24
VOLUME II NOMOR 2 FEBRUARI 2019 ISSN 2548-9801 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR BMKG HUJAN DARI KACAMATA BMKG MENGENAL AWOS COASTAL DI LINGKUNGAN STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI SUHU, TEKANAN DAN KELEMBABAN UDARA JANUARI 2019 HUJAN DALAM PERSPEKTIF BMKG

HUJAN DARI KACAMATA BMKG - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/cbdb7332ccfe7c841219d...badan meteorologi klimatologi dan geofisika stasiun meteorologi kelas

Embed Size (px)

Citation preview

VOLUME II NOMOR 2 FEBRUARI 2019 ISSN 2548-9801

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

BMKG

HUJAN DARI KACAMATA

BMKG

MENGENAL AWOS COASTALDI LINGKUNGAN STASIUN

METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI

SUHU, TEKANAN DAN KELEMBABAN UDARA

JANUARI 2019

HUJAN DALAM PERSPEKTIF BMKG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

WEATHER SERVICE FOR FLIGHT SAFETY

3 Meteodrome, Februari 2019

Sapa EditorHUJAN

JANUARI DAN HUJAN

Bulan Januari di Bali identik dengan tingginya curah hujan, hampir terjadi di setiap tahun bahwa bulan Januari merupakan bulan “puncak musim hujan”. Namun di Bulan Januari 2019 curah hujan yang tercatat di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar tidak begitu besar (intensitasnya) dibandingkan dengan bulan Januari 2018. Selama 31 hari, hanya lima hari yang tidak terjadi hujan, namun intensitasnya bervariasi dan cenderung rendah. Hujan yang terjadi selama bulan Januari 2019 terjadi secara umum dikarenakan kondisi atmosfer yang normal di bulan Januari. Pola-pola angin konvergen yang banyak terjadi di sekitar Bali juga merupakan interaksi cuaca pemicu hujan yang umum ditemui di bulan Januari.

Buletin kali ini bertajuk “HUJAN DI JANUARI” pada edisi Bulan Februari 2019 Diharapkan buletin ini dapat memberikan gambaran yang jelas untuk membahas seputar kondisi cuaca di bulan Januari 2019 serta dampak cuaca yang terjadi di wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Tentunya, perhatian terhadap berbagai fenomena cuaca khususnya cuaca ekstrim di lingkungan Bandara sangat diperlukan demi keselamatan dan kelancaran proses penerbangan.

Tim Redaksi

Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665

[email protected]

Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/

DAFTAR ISI

04Suhu, Kelembaban, dan

Tekanan UdaraSuhu, Tekanan dan Kelembaban

Udara Januari 2019

03Sapa Editor

Januari dan Hujan

7Analisis Angin

Dominasi Angin Baratan di Bulan Januari 2019

10Analisa Kejadian Cuaca

BermaknaHujan di Awal Tahun

17FOKUS:

Hujan dalam Perspektif BMKG

REDAKSI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Tanti Prasetya Prima DewiWakil Pemred Putu Eka TulistiawanSekretaris Rahma Fauzia YusharEditor & Design Pande Putu Hadi Wiguna Kadek Sumaja Anggota Redaksi Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno Dewa Gede Agung Mahendra Gede Sudika Pratama Apritarum Fadianika Ni Made Dwijayanti Kadek Winasih Bonggo Pribadi Made Ananda Putri A.M Ni Luh Putu Sri Ariastuti I Kadek Mas SatriyabawaDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Devi Dwita Meiliza Aniceta Ardyahayu Anggarari

22ARTIKEL:

Mengenal AWOS Coastal

4

Suhu, Kelembaban, dan Tekanan UdaraMARET 2019Suhu, Kelembaban, dan Tekanan UdaraJanuari 2019

SUHU, TEKANAN DAN KELEMBABAN UDARA JANUARI 2019

Oleh: KADEK SUMAJA

5 Meteodrome, Februari 2019

Suhu udara rata-rata bulan Januari 2019 di Stasiun Meteorologi i Ngurah Rai

Menurut data klimatologis, wilayah Bali pada Bulan Januari khususnya di kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai

sedang memasuki puncak musim penghujan. Hal ini ditandai dengan tingginya jumlah curah hujan yang terukur hampir 4 kali lipat dibandingkan dengan curah hujan bulan Desember 2018.

Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor cuaca lain yaitu kondisi cuaca di Bali pada bulan Januari ini diakibatkan banyak pusat – pusat Tekanan Rendah serta Tropical Cyclone Riley di Belahan Bumi Selatan (BBS).

Secara umum kondisi suhu udara rata-rata harian bulan Januari 2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan lalu. Hal ini terjadi pada tanggal 1 Januari dengan suhu maksimum tertinggi sebesar 33.5° C dan suhu minimum terendah terjadi pada tanggal 4 Januari sebesar 20.8° C. Kondisi suhu udara rata-rata harian tertinggi terjadi pada tanggal 26 Januari sebesar 29.4° C dan suhu udara rata-rata harian terendah terjadi pada tanggal 31 Januari sebesar 23.6° C.

Kelembaban Udara rata-rata harian bulan Januari 2019 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai

6Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara

Tekanan Udara rata-rata harian bulan Januari 2019 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai

Tidak terdapat perbedaan tekanan udara yang signifikan antara bulan Januari 2019 dengan bulan sebelumnya, dikarenakan posisi gerak semu matahari pada bulan Desember 2018 dengan Januari 2019 cenderung sama. Begitu juga dengan kondisi global dan regionalnya. Dari awal bulan Januari 2019, tekanan udara rata-rata meningkat mulai 1009.0 hPa hingga mencapai 1011.2 hPa walaupun pada tanggal 5 Januari, tekanan mengalami penurunan tajam hingga mencapai 1006.5 hPa pada tanggal 15 Januari.

Nilai tekanan udara rata-rata perlahan-

lahan mulai naik lagi hingga akhir bulan mencapai nilai 1010.4 hPa.

Curah hujan yang terukur tercatat cukup tinggi pada bulan Januari 2019 dimana mencapai nilai 340.8 mm. Terdapat hal menarik dimana curah hujan tertinggi pertama dan kedua di Bulan Januari ditakar pada tanggal 15 dan 16 Januari ketika tekanan udara terendah terukur. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan posisi gerak semu matahari yang sudah berada BBS dari bulan sebelumnya.

Akibatnya pemanasan meningkat serta menimbulkan banyak terbentuknya pusat tekanan rendah di BBS dan pusat tekanan tinggi di BBU.

Keadaan tekanan permukaaan yang cukup rendah menyebabkan aliran massa udara akan bergerak ke BBS yang menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif dan membuat intensitas hujan semakin meningkat. Hal ini ditambah dengan munculnya badai tropis atau yang sering disebut dengan siklon tropis yang muncul di BBS.

Rata-rata kelembaban udara rata-rata harian dalam bulan Januari 2019 tercatat sebesar 81.7%, dengan kelembaban rata-rata harian tertinggi mencapai 90% yaitu pada tangal 6 dan 21 Januari 2019 dan kelembaban rata-rata harian terendah mencapai 70% yaitu pada tanggal 26 Januari 2019. Secara keseluruhan pada bulan Januari memiliki tingkat kelembaban udara yang terbilang basah, yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan terjadinya hujan.

7 Meteodrome, Februari 2019

DOMINASI ANGIN BARATAN DI BULAN JANUARIOleh : Dewa Ayu Kade Wida Pradnya

Dinamika AnginAngin Februari 2019

Taman alat MeteorologiFoto: @pandephw

8Angin Januari 2019

Peta arah dan kecepatan angin di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar

Pada bulan Januari 2019, masih terdapat lebih banyak pusat-pusat tekanan rendah di Belahan Bumi

Selatan dibandingkan dengan Belahan Bumi Utara. Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga dalam hal ini udara bergerak dari Belahan Bumi Utara (BBU) ke Belahan Bumi Selatan (BBS). Dalam pergerakannya ini, aliran udara tersebut melewati Indonesia sehingga berpengaruh terhadap kondisi angin di Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat dari Indeks Monsun Australia yang cenderung melemah dan Indeks Monsoon Pasifik Barat yang cenderung menguat yang mengindikasikan bahwa secara umum angin baratan mendominasi Indonesia. Hal ini diperkuat juga oleh streamline angin dari Bureau of Meteorology Austral ia, dimana dapat dilihat bahwa umumnya di Indonesia angin bertiup dari arah barat.

Kondisi angin sangat berpengaruh dalam dunia penerbangan terutama pada saat take-off dan landing. Untuk mengetahui bagaimana kondisi angin di Bali khususnya di Bandara Ngurah Rai pada bulan Januari 2019, digunakan diagram windrose yang dibuat berdasarkan data pengamatan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai. Berdasarkan diagram windrose dapat dilihat bahwa pada bulan Januari 2019 didominasi oleh angin baratan. Kondisi ini sesuai dengan data normal angin di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dimana pada bulan Januari angin umumnya dominan bertiup dari arah barat. Kecepatan angin yang paling sering terjadi adalah 1-4 knot dengan persentase

Wind Class Frequency Distributiondi Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar

9 Meteodrome, Februari 2019

34,0%. Selain itu, terjadi angin kencang dengan kecepatan lebih dari 22 knot dengan persentase kejadian 1,7%. Angin baratan yang masih mendominasi di wilayah Bandara Ngurah Rai ini menyebabkan runway 27 paling banyak dipilih sebagai runway in use sepanjang bulan Januari 2019.

Dalam dunia penerbangan dikenal istilah headwind, tailwind, dan crosswind. Headwind adalah angin yang berlawanan dengan arah datangnya pesawat (dari arah depan), sedangkan tailwind adalah angin yang searah dengan datangnya pesawat (dari arah belakang). Headwind dengan persentase 72% cukup efektif dimanfaatkan untuk take-off dan landing di Bandara Ngurah Rai. Kecepatan headwind yang

paling sering terjadi yaitu 1-3 knot sebanyak 250 kejadian, dengan kecepatan tertinggi headwind yaitu 34-36 knot terjadi hanya sekali sepanjang bulan Januari 2019.

Selain headwind dan tailwind, dalam dunia penerbangan dikenal pula crosswind. Selama bulan Januari 2019 paling banyak ditemukan crosswind kanan dengan persentase 48%. Crosswind dari arah kiri terjadi sebanyak 30% dan netral dengan persentase 23%. Kecepatan crosswind kanan yang paling sering terjadi yaitu 3-5 knot sebanyak 410 kejadian, dengan kecepatan tertinggi 21-23 knot terjadi hanya sekali selama bulan Januari 2019. Sedangkan untuk crosswind kiri kecepatan tertinggi juga terjadi hanya sekali selama bulan Januari 2019 yaitu 13-15 knot.

Persentase Headwind dan Tailwind Periode Januari 2019

Persentase Crosswind Periode Januari 2019

10Pergerakan Angin di Bulan September 2017

Pengamatan Termometer di sangkar meteorologi saat hujanFoto: @pandephwPergerakan Angin di Bulan September 2017

HUJAN DI AWAL TAHUN

Oleh :Ni Luh Putu Sri Ariastuti Putu Eka Tulistiawan

Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Februari 2019

Pengamatan Termometer di sangkar meteorologi saat hujanFoto: @pandephw

11 Meteodrome, Februari 2019

Sudah merupakan hal yang biasa di Bali jika pada bulan Januari hari-hari dipenuhi oleh hujan. Nah bagaimana dengan Januari 2019 lalu? Mari kita lihat data meteorologinya di bulan Januari berdasarkan data di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai.

Dari tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Januari hanya pada tanggal 5, 19, 26, 29 dan 30 saja yang tidak tejadi hujan, dan terjadi hujan tetapi tidak terukur karena jumlahnya terlalu kecil sebanyak tiga kali kejadian yakni 9, 11 dan 24.

Dari data tabel hujan selama periode Januari 2019 di atas, kita bisa melihat pada tanggal 15 Januari 2019 terjadi curah hujan yang tertinggi yaitu 76 mm dan disusul tanggal 16 Januari 2019 sebesar 66,9 mm.

Karena nilainya sangat besar dan juga hari terjadinya hujan bersebelahan maka kita akan bahas mengenai penyebab terjadinya hujan tersebut.

Berdasarkan data yang ada pada tanggal 15 Januari 2019 hujan diawali dari jam 14.16 UTC atau pukul 22.16 WITA dan terjadi jeda beberapa menit lalu hujan dilanjutkan hingga tanggal 16 Januari jam 07.30 UTC atau 15.30 WITA.

CURAH HUJAN JANUARI 2019

Pertama kita lihat dari posisi analisa globalnya yaitu dari MJO, datanya dapat dilihat pada web https://ncics.org/portfolio/monitor/mjo/RMM/. Pada tanggal 15 dan 16 Januari 2019 posisi MJO berada dilingkaran grafik, hal ini menandakan MJO tidak berpengaruh di wilayah Indonesia karena wilayah Indonesia berada pada kuadran IV dan V. Sehingga tidak mendukung dalam proses pertumbuhan awan yang berpotensi hujan di wilayah Indonesia.

Selanjutnya kita lihat dari analisa regional, yaitu analisa Gradient Wind yang diambil pada tanggal 15 Januari 2019 jam 00 UTC dan jam 12 UTC serta pada tanggal 16 Januari 2019 jam 00 UTC dan 12 UTC terlihat adanya tekanan udara rendah di Utara Australia yang berdampak juga ke wilayah Bali serta adanya konvergensi dan juga belokan angin yang mengakibatkan pertumbuhan awan semakin tinggi.

Grafik curah hujan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai

12Cuaca Bermakna Januari 2019

Tabel data METAR 15 Februari 2019 (Sumber : Arsip Data Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai)

13 Meteodrome, Februari 2019

Pertama kita lihat dari posisi analisa globalnya yaitu dari MJO, datanya dapat dilihat pada web https://ncics.org/portfolio/monitor/mjo/RMM/. Pada tanggal 15 dan 16 Januari 2019 posisi MJO berada dilingkaran grafik, hal ini menandakan MJO tidak berpengaruh di wilayah Indonesia karena wilayah Indonesia berada pada kuadran IV dan V. Sehingga tidak mendukung dalam proses pertumbuhan awan yang berpotensi hujan di wilayah Indonesia.

Selanjutnya kita lihat dari analisa regional, yaitu analisa Gradient Wind yang diambil pada tanggal 15 Januari 2019 jam 00 UTC dan jam 12 UTC serta pada tanggal 16 Januari 2019 jam 00 UTC dan 12 UTC terlihat adanya tekanan udara rendah di Utara Australia yang berdampak juga ke wilayah Bali serta adanya konvergensi dan juga belokan angin yang mengakibatkan pertumbuhan awan semakin tinggi.

Grafik MJO 10 Januari - 18 Februari 2019

(Sumber : https://ncics.org/portfolio/monitor/mjo/RMM/ )

14Cuaca Bermakna Januari 2019

Gradient wind analysis dari tanggal 15 Januari 2019 hingga 16 Januari 2019 (Sumber : http://www.bom.gov.au/australia/charts/.shtml )

Selanjutnya kita lihat dari analisa regional, yaitu analisa Gradient Wind yang diambil pada tanggal 15 Januari 2019 jam 00 UTC dan jam 12 UTC serta pada tanggal 16 Januari 2019 jam 00 UTC dan 12 UTC terliat adanya tekanan udara rendah di Utara Australia yang berdampak juga ke wilayah Bali serta adanya konvergensi dan juga belokan angin yang mengakibatkan pertumbuhan awan terjadi.

Selanjutnya kita lihat dari citra satelit apakah keadaan ini mendukung?Ternyata berdasarkan gambar per 2 jam terlihat bahwa suhu puncak awan antara 62 – 80oC di wilayah Bali khususnya Bali Selatan, suhu puncak awan ini merupakan karakter dari awan Cb (Cumulonimbus) yang dapat mengakibatkan terjadinya hujan lebat disertai badai guntur. Dapat juga dilihat pada data METAR sebelumnya.

15 Meteodrome, Februari 2019

Citra Satelit Himawari Wilayah Indonesia (Sumber : http://satelit.bmkg.go.id/IMAGE/HIMA/H08_EH_Indonesia.png)

16

FOKUS:Kaledioskop 2017

Oleh:Kadek Mas SatriyabawaBonggo Pribadi

Prakiraan Cuaca Februari 2019

PREDIKSI FEBRUARI 2019

Data prakiraan hujan dan sifat hujan bulan Februari 2019, merupakan hasil olahan dari Stasiun Klimatologi Jembrana. Diprakirakan pada bulan Februari 2019 curah hujannya

menengah hingga tinggi dari rata -ratanya. Umumnya curah hujan tinggi terjadi di wilayah Bali bagian tengah. Sedangkan untuk sifat hujan diprakirakan berada pada kondisi normal yakni berkisar antara 85% - 115%.

Peta prakiraan hujan dan sifat hujan Provinsi Bali bulan Februari 2019(Sumber : http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/prakiraan-hujan-bulanan )

17 Meteodrome, Februari 2019

FOKUS:Kaledioskop 2017

Hujan adalah endapan dalam bentuk tetes cair yang berasal dari awan, mencapai permukaan dan dapat diukur (Tjasyono dan Harijono, 2007). Menurut BMKG, curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam suatu tempat yang datar dengan asumsi bahwa tidak ada air yang

menguap, meresap, dan mengalir. Curah hujan 1 milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada suatu tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Foto : @pandephw

HUJAN DALAM PERSPEKTIF BMKGOleh :

Kadek Mas SatriyabawaBonggo Pribadi

Fokus :Hujan dalam Perspektif BMKG

18Fokus : Hujan dalam Persefektif BMKG

Intensitas curah hujan dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu (BMG, 2010) :

• Hujan ringan berkisar antara 1.0-5.0 mm/jam atau 5-20 mm/hari.

• Hujan sedang berkisar antara 5.0-10 mm/jam atau 20-50 mm/hari.

• Hujan lebat berkisar antara 10-20 mm/jam atau 50-100 mm/hari.

• Hujan sangat lebat berkisar antara >20 mm/jam atau >100 mm/hari.

Terdapat 3 jenis hujan yang umum dijumpai di daerah tropis, yaitu hujan konvektif, hujan orografik, serta hujan konvergensi dan frontal.

Hujan Konvektif, terjadi akibat pemanasan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan tanah lebih tinggi dibandingkan dengan panas yang diterima oleh permukaan udara. Akibat pemanasan ini udara permukaan akan memuai dan naik keatas berubah menjadi embun, gerakan vertikal udara lembab yang mengalami pendinginan secara cepat mengakibatkan hujan dengan intensitas yang tinggi.

Tiga pola curah hujan di Indonesia(A) Pola Hujan Monsoon; (B) Pola Hujan Ekuatorial; (C) Pola Hujan Lokal

Hujan Orografik, terjadi jika terdapat gerakan udara yang naik melalui pegunungan atau perbukitan yang tinggi sampai saatnya terjadi proses kondensasi. Ketika massa udara melewati daerah yang bergunung. Hujan terjadi pada lereng dimana angin berhembus.

Hujan Konvergensi dan Frontal, terjadi akibat konvergensi arus udara yang tebal dan besar bergerak secara horisontal. Jika massa udara konvergen mempunyai jenis dan suhu yang berbeda, maka udara yang tebal dan lebih panas akan dipaksa naik oleh udara yang lebih dingin dan menimbulkan hujan tepat di daerah konvergensi udara serta batas antara kedua massa yang berbeda sifat fisisnya disebut front.

Pola Hujan di Indonesia

Berdasarkan pola hujan bulanannya, curah hujan di Indonesia dikelompokkan menjadi 3 (tiga) pola (BMKG, 2011), yaitu pola monsunal, ekuatorial dan lokal.

Pola hujan monsunal, wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau. Kemudian wilayah tersebut dapat dikelompokkan lebih lanjut ke dalam Zona Musim (ZOM). Tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan, DJF musim hujan, JJA musim kemarau). Pola ini biasanya terdapat di pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan sebagian Sumatera.

19 Meteodrome, Februari 2019

Peta Isohyet Provinsi Bali 2011

Berdasarkan Peta Isohyet hujan untuk Provinsi Bali yang merupakan hasil analisis Sistem Informasi Geografi, wilayah Bali bagian tengah mempunyai curah hujan lebih tinggi dibandingkan daerah pesisir. Wilayah pesisir utara, barat dan timur umumnya mempunyai curah hujan lebih rendah daripada wilayah selatan. Wilayah pesisir dekat pantai Kabupaten Buleleng mempunyai curah hujan tahunan rata –rata 1000 mm, demikian juga halnya di wilayah pesisir dekat pantai bagian timur Kabupaten Karangasem dan pesisir dekat pantai barat Kabupaten Jembrana. Wilayah pesisir dekat pantai selatan Pulau Bali mempunyai curah hujan tahunan antara 1500 sampai 2000 mm. Curah hujan tahunan di Nusa Penida rata-rata 1250 mm. Curah Hujan tertinggi di Provinsi Bali terjadi disekitar Kecamatan Pupuan dan Busungbiu dengan jumlah > 3.500 mm per tahun.

Pola hujan ekuatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hamper sepanjang tahun masuk ke dalam kriteria musim hujan. Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan dua puncak hujan yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober saat matahari berada dekat ekuator. Pola ini sebagian besar terdapat di wilayah di sekitar sepanjang garis khatulistiwa.

Pola curah hujan lokal, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan berkebalikan dengan pola monsun. Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan) tetapi bentuknya berlawanan dengan tipe hujan monsun. Wilayah yang mengalami pola ini salah satunya adalah Ambon (Maluku).

Peta Isohyet Provinsi Bali

Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang sama. Peta isohyet dibuat berdasarkan data rata-rata selama 30 Tahun dan berasal dari seluruh pos hujan di Provinsi Bali.

20

Artikel :Mengenal AWOS Coastal

MENGENAL AWOS COASTALDI LINGKUNGAN

STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR

Pengamatan Termometer di sangkar meteorologiFoto: @pandephw

Oleh : Made Nanda Putri A. MWayan SubaktiAulia Siti Syahdian

21 Meteodrome, Februari 2019

MENGENAL AWOS COASTALDI LINGKUNGAN

STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR

22

TENTANG AWOS COASTAL

Automated Weather Observation System (AWOS) Coastal diproduksi oleh Coastal Environmental System, Inc. di Seattle, Amerika Serikat.

Ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 1981, AWOS Coastal diperuntukkan untuk kebutuhan militer Amerika Serikat. Saat ini Coastal memperluas kerjasamanya di lingkungan penerbangan, emergency response, industry, pelayaran, militer, dan sains di seluruh dunia (Coastal Environment System, 2018).

Berbeda dengan AWOS Vaisala yang juga digunakan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar sejak tahun 2011 hingga sekarang, dimana Vaisala memproduksi seluruh sensor yang digunakannya dan membangun sistemnya sendiri, Coastal berkooperasi dengan berbagai perusahaan pemroduksi sensor terbaik dimana Coastal membangun system dengan menggabungkan sensor-sensor terbaik dari perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk bekerjasama dengan Vaisala.

Present Weather Sensor (Diambil oleh : Nanda)

Sejak tahun 2018, BMKG bekerjasama dengan Coastal dalam hal pengadaan peralatan AWOS di lingkungan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar dengan harapan AWOS Coastal dapat menunjang data meteorology penerbangan di lingkungan Bandar Udara Ngurah Rai Denpasar menggantikan AWOS Vaisala yang digunakan sebelumnya dimana beberapa sensornya sudah mengalami kerusakan.

SPESIFIKASI DAN FUNGSI

AWOS Coastal yang terpasang di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Bali terdiri dari komponen indoor (server) dan outdor yang dipasang di Runway 09,

Runway 27 dan Middle (09-27) dimana di tiap-tiap site tersebut sudah dilengkapi dengan jumlah dan jenis sensor yang sama. Komunikasi antara sensor dan server menggunakan Radio dan RS232 didukung dengan software Environmental’s AVIATION INTERCEPT (AI).

AWOS Coastal dilengkapi dengan sensor-sensor yang memiliki fungsi mengukur suhu udara, kelembaban, intensitas cahaya matahari, curah hujan, tekanan, tinggi dasar awan, visibility, arah dan kecepatan angin, serta jumlah petir (Coastal Environment System, July 2018):

AWOS Coastal

23 Meteodrome, Februari 2019

Sensor Suhu dan Kelembaban (Foto : Nanda)

PELATIHAN DAN PENGOPERASIAN

Sebelum pemasangannya di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai pada bulan Agustus 2018 yang ditujukan untuk mendukung kegiatan Annual

Meeting International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group (WBG) tahun 2018 yang dilaksanakan di Bali, tim teknisi bersama perwakilan dari Observer dan Forecaster Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar serta perwakilan dari Kantor Pusat BMKG dan BBMKG Wilayah III Denpasar mengikuti pelatihan di Seattle, Amerika Serikat selama 1 minggu dimana pelatihan tersebut diadakan dan dibimbing oleh para expert dari Coastal. Selama pelatihan mereka mempelajari mengenai teknis pengoperasian AWOS Coastal dan detail-detail penting lainnya.

KEKURANGAN

Saat ini AWOS Coastal masih terdapat beberapa kekurangan seperti belum dapat terhubung dengan Automatic Terminal Information Service (ATIS)

sehingga masih memerlukan bantuan AWOS Vaisala untuk melakukan pekerjaan tersebut. Diharapkan untuk ke depannya AWOS Coastal segera dapat menggantikan seluruh fungsi dari AWOS Vaisala agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

REFERENSI

Coastal Environmental System. 2018. About Coastal. Diakses dari: http://www.coastalenvironmental.com/about- coastal.htmlCoastal Environmental System. July 31, 2018. Operation and Maintenance Manual for Denpasar-Ngurah Rai Airport Automated Weather Observing System (AWOS). Seattle: OASTAL ENVIRONMENTAL SYSTEM, INC.

24 Meteodrome, November 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR