Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PERMAINAN FINGER PAINTING DENGANKEMAMPUAN MENULIS PADA ANAK USIA DINI
(Skripsi)
OlehEVA TULJANNAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
HUBUNGAN PERMAINAN FINGER PAINTING DENGAN KEMAMPUAN
MENULIS P ADA ANAK USIA DINI
Oleh
Eva Tuljannah
Perkembangan kernampuan menulis pada anak perlu dikembangkan sejok usia dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara permainan
finger painting dengan kemampuan menu lis pada anak usia dini. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. PopuJasi
dalam penelitian ini adalah siswa di RA Kauman Lampung Barat kelompok usia 5-6
tahun yang berjumlah 30 anak, Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara permainan finger painting dengan kernarnpuan
menulis pada anak usia dini. Hal ini dibuktikan dari hasil perbitungan korelasi
product moment sebesar 0,61 moka koefisien korelasi yang ditemukan termasuk
pada kategori kuat.
Kata kunei : Anak usia dini, kemampuan menulis flngerpainling.
ABSTRACT
THE CORRELATIONOF FINGER PAINTING GAME WITH
WRITING SKUes TNEARLY CHZl.DHOOD
By
Eva Tuljannah
The development of writing skills in children needs to be developed from an
early age. The research aimed to know the correlation of finger painting
game with writing skills in early childhood The research used a quantitative
method with the correlation approach. The population in this research was
children in west Iampung RA KOllmanfrom 5-6 years old, from the total
are 30. children. The data were collected by using observation and
documentation. The data was analyzed by using product moment correlation.
The result showed that there is a significant relationship between finger painting
game with writing skills in early childhood It was proved from the
calculation of the product moment correlation as much os are 0.,61.
Keywords: early childhood, writing ability, finger painting.
HUBUNGAN PERMAINAN FINGER PAINTING DENGANKEMAMPUAN MENULIS PADA ANAK USIA DINI
Oleh
EVA TULJANNAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia DiniJurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ii
RIWAYAT HIDUP Eva Tuljannah lahir di Mekarsari, Lampung Barat pada tanggal 13 Februari
1996, sebagai anak ke empat dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak
Suryana dan Ibu Tutik dengan dua kakak laki-laki (Nanang awibowo dan Nano
Romansyah) dan satu kakak perempuan (Nunung Wijayanti). Pendidikan penulis
dimulai dari pendidikan sekolah dasar di SD N Mekarsari Kecamatan Pagar Dewa
Kabupaten Lampung Barat diselesaikan pada tahun 2008.Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di MTs Nurul Iman Sekincau yang diselesaikan pada
tahun 2011 dan penulis selanjutnya melanjutkan pendidikan ke SMA N 1
Sekincau yang selesai pada tahun 2014. Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai
mahasiswa Program Studi S1-PG PAUD Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Pada
tahun 2017 (semester VII) penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata–Kependidikan
Terintegrasi (KKN-KT) di Kampung Way Tawar Kecamatan Pakuan Ratu
Kabupaten Way Kanan dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di TK Tunas
Mekar Kampung Way Tawar Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.
ix
MOTTO HIDUP
“Ilmu pengetahuan itu bukanlah yang dihafal, melainkan yang memberi
manfaat”.
(Imam As Syafi’i)
“Ilmu tanpa akal ibarat seperti memiliki sepatu tanpa kaki, dan akal tanpa
ilmu ibarat seperti memiliki kaki tanpa sepatu”.
(Saidina Ali Bin Abi Talib).
“Hidup adalah pelajaran bahwa kita tidak bisa bergantung dengan orang lain,
percaya dan yakinlah bahwa dirimu bisa melakukannya”
(Eva Tuljannah)
x
KATA PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim…
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SAW beserta Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terima kasih serta rasa banggaku
kepada:
Mamakku tercinta (Tutik)
Yang sudah membesarkanku penuh dengan kasih sayang dan kesabaran, yang telah
mendidikku hingga menjadi seperti sekarang, yang selalu memberikan semangat
untuk terus berjuang dalam menggapai cita-cita, yang tidak pernah lelah untuk selalu memberikan do’a, dan nasihat.
Bapakku tersayang (Suryana)
Yang telah menjadi sosok seorang ayah yang aku kagumi, selalu mengingatkanku
untuk hal-hal yang baik, bekerja membanting tulang yang tiada ternilai
harganya, dan selalu memberikan motivasi untuk terus semangat dan tidak putus asa menggapai cita-citaku.
Mbak dan Mas-masku
(Nunung Wijayanti, Nanang Awibowo dan Nano Romansyah) Yang selalu memberikan motivasi dalam setiap senyuman dan semangat untuk terus
berjuang dalam menggapai cita-cita, terimakasih.
Teman-teman Angkatan 2014
Yang selalu memberikan motivasi, senyum dan semangat untuk terus berjuang dalam
menyelesaikan studi ini, terimakasih.
Serta
Almamater tercinta Universitas Lampung
Sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta jati diriku kelak.
xi
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Permainan Finger Painting dengan Kemampuan Menulis
Pada Anak Usia Dini” adalah salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP
Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum, selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung sekaligus Dosen Pembimbing I
yang telah membimbing, membantu, serta memberikan saran guna
kelancaran skripsi ini.
3. Ibu Ari Sofia, M. Psi., selaku ketua Program studi S1 PG-PAUD
Universitas Lampung Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
memberikan bimbingan, saran, kritik dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
xii
4. Ibu Lilik Sabdaningtyas, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan banyak masukan dan saran-saran yang membangun
dalam selesainya skripsi ini.
5. Bapak/ibu Dosen PG-PAUD FKIP Universitas Lampung, dan Staf
Karyawan PG-PAUD serta seluruh staf FKIP Universitas Lampung.
6. Ibu Sriyuni, selaku Kepala Sekolah beserta seluruh pengajar di RA
Kauman Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat yang
telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan
penelitian.
7. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Suryana dan Mamak Tutik,
yang tak henti-hentinya menyayangiku, memberikan kasih sayang
dan pengertian yang begitu berlimpah, yang selalu bisa diandalkan,
memberikan do’a, dukungan, serta senantiasa menantikan
keberhasilanku. Kalian akan terus menjadi alasan bagiku untuk terus
menjadi lebih baik.
8. Kakak-kakakku tersayang mbak Nunung, mas Nano, dan mas
Nanang yang telah memberikan nasihat, pengertian, semangat,
bimbingan, arahan, dukungan, dan kesabaran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar Bapak Sahadi SA. papaku beserta ketiga anaknya
(yuk yeyen, yuk arni dan silvi) yang telah memberikan pelukan dan
menegurku saat aku membuat salah serta selalu memaafkan jika aku
membuat salah. Terimakasih untuk doa yang tiada henti kalian pinta
kepada Allah.
xiii
10. Sahabat-sahabat ku tersayang semasa kuliah Lia Octa Silviani, Dita
Aprilia, Leny Vernita, Faradila Suchi, Anfika Maharani, Melisa
Aprilia, terimakasih untuk kebersamaannya dalam suka maupun
dukaku.
11. Mbak Etika Lizawati dan mbak Dwi yang selalu mendukung,
menemaniku, menyemangatiku dan memberikan tawa bahagia.
12. Teman-teman satu pembimbing akademik (Lyra, Dinda, Hendro,
Silvi, Sucy).
13. Teman-teman satu kos (Mbak Etika, Mbak Oca, Mbak ira, Mbak
Desy, Dewi, Ani, dan Mbak Rika) yang selalu memberikan
dukungan dan kebahagiaan padaku selama ini.
14. Teman-teman KKN dan PPL (Dinda, Endang, Yesi, Shely, Ana,
Ceni, Tumang, Mega, Prima, Vika, dan Wahidin). Terimakasih untuk
dukungan dan kebersamaannya.
15. Terimakasih kepada keluarga baru di Way Tawar, Kecamatan
Pakua Ratu, Kab. Way Kanan beserta seluruh masyarakat yang
telah menerima kami dan memberikan dukungan dalam kegiatan
KKN dan PPL, Jidah, Iwo serta Pak Sam yang telah memberikan
tempat tinggal selama KKN, Dewan guru TK Tunas Mekar tempat
kami PPL, Bapak Ruslan selaku kepala kampung dan jajarannya,
serta pemuda-pemudi karang taruna Kampung Way Tawar.
16. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2014 kelas
A dan B yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir.
xiv
17. Almamater tercinta yang telah memberikan kebanggaan dan
motivasi bagi penulis untuk menimba ilmu dan semoga
bermanfaat di masyarakat serta pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
18. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap agar skripsi yang
sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juli 2018
Penulis,
Eva Tuljannah
NPM. 1413054013
xv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... iiPERSEMBAHAN......................................................................................... xSANWACANA ............................................................................................ xiDAFTAR ISI............................................................................................... xvDAFTAR TABEL ....................................................................................xviiDAFTAR GAMBAR...............................................................................xviiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 7C. Batasan Masalah ............................................................................... 8D. Rumusan Masalah ............................................................................. 8E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8F. Manfaat Hasil Penelitian................................................................... 8
II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 10A. Pendidikan Anak Usia Dini ............................................................ 10B. Menulis ........................................................................................... 11
1. Pengertian Menulis pada Anak Usia Dini................................. 112. Tahap-tahap Perkembangan Menulis Anak .............................. 143. Prinsip-prinsip Perkembangan Menulis Anak .......................... 154. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis pada Anak................ 175. Permainan Menulis .................................................................. 17
C. Bermain Bagi Anak Usia Dini ........................................................ 181. Pengertian Bermain................................................................... 182. Jenis Bermain............................................................................ 193. Bermain Konstruktif ................................................................. 21
D. Finger Painting ............................................................................... 221. Pengertian Finger Painting ....................................................... 222. Bahan dan Peralatan Finger Painting ....................................... 233. Tujuan dan Manfaat Finger Painting ...................................... 244. Langkah-langkah Finger Painting ............................................ 265. Kelebihan dan Kekurangan Finger Painting ............................ 26
E. Teori Belajar Behavioristik............................................................. 27
xvi
F. Hubungan Permainan Finger Painting dengan KemampuanMenulis pada Anak Usia Dini........................................................ 28
G. Penelitian Yang Relevan................................................................. 30H. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................... 32I. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 35
III. METODE PENELITIAN................................................................... 36A. Desain dan Jenis Penelitian............................................................. 36B. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 36C. Populasi........................................................................................... 37D. Definisi Konseptual Dan Operasional............................................. 37E. Instrument Penelitian ...................................................................... 38F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 39
1. Observasi................................................................................... 392. Dokumentasi ............................................................................. 40
G. Uji Instrumen .................................................................................. 401. Uji Validitas .............................................................................. 402. Uji Reliabilitas .......................................................................... 41
H. Teknik Analisis Data....................................................................... 421. Deskripsi Data........................................................................... 422. Analisis Hipotesis ..................................................................... 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 45A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................... 45
1. Profil RA Kauman Lampung Barat .......................................... 452. Visi, Misis dan Tujuan.............................................................. 463. Proses Belajar dan Pembelajaran.............................................. 464. Data Anak ................................................................................. 475. Sarana dan Prasarana ................................................................ 47
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...................................................... 471. Uji Instrumen............................................................................ 482. Permainan Finger Painting ...................................................... 513. Kemampuan Menulis pada Anak Usia Dini ............................. 534. Uji Analisis Data ...................................................................... 54
C. Pembahasan Penelitian ................................................................... 58
V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 63A. Kesimpulan..................................................................................... 63B. Saran ............................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 65
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kemampuan Menulis Anak Usia Dini di RA KaumanTahun Ajaran 2017/2018.................................................................... 5
2. Kisi-kisi Penilaian Permainan Finger Painting (X)......................... 40
3. Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Menulis (Y) ................................. 40
4. Interprestasi Koefisien Korelasi ....................................................... 44
5. Data Anak......................................................................................... 47
6. Sarana dan Prasarana........................................................................ 47
7. Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Instrumen VariabelPermainan Finger Painting (X) ....................................................... 49
8. Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Instrumen VariabelKemampuan Menulis (Y)................................................................ 49
9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel PermainanFinger Paiting ................................................................................. 50
10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Kemampuan MenulisPada Anak Usia Dini........................................................................ 50
11. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Penelitian Permainan FingerPainting ............................................................................................ 52
12. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Penelitian KemampuanMenulis ............................................................................................ 54
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 34
2. Rumus Alfa Cronbach...................................................................... 42
3. Rumus Interval ................................................................................. 43
4. Rumus Korelasi Product Moment.................................................... 43
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi kisi Instrumen Variabel X dan Variabel Y ............................... 682. Rubrik Penilaian Variabel Permainan Finger Painting (X)............. 69
3. Rubrik Penilaian Variabel Kemampuan Menulis (Y) ..................... 70
4. Uji Validitas Instrumen Variabel Permainan FingerPainting (X) ..................................................................................... 72
5. Uji Validitas Instrumen Variabel Kemampuan Menulis (Y) .......... 77
6. Rencana Program Pembelajaran Harian........................................... 84
7. Lembar Observasi Penilaian Permainan Finger Painting (X) ......... 96
8. Rekapitulasi Hasil Penelitian Penilaian Permainan FingerPainting (X) ................................................................................... 104
9. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Menulis (Y) ............... 106
10. Rekapitulasi Hasil Penelitian Penilaian KemampuanMenulis (Y) ................................................................................... 115
11. Tabel Penolong Untuk Mengetahui Korelasi ProductMoment........................................................................................... 117
12. Dokumentasi Foto Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ..................... 119
13. Surat Keterangan Penelitian........................................................... 123
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dilakukan oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya
sebagai usaha menfasilitasi anak mencapai perkembangan secara optimal.
Tugas utama pendidikan anak usia dini adalah mempersiapkan anak dengan
memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan
agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah
dasar. Artinya, substansi pembinaan kemampuan akademik menjadi
tanggung jawab lembaga pendidikan sekolah dasar, sedangkan pendidikan
anak usia dini mengemban tanggungjawab utama dalam membelajarkan
keterampilan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak. Salah
satunya yaitu aspek perkembangan motorik halus terutama kemampuan
menulis pada anak.
Mengembangkan kemampuan menulis pada anak usia dini tidak harus
diajarkan secara langsung dengan menulis. Seperti Blazer dalam Dinehart
(2014: 1) ”handwriting in the United States was once taught in schools as
an individual lesson receiving a separate grade on a child’s report card”.
Menyatakan bahwa di Amerika Serikat menulis pernah diajarkan di sekolah
sebagai mata pelajaran yang mendapat nilai tersendiri pada rapor anak.
Namun, sejak diadopsinya National Governors Association Center for Best
2
Practices (NGA Center) dan the Council of Chief State School Officers
(CCSSO) 2012, pentingnya menulis di pendidikan dasar telah berkurang
secara signifikan. Sekolah cenderung tidak memberikan instruksi menulis
seperti tahun-tahun sebelumnya, dan beberapa guru siap untuk mengajar
menulis dengan menggunakan cara yang dapat melatih keterampilan
menulis anak.
Menulis merupakan kegiatan yang terkait dengan strategi atau cara
mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf-huruf yang dapat
dikenali secara konkret, seperti yang dikemukakan Nuryamah (2016: 762)
menyatakan bahwa menulis pada anak (beginning writing) disebut dengan
hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol-simbol bunyi dan
menulisnya dengan baik. Anak membutuhkan penglihatan yang cukup jelas
serta kemampuan otak untuk mengkoordinasikan ide dengan tangan dan
mata untuk menghasilkan goresan berupa arsiran/tulisan.
Kegiatan menulis dasar sudah dapat dimulai saat anak menunjukkan
perilaku seperti mencoret-coret buku atau didinding. Christianti (2013)
menerangkan bahwa belajar membaca dan menulis sudah dapat diawali
sejak usia dini yaitu kesadaran literasi dan eksplorasi dengan lingkungan.
Kemampuan membaca dan menulis pada anak merupakan kemampuan yang
dikembangkan dalam berbahasa. Anak paham bahwa tulisan membawa
pesan, mengidentifikasi label dan tanda-tanda di lingkungannya, mulai
mengenal beberapa huruf dan mencocokkannya dengan bunyi,
menggunakan huruf-huruf atau bentuk-bentuk untuk mempresentasikan
bahasa tulisan.
3
Belajar menulis untuk anak perlu diajarkan sejak dini, walaupun
keterampilan menulis bukanlah aspek yang ditekankan di usia prasekolah,
bukan berarti anak usia dini tidak boleh diajarkan untuk menulis. Hal
terpenting adalah porsinya tidak melebihi kemampuan praakademiknya.
Kemampuan menulis sangatlah diperlukan bagi anak kedepan baik dalam
kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Kemampuan menulis
membantu anak untuk dapat menyampaikan suatu pesan atau informasi
secara tertulis. Selain itu kemampuan menulis pada anak sangat penting
untuk menyiapkan anak didik memasuki sekolah formal yang lebih tinggi
yakni sekolah dasar karena merupakan salah satu prasyarat untuk menguasai
mata pelajaran yang lain.
Tujuan aktivitas belajar menulis pada anak usia dini bukanlah untuk
mengajarkan mereka suatu keahlian menulis dengan baik, tetapi lebih
memberikan kesempatan pada anak untuk melatih motorik halus serta
koordinasi mata dan tangan bagi peningkatan kemampuan menulis di
kemudian hari. Sebelum menulis anak harus mempunyai keterampilan
visual motorik berupa keterampilan menggunakan jari jemari untuk
berekspresi melalui media.
Belajar menulis dengan memberikan stimulus dan latihan pada anak harus
sesuai dengan usia dan tingkat pencapaian perkembangan anak yang
dilaksanakan melalui proses pembelajaran. Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar pendidikan Nasional Pasal 19 Ayat 1,
menyatakan bahwa:
4
proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukupbagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minatdan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Proses pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini harus selalu
berorientasi pada kegiatan bermain sebagaimana yang terdapat pada prinsip
pembelajaran anak usia dini yaitu belajar melalui bermain, dengan begitu
anak tidak merasa bosan pada saat proses pembelajaran. Karena
pembelajaran diselenggarakan secara menyenangkan, menarik, kreatif serta
memotivasi anak untuk berpartisipasi aktif sehingga kemampuan pada diri
anak dapat dikembangkan.
Berdasarkan hasil pra observasi yang dilakukan di RA Kauman Sekincau
Lampung Barat di kelompok usia 5-6 tahun peneliti menemukan masalah
bahwa kemampuan menulis pada anak belum berkembang sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini terlihat dari 30 anak yang diobservasi baru 4 anak
atau sekitar 13,33% yang sudah mampu menulis dengan baik yang
ditunjukkan melalui aktivitas meniru huruf dan menulis nama. Anak dapat
meniru huruf sesuai yang dilihatnya namun hasil tulisannya belum rapi,
begitu pula dalam menulis nama, bisa namun belum rapi dan ukuran huruf
yang tidak konsisten. Berikut ini merupakan kemampuan menulis pada anak
anak di RA Kauman.
5
Tabel 1. Kemampuan Menulis Pada Anak Usia 5-6 Tahun di RAKauman Lampung Barat Tahun Ajaran 2017/2018
Kategori Jumlahanak
Presentase
Berkembang Sangat Baik (BSB) - -
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 13,33%
Mulai Berkembang (MB) 10 33,34%
Belum Berkembang (BB) 16 53,33%
Jumlah 30 100%Sumber: Data hasil observasi di RA Kauman Sekincau Lampung Barat
Berdasarkan tabel kemampuan menulis diatas, persentase kategori Belum
Berkembang (BB) sebesar 53,33% anak yang belum mampu menulis
dengan baik. Terlihat goresan tangan anak kurang sempurna, misalnya
goresan tulisan anak belum berbentuk/menyerupai huruf yang diharapkan.
Tekanan pensil pada buku terlalu tebal dan ada pula yang terlalu lemah,
serta hasil goresan anak masih bergelombang (garis kurang tegas). Ini
karena anak juga belum mampu dalam memegang pensil dengan tepat dan
benar, cara anak memegang pensil masih terlihat kaku/tidak luwes. Anak
dalam kategori Mulai Berkembang (MB) terlihat tulisan anak mulai
menyerupai bentuk huruf namun beberapa huruf tidak tertulis serta huruf
terbalik. Selain itu, salah arah pada penulisan huruf dan angka juga terjadi
pada anak. Hal ini menunjukkan bahwa, kemampuan anak
mengkonsentrasikan jari-jemarinya untuk melakukan aktivitas menulis
belum berkembang secara optimal.
Hasil belajar ini tidak sesuai dengan tahapan perkembangan menulis untuk
anak usia 5-6 tahun. Anak pada usia ini seharusnya mampu menulis dengan
benar. Seperti menurut Jamaris dalam Susanto (2012: 92) menyatakan
bahwa tahapan kemampuan menulis anak usia dini terdiri dari lima bagian,
6
beberapa diantaranya yaitu kemampuan menulis anak pada usia 5,5 tahun
anak mampu menulis tulisan nama, serta pada anak usia di atas 5 tahun
berada pada tahap kemampuan menulis kalimat pendek. Dalam hal ini hasil
tulisan anak sudah dapat dibaca dan menunjukkan arti yang bermakna
meskipun dalam segi penulisannya belum terlalu baik.
Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan proses pembelajaran yang
diberikan guru menekankan pada pembelajaran formal. Cara yang
digunakan guru masih monoton, yaitu guru menulis di papan tulis kemudian
anak diminta menirukan tulisan tersebut dalam bukunya masing-masing
yang mengakibatkan anak mengalami kebosanan. Guru hanya menerima
hasil akhir tanpa mau tahu proses dan cara anak menulis. Selain itu,
terbatasnya alat permainan edukatif yang digunakan dalam proses
pembelajaran juga termasuk salah satu faktor motivasi belajar anak yang
rendah. Oleh sebab itu, kemampuan menulis pada anak harus distimulasi
sejak dini, yaitu sejak usia prasekolah yang selanjutnya akan memberikan
kontribusi bagi anak pada masa yang akan datang.
Perkembangan kemampuan menulis pada anak harus distimulasi sejak dini
dengan menggunakan prinsip yang berpedoman pada perkembangan,
terutama yang terkait dengan perkembangan motorik halus anak, karena
dengan aktifnya anak melatih otot-otot motorik halus dapat meningkatkan
anak dalam mengendalikan gerakan dan tekanan jari serta melatih
koordinasi mata dan tangan. Belajar menggerakkan jari jari tangan perlu
adanya kegiatan yang dapat menstimulus dan melatih otot-otot motorik
7
halus anak lebih baik. Kegiatan yang tepat adalah praktek langsung yang
dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. Hal ini dapat dimulai dari
kegiatan sederhana yang menyenangkan yang dapat membuat jemari anak
terlatih untuk melenturkan otot-otot tangan.
Salah satu alternatif pembelajaran yang diperkirakan dapat melatih dan
menstimulasi perkembangan kemampuan menulis pada anak yaitu dengan
menggunakan kegiatan melukis dengan jari (finger painting). Permainan
finger painting dapat melatih otot-otot motorik halus anak lebih baik, belajar
mengendalikan gerakan dan tekanan jari serta melatih koordinasi mata dan
tangan sehingga dapat meningkatkan kesiapan menulis anak. Pembelajaran
yang dilakukan seperti belajar menggerakkan jari dengan menggunakan cat
untuk menghasilkan lukisan pola yang diinginkan.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “hubungan permainan finger painting
dengan kemampuan menulis pada anak usia dini”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Motorik halus anak belum berkembang, seperti hasil goresan tulisan
anak masih bergelombang (garis kurang tegas), serta salah arah pada
penulisan huruf dan angka.
2. Anak belum dapat meniru bentuk.
3. Anak belum mampu memegang pensil dengan tepat dan benar.
8
4. Masih rendahnya kegiatan bermain yang dapat menstimulasi
kemampuan menulis pada anak.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka
peneliti membatasi masalah pada penelitian ini yaitu permainan finger
painting dan kemampuan menulis pada anak usia dini.
D. Rumusan Masalah
Ditinjau dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah yang peneliti kemukakan di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah pentingnya perkembangan kemampuan menulis
dikembangkan sejak usia dini. Permasalahannya adalah apakah ada
hubungan permainan finger painting dengan kemampuan menulis pada anak
usia dini?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya hubungan permainan finger painting dengan
kemampuan menulis pada anak usia dini.
F. Manfaat Hasil Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan perkembangan
9
kemampuan menulis pada anak usia dini, baik menggunakan permainan
finger painting maupun lainnya.
2. Secara Praktis
a. Manfaat Bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk
mengembangkan kemampuan menulis pada anak. selain itu,
penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang lebih kreatif, menarik, dan
cara mengelola pembelajaan melalui berbagai kegiatan bermain yang
menyenangkan dan tidak monoton bagi anak.
b. Manfaat Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam membantu
pihak sekolah merencanakan kualitas pendidikan dengan penyediaan
sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
c. Manfaat Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain
dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan permainan
finger painting dan kemampuan menulis pada anak dalam konsep
yang berbeda.
10
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan bagi anak usia dini adalah upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Menurut Suyadi dan Ulfah
(2013: 17) “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak”. Oleh karena itu, pendidikan
anak usia dini memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi secara maksimal.
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini ialah memberikan stimulasi
atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatis, mandiri, percaya diri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan anak usia dini akan terlaksana dengan baik apabila
diselenggarakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip PAUD. Disebutkan
Depdiknas ( 2006) dalam Zubaidah (2004: 79), delapan prinsip PAUD yaitu :
11
1) Berorientasi pada kebutuhan anak2) Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.3) Merangsang munculnya kreativitas dan inovatif.4) Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar.5) Mengembangkan kecakapan hidup anak6) Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di
lingkungan sekitar.7) Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip
perkembangan anak.8) Rangsangan pendidikan mencakup semua aspek perkembangan.
Proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini dilaksanakan secara
bertahap dengan mengacu pada prinsip perkembangan anak, dimana kegiatan
pembelajaran harus ditunjukkan pada pemenuhan kebutuhan anak yang
dilakukan melalui bermain dengan pemanfaatan media belajar yang ada di
lingkungan sekitar dalam rangka mengoptimalkan seluruh aspek
perkembangan anak.
B. Menulis
1. Pengertian Menulis Pada Anak Usia Dini
Kemampuan menulis tidak dikuasai dengan sendirinya oleh anak,
melainkan harus diberikan stimulus dan latihan secara berulang-ulang.
Menulis membantu anak dalam mengungkapkan perasaan dan
pemikirannya. Kemampuan menulis membantu anak untuk dapat
mengikuti mata pebelajaran yang lain pada pendidikan selanjutnya.
Menurut Depdiknas (2007: 6), menulis merupakan ekspresi/ungkapan
dari bahasa lisan kedalam suatu bentuk goresan/coretan. Kegiatan awal
menulis dimulai ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau
media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu
12
menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya. Selanjutnya menulis di
taman kanak-kanak menurut High Scope Child Observation Record
dalam Susanto (2012: 91) disebut menulis dini atau menulis awal.
Kegiatan menulis dini mencakup anak mencoba teknik menulis
menggunakan lekuk-lekuk dan garis sebagai huruf, meniru tulisan atau
meniru huruf-huruf yang dapat dikenal, menulis nama sendiri, menulis
beberapa kata atau frasa pendek, menulis frasa atau kalimat bervariasi.
Anak-anak membutuhkan tulisan untuk membantu mereka belajar
membaca, mereka membutuhkan bacaan untuk membantu mereka belajar
menulis. Membaca dan menulis sangat erat kaitannya, seperti menurut
Basriati (2009: 11) menulis melibatkan beberapa aspek keterampilan
berbahasa yang lainnya seperti menyimak, berbicara dan membaca.
Menulis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas dari seorang penulis
untuk menyampaikan suatu gagasan secara tidak langsung kepada orang
lain. Karena berkomunikasi tidaklah hanya dengan berbicara, tetapi
menulis juga merupakan salah satu bentuk dari komunikasi. Montesori
dalam Susanto (2012: 94)
menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuanmotorik halus yang memerlukan koordinasi antara mata dan tangan.Kemampuan menulis pada anak taman kanak-kanak meliputikemampuan dan keterampilan memegang alat-alat tulis-menulis,membuka dan menutup buku, cara duduk yang benar, kemampuanmembuat coretan, menggambar garis lurus, garis miring, garislengkung, segitiga, segi empat, dan lingkaran.
Kemampuan motorik halus anak akan lebih mudah memegang pensil
dengan benar dan lebih mudah menggerakkan tangan ketika menulis,
selanjutnya dengan keterampilan mengkoordinasikan mata dan tangan
13
anak mampu menjiplak tulisan atau gambar melalui titik titik atau garis
putus-putus yang apabila dihubungkan akan menjadi tulisan ataupun
gambar. Senada dengan penjelasan tersebut, Hohmann dalam Susanto
(2012: 95), menyatakan bahwa menulis untuk anak usia dini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggambar, mencoret-coret,
menulis berbagai bentuk, mengeja dan dengan cara yang natural atau
menulis secara alami tanpa ada bimbingan dan arahan dari orang lain.
Setiap aspek menulis, ada beberapa kompetensi yang perlu
dikembangkan sehingga harus dimasukkan dalam kurikulum. Sunardi
dalam Yusuf (2005: 179), kompetensi pada kelas-kelas pada anak adalah
sebagai berikut:
1) Keterampilan Pra Menulisa) Meraih, meraba, memegang, dan melepaskan bendab) Mencari perbedaan dan persamaan berbagai benda, bentuk, warna,
bangun, posisic) Menentukan arah kiri, kanan, atas, bawah, depan, belakang
2) Keterampilan Menulis dengan Tangan (handwriting)a) Memegang alat tulisb) Menggerakkan alat tulis keatas kebawahc) Menggerakkan alat tulis ke kiri ke kanand) Menggerakkan alat tulis melingkare) Menyalin huruff) Menyalin dan menulis namanya sendiri dengan huruf balokg) Menyalin kata dan kalimat dengan huruf balokh) Menyalin huruf balok dari jarak jauhi) Menyalin huruf, kata, dan kalimat dengan tulisan bersambungj) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis pada anak usia dini merupakan aktivitas menyampaikan gagasan
dalam bentuk goresan/coretan yang memerlukan kemampuan motorik
halus serta koordinasi tangan dan mata. Menulis untuk anak usia dini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggambar, mencoret-
14
coret serta menulis berbagai bentuk. Melatih kemampuan menulis pada
anak diperlukannya stimulus dan latihan-latihan yang dapat
mengembangkan kemampuan gerak motorik halus berupa otot
tangan/jari, karena kemampuan menulis tidak dapat dimiliki dengan
sendirinya oleh anak tanpa adanya stimulus dan latihan secara berulang-
ulang.
2. Tahap-tahap Perkembangan Menulis Anak
Anak sudah melakukan kegiatan menulis sebelum anak masuk Sekolah
Dasar atau bahkan sebelum anak diajarkan untuk menulis. Kegiatan awal
menulis dimulai ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau
media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu
menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya. Menurut Martini Jamaris
dalam Susanto (2012: 92) bahwa ada lima perkembangan kemampuan
menulis anak usia taman kanak-kanak, yaitu:
1) Tahap mencoret (usia 2,5-3 tahun)2) Tahap pengulangan secara linear (usia 4 tahun)3) Tahap menulis secara acak (usia 4-5 tahun)4) Tahap menulis tulisan nama (usia 5,5 tahun)5) Tahap menulis kalimat pendek (usia di atas 5 tahun)
Kemampuan menulis pada anak meningkat seiring bertambahnya usia
anak. Anak pada usia 5-6 tahun berapa pada tahap kemampuan menulis
nama dan tahap menulis kalimat pendek, dimana dalam hal ini tulisan
anak sudah dapat dibaca meskipun dalam segi penulisannya belum terlalu
baik. Tahap-tahapan perkembangan kemampuan menulis tersebut bukan
pemisahan yang kaku, karena kemampuan anak dalam menulis ada yang
lebih lambat atau lebih cepat dari anak-anak seusianya. Oleh karenanya,
15
tugas pendidik adalah menfasilitasi dan membantu anak untuk mencapai
kemampuan sesuai dengan tingkat perkembangan usianya.
3. Prinsip-prinsip Perkembangan Menulis Anak
Kegiatan menulis untuk anak usia dini lebih menekankan pada kegiatan
mencurahkan perasaan, gagasan atau ide-ide melalui simbol-simbol
tertulis dengan cara bebas atau tidak terikat pada kaidah-kaidah penulisan
formal. Marie Clay dalam Musfiroh (2009: 15) menyatakan bahwa
perkembangan menulis anak mengikuti prinsip-prinsip berikut.
1) Prinsip tanda-tandaAnak-anak belajar bahwa objek atau peristiwa dapatdilambangkan dengan simbol. Anak kemudian belajar bahwahuruf merupakan simbol yang arbritrer dan tidak berkaitandengan referennya.
2) Prinsip mengkopiAnak seringkali mencontoh model-model yang ada disekitarnya,seperti logo dan nama. Anak-anak senang melihat namanyatercetak dalam wujud tulisan.
3) Prinsip fleksibelAnak-anak menemukan bahwa ternyata huruf memiliki berbagaivariasi. Anak-anak belajar mengkontruksi dan mengenal bentuk-bentuk yang sama.
4) Prinsip inventoriAnak-anak sering menginventarisasikan “tulisan” mereka secarasistematis.
5) Prinsip keberulanganAnak mengulangi apa yang mereka “tulis” walaupun dalambentuk yang berbeda. Satu huruf atau kata kadang diulangbeberapa kali dalam sekali tulis.
6) Prinsip membangkitkanAnak-anak menggunakan beberapa elemen menulis yang samadan beberapa kaidah dan mengkombinasikannya untukmembentuk kalimat yang baru.
Prinsip-prinsip perkembangan menulis pada anak tersebut dapat
dilakukan dalam kegiatan proses pembelajaran, dimana tugas pendidik
yaitu menfasilitasi anak untuk memberikan pengalaman yang
16
menyenangkan, membantu anak untuk mencapai perkembangan sesuai
dengan tingkat usianya dengan aktivitas pembelajaran yang tanpa
disadari oleh anak bahwa anak sedang belajar untuk persiapan menulis.
4. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Pada anak
Meningkatkan kemampuan menulis pada anak usia dini diperlukan
stimulus dan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang. Mulyati
(2010: 33), ada beberapa bentuk latihan menulis pada anak yang dapat di
lakukan, antara lain:
1) Latihan memegang pinsil dan duduk dengan sikap dan posisiyang benar
2) Latihan gerakan tangan3) Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu
tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada4) Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang
membentuk tulisan5) Latihan menatap bentuk tulisan6) Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan
guru pada papan tulis7) Latihan menulis halus/indah8) Latihan dikte/imla9) Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau
kata) yang secara sengaja dihilangkan10) Menuliskan nama-nama benda yang terdapat dalam gambar11) Mengarang sederhana dengan bantuan gambar
Latihan-latihan tersebut dapat diajarkan pada anak usia dini pada saat
proses pembelajaran dengan tetap berpedoman pada prinsip pembelajaran
anak usia dini yaitu belajar melalui bermain. Latihan-latihan yang
diberikan diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis pada
anak dengan tidak memaksakan anak untuk bisa melakukannya. Tetapi
guru hanya membimbing serta mengarahkan anak untuk mau
melakukannya.
17
5. Permainan Menulis
Pembelajaran pada anak usia dini dilakukan melalui kegiatan bermain,
Permainan yang menyenangkan, kreatif, memotivasi anak untuk terlibat
aktif sehingga dapat mengembangkan kemampauan pada diri anak.
Christianti (2013) beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan menulis pada anak usia dini yaitu menulis nama
menggunakan pasir atau dengan finger painting, atau bermain nama
rahasia. Selanjutnya, Depdiknas (2007: 16), permainan menulis meliputi
persiapan menulis dan bentuk tulisan.
a. Persiapan menulis
Persiapan menulis adalah kegiatan atau kesanggupan yang melatih
motorik anak, antara lain:
1) Meronce dengan merjan/manik-manik .2) Mencipta sesuatu dengan menggunting, mencocok, dan merobek
kertas.3) Menggambar.4) Mewarnai bentuk gambar sederhana.5) Menyusun menara lebih dari delapan kubus.6) Menciptakan bermacan-macam bentuk bangunan dari balok yang
banyak.7) Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepatu, benang
woll, tali rafia, dan sebagainya8) Menggunting.9) Melipat kertas.10) Menganyam dengan berbagai media.11) Permainan warna dengan menggunakan krayon, cat air, arang,
kapur, dan lain-lain.12) Mencetak, membatik.
b. Bentuk Tulisan
1) Mencoreta) Menarik garis datar, tegak, miring kanan, miring kiri,
lengkung berulang-ulang dengan alat tulis secara bertahap.b) Menggambar bentuk silang (+ dan x) lingkaran/bujur sangkar
dan segitiga secara bertahap.
18
c) Melukis dengan jari (finger painting) kuas, pelepah pisang,dan sebagainya.
d) Permainan warna dengan menggunakan krayon, cata air,arang, lilin, kapur, dan lain-lain.
2) Tulisan horisontal (tahap linear)3) Menulis acak4) Menulis nama bilangan
a) Mencontoh angka 1 – 10.b) Menulis angka 1 - 10
Berdasarkan uraian di atas, dalam upaya meningkatkan kemampuan
menulis pada anak, diperlukan berbagai kegiatan permainan yang dapan
mestimulus dan melatih kelenturan jari jemari anak. Salah satu
permainan yang dapat digunakan yaitu melukis dengan jari (finger
painting). Permainan ini sangat disukai anak karena menggunakan
beragam warna dan teknik melukis langsung menggunakan jari-jari
tangan sebagai pengganti kuasnya.
C. Bermain Bagi Anak Usia Dini
1. Pengertian Bermain
Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tetapi
menyenangkan. Permaian sebagai alat bagi anak untuk menjelajahi
dunianya, dari yang tidak ia kenal sampai mampu melakukannya.
Kegiatan bermain sangat berguna dalam memahami tahap perkembangan
anak secara kompleks. Menurut Haenilah (2015: 76)
bermain merupakan aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak tanpapaksaan. Karena bermain sangat menyenangkan bagi anak bukankarena akan memperoleh pujian atau hadiah. Bermain adalah suatualat untuk menumbuhkembangkan anak.
19
Bermain bagi anak sangat berbeda dengan bermain bagi orang dewasa.
Ketika bermainlah hakikatnya anak menikmati proses belajar. Mereka
menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya sebagai simbol-simbol
pemahamannya, belajar bersosialisasi, berlatih berbahasa, mengasah
sosial-emosi, membina moral dan etikanya, menggunakan panca indera
dan seluruh organ tubuh lainnya untuk merespon sesuatu yang mereka
tangkap. Musfiroh (2005: 3-4), bermain tidak memerlukan konsentrasi
penuh, tidak memerlukan pemikiran yang rumit. Bagi anak-anak bermain
adalah aktivitas yang dilakukan karena ingin, bukan karena harus
memenuhi tujuan atau keinginan orang lain. Parten dalam Yuliani dan
Bambang (2010: 34)
yang menyatakan bahwa kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasidimana diharapkan melalui bermain dapat memberikan kesepakatananak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan,berkresi, dan belajar secara menyenangkan.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bermain
merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak yang dilakukan
karena ingin, bukan memenuhi tujuan atau keinginan orang lain, melalui
bermain anak dapat bereksplorasi, menemukan, serta mengekspresikan
perasaan, karena bermain sebagai sarana untuk tumbuh kembang anak.
2. Jenis Bermain
Jenis-jenis bermain yang diungkapkan oleh Smilansky dalam Fauziah
(2010: 111) terdiri dari tiga jenis yakni bermain simbolik, bermain
konstruktif dan bermain drama. Berikut ini penjelasan mengenai tiga jenis
main yang telah disebutkan diatas :
20
1) Bermain Simbolik
Jenis bermain ini berkaitan dengan permainan kontruktif dan bermain
drama dengan menghadirkan sesuatu sebagai simbolik.
2) Bermain Konstruktif
Bermain konstruktif yakni anak menciptakan sendiri atau membangun
sendiri pengetahuan yang anak miliki dan menghadirkannya sebagai
objek konkrit. Main pembangunan memberikan kesempatan kepada
anak untuk membuat gagasan, berfikir maupun berimajinasi sehingga
bisa menghasilkan bentuk atau karya melalui gagasannya sendiri.
Contoh bermain konstruktif yakni bermain menyusun balok dan benda
cair lain
3) Bermain Drama
Bermain drama yakni jenis bermain yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk menciptakan sendiri tokoh imajinasi yang mereka
inginkan. Anak bermain menggunakan media secara langsung dan
melakukan peran sesuai dengan situasi yang diinginkan. Apabila
permainan melibatkan dua orang atau lebih disebut dengan permainan
sosiodrama. Contoh permainan sosiodrama yakni bermain “masak-
masakan, ibu-ibuan, dokter-dokteran” atau bermain dengan berbagai
tema yang mereka pilih dengan kesepakatan bersama teman. Anak
berbicara sendiri sesuai dengan imajinasinya saat memerankan tokoh.
Penelitian ini menggunakan jenis bermain konstruktif. Bermain
konstruktif memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun
pengetahuan yang dimiliki dan dapat bereksperimen serta bereksplorasi
21
dengan imajinasinya sehingga anak dapat menuangkannya dalam bentuk
karya yang mampu mengembangkan keterampilan anak. Jenis media yang
digunakan pada bermain konstruktif terdiri dari media yang terstruktur
dan media yang bersifat cair.
3. Bermain Konstruktif
1) Pengertian
Jenis bermain konstruktif (pembangunan) sangat cocok dengan
permainan yang akan diberikan kepada anak dalam mengembangkan
kemampuan menulis pada anaknya. Menurut Tedjasaputra (2001: 57)
yaitu kegiatan yang menggunakan berbagai benda yang ada untuk
menciptakan suatu hasil karya”. Sejalan dengan pendapat diatas
Wismiarti dalam Latif (2014: 219) mengungkapkan “bermain
pembangunan adalah main untuk merepresentasikan ide anak melalui
media”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain
konstruktif yaitu kegiatan bermain menggunakan berbagai benda dan
media untuk mempresentasikan ide sehingga menghasilkan suatu
karya.
2) Jenis media bermain konstruktif
Pengertian jenis media bermain konstruktif yang diungkapkan oleh
Latif (2014: 219) yaitu :
a) Media yang bersifat cair adalah media yang penggunaan danbentuknya ditentukan oleh anak, seperti : cat, krayon, spidol, playdough, pasir, air.
b) Media terstruktur mempunyai bentuk yang telah ditetapkansebelumnya dan mengarahkan bagaimana anak meletakkan bahan-
22
bahan tersebut bersama menjadi sebuah karya, contohnya: balok,lego.
Media bermain konstruktif bahan cair penggunaanya ditentukan sendiri oleh
anak, sedangkan media bermain konstruktif terstruktur penggunaannya sudah
ditentukan oleh media itu sendiri sehingga anak hanya bisa menyusun bentuk
media tersebut. Penggunaan media bermain konstruktif yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan media yang bersifat cair yakni
menggunakan cat warna yang akan diaplikasikan untuk melatih kelenturan
jari jemari tangan sebagai upaya mengembangkan kemampuan menulis pada
anak melalui permainan finger painting.
D. Finger Painting
1. Pengertian Finger Painting
Finger painting adalah suatu teknik melukis menggunakan jari-jari tangan
sebagai alat untuk melukis. Menurut Sumanto (2005: 53)
menjelaskan bahwa finger painting adalah jenis kegiatan membuatgambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna(bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas diatas bidang gambar, batasan jari disini adalah semua jari tangan,telapak tangan, sampai pergelangan tangan.
Menurut Pamadhi (2008: 10) finger painting adalah teknik melukis secara
langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas
dengan jari-jari tangannya secara langsung. Kegiatan ini merupakan cara
eksplorasi dan ekspresi diri atas rasa estetika. Cukup menggunakan jari
tangan sebagai media dalam melukis. Pada dasarnya kegiatan finger
painting sangat mudah dan tidak sulit untuk dilakukan oleh anak, di
dalam kegiatan finger painting tidak ada aturan baku yang harus
23
dipelajari. Kegiatan finger painting yang penting dilakukan oleh guru
adalah bagaimana memotivasi dan menumbuhkan keberanian pada diri
anak untuk berani menyentuhkan jarinya dengan cat warna. Kegiatan ini
juga melatih motorik halus anak khususnya jari-jari anak agar lebih lentur
untuk kesiapan melakukan kegiatan menulis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa finger painting
adalah kegiatan melukis secara langsung menggunakan jari-jari tangan
dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara bebas
diatas bidang gambar, batasan jari disini adalah semua jari tangan, telapak
tangan, sampai pergelangan tangan. Kegiatan ini merupakan cara
eksplorasi dan ekspresi diri atas rasa estetika. Finger painting atau
melukis dengan jari merupakan kegiatan untuk melatih motorik jari dan
tangan sebagai dasar keterampilan menggambar dan menulis. Kegiatan ini
menjadi menarik di mana jari anak bersentuhan langsung dengan
medianya yaitu tinta dan kertas.
2. Bahan dan peralatan Finger Painting
Berikut ini merupakan bahan dan peralatan yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan finger painting.
a. Bahan finger painting
Bahan yang dapat digunakan untuk membuat cat pada kegiatan finger
painting menurut Montolalu (2009: 17) adalah sebagai berikut.
1) Cat untuk finger painting2) Tepung sagu (kanji)3) Pewarna kue yang berwarna tajam4) Sabun cair
24
5) Minyak sayur
Cara membuat cat finger painting menurut Montolalu (2009: 17-18)
adalah sebagai berikut.
1) Cat dari tepung saguTepung sagu dicairkan lalu masukkan 1 sendok teh sabun cair,minyak sayur dan pewarna secukupnya. Aduk di dalam pancihingga merata lalu masak di atas kompor sambil terus diaduk-aduk. Usahakan tepung sagu jangan terlalu masak karenahasilnya akan kurang bagus.
2) Cat dari serpihan sabunKocok serpihan sabun hingga menyerupai adonan busa kue.Tambahkan sedikit cat sebagai pewarna. Jika tidakmemungkinkan untuk membuat cat, guru dapat menggunakancat warna finger painting. Cat untuk kegiatan finger paintingharus aman bagi anak karena cat tersebut akan langsungbersentuhan dengn jari-jari anak. Oleh karena itu guru harusteliti dan selektif jika memilih cat. Guru biasanya membuat catsendiri dengan menggunakan tepung sagu yang dimasak dandiberi pewarna makanan.
b. Peralatan finger painting
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan finger painting menurut
Suyanto (2005: 144) yaitu:
1) Pewarna untuk melukis dengan tangan2) Kertas manila atau kertas khusus untuk menggambar dengan
tangan3) Kain lap4) Mangkuk-mangkuk kecil sebagai tempat cat
3. Tujuan dan Manfaat Finger Painting
Finger painting memiliki banyak tujuan dan manfaat yang dapat
diperoleh atau dirasakan oleh anak usia dini. Secara khusus tujuan finger
painting adalah melatih keterampilan tangan, kelentukan, kerapian, dan
keindahan. Rachmawati (2011: 84) tujuan dari kegiatan finger painting
yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan berbuat kreatif,
25
mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan nilai-nilai estetika
dengan menggambar karya-karya kreatif. Menurut Montolalu (2009: 17)
menyebutkan manfaat kegiatan finger painting yaitu dapatmengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakantangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapanmengombinasikan warna, memupuk perasaan terhadap gerakantangan dan memupuk keindahan.
Selanjutnya Sumanto (2005: 132) “kegiatan finger painting dapat
membantu anak untuk melatih gerakan tubuh. Kemampuan mengontrol
gerakan tubuh sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Makan,
minum, berlari, mengendarai sepeda, dan menyetir mobil memerlukan
koordinasi berbagai anggota tubuh”. Lebih lanjut Prasetyono (2007: 120)
menjelaskan “melalui kegiatan finger painting anak bisa lebih bebas
melukis dan menggambar menggunakan kedua telapak tangan dan
kakinya dan sangat baik untuk melatih koordinasi mata dan tangan dan
juga sangat menyenangkan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger
painting memiliki manfaat sebagai kegiatan yang dapat melatih
koordinasi mata dan tangan, mengontrol gerakan tubuh, melatih otot-otot
tangan/jari, serta dapat mengembangkan ekspresi, fantasi, imajinasi, dan
kreasi melalui media lukis dengan gerakan tangan. Sedangkan tujuan dari
kegiatan finger painting ini adalah melatih keterampilan tangan,
kelentukan, kerapian, dan keindahan.
26
4. Langkah-langkah Finger Painting
Terdapat langkah-langkah dalam setiap kegiatan permainan. Adapun
langkah-langkah dalam kegiatan permainan finger painting menurut
Rachmawati (2011: 84) yaitu:
a. Anak-anak beserta guru mempersiapkan bahan-bahan yangdiperlukan
b. Guru memandu anak-anak untuk membuat adonan terlebih dahulusebelum membuat finger painting
c. Cara membuat bahan untuk finger painting yaitu: Tepung kanji dantepung terigu diaduk sampai rata. Masukan air aduk sampai ratasehingga adonan terlihat encer. langkah selanjutnya adonandimasak hingga mendidih sambil diaduk trus sehingga adonanmengental seperti lem. Setelah itu, angkat dan dinginkan. Setelahdingin, guru dapat membantu anak untuk membagi adonan dalambeberapa tempat untuk diberi warna sesuai dengan kebutuhan dankeinginan anak.
d. Guru menyiapkan kertas gambar besar (kertas sesuaikan dengansituasi, kertas ini dapat pula berbentuk binatang) kemudian anakdapat menggambar dengan menggunakan jari yang sebelumnyasudah dilumuri dengan finger painting tadi.
e. Di akhir kegiatan anak menceritan lukisan yang dibuatnya.
Sumanto (2005: 54) mengemukakan tentang langkah-langkah kegiatan
finger painting yaitu:
a. Siapkan kertas gambar, bubur warna (adonan warna) dan alas kerja.b. Goreskan adonan warna tersebut dengan jari secara langsung
sehingga menghasilkan jejak jari tangan dengan bebas sampaimembentuk kesan goresan jari di bidang gambar.
5. Kelebihan dan Kekurangan Finger Painting
Saat proses pembelajaran, terdapat kegiatan yang dilakukan dalam
membantu terlaksananya pembelajaran tersebut. Setiap kegiatan tentu
memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut Sumanto (2005: 65)
terdapat kekurangan dan kelebihan pada kegiatan finger painting yaitu:
a. Kelebihan Finger PaintingKegiatan ini mempunyai kelebihan yaitu memberikan sensasi padajari sehingga dapat merasakan kontrol gerakan jari dan membentuk
27
konsep gerakan membuat huruf. Disamping itu kegiatan inimengajarkan konsep warna dan mengembangkan bakat seni.
b. Kekurangan Finger PaintingDi samping kelebihan dari finger painting. Terdapat jugakelemahannya, yaitu bermain kotor terkadang membuat anakmerasa jijik dan geli karena tepung kanji yang digunakan sebagaimedia lengket pada jari- jemari anak.
Kelebihan dan kekurangan permainan finger painting tersebut,
hendaknya menjadi referensi bagi pendidik dalam melakukan permainan
perlu meminimalisir kelemahan-kelemahannya sehingga proses
kegiatannya dapat berjalan dengan semestinya.
E. Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik merupakan teori belajar yang paling mendasar. Teori ini
menggunakan teknik belajar asosiasi dengan cara pengkondisian atau
pembiasaan untuk mencapai suatu tujuan. Haenilah (2015: 11)
menjelaskan bahwa menurut teori ini, pembelajaran tidak lain daripadamemberi stimulus (S) atau rangsangan tertentu pada anak yang kemudianmengakibatkan adanya reaksi atau respons (R) yang diharapkan sesuaidengan tujuan. Hasil belajar berbentuk perubahan tingkah laku yangdapat dilihat. Fokus pada pola prilaku baru yang diulang-ulang sampaimenjadi otomatis.
Sejalan dengan penjelasan tersebut, menurut Budiningsih (2012: 20) belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan
yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan
cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
telah dianggap belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah
lakunya. Selanjutnya, menurut Thorndike dalam Budiningsih (2012: 21),
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan tingkah
28
laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud konkrit yaitu yang dapat
diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teori behavioristik
merupakan adanya perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
pemberian stimulus/ rangsangan sehingga menghasilkan suatu respon/reaksi.
Respon yang dicapai yaitu diharapkan sesuai dengan tujuan. Hasil belajar
berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. Seseorang telah
dianggap belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah
lakunya.
F. Hubungan Permainan Figer Painting dengan Kemampuan Menulis PadaAnak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak pada rentang usia 0-6 tahun. Pada usia ini anak
mengalami perkembangan paling cepat dalam masa pertumbuhannya. Aspek
perkembangan anak usia dini yaitu moral agama, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional dan seni. Perkembangan fisik motorik terutama
motorik halus merupakan dasar kemampuan menulis pada anak. Kemampuan
menulis pada anak erat kaitannya dengan kemampuan motorik halus anak
dalam membuat lambang-lambang, oleh karena itu menulis pada anak dapat
dilatih dengan pelajaran sensomotorik. Kemampuan motorik halus
merupakan kemampuan menggerakkan jari jemari tangan sampai pergelangan
tangan. Dengan terlatihnya kelenturan jari jemari anak memudahkan anak
untuk belajar memegang pensil dan menggerakkannya dengan baik dan
benar.
29
Meningkatkan kemampuan menulis pada anak usia dini dapat dilakukan
dengan berbagai cara tetapi dalam proses pembelajarannya tetap
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran pada anak usia dini serta
kesiapan dan kematangan anak. Selain itu, selalu memperhatikan tingkat
perkembangan kemampuan menulis pada anak yang ingin dicapai, dalam
penelitian ini yaitu tingkat perkembangan pada anak usia 5-6 tahun dimana
usia ini anak sudah dapat menulis dengan baik. Seperti yang dikemukakan
Jamaris dalam Susanto (2012: 92) “tahapan kemampuan menulis anak usia
dini terdiri dari lima bagian, beberapa diantaranya yaitu kemampuan menulis
anak pada usia 5,5 tahun anak mampu menulis tulisan nama, serta pada anak
usia di atas 5 tahun berada pada tahap kemampuan menulis kalimat pendek”.
Dalam hal ini hasil tulisan anak sudah dapat dibaca dan menunjukkan arti
yang bermakna meskipun dalam segi penulisannya belum terlalu baik.
Sejalan dengan itu permainan yang dapat menstimulasi kemampuan motorik
halus anak lebih baik guna persiapan menulis pada anak yaitu dengan
permainan melukis dengan jari (finger painting). Manfaat dari permainan
finger panting menurut Montolalu (2009:17) menyebutkan
manfaat kegiatan finger painting yaitu dapat mengembangkan ekspresimelalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan fantasi,imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan/jari, koordinasi otot danmata, melatih kecakapan mengombinasikan warna, memupuk perasaanterhadap gerakan tangan dan memupuk keindahan.
Melatih motorik halus akan membantu anak lebih mudah memegang pensil
dengan benar dan lebih mudah menggerakkan tangan ketika menulis.
Sedangkan latihan koordinasi tangan dan mata bertujuan agar anak mampu
30
menjiplak tulisan atau gambar melalui titik-titik yang apabila dihubungkan
akan menjadi tulisan ataupun gambar. Seperti yang dikemukakan oleh
Lamme dalam Susanto (2012: 92) bahwa kemampuan menulis memerlukan
kemampuan motorik halus, koordinasi mata dan tangan cara memegang
peralatan menulis, cara dasar penulisan persepsi huruf dan bahasa cetak.
Menggunakan permainan finger painting dalam kegiatan pembelajaran, anak
dapat melatih keterampilan motorik halus berupa kelenturan otot-otot
tangan/jari serta koordinasi tangan dan mata melalui praktek langsung yang
dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. Keterampilan motorik halus
merupakan dasar persiapan manulis pada anak usia dini. Permainan ini tanpa
disadari oleh anak, bahwa anak sedang belajar untuk persiapan menulis. Anak
diberi kesempatan untuk mengekspresikan ide dan gagasannya menjadi hasil
karya dalam bentuk lukisan pada saat kegiatan pembelajaran. Bahwasannya
permainan finger panting ini memiliki hubungan dengan kemampuan menulis
pada anak pada anak usia dini.
G. Penelitian yang Relevan
1. Nurhayati (2016) di Universitas Negeri Surabaya tentang meningkatkan
kemampuan menulis permulaan melalui media pasir. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis pada anak sebesar
86%, penggunaan media pasir ini dapat membantu anak untuk mengenal
huruf secara cepat, melalui cara menggambarkan huruf di
atas pasir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan media pasir
dapat meningkatkan kemampuan menulis pada anak pada anak.
31
2. Astria (2015) di Universitas Pendidikan Ganesha tentang penerapan
metode bermain melalui kegiatan finger painting untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan motorik halus setelah
penerapan metode bermain melalui kegiatan finger painting. Hal ini dapat
diketahui dari hasil analisis data sebesar 82,93%. Penelitian ini
menunjukan bahwa penerapan metode bermain melalui kegiatan finger
painitng untuk meningkatkan kemampuan motorik halus telah tercapai
atau berkembang dengan baik.
3. Kusumawati (2017) di Universitas Airlangga tentang peningkatan
kemampuan menulis permulaan melalui permainan plastisin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis permulaan dapat
ditingkatkan melalui permainan plastisin, dapat dilihat pada hasil analisis
data sebesar 93%. Dengan penerapan permainan plastisin kemampuan
menulis pada anak menjadi lebih meningkat, karena sebagian besar anak
tertarik dengan permainan plastisin. Melalui bermain, secara tidak
langsung anak dilatih untuk kelenturan jari yang dapat menstimulasi
kemampuan menulis pada anak.
4. Amanda (2016) di Universitas Negeri Yogyakarta tentang peningkatan
keterampilan mototrik halus melalui kegiatan finger painting. Hasil
penelitian menunjukkan ada peningkatan keterampilan motorik halus
melalui kegiatan finger painting, dapat dilihat pada hasil analisis data
sebesar 81,48%. Anak tertarik mengikuti kegiatan finger painting
32
sehingga keterampilan motorik halus anak mulai dari
ketepatan dalam menyelesaikan tugas, keterampilan menggerakkan dan
koordinasi mata dengan tangan meningkat.
5. Sumiati (2014) di Universitas Tanjungpura tentang peningkatan
kemampuan menulis permulaan melalui aneka media. Hasil penelitian
dikatakan berhasil karena sudah memenuhi harapan penelitian mencapai
persentase yang diharapkan yaitu sekurang-kurangnya 80%. Melalui
aneka media selain meningkatkan kemampuan menulis pada anak,
pembelajarn ini juga dapat melatih kesabaran dan ketelitian anak dalam
melakukan kegiatan.
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan dengan ketiga penelitian
relevan di atas yaitu terdapat perbedaan pada metode penelitian yang
digunakan yaitu metode deskriptif. Perbedaan pada teknik analisis data ialah
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan pada teknik pengumpulan data
yaitu observasi partisipan, sedangkan pada penelitian ini menggunakan
observasi nonpartisipan. Perbedaan pada varibel Y yaitu motorik halus,
namun perkembangan motorik halus sendiri sangat berpengaruh pada
persiapan menulis anak. Serta terdapat perbedaan pada tempat dan subjek
penelitian yang digunakan.
H. Kerangka Pikir Penelitian
Pendidikan dilakukan oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya
sebagai usaha menfasilitasi anak mencapai perkembangan secara optimal.
33
Pembinaan kemampuan akademik menjadi tanggungjawab lembaga
pendidikan sekolah dasar, sedangkan pendidik anak usia dini mengemban
tanggungjawab utama dalam membelajarkan keterampilan untuk
mengembangkan aspek perkembangan anak. Salah satunya yaitu aspek
perkembangan motorik halus terutama kemampuan menulis pada anak.
Kemampuan menulis pada anak merupakan kemampuan menulis dini atau
menulis awal. Kemampuan menulis pada anak tidak dapat dikuasai dengan
sendiri nya oleh anak. Perkembangan kemampuan menulis pada anak harus
distimulasi sejak dini dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran
pada anak serta kesiapan dan kematangan anak. Selain itu, selalu
memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan menulis pada anak yang
ingin dicapai, dalam penelitian ini yaitu tingkat perkembangan pada anak usia
5-6 tahun dimana usia ini anak berada pada tahap sudah mampu menulis
nama dan menulis kalimat pendek. Dalam hal ini tulisan anak sudah dapat
dibaca meskipun dalam segi penulisannya belum terlalu baik.
Kemampuan menulis pada anak erat kaitannya dengan kemampuan motorik
halus, dengan aktifnya anak melatih otot-otot motorik halus dapat
meningkatkan anak dalam mengendalikan gerakan dan tekanan jari serta
melatih koordinasi mata dan tangan. Belajar untuk menggerakkan jari jari
tangan perlu adanya kegiatan yang dapat menstimulus dan melatih otot-otot
motorik halus anak agar menjadi lebih baik. Kegiatan yang tepat adalah
praktek langsung yang dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. Hal ini
34
dapat dimulai dari kegiatan sederhana yang menyenangkan yang dapat
membuat jemari anak terlatih untuk melenturkan otot-otot tangan.
Salah satu kegiatan yang dapat melatih dan menstimulasi perkembangan
kemampuan menulis pada anak yaitu dengan menggunakan kegiatan melukis
dengan jari (finger painting). Permainan finger painting memiliki manfaat
untuk melatih otot-otot motorik halus anak lebih baik, belajar mengendalikan
gerakan dan tekanan jari serta melatih koordinasi mata dan tangan sehingga
dapat meningkatkan kesiapan menulis anak.
Kemampuan motorik halus akan memudahkan anak dalam memegang pensil
dengan benar dan lebih mudah menggerakkan tangan ketika menulis,
selanjutnya dengan keterampilan mengkoordinasikan mata dan tangan anak
mampu menjiplak tulisan atau gambar melalui titik titik atau garis putus-
putus yang apabila dihubungkan akan menjadi tulisan ataupun gambar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan dalam bagan kerangka
berpikir sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Variabel XPermainan Finger
Painting
Variabel Y
Kemampuan MenulisPada Anak Usia Dini
35
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir diatas maka dapat
disimpulkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ada hubungan yang signifikan antara permainan finger painting dengan
kemampuan menulis pada anak pada anak usia dini.
36
III. METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
Metode merupakan salah satu faktor terpenting dalam sebuah penelitian,
karena berhasil tidaknya sebuah penelitian tergantung dengan metode yang
digunakan oleh peneliti.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang bersifat non
eksperimental dengan metode korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan
suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Selain itu untuk menganalisis
data yang di peroleh dari lapangan digunakan rumus statistik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Nama Sekolah : RA Kauman
Usia : 5-6 tahun
Alamat : Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat
Tahun Ajaran : 2017/2018
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017-2018.
37
C. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diteliti. Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah siswa di RA Kauman Sekincau Lampung Barat
kelompok usia 5-6 tahun yang berjumlah 30 anak. Dalam penelitian ini
menggunakan studi populasi di mana siswa yang berjumlah 30 anak menjadi
objek penelitian.
D. Definisi Konseptual dan Operasional
1. Variabel Bebas : Permainan Finger Painting (X)
a. Definisi konseptual : Menurut beberapa pendapat (Pamadhi (2008)
dan Sumanto (2005)), d apat ditarik kesimpulan bahwa permainan
finger painting adalah kegiatan melukis secara langsung dengan jari-
jari tangan dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna)
secara bebas diatas bidang gambar, batasan jari disini adalah semua
jari tangan, telapak tangan, sampai pergelangan tangan, dimana
kegiatan ini merupakan cara eksplorasi dan ekspresi diri atas rasa
estetika.
b. Definisi operasional : Kegiatan bermain yang dilakukan anak pada
saat melakukan permainan finger painting dengan dimensi yaitu, (1)
eksplorasi, (2) ekspresi. Dikembangkan menjadi indikator, yaitu: 1)
membuat adonan untuk bermain, 2) pencampuran warna, 3) melukis
menggunakan berbagai warna, 4) mencap membentuk gambar
sederhana, 5) melukis menggunakan benda yang ada disekitar.
38
2. Variabel Terikat : Kemampuan Menulis Pada anak (Y)
a. Definisi konseptual : Menurut Montesori dalam Susanto (2012)
menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan
motorik halus yang memerlukan koordinasi antara mata dan tangan.
Kemampuan menulis pada anak taman kanak-kanak meliputi
kemampuan dan keterampilan memegang alat-alat tulis-menulis,
kemampuan membuat coretan, menggambar garis lurus, garis miring,
garis lengkung, segitiga, segi empat, dan lingkaran.
b. Definisi operasional : Kemampuan menulis anak usia 5-6 tahun
dengan indikator yaitu: 1) menghubungkan titik titik menjadi angka,
2) menghubungkan garis putus-putus menjadi huruf, 3) menggambar
garis lurus, 4) menggambar garis miring, 5) menggambar garis
lengkung, 6) meniru angka, 7) meniru huruf, 8) menulis nama.
E. Instrumen Penelitian
Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi instrumen penilaian permainan finger
painting dan kemampuan menulis pada anak.
Tabel 2. Kisi-kisi Penilaian Permainan Finger Painting (X)
Variabel Dimensi IndikatorKriteriaPenilaia
n1 2 3 4
Permainanfingerpaintng (X)
1. Eksplorasi 1. Membuat adonan untuk bermain2. Melakukan pencampuran warna
2. Ekspresi 1. Melukis menggunakan berbagaiwarna
2. Mencap membentuk gambarsederhana
3. Melukis menggunakan bendayang ada disekitar
39
Tabel 3. Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Menulis Pada Anak Usia Dini (Y)
Variabel IndikatorKriteria penilaian
1 2 3 4
Kemampuanmenulis pada anakusia dini (Y)
1. Menghubungkan titik titik menjadiangka
2. Menghubungkan garis putus-putusmenjadi huruf
3. Menggambar garis lurus4. Menggambar garis miring5. Menggambar garis lengkung6. Meniru angka7. Meniru huruf8. Menulis nama
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik observasi sebagai instrumen utama dan
dokumentasi sebagai intrumen penunjang. Adanya instrumen tersebut akan
mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen yang akan dianalisis pada
hasil akhir penelitian ini.
1. Observasi
Melihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi participant (observasi berperan serta) dan non
participan obsevationt. Observasi berperan serta yaitu peneliti terlibat
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian, sedangkan observasi
nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat saja.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat dalam proses kegiatan
pembelajaran hanya melakukan pengamatan. Pedoman observasi yang
40
digunakan pada penelitian ini berbentuk daftar cek (check list) yang
bersifat terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan di
mana tempatnya. Pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan
tanda check list (√) pada pernyataan yang menunjukkan perilaku yang
terlihat pada anak. Penelitian ini metode observasi dilakukan pada saat
anak melakukan aktivitas permainan finger painting dan aktivitas menulis
dengan berpedoman pada indikator dalam menstimulus kemampuan
menulis pada anak anak.
2. Dokumentasi
Sugiyono (2013: 329), dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Penelitian ini dokumentasi digunakan
sebagai alat pengumpul data berupa data-data yang bersifat dokumenter
berupa gambar-gambar (foto-foto kegiatan, jumlah siswa, dan gambar
lokasi penelitian).
G. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Menurut Sugiyono (2013: 173) valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang
41
besar terhadap skor total. Untuk mengetahui validitas item digunkan
rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
rᵪᵧ = (∑ ) (∑ )(∑ )[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ )²]Keterangan:N = Jumlah Peserta X = Skor itemY = Skor total rᵪᵧ = koefisien korelasi antara X dan Y
Selanjutnya untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen itu
valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara
skor butir (X) dengan skor total (Y), dengan kriteria:
1. Bila r-hitung ≥ r-kritis, maka butir instrumen valid
2. Bila r-hitung < r-kritis, maka butir instrumen tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji coba apakah instrumen
tersebut konsisten atau ajeg sebelum melakukan penelitian. Uji reliabilitas
ini menggunakan internal consistency, yaitu dilakukan dengan
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien
reliabilitas seluruh item digunakan rumus Alpha Cronbach (Croanbach’s
Alpha).
Sumber: Siregar (2013: 58)Gambar 2. Rumus Alpha Cronbach
r₁₁= [ ][1-∑ ᵢ²ᵢ²
]
42
Keterangan :
r₁₁ = Reliabilitas Instrumenk = Mean kuadrat antara subjek∑σ ᵢ² = Jumlah varian butirσᵢ² = Varians total
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan peneliti setelah melakukan pengumpulan data dari
pengamatan atau observasi. Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mencari kebenaran dari data-data yang telah
diperoleh, sehingga dari sini bisa di tarik kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan. Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah teknik kuantitatif dengan uji statistik. Uji korelasional digunakan
untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan
rumus product moment. Langkah-langkah untuk mengolah data adalah
sebagai berikut :
1. Deskripsi Data
Deskripsi data digunakan sebagai penjelas sebelum dilakukan
perhitungan. Tabel tersebut berbentuk tabel tunggal. Setelah data
terkumpul, data dikelompokkan dan dikategorikan dalam bukti data
ordinal, kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan
kemampuan menulis pada anak. Untuk menyajikan data secara singkat
maka perlu menentukan interval, rumus interval adalah sebagai berikut:
43
Sumber: Hadi Sutrisno (2006: 178)Gambar 3. Rumus Interval
Keterangan:i = IntervalNT = Nilai TertinggiNR = Nilai TerendahK = Kategori
2. Analisis Hipotesis
Untuk menguji sejauh mana hubungan antara variabel X dan Y dalam
penelitian ini maka peneliti menggunakan uji Korelasi Product Moment.
Analisis uji korelasi product moment ini digunakan untuk mengetaui
hubugan antara permainan finger painting dengan kemampuan menulis pada
anak anak, sehingga menggunakan rumus sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono (2013: 255)Gambar 4. Rumus Korelasi Product Moment
Keterangan :
rxy = korelasi antara variabel X dan Yx = (xᵢ- ̅)y = (yᵢ- )
Setelah mendapatkan perhitungan variabel antara variabel X dan variabel Y,
maka kemudian melakukan uji signifikan yaitu dengan membandingkan
antara r hitung dan r tabel. Adapun ketentuannya menurut Sugiyono (2013:
258) bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak,
tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel) maka
Ha diterima. Selanjutnya untuk menguji signifikan koefisien korelasi selain
rxy = ∑(∑ )(∑ )
i = (NT – NR)K
44
menggunakan tabel juga dapat dihitung dengan uji t yang menggunakan
rumus sebagai berikut :
Gambar 5. Rumus uji t product momentSumber : Sugiyono (2013: 257)
Setelah membandingkan antara r hitung dan r tabel, untuk mengetahui besar
kecilnya hubungan variabel maka dapat dilihat pada pedoman interprestasi
tingkat hubungan koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4. Interprestasi Koefisien Korelasi
Ingterval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0,5990,60 – 0,7990,80 – 1,000
Sangat rendahRendahSedangKuat
Sangat kuatSumber: Sugiyono (2013: 257)
Sebelum menghitung dengan menggunakan rumus product moment kedalam
analisis uji rumus, apabila menggunakan perhitungan secara manual terlebih
dahulu membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi antara
permainan finger painting dengan kemampuan menulis pada anak, dengan
mengkuadratkan x dan y serta mengalikan x dan y.
t = √√ ²
63
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara permainan finger painting dengan
kemampuan menulis pada anak usia dini. Dibuktikan dari hasil
perhitungan korelasi product moment (Rxy) sebesar 0,61 maka koefisien
korelasi yang ditemukan termasuk pada kategori kuat.
Hal ini dibuktikan bahwa kemampuan menulis pada anak sudah
mengalami kemajuan, dalam memegang pensil terlihat anak sudah
luwes/tidak kaku, gerakan tangannya sudah lebih cepat dan terarah, anak
sudah dapat meniru bentuk baik angka maupun huruf, anak mampu
menggambar garis lurus, miring dan lengkung, serta anak sudah mampu
menulis nama.
Sehingga permainan finger painting dapat dijadikan salah satu alternatif
dalam kegiatan pembelajaran di pendidikan anak usia dini, terutama dalam
meningkatkan kemampuan menulis pada anak guna mempersiapkan anak
agar memiliki kesiapan dalam pendidikan yang selanjutnya.
64
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis
menyarankan kepada :
1. Pendidik
Diharapkan dapat meningkatkan perkembangan kemampuan menulis
pada anak anak usia dini dengan menerapkan metode pembelajaran
yang tepat, salah satunya dengan menerapkan permainan finger
painting, sehingga dalam proses belajar mengajar terasa
menyenangkan. Serta pendidik diharapkan dapat lebih kreatif dan
selektif dalam menyediakan APE, media dan permainan agar anak
lebih tertarik dan lebih bermanfaat.
2. Kepala sekolah
Kepala sekolah diharapkan untuk memperbaiki praktik pembelajaran
guru agar menjadi lebih efektif sehingga kualitas pembelajaran dan
hasil belajar anak meningkat.
3. Peneliti lain
Diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan agar
dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dan dapat mencoba
menggunakan jenis permainan atau media lain dalam meningkatkan
perkembanga n kemampuan menulis pada anak.
65
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Yuventi. 2016. Peningkatan Keterampilan Motorik Halus MelaluiKegiatan Finger Painting Pada Kelompok B1 TK ABA Gambrengan. JurnalPendidikan Anak Usia Dini. Vol.5. No.1. Tersedia (Online).http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgpaud/article/viewFile/581/575.Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 10 Januari 2018.
Astria, Nina, dkk. 2015. Penerapan Metode Bermain Melalui Kegiatan FingerPainting Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus. e-Journal PGPAUD. Vol.3. No.1. Tersedia (Online). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/viewFile/6204/4356. UniversitasPendidikan Ganesa. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.
Basriati. 2009. Peningkatan kemampuan menulis permulaan dengan metodelatihan. Jurnal Bahas. Vol.4. No.8. Tersedia (Online). http://docplayer.info/47581891-Negeri-060-tanjung-rambutan.html. Universitas Riau. Diaksespada tanggal 21 Desember 2017.
Budiningsih, C. Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Christianti, Martha. 2013. Membaca dan Menulis Permulaan Anak Usia dini.Jurnal Pendidikan Anak. Vol.2. No.2. Tersedia (Online).https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/3042. Universitas NegeriYogyakarta. Diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
Depdiknas. 2007. Persiapan Membaca Dan Menulis Melalui Permainan DiTaman Kanak-kanak. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah.Jakarta.
Dimyati, Johni. 2013. Ditjen Mamdas DIKNAS 2010. Jakarta.
Dinehart, Laura H. 2014. Handwriting in early childhood education: Currentresearch and future implications. Journal of Early Childhood Literacy.Tersedia (Online). http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1468798414522825?journalCode=ecla. Florida International University. Diakses padatanggal 13 Desember 2017.
Hadi, Sutrisno. 2006. Metodelogi Penelitian. Andi Offset: Yogyakarta
Haenilah, Een Y. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Media Akademi.Yogyakarta.
66
Kusumawati, Ati dan Sunaria. 2017. Peningkatan Kemampuan MenulisPermulaan Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Plastisin. JurnalPendidikan Anak Usia Dini. Vol. 1. No. 1. Tersedia (Online).https://jurnal.umj.ac.id/index.php/YaaBunayya/article/view/1717. UniversitasAirlangga. Diakses pada tanggal 10 Januari 2018.
Latif, M, dkk. 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana.Jakarta.
Montolalu. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Universitas Terbuka. Jakarta.
Mulyati, Yeti. 2010. Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar Dan MengasahKecerdasan. Depdiknas. Jakarta.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2009. Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia Dini.PT Grasindo. Jakarta.
Nurhayati dan Sri Widayati. 2016. Meningkatkan Kemampuan MenulisPermulaan Melalui Media Pasir Pada Anak Kelompok A TK Kyai Hasyim. E-journal UNESA. Vol. 5. No. 1. Tersedia (Online). http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/13399. Universitas NegeriSurabaya. Diakses pada tanggal 12 Januari 2018.
Nuryamah, dkk. 2016. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis PermulaanDalam Melengkapi Cerita Rumpang Menggunakan Media Gambar Dan PapanBergaris. Jurnal Pena Ilmiah. Vol. 1. No. 1. Tersedia (Online).http://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/view/3566. UniversitasPendidikan Indonesia. Diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
Pamadhi, Hajar. 2008. Ruang Lingkup Seni Rupa Anak. Universitas Terbuka.Jakarta
Prasetyono, Dwi Sekar. 2007. Membedah Psikologi Bermain Anak. Think.Yogyakarta.
Rachmawati, Yeni dan Kurniati Euis. 2011. Strategi Pengembangan KreativitasPada Anak. Erlangga. Jakarta.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi PerbandinganPerhitungan Manual & SPSS. Kencana. Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. DepdiknasDirjen Dikti. Jakarta.
67
Sumiati, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui AnekaMedia Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.3. No. 10. Tersedia (Online). http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/6839/7507. Universitas Tanjungpura. Diaksespada tanggal 17 Januari 2018.
Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar DalamBerbagai Aspeknya. Kencana. Jakarta.
Suyadi dan Maulidya Ulfah. 2013. KonsepDasar PAUD. PT Remaja Rosdakarya.Bandug.
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. DepdiknasDirjen Dikti. Jakarta.
Tedjasaputra. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Grasindo. Jakarta.
Yusuf, Munawir. 2005. Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar.Depdiknas Dirjen Dikti. Jakarta.
Zubaidah, Enny. 2004. Draft Buku Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.Universiras Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.