Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN USTADZ
USTADZAH TERHADAP PERILAKU IHSAN
SANTRI TPA HIDAYATULLAH
DUSUN SUMBER DESA TIMPIK
KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
OLEH
YULI HASTUTI
NIM 111 11 050
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
MOTTO
Artinya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadillah: 11)”.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Keluarga besarku terutama pada ayahku Bapak Safrudin, Ibuku Ngatiyah,
dan kakakku sugiyarno, yang selalu memberi nasihat, kasih sayang,
bimbingan dan motivasi serta dukungan materi.
2. Kakak kakakku Sofa Fitriyana, Maslikhatul Umami, Nur Fitriyana, dan
Dony Daryono terimakasih atas motivasi dan dukunganya.
3. Sahabatku seperjuanganku, yaitu Ria Winarni, Ika Khusnul Fadhilah, Nurul
Fadlilah, Siti Masitoh yang selalu menemaniku dari awal kuliah sampai
sekarang dan sabar menghadapi keegoisanku.
4. Sahabat yang selalu menjadi motivator ku buat mbak Rifah Munawarah, Ulil,
Handayani, Pipah makasih bimbinganya.
5. Teman-temanku di kampus yaitu kelas PAI B angkatan tahun 2011,
kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Asslamu‟alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
3. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
4. Bapak M. Gufron, M.Ag. selaku pembimbing akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Pengasuh, ustadz ustadzah, dan santri Taman Pendidikan Al-Quran
Hidayatullah yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam
melakukan penelitian di TPA tersebut.
7. Bapak dan ibu di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk
materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga
dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang
setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 1 September 2015
Penulis
YULI HASTUTI
NIM: 111 11 050
ABSTRAK
Hastuti. Yuli, 2015 Hubungan Kompetensi Kepribadian Ustadz-Ustadzah
Terhadap Perilaku Ihsan Santri TPA Hidayatullah Dsn. Sumber Dsa.
Timpik Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun 2014/2015. Skripsi, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing:
Muh. Hafidz, M.Ag
Kata kunci: kompetensi kepribadian dan perilaku ihsan.
Latar belakang penelitian berdasarkan fenomena bahwa kepribadian guru
berhubungan dalam membentuk perilaku ihsan, yang ditegaskan Mulyasa bahwa
kepribadian guru berperan dalam membentuk pribadi peserta didik, karena
manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh
kepribadian gurunya. Dalam hal ini, peneliti menghubungkan antara kompetensi
kepribadian ustadz ustadzah dengan perilaku ihsan santri.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; 1) Bagaimana kompetensi
kepribadian ustadz ustadzah di Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah, dusun
Sumber desa Timpik kec. Susukan kab. Semarang tahun 2015?, 2) Bagaimana
perilaku ihsan santri di Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah, dsn. Sumber
dsa. Timpik kec. Susukan kab. Semarang tahun 2015?, 3) Adakah hubungan yang
positif antara kompetensi kepribadian ustadz ustadzah terhadap perilaku ihsan di
Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah, dusun Sumber desa Timpik kec.
Susukan kab. Semarang tahun 2015?. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1)
Mengetahui kompetensi kepribadian ustadz ustadzah di Taman Pendidikan Al-
Quran Hidayatullah, dusun Sumber desa Timpik kec. Susukan kab. Semarang
tahun 2015?, 2) Mengetahui perilaku ihsan santri di Taman Pendidikan Al-Quran
Hidayatullah, dusun Sumber desa Timpik kec. Susukan kab. Semarang tahun
2015?, 3) Mengetahui adakah hubungan yang positif antara kompetensi
kepribadian ustadz ustadzah terhadap perilaku ihsan di Taman Pendidikan Al-
Quran Hidayatullah, dusun Sumber desa Timpik kec. Susukan kab. Semarang
tahun 2015?. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian
sebanyak 28 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner
yang berbentuk angket untuk menjaring data kompetensi kepribadian ustadz
ustadzah dan perilaku ihsan santri. Data penelitian yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan product moment. Setelah data dianalisis, diperoleh nilai
rxy 0,488. Kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan tabel r, jumlah responden 28 santri dan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar
0,374, dengan demikian nilai rxy 0,488 > rtabel 0,374 dan pada taraf signifikansi
1% diperoleh nilai sebesar 0,478, dengan demikian nilai rxy 0,488 > rtabel
0,478. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara
kompetensi kepribadian terhadap perilaku ihsan santri di Taman Pendidikan Al-
Quran Hidayatullah, dusun Sumber desa Timpik kec. Susukan kab. Semarang
tahun 2015.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
LEMBAR BERLOGO........................................................................ ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN......................................................... iv
DEKLARASI...................................................................................... V
MOTTO............................................................................................... vi
PERSEMBAHAN............................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................... viii
ABSTRAK.......................................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
D. Hipotesis Penelitian................................................................ 8
E. Kegunaan Penelitian ............................................................... 9
F. Definisi Operasional ............................................................... 9
G. Metode Penelitian ................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA 20
A. Kompetensi Kepribadian.... . .................................................. 20
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian ................................ 20
2. Karakteristik Kompetensi Kepribadian Guru.................... 22
3. Pentingnya Kompetensi Kepribadian Guru...................... 29
B. Perilaku Ihsan ......................................................................... 30
1. Pengertian Perilaku Ihsan................................................. 30
2. Pembentukan Perilaku Ihsan............................................. 33
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ihsan ..................... 35
C. Hubungan Kompetensi Kepribadian Ustadz Ustadzah
terhadap Perilaku Ihsan ..........................................................
37
BAB III HASIL PENELITIAN.......................................................... 38
A. Gambaran dan Objek Penelitian ............................................ 38
1. Sejarah Singkat TPA Al-Hidayah .................................. 38
2. Letak Geografis TPA Al-Hidayah ................................... 40
3. Struktur Organisasi ........................................................... 40
4. Sarana Pendidikan ............................................................ 41
5. Keadaan Tenaga Pengajar................................................. 41
6. Profil Ustadz Ustadzah TPA Al-Hidayah......................... 42
7. Kegiatan dan Keadaan Santri ........................................... 47
B. Penyajian data........................................................................ 49
1. Daftar Responden.............................................................. 49
2. Data Jawaban Responden ................................................. 50
BAB IV ANALISIS DATA............................................................... 52
A. Analisis Deskriptif ................................................................. 52
B. Pengujian Hipotesis ................................................................ 64
C. Pembahasan ............................................................................ 69
BAB V PENUTUP.............................................................................. 72
A. Kesimpulan ............................................................................. 72
B. Saran........................................................................................ 73
C. Penutup.................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator Instrumen Kompetensi Kepribadian ........................ 15
Tabel 1.2 Indikator Instrumen Perilaku Ihsan.......................................... 16
Tabel 3.1 Struktur TPA Al-Hidayah ........................................................ 40
Tabel 3.2 Data Guru dan Tugas Mengajar .............................................. 41
Tabel 3.3 Jumlah Santri TPA Al-Hidayah ............................................... 48
Tabel 3.4 Data Responden ....................................................................... 49
Tabel 3.5 Hasil Angket Kompetensi Kepribadian ................................... 50
Tabel 3.6 Hasil Angket Perilaku Ihsan .................................................... 51
Tabel 4.1 Hasil Angket Kompetensi Kepribadian ................................... 53
Tabel 4.2 Hasil Skor Angket dan Klasifikasi Kompetensi kepribadian .. 56
Tabel 4.3 Interval Kompetensi Kepribadian............................................. 57
Tabel 4.4 Prosentase Kompetensi Kepribadian ....................................... 58
Tabel 4.5 Hasil Angket Perilaku Ihsan ............................................... 59
Tabel 4.6 Hasil Skor Angket dan Klasifikasi Perilaku Ihsan.................. 62
Tabel 4.7 Interval Perilaku Ihsan ............................................................. 63
Tabel 4.8 Prosentase Perilaku Ihsan ........................................................ 64
Tabel 4.9 koefosiensi Kompetensi Kepribadian Terhadap Perilaku
Ihsan.........................................................................................................
67
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat, baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang
berkembang, terutama bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru
merupakan orang yang berperan dalam kemajuan bangsa dengan cara
mengajar dan mendidik peserta didik untuk menjadi manusia yang berguna
bagi negara dan agamanya.
Tugas guru adalah sebagai seorang pendidik, secara umum adalah
orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik, baik kognitif, efektif maupun psikomotorik, agar mencapai
tingkat kedewasaan (Hamrin dan Wibowo, 2012 :100).
Guru memiliki tugas mendidik peserta didik sehingga mampu
melaksanakan tugas sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan bukan hanya
terbatas pada orang yang bertanggung jawab mengarahkan dan membimbing
potensi dasar yang dimiliki peserta didik, seorang pendidik sebaiknya orang
yang memiliki akhlak yang baik, bertanggung jawab dan mampu
menanamkan nilai-nilai spiritual peserta didik sehingga tercipta pribadi yang
berakhlak mulia dalam diri peserta didik.
Guru adalah pihak yang paling dekat hubungannya dengan peserta
didik. Ia memegang peranan yang sangat strategis dalam upaya memperbaiki
kualitas dalam pendidikan dan pengajaran. Sama halnya dengan uztadz dan
ustadzah, mereka juga berperan penting terhadap tingkah laku anak, sehingga
anak sadar akan tanggung jawabnya terhadap dirinya sendiri. Kedudukan
guru dan ustadz sama saja, hanya beda sebutannya keduanya sama-sama
sebagai pihak yang memiliki peranan yang sangat besar terhadap keberhasilan
peserta didiknya. Menjadi seorang guru harus mempunyai kemampuan
personal, berakhlaq mulia dan mampu memberikan teladan bagi setiap
peserta didiknya.
Menurut undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
pasal 1 ayat 10, disebutkan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprosfesionalannya”. Apabila kompetensi ini tidak ada dalam diri seorang
guru, maka tidak akan berkompeten dalam mendidik dan mengajar peserta
didik.
Kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan nilai-nilai, dan dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, berperasaan, dan
bertindak dalam suatu tugas pokok dan fungsinya. Kompetensi berkenaan
dengan kecakapan seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
untuk mencapai standar mutu dalam kinerja (Hamrin dan Wibowo,
2012:105).
Kompetensi pendidikan merupakan suatu pilar penting dalam
mencapai mutu pendidikan. Hal ini digariskan dalam peraturan pemerintah RI
No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa pendidikan
mutlak memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pendagogik,
kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Kepribadian guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Kepribadian guru juga
berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena
manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh
kepribadian gurunya yang membentuk pribadi siswa (Mulyasa, 2007:117).
Guru selain memiliki pribadi yang baik juga harus mempunyai pengetahuan
tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan
peserta didik secara individu, dan mampu menanamkan nilai-nilai agama
dalam diri anak. Nilai-nilai agama sangat berpengaruh dalam perilaku ihsan.
Perilaku sangat berhubungan dalam kehidupan masyarakat, dan setiap
perilaku yang baik akan dihormati dan sebaliknya perilaku yang buruk akan
dilecehkan. Seperti firman allah dalam Al-Quran.
را ي ره ومن ي عمل مث قال ذرة شرا ي ر (8-7ه )فمن ي عمل مث قال ذرة خي Artinya: “Maka barang siapa berbuat kebajikan sedikit saja,
kebaikan yang akan ia lihat atau terima, dan berbuat pelanggaran
sedikit saja keburukanlah yang ia terima”. (Az-Zalzalah: 7-8)
Begitu pentingnya manusia memperhatikan setiap apa yang diperbuat,
Allah memberi balasan terhadap setiap perbuatan manusia dan selalu
mengawasi apapun yang diperbuat ciptaanya. Allah maha melihat terhadap
ciptaanya. Jika hal ini disadari oleh manusia, maka perilaku ihsan akan
mudah terwujud dalam masyarakat.
Ihsan berarti kebijaksanaan atau kebaikan. Dengan iman dan Islam
maka akan lahirlah manusia yang berbuat baik dengan sendirinya, apabila
imannya benar-benar dihayati akan menumbuhkan kesadaran jiwa dan
menimbulkan semangat yang kuat untuk mengamalkan ajaran Islam dengan
penuh tanggung jawab karena Allah semata, bukan karena yang lain
(Fahrurrozy, 2004: 24).
Lebih jelasnya ihsan adalah perwujudan dari iman dan Islam.
Pengertian ihsan secara jelas sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah atas
pertanyaan seorang lelaki yang datang di majlis Rasulullah dengan
berpakaian serba putih sedang rambut di kepalanya hitam pekat dalam hadist
riwayat muslim yaitu:
و ي ل ع لى الل ص الل ل و س ر د ن ع س و ل ج ن ا ن م ن ي : ب ال ا ق ض ي أ و ن ع الل ي ض ر ر م ع ن ع ى ر ي , ل ر ع الش اد و س د ي د ش اب الثي اض ي ب د ي د ش ل ج ا ر ن ي ل ع ع ل ط ذ ا ي وم ات ذ م ل س و
م ل س و و ي ل ع ى الل ل ص ب الن ل إ س ل ج ت , ح د ح ا ا ن م و ف ر ع ي ل , و ر ف الس ر ث أ و ي ل ع ن ع ن ب ح أ د م ا م : ي ال ق و و ي ذ خ ى ف ل ع و ي ف ك ع ض و و و ي ت ب ك ر ل إ و ي ت ب ك ر د ن س أ ف
ل ا و ل ا ل ن ا د ه ش ت ن ا م ل س : ال م ل س و و ي ل ع ى الل ل ص الل ول س ر ال ق , ف م ل س ال ن إ ت ي ب ل ا ج ت و ان ض م ر م و ص ت و اة ك الز ت ؤ ت و ة ل الص م ي ق ت و الل ل و س ر ا د م م ن ا و الل ن ب ح أ : ف ال , ق و ق د ص ي و و ل أ س ي و ا ل ن ب ج ع ف قال ,ت ق د : ص ال ق ل ي ب س و ي ل إ ت ع ط ت اس
ر د ق ال ب ن م ؤ ت و ر خ لآا م و لي ا و و ل س ر و و ب ت ك و و ت ك ئ ل م و الل ب ن م ؤ ت ن : ا ال ق ان ي ال ن ع اه ر ت ك ن أ ك الل د ب ع ت ن : ا ال , ق ان س ح ال ن ع ن ب خ أ ف ال , ق ت ق د ص ال , ق ه ر ش ه و ي خ
... )رواه مسلم( اك ر ي و ن إ ف اه ر ت ن ك ت ل إن ف Arti hadis:
“Dari Umar r.a juga dia berkata : ketika kami duduk-duduk disisi
rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut
sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan
tidak ada seorang pun diantara kami yang mengenalnya. Hingga
kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya
kepada lututnya(Rasulullah saw) seraya berkata, “Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang islam? Maka bersabdalah Rasulullah saw:
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah(Tuhan yang
disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan dan pergi
haji jika mampu”, kemudian dia berkata,”anda benar”. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang iman “. Lalu beliau bersabda,”
Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang
baik maupun yang buruk ”, kemudian dia berkata,” anda benar “.
Kemudian dia berkata lagi: “ beritahukan aku tentang ihsan „‟. Lalu
beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatnya maka
Dia melihat engkau”......(Riwayat Muslim).
Ajaran yang mendasar dalam hadis ini, merupakan syarat akan makna
dalam ketauhidan, aqidah dan akhlaq. Islam dan iman menjadi satu kesatuan
yang utuh dalam mengajarkan tauhid dan aqidah seperti halnya punggung dan
perut yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan ihsan itu sendiri mengolah
akhlaq.
Ihsan mengajarkan ibadah mahdlah seolah-olah dilihat Allah SWT,
setiap tingkah laku perbuatan selalu diawasi sehingga selalu berhati-hati
dalam menjalani kehidupan, agar selamat dunia dan akhirat.
Perilaku ihsan merupakan berbuat kebaikan atau berbuat baik. Hal ini
terdapat di Al-quran (antara surat An-Nahl (16) ayat 90) yang berbunyi:
Artinya:
sesungguhnya allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan dia melarang (melakukan) perbuatan
keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada agar
kamu dapat mengambil pelajaran.
yang berarti berbuat baik dan pada surat Ar-rahman (55) ayat 60 yang
berarti kebaikan (Ali, 2008: 345).
Artinya:
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan(pula).
Ihsan berarti berbuat baik pada orang lain, didorong oleh perasaan kasih
sayang dengan niat menjalankan perintah Allah dalam rangka berbakti kepada
manusia. Ihsan merupakan kesediaan dan kerelaan untuk memberikan
sebagian hak kita pada orang lain, pengorbanan diri, harta, tenaga dan pikiran
untuk kepentingan orang lain (Fachruddin, 1985: 99).
Perilaku ihsan yang dimaksut penulis adalah beradab secara Islami
terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari. Ihsan yang dimaksud memiliki
subtansi bertaqwa kepada allah, bertaqwa kepada utusan Allah Swt, ikhlas,
tawakal, menghormati orang tua, mengucapkan salam, sikap menghormati
dan menyayangi teman.
Guru adalah pendidik yang bertugas mengajar dan mendidik peserta
didiknya sampai kepada tujuan yang akan dicapai, bukan sebatas itu saja,
guru juga bertugas mengembangkan kepribadian peserta didik. Kompetensi
kepribadian guru sangat penting karena dalam pelaksanaan proses mengajar
dan berinteraksi dengan peserta didik akan banyak dipengarui oleh karakter
kepribadian guru yang mengajar. Pendidik yang memiliki kepribadian baik
akan memberikan hubungan yang positif terhadap perilaku santri.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian terhadap santri di Taman Pendidikan Al-Quran di Dusun
Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dengan
mengambil judul “HUBUNGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN
USTADZ-USTADZAH TEHADAP PERILAKU IHSAN SANTRI ”.
B. Rumusan Masalah
Maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kompetensi kepribadian ustadz ustadzah di Taman
Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2015?
2. Bagaimana perilaku ihsan santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an
Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2015?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara kompetensi kepribadian
ustadz ustadzah terhadap perilaku ihsan di Taman Pendidikan Al-Qur’an
Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian ustadz ustadzah di TPA
Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2015.
2. Untuk mengetahui perilaku ihsan santri di TPA Hidayatullah, Dusun
Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun
2015.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara
kompetensi kepribadian ustadz ustadazah terhadap perilaku ihsan di TPA
Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2015.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya masih harus
diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan
pustaka. Hipotesis juga merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya
atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian
(Martono, 2011: 63).
Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan positif antara kompetensi
kepribadian ustadz ustadzah terhadap perilaku ihsan santri TPA Hidayah
Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun
2015.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti
sendiri maupun bagi pengembang ilmu dan pengetahuan (secara akademik).
Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan
dengan kompetensi kepribadian guru.
b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu
bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih
lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup
dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan bagi praktisi pendidikan bahwa kompetensi
kepribadian guru berhubungan positif terhadap perilaku ihsan peserta
didik.
b. Sebagai masukan bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi yang
dimiliki.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu adanya penegasan judul
dengan arti atau pengertian masing-masing kata agar mudah dipahami.
Masing-masing batasan istilah dari judul diatas adalah:
1. Kompetensi kepribadian Ustadz Ustadz
Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlaq mulia.
Sedangkan menurut peneliti kompetensi kepribadian guru adalah
kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar yang di tandai
dengan indikator yaitu:
a. Memiliki kepribadian yang konsisten terhadap tugas yang diemban.
b. Memiliki ketaatan disiplin.
c. Memiliki kepribadian yang adil dan obyektif.
d. Tidak emosional
e. Memiliki kepribadian yang di teladani peserta didik.
f. Lemah lembut dalam berbicara.
g. Dekat dengan anak didik.
h. Memiliki jiwa yang tegas.
2. Perilaku Ihsan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang dimaksud perilaku
adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan (Poerwadarminto, 1978: 758).
Komponen agama Islam adalah akidah, syariah dan akhlaq.
Penggolongan ini didasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad kepada
para malaikat jibril di depan para sahabatnya mengenai arti iman, islam
dan ihsan yang ditanyakan pada beliau. Intinya hampir sama dengan isi
kandungan oleh perkataan akidah, syariah dan akhlaq. Perkataan ihsan
berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanun yang berarti berbuat kebaikan
atau berbuat baik. Di dalam Al-Quran terdapat kata ihsan yang artinya
berbuat kebaikan (antara lain dalam surat An-Nahl (16) ayat 90) dan
kebaikan (pada surah Ar-Rahman (55) ayat 60) (Ali, 2008:345).
Perilaku ihsan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah beradab
secara islami terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
indikator dalam perilaku ihsan terkandung di dalamnya, antara lain:
a. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganya.
b. Memuji Allah atas semua karunia yang diberikan.
c. Menerima dengan lapang dada ketika Allah memberikan nikmat dan
cobaan.
d. Birrul walidain.
e. Mengucapkan salam adalah bentuk rasa kemanusiaan karena kita
saling mendoakan.
f. Sikap hormat dan menghormati dengan sesama teman adalah sikap
atau perilaku ihsan
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan penelitian
Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk
memperoleh data yang akurat. Maka dari itu, perlu adanya suatu metode
penelitian. Metode penelitian merupakan perangkat yang digunakan
untuk mengumpulkan data (Dawson, 2010: 24). Pendekatan penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui adakah hubungan positif antara variabel kompetensi
kepribadian ustadz ustadzah terhadap perilaku ihsan santri.
2. Lokasi dan Tempat penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)
Hidayatullah di Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai
agustus tahun 2015, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses
pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.
3. Populasi dan Sempel
Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono,
2010:118).
Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah seluruh
santri TPA Hidayatullah Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang yang berjumlah 63 santri, dikarenakan
usia santri yang bervariasi maka penulis mengambil responden dimulai
dari kelas 4 SD sampai dengan kelas 1 SMP yang berjumlah 28 santri.
Perlu ditegaskan bahwa penulis dalam penelitian ini menggunakan
penelitian populasi. Hal ini sesuai pendapat Nanang Martono (2010:72)
teknik sampling yang dipakai adalah purpossive sampling yaitu teknik
sampling yang diambil atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4. Metode Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam mengumpulkan
data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi
langsung ditempat dan dokumentasi.
a. Metode angket
Angket adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadi atau
hal –hal yang diketahui (Arikunto, 1993:128).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kompetensi
kepribadian ustadz-ustadzah dan perilaku ihsan santri.
b. Metode Observasi atau Pengamatan
Observasi yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh indra. Jadi mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap. Apa yang dikatakan sebenarnya pengamatan langsung. Di
dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (Arikunto, 2010:199-200).
Metode ini digunakan sebagai pelengkap penelitian ini.
Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data yang
diperlukan dengan jalan mengamati proses pembelajaran di lapangan.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, struktur organisasi, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya
(Arikunto, 2006: 206). Metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an Dusun
Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
5. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah lembar angket.
Instrumen yang baik ialah yang memiliki validitas dan reliabilitas.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sedangkan
reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik (Arikunto, 2010: 211-221).
Penelitian dengan judul’’hubungan kompetensi kepribadian ustadz-
ustadzah terhadap perilaku ihsan santri Taman Pendidikan Al-Quran
Hidayatullah Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang”, variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu:
a. Variabel independent yaitu variabel bebas yang mempengaruhi.
Variabel independent dalam penelitian ini ialah “kompetensi
kepribadian ustadz-ustadzah”.
Tabel 1.1
Indikator Instrumen Kompetensi Kepribadian
Variabel Indikator Jumlah item Jumlah soal
Kompetensi
kepribadian
1. Memiliki
kepribadian
yang
konsisten
terhadap
tugas yang
diemban.
1,2 2
2. Memiliki
ketaatan
disiplin.
3 1
3. Memiliki
kepribadian
yang adil dan
obyektif
4,5 2
4. Tidak
emosional
6,7,8 3
5. Menjadi
teladan bagi
9 1
peserta didik
6. Lemah
lembut dalam
berbicara
10,11 2
7. Dekat
dengan anak
didik
12,13 2
8. Memiliki
jiwa yang
tegas
14,15 2
Jumlah soal 15
b. Variabel dependent yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel
dependent dalam penelitian ini ialah “ perilaku ihsan santri “.
Tabel 1.2
Indikator Instrumen Perilaku Ihsan
Variabel Indikator Jumlah
item
Jumlah
soal
Perilaku Ihsan
Siswa
1. Menjalankan
perintah Allah
dan menjauhi
laranganNya.
1,2 2
2. Memuji Allah
atas semua
karunia yang
diberikan.
5,6 2
3. Menerima
dengan lapang
dada ketika Allah
memberikan
nikmat dan
cobaan.
3,4 2
4. Birrul walidain 7,8,9,10 4
5. Mengucapkan
salam adalah
bentuk rasa
kemanusiaan
karena kita saling
mendoakan
11,12 2
6. Sikap hormat dan
menghormati
dengan sesama
teman adalah
sikap atau
perilaku ihsan
13,14,15 3
Jumlah soal 15
6. Analisis Data
Untuk memperoleh hasil yang bisa digeneralisasikan, setiap data yang
masuk harus dianalisis. Untuk menganalisis data tersebut penulis
menggunakan tes statistik, yaitu yang merujuk pada bukunya Hadi
(1994: 294) yang mengemukakan:
a. Analisis awal
Untuk mengetahui analisis pendahuluan digunakan teknik
analisis data prosentase frekuensi dengan rumus:
P
Keterangan:
P : Angka presentase
F : Frekuensi yang sedang di cari prosentasinya
N : Jumlah santriwan atau santriwati.
100% : Bilangan konstan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel hubungan
kompetensi dan perilaku ihsan santri.
b. Analisis Lanjut
Untuk mengetahui variabel 1 dengan variabel 2 yang
digunakan. Maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis data koefisien pengaruh Product Moment, dengan rumus:
rxy=
( )( )
√{ ( )
}{
( )
}
Keterangan:
rxy : Koefisien hubungan antara variabel X dan variabel Y
X : Jumlah variabel X
Y : Jumlah variabel Y
∑X2: Kuadrat dari varibel X
∑Y2:Kuadrat dari variabel Y
N : Banyaknya sample penelitian
XY : Product dari variabel X dan Y
∑ : Jumlah
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab 1 pandahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa penelitian, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematikan
penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab II memuat tentang teori dan konsep (yang mendukung
penelitian) yaitu terbagi menjadi tiga sub pokok bahasan. Pertama, tentang
pengertian kompetensi kepribadian, karakteristik kompetensi kepribadian
dan pentingnya kompetensi kepribadian. Kedua, pengertian perilaku ihsan,
pembentukan perilaku ihsan dan faktor yang berhubungan dengan perilaku
ihsan. Ketiga,hubungan kompetensi kepribadian terhadap perilaku ihsan
santri di Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dilaporkan laporan gambaran umum mengenai Taman
Pendidikan Al-Quran Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang dan penyajian data.
BAB IV : ANALISIS DATA
Pada bab IV analisis data, akan dilakukan analisis data kompetensi
kepribadian, analisis data perilaku ihsan santri, dan analisis data hubungan
kompetensi kepribadian terhadap perilaku ihsan santri.
BAB V : PENUTUP
Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari
hasil penelitian, saran-saran dan penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Kepribadian
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian
Kompetensi merupakan suatu kesatuan utuh yang menggambarkan
potensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dinilai terkait dengan
profesi tertentu berkenaan dengan bagian yang dapat diaktualisasikan dan
diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi
tertentu (Asmani, 2009:38). Kompetensi juga dimaknai sebagai
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
secara bertanggung jawab dan layak (Sutikno dan Fatkhurohman,
2007:44).
Dari beberapa uraian diatas, terlihat bahwa kompetensi mengacu
pada kemampuan dalam melaksanakan kewajiban-kewajibanya yang
dipengaruhi oleh pendidikan yang ditempuhnya, yang disertai dengan
ketrampilan dan akhlaq yang mulia.
Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi guru di
pengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan
lamanya mengajar (Hamrin dan Wibowo, 2012:107).
Kesimpulan dari kompetensi guru diatas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru adalah suatu kemampuan, kecakapan serta kewenangan
yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menyandang profesinya sebagai
seorang guru mencakup pengetahuan dan perilaku yang mendukungnya
dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang pendidik.
Menurut Allport dalam (koswara, 1991: 11) mengatakan bahwa
kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang
bersangkutan. Kepribadian berasal dari bahasa inggris “personality” yang
berarti sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakanya dengan
orang lain. Dalam disiplin ilmu psikologi, istilah kepribadian mempunyai
pengertian sebagai sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang
(Yusuf dan Nurihsan, 2008: 3).
Kepribadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-
sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik
lainya yang selalu menampakkan dirinya dalam kehidupan seseorang.
Kepribadian yang mencakup semua aktualisai diri (penampilan) yang
selalu tampak pada diri seseorang, merupakan bagian yang khas atau ciri
dari seseorang (Ahmadi dan Sholeh, 2005: 158 ).
Kepribadian berarti ciri-ciri watak yang konsisten, sehingga seorang
individu memiliki suatu identitas yang khas. Seseorang memiliki
kepribadian dimaksudkan yaitu bahwa individu tersebut memiliki
beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen,
yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang berbeda dari
individu-individu lainnya (Koentjaraningrat, 2011: 99).
Kompetensi kepribadian guru dalam standar nasional pendidikan,
penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlaq mulia. Kompetensi dan kepribadian guru sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Oleh
karena itu guru dituntut untuk memiliki kepribadian yang memadai agar
dapat memberikan contoh kepada peserta didik. Kompetensi kepribadian
merupakan modal bagi guru dalam menjalankan tugasnya secara
profesional yang berupa kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia sehingga dapat dijadikan teladan.
Firman Allah dalam QS. Al-Fushshilat: 33 yang berbunyi:
Artinya:
Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata”Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
2. Karakteristik Kompetensi Kepribadian Guru
Dalam Standar Nasional Pendidikan penjelasan pasal 28 ayat 3 butir
b, kompetensi guru sekurang-kurangnya meliputi kepribadian yang mantap
dan stabil, kepribadian yang dewasa, kepribadian yang arif dan bijaksana,
kepribadian yang berwibawa dan kepribadian yang berakhlaq mulia
(Mulyasa, 2008: 117).
a. Memiliki kepribadian yang konsisten terhadap tugas yang diemban
Asmani (2009: 118-119) menjelaskan pengertian tanggung jawab
adalah perasaan kuat yang disertai kebulatan tekad untuk melaksanakan
tugas sebaik-baiknya. Tanggung jawab tidak hanya berhubungan
dengan manusia, tetapi juga pada Allah SWT yang memerintahkan
manusia untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.
Tanggung jawab merupakan perasaan yang harus dimiliki
seseorang terhadap sesuatu yang telah dikerjakan, diberbuat dan
bersedia mengakui jika perbuatanya atau pekerjaannya salah. Seorang
guru harus bertanggung jawab terhadap tugas yang di amanahkan
kepadanya. Kewajiban yang utama seorang guru adalah mengajar dan
mendidik peserta didiknya. Selain itu guru juga harus datang tepat
waktu, mengajar peseta didik dengan sabar dan ikhlas, mengajar dengan
sepenuh hati tanpa pamprih, tidak pernah absen jika tidak ada keperluan
mendesak, mencintai profesinya dengan demikian mengabdi dengan
sepenuh hati kepada bangsa dan agama.
b. Memiliki ketaatan disiplin
Pendidik harus bisa menjadikan diri sebagai suri tauladan yang
baik. Pendidik adalah model yang dalam hal apapun dilihat peserta
didiknya. Mulai dari berbicara, bertingkah laku maka dari itu
hendaknya seorang pendidik disiplin dalam segala hal, karena peserta
didik secara tidak sengaja merekam apa yang dilihatnya. Oleh karena
itu seorang pendidik harus memiliki jiwa disiplin baik dalam
berperilaku, bertuturkata, berbusana, dan lain-lain.
Pribadi guru yang disiplin diharapkan mampu mendisiplinkan
peserta didik. Kita tidak bisa berharap banyak akan terbentuknya
peserta didik yang disiplin dari pribadi guru yang kurang disiplin.
Sekaranglah saatnya kita mendisiplinkan peserta didik dengan pribadi
guru yang disiplin. Dalam hal ini disiplin harus ditunjukan untuk
membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi, mencegah
timbulnya masalah disiplin dan berusaha menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan sehingga mereka mentaati segala
peraturan yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2008: 122).
Pendidik yang disiplin diharapkan mampu mewujudkan peserta
didik yang disiplin. Disiplin harus ditunjukkan pada peserta untuk
membantu peserta didik dalam menemukan jati dirinya. Dalam
menanamkan disiplin guru hendaknya bertanggung jawab
mengarahkanya, memberikan contoh, mengawasi perilaku peserta didik
dan mengendalikan tingkah laku mereka agar menjadi pribadi yang
disiplin dalam segala hal.
c. Memiliki kepribadian yang adil dan obyektif
Adil dan obyektif dalam memperlakukan peserta didik baik itu
keluarganya maupun orang lain tidak ada perbedaan, jadi peserta didik
nyaman dan tidak iri terhadap satu sama lain. Sifat-sifat ini harus
ditunjang oleh penghayatan terhadap pengalaman nilai-nilai moral yang
diperoleh dari masyarakat.
Sifat-sifat tersebut harus dimiliki oleh seorang guru guna
mencapai hasil belajar mengajar yang sesuai dengan cita-cita, harapan,
dan tujuan pendidikan sehingga mutu pendidikan yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik. Mendidik dan mengajar memang tugas
seorang pengajar adil dan obyektif juga harus ada dalam diri seorang
pendidik.
d. Tidak emosional
Stabil emosi sangat penting bagi seorang pendidik hal ini
dikarenakan kondisi peserta yang berbeda-beda, ada yang susah diatur,
susah konsentrasi sehingga mengaggu temanya yang sedang belajar,
ada yang sengaja susah dinasehati dan ada yang menggerutu di
belakang. Seorang pengajar adalah penganti orang tua peserta didik
ketika di dalam kelas maka dari itu harus memperlakukan peserta didik
dengan cara yang santun tanpa ada kekerasan.
Orang tua wali akan marah jika anaknya diperlakukan dengan
keras. Nama baik guru akan tercemar dan lembaga bisa menjadi
taruhanya. Karena masyarakat akan enggan memasukan anaknya ke
sekolah yang diajar guru emosional. Dampak negatif ini harus disadari
guru sehingga sedini mungkin menghindari cara-cara kekerasan dalam
menangani kesalahan dan keteledoran anak (Asmani, 2009: 120-121).
Menjadi seorang guru harus bisa mengontrol emosi terhadap tingkah
laku peserta didik. Jika hal ini tidak bisa dilakukan seorang guru, bukan
hanya berdampak pada guru yang bersangkutan melainkan juga
berdampak pada lembaga.
e. Memiliki kepribadian yang diteladani peserta didik
Tugas seorang guru adalah mengajar sekaligus mendidik, maka
keteladanan guru merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar.
Keteladanan merupakan senjata yang paling ampuh yang sulit untuk
dilawan.
Keteladanan adalah suatu yang dipraktikkan, diamalkan bukan
hanya dikhutbahkan, diperjuangkan, diwujudkan dan dibuktikan.
Keteladanan menjadi perisai budaya yang sangat tajam yang bisa
mengubah sesuatu secara cepat dan efektif (Asmani, 2009: 79).
Teladan merupakan sesuatu dari proses mengajar, hubungan dan
interaksi selama proses pendidikan, yang kemudian pada hari ini atau
masa depan anak didik menjadi contoh yang selalu ditiru dan digugu.
Guru teladan tidak ada hubungannya dengan sosok yang selalu menjaga
wibawa, menjaga “image” dengan selalu menampilkan dirinya
sempurna dan penuh aturan (Hamrin dan Wibowo, 2012 :55).
Proses belajar mengajar perilaku seorang guru akan menjadi
komunikasi paling efektif. Guru yang bertugas mengajar dan mendidik ,
memiliki karakteristik kepribadian yang berpengaruh terhadap
keberhasilan dalam membentuk ahklaq peserta didik. Kepribadian yang
mantap dari sosok seorang pengajar agar memberikan teladan yang baik
terhadap peserta didik.
Guru yang baik adalah guru yang menyadari kesenjangan antara
apa yang diinginkan dengan apa yang dimilikinya, kemudian menyadari
kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan
sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Dengan kata
lain, guru yang baik adalah guru yang sadar diri, menyadari kelebihan
dan kelemahanya (Mulyasa, 2008: 127-128).
Perkataan yang diucapakan guru, merupakan cerminan dari
ilmunya. Guru itu tidak boleh berbeda antara ucapannya dengan
perbuatannya. Guru yang baik merupakan guru yang ikhlas menerima
kritikan sebagai perbaikan kualitas pribadi dan berusaha memperbaiki
setiap kesalahannya.
f. Lemah lembut dalam berbicara
Semua bentuk interaksi antara pendidik dan peserta didik harus
dilandasi dengan kasih sayang dan kelembutan. Agar tercipta hubungan
yang baik dengan peserta didik, hendaklah pendidik mencintai peserta
didik dan peserta didik mengerti kasih sayang seorang pendidik. Lemah
lembut adalah cermin hati yang penyayang dan penuh penghormatan.
Jiwa lemah lembut seorang guru membuat peserta didik menjadi segan,
senang dan hormat (Asmani, 2009: 120-121).
Lemah lembut kepada peserta didik tidak menghilangkan
kewibawaan seorang pendidik. Berbicara sopan pada peseta didik akan
dikenang peserta didiknya. Guru yang suka menasehatinya dengan cara
yang halus, memperlakukan anak didik seperti memperlakukan anaknya
sendiri dengan cara ini pendidik akan dicintai dan dihormati peserta
didiknya.
g. Dekat dengan anak didik
Kedekatan antara pendidik dan peserta didik diperlukan agar
murid dapat belajar dengan baik. Proses belajar mengajar dapat berjalan
lancar dan berhasil secara maksimal jika antara pendidik dan peserta
didik mempunyai kedekatan yang baik. Jika ada kesulitan dalam proses
belajar mengajar peserta didik dapat bertanya langsung tanpa ada rasa
takut, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.
Kedekatan akan membawa efek positif bagi pembelajaran.
Kedekatan akan menciptakan hubungan batin dan keakraban dalam
bergaul. Anak didik tidak takut bertanya dan berkonsultasi masalah
yang dihadapi kepada guru (Asmani, 2009: 123).
h. Memiliki jiwa yang tegas
Seorang guru harus tegas, adil dan tidak boleh membeda-bedakan.
Jangan sampai menakut-nakuti dengan sesuatu yang tidak layak,
misalnya diancam dikeluarkan dari sekolah, dipanggil orang tuanya dan
ancaman-ancaman kasar lainya. Tegas dalam artian punya pendirian,
konsisten menegakkan aturan dan berani bertanggung jawab terhadap
perbuatan yang dilakukan. Misalnya, anak didik harus memasukkan
baju semua, memakai ikat pinggang, maka harus menerapkan aturan
tersebut secara tegas sehingga ada kewibawaan dan anak didik
menghormati.
Keteladanan menjadi kunci utama dalam menegakkan aturan,
kalau hanya bisa memberi sanksi, sementara guru sendiri melanggar,
maka akan ditertawakan anak didik. Walaupun guru harus tegas, tetapi
cara yang dilakukan tetap tidak boleh kasar. Tegas bukan identik kasar,
tegas bisa dengan pendekatan humanis, persuasif dan psikologis
sehingga lebih bisa meyadarkan anak didik (Asmani, 2009: 122-123).
3. Pentingnya Kompetensi Kepribadian Guru
Kompetensi kepribadian guru sangatlah penting dan harus dimiliki
oleh seorang guru, karena pribadi yang ada dalam diri seorang guru selalu
dilihat dan ditiru oleh peserta didiknya. Seorang guru harus berani tampil
beda, harus percaya diri dan berbeda dengan yang lain yang bukan
berprofesi sebagai seorang guru. Penampilan seorang guru punya kesan
tersendiri bagi peserta didik, sebab penampilan guru juga dapat
menjadikan peserta didik senang belajar, bisa membuat peserta didik
betah di kelas tetapi bisa juga membuat peserta didik malas belajar bahkan
malas masuk kelas jika penampilan guru acak-acakan. Di sinilah
pentingnya kompetensi guru harus tampil beda agar dapat ditiru dan
diteladani oleh peserta didik.
Peserta didik banyak yang berharap bahwa guru dapat menjadi
teladan bagi peserta didik baik dalam pergaulan disekolah maupun di
masyarakat. Beberapa sikap guru yang kurang disukai peserta didik antara
lain guru yang sombong (tidak suka menegur atau tidak mau ditegur jika
bertemu diluar sekolah), memakai baju yang tidak rapi, guru yang suka
merokok, sering datang kesiangan dan lain-lain. Oleh karena itu, guru
harus berusaha untuk tampil menyenangkan peserta didik, agar dapat
mendorong peserta didik untuk belajar.
Guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa
agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini sangat penting karena banyak masalah
pendidikan yang disebabkan oleh faktor kepribadian guru yang kurang
mantap, kurang stabil dan kurang dewasa. Kondisi kepribadian guru yang
demikian sering membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak
profesional. Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian adalah perilaku
peserta didik yang memancing emosi, dalam hal ini kestabilan emosi
sangat diperlukan bagi seorang pendidik.
Peningkatan kompetensi kepribadian guru sangat diperlukan,
mengingat tuntutan zaman yang maju dalam dunia pendidikan, jelas sekali
layanan pendidikan harus ditingkatkan demi terciptanya perilaku yang baik
bagi peserta didik, yang diperoleh dari pribadi seorang guru yang selalu
dilihat dan ditiru peserta didik.
B. Perilaku ihsan santri
1. Pengertian Perilaku Ihsan
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan (Purwodarminto, 1982: 1602). Jadi yang dimaksud
perilaku perilaku dalam penelitian ini adalah perbuatan atau tingkah laku
santri Taman Pendidikan Al-Quran Dusun Sumber Desa Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2015.
Secara etimologis ihsan berasal dari bahasa Arab ihsan yang berarti
melakukan suatu kebaikan. Secara terminologis yaitu mempersembahkan
yang terbaik dalam segala hal, melalui perencanaan yang matang, dan
dengan penuh kedisiplinan serta kesungguhan, seolah-olah melakukanya di
hadapan Allah Swt (Supriono, 2004:31).
Ihsan menurut Fahrurrozy (2004: 24) berarti kebijaksanaan atau
kebaikan. Dengan iman dan islam maka akan lahirlah manusia yang
berbuat baik dengan sendirinya, apabila imannya benar-benar dihayati
sehingga menimbulkan kesadaran jiwa dan menimbulkan semangat yang
kuat untuk mengamalkan ajaran Islam dengan penuh tanggung jawab
karena Allah semata, bukan karena yang lain.
Pengertian ihsan dalam sebuah riwayat imam muslim, dinyatakan
ketika Rasulullah Saw ditanya oleh sesesorang( yang teryata malaikat
jibril) tentang ihsan beliau menjawab “ Engkau beribadah kepada Allah
Swt, seolah-olah engkau melihatNya. Dan apabila engkau ternyata tidak
melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kamu”.
Ihsan dapat dikatakan sebagai puncak kesempurnaan dari iman dan
Islam. Orang yang telah sempurna keimanan dan keislamannya akan
mencapai suatu keadaan dimana ia dapat melakukan ibadah kepada Allah
seakan-akan melihat Allah dan bila tidak dapat melihat Allah, Ia akan
merasa diawasi oleh Allah (Asmaran, 2002: 92).
Moenawar Chalil dalam Asmara (2002 : 90) bahwa yang dimaksud
ihsan adalah segenap amal perbuatan itu dikerjakannya dengan perasaan
tanggung jawab kepada Allah. Sedang menurut Imam Al-Nawawi dalam
Asmara (2002 : 90) bahwa yang dimaksud ihsan adalah ikhlas dalam
beribadah dan seorang merasa selalu diawasi oleh Tuhannya dengan penuh
khusyuk. Menurut Syekh Muhammad Ali dalam Asmara (2002 : 90)
bahwa yang dimaksud ihsan adalah selalu dalam keadaan diawasi oleh
Allah dalam segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan islam
hingga seluruh ibadah seorang hamba benar-benar ikhlas karena Allah.
Ihsan berarti berbuat baik pada orang lain, didorong oleh perasaan
kasih sayang dengan niat menjalankan perintah Allah dalam rangka
berbakti kepada manusia. Ihsan merupakan kesediaan dan kerelaan untuk
memberikan sebagian hak kita pada orang lain, pengorbanan diri, harta,
tenaga dan pikiran untuk kepentingan orang lain (Fachruddin, 1985: 99).
Berdasarkan definisi tersebut yang dimaksud perilaku ihsan adalah
tanggapan atau reaksi santri terhadap rangsangan perbuatan atau tingkah
laku yang baik. Seseorang yang berihsan diharapkan tidak berbuat
keburukan, meyakini Allah maha melihat dan Maha memberi balasan
terhadap setiap perbuatan.
Adapun kata ihsan berarti baik, kebaikan, perbuatan baik dengan
kesadaran diri. Pengertian ihsan yang dimaksud penulis yaitu perbuatan
atau tingkah laku yang dimiliki atau yang diperbuat santri di Taman
Pendidikan Al-Quran Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang 2015.
2. Pembetukan Perilaku Ihsan
Perilaku ihsan kepada Allah SWT merupakan penghambaan diri
secara total kepadanNya. Sebagai makhluk yang dianugrahi akal dan
pikiran. Manusia yang tidak mau melaksanakan kewajiban sebagai
makhluk, berarti telah menentang kepada fitrah kejadian sendiri, sebab
manusia mempunyai kecenderungan untuk mengabdi kepada Allah.
Ihsan memiliki akar kata hasuna yang berarti baik, sesuatu secara
baik, tidak asal berbuat. Ihsan juga berarti mengerjakan sesuatu secara
profesional dan berkualitas (Ahmadi, 2004: 165).
Amal yang ihsan menyentuh semua amal, baik amalan hati, lisan
maupun amalan fisik. Ihsan kepada Allah mengerjakan semua yang
diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangannya dengan kesadaran
diri tanpa ada paksaan dari siapapun. Meyakini bahwa Allah melihat apa
yang dikerjakan dan Allah memberikan balasan terhadap apa yang
dikerjakan. Jika seseorang melakukan suatu perbuatan karena Allah, maka
ridha Allah yang didapatkan dan jika yang diharapkan ridha manusia,
maka ridha manusialah yang didapatkan. Ikhlas hanya bisa didapatkan jika
kita mempunyai niat yang tulus karena Allah.
Secara etimologi ikhlas (bahasa arab) berakar dari kata khalasa
dengan arti bersih, jernih, murni, tidak tercampur dengan kopi, teh, sirup
atau zat-zat lainya. Setelah dibentuk menjadi ikhlas berarti membersihkan
atau memurnikan (Ilyas, 2007: 28).
Belajar ikhlas terhadap setiap apa yang dialami seperti ikhlas
menerima nilai yang kurang memuaskan dan selalu berusaha memperbaiki
dengan usaha lebih keras lagi, tidak mengeluh setiap mendapatkan tugas
dan mengerjakan tugas dengan senang karena ibadah kepada Allah, dan
tetap selalu berusaha menjadi yang lebih baik. Belajar ikhlas dan selalu
bersyukur terhadap anugerah yang diberikan.
Syukur adalah memuji pemberi nikmat atas kebaikan yang telah
dilakukannya. Syukurnya hamba berkisar atas tiga hal, yang apabila
ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan bersyukur.
Bersyukur yaitu mengakui nikmat dalam batin, membicarakanya secara
lahir dan menjadikanya sebagai sarana untuk taat kepada Allah
(Ilyas,2007: 50).
Peserta didik mampu mensyukuri terhadap apa yang dimiliki.
Menghargai terhadap apa yang dimiliki orang lain, tidak iri terhadap apa
yang dimiliki teman sebayanya dan selalu patuh terhadap orang tua.
Orang tua adalah orang yang telah menjadi perantara dibumi ini.
Melalui orang tualah Allah menciptakan dan menumbuhkan manusia
dibumi ini. Maka orang tua mendapat kedudukan yang istimewa dalam
agama, sehingga Allah seolah-olah menggantungkan ridha dan murkaNya
kepada ridha dan murka kepada orang tua.
Diharapkan peserta didik berperilaku yang membuat orang tua
senang dan meridhai. Misalnya mematuhi terhadap perintahnya, tidak
membantah, Islam mengajarkan agar manusia selalu rukun dan
mempererat tali persaudaraan, saling membantu, cinta kasih tidak berkata
yang menyakitkan hati dan lain-lain. Selain berbakti kepada orang tua
berbuat baik kepada sesama manusia yang dianjurkan dalam Islam. Salah
satu hak antara sesama muslim adalah mengucapkan salam. Salam adalah
ucapan yang mengandung kebaikan di dalamnya.
Mengucapkan salam terhadap sesama muslim hukumnya sunnah,
tapi bagi yang diberi salam hukumnya wajib untuk menjawab. Dalam hal
ini peserta didik diharapkan mengucapkan salam dan bersikap santun
apabila bertemu dengan sesama muslim lainnya.
Islam menganjurkan agar kita bersikap santun terhadap sesama
manusia baik terhadap orang yang lebih muda, sebaya dan terhadap orang
yang lebih tua. Dalam hal ini, peserta didik diharapkan bersikap baik
terhadap sesama ciptaan Allah, mencintai orang yang lebih muda,
menyayangi teman sebaya dan menghormati orang yang lebih tua.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ihsan.
Ada dua hal yang mempengaruhi perilaku ihsan yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri
sendiri, tindakan yang dilakukan diri sendiri dalam situasi apapun.
Perbuatan ini dibagi menjadi dua yaitu perbuatan sadar dan perbuatan tak
sadar. Perbuatan sadar adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh
seseorang yang benar-benar dikehendaki oleh pelakunya, tindakan yang
telah dipilihnya berdasarkan kemauan bebasnya, tindakan yang dilakukan
tanpa tekanan atau ancaman.
Perbuatan tak sadar adalah perbuatan atau tindakan yang terjadi
begitu saja diluar kontrol, namun bukan juga karena paksaan. Perbuatan
tak sadar ini bisa terjadi pada waktu seseorang dalam keadaan sadar, maka
perbuatan tersebut dinamakan gerak reflek dan dalam keadaan tak sadar
misalnya mimpi, sakit dan sebagainya.
Faktor ekstern adalah tindakan yang dilakukan karena pengaruh
orang lain atau pengalaman dan interaksinya terhadap lingkungan.
Pengaruh ini berhubungan dengan berbagai alasan yang dianggap perlu
oleh pihak yang mempengaruhinya, kuat lemahnya alasan menentukan
bentuk pengaruh yang dilancarkan. Adapun pengaruh tersebut bermula
dari berbagai lingkungan, antara lain: pertama, lingkungan keluarga,
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama kali anak tinggal,
setiap perilaku anggota keluarga akan direspon anak, sehingga baik
buruknya perilaku anak tergantung pada orang tua. Kedua, Lingkungan
sekolah. Pada usia sekolah perilaku anak banyak dipengaruhi oleh teman
sebaya. Teman sebaya akan berperan penting dalam usia ini, anak akan
merasakan pengalaman-pengalaman baru yang semuanya yang akan
berdampak baik itu negatif maupun positif. Ketiga, Lingkungan
masyarakat. Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku
anak sebab anak selain hidup dalam lingkungan keluarga dan sekolah anak
akan berinteraksi dengan lingkungan masyarakat dimana anak tinggal, hal
ini bisa berdampak positif maupun negatif.
C. Hubungan Kompetensi Kepribadian Ustadz Ustadzah Terhadap
Perilaku Ihsan Santri
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang harus dimiliki
pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dan berinteraksi dengan peserta
didik. Kepribadian pendidik adalah kepribadian yang stabil, mantab, dapat
dijadikan teladan bagi peserta didik, berakhlaq mulia dan lain-lain.
Kepribadian seorang pendidik memiliki hubungan yang positif terhadap
keberhasilan pendidikan, khususnya dalam hal kegiatan pembelajaran dan
dalam hal pembentukan pribadi peseta didik.
Pendidik yang memiliki kepribadian yang baik akan telihat dari
perilakunya. Maka dari itu pendidik harus berusaha mempertahankan
kepribadian yang baik di depan peserta didiknya. Dalam hal ini peserta didik
berada dalam tahap mencontoh apa yang dilakukan oleh pendidik.
Kepribadian yang baik bagi seorang pendidik akan memberikan pengaruh
terhadap perilaku peserta didik, maka setidaknya kepribadian pendidik harus
sesuai dengan ajaran Islam dan bersumber dari Allah sehingga apa yang
dikerjakannya akan dilihat oleh Allah dan apa yang dia kerjakan merupakan
sebuah ibadah kepada Allah.
Hal ini menggambarkan bahwa kepribadian yang baik akan
memberikan hubungan yang positif terhadap perilaku peserta didik
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi dan Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan tokoh masyarakat yang
sekarang menjadi pengurus dan takmir masjid (Bapak Ahmadi Ilyas),
bahwa Taman Pendidikan Al-Quran awal mulanya sebagai tempat bermain
anak-anak setelah pulang sekolah. Melihat hal ini, muncullah ide untuk
mengumpulkan para tokoh masyarakat untuk bermusyawarah tentang
pentingnya TPQ, dari hasil musyawarah tersebut para tokoh masyarakat
sepakat mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran. Taman Pendidikan Al-
quran didirikan pada tahun 1987.
Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah nama ini disesuaikan
dengan nama Masjid yang berada di dusun Sumber, nama masjidnya
adalah Al-Hidayah sedangkan Taman pendidikan Al-Quran yaitu
Hidayatullah. Nama Hidayatullah diartikan sebagai hidayah dari Allah swt,
yang mengandung doa semoga Allah swt selalu memberi berkah dan selalu
berjaya sampai akhir jaman.
Pada awal berdirinya tempat yang digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar adalah rumah Bapak Ahmadi Ilyas, perlengkapan belajar belum
tersedia, sehingga para santri terpaksa belajar dengan perlengkapan
seadanya. Adapun tenaga pendidik berasal dari tokoh agama yang ikhlas
berjuang dengan motivasi mensiarkan agama. Seiring dengan
perkembangnya maka kemudian mendapat bantuan dari masyarakat
perlengkapan belajar seperti meja belajar, tikar, buku iqro’, Al-Quran.
Adapun lokasi yang akan dibangun menjadi Taman Pendidikan
Quran terletak di samping masjid sebelah utara yang merupakan tanah
waqaf dari salah satu warga yang bernama Bapak Darso. Tanah itu akan
dibangun setelah dana tersedia, sebab bersamaan dengan renovasi masjid
taman pendidikan yang belum bisa dibangun .
Taman Pendidikan Al-Quran merupakan lembaga pendidikan
keagamaan yang berdiri atas dasar kesepakatan para tokoh masyarakat
Dusun Sumber yang bertujuan memberikan pengajaran dalam bidang
membaca Al-Quran, membaca iqro’, qiraatul Quran, fiqh, akhlaq, tajwid,
kaligrafi, menyanyi lagu-lagu Islam, doa sehari-hari dan lain-lain.
Pada tahun 2000 Taman Pendidikan Al-Quran dipindahkan ke
serambi masjid sampai sekarang, hal ini dikarenakan perbaikan rumah
Bapak Ahmadi. Dilihat dari perkembanganya dari tahun 2010 sampai
sekarang mengalami kemajuan tenaga pengajar mendapat honor dari dana
masjid dan dari donatur tetap. Pengajar Taman Pendidikan Al-Quran
didominasi oleh warga yang lulusan dari perguruan tinggi, pengajar terdiri
dari guru-guru SD dan orang yang punya ilmu agama setempat,
terorganisai dengan baik tersedia seragam untuk santri, membuka
pendaftaran bagi santri baru, membagi santri terdiri dari dua kelas yaitu
kelas Al-quran dan kelas iqro’.
2. Letak Geografis Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah
Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah terletak di Dusun
Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
dengan batas, sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Bogo, Desa
Timpik, Kecamatan Susukan, sebelah Timur berbatasan dengan
Dusun Ngasinan, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, sebelah Utara
berbatasan dengan persawahan, dan sebelah barat berbatasan dengan
Desa Timpik, Kecamatan Susukan.
3. Stuktur Organisasi Taman Pendidikan Al-Quran
Struktur organisasi sangat penting dalam perjalanan suatu
organisasi, dan sangat besar hubunganya terhadap lembaga dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam organisasi terdapat
kerjasama antar unsur di dalamnya untuk mencapai tujuan yang lebih
baik ke depan. Tanpa ada organisasi yang baik suatu lembaga tidak
akan berhasil dan menjadi kacau segala tujuan yang ingin dicapai suatu
lembaga.
Berikut ini adalah tabel struktur organisasi Taman Pendidikan
Al-Quran Hidayatullah Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Semarang.
Tabel 3.1
Stuktur Organisasi Komite Taman Pendidikan Al-Quran Dusun
Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan
No NAMA JABATAN
1 Ahmadi ilyas Pengasuh
2 Tri wiyono Kepala dusun
3 Abdul rokhim Ketua
4 Nur hafsah Wakil ketua
5 Istiyanah Sekertaris
6 Nur fitriyana Bendahara
7 Muhsin Penggali dana
8 Jumarno Sarana prasarana
4. Sarana Pendidikan
Untuk menunjang sarana belajar dan mengajar diperlukan adanya
sarana atau fasilitas yang memadai, namun bagi Taman Pendidikan Al-
Quran Hidayatullah karena masih dalam taraf perkembangan
memanfaatkan fasilitas masjid sebagai tempat belajar mengajar.
Adapun sarana yang dimanfaatkan yaitu dua ruangan, satu ruangan
Bersambung...
sebagai kantor para pengajar, satu ruangan sebagai tempat kitab-kitab.
Memanfaatkan serambi masjid sebelah kanan kelas Al-quran dan
sebelah kiri kelas Iqro’. Memiliki Panggung permanen, WC, halaman
bermain yang aman karena ada gerbang sebagai pembatas antara jalan
dan halaman masjid.
5. Keadaan Tenaga Pengajar
Taman pendidikan Al-Quran pada tahun 2015 memiliki tenaga
guru berjumlah 11 pengajar. Pengajar aktif terdiri dari 4 laki-laki 7
perempuan. Tenaga pendidik tersebut yang 5 orang lulusan S1, 3 orang
lulusan SMA, 1 orang lulusan SMP, 2 orang lulusan SD.
Tabel 3.2
Data Guru dan Tugas Mengajar tahun 2015
No NAMA MENGAJAR
1 Abdul Rochim Mengaji, kaligrafi
2 Muhsin Qiroatul quran
3 Istianah Mengaji, fikih, akidah
4 Maslikhatul umami Mengaji, doa sehari-hari
5 Irma nur faizah Mengaji
6 Rodhohtul janah Mengaji, thoharoh
7 Nur hafsah Mengaji
8 Nur fitriyana Mengaji, pasholatan, nyanyi
9 Ruqoyah choirul aqidah Mengaji, tajwid
10 Muh ihsan Terbangan
11 Khoironi Terbangan
6. Profil ustadz ustadzah Taman Pendidikan Al-quran Hidayatullah
a. Ustadz Abdul Rochim
Jenis Kelamin : Laki-laki
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Umur : 35 tahun
Status : Sudah Meningkah
Pekerjaan : Tani
Pendidikan Terakhir : MAN
Lama Mengajar : 8 tahun
Pendidikan agama Islam yang pernah diterima:
a) Mengaji di TPA.
b) Belajar mengaji di pondok pesantren mulai umur 15 tahun.
c) Sudah pernah mengikuti training pengajaran.
Bersambung
b. Ustadz Muhsin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 43 tahun
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Guru
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Agama Islam
Lama mengajar : 2 tahun
Pendidikan agama Islam yang pernah diterima:
a) Mengaji di TPA.
b) Belajar mengaji pada orang tua sendiri mulai umur 6 tahun.
c) Sudah pernah mengikuti training pengajaran.
c. Ustadzah Istianah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 33 tahun
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Guru
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Agama Islam
Lama Mengajar : 5 tahun
Pendidikan Islam yang diterima:
a) Mengaji di TPA.
b) Pernah mengikuti training pengajaran.
d. Ustadzah Maslikhatul Utami
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Guru
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Agama Islam
Lama mengajar : 2 tahun
Pendidikan agama Islam yang pernah diterima:
a) Mengaji di TPA.
b) Belajar mengaji agama pada orang tua sendiri, mulai umur
6 tahun.
c) Sudah pernah mengikuti training pengajaran.
e. Ustadzah Irma Nur Faizah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 25 tahun
Daerah Asal : Dsn.Sumber
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : S1 Tadris Bahasa Inggris
Lama Mengajar : 4 tahun
Pendidikan agama Islam yang pernah diterima:
a) Mengaji di TPA.
b) Sudah pernah mengikuti training pengajaran.
f. Ustadzah Roudhotul Janah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 29 tahun
Daerah Asal : Susukan
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Guru
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Agama Islam
Lama mengajar : 3 bulan
Pendidikan agama Islam yang pernah diterima:
a) Sudah pernah mengikuti training pengajaran.
g. Ustadzah Nur Hafsah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 45 tahun
Daerah Asal : Jepara
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : MTs
Lama mengajar : 8 tahun
Pendidikan agama Islam yang telah diterima:
a) Sudah pernah mengikuti training pengajaran.
h. Ustadzah Nur Fitriyana
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 28 tahun
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Guru Paud
Pendidikan Terakhir : SMK
Lama Mengajar : 12 tahun
Pendidikan agama Islam yang telah diterima:
a) Mengaji di TPA.
b) Belajar mengaji pada orang tua sendiri mulai umur 6 tahun.
c) Sudah pernah mengikut training pengajaran.
i. Ustadzah Ruqoyah Khoirul Aqidah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 31 tahun
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SD
Lama mengajar : 1 tahun
Pendidikan agama Islam yang diterima:
a) Mengaji di TPA .
b) Belajar mengaji dan ilmu islam di pondok pesantren.
c) Belajar menghafal Al quran dan sudah hafal.
d) Sudah pernah mengikuti training pengajaran.
j. Ustadz Muh Ihsan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 32 tahun
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Status : Sudah Meningkah
Pekerjaan : Sales
Pendidikan Terakhir : SMA
Lama Mengajar : 3 tahun
Pendidikan agama Islam yang diterima:
a) Mengaji di TPA.
b) Belum pernah mengikuti training pengajaran.
k. Ustadz Khoironi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 59 tahun
Daerah Asal : Dsn. Sumber
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Tani
Pendidikan Terakhir : SD
Lama Mengajar : 1 tahun
Pendidikan agama Islam yang diterima:
a) Mengaji di masjid.
b) Belum pernah mengikuti training pengajaran
7. Kegiatan dan Keadaan Santri
Kegiatan yang dilakukakan santri saat di Taman Pendidikan Al-
Quran mulai masuk jam 14.00 sampai jam 16.30. mengaji dilakukan
mulai jam 14.00 sampai dengan jam 15.00. istirahat jam 15.00 sampai
dengan 15.15, menerima pelajaran sesuai jadwal yang ditetapkan
15.15 sampai jam 16.30. jam 16.00 shalat berjamaah kemudian
dilanjutkan ke pelajaran sampai dengan waktu pulang. Menurut
informasi dari ketua TPA dilihat dari absen santri, dilihat dari tingkat
pendidikan umum kelas 4 sampai dengan kelas 1 sekolah menengah
pertama, Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Santri Taman Pendidikan Al-Quran
Hidayatullah tahun 2015
No Nama Jenis kelamin
L P
1 Aida D
2 Ahmad T
3 Ahmad F
4 Aliya N
5 Aulia I
6 Amelia P
7 Apriyan R
8 Arwidatul L
9 Bayu A
10 Dewi F
11 Dara A
12 Dava
13 Eka F
14 Fian Y
15 Hani W
16 Herwina N
17 Ismawarni
18 Laila S
19 M. Miftahul Huda
20 M. Yaskur
21 Muarifah Ulfa A
22 Mustafid R
23 Nala S
24 Nabila
25 Nurul A
26 Nofriyani D
27 Octavia A
28 Syafik S
B. Penyajian data
Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui
observasi dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk
data guna memperlancar suatu penelitian.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di
Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah.
1. Daftar responden
Adapun daftar responden dari penelitian ini adalah sebagaimana
dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.4
Data responden
No Nama Jenis kelamin
L P
1 Aida D
2 Ahmad T
3 Ahmad F
4 Aliya N
5 Aulia I
6 Amelia P
7 Apriyan R
8 Arwidatul L
9 Bayu A
10 Dewi F
11 Dara A
12 Dava
13 Eka F
14 Fian Y
15 Hani W
16 Herwina N
17 Ismawarni
18 Laila S
19 M. miftahul huda
20 M. Yaskur
21 Muarifah Ulfa A
22 Mustafid R
23 Nala S
24 Nabila
25 Nurul A
26 Nofriyani D
27 Octavia A
28 Syafik S
2. Data jawaban responden
Pengumpulan data tentang kompetensi kepribadian dan perilaku
ihsan, penulis mendistribusikan angket berdasarkan indikator yang
telah dibuat dengan isi 15 item pertanyaan. Adapun hasil penyebaran
angket tersebut dapat dilihat dari tabel 3.5 tentang kompetensi
kepribadian dan tabel 3.6 tentang perilaku ihsan yang penulis sajikan
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil angket tentang kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah
No
Resp
Nomor item angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A A A A A B B B A A A B B A B
2 A A A A A B B B A A A A A A B
3 A A A A A C B C A A A B B A C
4 A A A A A C B C A A A B B A B
5 A A B A A C B B A A B B B A B
6 A A A B A C B B B A B B B A C
7 A A A A A C B B A A A A B A C
8 A A B B A C B C A A B B B A B
9 A A B A A C B C A A A B B A C
10 A A B A A B B C B A A B B B B
11 A A A B A B B C A A A B B A A
12 A A B B A B B C A A A B B B C
13 A A A A A B B A A A A A B A B
14 A A B B A B A C A A B B B B C
15 A A A B A A B B A A A A B A B
16 A A B A A B A A A A B A B B A
17 A A A A A C B C A A A A A A C
18 A A A A A C B B A A A A B A C
19 A A B B A C C B A B A A B B B
Bersambung
20 A A A A A B A B A A A A B A B
21 A A B B A A A A A A A B B A B
22 A A B A A C B A A A B A A A C
23 A A A B A B B A A A A B B A C
24 A A B B A C C B A A B A B B B
25 B A A B A B C C B A A B A B B
26 A A A A A C C C A A A B A A A
27 B A B A A C B C A A A A B A C
28 A A A A A C C C A A A B B A B
Tabel 3.6
Hasil Angket tentang Perilaku Ihsan Santri
No
Resp
Nomor item angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A A A A B A A A A A B A A B B
2 A A A A B A B A A B A A B A B
3 B A B B B B B A A B B A B B B
4 A A B A B B A A A A B A A A B
5 A A B B B B B A A A C B B B B
6 A A A A B B B A A A B A A A B
7 A A B B B B B A A A B A B B B
8 B A B B B B B A A B C B B C B
9 B A B B B B A A A A C A B C B
10 B A B B B B B A A A B B B B B
11 B A B B B B A A A B B A B B B
12 B A B B B B B A A B C B B C B
13 A A B B B B B A A A C A B B B
14 B A B B B B B A A A B B B B B
15 A A B B B B A A A B B B B B B
16 A A B B B B A A A A B B B B B
17 A A B B B B B A A A B B B B B
18 A A B A B B B A A A B A A A A
19 B B B B A A A B B B C B B C B
20 B A A A B B B A A A B B A A B
21 B A B B B B A A A A B B B B B
22 A A B B B B A A A B B B B B B
23 B A B B B B A A A A B A B B B
24 B A B B B B B A A B C B B B C
25 A A B B B B B A A A B A B B B
26 A A B B B B B B A A B B B B B
27 B A B B B B A B A A B B B B B
28 A A A A A B B B A A C A B A B
Bersambung
BAB IV
ANALISIS DATA
Analisis data bertujuan untuk mendapatkan jawaban-jawaban atas
permasalahan-permasalahan yang telah diajukan dalam bab pendahuluan. Adapun
permasalahn-permasalahan tersebut adalah : pertama, Bagaimanakah kompetensi
kepribadian ustadz-ustadzah di Taman Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah,
Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun
2015. Kedua, Bagaimana perilaku ihsan santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an
Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2015. Ketiga, Apakah ada hubungan positif antara kompetensi
kepribadian ustadz-ustadzah terhadap perilaku ihsan di Taman Pendidikan Al-
Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang tahun 2015.
Analisis data terdiri dari 3 bagian yaitu: Analisis masing-masing variabel,
pengujian hipotesis dan pembahasan. Analisis tiap variabel di sini yaitu hubungan
kompetensi kepribadian dan perilaku ihsan santri Taman Pendidkan Al-Qur’an
(TPQ) Hidayatullah tahun 2015. Analisis masing-masing variabel dapat dilakukan
dengan tehnik statistik deskriptif. Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment. Kemudian dilanjutkan dengan
melakukan pembahasan terhadap hasil uji hipotesis yang telah dilakukan.
A. Analisis Deskriptif
Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya akan dilakukan
analisis data dari tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Hubungan kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah
Data tentang kompetensi kepribadian diperoleh dari angket yang
diberikan kepada responden yang terdiri dari lima belas pertanyaan,
masing-masing pertanyaan tersedia tiga pilihan jawaban, dengan bobot
nilai sebagai berikut:
a. Responden yang menjawab A memiliki bobot nilai 3
b. Responden yang menjawab B memiliki bobot nilai 2
c. Responden yang menjawab C memiliki bobot nilai 1
Berikut ini merupakan tabel penyebaran angket penyajian
kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah Taman Pendidikan Al-qur’an
Hidayatullah Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Semarang Tahun 2015.
Tabel 4.1
Hasil angket tentang kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah
No
Resp
Nomor item angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2
2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 3 1
4 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 3 2
5 3 3 2 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2
6 3 3 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 3 1
7 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1
8 3 3 2 2 3 1 2 1 3 3 2 2 2 3 2
9 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 3 1
10 3 3 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2
11 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3
12 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 1
13 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2
14 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 2 2 2 1
15 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2
16 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3
17 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 1
18 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1
19 3 3 2 2 3 1 1 2 3 2 3 3 2 2 2
20 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2
21 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
22 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 1
23 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 1
24 3 3 2 2 3 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2
25 2 3 3 2 3 2 1 1 2 3 3 2 3 2 2
26 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3
27 2 3 2 3 3 1 2 1 3 3 3 3 2 3 1
28 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 2 2 3 2
Untuk mencari lebar interval atau untuk mengkategorikan
kompetensi kepribadian maka penulis bagi menjadi kategori tinggi,
sedang dan rendah dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
:Interval kelas
R : Range
K : Jumlah kelas
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus:
R = H ─ L + 1
Keterangan:
Bersambung
R : Total Range
H : Highest Score (Nilai Tertinggi)
L : Lower Score (Nilai Terendah)
1 : Bilangan Konstan Berdasarkan penelitian ini penulis ajukan 15 pertanyaan, maka
diketahui nilai tertinggi (H) = 45 dan nilai terendah (L) = 15, oleh karen
itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus:
R = H ─ L + 1
= 45 ─ 15 + 1
= 31
Setelah diperoleh nilai R, selanjutnya dicari interval (i) dengan
rumus:
= 10,3 10 (dibulatkan)
Dari data yang dihasilkan dapat ditetapkan atau dikategorikan
sebagai beikut:
35 ─ 45 : kompetensi kepribadian tinggi (A)
25 ─ 34 : kompetensi kepribadian sedang (B)
15 ─ 24 : kompetensi kepribadian rendah (C)
Adapun hasil skor jawaban angket dan kategori tentang
kompetensi kepribadian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil skor angket dan klasifikasi kompetensi kepribadian
No
Resp
Jawaban Skor Total
Skor
Kategori
A B C 3 2 1
1 9 6 0 27 12 0 39 A
2 11 4 0 33 8 0 41 A
3 9 3 3 27 6 3 36 A
4 9 4 2 27 8 2 37 A
5 7 7 1 21 14 1 36 A
6 6 7 2 18 14 2 34 B
7 10 3 2 30 6 2 38 A
8 6 7 2 18 14 2 34 B
9 8 4 3 24 8 3 35 A
10 6 8 1 18 16 1 35 A
11 9 5 1 27 10 1 38 A
12 6 7 2 18 14 2 34 B
13 11 4 0 33 8 0 41 A
14 6 7 2 18 14 2 34 B
15 10 5 0 30 10 0 40 A
16 10 5 0 30 10 0 40 A
17 11 1 3 33 2 3 38 A
18 10 3 2 30 6 2 38 A
19 6 7 2 18 14 2 34 B
20 11 4 0 33 8 0 41 A
21 10 5 0 30 10 0 40 A
22 10 3 2 30 6 2 38 A
23 9 5 1 27 10 1 38 A
24 6 7 2 18 14 2 34 B
25 6 7 2 18 14 2 34 B
26 11 1 3 33 2 3 38 A
27 8 4 3 24 8 3 35 B
28 9 3 3 27 6 3 36 A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden, kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.3
Interval kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah
No Interval Jumlah Responden Kategori
1 35 ─ 45 21 A (Tinggi)
2 25 ─ 34 7 B (Sedang)
3 15 ─ 24 0 C (Rendah)
Jumlah 31
Demikian dapat diketahui bahwa:
a. Untuk kompetensi kepribadian tinggi dengan interval 35 ─ 45
sebanyak 21 responden.
b. Untuk kompetensi kepribadian sedang dengan interval 25 ─ 34
sebanyak 7 responden.
c. Untuk kompetensi kepribadian rendah dengan interval 15 ─ 24
sebanyak 0 responden.
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor
kompetensi kepribadian, penulis mencarinya dengan menggunakan
rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut:
P=
Keterangan:
P : prosentase individu dalam golongan
F : frekuensi
N : jumlah subjek dalam golongan
a. Kategori A (tinggi)
b. Kategori B (sedang)
c. Kategori C (rendah)
Tabel 4.4
Prosentase kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah
Kategori Interval Frekuensi Prosentase
Tinggi 35 ─ 45 21 75%
Sedang 25 ─ 34 7 25%
Rendah 15 ─ 24 0 0 %
Jumlah 28 100 %
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah yang tinggi sebesar 75%, yang
sedang sebesar 25% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan
demikian, kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah Taman Pendidikan
Al-quran Hidayatullah Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Semarang tergolong dalam kategori tinggi yaitu
75%.
2. Perilaku ihsan
Data tentang perilaku ihsan diperoleh dari angket yang diberikan
kepada responden yang terdiri dari lima belas pertanyaan, masing-masing
pertanyaan tersedia tiga pilihan jawaban, dengan bobot nilai sebagai
berikut:
a. Responden yang menjawab A memiliki bobot nilai 3
b. Responden yang menjawab B memiliki bobot nilai 2
c. Responden yang menjawab C memiliki bobot nilai 1
Berikut ini merupakan tabel penyebaran angket penyajian
perilaku ihsan santri Taman Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah Dusun
Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun
2015.
Tabel 4.5
Hasil Angket tentang Perilaku Ihsan Santri
No
Resp
Nomor item angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2
2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2
3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2
4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2
5 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2
6 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2
7 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2
8 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2
9 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 1 2
10 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2
11 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2
12 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2
13 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2
14 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2
15 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2
16 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
17 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2
18 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3
19 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 2
20 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2
21 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
22 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2
23 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2
24 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 1
25 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2
26 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
27 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2
28 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2
Bersambung
Untuk mencari lebar interval atau untuk mengkategorikan
perilaku ihsan maka penulis bagi menjadi kategori tinggi, sedang dan
rendah dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
:Interval kelas
R : Range
K : Jumlah kelas
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus:
R = H ─ L + 1
Keterangan:
R : Total Range
H : Highest Score (Nilai Tertinggi)
L : Lower Score (Nilai Terendah)
1 : Bilangan Konstan Berdasarkan penelitian ini penulis ajukan 15 pertanyaan, maka
diketahui nilai tertinggi (H) = 45 dan nilai terendah (L) = 15, oleh karen
itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus:
R = H ─ L + 1
= 45 ─ 15 + 1
= 31
Setelah diperoleh nilai R, selanjutnya dicari interval (i) dengan
rumus:
= 10,3 10 (dibulatkan)
Dari data yang dihasilkan dapat ditetapkan atau dikategorikan
sebagai beikut:
35 ─ 45 : perilaku ihsan tinggi (A)
25 ─ 34 : perilaku ihsan sedang (B)
15 ─ 24 : perilaku ihsan rendah (C)
Adapun hasil skor, jawaban angket dan kategori tentang perilaku
ihsan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Skor Angket dan Klasifikasi perilaku ihsan
No
Resp
Jawaban Skor Total
skor
Kategori
A B C 3 2 1
1 11 4 0 33 8 0 41 A
2 10 5 0 30 10 0 40 A
3 4 11 0 12 22 0 34 B
4 10 5 0 30 10 0 40 A
5 5 9 1 15 18 1 34 B
6 10 5 0 30 10 0 40 A
7 6 9 0 18 18 0 36 A
8 3 10 2 9 20 2 31 B
9 6 7 2 18 14 2 34 B
10 4 11 0 12 22 0 34 B
11 5 10 0 15 20 0 35 A
12 3 10 2 9 20 2 31 B
13 6 8 1 18 16 1 35 A
14 4 10 1 12 20 1 33 B
15 5 10 0 15 20 0 35 A
16 6 9 0 18 18 0 36 A
17 5 10 0 15 20 0 35 A
18 10 5 0 30 10 1 40 A
19 3 10 2 9 20 2 31 B
20 8 7 0 24 14 0 38 A
21 5 10 0 15 20 0 35 A
22 5 10 0 15 20 0 35 A
23 6 9 0 18 18 0 36 A
24 3 10 2 9 20 2 31 B
25 6 9 0 18 18 0 36 A
26 4 11 0 12 22 0 34 B
27 4 11 0 12 22 0 34 B
28 9 5 1 27 10 1 38 A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden, kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.7
Interval perilaku ihsan santri
No Interval Jumlah Responden Kategori
1 35 ─ 45 17 A (Tinggi)
2 25 ─ 34 11 B (Sedang)
3 15 ─ 24 0 C (Rendah)
Jumlah 28
Demikian dapat diketahui bahwa:
a. Untuk kategori perilaku ihsan tinggi dengan interval 35 ─ 45
sebanyak 17 responden.
b. Untuk kategori perilaku ihsan sedang dengan interval 25 ─ 34
sebanyak 11 responden.
c. Untuk kategori kompetensi kepribadian rendah dengan interval
15 ─ 24 sebanyak 0 responden.
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor
perilaku ihsan santri, penulis mencarinya dengan menggunakan rumus
prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut:
P=
Keterangan:
P : prosentase individu dalam golongan
F : frekuensi
N : jumlah subjek dalam golongan
a. Kategori A (tinggi)
b. Kategori B (sedang)
c. Kategori C (rendah)
Tabel 4.8
Prosentase perilaku ihsan santri
Kategori Interval Frekuensi Prosentase
Tinggi 35 ─ 45 17 60,72%
Sedang 25 ─ 34 11 39,28%
Rendah 15 ─ 24 0 0 %
Jumlah 28 100 %
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
perilaku ihsan santri yang tinggi sebesar 60,72%, yang sedang sebesar
39,28% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian,
perilaku ihsan santri Taman Pendidikan Al-quran Hidayatullah Dusun
Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
tergolong tinggi yaitu 60,72%.
B. Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini peneliti melakukan analisis data untuk membuktikan
diterima atau tidaknya hipotesis yang peneliti ajukan sebelumnya yaitu: ada
hubungan positif antara kompetensi kepribadian ustad-ustadzah terhadap
perilaku ihsan santri Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah Dusun
Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun
2015.
Terlebih dahulu penulis mencari ada tidaknya pengaruh antara variabel
yaitu kompetensi kepribadian (variabel X) dan perilaku ihsan santri (variabel
Y) dengan menggunakan rumus product moment. Hasil perhitungan
menghasilkan nilai r.
Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan
dengan rtabel. Nilai r tabel untuk sampel 28 dengan taraf signifikansi 1% yaitu
0,478 dan taraf signifikansi 5% yaitu 0,374. Jika rhitung> rtabel maka terdapat
pengaruh positif antara variabel x dan y. Jika rhitung < rtabel maka terdapat
pengaruh negatif antara variabel x dan y. Sedangkan perhitungan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
rxy=
( )( )
√{ ( )
}{
( )
}
Keterangan:
rxy : Koefisien hubungan antara variabel X dan variabel Y
X : Jumlah variabel X
Y : Jumlah variabel Y
∑X2: Kuadrat dari varibel X
∑Y2:Kuadrat dari variabel Y
N : Banyaknya sample penelitian
XY : Product dari variabel X dan Y
∑ : Jumlah
Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabel untuk mencari hubungan antara kompetensi
keprobadian terhadap perilaku ihsan santri Taman Pendidikan
Al-Quran Hidayatullah Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Semarang tahun 2015.
2. Mencari X, Y, X2, Y
2 dengan cara mengalikannya.
3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada ke dalam rumus
product moment angka kasar.
Tabel nilai-nilai r product moment
N Taraf Signi N Taraf Signi N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
1 ------ ------ 26 0.388 0.496 55 0.266 0.345
2 ------ ------ 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
3 0.997 0.999 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
4 0.950 0.990 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
5 0.878 0.959 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
6 0.811 0.917 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
7 0.754 0.874 32 0.349 0.449 85 0.213 0.278
8 0.707 0.834 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270
9 0.666 0.798 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263
10 0.632 0.765 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
11 0.602 0.735 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230
12 0.576 0.708 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210
13 0.553 0.684 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194
14 0.532 0.661 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181
15 0.514 0.641 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
16 0.497 0.623 41 0.308 0.398 400 0.098 0.128
17 0.482 0.606 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
18 0.468 0.590 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
19 0.456 0.575 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
20 0.444 0.561 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
21 0.433 0.549 46 0.291 0.376 900 0.065 0.086
22 0.423 0.537 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
23 0.413 0.526 48 0.284 0.368
24 0.404 0.515 49 0.281 0.364
25 0.396 0.505 50 0.279 0.361
Tabel 4.9
Bersambung
koefisiensi kompetensi kepribadian terhadap perilaku ihsan santri
Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah
No
Respo
X Y X² Y² X.Y
1 39 41 1521 1681 1599
2 41 40 1681 1600 1640
3 36 34 1296 1156 1224
4 37 40 1369 1600 1480
5 36 34 1296 1156 1224
6 34 40 1156 1600 1360
7 38 36 1444 1296 1368
8 34 31 1156 961 1054
9 35 34 1225 1156 1190
10 35 34 1225 1156 1190
11 38 35 1444 1225 1330
12 34 31 1156 961 1054
13 41 35 1681 1225 1435
14 34 33 1156 1089 1122
15 40 35 1600 1225 1400
16 40 36 1600 1296 1440
17 38 35 1444 1225 1330
18 38 40 1444 1600 1520
19 34 31 1156 961 1054
20 41 38 1681 1444 1558
21 40 35 1600 1225 1400
22 38 35 1444 1225 1330
23 38 36 1444 1296 1368
24 34 31 1156 961 1054
25 34 36 1156 1296 1224
26 38 34 1444 1156 1292
27 35 34 1225 1156 1190
28 36 38 1296 1444 1368
Jumlah 1036 992 38496 35372 36798
Dari tabel di atas diketahui:
∑X : 1036
∑Y : 992
∑X2
: 38496
∑Y2
: 35372
∑XY : 36798
N : 28
Data-data yang telah diketahui tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam rumus product moment:
rxy=
( )( )
√{ ( )
}{
( )
}
rxy=
( )( )
√{ ( )
}{
( )
}
rxy=
√{
}{
}
rxy=
√* +* +
rxy=
√* +* +
rxy=
√
rxy=
rxy 0.488 C. Pembahasan
Di sini penulis akan memaparkan pembahasan masalah-masalah yang
ditanyakan pada bab sebelumnya yaitu:
1. Kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah di Taman Pendidikan Al-Qur’an
Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2015?
Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa
variabel Kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah di Taman Pendidikan
Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang tahun 2015 berturt-turut adalah sebagai berikut:
rendah 0% terletak pada interval 15-24 dengan jumlah 0 responden,
sedang 25% terletak pada interval 25-34 dengan jumlah 7 responden dan
tinggi 75% terletak pada interval 35-45 dengan jumlah 21 responden .
Dari uraian di atas tentang persentasi masing-masing kategori, terlihat
bahwa mayoritas responden berada pada kategori tinggi yakni 21
responden(75%) terletak pada interval 35-45. Dengan demikian dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa Kompetensi kepribadian ustadz-
ustadzah di Taman Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber
Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2015 berada
pada kategori tinggi.
2. Perilaku ihsan santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun
Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun
2015.
Berdasarkan analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa variabel
Perilaku ihsan santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah,
Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
tahun 2015 berturt-turut adalah sebagai berikut: rendah 0% terletak pada
interval 15-24 dengan jumlah 0 responden, kategori sedang 39,28%
terletak pada interval 25-34 dengan jumlah 11 responden dan tinggi
60,72% terletak pada interval 35-45 dengan jumlah 17 responden .
Dari uraian di atas tentang persentasi masing-masing kategori, terlihat
bahwa mayoritas responden berada pada kategori tinggi yakni 17
responden(60,72%) terletak pada interval 35-45. Dengan demikian dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa Perilaku ihsan santri di Taman
Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2015 berada pada
kategori tinggi.
3. Hubungan kompetensi ustadz-ustadzah terhadap perilaku ihsan di Taman
Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2015.
Telah ditentukan sebelumnya bahwa nilai(rxy) hasil perhitungan
selanjutnya akan dikonsultasikan dengan rtabel. Jika rhitung >rtabel, berarti hasil
perhitungan antara variabel X dan Y ada hubungan yang positif dan
signifikan antara kompetensi ustadz-ustadzah terhadap perilaku ihsan di
Taman Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2015. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan penelit o diterima.
Jika rhitung < rtabel berarti hasil perhitungan antara variabel X dan Y berarti
tidak signifikan antara kompetensi ustadz-ustadzah terhadap perilaku ihsan
di Taman Pendidikan Al-Qur’an Hidayatullah, Dusun Sumber Desa
Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2015. Dengan
demikian hipotesis yang peneliti ajukan ditolak.
Setelah data dianalisis, diperoleh nilai rxy 0,488. Kemudian nilai tersebut
dikonsultasikan dengan tabel r, jumlah responden 28 santri dan dengan
taraf signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar 0,374 dengan demikian nilai
rxy 0,488 > rtabel 0,374 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai
sebesar 0,478, dengan demikian nilai rxy 0,488 > rtabel 0,478. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Ho (hipotesis kerja) diterima. Dengan
demikian terdapat hubungan yang positif antara kompetensi ustadz-
ustadzah terhadap perilaku ihsan di Taman Pendidikan Al-Qur’an
Hidayatullah, Dusun Sumber Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang tahun 2015.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil
kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya
yakni: untuk mengetahui hubungan yang positif antara kompetensi
kepribadian (X) dan perilaku ihsan santri (Y) di Taman Pendidikan Al-Quran
Hidayatullah Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten
Semarang Tahun 2015, maka setelah diadakan perhitungan menunjukkan:
1. Kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah Taman Pendidikan Al-Quran
Hidayatullah tahun 2015, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar
75%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 25%, dan yang
berada dalam ketegori rendah sebesar 0% , dengan demikian, kompetensi
kepribadian ustadz-ustadzah Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah
Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
tahun 2015 tergolong tinggi yaitu sebesar 75%.
2. Perilaku ihsan santri Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah tahun
2015, yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 17 santri dengan
persentase 60,67%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebanyak
11 santri dengan persentase 39,28%, dan yang berada dalam kategori
rendah sebesar 0%, dengan demikian, perilaku ihsan santri Taman
Pendidikan Al-Quran Hidayatullah Dusun Sumber, Desa Timpik,
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun 2015 tergolong dalam
kategori tinggi yaitu sebesar 60,67%.
3. Adapun hubungan antara kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah
terhadap perilaku ihsan santri Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah
Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
tahun 2015. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan
positif antara kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah terhadap perilaku
ihsan santri Taman Pendidikan Al-Quran Hidayatullah Dusun Sumber,
Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun 2015 dapat
diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai rxyhitung lebih besar dari rxytabel
pada taraf signifikansi 5% yaitu rhitung= 0.488 > rtabel = 0.374 dan pada taraf
signifikansi 1% yaitu rxy= 0.488 > rtabel = 0.478.
B. Saran-saran
Sesuai dengan tujuan penulisan ini, penulis menaruh harapan terhadap
semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang
tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi ketua Taman Pendidikan Al-Quran
Hidayatullah, ustadz-ustadzah dan santri Taman Pendidikan Al-quran
Hidayatullah Dusun Sumber, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten
Semarang tahun 2015.
1. Bagi ustadz-ustadazah, agar lebih meningkatkan kompetensi
kepribadian sehingga santri dapat mencontoh setiap apa yang
dilakukan ustadz-ustadzah dengan demikian perilaku santri akan lebih
baik lagi.
2. Bagi santri, hendaknya lebih memperhatikan apa yang di sampaikan
ustadz-usatdzah sehingga bisa lebih baik lagi baik dalam perilaku
maupun dalam menerima materi.
3. Bagi ketua Taman pendidikan Al-Quran Hidayatullah, agar selalu
memberikan pengarahan kepada ustad-ustadzah untuk lebih disiplin
dan semangat lagi dalam membimbing santri.
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang maha pengasih dan
maha penyayang atas terselesainya skripsi ini. Shalawat serta salam kepada
rasulullah SAW yang menjadi sauri tauladan sekaligus mampu mengubah dan
membentuk umat menuju akhlaq mulia.
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, abu dan sholeh, munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Ahmadi, wahid. 2004. Risalah Akhlak Panduan Muslim Modern. Solo: Era
Intermedia.
Ali, Muhammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Asmani, jamal ma’ruf. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan Dan
Profesional. Jogjakarta: Power Book (IHDINA).
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. jakarta: PT Rajagrafindo persada.
Departemen agama RI.2007.Al-Hikmah Al-Qur’an dan terjemahanya.jakarta: CV
Penerbit Diponegoro
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Fachruddin, Hs. 1985. Membentuk Moral (Bimbingan Al-Quran). Jakarta: Bina
Aksara.
Fachrurrozy, Moh. 2004. Kunci Ibadah (Panduan Sholat Lengkap). Jakarta:
Pustaka Amani.
Fatkhurohman, pupuh dan sutikno, sobry. 2007. Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep
Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metode Research 1. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi, UGM.
Ilyas, yanuar. 2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Koentjaranigrat. 2011. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Koswara,E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Jakarta: PT Eresco.
Materi Ujian Komprehensif PAI.Stain Salatiga Press 2015.
Margono.S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan : Komponen MKDK.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nanang, Martono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi Dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta : Rajawali Pers.
Wibowo, Agus dan Hamrin. 2012. Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
WJS Poerwodarminto. 1982. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Yusuf, ahmadi dan nurihsan, juntika, ahmad. 2008. Teori Kepribadian. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nama:
Pengantar
1. Angket ini untuk mengetahui adakah Hubungan Kompetensi Kepribadian
Ustadz-Ustadzah Terhadap Perilaku Ihsan Santri pada santri Taman
Pendidikan Al-Quran tahun 2014/2015.
2. Jawaban dalam angket ini tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah,
oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda.
3. Jawaban anda sangat berarti dalam penyusunan data penelitian skripsi
untuk menyelesaikan studi.
4. Atas bantuan dan kerjasama yang baik disampaikan terimakasih.
Petunjuk Pengisian Angket
1. Tulislah identitas anda pada kanan atas, rahasia terhadap jawaban yang
telah anda pilih akan dijamin dengan semestinya.
2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan di bawah ini, kemudian pilihlah
satu jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberikan tanda
silang (X) pada huruf a,b, atau c yang dianggap paling tepat.
A. Angket tentang kompetensi kepribadian ustadz-ustadzah
1. Ketika ustadz atau ustadzah berhalangan hadir mengajar,apakah
ada tugas yang diberikan ?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Ketika selesai mengajar apakah ustadz atau ustadzah menghapus
papan tulis?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Ketika jam TPA dimulai, apakah ustadz atau ustadzah datang tepat
waktu?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Apakah ustadz atau ustadzah berlaku adil saat memberi nilai
santiwan-santriwatinya?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Ketika mengajar mengaji apakah ustadz atau uztadzah menyimak
ngaji, selalu adil berdasarkan nomor urut hadir santri?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Pada saat ustadz atau ustadzah menyimak anda, ketika salah dalam
mengaji apakah ustad atau ustadzah membentak anda?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Saat proses mengaji berlangsung, ketika ada seorang santri yang
membuat keributan di TPA, apakah ustadz atau ustadzah
membentak keras?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Ketika ada santri yang tidak memakai busana muslim apakah
ustadz atau ustadzah memarahi santri tersebut?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Ketika mengajar di TPA apakah ustadz atau ustadzah berpakaian
rapi dan bersih?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Ketika mengajar mengaji atau saat menerangkan materi apakah
ustadz atau ustadzah dalam menyampaikan maupun
menginggatkan santri dengan kata-kata yang tidak menyakiti hati?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
11. Ketika ustadz atau ustadzah bertemu santrinya, apakah menegur
dengan cara yang baik dan lembut?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
12. Ketika santri mengalami kesulitan dalam memahami materi saat
TPA apakah ustadz atau ustadazah mengajak berdiskusi?
a. Selalu b. Kadang-kandang c. Tidak pernah
13. Berkaitan kedekatan dengan santrinya, apakah ustadz-ustadzah
sering ngobrol bersama ketika ada waktu luang?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
14. Pada saat menyampaikan materi, apakah ustadz atau ustadzah
menyampaikan materi dengan tegas dan semangat?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15. Ketika ada santri yang tidak membawa kartu mengaji saat TPA,
apakah ustadz-ustadzah menegur dengan tegas?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
B. Angket tentang perilaku ihsan santri
1. Apakah anda menjalankan segala yang diperintah dan menjauhi
segala larangan Allah?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Apakah anda mengingat Allah dalam setiap perbuatan yang ingin
dilakuakan ?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Apakah anda menerima dengan lapang dada ketika ustadz-ustadzah
datang terlambat?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Apakah anda tidak mengharap imbalan ketika membantu teman
yang mendapat musibah?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Apakah anda mengucapakan hamdalah ketika mendapat nilai yang
baik?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Apakah anda memuji Allah ketika melihat keindahan alam?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Ketika orang tua menyuruh anda apakah anda langsung
mengerjakannya?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Ketika orang tua menasehati apakah anda mendengarkanya?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Apakah anda mendoakan orang tua setiap selesai shalat?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Ketika hendak bepergian apakah anda selalu mencium tangan
kedua orang tua?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
11. Ketika bertemu dengan teman apakah anda mengucapkan salam?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
12. Ketika hendak masuk atau keluar rumah apakah anda mengucap
salam?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
13. Ketika teman anda meminta menyimakkan saat mengaji apakah
anda mau menyimakkan?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
14. Ketika teman anda sakit apakah anda menengoknya?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15. Ketika anda ditanya keras oleh teman anda secara tidak sengaja,
apakah anda menjawab dengan keras?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Yuli Hastuti
NIM : 111 11 050
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prodi : PAI
Dosen PA : M. Gufron, M.Ag
No Nama Kegiatan Tanggal Keterangan Nilai
1 OPAK “Revitalisasi Gerakan
Mahasiswa Di Era Modern Untuk
Kejayaan Indonesia” (DEMA)
20-22 Agustus
2011 Peserta 3
2
Membangun Mahasiswa Cerdas
Emosi, Spiritual, Dan Intelektual
Melalui Achievement Motivation
Training (AMT)
23 Agustus 2011 Peserta 2
3 Menemukan Muara Sebagai
Mahasiswa Rahmatan Lil Alamin 24 Agustus 2011 Peserta 2
4 Seminar Entrepreneurship dan
Koperasi 25 Agustus 2011 Peserta 2
5 User Education (Pendidikan
Pemakai)”
20 September
2011 Peserta 2
6
Seminar Regional “Meningkatkan
Nasionalisme Ditengah Goncangan
Disintegrasi dan Pengikisan
Ideologi Nasional”
26 Oktober 2011 Peserta 4
7
Seminar Keperempuanan Korps
HMI-Wati (Kohati) Salatiga “
Jilbab Perspektif Agama Dan
Sosial”
04 November
2011 Peserta 2
8 Daurah Mar’atus Shalihah (DMS)
“Let’ S Be An Inspiring Women”
26 November
2011 Peserta 2
9
Public Hearing “Meningkatkan
Kepekaan dan Transparansi Kinerja
Lembaga Menuju Kampus yang
Amanah”
27 Maret 2012
Peserta 2
10 Training Pembuatan Makalah 13 Oktober 2012 Peserta 2
11
Tafsir Tematik Dalam Upaya
Menjawab Persoalan Israil Dan
Palestina.
01 Desember
2012
Peserta 2
12
Seminar Nasional “Ahlussunah
Waljamaah Dalam Perspektif Islam
Indonesia”
26 Maret 2013
Peserta 8
13
Public Hearing “Optimalisasi
Kinerja Lembaga Melalui Kritik
Dan Saran Mahasiswa”
02 April 2013
Peserta 2
14
Komitmen Politik Islam dalam
Menata Arah Masa Depan Bangsa
Indonesia
15 Maret 2014
Peserta 2
15
Talk Show “How to be a
Successfull Creative Preneur to
Face Asean Economic Community
2015”
07 April 2014
Peserta 2
16 Seminar Nasional
“Enterpreneurship”
16 November
2014 Peserta 8
17 Seminar Kewirausahaan “Meraih
Kesuksesan dengan Berwirausaha”
21 Desember
2014 Peserta 2
18
Seminar Nasional “Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas Asean”
27 April 2015
Peserta 8
19
Daurah Mar’atus Sholihah(DMS)
“Aktualisasi Dakwah dalam
Membentuk Generasi yang
Bertaqwa, Berilmu, dan Berakhlaq
Mulia”
04 Mei 2015
Peserta
2
20
Bedah Buku “Aktualisasi Dakwah
dalam Membentuk Generasi yang
Bertaqwa, Berilmu, dan Berakhlak
Mulia”
05 Mei 2015
Peserta 2
21
Seminar Nasional “ Mencegah
Generasi Pemuda Islam dari
Pengaruh Radiklisme ISIS”
06 Mei 2015
Peserta 8
22
Seminar Nasional “ Understanding
the World by Understanding the
Language and the Culture”
04 Juni 2015
Peserta 8
23 Workshop terapi hati 05 Juni 2015 Peserta 2
24
Seminar Nasional “Aktualisasi
Bahasa Arab untuk Membentuk
Karakter Bangsa yang
Bermartabat’’
10 juni 2015
Peserta 8
25 Sosialisasi Program Pendewasaan
Usia Perkawinan (PUP)
12 Juni 2015
Peserta
2