14
1 HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN SPINAL CORD INJURY DI INSTALASI RAWAT JALAN RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : SAPTOJUNI NIM : ST. 181047 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2019

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

1

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN

SPINAL CORD INJURY DI INSTALASI RAWAT JALAN

RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO

SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

SAPTOJUNI

NIM : ST. 181047

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

2

Hubungan Kualitas Hidup Pasien Dengan Spinal Cord Injury

Di Instalasi Rawat Jalan RS. Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta

Saptojuni 1). Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep.2). Ns. Gatot Suparmanto, M.Sc.2)

1)Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

[email protected] 2)Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

[email protected]

Abstrak

Kualitas hidup adalah persepsi seseorang dalam menghadapi kehidupan di

masyarakat. Spinal Cord Injury adalah semua cedera pada medula spinalis yang bisa

menyebabkan gangguan motorik dan sensorik bahkan menyebabkan kecacatan yang

permanen. Spinal cord injury merupakan cedera yang menimbulkan gangguan motorik

dan sensorik dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan merubah kualitas hidup pasien

maka rumusan masalahnya adalah: Adakah hubungan antara kualitas hidup dengan spinal

cord injury?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas hidup pasien

dengan Spinal Cord Injury. Penelitian deskriptif analitik pada 30 pasien yang kontrol di

Instalasi Rawat Jalan RS Ortopedi Surakarta, instrumen penelitian menggunakan

WHOQoL Breef, variabel yang diamati: kualitas hidup dan Spinal Cord Injury, analisa

data dengan koefisien korelasi Rank Spearman

Pada penelitian ini menghasilkan nilai kualitas hidup 86.6% buruk dengan 4

dimensi kualitas hidup juga buruk yaitu: dimensi kesehatan fisik 96.6% buruk, dimensi

psikologis 86.6% buruk, dimensi hubungan sosial 90% buruk dan dimensi lingkungan

86.6% buruk. Hasil penelitian untuk SCI derajat ASIA A 76.67%, derajat ASIA B

16.67%, derajat ASIA C 3.33% dan derajat ASIA D 3.33%. nilai koefisien korelasi Rank

Spearman 1.00 artinya ada hubungan sangat kuat, nilai Sig. (2–tailed) 0.025 < dari 0.05

artinya antara 2 variabel ada hubungan yang berarti, kesimpulannya adalah terdapat

hubungan antara kualitas hidup dengan Spinal Cord Injury dengan kualitas hubungan

sangat kuat.

Kata kunci: Kualitas hidup, spinal cord injury

Daftar Pustaka: 27 (2011-2019)

Page 3: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

3

Page 4: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

1

PENDAHULUAN

Cedera spinal atau Spinal Cord Injury

(SCI ) menurut Timothy at all (2017) adalah

semua bentuk cedera yang mengenai

medula spinalis baik yang menimbulkan

kelainan fungsi utamanya (motorik,

sensorik, otonom dan reflek) secara lengkap

atau sebagian. Berdasarkan data dari

National Spinal Cord Injury Statistical

Centre dari University of Alabama, insiden

cidera medulla spinalis diperkirakan sekitar

54 kasus per satu juta populasi di Amerika

Serikat atau 288.000 kasus per tahun.

Rumah Sakit Fatmawati Jakarta menurut

Tulaar et all (2017) angka kejadian spinal

cord injury yang tercatat dalam rekam

medis tahun 2017 adalah sejumlah 104

pasien dengan perincian 37 pasien

penyebabnya trauma dan 67 pasien dengan

penyebab non trauma.

Berdasar data rekam medis RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

pada tahun 2018 merawat pasien spinal

cord injury sejumlah 284 orang dengan

berbagai macam faktor penyebabnya.

Spinal cord injury bisa mengganggu

kualitas hidup pasien dikarenakan cedera

ini menyebabkan kelumpuhan anggota

gerak, gangguan itu biasanya berupa

gangguan pemenuhan kebutuhan hidup

sehari-hari. Dalam penelitian Rofii dkk

(2015) menyatakan bahwa kualitas hidup

pasien dengan spinal cord injury adalah

rendah ini bisa dilihat dari nilai tiap

dimensinya, rata rata nilai kualitas hidup

untuk kesehatan unum adalah 47.55,

dimensi kesehatan fisik nilainya rata rata

11.41, dimensi psikologis nilainya rata rata

12.38, dimensi hubungan sosial sebesar

12.22 dan untuk dimensi lingkungan

sebesar 11.55.

METODOLOGI

Jenis penelitian yang akan

dilakukan merupakan penelitian deskriptif

analitik, hal ini dikarenakan penelitian ini

berusaha menganalisa hubungan antar

variabel. Rancangan penelitiannya adalah

cross sectional yaitu suatu penelitian untuk

mencari hubungan antar variabel bebas dan

variabel terikat dengan melakukan

pengukuran sesaat. Populasi adalah pasien

kontrol di Instalasi Rawat Jalan RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

Pada bulan Agustus sampai September

untuk kasus spinal cord injury sebanyak 45

kasus. Pada penelitian ini jumlah sample

30 responden yang diambil adalah pasien

spinal cord injury dengan tetraplegia dan

paraplegia .Alat pengumpul data dalam

penelitian ini adalah kuisioner World

Health Organization Quality of Life

(WHOQoL) yang dikeluarkan oleh WHO

dan checklist tentang Spinal Cord Injury

yang yang diambil dari American Spinal

Injury Association (ASIA). Analisa datanya

Page 5: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

2

menggunakan teknik korelasi Rank

Spearman dengan tingkat kemaknaan 95%

dan taraf signifikansi p<0.05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini hasil penelitian ini:

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

1) Umur

Tabel 1.1. Karakteristik Umur

Umur Frekuensi Persentase

(%)

12-16 thn

17-25 thn

26-35 thn

36-45 thn

46-55 thn

56-65 thn

> 65 thn

Jumlah

1

4

4

4

4

10

1

30

3.3

13.3

3131

3131

3131

0232

131

322

Hasil penelitian ini didapatkan umur

56- 65 tahun sebanyak 10 orang

(33.3%). Hasil tersebut sesuai dengan

penelitian dari Middendorp dkk.

(2011) yang menyatakan bahwa dari

semua kelompok umur penduduk

angka tertinggi kasus TSCI adalah

kelompok umur tua. Sedangkan

peneliti berpendapat bahwa orang tua

lebih banyak terkena SCI dikarenakan

kelenturan persendian mengalami

kemunduran seperti berkurangnya

rentang gerak sendi.

2) Jenis Kelamin

Tabel 1. 2. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

(%)

Laki laki

Perempuan

Jumlah

19

11

30

63.3

36.6

322

Berdasarkan penelitian ini jenis

kelamin laki-laki, 56 orang (75.7%)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

yang menyatakan jumlah pasien

fraktur vertebra yang berkunjung di

IGD RS.Dr.Soetomo Surabaya periode

2014-2017 , 341 pasien atau (77%)

adalah laki-laki (Widhiyanto, 2019).

Hal ini peneliti asumsikan bahwasanya

di Indonesia bahwa laki –laki adalah

menafkahi keluarganya, selain itu laki

laki mobilitas fisiknya lebih banyak

daripada wanita sehingga sering terjadi

trauma yang bisa menyebabkan

terjadinya SCI.

3) Pendidikan

Tabel 1. 3. Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

(%)

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Pendidikan Tinggi

Jumlah

1

9

7

9

4

30

3.3

30.0

23.3

30.0

13.3

322

Page 6: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

3

Berdasarkan hasil penelitian ini

responden yang berpendidikan SD

sebanyak 9 (30%), hal ini sesuai

dengan data dari badan pusat statistik

yang menyebutkan bahwa pada tahun

2018 tingkat pendidikan tertinggi

penduduk Indonesia usia maksimal 15

tahun keatas untuk pendidikan SD

adalah 25.63% (Badan Pusat Statistik,

2018). Peneliti berpendapat bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin memiliki

pengertian tentang keselamatan

sehingga lebih hati hati dalam

beraktifitas, secara tidak langsung ini

bisa mengurangi kejadian SCI.

4) Pekerjaan

Tabel 1.4. Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase

(%)

Tidak bekerja

Buruh / tani

Wiraswasta

PNS

Jumlah

7

5

17

1

30

23.3

16.7

56.7

3.3

322

Berdasarkan hasil penelitian ini

pekerjaan wiraswasta sebanyak 17

responden (56.7%) hasil penelitian

tersebut kurang sesuai dengan data

dari Badan Pusat Statistik (2018) yang

menyampaikan data, dari seluruh

penduduk bekerja pada Februari 2018,

status pekerjaan utama yang terbanyak

adalah sebagai buruh/karyawan (38,11

persen), dari hal tersebut peneliti

berdapat bahwa wiraswasta dalam

bekerja terkadang tidak menggunakan

standar prosedur operasional sehingga

faktor keselamatan sering terabaikan,

makanya angka SCI lebih banyak pada

wiraswasta.

5) Status Pernikahan

Tabel 1.5. Status Pernikahan

Status

Pernikahan

Frekuensi Persentase

(%)

Tidak menikah

Menikah

Janda

Duda

Jumlah

7

20

2

1

30

23.3

66.7

6.7

3.3

322

Berdasarkan hasil penelitian ini status

menikah 20 responden atau (66.7%),

ini sesuai penelitian Astuti (2019) yang

menyatakan lansia yang memiliki

status perkawinan menikah atau

memiliki pasangan memiliki

kemungkinan dalam peningkatan

kualitas hidup. Pendapat peneliti dalam

hal ini bahwa pada pasien SCI

terbanyak pada orang yang sudah

menikah dikarenakan seorang yang

menikah memiliki lebih banyak

aktifitas untuk menghidupi

keluarganya.

Page 7: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

4

6) Teman Tinggal

Tabel 1.6. Teman Tinggal

Teman

Tinggal

Frekuensi Persentase

(%)

Keluarga

Jumlah

30

30

100

322

Berdasarkan hasil penelitian ini

seluruh responden atau (100%) tinggal

bersama dengan keluarga, keluarga

adalah teman tinggal yang paling dekat

dan sangat mempengaruhi kualitas

hidup seseorang, seperti penelitian

Octaviani (2017) yang menyatakan

terdapat hubungan dukungan keluarga

dengan kualitas hidup lansia. Peneliti

mengasumsikan bahwa masyarakat

masih menganut faham makan tidak

makan asal kumpul, maka dari itu

semua yang sakit ditemani oleh

keluarga.

7) Orang yang Membantu Sehari-

hari

Tabel 1.7. Orang yang Membantu

Sehari-hari

Orang Yang

Membantu

Frekuensi Persentase

(%)

Keluarga

Jumlah

30

30

100

322

Berdasarkan hasil penelitian ini untuk

kegiatan sehari-hari, seluruh responden

atau (100%) dibantu kegiatannya oleh

keluarga, seperti penelitian Baroroh

(2012) yang menyatakan bahwa peran

keluarga sebagai care giver

memberikan pengaruh terhadap

pengelolan aktifitas pada lansia.

Peneliti berasumsi bahwa pada kasus

SCI semua masih tinggal bersama

keluarga sehingga peran keluarga

sangatlah penting untuk membantu

aktifitas hidup pasien dengan SCI.

8) Jenis Lesi Cedera

Tabel 1.8. Jenis Lesi Cedera

Jenis Lesi

Cedera

Frekuensi Persentase

(%)

Paraplegia

Tetraplegia

Jumlah

29

1

30

96.7

3.3

322

Berdasarkan hasil penelitian ini

paraplegia sebanyak 29 atau (96.7%).

Hasil tersebut tidak sesuai dengan

penelitian dari Middendorp dkk.

(2011) yang menyatakan bahwa angka

tertinggi untuk kasus TSCI adalah

incomplete tetraplegia yaitu sebesar

30.1%. Hal ini peneliti asumsikan

bahwa kasus paraplegi lebih banyak

daripada tetraplegia dikarenakan resiko

kematian lebih besar tetraplegia

sehingga hanya sedikit pasien

tetraplegia yang hidup dan kontrol di

Rumah Sakit.

9) Derajat Lesi Cedera

Tabel 1.9. Derajat Lesi Cedera

Page 8: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

5

Derajat Lesi

Cedera

Frekuensi Persentase

(%)

Komplit

Inkomplit

Jumlah

23

7

30

33.96

32.08

322

Berdasarkan hasil penelitian ini cedera

komplit sebesar 23 responden atau

(76.7%) Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Middendorp dkk.

(2011) yang menyatakan bahwa lesi

komplit paraplegia sebesar (20.4%)

dan lesi inkomplit paraplegia sebesar

(18.5%). Hal ini peneliti asumsikan

bahwa derajat lesi komplit lebih

banyak dalam penelitian ini

dikarenakan tempat penelitian ini

adalah Rumah Sakit khusus ortopedi

sehingga apabila ada SCI yang tidak

bisa ditangani di daerah maka dirujuk

ke RS Ortopedi.

b. Kualitas Hidup

1) Kualitas Hidup

Tabel 1.10 kualitas Hidup

Quality of

Life

Frekuensi Persentase

(%)

Baik

Buruk

Jumlah

4

26

30

13.3

86.6

322

Quality of Life dalam penelitian ini 26

responden (86.6%) mempunyai

kualitas hidup yang buruk, hasil ini

sesuai dengan hasil penelitian di Nepal

menyampaikan hasil bahwa lebih dari

50% pasien cedera tulang belakang

memiliki kualitas hidup di bawah rata-

rata (Gautam dkk. 2019). Hal tersebut

dapat peneliti asumsikan bahwa

semakin buruk derajat SCI maka

semakin buruk pula kualitas hidupnya

dan SCI merupakan cedera fisik yang

paling nyata karena adanya plegia.

2) Dimensi Kesehatan Fisik

Tabel 1.11 Dimensi Kesehatan

Fisik

Dimensi

Kesehatan

Fisik

Frekuensi Persentase

(%)

Baik

Buruk

Jumlah

1

29

30

3.3

96.6

322

Berdasar penelitian ini 29 responden

(96.6%) mempunyai dimensi

kesehatan fisik buruk, hasil ini sesuai

dengan hasil penelitian dari De Franca

(2013) yang menyatakan bahwa

kualitas hidup pasien dengan Spinal

Cord Injury adalah tidak memuaskan.

Peneliti berpendapat bahwa kerusakan

fisik adalah hal yang pertama kali

dirasakan oleh penderita SCI sehingga

dimensi kesehatan fisiknya menjadi

buruk.

Page 9: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

6

3) Dimensi Psikologis

Tabel 1.12. Dimensi Psikologis

Dimensi

Psikologis

Frekuensi Persentase

(%)

Baik

Buruk

Jumlah

4

26

30

13.3

86.6

322

Berdasar penelitian ini 26 responden

(86.6%) memiliki dimensi psikologis

yang buruk, hasil ini sesuai dengan

hasil penelitian dari Rofi’i dkk (2019)

yang menyatakan bahwa rata rata nilai

Quality of Life untuk dimensi

psikologis adalah rendah. Sedangkan

menurut pendapat dari peneliti bahwa

dimensi psikologis yang buruk pada

pasien SCI lebih disebabkan koping

yang kurang efektif dalam menghadapi

keadaannya sehingga memandang

dirinya lebih buruk dari sebelum

cedera.

4) Dimensi Hubungan Sosial

Tabel 1.13. Dimensi Hubungan

Sosial

Dimensi

Hubungan

Sosial

Frekuensi Persentase

(%)

Baik

Buruk

Jumlah

3

27

30

10

90

322

Berdasar penelitian ini 27 responden

(90%) memiliki dimensi hubungan

sosial yang buruk, dimana responden

sebagian besar tidak puas dengan

hubungan orang lain, tidak puas dalam

hubungan intim dengan pasangan dan

tidak puas dengan dukungan teman-

temannya, hasil ini sesuai dengan

hasil penelitian dari Duggan (2016)

yang menyatakan bahwa mayoritas

responden dengan SCI merasakan diri

mereka kurang bahagia dan

menjelaskan penyesuaian diri mereka

terkait dengan kepribadian, hubungan

sosial yang kurang baik Asumsi dari

peneliti bahwa SCI menyebabkan

psikologis pasien terganggu karena

adanya cedera fisik yang menetap yang

mengganggu mobilitas fisiknya

sehingga pasien tidak mampu lagi

hadir dengan mudah untuk

berhubungan dengan orang lain,

hubungan sosial yang paling sering

adalah dari orang orang terdekat atau

keluarga yang selalu hadir menemani

dan memberi dukungan.

5) Dimensi Lingkungan

Tabel 1.14. Dimensi Lingkungan

Dimensi

Lingkungan

Frekuensi Persentase

(%)

Baik

Buruk

Jumlah

4

26

30

13.3

86.6

322

Berdasar penelitian ini 26 responden

(86.6%) memiliki dimensi lingkungan

Page 10: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

7

yang buruk, dimana responden merasa

tidak aman, tidak puas dengan kondisi

lingkungan fisik tempat tinggalnya,

dan tidak puas dengan sarana

transportasi untuk beraktifitas, hasil

ini sesuai dengan hasil penelitian dari

Jan D (2016) yang menyatakan bahwa

dimensi lingkungan yang kurang baik.

Sedangkan analisa dari peneliti untuk

masalah dimensi lingkungan yang

buruk dikarenakan kondisi lingkungan

yang tidak disiapkan untuk

penyandang SCI, seperti tidak adanya

kendaraan untuk transportasi, jalan

maupun akses rekreasi. Selain itu SCI

menyebabkan mobilitas fisiknya

terganggu sehingga tidak mampu lagi

pergi dengan mudah dengan sarana

transportasi apapun sehingga

lingkungannya adalah rumahnya

sendiri.

6) Kesehatan Umum

Tabel 1.15. Kesehatan Umum

Kesehatan

umum

Frekuensi Persentase

(%)

Baik

Buruk

Jumlah

1

29

30

3.3

96.6

322

Berdasar penelitian ini 29 responden

(96.6%) mempunyai kesehatan umum

yang buruk, hasil ini sesuai dengan

hasil penelitian dari Rofi’i dkk (2019)

yang menyatakan bahwa rata rata nilai

Quality of Life untuk kesehatan umum

adalah rendah, asumsi dari peneliti

bahwa pada kesehatan umum

responden SCI nilainya buruk

dikarenakan adanya anggapan bahwa

sehat adalah mampu melakukan

kegiatan sehari hari seperti

kebanyakan orang normal, sedangkan

dalam penelitian ini respondennya

adalah pasien dengan tetraplegia dan

paraplegia yang mengalami

kelumpuhan.

c. Spinal Cord Injury

Tabel 1.16. Spinal Cord Injury

Spinal

Cord Injury

Frekuensi Persentase

(%)

Derajat A

Derajat B

Derajat C

Derajat D

Jumlah

23

5

1

1

30

76.67

16.67

3.33

3.33

322

SCI derajat ASIA A 23 responden

(76.6%), ini sesuai dengan penelitian

(Kumar, 2016). yang menyatakan

bahwa tingkat cedera yang paling

mempengaruhu kualitas hidup

seseorang adalah derajat A.Pendapat

dari peneliti bahwa semakin tinggi

derajat kerusakan SCI maka semakin

kuat hubungannya dengan kualitas

hidup seseorang karena semakin buruk

derajat SCI maka semakin besar

Page 11: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

8

tingkat ketergantungan hidupnya

terhadap orang lain.

2. Analisis Bivariat

Tabel 2. Analisis Bivariat

Rank

Spearman

Hasil

SPSS

Tabel Ket

Koefisien

korelasi

Sig.(2tail

ed)

1.00

0.025

1.00

<0.05

Hubun

gan

sangat

kuat

Hubun

gan

signifi

kan

Berdasarkan hasil uji statistik dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan

yang sangat kuat antara Quality of Life

dengan Spinal Cord Injury, ini

dibuktikan dari hasil output SPSS uji

koefisien korelasi Rank Spearman

didapati hasil angka 1.00, artinya

hubungan antar variabel adalah sangat

kuat. Hasil ini menjawab

hipotesa penelitian bahwasanya Ho

ditolak karena nilai rs adalah (1.00 >

0), artinya bahwa ada hubungan antara

Quality of Life dengan Spinal Cord

Injury. Hasil ini sesuai dengan hasil

penelitian dari Andersen dkk (2016)

yang menyatakan 77% dari 534

responden SCI memiliki kualitas hidup

yang buruk. Peneliti mempunyai

pendapat bahwa Quality of Life dengan

Spinal Cord Injury mempunyai

hubungan dan saling mempengaruhi

karena kualitas hidup seseorang

dikatakan baik apabila mampu

melakukan sesuatu untuk diri sendiri

dan orang lain, sedangkan pada SCI

tidak bisa melakukan sesuatu terhadap

diri sendiri karena semua fungsi gerak

tubuhnya terganggu.

SIMPULAN

1. Responden terbanyak dalam penelitian

ini adalah laki-laki dengan rentang

umur 56- 65 tahun, jenis pekerjaan

terbanyak adalah wirasuasta, status

pernikahan terbanyak responden

adalah menikah, teman tinggal dan

orang yang membantu kegiatan sehari

hari terbanyak adalah keluarga.

2. Untuk jenis lesi cedera terbanyak

adalah paraplegia dengan cedera

komplit.

3. Kualitas hidup responden yang diukur

menggunakan WHOQoL secara umum

hasilnya adalah kualitas hidup buruk.

4. Spinal Cord Injury responden

mayoritas adalah memiliki derajat

ASIA A.

5. Ada hubungan yang sangat kuat

antara kualitas hidup dengan Spinal

Cord Injury dimana korelasinya

bermakna positif yaitu apabila Spinal

Cord Injury derajatnya naik, maka

Quality of Life kualitasnya juga naik.

Page 12: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

9

6. Dengan demikian berarti Ho ditolak,

artinya ada hubungan yang signifikan

antara kualitas hidup dengan Spinal

Cord Injury.

SARAN

1. Bagi Responden, semoga hasil

penelitian ini bisa digunakan sebagai

bahan bacaan dan referensi tentang

hubungan antara kualitas hidup dengan

Spinal Cord Injury untuk menembah

wawasan dan pengalaman tentang hal

tersebut.

2. Bagi Rumah Sakit semoga bisa

memfasilitasi pasien Spinal Cord

Injury terutama tetraplegia untuk di

antar jemput sewaktu kontrol ke

Instalasi Rawat Jalan RS. Ortopedi

Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

3. Bagi Institusi Pendidikan semoga hasil

penelitian ini bisa digunakan untuk

bahan bacaan dan referensi tentang

hubungan kualitas hidup dengan

Spinal Cord Injury.

4. Bagi Peneliti Lain, agar bisa

mengembangkan penelitian yang lebih

kompleks, penelitian lanjutan yang

berjenis korelatif, analitik ataupun

eksperimen sehingga bisa

menghasilkan suatu hasil penelitian

yang lebih variatif dan tentunya bisa

meningkatkan mutu pelayanan rumah

sakit pada umumnya dan mutu

pelayanan pendidikan pada khususnya.

5. Bagi Peneliti semoga bisa menjadi

awal untuk menghasilkan penelitian

yang lain dengan jenis yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aby Yazid Al Busthomy Rofi’i, Riri Maria,

Masfuri (2019) Quality of life after

spinal cord injury: An overview with

neurogenic bladder problem in

Indonesia INSC Vol 29: Enfemaria

Clinica

Agnes Dewi Astuti. 2019. Status

Perkawinan Meningkatkan Kualitas

Hidup Lansia di PSTW Sinta

Rangkang Kalimantan Tengah. Jurnal

Keperawatan dan Kesehatan

Masyarakat : Cendekia Utama.

Angela Bibiana Maria Tulaar, MD, PhD,

Muhammad Karyana, MD, MPH, Luh

Karunia Wahyuni, MD, Anitta

Florence Stans Paulus, MD,

Damayanti Tinduh, MD, Fitri

Anestherita, MD, and Grace Wangge,

MD, MSc, PhD. 2017 People with

Spinal Cord Injury in Indonesia

American Journal of Physical

Medicine & Rehabilitation

Bahrudin, M. 2016. Neurologi klinis.

Malang: UMM Press

Colette Duggan, Catherine Wilson, Lisa

DiPonio, Brad Trumpower, and

Michelle A. Meade (2016) Resilience

and Happiness After Spinal Cord

Injury: A Qualitative Study. Topics in

Spinal Cord Injury Rehabilitation:

Spring Cord Injury (SCI) in Western

Page 13: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

10

Greece. Rehabilitation Science. Vol. 4:

Science PG.

Emma veronica hutagaol. 2016.

Peningkatan kualitas hidup pada

penderita gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisa melalui

psicological intervention di unit

hemodialisa RS Royal Prima Medan

tahun 2016. Jurnal Ilmiah Peneliti

Kesehatan Vol 2. No. 1. Jakarta :

Jumantik

Fred HL. 2016. Epidemiology and Surgery

in Traumatic Cervical Spine Fractures

Faculty of Medicine University of

Oslo.

Gondowardaja, Yohanes dan Thomas

Eko Purwata. 2014. Trauma

Medula Spinalis: Patobiologi dan

Tata Laksana Medikamentosa.

Denpasar : CDK

Helmi ZN. 2011. Buku Ajar Gangguan

Muskulo Skeletal. Jakarta: Salemba

Hyeoncheol Hwang, MD. Optimal

stimulation parameters for

intraoperative bulbocavernosus reflex

in infants. Philadelphia: JNS Pediatric

Inacia Sátiro Xavier de França; Alexsandro

Silva Coura; Francisco Stélio de

Sousa; Paulo César de Almeida; Lorita

Marlena Freitag Pagliuca.. 2013.

Quality of Life (QoL) in Patients with

Spinal Cord Injury. Gaucha Enferm.

Ioannis-Alexandros Tzanos1, Athanasios

Kyriakides1, Evgenia Gkintoni2, Elias

Panagiotopoulos. 2019. Quality of Life

(QoL) of People with Spinal Cord

Injury in Western Greece.

Rehabilitation Science.

Lukas Widhiyanto, I Ketut Martiana,

Primadenny Ariesa Airlangga, Donny

Permana . 2019. Study Epidemologi

Fraktur Vertebra di RSUD DR

Soetomo Surabaya pada Tahun 3013-

2017. Surabaya: Qanun Medica

M.z.Arifin dan Jefry Henky, 2013.

Functional Independence Measure

Penderita Cedera Servikal. Bandung:

MKB.

Morgan N. Chen, Steven W. Thorpe, Joon

Y. Lee, Alexander R. Vaccaro. 2015.

Management of Traumatic Bilateral

Jumped Cervical Facet Joints in

a Patient with Incomplete Myelopathy.

US : Iknowledge

Muhammad, Nanda N, Shatri, Hamzah

Djoerban, Zubairi Abdullah, Murdani.

2017. Uji Kesahihan dan Keandalan

Kuesioner World Health Organization

Quality of Life-HIV Bref dalam

Bahasa Indonesia untuk Mengukur

Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS.

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia:

Portal Garuda.

Narinder Kumar. Bhawna Gupta. 2016.

Effect of Spinal Cord Injury on Quality

of Life of Affected Soldiers in India: A

Cross-Sectional Study. Asian

Spine Journal : PMC.

National Spinal Cord Injury Statistical

Cente. ,2017. Facts and Figures at a

Glance. Birmingham, AL: University

of Alabama.

Ning, G.Z., Yu, T.Q., Feng, S.Q, Zhow,

X.H., Ban, D.X., Liu Y. 2011.

Page 14: HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGANeprints.ukh.ac.id/id/eprint/121/1/NASKAH PUBLIKASI JUNI.pdf · berbagai macam faktor penyebabnya. ... adalah teman tinggal yang paling dekat dan

11

Epidemiology of traumatic spinal cord

injury in Tianjin. China: Spinal Cord.

Pratiksha Gautam, Rosy Shrestha, Pratibha

Gautam, Laxmi Marasini. 2019.

Quality of Life in Patients with Spinal

Cord Injury Attending Selected

Rehabilitation Centers of Nepal.

Journal of Nepal Health Research.

Council Quality of life in patients with

spinal cord injury. Rev. Gaúcha

Enferm. vol.34 no.1 Porto Alegre

Reni Octaviani. 2017. Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Kualitas Hidup

Lansia Pasca Stroke di Wilayah Kerja

Puskesmas Gajahan Surakarta.

UMS : Skripsi.

S.R.Andersen, F Biering-Sorensen, EM

Hagen, JF Nielsen, FW Back & NB

Finnerup. 2016 Pain, spasticity and

quality of life in individuals with

traumatic spinal cord injury in

Denmark. Journal of Spine. BMC Medicin

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta:

Graha Ilmu

Sayed Zulfikar Ali Shah, Rafiullah, Syed

Mohammad Ilyas. 2017. Asseament of

the Quality of Life of Spinal Cord

Injury Patient in Peshawar. Pakistan:

JPMA.

Steven c. Crishblum MD. 2016. Patterns of

Sacral Sparing Components on

Neurologic Recovery in Newly Injured

Persons With Traumatic Spinal

CordInjury. US : American Congress

of Rehabilitation Medicin.

Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael.

2017. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis . Edisi Kelima.

Jakarta: Sagung Seto

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung : Alfabeta, CV

Timothy T. Robert, Garret R. Leonard,

Daniel J. Capella. 2017.

Classifications In Brief: American

Spinal Injury Association (ASIA)

Impairment Scale. US. Clinical

Orthopaedics and Related Research.