juli 2002. Lubis, Mochtar. 1978. Teknik Mengarang. Jakarta: Nunang Jaya. Mara Gd, S. 1995. Misteri Cincin yang Hilang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mujawazah, Umi. 1999. “Hubungan Intertekstual Novel Surat-Surat Cinta dengan

Novel Helai-Helai Sakura Gugur: Tinjauan Strukturalisme Dinamik”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Page 131: HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL MISTERI CINCIN YANG … · ix ABSTRAK Agustini, Debby. 2009. Hubungan Intertekstual Novel Misteri Cincin yang Hilang Karya S. Mara Gd dan Novel Kubur

Pradopo, Rahmat Djoko, Ramli Leman Soemowidagdo, Siti Sundari Tjitrosubono. 1976. “Prosa Kesusastraan Indonesia Sebelum Perang Dunia II”. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, UGM.

Pradopo, Rahmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riffaterre, Michael. 1984. Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University

Press. Rokhani, Umilia. 2003. “Hubungan Intertekstual Novel Tarian Bumi dengan

Novel Gadis Pantai: Tinjauan Strukturalisme Dinamik”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sulastin, Sutrisno. 1983. Hikayat Hang Tuah: Analisis Struktural dan Fungsi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suranto, Bambang. 1991. “Hubungan Intertekstual Roman Melati Van Agam

dengan Novel Dian yang Tak Kunjung Padam: Tinjauan Strukturalisme Dinamik”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Teeuw, A. 1980. Tergantung pada Kata: Sepuluh Sajak Indonesia Dipilih dan

Dikupas. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia. Teeuw, A. 1984. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.