35
1 HUBUNGAN KETERLIBATAN AYAH (FATHERS INVOLVEMENT) DALAM PENGASUHAN DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMKN 2 DI KUPANG OLEH CHRISTIN NATALIA RATU 802009098 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

1

HUBUNGAN KETERLIBATAN AYAH (FATHERS INVOLVEMENT) DALAM

PENGASUHAN DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMKN 2 DI

KUPANG

OLEH

CHRISTIN NATALIA RATU

802009098

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

2

Page 3: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

3

Page 4: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

4

Page 5: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan

dengan perilaku agresif siswa SMKN 2 di Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 298 siswa yang tersebar dalam 7 jurusan yang ada.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengambilan sampling

berdasarkan petimbangan tertentu. Data penelitian ini diambil menggunakan skala perilaku

agresif dan skala keterlibatan ayah. Skala perilaku agresif terdiri dari 29 item dan 16 item

dinyatakan lolos seleksi daya diskriminasi item dengan koefisien alpha cronbachnya 0,880.

Skala keterlibatan ayah terdiri dari 60 item dan 37 item yang dinyatakan lolos seleksi daya

diskriminasi item dengan koefisien alpha cronbachnya 0,899. Berdasarkan uji korelasi

menggunakan Pearson Product Moment diperoleh hasil korelasi negatif sebesar -0,136 (p <

0,05).. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara

keterlibatan ayah dan perilaku agresif. Berdasarkan hasil uji analisis menunjukan bahwa

keterlibatan ayah berada pada kategori tinggi dan perilaku agresif berada pada kategori sedang.

Kata Kunci : Keterlibatan ayah (Fathers Involvement) dalam pengasuhan, Perilaku

Agresif

Page 6: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

ii

Abstract

This study aims to determine the relationship between fathers' involvement in parenting with the

aggressive behavior of students SMKN 2 in Kupang. This research is quantitative. Subjects

samples are 298 students spread over 7 courses available. The sampling technique used

purposive sampling. The sampling technique based on certain considerations. The data was

taken using aggressive behavior scale and the fathers involvement scale. Aggressive behavior

scale consists of 29 items and 16 items passed the selection item discrimination power with

cronbachnya alpha coefficient 0,880. Fathers' involvement scale consists of 60 items and 37

items that passed the selection item discrimination power with cronbachnya alpha coefficient

0.899. Based on correlation test using Pearson Product Moment Correlation negative result of -

0.136 ( p < 0,05). The results showed that there was a significant negative correlation between

fathers' involvement and aggressive behavior. Based on the test results of the analysis showed

that fathers' involvement in high category and aggressive behavior in middle category.

Keywords : Aggressive behavior, Fathers involvement in parenting.

Page 7: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

5

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tawuran remaja merupakan berita yang sangat sering kita dengar dan kita baca di

berbagai media di Indonesia. Seorang siswa di Makassar bahkan ditembak mati oleh seorang

polisi karena diduga terlibat tawuran (kompas.com, 23 Januari 2014). Tidak hanya Makassar,

tawuran juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Kupang, Nusa

Tenggara Timur (NTT). Salah satu contohnya adalah kasus tawuran siswa yang terjadi di

SMAN 3 Kupang pada awal tahun 2013 (kompas.com, 2 Februari 2013). Rabu 12 November

2008, sejumlah siswa SMAN 1 terlibat tawuran dengan SMKN 2 dan di halaman depan

SMAN 1 (HarianTimorExpress, 14 Februari 2013). Sabtu, 2 februari 2013 kepolisian sektor

oebobo mengamankan 18 orang siswa SMA yang terlibat tawuran diantaranya siswa SMAN

3, SMAN 5 dan SMKN 2 (dalam Liputan6). Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini)

sekolah yang paling tinggi tingkat tawuran adalah SMKN 2 Kupang.

Polres Kota Kupang, Rabu 27 Ferbruari 2013 lalu mengadakan sosialisasi anti

tawuran ke SMA maupun SMK untuk meminimalisir tawuran tingkat pelajar. Selama ini

tawuran yang terjadi antar siswa SMA maupun SMK sering mengakibatkan hal-hal yang

tidak diinginkan, seperti korban jiwa. Sosialisasi gerakan anti tawuran oleh kepolisian Kota

Kupang diantaranya, SMKN 2 Kupang, SMAN 3 Kupang dan SMAN 1 Kupang. Sekolah-

sekolah yang telah dilakukan sosialisasi tersebut merupakan sekolah yang menjadi target

awal karena sekolah-sekolah tersebut terindikasi sering terlibat tawuran.

Tawuran hanya merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk perilaku agresif.

Beberapa bentuk perilaku agresif diantaranya, menurut Turner dan Helms (1995) juga

mengemukakan beberapa bentuk lain dari perilaku agresif seperti mengeluarkan kata-kata

Page 8: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

6

yang menghina, berteriak, mengutuk, dan mengejek. Pada dasarnya agresivitas di kalangan

remaja menurut Saad (2003) cenderung meningkat dan meresahkan warga masyarakat

sekitar. Dalam penelitian Longitudinal terhadap remaja, Elliott (dalam Tremblay & Cairns,

2000) menemukan bahwa terdapat peningkatan tindakan kekerasan pada anak laki – laki

maupun perempuan pada usia 12 tahun sampai 17 tahun. Hal ini menunjukan bahwa pada

tahap perkembangannya, remaja tergolong rentan berperilaku agresif, terutama jika terdapat

faktor resiko yang menyertainya.

Perilaku agresif sendiri muncul oleh karena berbagai faktor, baik itu faktor internal

dari diri si remaja maupun faktor eksternal dari lingkungan di luar si remaja. Salah satu faktor

eksternal yang berperan penting dalam munculnya perilaku ini adalah keluarga (Kartono,

1995). Salah satu faktor keluarga yang diduga berhubungan dengan perilaku agresif remaja

adalah keterlibatan ayah (father’s involvement). Keterlibatan ayah pun mempunyai andil yang

besar dalam mengembangkan kemampuan anak untuk berempati, bersikap penuh kasih

sayang dan penuh perhatian, serta hubungan sosial yang lebih baik. Menurut Bloir (2002)

peran ayah penting dalam perkembangan anak. Hal ini sejalan dengan Andayani & Koentjoro

(2004:96) yang menyatakan bahwa keterlibatan ayah sangat mempengaruhi proses

perkembangan individu, dimana ayah yang memberikan perhatian dan dukungan pada

anaknya akan memberikan perasaan diterima, diperhatikan dan memiliki rasa percaya diri,

sehingga proses perkembangan anak tersebut dapat berjalan dengan baik.

Salah satu alasan lainnya adalah karena masa remaja merupakan masa transisi dari

masa kanak-kanak dan masa dewasa (Papalia dan Olds, 2001). Tugas perkembangan remaja

menurut Havighurst (dalam Gunarsa, 1991) diantaranya, memperluas hubungan pribadi dan

berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya baik laki-laki maupun perempuan,

memperoleh peranan sosial, menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif,

memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mencapai

Page 9: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

7

kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri, memilih dan mempersiapkan

lapangan pekerjaan, mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga, dan membentuk nilai

moralitas falsafah hidup.

Keluarga merupakan primary Reference group, dimana keluarga berperan aktif

dalam membentuk dan mengembangkan tingkah laku anak. Keterlibatan orang tua dalam

kehidupan anaknya akan memiliki dampak yang panjang terhadap kesejahteraan anak (Hango

dalam Simasari, 2005). Bagaimana orang tua terlibat dengan anaknya akan mempengaruhi

perilaku pada perkembangan anak. Padahal dalam satu keluarga tidak hanya ibu yang

berperan dan berpengaruh dalam perkembangan anak, ayah juga turut andil didalamnya.

Anak yang tidak mendapatkan asuhan dan perhatian dari ayah menyebabkan

perkembangannya menjadi „pincang‟, dimana anak cenderung menurun kemampuan

akademisnya, terhambar aktivitas sosialnya, dan terbatas interaksi sosialnya (Dagun, 1990

dalam Simasari).

Tahun-tahun terakhir ini, tokoh ayah mulai mendapat perhatian dalam kaitannya

dengan pendidikan anak. Figur ayah menjadi terlihat penting dan dibutuhkan bukan sekedar

karena alasan pada saat ini perempuan lebih memiliki kesempatan untuk mengembangkan

dirinya dengan bekerja di luar rumah, sehingga waktunya untuk mengurus anak semakin

menipis. Akan tetapi, terlepas dari hal tersebut, peran ayah memang dirasakan benar-benar

penting, dan tidak kalah pentingnya dibandingkan peran ibu (Lamb, 1992; Dagun, 1990).

Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing terutama ayah dan ibu.

Peran ayah dan ibu sangat penting bagi anak, dan seringkali peran pengasuhan dimaknai

sebagai tanggung jawab utama ibu. Namun, peran pengasuhan akan menjadi lebih optimal

apabila ayah terlibat dalam peran pengasuhan karena memang pada dasarnya peran

pengasuhan menjadi tanggungjawab ayah dan ibu. Peran pengasuhan ayah terhadap anak,

akan menjadi jelas apabila ayah menyadari perannya bagi anak. Tidak banyak ayah yang

Page 10: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

8

mengenali perannya bagi anak, sebagian besar ayah menganggap bahwa peran mereka

terutama dalam hal memenuhi kebutuhan fisik berupa materi atau fasilitas yang dibutuhkan

anak ataupun anggota keluarga yang lain. Tidak banyak ayah yang mengenali perannya bagi

anak, sebagian besar ayah menganggap bahwa peran mereka terutama dalam hal memenuhi

kebutuhan fisik berupa materi atau fasilitas yang dibutuhkan anak ataupun anggota keluarga

yang lain (Yuwanto, 2015).

Penelitian – penelitian sebelumnya mengenai perilaku agresif banyak dilakukan,

diantaranya hasil penelitian Taganing (2008) yang menunjukkan bahwa pola asuh otoriter

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku agresif remaja. Penelitian selanjutnya

yang dilakukan oleh Lili (dalam Syarifah & Kristina, 2012) menyimpulkan bahwa perilaku

agresif pada anak yang tinggal dalam keluarga dengan kekerasan rumah tangga antara lain

subjek suka berperilaku agresif verbal (Syarifah & Kristina, 2012). Penelitian tentang

Hubungan antara penggunaan metode disiplin “hukuman Fisik” oleh orang tua dengan

perilaku agresif fisik pada anak (Nurlela, 2008) menyimpulkan bahwa ada hubungan positif

yang signifikan antara penggunaan metode disiplin ”hukuman fisik” oleh orangtua dengan

perilaku agresif fisik padsa anak. Semakin tinggi hukuman fisik yang digunakan oleh

orangtua, semakin tinggi pula perilaku agresif fisik anak. Sebaliknya, semakin rendah

hukuman fisik yang digunakan oleh orangtua, maka semakin rendah pula perilaku agresif

anak. Penelitian yang dilakukan oleh Marcia J. Carison (2006), mempertegas bahwa remaja

yang ayahnya lebih terlibat dalam kehidupan mereka dan mendiskusikan pentingnya

keputusan mereka menunjukan agresi yang lebih rendah dibandingkan dengan remaja yang

ayahnya yang kurang terlibat. Semakin besar keterlibatan ayah dalam pengasuhan maka

semakin rendah perilaku agresif yang ditunjukan oleh remaja. Penelitian yang dilakukan

Andayani terhadap figur ayah di Indonesia (Andayani & Koentjoro, 2004). Kebanyakan ayah

cenderung mengambil jarak dengan anak-anaknya. Ayah lebih sibuk dengan dunia di luar

Page 11: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

9

rumah, termasuk dengan pekerjaannya, dan sedikit sekali bersinggungan dengan anak-

anaknya. Dengan kata lain, ayah menjadi figur yang asing bagi anak-anaknya sehingga anak

tidak berani atau enggan berurusan dengan ayah merekan dan hal ini terutama biasa

ditemukan pada anak-anak yang bermasalah.

Ahli-ahli psikologi telah lama berpendapat bahwa keterlibatan ayah dalam mengasuh

anak itu penting. Ayah akan mempengaruhi anak dengan cara yang berbeda dengan para ibu,

terutama di bidang-bidang seperti hubungan anak dengan teman sebaya dan prestasi

akademis. Penelitian selanjutnya menunjukan bahwa anak yang memiliki ayah yang mau

terlibat secara emosional dalam kehidupan anak akan menunjukan keterampilan bergaul dan

nilai akademik yang baik, sebaliknya sosok ayah yang suka menghina, meremehkan dan

memarahi, anak cenderung akan menimbulkan perilaku agresif (Subiyanto, 2004). Ayah yang

kasar secara fisik dan verbal akan memberikan bahaya yang serius. Poutler, 2004

mengungkapkan bahwa beberapa laki-laki yang melakukan tindakan, dampak negatif yang

timbul dari perilaku agresif ini menjadi daya tarik bagi peneliti untuk mengeksplorasi dan

mencari tahu lebih jauh penyebab dari perilaku ini sehingga perilaku agresif yang ditunjukan

oleh remaja diperkecil. Pleck & Hofferth;dkk, 2008) hasil penelitian tingkat keterlibatan ayah

memiliki pengaruh pada remaja dalam memecahkan masalah dipengaruhi oleh kemampuan

coping atau kemampuan diri untuk mengatasi stress, emosi dan memiliki resiliensi, termasuk

dalam kegiatan positif, kedekatan dan responsif, serta pemantauan dan pengambilan

keputusan.

Kajian dan Penelitian yang dipaparkan mendukung kesimpulan bahwa keterlibatan

ayah memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan perilaku agresif. Oleh karena itu

penulis bermaksud untuk melakukan penelitian terkait dengan hubungan keterlibatan ayah

dalam pengasuhan dengan perilaku agresif pada siswa SMK Negeri 2 Kupang.

Page 12: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

10

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Agresif

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kusmawati, 2007) menjelaskan agresif sebagai

perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan, kegagalan dalam mencapai pemuas

atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang atau benda. Selain itu, Atkinson (1999)

menyatakan bahwa perilaku agresif adalah perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang

lain secara fisik atau verbal atau merusak harta benda. Pengertian yang dikemukakan di atas

dapat disimpulkan bahwa agresivitas adalah tingkah laku manusia yang dilakukan secara

sengaja dengan tujuan untuk menyakiti manusia ataupun objek benda, baik itu secara fisik

maupun non fisik.

Buss dan Perry (1992) mendefinisikan perilaku agresif adalah keinginan menyakiti

orang lain untuk mengeskpresikan perasaan-perasaan negatif, seperti agresi permusuhan, atau

mencapai tujuan yang diinginkan melalui tindakan agresif.

Aspek – aspek agresivitas

Menurut Buss dan Perry (1992), ada empat aspek dalam perilaku agresif yaitu :

1. Kemarahan (anger)

Anger merupakan suatu bentuk indirect aggresion atau agresi tidak langsung berupa

perasaan benci kepada orang lain maupun suatu hal atau karena seseorang tidak

mencapai tujuannya.

2. Permusuhan (hostility)

Permusuhan merupakan komponen negatif dalam agresivitas yang terdiri atas

perasaan ingin menyakiti dan ketidakadilan.

Page 13: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

11

3. Agresi fisik (psysical aggresion)

Merupakan bentuk perilaku yang dilakukan dengan menyerang secara fisik.

4. Agresi verbal (verbal aggresion)

Agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara verbal. Perilaku ini bertujuan

untuk menyerang, melukai dan melanggar hak orang lain berupak perkataan dan

ucapan yang kasar.

Perbedaan dimensi fisik-verbal terletak pada perbedaan antara menyakiti fisik

(tubuh) orang lain dan menyerang dengan kata-kata. Perbedaan dimensi aktif-pasif adalah

pada perbedaan antara tindakan nyata dan kegagalan untuk bertindak. Sementara agresi

langsung berarti kontak face-to-face dengan orang yang diserang, dan agresi tidak langsung

terjadi tanpa kontak dengan orang yang diserang.

Kombinasi dari ketiga dimensi ini mengkategorikan berbagai bentuk perilaku agresi

(Buss, dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003) antara lain:

a. Agresi fisik aktif langsung : Tindakan agresi fisik yang dilakukan individu atau

kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok

lain yang menjadi targetnya dan terjadi kontak fisik secara langsung seperti memukul,

mendorong, menembak, dan sebagainya.

b. Agresi fisik aktif tidak langsung : Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu

atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan individu atau

kelompok lain yang menjadi targetnya seperti merusak harta korban, membakar

rumah, menyewa tukang pukul, dan sebagainya.

c. Agresi Fisik pasif langsung : Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu atau

kelompok dengan cara berhadapan dengan individu atau kelompok lain yang menjadi

targetnya, namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung, seperti demonstrasi, aksi

mogok, aksi diam, dan sebagainya.

Page 14: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

12

d. Agresi fisik pasif tidak langsung : Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu

atau kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu atau kelompok lain

yang menjadi targetnya dan terjadi kontak fisik secara langsung, seperti tidak peduli,

apatis, masa bodoh, dan sebagainya.

e. Agresi verbal aktif langsung : Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu

atau kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau

kelompok lain yang menjadi targetnya, seperti menghina, memaki, marah,

mengumpat.

f. Agresi verbal aktif tidak langsung : Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh

individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan

individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya, seperti menyebar fitnah,

mengadu domba, dan sebagainya.

g. Agresi verbal pasif langsung : Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu

atau kelompok dengan cara berhadapan dengan individu atau kelompok lain namun

tidak terjadi kontak verbal secara langsung, seperti menolak berbicara, bungkam dan

sebagainya.

h. Agresi verbal pasif tidak langsung : Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh

individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu atau kelompok

lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung, seperti

tidak memberikan dukungan, tidak menggunakan hak suara, dan sebagainya.

Page 15: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

13

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresif menurut Buss

(1961), antara lain :

a. Faktor Biologis

Emosi perilaku dapat dipengaruhi faktor genetik, neurologist, atau faktor

biokimia, juga kombinasi dari ketiga faktor. Yang jelas, ada hubungan antara tubuh

dan perilaku.

b. Faktor Keluarga

Faktor keluarga yang dapat menyebabkan anak berperilaku agresif dapat

diidentifikasikan seperti pola asuh orang tua menerapkan disiplin yang tidak

konsisten, sikap permisif orang tua, sikap keras dan tuntutan penuh, gagal

memberikan hubungan yang tepat. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan

terdekat bagi remaja, sehingga keluarga juga merupakan sumber timbulnya perilaku

agresif (Tarmudji,2001). Keterlibatan ayah termasuk didalam faktor keluarga karena,

dalam suatu keluarga utuh tentunya ada ayah dan ibu yang mengasuh dan

membesarkan anak. Ayah juga mempunyai andil yang besar dalam mengasuh anak.

Semakin baik dan sering seorang ayah terlibat dalam pengasuhan anaknya maka

semakin kecil kemungkinan si anak untuk menunjukan perilaku agresif. Salah satu

bukti bahwa keterlibatan ayah berpengaruh terhadap perilaku agresif dikemukakan

(dalam kompas, 2013) bahwa anak yang memiliki ayah gila kerja cenderung

menunjukan perilaku yang lebih agresif. Kehangatan yang ditunjukan oleh ayah akan

berpengaruh besar bagi kesehatanm dan kesejahteraan psikologis anak dan

meminimalkan masalah perilaku ynag terjadi pada anak (Rohner & Veneziano,2001).

c. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang berpengaruh antara lain teman sebaya, lingkungan sosial

sekolah, peran guru dan disiplin sekolah.

Page 16: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

14

Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement)

Keterlibatan ayah dalam mengasuh anak itu penting. Ayah akan mempengaruhi anak

dengan cara yang berbeda dengan para ibu, terutama dibidang bidang seperti hubungan anak

dengan teman sebaya dan prestasi akademis. Keterlibatan yang tinggi dan meningkatnya

kedekatan antara ayah dan remaja melindungi remaja untuk terlibat dari kenakalan dan

tekanan emosi ( Harris, Furstenberg, & Marmer, 1998, hal.214).

Rogers (1985) berpendapat bahwa lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial remaja. Keluarga merupakan tempat pertama

kalinya remaja bersosialisasi dan mengembangkan dirinya sebelum terjun ke dalam

masyarakat. Nilai - nilai yang diinternalisasikan akan berpengaruh pada kepribadian anak,

contohnya keluarga yang tertutup, tidak banyak mengadakan kontak dengan orang lain,

mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan dalam melakukan kontak dan tidak mudah

percaya kepada orang lain. Apabila seorang anak tidak memiliki hubungan yang erat dengan

anggota keluarganya, terutama orangtua, maka di dalam lingkungan masyarakat ia tidak

mampu untuk menjadi anggota masyarakat yang baik dan tidak dapat melakukan penyesuaian

dengan selayaknya.

Peran yang dijalankan oleh ayah membuatnya lebih terlibat dalam keluarga, salah

satunya katerlibatan dengan anak. Keterlibatan ayah menurut Lamb (1985) merupakan

kontak langsung antara ayah dengan anak melalui cara ayah mengurus atau merawat anak

dan berbagi kegiatan bersama antara ayah dengan anak. Ketelibatan ayah dapat memberikan

pengaruh positif langsung bagi perkembangan anak. Lamb (2010) menjelaskan bahwa

keterlibatan ayah dalam pengasuhan merupakan keikutsertaan positif ayah dalam kegiatan

yang berupa interaksi langsung dengan anak-anaknya, memberikan kehangatan, melakukan

pemantauan dan kontrol terhadap aktivitas anak, serta bertanggungjawab terhadap keperluan

dan kebutuhan anak. Keterlibatan ayah dapat memberikan pengaruh positif langsung bagi

Page 17: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

15

perkembangan anak. Beberapa hal dapat menjadi perhatian dari pengasuhan ayah dapat

berupa peran ayah dalam perkembangan kognitif, emosional, sosial dan moral anak (Lamb,

2010). Lamb, dkk (dalam Palkovits, 2002) membagi aspek keterlibatan ayah dalam tiga

komponen yaitu :

1. Patternal engagement : pengasuhan yang melibatkan interaksi langsung antara

ayah dan anaknya, misalnya lewat lewat bermain, mengajari sesuatu, ataupun

aktivitas santai.

2. Aksesibilitas atau ketersediaan berinteraksi dengan anak pada saat dibutuhkan

saja. Hal ini bersifat temporal.

3. Tanggung jawab dan peran dalam hal menyusun rencana pengsuhan bagi anak.

Pada komponen ini ayah terlibat dalam pengasuhan (interaksi) dengan anaknya.

Berdasar pada beberapa hasil penelitian, Lamb (1981) membuat rangkuman tentang

dampak pengasuhan ayah pada perkembangan anak, yaitu :

a. Perkembangan peran jenis kelamin

Pada anak usia 2 tahun, ayah lebih atraktif berinteraksi terutama dengan anak

laki-lakinya daripada anak perempuan. Sebagai responnya,anak laki-laki

mengembangkan kecenderungan identifikasi jenis kelamin pada ayah. Ayah yang

mempunyai anak 2 tahun telah siap dan yakin/percaya bahwa ayah harus memberikan

model peran pada anak laki-lakinya. Identitas jenis kelamin harus terjadi pada tahun

ketiga kehidupan karena jika melebihi waktu ini akan menyebabkan kesulitan yang

lebih besar dan problem sosioemosional yang lebih banyak dibanding jika terjadi

sebelumnya. Teori modeling memprediksi bahwa derajat identifikasi tergantung pada

pengasuhan ayah (fathers nurturance). Ayah yang hangat dan terlibat dalam

pengasuhan, mempunyai anak - anak laki - laki yang maskulin dan anak - anak

perempuan yang feminin.

Page 18: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

16

b. Perkembangan moral

Ayah berpandangan positif tentang pengasuhan mempunyai anak laki- laki

yang mengidentifikasi ayah mereka dan menunjukkan morali tas yang terinternalisasi.

Penelitian yang lain menunjukkan bahwa ayah yang nurturant dan ayah-ayah yang

secara aktif terlibat dalam pengasuhan membantu perkembangan altruisme dan

kedermawanan. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki yang

nakal seringkali berasal dari keluarga yang ayahnyaantisosial, tidak empati dan

bermusuhan.

c. Motivasi Berprestasi dan Perkembangan Intelektual

Terdapat kaitan antara kehangatan hubungan ayah-anak dan performansi

akademik. Hubungan ayah-anak yang harmonis akan dapat membang kitkan motivasi

anak untuk berprestasi.

d. Kompetensi sosial dan Penyesuaian Psikologis

Orang dewasa yang penyesuaian dirinya sangat bagus, ketika masa kanak-

kanak mempunyai hubungan yang hangat dengan ayah-ibunya dalam konteks

hubungan pernikahan yang bahagia.

McBride & Mills (1993) dalam Septiyani (2007) mendefinisikan keterlibatan ayah

yaitu terlibat dengan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh anak. Pengertian peran ayah

menurut McBride, dkk (2003) adalah interaksi antara orang tua laki-laki dengan anak dalam

beraktivitas setiap harinya. Peran ayah dan ibu dalam pengasuhan menurut Hoffman (dalam

Lamb, 1981) memiliki empat dimensi. Pertama, orang tua menjadi teladan bagi anak, baik

melalui perkataan maupun tindakannya. Kedua, orang tua memberikan disiplin pada anak dan

memberikan penjelasan mengapa mereka mendukung tingkah laku tertentu dan tidak

mendukung tingkah laku yang lain. Ketiga, orang tua sebagai orang yang uatama dalam

Page 19: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

17

memenuhi kebutuhan kasih sayang anak. Keempat, orang tua bertindak sebagai penghubung

antara anak dengan masyarakat yang lebih luas, dalam cara : (1) membawa tuntutan dan

harapan masyarakat kedalam rumah dan melaksanakannya pada anak, (2) berdasar pada

posisi ayah dan ibu di masyarakat, mereka memberikan status tertentu pada anak yang

khususnya menjadi penting ketika anak mulai memahami dunia luar dimana ia berpijak.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan, maka dibuat suatu

hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan

ayah dengan perilaku agresif siswa di SMKN 2 di Kupang. Makin tinggi keterlibatan ayah

dalam pengasuhan maka makin rendah perilaku agresif siswa dan sebaliknya, semakin rendah

keterlibatan ayah maka semakin tinggi pula perilaku agresif.

Page 20: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

18

METODE PENELITIAN

Partisipan

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Kupang. Partisipan dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi SMK Negeri 2 Kupang.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 2 Kupang, yang

berjumlah 1161 siswa dan tersebar pada 7 program pengajaran. Sampel dalam penelitian ini

adalah 298 siswa (menggunakan rumus slovin dengan signifikansi 0,05).

Teknik pengambilam sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling.

Teknik pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan tertentu berdasarkan karakteristik

subjek.

Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subyek berarti ciri-ciri khusus yang terdapat pada subyek yang dijadikan

sasaran. Adapun karakteristik subyek dalam penelitian ini mencakup :

1. Siswa/Siswi SMKN 2 Kupang.

2. Terlibat dalam tawuran.

3. Berperilaku agresif (verbal maupun nonverbal).

4. Usia 12 sampai 18 tahun.

Page 21: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

19

5. Memiliki ayah ( memiliki ayah yang terlibat maupun tidak terlibat dalam

pengasuhan).

Prosedur Sampling

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive

Sampling. Teknik pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam

penelitian ini jumlah populasi siswa-siswi SMKN 2 Kupang sebesar 1161 yang ditetapkan

menjadi sampel adalah 298 siswa, dengan satu subjek gugur karena secara face validity tidak

memenuhi standar. Oleh karena itu, jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 297 siswa.

Alat Ukur Penelitian

Dalam penelitian ini, metode pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data

informasi adalah angket. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan try out terpakai, yaitu

subjek yang digunakan dalam try out sekaligus digunakan untuk penelitian, guna menghemat

waktu, tenaga dan biaya.

Angket dalam penelitian ini berdasarkan skala yang telah disusun oleh peneliti

sebagai berikut :

1. Skala Keterlibatan Ayah

Dalam skala keterlibatan ayah yang digunakan adalah alat ukur keterlibatan ayah

dibuat sendiri oleh peneliti sesuai dengan aspek – aspek keterlibatan ayah dari Lamb dan

Benetti & Roopnairine yang juga mengembangkan aspek keterlibatan ayah dari Lamb yang

berjumlah 60 item dengan item gugur dalam skala ini sebanyak 23 item. Dimensi yang

digunakan pada alat ukur ini meliputi tiga aspek keterlibatan ayah yaitu Patternal

engagement yang terdiri dari 22 item, aksesibilitas atau ketersediaan berinteraksi dengan anak

pada saat dibutuhkan saja (bersifat temporal) terdiri dari 22 item, tanggung jawab dan peran

dalam hal menyusun rencana pengasuhan bagi anak (komponen ini ayah tidak terlibat dalam

Page 22: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

20

pengasuhan / interaksi dengan anaknya) terdiri dari 16 item dengan skala angka 1-4 diganti

dengan pilihan respon dari subjek yaitu, sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak

setuju, yang memiliki daya diskriminasi dengan koefisien korelasi item total bergerak dari

antara 0,314 – 0,505 dan didapat nilai Alpha cronbach sebesar 0,899 yang artinya skala

tersebut reliabel.

2. Skala Perilaku Agresif

Dalam skala perilaku agresif ini menggunakan skala adaptasi dari Agression

Questionnaire. Dimana alat ukur ini merupakan behavioural self report yang diperkenalkan

pertama kali oleh Buss dan Perry. Alat ukur ini terdiri dari 29 item yang keseluruhan itemnya

mengukur agresi secara universal, bukan hanya spesifik pada satu jenis agresi saja, dengan

item gugur sebanyak 13 item. Dimensi yang digunakan pada alat ukur ini meliputi empat

aspek agresi yaitu Physical Agression (PA) yang teridiri dari 9 item, Verbal Aggression (VA)

terdiri atas 5 item, Anger (A) teridiri dari 7 item, dan Hostility (H) terdiri dari 8 item. Skala

yang digunakan dalam alat ukur ini adalah skala Likert dengan range 1-4 (skala interval)

yang memiliki daya diskriminasi dengan koefisien korelasi item total bergerak dari antara

0,371 – 0,682 dan didapat nilai Alpha cronbach sebesar 0,881 yang artinya skala tersebut

reliabel.

Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data Pearson Product Moment. Uji

asumsi meiluputi uji normalitas dan uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat untuk melakukan analisis dengan

korelasi Pearson Product Moment. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov. Uji linearitas dengan menggunakan Anova. Uji deskriptif dilakukan

Page 23: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

21

dengan menggunakan Descriptive Stastistics. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

uji korelasi Pearson Product Moment.

Page 24: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

22

HASIL PENELITIAN

Uji Reliabilitas

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas, skala keterlibatan ayah

terdiri dari 60 item, diperoleh item gugur sebanyak Teknik pengukuran reliabilitas untuk

menguji reliabilitas menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach, sehingga dihasilkan

koefisien Alpha pada Skala keterlibatan ayah sebesar 0.897. Hal ini berarti skala Keterlibatan

ayah reliabel. Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas untuk menguji

reliabilitas menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach, sehingga dihasilkan koefisien

Alpha pada Skala Perilaku Agresif sebesar 0.881. Hal ini berarti skala Perilaku agresif

reliabel.

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan

uji hasil pengujian normalitas, kedua variabel memiliki signifikansi p>0,05. Variabel

Keterlibatan Ayah yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,986 dengan probabilitas (p) atau

signifikansi sebesar 0,285 (p>0,05). Sedangkan variabel Perilaku Agresif memiliki nilai K-S-

Z sebesar 1.085 dengan probabilitas 0,190 (p>0,05). Oleh karena nilai signifikansi p>0,05,

maka distribusi data Keterlibatan Ayah dan Perilaku Agresif normal.

Dari hasil uji linearitas diperoleh Fbeda sebesar 0,864 dengan sig.= 0,663 (p>0,05)

yang menunjukan hubungan antara Keterlibatan Ayah dengan Perilaku Agresif siswa adalah

linear.

Page 25: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

23

Uji Deskriptif

Uji deskriptif yang dilakukan terdiri dari kategori pengukuran skala Keterlibatan

Ayah dan kategori pengukuran skala Perilaku Agresif. Uji kategori pengukuran skala

Keterlibatan Ayah dan kategori pengukuran skala Perilaku Agresif Siswa dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

a. Keterlibatan Ayah

Tabel 1.

Kategorisasi Pengukuran Skala Keterlibatan Ayah

No Interval Kategori Mean N Presentasi

1. 125,8 x 148 Sangat Tinggi 9 3,03 %

2. 103,6 x < 125,8 Tinggi 104,4377 159 53,53 %

3. 81,4 x < 103,6 Sedang 122 41,08 %

4. 59,2 x < 81,4 Rendah 7 2,36 %

5. 37 x < 59,2 Sangat Rendah 0 0 %

Jumlah 297 100 %

SD = 11.93730 Min = 65 Max = 134

Keterangan : x = Skor Keterlibatan Ayah ; N = Jumlah Subjek

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa ada 9 siswa yang memiliki skor

keterlibatan ayah yang berada pada kategori sangat tinggi dengan prosentase 3,03%, 159

siswa yang skor keterlibatan ayah berada pada kategori tinggi dengan prosentase 53,53%, 122

siswa yang skor keterlibatan ayah berada pada kategori sedang dengan prosentase 41,08%, 7

siswa yang skor keterlibatan ayah berada pada kategori rendah dengan prosentase 2,36% dan

tidak ada siswa yang memiliki skor keterlibatan ayah yang berada pada kategori sangat

rendah. Rata – rata skor keterlibatan yang diperoleh ayah sebesar 104,4377 berada pada

Page 26: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

24

kategori tinggi. Skor ketelibatan ayah yang diperoleh dari siswa bergerak dari skor minimum

65 sampai dengan skor maximum 134 dengan standar deviasi 11,93730.

b. Perilaku Agresif

Tabel 2.

Kategorisasi Pengukuran Skala Perilaku Agresif

No Interval Kategori Mean N Presentasi

1. 54,4 x 64 Sangat Tinggi 4 1,35 %

2. 44,8 x < 54,4 Tinggi 22 7,41%

3. 35,2 x < 44,8 Sedang 35.8316 149 50,17%

4. 25,6 x 35,2 Rendah 109 36,70%

5. 16 x < 25,6 Sangat Rendah 13 4,37%

Jumlah 297 100 %

SD = 7.01870 Min = 17 Max = 55

Keterangan : x = Skor Perilaku Agresif ; N = Jumlah Subjek

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa ada 4 siswa memiliki skor perilaku

agresif yang berada pada kategori sangat tinggi dengan prosentase 1,35%, 22 siswa yang

memiliki skor perilaku agresif yang berada pada kategori tinggi dengan prosentase 7,41%,

149 siswa yang memiliki skor perilaku agresif yang berada pada kategori sedang dengan

prosentase 50,17%, 109 siswa yang memiliki skor perilaku agresif yang berada pada kategori

rendah dengan prosentase 36,70% dan 13 siswa yang memiliki skor perilaku agresif yang

berada pada kategori sangat rendah dengan prosentase 4,37%. Skor perilaku agresif yang

diperoleh siswa bergerak dari skor minimum 17 sampai dengan skor maximum 55 dengan

standar deviasi 7.01870.

Page 27: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

25

Hasil Uji Korelasi

Dalam penelitian ini uji korelasi antara variabel keterlibatan ayah dan variabel

perilaku agresif siswa SMKN 2 di Kupang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil uji

korelasi antara variabel keterlibatan ayah dan variabel perilaku agresif pada penelitian ini

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada tabel 3 diperoleh

korelasi negatif sebesar -0,136 dengan signifikansi sebesar 0.019 (p < 0.05). Hal ini

menunjukan bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara keterlibatan ayah dan

perilaku agresif siswa SMKN 2 di Kupang.

Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment

Father Involvement Agresif

VAR00001 Pearson Correlation 1 -.136*

Sig. (2-tailed) .019

N 297 297

VAR00002 Pearson Correlation -.136* 1

Sig. (2-tailed) .019

N 297 297

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 28: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

26

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian tentang hubungan keterlibatan ayah dengan perilaku agresif

siswa SMKN 2 di Kupang, diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi (r) sebesar -0,136

dengan signifikansi sebesar 0.019 ( p < 0.05) yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima karena

terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan perilaku agresif siswa

di SMKN 2 Kupang. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara

keterlibatan ayah dengan perilaku agresif siswa SMKN 2 di Kupang, atau dapat dikatakan,

semakin tinggi skor keterlibatan ayah maka semakin rendah skor perilaku agresif siswa.

Sebaliknya semakin rendah skor keterlibatan ayah maka semakin tinggi skor perilaku agresif

siswa.

Secara umum hasil pengukuran ini mengungkapkan bahwa keterlibatan ayah dan

perilaku agresif siswa memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Hasil penelitian

tersebut dimungkinkan karena, pertama ayah lain yang lebih terlibat dalam pengasuhan

merasakan bahwa adanya peran ayah yang sangat kuat didalam keluarga sehingga

memberikan pengaruh terhadap anak (siswa) untuk tidak berperilaku agresif. Kedua, setiap

ayah yang tidak terlibat dalam pengasuhan menyadari bahwa perilaku agresif siswa

merupakan suatu variabel yang perlu dibenahi oleh mereka untuk menghadapi tantangan –

tantangan yang terjadi pada saat proses pertumbuhan.

Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan wawancara dilakukan pada beberapa siswa

yang terlibat dalam aksi agresif, menyadari bahwa pentingnya keterlibatan ayah dalam

pengasuhan. Hal ini senada dengan pendapat Dagun (2005) dalam Simasari mengenai

bagaimana orang tua terlibat dengan anaknya akan mempengaruhi perilaku pada

perkembangan anak. Anak yang tidak mendapatkan asuhan dan perhatian dari ayah

menyebabkan perkembangannya menjajdi pincang, dimana aktivitas sosialnya terhambat dan

Page 29: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

27

terbatas dalam interaksi sosialnya. Sependapat dengan enelitian yang dilakukan oleh Strom

(Strom, 2002) tentang peran ayah dalam kehidupan remaja menunjukkan bahwa ayah yang

terlibat dalam kehidupan remaja, terutama dalam pendidikan dan pergaulannya akan

meningkatkan kemampuan remaja dalam pendidikan dan social skill.

Penelitian yang dilakukan oleh Hetherington dkk. (Lamb,1992) menjelaskan bahwa

keberadaan ayah dalam kehidupan anak akan memudahkan dalam pemantapan hubungan

dengan orang lain, penyesuaian perilaku, dan sukses dalam menjalin hubungan dengan lawan

jenis. Penelitian tersebut senada dengan hasil penelitian ini bahwa keberadaan ayah dalam

kehidupan anak dapat memudahkan anak dalam menjalin hubungan baik dengan lingkungan

sosial anak. Semakin terlibat ayah berada dalam pengasuhan dan semakin tinggi

keterlibatannya maka semakin rendah perilaku agresif anak dan sebaliknya.

Inayati (1995) juga mengemukakan bahwa orang kurang menyadari bahwa ayah

selain mencari nafkah masih ada peran yang lebih besar berkaitan dengan proses pengasuhan

anak. Hal ini terjadi juga di Kupang dimana para ayah sibuk mencari nafkah untuk kebutuhan

sehari-hari dan menyerahkan seluruh tanggung jawab mereka kepada ibu untuk lebih

berperan aktif dalam keterlibatan dengan anak dalam pengasuhan. Budaya yang ada di

Kupang juga membuat ayah yang harus mencari nafkah, sedangkan para ibu harus

menyelesaikan pekerjaan rumah dan mengurus anak.

Lamb (1992) menjelaskan bahwa seorang ayah yang tidak berada dalam kehidupan

anak akan mempengaruhi peran jenis, moralitas, prestasi, dan psikososial anak. Senada

dengan lamb dalam hal moralitas, kebanyakan ayah di Kupang kurang menyadari peran dan

fungsinya dalam keluarga sehingga sulit untuk terlibat aktif, semua tanggung jawab

diserahkan penuh kepada ibu. Ketika anak berbuat hal yang tidak sesuai dengan norma yang

berlaku dalam masyarakat selalu ibu yang disalahkan.

Page 30: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

28

Keterlibatan ayah sangat mempengaruhi proses perkembangan individu, dimana ayah

yang memberikan perhatian dan dukungan pada anak akan memberikan perasaan diterima,

diperhatikan dan memiliki rasa percaya diri, sehingga proses perkembangan anak tersebut

dapat berjalan dengan baik. Calhoun dan Acocella (dalam Maharani & Andayani, 2003) juga

menyatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan interaksi yang berkesinambungan dengan

orang lain dan lingkungannya, sehingga faktor lingkungan sosial yang dalam hal ini adalah

dukungan yang diberikan ayah, turut memberikan andil dalam keberhasilan penyesuaian

sosial remaja.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara

keterlibatan ayah dan perilaku agresif siswa. Hal ini dimungkinkan karena para ayah yang

masih belum benar – benar memahami benar pentingnya keterlibatan ayah dalam

pengasuhan. Selain itu, ayah juga bisa lebih berinteraksi dan menjalin keterlibatan yang

menyenangkan sehingga anak lebih belajar hal – hal yang positif dari orang tuanya karena

kondisi geografis lingkungan di Kupang terkadang membuat para ayah juga melakukan

agresif terhadap anaknya. Berdasarkan wawancara terhadap beberapa subjek yang diketahui

sebagian besar ayah subjek adalah PNS yang membuat para ayah selalu menghabiskan waktu

di tempat kerja daripada di rumah.

Page 31: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

29

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara keterlibatan ayah dengan

perilaku agresif siswa SMKN 2 di Kupang. Artinya semakin tinggi keterlibatan ayah maka

semakin rendah perilaku agresif siswa. Begitu juga sebaliknya.

Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung dilapangan serta

melihat hasil penelitian yang ada, maka berikut ini beberapa saran yang penulis ajukan :

1. Bagi Para Ayah di Kota Kupang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan terhadap orang tua, dalam hal

ini ayah agar lebih dapat memberikan perhatian yang intensif kepada anak-anaknya

agar dapat meningkatkan perilaku yang prososial. Penelitian ini juga, membantu para

ayah untuk mengerti akan pentingnya keterlibatan dalam pengasuhan anak. Ayah juga

harus mengurangi tindak kekerasan yang dilakukan terhadap anak, karena anak dapat

mencontoh hal tersebut dari dalam keluarganya kemudian mengaplikasikanya di

lingkungan sosialnya. Ayah pun dapat melakukan diskusi dengan ibu untuk terlibat

secara aktif dan menyenangkan dalam pengasuhan sehingga dapat menekan perilaku

agresif yang anak tunjukan dan mengajarkan anak tentang pentingnya hubungan

sosial yang baik. Cara mengaplikasikannya dengan berkoordinasi dengan sekolah

serta Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Kota Kupang untuk mengadakan

sosialisasi stop kekerasan terhadap anak dalam pengasuhan, serta sosialisasi

pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan.

Page 32: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

30

2. Kepada Siswa SMKN 2 di Kupang

Siswa yang berperilaku agresif seharusnya lebih sadar akan pentingnya keharmonisan

dalam hubungan sosialnya. Siswa juga kiranya dapat lebih patuh dalam

mendengarkan dan melakukan apa yag dinasehatkan oleh orang tua, sehingga dapat

mengendalikan perilakunya untuk tidak melakukan agresif dan menyelesaikan

masalah dengan kepala dingin bukan dengan tindak agresif.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat

menggali lebih dalam mengenai permasalahan yang terjadi di SMK Negeri 2 Kupang

baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Karena peneliti hanya menekankan pada

satu permasalahan saja dan kurang mendalam. Penelitian ini juga belum mengungkap

variabel atau hal lain yang mungkin dialami oleh para siswa SMK Negeri 2 Kupang.

Peneliti selanjutnya mungkin juga dapat melakukan penelitian terhadap

mahasiswahanya bukan hanya pada siswa. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut maka dapat disarankan untuk menyertakan variabel lain,

seperti: motivasi belajar, tingkat prestasi siswa, kenakalan remaja, perilaku prososial,

kecerdasan emosional dan tingkat pendidikan orang tua.

Page 33: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

31

DAFTAR PUSTAKA

Anna, K. L. (2013, 29 Agustus). Ayah gila kerja anak cenderung berulah. Kompas.

Diunduh pada 30 Agustus 2013, dari

http://m.kompas.com/health/read/2013/08/29/1053208/Ayah.Gila.Kerja.Anak.berulah.

Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian kuantitatif fan kualitatif serta kombinasinya dalam

penelitian psikologi. Pustaka pelajar : Yogyakarta.

Benneti, S. P.dC & Roopnarine, J. L. 2006. Paternal Involvement with School-Aged Children

in Brazilian Families : Assocition with Childhood Competence. Sex Roles : A Journal

of Research. Vol.55, pp.669+

Bonney, J. F., Kelley, M. L., & Levant, R. F. (1999). A model of fathers‟behavioral

involvement in child care in dual-earner families. Journal of Family Psychology, 13,

401-415

Buss, A. H., & Perry, M. (1992). The aggression questionnaire. Journal of personality and

social psychology, 63, 452-459

Buss, A. H. (1961). The psychology of aggression. New York : Wiley.

Dayakisni T dan Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial edisi Revisi. Diterjemahkan oleh Saut

Pasaribu. Malang: UMM Press.

Deaux, K., Dane, F.C., & Wrightsman. (1993). Social psychology in the ‘90s. Edisi 6. Pacific

Grove, Brooks : Cole Publishing Company, CA.

Flouri, E. (2005). Fathering and child outcomes. West Sussex, England: John Wiley & Sons

Ltd.

Gromang, Y. (2013, 27 Februari). Polres Kupang kota sosialisasi gerakan anti tawuran ke

sekolah – sekolah. RSK Kupang.

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. D. 1991. Psikologi Perkembangan Anak dan remaja.

Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hidayati, H., Dkk. (2011). Peran ayah dalam pengasuhan anak. Jurnal psikologi, vol 9, no 1.

Diunduh 11 maret 2015, dari

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2841/2525

Inayati, A. 1995. Peran Ganda Seorang Ayah. Kartini no. 548, 5-14 Juni. Jakarta

Jahang, B. (2013, 02 Februari). Tawuran terjadi lagi di SMAN 3 Kupang. Pos Kupang.

Diunduh pada 13 Februari 2014, dari

http://kupang.tribunnews.com/2013/02/02/tawuran-terjadi-lagi-di-sman-3-kupang

Page 34: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

32

Januar. (2009). Perbedaan tingkat perilaku agresif ditinjau dari jenis kelamin pada masa

remaja awal. Skripsi. Salatiga : UKSW (tidak diterbitkan).

Kartono, K. (1995). Psikologi anak: Psikologi perkembangan. Bandung : Mandar Maju.

Kharisma, D. (2015). Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif. Diklat LPM – PNL.

Universitas Negeri Makassar. Diunduh pada 07 April 2015, dari

http://www.penalaran-unm.org/artikel/penelitian/342-populasi-dan-sampel-dalam-

penelitian-kuantitatif.html

Lamb, M. E. (1981). The Role of Father in Child Development 2nd

ed. New York :

Macmillan Publishing Co., Inc

Lamb, M. E. 1992. The Role of The Father in Child Development. New York : John Wiley

and Sons, Inc.

Maharani & Andayani. 2003. Hubungan Antara Dukungan Sosial Ayah Dengan Penyesuaian

Sosial pada Remaja Laki – Laki. Jurnal Psikologi, 1, 23 - 35

McBride, B.A. & Mills, G. (1993). A comparison of mother’s and father’s involvement

with their children. Early Childhood Research Quarterly, 8, 457-477.

Palkovitz, R. (2002). Involved fathering and child development: Advancing our

understanding of good fathering. In C. S. Tamis-LeMonda & N. Cabrera (Eds.),

Handbook of father involvement: Multidisicplinary perspectives(pp. 119 –140).

Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R.D. (2001). Human development. Edisi 6. Mc

Graw-Hill, New York.

Pleck, J., & Hofferth, S. (2008). Coresidential father involvement with early adolescents.

Journal of Marriage and the Family, 63, 309-321.

Putri, R. (2014, 23 Januari). Tawuran, polisi tembak mati pelajar di Makassar. Kompas.

Diunduh pada 13 Februari 2014, dari

http://regional.kompas.com/read/2014/01/23/1604305/Tawuran.Polisi.Tembak.Mati.Pel

ajar.di.Makassar

Roopnarine, J. L 1999. Paternal Involvement in Child Care as a Function of Maternal

Employment in Nuclear and Extended Families in India. Sex Roles : A Journal of

Research, pp.731+

Santrock, J.W. (2007). Remaja. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sarwono, S.W. (1997). Psikologi sosial : Individu dan teori – teori psikologi sosial. Jakarta :

Balai Pustaka.

Seko, S. (2008, 17 November). Menyikapi tawuran antar pelajar. Wordpress. Diunduh pada

tanggal 13 Februari 2014, dari

http://patrickseko.wordpress.com/2008/11/17/menyikapi-tawuran-antar-pelajar/

Septiyani, A., dkk (2007). Hubungan antara persepsi peran ayah dalam keluarga dengan

Page 35: Hubungan Keterlibatan Ayah (Fathers Involvement) Dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8957/2/T1_802009098_Full... · Data dari polres kota Kupang (dalam nttterkini) sekolah

33

keterampilan sosial remaja awal. Diunduh tanggal 26 Maret 2015, dari

http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-

03320184.pdf

Simasari, R. G. (2015). Studi deskriptif mengenai keterlibatan ayah dalam pemenuhan tugas

perkembangan anak pada keluarga di tahap family with preschool children. Universitas

padjajaran (diterbitkan) diunduh pada tanggal 26 Maret 2015, dari

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Ghea.pdf

Syarifah, H., Widodo, B. P., & Kristina, F. I. (2012). Hubungan antara Persepsi terhadap

keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan kematangan emosi pada remaja di SMA

Negeri “X”. Jurnal psikologi, 230 – 238.

Subiyanto, P. (2004). Pentingnya Peran Ayah dalam Keluarga. Diunduh pada 21 Februari

2014, dari

http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2004/8/1/kell.html

Taganing, Ni Made. 2008. Hubungan Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Agresif Pada

Remaja. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Tarmudji, T. (2001). Hubungan Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Agresivitas Remaja.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

Terlibat tawuran 18 pelajar diamankan. (2013, 2 Februari). Ntt Terkini.

Tremblay, R.E., & Cairns, R.B. (2000). The development of aggressive behavior during

childhood: What have we learned in the past century? International Journal of

Behavior Development, 24 (2), 129-141.

Turner, J. S., & Helms, D. B. (1995). Lifespan Development. (5th d.). Harcourt race College

Publishers : New York.

Yuwanto, L. (2015). Pahami peran ayah bagi anak mencegah kekerasan terhadap anak.

Diunduh pada 11 maret 2015 dari

http://www.ubaya.ac.id/2013/content/articles_detail/125/Pahami-Peran-Ayah-Bagi-

Anak-Mencegah-Kekerasan-Terhadap-Anak.html