Upload
vuque
View
246
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Disusun
HUBUNG HORWIL
n sebagai s
pada jur
P
UNIVER
GAN PENGRMONAL
LAYAH KE
salah satu s
rusan Kepe
NO
PROGRAM
FAKULT
RSITAS M
1
GGUNAANTERHAD
ERJA PUS
syarat meny
erawatan F
Oleh
ONI WIDIA
J210151
M STUDI K
TAS ILMU
MUHAMMA
TAHUN
N ALAT KAP HIPERKESMAS
yelesaikan
Fakultas Ilm
:
AWATIE
1036
KEPERAW
U KESEHA
ADIYAH S
2017
KONTRASERTENSI DIGROGOL
Program S
mu Keseha
WATAN
TAN
SURAKAR
EPSI I
Studi Strat
atan
RTA
ta I
i
ii
iii
1
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP HIPERTENSI DIWILAYAH
KERJA PUSUKESMAS GROGOL
ABSTRAK
Latar belakang: Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) mempunyai arti dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera disamping program pendidikan dan kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh akseptor kontrasepsi hormonal adalah peningkatan berat badan, pusing dan hipertensi atau tekanan darah tinggi Penggunaan kontrasepsi hormonal tentunya memiliki beberapa manfaat selain keluhan dan efek samping yang muncul. Hipertensi dikenal dengan the silent killer karena umumnya tanpa ada manifestasi bagi penderita, apabila kondisi ini dibiarkan maka dapat menganggu fungsi organ-organ lain terutama seperti organ-organ vital yaitu jantung dan ginjal. Hasil dari observasi yang dilakukan peneliti 15 orang yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tujuan: Mengetahui hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol. Metode: Jenis penelitian menggunakan desain cross sectional. Populasi yang diteliti adalah ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol yang berjumlah 75 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pemeriksaan tekanan darah dan analisa data menggunakan uji statistic Chi Square. Hasil penelitian: Hasil pengujian statistik Chi Square diperoleh nilai χ2
hitung sebesar 7,324 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,026 Kesimpulan: Terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap hipertensi dengan nilai signifikasi kurang dari 0,05. Keywords: Hormonal, Hipertensi
ABSTRACT
Background: The program service of Family Planning (FP) has a significance in creating a prosperous man Indonesia in addition to education and health programs. One of the health problems often experienced by hormonal contraceptive acceptors are weight gain, dizziness and hypertension or high blood pressure certainly hormonal contraceptive use has several benefits in addition to complaints and side effects appear. Hypertension is known as the silent killer because there are generally no manifestation for patients, if this condition is left, it can interfere with the function of other organs, especially such vital organs, namely the heart and kidneys. The results of observations conducted by researchers 15 people who have hypertension or high blood pressure. Objective: To examine the relationship hormonal contraceptive use against hypertension in Puskesmas Grogol. Methods: The study used cross sectional design. The population studied were mothers who used hormonal contraception in Puskesmas Grogol, amounting to 75 people. Collecting data using questionnaires, blood pressure checks and data analysis using statistical test Chi Square. Result: The
2
Chi Square test results obtained χ2 hitung value of 7.324 with a significance value (p-value) of 0.026 Conclusion: There is a relationship between hormonal contraceptive use against hypertension with significant value of less than 0.05. Keywords: Hormonal, Hypertension
1. PENDAHULUAN
Pengguna kontrasepsi telah banyak dibelahan dunia, terutama di
bagian Asia dan Amerika Latin dan terendah dibagian Afrika. Secara global
kontrasepsi modern meningkat menjadi 57% pada tahun 2014 sedangkan
Negara bagian Afrika sebesar 27,6%, Negara bagian Asia terjadi peningkatan
menjadi 61,6% dan Negara bagian Amerika sebesar 67% (WHO, 2014).
Adanya gerakan keluarga berencana (KB) dapat memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam menurunkan pertumbuhan penduduk Selain itu program
Keluarga Berencana (KB) juga berperan besar untuk mencapai pengurangan
Angka Kematian Ibu (AKI) dengan melalui perencanaan keluarga dalam
mengatur kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan.
Kontrasepsi suntik saat ini menduduki angka tertinggi sebesar 52,62%
yang kemudian diikuti kontrasepsi pil sebesar 26,63% dan kontrasepsi implant
sebesar 6,96% (BKKBN, 2014). Jawa Tengah merupakan salah provinsi
tertinggi pengguna kontrasepsi hormonal yang terbagi menjadi kontrasepsi
suntik sebesar 70,6%, kontrasepsi pil sebesar 26,63%, dan kontrasepsi implant
sebesar 6,96%. Sedangkan Kabupaten Sukoharjo sendiri pengguna kontrasepsi
hormonal tertinggi dengan prevalensi 62,233 juta orang atau 52,2% (BKKBN,
2014).
2. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan rancangan Cross Sectional dengan melakukan pengukuran
atau pengamatan pada saat bersamaan. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu-
ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal di wilayah kerja Puskesmas
Grogo
yang m
pengam
adalah
dengan
kebetu
3. HASIL
3.1 An
a.
ol yang bera
menggunaka
Sampel da
mbilan sam
h teknik pe
n peneliti d
ulan ditemui
L DAN PE
nalisis Univ
Distribusi
dalam ben
Da
kontraseps
mengguna
responden
sebanyak
(5%).
ada di Kabu
an kontrasep
alam penel
mpel (teknik
enentuan sa
dapat digun
i itu cocok
EMBAHAS
variat
frekuensi
ntuk grafik 1
ari hasil gra
si hormona
akan alat k
n (62%), s
25 respond
3
Peng
3
upaten Suko
psi hormon
itian ini dia
k sampling)
ampel berd
nakan sebag
sebagai sum
AN
berdasarka
1 sebagai be
afik distribu
al menunjuk
kontrasepsi
selanjutnya
den (33%)
6233%
5%
ggunaanHorm
oharjo, deng
nal.
ambil seban
g) menggun
dasarkan ke
gai sampel,
mber data (N
an penggun
erikut :
usi frekuen
kkan bahwa
hormonal b
kontrasep
dan impla
2%
n Kontramonal
gan jumlah p
nyak 75 ibu
nakan Accid
ebetulan/inc
bila dipand
Notoatmodj
naan kontra
nsi berdasar
a sebagian
berupa sunt
psi hormon
ant sebanya
asepsi
SUNTIK
PIL
IMPLAN
populasi 30
u adapun t
dental Sam
cidental ber
dang orang
jo, 2010).
asepsi horm
rkan penggu
besar respo
tik sebanya
nal berupa
ak 22 respo
K
NT
08 ibu
eknik
mpling
rtemu
yang
monal
unaan
onden
ak 28
pil
onden
b.
3.2 An
ter
Ke
ana
Peko
pk
χ2h
Distribusi
grafik 2 se
Di
menunjuk
yaitu seba
responden
nalisis Biva
Berdas
rhadap hipe
erja Puskesm
alisis data, m
Tabel 1.Terhad
emakaian ontrasepsi
Suntik Pil
Implant Total χ2
hitung p-value
keputusan
Berdas
hitung = 7,324
frekuensi
ebagai berik
stribusi fr
kkan distrib
anyak 48 re
n (36%).
ariat
sarkan hub
ertensi pada
mas Grogol
maka ringk
. Hubungandap Hipert
NormFrek
8 6
13 27
= 7,324 = 0,026 = H0 ditol
sarkan table
4 dengan p-
64%
Tingka
4
berdasarkan
kut :
rekuensi b
busi terting
esponden (6
bungan pen
a ibu pengg
l mengguna
kasan hasil u
n Penggunaensi di Wil
Hipertenmal
% 29 24 59 36
lak
e 4.1 diatas
-value = 0,
36%
at Tekan
n tingkat te
berdasarkan
ggi adalah
64%) dan si
nggunaan a
guna kontra
akan uji Ch
uji Chi Squa
aan Alat Klayah Kerjansi PrehipertenFrek 20 719 79 4
48 6
s dapat dike
026 maka k
%
nan Dar
ekanan dara
n tingkat
pada tingk
isanya norm
alat kontra
asepsi horm
i Square. B
are adalah s
Kontrasepsi a Puskesma
nsi % Fre71 2876 2541 2264 75
etahui hasil
kesimpulan
rah
Normal
Prehipertensi
ah dalam b
tekanan
kat prehipe
mal sebanya
asepsi horm
monal di Wi
Berdasarkan
sebagai berik
Hormonalas Grogol
Total
ek % 8 100 5 100 2 100 5 100
Chi square
n dari hasil d
entuk
darah
rtensi
ak 27
monal
ilayah
hasil
kut.
l
e nilai
diatas
5
adalah Ho ditolak yang artinya ada hubungan penggunaan alat kontrasepsi
hormonal terhadap hipertensi. Hasil menunjukkan bahwa pada responden
yang menggunakan kontrasepsi suntik mengalami prehipertensi yaitu
sebanyak 20 responden (71%) dan normal sebanyak 8 responden (29%),
sedangkan pada penggunaan kontrasepsi pil mengalami prehipertensi
sebanyak 19 responden (76%) dan normal sebanyak 6 responden (24%),
selanjutnya pada kontrasepsi implant yang mengalami prehipertensi
sebanyak 9 responden (41%) dan yang normal sebanyak 13 responden
(59%). Dimana responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal jenis
suntik dan pil memiliki resiko mengalami hipertensi lebih tinggi
dibandingkan penggunaan kontrasepsi hormonal jenis implant.
3.3 Pembahasan
a. Karakteristik Responden
Distribusi responden menurut usia menunjukkan distribusi
tertinggi adalah berusia 31-35 tahun yaitu sebanyak 38 responden
(51%). Sesuai dengan teori bahwa usia diatas 35 tahun di anjurkan
menggunakan kontrasepsi non hormonal. Hal ini didukung oleh
peneliti lain yang mengungkapkan wanita umur 35-49 beresiko
terjadinya hipertensi 1,3 kali lebih mungkin dibangdingkan umur 15-
34 tahun. ( Pangaribuan, 2013).
Distribusi responden berdasarkan lama penggunaan tertinggi
berada pada penggunaan dalam 4-5 tahun sebesar (35%) dimana hal ini
tidak didukung dari penelitian yang mengungkapkan penggunaan
selama 12 tahun berturut-turut beresiko terkena hipertensi 5,38 kali
dibandingkan yang tidak menggunakan kontrasepsi (Nasifaha, 2014).
b. Distribusi Frekuensi penggunaan alat kontrasepsi hormonal
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kontrasepsi hormonal
menunjukkan distribusi tertinggi adalah jenis kontrasepsi suntik yaitu
sebesar (62%) dan distribusi frekuensi terendah berdasarkan jenis
kontrasepsi implant (5%).
6
Hipotalamus menerima informasi dari sistem saraf pusat dan
perifier mengenai suhu tubuh, nyeri, rasa nikmat, pemberian makanan,
rasa lapar, massa tubuh dan status metabolik (Corwin, 2009). Hormon
mengalir ke dalam darah dan hanya mempengaruhi sel tubuh yang
memiliki reseptor, sel berespon terhadap hormon tertentu disebut sel
target.
Hormon estrogen yang terkandung dalam kontrasepsi hormonal
merupakan salah satu hormon yang dapat mempengaruhi peningkatan
reabsorbsi natrium dan air dalam ginjal. Sehingga hal ini
mengakibatkan hipervolemi yang dapat meningkatkan curah jantung
yang akan berdampak pada peningkatan tekanan darah karena beban
jantung yang meningkat (Corwin, 2009). Hal ini didukung dari
penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa penggunaan kontrasepsi
hormonal berdampak pada beberapa gangguan pada ibu, sedangkan
gangguan tekanan darah merupakan salah satu gangguan yang sering
muncul dan tergolong dalam kategori gangguan menengah (Sabatini,
Cagiano dan Rabe 2011).
c. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
Distribusi frekuensi tekanan darah menunjukkan distribusi
tertinggi adalah pada tingkat prehipertensi yaitu sebanyak 48
responden (64%). Ditemukan hipertensi grade 2 sebesar (58,2%) baik
pada pengguna kontrasepsi jenis suntik, pil dan implant dalam studi
retrospektif selama 5 tahun (Hyacinthe, 2016). Hal ini berbeda dari
hasil penelitian saya, dari hasil penelitian saya menemukan hipertensi
dalam kategori hipertensi type 1.
Kontribusi penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap
prevalensi hipertensi perempuan di Indonesia. Penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal pada
perempuan berkontribusi terhadap peningkatan hipertensi pada
perempuan (Isfandari dkk, 2013).
7
d. Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Terhadap
Hipertensi pada ibu-ibu pengguna kontrasepsi hormonal di
Wilayah Kerja Puskesmas Grogol
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai χ2hitung sebesar 7,324
dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,026. Nilai signifikansi uji
(p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,026 < 0,05) sehingga keputusan uji
adalah menolak H0. Berdasarkan keputusan uji tersebut maka
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Grogol, dimana responden yang menggunakan
kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil memiliki resiko mengalami
hipertensi lebih tinggi dibandingkan penggunaan kontrasepsi hormonal
jenis implant. Hal ini didukung dalam teori yang menyatakan reseptor
estrogen dapat ditemukan dalam seluruh tubuh baik pada perempuan
maupun laki-laki yang memiliki peran penting dalam kesehatan seperti
dapat mengurangi Low Density Lipoprotein Kolesterol (LDL-C)
(Stubblefield,2007).
Namun reseptor estrogen juga mempengaruhi sistem
kardiovaskular secara tidak langsung melalui dampaknya terhadap
faktor risiko kardiovaskular seperti profil lipid melalui jalur genom
dimana perubahan pada ER mempengaruhi hati sehingga terjadinya
peningkatan regulasi (Cauci S, 2008). Adanya hubungan yang
signifikan yang masuk dalam kategori hipertensi atau prehipertensi
selama penggunaan lebih dari 2 tahun ( Hyejin, 2013).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi hormonal yang paling banyak digunakan pada ibu-ibu
pemakai kontrasepsi hormonal di wilayah kerja Puskesmas Grogol adalah
kontrasepsi suntik.
8
1. Tingkat hipertensi pada ibu pengguna kontrasepsi hormonal di
wilayah kerja Puskesmas Grogol masuk dalam kategori
prehipertensi.
2. Terdapat hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka
peneliti menyampaikan saran-saran penelitian bagi:
1. Akseptor Kontrasepsi Hormonal
Bagi ibu pengguna kontrasepsi hormonal sebaiknya mengatur pola
hidupnya seperti makan-makanan yang rendah kolesterol, rutin berolah
raga, serta membatasi makan-makanan yang bersifat asin.
2. Petugas Kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi
(penyuluhan), kesehatan tentang metode pemilihan kontrasepsi, yaitu
tentang ragam metode kontrasepsi yang tersedia, keamanan dan cara
pemakaian metode-metode tersebut, kontrasepsi yang mereka pilih,
termasuk pengetahuan tentang kemungkinan efek samping dan
komplikasinya, serta observasi tekanan darah sebelum dan sesudah
penggunaan kontrasepsi hormonal dicatat setiap kali kunjungan
3. Penelitian yang lain.
Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menambahkan variable bebas
lainnya yang berhubungan dengan hipertensi pada penggunaan
kontrasepsi hormonal, misalnya faktor usia, gaya hidup, dan
sebagainya sehingga diketahui faktor apakah yang turut berhubungan
dengan kejadian hipertensi pada ibu-ibu pengguna kontrasepsi
hormonal.
9
DAFTAR PUSTAKA
Cauci S, Di Santolo M, Culhane JF, Stel G, Gonano F, Guaschino S.(2008). Effects Of Third-Generation Oral Contraceptives On High-Sensitivity C-Reactive Protein And Homocysteine In Young Women. Obstet Gynecol
Corwin J Elizabeth (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Hyacinthe Zamane, Georges Millogo, Charlemagne Marie Ouedraogo, Yobi Alexis Sawadogo, Edmond Nongkouni, Sibraogo Kiemtore, Dantola Paul Kain, Yirbar Kambire, Jean Lankoande. (2016). Hormonal Contraception and Hypertension at the Department of Obstetrics and Gynecology, Yalgado Ouedraogo Teaching Hospital: Epidemiological, Clinical and Therapeutic Patterns : Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2016, 6, 379-384
Hyejin Park, Kisok Kim. (2013). Associations Between Oral Contraceptive Use and Risk of Hypertension and Prehypertension in a Cross-Sectional Study of Korean Women : BMC Women’s Health
Isfandari Siti, Selma Siahan dan Lamria Pangaribuan. (2013). Kontribusi Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Perbedaan Prevalensi Hipertensi Perempuan Dan Lelaki Di Indonesia : Perspektif Jender Riskesdas 2013. Jakarta
Nafisaha Dewi, Pudjo Wahjudi, Dalam Andrei Ramani. (2014). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Akseptor Pil KB Di Kelurahan Sumbersari Kabupten Jember Tahun 2014
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Pangaribuan, L dan Bisara, Dian L (2013). Hubungan penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia tahun 2013 (analisis data riskesdas 2013). Jakarta :Media Litbangkes. Vol 25. No.2 Juni 2015
Pelayanan Kontrasepsi (2014) .Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Pelaporan dan Statistik: Jakarta
Sabatini R, Cagiano R, dan Rabe T. (2011). Adverse Effects Of Hormonal Contraception. Exceppta Medica
Stubblefield P, Carr-Ellis S, Kapp N. (2007). In: Berek & Novak’s Gynecology. 14. Berek JS, editor. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins