116

Click here to load reader

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG ANAK DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY

PADA ANAK USIA TIGA SAMPAI LIMA TAHUN

DI TK ASSYIFA TANJUNG RASA KIDUL

PATOK BEUSI SUBANG

JAWA BARAT

2008

SKRIPSI

Oleh :

CIPTA ARY NUGRAHA

04.03.0059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2008

Page 2: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG ANAK DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY

PADA ANAK USIA TIGA SAMPAI LIMA TAHUN

DI TK ASSYIFA TANJUNG RASA KIDUL

PATOK BEUSI SUBANG

JAWA BARAT

2008

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global

Yogyakarta

Oleh :

CIPTA ARY NUGRAHA

04.03.0059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2008

Page 3: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

ii

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG ANAK DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY

PADA ANAK USIA TIGA SAMPAI LIMA TAHUN

DI TK ASSYIFATANJUNG RASA KIDUL

PATOK BEUSI SUBANG

JAWA BARAT

2008

Yogyakarta, 31 Oktober 2008

Telah disetujui Dosen Pembimbing :

Pembimbing

Nina Pamela Sari, S.Kep, Ns

Page 4: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

iii

Skripsi ini Telah Dipertahankan Dan Disahkan di Depan Dewan Penguji Jurusan

Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta

Tanggal : 15 Desember 2008

Yang terdiri dari :

Ketua

Nina Pamela Sari, S.Kep, Ns

Anggota I Anggota II

Nelisvida Puspita Dewi, S.Kep, Ns Arita Murwani, S.Kep

Mengetahui

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Surya Global Yogyakarta

Dwi Suharyanta, ST, MM, M.Kes

NIP. 13.03.03.0806

Page 5: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

iv

MottoMottoMottoMotto

Kamu Tidak akan pernah bahagia

jika kamu terus – menerus mencari makna kebahagiaan itu kamu tidak akan pernah hidup

jika kamu mencari makna hidup (Albert Camus)

Jangan hidup dimasa silam,

Jangan bermimpi tentang masa depan Konsentrasikan pikiranmu untuk masa kini

(Buddha)

Kata – kata mempunyai kekuatan baik untuk merusak maupun menyembuhkan

ketika kata – kata benar dan baik kata – kata itu dapat mengubah dunia

(Buddha)

Let us rise up and be thankfull For if we didn’t learn a lot today, At least we learned a little

And if we didn’t learn a little, At least we didn’t get sick At least we didn’t die, so let us all be thankfull

(Buddha)

Keagungan terbesar bukan tercapai karena tidak pernah gagal

namun karena selalu bangkit setiap kita jatuh (Confucius)

The Time for action now

It’s never too late to do something (Carl Sandburg Author)

Jika kita benar – benar dapat memahami masalah itu

jawaban akan muncul darinya, karena jawaban tidak pernah terlepas dari pertanyaan

(J. Krishnamurti)

Page 6: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

v

PersembahanPersembahanPersembahanPersembahan

Alhamdulillah penulis bersyukur pada ALLAH SWT yang telah

memberikan taufik serta hidayahnya, yang senantiasa mengiringi perjalanan

penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar. Karya tulis ini

penulis persembahkan untuk :

� Bapak dan ibu yang tersayang, yang telah membesarkan, membimbing

dan setiap saat memberikan dorongan dan semangat baik berupa material

maupun doa yang tak henti – hentinya hingga karya tulis ini selesai.

� Kakak - kakakku yang tercinta, terima kasih atas dukungannya

� Kekasih hatiku, Lia Yulianti yang selalu memberikan semangat,

dorongan dan selalu menemani serta memberikan canda dan tawanya

sampai karya tulis ini selesai

� Keluarga Rembang, terima kasih atas dukungan dan semangatnya

� Teman – teman Kost “Griya Widya” yang tidak bisa disebut satu – satu

terima kasih atas semangat dan dorongannya

� Teman – teman B Kp, terima kasih atas persahabatan yang kalian

berikan selama ini.

� H. Muhammad Wasul selaku Bapak kost Griya Widya yang telah

memberikan tempat selama dalam mengerjakan skripsi ini.

� Almamaterku

Page 7: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul "Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak

Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3 – 5 Tahun Di TK Assyifa

Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang 2008.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini, dibuat sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya

Global Yogyakarta.

Dalam proses penyelesaian karya tulis ini banyak pihak yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama

kepada yang terhormat :

1. Dwi Suharyanta, ST, MM, M.Kes. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Surya Global Yogyakarta.

2. Nina Pamela Sari, S.Kep, Ns, selaku dosen pembimbing dan Ketua Dewan

Penguji, terima kasih telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Nelisvida Puspita Dewi, S.Kep, Ns, selaku Anggota I Dewan Penguji,

terima kasih atas saran – sarannya.

4. Arita Murwani, S.Kep, selaku Anggota II Dewan Penguji, terima kasih

atas saran – sarannya.

5. H. Mochamad. Rofik, ST, MM. selaku dosen wali B/KP.

6. Junaedi, selaku Kepala Sekolah Taman Kanak – Kanak Assyifa yang telah

memberikan izin guna penelitian untuk skripsi ini.

7. Guru – guru Sekolah Taman Kanak – Kanak Assyifa yang telah banyak

membantu dalam penelitian ini.

8. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 8: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

vii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini, masih jauh dari sempurna oleh

karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

untuk perbaikan dan penyempurnaan penyusunan skripsi ini pada generasi

berikutnya dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua,

bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya untuk meningkatkan

wawasan dan pengetahuan dibidang Ilmu Keperawatan Anak.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Desember 2008

Penulis

Page 9: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...............................ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................v

KATA PENGANTAR..................................................................................vi

DAFTAR ISI .............................................................................................viii

DAFTAR TABEL.........................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xii

INTISARI ..................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................5

C. Tujuan Penelitian...............................................................................5

D. Manfaat Penelitian.............................................................................6

E. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................7

F. Keaslian Penelitian ............................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan.....................................................................................12

1. Pengertian pengetahuan..............................................................12

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan.......................14

3. Cara mengukur pengetahuan ......................................................16

B. Tumbuh Kembang Anak ..................................................................17

1. Pengertian tumbuh kembang ......................................................17

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ...............19

3. Kebutuhan dasar anak ................................................................21

4. Ciri – ciri tumbuh kembang anak................................................29

5. Anamnesis tumbuh kembang anak .............................................29

6. Tahap – tahap tumbuh kembang anak.........................................31

7. Perkembangan anak ...................................................................39

C. Reaksi Sibling Rivalry ......................................................................47

D. Kerangka Konsep.............................................................................53

E. Hipotesis ..........................................................................................54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................55

B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................55

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................57

D. Variabel Penelitian ...........................................................................57

E. Hubungan Antar Variabel .................................................................59

Page 10: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

ix

F. Definisi Operasional .........................................................................59

G. Tehnik Pengumpulan Data................................................................60

H. Instrumen Penelitian .........................................................................61

I. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................63

J. Pengolahan dan Metode Analisis Data ..............................................68

K. Jalannya Penelitian ...........................................................................71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil TK Assyifa Tanjung rasa Kidul Patok Beusi Subang ...........73

B. Profil Responden.............................................................................73

C. Analisis Data...................................................................................77

D. Pembahasan ....................................................................................80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.....................................................................................86

B. Saran ..............................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

x

DARTAR TABEL

Tabel 1. Kisi – Kisi Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Tumbuh Kembang................................................... 62

Tabel 2. Kisi – Kisi Cheklist Penelitian Reaksi Sibling Rivalry dan

Distribusi item pertanyaan favorable dan unfavorable ................. 63

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan umur ibu ................................................................. 74

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenjang pendidikan.................................................. 74

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenis pekerjaan ........................................................ 75

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jumlah anak ............................................................ 75

Tabel 4.5. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan umur anak............................................................... 76

Tabel 4.6. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin anak .................................................. 76

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Tumbuh Kembang Anak di TK Assyifa...................................... 77

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Intensitas Sibling Rivalry

pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Assyifa .................................. 78

Tabel 4.9. Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Tumbuh Kembang Anak dengan Intensitas Sibling Rivalry

pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Assyifa .................................. 79

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Sperman Rho ........................ 80

Page 12: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Konsep Penelitian..............................................................53

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel .............................................................59

Page 13: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3. Data Penelitian

Lampiran 4. Karakteristik Responden

Lampiran 5. Analisis Korelasi Sperman Rho

Lampiran 6. Ijin Penelitian

Lampiran 7. Lembar Permohonan dan Persetujuan menjadi responden

Page 14: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

xiii

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG ANAK DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY

PADA ANAK USIA TIGA SAMPAI LIMA TAHUN

DI TK ASSYIFATANJUNG RASA KIDUL

PATOK BEUSI SUBANG

JAWA BARAT

2008

Oleh :

CIPTA ARY NUGRAHA

NIM : 04.03.0059

Anak adalah generasi penerus sebagai tumpuan harapan bangsa. Aspek

tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan

secara serius. Salah satu permasalahan yang timbul dalam proses tumbuh

kembang anak adalah munculnya kecemburuan pada saudara baik kakak atau adik

(Sibling Rivalry). Ibu harus memberikan pola pengasuhan yang tepat yaitu dengan

asuh, asah dan asih sehingga dapat menekan reaksi Sibling Rivalry pada anak.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan reaksi Sibling

Rivalry pada anak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen

dengan pendekatan cross sectional dilakukan di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul,

Patok Beusi, Subang, Jawa Barat pada bulan Juli – Agustus 2008. Pengumpulan

data untuk tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak meggunakan

kuesioner dan untuk reaksi sibling rivalry menggunakan cheklist. Analisa korelasi

menggunakan korelasi Spearman Rho.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan

ibu tentang tumbuh kembang anak dalam kategori cukup baik (53,4%), sebagian

besar reaksi Sibling Rivalry anak usia 3–5 tahun dalam kategori sedang (70%).

Hasil analisis korelasi Spearman Rho koefisien korelasi sebesar - 0,478 (sig.P

0,008 < 0,05) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

ibu tentang tumbuh kembang anak dengan reaksi Sibling Rivalry pada anak usia

3–5 tahun. Jika semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang

anak maka reaksi Sibling Rivalry pada anak dapat ditekan seminimal mungkin.

Kata Kunci : Pengetahuan, tumbuh kembang, sibling rivalry,

Page 15: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah tumpuan harapan bangsa sebagai generasi penerus.

Tumbuh kembang anak merupakan proses utama yang hakiki dan khas pada

anak dan merupakan sesuatu yang penting bagi seorang anak. Agar anak bisa

menjadi penerus dan mempunyai potensi sumber daya yang tangguh maka

proses tumbuh kembang anak harus dapat berjalan seoptimal mungkin.

Penyimpangan gangguan dan kelainan yang terjadi dalam proses tumbuh

kembang anak akan sangat merugikan dan kelak dikemudian hari akan

menjadi hambatan untuk mencetak sumber daya manusia (Soetjiningsih,

1998).

Guna melindungi pertumbuhan dan perkembangan anak, PBB

mengeluarkan Deklarasi Hak Asasi Manusia pada tanggal 19 Oktober 1959

dimana anak berhak mendapatkan cinta dan perlindungan serta kesempatan

bermain dan rekreasi (Soetjiningsih, 1998).

Aspek tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu aspek yang

harus diperhatikan secara serius, karena hal tersebut merupakan aspek yang

menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik

maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum memahami hal ini,

terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi

yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit,

Page 16: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

2

berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan

perkembangannya (Nursalam, 2005)

Ketika anak masih dalam tahap tumbuh kembang, anak sangat

membutuhkan perhatian ekstra dari ibu. Anak menghadapi masalah yang

sangat menganggu dirinya yaitu kehadiran anggota baru (adik) atau gangguan

dari kakaknya yang juga menuntut perhatian dari ibu dengan cara bersaing.

Hal ini yang menjadi penyebab pertengkaran antar saudara. Bila anak merasa

tidak menerima perhatian, disiplin, respon atau perlakuan yang sama seperti

saudaranya maka anak akan menjadi marah dan iri terhadap saudaranya

(IDAI, 2002).

Ibu sebagai pengasuh terdekat dengan anak harus mengetahui lebih

banyak proses tumbuh kembang anak dan faktor yang mempengaruhi proses

itu. Pengertian, kesadaran dan kemampuan ibu dalam menangani merupakan

faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan kualitas anak

(Dharmanto, 1991). Untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal dari

anak pengasuh atau ibu harus mengetahui kebutuhan dasar dari anak yang

meliputi kebutuhan fisik biomedis (Asuh) termasuk didalamnya pangan dan

gizi, kebutuhan emosi dan kasih sayang (Asih) dan kebutuhan akan stimulus

mental (Soetjiningsih, 2000).

Pengetahuan dari ibu akan sangat berpengaruh dalam memperlakukan

anak apabila sikap mereka menguntungkan hubungan ibu dan anak akan lebih

baik dari pengetahuan yang kurang (Hurlock, 1998). Agar ibu dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik maka ibu perlu memahami tingkatan

Page 17: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

3

perkembangan anak, menilai pertumbuhan dan perkembangan anak serta

mempunyai motivasi yang kuat untuk memajukan pertumbuhan dan

perkembangan anak (Anwar, 2000).

Banyak permasalahan yang sering timbul oleh karena itu memberikan

perhatian lebih pada anak yang lain, sehingga akan menimbulkan reaksi

sibling. Perasaan yang sering ditampakkan oleh anak yang lebih kecil (adik)

adalah cenderung untuk menarik diri, suka marah sedangkan kakak cenderung

bertindak berlebihan. Secara fisik hal yang sering terjadi adalah ngompol,

sakit kepala, dan keluhan fisik lainnya, perubahan dalam penampilan sekolah,

ketakutan akan sekolah, permasalahan tidur, ketakutan terluka, depresi dan

menderita kegelisahan keterpisahan yang akhirnya berdampak pada perilaku

negative pada diri anak (Wong’s, 1999).

Beberapa faktor yang menyebabkan anak melakukan sibling rivalry

pada adik atau kakaknya bisa disebabkan itu kurang komunikasi dalam

keluarga, kesibukan ibu, pengaruh dari program acara televisi, dan salah

satunya bisa karena tingkat pengetahuan ibu. Bagaimanapun juga, persaingan

antar saudara kandung (sibling rivalry) dalam keluarga tidak dapat dihindari.

Namun, naluri keibuan, kasih sayang dan kepekaan anda sebagai orang tua

akan sangat membantu meminimalkan perasaan cemburu dan permusuhan

diantara mereka, sehingga akan timbul perasaan empati dan kesediaan sikap

untuk berbagi dengan saudaranya yang lain (Soekanto, 1998)

Sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 dalam hal

Page 18: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

4

pendidikan prasekolah. Departemen Pendidikan Nasional memberikan

pembinaan terhadap Taman Kanak-Kanak (TK), bersama-sama Departemen

Agama memberikan pembinaan terhadap Raudlatul Athfal (RA), serta

bersama-sama Departemen Sosial memberikan perhatian secara khusus

terhadap anak dibawah usia sekolah (TK) dan anak usia TK yang belum

terlayani pada lembaga TK yang ada, maka melalui Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 051 / 0 / Tahun 2001 telah dibentuk Direktorat

baru di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional yang diberi nama

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) (Pikiran-rakyat. com, 2005).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di TK Assyifa Tanjung

Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat, tanggal 10 – 11 Juni 2008

didapatkan data yaitu dari 48 siswa TK Assyifa terdapat 33 orang tua siswa

mengeluhkan anaknya sering bertengkar dengan kakak atau adiknya. Dari

hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 33 orang ibu tersebut

didapatkan bahwa sebagian besar orang tua siswa memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup ini dibuktikan dengan menjawab pertanyaan tentang

tumbuh kembang anak dengan 4 indikator pertanyaan yaitu tentang pengertian

tumbuh kembang anak, tahap perkembangan anak, faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan anak, Peran ibu dalam perkembangan anak

(kebutuhan asah, asih, asuh). Peran ibu dalam perkembangan anak yang

meliputi kebutuhan asah, asih, dan asuh akan sangat mempengaruhi terjadinya

rekasi sibling rivalry. Dilihat dari tekhnologi yang sudah berkembang

informasi tentang reaksi sibling rivalry pada anak dan tumbuh kembang

Page 19: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

5

mudah didapat baik melalui media visual misalnya televisi, majalah, dan

penyuluhan kesehatan. Dari hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang

anak dengan reaksi sibling rivalry pada anak usia 3 – 5 tahun di TK Assyifa

Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan

tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan reaksi sibling

rivalry pada anak usia 3 – 5 Tahun di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok

Beusi Subang Jawa Barat 2008 ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan reaksi sibling

rivalry pada anak usia 3 – 5 tahun di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul

Patok Beusi Subang Jawa Barat 2008.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak

di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat

2008.

Page 20: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

6

b. Diketahuinya reaksi sibling rivalry pada anak usia 3 – 5 tahun di TK

Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat 2008.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat

Dapat memberikan masukan dan memberikan pertimbangan untuk

penanganan pada anak yang mengalami sibling rivalry sehingga dapat

membantu ibu dalam menghadapinya, sehingga tercipta generasi yang

baik dan anak tidak mengalami sibling rivalry lagi.

2. Bagi STIKES Surya Global Yogyakarta

Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber kepustakaan dalam

menambah wawasan keilmuan terutama dalam hal pentingnya

pengetahuan tentang tumbuh kembang anak dalam kaitannya dengan

reaksi Sibling Rivalry pada anak.

3. Bagi Orang tua yang mempunyai anak usia 3 – 5 tahun

a. Menambah pengetahuan ibu akan pentingnya pengetahuan tentang

tumbuh kembang anak dengan reaksi sibling rivalry.

b. Menambah pengetahuan ibu tentang bagaimana reaksi sibling rivalry

dan cara penanganannya.

c. Ibu-ibu tahu bagaimana upaya yang harus dilakukan bila anak

mengalami reaksi sibling rivalry

Page 21: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

7

4. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang

nyata dalam penelitian dan menambah wawasan serta pengetahuan

khususnya tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang anak dengan reaksi sibling rivalry pada anak

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek Masalah

Yang menjadi obyek masalah dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan reaksi sibling

rivalry, karena pengetahuan ibu sangat penting dan akan sangat

mempengaruhi cara dan upaya dalam penanganan reaksi sibling rivalry

pada anak dan bagaimana reaksi sibling rivalry pada anak, dimana tingkat

pengetahuan akan berbanding terbalik dengan reaksi sibling rivalry pada

anak. Peneliti tidak melakukan pembatasan pada tingkat pendidikan dan

pekerjaan ibu

2. Lingkup Responden

Subjek penelitian yang diambil adalah anak yang sekolah di TK

ASSYIFA Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat. Semua

ibu-ibu yang anaknya sekolah di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok

Beusi Subang Jawa Barat baik yang laki-laki maupun perempuan, peneliti

tidak melakukan pembatasan umur karena jumlah anak yang sekolah

adalah 48 anak dan kesemuanya usia rata-rata prasekolah (3 – 5 tahun)

jadi penulis mengambil semua sebagai populasi.

Page 22: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

8

3. Lingkup Tempat

Lokasi penelitian di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi

Subang Jawa Barat, dimana lokasi ini diambil karena banyak anak yang

mengalami reaksi sibling rivalry, selain itu karena kurang tahunya ibu

tentang bagaimana dan cara penanganannya.

4. Lingkup Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2008.

5. Lingkup Materi

Penelitian ini terkait dengan ilmu Keperawatan anak dengan

menekankan pada aspek perkembangan psikososial dari reaksi sibling

anak karena setelah melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu ada

sekitar 33 anak dari jumlah 48 anak siswa yang sering mengalami sibling

dengan kakak atau adiknya.

F. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti,

peneliti belum mendapatkan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan

ibu dengan kejadian sibling rivalry pada anak namun peneliti menemukan

beberapa penelitian tentang sibling rivalry yaitu :

1. Penelitian dari Indah Setiawati dan Anita Zulkaida (2007) yang diberi

judul “Sibling Rivalry Pada Anak Sulung Yang Diasuh Oleh Single

Father”. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan pedoman

umum dan observasi non partisipan serta triangulasi subyek dengan

Page 23: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

9

significant other, subjek penelitian ini adalah 2 anak sulung, perempuan,

berusia 8 dan 9 tahun, Diasuh oleh single father. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa secara umum kedua objek mengalami sibling rivalry,

bentuk sibling rivalry terlihat dari perilaku fisik (memukul, mencubit,

membanting pintu, verbal (memaki) maupun non verbal (melotot,

cemberut) ketika marah. Namun demikian, kadar sibling rivalry diantara

kedua subjek berbeda, dimana sibling rivalry pada subjek pertama bersifat

lebih agresif dibandingkan dengan subjek kedua.

2. Penelitian dari Febrianita (2007) yang diberi judul “Studi Perbedaan

Kecenderungan Sibling Rivalry Ditinjau Dari Persepsi Anak Terhadap

Pola Asuh Orang Tua” Penelitian ini merupakan tipe penelitian penjelasan

(eksplanatory research) dan tipe penelitian komparatif. Variabel dalam

penelitian ini adalah persepsi pola asuh orang tua sebagai variabel bebas

dan kecenderungan sibling rivalry sebagai variabel tergantungnya.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri V

Airlangga Surabaya, dengan sampel siswa kelas IV, V dan VI sebanyak

54 responden dengan kriteria rentang usia 9-12 tahun, hanya memiliki

seorang saudara kandung dan tinggal di keluarga kecil. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner persepsi pola asuh orang tua dan kecenderungan

sibling rivalry. Data dikumpulkan adalah sebanyak 15 anak

mempersepsikan pola asuh orang tua otoriter, 29 anak mempersepsikan

demokratis dan 10 anak mempersepsikan pola asuh orang tua permisif

kemudian dianalisis dengan teknik Analisis Varian (Anova) satu jalur

Page 24: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

10

yang memperoleh hasil F = 0,387 dengan p = 0,681 Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima atau "tidak ada

perbedaan kecenderungan sibling rivalry antara anak yang mempunyai

persepsi pola asuh orang tua jenis otoriter, demokratis dan permisif”

3. Penelitian dari Jeny Leonawati yang diberi judul “Kontribusi Sibling

Rivalry Terhadap Perilaku Agresi Pada Anak Usia Sekolah”. Dalam

penelitian ini peneliti memfokuskan diri untuk meneliti anak sekolah yang

berumur 9-10 tahun dari saudara kandung (adik) yang berjenis kelamin

sama, yaitu perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki

maupun dengan jenis kelamin yang berbeda yaitu perempuan dengan laki-

laki. Teknik pengumpulan data dengan metode angket yaitu skala sibling

rivalry dan skala perilaku agresi dengan teknik analisis data menggunakan

regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Sibling

Rivalry memberikan kontribusi signifikan terhadap Perilaku Agresi pada

anak sekolah. Kontribusi yang diberikan dinyatakan oleh hasil R square

sebesar 9,5 % dan masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi

secara keseluruhan di luar Sibling Rivalry yaitu sebesar 90,5 %. Hal ini

memberikan gambaran bahwa perilaku agresi tidak hanya diberi

kontribusi oleh Sibling Rivalry tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya

seperti serangan, rasa frustasi, imitasi terhadap orang tua, akibat tayangan

televisi, amarah, faktor biologis, kesenjangan generasi, faktor lingkungan,

peran model kekerasan, frustasi, dan proses pendisiplinan yang keliru.

Page 25: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

11

Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama –

sama meneliti masalah sibling rivalry. Perbedaan pada penelitian ini dengan

penelitian – penelitian tersebut diatas adalah tempat penelitian, waktu

penelitian, sampel penelitian yaitu anak ibu yang mempunyai anak usia 3 –

tahun yang bersekolah di TK Assyifa, metode penelitian yaitu pada uji

statistik, pada penelitian ini menggunakan analisis Korelasi Spearman Rho,

varibel terikat pada penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang

tumbuh kembang anak dan materi yang akan diteliti. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang dengan reaksi sibling rivalry anak usia pra sekolah.

Page 26: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah segala

sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Hal yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak

dengan sibling rivalry, pengetahuan merupakan hasil tahu setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertutup melalui panca indra

manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

dimana sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2003).

Pengetahuan merupakan disiplin ilmu, dimana ilmu dapat

meningkatkan kualitas hidup manusia. Berarti semakin meningkatnya

pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap sesuatu hal termasuk

pemahaman ibu tentang tumbuh kembang yang semakin baik sehingga

dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ibu (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang mencakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

diketahui sebelumnya, termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat

Page 27: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

13

kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh

karena itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menguraikan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang subyek yang diketahui dan mengintepretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang obyek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah

dipelajari pada suatu riil. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi lain.

d. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

kedalam komponen-komponen tetap masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu

Page 28: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

14

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi –

formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Menurut Langevelt (Notoatmodjo, 2003) pendidikan adalah setiap

usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak,

yang tertuju pada kedewasaan jasmani akan dapat tercapai apabila badan

telah mencapai kesempurnaan dalam perkembangan atau anak telah

mencapai batas pertumbuhan sedang kedewasaan mental atau psikis akan

dapat tercapai bila anak telah dapat pengalaman yang berarti dalam

lingkungan keluarga atau masyarakat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

a. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan

pengetahuan, sehingga terjadi perubahan prilaku positif yang

meningkat.

Page 29: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

15

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

c. Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sifat dan kepercayaan.

d. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

e. Sosial ekonomi

Tingkat pengetahuan seseorang untuk memproduksi makanan

dan besarnya penghasilan merupakan predikator yang cukup sensitif

terhadap pertumbuhan anak

Menurut Suhardjo (2005), pendidikan dapat mengubah

pengetahuan karena dalam proses disampaikan informasi bahan atau

materi pendidikan sedemikian rupa, sehingga tujuan pendidikan misalnya

tingkat pengetahuan tercapai. Penyuluhan dengan berbagai metode dan

media dapat mengubah pengetahuan. Sumber informasi pengetahuan

diperoleh dari berbagai sumber misalnya di Posyandu, radio dan televisi.

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan

informasi. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih

baik mempertahankan tradisi-tradisi, sehingga sulit menerima informasi

baru.

Page 30: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

16

Perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan, dimana

kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor diluar

tingkah laku. Kemudian tingkah laku manusia akan terbentuk oleh tiga

faktor, yaitu :

a. Faktor Predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan dan nilai-nilai.

b. Faktor Pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik yang tersedia

tidaknya fasilitas, sarana kesehatan.

c. Faktor-faktor Pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas kesehatan yang lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.(Notoatmodjo, 2003).

3. Cara Mengukur Pengetahuan

Berdasarkan pengertian pengetahuan yang dikemukakan oleh

Bloom dan Skinner, maka pengukuran pengetahuan dapat diketahui

dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan apa – apa yang

diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban baik lisan maupun tulisan

(Notoatmodjo, 1997).

Pertanyaan (test) dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan

secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pertanyaan subyektif, contoh pertanyaan essay.

b. Pertanyaan obyektif, contoh pertanyaan pilihan ganda, bentuk salah

dan pertanyaan menjodohkan.

Page 31: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

17

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan subyektif

khususnya dengan pilihan ganda lebih disukai atau dijadikan sebagai alat

pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang

akan diukur dan lebih cepat dinilai.

B. Tumbuh Kembang Anak

1. Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan intra seluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

dalam arti sebagian atau keseluruhan dan dapat diukur (Tanuwidjaya,

2002).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dan sulit diukur (Tanuwidjaya, 2002).

Tumbuh kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh

hasil interaksi antara faktor genetik, herediter, dan konstitusi dengan faktor

lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh positif bagi

tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar

tertentu (Soetjiningsih, 2000)

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan. Sebagai hasil dari proses pematangan, disini

menyangkut adanya proses difrensiasi dari sel – sel tubuh, jaringan tubuh,

organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

Page 32: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

18

masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga perkembangan

emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan

berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu. Walaupun

demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.

Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung

pada potensi biologisnya (IDAI, 2002).

Tingkat tercapainya potensi biologi seseorang, merupakan hasil

berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-

psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda –

beda yang memberikan ciri tersendiri pada anak (Soetjiningsih, 1998).

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan

berkesinambungan dalam diri individu dari lahir sampai mati (the

progressive and continuous change in the organism from birth to death).

Pengertian dari perkembangan adalah perubahan – perubahan yang

dialami individu atau organisme yang menuju tingkat kedewasaannya dan

kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah)

maupun psikis (rohaniah).

Pengertian sistematis, progresif, dan berkesinambungan adalah

sebagai berikut :

a. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat

saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian –

Page 33: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

19

bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan

yang harmonis.

b. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat,

dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun

kualitatif (psikis).

c. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi

organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan tidak

terjadi secara kebetulan dan meloncat-loncat. (Soetjiningsih, 1998).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

a. Faktor Dalam

1) Genetika

Faktor genetis akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan

kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga modal dasar

dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu :

a) Perbedaan Ras, Etnis, Atau Bangsa

Tinggi badan orang eropa akan berbeda dengan orang

Indonesia bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap

bangsa berlainan.

b) Keluarga

Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau

perawakan pendek.

Page 34: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

20

c) Umur

Masa pranatal, masa bayi, dan masa Remaja merupakan tahap

yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan

masa lainnya.

d) Jenis Kelamin

Wanita akan mengalami masa pubertas lebih dahulu

dibandingkan dengan laki – laki.

e) Kelainan Kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya

syndrome down

2) Hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat

janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang

cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon

pertumbuhan somatotripin yang dikeluarkan oleh kelenjar

pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar

tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang,

gigi, dan otak.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu :

Page 35: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

21

1) Faktor pra natal

a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,

terutama selama trimester akhir kehamilan.

b) Mekanis. Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat

menyebabkan kelainan congenital, misalnya club foot.

c) Toksin, zat kimia, radiasi

d) Kelainan endokrin

e) Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual.

f) Kelainan immunologi

g) Psikologis ibu

2) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstrasi atau forceps dapat

menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko

terjadinya kerusakan jaringan otak.

3) Faktor pasca natal

Seperti halnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh

terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis /

kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia, endokrin,

sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat –

obatan

3. Kebutuhan Dasar Anak

Menurut Soetjiningsih (2000) kebutuhan dasar anak untuk tumbuh

kembang secara garis besar dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu :

Page 36: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

22

a. Kebutuhan fisik – biomedis (Asuh)

b. Kebutuhan akan kasih sayang / emosi (Asih)

c. Kebutuhan latihan / rangsang / bermain (Asah)

Untuk membesarkan anak hendaknya tetap berpegangan pada

falsafah “asuh, asih, dan asah” sehingga anak dapat tumbuh dan

berkembang seoptimal mungkin (Soetjiningsih, 2000).

a. Kebutuhan akan fisik – biomedis (asuh)

1) Nutrisi yang adekuat dan seimbang

Pemberian nutrisi yang mencukupi pada anak harus sudah

dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi

yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus

diupayakan pemberian ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI saja

sampai anak berumur 4 – 6 bulan. Sejak berumur enam bulan,

sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan

pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk

melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi

kebutuhan yang mulai meningkat pada masa bayi dan prasekolah,

karena pada masa ini Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi

sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.

2) Perawatan kebutuhan dasar

a) Imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak adalah hal yang sangat

penting. Guna mengurangi angka morbiditas dan mortalitas

Page 37: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

23

terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi yang lengkap pada anak seperti : TBC,

polio, campak, dan sebagainya.

b) Morbiditas

Seorang ibu perlu tahu upaya deteksi dini pengobatan

dini, pengobatan dini yang tepat pada anak sehingga anak akan

terindar dari bahaya, penyakit yang menyerang anak dan orang

tua khususnya ibu akan bertindak dengan cepat dan tepat

dalam memberikan pertolongan pada anak. Anak yang sehat

akan dapat tumbuh dengan baik dan optimal dalam tumbuh

kembangnya.

3) Pakaian

Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman

dipakai. Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya Pakaian

terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.

4) Perumahan

Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal

tersebut akan membawa anak untuk bertumbuh dan berkembang

secara optimal. Tempat tinggal yang layak tidak berarti rumah

yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya kita mengatur

rumah menjadi sehat, cukup ventilasi serta terjaga kebersihan dan

kerapiannya, tanpa memperdulikan berapapun ukurannya.

Page 38: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

24

5) Higiene diri dan sanitasi lingkungan

Kebersihan pada badan dan lingkungan yang terjaga berarti

sudah mengurangi tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain

itu, lingkungan yang bersih memberikan kesempatan pada anak

untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.

6) Kesegaran jasmani

Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih

kekuatan otot – otot tubuh dan membuang sisa – sisa metabolisme,

selain itu juga membantu meningkatkan motorik anak, dan aspek

perkembangan yang lainnya. Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi

anak balita merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan.\

b. Kebutuhan akan emosi / kasih sayang (asih)

Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai

sejak dini mungkin. Bahkan, sejak anak berada dalam kandungan,

perlu diupayakan kontak psikologi antara ibu dan anak, misalnya

dengan mengajak berbicara / mengelusnya setelah lahir, upaya

tersebut dapat dilakukan dengan mendekapkan bayi ke dada ibu segera

setelah lahir. Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu /

orang tua dengan anak sangatlah penting, karena berguna untuk

menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang

perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak terhadap

dunia luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :

Page 39: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

25

1) Kasih sayang orang tua

Anak yang hidup dalam keluarga yang rukun, bahagia dan

sejahtera, yang memberikan perlindungan, bimbingan anak akan

merasa tenang, aman senang sehingga anak dapat tumbuh

kembang secara optimal. Dengan kondisi yang seperti ini anak

tidak merasa cemas, takut akan kehilangan dan ditinggalkan oleh

ibu.

Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing

anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti

memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang

tua menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga

anak merasa aman dan senang.

2) Rasa aman

Seorang anak yang diterima oleh ibu dengan baik, anak

merasa aman bahwa kepentingannya juga mendapat perhatian

ibu.Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak

akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas

sehari – harinya.

3) Harga Diri

Setiap anak akan merasa tempat dan kedudukannya dalam

keluarga, keinginan apa yang diungkapkan mendapat perhatian

dari ibu.Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.

Apabila anak diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.

Page 40: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

26

4) Kebutuhan akan sukses

Setiap anak akan merasa apa yang diharapkan dari dirinya

dapat dilakukan sendiri dan anak akan merasa sukses akan apa

yang telah dilakukan sesuai keinginan dan harapan ibu, namun ibu

janganlah memaksakan apa yang tidak dapat dilakukan sehingga

anak tidak akan merasa kecewa, kehilangan kepercayaan dirinya

dan anak akan menjadi rendah diri dalam bergaul dengan teman-

temannya. Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang

sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada

tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk

dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

5) Mandiri

Kemandirian perlu ditanamkan dalam diri anak sehingga

anak tidak akan selalu tergantung pada ibu dan diharapkan ibu

jangan terlalu menuntut lebih dari kemampuan anak dalam

kemandiriannya. Anak perlu waktu untuk belajar memahami

kemandirian dan persoalan yang ada. Agar anak menjadi pribadi

yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk tidak

bergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk

mendiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan

perkembangan anak.

Page 41: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

27

6) Dorongan

Akan perlu dukungan dari orang-orang sekitarnya terutama

ibu apabila anak tidak dapat menghadapi situasi atau masalah yang

dihadapi. Dorongan yang diberikan bukan merupakan bantuan

yang seutuhnya tapi berupa langkah-langkah yang harus diambil

oleh anak sehingga anak akan dapat belajar dengan baik dalam

mengatasi persoalan yang dihadapi.

Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh

dukungan dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang

aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat

menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap

aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan dukungan

agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.

7) Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman

Bila seorang anak diberi kesempatan dan dorongan maka

anak akan belajar untuk mendapat pengalaman dalam

mengembangkan sifat-sifat yang dimilikinya guna menunjukan

kemampuan yang dimilikinya.

8) Rasa memiliki

Kebutuhan anak akan memiliki sesuatu walaupun kecil itu

wujudnya harus mendapat perhatian dari ibu sehingga anak akan

menghargai bahwa itu miliknya bukan milik orang lain jadi dalam

Page 42: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

28

diri anak akan timbul rasa memiliki terhadap apa yang dipunya

oleh anak.

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki

terhadap barang-barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut

akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara

barangnya.

c. Kebutuhan akan stimulus (asah)

Merupakan cikal bakal untuk proses pembelajaran pada anak :

pendidikan akan pelatihan. Yang dimaksud dengan stimulus adalah

perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan atau

bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak

mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.

Stimulus mental akan sangat menunjang perkembangan

mental-psikososial anak, antara lain : sifat agamis, moral, budi luhur,

kepribadian, kecerdasan, kemandirian, ketrampilan, dan sebagainya.

Menurut tempat yang di dapatkannya, asah (pendidikan) dibagi

menjadi :

1) Pendidikan informal (rumah dalam keluarga)

2) Pendidikan formal (SD, SLTP, SLTA, PT dan sebagainya)

3) Pendidikan non formal (masyarakat, kelompok pengajian, kegiatan

sekolah) (Tanuwidjaya, 2002).

Page 43: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

29

4. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Soetjiningsih (2002) menjelaskan bahwa pada umumnya

pertumbuhan mempunyai ciri – ciri tertentu, yaitu :

a. Perubahan proporsi tubuh

Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan

dewasa, pada usia 2 tahun, besar kepala hampir seperempat dari

panjang keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur proporsinya

berkurang.

b. Hilangnya ciri – ciri lama dan timbulnya ciri – ciri baru

Yang ditandai dengan lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi

permanent, hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda

seks sekunder, dan perubahan lainnya.

c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur

Yang ditandai dengan adanya masa-masa tertentu, yaitu masa prenatal,

bayi, dan adolensia, dimana terjadi pertumbuhan cepat dan masa pra

sekolah dan masa sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung lambat.

5. Anamnesis Tumbuh Kembang Anak

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam anamnesis tumbuh

kembang anak, adalah sebagai berikut :

a. Anamnesis Faktor Prenatal Dan Perinatal

Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan

anak. Anamnesis harus menyangkut faktor resiko untuk terjadinya

gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor resiko

Page 44: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

30

untuk buta, tuli, palsi serebralis, dll. Anamnesis juga menyangkut

penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga.

b. Kelahiran Prematur

Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK = Sesuai Masa

Kelahiran) dan bayi dismatur (KMK = kecil Masa Kehamilan) dimana

telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterine. Pada bayi prematur,

karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal maka harus

diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat

dilalui tersebut. Contoh : bayi lahir 3 bulan (umur kehamilan 6 bulan),

kalau bayi ini dilakukan pemeriksaan 6 bulan setelah lahir, maka dia

tidak bisa dibandingkan dengan bayi usia 6 bulan, tetapi harus dengan

bayi usia 3 bulan (setelah koreksi 3 bulan masa pertumbuhan

intrauterin yang tidak sempat dilaluinya). Sedangkan pada post-matur,

masih belum jelas apakah keterlambatan lahirnya tersebut. Karena

pada post-matur sering disertai dengan insufisiensi plasenta, sehingga

dirasa tidak perlu diperhitungkan berapa lama dia post-matur.

c. Anamnesis Harus Menyangkut Faktor Lingkungan Yang

Mempengaruhi Perkembangan Anak

Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik anak, harus

ditanyakan berat badanya, karena erat hubungannya dengan

perkembangan motorik tersebut. Untuk menanyakan kemampuan

menolong diri sendiri, misalnya makan, berpakaian, dll. Harus pula

Page 45: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

31

ditanyakan apakah ibu memberikan kesempatan pada anak untuk

belajar itu.

d. Penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi

e. Anamnesis Kecepatan Pertumbuhan Anak

Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada

saat pertaman kali datang. Anamnesis yang teliti tentang ‘Milestone’

perkembangan anak, dapat mengetahui tingkat perkembangan anak

tersebut. Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti pada teori,

ada kalanya perkembangan normal sampai umur tertentu, kemudian

mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulainya terlambat, atau

karena sakit, perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali.

Dapat juga perkembangan yang langsung pesat, misalnya pada

perkembangan bicara.

f. Pola Perkembangan Anak Dalam Keluarga

Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena

ada kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat

lebih cepat/lambat, demikian pula dengan perkembangan bicara atau

kemampuan mengontrol buang air besar/kecil.

6. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak

Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai

tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu.

Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian pada masa

anak-anak (Nursalam, 2005).

Page 46: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

32

Hampir sepertiga dari masa kehidupan manusia dipakai untuk

mempersiapkan diri guna menghadapi duapertiga masa kehidupan

berikutnya. Oleh karena itu, upaya untuk mengoptimalkan tumbuh

kembang pada awal-awal kehidupan bayi dan anak adalah sangat penting.

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tetapi ada

patokan umur tertentu untuk mencapai kemampuan tersebut sering disebut

dengan istilah milestone (Moersinowati 2002 dalam Nursalam 2005).

Berikut ini akan dibahas secara umum pencapaian tumbuh

kembang secara normal pada masa pranatal, neonatal, bayi, balita, dan

prasekolah (Nursalam, 2005) :

a. Masa Pranatal

Kehidupan pada masa prenatal dilkelompokkan menjadi dua periode,

yaitu :

1) Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan

delapan minggu. Ovum yang telah dibuahi akan dengan cepat

menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi secara pesat untuk

membentuk berbagai system organ tubuh.

2) Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai

kelahiran. Masa fetus ini terbagi menjadi dua. Yang pertama

adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua),

dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia

sempurna, serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah

masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan

Page 47: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

33

pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai dengan

perkembangan fungsi-fungsi. Pada masa akhir ini juga terjadi

transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta.

Pada 9 bulan masa kehamilan, kebutuhan bayi bergantung

sepenuhnya pada ibu. Oleh karena itu, kesehatan ibu sangat

penting untuk dijaga dan faktor – faktor resiko terjadinya kelainan

bawaan/gangguan penyakit pada janin yang dapat berdampak pada

pertumbuhan dan perkembangannya perlu dihindari.

b. Masa Neonatal

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan

sirkulasi darah, serta mulai berfunfsinya organ-organ tubuh. Saat lahir,

berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 3.000-3.500

gram, tinggi badan sekitar 50 cm, dan berat otak sekitar 350 gram.

Selama sepuluh hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan

sekitar sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berat badan

bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.

Pada masa neonatal ini, refleks-refleks primitife yang bersifat

fisiologis akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu refleks

merangkul, yang akan menghilangkan pada usia 3-5 bulan, refleks

mengisap (sucking refleks), refleks menoleh (rooting refleks), refleks

mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks) dan refleks

memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilangkan pada usia

6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara sistematis dan seiring

Page 48: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

34

dengan bertambahnya usia refleks-refleks itu akan menghilang. Fungsi

pendengaran dan penglihatan pada masa neonatal ini juga sudah mulai

berkembang.

c. Masa bayi

Pada masa bayi pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara

cepat. Pada umur 5 bulan, berat badan anak sudah 2 kali lipat badan

lahir, sementara pada umur 1 tahun, beratnya sudah 3 kali lipat.

Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi

satu setengah kali panjang berat badan lahir. Pertambahan lingkar

kepala sudah mencapai 50 %. Oleh karena itu, diperlukan pemberian

gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi

seimbang.

Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi

bola mata untuk mengikuti suatu objek, membedakan seseorang

dengan benda, senyum naluri dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman

dan kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal

pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha mengangkat

kepala. Jika tidur terlentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan

kepala kesamping.

Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan

menoleh kekiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak

mampu membalikkan badan dari posisi telentang ketelungkup dan

sebaliknya, berusaha meraih benda-benda disekitarnya untuk

Page 49: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

35

dimasukkan kemulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang

menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan

cerewet/menangis pada suasana tidak menyenangkan.

Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada

posisi telungkup untuk menjangkau benda- benda disekitarnya. Sekitar

usia Sembilan bulan, anak bergerak merayap atau merangkak, dan

mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak

anak berusaha untuk melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari

telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat mengambil

benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuatnya

cemas (stranger anxity), demikian juga perpisahan dengan ibu.

Anak senang sekali bermain ci-luk-ba. Pada usia 9 bulan – 1

tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memukul-

mukul mainan, dan memberikan benda yang dipegang bila diminta.

Berdasarkan teori psikososial Erikson (Nursalam, 2005), anak

berada tahap percaya vs tidak percaya (trus vs mistrust), sehingga

lingkungan, dalam hal ini orang tua yang memberikan perhatian dan

kasih sayang yang cukup, akan menumbuhkan rasa percaya diri anak.

Sedangkan teori psikosepsual Sigmund Freud (Nursalam 2005) anak

berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang harus

memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun

permainan anaknya.

Page 50: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

36

Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi

dasar persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan

untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat

menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan masalah sosialisasi

pada masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukan hubungan yang

mesra antara ibu (orang tua) dan anak.

d. Masa Balita

Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relative lambat

dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya

berjalan cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan

sehingga tampak langsing dan berotot, dan anak mulai belajar jalan.

Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan

berpegangan. Sekitar usia enam belas bulan, anak mulai belajar berlari

diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya.

Perhatian anak terhadap lingkungan menjadi besar dibanding

dengan masa sebelumnya dimana lebih banyak berinteraksi dengan

keluarga. Anak lebih banyak menyelidiki benda disekitarnya dan

meniru apa yang diperbuat oleh orang lain. Ia mungkin akan

mengaduk-aduk tempat sampah, laci, atau lemari pakaian,

membongkar maianan dan lain-lain. Benda-benda yang

membahayakan hendaknya disimpan ditempat yang lebih aman.

Pada masa ini, anak bersifat egosentris, yaitu mempunyai sifat

keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap

Page 51: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

37

sebagai miliknya. Apabila anakmenginginkan mainan kepunyaan

temannya, sering ia akan merebutnya karena dianggap miliknya.

Teman dianggap sebagai benda mati yang dapat dipukul, dicubit atau

ditarik rambutnya apabila menengkelkan hatinga. Anak kadang-

kadang juga berprilaku menolak apa saja yang akan dilakukan

terhadap dirinya (self defense), misalnya menolak mengenakan baju

yang sudah diediakan orang tuanya dan akan memilih sendiri pakaian

yang disukainya.

Menurut Erikson (Nursalam,2005), anak berada pada fase

mandiri vs malu/ragu-ragu (otonomi vs doubt). Hal ini terlihat dengan

berkembangnya kemampuan anak yaitu, dengan belajar untuk makan

atau berpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung upaya

anak untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa

malu/ rasa ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua yang selalu

memanjakan anaknya dan mencela aktivitas yang telah dilakukan oleh

anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak dilatih buang air

besar atau buang air kecil pada tempatnya (toilet training). Anak juga

dapat menunjukan beberapa bagian tubuhnya, menyusun dua kata, dan

mengulang kata-kata baru.

Pada masa ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh kasih

sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami

kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak

Page 52: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

38

berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat

mengendalikan otot-otot dan rangsangan lingkungan.

e. Masa Prasekolah akhir

Pertumbuhan gigi susu sudah lengkap pada masa ini. Anak

kelihatan lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif pelan, naik

turun tangga sudah dapat sendiri, demikian pula halnya dengan berdiri

dengan satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak mulai

berkembang super egonya (suara hati) yaitu merasa bersalah bila ada

tidaknya yang keliru.

Menurut teori Erikson (Nursalam, 2005), pada usia tersebut

anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs quality).

Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya

imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala

sesuatu disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua

mematikan inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak

merasa bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak

dengan konkret, sehingga orang tua sering menganggap bahwa anak

berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian. Sedangakan

menurut teori Sigmund Freud (Nursalam, 2005), anak berada pada

fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin

perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasikan figure

atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk

meniru tingkah laku orang dewasa disekitarnya.

Page 53: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

39

Anak juga mulai mengenal cita-cita, belajar menggambar,

menulis, dan mengenal angka serta bentuk/warna benda. Pada tahap

ini, orang tua perlu mulai mempersiapkan anak untuk masuk sekolah.

Bimbingan, pengawasan, pengaturan yang bijak, perawatan kesehatan,

dan kasih sayang dari orang tua serta orang-orang di sekelilingnya

sangat diperlukan oleh anak (Nursalam, 2005).

7. Perkembangan Anak

Frankenburg dkk 1981 (Soetjiningsih, 1998), melalui DDST

(Denver Development Screening Test) mengemukakan 4 parameter

perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak :

a. Personal Social (kepribadian/tingkah laku social).

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya

b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar,

memegang suatu benda, dll.

c. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah, dan berbicara spontan

Page 54: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

40

d. Gross motor (Perkembangan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek

perkembangan seperti pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga

dan Balita) yaitu perkembangan :

a. Tingkah laku sosial

b. Menolong diri sendiri

c. Intelektual

d. Gerakan motorik halus

e. Komunikasi pasif

f. Komunikasi pasif

g. Gerakan motorik kasar

Pada prinsipnya cara membagi aspek perkembangan anak tersebut diatas

sama saja, hanya penjabarannya yang berbeda. Frankenbrug membagi

lebih sederhana, sedangkan yang pada program BKB tersebut lebih

dijabarkan lagi.

Banyak “milestone” perkebangan anak yang penting, tetapi

dibawah ini akan disajikan beberapa “milestone” pokok yang harus kita

ketahui dalam mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang

dimaksud dengan “milestone” perkembangan adalah tingkat

perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu. Misalnya :

Page 55: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

41

4-6 minggu :

a. Tersenyum sopan

b. Dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian

12-16 minggu :

a. Menegakan kepala, tengkurap sendiri

b. Menoleh kearah suara

c. Memegang benda yang ditaruh ditangannya

20 minggu :

Meraih benda yang didekatkan kepalanya

26 minggu :

a. Dapat memindahkan benda dari sutu tangan ketangan lainnya

b. Duduk, dengan bantuan kedua tangannya kedepan

c. Makan biscuit sendiri

9-10 bulan :

a. Menunjuk dengan jari telunjuk

b. Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk

c. Merangkak

d. Bersuara da...da...

13 bulan :

a. Berjalan tanpa bantuan

b. Mengucapkan kata – kata tunggal

Dengan kita mengetahui berbagai “milestone” pokok ini, maka kita

dapat mengetahui apakah seorang anak perkembangannya terlambat

Page 56: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

42

ataukah masih dalam batas-batas normal.Kalau ada kecurigaan, kita dapat

melakukan tes skrining, antara lain DDST. Sehingga deteksi dini dan

intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh kembang anak dapat lebih

optimal.

Perkembangan mental (SKALA YAUMIL – MIMI) (IDAI, 2002)

Gerakan – gerakan kasar dan halus, emosi, social, perilaku, bicara :

a. Perkembangan balita

1) Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya

yakni prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja

2) Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan :

a) Kesehatan dan gizi yang baik daripada ibu hamil, bayi dan

anak prasekolah.

b) Stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas

3) Keluarga dan KIA-KB mempunyai perna yang penting dalam

pembinaan fisik, mental sosial anak balita

b. Dari lahir sampai 3 bulan

1) Belajar mengangkat kepala

2) Belajar mengikuti obyek dengan matanya

3) Melihat kemuka orang dengan tersenyum

4) Bereaksi terhadap suara/bunyi

5) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,

dan kontak.

6) Menahan barang yang dipegangnya

Page 57: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

43

7) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

c. Dari 3 – 6 bulan

1) Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan

bertopang tangan

2) Mulai belajar meraih benda – benda yang ada dalam jangkauannya

atau diluar jangkauannya

3) Menaruh benda – benda dimulutnya

4) Berusaha memperluas lapangan pandangan

5) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

6) Mulai berusaha mencari benda – benda yang hilang.

d. Dari 6 – 9 bulan

1) dapat duduk tanpa dibantu

2) dapat tengkurep dan berbalik sendiri

3) dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

4) memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

5) memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

6) bergembira dengan melempar benda – benda

7) mengeluarkan kata – kata yang tanpa arti

8) mengenal anggota – anggota keluarga dan takut kepada orang

asing / lain

9) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi

– sembunyian

Page 58: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

44

e. Dari 9 – 12 bulan

1) dapat berdiri tanpa bantuan

2) dapat berjalan dengan dituntun

3) menirukan suara

4) mengulang bunyi yang didengarnya

5) belajar menyatakan satu atau dua kata

6) Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi

sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda –

benda kemulutnya.

7) Berpartisipasi dalam permainan

f. Dari 12 – 18 bulan

1) Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

2) Menyusun 2 atau 3 kotak

3) Dapat mengatakan 5 – 10 kata

4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa cemburu dan rasa bersaing

g. Dari 18 – 24 bulan

1) naik turun tangga

2) menyusun 6 kotak

3) menunjuk mata dan hidungnya

4) menyusun dua kata

5) belajar makan sendiri

6) menggambar garis dikertas atau pasir

7) mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil

Page 59: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

45

8) menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang – orang

yang lebih besar

9) memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan

mereka

h. Dari 2 – 3 Tahun

1) belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

2) membuat jembatan dengan 3 kotak

3) mampu menyusun kalimat

4) mempergunakan kata – kata saya, bertanya, mengerti kata – kata

saya, bertanya,, mengerti kata – kata, yang ditujukan kepadanya

5) menggambar lingkaran

6) bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya

lingkungan lain diluar keluarganya

i. Dari 3 – 4 tahun

1) berjalan – jalan sendiri mengunjungi tetangga

2) berjalan pada jari kaki

3) belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

4) menggambar garis silang

5) menggambar garis silang

6) menggambar orang hanya kepala dan badan

7) mengenal 2 atau 3 warna

8) bicara dengan baik menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya

9) banyak bertanya

Page 60: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

46

10) bertanya bagaimana anak dilahirkan

11) mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang

12) mendengarkan cerita – cerita

13) bermain dengan anak lain

14) menunjukkan rasa sayang kepada saudara – saudaranya

15) dapat melaksanakan tugas – tugas sederhana

j. Dari 4 - 5 tahun

1) melompat dan menari

2) menggambar orang tersiri dari kepala, lengan, dan badan

3) menggambar segi empat dan segi tiga

4) pandai bicara

5) dapat menghitung jari – jarinya

6) dapat menyebut hari – hari dalam seminggu

7) mendengar dan mengulang hal – hal penting dan cerita

8) minat kepada kata baru dan artinya

9) memprotes bila dilarang apa yang diingininya

10) mengenal 4 warna

11) memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar

dan kecil

12) menaruh minat kepada aktifitas orang dewasa

Page 61: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

47

C. Reaksi Sibling (Sibling Rivalry)

Sibling Rivalry yaitu konflik atau perselisihan yang terjadi antar anak

atau perselisihan antar kakak dan adik (Indonesia media.com, 2003). Sibling

Rivalry akan muncul pada anak yang melihat atau merasakan yang

dipengaruhi oleh adik atau kakak yang mempunyai kebutuhan yang istimewa.

Anak akan banyak mengalami rasa kesepian, ketakutan dan kekhawatiran

sehingga muncul reaksi yang paling utama dari anak yaitu kemarahan,

penolakan, kecemburuan dan rasa bersalah yang sangat berlebihan dari anak

(Kozier, 1995).

Sibling Rivalry mengarah pada kecemburuan terhadap saudara

kandung laki – laki maupun perempuan, Menurut Milman & Schaefer (1989),

perasaan itu muncul ketika anak merasa bahwa kasih sayang dan perhatian

orang tuanya tidak lagi diberikan kepadanya karena telah terbagi dengan

kakak atau adik. Hal ini sesuai dengan pendapat Cholid (2004) bahwa sibling

rivalry adalah perasaan permusuhan dan cemburu antara saudara kandung

dimana kakak atau adik bukan sebagai teman berbagi tetapi sebagai saingan

bagi dirinya.

Dikalangan anak sibling rivalry lebih beraneka ragam. Menurut

Harlock (1978), pada sibling rivalry ada dua macam reaksi :

1. Bersifat langsung, yang dimunculkan dalam bentuk perilaku agresif

mengarah ke fisik, seperti menggigit, memukul, mencakar, melukai, dan

menendang atau usaha yang dapat diterima secara sosial untuk

mengalahkan saingannya.

Page 62: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

48

2. Bersifat tidak langsung, yang bersifat lebih halus sehingga sukar untuk

dikenali, seperti mengompol, pura – pura sakit, menangis dan menjadi

nakal.

Reaksi sibling rivalry pada anak dapat diekspresikan dengan berbagai

macam antara lain dengan cara agresif (memukul, dan melukai), dan regresi

(suka mengompol, dan menjadi kolokan (manja), rewel) ataupun dengan

berekspresi memandangi kakak atau adik dengan tajam, menggunakan bibir,

menangis, serta menjadi pendiam (Priatna & Yulia, 2006). Digambarkan pula

oleh Gibbens (1947) bahwa anak biasanya mengungkapkan dengan hal – hal

yang tidak diduga-duga seperti merebut makanan atau mainan adiknya dengan

paksa, menggigit, mencakar, memarahinya, membentak bahkan ada kakak

yang memaki adiknya dengan kasar.

Menurut Wong (1999), perhatian yang diberikan oleh ibu pada adik

atau kakak yang punya kebutuhan istimewa akan menimbulkan perasaan

tersinggung, cemburu dalam diri anak sehingga anak akan mendistorsikan

atau membiaskan perasaan mereka terhadap rasa kehilangan dalam dirinya,

namun ada anak yang mempunyai kesulitan dan menyelesaikan kondisi ini

yaitu dengan mengeluarkan keluhan yang sangat berlebihan yaitu :

1. Anak menjadi suka mengompol.

2. Anak suka mengeluh sakit kepala.

3. Anak mengalami perubahan dalam penampilan disekolah.

4. Anak menjadi takut untuk sekolah.

Page 63: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

49

5. Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola

tidurnya.

6. Anak menjadi takut terluka.

7. Anak mengalami gangguan depresi dan menderita kegelisahan akan

perpisahan.

Anak pada masa prasekolah ini merupakan tahap awal anak dalam

memahami rasa kesendirian dan ketidakmampuan dengan mengatasi

semuanya sendiri, anak belajar untuk mengembangkan rasa sosial dalam

dirinya namun pada masa ini anak sering mengalami kegagalan yaitu terjadi

pengrusakan proses pembelajaran disekolah dan perilaku yang tidak dewasa

dari anak yaitu anak tidak bisa toleran terhadap kedisplinan dan standar umum

yang dipaksakan emosi anak menjadi sangat labil (Wong’s, 1999).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sibling rivalry yaitu

karakter atau temperamen anak mempengaruhi hubungannya dengan

saudaranya. Ada anak yang sensitive, gampang marah, dan jengkel atau susah

beradaptasi. Bila anak dalam keadaan capai, lapar atau bosan anak akan

menjadi gampang tersinggung dan anak yang memiliki kelemahan, kurang

terampil dalam bahasa atau interaksi sosial biasanya akan sangat mudah sekali

mengalami konflik dengan saudaranya disamping itu sarana yang disediakan

oleh orang tua seperti televisi ternyata juga sangat berpengaruh sekali

terhadap pembentukan karakter dalam diri anak (Indonesia Media.com, 2003).

Faktor penyebab sibling rivalry antara lain karena orang tua membagi

perhatian kepada orang lain, mengidolakan anak tertentu pengliharaan rasa

Page 64: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

50

kesal orang tua serta kurangnya pemahaman diri (Mulyadi, 2000). Sedangkan

menurut Priatna & Yulia (2006) menyebutkan faktor penyebab sibling rivalry

adalah faktor internal dan faktor eksternal yaitu :

1. Faktor internal

Faktor yang tumbuh dan yang berkembang dari dalam diri anak itu

sendiri, seperti temperamen, sikap masing – masing anak dalam mencari

perhatian orang tua, perbedaan usia dan jenis Kelamin, ambisi anak untuk

mengalahkan anak yang lain.

2. Faktor eksternal

Faktor yang disebabkan karena sikap orang tua yang salah dalam

mendidik anak – anaknya, seperti sikap membanding – bandingkan,

adanya anak emas diantara anak lain.

Kedatangan anggota baru atau adik – adiknya menjadi subsistem yang

sangat nyata untuk terjadi sibling rivalry dan mempunyai seorang adik atau

kakak sangatlah penting. Hubungan ini berfungsi sebagai laboratorium untuk

anak dalam mengembangkan hubungan keterampilan interaksi sosial anak,

dimana anak akan saling bertemu dengan teman sebaya, anak – anak akan

saling belajar memberi dukungan, memerah, marah, bernegoisasi, bekerja

sama, saling meniru satu sama lain. Dalam hubungan dengan saudara kandung

anak akan mulai belajar meniru berbagai peran yang ada guna memasuki

dunia luar diluar lingkungan keluarga, dalam menciptakan hubungan ini anak

akan saling terbuka dan secara jujur akan timbul ketidakcocokan dan anak

Page 65: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

51

akan sangat sulit dalam pengungkapan perasaan, bekerja sama serta bersaing

dengan teman sebaya (Minuchin dalam Friedman 1998).

Perasaan sibling rivalry biasanya terjadi pada 2 anak atau lebih yang

usianya berdekatan. Sibling rivalry biasanya lebih lazim terjadi ketika jarak

usia anak antara 1 – 3 tahun. Sibling rivalry akan lebih terlihat ketika umur

mereka 3 – 5 tahun pada anak – anak dan terjadi lagi pada umur 8 – 12 tahun

pada usia sekolah, dan pada umumnya, sibling rivalry lebih sering terjadi pada

anak yang berjenis kelamin sama dan khususnya perempuan (Milman &

Schaefer, 1981).

Menurut Bakwin & Bakwin (1972), sibling rivalry cenderung menjadi

lebih sering ketika anak yang lebih tua (kakak) usianya antara 2 – 4 tahun

ketika adik dilahirkan, karena pada usia ini anak menjadi sadar akan kasih

sayang orang tuanya.

Orang tua adalah kunci yang mungkin mempengaruhi sibling rivalry,

namun orang tua pula yang dapat memperkecil terjadinya sibling rivalry.

Menurut Menurut Milman & Schaefer (1981) ada beberapa peran orang tua

untuk menghindari sibling rivalry didalam keluarga antara lain :

1. Memberikan cinta dan perhatian yang adil pada anak

2. Mempersiapkan anak yang lebih tua terhadap kelahiran adik baru

3. Memperhatikan protes anak terhadap kesalahan orang tua

4. Memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan anak

5. Sharing antara orang tua dengan anak

Page 66: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

52

Menurut Shahriza dkk (2004) hal yang dapat dilakukan orang tua

untuk memperkecil sibling rivalry, antara lain : mempersiapkan anak akan

kelahiran adik, introspeksi diri, menanamkan pendidikan pada diri anak,

diskusi dengan anak dan memberikan sanksi yang sesuai.

Page 67: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

53

D. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti

Gambar 2.1. Skema Konsep Penelitian

Faktor – faktor yang

mempengaruhi pengetahuan :

- Tingkat pendidikan

- Informasi

- Budaya

- Pengalaman

- Sosial budaya

Tingkat Pengetahuan Ibu

Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan dasar Anak yaitu :

1. Kebutuhan Asah

2. kebutuhan Asih

3. Kebutuhan Asuh

Anak usia 3-5 tahun

Sibling Rivalry

Anak usia 3-5 tahun

Dua macam Reaksi :

1. langsung (Perilaku agresif fisik,

seperti mencakar, menggigit dan

mengalahkan saingannya)

2. Tidak langsung (Bersifat lebih halus

seperti mengompol, menangis)

Faktor Eksternal :

sikap orang tua yang salah

dalam mendidik anak

seperti :

1. Sikap membandingkan

Anak

2. Adanya anak emas.

Faktor Internal :

1. Tempramen anak

2. Sikap anak dalam

mencari perhatian

orang tua

3. Perbedaan usia dan

jenis Kelamin

4. Ambisi anak

Faktor–faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang Anak :

1. Faktor dalam

a. Genetik

Perbedaan ras, etnik, atau

bangsa, Keluarga, Umur,

Jenis kelamin, Kelainan

kromosom

b. Hormon

2. Faktor Lingkungan

a. faktor pre natal

b. faktor kelahiran

c. faktor pasca natal

Page 68: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

54

E. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak

dengan reaksi sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun di TK Assyifa Tanjung

Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat.

Page 69: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen

dengan menggunakan rancangan pendekatan cross sectional yaitu pengukuran

variabel yang diperoleh dalam waktu yang bersamaan (Arikunto, 1998).

Berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang

anak dan reaksi sibling rivalry.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002).

Penelitian ini dilakukan di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi

Subang Jawa Barat. Sebagai populasi penelitian adalah seluruh orangtua

siswa TK Assyifa yang berjumlah 48 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2002), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sesuai dengan kriteria yang ditentukan maka sampel

diambil sebanyak 30 orangtua murid TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul

Patok Beusi Subang Jawa Barat yang merupakan jumlah sampel minimum

yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang disyaratkan.

Page 70: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

56

3. Metode Penentuan Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non

probability sampling yaitu teknik yang tidak memberi peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel dengan teknik purposive sampling (sampel bertujuan)

karena adanya tujuan tertentu dari peneliti (Nursalam, 2003). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

purposive sampling yaitu dengan menentukan jumlah responden sesuai

dengan kriteria yang ditentukan. Dalam memilih subjek penelitian yang

akan dijadikan sampel, peneliti mengacu pada 2 kriteria yaitu :

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu bisa baca tulis

2) Ibu yang mempunyai anak umur 3 – 5 tahun di TK Assyifa

3) Ibu bersedia menjadi responden

4) Ibu yang mendampingi anaknya saat sekolah

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu yang mempunyai anak dalam keadaan sakit

2) Ibu yang mempunyai anak yang apatis

3) Ibu yang mempunyai anak kelainan genetik.

4) Anak yang didampingi oleh pengasuh anak.

5) Ibu yang mempunyai anak usia < 3 tahun dan > 5 tahun

Page 71: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

57

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok

Beusi Subang Jawa Barat, adapun waktu yang digunakan pada bulan Juli –

Agustus 2008.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan

mengakibatkan perubahan lain dan variabel terikat. Variabel independen

(bebas) pada penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Tumbuh Kembang Anak.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel independen (bebas) yaitu Reaksi Sibling

Rivalry Pada Anak Usia 3 – 5 Tahun

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu yaitu variabel yang mengganggu hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen, variabel pengganggu

dalam penelitian ini adalah :

a. Komunikasi dalam keluarga kurang

Komunikasi ini bersifat sangat fleksibel dalam keluarga sehingga

peneliti tidak dapat mengendalikan karena masing-masing keluarga

Page 72: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

58

punya ciri-ciri tersendiri untuk berkomunikasi dengan anggota

keluarga terutama dengan anak-anak.

b. Kesibukan ibu

Peneliti tidak dapat membatasi aktivitas ibu karena selalu aktif pada

Kesibukan sehari-hari namun ibu diharapkan dapat meluangkan waktu

untuk mendampingi anak dalam keseharian.

c. Program televisi

Program acara televisi tidak dapat dikendalikan oleh peneliti namun

peneliti mengharapkan ibu selalu mendampingi anak saat

menyaksikan program acara televisi dan memberikan bimbingan.

d. Genetika

Peneliti mengendalikan dengan cara memilih sampel yang sesuai yaitu

anak pra sekolah (3 – 5 tahun)

e. Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga tidak dapat dikendalikan karena lingkungan

keluarga mereka beraneka ragam.

Variabel pengganggu dalam penelitan ini dikendalikan (tidak diteliti)

Page 73: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

59

E. Hubungan antar Variabel

Gambar 3.1. Hubungan Antar Variabel

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

F. Definisi Operasional

1. Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Anak

Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak adalah nilai yang

dianut oleh ibu tentang perubahan anak dari masa bayi berubah menjadi

anak yang lebih besar dan memiliki kemampuan yang lebih, dimana anak

akan banyak mengalami perubahan dari segi fisik maupun tingkat

penyesuaian terhadap lingkungan serta anak berkembang dan tumbuh

sehat sesuai dengan, jenis kelamin dan tingkatan umur sebagaiaman

Variabel Bebas :

Tingkat pengetahuan

ibu tentang tumbuh

kembang anak

Variabel Terikat :

Reaksi sibling rivalry

pada anak usia 3-5

tahun

Variabel Pengganggu :

- Komunikasi dalam

keluarga kurang

- Kesibukan ibu

- Program TV

- Genetika

- Lingkungan keluarga

Page 74: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

60

termuat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Skor hasil persentase di

intepretasikan sebagai berikut :

Baik : Apabila jumlah jawaban bernilai benar 76 – 100 %

Cukup : Apabila jumlah jawaban bernilai benar 56 – 75 %

Kurang baik : Apabila jumlah jawaban bernilai benar 40 – 55 %

Tidak baik : Apabila jumlah jawaban benilai benar < 40 %

Skala pengukuran : ordinal

2. Reaksi Sibling Rivalry

Reaksi sibling rivalry adalah pertengkaran pada anak akibat

cemburu pada kakak atau adik dan anak tidak mendapat perhatian dari

orang tuanya sehingga anak merasa tersisihkan dari keluarga dan anak

akan melampiaskan dengan bentuk kemarahan, memukul, mengompol,

tidak mau bergaul dengan kakak atau adiknya, menyendiri. Skor hasil

diintepretasikan sebagai berikut :

Tinggi : skor (µ + 1,0.σ) ≤ X

Sedang : skor (µ – 1,0.σ) ≤ X < (µ + 1,0.σ)

Rendah : skor X < (µ – 1,0.σ)

Skala pengukuran : ordinal

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan

sejumlah pertanyaan yang disusun berupa kuesioner yang bersifat tertutup.

Lembar kuesioner dibagikan dan diisi oleh responden dengan cara :

Page 75: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

61

1. Mengisi identitas responden dan identitas anak

2. Responden menjawab pertanyaan-pertanyaan informative tentang apa

yang telah diketahui dan didengar mengenai tumbuh kembang anak.

3. Kuesioner lalu dikumpulkan kembali

4. Kuesioner telah diisi akan dicocokkan dengan kunci masing-masing

jawaban.

H. Instrumen Penelitian

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak

Instrumen yang digunakan untuk penelitian adalah kuesioner berupa

30 butir pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang

tumbuh kembang anak dengan indikator yaitu : pengertian tentang tumbuh

kembang, tingkat perkembangan anak, peran ibu dalam perkembangan

anak, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, kebutuhan

asuh pada anak, kebutuhan asih pada anak, kebutuhan asah pada anak dari

pertanyaan kuesioner tersebut diberi skor. Terdapat tiga alternatif jawaban

dalam setiap butir pertantaan. Berdasarkan sejumlah pertanyaan pada

kuesioner tersebut kemudian diberi skor 1 apabila jawaban benar dan bila

jawaban salah diberi skor 0.

Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk

pengumpulan data tentang tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang.

Page 76: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

62

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Tumbuh Kembang Anak

N

o Indikator No item Jumlah

1.

2.

3.

4.

Pengertian tentang tumbuh kembang

Tahap Perkembangan Anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak

Peran ibu dalam perkembangan anak

a. kebutuhan asuh

b. kebutuhan asih

c. kebutuhan asah

1,2,3

5,6,7,8,9,

10,11,12,

13,19,20,

23,24,25, 26,27

4,16,17,18,

14,15,28, 29,30

21, 22,

3

11

5

4

5

2

Jumlah 30

2. Reaksi Sibling Rivalry

Instrumen yang digunakan untuk penelitian adalah cheklist yang

berjumlah 30 pertanyaan, dengan alternatif jawaban sering, kadang-kadang

dan tidak pernah. Metode pengumpulan data untuk reaksi sibling rivalry

dengan menggunakan checklist untuk pertanyaan favorable jawaban sering

diberi skor 3, karang-kadang diberi skor 2 sedangkan jawaban tidak

pernah diberi skor 1, demikian sebaliknya untuk pertanyaan unfavorable

jawaban sering diberi skor 1, karang-kadang diberi skor 2 sedangkan

jawaban tidak pernah diberi skor 3.

Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk

pengumpulan data tentang tingkat reaksi sibling rivalry :

Page 77: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

63

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Reaksi Sibling Rivalry

Item Pertanyaan Aspek Indikator

No F UF Jumlah

Perilaku sibling

rivalry

Fisik

Verbal

Non verbal

1,2,3

4,5,6

7,8

1,2,3

4,5

7,8

-

6

-

3

3

2

Faktor penyebab

sibling rivalry

Tempramen

Cari perhatian

Perbedaan usia

Ambisi

Dibandingkan

Anak emas

9,10

11,12

13,14

15,16

17,18

19,20

9,10

11,12

13

-

17,18

19,20

-

-

14

15,16

-

-

2

2

2

2

2

2

Peran orang tua Diperkenalkan

Introspeksi diri

Pendidikan

Diskusi

Sanksi

21,22

23,24

25,26

27,28

29,30

-

-

-

-

-

21,22

23,24

25,26

27,28

29,30

2

2

2

2

2

Jumlah 16 14 30

Keterangan : F = Favourable, UF = Unvafourable

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas atau sering disebut dengan uji coba

instrumen dilakukan dengan tujuan agar diperoleh distribusi nilai hasil yang

mendekati normal sehingga nantinya akan mendapatkan sejauh mana alat ukur

(kuesioner) yang telah disusun memenuhi validitas dan reliabilitas

(Notoadmojo, 2002: 129).

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan di TK Pertiwi pada

bulan Juli 2008 kepada 20 ibu-ibu yang mempunyai anak usia 3- 5 tahun,

selanjutnya butir pertanyaan yang valid itulah yang digunakan dalam

pengambilan data penelitian.

Page 78: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

64

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen yaitu keadaan yang menggambarkan tingkat

instrument tersebut mampu mengukur apa yang diukur (Arikunto, 2002).

Validitas yang diuji pada instrumen ini adalah validitas internal yaitu

berupa validitas butir. Uji validitas untuk yang digunakan pada penelitian

ini adalah dengan analisis butir.

a. Variabel tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak

Sering kali dalam berbagai macam test, skor terhadap jawaban

setiap soal atau item hanya terdiri atas angka 1 dan 0. Angka seperti itu

sama saja dengan kategori benar atau salah (dikotomi). Dalam kasus

yang salah satu variabelnya hanya terdiri atas dua macam, yaitu 1 dan

0, perhitungan koefisien korelasinya dilakukan dengan komputasi

koefisien korelasi point-biserial. (Azwar, 2006). Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

rpb= ( )[ ] [ ])1/(/ ppSxMxMi −−

Keterangan :

Mi = Mean skor X dari seluruh subyek yang mendapat angka 1

pada variabel dikotomi i

Mx = Mean skor dari seluruh subyek

Sx = Deviasi standar skor X

i = Skor pada variabel dikotomi

p = Proporsi subyek yang mendapat angka 1 pada variabel

dikotomi

Page 79: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

65

Hasil uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan yang digunakan

dalam penelitian diperoleh nilai korelasi terendah 0,179 (butir nomor

10) dan tertinggi 0,789 (butir nomor 25), sehingga terdapat dua butir

pertanyaan dinyatakan gugur (butir nomor 10 dan 19), sehingga secara

keseluruhan terdapat 28 butir yang valid. Hal tersebut dikarenakan

korelasi hitung lebih besar dari korelasi tabel (0,44).

b. Variabel reaksi sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun

Cara menguji validitas instrument (kuesioner) variabel reaksi

sibling rivalry pada anak menggunakan rumus Product Moment dari

Pearson (Arikunto, 2002) karena skala pengukuran menggunakan

skala Likert (1, 2, 3) dengan rumus sebagai berikut:

( )( )( ){ } ( ){ }∑∑∑∑

∑ ∑∑Υ−ΥΝΧ−ΧΝ

ΥΧ−ΧΥΝ=

2222xyr

Keterangan:

N : jumlah kuesioner

X : skor pertanyaan

Y : skor total

XY : skor pertanyaan di kali skor total

Untuk mengetahui apakah hasil pengujian valid atau tidak,

maka angka korelasi atau r hitung harus kita bandingkan dengan r tabel

pada α 5% dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan n = 20 yaitu

didapat hasil r tabel sebesar 0,44. Jika r hitung > r tabel, maka butir

soal dianggap valid.

Page 80: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

66

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan diperoleh koefisien

korelasi hitung tertinggi sebesar 0,660 (butir nomor 28) dan koefisien

korelasi hitung terrendah sebesar 0,376 (butir nomor 11), dengan

demikian hanya terdapat satu butir pertanyaan yang memiliki nilai

koefisien korelasi lebih kecil dari koefisien korelasi tabel (0,44), yaitu

butir nomor 11 dinyatakan gugur (hasil selengkapnya ada pada lampiran).

Untuk selanjutnya menggunakan 29 butir pertanyaan yang valid untuk

pengambilan data penelitian dengan membuang butir pertanyaan yang

gugur.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu

intrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Artinya, dapat dipercaya, jadi dapat

diandalkan (Arikunto, 2006 : 178). Menurut Ghozali (2005) bahwa

kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha

Cronbach minimal 0,6.

a. Variabel tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak

Bila suatu test berisi item-item yang berisi skor dikotomi

sedangkan jumlah itemnya sendiri tidak begitu banyak, kadang-kadang

membagi test menjadi dua bagian tidak dapat menghasilkan bagian

yang stara, sedangkan membagi test menjadi lebih dari dua belahan

akan mengakibatkan jumlah item dalam setiap belahan terlalu sedikit.

Bila belahan hanya berisi sedikit item, komputasi reliabilitasnya tidak

Page 81: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

67

dapat menghasilkan estimasi yang cermat. Salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah membelah test tersebut menjadi sebanyak jumlah

itemnya sehingga setiap belahan berisi hanya satu item saja. Kemudian

estimasi reliabilitasnya dilakukan melalui formula alpha yang

disesuaikan, yang dikenal dengan nama formula Kuder-Richardson-20.

(Azwar, 2006).

Rumus formula Kuder-Richardson-20 adalah sebagai berikut:

=− 20KR

−1k

k ( )

−−∑

2

11

Xs

pp

Keterangan :

k = banyaknya item dalam test

2Xs

= varians skor test

p = proporsi subyek yang mendapat angka 1 pada suatu item, yaitu

banyaknya subjek yang mendapatkan angka 1 dibagi oleh

banyaknya seluruh subjek yang menjawab item tersebut

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh tingkat keandalan sebesar

0,907 dengan demikian kuesioner pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang anak yang diuji dinyatakan reliabel.

b. Variabel Reaksi Sibling Rivalry pada anak usia 3-5 tahun

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas pada

penelitian ini adalah rumus alpha yaitu:

Page 82: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

68

( )

−= ∑

2

2

111

1 st

st

k

kr

Keterangan :

r 11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

∑ bσ : jumlah varians butir

: varians total

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien Alpha

Cronbach yang dihasilkan sebesar 0,9050 dimana koefisien tersebut

lebih besar dari 0,6, dengan demikian instrumen penelitian untuk

variabel reaksi sibling rivalry dinyatakan reliabel.

I. Pengolahan dan Metode Analisis Data

1. Metode pengolahan data

Pengolahan data ini menggunakan komputerisasi dengan

menggunakan SPSS for Windows dan dinilai dengan :

a. Editing (penyunting)

Yaitu meneliti kembali data yang telah terkumpul untuk tahap

selanjutnya.

b. Koding (pengkodean)

Yaitu memberi tanda kode untuk memudahkan pengolahan data.

Memberikan kode jawaban dengan cara angka atau kode lain yaitu 1

untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Kode

Page 83: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

69

diberikan disebelah kanan daftar pertanyaan sesuai dengan jawaban

yang diberikan responden.

c. Tabulating (tabulasi)

Yaitu data Disusun dalam bentuk tabel kemudian di analisis.

2. Metode Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini berupa pendeskripsian

data secara kuantitatif yang menggambarkan sesuatu kejadian dalam

bentuk tabel, grafik dan kalimat-kalimat, dimana untuk membuat data

tersebut mengharuskan peneliti untuk melakukan pengukuran terhadap

keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian

lalu mengujinya dengan pengunaan uji statistik. (Riwidikdo, 2007: 9).

Dalam penelitian ini analisis univariat berdasarkan persentase yang

dihasilkan dari proses perhitungan yang telah dilakukan pada awal

proses pengolahan data dan disajikan dalam bentuk tabel. Seluruh

jawaban dari responden akan dianalisis sesuai skor kemudian dibuat

prosentase (Arikunto, 2006:281) sebagai berikut :

%100×=Ρn

x

Keterangan :

P : persentase

x : jumlah nilai yang didapat dari seluruh item pertanyaan

n : jumlah nilai keseluruhan item pertanyaan

Page 84: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

70

Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat

kualitatif untuk menghasilkan kategori pelayanan konseling dari bidan

kemudian ditarik kesimpulannya.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

hubungan antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dan

variabel terikat. Adapun alat analisis data yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel yang berbeda tersebut,

adalah korelasi spearman rho. Rumus ini digunakan mengingat skala

data yang dipergunakan adalah skala data ordinal dan disusun dalam

kategori. Untuk mengetahui hubungan antara variabel tingkat

pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan reaksi sibling

rivalry menggunakan uji Korelasi Spearman Rho. Adapun rumus yang

digunakan untuk uji hipotesis dengan uji Korelasi Spearman Rho

adalah :

( )16

12

2

−−= ∑

nn

biρ

Keterangan :

ρ : koefisien korelasi spearman rank

bi : beda antara jenjang setiap subyek

n :jumlah anggota sample

Interpretasi hasil jika ρ hitung > ρ tabel maka hipotesis diterima

atau dengan kata lain Ho ditolak artinya ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan reaksi sibling

Page 85: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

71

rivalry pada anak usia 3 – 5 tahun di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul

Patok Beusi Subang Jawa Barat.

J. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

studi pendahuluan di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang

Jawa Barat. Tahap ini meliputi penyusunan dan seminar proposal serta

pengurusan surat izin penelitian.

2. Tahap Uji Coba

Meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, dilakukan sebelum

penelitian hal ini bertujuan untuk mengetahui kuesioner dan cheklist yang

peneliti susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur.

Rencana uji coba instrumen akan dilakukan di TK Pertiwi Tanjung Patok

Beusi Subang Jawa Barat.

3. Tahap Analisa Data

Setelah Pengumpulan data selanjutnya dilakukan penyuntingan dan

kemudian dilanjutkan dengan penabulasian dan pengelompokkan data

yang mana pada tahap ini hasil pada penelitian akan dianalisa

menggunakan uji hipotesis yang telah ditetapkan.

4. Tahap Penyajian Hasil Penelitian

Setelah data dianalisis, dilakukan pembahasan tentang

karakteristik responden, gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang

Page 86: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

72

tumbuh kembang dan gambaran reaksi sibling rivalry pada anak di TK

Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat.

Page 87: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak (TK) Assyifa. TK Assyifa

merupakan salah satu TK yang terdapat di wilayah Kelurahan Tanjung Rasa

Kidul, Kecamatan Patok Beusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. TK Assyifa

berdiri pada tanggal 22 Februari 2007, menempati area lahan seluas 300 m2

yang dibangun secara gotong-royong oleh warga sekitar. TK Assyifa memiliki

3 ruangan yaitu dua ruang kelas dan satu ruang guru. Jumlah murid TK

Assyifa pada tahun 2007 berjumlah 40 anak dengan dua orang pengajar, pada

tahun 2008 jumlah anak didik meningkat menjadi 48 anak dan memiliki 3

orang pengajar.

TK Assyifa hingga saat ini memiiki 5 orang tenaga pengajar yang

terdiri dari kepala sekolah, 3 orang guru dan satu orang pesuruh. Murid TK

Assyifa dibagi dalam dua kelas yaitu kelas A sebanyak 20 anak dan kelas B

terdiri dari 28 anak. TK Assyifa dilengkapi dengan fasilitas tempat bermain

yang cukup seperti ayunan, prosotan, jungkat-jungkit dan sebagainya.

B. Profil Responden

1. Umur Ibu

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur ibu

dapat diketahui sebagai berikut :

Page 88: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

74

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur Ibu

No. Umur Jumlah Persentase (%)

1 20-25 3 10

2 26-30 15 50

3 31-35 12 40

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 4)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur termuda adalah ibu

berusia 24 tahun dan umur tertua berusia 35 tahun, sehingga rentang umur

responden adalah antara 24 hingga 35 tahun. Sebagian besar responden

berusia antara 26 hingga 30 tahun yaitu sejumlah 15 orang atau 50%.

2. Pendidikan Ibu

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang

pendidikan formal yang ditempuh oleh responden. Adapun distribusi

frekuensi karekteristik responden berdasarkan pendidikan ibu adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenjang Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tamat SD 10 33,33

2 Tamat SLTP 10 33,33

3 Tamat SLTA 10 33,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki latar belakang pendidikan dalam proprosi yang sama

yaitu tamat SD, tamat SLTP dan tamat SLTA masing-masing sejumlah 10

orang atau 33.33%

Page 89: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

75

3. Pekerjaan Ibu

Jenis pekerjaan yang responden lakukan sehari-hari adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 IRT 22 73,3

2 Buruh 7 23,3

3 Wiraswasta 1 3,3

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 4)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah

ibu rumah tangga, yaitu sejumlah 22 orang dari sejumlah 30 responden.

4. Jumlah Anak

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jumlah Anak

No. Jumlah anak Jumlah Persentase (%)

1 2 orang 20 66,7

2 3 orang 8 26,7

3 4 orang 2 6,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden memiliki anak 2 orang yaitu sejumlah 20 responden atau

66.7%

5. Umur Anak

Umur anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang

diamati berusia 3-5 tahun dan bersekolah di TK Assyifa sesuai dengan

Page 90: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

76

kriteria inklusi yang disyaratkan. Adapun distribusi frekuensi umur anak

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur Anak

No. Umur Jumlah Persentase (%)

1 4 tahun 9 30

2 5 tahun 21 70

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 4)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak yang

diamati tumbuh-kembangnya berusia lima tahun, yaitu sejumlah 21 orang

atau 70%.

6. Jenis Kelamin Anak

Distribusi frekuensi karekteristik responden berdasarkan jenis

kelamin anak yang diamati adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin Anak

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 17 56.7

2 Perempuan 13 43.3

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar

jenis kelamin anak yang diamati adalah laki-laki, yaitu sejumlah 17 anak

atau 56.7%.

Page 91: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

77

C. Analisis Data

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak

Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dapat

diketahui dengan mengukur pengetahuan dengan menggunakan 28 butir

pertanyaan dalam kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan

pengkategorian tingkat pengetahuan menjadi tidak baik, kurang baik,

cukup baik dan baik. Namun dalam penelitian ini tidak ada responden

yang memiliki tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang anak

termasuk dalam kategori baik. Adapun distribusi frekuensi tingkat

pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7.

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh

Kembang Anak di TK Assyifa, Tanjung Rasa Kidul,

Patok Beusi, Subang, Jawa Barat Tahun 2008

No. Tingkat

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak Baik 1 3.3

2 Kurang Baik 13 43.3

3 Cukup Baik 16 53.4

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 5)

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang

anak termasuk dalam kategori cukup baik, yaitu sejumlah 16 orang atau

53,4% dari sejumlah 30 responden.

2. Sibling Rivalry

Intensitas Sibling Rivalry pada anak usia 3-5 tahun dapat diketahui

berdasarkan tanggapan ibu tentang reaksi Sibling Rivalry dengan

Page 92: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

78

menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan

pengkategorian intensitas Sibling Rivalry menjadi tinggi, sedang dan

rendah. Adapun distribusi frekuensi reaksi Sibling Rivalry pada anak usia

3-5 tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8.

Distribusi Frekuensi Intensitas Sibling Rivalry pada Anak Usia 3-5 Tahun

di TK Assyifa, Tanjung Rasa Kidul, Patok Beusi,

Subang, Jawa Barat Tahun 2008

No. Sibling Rivalry Jumlah Persentase (%)

1 Rendah 3 10

2 Sedang 21 70

3 Tinggi 6 20

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 5)

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden memiliki anak dengan intensitas sibling rivalry termasuk

dalam kategori sedang, yaitu sejumlah 21 orang atau 70% dari sejumlah 30

responden.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sibling Rivalry

Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang

anak dengan reaksi Sibling Rivalry dapat diketahui baik secara deskriptif

maupun statistik. Analisis deskriptif dapat dilakukan dengan tabel silang

(cross tabulation) dan persentase dari kedua varibel tersebut sebagai

berikut :

Page 93: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

79

Tabel 4.9.

Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak

dengan Intensitas Sibling Rivalry pada Anak Usia 3-5 Tahun

di TK Assyifa, Tanjung Rasa Kidul, Patok Beusi,

Subang, Jawa Barat Tahun 2008

Sibling Rivalry No.

Tingkat

Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi Total

Jml 0 0 1 1 1 Tidak Baik

% 0 0 3.3 3.3

Jml 0 9 4 13 2 Kurang Baik

% 0 30 13.3 43.3

Jml 3 12 1 16 3 Cukup Baik

% 10 40 3.3 53.3

Jml 3 21 6 30 Total

% 10 70 20 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 5)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pengetahuan termasuk dalam kategori cukup

baik, yaitu 53.3% serta memiliki anak dengan intensitas Sibling Rivalry

termasuk dalam kategori sedang, yaitu 70%, dengan demikian dari

sejumlah 53.3% atau 16 responden yang memiliki tingkat pengetahuan

tentang tumbuh kembang anak tersebut, sebagian besar memiliki anak

dengan intensitas Sibling Rivalry termasuk dalam kategori sedang. Untuk

mengetahui hubungan kedua variabel tersebut bermakna secara statistik

atau tidak, maka dilakukan analisis korelasi Spearman Rho dengan hasil

sebagai berikut :

Page 94: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

80

Tabel 4.10.

Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Spearman Rho

Variabel r hitung Sig.p Keterangan

Tingkat pengetahuan Ibu

tentang tumbuh kembang

anak dengan reaksi Sibling

Rivalry pada anak usia 3-5

tahun

-0,478 0,008

Sig. p 0,008 < 0,05

; ada hubungan

yang signifikan

Sumber : Data Primer Diolah, 2008 (Lampiran 5)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai r hitung

sebesar -0,478 (arah negatif), pada signifikansi 0,008 dimana signifikansi

tersebut lebih kecil dari 5% (sig p. 0,008 < 0,05), dengan demikian ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang anak dengan reaksi Sibling Rivalry pada anak usia 3-5 tahun.

Arah hubungan yang negatif tersebut menandakan bahwa jika tingkat

pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak semakin baik, maka reaksi

Sibling Rivalry pada anak usia 3-5 tahun dapat ditekan (semakin rendah).

D. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pengetahuan tentang tumbuh-kembang anak termasuk

dalam kategori cukup baik, yaitu sejumlah 16 orang atau 53,3% dari

sejumlah 30 orang yang diteliti sebagai responden penelitian. Responden

lainnya diketahui bahwa 13 orang (43,3%) memiliki tingkat pengetahuan

dalam kategori kurang baik, serta 1 orang (3,3%) memiliki tingkat

Page 95: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

81

pengetahuan dalam kategori tidak baik, dengan demikian masih banyak

pula responden yang tidak mengetahui tumbuh kembang anak.

Tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang anak termasuk dalam

kategori cukup baik tersebut artinya setelah dilakukan tes kemampuan

dengan menggunakan kuesioner, sebagian besar ibu memiliki pengetahuan

dalam kategori cukup baik dengan memiliki jawaban benar 56 hingga

75%. Empat indikator pengetahuan tentang tumbuh kembang anak yang

diteliti dalam penelitian ini yaitu pengertian tentang tumbuh kembang,

tahap perkembangan anak, faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak dan peran ibu dalam mendukung perkembangan anak

yaitu kebutuhan asah, asih dan asuh.

Menurut Notoatmodjo (2003) semakin meningkatnya pengetahuan

dan pemahaman seseorang terhadap sesuatu hal, dalam penelitian ini

adalah pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak, sehingga dapat

meningkatkan tingkat pengetahuan ibu. Hal tersebut dikarenakan dengan

pengetahuan yang baik maka akan pembentukan perilaku yang baik pula.

Selain itu menurut Notoatmodjo (1997) bahwa pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan,

informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

Pendidikan dapat mengubah pengetahuan karena dalam proses

disampaikan informasi bahan atau materi pendidikan sedemikian rupa,

sehingga tujuan pendidikan misalnya tingkat pengetahuan tercapai.

Penyuluhan dengan berbagai metode dan media dapat mengubah

Page 96: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

82

pengetahuan. Sumber informasi pengetahuan diperoleh dari berbagai

sumber misalnya di posyandu, radio dan televisi. Tingkat pendidikan

sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi. Masyarakat

dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih baik mempertahankan

tradisi-tradisi, sehingga sulit menerima informasi baru (Suhardjo, 2005)

2. Reaksi Sibling Rivalry pada Anak Usia 3-5 Tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki anak umur 3-5 tahun dengan intensitas reaksi Sibling Rivalry

termasuk dalam kategori sedang, yaitu sejumlah 21 orang atau 70%,

sedangkan responden lainnya menyatakan bahwa 6 anak (20%) memiliki

reaksi sibling rivalry dalam kategori tinggi serta 3 anak (10%) memiliki

reaksi sibling rivalry termasuk dalam kategori rendah, dengan demikian

kehadiran adik baru dalam keluarga menimbulkan reaksi sibling rivalry

pada kakak.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa reaksi sibling rivalry pada anak

usia 3-5 tahun termasuk dalam kategori sedang, yang artinya setelah

dilakukan pengamatan oleh orang tua (ibu) kemudian diperoleh data

pengukuran dengan menggunakan kuesioner, maka diketahui bahwa

sebagian besar ibu menyatakan bahwa reaksi sibling rivalry pada anak usia

3-5 tahun terletak di antara (µ – 1,0.σ) dan (µ + 1,0.σ). Tiga indikator

reaksi sibling rivalry pada anak yang diteliti dalam penelitian ini yaitu

perilaku fisik, verbal dan non verbal, faktor penyebab dan peran orang tua.

Page 97: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

83

Menurut Indonesiamedia.com (2008) Sibling Rivalry adalah konflik

atau perselisihan yang terjadi antar anak atau perselisihan antara kakak dan

adik. Lebih lanjut Kozier (1995) mengungkapkan bahwa anak akan

banyak mengalami kesepian, ketakutan dan kekhawatiran sehingga

muncul reaksi yang paling utama dari anak yaitu kemarahan, penolakan,

kecemburuan dan rasa bersalah yang sangat berlebihan pada anak.

Perasaan tersebut muncul ketika anak merasa bahwa kasih sayang dan

perhatian orang tuanya tidak lagi diberikan kepadanya karena telah terbagi

dengan kakak atau adik.

Menurut Harlock (1978), ada dua reaksi Sibling Rivalry yaitu reaksi

yang bersifat langsung dan tidak langsung. Reaksi langsung yang

dimunculkan dalam bentuk perilaku agresif mengarah ke fisik seperti

menggigit, memukul, mencakar, melukai dan menendang atau usaha yang

dapat diterima secara sosial untuk mengalahkan saingannya, sedangkan

reaksi yang bersifat tidak langsung bersifat lebih halus sehingga sukar

untuk dikenali seperti mengompol, pura-pura sakit, menangis dan menjadi

nakal.

Menurut Priatna dan Yulia (2006), menyebutkan bahwa faktor

penyebab Sibling Rivalry meliputi faktor internal (dalam diri anak) dan

eksternal (orang tua dan lingkungan), Reaksi sibling rivalry pada anak

dapat diekspresikan dengan berbagai macam antara lain dengan cara

agresif (memukul, dan melukai), dan regresi (suka mengompol, dan

menjadi kolokan (manja), rewel) ataupun dengan berekspresi memandangi

Page 98: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

84

kakak atau adik dengan tajam, menggunakan bibir, menangis, serta

menjadi pendiam.

Beberapa faktor yang mempengaruhi Sibling Rivalry antara lain

karakter atau temperamen anak itu sendiri dalam hubungannya dengan

saudaranya seperti anak yang sensitif, gampang marah dan jengkel atau

susah beradaptasi (Indonesiamedia.com, 2008).

Faktor lainnya adalah karena orang tua membagi perhatian kepada

orang lain, mengidolakan anak tertentu, mengalihkan rasa kesal orang tua

serta kurangnya pemahaman diri, selain itu sarana yang diberikan oleh

orang tua seperti televisi ternyata juga sangat berpengaruh sekali terhadap

pembentukan karakter dalam diri anak (Mulyadi, 2000).

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Anak

dengan Reaksi Sibling Rivalry anak Usia 3-5 Tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh-kembang anak dengan

reaksi Sibling Rivalry pada anak usia 3-5 tahun. Hasil analisis korelasi

Spearman Rho menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,478

dalam arah negatif (-0,478) dengan signifikansi 0,008 dimana signifikansi

tersebut kurang dari 5% (Sig. p 0.008 < 0.05), dengan demikian hipotesis

alternatif yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Arah hubungan

yang negatif tersebut menandakan bahwa jika tingkat pengetahaun ibu

tentang tumbuh-kembang anak semakin baik, maka dapat menekan

intensitas atau reaksi Sibling Rivalry pada anak usia 3-5 tahun.

Page 99: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

85

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan salah satu

faktor predesposisi dalam mempengaruhi perilaku seseorang, dalam

penelitian ini adalah pengetahuan yang baik tentang tumbuh kembang

anak maka dapat menjadi salah satu faktor predesposisi bagaimana

menerapkan pendidikan anak di lingkungan keluarga, terutama dalam

merencanakan kehadiran saudara baru bagi anak sehingga nantinya tidak

menimbulkan konflik bagi anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pengetahuan tumbuh

kembang yang baik yang meliputi pemenuhan kebutuhan asuh, asih dan

asah, maka reaksi sibling rivalry pada anak dapat ditekan seminimal

mungkin. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Soetjiningsih (2000),

bahwa kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar

dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu kebutuhan fisik (asuh),

kebutuhan kasih sayang (asih) dan kebutuhan latihan (asah).

Page 100: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan reaksi Sibling Rivalry pada

anak umur 3-5 tahun di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang

Jawa Barat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak sebagian besar

termasuk dalam kategori cukup baik (53,4%)

2. Intensitas reaksi Sibling Rivalry pada anak usia 3-5 tahun sebagian besar

termasuk dalam kategori sedang (70%)

3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang

tumbuh-kembang anak dengan reaksi Sibling Rivalry pada anak usia 3-5

tahun. Hasil analisis korelasi Spearman Rho menunjukkan koefisien

korelasi sebesar 0,478 dalam arah negatif, dengan signifikansi 0,008 <

0.05 dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam

penelitian ini diterima. Jika semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang

tumbuh-kembang anak, yang meliputi pola pengasuhan asuh, asih dan

asah, maka reaksi Sibling Rivalry pada anak dapat ditekan seminimal

mungkin.

Page 101: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

87

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan antara lain :

1. Bagi TK Assyifa, hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

salah satu bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan dengan

menanamkan pengertian pada anak betapa pentingnya kehadiran saudara

dalam keluarga sehingga anak bersikap baik terhadap kakak atau adiknya,

dengan demikian dapat menekan Sibling Rivalry pada anak tentunya

dengan memberikan pola pengasuhan asuh, asih dan asah karena sekolah

merupakan lingkungan pendidikan yang kedua bagi anak setelah keluarga.

2. Bagi STIKES Surya Global Yogyakarta, khususnya ilmu keperawatan

hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

kepustakaan dalam menambah wawasan keilmuan terutama dalam hal

pentingnya pengetahuan tentang tumbuh kembang anak dalam kaitannya

dengan reaksi Sibling Rivalry pada anak.

3. Bagi Orang tua, hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

tambahan pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan pendidikan di

lingkungan keluarga khususnya masalah Sibling Rivalry pada anak

sehingga dengan pengetahuan tentang tumbuh kembang anak yang baik

yang meliputi pola asuh, asih dan asah, maka dapat memberi pengarahan

dan pengertian pada anak agar tidak terjadi Sibling Rivalry yang berat pada

anak karena dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian sejenis,

hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

Page 102: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

88

referensi tentunya dengan memperhatikan kelemahan dan keterbatasan

penelitian ini. Misalnya melakukan penelitian dengan melibatkan variabel

lain yang berkaitan dengan intensitas reaksi Sibling Rivalry, melibatkan

variabel pengganggunya, menganalisis karakteristik responden

dihubungkan dengan reaksi Sibling Rivalry, melakukan penelitian dengan

membandingkan pada kelompok umur lainnya serta dapat menambah

jumlah responden dan lain sebagainya.

Page 103: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H.M (2000), Peran Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkatkan Kualitas

Tumbuh Kembang Anak, Medika 2 (26) : 104 – 111.

Arikunto, S., 2003, Prosedur Penelitian Suatu Pengujian Reabilitas, Edisi Revisi

V, Rineka Cipta, Jakarta.

Bakwin, Harry & Bakwin, Ruth. M. (1972). Behavior Disorder In Children, New

York: W.B Saunder Company.

Cholid, Nirmala.S. (2004). Mengenali Stres Anak Dan Reaksinya. Jakarta :

Nirmala.

Dharmawanto, R (1991), Peranan Gizi pada Tumbuh Kembang Balita, Majalah

Kedokteran Indonesia, Jakarta.

Friedman, Marilyn M.1998. Keperawatan Keluarga, Edisi 3, Jakarta, EGC.

Gibbens, J. (1947). The Care Of Children From One To Five, London : Portman

Square

Hurlock, Elizabeth.B (1998), Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

Internet (2003). Http: /www.Indonesia Media Online Family Parenting.

Com/cetak/10/06/03/Reaksi Sibling Rivalry pada anak.

Internet, (2005) Http: /www.Pikiran – Rakyat. Com/cetak/o4o3/15/0801, Html.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2002. Tumbuh Kembang Anak dan remaja

Pertama. Jakarta. Sagung Seto

Kozier, B. (1995). Fundamental Of Nursing Concepts, Process and practice and

prantice Fifth Edition, Addison Wesley Publishing Company California

Millman, Howard L & Schaefer, E. (1989). How To Help Children With Common

Problem. New York : Von Nostrandrein Hold

Mulyadi, Seto. (2000). Mengapa Mereka Cemburu. http://

google.com/siblingrivalry/indo-net, Dunia-Pemandu Internet Indonesia.

Html.

Notoatmodjo, S, (1997), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : PT Rineka Cipta

Page 104: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

Notoatmodjo, S (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, edisi kedua, PT Rineka

Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Notoatmojo, S (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi ketiga, Alfabeta,

Bandung.

Nursalam, M.Nurs (Hons), Susilaningrum, Rekawati, SST, Utami, Sri, S Kep,

(2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan),

edisi pertama, Salemba Medika, Jakarta.

Priatna, Chollite & Yulia, A.(2006). Mengatasi Persaingan Saudara Kandung

Pada Anak – Anak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Riwidikdo, H. S.Kp. (2006), Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis

Data Dalam Penelitian Kesehatan, Media Cendikia Press, Jogjakarta.

Saifudin, Azwar, Drs, MA. (2008), Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Shahriza, dkk. (2004), Kesehatan Lingkungan dan Keluarga, Kanisius, Yogyakarta.

Soetjiningsih (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Soetjiningsih (2002), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Suganda, Tanuwidjaya (2002). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Remaja, edisi

pertama, CV. Sagung Seto, Jakarta

Sugiyono, Prof.Dr. (2007), Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.

Suherman, (2002). Perkembangan Anak, EGC, Jakarta

Suhardjo, 2005, Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Suliha, U, dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wong’s dan Whaley (1999). Nursing Care Of Infants and Children, Mosby. Inc

Page 105: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

LAMPIRAN

Page 106: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG ANAK DENGAN REAKSI SIBLING RIVALRY

PADA ANAK USIA TIGA SAMPAI LIMA TAHUN

DI TK ASSYIFA TANJUNG RASA KIDUL PATOK BEUSI

SUBANG JAWA BARAT

2008

KUESIONER IBU

A. IDENTITAS DIRI

1. Nama ibu : …………………………………...

2. Umur ibu : ……………………………………

3. Pendidikan ibu yang tertinggi (lingkari yang sesuai pendidikan terakhir

ibu)

0 : Tidak sekolah

1 : Tamat SD

2 : Tamat SLTP

3 : Tamat SLTA

4 : Tamat PT

4. Agama : ………………………………….

5. Pekerjaan : …………………………………..

6. Jumlah anak : …………………………………..

B. IDENTITAS ANAK

1. Nama anak : ………………………………...

2. Umur anak : …………………………………

3. Jenis kelamin : …………………………………

4. Tanggal lahir : …………………………………

Page 107: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

C. PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK

Pilihlah jawaban yang menurut ibu benar dengan memberikan tanda silang

(X) pada salah satu jawaban yang tersedia.

1. “Anak bertambah tinggi badannya”, menurut ibu termasuk………

a. Pertumbuhan

b. Perkembangan

c. Kenaikan

2. “Anak menanyakan tentang acara di TV”, menurut ibu termasuk…..

a. Pertumbuhan

b. Perkembangan

c. Tambah kepandaian

3. Menurut ibu pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak adalah………

a. Untuk mengetahui anak mulai belajar meraih benda-benda

b. Untuk mengetahui keterlambatan dan kenaikan pada anak

c. Untuk mengetahui bakat dan minat anak

4. Peran ibu dalam perkembangan anak adalah…….

a. Pengasuhan anak

b. Berprilaku baik pada anak

c. Menjadi contoh bagi anak

5. Anak mengendarai sepeda termasuk gerakan (motorik) apa……

a. Halus

b. Sedang

c. Kasar

6. Anak bermain dengan teman sebayanya, menurut ibu perkembangan

dalam hal apa……..

a. Perkembagan bermain

b. Perkembangan berbicara

c. Perkembangan bergaul

7. Anak menggoyangkan tangan (menari) mengikuti musik, menurut ibu

termasuk gerakan (motorik) apa…….

a. Halus

Page 108: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

b. Kasar

c. Baik

8. Anak dapat melakukan naik turun tangga biasanya terjadi pada usia…….

a. 4 tahun

b. 18-24 bulan

c. 6 bulan

9. Anak usia 3-4 tahun menurut ibu gerakan motorik kasar adalah…….

a. Menggambar garis lurus

b. Berjalan jinjit/pada jari kaki

c. Dapat melaksanakan perintah

10. Anak usia 3-5 tahun menurut ibu dalam perkembangan gerakan halus

contohnya…..

a. Menggambar orang 3 bagian

b. Menaruh kubus

c. Mencoret-coret

11. Anak mampu bermain bola (menendang) menurut ibu dalam

perkembangan gerakan kasar biasa terjadi pada usia……..

a. 2-3 tahun

b. 4-5 tahun

c. 6 tahun

12. Dalam mengasuh anak pada tahap perkembangan perlakuan ibu yang baik

adalah……..

a. Menegakkan aturan yang ketat

b. Menegakkan aturan secara konsisten

c. Bersikap komando

13. Pengasuhan dalam perkembangan dengan perlakuan yang terlalu

melindungi dampaknya terhadap kepribadian…..

a. Merasa aman

b. Percaya diri

c. Agresif

Page 109: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

14. Perilaku ibu yang suka menghukum anak menyebabkan anak dalam

perkembangannya…..

a. Penurut

b. Bersahabat

c. Berani

15. Pengasuhan anak dalam tahap perkembangan sebaiknya dimulai sejak

usia……

a. Remaja

b. Masa kanak-kanak

c. Sejak anak dilahirkan

16. Tidak harmonisnya keluarga mempunyai pengaruh pada anak yang sangat

negatif pada tahap perkembangan anak, hal ini disebabkan oleh……..

a. Kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diberikan pada anak

b. Sikap ibu yang keras pada anak

c. Sikap ibu yang efektif

17. Menurut ibu yang terjadi pada anak usia 6-9 bulan pada tahap

perkembangan bergaul contohnya dalam hal………

a. Tertawa melihat orang

b. Menangis bila didekati orang lain

c. Mengenal anggota keluarga dan takut pada orang lain

18. Anak bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya

lingkungan lain diluar keluarganya biasanya terjadi pada usia……..

a. 2-3 tahun

b. 4 tahun

c. 5 tahun

19. Anak usia 3-4 tahun dapat kita lihat dalam hal apa dikeluarga……….

a. Menunjukan rasa bersalah pada saudaranya

b. Menunjukan rasa sayang pada saudaranya

c. Menunjukan rasa cemburu pada saudaranya

20. Contoh perkembangan anak 3 - 4 tahun adalah……..

a. Mengenal 2 – 3 warna

Page 110: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

b. Melompat dan menari

c. Menggambar lingkaran

21. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang yang akan mempengaruhi

kecepatan dan kematangan tulang adalah termasuk faktor :

a. Genetik

b. Lingkungan

c. Asah

22. Peran Lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak adalah :……

a. Peran perawatan penuh kasih sayang

b. Individu yang sehat

c. Tempat berlindung

23. Pengembangan kepribadian pertama kali pada anak sebaiknya dilakukan

dalam lingkungan :.

a. Keluarga

b. Sekolah

c. Masyarakat

24. Pendidikan yang baik pada anak terdapat di lingkungan :……….

a. Keluarga

b. Sekolah

c. Masyarakat

25. Lingkungan keluarga yang baik adalah:…….

a. kondusif

b. apatis

c. Egois

26. Yang termasuk kebutuhan asih adalah :………

a. Nutrisi

b. Pakaian

c. Kasih Sayang

27. Ibu sering memaksakan kehendak diluar kemampuan anak, hal tersebut

bisa menyebabkan anak :………….

a. Rendah diri

Page 111: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

b. Mudah bergaul

c. kecewa

28. Peran ibu agar anak dapat mengatasi persoalan – persoalan yang ada

adalah:………….

a. Dorongan berupa langkah – langkah penyelesaian

b. Memberikan kesempatan

c. Kemandirian

Page 112: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

CHEKLIS UNTUK

REAKSI SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

NO PERTANYAAN Sering Jarang Tidak

Pernah

1.

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Apakah anak memukul

kakak atau adik dirumah.

Apakah anak berkelahi dengan

kakak atau adik dan teman dirumah

atau disekolah.

Apakah anak membanting pintu saat

marah

Apakah anak membentak adik atau kakak

saat marah kepada adik atau kakak

Apakah kakak atau adik mengeluarkan

kata – kata yang tidak pantas saat marah

Apakah orang tua menegur ketika kakak

atau adik mengeluarkan kata – kata yang

tidak pantas

Apakah anak melotot ketika marah

dengan kakak atau adik

Apakah anak menjadi pendiam setelah

bertengkar dengan kakak atau adik

Apakah kakak atau adik marah – marah

atau berperilaku agresif ketika tidak

menemukan barang yang dicari

Apakah anak menjadi malas belajar

setelah bertengkar dengan kakak atau

adik

Apakah anak mencari perhatian ibu

dengan membuang barang atau mainan

bila ibu bersama kakak atau adik

Apakah anak berpura – pura sakit untuk

mencari perhatian ibu bila ibu bersama

kakak atau adik

Page 113: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Apakah anak mengalah kepada kakak

atau adik

Apakah anak senang bermain dengan

kakak atau adik

Apakah ibu mengetahui persaingan anak

untuk mendapatkan perhatian

Apakah ibu membandingkan kakak atau

adik

Apakah anak terganggu dengan adanya

kakak atau adik

Apakah anak menunjukkan rasa

kecemburuan pada kakak atau adik saat

ibu membicarakan kakak atau adik

Apakah ibu lebih suka pada salah satu

anak

Apakah anak diperkenalkan oleh ibu akan

kelahiran adik

Apakah ibu memberi pengertian kepada

anak akan kehadiran adik dan peran

sebagai kakak.

Apakah ibu berlaku adil pada anak - anak

Apakah anak protes terhadap tindakan ibu

yang berlebihan

Apakah ibu mengajarkan anak untuk

bertanggung jawab kepada adiknya

Apakah ibu mendampingi anak ketika

sedang bermain dengan kakak atau adik.

Apakah Ibu mengajak diskusi kakak/adik

Apakah ibu memberikan kesempatan

pada anak untuk berpendapat

Page 114: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

28

29

Apakah ibu memberikan toleransi sanksi

pada anak

Apakah ibu memberi sanksi kepada anak

sesuai dengan kesalahannya

Page 115: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

Pengantar Kuesioner Pengumpulan Data Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

Program Sarjana Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global

Yogyakarta 2008

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan hormat,

Dengan ini saya,

Nama : Cipta Ary Nugraha

Nim : 04.03.0059

Pendidikan : Mahasiswa semester XI

Alamat : Rembang, Jawa Tengah

Dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul "Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling

Rivalry Pada Anak Usia 3 – 5 Tahun Di Tk Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok

Beusi Subang Jawa Barat tahun 2008" dengan hormat mengaharapkan kesediaan

ibu – ibu untuk menjadi responden penelitian dengan mengisi sejumlah

pertanyaan yang terlampir sejujur – jujurnya sesuai dengan keadaan diri

sebenarnya, ikhlas dan tanpa prasangka. Jawaban yang diberikan hanya bertujuan

kepentingan ilmu pengetahuan tanpa ada maksud lain.

Atas kerjasama dan partisipasi ibu – ibu, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

(Cipta Ary Nugraha)

Page 116: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5

Surat Persetujuan Menjadi Responden Dalam Pengisian Kuesioner

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia dengan sukarela menjadi responden dan menjawab

pertanyaan dengan sejujur – jujurnya pada penelitian yang dilakukan oleh Cipta

Ary Nugraha yang berjudul "Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Tumbuh Kembang Anak Dengan Reaksi Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3 – 5

Tahun Di TK Assyifa Tanjung Rasa Kidul Patok Beusi Subang Jawa Barat tahun

2008" Demikian surat ini pernyataan ini saya buat sebenar – benarnya tanpa

pakasaan dari pihak manapun.

Responden

(……………………………………)