Click here to load reader
Upload
joe-ken
View
867
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hubungan Kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause di rw IX gatak, bokoharjo, prambanan sleman
Citation preview
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KESIAPAN WANITA DENGAN TINGKAT
KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE
DI RW IX GATAK KELURAHAN BOKOHARJO
KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN
SLEMAN YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Keperawatan Pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
Diajukan Oleh:
ARDES FRANSISKA
08130412
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2012
HUBUNGAN KESIAPAN WANITA DENGAN TINGKAT KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI RW IX GATAK
KELURAHAN BOKOHARJO KECAMATAN
PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN
YOGYAKARTA
Ardes Fransiska1, Sri Hendarsih
2, Venny Vidayanti
3
INTISARI
Latar Belakang : Menopause merupakan fase berhentinya siklus menstruasi secara alami
pada setiap wanita dan dapat menyebabkan kekhawatiran karena pada saat menopause
seorang wanita akan mengalami gejala-gejala, baik gejala fisik maupun gejala psikologis.
Gejala-gejala ini merupakan hal yang normal dan jika dianggap sebagai hal yang
menakutkan, maka akan mempersulit seorang wanita untuk menjalani masa menopause.
Dengan demikian maka alangkah baiknya jika masalah menopause ini diketahui secara
jelas oleh setiap wanita. Mempersiapkan diri sebelum dan sesudah menopause menjadi
hal terpenting dalam menghadapi masa menopause.
Tujuan : Mengetahui hubungan kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental
dengan jenis penelitian deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional.
Populasi pada penelitian ini 58 responden dan teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling,sehingga sampel yang digunakan sebanyak 51 orang. Penelitian ini
dilakukan di RW IX Gatak, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta pada bulan Mei
2012 sampai bulan Juni 2012.
Hasil : Tabulasi silang untuk mengetahui hubungan kesiapan wanita dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi menopause di RW IX Kelurahan Bokoharjo Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta diperoleh nilai rs=0.349 dan nilai P Value =
0.012 ; α 0.05.
Kesimpulan : Ada hubungan kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause di Rw IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Kata Kunci : Menopause, Kesiapan, Tingkat Kecemasan
1 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta
2 Staf Pengajar Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
3 Staf Pengajar Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta
ASSOCIATION BETWEEN PREPAREDNESS OF WOMEN AND
ANXIETY IN FACING MENOPAUSE AT NEIGHBORHOOD CLUSTER
(RW) IX GATAK BOKOHARJO SUBDISTRICT OF PRAMBANAN
DISTRICT OF SLEMAN YOGYAKARTA
Ardes Fransiska1, Sri Hendarsih
2, Venny Vidayanti
3
ABSTRACT
Background: Menopause is a phase of natural termination of menstrual cycle in
women that can cause anxiety because of co-existing symptoms either physical of
psychological. These symptoms are normal and when considered as worrying they
can bring problems to women facing menopause. Thus women should know the
problem of menopause in order to be prepared for menopause.
Objective: To identify association between preparedness of women and anxiety in
facing menopause at RW IX Gatak Bokoharjo Subdistrict of Prambanan Sleman
Yogyakarta.
Method: The study was non experimental with descriptive correlation approach
and cross sectional design. Population comprised 58 people and 51 were
purposively taken as respondents. The study was undertaken in May 2012.
Result: The result of cross tabulation to identify association between preparedness
of women and anxiety in facing menopause was rs=0.349 and p-value=0.012; α
0.05.
Conclusion: There was association between preparedness of women and anxiety
in facing menopause at RW IX Gatak Bokoharjo Subdistrict of Prambanan
District of Sleman Yogyakarta.
Keywords: preparedness, menopause, anxiety
1. – 2. Health Polytechnic Yogyakarta 3. Nursing Study Program, Respati University Yogyakarta
A. PENDAHULUAN
Sejak dilahirkan seorang manusia ditakdirkan akan menjadi tua sejalan dengan
tahun-tahun kehidupannya. Ketika memasuki masa reproduksi, keseimbangan hormon
reproduksi pada perempuan (estrogen) dan pada laki-laki (testoteron) akan
menampakkan tanda seks sekunder, yaitu tanda kecantikan pada perempuan dan
keperkasaan pada laki-laki. Setelah melewati masa reproduksi, kemudian akan
memasuki masa penuaan di mana hormon estrogen pada perempuan mulai menurun
pada usia 35 tahun sampai sangat rendah dan hilang atau terakhir pada usia 65 tahun.
Hal ini menyebabkan proses penuaan secara bertahap mulai tampak dengan keluhan
klinis yang mengganggu (1).
Gejala klinis yang mengganggu menjadi hal yang menakutkan bagi wanita.
Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak
sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak
menyenangkan. Masa menopause merupakan salah satu fase yang harus dijalani
seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase yang lain, yaitu masa
anak-anak dan masa reproduksi. Munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu
menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini. Sulit atau mudahnya menjalani
masa menopause sifatnya sangat individual. Wanita menopause akan mengalami
penurunan fungsi tubuh sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam
menjalani kehidupannya (2). Hal-hal inilah yang dapat menimbulkan kecemasan.
Seseorang akan mengalami gangguan kecemasan ketika tidak mampu
mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu
meskipun tidak ada stressor psikososial akan menunjukkan kecemasan, ciri-cirinya
yaitu: mudah tersinggung, sering mengeluh, sering melamun, menjadi sensitif, sulit
tidur, gemetar, dan jantung berdebar-debar. Orang dengan ciri kepribadian pencemas
tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai
dengan keluhan-keluhan fisik (somatik) (3).
Menurut data hasil sensus penduduk pada tahun 2000 oleh Badan Pusat
Statistik, jumlah penduduk perempuan di Indonesia 102,8 juta jiwa dengan harapan
hidup rata-rata 66 tahun (4). Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan usia harapan
hidup tersebut diperkirakan akan banyak jumlah wanita yang mengalami menopause
(5). Angka harapan hidup usia lanjut di kota yogyakarta tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan hasil olah cepat pencacahan lengkap sensus penduduk 2010, jumlah
penduduk propinsi DIY adalah 3.452.390 jiwa. Hasil sensus penduduk propinsi DIY
yang tinggal di Kabupaten Sleman yakni sebesar 1.090.567 jiwa atau 31,6% dengan
jumlah wanita terbanyak dibandingkan dengan kabupaten lainnya dan penduduk
paling sedikit yaitu 388.088 jiwa atau sebesar 11,2% yang berada di Kota Yogyakarta
(6).
Setiap wanita sudah ditakdirkan mengalami masa menopause dalam
kehidupannya. Tetapi yang penting dalam hal ini adalah bagaimana mereka menyikapi
menopause yang dialami dan persiapan mereka sendiri sebelum serta sesudah
menopause. Mengingat menopause merupakan masalah fisiologis, tetapi dapat
menyebabkan penerimaan yang berbeda-beda diantara para wanita yang mengalami
menopause, maka alangkah baiknya jika masalah menopause ini diketahui secara jelas
oleh setiap wanita. Mempersiapkan diri sebelum dan sesudah menopause menjadi hal
terpenting dalam menghadapi masa menopause (7). Adapun yang perlu dipersiapkan
adalah menerapkan pola makan yang sehat, menghindari stress, olah raga secara
teratur, dan mendapatkan informasi kesehatan (2).
Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 27-28 Desember 2011 di RW IX
Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman didapatkan
bahwa satu RW terdiri dari 5 RT dan jumlah wanita yang berusia 40-50 tahun
sebanyak 58 orang. Dari hasil wawancara kepada 10 wanita yang ada di RW IX Gatak
bahwa untuk kesiapan menghadapi menopause 3 orang diantaranya mengkonsumsi
makanan bergizi, 2 orang olah raga teratur dan 5 orang lainnya tidak melakukan
persiapan apapun, sedangkan untuk tingkat kecemasan 4 orang mengalami kecemasan
ringan dan yang dikatakan adalah masa menopause adalah hal yang wajar karena
sudah menjadi kodratnya bahwa seorang wanita akan mengalami menopause, 4 orang
mengalami kecemasan sedang dan yang dikatakan adalah belum pernah mendapatkan
informasi tentang menopause, sehingga merasa tertekan dengan keadaan tersebut
karena sering mengalami gejala-gejala seperti haid tidak teratur, susah tidur dan nyeri
pada saat melakukan hubungan intim, 2 orang lainnya mengalami kecemasan berat
adapun yang dikatakan adalah merasa khawatir dikarenakan takut tidak bisa
memuaskan suaminya lagi soalnya beberapa bulan terakhir suaminya sering keluar
malam.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
antara kesiapan wanita dalam menghadapi menopause dengan tingkat kecemasan
wanita dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
A. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kesiapan wanita dalam menghadapi menopause di RW IX
Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
Yogyakarta.
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause di
RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
Yogyakarta.
c. Menganalisis hubungan kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian non
eksperimental dengan jenis penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian atau
penelaahan hubungan dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu data variabel
independen dan variabel dependen diukur atau dikumpulkan secara simultan/dalam
waktu yang bersamaan (8).
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang akan memasuki masa
menopause berusia 40-50 tahun di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Populasi dari penelitian ini adalah
58 orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi (8).
Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling, sehingga sampel yang di dapat sebanyak 51 orang.
3. Variabel dan Definisi Operasional
a. Variabel bebas yaitu kesiapan wanita dalam menghadapi menopause.
Kesiapan wanita dalam menghadapi menopause adalah keadaan yang dilakukan
wanita untuk mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis dalam menghadapi
menopause dengan melakukan perbaikan nutrisi serta penerimaan diri terhadap
menopause.
Alat ukur: Kuesioner
Hasil ukur:
1) Siap : 16 - 24
2) Kurang siap : 8 - 15
3) Tidak siap : ≤ 7
Skala: Ordinal
b. Variabel terikat yaitu tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause.
Tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause adalah rasa tidak
aman, tidak nyaman dan tidak menyenangkan yang dialami wanita usia 40-50
tahun sebelum menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan
Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Alat ukur: Kuesioner
Hasil ukur:
1) Kecemasan ringan : 51 – 66
2) Kecemasan sedang : 36 – 50
3) Kecemasan berat : ≤ 35
Skala: Ordinal
4. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi, dan
proporsi masing-masing variabel yang diteliti. Analisis ini dilakukan dengan
cara tabulasi data kemudian disusun dalam tabel sesuai dengan variabel dan
dihitung dengan menggunakan rumus (9).
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menghubungkan
antara variabel bebas dan variabel terikat (10). Untuk menganalisis hubungan
antara dua variabel yakni kesiapan menghadapi menopause dengan tingkat
kecemasan menghadapi menopause menggunakan uji Spearman Rank (Rho)
dengan tingkat kepercayaan 95% dan α 0.05 yaitu digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan antara dua variabel yang berskala ordinal (11).
C. HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Subyek yang dikenakan dalam penelitian ini semuanya telah memenuhi
kriteria inklusi dan eklusi yang telah diterapkan. Pengumpulan data penelitian
dimulai tanggal 31 mei sampai 16 juni tahun 2012. Hasil penelitian yang akan
dijabarkan yaitu:
a. Deskripsi Karakteristik Responden
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi umur, pendidikan, dan pekerjaan
responden pada wanita dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak,
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi umur, pendidikan dan pekerjaan
responden pada kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan
dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak, Bokoharjo,
Prambanan, Sleman, Yogyakarta tahun 2012.
Frekuensi Persentase (%)
Umur
- 40 – 45 tahun
- 46 – 50 tahun
24
27
47.1
52.9
Total 51 100.0
Pendidikan
- Tidak Sekolah
- SD
- SMP
- SMA
- Sarjana
2
4
10
30
5
3.9
7.8
19.6
58.8
9.8
Total 51 100.0
Pekerjaan
- PNS
- Swasta
- Petani
- Ibu Rumah Tangga
4
12
4
31
7.8
23.5
7.8
60.8
Total 51 100.0
Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
termasuk dalam usia 46-50 tahun yaitu berjumlah 27 orang (52.9%), pendidikan
responden sebagian besar berpendidikan SMA yaitu berjumlah 30 orang
(58.8%), dan pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga yaitu
31 orang (60.8%).
b. Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Menopause
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi kesiapan responden pada wanita
dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak, Bokoharjo, Prambanan,
Sleman, Yogyakarta.
Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi kesiapan responden pada wanita dalam
menghadapi masa menopause di RW IX Gatak, Bokoharjo,
Prambanan, Sleman, Yogyakarta tahun 2012.
Kesiapan Frekuensi Persentase (%)
Siap 37 72.5
Kurang Siap 14 27.5
Tidak Siap 0 0
Total 51 100.0
Sumber: Data primer 2012
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kesiapan responden sebagian
besar termasuk dalam kategori siap yaitu berjumlah 37 orang (72.5%).
c. Tingkat Kecemasan Wanita Dalam Menghadapi Menopause
Berikut tabel distribusi frekuensi tingkat kecemasan responden pada
wanita dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak, Bokoharjo, Prambanan,
Sleman, Yogyakarta.
Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi tingkat kecemasan responden pada wanita
dalam menghadapi masa menopause di RW IX Gatak,
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta tahun 2012.
Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)
Ringan 10 19.6
Sedang 40 78.4
Berat 1 2.0
Total 51 100.0
Sumber: Data primer 2012
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
termasuk dalam tingkat kecemasan sedang yaitu berjumlah 40 orang (78.4%).
d. Kesiapan dan Tingkat Kecemasan Wanita Dalam Menghadapi Menopause
Berikut adalah hasil analisa hubungan kesiapan wanita dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak, Bokoharjo,
Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Tabel 4.4: Hasil analisa hubungan kesiapan wanita dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak
Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman Yogyakarta tahun 2012.
Kesiapan Tingkat Kecemasan Juml
ah
rs P
Value
Ringan Sedang Berat
N % n % N %
Siap 10 19.6 27 52.94 0 0 37 0.349 0.012
Kurang
siap
0 13 25,46 1 2.0 14
Tidak siap 0 0 0 0 0 0
Jumlah 10 19.6 40 78.40 1 2.0 51
Sumber: Data primer 2012
Hasil analisa didapatkan menggunakan uji Spearman’s rho dengan
tingkat kepercayaan 95% dan α 0.05. Dari tabel 4.4 dapat dilihat koefisien
korelasi yaitu nilai rs = 0.349 dan P Value = 0.012, hal ini menunjukan bahwa
nilai P<0.05 sehingga Ho dtolak yang berarti bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
D. PEMBAHASAN
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur
skala kesiapan dan skala kecemasan wanita dalam menghadapi menopause. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini:
1. Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Menopause
Menopause merupakan keadaan alamiah yang pada umumnya sudah
diketahui oleh setiap orang serta semua hal yang terkait dengan menopause dapat
diketahui dari orang tua atau dari wanita yang sudah mengalami menopause. Hal
ini dapat diketahui dari perbincangan-perbincangan pada saat kegiatan sosial
seperti PKK, pengajian, arisan, dasa wisma, dan lain – lain. Berdasarkan hasil
penelitian tentang kesiapan wanita dalam menghadapi menopause didapatkan
bahwa 37 orang (72.5%) responden termasuk dalam kategori siap dalam
menghadapi menopause dan yang termasuk dalam kategori kurang siap dalam
menghadapi menopause 14 orang (27.5%) responden serta tidak ada responden
yang termasuk dalam kategori tidak siap. Ini sesuai teori yang diungkapkan oleh (2)
yang menyatakan bahwa kesiapan seseorang wanita dalam mempersiapkan dan
mengatasi sesuatu hal yang terjadi antara individu yang satu dan yang lainnya
berbeda-beda, seperti halnya kesiapan dalam menghadapi menopause.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan responden adalah
pendidikan. Hasil analisa data kesiapan dengan pendidikan responden di RW IX
Gatak, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta yang termasuk dalam kategori
siap kebanyakan tamatan SMA yaitu 23 orang (45%). Hal ini menunjukkan bahwa
responden termasuk dalam pendidikan yang tinggi, sehingga membuat responden
menjadi lebih siap dalam menghadapi masa menopause karena dengan pendidikan
yang tinggi kemampuan responden untuk mencari maupun menerima informasi
akan dapat dipahami dengan baik, khususnya informasi tentang menopause. Hal ini
sesuai dengan pendapat (12), yang menyatakan bahwa cakupan pengetahuan atau
keluasan sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka kecenderungan untuk memahami sesuatu hal akan
semakin mudah. Pendapat ini didukung juga oleh (2), yang menyatakan pendidikan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi
menopause, wanita yang berpendidikan tinggi akan lebih mengerti tentang
menopause. Hal ini sangat dimungkinkan oleh karena mereka lebih mudah
mendapat akses/sarana dan fasilitas penunjang seperti koran, majalah, buku
kesehatan, dan lain-lain untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang
menopause. Jadi dengan pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang cukup
tentang menopause akan membantu wanita memahami dan mempersiapkan dirinya
dalam menghadapi menopause dan diharapkan dengan pendidikan yang tinggi dan
pengetahuan yang cukup dapat mengatasi dengan baik kecemasan pada saat
menjelang menopause.
Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan responden dalam
menghadapi menopause adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga terutama
suami dan anak sangat berperan penting dalam membantu responden menghadapi
masa menopause karena dengan dukungan keluarga sakan membuat responden
lebih siap dalam menjalani masa menopause. Hal ini dijelaskan oleh (2)
yang
menyatakan bahwa wanita dalam menghadapi menopause perlu bantuan dukungan
seperti, dukungan emosional, dukungan materi, dan dukungan informasi dari
orang-orang disekitarnya, seperti teman, keluarga dan khususnya suami dan anak.
Hal ini didukung juga oleh pendapat (13)
yang menyatakan bahwa peran suami, anak
dan keluarga lainnya sangat berperan penting didalamnya, sehingga wanita akan
lebih siap dalam menghadapi dan menjalani masa menopause.
2. Tingkat Kecemasan Wanita Dalam Menghadapi Menopause
Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan atau kekhwatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, prilaku
dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (3).
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat kecemasan wanita dalam
menghadapi menopause didapatkan hasil bahwa lebih dari 70% responden di RW
IX Gatak, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta memiliki tingkat
kecemasan sedang (78.4%) yaitu berjumlah 40 orang, ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan Valentina (2011), dengan judul “Hubungan antara
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Dalam Menghadapi Menopause di Dusun Kledokan Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman Yogyakarta” yang menyatakan bahwa tingkat kecemasan responden dalam
menghadapi menopause sebagian besar termasuk dalam kecemasan sedang
(47.70%).
Menurut (14), yang menyatakan bahwa stressor pencetus kecemasan meliputi
ancaman terhadap integritas fisik seperti ketidakmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari,
maka dapat dikatakan bahwa pada responden dengan kecemasan ringan sudah
mampu menerima bahwa, pada usia menopause mereka akan mengalami ancaman
tersebut seperti ketidakmampuan fisiologis dalam hal melakukan hubungan
seksual, dan menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
karena terjadi penurunan hormon estrogen.
Pada responden yang mengalami tingkat kecemasan sedang dapat dikatakan
bahwa mereka belum sepenuhnya mampu untuk mengatasi ancaman terhadap
integritas fisik tersebut saat akan menghadapi masa menopause, sedangkan pada
responden yang mengalami tingkat kecemasan berat mereka belum/tidak mampu
untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut.
Masa menopause yang dialami oleh wanita merupakan suatu pengalaman
yang penuh dengan stres yang pada akhirnya menimbulkan kecemasan bagi
dirinya. Kecemasan dalam menghadapi menopause terjadi karena adanya
perubahan-perubahan fisik pada saat menjelang atau terjadi menopause (2).
Perubahan suasana hati, rasa cemas, depresi, kekhawatiran akan mengganggu
kehidupan sosial dan kemampuan kerja sehari hari. Kekhawatiran atau kecemasan
ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar,
dan tidak cantik lagi. Kondisi ini tidak menyenangkan bagi wanita karena dapat
menyebabkan kesulitan pada saat menjalani hari tua (15).
3. Hubungan Kesiapan Wanita Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi
Menopause
Berdasarkan uji statistik hubungan kesiapan wanita dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi menopause dengan menggunakan uji Spearman rho
dengan tingkat kepercayaan 95% dan α 0.05. Dari tabel 4.4 dapat dilihat koefisien
korelasi yaitu nilai yang menunjukkan seberapa kuat hubungan antara dua variabel
yaitu rs=0.349 yang berarti keeratan hubungan kedua variabel antara kesiapan
dengan tingkat kecemasan termasuk dalam keeratan sedang. Kemudian dilihat nilai
PValue= 0.012, hal ini menunjukkan bahwa nilai P<0,05 dengan demikian Ho
ditolak, yang berarti bahwa ada hubungan kesiapan wanita dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta, ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh (16), yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan yaitu, tingkat pendidikan, sikap, aktivitas, dukungan
keluarga, budaya, dan kehidupan religi.
Pada penelitian ini responden kebanyakan sudah siap dalam menghadapi
menopause tetapi masih banyak yang mengalami kecemasan dan sebagian besar
responden memiliki tingkat kecemasan sedang. Hal ini dijelaskan oleh teori yang
dikemukakan (3), yang menyatakan bahwa berat ringannya kecemasan yang dialami
wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sangat dipengaruhi oleh
bagaimana penilaiannya terhadap menopause, penilaian individu terhadap
peristiwa yang dialami ada yang positif dan ada yang negatif. Bagi wanita yang
menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan akan
dapat menimbulkan kecemasan begitu pula sebaiknya. Hal ini didukung juga oleh
(17), yang menyatakan bahwa gangguan kecemasan berasal dari suatu mekanisme
pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi
sesuatu yang mengancam dan berbahaya, menjadi cemas pada tingkat tertentu
dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-
hari.
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Kesiapan Responden dalam menghadapi menopause sebagian besar memiliki
kesiapan dengan kategori siap yaitu berjumlah 37 orang (72.5%).
2. Tingkat Kecemasan responden dalam menghadapi menopause sebagian besar
memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu berjumlah 40 orang (78.4%).
3. Hubungan kesiapan wanita dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
menopause di Rw IX Gatak Kelurahan Bokoharjo Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman Yogyakarta Menunjukan adanya hubungan dengan nilai uji
koefisien korelasi Spearman’s rho nilai rs= 0.349 kemudian P Value = 0.012 ; α
0.05.
Daftar Pustaka
Prasetya. (2010). Kompas. Memperlambat Proses Penuaan.
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/18/hambat.proses.penuaan.
diakses: 11 januari 2012 (1)
Kasdu,D.(2002). Kiat Sehat dan Bahagia di usia menopause. Jakarta : Puspa
Swara (2)
Hawari, D. (2001). Manajemen stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Gaya Baru (3)
Depkes RI.(2007). Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Gangguan Sistem
Reproduksi. Jakarta : Depkes RI. (4)
Biantoro. (2005). Jumlah Penduduk Usia Lanjut Akan Meningkat.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0410/01/ked07.htm diakses 7 november
2011. (5)
BPS DIY. (2010). Statcap Cerdas Profesional Intergritas Amanah. Yogyakarta
http://SitusResmiBadanPusatStatistikProvinsiD.I.Yogya karta.htm diakses 31
Januari 2012 (6)
Purwandari, R. (2004). Kesiapan Wanita Menghadapi Menopause Dan Keluhan Yang
timbul Saat Menopause Di Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman.
SKRIPSI. FK. UGM. Yogyakarta. (7)
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta (8)
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka Cipta (9)
Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung. CV. Alfabeta (10)
Hidayat. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika (11)
Liliweri (2007). Tingkat Pendidikan. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3
keperawatanpdf/207312097/bab6.pdf. diakses: 13 Juni 2012 (12)
Suryoprajogo, Nadine. (2009). Cara Indah Menghadapi Menopause. Yogyakarta :
Locus (13)
Hartoyo. (2004). Stressor Pencetus Kecemasan. http://kasturi82.blogspot
.com/2011/12/konsep-minat.html di akses 31 Januari 2012 (14)
Purwoastuti, E. (2008). Menopause, Siapa Takut. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (15)
Nugroho, W. (2008). Buku-buku Asas Gerontik dan Genetik, edisi keempat. Jakarta:
Balai Pustaka FKUI. (16)
Susiana. (2007). Hubungan Gambaran Diri Dengan Tingkat kecemasan Pada Ibu
Masa menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan. SKRIPSI. Medan
: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (17)