169
HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA KARYAWAN BAGIAN PENGOLAHAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN BAH JAMBI TAHUN 2016 SKRIPSI OLEH JAMES STEVEN F.D NIM : 121000261 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA

KARYAWAN BAGIAN PENGOLAHAN DI

PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV

KEBUN BAH JAMBI

TAHUN 2016

SKRIPSI

OLEH

JAMES STEVEN F.D

NIM : 121000261

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA

KARYAWAN BAGIAN PENGOLAHAN DI

PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV

KEBUN BAH JAMBI

TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

JAMES STEVEN F.D

NIM : 121000261

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA KARYAWAN BAGIAN

PENGOLAHAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN BAH

JAMBI TAHUN 2016” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penciplakan atau mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Oktober 2016

James Steven F.D

121000261/IKM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul:

HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA KARYAWAN

BAGIAN PENGOLAHAN DI PABRIKKELAPA SAWIT

PTPN IV KEBUN BAHJAMBI

TAHUN 2016

Yang disiapkan dan dipertahankan oleh:

JAMES STEVEN F.D

NIM 121000261

Disahkan oleh:

Komisi Pembimbing Skripsi

Dosen Pembimbing I

dr. Halinda Sari Lubis, MKKK NIP. 196506151996012001

Dosen Pembimbing II

Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, Mkes NIP. 197701302006042001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

iii

ABSTRAK

PTPN IV Kebun Bah Jambi merupakan perusahaan yang melakukan budidaya dan pengolahan buah kelapa sawit. Menurut laporan kecelakaan kerja PTPN IV Kebun Bah Jambi, terjadi 15 kasus kecelakan kerja dalam periode Januari 2013-Desember 2015. Jumlah kecelakaan terbanyak, terjadi pada tahun 2015, dimana sebagian besar lokasi kecelakaan adalah di bagian pengolahan. Mayoritas deskripsi penyebab kecelakaan menunjukkan bahwa perilaku keselamatan yang tidak aman adalah penyebab terjadinya kecelakaan. Laporan tersebut sejalan dengan pengamatan peneliti pada survei awal. Kondisi ini tentunya tidak sesuai harapan, karena perusahaan telah melaksanakan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai upaya membentuk perilaku keselamatan kerja yang aman.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan survei eksplanatif/analitik yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis, yaitu hubungan antara variabel independen (promosi K3) dengan variabel dependen (perilaku keselamatan) pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di bagian pengolahan PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi yang berjumlah 86 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima bentuk pelaksanaan promosi K3 yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku keselamatan, yaitu komunikasi informasi K3 (p = 0,001), kegiatan bulan K3 (p = 0,001), pengawasan (p = 0,019) dan pelatihan K3 (p = 0,002), sedangkan satu bentuk pelaksanaan promosi K3 yang tidak berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah rambu – rambu K3 (p = 0,152).

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada manajemen PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi agar menggiatkan pembaharuan informasi K3 secara rutin, menggalakkan kembali kegiatan-kegiatan bulan K3 dan meningkatkan partisipasi karyawan bagian pengolahan serta memfasilitasi keikutsertaan karyawan dalam pelatihan K3 yang lengkap agar setiap karyawan memiliki kompetensi dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain di tempat kerja. Kata kunci : Promosi K3, Perilaku Keselamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

iv

ABSTRACT

PTPN IV Kebun Bah Jambi is a company that does cultivation and processing of palm fruits. According to PTPN IV Kebun Bah Jambi’s report of work accidents, occurred 15 cases of work accidents during the period January 2013-December 2015. The highest number of accidents occurred in 2015 and the most of work accidents happened in the production area. The majority of descriptions of work accidents’s causes showed that unsafety behavior is the cause of the accidents. The report is parallel with the direct observation by researcher. Certainly, this condition is not as expected because the company has been implementing the health and safety promotion as an attempt to form safe behavior.

This research is a quantitative research with explanative/analytic survey approach method that aims to explain the causal relationship between variables by testing the hypothesis, that is the relationship between the independent variables (health and safety promotion) with the dependent variable (safety behavior) on production employees at PTPN IV Kebun Bah Jambi. Population and samples of this research are all production employees at PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi that totaling 86 people.

The results showed that four of five forms of health and safety promotion had significant relationship with safety behaviour, those were health and safety communication information (p = 0.001), health and safety month activities (p = 0.001), supervision (p = 0.019) and health and safety training (p = 0.002, whereas one form of health and safety promotion that had no relationship with safety behaviour was health and safety signs (p = 0.152).

Based on the research, suggested to the management of PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi to encourage health and safety information updating regularly, promoting health and safety activities and increasing participation of production employees, and also facilitating them to participate in health and safety training completely, so they can protect themselves and others in the workplace.

Keywords : Health and Safety Promotion, Safety Behavior

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpah berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan Perilaku Keselamatan pada Karyawan Bagian Pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016” dengan baik, yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM).

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes, selaku Ketua Departemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara (FKM USU) sekaligus Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. dr. Halinda Lubis, M.KKK selaku Dosen Pembimbing skripsi I yang

banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan,

pentujuk dan saran kepada penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

vi

5. Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing

skripsi II yang banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam

memberikan bimbingan, pentujuk dan saran kepada penulis.

6. Ir. Kalsum, M.kes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Dr. dr. Taufik Ashar, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memperhatikan penulis selama penulis menjalani pendidikan

8. Seluruh Dosen dan Staf di Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

FKM USU yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu selama

penulis mengikuti pendidikan peminatan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

9. Seluruh Dosen di FKM USU yang telah memberikan ilmu selama penulis

mengikuti pendidikan di FKM USU.

10. Seluruh Staf/ Pegawai di lingkungan FKM USU yang telah banyak

membantu penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.

11. Tjakra Wihayat, selaku Manajer Unit PTPN IV Kebun Bah Jambi yang

telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

12. Seluruh Karyawan di PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi yang sudah

meluangkan waktu untuk membantu penulis selama penelitian.

13. Kedua orang tua penulis, yang terkasih Moris Samosir dan Herlina yang

tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung penulis selama ini.

14. Sahabatku di dalam doa, yang terkasih Deasy Stefani Tinambunan untuk

setiap doa, semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

vii

15. Saudara-saudaraku Agnus Dei, Kak Fidrin, Baja, Franklin, Frans, Mangara

dan Romi yang selalu mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian

penelitian ini.

16. Teman – teman PBL Desa Salit Dian, Dina, Nidi, Drizka, Vio, Titin,

Renta, Riska, Jojo, Tasya, Kak Anis dan Icha atas dukungan dalam

pengerjaan penelitian.

17. Teman – Teman LKP PTPN IV Kebun Bah Jambi Ezi, Mala, Mai, Dara,

Nurul, Diza dan Tika atas dukungan dalam pengerjaan penelitian.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat

membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir

kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Medan, Oktober 2016

Penulis

James Steven F.D

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

RIWAYAT HIDUP xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 10 1.3 Tujuan Penelitian 11 1.4 Hipotesis Penelitian 12 1.5 Manfaat Penelitian 12 1.5.1 Bagi Instansi/Perusahaan 12 1.5.2 Bagi LembagaPendidikan 12 1.5.3 Bagi Peneliti 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 13 2.1.1 Pengertian K3 13 2.1.2 Tujuan dan Manfaat K3 13

2.1.2.1 Aspek Hukum 14 2.1.2.2 Perlindungan Tenaga Kerja 14 2.1.2.3 Aspek Ekonomi 15

2.1.3 Filosofi K3 15 2.1.4 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ........................................... 17 2.1.4.1 Pengertian Budaya K3 17 2.1.4.2 Wujud Budaya K3 18 2.1.4.3 Budaya Adil (Just Culture) 19

2.2 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK) 21 2.2.1 Pengertian PKDTK 21 2.2.2 Tujuan dan Sasaran PKDTK 21 2.2.3 Manfaat PKDTK 22 2.3 Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 23 2.3.1 Komunikasi Informasi K3 27 2.3.2 Pelatihan K3 39 2.3.3 Promosi K3 di PTPN IV Kebun Bah Jambi 41 2.4 Perilaku 43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

ix

2.4.1 Pengertian Perilaku ........................................................................................ 43 2.4.2 Bentuk – Bentuk Perilaku 43 2.4.3 Faktor – Faktor Penentu Perilaku 44 2.4.4 Perubahan Perilaku 45 2.5 Perilaku Keselamatan 46 2.5.1 Perilaku Aman 47 2.5.2 Perilaku Tidak Aman 47 2.6 Kerangka Konsep Penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 50

3.1 Jenis Penelitian 50 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 50 3.2.1 Lokasi Penelitian 50 3.2.2 Waktu Penelitian 51 3.3 Populasi dan Sampel 51 3.3.1 Populasi 51 3.3.2 Sampel 51 3.4 Metode Pengumpulan Data 51 3.4.1 Data Primer 52 3.4.2 Data Sekunder 52 3.5 Variabel dan Definisi Operasional 52 3.5.1 Variabel Bebas 52 3.5.2 Variabel Terikat 54 3.6 Metode Pengukuran 54 3.6.1 Pengukuran Promosi K3 55 3.6.2 Pengukuran Perilaku Keselamatan 56 3.7 Metode Analisis Data 57 3.7.1 Analisis Univariat........................................................................................... 58 3.7.2 Analisis Bivariat ............................................................................................. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN 59

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 59 4.1.1 Sejarah Perusahaan 59 4.1.2 Lokasi dan Keadaan Umum Perusahaan 60 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 61 4.1.4 Struktur Organisasi 61 4.1.5 Kebijakan K3 61 4.1.6 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) PTPN IV Kebun Bah JambiKebijakan K3 64 4.1.7 Proses Pengolahan Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Bah Jambi 66 4.2 Analisis Univariat 70 4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik 71 4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi informasi K3 73 4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3 74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

x

4.2.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 75 4.2.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pegawasan 76 4.2.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3 77 4.2.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan 78 4.2.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori pada Variabel Independen (Promosi K3) 79 4.2.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori pada Variabel Dependen (Perilaku Keselamatan) 80 4.3 Analisis Bivariat 81 4.3.1 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan 81 BAB V PEMBAHASAN 84

5.1 Hubungan Komunikasi Informasi K3 dengan Perilaku Keselamatan 84 5.2 Hubungan Rambu-Rambu K3 dengan Perilaku Keselamatan 86 5.3 Hubungan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 dengan Perilaku Keselamatan 87 5.4 Hubungan Pengawasan dengan Perilaku Keselamatan 89 5.5 Hubungan Pelatihan K3 dengan Perilaku Keselamatan 92 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 96

6.1 Kesimpulan 96 6.2 Saran 96 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Beda Budaya K3 Kuat dan Lemah ........................................ 19

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan

Karakteristik Tahun 2016 ................................................................ 71

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi Informasi K3

di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun

2016 ................................................................................................. 73

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3 di

Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016 ....... 74

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3

di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun

2016 ................................................................................................. 75

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pengawasan di Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016 .................. 76

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3 di Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016 .................. 77

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

xii

di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun

2016 ................................................................................................. 78

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan

Kategori pada Variabel Independen (Promosi K3) Tahun 2016 ..... 79

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan

Kategori pada Variabel Dependen (Perilaku Keselamatan)

Tahun 2016 ...................................................................................... 80

Tabel 4.10 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan pada

Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV

Kebun Bah Jambi Tahun 2016 ......................................................... 81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Data KecelakaanKerja di PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2013 – 2016............................................................................. 7 Gambar 2.1 Gambar Diagram Interaksi komunikasi K3 29 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian 49 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTPN IV Kebun Bah Jambi 63 Gambar 4.2 Struktur Organisasi P2K3 PTPN IV Kebun Bah Jambi 65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 2. Master Data Lampiran 3. Output Lampiran 4. Surat Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 6. Denah Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun

Bah Jambi

Lampiran 7. Dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

xv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : James Steven Ferry Djinimangale

Tempat Lahir : Serukam

Tanggal Lahir : 27 April 1993

Suku Bangsa : Batak

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : M. Samosir

Suku Bangsa Ayah : Batak

Nama Ibu : Herlina

Suku Bangsa Ibu : Tionghoa

Pendidikan Formal : 1. TK Kristen Immanuel Pontianak/1999

: 2. SD Kristen Immanuel Pontianak/2005

: 3. SMP Negeri 10 Pontianak/2008

: 4. SMA Negeri 3 Pontianak/2011

Lama studi di FKM USU : 2012 – 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan lalu lintas perdagangan, jasa, dan sumber daya manusia telah

mendorong upaya pemenuhan standar hasil produksi, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas agar dapat bersaing di pasar global. Tentunya dalam upaya

pemenuhan standar tersebut, penggunaan teknologi tinggi telah menjadi keharusan

bagi suatu industri, terkhusus yang berperan dalam menyediakan kebutuhan

masyarakat luas. Penggunaan teknologi tinggi berupa mesin-mesin ataupun

peralatan sangat membantu dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi, namun

disamping itu juga memberi konsekuensi negatif dengan meningkatnya resiko

celaka maupun sakit pada tenaga kerja.

Sebagai faktor produksi yang memegang peranan penting dalam

pelaksanaan kegiatan produksi, tenaga kerja harus mendapat perlindungan dari

berbagai bahaya yang mengancam keselamatan dan kesehatannya saat melakukan

pekerjaan. Bahaya yang ada di tempat kerja tidak hanya berdampak pada

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja tetapi juga terhadap keutuhan sarana/alat

produksi dan kelestarian lingkungan alam. Oleh karena itu, upaya pengendalian

bahaya harus dilakukan secara serius dan sedini mungkin.

Pemerintah telah berupaya menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 yang menyebutkan

bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya

dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

2

produktivitas nasional (Depnaker, 1970). Selain itu melalui Undang-Undang no.

13 tahun 2003 juga disebutkan mengenai hak tenaga kerja atas perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja (pasal 86 ayat 1). Adapun perlindungan yang

diberikan kepada tenaga kerja diselenggarakan melalui upaya keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) guna mewujudkan produktivitas yang optimal (pasal 86 ayat

2) (Depnakertrans RI, 2003).

Pelaksanaan upaya K3 seringkali terhambat oleh kurangnya pemahaman

mengenai K3 itu sendiri, baik dari pekerja, pengawas, pengusaha ataupun pejabat

pemerintah. Sering timbul anggapan bahwa K3 merupkan pemborosan,

pengeluaran biaya yang sia-sia atau sekedar formalitas yang harus dipenuhi oleh

organisasi. Persepsi seperti ini sangat menghambat pelaksanaan K3 (Ramli, 2010).

Tidak hanya memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan

kesehatan pekerja, upaya K3 yang dilaksanakan dengan baik memiliki pengaruh

terhadap peningkatan daya saing perusahaan. Menurut International Labour

Organization (ILO) pada World Economic Forum tahun 2005, negara dengan

mutu keselamatan kerja baik (kecelakaan kerja rendah) seperti Finlandia memiliki

daya saing yang tinggi. Sementara itu, negara dengan mutu keselamatan kerja

kurang baik (kecelakaan kerja tinggi) seperti Indonesia memiliki daya saing yang

lebih rendah. (Gunawan dan Waluyo, 2015). Data tersebut membuktikan bahwa

K3 yang dikelola dengan baik dapat menunjang produktivitas yang optimal dan

mengendalikan kerugian yang disebabkan kecelakaan, kesakitan, maupun

kerusakan sarana produksi (damage accident ), sehingga memungkinkan suatu

perusahaan memiliki daya saing yang tinggi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

3

Berdasarkan data dari ILO, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik

karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (PAK). Diperkirakan 2,3 juta

pekerja meninggal setiap tahun akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja

(PAK). Terjadi penambahan lebih dari 160 juta kasus penyakit akibat kerja dan

313 juta kasus kecelakaan non-fatal pada pekerja setiap tahunnya.

Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan, hingga akhir tahun 2014 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak

105.383 kasus. Tercatat sebanyak 2.375 kasus dari total kecelakaan kerja yang

terjadi adalah kasus kecelakaan berat yang menyebabkan kematian. Setiap

tahunnya angka kecelakaan kerja terus mengalami peningkatan hingga 5 %.

Adapun laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan di akhir tahun 2015

menunjukkan besarnya beban jaminan kecelakaan kerja mencapai 661 miliar

rupiah.

Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan melainkan ada penyebabnya.

Oleh karena itu kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya

dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu, serta dengan upaya

preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak

berulang kembali. Ada dua golongan penyebab kecelakan kerja. Golongan

pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu

selain faktor manusia. Golongan kedua adalah faktor manusia itu sendiri sebagai

penyebab kecelakaan (Suma‟mur, 2009).

Faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat penting. Diketahui

dari hasil-hasil penelitian, bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian

atau kesalahan manusia. Timbul suatu anggapan bahwa secara langsung atau tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

4

langsung semua kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia. Kesalahan

tersebut mungkin saja dilakukan oleh perencana pabrik, kontraktor yang

membangunnya, pembuat mesin-mesin, pengusaha, insinyur, ahli kimia, ahli

listrik, pimpinan kelompok, pelaksana atau petugas yang melakukan pemeliharaan

mesin dan peralatan (Suma‟mur, 1987).

Pendekatan kesalahan manusia/perilaku tak aman sebagai penyebab utama

kecelakaan telah mendorong upaya pencegahan yang tertuju untuk memperbaiki

perilaku tak aman. Namun dalam penerapannya, konsep ini tidak berhasil

menurunkan angka kecelakaan, bahkan angka kecelakaan kerja terus bertambah

setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh kesalahan manusia yang hanya

ditafsirkan sebagai kesalahan pelaksana kerja, sedangkan penyebab akarnya, yaitu

kelemahan pengendalian manajemen tidak diperbaiki. Upaya perbaikan yang

berfokus pada gejala saja akan menyebabkan kerawanan akan tetap ada, sehingga

pada kesempatan lain, perilaku dan keadaan tak aman akan terjadi kembali.

Perbaikan terhadap sistem pengendalian manajemen akan berdampak lebih

luas dan permanen. Pengendalian terhadap manajemen sebagai sebab akar

kecelakaan tidak hanya meniadakan masalah pada satu operasi saja, tetapi juga

pada operasi lain yang berhubungan. Usaha pencegahan kecelakaan hanya

berhasil apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan

kesehatan kerja. Praktek dan kondisi di bawah standar yang dianggap sebagai

penyebab utama kecelakaan, hanya merupakan gejala yang timbul akibat

kesalahan manajemen (Santoso, 2004).

Adanya peraturan-peraturan kerja, pengembangan berbagai alat pelindung

diri, dan penyusunan prosedur kerja tidak serta merta menjamin pelaksanaan K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

5

yang efektif. Permasalahan yang timbul selanjutnya adalah bagaimana pekerja

patuh terhadap aturan-aturan atau standar yang telah ditetapkan. Selanjutnya,

upaya-upaya promosi kesehatan di tempat kerja mulai dikembangkan dan lebih

ditujukan agar tenaga kerja/pekerja mau mematuhi peraturan-peraturan kerja

(Notoatmodjo, 2010).

Perilaku tenaga kerja dalam mematuhi prosedur dan aturan keselamatan

kerja yang berlaku merupakan unsur tampak dari budaya keselamatan kerja. Kuat

atau lemahnya budaya keselamatan kerja di suatu organisasi dapat dinilai dari

perilaku keselamatan tenaga kerjanya. Oleh karena itu, promosi keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) sangat penting dilaksanakan sebagai upaya

membentuk/menguatkan perilaku keselamatan kerja yang aman.

Penelitian Halimah (2010), yang dilakukan di Bekasi pada 86 responden,

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman, menunjukkan adanya

hubungan bermakna (p < 0,05) antara promosi keselamatan (faktor eksternal)

terhadap perilaku aman. Hasil perhitungan odds ratio menunjukkan bahwa

responden yang menyatakan promosi keselamatan cukup baik cenderung 14,063

kali berperilaku tidak aman daripada responden yang menyatakan promosi

keselamatan baik.

Sipayung (2014), dalam penelitiannya mengenai hubungan promosi

keselamatan dan kesehatan kerja dengan perilaku aman yang dilakukan di

Simalungun pada 44 responden, menunjukkan bahwa ada hubungan antara

kegiatan bulan K3 dan pelatihan terhadap perilaku aman. Kegiatan bulan K3 dan

pelatihan adalah jenis kegiatan dari promosi K3 yang dilaksanakan pada lokus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

6

penelitian, adapun hasil Uji Chi-Square untuk kegiatan bulan K3 dan pelatihan

menunjukkan masing-masing ρ = 0,034 (p > 0,05) dan ρ = 0,007 (p > 0,05).

Saat ini, perkembangan subsektor perkebunan terus meningkat secara

konsisten. Peningkatan yang konsisten, baik dari luas areal maupun hasil

produksi, memberikan peran strategis bagi subsektor perkebunandalam

pembangunan ekonomi nasional. Selain itu, kontribusi subsektor perkebunan

dalam penyerapan tenaga kerja juga sangat signifikan, terkhusus bagi negara

berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu, Perseroan Terbatas Perkebunan

Negara (PTPN) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di

bidang perkebunan, tentu harus berkomitmen untuk menerapkan K3 dalam setiap

proses kerja agar dapat terus meningkatkan mutu hasil produksi dan kesejahteraan

tenaga kerja.

PTPN IV Kebun Bah Jambi merupakan perusahaan yang melakukan

budidaya dan pengolahan buah kelapa sawit mulai dari pembibitan sampai

menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan Inti (PK). Proses pengolahan/produksi

dimulai dari penimbangan tandan buah segar (TBS), kemudian menuju stasiun

sortasi, stasiun perebusan (sterilizer), stasiun penebahan (thresher), stasiun kempa

(pressing) dan berakhir pada stasiun pemurnian minyak (klarifikasi) dan stasiun

pabrik biji (kernel). Tentunya dalam setiap proses kerja tersebut terdapat bahaya-

bahaya yang menimbulkan resiko kecelakaan maupun kesakitan pada tenaga

kerja.

Penggunaan mesin-mesin berskala besar, alat-alat berat dan bahan kimia

dalam proses pengolahan telah memberikan beban tambahan yang berat pada

tenaga kerja. Kondisi kerja pada setiap stasiun yang bising dan panas, ditambah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

7

getaran mesin dan lantai yang licin, tentu sangat membahayakan keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja. Tidak hanya oleh beban tambahan dari lingkungan kerja,

ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan semakin meningkat karena adanya

perilaku keselamatan tenaga kerja yang tidak aman.

Menurut laporan kecelakaan kerja PTPN IV Kebun Bah Jambi, terjadi 15

kasus kecelakan kerja dalam periode Januari 2013 sampai Desember 2015.

Kecelakaan terbanyak terjadi pada tahun 2015 dan mayoritas terjadi di bagian

pengolahan. Berikut ini adalah grafik data kecelakaan kerja di PTPN IV Kebun

Bah Jambi tahun 2013-2015.

Gambar 1.1 Grafik Data Kecelakaan Kerja di PTPN IV Kebun Bah Jambi

Tahun 2013-2015

Sumber : Laporan Tahunan P2K3 PTPN IV Kebun Bah Jambi

Terjadi penurunan jumlah kasus kecelakaan kerja dari empat kasus pada

tahun 2013 menjadi dua kasus pada tahun 2014, tetapi pada tahun 2015 jumlah

kasus kecelakaan justru meningkat secara signifikan menjadi sembilan kasus.

Terdapat satu kasus kecelakaan kerja yang mengkibatkan cedera berat, sedangkan

14 kasus kecelakaan kerja lainnya mengakibatkan cedera ringan. Adapun

beberapa contoh kasus kecelakaan yang terjadi seperti terkena tetesan air rebusan

TBS, Terjatuh dari truk pembawa TBS, tertimpa drum solar, terjepit rantai lori

dan tertusuk gagang tojok.

0

5

10

2013 2014 2015

Cedera Berat

Cedera Sedang

Cedera Ringan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

8

Mayoritas deskripsi penyebab kecelakaan yang terdapat pada laporan

P2K3, menunjukkan bahwa perilaku keselamatan yang tidak aman adalah

penyebab terjadinya kecelakaan. Selain itu, dalam laporan tersebut, kurangnya

kesadaran karyawan untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) selalu

dicantumkan sebagai hambatan dalam pelaksanaan K3. Informasi tertulis dari

laporan P2K3, terkait perilaku keselamatan karyawan yang tidak aman, didukung

pula oleh hasil observasi awal dan wawancara terhadap anggota P2K3 dan

karyawan di bagian pengolahan.

Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti melihat sebagian besar pekerja

tidak menggunakan APD secara lengkap. Pekerja kurang patuh dalam

menggunakan APD selain pelindung kaki (sepatu bot), seperti helm, sarung

tangan masker dan ear plug/ear muff. Selain itu, beberapa pekerja terlihat

bercanda saat melakukan pekerjaan.

Menurut anggota P2K3, kelalaian dari karyawan, seperti tidak mematuhi

Standar Operasional Prosedur (SOP), tidak menggunakan APD, posisi tidak aman

dan penempatan yang salah adalah penyebab utama kecelakaan. Beberapa

karyawan di bagian pengolahan yang diwawancarai juga mengatakan, meskipun

APD telah disediakan perusahaan dan selalu diingatkan untuk menggunakannya

saat bekerja, tetap saja banyak karyawan yang tidak patuh. Penggunaan APD yang

dianggap menganggu kenyamanan dan optimisme yang berlebihan karena sudah

terbiasa, cenderung mendorong beberapa karyawan untuk mengabaikan resiko

yang ada.

Promosi K3 telah dilaksanakan sebagai upaya pengendalian manajemen

oleh PTPN IV Kebun Bah Jambi terhadap perilaku keselamatan karyawan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

9

tidak aman. Kegiatan promosi K3 mulai dilakukan sejak tahun 2005, bersamaan

dengan dibentuknya P2K3. Promosi K3 dilaksanakan dengan mengacu pada PP

No.50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3). Adapun kegiatan

promosi K3 yang telah dilaksanakan di PTPN IV Kebun Bah Jambi adalah

komunikasi informasi K3, rambu-rambu K3, kegiatan khusus bulan K3,

pengawasan, pelatihan K3.

Kegiatan promosi K3 yang terlihat secara langsung saat peneliti

melakukan observasi awal adalah rambu-rambu K3 dan komunikasi informasi K3.

Rambu-rambu K3 yang ada terlihat kurang perawatan, sehingga kurang menarik

dan tidak dapat terlihat dengan jelas. Komunikasi informasi K3 telah dilaksanakan

melalui pembagian manual SMK3 dan dokumentasi yang dipajang di papan

pengumunan. Namun untuk kegiatan komunikasi informasi K3 yang dapat terlihat

secara langsung, seperti dokumentasi mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan K3,

sosialisasi SMK3 dan pemberian motivasi oleh pimpinan pada papan

pengumuman, tampak kurang terawat dan sudah lama tidak diperbaharui

(informasi terakhir tahun 2014).

Kegiatan promosi K3 diharapkan dapat mendorong dan menguatkan

perilaku keselamatan yang aman dari seluruh pihak dalam suatu organisasi. Masih

dominannya perilaku keselamatan yang tidak aman dari karyawan di PTPN IV

Kebun Bah Jambi, tentu tidak sejalan dengan hasil/tujuan yang diharapkan dari

pelaksanaan promosi K3. Keadaan tersebut juga sangat kontras dengan ekspektasi

dari penghargaan Bendera Emas (Gold Flag) yang selalu diperoleh PTPN IV

Kebun Bah Jambi untuk pelaksanaan SMK3 selama tiga tahun terakhir (periode

2013-2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

10

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terlihat adanya kesenjangan

antara pelaksanaan kegiatan promosi K3 dengan hasil yang diharapkan, yaitu

untuk membentuk perilaku keselamatan yang aman. Oleh karena itu, penulis

terdorong untuk melakukan penelitian mengenai hubungan promosi K3 dengan

perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit

PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan promosi K3 dengan perilaku

keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT.

Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

hubungan promosi K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian

pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah

Jambi tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa

Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

2. Untuk mengetahui hubungan komunikasi informasi keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) dengan perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

11

3. Untuk mengetahui hubungan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) dengan perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

4. Untuk mengetahui hubungan kegiatan bulan keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) dengan perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

5. Untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan perilaku keselamatan

karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan

Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

6. Untuk mengetahui hubungan pelatihan K3 dengan perilaku keselamatan

karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan

Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

1.4 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja

(komunikasi informasi K3, rambu-rambu K3, kegiatan bulan K3, pengawasan,

pelatihan K3) dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di

Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Instansi/Perusahaan

Sebagai masukan bagi pihak PT. Perkebunan IV Kebun Bah Jambi dalam

melaksanakan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar lebih efektif,

sehingga kerugian akibat perilaku keselamatan yang tidak aman dapat dikurangi

dan produktivitas perusahaan terus meningkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

12

1.5.2 Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

dan penelitian selanjutnya.

1.5.3 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis khususnya tentang

penerapan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai upaya

pengendalian perilaku keselamatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah rangkaian usaha, untuk

menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang

bekerja di perusahaan yang bersangkutan (Suma‟mur, 2001).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah ilmu pengetahuan dan

penerapan untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. K3

merupakan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain

ditempat kerja atau perusahaan sselalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta

agar setiap produksi digunakan secara aman dan efisien (Ramli, 2010).

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu

perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan

yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan diberikan

kepada tenaga kerja agar dapat melakukan pekerjaannya sehari-hari secara aman

untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional (Suma‟mur, 1987).

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Aspek K3 bersifat multidimensi. Oleh karena itu, manfaat dan tujuan K3

juga harus dilihat dari berbagai sisi seperti dari sisi hukum, perlindungan tenaga

kerja, ekonomi, pengendalian kerugian, sosial, dan lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

14

2.1.2.1 Aspek Hukum

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ketentuan perundangan dan

memiliki landasan hukum yang wajib dipatuhi semua pihak, baik pekerja,

pengusaha atau pihak terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa peraturan

perundangan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja :

1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

Memuat berbagai persyaratan tentang keselamatan kerja. Dalam undang-undang

ini, ditetapkan mengenai kewajiban pengusaha, kewajiban dan hak tenaga kerja

serta syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi organisasi.

2. Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Dalam perundangan mengenai ketenagakerjaan ini salah satunya memuat tentang

keselamatan kerja, yaitu :

a. Pasal 86 menyebutkan bahwa setiap organisasi wajib menerapkan upaya

keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi keselamatan tenaga

kerja.

b. Pasal 87 mewajibkan setiap organisasi melaksanakan sistem manajemen

K3 yang terintegrasi dengan manajemen organisasi lainnya.

2.1.2.2 Perlindungan Tenaga Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja

dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tenaga kerja merupakan aset

organisasi yang sangat berharga dan merupakan unsur penting dalam proses

produksi di samping unsur lainnya seperti material, mesin dan lingkungan kerja.

Maka dari itu, tenaga kerja harus dijaga, dibina dan dikembangkan untuk

meningkatkan produktivitasnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

15

2.1.2.3 Aspek Ekonomi

Manfaat K3 dapat juga dilihat dari pendekatan ekonomi atau finansial.

Kecelakaan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. Dampak

ekonomi dari K3 dapat dilihat dari sisi produktivitas dan pengendalian kerugian

(loss control).

K3 dan Produktivitas

Kecelakaan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Dalam proses produksi,

produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu kuantitas (quantity), kualitas

(quality) dan keselamatan (safety). Produktivitas hanya dapat dicapai jika ketiga

unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang.

K3 dan Pengendalian Kerugian

Aspek K3 juga berkaitan dengan pengendalian kerugian. K3 bukan hanya

menyangkut kecelakaan atau cedera pada manusia, tetapi juga menyangkut sarana

produksi dan aset perusahaan. Setiap kecelakaan baik cedera pada manusia,

kebakaran dan kerusakan material dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi

(Ramli, 2010).

2.1.3 Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Salah satu organisasi profesional K3 di USA, International Association of

Safety Professional (IASP) menetapkan delapan prinsip K3 yang menjadi landasan

pengembangan K3 sebagai berikut :

K3 adalah tanggung jawab moral/etik

Masalah K3 hendaknya dilihat sebagai tanggung jawab moral untuk melindungi

keselamatan sesama manusia. K3 bukan sekedar pemenuhan perundangan atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

16

kewajiban, tetapi merupakan tanggung jawab moral setiap pelaku bisnis untuk

melindungi keselamatan pekerjanya.

K3 adalah budaya bukan sekadar program

K3 adalah cerminan dari budaya atau kultur (safety culture) dalam organisasi. K3

harus menjadi nilai-nilai (value) yang dianut dan menjadi landasan dalam

pengembangan bisnis.

K3 adalah tanggung jawab manajemen

Manajemen organisasi atau perusahaan adalah pihak yang paling bertanggung

jawab mengenai K3. Pemilik atau pengusaha harus bertanggung jawab terhadap

semua aktivitas usahanya termasuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja yang

timbul dari proses atau aktivitas operasinya.

Pekerja harus dididik untuk bekerja dengan aman

Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik

dan persyaratan K3 berbeda. Selain itu, perilaku kerja yang sesuai K3 tidak dapat

timbul sendirinya. Oleh karena itu, K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui

pembinaan dan pelatihan.

K3 adalah cerminan kondisi ketenagakerjaan

Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang

menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan.

Semua kecelakaan dapat dicegah

Prinsip dasar ilmu K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena semua

kecelakaan pasti ada sebabnya. Apabila sebab kecelakaan dapat dihilangkan maka

kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

17

Program K3 bersifat spesifik

Program K3 tidak dapat ditiru atau dikembangkan semaunya. Namun harus

berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi

bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan finansial dan lainnya.

K3 baik untuk bisnis

Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan,

namun harus dilihat sebagai bagian dari proses produksi atau strategi perusahan.

K3 adalah bagian integral dari aktivitas perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan

memberikan manfaat terhadap bisnis perusahaan (Ramli, 2010).

2.1.4 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.1.4.1 Pengertian Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Budaya K3 adalah seperangkat tata nilai dan norma (pola perilaku

harapan) K3 yang dipegang bersama oleh sebagian besar anggota

organisasi/perusahaan. Tata nilai dan norma K3 ini tidak dapat dilihat secara

langsung karena berada dalam benak seseorang. Namun, tata nilai dan norma K3

ini akan tampak dalam bentuk perilaku anggota organisasi/perusahaan itu, yaitu

apa yang dilakukan anggota organisasi, terutama di tempat kerja (Gunawan dan

Waluyo, 2015).

Menurut Cooper dalam Sholihah dan Kuncoro (2013) budaya K3 di sebuah

perusahaan yang merupakan bagian dari budaya organisasi bisa dilihat dari tiga

indikator, yaitu :

Aspek psikologis pekerja terhadap K3 (pychological aspects, what poeple feel,

what is believe).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

18

Aspek perilaku K3 (behavioral aspects, what people do, what is done).

Aspek situasi atau organisasi yang berkaitan dengan K3 (situational aspects, what

organizational has, what is said).

Menurut pandangan ini, apabila suatu perusahaan mempunyai budaya K3 yang

kuat, tentu perusahaan tersebut juga akan memiliki budaya organisasi yang kuat

dan berorientasi pada K3 dalam melakukan produksi. Pekerja di perusahaan

tersebut tentu akan memiliki nilai-nilai K3 dan persepsi terhadap bahaya yang

benar serta akan menampilkan perilaku keselamatan yang diharapkan secara

konsisten.

2.1.4.2 Wujud Budaya Keselamatan Kerja

Budaya memiliki unsur yang tampak dan tidak tampak. Wujud yang

tampak dari budaya keselamatan kerja dapat dilihat dari perilaku anggota

organisasi, keadaan lingkungan (alat, prasarana dan lingkungan fisik) di tempat

kerja, sistem pengendalian manajemen (standar, prosedur, aturan, kebijakan dan

lain-lain), simbol-simbol dan slogan, perayaan (ritual dan seremoni) maupun

kisah-kisah tentang keselamatan yang ada di perusahaan tersebut (Gunawan dan

Waluyo, 2015).

Menurut Gunawan dan Waluyo (2015), budaya keselamatan kerja di suatu

perusahaan atau unit operasi akan lebih mudah terlihat dari unsur budaya yang

tampak, seperti bagaimana perilaku anggota organisasi/perusahaan itu. Bagian

budaya K3 yang tak tampak dapat diidentifikasi melalui survei budaya K3. Tabel

di bawah ini menunjukkan perbedaan budaya keselamatan kerja yang lemah dan

kuat di suatu perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

19

Tabel 2.1. Tabel Beda Budaya K3 Kuat dan Lemah

Budaya K3 Lemah Budaya K3 Kuat

Pimpinan sering mengambil jalan pintas hanya untuk mengejar produksi (jumlah, waktu, biaya dan mutu) tanpa mempertimbangkan aspek risikonya

Dalam setiap keputusannya, pimpinan mempertimbangkan aspek risiko yang terkait

Kurang menghargai keselamatan Keselamatan menjadi bagian dari nilai inti organisasi

Kurang peka terhadap resiko bahaya Selalu berupaya memahami risiko yang mungkin timbul dan memikirkan cara mengendalikannya

Kurang memperhatikan tanda-tanda permasalahan keselamatan

Berupaya belajar dari pengalaman permasalahan keselamatan yang terjadi untuk mencegah permasalahan mendatang

Menerima dan menjadikan normal kinerja buruk K3 (sub-standard practice & condition)

Melakukan upaya perbaikan terhadap kinerja buruk K3 secara berkelanjutan

Pekerja kurang aktif dalam upaya pengendalian bahaya

Pekerja aktif terlibat dalam mengidentifikasi, menganalisis & mengendalikan bahaya di tempat kerja

Sumber : Gunawan dan Waluyo, 2015

2.1.4.3 Budaya Adil (Just Culture)

Budaya adil adalah bentuk budaya K3 yang dalam proses penentuan tanggung

jawab atau pemberian sanksi terhadap suatu kesalahan yang mengakibatkan

kecelakaan dilakukan dengan proses yang objektif, jelas, transparan dan adil

(Gunawan dan Waluyo, 2015).

Kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan pekerja yang mengakibatkan

terjadinya kecelakaan, tidak langsung dihukum atau diberi sanksi tanpa meneliti

penyebab dari pelanggaran tersebut. Kesalahan yang dilakukan pekerja akan

dievaluasi secara lengkap, sebagai dasar penentuan penyebab, langkah

pengendalian dan sanksi yang adil (Gunawan dan Waluyo, 2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

20

Budaya adil (just culture) dibangun dalam suasana saling percaya bahwa

pekerja didorong , bahkan diberi penghargaan jika memberikan informasi yang

penting tentang K3. Selain itu, perlu dibangun juga kesadaran akan tanggung

jawab , dimana dibuat batas yang jelas antara perilaku yang dapat diterima

(acceptable behaviour) dan yang tidak dapat diterima (uncceptable behaviour).

Untuk itu terdapat tiga bentuk perilaku :

Kesalahan manusia (Human Errors), yaitu kesalahan yang tidak disadari atau

dimengerti (slip, lapse, mistake). Terhadap kesalahan seperti ini, perlu pembinaan,

bukan hukuman.

Perilaku berbahaya (At-Risk Behaviour), kesalahan karena kurang memahami

resiko yang dihadapi (Unintentional Risk-Taking). Kesalahan seperti ini, perlu

dilakukan pembinaan (coaching) agar pekerja dapat memahami resiko dengan

lebih tajam.

Perilaku sengaja (Reckless Behaviour), yaitu kesalahan yang dilakukan dengan

sengaja (Intentional Risk-Taking). Terhadap kesalahan seperti ini, perlu diberi

peringatan dan jika bersifat sabotase, perlu dilakukan pemecatan (Gunawan dan

Waluyo, 2015).

Menurut Sidney Dekker dalam Gunawan dan Waluyo (2015) jika kebiasaan lama

yang dilakukan, yaitu menghukum setiap kesalahan tanpa memahami secara jujur

dan jernih penyebabnya, maka akan terjadi :

K3 makin memburuk jika operator dihukum tanpa menganalisis sebab akarnya.

Organisasi akan cenderung lebih defensif (menutupi kesalahan) daripada

melakukan perbaikan berkelanjutan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

21

Informasi penting bagi peningkatan K3 menjadi tidak jalan, karena ada ketakutan

akan dihukum jika menyampaikannya.

2.2 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)

2.2.1 Pengertian Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)

Promosi kesehatan di tempat kerja adalah upaya promosi kesehatan yang

diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di

tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu

mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri, juga

memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat (Kholid, 2014).

Penyelenggaraan program-program PKDTK di sektor swasta, lebih ditentukan

oleh para pemilik atau pemegang saham. Pertimbangan pelaksanaan program

PKDTK hanya didasarkan pada untung dan rugi. Hal ini disebabkan, masih

minimnya aspek legal yang dapat “memaksa” perusahaan untuk

menyelenggarakan program PKDTK, terutama di Indonesia (Notoatmodjo, 2010).

2.2.2 Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) dalam

Notoatmodjo (2010), tujuan program PKDTK sebagai berikut :

Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam tempat kerja.

Mengurangi angka kemangkiran (abseinteism) karyawan.

Membantu menurunkan angka penyakit akibat pekerjaan dan lingkungan kerja.

Membantu tumbuhnya kebiasaan kerja dan gaya hidup yang sehat.

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kondusif dan aman.

Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

22

Sasaran program promosi kesehatan di tempat kerja dapat diklasifikasikan dalam

sasaran primer, sekunder dan tertier.

Sasaran Primer

Sasaran primer program PKDTK adalah manajemen mulai manajemen puncak

hingga manajemen bawah dan pekerja/buruh itu sendiri.

Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder program PKDTK adalah keluarga pekerja dan masyarakat di

sekitar pabrik.

Sasaran Tertier

Sasaran tertier adalah mereka yang tidak terlibat langsung dengan pekerja namun

mempunyai peran yang penting dalam status kesehatan pekerja, seperti Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten (Notoatmodjo,

2010).

2.2.3 Manfaat Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK)

Menurut Notoatmodjo (2010) secara potensial PKDTK mampu

memberikan manfaat kepada pekerja, perusahaan dan masyarakat.

Bagi pekerja

Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat, baik di dalam tempat

kerja maupun di luar tempat kerja. Pekerja sehat tentu akan mengurangi angka

abseinteism. Pada akhirnya pekerja yang sehat tentu akan lebih optimal dalam

produktivitas kerja.

Bagi perusahaan

Penyelenggarakan program PKDTK akan meningkatkan kepuasan kerja

karyawan. Pekerja yang puas dengan iklim kerja akan lebih loyal, sehingga biaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

23

untuk rekruitmen dan pelatihan karyawan baru akan berkurang. Produkivitas

perusahaan juga akan meningkat karena pekerja yang sehat akan lebih produktif.

Selain itu, biaya kompensasi bagi pekerja yang sakit akan berkurang dan

perusahaan akan memperoleh citra yang positif.

2.3 Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Promotion)

Menurut George (1998) dalam Helliyanti (2009), Safety promotions atau promosi

K3 adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendorong dan menguatkan

kesadaran dan perilaku pekerja tentang K3 sehingga dapat melindungi pekerja,

properti, dan lingkungan.

Promosi keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu investasi kelembagaan

untuk masa depan karena melalui promosi keselamatan dan kesehatan di tempat

kerja, perusahaan akan diuntungkan dalam bentuk pengurangan biaya berkaitan

dengan penyakit dan peningkatan produktivitas. Promosi keselamatan dan

kesehatan kerja dapat menjadi strategi perusahaan modern yang bertujuan untuk

pencegahan penyakit di tempat kerja (termasuk penyakit akibat kerja, kecelakaan

kerja, cidera, sakit dan stres akibat kerja) dan meningkatkan potensi kesehatan dan

kesejahteraan tenaga kerja (Silaban, 2012).

Melalui kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi K3 adalah

upaya meningkatkan keberhasilan dari pelaksanaan K3 dalam mengurangi

kerugian bagi perusahaan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan maupun

pekerja dengan berfokus pada pembentukan perilaku keselamatan kerja yang

aman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

24

Menurut Silaban (2012), Promosi K3 mencakup berbagai langkah yang bertujuan

untuk meningkatkan minat terhadap kehidupan kerja dan K3 secara umum. Hal

tersebut mencakup :

Sistem penyebaran informasi yang komprehensif;

Kampanye-kampanye yang ditargetkan untuk K3 diberbagai sektor; dan

Aktivitas promosi K3; misalnya pekan K3 tahunan di seluruh negara, yang

merupakan acara-acara yang bertemakan seputar K3 dan acara pemberian

penghargaan K3.

Safety promotion encompasses all aspects and level of safety-related education and communication within the organization, and directs resources toward the goal of continuous improvement set forth in the formal safety policy (Flight Safety Information Journal, 2008). Safety Promotion includes training, communication and other actions to create a positive safety culture within all levels of the workforce

Safety promotion activities within the Safety Management System (SMS) framework include : Providing SMS training Advocating/strengthening a positive safety culture System and safety communication and awareness Matching competency requirements to system requirements Disseminating safety lessons learned Everyone has a role in promoting safety (Federal Aviation Administration, 2014 ). Pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan bahwa secara umum, promosi K3

mencakup dua hal, yaitu komunikasi dan pendidikan/education K3. Promosi K3

dilaksanakan dengan mengintegrasikan upaya-upaya penyebaran informasi K3

dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan tenaga kerja, melalui pendidikan

yang juga mencakup pelatihan K3, untuk mendukung terbentuknya budaya K3

yang unggul.

Before developing a safety marketing plan, one must understand human behaviour. This is the basic building block to developing successful safety promotions. In particular, it is essential to understand the human motives that influence human behaviour and its outcomes. Safety propaganda or campaigns

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

25

should be designed to appeal to employee needs, desires and motives (Denton, 1982).

Generally, though, most marketing firms and social researchers base their list on the developed by C.N.Allen. Although his list of primary human needs was developed some years ago, little change has occurred on it except that needs are now referred to as “guidelines of human needs”. Some of the needs developed by Allen are listed here :

Food and drink Sex and companionship Comfort Social approval Superiority Variety and adventure Health Welfare of loed ones Security (Denton, 1982). Creation of an effective safety program requires that employees identify with, and believe in safety. And to do so requires that the safety program appeal to and satisfy as many of these basic motives as possible (Denton, 1982).

Penekanan pernyataan diatas adalah bagaimana upaya mengubah/membentuk

perilaku keselamatan harus dilakukan melalui pendekatan perilaku pula, bila ingin

mendapatkan hasil yang lebih baik. Promosi K3 yang dirancang dengan

mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja, akan membuat tenaga kerja

merasakan pengaruh langsung dari promosi K3 tersebut, sehingga mereka lebih

terdorong untuk mengikuti informasi yang diberikan agar berperilaku keselamatan

yang aman.

Menurut Tresnaningsih dalam Helliyanti (2009), manfaat promosi K3 antara lain:

1. Bagi pihak manajemen di tempat kerja

a. Peningkatan dukungan terhadap program K3.

b. Citra positif (tempat kerja) yang maju dan peduli keselamatan dan kesehatan).

c. Peningkatan moral staff.

d. Penurunan angka absensi krena kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

26

e. Peningkatan produktivitas.

f. Penurunan biaya kecelakaan dan kesakitan.

2. Bagi pekerja

a. Peningkatan percaya diri

b. Penurunan stres

c. Peningkatan semangat kerja

d. Peningkatan kemampuan mengenali bahaya di tempat kerja dan mencegah

penyakit.

e. Peningkatan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sekitar.

2.3.1 Komunikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety

Communication)

Menurut Ramli (2010), Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari

pengirim (sender) ke penerima (receiver) dengan tujuan untuk mencapai salah

satu sasaran berikut :

Untuk bertindak (action) mengenai sesuatu hal, misalnya menghentikan mesin

atau memadamkan kebakaran.

Untuk menyampaikan informasi, misalnya tentang kebijakan K3 dalam

perusahaan, sumber bahaya di tempat kerja, prosedur kerja aman dan lainnya.

Untuk memastikan tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau dijalankan,

misalnya cara melakukan suatu pekerjaan.

Untuk menyenangkan seseorang, misalnya pekerja yang berperilaku aman

Program keselamatan kerja hendaknya didukung oleh sistem manajemen

informasi yang baik dalam hal pengumpulan dan penyampaian informasi, yang

meliputi adanya jalur informasi yang baik dari pihak manajemen kepada para

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

27

pekerja maupun sebaliknya dari pekerja tentang kondisi tidak aman kepada pihak

manajemen (Davies et al., 2001; Hinze and Gambatese, 2003; Reason, 1997;

Tony, 2004 dalam Jurnal Teknik Sipil, 2005). Informasi terbaru sangatlah penting,

terutama yang berhubungan dengan peraturan dan prosedur keselamatan kerja

yang terbaru dan keadaan bahaya di lingkungan proyek (Jurnal Teknik Sipil,

2005).

Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen K3 Pasal 13

Ayat 1 menyatakan bahwa prosedur informasi harus memberikan jaminan bahwa

informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak

terkait di luar perusahaan.

Safety communication dalam Modul Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

FKM UI (2007), terbagi atas dua kelompok, yaitu :

Intragroups communication

Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, serta komunikasi dan koordinasi dalam

menyelesaikan masalah ataupun mengam bil keputusan oleh manajemen. Adapun

contoh kegiatan intragroups communication adalah Safety meeting.

Employee oriented communication

Bertujuan menstimulasi ketertarikan pada K3 dan mengiklankan bagaimana

kinerja K3 yang baik. Adapun berikut ini adalah beberapa jenis kegiatan dari

Employee oriented communication :

Safety contest : bersifat kompetitif, bertujuan untuk menciptakan nilai dan

mengomunikasikan perbandingan bila kinerja K3 dilaksanakan dengan baik,

contohnya kontes poster bertema K3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

28

Safety campaign : tidak bersifat kompetitif, memiliki tujuan yang spesifik

(misalnya agar pekerja memakai kaca mata pelindung), memberikan pengetahuan

secara umum (misalnya penanganan kecelakaan secara umum).

Suggestion systems : perencanaan yang efektif dalam sistem komunikasi, sehingga

pekerja dapat langsung berhubungan dengan manajemen kunci yang menentukan

kebijakan (Modul Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UI, 2007).

Alur komunikasi dapat terjadi antara manusia dengan manusia secara langsung

atau melalui alat kerja atau alat komunikasi. Interaksi komunikasi tersebut dapat

terlihat melalui diagram pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Gambar Diagram Interaksi Komunikasi K3

Sumber : Ramli, 2010

Komunikasi K3 menurut Ramli (2010), dibedakan atas :

Komunikasi manusia dengan manusia secara langsung, misalnya antara bawahan

dengan atasannya. Komunikasi ini sering juga disebut komunikasi personal

(personal communication) atau komunikasi kelompok (group communication.

Dalam K3, kedua jenis komunikasi ini banyak dilakukan, misalnya kontak

individu melalui observasi.

Alat kerja

Manusia

Alat komunikasi

Manusia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

29

Komunikasi manusia dengan manusia melalui alat/media komunikasi seperti

telepon, buletin, poster, spanduk, situs internet, safety letter dan lainnya.

Komunikasi ini banyak digunakan di lingkungan kerja, misalnya komunikasi

antara petugas K3 dengan para pekerja.

Komunikasi K3 antara manusia dengan manusia dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Komunikasi internal, yaitu komunikasi di lingkungan organisasi baik secara

horizontal, vertikal dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah di seluruh jajaran

organisasi.

Komunikasi eksternal, yaitu aliran komunikasi antara organisasi dengan semua

unsur di luar perusahaan

Komunikasi manusia dengan alat kerja. Peralatan seperti mesin, unit proses,

peralatan adalah benda mati yang dioperasikan oleh manusia. Dalam proses

operasi tersebut terjadi komunikasi antara manusia dengan alat kerja.

Menurut Notoatmodjo (2003), media promosi adalah alat bantu untuk

menyampaikan informasi. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan sangat

bervariasi, antara lain :

Media Cetak

Booklet merupakan suatu media untuk meyampaikan pesan dalam bentuk buku,

baik merupa tulisan maupun gambar.

Flip chart (lembar balik), biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembaran

baliknya berisi kalimat sebagai pesan cetak yang berisi pesan atau informasi yang

berkaitan dengan gambar tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

30

Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas

masalah.

Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan berupa peringatan

kepada pekerja untuk bekerja dengan aman dan sehat. Lokasi pemasangan poster

sebaiknya di tempat yang mencolok sehingga orang tertarik untuk melihatnya,

penerangan baik, dan tidak terganggu oleh lalu lintas.

Menurut Suma‟mur (1987), poster adalah alat penunjang bagi keselamatan kerja

dan pencegahan kecelakaan dan tidak dapat menggantikan peranan

ketatarumahtanggaan yang baik, perencanaan yang tepat, kebiasaan kerja yang

aman dan pemasangan pagar pengaman. Poster membantu tenaga kerja untuk

lebih jauh memikirkan keselamtan. Salah satu keuntungan poster ialah dapat

dipakai, baik pada perusahaan besar maupun kecil.

Poster dapat dipakai untuk pengarahan sesuatu sikap atau tindakan yang selamat.

Misalnya poster tentang tangga dapat mengarahkan tenaga kerja untuk tidak

memakai tangga yang cacat. Poster juga dapat dipakai untuk memperlihatkan

ketentuan umum, umpamanya pemasngan poster tentang perlunya setiap tenaga

kerja mendapat pertolongan pertama yang tepat jika terjadi kecelakaan.

Poster harus dibuat dengan baik dan menarik, serta mudah dipahami. Tata warna

harus baik, Setiap waktu poster harus diubah atau diganti agar tidak

membosankan. Rambu-rambu K3 dapat membantu meningkatkan keselamatan

dan kesehatan kerja serta dapat dipakai untuk mengurangi kebiasaan buruk yang

banyak ditemukan.

Media Papan

Poster/billboard

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

31

Poster didesain oleh designer dan kemudian dicetak untuk ditempel di papan.

Dipasang di lokasi seperti pemasangan wallpaper.

Painted bulletin

Painted bulletin biasanya langsung digambar di tempat, misalnya : sebuah sisi

dari gedung tertentu, atap bahkan dapat digambar dalam fiberboard.

Bentuk-bentuk aplikasi kegiatan promosi K3 dalam ruang lingkup

komunikasi, antara lain :

Komunikasi informasi K3

Kepustakaan sangat berguna bagi tenaga kerja. Melalui kepustakaan, pengetahuan

secara umum dalam keselamatan dapat ditingkatkan. Kepustakaan mungkin

berbentuk buku, brosur, majalah dan lain-lain.

Perusahan sering menerbitkan majalah atau brosur perusahaan. Biasanya terdapat

atau dimuat uraian-uraian tentang keselamatan kerja. Seringkali pula, pada brosur-

brosur perusahaan disediakan ruang-ruang khusus untuk secara pendek diisi aneka

ajakan, seruan dan lain-lain dalam keselamatan kerja (Suma‟mur, 1987).

Rambu-rambu K3

Menurut Abdurrahman (2013), rambu-rambu/simbol-simbol K3 adalah peralatan

yang bermanfaat untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan para

karyawan dan pengujung yang sedang berada di tempat kerja.

Rambu-rambu keselamatan berguna untuk :

Menarik perhatian terhadap adanya kesehatan dan keselamatan kerja.

Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat.

Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

32

Mengigatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan

diri.

Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.

Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku

yang tidak diperbolehkan.

Menurut Goestch dalam penelitian Syaaf (2008), hal-hal yang dapat

meningkatkan efektifitas safety sign adalah :

Ganti rambu, poster dan alat bantu visual lainnya secara periodik. Pesan visual

yang terlalu lama digunakan, lama kelamaan akan menyatu dengan latar dan tidak

dikenali lagi.

Libatkan pekerja dalam membuat pesan yang akan ditampilkan pada rambu atau

poster.

Buat pesan visual yang sederhana dan dengan pesan yang jelas.

Buat pesan-pesan visual yang cukup besar agar mudah dilihat dalam jarak

tertentu.

Tempatkan pesan visual pada tempat-tempat tertentu yang akan memghasilkan

efek maksimum.

Gunakan permainan warna, agar pesan visual dapat menarik perhatian

Perundangan yang berkaitan dengan rambu-rambu K3 antara lain:

Undang-undang no 1 Tahun 1970 Pasal 14b : “ Memasang dalam tempat kerja

yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua

bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca

menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja “.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

33

Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Kriteria audit 6.4.4 : “Rambu-rambu mengenai keselamatan dan

tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman“.

Kategori safety sign yang harus ada menurut British Standart Instiution (BSI)

5499 adalah :

Prohibited sign/rambu larangan : Memberitahukan kepada orang yang melihat

untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang tersebut karena dapat mengakibatkan

kecelakaan fatal. Prohibited sign ditandai dengan pictogram berwarna hitam yang

dikelilingi geometri outline lingkaran dan tanda silang tunggal berwarna merah.

Danger sign/rambu bahaya : Mengindikasikan kondisi yang sangat dekat dengan

bahaya, yang jika tidak dihindari akan menyebabkan kematian atau cedera serius.

Danger sign ditandai dengan bagian header berwarna merah , ditambah geometri

segitiga dengan tanda seru dan tulisan danger/bahaya berwarna putih.

Emergency sign/rambu utamakan keselamatan : Menyampaikan instruksi umum

yang berhubungan dengan praktik kerja aman, mengingatkan prosedur

keselamatan yang sesuai dan menunjukkan lokasi peralatan keselamatan.

Emergency sign ditandai dengan header berwarna hijau dan tulisan utamakan

keselamatan berwarna putih.

Fire sign/rambu pemadaman api : Memberikan informasi kepada orang yang

melihatnya agar mengetahui dimana letak peralatan pemadaman api seperti fire

extinguisher, fire hydrant, fire alarm dan lain-lain ketika terjadi kebakaran. Fire

sign ditandai dengan pictogaram berwarna putih yang dikelilingi bentuk geometri

segi empat berwarna merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

34

Safe condition sign/rambu darurat : Memberikan informasi kepada orang yang

melihatnya untuk mengetahui dimana letak peralatan untuk menangani keadaan

darurat. Safe condition sign ditandai dengan pictogram berwarna putih yang

dikelilingi bentuk geometri segi empat berwarna hijau.

Mandatory sign adalah tanda yang bertujuan untuk memberikan perintah agar

pekerja dalam kondisi aman dengan menggunkan alat pelindung diri sesuai

dengan bahaya yang ada di lingkungan kerja. Mandatory sign ditandai dengan

pictogram berwarna putih yang dikelilingi bentuk geometri segi empat berwarna

biru. (Lestari, 2014).

Kelompok rambu-rambu menurut OHSAS 18001, dibagi dalam tiga bagian yakni:

Perintah berupa : larangan,kewajiban

Waspada berupa : bahaya, peringatan, perhatian

Informasi (DC Konsultan, 2012).

Bulan K3

Sangat dirasakan perlunya bahwa keselamatan merupakan suatu gerakan. Gerakan

ini dapat bersifat nasional atau di perusahaan-perusahaan, dapat berupa hari atau

minggu keselamatan. Kegiatan-kegiatannya mungkin berupa penggunaan poster,

pertunjukkan film atau slide, ceramah dan diskusi, kompetisi, penjelasan tentang

alat pengaman, dan lain-lain (Suma‟mur, 1987).

Sebagai kelanjutan upaya mencapai visi K3 nasional, yaitu “Indonesia Berbudaya

K3 Tahun 2015”, Pemerintah telah menerbitkan Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 386 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Nasional Tahun 2015-2019.

Seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat umum maupun industri, para

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

35

cendikiawan, organisasi profesi dan asosiasi diharapkan dapat temotivasi untuk

berperan aktif dalam meningkatkan pemasyarakatan K3 sehingga tercipta

pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat mendukung pencapaian “Kemandirian

Masyarakat Indonesia Berbudaya K3 tahun 2020”.

Adapun tujuan, sasaran, pelaksanaan dan program, khususnya program bersifat

promotif pada kegiatan bulan K3 nasional tahun 2015-2019 yang tertulis pada

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 386 Tahun 2014,

adalah sebagai berikut :

Tujuan

Meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma K3;

Meningkatkan partisipasi semua pihak dalam mencapai pelaksanaan budaya K3

secara optimal disetiap kegiatan usaha;

Meningkatkan penerapan K3 menuju masyarakat madiri berbudaya K3.

Sasaran

Turunnya tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Terciptanya tempat kerja dan aman, nyaman dan efisien untuk mendorong

produktivitas.

Terwujudnya kemandirian masyarakat berbudaya K3.

Pelaksanaan

Pelaksanaan Bulan K3 dimulai tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Februari

pada setiap tahun 2015-2019.

Implementasi kegiatan K3 dilaksanakan secara terus menerus dan

berkesinambungan.

Kegiatan yang bersifat promotif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

36

Pemasangan bendera, spanduk, umbul-umbul, dan baliho K3.

Pameran K3

Sosialisasi dan publikasi K3

Aksi sosial K3

Cerdas cermat K3

Pengawasan

Pengawasan merupakan bagian dari komunikasi K3 antar manusia secara

langsung (observasi) (Ramli, 2010). Pengawasan harus bersifat membimbing agar

para pelaksana dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas

yang telah ditentukan baginya (Helliyanti, 2009).

Menurut Syaaf (2008) yang mengutip pedapat Roughton, kelemahan dari

peraturan keselamatan adalah hanya berupa tulisan yang menyebutkan bagaimana

seseorang bisa selamat, tetapi tidak mengawasi tindakan aktivitasnya. Pekerja

akan cenderung melupakan kewajibannya dalam beberapa hari atau minggu. Oleh

karena itu dibutuhkan pengawasan untuk menegakkan peraturan ditempat kerja.

Pengawasan harus dilakukan secara berkala atau sesering mungkin sehingga

apabila ada kondisi yang berbahaya atau kegiatan yang tidak aman dapat diketahui

dengan segera dan dapat dilakukan usaha untuk memperbaikinya (Helliyanti,

2009).

Pengawas merupkan unsur kunci dalam program K3, karena pengawas adalah

orang yang langsung berhubungan dengan tempat kerja dan pekerjanya. Pengawas

paling tahu mengenai kondisi tempat kerja, dan memiliki otoritas untuk

melakukan pengawasan dan pembinaan (Ramli, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

37

Menurut Roughton yang dikutip oleh Syaaf (2008), beberapa tipe individu yang

harus terlibat dalam mengawasi tempat kerja, yaitu :

a. Pengawas (Supervisor)

Setiap pengawas yang ditunjuk harus mendapatkan pelatihan terlebih dahulu

mengenai bahaya yang mungkin akan ditemui juga pengendaliannya.

b. Pekerja

Sebagai upaya melibatkan pekerja dalam proses keselamatan, setiap pekerja harus

mengerti mengenai potensi bahaya dan cara melindungi diri dan rekan kerjanya

dari bahaya tersebut. Mereka yang terlibat dalam pengawasan menumbuhkan

pelatihan dalam mengenali dan mengendalikan potensi hazard.

c. Safety Professional

Safety Professional harus menyediakan bimbingan dan petunjuk tentang metode

inspeksi. Safety Professional dapat diandalkan untuk bertanggung jawab terhadap

kesuksesan atau permasalahan dalam program pencegahan dan pengendalian

bahaya.

2.3.2 Pelatihan K3

Pemahaman atau budaya K3 tidak datang dengan sendirinya, namun harus

dibentuk melalui pelatihan maupun pembinaan. Pelatihan dimaksudkan untuk

meningkatkan knowledge, skill, dan attitude (KSA) sehingga harus dirancang

sesuai atau spesifik dengan kebutuhan masing-masing pekerja (Ramli, 2010).

Latihan keselamatan adalah penting mengingat kebanyakan kecelakaan

terjadi pada pekarja baru yang belum terbiasa dengan bekerja secara selamat.

Sebabnya adalah ketidaktahuan tentang bahaya atau ketidaktahuan cara

mencegahnya, sekalipun tahu tentang adanya suatu risiko bahaya tersebut. Latihan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

38

untuk bekerja secara selamat tidak berbeda dari latihan untuk mencapai efisiensi

kerja yang tinggi. Segi keselamatan harus ditekankan pentingnya kepada tenaga

kerja oleh pelatih, pimpinan kelompok atau instruktur (Suma‟mur 1987).

Salah satu cara yang baik untuk mempromosikan keselamatan di tempat kerja

adalah dengan memberikan pelatihan bagi pekerja. Pelatihan keselamatan awal

harus menjadi bagian proses orientasi pekerja baru. Pelatihan selanjutnya

diarahkan pada pembentukan pengetahuan yang baru, spesifik dan lebih dalam

serta memperbaharui pengetahuan yang sudah ada (Goestsch dalam Syaaf, 2008).

Keselamatan dapat menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh

pekerja, apabila pelatihan dilaksanakan dalam suatu proses yang berkelanjutan.

Proses ini mencakup dua hal, yaitu pelatihan keselamatan pada pekerja yang baru

masuk atau dipindahkan, dan peningkatan kinerja K3 pada pekerja dan supervisor

yang sudah lama bekerja (Denton, 1982).

Pelatihan K3 menurut Ramli (2010), dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Induksi K3 (safety induction) yaitu pelatihan yang diberikan sebelum seseorang

mulai bekerja atau memasuki suatu tempat kerja. Pelatihan ini ditujukan untuk

pekerja baru, pindahan, mutasi, kontraktor dan tamu yang berada di tempat kerja.

Pelatihan khusus K3 berkaitan dengan tugas dan pekerjaannya masing-masing.

Misalnya pekerja di lingkungan pabrik kimia harus diberi pelatihan mengenai

bahaya-bahaya bahan kimia dan pengendaliannya. Pekerja yang bertugas sebagai

safety officer harus diberi pelatihan misalnya mengenai manajemen K3 atau

manajemen risiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

39

Pelatihan K3 umum yaitu program pelatihan yang bersifat umum dan diberikan

kepada semua pekerja mulai dari level terbawah sampai manajemen puncak.

Pelatihan ini umumnya bersifat awareness yaitu untuk menanamkan budaya atau

kultur K3 di kalangan pekerja. Termasuk dalam pelatihan ini misalnya mengenai

dasar K3 dan petunjuk keselamatan seperti keadaan darurat dan pemadaman

kebakaran.

2.3.3 Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PTPN IV Kebun

Bah Jambi

Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan promosi K3 yang telah dilaksanakan di

PTPN IV Kebun Bah Jambi :

Komunikasi informasi K3

Pembagian manual SMK3 pada seluruh karyawan setiap tahun atau bila ada

perubahan.

Penyebarluasan informasi K3, seperti kebijakan K3, risalah rapat K3, prosedur-

prosedur K3, daftar petugas P3K, daftar petugas pemadam kebakaran, pelatihan

K3, perubahan K3 di tempat kerja, dan lain-lain, melalui papan pengumuman,

maupun media lain selain rambu-rambu.

Pesan-pesan K3 dan motivasi untuk berperilaku K3 aman yang diberikan pada

saat apel bulanan ataupun sebelum mulai bekerja oleh mandor/asisten pengolahan.

Rambu rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Adanya pemasangan rambu-rambu K3 yang menginformasikan kondisi bahaya,

larangan, letak peralatan penanganan kedaruratan, seperti Alat Pemadam Api

Ringan (APAR) dan instruksi praktik kerja aman, misalnya penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

40

Kegiatan Bulan K3 Nasional

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati bulan K3 antara lain

lomba melukis poster K3, cerdas cermat K3,pemasangan bendera, baliho, spanduk

dan poster K3, upacara dan penyampaian pesan-pesan K3.

Pengawasan

Pengawasan harian terhadap perilaku keselamatan karyawan bagian pengolahan

oleh mandor/asisten pengolahan.

Pengawasan rutin setiap bulan oleh polisi SMK3 agar pekerja selalu

menggunakan APD saat bekerja, memarkirkan kendaraan pada tempatnya, dan

hadir/keluar sesuai waktu yang telah ditentukan.

Pengecekan terhadap lingkungan kerja oleh tim inspeksi, terkait kebersihan,

rambu-rambu K3, APAR, alat (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) P3K dan

peralatan/mesin yang digunakan.

Pelatihan K3

Pelatihan K3 yang diberikan bagi karyawan bagian pengolahan antara lain :

Pelatihan induksi agar pekerja yang baru masuk atau dipindahkan kebagian kerja

yang baru memahami kebijakan dan prosedur K3 di tempat kerjanya

Pelatihan khusus K3 yang terkait tugas masing-masing pekerja, seperti pekerjaan

sebagai operator yang memerlukan safety permit, yaitu dokumen yang wajib

dimiliki sebelum melakukan suatu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan

diperoleh setelah mengikuti suatu pelatihan, sehingga pekerja dinyatakan layak

untuk melaksanakan pekerjaannya secara administratif setelah memiliki Surat Izin

Operator (SIO).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

41

Pelatihan tanggap darurat (kebakaran dan bencana alam)

Pelatihan P3K

2.4 Perilaku

2.4.1 Pengertian Perilaku

Pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan

makhluk hidup dan pada dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan

tindakan. Namun tidak berarti bahwa bentuk perilaku hanya dapat dilihat dari

sikap dan tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial yakni dalam bentuk

pengetahuan, motivasi, dan persepsi. Perilaku sebagai perefleksian faktor-faktor

kejiwaan seperti keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, sikap, motivasi,

reaksi, dan sebagainya, dan faktor lain seperti pengalaman, keyakinan, sarana

fisik, sosio, dan budaya (Notoatmodjo, 2003).

Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2003) merumuskan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Perilaku ini disebut teori “S-O-R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”

dikarenakan tejadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, kemudian

organisme tersebut merespon.

2.4.2 Bentuk-Bentuk Perilaku

Berdasarkan teori Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) mengenai perilaku

sebagai bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu :

Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup, terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum

dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

42

dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap

stimulus yang bersangkutan.

Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka, ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa

tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable

behavior”.

Menurut Kholid (2014), secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu

respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek

tersebut. Respon ini berbentuk dua macam, yakni :

Bentuk pasif, adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan

tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan

atau sikap batin pengetahuan. Perilaku masih terselubung (covert behaviour).

Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt

behaviour.

2.4.3 Faktor – Faktor Penentu Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat

tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut

determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan,

misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

43

Faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor

yang dominan mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Lawrence Green dalam Linggasari (2008), faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku terdiri dari :

Faktor Pendorong (Predispocing Factors), yakni faktor-faktor yang

mempermudah atau mendahului terjadinya perilaku seseorang, antara lain:

pengetahuan, persepsi, pengalaman, kepercayaan, nilai-nilai (norma, tradisi, adat

istiadat, dll).

Faktor Pemungkin (Enabling Factors), yakni faktor-faktor yang memungkinkan

atau memfasilitasi perilaku. Faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau

fasilitas untuk terjadinya perilaku selamat, misalnya penyediaan APD, peraturan

dan kemampuan sumber daya.

Faktor Penguat (Reinforcing Factors), yakni faktor-faktor yang memperkuat atau

mendorong pekerja untuk berperilaku dalam bekerja, terwujud dalam bentuk

penguat yang dilakukan oleh pengawas dan supervisor.

2.4.4 Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar.

Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perlaku

terdahulu. Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan, yaitu

masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo, 2003).

Proses pembelajaran yang terjadi pada diri individu terjadi dengan baik apabila

proses pembelajaran tersebut menghasilkan perubahan perilaku yang relatif

permanen (Halimah, 2010). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

44

terpenting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang disadari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari dari

pengetahuan (Sunaryo dalam Kholid, 2014).

2.5 Perilaku Keselamatan

Perilaku keselamatan lebih menekankan aspek perilaku manusia terhadap

terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Perilaku keselamatan (safety behaviour)

adalah sebuah perilaku yang dikaitkan langsung dengan keselamatan, misalnya

pemakaian kacamata keselamatan, penandatanganan formulir risk assesment

sebelum kerja atau berdiskusi masalah keselamatan (Syaaf, 2007).

Perilaku keselamatan adalah suatu bentuk nyata dari program kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) yang merupakan syarat utama nilai investasi dalam

keberhasilan kualitas dan kuantitas produk, kelangsungan perusahaan dan daya

saing sebuah negara. Aspek perilaku keselamatan memiliki peranan yang sangat

penting yang harus diperhatikan untuk menghindarkan karyawan dari ancaman

kecelakaan kerja.

Tingginya perilaku keselamatan dapat dilihat berdasarkan kepatuhan

karyawan terhadap prosedur-prosedur keselamatan kerja yang ditetapkan

perusahaan seperti melakukan pengecekan alat pelindung diri dan mematuhi

rambu-rambu di area kerja. Selain itu , terlibatnya karyawan dalam safety talk,

pelatihan-pelatihan keselamatan dan kehadiran karyawan pada proses induksi

sebelum bekerja dapat meningkatkan dan mempertahankan perilaku keselamatan

(Jurnal Ecopsy, 2013).

Indikator-indikator perilaku keselamatan kerja, antara lain :

Saya melaporkan kecelakaan yang terjadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

45

Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja

Saya menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

Saya meletakkan material dan peralatan pada tempat yang ditentukan

Saya bekerja mengikuti semua prosedur keselamatan kerja

Saya mengikuti semua instruksi dari atasan saya

Saya bergurau dengan rekan kerja saya waktu bekerja

Saya sering melakukan gerakan berbahaya seperti berlari, melempar, melompat

(Jurnal Teknik Sipil, 2005).

2.5.1 Perilaku Aman

Perilaku aman menurut Heinrich dalam Suma‟mur (1996) adalah tindakan atau

perbuatan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperkecil

kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan. Sedangkan menurut Bird

dan Germain, perilaku aman adalah perilaku yang tidak dapat menyebabkan

terjadinya kecelakaan atau insiden.

2.5.2 Perilaku Tidak Aman

Perilaku tidak aman menurut Bird and Germain (1990) adalah perilaku yang dapat

mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Sedangkan menurut

Heinrich (1980), perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari

seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperbesar kemungkinan

terjadinya kecelakaan terhadap karyawan (Helliyanti, 2009).

Menurut Gunawan dan Waluyo (2015), bentuk kesalahan manusia karena faktor

yang ada dalam diri manusia meliputi :

Khilaf dan lupa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

46

Kesalahan karena ketidaksadaran, hilangnya perhatian, atau lupa sesaat ini dikenal

dengan sebutan khilaf atau slip dalam bahasa Inggris. Kesalahan karena

kekhilafan ini dapat dikendalikan melalui perekayasaan, SOP, maupun

pengawasan.

Kesalahan (mistakes)

Kesalahan ini memang dilakukan dengan sengaja dan sadar oleh pelaku, karena

keterbatasan pengetahuan pelaku terkait pekerjaan, aturan yang berlaku, dan

ketidakmampuan secara fisik dan kejiwaan. Kesalahan dalam bentuk ini dapat

dikendalikan melalui sistem pembinaan sumberdaya manusia yang baik,

pengelolaan kontraktor, dan peran pengawas yang bertanggung jawab.

Pelanggaran (Violation)

Kesalahan karena ketidakmauan/kesengajaan ini dikenal dengan istilah

pelanggaran atau jalan pintas (shortcut), yaitu tindakan yang sengaja melanggar

aturan atau prosedur yang berlaku, sehingga memperbesar kemungkinan

terjadinya kecelakaan.

Ada beberapa faktor keinginan dalam diri (desire) yang mendorong kita

mengambil jalan pintas, antara lain :

Ingin cepat selesai (menghemat waktu)

Malas atau menghemat usaha (lebih efisien, lebih praktis, lebih mudah)

Ingin enak atau nyaman (tak mau pakai sabuk pengaman, helm, dan APD lain)

Menarik perhatian (menunjukkan jika dirinya berani)

Mengikuti keinginan kelompok

Ingin bebas (Gunawan dan Waluyo, 2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

47

2.6 Kerangka Konsep Penelitian

Promosi K3

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Komunikasi Informasi K3

Rambu-Rambu K3

Kegiatan Bulan K3

Pengawasan

Pelatihan K3

Perilaku Keselamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan survei

eksplanatif/analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antar

variabel melalui pengujian hipotesis (Effendi dan Tukiran, 2012). Adapun

desain/rancanganpenelitian ini adalah desain Cross Sectional Study, yaitu suatu

rancangan penelitian yang pelajari dinamika korelasi dan asosiasi antara variabel

independen (promosi keselamatan dan kesehatan kerja) dengan variabel dependen

(perilaku keselamatan) pada saat yang bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di bagian pengolahan/produksi Pabrik Kelapa

Sawit (PKS) PTPN IV Kebun Bah Jambi. Adapun alasan pelaksanaan penelitian

di tempat tersebut adalah :

Promosi K3 yang telah dilaksanakan oleh PTPN IV Kebun Bah Jambi belum

membentuk budaya K3 yang baik karena masih banyak kecelakaan yang terjadi

akibat perilaku keselamatan yang tidak aman

Belum pernah dilaksanakan penelitian tentang hubungan promosi K3 dengan

perilaku keselamatan karyawan di PTPN IV Kebun Bah Jambi sebelumnya

Adanya kesediaan dan dukungan dari pihak PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk

melaksanakan penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

49

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2016

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2009), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Sedangkan menurut Sugiono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan di bagian pengolahan PKS

PTPN IV Kebun Bah Jambi yang berjumlah 86 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti pengambilan sampel

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar

berfungsi sebagai sampel. Apabila subyek kurang dari 100 maka pengambilan

sampel semuanya (Arikunto, 2009).

Melihat jumlah populasi dalam penelitian ini <100, maka jumlah sampel adalah

jumlah total populasi, yaitu 86 orang karyawan bagian pengolahan PKS PTPN IV

Kebun Bah Jambi.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2007), pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari sumber datanya,

maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber

sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

50

maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),

kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan

menggunakan kuesioner yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan tentang

promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan perilaku keselamatan

karyawan. Adapun kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel promosi

K3 dan variabel perilaku keselamatan bersumber dari modifikasi kuesioner

penelitian Sipayung (2014).

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung oleh peneliti,

melainkan melalui pihak lain atau dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sekretariat SMK3.

Data-data tersebut antara lain, selayang pandang PTPN IV Kebun Bah Jambi,

buku panduan pedoman operasional pengolahan kelapa sawit bagian pengolahan

PTPN IV Kebun Bah Jambi, laporan triwulan dan tahunan P2K3, dokumen

komunikasi dan informasi, dan dokumen pelatihan.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Bebas

Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah usaha-usaha yang

dilakukan oleh pihak PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk mendorong dan

menguatkan perilaku bekerja yang aman. Secara operasional Promosi K3 di PTPN

IV Kebun Bah Jambi dilaksanakan dalam lima kegiatan, yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

51

Komunikasi Informasi K3 adalah penyebarluasan informasi mengenai K3 di

setiap unit kerja secara merata agar sampai ke setiap pekerja, melalui media selain

rambu-rambu.

Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah Peralatan berupa

tanda dan tulisan yang ditempatkan pada setiap stasiun kerja berupa

pemberitahukan APD yang wajib digunakan, larangan melakukan tindakan

membahayakan, lokasi rawan bahaya, ajakan penerapan K3, informasi letak alat

pemadam kebakaran, informasi letak peralatan penanganan kedaruratan.

Kegiatan Bulan K3 Nasional adalah kegiatan-kegiatan bertemakan K3 yang

dilaksanakan dalam periode 12 Januari-12 Februari setiap tahunnya untuk

meningkatkan kesadaran dan ketaatan terhadap norma K3, serta penerapan K3

melalui keterlibatan seluruh pekerja di perusahaan.

Pengawasan adalah tindakan memantau kegiatan seorang pekerja atau lebih di

setiap stasiun atau area kerja sesuai dengan instruksi kerja serta memberikan

peringatan jika terdapat hal yang membahayakan pekerja oleh pengawas (mandor

unit) dan pengawas bagian K3.

Pelatihan K3 adalah kegiatan melatih kemampuan pekerja dalam memahami

setiap kebijakan/prosedur K3 sebelum mulai bekerja atau memasuki tempat kerja

yang baru, melaksanakan tugas masing-masing secara aman dan menguasai

keselamatan secara umum seperti penggunaan APD yang baik dan benar, P3K,

dan tanggap darurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

52

3.5.2 Variabel Terikat

Perilaku Keselamatan adalah tindakan pekerja yang berperan penting

dalam keselamatan dan menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja. Perilaku

Keselamatan meliputi :

Perilaku aman

Bekerja sesuai instruksi dan prosedur keselamatan, seperti menggunakan

perlengkapan keselamatan, tidak melakukan gerakan berbahaya, meletakkan

material dan peralatan pada tempat yang ditentukan, serta melaporkan kecelakaan

yang terjadi dan mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja.

Perilaku Tidak Aman Bekerja tidak

sesuai instruksi dan prosedur keselamatan, seperti tidak menggunakan

perlengkapan keselamatan, melakukan gerakan berbahaya, tidak meletakkan

material dan peralatan pada tempat yang ditentukan, serta tidak melaporkan

kecelakaan yang terjadi dan tidak mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan

keselamatan kerja.

3.6 Metode Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala Guttman. Penelitian menggunakan skala

Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu

permasalahan yang ditanyakan. Dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu

“setuju” atau “tidak setuju” (Sugiyono, 2007).

Variabel-variabel dalam penelitian dikategorikan menjadi 2 berdasarkan nilai cut

of point (mean), yaitu > mean atau ≤ mean (Arikunto, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

53

3.6.1 Pengukuran Promosi K3

Variabel independen promosi K3 terdiri dari 5 variabel yang diajukan dengan

alternatif jawaban “ya” diberi skor 2 dan “tidak” diberi skor 1. Variabel-variabel

tersebut antara lain:

Komunikasi informasi K3

Terdiri dari 4 pertanyaan dengan kode pertanyaan A1-A4, kemudian variabel ini

dikategorikan menjadi:

a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 6)

b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 6)(Arikunto, 2010).

Rambu-rambu K3

Terdiri atas 6 pertanyaan dengan kode pertanyaan B1-B6, kemudian variabel ini

dikategorikan menjadi:

a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 11)

b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 11) (Arikunto, 2010).

Kegiatan-kegiatan bulan K3

Terdiri dari 6 pertanyaan dengan kode pertanyaan C1-C6, kemudian variabel ini

dikategorikan menjadi:

a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 6)

b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 6) (Arikunto, 2010).

Pengawasan

Terdiri dari 5 pertanyaaan dengan kode pertanyaan D1-D5, kemudian variabel ini

dikategorikan menjadi:

a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 9)

b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 9) (Arikunto, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

54

Pelatihan K3

Terdiri dari 4 pertanyaan dengan kode pertanyaan E1-E4, kemudian variable ini

dikategorikan menjadi:

a. Baik, jika responden memperoleh skor > mean (> 5)

b. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 5) (Arikunto, 2010).

3.6.2 Pengukuran Perilaku Keselamatan

Didasarkan pada kuesioner dari penelitian terdahulu, yaitu penelitian Sipayung

(2014). Kuesioner ini terdiri dari 9 pertanyaan, dengan kode pertanyaan F1-F9.

Adapun pertanyaan yang diajukan merupakan kombinasi dari pertanyaan positif

dan negatif dengan alternatif jawaban “benar dan salah”, dimana setiap jawaban

yang mendukung perilaku keselamatan aman akan diberi skor 2 dan yang tidak

mendukung akan diberi skor 1. Pedoman pemberian skor pada masing-masing

pertanyaan adalah sebagai berikut :

Pada pertanyaan F1, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 1 dan

jika menjawab “salah” maka diberi skor 2

Pada pertanyaan F2, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan

jika menjawab “salah” maka diberi skor 1

Padapertanyaan F3, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan jika

menjawab “salah” maka diberi skor 1

Pada pertanyaan F4, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan

jika menjawab salah maka diberi skor 1

Pada pertanyaan F5, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan

jika menjawab “salah” maka diberi skor 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

55

Pada pertanyaan F6, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan

jika menjawab “salah” maka diberi skor 1.

Pada pertanyaan F7, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 1 dan

jika menjawab “salah” maka diberi skor 2.

Pada pertanyaan F8, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 1 dan

jika menjawab “salah” maka diberi skor 2.

Pada pertanyaan F9, jika responden menjawab “benar” maka diberi skor 2 dan

jika menjawab “salah” maka diberi skor 1.

Kemudian variabel perilaku keselamatan (safety behavior) dikategorikan menjadi:

Aman, jika responden memperoleh skor > mean (> 15)

Tidak aman, jika responden memperoleh skor ≤ mean (≤ 15) (Arikunto, 2010).

3.7 Metode Analisis Data

Seluruh data yang telah diperoleh, dianalisis melalaui proses pengolahan data

yang mencakup tahap-tahap berikut ini :

Editing, penyuntingan data dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

Coding, pemberian kode atau scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan entry

data.

Data Entry, data yang telah diberi kode tersebut kemudian dimasukkan dalam

program computer untuk selanjutnya diolah.

Analysis, data-data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan analisis univariat

dan analisis bivariat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

56

Analisis data dilakukan dengan menggunakan software computer Statistic

Package For The Social Science (SPSS) versi 17. Metode analisis yang dilakukan

adalah analisis univariat dan analisis bivariat.

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian yang disajikan dalam bentuk distribusi dan persentase dari variabel

independen (promosi K3) dan variable dependen (perilaku keselamatan/safety

behavior).

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi menggunakan uji statistik sesuai skala data,

yaitu antara variabel independen (promosi K3) dengan variabel dependen

(perilaku keselamatan/safety behaviour). Semua hipotesis untuk data kategorik

tidak berpasangan menggunakan uji Chi Square, bila memenuhi syarat uji Chi

square (Dahlan, 2012). Uji Exact Fisher adalah alternatif uji Chi Square bila

syaratnya tidak terpenuhi, yaitu jika lebih dari 20% jumlah sel memiliki nilai

expected yang kurang dari 5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Kebun Bah Jambi adalah salah satu unit usaha milik PT Perkebunan Nusantara IV

yang bergerak dibidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Unit

usaha Kebun Bah Jambi pada awalnya merupakan milik swasta asing dari

Belanda, yaitu N.V.H.V.A (Handle Veroniging Amsterdam). Pemerintah

berdasarkan Peraturan berdasarkan Peraturan Nomor 19 dalam lembaran negara

nomor 31 tahun 1959 melakukan pengambilan alih kepemilikan pada tanggal 2

Mei 1959, sehingga terjadi peralihan status menjadi Perusahaan Perkebunan

Negara (PPN) baru sampai dengan tahun 1963.

Perusahaan Perkebunan Negara dibagi menjadi 13 wilayah dari PPN Aneka

Tanaman (Antan) I s/d XIII pada tahun 1963, adapun Unit Usaha Bah Jambi

masuk dalam PPN Sumut III yang selanjutnya berubah nama menjadi PPN Antan

III sampai dengan tahun 1968. Tahun 1968 dilakukan pengubahan nama terhadap

Perusahaan Perkebunan Negara Aneka Tanaman III, IV, PPN Karet VI dan PPN

Serat Sumut menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII (PNP VIII) berdasarkan

Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1968. Perusahaan Negara Perkebunan VIII

kemudian diperserokan pada tanggal 14 Januari 1985 menjadi Perusahaan

Perseroan PT. Perkebunan VII (PTP VII).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1996, PT. Perkebunan VI, PT.

Perkebunan VII, dan PT. Perkebunan VIII dileburkan menjadi satu Badan Usaha

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

58

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH

nomor 37 tanggal 11 Maret 1996 dan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No.

C2.8335 HT.01.01 Tahun 1996 pada tanggal 8 Agustus yang dicantumkan dalam

Lembaran Berita Negara No. 81 tanggal 8 Oktober 1996.

4.1.2 Lokasi dan Keadaan Umum Perusahaan

Kebun Bah Jambi berada di Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Kabupaten

Simalungun. Adapun jarak Kebun Bah Jambi adalah 19 Km dari Kota

Pematangsiantar dan 147 Km dari Kota Medan. Keadaan topografi tanah sedikit

bergelombang dan berbukit, dengan jenis tanah Podolik Coklat Kuning (PCK) dan

Podsolik Coklat (PC). Kebun Bah Jambi memiliki luas HGU 8.127,30 Ha

(81.273.000 m2), terdiri dari 9 Afdeling Tanaman Kelapa Sawit, Emplasmen,

Pembibitan, Pabrik dan Kolam Limbah.

Luas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Bah Jambi adalah 8.832,15 m2.

Pengolahan buah kelapa sawit pada PKS Kebun Bah Jambi menghasilkan bahan

setengah jadi berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (PK) yang selanjutnya

dikirim ke PT. SAN Belawan, PAMINA Adolina dan sejak tahun 2000 Inti Sawit

(PK) diolah lebih lanjut di PPIS Pabatu menjadi PK Oil dan PK Meal.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

PT. Perkebunan Nusantara IV “Menjadi pusat keunggulan pengelolaan

perusahaan agro industri kelapa sawit dengan tata kelola peusahaan yang baik

serta berwawasan lingkungan”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

59

Misi

Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif

Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan system cara

dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk

meningkatakan produktifitas dan efisiensi.

Meningkatkan laba secara berkesinambungan.

Mengelola usaha secara profesional untuk peningkatan nilai perusahaan, yang

mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Meningkatkan tanggung jawab sosial lingkungan.

Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah Pusat-Daerah

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan di Unit Usaha Kebun Bah Jambi

adalah struktur organisasi lini dan staf, dimana Manajer Unit sebagai pemimpin

tertinggi membawahi empat Kepala Dinas yang masing-masing dibantu oleh

asisten/staf sesuai bagiannya. Empat Kepala Dinas tersebut terdiri dari Kepala

Dinas Tanaman Rayon Utara, Kepala Dinas Tanaman Rayon Selatan, Kepala

Dinas Teknik/Pengolahan dan Kepala Dinas Tata Usaha. Adapun asisten/staf

yang dibawahi langsung oleh Manajer Unit tanpa dibawahi oleh

Kepala Dinas adalah Asisten SDM dan Umum. Berikut ini

struktur organisasi Unit Usaha Kebun Bah Jambi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

60

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTPN IV Kebun Bah Jambi

Sumber : Selayang Pandang PTPN IV Kebun Bah Jambi, 2016

KA. DINAS TATA USAHA

PEMBANTU PA. PAM

PA. PAM

ASISTEN SDM & UMUM

ASISTEN TRANSPORT POOL

ASISTEN TATA USAHA ASISTEN TEKNIK PABRIK

ASISTEN PENGOLAHAN

ASISTEN PENGOLAHAN

ASS. TRANSPORT PRODUKSI

RAYON SELATAN

ASISTEN AFDELING IX

ASISTEN AFDELING VIII

ASISTEN AFDELING VII

ASISTEN AFDELING VI

ASISTEN AFDELING V

KA. DINAS TANAMAN

RAYON SELATAN

KA. DINAS

TEKNIK/PENGOLAHAN

ASS. TRANSPORT PRODUKSI

RAYON UTARA

ASISTEN PEMBIBITAN

ASISTEN EMPLASMEN

ASISTEN AFDELING IV

ASISTEN AFDELING III

ASISTEN AFDELING II

ASISTEN AFDELING I

KA. DINAS TANAMAN

RAYON UTARA

MANAJER UNIT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

61

4.1.5 Kebijakan K3

PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi yang bergerak dibidang perkebunan

khususnya pengolahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berlandaskan pada

tanggung jawab K3 serta berorientasi pada pekerja maka manajemen menetapkan

komitmen sebagai berikut :

Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya terkait dengan SMK3.

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja di seluruh afdeling bagian guna mencapai

tujuan yang aman,efisiensi dan produktivitas di perusahaan.

Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dan menyediakan dana.

Senantiasa memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan pekerja serta

melakukan perbaikan yang berkelanjutan.

4.1.6 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PTPN IV

Kebun Bah Jambi

Perusahaan membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (P2K3) untuk mengkoordinir pelaksanakan kebijakan dan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam rangka menciptakan suasana kerja

yang aman, sehat dan nyaman, sehingga karyawan dapat bekerja secara efektif

dan efisien. Adapun bagan struktur organisasi P2K3 sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

62

Gambar 4.2 Struktur Organisasi P2K3 PTPN IV Kebun Bah Jambi

STRUKTUR ORGANISASI P2K3 PTPN IV KEBUN BAH JAMBI

Keterangan : ------------ Garis Koordinasi Garis Komando

KETUA

Manajer Unit Usaha

SEKRETARIS

Asst. SDM & Umum

KETUA IV

Asst. Tek. Pabrik

TIM TANGGAP

DARURAT

PABRIK

FIRE CHIEF

PA PAM

TIM

MANAJEMEN

RESIKO

TIM INTERNAL

AUDITOR

KETUA II

KETUA

KDTU

KETUA III

KDTP

DOKUMEN

CONTROL

TIM TANGGAP

DARURAT AFD

TIM INSPEKSI

DAN

INVESTIGASI

REGU

PEMADAM

INTI

ANGGOTA

Seluruh Karyawan, Pimpinan dan Pelaksana Unit Usaha

Kebun Bah Jambi

TIM INSPEKSI

AFDELLING

REGUMEDIS REGU LOGISTIK & KOMUNIKASI

REGU EVAKUASI REGU RESQUE

REGU PEMADAM

REGU KEAMANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

63

4.1.6 Proses Pengolahan Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV

Unit Kebun Bah Jambi

Penimbangan Buah (Stasiun Penimbangan)

Tandan Buah Segar (TBS) diangkut dengan truk dari kesembilan afdelling yang

ada di Kebun Bah Jambi, kemudian ditimbang sebelum proses sortasi. Terdapat

dua pos penimbangan pada PKS Bah Jambi. Pos pertama adalah penimbangan

TBS sedangkan pos yang kedua adalah penimbangan produk hasil pengolahan

yang berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (PK). Posisi kedua pos ini

saling berhadapan dan setiap pos dijaga oleh dua orang operator pada setiap

shiftnya. Hasil penimbangan dicatat secara manual (buku catatan) dan digital

(komputer).

Sortasi (Stasiun Sortasi)

Tandan buah segar yang telah ditimbang, selanjutnya akan disortasi, yaitu

dikelompokkan sesuai klasifikasi sebelum dimasukkan ke loading ramp. TBS

yang dimasukkan kedalam loading ramp diklasifikasikan menjadi TBS besar,

TBS kecil dan restan. Pekerja pada stasiun sortasi bertugas menurunkan tandan

buah segar dari truk dan mengelompokkan tandan buah segar dengan

menggunakan gancu, yang kemudian dimasukkan ke loading ramp. Buah yang

dipanen satu hari sebelum atau lebih diklasifikasikan sebagai restan, maka buah

tersebut tidak dinilai dalam sortasi.

Proses Pengisian Lori

Tandan Buah Segar yang telah disortasi, kemudian dimasukkan kedalam loading

ramp agar selanjutnya dapat dimasukkan kedalam lori-lori yang telah disediakan

dibawah loading ramp sesuai dengan klasifikasinya. Rangkaian lori sesuai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

64

klasifikasi diatas, dipindahkan ke belakang rebusan melalui transfer carrier dan

diinformasikan kepada petugas rebusan. Pekerja bertugas menurunkan TBS

kedalam lori dengan menggunakan gancu.

Pemindahan Ke Rebusan (Transfer Lori)

Buah yang telah dipersiapkan dibelakang rebusan dimasukkan kedalam rebusan

dengan transfer carrier. Transfer carrier dioperasikan oleh seorang operator

yang berada di belakang alat perebusan.

Perebusan (Stasiun Perebusan)

Sebanyak 10 lori yang berisi TBS dimasukkan kedalam perebusan. Terdapat lima

tangki perebusan dan masing-masing tangki perebusan diisi dengan 10 lori.

Operator pada stasiun perebusan bertugas memantau waktu dan tekanan yang

diperlukan untuk melakukan perebusan, sedangkan pekerja yang lain bertugas

untuk memasukkan lori ke dalam pintu tangki perebusan dan mengeluarkan lori

setelah proses perebusan selesai. Siklus perebusan 100 menit, waktu perebusan

buah restan (80 menit), buah kecil dan besar (85 menit) dengan tekanan 2,8-3,0

kg/cm2 dan temperatur 135-1400C.

Pemisahan Buah dari Tandan Buah (Stasiun Penebah)

Lori dikeluarkan dari tangki setelah proses perebusan selesai. Lori ditarik ke

depan penebah dan diangkat dengan hoisting crane ke autofeeder (masing-masing

dua unit) dengan interval 5 menit dengan kapasitas 60 ton/jam. Auto feeder secara

kontinu mengumpan buah ke dalam thresher yang berputar 23 rpm untuk

pemisahan buah dari tandan, kemudian brondolan dibawa ke stasiun kempa

dengan conveyor dan elevator. Operator duduk di kursi yang sudah di desain

sebaik mungkin dan bekerja diatas ketinggian, dimana tidak ada lagi getaran yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

65

dirasakan oleh operator, hal tersebut disebabkan pekerjaan ini memerlukan

ketelitian tinggi agar lori yang diangkat keatas dengan hoisting crane tidak

terjatuh.

Proses Pengadukan dan Pengempahan (Stasiun Kempa)

Brondolan masuk ke dalam digester untuk proses pelumatan guna memisahkan

daging buah dari biji. Isian digester dipertahankan 90% dari volume ketel secara

kontinu dengan masa retensi sekitar 20 menit pada temperatur minimum 950C.

Secara kontinu, digester member umpan ke kempa untuk proses pemisahan daging

buah dan minyak kasa. Pekerjaan pada stasiun ini sebagian besar dilakukan

dengan posisi berdiri dan juga berpindah-pindah.

Proses Pengolahan Minyak Sawit (Stasiun Klarifikasi)

Minyak kasar dari kempa dialirkan ke sand trap dan diendapkan, kemudian

dialihkan ke crude oil tank untuk dipanaskan dengan suhu minimum 95 0C. Tugas

pekerja pada stasiun ini adalah sebagai operator mesin dan mencuci peralatan

yang digunakan pada klarifikasi minyak. Pencucian dilakukan selama 1 jam

dengan posisi berdiri dan terus menerus kontak dengan air.

Proses Pengolahan Biji dan Inti (Stasiun Pabrik Biji)

Ampas press bercampur biji dipecah pada instalasi CBC, dan dilanjutkan dengan

pemisahan ampas dan biji pada separating column. Ampas dihisap Fibre Cyclone

dan dimanfaatkan untuk bahan bakar ketel uap. Adapun biji diproses melalui

polishing drum untuk memisahkan serabut dari biji, kemudian biji dipecah ripple

mill menjadi cangkang dan inti. Cangkang yang kering (fibre) dimanfaatkan

sebagai bahan bakar ketel uap dan inti ditransport ke Kernel Drier oleh convenyor

dan elevator, sedangkan cangkang yang basah dimanfaatkan sebagai cadangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

66

bahan ketel uap dan inti basah ditransport ke Kernel Drier. Inti dikeringkan pada

Kernel Drier selama 8 jam untuk mengurangi kadar air. Selanjutnya inti di sortir

secara manual untuk selanjutnya dikirim ke pabrik pengolahan inti sawit.

Pengoperasian Pembangkit Tenaga dan Pengisian BBM (Stasiun Kamar

Mesin)

Mesin dioperasikan oleh 1 orang operator pada setiap shiftnya. Operator bertugas

untuk memantau berapa energi yang digunakan oleh setiap stasiun. Kondisi kerja

pada pengoperasian pembangkit tenaga sangat bising dimana tingkat kebisingan

sampai dengan 91,1 dB.

Pengoperasian Ketel Uap (Stasiun Ketel Uap)

Ketel uap dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar cangkang dan fiber

yang dihasilkan oleh pabrik. Terdapat operator mesin dan pekerja lain yang

bertugas memasukkan bahan bakar dan mengeluarkan sisa bahan bakar. Pekerja

memasukkan bahan bakar dengan sekop dalam posisi membungkuk sedangkan

pekerja yang mengeluarkan sisa pembakaran bekerja menggunakan sebuah besi

pengait juga dalam posisi membungkuk. Penggunaan cangkang dan fiber sebagai

bahan bakar memungkinkan operasional pabrik kelapa sawit berjalan tanpa perlu

dibantu genset, kecuali pada awal dan akhir pengolahan, masing-masing selama

kurang lebih satu jam.

12. Water Treatment (Stasiun Water Treatment)

Water treatment berfungsi untuk mengolah air dari sumber air sehingga

memenuhi persyaratan untuk digunakan untuk keperluan pabrik. Air dari sumber

air (sungai) dihisap dengan menggunakan pompa air untuk dialirkan ke bak

penampungan sementara. Terdapat seorang operator yang bertugas untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

67

mempersiapkan dan mencampurkan bahan kimia yang berguna untuk

mengendapkan kotoran dan menjernihkan air yang akan di alirkan ke 4 stasiun.

13. Laboratorium

Proses kerja di laboratorium bertujuan untuk memeriksa kualitas dari bahan baku

maupun bahan tambahan selama proses pengolahan. Setiap dua jam sekali

dilakukan pengambilan sampel untuk diuji kualitasnya. Posisi pekerja saat

melakukan analisa sampel adalah dalam posisi berdiri. Adapun pasa proses

analisa, ditambahkan beberapa bahan kimia yang disesuaikan dengan sampel yang

akan diuji.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari

karakteristik responden (jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, masa kerja dan

unit stasiun), variabel independen promosi K3 (komunikasi informasi K3, rambu-

rambu K3, kegiatan-kegiatan K3, pengawasan, pelatihan K3) dan variabel

dependen perilaku keselamatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

68

4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa

Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan Karakteristik Tahun 2016

Karakteristik

Responden

Jumlah

Frekuensi Persen (%)

Umur

≤ 47 tahun 38 44,2

> 47 tahun 48 55,8

Total 86 100

Pendidikan Terakhir

SD 10 11,6

SLTP/Sederajat

SLTA/Sederajat

14 62

16,3 72,1

Total 86 100

Masa Kerja

≤ 24 tahun 40 46,5

> 24 tahun 46 53,5

Total 86 100

Unit Stasiun

Loading Ramp 13 15,1

Rebusan/Sterilizer Penebah/Thresher

Kempa

Klarifikasi

Pabrik Biji/Kernel Ketel Uap/Boiler

Water Treatment Kamar Mesin

20 2 14 6 9 12 5 5

23,3 2,3 16,3 7,0 10,5 14 5,8 5,8

Total 86 100

Berdasarkan umur, responden dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan nilai

mean yang diperoleh, yaitu kelompok umur ≤ 47 tahun dan > 47 tahun. Tabel

4.1 menunjukkan bahwa mayoritas pekerja berada dalam kelompok umur > 47

tahun, yaitu sebanyak 48 orang (55,8 %). Berdasarkan pendidikan terakhir,

responden terbagi dalam tiga kelompok, yaitu SD, SLTP/Sederajat dan

SLTA/Sederajat. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah pekerja dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

69

pendidikan terakhir SLTA/Sederajat merupakan yang paling dominan yaitu

sebanyak 62 orang (72,1 %).

Berdasarkan masa kerja, responden dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan

nilai mean yang diperoleh, yaitu kelompok pekerja dengan masa kerja ≤ 24 tahun

dan > 24 tahun. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas pekerja berada dalam

kelompok dengan masa kerja > 24 tahun, yaitu sebanyak 46 orang (53,5 %).

Berdasarkan unit stasiun kerja, responden terbagi dalam sembilan unit stasiun

kerja, yaitu loading ramp, rebusan/sterilizer, penebah/thresher, kempa, klarifikasi,

parik biji/kernel, ketel uap/boiler, water treatment, kamar mesin. Tabel 4.1

menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja pada unit stasiun

rebusan/sterilizer, yaitu sebanyak 20 orang pekerja (23,3 %).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

70

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi informasi K3

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Komunikasi informasi K3 di Pabrik Kelapa

Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016

Komunikasi Informasi K3

Jawaban Jumlah

Ya Tidak

N % N % N %

Ada pemberian informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan seperti pembagian buku panduan keselamatan saat bekerja, majalah/bulletin, informasi di papan pengumuman mengenai K3

82 95,3 4 4,7 86 100

Pemberian informasi terkait K3 yang tertera dalam media cetak seperti buku, majalah/buletin diterima oleh setiap karyawan

6 7 80 93 86 100

Saya melihat ada informasi tentang K3 melalui berupa pesan-pesan melalui papan pengumuman di unit kerja setiap kali memasuki area kerja

71 82,6 15 17,4 86 100

Saya mendapatkan buku panduan keselamatan saat bekerja (manual SMK3) yang terlebih dahulu sudah disosialisasikan atau dikomunikasikan

3 3,5 83 96,5 86 100

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada

pertanyaan mengenai adanya pelaksanaan/pemberian komunikasi informasi K3,

yaitu sebanyak 82 orang (95,3 %).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

71

4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Rambu-Rambu K3 di Pabrik Kelapa Sawit

PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016

Rambu-Rambu K3

Jawaban Jumlah

Ya Tidak

N % N % N %

Apakah terdapat rambu – rambu untuk memberitahukan Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan di area tersebut

84 97,7 2 2,3 86 100

Apakah terdapat rambu-rambu yang memberikan larangan untuk tidak melakukan tindakan tertentu karena dapat mengakibatkan kecelakaan fatal, seperti larangan merokok, masuk ke area tertentu

62 72,1 24 27,9 86 100

Apakah terdapat rambu – rambu tanda kondisi bahaya di area kerja anda (misalnya,lantai licin, tanggalicin, bahan kimia, tingkat kebisingan, ledakan, dll)

86 100 0 0 86 100

Apakah terdapat rambu-rambu atau poster mengenai ajakan penerapan K3 di stasiun kerja anda

86 100 0 0 86 100

Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan pemadaman api seperti fire extinguisher, fire hydrant, fire alarm

85 98,8 1 1,2 86 100

Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan untuk menangani keadaan darurat seperti kotak P3K

77 89,5 9 10,5 86 100

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa seluruh responden (86 orang /100 %)

menjawab „ya‟ pada pertanyaan mengenai adanya rambu-rambu tanda kondisi

bahaya dan ajakan penerapan K3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

72

4.2.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 di Pabrik

Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016

Kegiatan-Kegiatan Bulan K3

Jawaban Jumlah

Ya Tidak

N % N % N %

Bulan K3 selalu rutin diperingati setiap tahunnya

0 0 86 100 86 100

Saya melihat pada setiap perayaan Bulan K3 ada pemasangan bendera - bendera K3 pada area pabrik, kantor, dan jalan masuk ke area pabrik dan kantor

1 1,2 85 98,8 86 100

Saya pernah mengikuti lomba cerdas cermat K3 pada perayaan bulan K3

0 0 86 100 86 100

Saya pernah mengikuti lomba melukis poster K3 pada perayaan bulan K3

1 1,2 85 98,8 86 100

Saya pernah mengikuti aksi sosial K3 dengan turut serta gotong royong kebersihan area pabrik dan sekitarnya

2 2,3 84 97,7 86 100

Saya selalu mengikuti apel bendera bulan K3

6 7 80 93 86 100

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada

pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka selalu ikut serta dalam apel bendera

pada bulan K3, yaitu sebanyak 6 orang (7 %).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

73

4.2.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Pengawasan

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Pengawasan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV

Kebun Bah Jambi Tahun 2016

Pengawasan

Jawaban Jumlah

Ya Tidak

N % N % N % Saya selalu diawasi oleh mandor/polisi SMK3

84 97,7 2 2,3 86 100

Pengawasan tidak mengganggu konsentrasi saya saat bekerja

64 74,4 22 25,6 86 100

Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu memakai APD di area kerja saya

84 97,7 2 2,3 86 100

Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu berhati-hati dalam bekerja

85 98,8 1 1,2 86 100

Ada dilakukan pengawasan terhadap kelayakan APAR, kotak hydrant, rambu-rambu/poster, mesin, dan faktor lingkungan (contoh: penerangan, kebersihan area kerja, dan ventilasi yang memadai)

21 24,4 65 75,6 86 100

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada

pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka pernah diingatkan oleh mandor/polisi

SMK3 untuk selalu berhati-hati dalam bekerja, yaitu sebanyak 85 orang (98,8 %).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

74

4.2.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Berdasarkan Pelatihan K3 di Pabrik Kelapa Sawit PTPN

IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016

Pelatihan K3

Jawaban Jumlah

Ya Tidak

N % N % N %

Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan tugas di stasiun anda bekerja yang diberikan oleh perusahaan terlebih dahulu sebelum anda mampu bekerja mandiri pada masa kerja awal anda di pabrik

61 70,9 25 29,1 86 100

Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan APD yang baik dan benar

5 5,8 81 94,2 86 100

Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

5 5,8 81 94,2 86 100

Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan tanggap darurat (kebakaran dan/bencana alam)

5 5,8 81 94,2 86 100

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa mayoritas responden menjawab „ya‟ pada

pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka pernah mendapat pelatihan sesuai

denga tugas kerja di unit stasiun masing-masing, yaitu sebanyak 61 orang (70,9

%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

75

4.2.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perilaku Keselamatan di

Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2016

Perilaku Keselamatan

Jawaban Jumlah

Benar Salah

N % N % N %

Saya sesekali menggunakan APD yang dipersyaratkan

86 100 0 0 86 100

Saya selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditetapkan

79 91,9 7 8,1 86 100

Saya menggunakan peralatan kerja yang benar (sesuai pekerjaan)serta meletakkan material dan peralatan kerja pada tempatnya

80 93 6 7 86 100

Saya mengoperasikan mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan teknis yang tertera

86 100 0 0 86 100

Saya mematuhi rambu-rambu/informasi pembatasan izin masuk pada daerah-daerah berbahaya/berisiko tinggi

82 95,3 4 4,7 86 100

Saya melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi

58 67,4 28 32,6 86 100

Saya sesekali bekerja sambil bercanda dengan rekan kerja

82 95,3 4 4,7 86 100

Saya terkadang melakukan kegiatan yang berbahaya seperti jalan terburu-buru, berlari, melempar, atau melompat

59 68,6 27 31,4 86 100

Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja

86 100 0 0 86 100

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa seluruh responden (86 orang /100 %)

menjawab „benar‟ pada pertanyaan yang menyatakan bahwa mereka hanya

sesekali menggunakan APD yang dipersyaratkan, mengoperasikan

mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan teknis dan mengingatkan pekerja lain

tentang bahaya dan keselamatan kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

76

4.2.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori pada Variabel

Independen (Promosi K3)

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa

Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan Kategori pada Variabel

Independen (Promosi K3) Tahun 2016

Promosi K3 Jumlah

Frekuensi Persen (%)

Komunikasi Informasi K3

Baik 8 9,3%

Tidak Baik 78 90,7%

Total 86 100%

Rambu-Rambu K3

Baik 56 65,1%

Tidak Baik 30 34,9%

Total 86 100%

Kegiatan-Kegiatan Bulan

K3

Baik 10 11,6%

Tidak Baik 76 88,4%

Total 86 100%

Pengawasan

Baik 15 17,4%

Tidak Baik 71 82,6%

Total 86 100%

Pelatihan K3

Baik

Tidak Baik

11 75

12,8% 87,2%

Total 86 100%

Hasil pengukuran terhadap komunikasi informasi K3 diperoleh dari skor jawaban

responden mengenai komunikasi informasi K3. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa

mayoritas responden menyatakan komunikasi informasi K3 tidak baik, yaitu

sebanyak 78 orang (90,7 %).

Hasil pengukuran terhadap rambu-rambu K3 diperoleh dari skor jawaban

responden mengenai rambu-rambu K3. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan rambu-rambu K3 baik, yaitu sebanyak 56 orang (65,1 % ).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

77

Hasil pengukuran terhadap kegiatan-kegiatan bulan K3 diperoleh dari skor

jawaban responden mengenai kegiatan-kegiatan bulan K3. Tabel 4.8

menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kegiatan-kegiatan bulan

K3 tidak baik, yaitu sebanyak 76 orang (88,4 %).

Hasil pengukuran terhadap pengawasan diperoleh dari skor jawaban responden

mengenai pengawasan. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan pengawasan tidak baik, yaitu sebanyak 71 orang (82,6 %).

Hasil pengukuran terhadap pelatihan K3 diperoleh dari skor jawaban responden

mengenai pelatihan K3. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan pelatihan K3 tidak baik, yaitu sebanyak 75 orang (87,2 %).

4.2.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Dependen

(Perilaku Keselamatan)

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa

Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Berdasarkan Variabel Dependen

(Perilaku Keselamatan) Tahun 2016

Perilaku Keselamatan Jumlah

Frekuensi Persen (%)

Aman 19 22,1

Tidak Aman 67 77,9

Total 86 100

Hasil pengukuran terhadap perilaku keselamatan diperoleh dari skor jawaban

responden mengenai perilaku keselamatan. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa

mayoritas responden termasuk dalam kategori perilaku keselamatan tidak aman,

yaitu sebanyak 67 orang pekerja (77,9 %).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

78

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (promosi K3) dengan variabel dependen (perilaku keselamatan).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square.

4.3.1 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan

Tabel 4.10 Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Keselamatan pada

Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah

Jambi Tahun 2016

Variabel

Independen

(Promosi

K3)

Variabel Dependen

(Perilaku Keselamatan) Jumlah P Value

Aman Tidak Aman

N % N % N %

Komunikasi

Informasi

K3

Baik 6 7 2 2,3 8 9,3 0,001

Tidak Baik 13 15,1 65 75,6 78 90,7

Total 19 22,1 67 77,9 86 100

Rambu-

Rambu K3

Baik 15 17,4 41 47,7 56 65,1 0,152 Tidak Baik 4 4,7 26 30,2 30 34,9

Total 19 22,1 67 77,9 86 100

Kegiatan-

Kegiatan

Bulan K3

Baik 7 8,1 3 3,5 10 11,6 0,001 Tidak Baik 12 14 64 74,4 76 88,4

Total 19 22,1 67 77,9 86 100

Pengawasan

Baik 7 8,1 8 9,3 15 17,4 0,019 Tidak Baik 12 14 59 68,6 71 82,6

Total 19 22,1 67 77,9 86 100

Variabel

Independen

(Promosi

K3)

Variabel Dependen

(Perilaku Keselamatan) Jumlah P Value

Aman Tidak Aman

N % N % N %

Pelatihan K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

79

Baik 7 8,1 4 4,7 11 12,8 0,002

Tidak Baik 12 14 63 73,2 75 87,2

Total 19 22,1 67 77,9 86 100

Berdasarkan hasil uji statistik antara komunikasi informasi K3 dengan perilaku

keselamatan yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p =

0,001 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara

komunikasi informasi K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian

pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

Berdasarkan hasil uji statistik antara rambu-rambu K3 dengan perilaku

keselamatan yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p = 0,152

(p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan antara

rambu-rambu K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan

di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

Berdasarkan hasil uji statistik antara kegiatan-kegiatan bulan K3 dengan perilaku

keselamatan yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p =

0,001 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara

kegiatan-kegiatan bulan K3 dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian

pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

Berdasarkan hasil uji statistik antara pengawasan dengan perilaku keselamatan

yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p = 0,019 (p < 0,05),

sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara pengawasan dengan

perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit

PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

Berdasarkan hasil uji statistik antara pelatihan K3 dengan perilaku keselamatan

yang ditunjukkan pada tabel 4.10, diketahui bahwa nilai p = 0,002 (p < 0,05),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

80

sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara pelatihan K3 dengan

perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit

PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

80

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Komunikasi Informasi K3 dengan Perilaku Keselamatan

Komunikasi informasi K3 yang diteliti dalam penelitian ini adalah

penyebarluasan informasi mengenai K3 melalui media papan pengumuman pada

unit kerja dan pembagian buku manual SMK3 yang telah dilaksanakan oleh

perusahaan. Penilaian terhadap komunikasi informasi K3 didasarkan pada empat

pertanyaan terkait pemerataan penyebaran dan pemahaman karyawan terhadap

informasi K3 yang diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

komunikasi informasi K3 tidak baik, yaitu sebanyak 78 orang (90,7 %). Hal ini

disebabkan oleh kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya informasi K3 bagi

karyawan, khususnya bagian pengolahan, sehingga mayoritas dari karyawan

tersebut merasa bahwa informasi K3 yang ada pada media mading/papan

pengumuman tidak penting dan hanya diperuntukkan untuk karyawan yang

menjadi anggota P2K3. Selain itu, pada media mading yang terdapat di dekat

kantor P2K3 dan kamar mesin, terlihat informasi K3 yang tertempel di mading

sudah lama tidak diperbaharui dan kotor karena kurang perawatan.

Pembagian buku manual SMK3 kepada karyawan dilakukan setiap tahun ataupun

ketika ada perubahan, namun dalam pelaksanaannya tidak semua karyawan

medapatkan buku manual SMK3. Pembagian buku manual SMK3 hanya

difokuskan pada beberapa karyawan yang merupakan kepala kerja dari setiap unit

stasiun. Sebagian besar karyawan bahkan hanya sekedar mengetahui adanya buku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

81

yang dibagikan kepada kepala kerja tetapi tidak mengetahui isi dan kegunaan

buku tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

komunikasi informasi K3 dengan perilaku keselamatan karyawan (p = 0,001).

Hasil tersebut didukung oleh pendapat ahli, dimana berdasarkan pendapat

Suma‟mur (1987), kepustakaan sangat berguna bagi tenaga kerja. Melalui

kepustakaan, pengetahuan secara umum dalam keselamatan dapat ditingkatkan.

Kepustakaan mungkin berbentuk buku, brosur, majalah dan lain-lain. Perusahan

sering menerbitkan majalah atau brosur perusahaan. Biasanya terdapat uraian-

uraian tentang keselamatan kerja. Seringkali pula, pada brosur-brosur perusahaan

disediakan ruang-ruang khusus untuk secara pendek diisi aneka ajakan, seruan dan

lain-lain dalam keselamatan kerja.

Hasil jawaban responden menyatakan bahwa masih kurang baiknya pelaksanaan

komunikasi informasi K3 di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi,

baik melalui media mading maupun buku manual SMK3. Hasil tersebut

berbanding lurus dengan perilaku keselamatan karyawan yang mayoritas

dikategorikan tidak aman, sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin buruk

pelaksanaan komunikasi informasi K3 maka semakin buruk pula perilaku

keselamatan karyawan.

5.2 Hubungan Rambu-Rambu K3 dengan Perilaku Keselamatan

Rambu-rambu K3 yang diteliti dalam penelitian ini meliputi peralatan berupa

tanda dan/ tulisan yang ditempatkan pada stasiun kerja untuk memberitahukan

APD yang wajib digunakan, larangan melakukan tindakan membahayakan, lokasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

82

rawan bahaya, ajakan penerapan K3, informasi letak alat pemadam kebakaran,

informasi letak peralatan penanganan kedaruratan (P3K).

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

rambu-rambu K3 baik, yaitu sebanyak 56 orang (65,1 %). Mayoritas responden

menilai bahwa pengadaan rambu-rambu K3 sudah dilaksanakan dengan baik dari

segi kelengkapannya, namun efektifitas rambu-rambu K3 tidak hanya ditentukan

oleh faktor ketersediannya saja, melainkan banyak faktor lain yang juga

mempengaruhinya. Menurut Goestch dalam penelitian Syaaf (2008), salah satu

hal yang dapat meningkatkan efektifitas safety sign adalah penggantian rambu,

poster dan alat bantu visual lainnya secara periodik. Pesan visual yang terlalu

lama digunakan, lama kelamaan akan menyatu dengan latar dan tidak dikenali

lagi. Berdasarkan pendapat ahli tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kondisi

rambu-rambu K3 di PKS PTPNIV Kebun Bah Jambi yang sudah lama tidak

diganti menyebabkan berkurangnya efektivitas rambu-rambu dalam mengarahkan

perilaku keselamatan karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara rambu-rambu K3

dengan perilaku keselamatan (p = 0,152). Sejalan dengan hasil penelitian ini,

penelitian Sipayung (2014) yang berjudul hubungan antara promosi keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan

bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun

2014 juga menunjukkan hasil analisis yang sama, yaitu pada uji Chi Square

diperoleh nilai p = 0,341 (p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara rambu-rambu K3 dengan perilaku aman

(safe behavior).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

83

Kondisi rambu-rambu K3 pada bagian pengolahan, terlihat kotor karena kurang

perawatan, sehingga menjadi tidak menarik, bahkan gambar/tulisan pada rambu-

rambu tersebut tidak dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, ada pula rambu-rambu

K3 yang kondisinya sudah tidak sempurna/rusak tetapi tidak diperbaiki atau

diganti. Hal-hal tersebut pada akhirnya membuat rambu-rambu K3 belum dapat

secara efektif mengarahkan karyawan untuk berperilaku keselamatan aman. Dapat

disimpulkan dalam penelitian ini, bahwa baik atau tidak baiknya rambu-rambu K3

yang disediakan perusahaan tidak menentukan perilaku keselamatan karyawan.

5.3 Hubungan Kegiatan-Kegiatan Bulan K3 dengan Perilaku

Keselamatan

Kegiatan Bulan K3 Nasional adalah kegiatan-kegiatan bertemakan K3 yang

dilaksanakan dalam periode 12 Januari-12 Februari setiap tahunnya untuk

meningkatkan kesadaran dan ketaatan terhadap norma K3, serta penerapan K3

melalui keterlibatan seluruh pekerja di perusahaan. Kegiatan-kegiatan bulan K3

yang telah dilaksanakan di PKS PTPN IV Kebun Bah Jambi dan diteliti dalam

penelitian ini meliputi kegiatan pemasangan bendera K3, lomba cerdas cermat dan

melukis poster K3, aksi sosial K3 dengan gotong royong di area pabrik dan

upacara bendera/apel dengan pembacaan pesan-pesan K3.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden, yaitu sebanyak 76

orang (88,4 %) menyatakan kegiatan-kegiatan bulan K3 tidak dilaksanakan

dengan baik. Kurang dilibatkannya karyawan bagian pengolahan dalam kegiatan-

kegiatan bulan K3 yang dilaksanakan, menjadi alasan utama, sehingga mayoritas

responden menyatakan kegiatan-kegiatan bulan K3 belum dilaksanakan dengan

baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

84

Proses produksi yang harus terus menerus berjalan, menyebabkan karyawan

bagian pengolahan tidak memiliki waktu luang untuk berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan bulan K3, terkhusus kegiatan perlombaan, seperti lomba cerdas

cermat dan melukis poster K3. Selain itu, hal lain yang menyebabkan kurang

baiknya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bulan K3 adalah kurangnya pendanaan,

adapun dana untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan bulan K3, sesuai pernyataan

anggota P2K3, sangat bergantung pada dana yang diturunkan dari kantor pusat.

Berkurangnya dana yang diturunkan dari kantor pusat pada beberapa tahun

terakhir menyebabkan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan bulan K3 tidak

terselenggara secara maksimal/tidak rutin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kegiatan-kegiatan

bulan K3 dengan perilaku keselamatan (p = 0,001). Hasil tersebut didukung oleh

pendapat ahli, dimana berdasarkan pendapat Suma‟mur (1987), keselamatan

sangat memerlukan suatu gerakan. Gerakan ini dapat bersifat nasional atau di

perusahaan-perusahaan, dapat berupa hari atau minggu keselamatan. Kegiatan-

kegiatannya mungkin berupa penggunaan poster, pertunjukkan film atau slide,

ceramah dan diskusi, kompetisi, penjelasan tentang alat pengaman, dan lain-lain.

Dapat disimpulkan bahwa, kegiatan-kegiatan bulan K3 sangat perlu dilaksanakan

guna mendorong antusiasme dan kesadaran dalam diri karyawan untuk

berperilaku keselamatan aman karena memahami dampaknya terhadap

keselamatan.

Sejalan dengan hasil penelitian ini, penelitian Sipayung (2014) yang berjudul

hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku

aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak sawit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

85

PTPN IV Kebun Dolok Ilir menunjukkan hasil analisis yang sama, yaitu pada uji

Chi Square diperoleh nilai p = 0,034 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara kegiatan- kegiatan bulan K3 dengan

perilaku aman (safe behavior).

5.4 Hubungan Pengawasan dengan Perilaku Keselamatan

Pengawasan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tindakan mandor atau

pengawas bagian K3 dalam memantau dan mengarahkan kegiatan seorang pekerja

atau lebih di setiap stasiun kerja. Pengawasan dilaksanakan untuk memastikan

setiap pekerjaan dilakukan sesuai instruksi kerja dengan penuh kehati-hatian,

kepatuhan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan menjaga

kelayakan lingkungan serta fasilitas dalam mendukung keselamatan.

Pengawasan harian dilaksanakan oleh dua orang mandor yang bekerja secara

bergantian sesuai pergantian shift, masing-masing bertugas pada shift siang

ataupun shift malam. Dalam melaksanakan tugasnya, mandor dibantu oleh kepala

kerja yang membawahi beberapa pekerja lain pada setiap stasiun kerja. Selain

pengawasan harian oleh mador, dilaksanakan pula pengawasan rutin setiap bulan

oleh polisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), secara

khusus untuk mengingatkan pekerja agar selalu menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) saat bekerja, memarkirkan kendaraan pada tempatnya dan hadir/keluar

sesuai waktu yang telah ditentukan.

Upaya pengawasan tidak hanya meliputi aspek manusia/pekerja tetapi juga aspek

lingkungan dan juga fasilitas yang menunjang keselamatan, maka setiap bulan

diagendakan pengecekan dan pemeliharaan terhadap kebersihan lingkungan kerja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

86

rambu-rambu K3, APAR, hydrant, alat (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

P3K dan peralatan/mesin yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

pengawasan tidak baik, yaitu sebanyak 71 orang (82,6 %). Melalui wawancara

yang dilakukan, diketahui dari pernyataan responden bahwa mandor selalu

melakukan pengawasan dan mengingatkan untuk berhati-hati dalam bekerja dan

menggunakan APD, namun mandor sendiri belum dapat menjadi contoh dalam

hal kepatuhan penggunaan APD dan tidak bertindak tegas dalam mengarahkan

pekerja yang tidak disiplin menggunakan APD saat bekerja, sehingga pekerja

terbiasa mengabaikan himbauan tersebut.

Menurut jawaban responden tentang pengawasan, terdapat beberapa orang

responden yang merasa pengawasan mengganggu konsentrasi mereka dalam

bekerja. Hal ini tentu dikarenakan belum terbentuknya budaya adil (just culture),

yaitu bentuk budaya K3, dimana kesalahan pekerja yang mengakibatkan

terjadinya kecelakaan, tidak langsung dihukum atau diberi sanksi tanpa meneliti

penyebab dari pelanggaran tersebut, sehingga karyawan tidak merasa canggung

saat diawasi dan tidak ragu memberikan informasi sebenarnya yang akan berguna

bagi pengembangan K3 (Gunawan dan Waluyo, 2015).

Pengawasan terhadap lingkungan dan fasilitas penunjang keselamatan seperti

rambu-rambu K3, APAR, hydrant dan P3K dinilai pekerja masih kurang

maksimal. Kondisi lingkungan yang kotor seringkali hanya dibiarkan, rambu-

rambu K3, APAR, hydrant juga tidak terawat, bahkan pada kotak P3K yang

disediakan tidak tersedia obat-obatan untuk pertolongan kecelakaan. Kondisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

87

pengawasan yang tidak dilaksanakan dengan baik berdampak pada perilaku

keselamatan pekerja yang cenderung menjadi tidak aman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengawasan dengan

perilaku keselamatan (p = 0,019). Sejalan dengan hasil penelitian ini, penelitian

Halimah (2010) yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman

karyawan di PT. SIM Plant Tambun II menunjukkan hasil analisis yang sama,

yaitu pada uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,001( p < 0,05), sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran pengawas

dengan perilaku aman.

Bertolak belakang dengan hasil penelitian ini, penelitian Sipayung (2014) yang

berjudul hubungan antara promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan

perilaku aman (safe behavior) pada karyawan bagian produksi pengolahan minyak

sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir menunjukkan nilai p yang diperoleh dari hasil

uji Chi Square adalah 1,000 (p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan perilaku aman

(safe behavior).

Berdasarkan pendapat Ramli (2010), pengawas merupakan unsur kunci dalam

program K3, karena pengawas adalah orang yang langsung berhubungan dengan

tempat kerja dan pekerjanya. Pengawas paling tahu mengenai kondisi tempat

kerja, dan memiliki otoritas untuk melakukan pengawasan dan pembinaan. Selain

itu, menurut Bird dan Germain (1990) dalam penelitian Halimah (2010),

pengawasan terhadap aktivitas pekerja diharapkan dapat menumbuhkan kepatuhan

dan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja

tersebut, pekerja lain dan lingkungan kerjanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

88

Adanya penelitian terdahulu yang sejalan dan pendapat ahli diatas, semakin

menguatkan hasil penelitian ini, bahwasannya terdapat hubungan antara

pengawasan dengan perilaku keselamatan. Melalui wewenang yang dimiliki,

pengawas dapat mendorong pekerja agar berperilaku keselamatan aman apabila

pengawasan dilaksanakan dengan baik, tetapi sebaliknya apabila wewenang untuk

melakukan pengawasan tidak dilakukan dengan baik maka perilaku keselamatan

pekerja akan cenderung menjadi tidak aman.

5.5 Hubungan Pelatihan K3 dengan Perilaku Keselamatan

Pelatihan K3 yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dan diteliti pada penelitian

ini meliputi pelatihan induksi K3 (dilakukan sebelum mulai bekerja atau

memasuki tempat baru), pelatihan khusus K3 sesuai tugas masing-masing dan

pelatihan keselamatan secara umum seperti penggunaan APD yang benar,

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan tanggap darurat (kebakaran dan

bencana alam). Jenis-jenis pelatihan K3 yang telah dilaksanakan tersebut, telah

sesuai dengan klasifikasi pelatihan K3 menurut Ramli (2010), yaitu Induksi K3

(safety induction), pelatihan K3 khusus, pelatihan K3 umum.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

pelatihan K3 tidak baik, yaitu sebanyak sebanyak 75 orang (87,2 %). Pelaksanaan

pelatihan K3 diawali dengan analisa kebutuhan oleh P2K3 untuk menentukan

jenis pelatihan K3 yang dibutuhkan oleh masing-masing bagian, selanjutnya

diusulkan nama-nama pekerja yang akan mengikuti pelatihan. Mayoritas

responden hanya mengikuti pelatihan khusus K3, terkhusus bagi yang bertugas

sebagai operator, dimana pekerja wajib memiliki Surat Izin Operator (SIO).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

89

Menurut pernyataan pekerja dalam wawancara, untuk pelatihan penggunaan APD

banyak yang belum mendapat dan pekerja sendiri merasa tidak terlalu perlu

pelatihan secara khusus dalam penggunaan APD karena cara penggunaannya

sederhana. Sama halnya dengan pelatihan penggunaan APD, pelatihan P3K,

pemadaman kebakaran dan tanggap bencana hanya diikuti beberapa pekerja yang

merupakan kepala kerja/perwakilan karena bersifat tidak wajib, namun

dampaknya banyak pekerja yang tidak mengetahui bagaimana memberikan

pertolongan pertama saat kecelakaan dan menanggani keadaan darurat,

sedangkan kecelakaan ataupun bencana tidak dapat diprediksi, sehingga semua

pekerja seharusnya siap dan mampu bertindak saat keadaan darurat terjadi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelatihan K3 dengan

perilaku keselamatan pada karyawan (0,002). Sejalan dengan hasil penelitian ini,

penelitian Sipayung (2014) yang berjudul hubungan antara promosi keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) dengan perilaku aman (safe behavior) pada karyawan

bagian produksi pengolahan minyak sawit PTPN IV Kebun Dolok Ilir

menunjukkan hasil analisis yang sama, yaitu pada uji Chi Square diperoleh nilai p

= 0,007 (p < 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pelatihan dengan perilaku aman (safe behavior).

Bertolak belakang dengan hasil penelitian ini, penelitian Halimah (2010) yang

berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT. SIM

Plant Tambun II menunjukkan hasil nilai p yang diperoleh dari hasil uji Chi

Square adalah 0,449 ( p > 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan perilaku aman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

90

Salah satu prinsip pengembangan K3 menurut International Association of Safety

Professional (IASP) dalam Ramli (2010), adalah pekerja harus dididik untuk

bekerja dengan aman karena perilaku kerja yang sesuai K3 tidak dapat timbul

sendirinya. K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan dan pelatihan.

Berdasarkan pendapat (Suma‟mur 1987), latihan keselamatan adalah penting

mengingat kebanyakan kecelakaan terjadi pada pekarja baru yang belum terbiasa

dengan bekerja secara selamat. Sebabnya adalah ketidaktahuan tentang bahaya

atau ketidaktahuan cara mencegahnya, sekalipun tahu tentang adanya suatu risiko

bahaya tersebut. Selain itu, menurut Gunawan dan Waluyo (2015), terhadap

perilaku kerja yang terjadi karena ketidaktahuan dan kurang memahami resiko

yang dihadapi, tindak lanjut yang terbaik adalah melakukan pembinaan/pelatihan.

Adanya penelitian terdahulu yang sejalan dan pendapat ahli diatas, semakin

menguatkan hasil penelitian ini, bahwasannya terdapat hubungan antara pelatihan

K3 dengan perilaku keselamatan. Melalui pemberian pelatihan K3 yang baik

terhadap pekerja, perilaku keselamatan tidak aman akibat ketidaktahuan ataupun

salah dalam menilai resiko dapat diubah, namun sebaliknya apabila pelatihan K3

tidak dilaksanakan/tidak diselengarakan dengan baik maka perilaku keselamatan

pekerja akan cenderung menjadi tidak aman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

91

LAMPIRAN 2

MASTER DATA

Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

No

Nama U P

MK (thn)

Unit Stasiun

Komunikasi Informasi K3

Rambu-Rambu K3 Kegiatan-Kegiatan Bulan

K3 Pengawasan Pelatihan K3

A1

A2

A3

A4

Atot

B1

B2

B3

B4

B5

B6

Btot

C1

C2

C3

C4

C5

C6

Ctot

D1

D2

D3

D4

D5

Dtot

E1

E2

E3

E4

Etot

1 Pasaribu 46

SLTA

27 boiler

2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1 6

2 Herman Wijaya

43

SLTA

20 boiler

2

1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

3 Siswanto 49

SD

27 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

4

Rohiman Situmorang

53

SLTA

27 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

5 Sudiar 53

SLTA

27 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

6 Tumpak Mangasih

42

SLTA

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

7 Rukijo Efendi

50

SLTA

28 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

8 M.Sulfan 43

SD

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

9 Novindra 44

SLTA

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

10

Joko Pakpahan

40

SD

19 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

92

11 Arwan

45

SLTA

17 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

12

Feri Irawan

42

SLTA

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

13

D.Tumanggor

51

SLTA

29

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6

14

Monang Manurung

52

SLTP

27

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

15

M.Kurniawansyah

40

SLTA

20

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

16 Sugianto

52

SLTA

29

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

17

Hairani Siregar

52

SLTA

28

water treatment

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

18 Sudarno

54

SLTA

28

kamar mesin

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 2 1 1 6

19

Zulhendra Saragih

38

SLTA

20

kamar mesin

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10

2 2 1 1 6

20

Bistok Sitorus

51

SLTA

32

kamar mesin

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 2 1 1 6

21

Idris Rangkuti

44

SLTA

20

kamar mesin

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1

22

Ismail Harahap

44

SLTA

20

kamar mesin

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

23 Supriadi

44

SLTA

22

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 2 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

93

24 Mismanto

50

SD

27

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

25

Abdulah Nasib

51

SLTP

28

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

26

Rumawan Nasib

43

SLTA

14

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

27 Suratno I

51

SD

27

loading ramp

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

28 Krisno

54

SD

28

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

29 Sutrisno I

53

SD

29

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

30 Sutrisno II

38

SLTP

30

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

31 Sudadi

45

SLTA

31

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

32

Polman Pangaribuan

50

SLTA

32

loading ramp

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

33

Husor Lumbantobing

53

SD

33

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

34

Zulkarnain Supriadi

51

SLTA

34

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

35 Susilo Edy

42

SLTA

35

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

36

Wahidin Saragih

40

SLTA

36

sterilizer

2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 2 1 1 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 2 7

37 Samsidi

44

SLTA

37

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

38 Jumiran

54

SLTP

38

sterilizer

2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

94

39

Hendry Dunan Siagian

42

SLTA

39

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 2 2 6

40

Freddy Pangabean

40

SLTA

40

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

41

Maruli Sinaga

51

SLTA

41

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

42

Aleston Butar-Butar

45

SLTA

42

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

43 Syafrial

34

SLTA

43

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

44

Edy S.Manurung

45

SLTA

44

sterilizer

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

45 Raji

53

SD

45

sterilizer

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

46

Siswanto Diarjo

40

SLTA

46

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

47

Juantar Tampubolon

42

SLTA

47

sterilizer

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

48 Edy

49

SLTA

48

sterilizer

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

49

Sofyan Hadi

38

SLTA

49

sterilizer

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

50

Rahman Lubis

43

SLTP

50

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

51

Parulian Tambunan

50

SLTA

51

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

52

Mubin Panarik

48

SLT

52

sterilizer

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

95

A

53

Mangatur Silitonga

52

SLTA

53

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

54 Ngatimin

54

SLTA

54

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

55 Suratno II

50

SLTP

55

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

56 Sarianto

49

SLTA

56

thresher

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

57 Bustami

49

SLTA

57

thresher

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

58

Manaek .T.Sitindaon

53

SLTP

58 kempa

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4

59 Syamsuar

42

SLTP

59 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4

60

Sahat Siagian

48

SLTA

60 kempa

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1

61

Rusli Saragih

51

SLTP

61 kempa

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4

62

Dedi Rubianto

40

SLTA

62 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

63

Posman Batubara

50

SLTA

63 kempa

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

64

Desontar Sianturi

50

SLTA

64 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10

2 1 2 1 6

65

Syahrol Azis

45

SLTA

65 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

6 Suyono 4 SL 6 kempa 2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

96

6 7 TA

6 2

67 Sarwono

49

SLTA

67 kempa

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

68 Rahmad

48

SLTA

68 kempa

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

69 Sugito

49

SD

69 kempa

2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

70 Mestiono

49

SLTP

70 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 1 10

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

71 Supangat

39

SLTP

71 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

72 Ramlan K

54

SLTP

72 kernel

2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

73 Yatin

45

SLTA

73 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

74 M.Idris

40

SLTA

74 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

75

M.Hasyim Pinem

52

SLTA

75 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

76 Bantoro

52

SLTP

76 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

77

Donder Nainggolan

46

SLTA

77 kernel

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 1 2 2 2 9 2 1 1 1 5

78 Misriadi

46

SLTA

78 kernel

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 2 1 1 1 1 7 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6

79 Kasriamsi

51

SLTA

79 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

80 Hersyam

48

SLTA

80 kernel

2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 115: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

97

81 Suarno

50

SLTA

81

klarifikasi

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

82

Budiman Hutagaol

47

SLTA

82

klarifikasi

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 2 5

83 Nuriadi

50

SLTA

83

klarifikasi

2 2 2 1 7 2 2 2 2 1 1 10

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

84 Wahar

53

SLTA

84

klarifikasi

2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

85 Asmain

51

SLTP

85

klarifikasi

2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 2 1 9 2 1 1 1 5

86 Parjan

53

SLTA

86

klarifikasi

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 9 1 1 1 2 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 116: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

98

Perilaku

Keselamatan

No Nama U P MK Unit Stasiun Perilaku Keselamatan

F1

F2

F3

F4

F5

F6

F7

F8

F9

Ftot

1 Pasaribu 46

SLTA/Sederajat

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

2 Herman Wijaya 43

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

3 Siswanto 49 SD

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

4 Rohiman Situmorang

53

SLTA/Sederajat

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

5 Sudiar 53

SLTA/Sederajat

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

6 Tumpak Mangasih 42

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

7 Rukijo Efendi 50

SLTA/Sederajat

28 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

8 M.Sulfan 43 SD

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

9 Novindra 44

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

10 Joko Pakpahan 40 SD

19 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

11 Arwan 45

SLTA/Sederajat

17 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

12 Feri Irawan 42

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 117: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

99

13 D.Tumanggor 51

SLTA/Sederajat

29 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

14 Monang Manurung 52

SLTP/Sederajat

27 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

15 M.Kurniawansyah 40

SLTA/Sederajat

20 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

16 Sugianto 52

SLTA/Sederajat

29 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

17 Hairani Siregar 52

SLTA/Sederajat

28 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 1 2 13

18 Sudarno 54

SLTA/Sederajat

28 tahun kamar mesin

1 2 2 2 1 2 2 2 2 16

19 Zulhendra Saragih 38

SLTA/Sederajat

20 tahun kamar mesin

1 2 2 2 1 2 2 2 2 16

20 Bistok Sitorus 51

SLTA/Sederajat

32 tahun kamar mesin

1 2 2 2 1 2 2 2 2 16

21 Idris Rangkuti 44

SLTA/Sederajat

20 tahun kamar mesin

1 1 2 2 2 2 2 2 2 16

22 Ismail Harahap 44

SLTA/Sederajat

20 tahun kamar mesin

1 1 2 2 2 2 1 2 2 15

23 Supriadi 44

SLTA/Sederajat

22 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

24 Mismanto 50 SD

27 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

25 Abdulah Nasib 51

SLTP/Sederajat

28 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

26 Rumawan Nasib 43

SLTA/Sederajat

14 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

27 Suratno I 5 SD 27 loading ramp 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 118: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

100

1 tahun

28 Krisno 54 SD

32 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

29 Sutrisno I 53 SD

32 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

30 Sutrisno II 38

SLTP/Sederajat

22 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

31 Sudadi 45

SLTA/Sederajat

20 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

32 Polman Pangaribuan

50

SLTA/Sederajat

29 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

33 Husor Lumbantobing

53 SD

29 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

34 Zulkarnain Supriadi

51

SLTA/Sederajat

29 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

35 Susilo Edy 42

SLTA/Sederajat

21 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

36 Wahidin Saragih 40

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

37 Samsidi 44

SLTA/Sederajat

22 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 2 2 15

38 Jumiran 54

SLTP/Sederajat

32 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 2 2 15

39 Hendry Dunan Siagian

42

SLTA/Sederajat

16 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

40 Freddy Pangabean 40

SLTA/Sederajat

22 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

41 Maruli Sinaga 51

SLTA/Sederajat

27 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 119: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

101

42 Aleston Butar-Butar

45

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

43 Syafrial 34

SLTA/Sederajat

7 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

44 Edy S.Manurung 45

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

45 Raji 53 SD

28 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

46 Siswanto Diarjo 40

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 2 2 15

47 Juantar Tampubolon

42

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

48 Edy 49

SLTA/Sederajat

29 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

49 Sofyan Hadi 38

SLTA/Sederajat

16 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

50 Rahman Lubis 43

SLTP/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

51 Parulian Tambunan

50

SLTA/Sederajat

29 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

52 Mubin Panarik 48

SLTA/Sederajat

27 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

53 Mangatur Silitonga 52

SLTA/Sederajat

28 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

54 Ngatimin 54

SLTA/Sederajat

32 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

55 Suratno II 50

SLTP/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

56 Sarianto 4 SLTA/Sedera 20 thresher 1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 120: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

102

9 jat tahun

57 Bustami 49

SLTA/Sederajat

27 tahun thresher

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

58 Manaek .T.Sitindaon

53

SLTP/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

59 Syamsuar 42

SLTP/Sederajat

17 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

60 Sahat Siagian 48

SLTA/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

61 Rusli Saragih 51

SLTP/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

62 Dedi Rubianto 40

SLTA/Sederajat

20 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

63 Posman Batubara 50

SLTA/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

64 Desontar Sianturi 50

SLTA/Sederajat

27 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

65 Syahrol Azis 45

SLTA/Sederajat

21 tahun kempa

1 2 1 2 2 2 1 1 2 14

66 Suyono 47

SLTA/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

67 Sarwono 49

SLTA/Sederajat

17 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

68 Rahmad 48

SLTA/Sederajat

27 tahun kempa

1 2 2 2 2 1 1 1 2 15

69 Sugito 49 SD

20 tahun kempa

1 2 2 2 2 1 1 1 2 15

70 Mestiono 49

SLTP/Sederajat

29 tahun kempa

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 121: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

103

71 Supangat 39

SLTP/Sederajat

20 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

72 Ramlan K 54

SLTP/Sederajat

30 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

73 Yatin 45

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

74 M.Idris 40

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

75 M.Hasyim Pinem 52

SLTA/Sederajat

28 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

76 Bantoro 52

SLTP/Sederajat

29 tahun kernel

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

77 Donder Nainggolan

46

SLTA/Sederajat

27 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

78 Misriadi 46

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 1 2 1 1 2 14

79 Kasriamsi 51

SLTA/Sederajat

28 tahun kernel

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

80 Hersyam 48

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

81 Suarno 50

SLTA/Sederajat

28 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

82 Budiman Hutagaol 47

SLTA/Sederajat

14 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

83 Nuriadi 50

SLTA/Sederajat

29 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

84 Wahar 53

SLTA/Sederajat

31 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

85 Asmain 5 SLTP/Sedera 29 klarifikasi 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 122: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

104

1 jat tahun

86 Parjan 53

SLTA/Sederajat

29 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 123: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

105

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit PT.

Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi mengenai hubungan promosi K3

dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan dapat disimpulkan

bahwa :

Variabel promosi K3 yang berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah

komunikasi informasi K3, kegiatan-kegiatan bulan K3, pengawasan dan Pelatihan

K3.

Variabel promosi K3 yang tidak berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah

rambu-rambu K3.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat

disarankan untuk perbaikan selanjutnya adalah sebagai berikut :

Diharapkan agar manajemen peusahaan dapat menggiatkan pembaharuan

informasi K3 secara rutin, termasuk menginformasikan jumlah kecelakaan yang

terjadi, serta target yang harus dicapai

Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat menggalakkan kembali kegiatan-

kegiatan bulan K3 dan meningkatkan partisipasi karyawan bagian pengolahan

dengan melakukan sosialisasi ulang dan mengarahkan karyawan untuk mengikuti

kegiatan sesuai dengan pergantian shift kerja setiap minggunya

Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat memfasilitasi keikutsertaan setiap

karyawan bagian pengolahan dalam pelatihan K3 yang lengkap (instruksi kerja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 124: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

106

penggunaan APD, pemadaman kebakaran, tanggap darurat dan P3K) agar setiap

karyawan memiliki kompetensi dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain di

tempat kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 125: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

107

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit PT.

Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi mengenai hubungan promosi K3

dengan perilaku keselamatan pada karyawan bagian pengolahan dapat disimpulkan

bahwa :

Variabel promosi K3 yang berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah

komunikasi informasi K3, kegiatan-kegiatan bulan K3, pengawasan dan Pelatihan

K3.

Variabel promosi K3 yang tidak berhubungan dengan perilaku keselamatan adalah

rambu-rambu K3.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat

disarankan untuk perbaikan selanjutnya adalah sebagai berikut :

Diharapkan agar manajemen peusahaan dapat menggiatkan pembaharuan

informasi K3 secara rutin, termasuk menginformasikan jumlah kecelakaan yang

terjadi, serta target yang harus dicapai

Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat menggalakkan kembali kegiatan-

kegiatan bulan K3 dan meningkatkan partisipasi karyawan bagian pengolahan

dengan melakukan sosialisasi ulang dan mengarahkan karyawan untuk mengikuti

kegiatan sesuai dengan pergantian shift kerja setiap minggunya

Diharapkan agar manajemen perusahaan dapat memfasilitasi keikutsertaan setiap

karyawan bagian pengolahan dalam pelatihan K3 yang lengkap (instruksi kerja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 126: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

108

penggunaan APD, pemadaman kebakaran, tanggap darurat dan P3K) agar setiap

karyawan memiliki kompetensi dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain di

tempat kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 127: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

109

DAFTAR PUSTAKA

Andi.,Alifen, R. S., Chandra, A., 2005. Model Persamaan Struktural Pengaruh

Budaya Keselamatan Kerja pada Perilaku Pekerja di Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil. Volume 12.Nomor 3.Halaman 127-136.

Arikunto.S.,2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

_________.,2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

BPJS Ketenagakerjaan.,2015. “Hingga 2014, BPJS Ketenagakerjaan Tangani

105.383 Kasus Kecelakaan Kerja”.http://www. bpjsketenagakerjaan. go.id/berita/1637/Hingga-2014, BPJS Ketenagakerjaan – Tangani-105.383 – Kasus – Kecelakaan-Kerja.html: diakses tanggal 12 Mei 2016 pukul 19.00 WIB.

___________________.,2015.”Laporan Keuangan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja”.http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/ page/ Lain-Lain/ Laporan-Keuangan -Program-JKK.html: diaksestanggal 10 Mei 2016 pukul 17.00 WIB.

Dahlan, M.A., 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlawy, A.D., 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area Pengolahan PT. Antam Tbk.

Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008. Skripsi. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah. http://repository.uinjkt.ac.id :diakses tanggal 15 Maret 2016pukul 15.00 WIB.

DC Konsultan, 2012.Rambu-rambu Keselamatan (Safety Sign) SMK3. http://konsultan18001.blogspot.co.id/012/02/rambu-rambu-keselamatan-safety-sign.html?m=1/: diaksestanggal 15 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.

Departemen Kesehatan RI., 2014. “Satu Orang Pekerja di Dunia Meninggal

Setiap 15 Detik Karena Kecelakaan Kerja”.http://depkes.go.id/ article/ print/201411030005/1-orang-pekerja-di-dunia-meninggal -setia -15- detik- karena- kecelakaan- kerja.html: diaksestanggal 10 Mei 2016 pukul 16.00 WIB.

Effendi, S., Tukiran., 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

F.A.Gunawan.,Waluyo.,2015. Risk Based Behavioral Safety. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Federal Aviation Administration.,2014. “Safety Management System

Components”. http://www.faa.gov/: diakses tanggal 15 Mei 2016 pukul 20.00 WIB.

Halimah, S., 2010.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Aman

Karyawan PT. SIM PLANT TAMBUN II Tahun 2010.Skripsi. Jakarta: FKIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 128: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

110

UIN Syarif Hidayatullah.http://repository.uinjkt.ac.id :diakses tanggal 12Maret 2016 pukul 12.00 WIB.

Helliyanti, P., 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan

Tidak Aman di Dept. Utility and Operation PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Tahun 2009. Skripsi. Depok: FKM UI.http://www.lib.ui.ac.id :diakses tanggal 20 Maret 2016 pukul 19.00 WIB.

Kholid, A., 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku,

Media, dan Aplikasinya.Cetakan Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Perada.

Lestari,E.A., 2014. Analisis Kesesuian Keberadaan Safety Sign Berasarkan

Identifikasi Bahaya di Bidang Profilling Prismatic Machine Departemen

Machining Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia Tahun

2014..Skripsi. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah. http://repository. uinjkt.ac.id : diakses tanggal 14 Juni 2016 pukul 12.00 WIB.

Linggasari.,2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Terhadap

Penggunaan Alat Pelindung Diri di Departemen Engineering PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk. Tangerang Tahun 2008. Skripsi.Depok : FKM UI. http://www.lib.ui.ac.id :diaksestanggal 2 Juni 2016 pukul 10.00 WIB.

Modjo, R., Kurniawidjaja, L. M., Setiawan, B., Tusafariah, F., &Kusminanti, Y., 2007. Modul Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: FKM UI.http://staff.ui.ac.id/system/files/users/bian/material/modulpromosikesehatanK3robianamodjo.pdf :diaksestanggal 10 Maret 2016 pukul 15.00 WIB.

Notoadmojo, S., 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________.,2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________.,2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasinya.Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta

P.K, Suma‟mur.,1987. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Cetakan ketiga. Jakarta: PT. Saksama.

________________., 1996.Hyperkes Keselamatan Kerja dan Ergonomi. Jakarta: CV. Haji Masagung.

________________., 2001.Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. Cetakan Keempat. Yogyakarta: MitraCendikia Press.

________________., 2009.Higiene Perusahaan danKesehatanKerja

(Hiperkes). Jakarta: CV. SagungSeto.

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)Kebun Bah Jambi.,2015. Selayang

Padang. Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 129: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

111

_______________________________________________.,2015. Buku Panduan

Pedoman Operasional Pengolahan Kelapa Sawit Bagian Pengolahan. Medan

Rahadi, F. D., Anward, H. H., Febriana, S. K., 2013. Hubungan Antar Persepsi

Lingkungan Kerja Fisik dengan Perilaku Keselamatan Karyawan. Jurnal Ecopsy. Volume 1. Nomor 1. Halaman 13-17.

Ramli, S., 2010.Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS

18001.Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Republik Indonesia., 1970. Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja. Sekretariat Negara. Jakarta.

________________., 1996.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.

________________., 2003.Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Sekretariat Negara. Jakarta.

________________., 2012.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50

Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.

________________., 2014.Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia No. 386 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-

2019.Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.

Santoso, G., 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Silaban, G., 2012. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Medan: CV. Prima Jaya.

Sipayung, R.T., 2014. Hubungan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) dengan Perilaku Aman (Safe Behaviour) pada Karyawan Bagian

Produksi Pengolahan Minyak Sawit di PTPN IV Kebun Dolok Ilir Tahun

2014.Skripsi. Medan: FKM USU.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Kelima Belas. Bandung: ALFABETA.

Syaaf, M., 2008.Analisis Perilaku berisiko di PT. X Jakarta.Skripsi.Depok :FKM UI. http://www.lib.ui.ac.id :diakses tanggal 18 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.

Qomariyatus, S., Kuncoro, W., 2013.Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 130: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN PADA KARYAWAN

BAGIAN PENGOLAHAN PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV

KEBUN BAH JAMBI

TAHUN 2016

IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir : a. SD b. SLTP (Sederajat)

c. SLTA (Sederajat) d. Diploma

e. Sarjana (S1) f. Pasca Sarjana (S2)

(Lingkari salah satu)

Masa Kerja :

Jabatan (Unit Stasiun) :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 131: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda cheklist ( ) pada salah satu jawaban

yang paling sesuai menurut anda.

Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya.

Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada yang

menyerahkan kuesioner

Komunikasi Informasi K3

Kode Pertanyaan Ya Tidak

A1 Ada pemberian informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan seperti pembagian buku panduan keselamatan saat bekerja, majalah/bulletin, informasi di papan pengumuman mengenai K3

A2 Pemberian informasi terkait K3 yang tertera dalam media cetak seperti buku, majalah/buletin diterima oleh setiap karyawan

A3 Saya melihat ada informasi tentang K3 melalui berupa pesan-pesan melalui papan pengumuman di unit kerja setiap kali memasuki area kerja

A4 Saya mendapatkan buku panduan keselamatan saat bekerja (manual SMK3) yang terlebih dahulu sudah disosialisasikan atau dikomunikasikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 132: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Rambu-Rambu K3

Kode Pertanyaan Ya Tidak

B1 Apakah terdapat rambu – rambu untuk memberitahukan Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib digunakan di area tersebut.

B2 Apakah terdapat rambu-rambu yang memberikan larangan untuk tidak melakukan tindakan tertentu karena dapat mengakibatkan kecelakaan fatal, seperti larangan merokok, masuk ke area tertentu.

B3 Apakah terdapat rambu – rambu tanda kondisi bahaya di area kerja anda (misalnya,lantai licin, tanggalicin, bahan kimia, tingkat kebisingan, ledakan, dll)

B4 Apakah terdapat rambu-rambu atau poster mengenai ajakan penerapan K3 di stasiun kerja anda.

B5 Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan pemadaman api seperti fire extinguisher, fire hydrant, fire alarm.

B6 Apakah terdapat rambu-rambu yang menunjukkan letak peralatan untuk menangani keadaan darurat seperti kotak P3K.

Kegiatan-Kegiatan Bulan K3

Kode Pertanyaan Ya Tidak

C1 Bulan K3 selalu rutin diperingati setiap tahunnya

C2 Saya melihat pada setiap perayaan Bulan K3 ada pemasangan bendera - bendera K3 pada area pabrik, kantor, dan jalan masuk ke area pabrik dan kantor

C3 Saya pernah mengikuti lomba cerdas cermat K3 pada perayaan bulan K3

C4 Saya pernah mengikuti lomba melukis poster K3 pada perayaan bulan K3

C5 Saya pernah mengikuti aksi sosial K3 dengan turut serta gotong royong kebersihan area pabrik dan sekitarnya

C6 Saya selalu mengikuti apel bendera bulan K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 133: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Pengawasan

Kode Pertanyaan Ya Tidak

D1 Saya selalu diawasi oleh mandor/polisi SMK3

D2 Pengawasan tidak mengganggu konsentrasi saya saat bekerja

D3 Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu memakai APD di area kerja saya

D4 Saya pernah diingatkan oleh mandor/polisi SMK3 untuk selalu berhati-hati dalam bekerja

D5 Ada dilakukan pengawasan terhadap kelayakan APAR, kotakhydrant, rambu-rambu/poster, mesin, dan faktor lingkungan (contoh: penerangan, kebersihan area kerja, dan ventilasi yang memadai)

Pelatihan K3

Kode Pertanyaan Ya Tidak

E1 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan tugas di stasiun anda bekerja yang diberikan oleh perusahaan terlebih dahulu sebelum anda mampu bekerja mandiri pada masa kerja awal anda di pabrik

E2 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan APD yang baik dan benar

E3 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

E4 Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan tanggap darurat (kebakaran dan/bencana alam)

Perilaku Keselamatan

Kode Pertanyaan Benar Salah F1 Saya sesekali menggunakan APD yang

dipersyaratkan

F2 Saya selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditetapkan

F3 Saya menggunakan peralatan kerja yang benar (sesuai pekerjaan)serta meletakkan material dan peralatan kerja pada tempatnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 134: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

F4 Saya mengoperasikan mesin/peralatan sesuai dengan persyaratan teknis yang tertera

F5 Saya mematuhi rambu-rambu/informasi pembatasan izin masuk pada daerah-daerah berbahaya/berisiko tinggi

F6 Saya melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi

F7 Saya sesekali bekerja sambil bercanda dengan rekan kerja

F8 Saya terkadang melakukan kegiatan yang berbahaya seperti jalan terburu-buru, berlari, melempar, atau melompat

F9 Saya mengingatkan pekerja lain tentang bahaya dan keselamatan kerja

Sumber: Kuesioner Penelitian Sipayung (2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 135: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

LAMPIRAN 2

MASTER DATA

Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

No

Nama U P

MK (thn)

Unit Stasiun

Komunikasi Informasi K3

Rambu-Rambu K3 Kegiatan-Kegiatan Bulan

K3 Pengawasan Pelatihan K3

A1

A2

A3

A4

Atot

B1

B2

B3

B4

B5

B6

Btot

C1

C2

C3

C4

C5

C6

Ctot

D1

D2

D3

D4

D5

Dtot

E1

E2

E3

E4

Etot

1 Pasaribu 46

SLTA

27 boiler

2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1 6

2 Herman Wijaya

43

SLTA

20 boiler

2

1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

3 Siswanto 49

SD

27 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

4

Rohiman Situmorang

53

SLTA

27 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

5 Sudiar 53

SLTA

27 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

6 Tumpak Mangasih

42

SLTA

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

7 Rukijo Efendi

50

SLTA

28 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

8 M.Sulfan 43

SD

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

9 Novindra 44

SLTA

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

10

Joko Pakpahan

40

SD

19 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 136: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

11 Arwan

45

SLTA

17 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

12

Feri Irawan

42

SLTA

20 boiler

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

13

D.Tumanggor

51

SLTA

29

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6

14

Monang Manurung

52

SLTP

27

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

15

M.Kurniawansyah

40

SLTA

20

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

16 Sugianto

52

SLTA

29

water treatment

1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

17

Hairani Siregar

52

SLTA

28

water treatment

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

18 Sudarno

54

SLTA

28

kamar mesin

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 2 1 1 6

19

Zulhendra Saragih

38

SLTA

20

kamar mesin

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10

2 2 1 1 6

20

Bistok Sitorus

51

SLTA

32

kamar mesin

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 2 1 1 6

21

Idris Rangkuti

44

SLTA

20

kamar mesin

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1

22

Ismail Harahap

44

SLTA

20

kamar mesin

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

23 Supriadi

44

SLTA

22

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 2 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 137: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

24 Mismanto

50

SD

27

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

25

Abdulah Nasib

51

SLTP

28

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

26

Rumawan Nasib

43

SLTA

14

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

27 Suratno I

51

SD

27

loading ramp

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

28 Krisno

54

SD

28

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

29 Sutrisno I

53

SD

29

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

30 Sutrisno II

38

SLTP

30

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

31 Sudadi

45

SLTA

31

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

32

Polman Pangaribuan

50

SLTA

32

loading ramp

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

33

Husor Lumbantobing

53

SD

33

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

34

Zulkarnain Supriadi

51

SLTA

34

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

35 Susilo Edy

42

SLTA

35

loading ramp

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

36

Wahidin Saragih

40

SLTA

36

sterilizer

2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 2 1 1 7 2 2 2 2 1 9 2 1 2 2 7

37 Samsidi

44

SLTA

37

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

38 Jumiran

54

SLTP

38

sterilizer

2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 138: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

39

Hendry Dunan Siagian

42

SLTA

39

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 2 2 6

40

Freddy Pangabean

40

SLTA

40

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

41

Maruli Sinaga

51

SLTA

41

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

42

Aleston Butar-Butar

45

SLTA

42

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

43 Syafrial

34

SLTA

43

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

44

Edy S.Manurung

45

SLTA

44

sterilizer

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

45 Raji

53

SD

45

sterilizer

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 2 7 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

46

Siswanto Diarjo

40

SLTA

46

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

47

Juantar Tampubolon

42

SLTA

47

sterilizer

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

48 Edy

49

SLTA

48

sterilizer

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

49

Sofyan Hadi

38

SLTA

49

sterilizer

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

50

Rahman Lubis

43

SLTP

50

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

51

Parulian Tambunan

50

SLTA

51

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

52

Mubin Panarik

48

SLT

52

sterilizer

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 139: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

A

53

Mangatur Silitonga

52

SLTA

53

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

54 Ngatimin

54

SLTA

54

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

55 Suratno II

50

SLTP

55

sterilizer

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

56 Sarianto

49

SLTA

56

thresher

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

57 Bustami

49

SLTA

57

thresher

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

58

Manaek .T.Sitindaon

53

SLTP

58 kempa

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4

59 Syamsuar

42

SLTP

59 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4

60

Sahat Siagian

48

SLTA

60 kempa

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 2 1

61

Rusli Saragih

51

SLTP

61 kempa

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 2 9 1 1 1 1 4

62

Dedi Rubianto

40

SLTA

62 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

63

Posman Batubara

50

SLTA

63 kempa

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

1 1 1 1 4

64

Desontar Sianturi

50

SLTA

64 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 2 1 7 2 2 2 2 2 10

2 1 2 1 6

65

Syahrol Azis

45

SLTA

65 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

6 Suyono 4 SL 6 kempa 2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 140: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

6 7 TA

6 2

67 Sarwono

49

SLTA

67 kempa

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

68 Rahmad

48

SLTA

68 kempa

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

69 Sugito

49

SD

69 kempa

2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

70 Mestiono

49

SLTP

70 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 1 10

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

71 Supangat

39

SLTP

71 kempa

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 1 1 1 1 4

72 Ramlan K

54

SLTP

72 kernel

2 1 1 1 5 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

73 Yatin

45

SLTA

73 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

74 M.Idris

40

SLTA

74 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

75

M.Hasyim Pinem

52

SLTA

75 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 1 2 2 1 8 2 1 1 1 5

76 Bantoro

52

SLTP

76 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

77

Donder Nainggolan

46

SLTA

77 kernel

2 2 2 1 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 2 7 2 1 2 2 2 9 2 1 1 1 5

78 Misriadi

46

SLTA

78 kernel

2 1 2 1 6 2 1 2 2 2 2 11

1 2 1 1 1 1 7 2 1 2 2 2 9 2 2 1 1 6

79 Kasriamsi

51

SLTA

79 kernel

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 1 11

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

80 Hersyam

48

SLTA

80 kernel

2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 10

2 1 1 1 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 141: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

81 Suarno

50

SLTA

81

klarifikasi

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

82

Budiman Hutagaol

47

SLTA

82

klarifikasi

2 1 2 1 6 2 2 2 2 2 2 12

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 2 5

83 Nuriadi

50

SLTA

83

klarifikasi

2 2 2 1 7 2 2 2 2 1 1 10

1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 1 1 1 1 4

84 Wahar

53

SLTA

84

klarifikasi

2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 1 9 2 1 1 1 5

85 Asmain

51

SLTP

85

klarifikasi

2 1 2 1 6 1 1 2 2 2 1 9 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 2 1 9 2 1 1 1 5

86 Parjan

53

SLTA

86

klarifikasi

2 1 1 1 5 2 1 2 2 2 2 11

1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 9 1 1 1 2 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 142: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Perilaku

Keselamatan

No Nama U P MK Unit Stasiun Perilaku Keselamatan

F1

F2

F3

F4

F5

F6

F7

F8

F9

Ftot

1 Pasaribu 46

SLTA/Sederajat

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

2 Herman Wijaya 43

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

3 Siswanto 49 SD

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

4 Rohiman Situmorang

53

SLTA/Sederajat

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

5 Sudiar 53

SLTA/Sederajat

27 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

6 Tumpak Mangasih 42

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

7 Rukijo Efendi 50

SLTA/Sederajat

28 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

8 M.Sulfan 43 SD

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

9 Novindra 44

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

10 Joko Pakpahan 40 SD

19 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

11 Arwan 45

SLTA/Sederajat

17 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

12 Feri Irawan 42

SLTA/Sederajat

20 tahun boiler

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 143: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

13 D.Tumanggor 51

SLTA/Sederajat

29 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

14 Monang Manurung 52

SLTP/Sederajat

27 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

15 M.Kurniawansyah 40

SLTA/Sederajat

20 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

16 Sugianto 52

SLTA/Sederajat

29 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 2 2 14

17 Hairani Siregar 52

SLTA/Sederajat

28 tahun

water treatment

1 1 2 2 2 1 1 1 2 13

18 Sudarno 54

SLTA/Sederajat

28 tahun kamar mesin

1 2 2 2 1 2 2 2 2 16

19 Zulhendra Saragih 38

SLTA/Sederajat

20 tahun kamar mesin

1 2 2 2 1 2 2 2 2 16

20 Bistok Sitorus 51

SLTA/Sederajat

32 tahun kamar mesin

1 2 2 2 1 2 2 2 2 16

21 Idris Rangkuti 44

SLTA/Sederajat

20 tahun kamar mesin

1 1 2 2 2 2 2 2 2 16

22 Ismail Harahap 44

SLTA/Sederajat

20 tahun kamar mesin

1 1 2 2 2 2 1 2 2 15

23 Supriadi 44

SLTA/Sederajat

22 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

24 Mismanto 50 SD

27 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

25 Abdulah Nasib 51

SLTP/Sederajat

28 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

26 Rumawan Nasib 43

SLTA/Sederajat

14 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

27 Suratno I 5 SD 27 loading ramp 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 144: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

1 tahun

28 Krisno 54 SD

32 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

29 Sutrisno I 53 SD

32 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

30 Sutrisno II 38

SLTP/Sederajat

22 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

31 Sudadi 45

SLTA/Sederajat

20 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

32 Polman Pangaribuan

50

SLTA/Sederajat

29 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

33 Husor Lumbantobing

53 SD

29 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

34 Zulkarnain Supriadi

51

SLTA/Sederajat

29 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

35 Susilo Edy 42

SLTA/Sederajat

21 tahun loading ramp

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

36 Wahidin Saragih 40

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

37 Samsidi 44

SLTA/Sederajat

22 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 2 2 15

38 Jumiran 54

SLTP/Sederajat

32 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 2 2 15

39 Hendry Dunan Siagian

42

SLTA/Sederajat

16 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

40 Freddy Pangabean 40

SLTA/Sederajat

22 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

41 Maruli Sinaga 51

SLTA/Sederajat

27 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 145: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

42 Aleston Butar-Butar

45

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

43 Syafrial 34

SLTA/Sederajat

7 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

44 Edy S.Manurung 45

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

45 Raji 53 SD

28 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

46 Siswanto Diarjo 40

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 2 2 15

47 Juantar Tampubolon

42

SLTA/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

48 Edy 49

SLTA/Sederajat

29 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

49 Sofyan Hadi 38

SLTA/Sederajat

16 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

50 Rahman Lubis 43

SLTP/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

51 Parulian Tambunan

50

SLTA/Sederajat

29 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

52 Mubin Panarik 48

SLTA/Sederajat

27 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

53 Mangatur Silitonga 52

SLTA/Sederajat

28 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

54 Ngatimin 54

SLTA/Sederajat

32 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

55 Suratno II 50

SLTP/Sederajat

20 tahun sterilizer

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

56 Sarianto 4 SLTA/Sedera 20 thresher 1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 146: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

9 jat tahun

57 Bustami 49

SLTA/Sederajat

27 tahun thresher

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

58 Manaek .T.Sitindaon

53

SLTP/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

59 Syamsuar 42

SLTP/Sederajat

17 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

60 Sahat Siagian 48

SLTA/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

61 Rusli Saragih 51

SLTP/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

62 Dedi Rubianto 40

SLTA/Sederajat

20 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

63 Posman Batubara 50

SLTA/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

64 Desontar Sianturi 50

SLTA/Sederajat

27 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

65 Syahrol Azis 45

SLTA/Sederajat

21 tahun kempa

1 2 1 2 2 2 1 1 2 14

66 Suyono 47

SLTA/Sederajat

28 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

67 Sarwono 49

SLTA/Sederajat

17 tahun kempa

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

68 Rahmad 48

SLTA/Sederajat

27 tahun kempa

1 2 2 2 2 1 1 1 2 15

69 Sugito 49 SD

20 tahun kempa

1 2 2 2 2 1 1 1 2 15

70 Mestiono 49

SLTP/Sederajat

29 tahun kempa

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 147: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

71 Supangat 39

SLTP/Sederajat

20 tahun kempa

1 2 1 2 2 1 1 1 2 13

72 Ramlan K 54

SLTP/Sederajat

30 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

73 Yatin 45

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

74 M.Idris 40

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

75 M.Hasyim Pinem 52

SLTA/Sederajat

28 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

76 Bantoro 52

SLTP/Sederajat

29 tahun kernel

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

77 Donder Nainggolan

46

SLTA/Sederajat

27 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 2 2 16

78 Misriadi 46

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 1 2 1 1 2 14

79 Kasriamsi 51

SLTA/Sederajat

28 tahun kernel

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

80 Hersyam 48

SLTA/Sederajat

20 tahun kernel

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

81 Suarno 50

SLTA/Sederajat

28 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

82 Budiman Hutagaol 47

SLTA/Sederajat

14 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

83 Nuriadi 50

SLTA/Sederajat

29 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

84 Wahar 53

SLTA/Sederajat

31 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

85 Asmain 5 SLTP/Sedera 29 klarifikasi 1 2 2 2 2 2 1 1 2 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 148: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

1 jat tahun

86 Parjan 53

SLTA/Sederajat

29 tahun klarifikasi

1 2 2 2 2 1 1 1 2 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 149: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Keterangan

U : Umur responden

P : Pendidikan terakhir responden

MK : Masa kerja A1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak A2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak A3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak A4 : Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang komunikasi informasi K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak

Atot : Skor total responden terhadap variabel komunikasi informasi K3 B1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B4: Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak B6: Skor responden terhadap pertanyaan keenam tentang rambu-rambu K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak

Btot : Skor total responden terhadap variabel rambu-rambu K3 C1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 150: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

C2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C4: Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak C6: Skor responden terhadap pertanyaan keenam tentang kegiatan bulan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak

Ctot : Skor total responden terhadap variabel kegiatan bulan K3 D1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D4: Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak D5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang pengawasan, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak

Dtot : Skor total responden terhadap variabel pengawasan E1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak E2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak E3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya dan skor 1 bila jawaban tidak

E4 : Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang pelatihan K3, skor 2 bila jawaban ya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 151: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

dan skor 1 bila jawaban tidak

Etot : Skor total responden terhadap variabel pelatihan K3 F1 : Skor responden terhadap pertanyaan pertama tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban salah dan skor 1 bila jawaban benar F2 : Skor responden terhadap pertanyaan kedua tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F3 : Skor responden terhadap pertanyaan ketiga tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F4 : Skor responden terhadap pertanyaan keempat tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F5: Skor responden terhadap pertanyaan kelima tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F6: Skor responden terhadap pertanyaan keenam tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah F7 : Skor responden terhadap pertanyaan ketujuh tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban salah dan skor 1 bila jawaban benar F8 : Skor responden terhadap pertanyaan kedelapan tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban salah dan skor 1 bila jawaban benar F9: Skor responden terhadap pertanyaan kesembilan tentang perilaku keselamatan, skor 2 bila jawaban benar dan skor 1 bila jawaban salah

Ctot : Skor total responden terhadap variabel kegiatan bulan K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 152: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

LAMPIRAN 3

OUTPUT

ANALISIS UNIVARIAT

klasifikasi umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <=47 38 44.2 44.2 44.2

>47 48 55.8 55.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 10 11.6 11.6 11.6

SLTA/Sed 62 72.1 72.1 83.7

SLTP/Sed 14 16.3 16.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

klasifikasi masa kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <=24 40 46.5 46.5 46.5

>24 46 53.5 53.5 100.0

Total 86 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 153: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Stasiun kerja responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Boiler 12 14.0 14.0 14.0

kamar mesin 5 5.8 5.8 19.8

Kempa 14 16.3 16.3 36.0

Kernel 9 10.5 10.5 46.5

Klarifikasi 6 7.0 7.0 53.5

loading ramp 13 15.1 15.1 68.6

sterilizer 20 23.3 23.3 91.9

thresher 2 2.3 2.3 94.2

water treatment 5 5.8 5.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

kategori komunikasi informasi K3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 8 9.3 9.3 9.3

tidak baik 78 90.7 90.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

kategori rambu-rambu K3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 56 65.1 65.1 65.1

tidak baik 30 34.9 34.9 100.0

Total 86 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 154: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

kategori kegiatan bulan K3

kategori pengawasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 15 17.4 17.4 17.4

tidak baik 71 82.6 82.6 100.0

Total 86 100.0 100.0

kategori pelatihan k3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 11 12.8 12.8 12.8

tidak baik 75 87.2 87.2 100.0

Total 86 100.0 100.0

kategori perilaku keselamatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 19 22.1 22.1 22.1

tidak baik 67 77.9 77.9 100.0

Total 86 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 10 11.6 11.6 11.6

tidak baik 76 88.4 88.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 155: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

ANALISIS BIVARIAT

kategori komunikasi informasi K3 * kategori perilaku keselamatan

Crosstabulation

kategori perilaku

keselamatan

Total baik tidak baik

kategori

komunikasi

informasi K3

Baik Count 6 2 8

Expected Count 1.8 6.2 8.0

% within kategori

komunikasi informasi

K3

75.0% 25.0% 100.0%

% within kategori

perilaku keselamatan

31.6% 3.0% 9.3%

% of Total 7.0% 2.3% 9.3%

tidak

baik

Count 13 65 78

Expected Count 17.2 60.8 78.0

% within kategori

komunikasi informasi

K3

16.7% 83.3% 100.0%

% within kategori

perilaku keselamatan

68.4% 97.0% 90.7%

% of Total 15.1% 75.6% 90.7%

Total Count 19 67 86

Expected Count 19.0 67.0 86.0

% within kategori

komunikasi informasi

K3

22.1% 77.9% 100.0%

% within kategori

perilaku keselamatan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 22.1% 77.9% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 156: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Chi-Square test

kategori rambu-rambu K3 * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation

kategori perilaku

keselamatan

Total baik tidak baik

Kategori rambu-

rambu k3

Baik Count 15 41 56

Expected Count 12.4 43.6 56.0

% within Kategori

rambu-rambu k3

26.8% 73.2% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

78.9% 61.2% 65.1%

% of Total 17.4% 47.7% 65.1%

tidak

baik

Count 4 26 30

Expected Count 6.6 23.4 30.0

% within Kategori

rambu-rambu k3

13.3% 86.7% 100.0%

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 14.345a 1 .000

Continuity

Correctionb

11.156 1 .001

Likelihood Ratio 11.545 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear

Association

14.178 1 .000

N of Valid Cases 86

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 1,77.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 157: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

% within kategori

perilaku

keselamatan

21.1% 38.8% 34.9%

% of Total 4.7% 30.2% 34.9%

Total Count 19 67 86

Expected Count 19.0 67.0 86.0

% within Kategori

rambu-rambu k3

22.1% 77.9% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 22.1% 77.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 2.054a 1 .152

Continuity

Correctionb

1.347 1 .246

Likelihood Ratio 2.185 1 .139

Fisher's Exact Test .182 .122

Linear-by-Linear

Association

2.030 1 .154

N of Valid Cases 86

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

6,63.

b. Computed only for a 2x2 table

kategori kegiatan bulan K3 * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation

kategori perilaku

keselamatan

Total baik tidak baik

kategori kegiatan

bulan k3

Baik Count 7 3 10

Expected Count 2.2 7.8 10.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 158: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

% within kategori

kegiatan bulan k3

70.0% 30.0% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

36.8% 4.5% 11.6%

% of Total 8.1% 3.5% 11.6%

tidak

baik

Count 12 64 76

Expected Count 16.8 59.2 76.0

% within kategori

kegiatan bulan k3

15.8% 84.2% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

63.2% 95.5% 88.4%

% of Total 14.0% 74.4% 88.4%

Total Count 19 67 86

Expected Count 19.0 67.0 86.0

% within kategori

kegiatan bulan k3

22.1% 77.9% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 22.1% 77.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 15.089a 1 .000

Continuity

Correctionb

12.103 1 .001

Likelihood Ratio 12.316 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear

Association

14.913 1 .000

N of Valid Cases 86

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 159: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 2,21.

kategori pengawasan * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation

kategori perilaku

keselamatan

Total baik tidak baik

kategori

pengawasan

Baik Count 7 8 15

Expected Count 3.3 11.7 15.0

% within kategori

pengawasan

46.7% 53.3% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

36.8% 11.9% 17.4%

% of Total 8.1% 9.3% 17.4%

tidak

baik

Count 12 59 71

Expected Count 15.7 55.3 71.0

% within kategori

pengawasan

16.9% 83.1% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

63.2% 88.1% 82.6%

% of Total 14.0% 68.6% 82.6%

Total Count 19 67 86

Expected Count 19.0 67.0 86.0

% within kategori

pengawasan

22.1% 77.9% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 22.1% 77.9% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 160: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Chi-Square Tests

kategori pelatihan k3 * kategori perilaku keselamatan Crosstabulation

kategori perilaku

keselamatan

Total baik tidak baik

kategori

pelatihan k3

baik Count 7 4 11

Expected Count 2.4 8.6 11.0

% within kategori

pelatihan k3

63.6% 36.4% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

36.8% 6.0% 12.8%

% of Total 8.1% 4.7% 12.8%

tidak

baik

Count 12 63 75

Expected Count 16.6 58.4 75.0

% within kategori

pelatihan k3

16.0% 84.0% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

63.2% 94.0% 87.2%

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 6.374a 1 .012

Continuity

Correctionb

4.762 1 .029

Likelihood Ratio 5.589 1 .018

Fisher's Exact Test .019 .019

Linear-by-Linear

Association

6.300 1 .012

N of Valid Cases 86

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 3,31.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 161: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

% of Total 14.0% 73.3% 87.2%

Total Count 19 67 86

Expected Count 19.0 67.0 86.0

% within kategori

pelatihan k3

22.1% 77.9% 100.0%

% within kategori

perilaku

keselamatan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 22.1% 77.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 12.647a 1 .000

Continuity

Correctionb

10.031 1 .002

Likelihood Ratio 10.459 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear

Association

12.500 1 .000

N of Valid Cases 86

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 2,43.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 162: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

LAMPIRAN 4

SURAT IZIN MELAKUKAN PENELITIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 163: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

LAMPIRAN 5

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 164: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI

Gambar 1 : Papan Pengumuman Penyebarluasan Informasi K3

Gambar 2 : Rambu-Rambu K3 pada Bagian Pengolahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 165: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Gambar 3. Poster yang Diperlombakan pada Bulan K3

Gambar 4. Perlengkapan Penanggulangan Kebajaran (APAR dan hydrant)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 166: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Gambar 5. Simulasi Tanggap Darurat Terhadap Gempa Bumi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 167: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Gambar 6. Pelatihan Pemadaman Kebakaran dan Pengisian Ulang Tabung APAR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 168: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

Gambar 7. Pelatihan P3K

Gambar 8. Wawancara dengan Salah Satu Responden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 169: HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA