Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN
SIKAP WANITA DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN DINI IVA
(INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DI PUSKESMAS GODEAN 1
SLEMAN YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
AJI SATYA NUGRAHA
2214079
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2018
1
THE ASSOCIATION BETWEEN CERVICAL CANCER KNOWLEDGE WITH
WOMEN’S ATTITUDE IN DOING EARLY IVA (ACET ACID VISUAL
INSPECTION) CHECK AT PUSKESMAS GODEAN 1 SLEMAN
YOGYAKARTA
Aji Satya Nugraha1, Afi Lutfiyati
2
Email: [email protected]
ABSTARCT
Background: Cervical cancer is a tumor in the cervix caused by Human Papilloma
Virus (HPV). The countermeasures for cervical cancer in women have to be done
thoroughly and integratedly; one of the ways is by doing early detection of servical
cancer through IVA check. The effects of cervical cancer encourage women to take
preventive measure. Some women are still reluctant about doing early check because
they do not really know the danger of cervical cancer.
Research Objective: To identify the association between cervical cancer with women’s
attitude in doing an early IVA check at Puskesmas Godean I Sleman.
Research Methodology: This is a quantitative research with cross-sectional approach
using purposive sampling technique. The subjects of this research were 36 samples. The
respondents of this research were women who came to Poli KIA at Puskesmas Godean I
Sleman. The data was collected using questionnaires on knowledge and early check
attitude. The statistical analysis was done using Somers’d test.
Research Result: This research shows that the highest proportion of respondents with
adequate knowledge are 17 people (47,2%) and the highest proportion of respondents
with positive attitude are 25 people (69,4%). There is an association between
knowledge about cervical cancer with women’s attitude in doing early IVA check with
p-value of 0,001 and a strong association level (0,623).
Conclusion and Suggestion: There is an association between knowledge about cervical
cancer with women’s attitude in doing early IVA check with a strong association level.
Women are encouraged to improve their knowledge on cervical cancer.
Keywords: Cervical cancer, early IVA check
____________________________________________ 1Student of Nursing Program, Faculty of Health, General Achmad Yani University, Yogyakarta
2Lecturer of Nursing Program, Faculty of Health, General Achmad Yani University, Yogyakarta
2
PENDAHULUAN
Kanker serviks merupakan tumor di
leher rahim yang disebabkan oleh virus
Human Papilloma Virus (HPV).1
Human palpiloma virus (HPV) masuk
dalam daerah jaringan leher rahim atau
uterus.2 Di uterus HPV terus membelah,
bermigrasi, mengisi sel bagian uterus,
dan mengambil alih siklus
perkembangan sel mengikuti
deferensiasi sel. Leher rahim yang
terinfeksi dan berfoliferasi dapat
mengakibatkan terjadinya lesi pra
kanker yang kemudian berkembang
menjadi kanker.2
Kanker serviks memberikan
dampak secara fisik, psikologis, dan
sosial tidak hanya pada penderita
namun bagi keluarga. 3
Dampak kanker
serviks diantaranya adalah nyeri,
perubahan warna kulit, dan konstipasi,
perdarahan saat melakukan hubungan
seksual, munculnya kecemasan, isolasi
sosial, dan gangguan peran, serta
kehilangan produktifitas.3
Kanker serviks merupakan
penyebab kematian paling banyak yang
diderita oleh wanita.4 World Health
Organization (2016)5 melaporkan
sebanyak 445.000 kasus baru tahun
2012 dan sekitar 270.000 (60,7%)
diantaranya meninggal akibat penyakit
ini. Dan menurut Global Burden Of
Cancer In Women (2012)
memperkirakan sebanyak 527.600 kasus
dan sekitar 265.700 wanita meninggal
akibat penyakit ini. Kanker serviks
merupakan peringkat kedua setelah
kanker payudara penyebab kematian
terbanyak.6 Hampir 90% kematian
kanker serviks terjadi di negara
berkembang, Asia tenggara memiliki
ASR 9.9-15.7 kasus per 100.000
penduduk.6
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (2015)7 menyatakan
bahwa kanker serviks menempati
peringkat pertama kasus kanker yang
dialami wanita di Indonesia yaitu
sebanyak 98.692 penderita.
Salah satu propinsi yang
memberikan kontribusi jumlah
penderita kanker serviks di Indonesia
adalah provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) yang menempati
posisi ke-7 dengan jumlah kasus
sebanyak 2.703 jiwa.7
Tingginya angka penderita kanker
serviks menuntut pemerintah di negara
maju maupun negara berkembang untuk
terus berupaya menurunkan angka
kematian akibat kanker servik.
Kebijakan yang mendukung diantaranya
melakukan skrining kanker serviks
melalui kegiatan pap smear sehingga
3
lesi pra kanker dapat terdeteksi sejak
dini dan mendapat pengobatan segera
(WHO, 2016). Walaupun kebijakan
tentang pencegahan kanker serviks
sudah ditetapkan di Negara berkembang
termasuk Indonesia, namun masih
banyak daerah yang terbatas akses
untuk melakukan skrining sehingga
penderita tidak mengetahui
perkembangan penyakit ini (WHO,
2016).
Penanggulangan kanker serviks
pada wanita harus dilakukan secara
menyeluruh dan terintegrasi salah
satunya dengan melakukan deteksi
kanker serviks sejak dini melalui
pemeriksaan IVA. Pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam asetat (IVA)
merupakan salah satu cara untuk
melakukan deteksi dini kanker serviks
yang paling sederhana dengan
menggunakan asam asetat 3-5% yang
dioleskan pada serviks dan tunggu
sekitar sepuluh detik di observasi
apakah ada peradangan atau lesi pada
serviks.8
Dampak yang ditimbulkan kanker
serviks menuntut wanita untuk
meningkatkan upaya pencegahan.
Namun terkendala oleh wilayah yang
luas dan terkait dengan kesulitan
transportasi dan komunikasi, sikap
wanita enggan melakukan pemeriksaan
dini karena ketidaktahuan tentang
bahaya kanker serviks, rasa malu, rasa
takut, malas, jauh dari rumah, dan
kendala biaya.9 Hal ini dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan wanita tentang
manfaat pemeriksaan dini IVA.10
Aini
(2012)11
dalam penelitiannya
menyatakan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan tentang kanker
serviks dengan sikap pemeriksaan dini
dengan nilai p= 0,008, p<0,5.
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 3 april 2018 didapatkan hasil
bahwa Kabupaten Sleman memiliki 25
puskesmas. Dari data 25 puskesmas
yang ada di wilayah Sleman, Puskesmas
Godean I merupakan daerah terendah
dalam pemeriksaan dini IVA. Pada
tahun tahun 2016 didapatkan hasil tidak
adanya wanita yang melakukan
pemeriksaan dini IVA. Hasil dari uji
kuesioner pengetahuan kanker serviks
terhadap 4 wanita, didapatkan 4 wanita
tersebut mempunyai pengetahuan yang
kurang dan juga tidak pernah
melakukan pemeriksaan dini IVA,
adapun hasil wawancara terhadap bidan
puskesmas menyatakan bahwa pada
satu tahun terakhir perawat dan bidan
puskesmas Godean 1 melakukan
4
konseling dan pendidikan kesehatan
kanker serviks dan pemeriksaan dini
IVA terhadap warga desa setempat guna
meningkatkan kesadaran warga
setempat akan bahaya kanker serviks.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan kanker
serviks dengan sikap wanita dalam
melakukan pemeriksaan dini IVA di
Puskesmas Godean I Sleman
Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang kanker serviks
dengan sikap wanita dalam melakukan
pemeriksaan dini IVA di Puskesmas
Godean I Sleman.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional yaitu pengumpulan atau
pengukuran pada waktu yang
bersamaan. Penelitian ini dilakukan di
Poli KIA (kesehatan ibu dan anak)
Puskesmas Godean 1 Sleman
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan
selama 8 bulan, yaitu mulai Bulan
Januari-Agustus 2018 dengan waktu
pengumpulan data selama 3 hari pada
tanggal 27-30 juli 2018. Jumlah
responden pada penelitian ini adalah
sebanyak 36 responden.Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah non probability sampling dengan
jenis purposive sampling.
Variabel yang diteliti pada
penelitian ini adalah pengetahuan
wanita tentang kanker serviks dan sikap
wanita dalam melakukan pemeriksaan
dini IVA (inspeksi visual asam asetat).
Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner tingkat pengetahuan kanker
serviks yang terdiri dari 18 pertanyaan
yang telah digunakan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Dewi (2016). Hasil
uji validitas didapatkan hasil 18
pertanyaan valid dengan nilai r hitung
0,361, dan uji reliabilitas menggunakan
KR 20 dengan hasil 0,818. Kuesioner
sikap pemeriksaan dini IVA yang terdiri
dari 22 pertanyaan yang telah
digunakan oleh peneliti sebelumnya
yaitu Asalat (2016). Hasil uji validitas
didapatkan hasil 22 pertanyaan valid
dengan nilai r hitung 0,444, dan uji
reliabilitas menunjukkan nilai Alpha
Cronbach yaitu 0,928. Analisa data
yang digunakan adalah uji korelasi
Somers’d.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden yang menjadi subjek
penelitian ini adalah wanita.
Karakteristik responden terdiri dari
umur, pendidikan terakhir,
penghasilan, pengalaman
melahirkan, suku, sumber informasi
yang dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Karakteristik
Responden di Puskesmas Godean 1
Sleman Tahun 2018 (n = 36) Karakteristik
Responden Frekuensi
Persentase
(%)
Umur
25-34 tahun
35-44 tahun
45-55 tahun
Pendidikan
Terakhir
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
Penghasilan
<Rp 1.448.385
>Rp 1.448.385
Pengalaman
melahirkan
Primipara
Multipara
Suku
Jawa
Luar jawa
Sumber
Informasi
Pendidikan/sek
olah
Televisi/radio
Media massa
Teknologi
23
6
7
3
5
17
11
22
14
19
17
35
1
8
6
7
15
63,9
16,7
19,4
8,3
13,9
47,2
30,6
61,1
38,9
52,8
47,2
97,2
2,8
22,2
16,7
19,4
41,7
Total 36 100
(Sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan Tabel 1 dari 36
responden menunjukkan dengan
karakteristik usia mayoritas berumur
25-34 tahun sebanyak 23 (63,9%)
responden. Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir
mayoritas menempuh pendidikannya
hanya sampai dengan SMA yaitu
sebanyak 17 (47,2%) responden.
Dengan karakteristik penghasilan per
bulan mayoritas mayoritas responden
mendapatkan pemasukan sebesar
<Rp 1.448.385 sebanyak 22 (61,1%)
responden. Karakteristik pengalaman
melahirkan pada responden yaitu 1
kali (primipara) sebanyak 19 (52,8%)
responden. Mayoritas responden
berdasarkan karakteristik suku
kebanyakan adalah suku jawa
sebanyak 35 (97,2%) responden. Dan
karaktistik sumber informasi
mayoritas dari teknologi sebanyak 15
(41,7%) responden.
B. Pengetahuan Kanker Serviks
Data hasil penelitian tentang
pengetahuan kanker serviks di
Puskesmas Godean 1 dapat dilihat
pada tabel berikut:
6
Tabel 2 Ditribusi Responden
Berdasarkan Pengetahuan Kanker
Serviks di Puskesmas Godean 1
Sleman Tahun 2018 (n = 36) Pengetahuan
Kanker
Serviks
Frekuensi
(n) Persentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
15
17
4
41,7
47,2
11,1
Total 36 100
(Sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan Tabel 2 dapat
diketahui bahwa pengetahuan wanita
tentang kanker serviks mayoritas
cukup yaitu sebanyak 17 (47,2%)
responden.
C. Sikap Wanita dalam Melakukan
Pemeriksaan Dini IVA
Data hasil penelitian tentang
sikap wanita dalam melakukan
pemeriksaan dini IVA di Puskesmas
Godean 1 dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3 Distribusi Responden
Berdasarkan Sikap Wanita dalam
Melakukan Pemeriksaan Dini IVA
di Puskesmas Godean 1 Sleman
Tahun 2018 (n = 36) Sikap Wanita
dalam
Melakukan
Pemeriksaan
Dini IVA
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Positif
Negatif
25
11
69,4
30,6
Total 36 100
(Sumber: data primer, 2018)
Diketahui dari Tabel 3 dapat
diketahui sikap wanita dalam
melakukan pemeriksaan dini IVA
sebagian besar mempunyai sikap
positif yaitu sebanyak 25 (69,4%)
responden.
D. Hubungan Pengetahuan Kanker
Serviks dengan Sikap Wanita
dalam Melakukan Pemeriksaan
Dini IVA
Data hasil penelitian tentang
pengetahuan kanker serviks dengan
sikap wanita dalam melakukan
pemeriksaan dini IVA di Puskesmas
Godean 1 Sleman yang dapat dilihat
pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4 Tabulasi Silang
Pengetahuan Kanker Serviks
Dengan Sikap Wanita Dalam
Melakukan Pemeriksaan Dini IVA
di Puskesmas Godean 1 Sleman
Tahun 2018 (n = 36)
Pengeta
huan
Kanker
Serviks
Sikap Wanita
Dalam Melakukan
Pemeriksaan Dini IVA
Total
n(%) r
p
value
Positif
n
(%)
Negatif
n
(%)
Baik
Cukup
Kurang
15
(41,7)
10
(27,8)
0
(0)
0
(0)
7
(19,4)
4
(11,1)
15 (41,7)
3
(10,3)
4
(13,8)
0,623 0,001
Total 25
(69,5)
11
(30,5)
36
(100)
(Sumber: data primer, 2018)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat
diketahui bahwa wanita dengan
pengetahuan kanker serviks baik
yaitu sebanyak 15 (41,7%) dari 36
responden dan semuanya mempunyai
sikap dalam melakukan pemeriksaan
dini IVA Positif yaitu sebanyak 15
7
(41,7%), kemudian wanita dengan
pengetahuan kanker serviks cukup
yaitu sebanyak 17 (47,2%) dari 36
sebagian besar sikap dalam
melakukan pemeriksaan dini IVA
positif yaitu sebanyak 10 (27,8%)
responden, serta wanita dengan
pengetahuan kanker serviks kurang
sebanyak 4 (11,1%) dari 36
responden dan semuanya mempunyai
sikap negatif terhadap pemeriksaan
dini IVA yaitu sebantak 4 (11,1%).
Berdasarkan uji korelasi
Somers’d didapatkan p-value 0,001
lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis
Ha diterima yang berarti ada
hubungan antara pengetahuan kanker
serviks dengan sikap wanita dalam
melakukan pemeriksaan dini IVA,
dan nilai r korelasi 0,623 yang
berarti memiliki tingkat keeratan
hubungan kuat.
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Kanker Serviks
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa sebagian besar wanita di
Puskesmas Godean 1 mempunyai
pengetahuan kanker serviks yang
cukup, yaitu sebanyak 17 (47,2%)
responden dari 36 responden.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yanty
(2013)12
yang menyatakan tingkat
pengetahuan kanker serviks sebagian
besar dalam kategori cukup.
Hasil penelitian terhadap usia
responden di Puskesmas Godean 1
Sleman sebagian besar dalam rentang
umur 25 sampai 34 tahun sebanyak
23 (63,88%) responden. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yanty (2013)12
yang
menyatakan sebagian besar usia
responden dalam rentan 25 sampai
34 tahun 43,4%. Bahwa kedewasaan
seseorang diketahui dari umur
sebagai faktor yang mengetahui
kemampuan, pengetahuan, persepsi,
dan sikap dalam bertindak, berfikir
dan mengambil keputusan.13
Hasil penelitian terhadap
pendidikan terakhir di Puskesmas
Godean 1 Sleman sebagian besar
responden berpendidikan terakhir
SMA sebanyak 17 (47,2%)
responden. Pendidikan sangat
berpengaruh terhadap respon yang
datang dari luar. Orang
berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang rasional
terhadap informasi yang datang dan
berfikir sejauh mana keuntungan
yang didapat dari informasi atau
gagasan tersebut.14
8
Hasil penelitian berdasarkan
penghasilan di Puskesmas Godean 1
Sleman sebagian besar responden
berpenghasilan <Rp 1.448.385
sebanyak 22 (61,1%) responden.
Keluarga dengan status ekonomi
kurang baik akan sulit tercukupi
kebutuhannya salah satunya
kebutuhan akan akses informasi
dibandingkan dengan keluarga status
ekonomi baik.15
Hasil penelitian berdasarkan
sumber informasi mayoritas
responden mendapatkan informasi
dari teknologi/internet sebanyak 15
(41,7%) responden. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin
banyak pula pengetahuan yang
didapat tentang kesehatan. Hal ini
sejalan dengan Notoadmodjo (2010)
yang menjelaskan tentang
pengetahuan didapatkan dari
pengalaman yang berasal dari
berbagai sumber informasi dapat
juga dari suatu keyakinan seseorang.
Hasil penelitian pada responden
wanita yang mengisi kuesioner
tingkat pengetahuan kanker serviks
didapatkan 3 item soal dengan skor
rendah terlihat pada no 4, 9, dan 10
yaitu “keturunan merupakan salah
satu faktor pendukung terjadinya
kanker serviks”, “sinar matahari
tidak dapat memicu terjadinya
kanker serviks”, dan “kanker serviks
merupakan penyakit keturunan”.
Riwayat kanker serviks dalam
keluarga seperti ibu atau saudara
membuat seseorang memiliki resiko
2-3 kali lebih besar dari pada yang
tidak mempunyai riwayat kanker
serviks di keluarganya dikarenakan
ketidakmampuan melawan virus
HPV dengan riwayat genetik.16
Mitchell (2009)17
mengatakan
paparan sinar ultraviolet atau
matahari jangka panjang dapat
bersifat karsinogenik, hal ini
disebabkan kerusakan DNA akibat
pembentukan dimer primidin dan
imunosupresin.
B. Sikap Wanita Dalam Melakukan
Pemeriksaan Dini IVA
Hasil penelitian ini diketahui
bahwa sikap wanita dalam
melakukan pemeriksaan dini di
Puskesmas Godean 1 Sleman
sebagian besar mempunyai sikap
positif sebanyak 25 (69,4%)
responden. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hirawati & Khayati (2013)18
yang menyatakan sikap wanita dalam
melakukan pemeriksaan dini adalah
9
positif dengan presentase 66,3%.
Penyebab kurangnya sikap terhadap
kanker serviks diantaranya adalah
kurangnya sumber daya manusia
sebagai pelaku skrining, faktor
ekonomi, umur, paritas, dan
kurangnya pengetahuan tentang
kanker serviks.18
Akurasi
pemeriksaan dini dengan hasil
negatif dapat dikaitkan dengan
beberapa hal diantaranya kesulitan
transportasi dan komunikasi, dan
wanita enggan melakukan
pemeriksaan dini dikarenankan
ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut
dan faktor biaya. Hal ini terlihat pada
kuesioner sikap pemeriksaan dini
IVA diitem pertanyaan no 11 yaitu
“menurut saya, deteksi dini kanker
serviks memalukan karena
kewanitaan saya akan dibuka dan
dilihat”. Hal ini juga dapat dikaitkan
dengan kebudayaan yang sebagian
massyarakat masih menganggap
pembicaraan terhadap kemaluan
masih dianggap tabu dan tidak layak
untuk diperbincangkan.19
Penelitian
Astuti et al (2015) menyatakan
beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap dalam pemeriksaan dini antara
lain pengalaman pribadi yang
meninggalkan kesan yang kuat salah
satunya terdapat item pertanyaan no
16 “menurut saya, sebaiknya saya
melakukan pemeriksaan dini kanker
serviks setiap tahun sekali”. Sikap
adalah salah satu faktor presisposisi
yang merupakan pendorong perilaku
seseorang untuk bertindak .14
Menurut Azwar (2011)20
menyatakan
ada dua sikap yaitu positif yang
cenderung seseorang mendekati,
menyenangi, dan mengharapkan
objek tertentu, dan negatif yaitu
cenderung menjauhi atau
menghindari, membenci, dan tidak
menyukai objek tertentu.
Hasil penelitian pada
responden wanita yang mengisi
kuesioner sikap pemeriksaan dini
IVA didapatkan 3 item soal dengan
skor rendah pada no 5, 9, dan 11
yaitu “menurut saya, wanita yang
belum menikah harus melakukan
pemeriksaan dini kanker serviks”,
“menurut saya, pap smear dan IVA
test adalah pemeriksaan yang
menakutkan”, dan “menurut saya,
deteksi dini kanker serviks
memalukan karena kewanitaan saya
akan dibuka dan dilihat”.
Pemeriksaan IVA merupakan
tes kanker serviks dengan visualisasi
yang menggunakan larutan asam
10
asetat 3-5% yang dioleskan pada
serviks untuk kemudian dilihat
apakah ada perubahan warna setelah
dioleskan.21
Tes IVA dapat
dilakukan dalam waktu 15 menit dan
biaya cukup murah.22
Salah satu
hubungan yang baik antara perawat
dengan klien yaitu memahami hak
klien dan harus melindungi hak
tersebut, salah satunya adalah hak
privasi.23
C. Hubungan Pengetahuan Kanker
Serviks dengan Sikap Wanita
Dalam Melakukan Pemeriksaan
Dini IVA
Berdasarkan dari hasil
penelitian ini didapatkan 17 (47,2%)
responden mempunyai pengetahuan
kanker serviks cukup, namun ada 7
(19,4%) responden dengan sikap
pemeriksaan dini negatif. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu usia, media massa, pendidikan,
dan lainnya.
Berdasarkan uji korelasi
Somers’d didapatkan didapatkan p-
value 0,001 lebih kecil dari 0,05
maka hipotesis Ha diterima yang
berarti uji statistik ini mempunyai
arti bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan kanker serviks dengan
sikap wanita dalam melakukan
pemeriksaan dini IVA dan
didapatkan nilai r korelasi 0,623
yang berarti memiliki tingkat
keeratan yang kuat. Menurut
Sulistiowati dan Sirait (2014)24
semakin baik pengetahuan kanker
serviks semakin banyak pula yang
melakukan pemeriksaan dini IVA.
Hal ini menunjukan bahwa wanita
yang mempunyai pengetahuan
kanker serviks dapat menentukan
seorang wanita menjalani
pemeriksaan dini IVA. 24
D. Keeratan Hubungan Pengetahuan
tentang Kanker Serviks dengan
Sikap Wanita dalam Melakukan
Pemeriksaan Dini IVA
Berdasarkan hasil uji statistik
menggunakan Somers’d, diketahui
bahwa nilai p-value sebesar 0,001,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan
tentang kanker serviks dengan sikap
wanita dalam melakukan
pemeriksaan dini IVA di Puskesmas
Godean 1 Sleman. Nilai r korelasi
yaitu 0,623 sehingga keeratan
hubungan antara pengetahuan
tentang kanker serviks dengan sikap
wanita dalam melakukan
pemeriksaan dini IVA di Puskesmas
Godean 1 Sleman dalam tingkat kuat,
arah positif pada nilai koefisien
korelasi berarti semakin baik
pengetahuan responden maka
semakin positif sikap mereka untuk
11
melakukan pemeriksaan dini IVA,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua responden yang
berpengetahuan baik mempunyai
sikap yang positif. Keeratan yang
kuat di sini karena sikap tersebut
tidak hanya dipengaruhi oleh
pengetahuan responden saja
melainkan bisa dipengaruhi dari
umur, pendidikan, ekonomi, dan
budaya. Menurut Hurclok (2008)25
menyatakan semakin cukup umur
tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam
berpikir terutama dalam hal
kesehatan. Seseorang yang
mempunyai pendidikan yang tinggi
cenderung lebih mudah mengerti
tentang informasi termasuk yang
berkaitan dengan kesehatan, mereka
yang berpendidikan tinggi juga aktif
menggali informasi termasuk
berkonsultasi dengan psikiater atau
dokter atau mencari lewat buku
ataupun seminar-seminar.18
Keluarga
dengan ekonomi tercukupi akan lebih
mudah mendapatkan kebutuhan akan
akses informasi dibandingkan
dengan keluarga dengan ekonimi
kurang.15
KESIMPULAN
1. Tingkat pengetahuan tentang kanker
serviks di Puskesmas Godean 1
Sleman sebagian besar dalam
kategori cukup (47,2%).
2. Sikap wanita dalam melakukan
pemeriksaan dini IVA di Puskesmas
Godean 1 Sleman sebagian besar
bersikap positif (69,4%).
3. Terdapat hubungan antara
pengetahuan tentang kanker serviks
dengan sikap wanita dalam
melakukan pemeriksaan dini IVA di
Puskesmas Godean 1 Sleman dengan
p-value 0.001 dengan keeratan
hubungan r korelasi 0,623 dalam
kategori kuat.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan
puskesmas agar melakukan
penyuluhan atau konseling terhadap
wanita atau keluarga tentang
pengetahuan kanker serviks dan cara
mencegah kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA
1. Marmi., 2013. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
2. Hakim, L., 2010. Biologi dan
Patogenesis Human Papiloma Virus.
PKB “New Perspective Of Sexually
Transmitted Infection Problems”.
Jakarta: EGC.
3. Misgiyanto, D., Susilawati., 2014.
Hubungan Antara Dukungan
Keluarga dengan Tingkat Kecemasan
12
Penderita Kanker Serviks Paliatif:
Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Diponegoro. Semarang: Jurnal
Keperawatan, ISSN: 2086-3071.
5(1), hh.120-130
4. Wijaya., 2010. Pembunuh Ganas Itu
Bernama Kanker Servik. Yogyakarta
: Sinar Kejora.
5. World Health Organization, 2015a.
Human Papiloma Virus (HPV)
Cervical Cancer. Tersedia di
<http://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/human-
papilomavirus(hpv)-andcervical-
cancer> [diakses pada 24 februari
2018].
6. Burden Of Cancer In Women, 2012.
Current status, trends, and
interventions. Darmstadt: Merck
Kgaa.
7. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015. Pusat Data dan
Informasi. Jakarta Selatan:
Kemenkes RI.
8. Asalat, L, Sari., 2016. Gambaran
Sikap Wanita Usia Subur (WUS)
tentang Deteksi Dini Kanker Serviks
di Dusun Ngasem Desa Timbulharjo
Sewon Bantul Yogyakarta. Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Universitas
Jenderal Ahcmad Yani Yogyakarta.
9. Irwan., 2016. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Yogyakarta:
Deepublish.
10. Anna. 2008. Kesehatan Reproduksi,
Cetakan Pertama, Yogyakarta: Nuha
Medika.
11. Aini, A., 2012. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Kanker
Serviks dengan Perilaku
Pemeriksaan Pap Smear. Skripsi.
Universitas Aisyiyah Yogyakarta 6.
12. Yanty, N.V., 2013. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu
dalam Melakukan Tes Pap Smear di
Kelurahan Tugu Utara. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
13. Sulaini, P., dan Novendra., 2014.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Sikap Bidan Mengenai
Teknik Inspeksi Visual Asetat (IVA)
dalam Skrining Kanker Serviks di
Puskesmas Kota Padang. Jurnal
Keperawatan Maternitas.1(15),
hh.25-35
14. Notoatmodjo, S., 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
15. Wawan, A., dan Dewi, M., 2010.
Teori dan Pengukuran Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
16. Handayani, L., Suharmiati., &
Ayuningtyas, A., 2013. Menaklukkan
Kanker Serviks dan Kanker
Payudara dengan 3 Terapi Alami.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
17. Mitchell., 2009. Buku Saku Dasar
Patologis Penyakit. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
18. Hirawati, H. P., & Khayati, Y. N.,
2013. Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap dengan
Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal. Karya Tulis
Ilmiah. Stikes Ngudi Waluyo
19. Sulaini, P., dan Novendra., 2014.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Sikap Bidan Mengenai
Teknik Inspeksi Visual Asetat (IVA)
dalam Skrining Kanker Serviks di
Puskesmas Kota Padang. Jurnal
Keperawatan Maternitas.1(15),
hh.25-35
20. Azwar, S., 2011. Sikap Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
21. Rasjidi, I., 2007. Panduan
Penatalaksanaan Kanker
Ginekologi. Berdasarkan Evidence
Base. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
13
22. Chen, R., 2012. Solusi Cerdas
Mencegah dan Mengobati Kanker.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
23. Suhaemi, M. E., 2013. Etika
Keperawatan Aplikasi pada Praktik.
Editor, Monica Ester. Jakarta: EGC.
24. Sulistiowati, E., Ana, M. S., 2014.
Pengetahuan tentang Faktor Resiko
Perilaku dan Deteksi Dini Kanker
Serviks dengan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) Pada Wanita di
kec. Bogor Tengah, Kota Bogor.
Buletin Penelitian. Kesehatan, 42(
3), hh.193-202.
25. Hurclok., 2008. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Erlangga.