76
HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU BUTON DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI KAMPUNG KAYUMERAH KABUPATEN FAKFAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : MUHAMMAD SYARIFUDDIN 105260015115 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2020 M

HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU BUTON DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI KAMPUNG KAYUMERAH

KABUPATEN FAKFAK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Ahwal Syakhsiyah Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

MUHAMMAD SYARIFUDDIN

105260015115

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H / 2020 M

Page 2: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi
Page 3: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi
Page 4: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi
Page 5: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT. Atas

limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan alam Rasulullah Muhammad SAW. juga

kepada keluarga-Nya, para sahabat-Nya, dan semoga sampai kepada kita

sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera

kehidupan ini hingga akhir.

Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi Sepupu Menurut Adat Suku

Buton Dalam Perspektif Hukum Islam Di Kampung Kayumerah

Kabupaten Fakfak.” yang di jadikan sebagai syarat memperoleh gelar

Sarjana Hukum pada Program Studi Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun sistimatika penulisan.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka

penulis senantiasa menerima kritikan dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan pripsi ini.

Sejak penyusunan skripsi ini penulis menemui banyak hambatan.

Namun akhirnya dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.

Karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim SE,MM, Rektor Universitas

Muhammadiyah Makasar Sulawesi Selatan.

2. Syaikh Dr.(HC) Muhammad Muhammad Thayyib Khoory Donatur

AMCF beserta jajarannya yang berada di Jakarta.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 6: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

4. H. Lukman Abd Shamad, Lc. Mudir Ma‟had Al-Birr Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Dr.M.Ilham Muchtar, Lc, MA., Ketua Prodi Ahwal Syakhsiyah

Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Dr. M. Yusri Arsyad, Lc., MA. Dan Dr. M. Ali Bakri, M.Pd selaku

pembimbing pertama dan kedua yang senantiasa sabar dalam

mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Para dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas

segala bimbingan dan ilmu yang diajarkan kepada penulis selama

di bangku perkuliahan, semoga menjadi amal jariyah yang diterima

Allah Subhanahu wa Ta‟ala

8. Kepada seluruh teman-teman di Mahad Al-Birr khususnya di

jurusan Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam terkhusus teman-

teman angkatan 2015 dan segenap pengurus HimaprodiAhwal

Syakhshiyah periode 2017-2018 yang telah bersama-sama

menjalani perkuliahan dengan suka dan duka.

9. Teman-teman sepermainan dan seperjuangan yang sesama

perantau terutama para rekan remaja masjid Al Ikhlas Griya Fajar

Masyang telah banyak membantu serta menghibur di kala susah

maupun senang, semoga Allah memberkahi.

10. Teristimewa penulis haturkan ucapan terimakasih kepada

ayahanda, ibunda, serta saudara-saudara dan seluruh anggota

keluarga besarku atas segala kesabaran dan ketabahan dalam

mendidik, serta memotivasi, iringan do‟a dan pengorbanannya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Page 7: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat adanya baik terhadap penulis, para pembaca, Agama,

Bangsa dan Negara.

Makassar, 04Dzulhijah 1440 H

05Agustus 2019 M

Penulis

Muhammad

syarifuddin

Page 8: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 7

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Menikah ........................................................................... 8

B. Anjuran Menikah ................................................................................ 9

C. Hikmah Menikah ................................................................................ 14

D. Hukum Menikah ................................................................................. 16

E. Rukun-Rukun Nikah ........................................................................... 19

F. Syarat Sah Pernikahan ...................................................................... 22

G. Wanita-Wanita Yang Haram Dinikahi ................................................. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 28

B. Sumber Data ...................................................................................... 28

C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 29

D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 30

F. Teknik Analisa Data ......................................................................... 30

Page 9: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Kampung Kayu merah .............................................................. 32

B. Pandangan Masyarakat Tentang Pernikahan Antara Saudara

Sepupu .............................................................................................. 35

C. Pernikahan Antara Saudara Sepupu Perspektif Hukum Islam ............ 40

D. Pengarauh Pernikahan Antara Saudara Sepupu Dalam Kehidupan

Bermasyarakat ................................................................................... 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 50

B. Saran ................................................................................................ 51

C. Lampiran ............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55

Page 10: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

ABSTRAK

Muhammad Syarifuddin, Nim 105260015115. “Hukum Menikahi

Sepupu Menurut Adat Suku Buton Dalam Perspektif Hukum Islam Di

Kampung Kayumerah Kabupaten Fakfak.” (Dibimbing oleh Yusri M.

Arsyad dan M. Ali Bakri).

Penulisan Skripsi ini dilatarbelakangi adanya perbedaan antara

nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat masyarakat suku Buton kampung

Kayu Merah tentang pernikahan antara saudara sepupu. Masyarakat suku

Buton kampung Kayu Merah melarang pernikahan antara saudara sepupu

yang mana hal itu dibolehkan dalam hukum Islam. Maka penulis

melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang

hukum menikahi sepupu baik dari sudut pandang adat istiadat masyarakat

setempat maupun dari sudut pandang hukum Islam.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif, karena penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah apa

adanya agar menghasilkan data deskriptif berupa sumber-sumber tertulis

yang memiliki kaitan dengan pernikahan antara saudara sepupu dalam

Islam, dan tidak tertulis yaitu masyarakat desa setempat.

Hasil penelitian yaitu, 1). Masyarakat suku Buton kampung Kayu

Merah kabupaten Fakfak menganggap pernikahan antara saudara sepupu

sebagai sesuatu yang dilarang karena faktor hubungan darah dan

kekerabatan. 2). Tinjauan hukum Islam membolehkan pernikahan antara

saudara sepupu karena sepupu bukan termasuk mahram (wanita-wanita

yang haram dinikahi).

Page 11: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala puji bagi Allah Subhana wa Ta‟ala yang telah menciptakan

manusia berpasang-pasangan dari jenis laki-laki dan perempuan. Allah

menciptakan manusia dengan menyisipkan dalam dirinya hawa nafsu

terhadap lawan jenis dan hasrat untuk melakukan hubungan biologis.

Olehnya itu Allah mensyariatkan pernikahan bagi hamba-hamba-Nya,

sebagai wadah birahi manusia yang halal. Sehingga pernikahan

merupakan pintu yang menghalalkan hubungan antara lawan jenis (laki-

laki dan perempuan).

Pernikahan adalah gerbang menuju kehidupan berumah tangga

dan setiap orang menginginkan rumah tangga yang harmonis, bahagia

dan penuh kasih sayang. Untuk mewujudkan itu dibutuhkan benteng yang

kokoh berupa agama. Islam adalah agama yang sempurnah mengatur

seluruh aspek kehidupan manusia termasuk masalah menikah dan

berumah tangga. Dengan demikian, mengutamakan dan menanamkan

nilai-nilai islam dalam pernikahan dan berumah tangga adalah jalan untuk

mencapai kehidupan berumah tangga yang harmonis.

Perintah untuk menikah terdapat dalam banyak nash Al-Qur‟an dan

hadits Nabi Shallallahu „Alaihi wa Sallam dan seluruh umat Islam telah

mencapai kesepakatan bahwa menikah adalah syariat yang ditetapkan

dalam agama Islam. Bahkan syariat pernikahan telah ada sejak zaman

1

Page 12: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Nabi Adam „Alaihissalam, dan tetap terus dijalankan oleh umat manusia,

meski mereka banyak yang mengingkari agama. Allah Subhana wa

Ta‟ala berfirman dalam Qur‟an surah Ar-Ra‟d ayat 38:

ا وذريةا ولقد أرسلنا رسلا من ق بلك وجعلنا لم أزواجا

Terjemahnya:

“Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepadda mereka istri-istri dan keturunan”.1

Allah Subhana wa Ta‟ala juga berfirman dalam Qur‟an surah An-Nur ayat

32:

فضلو نكحوا اليمى منكم والصالين من عبادكم وإمائكم إن يكونوا ف قراء ي غنهم الل من وأ

واسع عليم والل

Terjemahnya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karuni-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya, Maha Mengetahui)”.2

Adapun dalam hadits maka Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam

memerintahkan untuk menikah dan melarang keras kepada orang yang

tidak mau menikah. Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu „anhu berkata:

“Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk

1Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, (Bandung : Cordoba, 2018), H. 254.

2Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H. 354

Page 13: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

menikah dan melarang membujang dengan larangan yang keras”. Beliau

shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

ت زوجوا الودود الولود، إن مكاثر النبياء ي وم القيامة

Artinya:

“Nikahilah wanita yang subur dan penyayang. Karena aku akan berbangga dengan banyaknya umatku di hadapan para Nabi pada hari kiamat”.3

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam juga mengingkari tiga orang

sahabat yang salah satu diantara mereka berniat untuk menjauhi wanita

dan tidak menikah agar bisa fokus untuk meningkatkan ibadah kepada

Allah. Maka Beliau shallallahu „alaihi wa sallam keluar menemui mereka

seraya bersabda:

وأفطر، وأصلي أن تم الذين ق لتم كذا وكذا، أما والل إن لخشاكم لل وأت قاكم لو، لكن أصوم

وأرقد، وأت زوج النساء، فمن رغب عن سنت ف ليس من

Artinya:

“Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada-Nya diantara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku sholat dan aku pun tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, ia tidak termasuk golonganku”.4

3Abu Abdillah Ahmad Bin Muhammad Bin Hanbal Bin Halal Bin Asad As Syaibani,

Musnad Al Imam Ahmad Bin Hanbal, (Muassasah Ar Risalah, 1421 H) Cet 1, Nomor Hadits 12613, H.63.

4Muhammad Bin Isma‟il Abu Abdillah Al-Bukhari Al-Ju‟fi, Shahih Bukhari, Jilid 7

(Damasykus : Daru Thuqu An-Najah, 1422 H), Cet. 1, Nomor Hadits 5063, H 2.

Page 14: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Sebelum islam masuk di Indonesia masyarakat telah memiliki

tradisi atau adat istiadat yang sudah berakar kuat dan diwarisi secara

turun temurun dari nenek moyang. Setiap masyarakat mempunyai tradisi

turun-temurun yang selalu dilakukan dalam kehidupan, meskipun kadang-

kadang tidak semua masyarakat mengerti tentang apa yang dilakukan

nenek moyangnya. Pada sisi lain, tidak semua nilai-nilai tradisi yang turun

temurun pada masyarakat sejalan dengan kehidupan beragama. Nilai-nilai

budaya dan adat istiadat tersebut jika dilihat dari kaca mata Islam maka

akan kita dapati sebagian dari amal atau praktek budayanya bertentangan

dengan prinsip-prinsip keislaman, contohnya adalah masalah pernikahan

antara saudara sepupu.

Dalam pandangan hukum Islam, pernikahan antara saudara

sepupu adalah sesuatu yang dibolehkan, hal ini sebagaimana yang

terkandung dalam Firman Allah Subhana wa Ta‟ala pada Qur‟an surah Al-

Ahzab ayat 50:

ي أي ها النب إن أ ت آت يت أجورىن وما ملكت يينك ما أفاء الل حللنا لك أزواجك الل

ت ىاجرن معك ك وب نات عماتك وب نات خالك وب نات خالتك الل عليك وب نات عم

نكحها خالصةا لك من دون مؤمنةا إن وىبت وامرأةا ن فسها للنب إن أراد النب أن يست

ك حرج المؤمنين قد علمنا ما ف رضنا عليهم ف أزواجهم وما ملكت أيان هم لكيل يكون علي

غفوراا اوكان الل رحيما

Terjemahnya:

Page 15: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Wahai Nabi, sesungguhnya kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya kami telah mengetahui apa yang kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 5

Ayat diatas dengan sangat jelas membolehkan pernikahan antara

saudara sepupu. Sepupu boleh dinikahi karena bukan termasuk mahram

(wanita-wanita yang haram dinikahi). Dalam Islam wanita-wanita yang

haram dinikahi disebutkan dalam Qur‟an surah An-Nisa ayat 23:

. ول ت نكحوا ما نكح آبؤكم من النساء إل ما قد سلف إنو كان فاحشةا ومقتاا وساء سبي لا

خت ل حرمت عليكم أمهاتكم وب ناتكم وأخواتكم وعماتكم وخالتكم وب نات الخ وب نات ا

ت ت أرضعنكم وأخواتكم من الرضاعة وأمهات نسائكم وربئبكم الل ف وأمهاتكم الل

ت دخلتم بن فإن ل تكونوا دخلتم بن فل جناح عل يكم وحلئل حجوركم من نسائكم الل

اأب نائكم الذين من أصلبكم وأن تمعوا ب ين الخت ين إل ما قد سلف إن الل كان غفوراا رحيما

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu; anak-anak perempuanmu; saudara-saudara perempuanmu; saudara-saudara bapakmu yang perempuan (bibi); saudara-saudara ibumu yang

5 Qur’an Cordoba, Al Hufaz, H. 424.

Page 16: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

perempuan (bibi); anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki (keponakan); anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan (keponakan); ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak isterimu yang berada dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri (anak tiri), tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. An-Nisa: 22-23)6

Ayat-ayat diatas merupakan hujjah yang sangat terang akan

bolehnya menikahi sepupu. Pernikahan antara saudara sepupu juga

pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam. Syaikh

Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri dalam kitabnya Shirah Nabawiyah

menyebutkan bahwa diantara istri-istri Rasulullah Shallallahu „alaihi

wasallam adalah Zainab binti Jahsy bin Rayyab. Dia berasal dari Bani

Asad bin Khuzaimah dan Putri bibi Rasulullah Shallallahu „alaihi

wasallam sendiri. Sebelumnya dia adalah istri Zaid bin Haritsah.

Setelah Zaid menceraikannya maka Rasulullah Shallallahu „alaihi

wasallam menikahinya pada bulan Sya‟ban 6 H.7

Namun kebiasaan yang terjadi pada suku Buton di Kampung

Kayu Merah Kab. Fakfak justru melarang pernikahan antara saudara

sepupu. Hal ini berbanding terbalik antara hukum Islam yang

sebenarnya dengan apa yang dipahami dan diamalkan oleh

masyarakat Kayu Merah. Atas dasar Inilah yang mendorong penulis

6 Qur’an Cordoba, Al Hufaz, H. 81. 7Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta Timur: Pustaka Al

Kautsar, 2013), Cet. 39, H 579.

Page 17: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

tertarik untuk meneliti secara ilmiah permasalahan yang berkaitan

tentang “Hukum Menikahi Sepupu Menurut Adat Suku Buton Dalam

perspektif Hukum Islam di Kampung Kayu Merah Kabupaten Fakfak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis coba mencermati dan

menemukan permasalahan untuk bahan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan adat suku Buton tentang pernikahan antara

saudara sepupu ?

2. Bagaimana tinjauan syar‟i tentang pernikahan antara saudara sepupu

?

3. Bagaimana pengaruh pernikahan antara saudara sepupu dalam

kehidupan bermasyarakat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka tujuan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana pandangan adat suku Buton tentang

pernikahan antara saudara sepupu.

Page 18: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

2. Mengetahui bagaimana tinjauan syar‟i tentang pernikahan antara

saudara sepupu.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh pernikahan antara saudara sepupu

dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun tentang manfaat penelitian maka, dengan adanya

penelitian ini, peneliti berharap dapat memberi manfaat pada dua aspek

berikut :

1. Dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti

berharap dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang

pernikahan antara saudara sepupu dalam pandangan hukum Islam.

2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-

masukan yang positif kepada masyarakat suku Buton kampung Kayu

Merah.

Page 19: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Menikah

Dalam kamus Lisanul Arab pernikahan berasal dari kata nakaha

yang artinya (تزوج(bermakna tazawwaja (نكح)

memperistri/mengawini 8 .Adapun menurut Al Azhari asal kata menikah

dalam bahasa Arab adalah al-wath‟u(الوطء) yang artinya bersetubuh.Dan

mereka (orang Arab) menyebut pernikahan dengan kata nikah karena

pernikahan tersebut merupakan sebab bolehnya bersetubuh9.

Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqih berbahasa Arab

disebut dengan dua kata, yaitu nikah (نكح) dan zawaj (زواج).Secara arti

kata, nikah mempunyai dua pengertian yaitu hubungan kelamin (وطء) dan

akad (عقد)10 .Adanya dua kemungkinan arti ini karena kata nikah yang

terdapat dalam Al-Qur‟an memang mengandung dua arti tersebut.

Sebagaimana yang terkandung dalam firmannya :

ره ا غي فإن طلقها فل تل لو من ب عد حت ت نكح زوجا

Terjemahnya:

8Muhammad Bin Mukrim Bin Ali Abu Al Fadhl Jamaluddin Bin Manzhur Al Anshoriy

Ar Ruafiy Al Afriqiy, Lisanul Arab Jilid 2 (Daru Shodir Bairut 1414 H) Cet 3 H. 625.

9Muhammad Bin Ahmad Bin Al Azhariy Al Harwiy Abu Manshur, Tahzib Lugah, Jilid

4 ( Daruihyai Turats Al Arabiy Bairut 2001 M) Cet 1, H. 103. 10 Wahba azzuhaili, al fiqhu al islami wa adillatuhu, jilid 9 (suriah :Daarul fikr)

Cet 4, H.23

Page 20: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

“Maka jika suami menalaknya (sesudah talak dua kali), maka perempuan itu tidak boleh lagi dinikahinya hingga perempuan itu kawin dengan laki-laki lain”.(Q.S. Al-Baqarah: 230)11

Kata nikah pada ayat tersebut memiliki dua makna yaitu al-jima‟

(hubungan badan) dan aqdu tazwij (akad nikah)12.Hal itu karena apabila

wanita tersebut menikah lagi dengan hanya sebatas akad nikah namun

tidak digauli oleh suami barunya sampai dia diceraikan maka dia tidak

halal dinikahi oleh mantan suaminya.Sama halnya apabila dia digauli

tanpa akad nikah maka dia juga tidak halal dinikahi oleh mantan

suaminya.

Sedangkan menurut istilah nikah atau perkawinan adalah akad13

antara calon suami istri untuk memenuhi hajat jenisnya menurut yang

diatur oleh syari‟at. Dengan akad itu kedua calon akan diperbolehkan

bergaul sebagai suami istri. 14 Menurut UUP RI No. 1 tahun 1974,

perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.15

11Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H 36.

12Muhammad Bin Jarir Bin Yazid Bin Katsir Bin Galib Al Amiliy Abu Ja‟far At Thabariy,

Tafsir At Thabariy, Jilid 1 (Daru Hijr Litthaba‟ati Wannasri Wattauzi‟ Wal I‟lan, 1422 H), Cet 1, H 171.

13Akad Adalah Ijab Dari Pihak Wali Perempuan Atau Wakilnya Dan Kabul Dari Pihak

Calon Suami Atau Wakilnya. Lihat Juga Kaelany, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, H. 139.

14Kaelany, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, (Jakarta, Pt. Bumi Aksara,

2000), Cet. 1, H.139.

15Kaelany, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, H.139.

8

Page 21: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

B. Anjuran Menikah

Islam adalah agama yang berbanding lurus dengan akal sehat dan

fitrah manusia.Berhubungan badan antara laki-laki dan perempuan

merupakan fitrah manusia yang lurus dan setiap insan dewasa punya

kecenderungan untuk itu.Oleh karenanya, untuk menjaga kesucian fitrah

itu dan agar manusia tidak terjatuh pada dosa dan perbuatan keji dalam

memenuhi kebutuhan biologisnya maka Islam mensyariatkan pernikahan

dan sangat menganjurkan umatnya untuk menikah. Diantara anjuran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menikah merupakan sunnah para Nabi dan Rasul

Para Nabi dan Rasul adalah manusia pilihan yang memiliki derajat

yang tinggi disisi Allah, mereka terjaga dari dosa dan maksiat, Mereka

tidak terjatuh pada kekeliruan dan kesalahan kecuali karena ada hikmah

yang agung untuk kemaslahatan kaumnya.Meskipun demikian mereka

juga seperti manusia pada umumnya, butuh terhadap makanan dan

minuman, mereka juga menikah dan mempunyai keturunan. Allah

Subhana wa Ta‟ala Berfirman:

ا وذرية ولقد أرسلنا رسل من ق بلك وجعلنا لم أزواجا

Terjemahnya:

“Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.”(Q.S. Ar-Rad: 38).16

16

Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H. 254.

Page 22: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Menikah merupakan salah satu sunnah para Rasul, At-Tirmidzi

meriwayatkan dari Abu Ayyub Radhiyallahu „anhu, ia menuturkan bahwa

Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda:

واك ، والنكاح أربع من س نن المرسلين: الي اء، والت عطر، والس

Artinya: “Ada empat perkara yang termasuk Sunnah para Rasul: rasa malu, memakai wewangian, bersiwak, dan menikah”.17

Dalam hadits yang lain yang diriwataykan dari Anas bin Malik ra,

bahwa Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda:

ن يا النساء والطيب، وجعل ق رة عين ف الصلة حبب إل من الد

Artinya:

“Dijadikan aku menyenangi dari dunia; wanita dan wewangian.Dan dijadikan penyejuk mataku pada Sholat.”18

2. Menikah merupakan salah satu sebab dilapangkannya rizki seorang

hamba

17

Muhammad Bin Isa Bin Saurah Bin Musa Bin Dhahhak At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Jilid 3, (Mesir:Musthafa Al-Babi Al-Halabi, 1395 H) Cet 2, Nomor Hadits 1080, H 383.

18Abu Abdirrahman Ahmad Bin Syuaib Bin Ali Al-Khurasani An-Nasa‟i, Sunan An-

Nasa‟i, Jilid 7, (Beirut: Al-Islamiyah,1406 H), Cet 2, Nomor Hadits 3939, H 61.

Page 23: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Masih banyak diantara kita yang enggan menikah karena khawatir

tidak mampu memenuhi kewajiban nafkah.Ini adalah kekeliruan dan

hanya prasangka kita saja karena Allah menjamin kecukupan kepada

orang yang menikah. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan

kemudahan dan jalan keluar dari kemiskinan tersebut. Sebagaimana

Allah Subhana wa Ta‟ala berfirman Qur‟an surah An-Nur Ayat 32:

واسع وأنكحوا اليمى منكم والصالين من عبادكم وإمائكم إن يكونوا ف قراء ي غنهم الل من فضلو والل

عليم

Terjemahnya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui”.

19

Bahkan Islam membolehkan kita menikah lebih dari satu

(Berpoligami) selama mampuh berlaku adil.sebagaimana Allah Subhana

wa Ta‟ala Berfirman Qur‟an surah An-Nisa ayat 3:

ا فانكحوا ما طاب لكم من النساء مث ن وثلث وربع فإن خفتم أل ت عدلوا ف واحدةا أو م

ملكت أيانكم

Terjemahnya:

“Maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampuh berlaku adil

19

Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H. 354.

Page 24: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

maka (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki”.20

3. Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam sangat menganjurkan untuk

menikah bagi siapa saja yang telah mampuh melakukannya.

Dari Abdullah bin Mas‟ud ra. Ia menuturkan: “kami bersama Nabi

Shallallahu „Alaihi wa Sallam sebagai pemuda yang tidak mempunyai

sesuatu, lalu Beliau Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda kepada kami:

ت زوج، فإنو أغض للبصر وأحصن للفرج، ومن ل ي معشر الشباب، من استطاع الباءة ف لي

يستطع ف عليو بلصوم فإنو لو وجاء

Artinya:

“wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah sanggup untuk menikah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya itu lebih menundukan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.Dan barang siapa yang belum mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu perisai baginya.”21

4. Orang yang berniat menikah karena Allah maka Allah pasti akan

menolongnya.

Barangsiapa yang berniat menikah untuk menjaga kesuciannya dan

agar terhindar dari dosa dan kemaksiatan atau agar semakin dekat

dengan Allah. Menjadikan nikah tersebut sebagai salah satu bentuk

ibadah untuk mencari pahala dan ridha Allah Subhana wa Ta‟ala maka

20

Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H. 77.

21Muhammada Bin Isma‟il Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ju‟fi, Shahih Bukhari, Jilid 7,

Nomor. 5066, H.3.

Page 25: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Allah pasti akan menolongnya, memudahkan jalannya untuk menikah. Hal

ini senada dengan Sabda Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam:

، والمكاتب الذ يريد الداء، والناكح الذ يريد ثلثة حق على الل عون هم: المجاىد ف سبيل الل

العفاف

Artinya:

“Tiga golongan yang pasti akan Allah bantu: Orang yang berjihad di jalan Allah Budak Mukatab yang ingin menebus dirinya, dan orang yang menikah untuk menjaga kesucian dirinya.”22

5. Menikah adalah Nisfu ad-Diin (setengah Agama)

Dengan menikah, agama seseorang semakin sempurnah. Dari

Anas bin Malik ra, Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda:

انو على شطر دينو، ف لي تق الله ف الشطر الباقيمن رزقو الله امرأةا صالةا ف قد أع

Artinya:

“Siapa yang diberi karunia oleh Allah seorang istri yang sholehah, berarti Allah telah menolongnya untuk menyempurnakan setengah agamanya.Karena itu, bertakwalah kepada Allah pada setengah sisanya”.23

Menurut Imam Al-Qurtuby Makna hadits menikah adalah setengah

agama bahwa “Menikah akan melindungi seseorang dari zina. Sementara

menjaga kehormatan dari zina termasuk salah satu yang mendapat

22

Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Dhahhak at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, jilid 4, Nomor Hadits 1655, H 184.

23Ahmad bin Husain bin „Ali bin Musa Abu Bakar Al-Baihaqy, Syu‟bul Iman, Jilid 7

(Bombay:Daru Salafiyah, 1423 H), Cet 1, Nomor Hadits 5101, H 341.

Page 26: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

jaminan dari Rasulullah shallalahu „alaihi wa sallam dengan surga. 24

Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

يو وما ب ين رجليو ت ين ول النة ما ب ين لي شر اث ن من وقاه الل

Artinya:

“Barangsiapa yang dipelihara oleh Allah dari keburukan dua perkara, niscaya ia masuk Surga: Apa yang terdapat di antara kedua tulang dagunya (mulutnya) dan apa yang berada di antara kedua kakinya (kemaluannya).”25

C. Hikmah Menikah

1. Menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala

2. Mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam, dan

meneladani cara hidup para Rasul.

3. Mengendalikan syahwat dan menjaga pandangan.

4. Memelihara kemaluan dan menjaga kehormatan wanita.

5. Mencegah tersebarnya zina dan maksiat di tengah masyarakat

muslim

6. Memperbanyak keturunan yang akan menjadi kebanggan Nabi

Shallallahu „alaihi wasallam, Ketika berhadapan dengan seluruh

para nabi dan umat-umat mereka.

7. Meraih pahala dari hubungan intim yanga halal.

24

Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar Al-Qurtuby, Tafsir Al-Qurtuby, jilid 9 (Qohirah: Darul Kutub Al-Mishriyah, 1384 H) Cet 2, H 327.

25Malik bin Anas bin Malik bin Amir Al-Ashbahy Al-Madany, Almuwattha‟, Jilid 5

(Imaraat: Muassasah Zayad bin Sulthan, 1425 H), Cet 1, Nomor Hadits 3620, H 1437.

Page 27: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

8. Menyukai sesuatu yang di sukai oleh Rasulullah Shallallahu

„alaihi wasallam, seperti yang dinyatakan Beliau dari Anas bin

Malik Radiyallahu anhu, Beliau Shallahu „alaihi wasallam

bersabdah:

حبب إل النساء والطيب، وجعلت قرة عين ف الصلة

Artinya:

“Dijadikan aku menyenangi dari dunia kalian, wanita dan wewangian. Dan dijadikan penyejuk mataku pada shalat”26

9. Melahirkan keturunan yang beriman yang membela

kedaulatan orang yang beriman dan memohon kepada

Allah Subhanahu wa Ta‟ala agar mengampuni mereka.

10. Mendapat syafaat anak untuk masuk syurga. Beberapa

sahabat Nabi Shallallahu „alaihi wasallam mendengar

Beliau bersabdah:

ن: ي رب حت يدخل آبؤن فيقولو إنو يقال للولدان يوم القيامة: ادخلوا النة قال:

وأمهاتنا، قال:فيأتون، قال: فيقول الله عز وجل: ما ل أراىم محبنطئين، ادخلوا النة

، قال: فيقولون: ي رب آبؤن قال: فيقول: ادخلوا النة أنتم وآبؤكم

Artinya:

Pada hari kiamat kelak, anak-anak mendapat perintah, „Memasukkan kalian kedalam syurga‟, Mereka berkata, „Wahai Tuhanku, biarlah ayah-ayah dan ibu-ibu kami masuk lebih dulu. Mereka pun

26

Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib Ali al-khurasani an-nasa’i, sunan an-nasai, jilid 7, (Beirut Al-Islamiyah, 1986), cet 2, nomor hadits 3939, H 61.

Page 28: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

datang lalu Allah Subhanahu wa Ta‟ala Berfirman: “mengapa Aku melihat mereka enggan masuk syurga”, Mereka berkata: Wahai Tuhanku, biarlah ayah-ayah dan ibu-ibu kami masuk lebih dulu, Allah Subhanahu wa Ta‟ala Berfirman: “Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian”.27

11. Pernikahan memberi ketenangan, melahirkn cinta dan

kasih sayang diantara pasangan suami istri .Dan masih

banyak lagi manfaat yang timbul dari pernikahan yang

hanya diketahui Allah Subhanahu wa Ta‟ala.28

D. Hukum Menikah

Menikah merupakan syari‟at Islam, Namun mengenai hukumnya,

maka menikah memiliki beberapa penentapan hukum yang berbeda-beda

sesuai dengan keadaan seseorang diantaranya:

a. Wajib

Menikah itu menjadi wajib hukumnya bagi orang yang mampu

melakukan persetubuhan dan khawatir akan dirinya terjatuh ke dalam

perbuatan dosa besar jika tidak menikah. 29 Hal ini didasarkan pada

pemikiran hukum bahwaa setiap muslim wajib menjaga diri untuk tidak

berbuat yang terlarang jika penjagaan diri itu wajib, maka hukum

melakukan pernikahan itupun wajib sesuai dengan kaidah:

ما ل يتم الواجب إل بو فهو واجب

27

Abu Abdillah Ahmad bin Hambal bin Hilal bin Asad Asyaibani, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, jilid 28, (Muassasah Arrisalah 2001 M), Cet 1, H. 174.

28Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunnah Untuk Wanita, (Jakarta Timur: Al

I‟tishom Cahaya Umat 2010 M), Cet 4, H. 601.

29Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, jilid 4 (Jakarta Timur:

Darus Sunnah Press, 2016 M), Cet 1, H 9-10.

Page 29: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Artinya:

“Sesuatu yang wajib tidak sempurna kecuali dengannya maka, sesuatu itu hukumnya wajib juga”.30

Kaidah lain mengatakan:

للوسائل حكم المقاصدArtinya:

“Sarana itu hukumnya sama dengan hukum yang dituju”.31 b. Sunnah

Orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk

melangsungkan pernikahan, tetapi kalau tidak menikah tidak

dikhawatirkan akan berbuat zina, maka hukum melakukan pernikahan

bagi orang tersebut adalah sunnah. Alasan menetapkan hukum sunnah itu

adalah dari anjuran al-Qur‟an seperti tersebut dalam surat an-Nur ayat 32:

من عبادكم وإمائكم إن يكونوا ف قراء ي غنهم الل من فضلو وأنكحوا اليمى منكم والصالين

واسع عليم والل

Terjemahnya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui”. (Q.S An-Nur : 32).32

30

Muhammad Musthafa Az-Zahily, Al-Wajiz fi Ushulul Fiqh Al- Islamy, Jilid 1 (Damasykus: Darul Khair, 1427 H) Cet 2, H 328.

31Muhammad bin Husain bin Hasan, Ma‟alimu Ushulul Fiqh „Inda Ahlis Sunnati Wal

Jama‟ah, Jilid 1 (Daru Ibnu Zaujy 1427 H), Cet 5, H 297.

32Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H. 354.

Page 30: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Ayat diatas adalah anjuran menikah yang bersumber dari Al-

Qur‟an, Adapun anjuran dalam hadits nabi Shallallahu „alaihi wasallam

adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim

dari sahabat Abdullah bin mas‟ud Rhadiyallahu „anhu:

ت زوج، فإنو أغض للبصر وأحصن للفرج، ومن ل ي معشر الشباب، من استطاع الباءة ف لي

يستطع ف عليو بلصوم فإنو لو وجاء

Artinya:

“wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah sanggup untuk menikah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya itu lebih menundukan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.Dan barang siapa yang belum mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu perisai baginya.”33

Ayat dan hadist tersebut menerangkan sikap agama Islam terhadap

pernikahan. Baik ayat al-Qur‟an maupun as-Sunnah tersebut berbentuk

perintah, tetapi berdasarkan qorinah-qorinah yang ada, perintah nabi tidak

memfaedahkan hukum wajib tetapi hukum sunnah saja.34

c. Haram

Menikah menjadi haram hukumnya bagi orang yang tidak mampu

melakukan persetubuhan dan tidak mampu memberikan nafkah kepada

33

Muhammada Bin Isma‟il Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ju‟fi, Shahih Bukhara, Jilid 7, (Damaskus: Daru Thuqu An-Najah, 1422 H), Cet 1, Nomor. 5066, H.3.

34Abd. Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, Jilid 1, (Jakarta Timur: Prenada Media,

2003) Cet. 1, H. 19.

Page 31: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

istrinya.Yaitu tidak ada kemampuan melakukan persetubuhan dan

keinginan melakukannya.35

Termasuk juga hukumnya haram bila seseorang menikah dengan

maksud untuk menelantarkan orang lain masalah wanita yang dinikahi itu

tidak diurus hanya agar wanita itu tidak dapat menikah dengan orang

lain.36

d. Makruh

Menikah itu hukumnya makruh bagi orang yang tidak membuatnya

bahaya bila ia tidak memiliki istri. Maka baginya menyibukkan diri dengan

ketaatan melakukan ibadah atau dengan menuntut ilmu lebih utama.37

e. Mubah

Menikah itu hukumnya mubah bagi orang-orang yang padadasrnya

belum ada dorongan untuk menikah dan pernikahan itu tidak akan

mendatangkan kemudaratan apa-apa kepada siapapun.38

E. Rukun-Rukun Nikah

Rukun adalah sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan

tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termasuk dalam

35

Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Jilid 4, H. 10.

36Abd. Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, H. 21.

37Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Jilid 4, H. 10.

38Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, Jilid 1, (Jakarta Timur: Prenada Media,

2003), Cet. 1, H. 80.

Page 32: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

rangkaian perkerjaan itu, seperti membasuh muka untuk wudhu dan

takbiratul ihram untuk sholat.39 Adapun rukun pernikahan maka, Jumhur

ulama telah sepakat bahwa rukun pernikahan itu terdiri atas:

a. Adanya calon suami dan istri

b. Adanya wali, para wali adalah mereka yang berhak

menikahkan.Mereka adalah ayah, lalu kakek, kemudian saudara

lelaki, lalu anak-anak lelaki mereka (keponakan),kemudian saudara

lelaki dari ayah (paman), lalu anak–anak lelaki mereka (sepupu).40

Dan pernikahan tidak sah tanpa wali sebagaimana Rasulullah

shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

ل نكاح إل بولي Artinya:

“Tidak sah pernikahan kecuali dengan keberadaan wali”.41

Adapun syarat-syarat wali ada 5: Islam, Lelaki, Berakal, Baligh,

Merdeka

c. Adanya dua orang saksi42

Allah Subhana wa Ta‟ala berfirman :

فأمسكوىن بعروفي أو فارقوىن بعروفي وأشهدوا ذو عدلي منكم وأقيموا الشهادة فإذا ب لغن أجلهن لل

39

Abd. Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, H.45. Lihat Juga Abdul Hamid Hakim, Mabadi Awwaliyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976) Cet. 1 H. 9.

40Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah,jilid 4, H.128.

41Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Dhahhak at-Tirmidzi, Sunan at-

Tirmidzi, jilid 3, Nomor Hadits 1101, H 399.

42Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, jilid 4, H. 130-131.

Page 33: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Terjemahnya:

Maka apabila mereka telah mendekati masa idahnya, rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakan kesaksian itu karena Allah”.(Q.S At-Talaq: 2).43

Syarat –sayarat saksi: Saksi paling kurang berjumlah dua orang,

Beragama Islam, Menderka, Kedua saksi itu adalah laki-laki, Kedua saksi

itu bersifat adil (tidak pernah melakukan dosa besar dan tidak selalu

melakukan dosa kecil serta tetap menjaga muruah), Kedua saksi itu dapat

melihat dan mendengar.44

d. Akad nikah

Akad nikah seperti akad-akad lainnya yang didasari keinginan dari

kedua belah pihak dengan ridho atas akad yang akan dilakukan. Namun

keinginan dan keridhoan itu termasyuk perkara-perkara yang tersembunyi

yang tidak diketahui oleh orang lain, maka wajib bagi setiap pasangan

untuk mengungkapkan sesuatu yang menunjukan atas keridhoan dengan

akad tersebut.

Ungkapan-ungkapan yang menyempurnakan akad dan menjadi

bukti atas keridhoan kedua belah pihak dinamakan ijab dan kabul. Ijab

adalah ucapan yang berasal dari salah satu pihak yang akan

43

Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H.558.

44Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, H. 96-97.

Page 34: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

melangsungkan akad untuk mengungkapkan keinginan wanita itu

membina hubungan suami istri. Sedangkan kabul adalah ucapan yang

berasal dari pihak laki-laki untuk menunjukan keridhoan dan

persetujuannya dengan apa yang telah disebutkan dalam akad.45

e. Mahar

Mahar secara etimologi artinya mas kawin. Secara terminologi,

mahar ialah pemberian wajib dari calon suami kepada calon istri sebagai

ketulusan hati calon suami untuk menumbuhkan rasa cinta kasih bagi

seorang istri kepada calon suaminya. 46 Allah Subhana wa Ta‟ala

berfirman:

وآتوا النساء صدقاتن نلةا فإن طب لكم عن شيءي منو ن فساا فكلوه ىنيئاا مريئاا

Terjemahnya:

”Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati”. (Q.S. An-Nisa: 4)47

F. Syarat Sah Pernikahan

Syarat adalah sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan

tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam

45

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah,jilid 4. H.109.

46Slamet Abiding Dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, (Bandung: Cv. Pustaka Setia,

1999), Cet 1, H. 105. Lihat Juga Abd. Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, H. 84.

47Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H. 77.

Page 35: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

rangkaian pekerjaan itu, seperti menutup aurat dalam sholat.Sah yaitu

sesuatu pekerjaan atau ibadah yang memenuhi rukun dan syarat.48

Syarat-syarat perkawinan merupakan dasar bagi sahnya

pernikahan.Apabila syarat-syaratnya terpenuhi maka pernikahan itu sah

dan menimbulkan adanya segala hak dan kewajiban sebagai suami istri.

Syarat sah pernikahan terdiri dari:

1) Calon mempelai perempuannya halal dinikah oleh laki-laki yang ingin

menjadikannya istri. Jadi, perempuannya itu bukan merupakan orang

yang haram dinikahi, baik karena haram dinikah untuk sementara

maupun untuk selama-lamanya.

2) Keridhaan Sang Wanita sebelum menikah, Rasulullah shallallahu

„alaihi wa sallam bersabda:

ول ت نكح البكر حت تستأذن Artinya:

“Dan janganlah engkau menikahkan seorang gadis sampai diizinkannya”.49

3) Disaksikan atau diumumkan, hal ini untuk membedakan antara

pernikahan dan pernikahan. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam

bersabda:

أشيدوا النكاح أشيدوا النكاح، ىذا نكاح ل سفاح Artinya:

48

Abd. Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, H. 46.

49Muhammada Bin Isma‟il Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ju‟fi, Shahih Bukhara, Jilid 9,

Nomor Hadits 6970, H 25.

Page 36: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

“Umumkanlah pernikahan, umumkanlah pernikahan.Ini adalah pernikahan bukan perzinahan.”50

G. Wanita-Wanita Yang Haram Dinikahi

Perempuan-perempuan yang haram dinikahi oleh seorang laki-laki,

telah Allah sebutkan dalam al-Qur‟an, Allah Subhana wa Ta‟ala berfirman:

.لا ول ت نكحوا ما نكح آبؤكم من النساء إل ما قد سلف إنو كان فاحشةا ومقتاا وساء سبي

اتكم وأخواتكم وعماتكم وخالتكم وب نات الخ وب نات الخت حرمت عليكم أمهاتكم وب ن

ت ت أرضعنكم وأخواتكم من الرضاعة وأمهات نسائكم وربئبكم الل ف حجوركم وأمهاتكم الل

ت دخلتم بن فإن ل تكونوا دخلتم بن فل جناح عليكم وحلئل أب نائكم من نسائكم الل

االذين من أصلبكم وأن تمعوا ب ين الخت ين إل ما قد سلف إن الل كان غفوراا رحي .ما

ن صنات من النساء إل ما ملكت أيانكم كتاب الل عليكم وأحل لكم ما وراء ذلكم أ والمح

ر مسافحين غوا بموالكم محصنين غي ت ت ب

Terjemahnya:

“Dan janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau.Sungguh, perbuatan itu sangt keji dan dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan yang ditempuh. Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu

50

Sulaiman bin Ahmad Abu Qasim At-Thabrany, Al-Mu‟jamul Kabir, Jilid 22 (Qohirah: Maktabah Ibnu Taimiyah, 1415 H), Cet 2, Nomor Hadits 529, H 201.

Page 37: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allal maha pengampun, maha penyayang.Dan (diharamkan juga kamu menikahi) perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu miliki sebagai ketetapan Allah atas kamu.Dan dihalalkan bagimu selain (perempuan-perempuan) yang demikian itu jika kamu berusaha dengan hartamu untuk menikahinya bukan untuk berzina”. (Q.S. An-Nisa : 22-24).51

Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa wanita yang haram

dinikahi terbagi menjadi dua bagian:

1. Muharramat muabbad (wanita yang haram dinikahi selama-

lamanya); Mereka adalah wanita-wanita yang tidak boleh dinikahi oleh

seorang lelaki selama-lamanya dan dalam kondisi bagaimanapun.

Muharramat muabbad terdiri dari tiga golongan, antara lain:

a) Diharamkan karena nasab; Mereka adalah kerabat dekat yang tidak

boleh dinikahi, terdiri dari tujuh golongan antara lain:

1) Ibu, setiap wanita yang memiliki hubungan dengan lelaki karena

melahirkan. (ibu kandung atau nenek).

2) Anak perempuan, setiap anak perempuan yang dinasabkan

kepada seorang lelaki atas sebab kelahiran seperti anak, cucu

dan seterusnya.

3) Saudari, dari setiap jalur nasab.

4) Bibi, yaitu para saudari ayah dan seterusnya termasuk juga bibi

sang ayah dan ibunya.

51

Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H.81-82.

Page 38: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

5) Bibi, yaitu para saudari ibunya dan ibu ayahnya.

6) Anak perempuan dari saudara dan saudari (keponakan, dari

semua jalur walaupun jalur nasab yang bawah (cucu dan

seterusnya)).

7) Anak perempuan dari saudari (keponakan, dari semua jalur

walaupun jalur nasab yang bawah).

b) Diharamkan karena berbesan yaitu wanita-wanita yang haram dinikahi

karena perkawinan. Mereka adalah:

1) Istri dari ayah.

2) Ibu istri (mertua).

3) Anak tiri (ar- rabibah), jika telah menggauli ibunya

4) Istri dari anak kandung.

c) Wanita-wanita yang diharamkan karena persusuan; Persusuan

merupakan salah satu sebab haramnya seorang laki-laki menikahi

seorang wanita. Hal itu dikarenakan persusuan menjadikan seorang

wanita mahram bagi laki-laki tersebut. Rasulullah shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda:

إن الرضاعة ترم ما يرم من الولدة

Artinya:

“Sesungguhnya susuan menjadikan haram sesuatu yang diharamkan karena kelahiran”.52

52

Muhammada Bin Isma‟il Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ju‟fi, Shahih Bukhara, Jilid 3, Nomor Hadits 2646 , H 170.

Page 39: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Dari sini diketahui, bahwa golongan yang diharamkan karena

persusuan sama dengan golongan yang diharamkan karena nasab,

dengan menjadikan wanita yang menyusuinya itu seperti kedudukan ibu

kandung.53 Wanita-wanita yang haram dinikahi karena persusuan adalah:

1) Wanita yang menyusui dan ibunya (ibu susuan dan ibunya ibu

susuan).

2) Anak-anak perempuan dari wanitan yang menyusuinya (putri ibu

susuannya).

3) Saudari dari wanita yang disusuinya (saudari ibu susuannya).

4) Anak perempuan dari putri wanita yang menyusuinya (putri saudari

susuannya).

5) Ibu seorang lelaki yang istrinya menyusui, yang mana air susunya

keluar karena hamil olehnya (ibu ayah susuannya).

6) Saudari dari suami yang istri menyusui (saudari ayah susuannya).

7) Putri dari anak lelaki ibu yang menyususinya (putri saudaranya

sesusuan).

8) Putri dari suami yang istrinya menyusui, walaupun putrinya itu hasil

pernikahan suaminya dengan wanita lain (anak tiri ibu susuannya).

9) Saudari suami ibu yang menyusui (saudari ayah susuannya).

10) Istri lain dari suami yang istrinya menyusui (istri kedua ayah

susuannya).

53

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah,jilid 4. H. 19.

Page 40: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

11) Istri dari seorang anak yang pernah menyusu dari istrinya (istri

anak susuannya).

12) Seandainya yang menyusu itu adalah anak perempuan, maka ia

diharamkan bagi suami wanita yang menyusuinya (ayah

susuannya), saudara lelaki suami wanita yang menyusui dan ayah

dari suami wanita yang menyusuinya, dan seterusnya.

2. Muharramat muakkatan (wanita yang haram dinikahi untuk

sementara waktu); Maka tidak boleh bagi seorang lelaki menikahinya

karena keadaan tertentu, namun jika keadaan itu telah hilang; maka ia

boleh menikahinya. 54 Wanita yang haram dinikahi untuk sementara

waktu adalah:

a) Saudari istri (mengumpulkan dua orang wanita yang bersaudara

dalam satu pernikahan).

b) Bibi istri dari pihak ayah dan ibu (poligami istri dan bibinya).

c) Wanita yang bersuami, atau yang sedang dalam masa iddah, kecuali

tawanan perang dan istri orang kafir yang telah masuk Islam.

d) Wanita yang ditalak tiga kali (talak ba‟in), yang tidak halal bagi

suaminya kecuali menikah secara sah dengan lelaki lainnya.

e) Wanita musyrik hingga ia masuk Islam.

f) Wanita pezina hingga ia bertaubat dan memastikan dirinya tidak hamil

dengan sekali haid.

g) Wanita yang sedang ihrom hingga bertahallul.

h) Poligami padahal sudah beristri empat.

54

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah,jilid 4. H. 13

Page 41: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dipakai ialah deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang

sesuatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.55 Penelitian

deskriptif kualitatif bertujuan menggambarkan sifat-sifat suatu individu,

keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan

penyebaran suatu gejala atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan

antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.56

B. Sumber Data

Data primer, yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya,

yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut.57 Data ini

diperoleh melalui wawancara dan atau melalui observasi secara langsung.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bukan

asli yang memuat informasi atau data tersebut. 58 Yang mana data ini

digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari:

55

Soehartono Irawan, Metode Penelitian Social, Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya, 1998, H.35.

56Aminuddin dan Zinal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Cet. III; Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.25

57Tatang, M. Amrin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada Ceakant ketiga, 1995), Hal. 133.

58Tatang, M. Amrin, Menyusun Rencana Penelitian, 1995, Hal. 133.

28

Page 42: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

literatur, baik buku-buku, dokumen, foto, internet maupun referensi yang

terkait dengan penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan kami lakukan adalah menyangkut pandangan

masyarakat suku Buton secara umum tentang pernikahan antara saudara

sepupu. Sehingga fokus peneliti lebih kepada sudut pandang masyarakat

suku Buton itu sendiri. Dengan demikian lokasi yang kami pilih adalah

kampung Kayumerah Kabupaten Fakfak dengan mempertimbangkan

biaya dan kemampuan Finansial peneliti. Peneliti memilih kampung

Kayumerah sebagai lokasi penelitian karena Kayumerah merupakan

kampung terbesar di Kabupaten Fakfak yang mana hampir 100%

penduduknya adalah suku Buton yang kental dengan adat istiadatnya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun wujud dari instrumen

penelitian yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data diantaranya

adalah :

Kamera, digunakan sebagai alat dokumentasi gambar-gambar

penelitian atau video recorder.

Alat rekaman, digunakan sebagai perekam data (suara) terutama dari

hasil wawancara atau interview.

Page 43: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Buku catatan, digunakan sebagai tempat mencatat data-data penting,

atau pembuatan agenda-agenda yang akan di laksanakan di lokasi

penelitian.

Alat tulis, digunakan sebagai alat untuk mencatat data atau agenda

penelitian.

Komputer, digunakan sebagai media untuk merampungkan dan

mengelola hasil penelitian mulai dari awal hingga akhir penelitian,

sampai hasil penelitian siap dipertanggung jawabkan.

Dan alat-alat penunjang penelitian lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bebera metode diantarnya :

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi di

lapangan yang terkait dengan Hukum Menikahi Sepupu Menurut Adat

Suku Buton dalam Perspektif Hukum Islam di Kampung Kayumerah

Kabupaten Fakfak.

2. Interview atau wawancara, ialah tanya jawab lisan antara dua orang

atau lebih secar langsung.59 Dalam hal ini wawancara dimaksudkan

sebagai Proses Tanya jawab antara peneliti dengan subjek penelitian

atau informan. Wawancara menggunakan seperangkat daftar

pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan

59Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2004), Hal. 57-58.

Page 44: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang akan dijawab

melalaui proses wawancara.

3. Dokumentasi, ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.60

F. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi dan bahan-bahan lain, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan penelitian, menyusun ke dalam pola memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Untuk menganalisis data dari hasil wawancara dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data, Mereduksi adalah merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting karena data yang

diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Analisis yang dikerjakan peneliti

dalam proses reduksi data ini adalah melakukan pemerikasaan dan

pemilihan dan merangkum terhadap data-data yang diperoleh dari

hasil observasi, wawancara dengan responden.

Tujuan melakukan proses reduksi adalah untuk penghalusan data.

Proses penghalusan data adalah seperti perbaikan kalimat dan kata-

kata yang tidak jelas, memberikan keterangan tambahan, membuang

kata-kata yang tidak penting, termasuk juga menerjemahkan

ungkapan setempat kebahasa Indonesia yang baik dan benar.

60

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,, Hal. 73.

Page 45: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

2. Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya

adalah mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hu bungan antar katagori, dan sejenisnya,

namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi.

Maka yang menjadi tugas peneliti dalam proses penyajian data

setelah data tersebut diolah adalah menganalisis data, dengan cara

menguraikan permasalahan yang sesuai dengan rumusan masalah

penelitian yang diperoleh di lapangan sesuai dengan realita untuk

dideskripsikan secara kualitatif.

3. Penarikan Kesimpulan, Langkah ketiga yang dilakukan adalah

penarikan kesimpulan. Setelah data dari hasil wawancara, dianalisis

dan menghasilkan data yang valid, maka hasil dari observasi,

wawancara dan, diverifikasikan sesuai dengan rumusan masalah

penelitian.

Page 46: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Kampung Kayu merah

Keadaan Umum; Kampung Kayu Merah terletak pada Distrik

Fakfak dengan posisi astronomis 2,47‟-3,05‟ LS dan 132,20‟-132,33‟ BT,

dengan ketinggian 100 m dari permukaan laut. Luas kampung Kayu

Merah adalah 72 Km (7.200 ha) atau sebesar 10,21% dari luas wilayah

Distrik Fakfak Tengah. Adapun batas-batas wilayah kampung Kayu Merah

yaitu sebelah utara berbatasan dengan Distrik Kramongmongga, sebelah

timur berbatasan dengan kampung Katemba, sebelah selatan berbatasan

dengan kelurahan Sorpeha, Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan

Danaweria.

Keadaan Topografi; Kampung Kayu Merah termasuk dalam

klasifikasi desa lereng yaitu desa/kampung yang berada pada punggung

bukit atau lereng. Secara teknis Kampung Kayu Merah memiliki keadaan

topografi makro relief berbukit, dan relief datar sampai berbukit dengan

kelas kemiringan agak curam (15-30 %) dan panjang lereng > 100 m.

Keadaan Luas dan Jenis Penggunaan Lahan; Luas Wilayah

Kampung Kayu Merah adalah 10.900 ha yang terdiri dari lahan kebun

32

Page 47: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

campuran, tegalan, perkebunan, pemukiman/perumahan dan lain-lain.

Luas lahan menurut penggunaan adalah sebagai berikut:

1) Kebun Pala seluas 131 ha (1,82%)

2) Kebun Campuran seluas 28 ha (0,39%)

3) Tegalan / Semak Belukar seluas 60 ha (0,83%)

4) Pekarangan Seluas 43 ha (0,60%)

5) Fasilitas Umum seluas 52 ha (0,72%)

6) Permukiman seluas 113 ha (1,57%)

7) Hutan Adat 6773 ha (94,07%)

Keadaan Agroklimat; Kampung Kayu Merah termasuk dalam tipe

iklim Tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim

kemarau.Musim kemarau terjadi pada bulan juni sampai dengan

September dimana saat itu berhembus angina yang berasal dari Australia

yang mengandung sedikit uap air.Sedangkan musim penghujan terjadi

pada bulan Desember sampai dengan Maret dimana pada saat itu angin

berasal dari Asia dan Samudra Pasifik yang mengandung banyak uap

air.Keadaan tersebut berganti setiap tengah tahun melewati masa

peralihan pada bulan April sampai dengan Mei dan Oktober sampai

November.

Keadaan Demografi; umlah penduduk kampung Kayu Merah

adalah sebanyak 1.370 Jiwa (sebesar 13,37% dari total penduduk di

Page 48: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Distrik Fakfak Tengah 10.242) yang terdiri dari 698 jiwa laki-laki dan 672

jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga 268 KK.

Adapun keadaan Sarana dan Prasarana yang ada di kampung

Kayu Merah dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Prasarana Transportasi: Jalan Aspal Hotmix yang

menghubungkan kampung Kayu Merah dengan kampung

yang lain adalah sepanjang 0,25 Km, jalan dari kampung ke

Distrik Fakfak Tengah adalah sepanjang 2 Km. Jalan

lingkungan yang telah diperkeras dengan beton sepanjang

5,3 Km.

2) Sarana Transportasi: Kendaraan roda 4 yang melayani di

dari dan ke kampung Kayu Merah berjumlah 30 kendaraan,

kendaraan roda 2 sebanyak 350 buah kendaraan. Selain itu

transportasi laut juga sebanyak 12 buah ketinting (loang

boat) dan motor Jhonson sebanyak 9 buah.

3) Sarana Ekonomi: Kampung Kayu Merah tidak memiliki

sarana ekonomi seperti pasar namun sarana ekonomi yang

ada di kampung kayu merah adalah kios dengan jumlah 160

buah, yang dimiliki oleh beberapa warga untuk menjual

sembako.

4) Sarana Keagamaan: Sarana Keagamaan yang ada di

Kampung Kayu Merah adalah 1 buah masjid, oleh karena

mayoritas penduduk kampung kayu merah beragama islam.

Page 49: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

5) Sarana Pendidikan: Sarana Pendidikan yang terdapat di

kampung kayu merah adalah berupa satu unit Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA

Negeri yang berlokasi pada wilayah kampung Kayu Merah.

6) Sarana Kesehatan: Sarana Kesehatan yang ada di kampung

Kayu Merah adalah 1 unit puskesmas pembantu dengan

seorang tenaga medis. Terdapat juga posyandu yang

dikaderi oleh ibu-ibu PKK dan pelaksanaannya sebulan

sekali. Untuk penyakit yang kronis harus berobat ke

Puskesmas Induk atau Rumah Sakit Umum yang ada di Ibu

Kota Kabupaten.

Keadaan Kelembagaan; kelembagaan yang ada di Kampung Kayu

Merah terdiri dari Kelembaan Adat berjumlah 1 (satu) buah dan

memiliki anggota sebanyak 11 orang.Kelembagaan ekonomi seperti

Koperasi Kampung berjumlah 1 (satu) buah.Lembaga usaha

masyarakat seperti kelompok tani berjumlah 7 (tujuh) Kelompok,

Kelompok nelayan berjumlah 3 (tiga) kelompok dan kelompok ternak

berjumlah 1 (satu) kelompok.Lembaga keagamaan yaitu Majelis Ta‟lim

berjumlah 1 (satu) buah, Remaja Masjid berjumlah 1 (satu) buah dan

Lembaga Aparat Kampung berjumlah 1 (satu) buah.

B. Pandangan Masyarakat Tentang Pernikahan Antara Saudara

Sepupu

Page 50: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Untuk mengetahui pandangan masyarakat suku buton kampung

kayumerah tentang pernikahan antara saudara sepupu maka peneliti

melakukan wawancara berupa mengajukan beberapa pertanyaan

kepada para tokoh adat kampung dan sesepuh (orang tua-tua kampung)

yang direkomendasikan oleh masyarakat kampung guna mendapat

jawaban yang subjektif, kuat dan akurat. Adapun tanggapan mereka

adalah sebagai berikut:

Bapak La Adi selaku yang dituakan di kampung mengatakan bahwa pernikahan antara saudara sepupu sangat dilarang menurut pandangan adat karena tiga hal: Sepupu masi termasuk keluarga dekat, faktor hubungan darah dan ultimatum atau pesan leluhur, pada masa leluhur apabila terjadi pernikahan antara saudara sepupu maka mereka memberi sanksi yang sangat keras berupa dibuatkan bubu (alat menangkap ikan) yang besar untuk memasukan pasangan tersebut kemudian mereka ditenggelamkan ditengah laut. Sanksi ini dianggap sebagai Ultimatum leluhur akan besarnya larangan menikahi saudara sepupu. Selanjutnya Bapak La Adi merincikan sepupu yang haram dinikahi yaitu sepupu satu kali dan sepupu dua kali baik dari garis ayah maupun ibu.Adapun sepupu tiga kali maka sudah dibolehkan untuk dinikahi.61

Demikianlah penjelasan Bapak La Adi bahwa pernikahan antara

saudara sepupu dalam pandangan adat dilarang karena faktor hubungan

darah dan kekeluargaan. Hal ini tentu tidak sejalan dengan nilai-nilai

keislaman. Islam membolehkan pernikahan dengan kerabat dekat atau

yang masih memiliki hubungan darah selama wanita tersebut bukan

termasuk mahram (wanita-wanita yang haram dinikahi), yaitu golongan

61

Bapak La Adi (69 Tahun), Muadzin Masjid Baiturrahman Kampung Kayu Merah, Wawancara dilakukan di rumah keponakannya, 06-06-2019

Page 51: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

wanita yang Allah Subhana wa Ta‟ala sebutkan dalam Qur‟an surah An-

Nisa ayat 22-23:

ل ت نكحوا ما نكح آبؤكم من النساء إل ما قد سلف إنو كان فاحشةا ومقتاا وساء سبيلا و .

الخ وب نات الخت حرمت عليكم أمهاتكم وب ناتكم وأخواتكم وعماتكم وخالتكم وب نات

ت ت أرضعنكم وأخواتكم من الرضاعة وأمهات نسائكم وربئبكم الل ف وأمهاتكم الل

ت دخلتم بن فإن ل تكونوا دخلتم ب ن فل جناح عليكم وحلئل حجوركم من نسائكم الل

اأب نائكم الذين من أصلبكم وأن تمعوا ب ين الخت ين إل ما قد سلف إن الل كان غفوراا رحيما

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu; anak-anak perempuanmu; saudara-saudara perempuanmu; saudara-saudara bapakmu yang perempuan (bibi); saudara-saudara ibumu yang perempuan (bibi); anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki (keponakan); anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan (keponakan); ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak isterimu yang berada dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri (anak tiri), tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.62

. Dalam Islam banyak kita temukan pernikahan pasangan yang

masih memiliki hubungan darah dan merupakan kerabat dekat bahkan itu

terjadi dalam keluarga Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam. Rasulullah

62

Qur‟an Cordoba, Al Hufaz, H. 81.

Page 52: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Shallallahu „alaihi wasallam menikah dengan sepupu beliau (anak

perempuan bibi Beliau) yang bernama Zainab binti Jahsy bin Rayyab.

Beliau Shallallahu „alaihi wasallam juga menikahkan Putrinya Fatimah

dengan Ali bin Abi Thalib yang merupakan sepupu beliau.

Menurut Bapak La Musahara, Pernikahan antara saudara sepupu sangat dilarang karena hubungan darah yang masih terlalu dekat dan pernikahan tersebut diyakini dapat mengundang bencana yang dalam istilah adat dikenal dengan nama Pahalata (kutukan) yaitu akan terjadi hujan secara terus menerus atau kemarau panjang. Pernikahan sepupu dari garis ayah sangat dilarang keras dan pelakunya akan diusir dari kampung sebagai sanksi atas perbuatan mereka. Pengusiran tersebut bertujuan agar kampung terhindar dari keburukan atau musibah.Adapun sepupu dari pihak ibu maka boleh dinikahi dalam keadaan dan kondisi tertentu namun sebisa mungkin untuk dihindari. Keadaan yang dimaksud seperti untuk kemashlahatan wanita tersebut yang mana apabila dia menikah dengan orang lain dikhawatirkan akan disiksa, disakiti atau akan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.63

Inilah keyakinan yang berjalan ditengah-tengah masyarakat, bahwa

diantara yang melatarbelakangi dilarangnya pernikahan antara saudara

sepupu adalah bahwa pernikahan semacam ini dianggap dapat

mendatangkan musibah atau bencana. Tentu ini adalah kekeliruan,

seringkali manusia ditimpakan musibah dan bencana karena dosa dan

kemaksiatan yang mereka kerjakan sedangkan menikahi sepupu bukan

termasuk perbuatan yang melanggar syari‟at.

Bapak Arifin mengatakan bahwa pernikahan antara saudara sepupu dari pihak ayah (Anak Paman atau bibi dari pihak ayah) mutlak tidak diperbolehkan, adapun sepupu dari pihak ibu maka dilarang apabila sepupu satu kali (keturunan pertama) dan sudah diperbolehkan pada sepupu tiga kali (keturunan ketiga).Pernikahan antara saudara sepupu diyakini memiliki dua efek buruk. Pertama,

63

Bapak La Musahara (74 tahun), Tokoh adat kampung Kayu Merah, wawancara dilakukan di rumah Beliau, 05-06-2019.

Page 53: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

efek buruk terhadap keluarga; yaitu keluarga menjadi tidak segar (suami istri sering sakit-sakitan) bahkan dapat berimbas pada anak yang dilahirkan. Anak akan lemah, sudah bertahun-tahun belum mampu berjalan bahkan bisa terjadi cacat fisik maupun cacat mental. Kedua, efek buruk terhadap masyarakat; menurut kepercayaan masyarakat secara adat, pernikahan antara saudara sepupu dapat mendatangkan bencana alam karena alam akan merespon perilaku itu, yang dalam kepercayaan adat dikenal dengan istilah dia epe (Alam turut merasakan). Dia epe adalah respon alam berupa bencana atau musibah seperti gempa bumi, banjir, longsor dan sebagainya, akibat dari ulah tangan manusia itu sendiri.64

Penjelasan Bapak Arifin bahwa pernikahan antara saudara

sepupu mempunyai efek buruk terhadap anak yang akan dilahirkan

bahwa anak tersebut beresiko cacat fisik maupun cacat mental atau

anak tersebut menjadi lemah, tidak dapat tumbuh dan berkembang

dengan normal sebagaimana mestinya. Hal ini sejalan dengan

anjuran sebagian Ahlul Fiqih yang mana mereka menganjurkan

untuk menikahi wanita asing (bukan kerabat) agar anak yang

dilahirkan menjadi lebih kuat dan lebih sehat. Imam Ghazali

Rahimahullah berkata: jangan menikahi kerabat dekat karena yang

demikian itu melemahkan syahwat (mengurangi gairah). (Anak

yang dilahirkan) akan menjadi lemah hal itu dipengaruhi oleh

kurangnya gairah. Syahwat akan bergejolak karena kuatnya

ransangan berupa penglihatan dan sentuhan, dan hal itu akan

menguat terhadap sesuatu yang asing dan baru. Adapun terhadap

hal-hal yang sudah biasa karena sering dilihat maka itu akan

64

Bapak Arifin (56 tahun) Tokoh masyarakat kampung Kayu Merah, wawancara dilakukan di rumah bapak La Musahara, 05-06-2019.

Page 54: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

mengurangi gairah karena tidak sempurnanya pengaruh dan

penghayatan terhadapnya.65

Bapak La Jahaya menjelaskan bahwa pernikahan antara saudara sepupu dalam hukum adat sangat dilarang, karena sepupu dianggap seperti saudara kandung.Beliau merincikan bahwa yang sangat dilarang adalah sepupu satu kali (pernikahan antara anak dari dua orang yang bersaudara kandung) baik dari pihak ayah maupun ibu.Adapun sepupu dua kali maka dilarang dari garis ayah dan dibolehkan dari garis ibu sedangkan terhadap sepupu tiga kali maka itu sudah dibolehkan karena jauhnya hubungan darah. Pernikahan antara saudara sepupu adalah sesuatu yang sangat tabu dianggap seperti binatang (efek moral).66

Jawaban yang sama juga disampaikan oleh bapak La Minsei dan bapak La Mbae selaku yang dituakan di kampung bahwa pernikahan antara saudara sepupu dilarang dalam hukum adat karena sepupu dianggap seperti saudara kandung.67

Setelah mendengar penjelasan para tokoh adat kampung

Kayu Merah dan sekaligus selaku yang dituakan di kampung maka

dapat disimpulkan bahwa pernikahan antara saudara sepupu

sangat dilarang terutama dari pihak ayah bahkan sampai pada

keturunan ketiga (sepupu tiga kali).Adapun dari pihak Ibu maka

hanya dibolehkan dalam keadaan darurat saja namun itu bukan

merupakan suatu keharusan.Demikianlah hukum pernikahan antara

saudara sepupu menurut adat Suku Buton Kampung Kayu Merah.

65

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali, ihya Ulumuddin jilid 2 (Beirut: Darul Mairafah), H 41.

66Bapak La Jahaya (61 tahun) Tokoh Adat kampung Kayu Merah, wawancara

dilakukan di rumah Beliau, 09-06-2019. 67

Bapak La Minsei (70an tahun) dan Bapak La Mbae (77 tahun),Tokoh masyarakat kampung Kayu Merah, wawancara dilakukan di rumah mereka masing-masing, 09-06-2019

Page 55: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

C. Pernikahan Antara Saudara Sepupu Perspektif Hukum Islam

Tidak ada seorang pun yang memungkiri bahwa pernikahan itu

merupakan hal yang penting bagi keberlangsungan kehidupan

manusia.Namun pernikahan itu ada rambu-rambunya yang tidak boleh

dilanggar.Jika nekat melanggar larangan-larangan dalam pernikahan,

maka pernikahan itu menjadi tidak sah. Diantara yang dilarang adalah

menikahi mahram sebagaima Allah swt berfirman dalam Qur‟an surah

An-Nisa ayat 22-23:

ول تنكحوا ما نكح آباؤكم من النساء إلا ما قد سلف إناه كان فاحشة ومقتا

اتكم وخالتكم هاتكم وبناتكم وأخواتكم وعما مت عليكم أما وساء سبيل. حر

عاعة وبنات الخ وبنات ال تأ أرعننكم وأخواتكم من الرا هاتكم اللا خت وأما

تأ دخلتم بهنا تأ فأ حجوركم من نسائكم اللا هات نسائكم وربائبكم اللا وأما

يكم وحلئل أبنائكم الاذين من أصلبكم فإن لم تكونوا دخلتم بهنا فل جناح عل

كان غفورا رحيما وأن تجمنوا بين الختين إلا ما قد سلف إنا اللا

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu; anak-anak perempuanmu; saudara-saudara perempuanmu; saudara-saudara bapakmu yang perempuan (bibi); saudara-saudara ibumu yang perempuan (bibi); anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki (keponakan); anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan (keponakan); ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak isterimu yang berada dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri (anak tiri), tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara,

Page 56: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.68

Dari keterangan ayat diatas diketahui bahwa saudara sepupu

tidak termasuk mahram.Sehingga dengan demikian, seseorang boleh

menikah dengan sepupunya. Hal ini juga diperkuat dengan firman Allah

dalam Qur‟an surah Al-Ahzab ayat 50:

ي أي ها النب إن أحللنا لك أزواجك ت آت يت أجورىن وما ملكت يينك ما أفاء الل الل

ت ىاجرن معك وامرأةا عليك وب نات عمك وب نات عماتك وب نات خالك وب نات خالتك الل

نكحها خالصةا لك من دون المؤمنين قد مؤمنةا إن وىبت ن فسها للنب إن أراد النب أن يست

علمنا ما ف رضنا عليهم ف أزواجهم وما ملكت أيان هم لكيل يكون عليك حرج وكان ا لل

غفوراا رحيماا

Terjemahnya:

Wahai Nabi, sesungguhnya kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya kami telah mengetahui apa yang kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.69

68

Qur’an Cordoba, Al Hufaz, H. 81. 69 Qur’an Cordoba, Al Hufaz, H. 424.

Page 57: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Ayat-ayat yang telah kami sebutkan diatas merupakan dalil yang sangat

kuat dan hujjah yang sangat terang akan bolehnya seseorang menikahi

sepupunya, hal tersebut dikarenakan sepupu bukan termasuk mahram

(wanita-wanita yang haram dinikahi) dan juga ada penjelasan secara

langsung akan halalnya menikahi saudara sepupu sebagaimana yang

disebutkan dalam Qur‟an surah al-ahzab ayat 50 diatas. Sepupu yang

dimaksud adalah secara umum tanpa terkecuali baik sepupu dari pihak

ayah (anak saudara laki-laki atau saudara perempuan ayah) maupun

sepupu dari pihak ibu (anak saudara laki-laki atau saudara perempuan

ibu).Ayat ini juga merupakan bantahan terhadap pandangan masyarakat

yang melarang pernikahan antara saudara sepupu.

Namun demikian, terdapat riwayat yang sangat masyhur dan

banyak disebutkan dalam buku-buku fiqih tentang anjuran untuk tidak

menikahi sepupu, yaitu yang berbunyi:

«ل تنكحوا القرابة القريبة؛ فإن الولد يلق ضاوي »قال: -صلى الله عليو وسلم -رو أنو

Artinya:

Diriwayatkan bahwasanya Nabi Shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, karena anaknya akan diciptakan dengan lemah”70

70

Ibnu Mulqin Sirajuddin Asy-Syafi‟i Al Mishry, Al Badru Al Munir, jilid 7 (Riyadh: Darul Hijrah, 1425 H), cet 1, nomor hadits 05, H 499.

Page 58: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Tentang riwayat ini, Al Hafidz Abu Amr bin Sholah rahimahullah

berkata: saya tidak mendapatkan dasar yang menjadi rujukan.71 Syekh

Muhammad Nashiruddin Al Albany –rahimahullah- berkata: “Hadits

tersebut tidak mempunyai dasar yang menjadikannya marfu‟ (sampai

kepada Rasulullah). Telah dikenal di kalangan ahli fiqih dan para doktor

zaman sekarang yang tidak bertakwa kepada Allah ketika menjelaskan

kepada murid-muridnya, sehingga mereka mengajarkan kepada murid-

muridnya perkataan dan pendapat yang tidak ada hujjah dan dalilnya,

mengajarkan hadits yang tidak ada ujung riwayatnya dan tidak otentik

dari sabda Nabi Shallallahu „alaihi wasallam sebagaimana hadits ini,

karena saya sering ditanya oleh sebagian murid-murid mereka mengenai

hadits tersebut.72

Sebagian fuqaha (ahlul fiqih) menganjurkan untuk menikahi

wanita asing (bukan kerabat). Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:

“hendaknya seseorang memilih wanita asing (bukan kerabat); karena

anaknya akan menjadi lebih subur, oleh karenannya diriwayatkan: اغتربوا

-menikahlah dengan wanita asing (bukan kerabat) agar anak“ ل تضووا

anak kalian tidak menjadi lemah”. Sebagian mereka berkata: Wanita

asing akan lebih subur dan wanita kerabat akan lebih sabar; karena tidak

ada yang menjamin akan adanya perselisihan dalam pernikahan yang

(mungkin) menyebabkan perceraian, dan jika seorang istri berasal dari

71

Ibnu Mulqin Sirajuddin Asy-Syafi‟I Al Mishry, Al Badru Al Munir, H 499 72

Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin Al Albany, Silsilah Al Ahadits Ad Dha‟ifah, jilid 11 (Riyadh: Darul Ma‟aarif, 1412 H), cet 1, H 605.

Page 59: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

kerabat dekat, maka akan menyebabkan putusnya silaturrahim yang

diperintahkan untuk dijaga dengan baik.73

Imam Ghazali Rahimahullah berkata: jangan menikahi kerabat

dekat karena yang demikian itu melemahkan syahwat (mengurangi

gairah). (Anak yang dilahirkan) akan menjadi lemah hal itu dipengaruhi

oleh kurangnya gairah. Syahwat akan bergejolak karena kuatnya

ransangan berupa penglihatan dan sentuhan, dan hal itu akan menguat

terhadap sesuatu yang asing dan baru. Adapun terhadap hal-hal yang

sudah biasa karena sering dilihat maka itu akan mengurangi gairah

karena tidak sempurnanya pengaruh dan penghayatan terhadapnya.74

Disebutkan dalam Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah: Menikahi

kerabat seperti Anak-anak paman dan bibi dari pihak ayah maupun ibu

termasuk yang dibolehkan Allah, namun para ulama berselisih pendapat

tentang kebolehan tersebut menjadi tiga pendapat.

Pendapat Pertama: makruh, ini adalah pendapat madzhab syafi‟i dan

Hanabilah, mereka berdalil dengan hadits dha‟if: “janganlah kalian

menikahi kerabat dekat, karena anak akan diciptakan dengan lemah”.

Pendapat Kedua: Mubah, ini adalah pendapat madzhab Malikiyah, hujjah

mereka antara lain:

73

Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al Maqdisy, Al Mugni, jilid 7 (Beirut: Darul Fikri, 1405 H), cet 1, H 468.

74 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali, ihya Ulumuddin jilid 2 (Beirut:

Darul Mairafah), H 41.

Page 60: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

1) keumuman firman Allah: “maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang

kamu senangi” (Q.S. An-Nisa:3),

2) Pernikahan Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam dengan anak

perempuan bibinya Zainab,

3) Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam menikahkan putrinya

Fatimah dengan Ali radhiyallahu „anhu dan Zainab dengan anak

bibinya shallallahu „alaihi wasallam.

Pendapat Ketiga: Sunnah, dan ini adalah pendapat madzhab Az

Zhahiriyah, dalil mereka sama dengan dalil kelompok kedua namun

mereka memaknai perbuatan Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam

sebagai sesuatu yang disunnahkan.

Maka pendapat yang paling benar adalah kelompok kedua karena

kuatnya hujjah mereka dan lemahnya hujjah dua kelompok yang lain.75

Demikianlah hukum pernikahan antara saudara sepupu dalam

tinjauan hukum islam, bahwa hal itu dibolehkan berdasarkan keumuman

firman Allah dan Perbuatan Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam yang

menikah dengan anak perempuan bibinya Zainab. Beliau Shallallahu

„Alaihi Wasallam juga menikahkan putri-putrinya dengan kerabat dekat

(sepupu). Adapun riwayat yang menganjurkan untuk tidak menikahi

kerabat dekat maka riwayat itu lemah, tidak diketahui sumbernya dan

tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.Allah Ta‟ala Maha Mengetahui

75Fatawa As Syabakah Al Islamiyah, jilid 13, H 2192, no 33807

Page 61: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

segala sesuatu termasuk hal yang bermanfaat bagi manusia maupun hal

yang dapat mendatangkan mudharat kepada mereka dan Allah tentu

tidak menghendaki keburukan kepada manusia hal ini sejalan dengan

ketinggian dan kesucian Nama dan Sifat-Nya. Dengan demikian apa

yang Allah syari‟atkan maka tentu itu baik termasuk menikahi saudara

sepupu hal ini agar kita yakin dan tawakkal kepada Allah dan

meninggalkan anggapan bahwa anak yang lahir dari pernikahan antara

saudara sepupu akan menjadi lemah atau cacat.

D. Pengaruh Pernikahan Antara Saudara Sepupu Dalam Kehidupan

Bermasyarakat

Suku buton sangat berpegangteguh dengan nilai-nilai adat dan

tradisi leluhur.Adapun terkait pernikahan antara saudara sepupu

maka itu masi menjadi larangan yang berlaku ditengah-tengah

masyarakat hingga sekarang.Namun yang menjadi pergeseran nilai

adalah sanksi adat terhadap yang melanggar larangan

tersebut.Namun pernikahan seperti ini hampir tidak lagi ditemukan di

tengah-tengah masyarakat. Kalau pun terjadi itu karena terpaksa

(wanita telah hamil diluar nikah) akibat pergaulan bebas diantara

mereka.

Bapak La Adi menjelaskan bahwa dizaman leluhur sanksi terhadap pelaku pernikahan antara saudara sepupu sangat tegas yaitu mereka dimasukan kedalam bubu kemudian ditenggelamkan

Page 62: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

dilautan bebas.Seiring berlalunya waktu, hukum adat mulai dipengaruhi oleh syariat agama dan aturan pemerintah maka sanksi tersebut dianggap sangat kejam. Dimasa sekarang apabila terjadi pernikahan antara saudara sepupu maka mereka akan diusir dari kampung.76

Penjelasan Bapak La Adi memberikan gambaran kepada kita

bagaimana pengaruh pernikahan antara saudara sepupu dalam

kehidupan bermasyarakat. Pada zaman leluhur pelaku pernikahan

antara saudara sepupu akan mendapat sanksi adat yang sangat

berat yaitu mereka akan dimasukan kedalam bubu (alat menangkap

ikan) kemudian ditenggelamkan ke laut. Beratnya sanksi ini

menunjukan betapa besarnya larangan menikahi sepupu dalam

pandangan hukum adat. Sanksi tersebut dianggap sangat kejam dan

tidak lagi diberlakukan dizaman sekarang setelah nilai-nilai adat

melebur dan bercampur dengan nilai-nilai agama dan aturan

pemerintah.

Bapak Arifin mengatakan bahwa orang yang menikahi sepupunya dapat hidup berbaur seperti biasa dengan masyarakat lainnya selama tidak terjadi bencana. Namun apabila terjadi bencana seperti kekeringan, gempa bumi dan sebagainya maka pasangan tersebut akan dikambinghitamkan, mereka diyakini sebagai asbab datangnya bencana. Pasangan itu akan diusir dari kampung. Adapun dalam pergaulan sosial kemasyarakatan, pasangan tersebut tidak dikucilkan namun mereka ditandai sebagai pasangan yang telah melanggar aturan adat.77

Penjelasan Bapak Arifin adalah tentang pengaruh pernikahan

antara saudara sepupu dimasa sekarang, yang mana mereka

76

Bapak La Adi (69 Tahun), Muadzin Masjid Baiturrahman Kampung Kayu Merah, Wawancara dilakukan di rumah keponakannya, 06-06-2019

77

Bapak Arifin (56 tahun) Tokoh masyarakat kampung Kayu Merah, wawancara dilakukan di rumah bapak La Musahara, 05-06-2019.

Page 63: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

diterima dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, dapat hidup

berbaur dan bersosialisasi sebagaimana masyarakat yang lain. Hal

itu selama kondisi kampung baik dan aman, namun apabila terjadi

bencana atau musibah maka pasangan tersebut akan

dikambinghitamkan. Bencana dan musibah tersebut dianggap buah

dari perbuatan mereka yang telah melanggar aturan adat. Alhasil

mereka akan dikucilkan bahkan diusir dari kampung.

Bapak La Musahara menyebutkan dimasa leluhur Pasangan yang melakukan pernikahan antar sepupu akan ditenggelamkan di laut. Sanksi ini sebagai efek jera dan pelajaran bagi yang lain agar tidak melakukan hal serupa. Beliau juga mengatakan bahwa orang yang melakukan pernikahan antara saudara sepupu harus diusir dari kampung karena pasangan tersebut diyakini dapat mendatangkan bencana pada kampung jika mereka tetap tinggal di kampung tersebut.78

Uraian Bapak La Musahara masih senada dengan penjelasan

Bapak La Adi yang lalu. Dizaman leluhur, pasangan pernikahan

antara saudara sepupu akan diberi sanksi berat berupa

ditenggelamkan di laut. Sanksi ini sebagai efek jera dan pelajaran

bagi yang lain agar tidak ada lagi yang melakukan pelanggaran

serupa. Adapun dimasa sekarang, maka pasangan yang menikah

antara saudara sepupu akan diusir dari kampung agar kampung

terhindar dari bencana akibat berbuatan mereka yang telah

melanggar nilai-nilai adat.

78

Bapak La Musahara (74 tahun), Tokoh adat kampung Kayu Merah, wawancara dilakukan di rumah Beliau, 05-06-2019.

Page 64: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Bapak La Jahaya menjelaskan bahwa pernikahan antara saudara sepupu sangat dilarang karena dianggap seperti saudara kandung. Beliau menambahkan bahwa tidak ada pernikahan antara saudara sepupu secara baik-baik karena pihak keluarga pasti berupaya untuk memisahkan mereka, yang ada dan itu sangat jarang adalah pernikahan karena terpaksa yaitu karena wanita telah hamil diluar nikah, sehingga mau atau tidak pasangan tersebut tetap harus dinikahkan, meskipun pernikahan tersebut sangat dilarang dan ditentang dalam pandangan adat. Orang tua pun berusaha untuk menerima hal tersebut bahwa itu merupakan kodrat ilahi. Bapak Lajahaya menambahkan bahwa dalam pandangan adat, landasan dibolehkannya pernikahan antara saudara sepupu dalam keadaan darurat adalah pernikahan antara saudara kandung yang terjadi pada zaman Nabi Adam „Alaihis Salaam.Apabila pernikahan antara saudara kandung dibolehkan (pada zaman nabi Adam „Alaihis Salam) maka apatah lagi dengan pernikahan antara saudara sepupu dalam keadaan darurat.

Apabila seorang wanita hamil diluar nikah dan yang menghamilinya

adalah sepupunya akibat pergaulan antar keduanya yang

melampaui batas syari‟at maka para tokoh adat dan yang dituakan

(orang tua-tua) dari keluarga kedua belah pihak melakukan

pertemuan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Biasanya pasangan tersebut akan dinikahkan dan untuk terhindar

dari musibah maka diadakan acara tolak bala (buat akang pung

pamali). Pamali adalah seuatu yang tabu untuk dilakukan atau

suatu pantangan. Orang yang menikahi sepupu dianggap telah

melakukan hal yang tabu dan telah melanggar pantangan adat. Ada

beberapa cara untuk menolak bala diantaranya baca doa selamat

atau melakukan upacara adat yaitu pasangan tersebut dimandikan

di pantai, di sungai atau ditiris hujan ketika turun hujan.79

79

Bapak La Jahaya (61 Tahun), Tokoh Adat kampung Kayu Merah, wawancara dilakukan di rumah Beliau, 09-06-2019.

Page 65: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Bapak La Mbae menambahkan tentang pengaruh

pernikahan sepupu dalam masyarakat bahwa pernikahan tersebut

dapat mendatangkan musibah. Beliau memberi contoh ketika naik

perahu, orang-orang akan menghindari berlayar dengan mereka

dalam perahu yang sama karena dikhawatirkan akan terjadi ombak

atau angin kencang yang dapat menenggelamkan perahu.80

Bapak La Minsei memberikan jawaban yang sama bahwa

menikahi sepupu dilarang dalam pandangan adat karena

berdekatan, dianggap seperti saudara kandung. Pernikahan seperti

ini ada namun sangat jarang terjadi.Agar terhindar dari keburukan,

maka pasangan tersebut dimandikan di laut dan mereka dapat

hidup berbaur dengan masyarakat seperti biasa.81

80

Bapak La Mbae (77 Tahun),Tokoh masyarakat kampung Kayu Merah, wawancara dilakukan di rumah Beliau, 09-06-2019.

81Bapak La Minsei (70an Tahun), Tokoh masyarakat kampung kayu Merah,

wawancara dilakukan di rumah Beliau, 09-06-2019.

Page 66: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Penulis mengkaji dan meneliti tentang Hukum Menikahi Sepupu

Menurut Adat Suku Buton Dalam Perspektif Hukum Islam di

Kampung Kayu Merah Distrik Fakfak Tengah Kabupaten Fakfak,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Pernikahan antara saudara sepupu dibolehkan secara

muthlaq dalam perspektif hukum islam, baik sepupu dari

pihak ayah (anak paman dan bibi dari pihak ayah) maupun

dari pihak ibu (anak paman dan bibi dari pihak ibu) dan tidak

ada silang pendapat dikalangan ulama.

2) Terdapat Riwayat yang menganjurkan untuk tidak menikahi

kerabat dakat namun riwayat tersebut lemah dan tidak

diketahui sumbernya.

3) Sebagian Fuqaha (ahlul fiqih) menganjur untuk menikahi

wanita asing (bukan kerabat) karena menikahi kerabat dapat

melemahkan syahwat (berkurangnya gairah berhubungan

badan) dan anak yang dilahirkan menjadi lemah.

4) Pernikahan antara saudara sepupu tidak diperbolehkan

menurut pandangan Adat Suku Buton Masyarakat Kampung

Page 67: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Kayu Merah karena faktor hubungan darah, sepupu

dianggap seperti saudara kandung.

5) Pernikahan antar sepupu dipercaya dapat mendatangkan

musibah, karena itu apabila terjadi pernikahan seperti ini

maka harus dilakukan acara tolak bala berupa baca doa

selamat atau melakukan upacara adat yaitu pasangan

tersebut dimandikan di pantai, di sungai atau di tiris hujan

ketika turun hujan untuk menghilangkan bala atau

keburukan.

6) orang yang menikahi sepupunya dapat hidup berbaur seperti

biasa dengan masyarakat lainnya selama tidak terjadi

bencana. Namun apabila terjadi bencana seperti kekeringan,

gempa bumi dan sebagainya maka pasangan tersebut akan

dikambinghitamkan, mereka diyakini sebagai asbab

datangnya bencana. Pasangan itu akan diusir dari kampung.

Adapun dalam pergaulan sosial kemasyarakatan, pasangan

tersebut tidak dikucilkan namun mereka ditandai sebagai

pasangan yang telah melanggar aturan adat.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan terkait dengan Hukum

Menikahi Sepupu Menurut Adat Suku Buton Dalam Perspektif

Hukum Islam di Kampung Kayu Merah Distrik Fakfak Tengah

Kabupaten Fakfak. Maka, penulis memberikan saran diantaranya:

50

Page 68: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

1) Hendaknya pemerintah dalam hal ini KUA Distrik Fakfak

Tengah dapat memberikan penyuluhan pernikahan yang

sesuai syariat islam kepada masyarakat kampung Kayu

Merah.

2) Sangat diharapkan kepada para da‟i dan ustadz yang

memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masalah ini

agar senantiasa menjelaskanya kepada masyarakat baik

melalui khutbah jumat, majelis ta‟lim atau ceramah-ceramah

umum.

3) Penulis berharap dengan penelitian ini masyarakat kampung

Kayu Merah lebih mengutamakan agama ketimbang adat

dalam menyikapi pernikahan antara saudara sepupu.

Page 69: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

C. Lampiran-Lampiran

Gambar tokoh masyarakat yang diwawancarai:

Bapak La Musahara selaku tokoh adat kampung kayu merah.

Bapak La Adi selaku muadzin masjid Baiturrahman kampung Kayu Merah.

Page 70: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Bapak La Mbae selaku tokoh masyarakat kampung Kayu Merah

Bapak La Jahaya selaku tokoh adat kampung Kayu Merah

Page 71: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Al-karim Cordoba, Al Hufaz, Bandung: Cordoba, 2018.

Abd. Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, Jilid 1, Cet. 1, Jakarta Timur:

Prenada Media, 2003.

Abdul Hamid Hakim, Mabadi Awwaliyah, Cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang,

1976.

Abu Abdillah Ahmad Bin Muhammad Bin Hanbal Bin Halal Bin Asad As

Syaibani, Musnad Al Imam Ahmad Bin Hanbal, Cet 1, Muassasah

Ar Risalah, 1421 H.

Abu Abdirrahman Ahmad Bin Syuaib Bin Ali Al-Khurasani An-Nasa‟i,

Sunan An-Nasa‟i, Jilid 7, Cet. 2, Beirut: Al-Islamiyah, 1406 H.

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, jilid 4, Cet 1,

Jakarta Timur: Darus Sunnah Press, 2016 M.

Ahmad bin Husain bin „Ali bin Musa Abu Bakar Al-Baihaqy, Syu‟bul Iman,

Cet 1, Jilid 7 Bombay: Daru Salafiyah, 1423 H.

Al Albany, Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin Silsilah Al

Ahadits Ad Dha‟ifah, cet 1, Riyadh: Darul Ma‟aarif, 1412.

Al Mubarakfuri Shafiyyurrahman, Sirah Nabawiyah, Cet. 39, Jakarta

Timur: Pustaka Al Kautsar, 2013

Al Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad ihya Ulumuddin

Beirut: Darul Mairafah.

Al Maqdisy, Abdullah bin Ahmad bin Qudamah, Al Mugni, cet 1, Beirut:

Darul Fikri, 1405.

Page 72: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Aminuddin dan Zinal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Cet. 3 ;

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, Jilid 1, Cet. 1, Jakarta Timur:

Prenada Media, 2003.

Asy-Syafi‟I, Ibnu Mulqin Sirajuddin Al Mishry, Al Badru Al Munir, cet 1

Riyadh: Darul Hijrah, 1425.

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004.

Kaelany, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Cet. 1, Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2000.

Kaelany, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Cet. 1, Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2000.

Malik bin Anas bin Malik bin Amir Al-Ashbahy Al-Madany, Almuwattha‟,

Cet 1, Jilid 5 Imaraat: Muassasah Zayad bin Sulthan, 1425 H.

Muhammad Bin Ahmad Bin Al Azhariy Al Harwiy Abu Manshur, Tahzib

Lugah, Cet 1, Bairut: Daruihyai Turats Al Arabiy, 2001 M.

Muhammad bin Husain bin Hasan, Ma‟alimu Ushulul Fiqh „Inda Ahlis

Sunnati Wal Jama‟ah, Cet 5, Jilid 1 Daru Ibnu Zaujy 1427 H.

Muhammad Bin Isa Bin Saurah Bin Musa Bin Dhahhak At-Tirmidzi, Sunan

At-Tirmidzi, Jilid 3, Cet 2, Mesir: Musthafa Al- Babi Al- Halabi,

1395 H.

Muhammad Bin Isma‟il Abu Abdillah Al-Bukhari Al-Ju‟fi, Shahih Bukhari,

Jilid 7, Cet. 1, Damasykus: Daru Thuqu An-Najah, 1422 H.

Page 73: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

Muhammad Bin Jarir Bin Yazid Bin Katsir Bin Galib Al Amiliy Abu Ja‟far At

Thabariy, Tafsir At Thabariy, Jilid 1, Cet 1, Daru Hijr Litthaba‟ati

Wannasri Wattauzi‟ Wal I‟lan, 1422 H.

Muhammad Bin Mukrim Bin Ali Abu Al Fadhl Jamaluddin Bin Manzhur Al

Anshoriy Ar Ruafiy Al Afriqiy, Lisanul Arab, Jilid 2, Cet 3, Bairut:

Daru Shodir, 1414 H.

Muhammad Musthafa Az-Zahily, Al-Wajiz fi Ushulul Fiqh Al- Islamy, Cet 2,

Jilid 1 Damasykus: Darul Khair, 1427 H.

Slamet Abiding Dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, Cet 1, Bandung: Cv.

Pustaka Setia, 1999.

Soehartono Irawan, Metode Penelitian Social, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1998.

Tatang, M. Amrin, Menyusun Rencana Penelitian, Cet 3, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 1995.

Fatawa As Syabakah Al Islamiyah, jilid 13, H 2192, no 33807

Https://Id.M.Wikipedia.Org Diakses Pada 23 Maret 2019.

Page 74: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi

. Riwayat Hidup

Muhammad Syarifuddin, Lahir di Taniwel pada tanggal 13 September 1994.

Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan di SD Inpress Wanath Ambon pada tahun

1999 dan selesai pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang

berikutnya yaitu di MTs Al-Irsyad Hutawa Ambon dan selesai pada tahun 2008. Dan

pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 2 FAKFAK dan

selesai pada tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan I’dad Lughowiy di

Ma’had Al-Birr Makassar selama 2 tahun 6 bulan, lalu penulis melanjutkan

pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) selama 4 tahun

pada Fakultas Agama Islam Prodi Ahwal Syakhsiyah dan selesai pada tahun 2020

Page 75: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi
Page 76: HUKUM MENIKAHI SEPUPU MENURUT ADAT SUKU ......sekalian yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini hingga akhir. Skripsi ini berjudul “Hukum Menikahi