Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA SUAMI-ISTRI
DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG BEKERJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Bonifasia Agiesta Dwiningtyas
119114050
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Smile Like You’ve Never Cried”
(Pinterest)
“Don’t Stop Keep Going”
(H&M)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk,
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menjadi kekuatan dalam
doaku selama ini.
Kedua orangtuaku, separuh jiwaku, Papa Anetus Benor dan Mama Puji
Winastuti yang tidak pernah berhenti memberi semangat, selalu mendukung
dalam doa maupun perkataan dan materi yang terus mengalir, walau adek selalu
gusar dalam diam menghadapi semuanya.
Terima kasih sudah selalu mengerti dan menguatkan adek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA SUAMI-ISTRI
DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG BEKERJA
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Bonifasia Agiesta Dwiningtyas
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi inetrpersonal
dengan kepuasan perkawinan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah istri yang bekerja dengan rentang usia
21 – 40 tahun. Data penelitian ini diungkap menggunakan skala adaptasi Measurement of Marital
Communication atau MCI dan skala adaptasi ENRICH Marital Satisfaction atau EMS, yang
keduanya disusun dengan teknik likert. Nilai alpha cronbach’s pada skala MCI sebesar α = 0.555
dan pada skala EMS sebesar α = 0.449. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
korelasi product moment Pearson dan diperoleh nilai korelasi sebesar 0.453 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.005). Hal berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan perkawinan pada istri yang bekerja.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Kepuasan Perkawinan, Istri Bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP OF THE INTERPERSONAL COMMUNICATION
AND MARITAL SATISFACTION OF WORKING WIVES
Psychology Faculty
Sanata Dharma University
Bonifasia Agiesta Dwiningtyas
ABSTRACT
This research aimed to understand relations between interpersonal communication and
marital satisfaction of working wives. The type of this research was quantitative correlational
research. The subjects of this study were wives who are actively working in the age range of 21 –
40 years old. Data were collected by MCI and EMS scale using Likert technique. Alpha
Cronbach’s result of both scale was α = 0.555 and α = 0.449. The data was analyzed by using the
Pearson product moment correlation and was found that the correlation values was 0.453 with a
significant value of 0.000 (p < 0.05). This finding means there is a positive and significant
relationship between interpersonal communication and marital satisfaction of working wives.
Keyword : Interpersonal Communication, Marital Satisfaction, Working Wives.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan penyertaan-Nya yang tak berkesudahan selama proses penulisan,
pelaksanaan, hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama
proses penulisan skripsi ini ada banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
yang dengan tulus membantu penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
peneliti hendak mengucapkan terimakasi kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, M.App., Ph.D. selaku Ketua
Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dan Dosen Pembimbing Akademik.
3. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang sudah mau mendengarkan keluh kesah dalam mengerjakan
skripsi dan terutama sudah membimbing penulis dengan sabar dari awal
hingga selesai. Semoga selalu diberikan kesehatan dan diberkati dalam
setiap hal yang dikerjakan.
4. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. dan Ibu Ratri Sunar Astuti,
S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji skripsi atas saran dan masukan yang
membantu untuk menjadi lebih baik. Semoga selalu diberikan kesehatan dan
menjadi berkat bagi sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah memberikan banyak pelajaran, pengetahuan, dan pengalaman
hidup selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semoga selalu menjadi berkat bagi
orang lain.
6. Segenap staf Sekertariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membantu melancarkan proses pembelajaran selama
masa studi dan menyelesaikan administrasi skripsi di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Orang tuaku, Papa Anetus Benor, S.P. dan Mama Puji Winastuti, terima
kasih atas segenap cinta dan kasih sayang yang selalu mama papa berikan.
Terima kasih untuk kesabaran, dukungan, dan doa yang begitu berarti
hingga adek dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan Yesus selalu
memberikan kesehatan dan berkat yang tiada henti untuk mama papa. Tuhan
Yesus memberkati.
8. Kakakku Lidwina Berty Tamara, S.E., Ak. dan adikku Julius Ariel Putra,
terima kasih karena kalian telah menjadi saudara yang selalu mendukung
apa yang adek kerjakan. Terima kasih juga untuk mas Christopher Agni
Sonntag, S.E. yang selalu meberikan semangat.
9. Keponakanku Gemma Carlotta Sonntag yang seperti teman bermain di
rumah, terima kasih telah menjadi sumber kecerian dan kebahagiaan seisi
rumah. Bertumbuhlah dalam Tuhan. Tuhan memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Seluruh keluarga besarku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, terima
kasih atas segala bentuk dukungan yang diberikan.
11. Keluarga Om Drs. Djoko Wahjono, M.M. , Tante Margareta Siyamini, Dek
Bernadea Linawati, dan Heinrich Satriawan, S.Psi. terima kasih atas
perhatian, dukungan, dan doanya. Tuhan selalu menyertai.
12. Teman-teman angkatan 2011 Fakultas Psikologi Sanata Dharma
Yogyakarta.
13. Teman-teman grup garap bareng; R.R Putri Tenis, Anak Agung Ayu
Taragita Putri, Dianasia Kusumaningtyas, Endah Febiana Gunawan, dan
yang sudah sarjana terlebih dahulu Ignasia Keke Ode Naomi, S.Psi. dan Tuti
Mariana Damanik, S.Psi. Terima kasih untuk canda tawa disela waktu yang
mendesak ini, membantu menjawab pertanyaan perintilan-perintilan
berharga dan selalu support each other!. God Bless.
14. Teman dari masa SMA, Veronika Imanuel, S.Psi. yang selalu bilang “ayok”
kalau diajak apa pun, terima kasih sudah selalu mendukung.
15. To Bonaventura Brilliant Alfa Dinar, S.Pd. and Angga K. Herlambang,
S.Pd. thanks for you both !
16. Semua pihak yang tiada henti telah mendukung saya dengan caranya
masing-masing, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
karena itu dengan senang hati penulis akan menerima segala kritik dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi
semua pihak yang membacanya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................ ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
1. Manfaat Teoretis ................................................................... 10
2. Manfaat Praktis ..................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 12
A. Kepuasan Perkawinan ................................................................. 12
1. Definisi Kepuasan Perkawinan ............................................ 12
2. Aspek Kepuasan Perkawinan ............................................... 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan ............. 17
B. Komunikasi Interpersonal ........................................................... 19
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal ................................ 19
2. Dampak Komunikasi dalam Perkawinan ........................... 20
C. Istri Bekerja ................................................................................. 21
1. Pengertian Bekerja ............................................................. 21
2. Istri Bekerja ........................................................................ 23
D. Dinamika Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan
Kepuasan Perkawinan pada Istri yang Bekerja ........................... 25
E. Kerangka Penelitian .................................................................... 27
F. Hipotesis ..................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 29
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 29
B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................... 29
C. Definisi Opersional ..................................................................... 29
1. Komunikasi Interpersonal .................................................. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Kepuasan Perkawinan ........................................................ 30
D. Subjek Penelitian ........................................................................ 31
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data........................................... 31
1. Metode Pengumpulan Data ............................................. 31
2. Alat Pengumpulan Data ................................................... 32
a. Measurement of Marital Communication ................ 32
b. ENRICH Marital Satisfaction .................................. 35
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................... 36
1. Validitas Alat Ukur ............................................................ 35
a. Measurement of Marital Communication ................ 37
b. ENRICH Marital Satisfaction .................................. 37
2. Reliabilitas Alat Ukur ...................................................... 37
a. Measurement of Marital Communication ................ 38
b. ENRICH Marital Satisfaction .................................. 39
H. Metode Analisis Data .................................................................. 39
1. Uji Asumsi ....................................................................... 39
a. Uji Normalitas .......................................................... 39
b. Uji Linearitas ............................................................ 40
2. Uji Hipotesis .................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 42
A. Persiapan Penelitian .................................................................... 43
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 43
C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................. 43
2. Deskripsi Data Penelitian ................................................ 45
D. Kategorisasi ................................................................................. 46
E. Analisis Data Penelitian .............................................................. 49
1. Uji Asumsi ........................................................................ 49
a. Uji Normalitas .......................................................... 50
b. Uji Linearitas ............................................................ 50
2. Uji Hipotesis .................................................................... 51
F. Pembahasan ................................................................................ 53
BAB V PENUTUP .................................................................................. 56
A. Kesimpulan ................................................................................ 56
B. Saran ........................................................................................... 56
1. Bagi Subjek Penelitian .................................................... 56
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 58
LAMPIRAN ........................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran Item Skala MCI ............................................................ 33
Tebel 2 Skor Skala MCI .......................................................................... 34
Tabel 3 Sebaran Item Skala EMS ........................................................... 35
Tabel 4 Skor EMS .................................................................................. 36
Tabel 5 Reliabilitas Skala MCI ............................................................... 38
Tabel 6 Reliabilitas Skala EMS .............................................................. 39
Tabel 7 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia ........................................... 44
Tabel 8 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia Perkawinan ....................... 44
Tabel 9 Deskripsi Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................. 45
Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian ......................................................... 46
Tabel 11 Norma Kategorisasi.................................................................. 47
Tabel 12 Kategorisasi Skala MCI ........................................................... 48
Tabel 13 Kategorisasi Skala Kepuasan Perkawinan ............................... 49
Tabel 14 Hasil Uji Normalitas ................................................................ 50
Tabel 15 Hasil Uji Linearitas .................................................................. 51
Tabel 16 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala MCI dan Skala EMS .............................................. 65
Lampiran 2 Hasil Reliabilitas Pada Skala MCI .................................. 75
Lampiran 3 Hasil Reliabilitas Pada Skala EMS .................................. 77
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ........................................................ 79
Lampiran 5 Hasil Uji Linieritas .......................................................... 80
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis........................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum, manusia memiliki sifat dasar untuk mencari dan
menemukan lawan jenis kemudian menjadikannya pasangan hidup. Ketika
seseorang sudah menemukan pasangan hidupnya, mereka akan
melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius yaitu perkawinan.
Perkawinan merupakan ikatan emosional antar dua orang untuk
berbagi kedekatan secara emosional, fisik, tugas, dan sumber ekonomi
(Olson dan DeFrain, 2003). Selain itu, menurut Lemme (1995) perkawinan
adalah hubungan timbal balik antar pasangan yang berdasarkan pada
emosi, kekeluargaan dan ketergantungan dalam hal seksual. Perkawinan
yang sah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974,
pasal 1 “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Menjalani kehidupan perkawinan, pasangan suami istri akan berusaha
untuk mengelola rumah tangganya, seperti menyesuaikan diri dan bekerja
sama dengan pasangan hidupnya (Havighurst, dalam Newman &
Newman, 2012). Namun, terdapat hal yang berlaku secara umum dalam
masyarakat, yaitu pembagian peran secara tradisional antara pria sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
suami dan wanita sebagai istri. Pembagian peran tersebut antara lain,
wanita mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
peran secara domestik dengan mengurus pekerjaan rumah tangga, seperti
menyiapkan kebutuhan sehari-hari bagi suami dan anaknya, sedangkan
pria memiliki peran menjadi kepala rumah tangga yang diharapkan dapat
melindungi anggota keluarga, dan mencari nafkah guna memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga sehari-hari (Nilam, 2009).
Dewasa ini, pembagian peran secara tradisional di Indonesia telah
bergeser seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan
ekonomi yang terus meningkat. Sehingga wanita, dalam hal ini adalah
istri, ikut berperan dalam mencari nafkah dengan harapan dan tujuan untuk
menambah penghasilan keluarga (Nilam, 2019). Hal ini didukung dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2017 tercatat 55,04 persen
wanita yang bekerja, data ini mengalami kenaikan dibanding pada tahun
2016 tercatat 52,71 persen wanita bekerja (Tempo, 2017). Kenaikan
tersebut mengindikasikan bahwa kesempatan kerja pada wanita semakin
besar dan seimbang antara laki-laki dan wanita.
Fakta mengenai peningkatan jumlah angkatan kerja dapat berdampak
pada kehidupan perkawinan bagi istri yang bekerja. Hal tersebut karena
istri yang bekerja akan memiliki dua peran sebagai ibu rumah tangga dan
sebagai wanita yang bekerja di luar rumah. Peran ganda yang dijalani oleh
wanita yang sudah menikah dalam bekerja dan mengurus keluarga
menuntut lebih banyak waktu serta energi untuk memenuhi tanggung
jawab pada masing-masing peran tersebut (Greenhaus, Parasuraman &
Collins, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tanggung jawab dan permasalahan tentu akan muncul pada istri yang
memiliki dua peran. Hal ini dijelaskan oleh Greenhaus, Parasuraman &
Collins (2003) bahwa pekerjaan yang dijalani oleh wanita secara tidak
langsung memberikan pengaruh kepada keluarga. Selain itu Senecal,
Vallerand, & Guay (dalam Baron dan Byrne, 2005) menambahkan bahwa
istri yang bekerja dapat berpotensi mengalami konflik antara motivasi
untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan motivasi mengurus keluarga
secara baik pula. Hal ini didukung oleh Alteza & Hidayati (2011) yang
menyatakan bahwa konflik dalam perkawinan memiliki potensi yang lebih
besar ditimbulkan oleh istri yang bekerja dibandingkan dengan istri yang
tidak bekerja.
Masalah mendasar pada keluarga dengan istri yang bekerja adalah
keterbatasan waktu dalam melakukan kewajiban dan tanggung jawab
terhadap keluarga maupun pekerjaan. Hal tersebut karena adanya tuntutan
di dua tempat, yaitu lingkungan rumah dan tempat mereka bekerja
(Hashmi dkk., 2007). Dengan demikian, hal tersebut dapat berpengaruh
pada hubungan suami istri yang dapat menjadi tegang bagi wanita yang
turut serta bekerja dan dapat meningkatkan ketidakpuasan bagi wanita itu
sendiri karena beban tugas tanggung jawab yang dijalankan terlalu berat
(Hurlock, 1999).
Konflik yang berlarut-larut dihadapi dan tidak terselesaikan dapat
menjadi sumber menurunnya kepuasan dalam perkawinan, pekerjaan,
hidup, maupun meningkatkan distres yang berakibat buruk bagi kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan kesejahteraan keluarga (Barnes, Frone, Russell, 1996). Afni &
Indrijati (2012) menjelaskan bahwa konflik yang terjadi menjadi salah satu
indikator adanya ketidakpuasan dalam perkawinan. Hal tersebut dapat
mengakibatkan adanya dampak negatif dalam kehidupan perkawinan itu
sendiri, salah satu dampak paling parah yang ditimbulkan ialah adanya
perceraian, karena perceraian kerap dianggap sebagai keputusan atau
solusi terbaik dalam menyelesaikan persoalan dalam perkawinan. Hal ini
didukung dari pendapat Afni & Indrijati (2011) bahwa individu yang
merasa tertekan secara lahir dan batin akhirnya akan memutuskan untuk
bercerai
Berdasarkan dari Data Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah
Agung RI tahun 2010 mengungkapkan bahwa selama tahun 2005 hingga
2010 rata-rata satu dari sepuluh pasangan yang menikah berakhir dengan
perceraian. Hal ini didukung dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia tahun 2014 tercatat 344.237 kasus talak dan cerai, data ini
mengalami kenaikan pada tahun 2015 tercatat 347.256 kasus talak dan
cerai terjadi. Data yang telah diperoleh tersebut mengungkapkan sebanyak
70 persen terjadinya perceraian diawali oleh istri atau gugat cerai dengan
alasan tertinggi ketidakharmonisan (BKKBN Online, 2012), hal tersebut
menyebabkan ketidakpuasan dalam perkawinan.
Perceraian merupakan salah satu indikasi menurunnya kepuasan
dalam menjalani hubungan perkawinan. Hal ini didukung dari pendapat
Hurlock (1999), bahwa perceraian merupakan puncak dari ketidakpuasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam perkawinan dan terjadi jika suami dan istri sudah tidak mampu
untuk saling melayani, saling memuaskan dan menyelesaikan masalah
yang dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Tingginya angka
perceraian tentunya ingin dihindari setiap pasangan suami istri, sehingga
pentingnya kepuasan perkawinan untuk mencapai keberhasilan dalam
kehidupan perkawinan.
Setiap pasangan yang menjalani kehidupan perkawinan tentunya
mengharapkan tercapainya kebahagiaan yang ditandai dengan adanya
kepuasan dalam perkawinan. Kepuasan perkawinan tiap pasangan
ditentukan oleh tingkat terpenuhinya kebutuhan, harapan dan keinginan
pada masing-masing individu (Sadarjoen, 2005). Selain itu, menurut
Lemme (1995) kepuasan perkawinan merupakan penilaian terhadap
kehidupan perkawinan yang dijalani oleh pasangan suami istri yang
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hurlock (1999) juga menjelaskan
bahwa kepuasan dalam perkawinan merupakan tingkat keberhasilan
pasangan suami istri dalam menyesuaikan diri dan menghadapi setiap
permasalahan dalam rumah tangga.
Kepuasan akan diperoleh jika individu memiliki rasa saling pengertian
terhadap pasangannya. Rasa saling pengertian ini dapat dicapai jika
hubungan antar suami dan istri terjalin dengan baik dimana masing-
masing individu mampu mengenali kebutuhan pasangan dan dapat saling
memahami satu dengan yang lainnya. Dalam konteks hubungan
interpersonal, salah satu yang dapat memengaruhi kepuasan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menjalin hubungan ialah komunikasi, hal ini didukung oleh beberapa teori
yang mengemukakan bahwa komunikasi menjadi faktor yang cukup
penting dalam pernikahan dan berpengaruh terhadap kepuasan dalam
pernikahan (Burleson dan Denton, 1997).
Komunikasi yang baik merupakan kunci dari interaksi keluarga dan
inti dari hubungan perkawinan (Bienvenu, 1970). Barnes, Frone, Rusell
(1996) menambahkan, bahwa konflik yang terjadi dan tidak terselesaikan
dapat meningkatkan distres, sehingga pasangan yang merasa tertekan
dapat menunjukkan perilaku komunikasi yang negatif (Karney &
Bradbury, 1995). Selain itu, menurut Pearson (1983) faktor komunikasi
interpersonal dalam suatu pernikahan dianggap penting karena berfungsi
sebagai perkembangan dalam perkawinan tersebut.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan dalam
kehidupan manusia (Lazarus, dalam Hardjajani dkk, 2010). Selain itu,
faktor komunikasi dalam suatu perkawinan dianggap penting karena
berfungsi sebagai perkembangan dalam perkawinan tersebut (Pearson,
1983) dan komunikasi yang sering digunakan suami-istri dalam
berinteraksi adalah komunikasi interpersonal. Namun, hubungan
interpersonal tersebut tidak hanya ditentukan oleh sering atau tidaknya
individu melakukan komunikasi, akan tetapi ditentukan juga dengan mutu
dari komunikasi yang dilakukan (Tailor, dalam Rakhmat 1996).
Komunikasi interpersonal yang terjalin dalam situasi yang lebih intim,
lebih dalam dan personal penting untuk dimiliki oleh pasangan suami istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dibandingkan bentuk-bentuk komunikasi yang lain, karena komunikasi ini
biasanya dilakukan antar dua individu secara dua arah yang bertujuan
untuk mendapatkan umpan balik secara langsung (Johnson 1981, dalam
Supratiknya, 1995) dan masing-masing pasangan dapat mengungkapkan
pendapat dan pandangannya secara jelas sehingga kedua pasangan saling
memahami. Bienvenu (1970) menambahkan, komunikasi interpersonal
dapat dikatakan baik karena adanya kemampuan untuk mendengarkan isi
dari komunikasi tersebut, mampu untuk mengekspresikan pikiran, dan
dapat mengatasi emosi terutama kemarahan.
Hojati (2014) berpendapat, peran penting dalam komunikasi ialah
guna meminimalkan marital conflict, karena komunikasi merupakan
sarana utama dalam menjalin hubungan dengan pasangan. Selain itu,
komunikasi merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam
pernikahan dan berpengaruh kepada kepuasan pernikahan (Burleson dan
Denton, 1997). DeVito (1997) menambahkan bahwa komunikasi
interpersonal yang baik dan efektif ditandai dengan adanya keterbukaan,
empati, dukungan, sikap positif, dan kesamaan antar kedua belah pihak.
Terciptanya komunikasi yang efektif diantara suami istri membuat
hubungan interpersonal menjadi baik sehingga dapat terwujudnya
keharmonisan dalam pernikahan yang ditunjukkan dengan adanya rasa
saling mengerti, saling menerima, saling menghargai, saling percaya dan
saling mencintai diantara suami dan istri (Daradjat dalam Hisbullah,
2007). Sehingga, tidak jarang wanita yang bekerja bisa sukses dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
membina rumah tangga (Surya, 2001). Elemen yang membedakan antara
komunikasi yang baik dan yang buruk antar pasangan ialah penanganan
atas kemarahan, nada bicara, pengertian, pendengar yang baik, dan
keterbukaan diri (Bienvenu, 1970).
Berdasarkan hasil penelitian Defrain dan Olson menyimpulkan bahwa
90 persen pasangan suami istri akan merasakan kebahagian dalam
hubungannya jika saling berkomunikasi, sehingga mereka dapat
merasakan, mengerti keinginan, dan perasaan pasangan, sehingga apabila
terdapat suatu perbedaan atau masalah dapat diatasi dengan saling
berkomunikasi (Pertiwi dalam Dewi dan Sudhana, 2013). Selain itu,
menurut Adelina (2014) komunikasi pada pasangan dual career terbentuk
dan berkualitas, maka pasangan akan terbuka dan mampu
mengkomunikasikan masalah yang dimiliki, mengutarakan harapan dan
keinginan pada pasangan sehingga pasangan dapat mengetahui apa yang
dipikirkan oleh pasangannya serta memberikan perlakuan atau feedback
yang sesuai. Tanpa adanya komunikasi interpersonal yang baik dan efektif
antar pasangan dapat memicu terjadinya kesalahpahaman yang dapat
memunculkan sejumlah permasalahan bagi kedua belah pihak, yang akan
mempengaruhi kepuasan dalam perkawinan.
Penelitian Dewi & Sudhana (2013) yang mengungkapkan bahwa
adanya hubungan yang kuat antara variabel komunikasi interpersonal dan
variabel keharmonisan pernikahan, dimana semakin tinggi skor pada
komunikasi interpersonal maka akan mengakibatkan semakin tinggi pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
skor pada keharmonisan pernikahan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kualitas komunikasi dirasa sangat penting, apabila komunikasi
interpersonal pasutri semakin efektif maka pernikahan semakin harmonis.
Penelitian lain mengenai komunikasi adalah penelitian yang dilakukan
oleh Alfiana Indah (2014) mengungkapkan ada hubungan yang kuat antara
variabel kecemasan keterampilan komunikasi interpersonal dan variabel
kepuasan pernikahan. Hasil analisis data tersebut menunjukkan korelasi
antara kedua variabel dengan nilai koefisien korelasi yang diperoleh
sebesar 0.972, menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kecemasan
komunikasi interpersonal dengan kepuasan pernikahan yang kuat, dimana
semakin tinggi tingkat keterampilan komunikasi interpersonal maka akan
mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat kepuasan pernikahan. Namun
pada penelitian tersebut tidak secara spesifik dialami oleh istri yang
bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2012) mengungkapkan
bahwa terdapat faktor adanya self disclosure pada pasangan yang dapat
mempengaruhi kepuasan pada istri pada usia awal perkawinan. Self
disclosure sendiri merupakan salah satu aspek penting pada komunikasi
interpersonal.
Peneliti tertarik untuk menemukan hubungan komunikasi
interpersonal antara suami-istri dengan kepuasan dalam perkawinan,
khususnya pada wanita yang bekerja. Mengingat adanya hambatan yang
terjadi dalam keluarga dengan istri yang bekerja menimbulkan tugas yang
tumpang tindih sebagai wanita karir dan sebagai seorang istri sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berpengaruh pada kehidupan perkawinan. Dengan melihat hal-hal yang
telah dipaparkan tersebut, maka peneliti ingin menguji hubungan antara
komunikasi interpersonal dengan kepuasan dalam perkawinan pada istri
yang bekerja.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada
hubungan komunikasi interpersonal antara suami-istri dan kepuasan
perkawinan pada istri yang bekerja?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara
komunikasi interpersonal dan kepuasan perkawinan pada istri yang
bekerja.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
praktis maupun teoritis antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang dapat memperkaya wawasan dan pemahaman
mengenai komunikasi interpersonal dan kaitannya dengan kepuasan
perkawinan dengan istri yang bekerja yang terkait dengan bidang
Psikologi Keluarga & Perkawinan. Selain itu penelitian ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik dengan masalah yang serupa.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk istri yang bekerja, hasil dari penelitian ini menjadi masukan
yang berguna agar dapat menjaga keefektifan komunikasi dengan
saling terbuka, bersikap empati, saling mendukung, sikap positif,
dan kesetaraan. Selain itu, komunikasi yang efektif dapat
ditunjukkan dengan adanya rasa saling mengerti, saling menerima,
saling menghargai, saling percaya, dan saling mencintai diantara
suami istri sehingga kepuasan perkawinannya dapat terjaga.
b. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
proses konseling keluarga dan perkawinan, yaitu dengan
memperhatikan kehidupan pekerjaan dan keluarga agar lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KEPUASAN PERKAWINAN
1. Definisi Kepuasan Perkawinan
Hurlock (1999) mendefinisikan bahwa kepuasan perkawinan
merupakan tingkat keberhasilan suami istri dalam menyesuaikan diri
dan menghadapi setiap permasalahan dalam kehidupan rumah tangga.
Menurut Duvall dan Miller (1985) kepuasan perkawinan merupakan
terpenuhinya rasa aman secara emosional, dapat membangun
komunikasi dan terjalinnya kedekatan. Selain itu, kepuasan
perkawinan menurut Fowers dan Olson (1993) ialah perasaan bahagia,
puas, dan menyenangkan terhadap seluruh kehidupan perkawinannya,
serta pada aspek-aspek khusus yang berhubungan dengan
pasangannya.
Kepuasan perkawinan menurut Lemme (1995) ialah evaluasi yang
dilakukan oleh pasangan terkait dengan kehidupan perkawinan yang
cenderung berubah sepanjang perjalanan kehidupan perkawinan itu
sendiri. Selain itu Azeez (2013) menambahkan bahwa, kepuasan
perkawinan sebagai penilaian subjektif individu mengenai kualitas
dalam perkawinan secara keseluruhan, terkait dengan terpenuhinya
keinginan, kebutuhan, dan harapan.
Berdasarkan beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
perkawinan ialah terpenuhinya rasa aman secara emosional,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terbangunnya komunikasi dan kedekatan, serta perasaan bahagia, puas
dan menyenangkan dalam kehidupan perkawinan.
Selain itu, kepuasan perkawinan juga merupakan evaluasi atau
penilaian subjektif individu terhadap pasangannya dan kualitas
perkawinan serta keberhasilan pasangan dalam menyesuaikan diri dan
menghadapi setiap permasalahan yang ada dalam kehidupan
perkawinan.
2. Aspek Kepuasan Perkawinan
Aspek di dalam kepuasan perkawinan mengacu pada ENRICH
Marital Satisfaction Scale, menurut Fowers dan Olson (1993) ialah :
a. Masalah Kepribadian (Personality Issues)
Aspek ini mengukur bagaimana persepsi individu terhadap
perilaku dan kepribadian pasangan. Olson dan Olson (dalam
Lestari, 2012) menjelaskan bahwa kebahagiaan perkawinan yang
dirasakan merupakan dampak positif dari penerimaan terhadap
kepribadian pasangan. Pada area ini melihat pada penyesuaian diri
dengan tingkah laku, kebiasaan-kebiasaan serta kepribadian
pasangan.
b. Komunikasi (Communication)
Aspek ini melihat bagaimana individu merasa nyaman pada
pola-pola komunikasi dalam berbagai informasi baik secara
emosional maupun kognitif bersama dengan pasangan. Olson dan
Olson (dalam Lestari, 2012) menjelasakan bahwa pentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keterampilan berkomunikasi agar tidak menimbulkan salah
persepsi antar pasangan suami istri. Area ini berfokus pada rasa
senang yang dialami pasangan suami istri dalam berkomunikasi
dimana mereka saling berbagi dan menerima informasi tentang
perasaan dan pikirannya.
c. Resolusi Konflik (Conflict Resolution)
Aspek ini mengukur bagaimana cara individu dan pasangan
menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dalam pernikahan.
Olson dan Olson (dalam Lestari, 2012) menjelaskan bahwa aspek
ini berfokus pada keterbukaan antar pasangan terhadap isu-isu
yang menimbulkan konflik serta strategi dalam menyelesaikan
konflik tersebut.
d. Kesetaraan Peran (Equalitarian Roles)
Aspek ini melihat bagaimana perasaan dan sikap pasangan
suami terhadap peran dalam pernikahan. Olson dan Olson (dalam
Lestari, 2012) menjelaskan bahwa dalam relasi suami istri
pembagian peran rumah tangga sangat dibutuhkan. Kesetaraan ini
berfokus pada pekerjaan, tugas rumah tangga, peran sesuai jenis
kelamin, dan peran sebagai orang tua. Jika dapat bekerja bersama-
sama dalam menjalankan tugasnya, maka kebahagiaan dan
kepuasan perkawinan dapat diraih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Manajemen Keuangan (Financial Management)
Aspek ini mengukur bagaimana individu dan pasangan
mengelola keuangan keluarga. Olson dan Olson (dalam Lestari,
2012) menjelaskan bahwa keseimbangan antara pendapatan dan
belanja keluarga harus menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini
dapat dilihat dari cara pasangan dalam mengatur keuangan, segala
bentuk pengeluaran, dan pembuatan keputusan mengenai
keuangan.
f. Aktivitas Bersama (Leisure Activities)
Aspek ini melihat bagaimana individu dan pasangan dapat
menghabiskan waktu luang. Olson dan Olson (dalam Lestari,
2012) menjelaskan bahwa pasangan harus mampu
menyeimbangkan antara waktu ketika mereka berpisah dengan
waktu bersama. Area ini mengenai penilaian terhadap pilihan
kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang,
merefleksikan aktivitas yang dilakukan secara personal maupun
bersama.
g. Hubungan Seksual (Sexual Relationship)
Aspek kepuasan ini diukur dari bagaimana perasaan individu
dan pasangan terkait dengan hubungan seksual. Olson dan Olson
(dalam Lestari, 2012) menjelaskan bahwa relasi secara seksual
merupakan kekuatan penting bagi kebahagiaan pasangan suami
istri. Area ini berfokus pada refleksi sikap yang berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dengan masalah seksual, tingkah laku seksual, serta kesetiaan
terhadap pasangan.
h. Anak dan Pengasuhan (Children and Parenting)
Aspek ini untuk melihat bagaimana cara individu dan pasangan
dalam mengasuh serta membesarkan anak. Aspek ini merujuk
pada bagaimana pasangan suami istri menjalankan tanggung
jawabnya sebagai orang tua. Biasanya, orang tua memiliki cita-cita
pribadi pada anak-anaknya yang dapat menimbulkan kepuasan
tersebut dapat terwujud.
i. Keluarga dan Teman-Teman (Family and Friends)
Aspek ini mengukur bagaimana individu menjalin hubungan
dalam anggota keluarga, keluarga dari pasangannya, dan teman-
teman. Olson dan Olson (dalam Lestari, 2012) menjelaskan bahwa
keluarga dan teman merupakan konteks penting dalam
membangun relasi yang berkualitas. Area ini merefleksikan
harapan serta perasaan senang saat menghabiskan waktu bersama
keluarga dan teman-teman.
j. Orientasi Keagamaan (Religious Orientation)
Aspek ini mengukur bagaimana individu dan pasangan
mempercayai dan mempraktekannya dalam pernikahan. Olson dan
Olson (dalam Lestari, 2012) menjelaskan bahwa keyakinan dan
spiritual merupakan pondasi penting dalam kebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
perkawinan. Area ini menilai makna keyakinan beragama serta
bagaimana pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari jika
seseorang memiliki keyakinan beragama, dapat dilihat dari
sikapnya yang peduli terhadap hal-hal keagamaan dan mau untuk
beribadah.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan
Bradbury, Fincham, dan Beach (2000) menjelaskan terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan, yaitu:
3.1 Pola Interaksi
Pola interaksi antara pasangan dapat mempengaruhi seberapa
puas mereka terhadap perkawinan mereka. Permintaan atau
penarikan merupakan pola yang paling sering dihubungkan dengan
ketidakpuasan perkawinan. Dalam pola interaksi ini istri cenderung
menuntut suami untuk melakukan perubahan pada perilakunya
karena tidak puas dengan perilaku pasangannya tersebut, sementara
suami akan cenderung menghindar dari tuntutan istri. Pola seperti
ini memiliki dampak yang jelas bagi kepuasan perkawinan.
Peningkatan tuntutan menyebabkan peningkatan penghindaran
dimana suami dituntut untuk menyelesaikan konflik yang dapat
menyebabkan menurunnya kepuasan perkawinan.
Pola interaksi ini dapat mempengaruhi beberapa area dalam
perkawinan, seperti komunikasi, resolusi konflik, pengaturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
keuangan, hubungan seksual, dan pola pengasuhan. Jika pola
interaksi dalam suatu hubungan perkawinan tidak baik, maka akan
berpengaruh pada cara pasangan berkomunikasi, bersifat aktif atau
pasif. Pola interaksi yang baik mendorong pasangan untuk
menyelesaikan masalah yang ada dalam perkawinannya. Selain itu,
pola interaksi yang baik juga dapat berpengaruh pada pengaturan
keuangan, pola pengasuhan, dan hubungan seksual.
3.2 Dukungan Sosial
Dukungan sosial diyakini berhubungan dengan fungsi
perkawinan yang baik agar terciptanya hubungan yang sehat
dalam keluarga. Dukungan sosial yang baik yang diberikan kepada
pasangan telah memberikan kontribusi terhadap kepuasan
perkawinan.
Dukungan sosial dapat mempengaruhi beberapa area kepuasan
perkawinan, seperti pengaturan keuangan, aktivitas waktu luang,
dan terhadap pola pengasuhan. Apabila individu menerima
dukungan sosial dari pasangan atau orang terdekat lainnya, maka
hal tersebut dapat membantu individu untuk melakukan
pengaturan keuangan, terpenuhinya kebutuhan aktivitas saat waktu
luang, serta tidak berperan seorang diri dalam mengasuh dan
mendidik anak.
3.3 Kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dalam kehidupan perkawinan, kekerasan fisik sangat erat
kaitannya dengan kepuasan perkawinan. Individu yang terlibat
dalam perkawinan dengan orang yang kasar secara fisik,
cenderung tidak puas dengan perkawinannya, dibandingkan
dengan individu yang tidak terlibat dalam hubungan yang kasar.
Adanya kekerasan dalam perkawinan merepresentasikan cara
individu dan pasangannya dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam perkawinannya. Selain itu, individu yang memiliki
pasangan yang sering melakukan kekerasan akan menilai sikap
dan kepribadian pasangan dengan negatif dan memunculkan
perasaan-perasaan yang negatif terhadap pasangannya. Hal ini
akan menyebabkan sebuah perkawinan yang terjalin tidak bahagia
dan tidak harmonis.
B. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Menurut Pearson (1983), faktor komunikasi interpersonal dianggap
penting dalam suatu kehidupan pernikahan. Pasangan suami istri
memerlukan komunikasi untuk mengetahui bagaimana perasaan
pasangan, kesanggupan atau kondisi pasangan, serta menciptakan
keinginan maupun tujuan bersama dalam komitmen (Adelina &
Andromeda, 2014).
Montgomery (1981) menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif
adalah tingkat kemampuan pasangan dalam menjalin hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
interpersonal dalam keluarga, memberikan tanggapan, dapat
memahami perkataan pasangan dan memelihara pengertian melalui
komunikasi yang dilakukan. Daradjat (dalam Hisbullah, 2007)
menambahkan, komunikasi yang efektif diantara suami istri membuat
hubungan interpersonal menjadi baik sehingga dapat terwujudnya
keharmonisan dalam pernikahan yang ditunjukkan dengan adanya rasa
saling mengerti, saling menerima, saling menghargai, saling percaya
dan saling mencintai diantara suami dan istri. Namun, hubungan
interpersonal tidak hanya ditentukan oleh sering tidaknya individu
melakukan komunikasi, melainkan ditentukan juga oleh mutu dari
komunikasi (Tailor, dalam Rakhmat 1996).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
perkawinan merupakan bagian penting dalam kehidupan perkawinan
untuk mengetahui bagaimana perasaan pasangan, kesanggupan atau
kondisi pasangan, serta menciptakan keinginan maupun tujuan
bersama dalam komitmen. Selain itu, komunikasi dalam perkawinan
untuk memberikan tanggapan dan memahami perkataan pasangan
melalui komunikasi yang dilakukan. Komunikasi perkawinan yang
berlangsung efektif diantara suami istri membuat hubungan
interpersonal menjadi baik, sehingga dapat terwujudnya keharmonisan
dalam perkawinan.
2. Dampak Komunikasi dalam Perkawinan
2.1 Komunikasi Interpersonal yang Baik/Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Komunikasi yang efektif dapat menciptakan hubungan antar
manusia yang superior yang ditekankan pada kualitas
keterbukaan, empati, sikap yang mendukung, sikap positif, dan
kesetaraan (Devito, 1997).
b. Terciptanya komunikasi yang efektif diantara suami istri
membuat hubungan interpersonal menjadi baik sehingga dapat
terwujudnya keharmonisan dalam pernikahan yang
ditunjukkan dengan adanya rasa saling mengerti, saling
menerima, saling menghargai, saling percaya dan saling
mencintai diantara suami istri (Daradjat dalam Hisbullah,
2007).
c. Menimbulkan saling pengertian, kesenangan, saling
mempengaruhi sikap dan penghormatan, kedekatan, serta
bertindak bersama-sama (Nugroho, 2007).
2.2 Komunikasi Interpersonal yang Buruk/Tidak Efektif
a. Adanya komunikasi yang buruk atau tidak efektif dapat
menyebabkan marital distress yang membuat pernikahan
terasa tidak nyaman, terbebani dan sebagainya (Jacobson &
Addis, 1993).
b. Dapat menyebabkan terjadinya perselingkuhan, karena
timbulnya rasa tidak nyaman pada pasangan dan menurunnya
tingkat kebahagiaan dalam dalam perkawinan (Nurhayati,
2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Adanya kemarahan dan frustasi akibat dari perbuatan yang
menyakiti hati pasangan ketika harapan yang diinginkan tidak
sesuai dengan kenyataan (Gunarsa, 2000).
C. ISTRI BEKERJA
1. Pengertian Bekerja
Pada dasarnya pengertian dari bekerja berbeda-beda menurut
masing-masing individu, dan hal tersebut dikarenakan adanya tujuan
yang berbeda dari tiap individu dalam memperoleh pekerjaan. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1991), mendefinisikan kerja sebagai sebuah
aktivitas untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukan untuk
mencari nafkah atau mata pencaharian.
Bekerja merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan individu
untuk menghasilkan suatu produk yang kemudian akan diberikan
bayaran atau upah atas pekerjaan yang telah dilakukan (Cairns &
Malloch, 2008). Bayaran atau upah yang diterima tersebut, menurut
Taylor (dalam Statt, 1994), merupakan salah satu yang dapat
memotivasi inidividu tersebut dalam bekerja dan dengan demikian
individu tersebut mampu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut dikerjakan di tempat yang
berbeda dari rumah, sehingga individu akan pergi dari rumah dan
menuju ke tempatnya bekerja (Cairns & Malloch, 2008). Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dapat dikatakan bahwa tempat bekerja berada di luar rumah dan
tempat untuk bekerja biasanya seperti pabrik maupun kantor.
Selain itu, dalam bekerja membutuhkan waktu atau jam kerja
yang digunakan untuk bekerja (Schultz & Schultz, 2015). Waktu atau
jam kerja digunakan untuk memulai dan mengakhiri sebuah
pekerjaan, selain itu digunakan untuk melihat produktivitas individu
dalam bekerja (Statt, 1994).
Berdasarkan bebrapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian bekerja ialah sebuah pengaplikasian usaha maupun
tenaga yang dilakukan di sebuah tempat atau lokasi kerja dan dibatasi
oleh jam kerja, serta diikuti dengan pemberian upah atau bayaran
sebagai imbal balik.
2. Istri Bekerja
Dewasa ini banyak istri yang telah turut serta dalam bekerja dan
mencari nafkah. Sehingga kebanyakan wanita saat ini memiliki peran
sebagai istri dan wanita karir yang bekerja mencari nafkah (Feldman,
2012). Istri yang bekerja memiliki dua tanggung jawab sekaligus,
yaitu bekerja di kantor, pertokoan, ataupun pabrik serta di rumah
(Schultz & Schultz, 2015) mengurus keluarga. Dengan demikian istri
yang bekerja memiliki beragam konsekuensi, baik kerugian maupun
keuntungan yang berkaitan dengan tanggung jawab yang diambilnya.
Hoffman dan Nye (dalam Grace, 2007) mengungkapkan
keuntungan yang diperoleh wanita yang berumah tangga dan berkarir,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yaitu meningkatkan taraf hidup keluarga dan menambah penghasilan
yang sudah diperoleh oleh suami, mengembangkan cara berpikir lebih
luas, meningkatkan kepercayaan diri harga diri, memperhatikan
penampilan, memberikan kesempatan untuk dapat bersaing secara
kuat dalam bidang pekerjaan, menjadi lebih tegar dalam membuat
keputusan dan mampu bertindak tanpa ragu-ragu, mampu
menunjukkan toleransi dan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Istri juga mendapatkan hubungan yang setara dengan
suami dan juga mampu meningkatkan rasa harga diri bagi para istri.
Adanya hubungan tersebut maka relasi suami istri akan semakin dekat
(Papalia dkk, 2008), dan wanita atau istri yang bekerja dapat sukses
dalam membina keluarga (Surya, 2001).
Beberapa kerugian yang dirasakan dengan adanya istri yang
bekerja antara lain, adanya tuntutan waktu dan tenaga tambahan.
Ketika istri bekerja, maka suami dan istri akan saling menuntut untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga (Papalia dkk, 2008). Konflik
dalam hal pekerjaan dan keluarga juga turut mempengaruhi dalam
kehidupan perkawinan. Ketika istri merasa lelah dengan pekerjaannya,
baik pekerjaan di luar rumah maupun pekerjaan dalam rumah tangga,
maka suami akan kurang mendapatkan perhatian yang dibutuhkan.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa konsekuensi
keuntungan yang didapatkan dari istri yang bekerja antara lain dalam
hal keuangan yaitu meningkatkan taraf hidup keluarga, hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang didapat dari suami menjadi setara, peningkatan harga diri,
mengembangkan cara berpikir lebih luas, meningkatkan kepercayaan
diri, memperhatikan penampilan, memberikan kesempatan untuk
dapat bersaing secara kuat dalam bidang pekerjaan, menjadi lebih
tegar dalam membuat keputusan dan mampu bertindak tanpa ragu-
ragu, mampu menunjukkan toleransi dan lebih mudah untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Di sisi lain, konsekuensi kerugian
yang akan diterima dari istri yang bekerja antara lain, adanya tuntutan
waktu dan tenaga tambahan, konflik di dalam pekerjaan dan
perkawinan.
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI
INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA
ISTRI YANG BEKERJA
Zaman sekarang ini fenomena pasangan suami istri yang sama-
sama bekerja telah banyak ditemukan di masyarakat. Berpartisipasinya
istri dalam dunia kerja menambah perannya sebagai individu pencari
nafkah dan mengurus rumah tangga secara beriringan. Istri yang bekerja
menimbulkan konflik dalam hal pekerjaan dan keluarga yang turut
mempengaruhi kehidupan perkawinan dan dapat meningkatkan
ketidakpuasan bagi wanita itu sendiri. Dibutuhkan suatu tindakan untuk
mengatasi atau menyelesaikan hal tersebut, salah satunya adalah
membangun komunikasi perkawinan yang efektif terhadap pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Komunikasi yang dibangun dengan baik dapat berpengaruh
terhadap kepuasan perkawinan (Duvall dan Miller, 1985) guna
meminimalkan konflik yang terjadi. Komunikasi perkawinan merupakan
bagian penting dalam kehidupan perkawinan untuk mengetahui bagaimana
perasaan pasangan, kesanggupan atau kondisi pasangan, serta menciptakan
keinginan maupun tujuan bersama. Kualitas komunikasi antara suami istri
merupakan tingkat kemampuan pasangan dalam menjalin hubungan
interpersonal, memberikan tanggapan dan memahami perkataan pasangan
melalui komunikasi yang dilakukan, sehingga komunikasi yang dilakukan
dapat berlangsung baik dan efektif. Selain itu, menurut Osakinle dan
Okafor (2013) komunikasi efektif dapat terjadi ketika penerima dapat
memahami dengan baik informasi yang diberikan oleh pengirim. Tanpa
terjalinnya komunikasi interpersonal yang baik dan efektif antara pasangan
dapat memicu terjadinya kesalahpahaman yang berakibat pada munculnya
sejumlah permasalahan bagi kedua belah pihak. Komunikasi dibutuhkan
untuk mengurangi prasangka, menyelesaikan permasalahan,
mengungkapkan apa yang menjadi keinginan dan harapan sehingga dapat
menimbulkan rasa pengertian dan kepuasan pada masing-masing individu,
selain itu dibutuhkan untuk menumbuhkan dan memelihara cinta (Astuti,
2003).
Pada istri yang bekerja dan memiliki komunikasi perkawinan yang
baik atau efektif dicirikan dengan memberikan tanggapan, memahami
perkataan pasangan dan memelihara pengertian melalui komunikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dilakukan. Hal ini membuat komunikasi antara suami istri menjadi baik,
sehingga dapat terwujudnya keharmonisan dalam perkawinan yang
ditunjukkan dengan adanya saling pengertian, menerima, menghargai,
saling percaya dan saling mencintai diantara suami istri. Penjelasan
tersebut menyebabkan istri yang bekerja memiliki kepuasan perkawinan
yang tinggi.
Komunikasi interpersonal yang tidak berjalan dengan baik dan
efektif dapat mengakibatkan marital distress yang membuat pernikahan
terasa tidak nyaman, dan terbebani (Korner & Jacobson, 1994). Selain itu,
dapat menyebabkan terjadinya perselingkuhan, karena menurunnya tingkat
kebahagiaan dalam dalam perkawinan (Nurhayati, 2017).
E. KERANGKA PENELITIAN
Istri yang Bekerja
Komunikasi interpersonal
yang terjalin baik/efektif
Komunikasi interpersonal
yang terjalin tidak baik dan
tidak efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. HIPOTESIS
Berdasarkan tinjauan teoritis yang telah dikemukakan, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: terdapat “hubungan
antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan perkawinan pada istri
yang bekerja”.
Adanya keterbukaan,
empati, sikap yang
mendukung, sikap
positif, kesetaraan, dan
terwujudnya
keharmonisan.
Memicu marital distres
yang membuat pernikahan
tidak nyaman, adanya
kemarahan dan friustasi
dari perbuatan yang
menyakiti hati.
Tingkat kepuasan
meningkat
Tingkat kepuasan rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif bersifat korelasional.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada
suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain
berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2000). Dalam penelitain ini, korelasi
yang dimaksud ialah hubungan antara komunikasi ineterpersonal dengan
kepuasan perkawinan pada istri yang bekerja.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Identifikasi variabel penelitian perlu dilakukan untuk membantu penetapan
rancangan penelitian. Pada penelitian ini terdapat satu variabel tergantung dan
satu variabel bebas, yaitu:
1. Variabel Bebas (independent) : Komunikasi Interpersonal
2. Variabel Tergantung (dependent) : Kepuasan Perkawinan
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi perkawinan merupakan bagian penting dalam
kehidupan perkawinan untuk mengetahui bagaimana perasaan pasangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kesanggupan atau kondisi pasangan, serta menciptakan keinginan maupun
tujuan bersama. Komunikasi dalam perkawinan dilakukan untuk
memberikan tanggapan dan memahami perkataan pasangan melalui
komunikasi yang dilakukan.
Pengukuran komunikasi perkawinan mengadaptasi skala
Measurement of Marital Communication (MCI) untuk mengukur
komponen komunikasi yang sehat dalam interaksi perkawinan yang terdiri
dari 19 item (Bienvenu, 1970). Tes ini menggunakan 3 poin skala Likert,
dengan rentang mulai dari angka 0 (biasanya) sampai 3 (tidak pernah).
Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam pengukuran menunjukkan
semkin efektif komunikasi dalam perkawinan.
2. Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan merupakan evaluasi atau penilaian secara
subjektif dari individu terhadap pasangan dan perasaan positif yang
muncul dalam kehidupan perkawinan. Dalam penelitian ini, kepuasan
perkawinan yang diteliti adalah kepuasan perkawinan istri yang bekerja,
yang diukur dengan mengadaptasi skala ENRICH Marital Satisfaction
(EMS) yang terdiri dari 15 item (Fowers & Olson, 1993), dengan respon
Likert 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Semakin tinggi skor
yang diperoleh dalam pengukuran menunjukkan semakin tinggi kepuasan
dalam perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah, memiliki
suami yang bekerja dan subjek yang juga bekerja di luar rumah. Pada
penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non
probability sampling, jenis purposive sampling yaitu pemilihan subjek yang
dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu yang
telah ditentukan oleh peneliti supaya sesuai dengan keperluan penelitian
(Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Subjek dalam penelitian ini adalah istri
yang bekerja di beberapa kantor yang ada di wilayah Yogyakarta, bekerja
secara fulltime, dengan rentang usia 21 – 40 tahun, dengan usia perkawinan
tidak lebih dari 9 tahun.
Clinebell dan Clinebell (Anjani dan Suryanto, 2006) mengatakan bahwa
periode awal pernikahan merupakan masa penyesuaian diri dan puncak
terjadinya krisis dalam suatu pernikahan, biasanya tahap ini berlangsung
sampai 5 tahun perkawinan. Selain itu, menurut Hughes (2012) kepuasan
perkawinan itu sendiri digambarkan seperti kurva yang berbentuk U dimana
kepuasan perkawinan akan menurun setelah usia 5 tahun pertama atau saat
memiliki anak. Kriteria usia perkawinan subjek penelitian ditentukan agar
subjek sudah mampu merasakan pengalaman dalam berkeluarga. Sehingga
adapun batasan usia maksimal 9 tahun perkawinan ditentukan agar
perkawinan subjek belum terlalu lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
menggunakan skala. Skala dalam ilmu psikologi biasanya digunakan
sebagai alat ukur. Skala yang digunakan merupakan daftar pertanyaan
atau pernyataan tentang suatu topik tertentu yang diberikan kepada
subjek (Tukiran & Hidayati, 2011). Skala yang digunakan dalam
penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan hubungan komunikasi
interpersonal dengan kepuasan perkawinan pada istri yang bekerja.
Penelitian ini menggunakan dua jenis skala yang telah diadaptasi
yaitu skala Measurement of Marital Communication atau MCI untuk
variabel komunikasi interpersonal dan skala ENRICH Measurement
Satisfaction atau EMS untuk variabel kepuasan perkawinan.
Pengumpulan data dilakukan secara langsung. Pengumpulan data
langsung dilakukan dengan cara menemui subjek penelitian secara
langsung/di tempat, melalui teman, dan tetangga.
2. Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan adaptasi skala pada
kedua variabel penelitian untuk mengungkap data penelitian. Peneliti
menggunakan adaptasi skala Measurement of Marital Communication atau
MCI untuk variabel komunikasi interpersonal/perkawinan dan adaptasi
skala ENRICH Marital Satisfaction Scale atau EMS untuk variabel
kepuasan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a. MCI
Measurement of Marital Communication atau MCI merupakan
skala yang dikembangkan oleh Millard J. Bienvenu, SR.
Pertimbangan peneliti menggunakan skala MCI karena merupakan
skala yang sudah digunakan untuk mengukur proses interaksi dalam
perkawinan secara umum, tanpa berhubungan dengan isi dialog antar
pasangan (Bienven, 1970) dan dapat digunakan pada subjek suami
maupun istri.
Total item yang digunakan pada skala MCI pada penelitian ini
sebanyak 19 item. Sesuai dengan skala MCI, respon skala
menggunakan format skala likert dengan skor 0 sampai 3 (biasanya –
tidak pernah). Berikut tabel sebaran item dan tabel skor skala MCI:
Tabel 1
Sebaran Item Skala MCI
No. Item
Nomor
Item
Jumlah
1. Komunikasi yang merusak 1 1
2. Nada suara dalam pertukaran verbal 2 1
3. Penyebab komunikasi yang destruktif 3, 10 2
4.
Bentuk – bentuk komunikasi yang
destruktif
4, 12 2
5.
Faktor – faktor perbedaan yang
mengganggu proses komunikasi
5, 6, 18 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
6. Ekspresi perasaan 7,8,9,11 4
7.
Keraguan dalam mengekspresikan
perasaan
9 1
8.
Persepsi individu mengenai kejelasan
dari pesan pasangannya
3, 13 2
9. Perlakuan diskriminatif 14, 16 2
10. Minat dan aktifitas luar bersama 17 1
11. Upaya yang dilakukan untuk
berkomunikasi
19
1
Total 20
Tabel 2
Skor Skala MCI
Respon Skor
Tidak pernah 0
Jarang 1
Kadang-kadang 2
Biasanya 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. EMS
ENRICH Marital Satisfaction Scale atau EMS merupakan skala
yang dikembangkan oleh Blaine J. Fowers dan David H. Olson.
Pertimbangan peneliti memilih skala EMS karena EMS merupakan
skala yang mengukur kepuasan pernikahan. Total item dalam skala
EMS sebanyak 15 item dengan format respon Likert skor 1 sampai 5
(sangat puas hingga tidak puas). Berikut tabel sebaran item dan tabel
skor skala EMS:
Tabel 3
Sebaran Item Skala EMS
No. Aspek Nomor Item Jumlah
1. Personality Issue 1, 2, 9 3
2. Communication 4, 5 2
3. Conflict Resolition 7 1
4. Equalitarian Roles 3 1
5. Financial Management 8 1
6. Leasure Activities 10 1
7. Sexsual Relationship 6, 11, 13 3
8. Children and Parenting 12 1
9. Family and Friends 14 1
10 Religious Orientation 15 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Total 15
Tabel 4
Skor Skala EMS
Respon Skor
Sangat tidak setuju 1
Cukup tidak setuju 2
Antara setuju dan tidak setuju 3
Cukup setuju 4
Sangat setuju 5
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Validitas Alat Ukur
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Untuk menentukan
validitas pada alat ukur dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
validitas isi atau content validity. Validitas isi merupakan validitas
yang diestimasi melalui pengujian terhadap kelayakan atau relevansi
isi tes dengan menggunakan analisis rasional oleh panel yang
berkompeten atau melalui expert judgment (Hendryadi, 2014).
Validitas isi dilakukan untuk melihat sejauh mana item-item yang
ada didalam alat ukur tersebut dapat melingkupi seluruh bagian aspek
yang hendak diukur atau sejauh mana isi alat ukur tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengungkpakan atau mencerminkan ketegori-kategori yang akan
diukur (Azwar, 2000).
a. Measurement of Marital Communication atau MCI
Pada skala MCI proses expert judgment dilakukan oleh
dosen pembimbing peneliti serta mahasiswa pendidikan bahasa
inggris Universitas Sanata Dharma untuk melihat kesesuaian
item-item MCI. Peneliti juga melakukan proses back-translation
yang dibantu oleh dosen pembimbing peneliti serta mahasiswa
pendidikan bahasa inggris Universitas Sanata Dharma. Skala MCI
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, untuk melihat
kesesuaian tata bahasa skala, kemudian diterjemahkan kembali ke
dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
Indonesia.
b. ENRICH Marital Satisfaction atau EMS
Proses expert judgment skala EMS dilakukan oleh dosen
pembimbing peneliti untuk melihat kesesuaian item-item EMS.
Peneliti juga melakukan proses back-translation dengan bantuan
dosen pembimbing peneliti serta mahasiswa pendidikan bahasa
inggris Universitas Sanata Dharma. Skala MCI diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, untuk melihat kesesuaian tata bahasa
skala, kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris
dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Indonesia.
2. Reliabilitas Alat Ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Secara garis besar ide pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya (Azwar, 2000). Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur
skala psikologis dilakukan bilamana item-item yang terpilih melalui
prosedur analisis item telah dikompilasikan menjadi satu (Azwar,
2000). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisiensi reliabilitas (rxx’)
yang angkanya berada dalam rentan dari 0 sampai dengan 1.00.
Semakin tinggi nilai koefisiensi reliabilitas mendekati angka 1.00
maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, jika koefisien
semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya (Azwar, 2000).
a. Measurement of Marital Communication atau MCI
Pada skala MCI asli memiliki Cronbach’s Alpha sebesar α = 0.93
(Bienvenu, 1970).
Tabel 5
Reliabilitas skala MCI
Realibity Statistic
Cronbach’s Alpha N of Item
0.93 19
Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada
skala MCI sebesar α = 0.93 sehingga dapat dikatakan bahwa skala
memiliki reliabilitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. ENRICH Marital Satisfaction Scale atau EMS
Pada skala asli EMS memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar α
= 0.65 untuk pria dan α = 0.68 pada wanita. Sehingga dapat
dikatakan skala asli memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada skala
EMS yang digunakan pada penelitian ini memiliki nilai
Cronbach’s Alpha sebagai berikut :
Tabel 6
Reliabilitas skala EMS
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Item
0.86 15
Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada
skala EMS sebesar α = 0.86 sehingga dapat dikatakan bahwa
skala memiliki nilai reliabilitas yang baik.
G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui terpenuhi
atau tidaknya korelasional yang digunakan dalam uji hipotesis. Uji
asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran data dan
linearitas hubungan antar variabel.
a. Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan tujuan untuk
mengetahui apakah data penelitian berasal dari polpulasi yang
sebarannya normal atau tidak. Hal ini dapat dilihat pada data
penelitian, jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang
dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data yang normal.
Hal ini menunjukkan bahwa data yang dimiliki tidak normal
(Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan oleh peneliti
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test melalui bantuan IBM
SPSS versi 22.00.
b. Uji Linearitas
Penelitian ini melakukan uji linaeritas dengan tujuan untuk
mengetahui apakah hubungan antar variabel yang hendak dianalisis
mengikuti garis lurus atau tidak. Peningkatan atau penurunan
kualitas di satu variabel, akan diikuti juga secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kualitas pada variabel lainnya
(Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan menggunakan alat bantu
IBM SPSS versi 22.00. Pengujian pada SPSS menggunakan Test
for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga dua variabel
dapat dikatakan memiliki hubungan yang linear bila p < 0,05
(Priyatno, 2014).
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan
korelasi Product Moment Pearson untuk menguji hipotesis seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yang telah dijabarkan sebelumnnya oleh peneliti, yaitu hubungan
Komunikasi Interpersonal dengan menggunakan skala MCI dan
Kepuasan Perkawinan dengan menggunakan skala EMS, apabila data
yang dihasilkan dari kedua variabel berkontribusi normal. Sebaliknya
jika data yang dihasilkan berdistribusi tidak normal, maka pengujian
hipotesis dilakukan dengan Spearman Rho. Hal ini dapat dilakukan
karena teknik tersebut tidak mensyaratkan normalitas data (Santoso,
2010). Uji hipotesi dilakukan peneliti menggunakan alat bantu
program IBM SPSS versi 22.00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan skala
penelitian dengan melakukan adaptasi skala yakni skala Measurement of
Marital Communication atau MCI pada variabel komunikasi perkawinan
dan skala ENRICH Marital Satisfaction pada variabel kepuasan
perkawinan.
Peneliti kemudian melakukan proses expert judgement pada skala
MCI dan skala EMS yang dilakukan oleh dosen pembimbing peneliti.
Tahap selanjutnya peneliti melakukan proses back-translation pada kedua
skala. Proses back-translation dilakukan dengan bantuan dosen
pembimbing peneliti bersama dengan mahasiswa Sastra Inggris
Universitas Sanata Dharma untuk melihat kesesuaian item yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan kesesuaian tata bahasa yang
mudah dipahami bagi subjek penelitian.
Persiapan terakhir peneliti menyiapkan skala ke dalam bentuk
booklet. Peneliti memasukan skala MCI, skala EMS, pertanyaan data
demografik subjek dan prosedur pengerjaan ke dalam skala booklet dan
melakukan proses pencetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2018 sampai dengan
11 Juni 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan skala
penelitian kepada 100 orang subjek. Skala penelitian ini terdiri dari dua
jenis skala yaitu Skala Measurement of Marital Communication dan skala
ENRICH Marital Satisfaction. Sebagian subjek yang didapat berasal orang
yang dikenal oleh peneliti, dan sebagian merupakan kenalan dari orang
yang dikenal peneliti. Dari 100 skala yang disebar sesuai dengan harapan
peneliti sehingga tidak ada skala yang digugurkan.
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah dan
bekerja yang memiliki pasangan sama-sama bekerja. Jumlah subjek
dalam penelitian ini adalah 100 orang dari 100 skala yang telah disebar
dan skala yang dapat digunakan dalam penelitian ini merupakan skala
yang kembali lengkap pada peneliti, diisi sesuai instruksi dan
memenuhi kriteria subjek penelitian. Adapun deskripsi subjek
berdasarkan data demografi subjek yakni: usia, usia perkawinan, dan
pendidikan terakhir. Semua hasil deskripsi subjek ditentukan oleh
subjek penelitian sendiri dengan cara mengisi pertanyaan yang telah
dicantumkan peneliti dalam angket data demografik subjek.
Pertama peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan usia subjek
penelitian, berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan usia:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 7
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Total
21 – 25 Tahun 5
26 – 30 Tahun 45 100
31 – 35 Tahun 33
36 – 40 Tahun 17
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian ini
didominasi oleh istri yang berusia sekitar 26 tahun sampai 30 tahun,
sedangkan subjek yang berusia 21 tahun sampai 25 tahun berjumlah
paling sedikit dan diikiuti oleh subjek yang berusia 36 tahun sampai
40 tahun.
Kedua, peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan usia
perkawinan subjek penelitian,berikut tabel deskripsi subjek penelitian
berdasarkan usia perkawinan:
Tabel 8
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia Perkawinan
Usia Jumlah Total
1-5 Tahun 67 100
6-9 Tahun 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi
oleh subjek yang memiliki usia perkawinan sekitar 1 tahun sampai 5
tahun.
Ketiga, peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan pendidikan
terakhir yang dimiliki oleh subjek, berikut hasil tabel deskripsi subjek
berdasarkan usia perkawinan:
Tabel 9
Deskripsi Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Terakhir
Jumlah Total
SMK 15
D3 14 100
S1 64
S2 4
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi
oleh subjek dengan latar belakang pendidikan terakhir S1, sedangkan
subjek dengan pendidikan terakhir S2 berjumlah paling sedikit.
2. Deskripsi Data Penelitian
Dalam deskripsi data penelitian, peneliti membandingkan mean
teoritis dengan mean empiris untuk memperoleh informasi umum
mengenai skor subjek pada setiap variabel penelitian. Perhitungan nilai
mean teoritis dilakukan secara manual sedangkan perhitungan mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
empiris diperoleh menggunakan program IBM SPSS versi 22.00.
Karena nilai mean empiris lebih besar dari nilai mean teoritis pada
kedua variabel penelitian maka subjek dapat dikatakan memiliki
komunikasi interpersonal dan kepuasan perkawinan yang tinggi.
Berdasarkan perhitungan pada tabel, nilai mean teoritis pada variabel
komunikasi interpersonal sebesar 28.5 dan nilai mean empiris sebesar
29.97 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada
variabel komunikasi interpersonal. Begitu pula halnya dengan variabel
kepuasan perkawinan yang memiliki perbedaan sangat signifikan
antara mean teoritis sebesar 45.0 dan mean empiris sebesar 51.43
dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000. Berikut tabel deskripsi
penelitian:
Tabel 10
Deskripsi Data Penelitian
Teoritis Empiris
Skala N Sig(p) Mean Min Max SD Mean Min Max SD
MCI 100 0.000 28.5 0 57 9.5 29.97 17 41 5.34
EMS 100 0.000 45.0 15 75 10 51.43 32 64 5.57
D. KATEGORISASI
Kategorisasi subjek penelitian bertujuan untuk menempatkan
individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur, dimana
kontinum jenjang ini dari dari rendah ke tinggi (Azwar, 2010). Pada
penelitian, peneliti menggunakan rumus kategorisasi yang dibuat oleh
Azwar (2010) dimana skor skala MCI dan skor skala EMS akan dibagi
kedalam lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan
sangat tinggi. Berikut adalah norma kategorisasi yang digunakan dalam
penelitian ini:
Tabel 11
Norma Kategorisasi
Skor Kategorisasi
x < (µ - 1,5 σ) Sangat Rendah
(µ - 1,5 σ) < x ≤ ((µ - 0,5 σ) Rendah
(µ - 0,5 σ) < x ≤ (µ +0,5σ) Sedang
(µ +0,5 σ) < x ≤ (µ + 1,5 σ) Tinggi
x > (µ + 1,5 σ) Sangat Tinggi
Keterangan:
µ = Mean Teoretis
σ = Standar Deviasi Teoretis
Pada tabel deskrispsi data penelitian diketahui bahwa skor mean
teoritis variabel komunikasi interpersonal sebesar 28.5 dengan standar
deviasi sebesar 9.5, maka perhitungan norma kategorisasi skor sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 12
Kategorisasi Skala Measurement of Marital Communication (MCI)
Skala Rentang Skor Kategorisasi Jumlah Presentase
< 14 Sangat Rendah 0 0%
MCI 14 – 24 Rendah 18 18%
25 – 33 Sedang 54 54%
34 – 43 Tinggi 28 28%
> 43 Sangat Tinggi 0 0%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel didapatkan hasil bahwa sebanyak 54 subjek atau
54% subjek memiliki tingkat komunikasi interpersonal yang sedang
dan sebanyak 28 atau 28% subjek memiliki tingkat komunikasi
interpersonal yang tinggi.
Selain itu, diketahui pula pada tabel deskripsi subjek penelitian
bahwa skor mean teoritis variabel kepuasan perkawinan sebesar 45.0
dengan standar deviasi sebesar 10 maka perhitungan norma
kategorisasi skor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 13
Kategorisasi Skala Kepuasan Perkawinan
Skala Rentang Skor Kategorisasi Jumlah Presentase
EMS
< 30
Sangat
Rendah
0 0%
30 – 40 Rendah 4 4%
41 – 50 Sedang 36 36%
52 – 60 Tinggi 54 54%
> 60
Sangat
Tinggi
6 6%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa sebanyak 54
subjek atau 54% subjek memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang
tinggi dan sebanyak 36 subjek atau 36 % subjek memiliki tingkat
kepuasan perkawinan yang sedang.
E. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis, peneliti
melakukan uji asumsi untuk melihat apakah data yang diperoleh
memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan metode parametrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
atau non-parametrik. Uji asumsi yang dilakukan peneliti meliputi uji
normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui yang mana
hubungan antara distribusi sebaran aitem dalam penelitian ini
bersifat normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov test dalam
program IBM SPSS versi 22.00. Data dinyatakan berdistribusi
normal apabila Asymp.sig (p) lebih besar dari 0.05 (Santoso,2012).
Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 14
Hasil Uji Normalitas
Variabel
Kolmogorov-
Smirnov
Asymp. Sig Sebaran
Komunikasi 0.681 0.743 Normal
Kepuasan 1.115 0.166 Normal
Berdasarkan tabel diatas, skala kepuasan perkawinan
memiliki nilai p = 0.166 dan skala komunikasi interpersonal
memiliki nilai p = 0.743. Kedua nilai p tersebut lebih besar dari
standar (p > 0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
kepuasan perkawinan dan variabel komuniksi interpersonal
berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
kepuasan perkawinan dan variabel komunikais interpersonal
bersifat linear atau tidak. Pengujian dengan menggunakan Test For
Linearity pada IBM SPSS versi 22.00. kedua variabel dikatakan
linear apabila signifikan dari tabel test for linearity lebih kecil dari
0.005 (p < 0.05). Hasil uji linearitas dapat dilihat dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 15
Hasil Uji Linearitas
F Sig.
Komunikasi*
Between
Groups
(Combined) 2.237 0.006
Kepuasan Linearity 25.628 0.000
Deviation
from
Linearity
1.067 0.400
Tabel hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan
komunikasi intepersonal dengan kepuasan perakawinan memiliki
nilai F sebesar 25.628 dengan signifikansi sebesar p = 0.000. hasil
ini lebih kecil dari standar signifikansi 0.05 (p<0.05) dengan
demikian kedua variabel tersebut dapat dikatakan bersifat linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
komunikasi interpersonal dengan kepuasan perakawinan. Metode yang
digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah Correlation Product
Moment Pearson dengan menggunakan IBM SPSS versi 22.00. Hasil
pengujian hipotesis sebagai berikut:
Tabel 16
Hasil Uji Hipotesis
Komunikasi Kepuasan
Komunikasi
Pearson
Correlation
1 0.453**
Sig. (1-tailed) 0.000
N 100 100
Kepuasan
Pearson
Correlation
0.453** 1
Sig. (1-tailed) 0.000
N 100 100
Dari tabel uji korelasi di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien
korelasi variabel komunikasi interpersonal dengan kepuasan
perkawinan adalah (r) = 0.453 dan nilai signifikansi sebesar (p) =
0.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara komunikasi interpersonal dan kepuasan perkawinan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin positif atau tinggi
tingkat komunikasi intepersonal, maka semakin tinggi pula tingkat
keintiman terhadap pasangan. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif
atau rendah tingkat komunikasi interpersonal maka semakin rendah
pula tingkat kepuasan perkawinannya.
F. PEMBAHASAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara
komunikasi interpersonal dengan kepuasan perkawinan pada istri yang
bekerja. Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan dengan
mengunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukan
koefisien korelasi r = 0.453 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan hasil
tersebut dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan perkawinan pada istri
yang bekerja. Berdasarkan hal tersebut hipotesis penelitian yang diajukan
sebelumnya dapat diterima. Sumbangan efektif yang diberikan variabel
komunikasi interpersonal terhadap kepuasan perkawinan sebesar 20,5%
Pada deskripsi data penelitian tampak bahwa pada variabel
komunikasi interpersonal diperoleh mean teorietis sebesar 28.5 yang lebih
kecil daripada mean empiris yang sebesar 29.97. Hal tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata subjek dalam penelitian ini memiliki
kualitas komunikasi interpersonal yang efektif. Pada variabel kepuasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
perkawinan diperoleh mean teorietis sebesar 45.0 yang lebih kecil daripada
mean empiris yang sebesar 51.43. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-
rata subjek dalam penelitian ini memiliki kepuasan perkawinan yang
tinggi.
Dari hasil kategorisasi skor penelitian pada skala komunikasi
interpersonal, terlihat bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini yaitu
istri yang bekerja termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 54% atau
54 orang. Hal in berarti bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki
komunikasi interpersonal yang cukup efektif. Hasil dari kategorisasi skor
pada skala EMS, terlihat bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini
termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 54% atau 54 orang. Hal ini
berarti bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki perkawinan yang
berkualitas. Dari hasil kategori skor pada kedua variabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini termasuk dalam kategori
tinggi yang berarti subjek dalam penelitian ini menunjukkan kualitas
komunikasi interpersonal yang cukup efektif dan memiliki kepuasan
perkawinan yang tinggi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori-teori yang mengemukakan
bahwa komunikasi merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam
pernikahan dan berpengaruh kepada kepuasan pernikahan (Burleson dan
Denton, 1997). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alfiana (2014) yang menemukan adanya hubungan yang
kuat antara variabel kecemasan keterampilan komunikasi interpersonal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
variabel kepuasan pernikahan. Hal ini juga didukung oleh pendapat
Pearson (1983) yang mengatakan bahwa faktor komunikasi interpersonal
dalam suatu pernikahan penting karena berfungsi untuk perkembangan
pernikahan tersebut.
Pasangan suami istri yang mampu melakukan komunikasi
interpersonal dengan efektif ditandai dengan adanya hubungan
interpersonal yang baik pula antara kedua belah pihak yaitu suami dan
istri. Tailor (dalam Rakhmat, 1996) menjelaskan bahwa hubungan
interpersonal tersebut tidak hanya ditentukan oleh sering atau tidaknya
individu melakukan komunikasi, akan tetapi ditentukan juga oleh mutu
dari komunikasi tersebut. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang
efektif, yang ditunjukkan dari lima sikap positif dengan ciri adanya rasa
saling terbuka, empati, saling mendukung, sikap positif dan kesetaraan
(Devito, 1997).
Terciptanya komunikasi yang efektif diantara suami istri membuat
hubungan interpersonal menjadi baik sehingga dapat terwujudnya
keharmonisan dalam pernikahan yang ditunjukkan dengan adanya rasa
saling mengerti, saling menerima, saling menghargai, saling percaya dan
saling mencintai diantara suami dan istri (Daradjat dalam Hisbullah,
2007).
Hal ini menunjukkan bahwa tidak jarang wanita yang bekerja bisa
sukses dalam membina rumah tangga yang harmonis (Surya, 2001). Istri
yang bekerja dapat menunjang kebahagiaan dan kemajuan bagi rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tangganya. Secara ekonomi, dengan bekerja dapat membantu
kelangsungan hidup keluarga secara finansial. Secara sosial, kaum wanita
dapat mengabdikan dirinya untuk kepentingan sosial, dimana lingkup
pergaulan sosial menjadi lebih luas. Serta secara psikologis, dengan
bekerja wanita dapat memperoleh kepuasan pribadi yang dapat menunjang
kebahagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil analisis data penelitian seperti yang telah diuraikan dalam
bab sebelumnya, melalui pengukuran dengan menggunakan skala
komunikasi interpersonal dan kepuasan perkawinan serta korelasi yang
diikuti dengan pengujian signifikansi maka didapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi
interpersonal dengan kepuasan perkawinan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa semakin baik komunikasi interpersonal yang dilakukan,
maka akan semakin tinggi pula kepuasan perkawinan dan demikian pula
sebaliknya semakin buruk komunikasi interpersonal yang dilakukan maka
akan semakin rendah pula kepuasan perkawinan yang dirasakan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti ingin
mengemukakan beberapa saran, yaitu:
1. Bagi Istri yang Bekerja
Pada istri yang bekerja diharapkan dapat menjaga keefektifan
komunikasi dengan saling terbuka, bersikap empati, saling
mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Selain itu, komunikasi yang
efektif dapat ditunjukkan dengan adanya rasa saling mengerti, saling
menerima, saling menghargai, saling percaya, dan saling mencintai
diantara suami istri sehingga kepuasan perkawinannya dapat terjaga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas
subjek penelitian agar lebih representatif dengan menambahkan aspek
demografis (usia, usia pernikahan, lama pacaran, domisili, jumlah
anak, pendidikan, jenis pekerjaan, dan jumlah pendapatan) sehingga
membuat hasil penelitian lebih kaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azeez, E. P. (2013). Employed women and marital satisfaction: a study
among female nurses. International Journal of Management and Social
Sciences Research, 2(11), 17-26.
Adelina, R. A. A. & Andromeda. (2014). Pasangan Dual Karir: Hubungan
Kualitas Komunikasi Dan Komitmen Perkawinan Di Semarang.
Developmental and Clinical Psychology , 12.
Afni, N., & Indrijati, H. (2012). Pemenuhan aspek-aspek kepuasan perkawinan
pada istri yang menggugat cerai. Jurnal Insan Media Psikologi, 13(3).
Alteza, M & Hidayati, L. N. 2011. Work family conflict pada wanita bekerja.
Jurnal
Azwar, Saifuddin. (2000). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Badan Pusat Statistik (BPS), diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada
tanggal 19 September 2017
Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.
Bienvenu Sr, M. J. (1970). Measurement of marital communication. Family
Coordinator, 26-31.
BKKBN Online (2012). Angka Perceraian di Indonesia Tertinggi di Asia-Pasifik.
http://bppkb-pangkep.com/angka-perceraian-di-indonesia-tertinggi-di-asia
pasifiktinggi-se-asia/ (diakses pada 19 September 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Bradburry, T. N., Fincham, F. D., & Beach, S. R. (2000). Research on the nature
and determinants of marital satisfaction: a decade in review. Journal of
Marriage and The Family, 62, 964-980.
Burgoon, M., & Ruffner, M. (1978). Human communication: A revision of
approaching speech/communication. Holt, Rinehart and Winston.
Burleson, R. Brant. & Denton, H. Wayne. 1997. The Relationship Between
Communication Skill and Marital Satisfaction : Some Moderating Effects.
Journal of Marriage and Family. 59 (4), 884
Cairns, L. G., & Malloch, M. E. (2008). Learning, work and places: Exploring
workplace learning. Unpublished manuscript under review.
Devito, J. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Edisi Kelima. Jakarta: Profesional
Book.
Dewi, N. R., & Sudhana, H. (2013). Hubungan antara komunikasi interpersonal
pasutri dengan keharmonisan dalam pernikahan. Junal Psikologi
Udayana, 1(1), 22-31.
Duvall, E., & Miller, C. M. (1985). Marriage and Family Development. 6th
Ed.
New York: Harper & Row Publisher.
Fowers, B. J., & Olson, D. H. (1993). Enrich marital satisfaction scale: a brief
research and clinical tools. Journal of Family Psychology, 7(2), 176-185.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Frone, M. R., Russell, M., & Barnes, G. M. (1996). Work–family conflict, gender,
and health-related outcomes: A study of employed parents in two
community samples. Journal of occupational health psychology, 1(1), 57.
Greenhaus, J. H., Collins, K. M., & Shaw, J. D. (2003). The relation between
work–family balance and quality of life. Journal of vocational
behavior, 63(3), 510-531.
Gunarsa S.D & Gunarsa,Y.S.D.,2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
Keluarga. BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Gunarsa, Y. S. D. (2000). Asas-asas Paikologi Keluarga Idaman. BPK Gunung
Mulia.
Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Henrdyadi. (2014). Teori Online Personal Paper; Content Validity (Validitas Isi).
Academica.edu.
Hisbullah, M. 2007. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Spiritual Terhadap
Keharmonisan Rumah Tangga Pada Suami-Istri Di Desa Selokbesuki
Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang. Skripsi Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri (UIN), Malang.
Hojati, M., & Abasi, M. (2014). Efficacy of correction beliefs related to family
functioning, based on cognitive method to reduce marital conflict in
men. Education Sciences & Psychology, 28(2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Jacobson, N. S., & Addis, M. E. (1993). Research on couples and couple therapy:
What do we know? Where are we going?. Journal of consulting and clinical
psychology, 61(1), 85.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online/daring (dalam jaringan).
Diunduh pada 21 November 2017 pada pukul 22.30 WIB, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id
Karney, B. R., & Bradbury, T. N. (1995). The longitudinal course of marital
quality and stability: A review of theory, methods, and
research. Psychological bulletin, 118(1), 3.
Lemme, B. H. (1995). Development in adulthood. USA: Allyn & Bacon.
Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik
dalam keluarga. Sri Lestari.
Majalah Tempo, 5 Mei 2017, BPS: Pekerja Masih Didominasi Laki-laki,
https://bisnis.tempo.co/read/872608/bps-pekerja-masih-didominasi-laki-laki,
diakses pada tanggal 25 September 2017
Montgomery, B. M. 1981. The Form and Function of Quality Communication in
Marriage. Journal of Family Relation. Vol 30 no 1. JStor.
Muslimah, Indah Alfiana. (2014, September). Kepuasan Pernikahan Ditinjau Dari
Keterampilan Komunikasi Interpersonal. Jurnal Soul, Vol .7, No 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Newman, B.M., & Newman, P.R. (2012). Development through life: a
psychosocial approach (revised edition). USA: The Dorsey Press.
Ni’mah, M., Hardjajani, T., & Karyanta, N. A. (2010). Hubungan antara
komunikasi interpersonal dan interaksi teman sebaya dengan penyesuaian
sosial pada remaja di SMP Negeri 1 Sukoharjo. WACANA, 2(4).
Nugroho, S.S. (2007). Hubungan antara persepsi terhadap komunikasi keluarga
dengan konflik peran ibu bekerja di RS panti wilasa “citarum” semarang.
Skripsi Universitas Diponogoro.
Nurhayati, N. (2017). Hubungan komunikasi interpersonal dan pemaafan dengan
kebahagiaan suami istri. INTAJ, 1(2), 47-70.
Olson, D. H., & DeFrain, J. D. (2003). Marriages and families: Intimacy,
strengths, and diversity. McGraw-Hill.
Olson, D. H., & Olson, A. K. (2000). Empowering couples: building on your
strengths. 2nd
Ed. Minnesota: Life Inovations, Inc.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development
(Psikologi perkembangan edisi kesembilan). Jakarta: kencana.
Pearson, Judy C. 1983. Interpersonal communication : clarity, confidence &
concern, Illinois : scott, foresman & company.
Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R. (2007). Metode penelitian
kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Rakhmat, Jalaludin. 1996. Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sadarjoen, S. S. (2005). Konflik Marital: Pemahaman Konseptual. Aktual dan
Alternatif Solusinya, Bandung, Refika Aditama.
Santoso, S. (2010). Statistik parametrik. Elex Media Komputindo.
Schultz, D., & Schultz, S. E. (2015). Psychology and Work Today: Pearson New
International Edition CourseSmart eTextbook. Routledge.
Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara, 102.
Statt, D. A. (1994). Psychology and the World of Work. NYU Press. // BUKU
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis.
Kanisius.
Supratiknya, R. (1995). Perkawinan Sebaya. Jakarta: PT Gramedia.
Suranto, A. W. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Surya, Mohammad. 2001. Bina keluarga. Semarang: CV Aneka Ilmu.
Taniredja, T., & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (sebuah
pengantar). Bandung: Alfabeta.
Wardhani, N. A. K. (2012). Self disclosure dan kepauasan perkwianan pada istri
di usia awal perkawinan. Calyptra, 1(1), 1-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Widyarini, Nilam, Seri Psikologi Populer: Menuju Perkawinan Harmonis,
Jakarta, Kompas Gramedia, 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 1
Skala MCI dan EMS
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Bonifasia Agiesta Dwiningtyas
119114050
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
Yogyakarta, 4 Juni 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kepada : Yth. Saudara/i
Dengan hormat, saya :
Nama : Bonifasia Agiesta Dwiningtyas
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma
Pada kesempatan ini, saya memohon kesediaan Saudara/i untuk menjawab
beberapa pernyataan dalam skala penelitiaan ini. Skala penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kepuasan
dalam perkawinan pada istri yang bekerja. Informasi atas jawaban yang diberikan
akan sangat berguna bagi saya dalam melakukan penelitian ini, sabagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi mencapai program S1 bidang Psikologi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Saya menjamin kerahasiaan data Saudara/i berikan, karena data-data yang
ada akan diolah bersama sehingga tidak ada data yang dilihat secara khusus.
Dalam skala penelitian ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk menjawab
semua pernyataan yang paling sesuai dengan diri Saudara/i saat ini. Mohon
dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang ada dan tanpa ada jawaban yang
terlewatkan. Atas bantuan dan kerjasama Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Bonifasia Agiesta Dwiningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama/Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Usia Perkawinan : Tahun
Pendidikan Terakhir :
menyatakan persetujuan saya untuk ikut berpartisipasi sebagai responden dalam
skala penelitian ini. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam skala
penelitian ini dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Saya memperkenankan peneliti untuk menggunakan data-data yang saya berikan
untuk digunakan sesuai kepentingan dan tujuan penelitian.
Saya menyadari dan memahami bahwa semua data dan informasi yang
saya berikan benar-benar berasal dari diri saya sendiri. Sebagai responden dalam
penelitian ini, saya menyetujui untuk mengisi pernyataan-pernyataan yang
diajukan dalam skala penelitian ini.
Menyetujui,
Yogyakarta, 2018
(tanda tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Skala Measurement of Marital Communication (MCI)
Petunjuk Pengisian
Pada bagian ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai komunikasi
interpersonal yang dilakukan terhadap pasangan. Pilihlah jawaban yang paling
sesuai dengan kondisi Anda saat ini. Usahakan agar semua pernyataan terjawab,
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat (4) alternatif
jawaban di bawah ini :
a. B, jika Anda Biasanya dengan pernyataan tersebut.
b. KK, jika Anda Kadang-Kadang dengan pernyataan tersebut.
c. J, jika Anda Jarang dengan pernyataan tersebut.
d. TP, jika Anda Tidak Pernah dengan pernyataan tersebut.
Contoh cara menjawab :
No. Pernyataan B KK J TP
1. Saya memiliki cukup waktu bersama pasangan
saya setelah bekerja. X
Contoh cara penggantian jawaban :
No. Pernyataan B KK J TP
1. Saya memiliki cukup waktu bersama pasangan
saya setelah bekerja. X
X
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Ket : B : Biasanya, KK : Kadang-Kadang, J : Jarang, TP : Tidak Pernah
No. Item Respon
B KK J TP
1.
Apakah pasangan Anda memiliki kecenderungan
untuk mengatakan hal-hal yang lebih baik tidak
dibicarakan ?
2. Apakah Anda menganggap nada suara pasangan
Anda menjengkelkan ?
3. Apakah pasangan Anda mengeluh bahwa Anda
tidak memahaminya?
4. Apakah pasangan Anda menghina Anda ketika
dia marah kepada Anda ?
5.
Apakah Anda tidak bisa menyatakan
ketidaksetujuan pada pasangan Anda karena
Anda takut dia akan marah ?
6. Apakah Anda sangat jengkel/kesal ketika
pasangan Anda marah pada Anda ?
7.
Apakah Anda ragu untuk mendiskusikan hal-hal
tertentu dengan pasangan Anda karena Anda
takut dia mungkin menyakiti perasaan Anda ?
8.
Apakah Anda merasa sulit mengungkapkan
perasaan Anda yang sebenarnya kepada
pasangan Anda ?
9.
Apakah lebih mudah untuk
menceritakan/mengungkapkan pengalaman
pribadi/curhat kepada teman daripada pasangan
Anda ?
10. Apakah pasangan Anda seolah-olah tampak
memahami perasaan Anda ?
11. Apakah Anda terbuka pada pasangan Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan.
sehingga ia lebih memahami pikiran, perasaan,
dan keyakinan Anda ?
12. Apakah pasangan Anda mengomel pada Anda ?
13.
Apakah Anda merasa pasangan Anda
mengatakan sesuatu hal tetapi maksudnya benar-
benar berbeda ?
14.
Apakah ketika pasangan Anda berbicara kepada
Anda, Anda bersikap seolah-olah
mendengarkannya padahal Anda tidak benar-
benar mendengarkannya?
15.
Apakah pasangan Anda mencoba untuk
memberikan semangat ketika Anda sedang
depresi atau putus asa ?
16. Apakah pasangan Anda menuduh Anda tidak
mendengarkan apa yang dia katakan ?
17.
Apakah Anda dan pasangan Anda melakukan
aktivitas dan hal-hal yang menyenangkan di luar
rumah bersama-sama ?
18. Apakah Anda dan pasangan Anda mampu tidak
marah ketika tidak setuju satu sama lain ?
19.
Apakah Anda dan pasangan Anda pernah duduk
bersama hanya untuk mengobrol ?
(Bukan untuk memecahkan masalah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Skala ENRICH Marital Satisfaction (EMS)
Petunjuk Pengisian
Pada bagian ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai kepuasan terhadap
pasangan. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini.
Usahakan agar semua pernyataan terjawab, dengan memberikan tanda silang (X)
pada salah satu dari lima (5) alternatif jawaban di bawah ini :
a. STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
b. CTS, jika Anda Cukup Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. ATTS, jika Anda Antara Setuju dan Tidak Setuju dengan pernyataan
tersebut.
d. CS, jika Anda Cukup Setuju dengan pernyataan tersebut.
e. ST, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ket: STS : Sangat Tidak Setuju, CTS : Cukup Tidak Setuju, ATTS : Antara
Setuju dan Tidak Setuju, CS : Cukup Setuju, ST : Sangat Setuju
No. Item Respon
STS CTS ATTS CS SS
1. Saya dan pasangan saya sangat
memahami satu sama lain.
2. Saya tidak suka dengan sifat dan
kebiasaan pasangan saya.
3.
Saya sangat senang dengan cara kami
berbagi tanggung jawab dalam
perkawinan kami.
4.
Pasangan saya benar-benar memahami
dan menghargai apa pun suasana hati
saya.
5.
Saya tidak senang dengan komunikasi
diantara kami dan merasa pasangan
saya tidak memahami saya.
6. Hubungan kami sangat berhasil
melewati semua kesulitan
7.
Saya sangat senang dengan cara kami
membuat keputusan dan menangani
konflik.
8. Saya tidak senang dengan kondisi dan
pengelolaan keuangan kami.
9.
Saya memiliki beberapa kebutuhan
yang tidak terpenuhi oleh hubungan
kami.
10. Saya sangat senang dengan cara kami
berekreasi dan menghabisakan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
bersama.
11.
Saya sangat senang dengan cara kami
mengungkapkan kasih sayang dan
berelasi secara seksual.
12.
Saya tidak puas dengan cara kami
masing-masing bertanggung jawab
sebagai orang tua.
13.
Saya tidak pernah sekalipun menyesali
hubungan saya dan pasangan saya,
bahkan tidak untuk sesaat.
14.
Saya tidak puas dengan hubungan
antara kami dengan orang tua, ipar,
dan/atau teman-teman.
15.
Saya sangat senang dengan cara kami
menjalani dan mengamalkan iman dan
keyakinan pada Tuhan.
Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Saya Ucapkan Terimakasih
Atas perhatian dan partisipasi Anda dalam penelitian ini
dengan menjadi Responden penelitian ini. Dengan
berpartisipasi, Anda turut membantu kemajuan
penelitian Psikologi khusunya terkait perkawinan.
Semoga hari Anda menyenangkan.
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Hasil Reliabilitas pada Skala Measurement of Marital Communication dan
ENRICH Marital Satisfaction
Reliabilitas Skala MCI
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.555 19
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
I1 28.30 25.222 .171 .545
I2 27.80 24.242 .355 .512
I3 27.63 25.488 .221 .536
I4 27.13 26.619 .206 .542
I5 27.93 23.642 .372 .506
I6 28.66 23.883 .382 .506
I7 27.66 24.570 .303 .521
I8 27.74 23.689 .366 .507
I9 27.86 24.021 .357 .510
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
I10 28.76 26.972 -.026 .587
I11 29.58 28.488 -.151 .581
I12 28.02 25.373 .163 .546
I13 27.92 24.741 .269 .526
I14 27.67 23.981 .331 .514
I15 29.53 26.777 .070 .558
I16 27.82 25.381 .165 .545
I17 29.57 25.924 .247 .535
I18 29.13 29.549 -.289 .601
I19 29.67 28.627 -.192 .578
Lampiran 3
Hasil Reliabilitas pada Skala ENRICH Marital Satisfaction
Reliabilitas Skala EMS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.449 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
I1 48.44 19.602 .211 .419
I2 49.99 18.071 .243 .402
I3 48.48 20.353 .098 .444
I4 48.66 20.530 .053 .455
I5 50.86 17.859 .325 .380
I6 48.48 19.383 .216 .416
I7 48.57 19.399 .261 .409
I8 50.41 18.891 .172 .426
I9 50.44 18.451 .157 .432
I10 48.39 20.018 .157 .431
I11 48.26 20.821 .077 .447
I12 50.78 19.325 .102 .449
I13 48.27 20.381 .097 .444
I14 51.05 20.634 -.020 .484
I15 48.26 20.316 .167 .431
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 4
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Measurement of
Marital
Communication
EINRICH Marital
Satisfaction
Scale
N 100 100
Normal Parametersa,,b
Mean 29.97 51.43
Std. Deviation 5.349 5.576
Most Extreme Differences Absolute .068 .112
Positive .064 .091
Negative -.068 -.112
Kolmogorov-Smirnov Z .681 1.115
Asymp. Sig. (2-tailed) .743 .166
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 5
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
EINRICH
Marital
Satisfactio
n Scale *
Measurem
ent of
Marital
Communic
ation
Between Groups (Combined) 1157.164 21 55.103 2.237 .006
Linearity 631.275 1 631.275 25.628 .000
Deviation
from
Linearity
525.889 20 26.294 1.067 .400
Within Groups 1921.346 78 24.633
Total 3078.510 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 6
Uji Hipotesis
Correlations
Measurement of
Marital
Communication
EINRICH Marital
Satisfaction
Measurement of Marital
Communication
Pearson Correlation 1 .453**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
EINRICH Marital Satisfaction
Scale
Pearson Correlation .453** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI