30
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK DOMBA DENGAN EFISIENSI USAHA DI DESA CIDOKOM KECAMATAN RUMPIN KABUPATEN BOGOR DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 SUNARYA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

i

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK

DOMBA DENGAN EFISIENSI USAHA DI DESA CIDOKOM

KECAMATAN RUMPIN KABUPATEN BOGOR

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

SUNARYA

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar
Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan

Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa

Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2016

Sunarya

NIM D14120105

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

4

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

5

ABSTRAK

SUNARYA. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan

Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

Dibimbing oleh LUCIA CYRILLA dan SRI RAHAYU.

Usaha peternakan merupakan sub sektor penting yang mampu menopang

perekonomian masyarakat. Salah satu usaha peternakan yang banyak

dikembangkan masyarakat adalah peternakan domba. Permasalahan utama usaha

peternakan rakyat pada umumnya adalah peternak kurang efisien dalam

menjalankan usaha ternaknya, sehingga perlu diketahui karakter apa saja yang

mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik

sosial ekonomi peternak yang mampu mempengaruhi efisiensi usaha pada

peternakan domba. Penelitian ini menggunakan metode purposive random

sampling. Peubah yang diamati adalah karakteristik sosial ekonomi peternak dan

efisiensi usahanya. Metode analisis data menggunakan uji korelasi Rank

Spearman (rs). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara karakter

sosial ekonomi peternak dengan efisiensi usaha. Hubungan tersebut diantaranya

jumlah ternak berhubungan nyata dengan pengeluaran biaya produksi sebesar

0.255, pengalaman beternak berhubungan nyata dengan curahan tenaga kerja

sebesar -0.307 dan pengeluaran biaya produksi sebesar 0.395. Kepemilikan ternak

berhubungan nyata dengan pendapatan peternak yaitu sebesar 0.399.

Kata kunci: efisiensi usaha, karakter sosial ekonomi, usaha peternakan

ABSTRACT

SUNARYA. The Relations Socioeconomic Characteristic of Sheep Farmers with

Business Efficiency in the Cidokom Village, Rumpin Districk, Bogor Supervised

by LUCIA CYRILLA and SRI RAHAYU.

Animal husbandry is an important sub sector which able supporting national

economy. One farm that has been developed by the community is a sheep farm.

The main problems of traditional farm are less efficient of farmers in management

the business, so it is important to note any characters that influenced. This

research aimed to evaluate the socioeconomic characteristic of farmers which

could influence the efficiency of sheep farms business. This research used

purposive random sampling method. The parameters measured were social and

economic characteristics of farmers and business efficiency. The method of

analysis data was using rank correlation such as Rank Spearman. The results

showed that there was no correlation between social characters and economic

efficiency of sheep farms business. The relationship between amount of sheep and

production cost 0.255 were associated. Farming experience had correlation with

deals real labor -0.307 and cost production 0.395. Furthermore livestock

ownership were associated with farmers income 0.399.

Key words: animal husbandry, efficiency business, socioeconomic characteristic

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

6

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

7

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK

DOMBA DENGAN EFISIENSI USAHA DI DESA CIDOKOM

KECAMATAN RUMPIN KABUPATEN BOGOR

SUNARYA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

8

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar
Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

10

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

11

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta

alam yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Hubungan Karakteristik Sosial

Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan

Rumpin Kabupaten Bogor” dengan baik. Shalawat dan salam penulis ucapkan

pada Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr Ir Lucia Cyrilla, MSi

selaku pembimbing utama dan Dr Ir Sri Rahayu, MSi selaku pembimbing kedua

yang dengan sabar telah membimbing, memberikan banyak masukan, kritik dan

sarannya dalam penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih juga kepada Dr Ir

Asnath Maria Fuah MS selaku dosen Pembimbing Akademik, Bapak Sigid

Prabowo SPt MSc selaku dosen pembahas seminar serta Dr Ir Didid Diapari, MSi

dan Muhamad Baihaqi SPt MSi selaku penguji sidang. Penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, Sumardi dan Ainah

atas doa–doanya yang tak pernah henti dipanjatkan, motivasi, dan dukungan

semangatnya untuk kesuksesan serta kemudahan penulis. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada teman-teman kelas Ilmu Produksi dan Teknologi

Peternakan angkatan 49, keluarga besar Pondok Inspirasi. Penulis berharap karya

tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak demi kemajuan ilmu

pengetahuan.

Bogor, Oktober 2016

Sunarya

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

12

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar belakang 1

Tujuan 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat 2

Bahan 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5

Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba 7

Efisiensi Usaha Peternakan Domba Rakyat 10

Hubungan Karakter Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan

Efisiensi Usaha pada Peternakan Rakyat 12

SIMPULAN DAN SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 14

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

vi

DAFTAR TABEL

1 Data penggunaan lahan Desa Cidokom 5

2 Kondisi umum peternakan Desa Cidokom 5

3 Karakteristik sosial ekonomi peternak domba Desa Cidokom 7

4 Efisiensi usaha peternakan Desa Cidokom 10

5 Hubungan karakter sosial ekonomi peternak dengan efisien usaha 12

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Usaha peternakan merupakan sub sektor penting yang mampu menopang

perekonomian masyarakat. Usaha ini sangat potensial untuk memperoleh

pendapatan, baik perorangan maupun kelompok. Menurut BPS (2015), pertanian

dan peternakan menjadi sektor yang vital bagi masyarakat Indonesia karena

mampu menyerap tenaga kerja sebesar 15.29%. Usaha peternakan yang mudah

dan banyak dikembangkan oleh masyarakat saat ini adalah usaha peternakan

domba. Usaha ini banyak dikembangkan karena memiliki beberapa manfaat dan

sistem pemeliharaannya relatif mudah dilakukan. Beternak domba memiliki

beberapa keuntungan diantaranya adalah domba mudah beradaptasi dengan

lingkungan, domba memiliki sifat suka hidup berkelompok sehingga waktu

digembalakan tidak akan berpisah jauh dengan kelompoknya dan siklus

reproduksinya relatif singkat (Sugeng 1995).

Indonesia memiliki kekayaan ternak lokal yang cukup banyak. Badan Pusat

Statistik (2014) mencatat bahwa populasi ternak domba di Indonesia pada tahun

2013 sebanyak 14 926 000 ekor. Jumlah ini setiap tahunnya akan semakin

bertambah, seiring dengan kemajuan teknologi produksi peternakan yang semakin

berkembang. Salah satu daerah yang cukup potensial dalam mengembangkan

usaha peternakan domba adalah Kabupaten Bogor. Banyak masyarakat daerah ini

yang memilih beternak domba sebagai salah satu penghasilan usahanya, baik

sebagai pekerjaan utama ataupun hanya sekedar usaha sambilan. Populasi ternak

domba di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 adalah 203 373 ekor (Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Barat 2014).

Desa Cidokom merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Rumpin Kabupaten Bogor. Desa Cidokom termasuk wilayah dataran tinggi yang

desanya dikelilingi sebagian besar oleh hutan, sawah, dan ladang. Potensi

kekayaan alam di desa Cidokom masih alami dan belum dimanfaatkan dengan

optimal. Daerah ini termasuk daerah yang luasan ladangnya cukup luas, sehingga

menghasilkan pakan ternak yang tersedia setiap harinya. Berdasarkan letak

geografisnya, Desa Cidokom merupakan daerah yang cukup potensial dalam

mengembangkan usaha peternakan domba. Kondisi peternakan domba yang ada

di Desa Cidokom masih tergolong peternakan rakyat dengan jumlah ternak domba

rata-rata setiap rumahnya terdiri atas 3-5 ekor domba. Sistem peternakan yang

dilakukan di daerah ini masih tergolong ke dalam sistem konvensional, yaitu

sistem usaha yang dilakukan secara turun temurun dan pemeliharaannya

dilakukan secara sederhana. Selain itu pakan yang diberikan merupakan pakan

tradisional yakni pemberian pakan masih terbatas hijauan pakan ternak yang

tersedia berupa rumput-rumputan dan semak dengan sedikit atau tidak ada pakan

tambahan dan belum ada manajemen yang terarah (Sugeng 2000).

Usaha peternakan domba pada peternakan rakyat, belum terlalu

memperhatikan karakter sosial ekonomi untuk menghasilkan suatu usaha yang

lebih efisien, sehingga peternak menganggap bahwa usaha peternakan domba

masih merupakan usaha sampingan. Permasalahan utama yang ada pada

peternakan domba yaitu populasi induk produktif yang rendah, daya reproduksi,

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

2

dan produksi yang rendah (Kementrian Pertanian 2010). Oleh karena itu,

perhatian terhadap karakter sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap efisiensi

usaha, merupakan suatu hal yang penting untuk peternak dalam menjalankan

usahanya. Karakter sosial ekonomi ini akan mampu memberikan pemahaman

kepada peternak, sehingga usaha yang dilakukan bisa lebih efisien. Efisiensi usaha

ini terdiri atas curahan tenaga kerja, pendapatan peternak, dan pengeluaran biaya

produksi ternak.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara karakteristik

sosial ekonomi peternak domba dengan efisiensi usaha serta menganalisis

berbagai macam karakter sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi efisiensi

usahanya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini lebih difokuskan pada peternak domba rakyat yang terdapat di

Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor, dan pihak-pihak yang

terkait dengan upaya peningkatan produktivitas peternakan domba rakyat.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Februari 2016

hingga April 2016 dengan tahapan persiapan selama 1 bulan dan pengumpulan

data selama 2 bulan berikutnya. Penelitian ini bertempat di Desa Cidokom

Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

Alat

Alat yang digunakan antara lain kuesioner penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tentang kondisi peternakan, karakter sosial ekonomi, dan efisiensi

usahanya. Alat tulis menulis, papan jalan, dan kamera untuk dokumentasi.

Bahan

Responden

Populasi penelitian adalah seluruh peternak domba yang bertempat tinggal

di Desa Cidokom, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor yang berjumlah 190

orang. Adapun dari seluruh peternak domba tersebut, sebanyak 60 responden

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

3

dipilih sebagai sampel penelitian yang tersebar di Desa Cidokom Kecamatan

Rumpin Kabupaten Bogor.

Data dan Instrumentasi Data yang diambil pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi faktor sosial ekonomi peternak domba yang terdiri

dari jumlah pemilikan ternak, pengalaman beternak, umur peternak, status

kepemilikan ternak, dan tingkat pendidikan peternak. Selain itu data primer

meliputi efisiensi usaha peternak yang terdiri dari curahan tenaga kerja,

pendapatan peternakan dan pengeluaran produksi ternak. Data primer ini diambil

melalui wawancara dan observasi langsung ke lokasi penelitian.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner.

Adapun data sekunder diambil sebagai data pelengkap dari data primer. Data ini

diperoleh dari instansi yang berhubungan dengan penelitian. Instansi tersebut

meliputi Badan Pusat Statistik, Kantor Camat Rumpin, dan Kantor Desa Cidokom.

Prosedur

Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan dan pengumpulan data

sekunder tentang populasi peternak domba dan jumlah ternak domba yang ada di

Desa Cidokom. Tahap pengumpulan populasi domba ini dilakukan melalui data

monografi dan potensi desa yang terdapat di balai Desa Cidokom.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapang (wawancara

dan isi kuisioner) kepada 60 warga desa yang memiliki ternak domba dengan

menggunakan metode purposive random sampling. Morissan (2012) menyatakan

bahwa metode purposive random sampling merupakan metode pemilihan sampel

yang diteliti berdasarkan pertimbangan peneliti. Metode ini dilakukan karena para

peternak tersebar merata di berbagai daerah dengan jarak yang cukup jauh,

sehingga pengambilan data menggunakan random sampling.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif diuraikan secara deskriptif melalui tabulasi frekuensi sederhana

berdasarkan jawaban dari peternak untuk menggambarkan dan menguraikan

faktor sosial ekonomi para peternak. Adapun analisis kuantitaif data primer

diuraikan melalui tabulasi data. Proses yang dilakukan adalah pemberian kode,

pemberian skor, kemudian dientri ke dalam software.

Analisis Deskriptif. Digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan

keadaan umum dari peternak domba berupa karakteristik peternak domba dan

penjelasan mengenai kondisi umum peternakan yang ada di Desa Cidokom berupa

pakan ternak, perkembangbiakan, penyakit ternak, manajemen peternakan.

Pengumpulan data dari analisis ini dilakukan melalui wawancara dengan bantuan

kuesioner. Informasi yang diperoleh dari kuesioner diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel serta dikelompokan berdasarkan jawaban yang sama.

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

4

Analisis Lebar Interval. Kriteria penentuan skor pada masing-masing

variabel secara umum ditentukan dengan melihat selisih nilai minimum dan

maksimum lalu dibagi dengan jumlah kategori yang dipilih. Analisis lebar interval

digunakan untuk mencari efisiensi usaha pada peternakan domba. Efisiensi usaha

yang digunakan yaitu curahan tenaga kerja, pendapatan peternak, dan pengeluaran

atau biaya produksi. Curahan tenaga kerja dihitung berdasarkan hari orang kerja.

Semakin tinggi curahan tenaga kerja yang dilakukan maka efisiensi usaha

semakin rendah. Pendapatan peternak didapat dari nilai nominal yang diperoleh

oleh peternak. Semakin tinggi nilai nominal yang diperoleh oleh peternak, maka

efisiensi semakin tinggi dan semakin rendah nilai nominal yang didapat, maka

efisiensi usahanya semakin rendah. Pengeluaran atau biaya produksi diperoleh

dari biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternak. Semakin tinggi biaya produksi

yang dikeluarkan, maka efisiensi usaha semakin rendah dan semakin rendah biaya

produksi yang dikeluarkan maka efisiensi usahanya semakin tinggi.

Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini

adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner. Penentuan ini

dihitung berdasarkan alternatif jawaban yang akan diberikan skor sebagai berikut:

- Alternatif jawaban rendah diberi skor 1;

- Alternatif jawaban sedang diberi skor 2; dan

- Alternatif jawan tinggi diberi skor 3.

Analisis data untuk menghitung efisiensi usaha adalah menggunakan rumus

lebar interval dengan 3 kriteria yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Menurut

Sugiyono (1999), rumus yang digunakan untuk menghitung efisiensi usaha

dengan lebar interval adalah:

ebar interval Skor tertinggi Skor terendah

umlah kelas

Analisis Korelasi. Hubungan yang diamati pada penelitian ini adalah antara

faktor sosial ekonomi peternak domba dengan efisiensi usahanya. Analisis yang

digunakan untuk mengukur hubungan antara dua jenis variabel yaitu analisis

korelasi (Nazir 2005). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien

korelasi Rank Spearman adalah:

rs ∑ di

ni

n n

Keterangan : rs = Korelasi Rank Spearman;

n = Jumlah kasus atau sampel;

di = Selisih ranking antara variable x dan y untuk setiap subjek; dan

1 dan 6 = Angka konstan

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kondisi Umum Desa Cidokom

Desa Cidokom merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Rumpin Kabupaten Bogor. Batas-batas wilayah desa Cidokom antara lain di

sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cibodas, sebelah Timur berbatasan dengan

Desa Ciaruten, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mekar Jaya dan sebelah

Barat berbatasan dengan Desa Gobang. Jarak Desa Cidokom ke pusat kecamatan

yaitu 11 km, ke pusat kota/kabupaten yaitu 30 km, ke pusat ibu kota provinsi yaitu

170 km dan ke Ibu Kota Negara yaitu 70 km.

Desa Cidokom merupakan daerah yang memiliki luasan wilayah yang luas.

Desa ini mengalami pemekaran menjadi dua desa yaitu Desa Cidokom dan Desa

Mekarjaya. Total luas wilayah Desa Cidokom yaitu 554 ha dan wilayah ini terbagi

dalam 7 kelompok berdasarkan status pemanfaatan dan penggunaan lahannya.

Data penggunaan lahan di wilayah Desa Cidokom disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Data penggunaan lahan Desa Cidokom

Keterangan Luas (Ha) Persentase (%)

Jalan 14 2.53

Sawah dan lading 295 53.25

Bangunan umum 3 0.54

Empang/kolam 15 2.71

Pemukiman dan perumahan 78 14.08

Pemakaman/TPU 6 1.08

Lain-lain 143 25.81

Jumlah 554 100.00 Sumber: monografi Desa Cidokom (2015)

Desa Cidokom merupakan dataran rendah dengan ketinggian 125-150 m di

atas permukaan air laut (mdpl). Suhu udara rata-rata 35 oC dengan curah hujan

sebesar 3 762 mm tahun-1

. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 7 232 orang yang

terdiri dari 3 755 orang laki-laki dan 3 477 orang perempuan (Monografi Desa

Cidokom 2015). Jumlah masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai

peternak domba berjumlah 190 orang.

Kondisi Peternakan Domba Desa Cidokom

Peternakan yang ada di desa Cidokom Kecamatan Rumpin merupakan

peternakan rakyat yang sistem pemeliharaannya masih tergolong konvensional

dan dikembangbiakan secara turun temurun. Peternakan di desa ini termasuk

peternakan skala kecil yaitu 3-5 ekor per keluarga. Jenis domba yang dipelihara di

desa ini yaitu domba Garut. Tabel 2 merupakan gambaran umum kondisi

peternakan domba yang ada di Desa Cidokom berdasarkan penyakit,

perkembangbiakan, dan jenis pakan yang diberikan.

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

6

Tabel 2 Kondisi umum peternakan Desa Cidokom

Kategori Jumlah responden (orang) Persentase (%)

Penyakit

Kembung 4 6.67

Keracunan 8 13.33

Orf 1 1.67

Tidak sakit 47 78.33

Perkembangbiakan

Alami 60 100.00

Inseminasi buatan 0 0.00

Pakan

100% Rumput 49 81.67

100% Konsentrat 0 0.00

50% Rumput dan 50%

konsentrat

11 18.33

Kesehatan ternak berkaitan erat dengan manajemen pemeliharaan yang

dilakukan. Suatu peternakan yang menerapkan sistem manajemen pemeliharaan

sesuai dengan prosedur, akan menghasilkan ternak-ternak yang sehat dan

memiliki daya tahan tubuh yang kuat (Kurniawan 2010). Dalam manajemen

kesehatan ternak, upaya pencegahan merupakan tindakan terbaik, sedangkan

penanggulangan terhadap penyakit-penyakit tertentu juga diperlukan apabila

situasi dan kondisinya menuntut dilakukan tindakan tersebut.

Tingkat kesehatan ternak domba di Desa Cidokom cukup baik. Sebanyak

78.33% ternak tidak mengalami sakit. Hal ini terjadi karena sistem pemeliharaan

kandang yang baik, sehingga daya tahan tubuh ternak terhadap penyakit lebih kuat.

Penyakit timbul dikarenakan daya tahan tubuh yang lemah. Menurut Blakely dan

Bade (1998) menyatakan bahwa domba mempunyai kecenderungan untuk cepat

menyerah terhadap tekanan yang dialaminya. Tekanan yang semakin tinggi

menyebabkan domba mengalami penurunan daya tahan tubuhnya. Penyakit yang

timbul pada peternakan domba di Desa Cidokom yaitu keracunan, kembung dan

orf. Keracunan sianida paling banyak terjadi diantara penyakit lainnya. Keracunan

sianida ini dikarenakan domba terlalu banyak memakan daun singkong, bahkan

kulit singkong. Kandungan sianida terdapat pada berbagai macam tanaman.

Menurut Ginting et al. (1980) Sianida merupakan racun yang terdapat pada

berbagai macam jenis tanaman, salah satunya adalah tanaman singkong. Petani di

desa ini banyak menanam singkong dan daun singkong yang ada tersebut biasanya

dijadikan sebagai pakan ternak, sehingga domba yang tidak kuat daya tahan

tubuhnya mudah terserang penyakit ini. Senyawa sianida dapat masuk dalam

tubuh melalui 3 cara yaitu lewat pernafasan, absorbsi kulit, dan saluran

pencernaan. Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan sianida tersebut adalah

frekuensi pernafasan menjadi lebih cepat dan dalam (dyspnoe), otot-otot menjadi

gemetar dan terjadi kegagalan koordinasi otot (limbung/ataksia). Selanjutnya,

ternak meronta-ronta, jatuh dengan nafas terengah-engah yang diikuti kekejangan.

Penyakit lainnya yang diderita oleh ternak domba di Desa Cidokom yaitu

kembung sebanyak 4%. Perut kembung atau timpani adalah suatu keadaan

mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang berlebihan. Hal ini terjadi

ketika esophagus mengalami sumbatan sehingga menghambat pengeluaran gas.

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

7

Beberapa hal yang dapat menyebabkan penyakit kembung domba adalah

memakan rumput muda atau tanaman leguminosa (kacang-kacangan), merumput

pada lahan yang baru dipupuk, makan buah terlalu banyak, memakan racun dan

ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dari perut

(Tomaszewska et al. 1993). Penyakit yang paling sedikit diderita oleh ternak di

Desa Cidokom yaitu orf sebanyak 1.67%.

Perkembangbiakan domba merupakan penentu keberhasilan dalam

menghasilkan keturunan selanjutnya. Perkembangbiakan domba lokal merupakan

perkembangbiakan sepanjang tahun, artinya setiap tahunnya domba dapat

menghasilkan keturunan. Menurut Williamson dan Payne (1993), bahwa domba

lokal di daerah tropik dapat kawin sepanjang tahun. Namun, hal ini memberikan

dampak pada persentase beranak cenderung rendah. Dewasa kelamin yang dicapai

domba di daerah tropik akan lebih lambat dibandingkan domba di daerah dingin.

Seiring dengan kemajuan teknologi, berbagai macam upaya dilakukan untuk

menghasilkan keturunan yang baik. Salah satunya adalah inseminasi buatan. Pada

peternakan rakyat khususnya Desa Cidokom cara perkembangbiakan seperti ini

belum banyak dilakukan. Perkembangbiakan yang dilakukan di desa ini sebanyak

100% melalui kawin alami.

Pakan merupakan faktor penting dalam usaha peternakan. Pakan memiliki

biaya yang relatif besar dari total produksi. Luasan geografis Desa Cidokom yang

sebagian besar merupakan wilayah hutan dan ladang mengakibatkan ketersediaan

rumput atau hijauan di desa ini cukup melimpah. Sebagian besar peternak di desa

ini menggunakan rumput saja sebagai pakan utama, hanya ada beberapa peternak

yang khusus memberikan rumput yang ditambah dengan konsentrat sebagai

suplemen. Sebanyak 81.67% peternak memberikan rumput tanpa tambahan pakan

lain sebagai pakan harian. Tidak adanya tambahan pakan suplemen atau

konsentrat, maka pertumbuhan bobot badan domba tidak sebaik ketika

menggunakan tambahan konsentrat. Pemberian rumput lapangan sebagai sumber

hijauan untuk domba tidak dapat meningkatkan produksi dan hanya menyokong

kebutuhan zat-zat pakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sebanyak 18.33%

peternak memberikan pakan berupa rumput dan konsentrat. Hal ini dilakukan

karena faktor nutrisi sangat penting untuk diperhatikan serta dapat meningkatkan

pertumbuhan bobot badan secara optimal. Menurut Hadiningrum (2006) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa faktor nutrisi menjadi sangat penting dalam

peternakan artinya dalam usaha menghasilkan daging yang berkualitas baik perlu

memperhatikan faktor pakan yang baik pula.

Karakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba

Karakteristik sosial ekonomi merupakan kondisi atau keadaan umum yang

ada pada peternak. Karakteristik sosial ini menjadi penting untuk mengukur

kemampuan peternak dalam menjalankan usahanya. Karakteristik sosial ekonomi

pada penelitian ini terdiri atas jumlah ternak, umur peternak, pengalaman beternak,

tingkat pendidikan peternak dan status kepemilikan ternak. Pada Tabel 3 disajikan

kondisi karakteristik sosial ekonomi peternak yang ada di Desa Cidokom

Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

8

Tabel 3 Karakteristik sosial ekonomi peternak domba di Desa Cidokom

Karakteristik Jumlah responden Persentase (%)

Jumlah ternak

Sedikit (2-7 ekor) 50 83.33

Sedang (8-13 ekor) 8 13.33

Banyak (14-18 ekor) 2 3.33

Pengalaman beternak

Sebentar (1-3,5 tahun) 14 23.33

Sedang (3.6-10 tahun) 27 45.00

Lama (10.1-17.75 tahun) 9 15.00

Sangat lama (>17.75 tahun) 10 16.67

Umur peternak

Produktif (15-59 tahun) 49 81.67

Tidak produktif (>59 tahun) 11 18.33

Tingkat pendidikan

Tidak sekolah 9 15.00

SD 48 80.00

SMP 2 3.33

SMA 1 1.67

Status kepemilikan

Bagi hasil 24 40

Milik sendiri 36 60

Jumlah Ternak

Jumlah ternak merupakan faktor yang cukup penting dalam usaha ternak.

Pengelompokan jumlah ternak terbagi menjadi 3 kategori yaitu sedikit (2-7 ekor),

sedang (8-13 ekor) dan banyak (14-18 ekor). Kategori ini didapatkan dengan

menggunakan metode kuartil dari data yang didapatkan. Menurut Sudarmono dan

Sugeng (2000), beternak domba merupakan salah satu usaha yang dapat

diandalkan untuk meningkatkan kehidupan peternak karena keunggulannya.

Peternak yang termasuk dalam skala kecil yaitu peternak yang memiliki jumlah

ternak sebanyak 3-5 ekor per keluarga.

Jumlah ternak yang ada di Desa Cidokom masih didominasi dengan jumlah

yang masih sedikit. Peternak yang memiliki domba dengan jumlah 2-7 ekor

sebanyak 83.33%. Hal ini menunjukkan bahwa skala usaha ternak di Desa

Cidokom masih tergolong rendah karena jumlah ternaknya yang masih sedikit dan

hanya bersifat sampingan. Peternak yang memiliki jumlah ternak 8-13 ekor

sebanyak 13.33% dan peternak yang memiliki jumlah ternak 14-18 ekor sebanyak

3.33%.

Pengalaman Beternak

Pengalaman beternak merupakan lamanya waktu yang digunakan peternak

dalam mengelola peternakannya. Tingkat pengalaman beternak domba dapat

dijadikan indikator untuk melihat berapa besar kemampuan dan peluang

keberhasilan peternak dalam mengelola usaha ternak domba (Karyadi 2008).

Menurut penelitian Rahmah (2015) menyatakan bahwa pengalaman beternak

dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu sebentar (1-3.5 tahun), sedang (3.6-10

tahun), lama (10.1-17.75 tahun) dan sangat lama (>17.75 tahun).

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

9

Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa kebanyakan peternak termasuk

dalam kategori berpengalaman sedang yaitu beternak selama 3.6-10 tahun.

Semakin lama pengalaman peternak dalam mengelola usahanya maka semakin

tinggi pula motivasi beternak. Motivasi sangat berpengaruh dalam meningkatkan

kinerja peternak, sehingga motivasi tersebut dapat mempengaruhi efisiensi usaha

pada peternakannya.

Umur Peternak

Umur peternak merupakan salah satu faktor penentu dalam menunjang

keberhasilan dalam usaha ternak. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2013 bahwa pengelompokan umur dibagi

menjadi 2 kategori yaitu kategori umur produktif dan kategori umur tidak

produktif. Pada negara berkembang umur produktif berkisar antara 15-59 tahun

dan umur tidak produktif yaitu lebih dari 59 tahun dan untuk negara maju umur

produktif berkisar antara 15-64 tahun.

Umur peternak yang ada di Desa Cidokom berkisar antara 23-75 tahun

dengan rata-rata 49 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 81.67%

umur peternak di desa ini masih tergolong umur produktif dalam bekerja sehingga

peternak tersebut cukup potensial untuk menjalankan usaha ternak dombanya dan

sebanyak 18.33% berada pada umur kurang produktif.

Tingkat Pendidikan Peternak

Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam proses efisiensi usaha.

Tanpa pendidikan yang memadai, maka informasi atau inovasi dunia peternakan

tidak terserap dengan baik. Tingkat pendidikan peternak diukur berdasarkan

tingkat pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh peternak sampai pada saat

penelitian dilakukan. Tingkat pendidikan diharapkan mampu meningkatkan

efisiensi usaha dalam beternak. Menurut penelitian Karyadi (2008) bahwa tingkat

pendidikan dibagi kedala 4 kategori yaitu tidak sekolah, Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat

pendidikan peternak di Desa Cidokom masih tergolong rendah. Sebanyak 15%

peternak tidak pernah sekolah, sebanyak 80% peternak mengenyam pendidikan

hingga tingkat sekolah dasar dan sisanya sebanyak 5% peternak mengenyam

pendidikan pada tingkat SMP dan SMA. Tingkat pendidikan yang masih

tergolong rendah tersebut menyebabkan pengetahuan peternak juga rendah,

sehingga pengembangan usaha ternak relatif lambat. Kurangnya pendidikan atau

pengetahuan peternak juga dapat berpengaruh terhadap manajemen pemasaran,

sehingga pemasaran hasil produksinya pun sedikit.

Tingkat pendidikan formal tersebut harus diiringi dengan adanya pendidikan

non formal seperti penyuluhan dan diskusi peternakan sehingga pengetahuan

peternak semakin luas dan dapat terberdayakan dengan baik dalam mengelola

usahanya. Berdasarkan penelitian Sulistyati (2011), faktor pendidikan baik formal

maupun non formal menjadi sangat penting dalam pemberdayaaan masyarakat

pedesaan. Pemberdayaan peternak domba merupakan suatu usaha melakukan

perubahan perilaku menjadi lebih baik. Perubahan perilaku yang dilakukan

meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

10

Status Kepemilikan Ternak

Status kepemilikan merupakan faktor penting dalam efisiensi usaha.

Kepemilikan ternak berkaitan dengan jumlah ternak dan penghasilan yang

didapatkan oleh peternak pasca panen. Kepemilikan ternak merupakan indikator

untuk melihat banyaknya ternak domba yang diusahakan oleh peternak sehingga

dapat menentukan skala usaha yang mereka lakukan (Karyadi 2008).

Kepemilikan ternak dibagi dalam 3 kategori yaitu milik sendiri, bagi hasil

atau paroan, dan milik perusahaan. Pengelompokan ini didapatkan dengan

menggunakan metode quartil dari data yang didapatkan. Berdasarkan data

penelitian didapatkan hasil yaitu sebanyak 60% ternak milik pribadi dan 40%

ternak bagi hasil. Desa Cidokom merupakan desa yang masih berkembang dalam

usaha ternaknya, sehingga belum ada ternak yang dimiliki oleh perusahaan besar.

Data tersebut menunjukkan bahwa sistem peternakan di desa ini merupakan

peternakan yang masih konvensional dan ternak yang dipelihara merupakan

turunan dari keluarganya.

Efisiensi Usaha Peternakan Domba Rakyat

Efisiensi mengacu pada bagaimana baiknya sumber daya digunakan untuk

menghasilkan suatu output. Suatu usaha dikatakan efisien apabila mampu

menghasilkan output maksimal dengan sumberdaya (input) tertentu atau

menghasilkan output tertentu dengan sumberdaya (input) minimal. Menurut

Anthony dan Govindarajan (2005), efisiensi usaha merupakan rasio output

terhadap input atau jumlah output per unit input. Efisiensi usaha ini terdiri atas

curahan tenaga kerja yang dikeluarkan, pendapatan peternak, dan jumlah biaya

produski yang dikeluarkan. Tabel 4 memperlihatkan efisiensi usaha yang ada di

Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

Tabel 4 Efisiensi usaha peternakan di Desa Cidokom

Katagori *) Jumlah responden (orang) Persentase (%)

Curahan tenaga kerja peternak

Rendah 1 1.66

Sedang 43 71.67

Tinggi 14 23.33

Pendapatan peternak

Rendah 56 93.33

Sedang 3 5.00

Tinggi 1 1.67

Pengeluaran produksi ternak

Rendah 8 13.33

Sedang 41 68.33

Tinggi 11 18.33 Keterangan: *) 0.0-1.0 = rendah, 1.1-2.0 = sedang, 2.1-3.0 = tinggi

Curahan Tenaga Kerja Peternak

Curahan tenaga kerja merupakan salah satu bagian penting dari efisiensi

usaha ternak. Curahan tenaga kerja perlu dihitung karena dapat mempengaruhi

faktor produksi ternak. Menurut penelitian Karyadi (2008) menyatakan bahwa

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

11

curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang

dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan. Efisiensi usaha digolongkan dalam 3 kategori yaitu rendah, sedang

dan tinggi berdasarkan perhitungan nilai kuartil. Semakin rendah curahan tenaga

kerja yang dikeluarkan maka dimasukkan dalam kategori efisien, sedangkan

semakin tinggi curahan tenaga kerja yang dikeluarkan maka usaha tersebut

termasuk usaha yang kurang efisien.

Curahan tenaga kerja di Desa Cidokom sebanyak 71.67% merupakan

curahan tenaga kerja sedang, sebanyak 23.33% merupakan curahan tenaga kerja

tinggi dan sebanyak 5% merupakan curahan tenaga kerja rendah. Data tersebut

menunjukan bahwa curahan tenaga kerja yang dikeluarkan masih belum efisien,

hanya 5% saja yang tergolong kategori efektif. Hal ini terjadi karena aktivitas

peternak cukup banyak. Aktifitas beternak biasanya dimulai sekitar jam 07.00

pagi. Aktifitas beternak yang rutin dilakukan oleh peternak antara lain mencari

pakan, memberi hijauan, sebagian memberi konsentrat, memberi air minum,

membersihkan kandang, memandikan domba, dan membersihkan kotoran domba.

Peternakan di Desa Cidokom merupakan peternakan yang konvensional yaitu

tenaga kerja yang dikeluarkan merupakan tenaga keluarga sendiri. Hasil penelitian

Kosasih (2001) menyatakan bahwa para peternak yang menjadi responden rata–

rata mempunyai 2 orang jumlah tenaga kerja yang dapat berperan dalam

pemeliharaan ternak domba, yaitu terdiri dari suami dan dibantu oleh istri dengan

rata–rata hari kerja per hari per peternak adalah selama 4–5 jam dengan waktu

paling lama adalah mencari makan.

Pendapatan Peternak

Pendapatan merupakan income atau pemasukan yang didapatkan oleh

peternak. Pendapatan usaha ternak sangat dipengaruhi oleh banyaknya ternak

yang dijual oleh peternak itu sendiri, sehingga semakin banyak jumlah ternak

yang dijual maka semakin tinggi pendapatan bersih yang diperoleh. Usaha ternak

domba telah memberi kontribusi dalam peningkatan pendapatan keluarga peternak.

Pendapatan yang didapat oleh peternak berhubungan dengan faktor sosial

ekonomi peternaknya. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa peningkatan

pendapatan keluarga peternak domba tidak dapat dilepaskan dari cara mereka

menjalankan dan mengelola usaha ternaknya yang sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor sosial dan faktor ekonomi.

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 93.33% peternak berpenghasilan

rendah yaitu kurang dari 1 juta per bulan, sebanyak 5% peternak berpenghasilan

sedang yaitu antara 1-2 juta per bulan dan hanya 1.67% peternak berpenghasilan

tinggi yaitu lebih dari 2 juta per bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha

peternakan yang ada di Desa Cidokom menghasilkan pendapatan yang masih

tergolong rendah. Rendahnya pendapatan tersebut disebabkan oleh jumlah ternak

yang dipelihara masih sedikit.

Selain banyaknya jumlah ternak dalam menghasilkan pendapatan, faktor

pemasaran juga berpengaruh terhadap penghasilan yang didapat oleh peternak.

Sistem pemasaran domba yang ada di Desa Cidokom, masih menggunakan sistem

taksir yang dilakukan oleh sebagian besar tengkulak, sehingga pendapatan dari

hasil penjualan tersebut relatif rendah.

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

12

Pengeluaran/Biaya Produksi Ternak

Biaya produksi merupakan suatu yang dikorbankan atau dikeluarkan oleh

peternak untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Supriyono (2011)

membedakan biaya dalam 2 pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost

yaitu jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang

dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu maupun pada masa

yang akan datang dan biaya dalam arti expence yaitu biaya yang dikorbankan atau

dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan dalam suatu periode tertentu.

Zulkifli (2003) menyatakan bahwa berdasarkan volumenya, biaya dibedakan

menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Pada penelitian ini

biaya produksi yang digunakan yaitu hanya biaya variabel saja. Biaya variabel

adalah biaya yang jumlah totalnya berubah–ubah sebanding dengan perubahan

volume kegiatan namun biaya per unitnya tetap (Kasmir 2008). Biaya variabel

diantaranya yaitu biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, obat-

obatan, vaksinasi, dan biaya-biaya lain (Siregar 2007).

Efisiensi usaha pada biaya produksi dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori

rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah artinya biaya yang dikeluarkan oleh

peternak relatif rendah atau lebih efisien dan katagori tinggi artinya biaya

produksi yang dikeluarkan oleh peternak relatif tinggi atau kurang efisien

dibandingkan kategori lainnya. Data yang dihasilkan pada penelitian ini adalah

sebanyak 18.33% peternak mengeluarkan biaya produksi tinggi atau efisiensinya

yang rendah, sebanyak 68.33% peternak mengeluarkan biaya produksi sedang dan

sebanyak 13.33% peternak mengeluarkan biaya produksi yang rendah atau

efisiensinya yang tinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa usaha ternak yang ada

di Desa Cidokom masih tergolong dalam skala rendah.

Hubungan Karakter Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan

Efisiensi Usaha pada Peternakan Rakyat

Analisis Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2

jenis variabel, variabel tersebut yaitu karakteristik sosial ekonomi peternak domba

dengan efisiensi usaha. Hubungan karakter sosial ekonomi peternak domba

dengan efisiensi usaha akan dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5 Hubungan karakter sosial ekonomi peternak dengan efisiensi usaha

Karakter sosial

ekonomi

peternak domba

Efisiensi usaha ternak

Curahan tenaga

kerja peternak

Pendapatan

peternak

Pengeluaran

biaya produksi

Total

efisiensi usaha

Rs T hit Rs T hit Rs T hit Rs T hit

Jumlah ternak 0.139 0.290 -0.119 0.365 0.255* 0.050 -0.149 0.257

Pengalaman -0.307* 0.017 0.180 0.169 0.395** 0.002 0.193 0.139

Umur 0.011 0.933 -0.043 0.743 -0.139 0.290 0.017 0.899

Pendidikan 0.089 0.501 0.084 0.523 0.036 0.784 -0.062 0.636

Kepemilikan

ternak

0.249 0.055 -0.399** 0.002 -0.229 0.079 -0.304* 0.018

Keterangan: *) berhubungan nyata (p<0.05)

**) berhubungan sangat nyata (p<0.01)

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

13

Karakter sosial ekonomi peternak merupakan hal yang penting dalam

pengelolaan usaha ternak domba. Dalam usaha ternak tersebut, perlu diperhatikan

efisiensi usahanya agar usaha yang dilakukan lebih efisien. Tabel 5 menunjukkan

terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi peternak dengan efisiensi usaha.

Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan jumlah ternak berhubungan nyata

dengan pengeluaran biaya produksi sebesar 0.255. Hal ini mengindikasikan bahwa

semakin banyak ternak yang dipelihara oleh peternak di Desa Cidokom maka

biaya produksi yang dikeluarkan semakin efisien. Wibowo et al. (2013)

menyatakan jumlah ternak yang dipelihara dapat mempengaruhi efisiensi usaha.

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 83.33% peternak memiliki domba 2-7 ekor,

artinya jumlah ternak yang ada di Desa Cidokom masih didominasi oleh peternak

dengan jumlah yang masih sedikit, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan oleh

peternak relatif sedikit.

Pengalaman beternak domba dapat dijadikan indikator untuk melihat berapa

besar kemampuan dan peluang keberhasilan peternak dalam mengelola usaha

ternak domba (Karyadi 2008). Tabel 5 menunjukkan bahwa pengalaman beternak

berpengaruh nyata terhadap curahan tenaga kerja yang dilakukan. Uji korelasi

pada pengalaman beternak dan curahan tenaga kerja menghasilkan corelation

coefficient sebesar -0.307. Hal ini berarti peternak yang memiliki pengalaman

lebih, memiliki curahan tenaga kerja yang tidak selalu lebih efisien dibandingkan

dengan peternak yang memiliki pengalaman beternak rendah, terlihat dari tanda

negatif yang ada di depan koefisien korelasi Rank Spearman.

Pengalaman peternak juga berhubungan sangat nyata terhadap pengeluaran

biaya produksi. Hasil uji korelasi pada variabel ini sebesar 0.395 artinya terdapat

hubungan yang sangat nyata antara pengalaman beternak dengan pengeluaran

biaya produksi. Semakin tinggi tingkat pengalaman seorang peternak maka

pengeluaran atau biaya usaha ternak yang dikeluarkan semakin efisien.

Umur peternak tidak berpengaruh terhadap efisiensi usaha baik curahan

tenaga kerja, pendapatan maupun pengeluaran biaya produksi. Hal ini terjadi

karena umur yang semakin tinggi tidak mempengaruhi salah satu dari komponen

tersebut. Peternak yang usianya lebih muda bisa memiliki pengalaman beternak

lebih banyak daripada peternak yang memiliki usia tinggi, sehingga usia tersebut

tidak memiliki pengaruh terhadap efisiensi usaha ternak domba. Hal ini juga

terjadi pada tingkat pendidikan peternak. Tingkat pendidikan seorang peternak

tidak berpengaruh terhadap efisiensi usaha yang dilakukan. Pendidikan formal

yang didapatkan peternak waktu sekolah tidak memberikan dampak terhadap

usaha peternakan. Berbeda dengan pendidikan nonformal seperti pelatihan,

diskusi atau penyuluhan. Pendidikan nonformal tersebut lebih mengarah terhadap

pemberdayaan masyarakat. Menurut Rahmah (2015), pemberdayaan peternak

domba merupakan suatu usaha melakukan perubahan perilaku menjadi lebih baik.

Perubahan perilaku yang dilakukan meliputi aspek kognitif, yaitu peningkatan

pengetahuan mengenai teknis pemeliharaan domba, aspek afektif yaitu mengkaji

pemahaman bantuan domba serta aspek psikomotorik meliputi keterampilan

responden dalam beternak domba.

Kepemilikan ternak berpengaruh sangat nyata terhadap pendapatan peternak.

Hasil uji korelasi antara 2 variabel tersebut sebesar -0.399 artinya kedua variabel

tersebut memiliki hubungan yang negatif. Kepemilikan ternak tersebut meliputi

kepemilikan ternak pribadi, bagi hasil (maro) dan perusahaan. Hasil tersebut

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

14

menunjukkan bahwa kepemilikan ternak yang dimiliki sendiri maka pendapatan

yang dihasilkan tidak selalu semakin banyak, begitupun sebaliknya peternak yang

memiliki ternak dari hasil maro atau bekerja di perusahaan ternak milik orang lain

maka penghasilannya tidak lebih sedikit dari kepemilikan milik pribadi. Di Desa

Cidokom kepemilikan ternak milik pribadi hampir sama dengan kepemilikan bagi

hasil atau maro, sehingga pendapatan yang dihasilkan dari beternak domba sedikit.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sistem usaha peternakan yang ada di Desa Cidokom belum efisien. Faktor

sosial ekonomi peternak yang berhubungan nyata dengan efisiensi usaha adalah

jumlah ternak, pengalaman beternak, dan kepemilikan ternak. Faktor sosial

ekonomi yang tidak berhubungan dengan efisiensi usaha yaitu umur peternak dan

tingkat pendidikan peternak.

Saran

Efisiensi usaha dapat terbentuk dengan adanya kerjasama antara peternak,

pemerintah dan akademisi. Peternak yang ada di Desa Cidokom perlu

mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dalam hal modal dan pengembangan

usahanya. Pihak akademisi yang bekerjasama dengan pemerintah perlu

mengadakan penyuluhan atau pelatihan kepada peternak agar peternak lebih

mengetahui dan memahami tatacara beternak yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Govindarajan. 2005. Management Control System, Ed ke-11. F.X.

Kurniawan T, Krista, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat.

[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2013.

Penduduk Usia Produktif dan Tenaga Kerja. Jakarta (ID): Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Blakely J, Bade DH. 1998. Ilmu Peternakan. Ed ke-4. Srigandono B, penerjemah.

Yogyakarta (ID): UGM Pr.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Data Sosial Ekonomi. Laporan Bulanan edisi 3

Agustus 2010. Jakarta (ID) : BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Populasi Domba di Indonesia tahun 2006-

2014. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

[Disnak Jabar] Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2014. Statistik Peternakan.

[diunduh 2015 Juni 19] tersedia pada http:// jabar.bps.go.id/ new/ website/

pdf_publikasi/ Jawa–Barat–Dalam–Angka-2014.pdf

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

15

Ginting N, Indraningsih, Arifin Z. 1980. A survey the nitrate and cyanogenic of

certan Bogor West Java plant. Bull. LPPH. 12 (20): 21-49.

Hadiningrum V. 2006. Strategi pengembangan usaha ternak domba Tawakkal

farm, Dusun Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Karyadi D. 2008. Strategi pengembangan usaha peternakan domba rakyat [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta (ID):

Radjagrafindo Persada.

[Kementan] Kementrian Pertanian. 2010. Program Percepatan Swasembada

Daging 2014. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Peternakan.

Kosasih A. 2001. Formulasi model pengembangan agribisnis pembibitan ternak

domba di wilayah Kabupaten Sumedang [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Kurniawan D. 2010. Manajemen pemeliharaan domba ekor gemuk Di UPTD

aneka Usaha Ternak Sambirejo, Sragen [skripsi]. Surakarta (ID):

Universitas Sebelas Maret.

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media

Group.

Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Rahmah FN. 2015. Motivasi peternak dalam meningkatkan produktivitas ternak

domba di desa lingkar kampus IPB [skripsi]. Bogor (ID: Institut Pertanian

Bogor.

Siregar. 2007. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta (Pr): UI Pr.

Sudarmono AS, Sugeng YB. 2003. Beternak Domba. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya.

Sugeng YB. 1995. Beternak Domba. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Sugeng YB. 2000. Sapi Potong. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Sugiyono. 1999. Statistika untuk Penelitian. Bandung (ID): Alfabeta.

Sulistyati M. 2011. Dampak proses pemberdayaan terhadap peternak domba. JIT.

11(2):92-97.

Supriyono R. 2011. Akuntasi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta

pengambilan keputusan. Yogyakarta (ID): BPFE.

Tomaszewska MW, Mastika IM, Djajanegara A, Gardiner S, Wiradarya TR. 1993.

Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Surakarta (ID): Sebelas

Maret University Pr.

Williamson G, Payne WJA. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Ed

ke-3. Darmadja D, Djagra IB, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gajah Mada

University Pr.

Wibowo D, Muatip K, Aunurohman H. 2013. Analisis efisiensi usaha dan

kontribusi pendapatan peternak kelinci di Kabupaten Banyumas. JIP. 1(3):

821-826

Zulkifli A. 2003. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka.

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETERNAK … fileKarakteristik Sosial Ekonomi Peternak Domba dengan Efisiensi Usaha di Desa Cidokom Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah benar

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak pertama dari bapak Sumardi dan ibu Ainah. Penulis

memiliki 2 saudara yaitu Agung Cahyana dan Alam Firdaus. Penulis lahir di

Kuningan, 27 September 1992. Tahun 2012 penulis lulus dari MA Husnul

Khotimah dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Talenta Masuk IPB dan diterima di

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Institut Pertanian

Bogor.

Prestasi yang pernah diraih oleh penulis selama kuliah yaitu penerima

beasiswa Bidik Misi angkatan 2012, Penerima beasiswa asrama Yayasan Baitul

Maal BRI, Penerima PKM-M didanai dan Juara Favorit Bisnis Plan Nasional di

Universitas Hasanudin, Makasar. Selama kuliah penulis pernah mengikuti

organisasi kemahasiswaan sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa TPB

angkatan 2012-2013, ketua FAMM Al-An’aam 0 3-2014 dan 2014-2015. Selain

itu, penulis juga aktif sebagai asisten praktikum Pendidikan Agama Islam, Asisten

Praktikum Mata Kuliah Ilmu Daging. Beberapa kepanitiaan yang pernah diikuti

oleh penulis antara lain, Ketua Komisi Penegak Kedisiplinan MPKMB 49,

Penanggungjawab TPB Cup, Badan Pengawas MPF tahun 2014 dan Koordinator

Desa Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P 2015).