Upload
miynie-miynorie
View
94
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN USIA TUA PADA PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR
Disusun Oleh
Tri Enik Pujiati
11.1030
2B
AKADEMI KEPERAWATAN PRAGOLOPATI PATI
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat telah berubah seiring dengan era globalisasi saat inidengan
pembangunan dibidang industri yang sangat maju, pembangunan dibidangtransportasi juga
semakin maju. masyarakat telah banyak memiliki kendaransendiri untuk bertindak cepat
dan praktis. Dampak dari banyaknya kendaraan makaarus lalu lintas menjadi padat dan angka
kecelakaan lalu lintas juga meningkat.Akibat dari kecelakaan lalu lintas bisa
menyebabkan kematian. Selain itu jugamengakibatkan patah tulang atau fraktur karena trauma
atau benturan dengan benda keras. Angka kejadian fraktur Cruris kira – kira 0,4 – 1,7 setiap
100.000penduduk pertahun. Fraktur ini dapat terjadi pada semua umur, paling banyak padausia 16 –
45 tahun dan pria lebih banyak dibanding wanita (Krauss, 1996). Hal ini berhubungan dengan
aktifitas yang dilakukan oleh pria lebih banyak dibandingkan dengan aktifitas yang dilakukan oleh
wanita.
Pada usia lanjut, penyembuhan fraktur dapat terhambat karena beberapa hal.
Dalam buku ajar geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono
(1994) mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki keruskan yang diderita. Dari
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami
kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemandirian
dan kesehatan lansia, termasuk termasuk dalam hal penyembuhan fraktur baik yang
terbuka atau fraktur tertutup.
Dalam hal ini akan dibahas penangan fraktur dengan pembedahan dan pemasangan plate
and screw sebagai alat fiksasi atau penyambung tulang yang patah. Dengan tujuan agar fragment
dari tulang yang patah tidak terjadi pergeseran dan dapatsambung lagi dengan
baik.Terjadinya fraktur akan berpengaruh besar terhadap aktifitas penderitakhusunya yang
berhubungan dengan gerak dan fungsi anggota yang mengalamicidera akibat fraktur. Berbagai
tingkat gangguan akan terjadi sebagai suatu dampak dari jaringan yang cedera, baik yang
disebabkan karena patah tulangnya maupundikarenakan kerusakan jaringan lunak disekitar fraktur
atau karena luka bekasinfeksi saat dilakukan pembedahan. Akibatnya adanya cidera akan
terlihat adanya tanda – tanda radang meliputi dolor (warna merah), kalor (suhu yang
meningkat), Tumor (bengkak), rubor (rasa nyeri), dan function laesa (fungsi yang
terganggu).Tingkat gangguan akibat terjadinya fraktur seperti diatas dapat digolongkan
kedalam berbagai fase atau tingkat dari impairment atau sebataskelemahan misalnya : adanya
nyeri, bengkak yang mengenai sampai menyebabkanketerbatasan Lingkup Gerak Sendi
(LGS), dan terjadi kelemahan otot.
Dampak lebih lanjut adalah adanya suatu bentuk functional limitation atau fungsi
yang terbatas, misalnya fungsi dari tungkai untuk berdiri dan berjalan menjadi berkurangatau bahkan
hilang dalam kurun waktu tertentu. Disamping itu akan timbulpermasalahan berupa disabilitas atau
ketidakmampuan melakukan kegiatan tertentuseperti perawatan diri, seperti berpakaian, mandi, ke
toilet, dan sebagainya.Dalam kasus ini peran Fisioterapi dibutuhkan yang bertanggung
jawabmenangani dan mengantisipasi timbulnya gangguan gerak fungsional untuk mengatasi
masalah tersebut modalitas fisioterapi yang digunakan adalah Terapilatihan. Dalam penanganan
permasalahan gerak dan fungsi Fisioterapi bekerjasama dengan tim medis lain seperti Dokter,
Perawat, Okupasi terapi, Orthotik prostetik, dan Pekerja sosial Medis.
B. Identifikasi Masalah
Dalam bab ini penulis akan membahas beberapa penyebab yang
mempengaruhi lambatnya proses penyembuhan fraktur pada usia tua.
C. Batasan Masalah
Dalam proposal ini penulis tidak akan membahas semua hal yang
berhubungan dengan fraktur. Penulis hanya akan membahas beberapa hal antara lain,
definisi fraktur, etiologi dari fraktur, hal – hal yang mempengaruhi penyembuhan
fraktur pada lanjut usia, penatalaksanaan pada fraktur dan komplikasi yang bisa
muncul pada fraktur
D.