Upload
doannga
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem keamanan adalah sebuah sistem yang dibuat untuk
meningkatkan level keamanan yang lebih tinggi, dirancang untuk
menghindari adanya tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor, di
rumah, maupun di tempat umum. Contoh sistem keamanan yaitu pada
kendaraan roda dua (motor), telah diciptakan adanya personal identifier
number (PIN) untuk menghidupkan atau mematikan kendaraan bermotor.
Oleh karena semakin banyaknya tindakan kejahatan dan tidak terkecuali
pencurian kendaraan bermotorpun semakin meningkat, sehingga diperlukan
sistem keamanan kendaraan bermotor yang lebih akurasi dan efektif.
Teknologi remote control telah banyak dikembangkan dengan
memanfaatkan berbagai media transmisi. Beberapa diantaranya adalah remote
control dengan memanfaatkan media infra merah, gelombang radio dan
saluran telepon. Sistem remote control melalui saluran telepon memiliki
keunggulan dalam hal jarak jangkauan dan kepraktisan dibanding media
lainnya. Hadirnya telepon bergerak (seluler) atau handphone yang telah
dikenal dan digunakan banyak orang, yang mampu melakukan komunikasi di
manapun mereka berada tanpa dibatasi oleh ruang dan rentang panjang kabel
dapat menjadi solusi bagi kebutuhan pengendalian jarak jauh (remote control)
seperti yang telah diuraikan diatas. Salah satu fungsi handphone yang paling
populer ialah untuk mengirim dan menerima SMS.
SMS ini sangat cocok digunakan untuk sistem pengontrol wireless
real time karena kecepatan pengiriman datanya, efisiensi dan luasnya
jangkauan, namun kelebihan handphone dengan fasilitas SMS-nya ini masih
perlu dihubungkan ke suatu perangkat kontrol untuk dapat melakukan
pengendalian on/off kontraktor dari jarak jauh dan menginformasikan situasi
keamanan kendaraan bermotor dari jarak jauh.
Salah satu perangkat kontrol yang cukup praktis dan banyak
digunakan adalah mikrokontroler yaitu sebuah chip yang berfungsi sebagai
pengontrol rangkaian elektronik dan dapat menyimpan program didalamnya.
1
Kelebihan utama mikrokontroler ialah tersediannya Flash Memory, RAM dan
peralatan I/O pendukung sehingga memiliki ukuran yang sangat ringkas dan
lebih leluasa untuk dihubungkan dan melakukan pengontrolan terhadap
perangkat lain.
Alat kontrol memberikan balasan pemberitahuan kondisi keamanan
kendaraan bermotor, dan alat kontrol dapat memberikan informasi kondisi
output, setelah menerima perintah dari pengirim atau pengontrol. Pada
laporan ini penulis berusaha untuk menyajikan sistem keamanan yang sesuai
dengan keterangan diatas, dalam hal ini sistem yang dibuat berbentuk sebuah
sistem keamanan yang berjudul “Sistem Keamanan Kendraan Bermotor
Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Dengan Memanfaatkan Teknologi SMS
Pada Hanphone“.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem keamanan
kendaraan bermotor menggunakan teknologi sms pada handphone berbasis
mikrokontroler ATMEGA89S52.
1.3 Ruang Lingkup
Spesifikasi alat yang dirancang adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi antara handphone dengan mikrokontroler menggunakan
komunikasi serial dengan standar RS232.
2. Menggunakan mikrokontroler buatan Atmel yaitu AT89S52.
3. Menggunakan perintah AT-Command untuk mengakses handphone
melalui port data serialnya.
4. Kontrol jarak jauh menggunakan handphone melalui jaringan GSM
dengan operator Satelindo, Indosat, Telkomsel, Excelcom, atau 3.
5. Menggunakan handphone jenis Siemens C55 pada alat dan pada
handphone pengontrol dapat menggunakan jenis yang lain.
6. Dapat mengontrol dan mendeteksi kondisi keamanan menggunakan
sensor getar.
2
1.4 Manfaat
Meningkatkan keamanan pada kendaraan bermotor, pembuatan alat
ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengontrolan keamanan
kendaraan bermotor menggunakan fasilitas SMS pada handphone sebagai
alternatif pengontrolan keamanan jarak jauh.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrokontroler
Mikrokontrole merupakan sebuahb sistem komputer yang seluruh atau
sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering
disebut single chipn microcomputer. Lebih lanjut mikrokontroler merupakan
system computer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat
spesifik (Wahyudin: 2006). Sedangkan menurut Tim Lab. Mikroprosesor
(Tim Lab Mikroprosesor : 2007) Mikrokontroler, sesuai namanya, merupakan
suatu alat atau komponen, pengontrol atau pengendali yang berukuran kecil
(mikro).
Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang dapat diprogram melalui
komputer dan merupakan pengendali utama sistem elektronika (Budiharto :
2009). Pada penelitian ini mikrokontroler deprogram untuk mengendalikan
kerja beberapa hardware sehingga membentuk sebuah sistem pengamanan
mobil yang diinginkan. Mikrokontroler juga akan menjadi sebuah sistem
peringatan dini dan sistem respon dari perintah yang diterima dan
meneruskannya dengan mengerjakan tugas yang diperintahkan.
Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
AT89S52 produksi Atmel. AT89S52 merupakan mikrokontroler dari
keluarga/jenis MCS-51 yang berbasiskan arsitektur processor 8051.
Mikrokontroler tipe AT89S52 memiliki konfigurasi yang sama persis dengan
versi terdahulunya AT89C52, hanya saja AT89S52 mempunyai fitur ISP (In-
System Programmable Flash Memory). Fitur ini memungkinkan
mikrokontroler dapat diprogram langsung dalam suatu sistem elektronik
tanpa melalui Programmer Board atau Downloader Board Personal
Computer. Mikrokontroler dapat diprogram langsung melalui kabel ISP yang
dihubungkan dengan paralel port pada suatu Personal Computer.
AT89S52 memiliki 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and
Erasable Read Only Memory) yang dapat diisi ulang berkali-kali. Memory ini
dapat digunakan untuk menyimpan instruksi atau perintah berstandar MCS-
51code, sehingga memungkinkan mikrokontroler ini untuk bekerja dengan
4
mode single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang tidak
memerlukan eksternal memory untuk menyimpan source kode tersebut.
(Wahyudin ; 2006).
Fitur-fitur yang dimiliki mikrokontroler AT89S52 adalah :
1. Dapat diprogram sampai dengan 1000 kali pemrograman.
2. Tegangan kerja 4.0-5.5 V
3. Beroperasi antara 0-33 Mhz
4. Tiga tingkatan program memory lock
5. 256 x 8bit RAM internal
6. 32 saluran I/O
7. Tiga buah timer/counter 16 bit.
8. 8 buah sumber interupsi
9. Saluran UART serial Full Duplex
10. Mode low power Idle dan Power-down
11. Interup recovery dari mode power down
12. Watchdog Timer
13. Osilator on chip dan sirkuit waktu
5
Gambar1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S52.
AT89S52 mempunyai 40 kaki, 32 kaki digunakan untuk keperluan
port I/O paralel. Setiap port terdiri atas 8 pin, sehingga terdapat 4 port, yaitu
port 0, port 1, port 2 dan port 3.
Gambar 2. Menunjukan Konfigurasi Pin dari AT89S52
Fungsi beberapa pin AT89S52 adalah:
1. VCC
Dihubungkan ke sumber tegangan +5V
2. GND
Dihubungkan ke ground
3. PSEN (Program Store Enable)
PSEN adalah sebuah sinyal keluaran yang terdapat pada
pin 29. Fungsinya adalah sebagai sinyal control untuk
memungkinkan mikrokon-troler membaca program (code) dari
memori eksternal. Biasanya pin ini dihubungkan ke pin OE
EPROM. Jika eksekusi program dari ROM internal atau dari flash
memori (ATMEL AT89SXX), maka PSEN berada pada kondisi
tidak aktif (high).
4. ALE (Address Latch Enable)/PROG
Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya
sama dengan ALE pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau
6
8086. Sinyal ALE dipergunakan untuk demultiplek bus alamat
dan bus data. Sinyal ALE membangkitkan pulsa sebesar 1/6
frekuensi oscillator dan dapat dipakai sebagai clock yang dapat
dipergunakan secara umum.
5. EA (External Access)/VPP
Masukan sinyal EA terdapat pada pin 31 yang dapat
diberikan logika rendah (ground) atau logika tinggi (+5V). Jika
diberikan logika tinggi maka mikrokontrole akan mengakses
program dari ROM internal (EPROM/flash memory). Jika diberi
logika rendah maka mikrokontroler akan mengakses program dari
memori eksternal
6. RST (Reset)
Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S52.
Pulsa transisi dari tinggi selama 2 siklus ke rendah akan mereset
mikrokontroler.
7. Oscillator
Oscillator yang disediakan pada chip dikemudikan dengan
XTAL yang dihubungkan pada pin 18 dan pin 19. Diperlukan
kapasitor penstabil sebesar 30 pF. Besar nilai XTAL sekitar 3
MHz sampai 33 MHz. XTAL adalah input ke pembalikan penguat
oscillator (inverting oscillator amplifier) dan input ke clock
internal pengoperasian rangkaian. Sedangkan XTAL2 adalah
output dari pembalikan penguat oscillator.
8. Port Paralel
9. Port 0
Port 0 adalah port I/O 8 bit jalur directional terbuka.
Sebagai sebuah port output, masing-masing pin dapat
memasukkan 8 input TTL. Jika ‘1’ ditulis ke pin port 0, maka pin
dapat digunakan sebagai input empedansi tinggi.
Port 0 dapat pula dikonfigurasi pada multiplexed low
order address data bus selama akses ke program eksternal dan
memori data. Pada mode demikian, P0 mempunyai Pull up
internal. Port 0 menerima kode byte selama Flash Programming
7
dan output kode byte selama program verification Port 0
memerlukan pull up eksternal selama program verification.
10. Port 1
Port 1 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up
internal. Port 1 output buffer dapat menjadi sumber 4 TTL input.
Ketika ‘1’ ditulis ke port 1, pin di pull up high oleh pull up
internal dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai input, pin
port 1 yang secara eksternal di pull low akan menjadi sumber arus
(IIL) karena berasal dari pull up internal. Port 1pun menerima low
order address byte selama Flash Programming dan Verification.
Tabel 1. Fungsi khusus port1 mikrokontroler AT89S52
PIN Fungsi
P1.0 external input counter.timer2
P1.2 T2EX (Timer.counter 2 capture/reload trigger /
direction control)
P1.5 MOSI (digunakan untuk in system programming)
P1.6 MISO (digunakan untuk in system programming)
P1.7 SCLK (digunakan untuk in system programming)
11. Port 2
Port 2 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up
internal . Output buffer port 2 dapat menjadi 4 sumber TTL input.
Ketika ‘1’ ditulis ke port 2, pin di pull up high oleh pull up
internal dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai input , pin
port 2 yang secara eksternal di pull low akan menjadi sumber arus
(IIL) karena berasal dari pull up internal.
Keluaran port 2 high order address byte selama
pengambilan dari memori program eksternal dan selama akses ke
memori data eksternal menggunakan 1 bit address
(MOVX@DPTR). Pada aplikasi ini, port mnggunakan pull up
internal yang kuat ketika mengeluarkan ‘1’. Selama akses ke
memori data eksternal yang menggunakan 8 bit address
(MOV@R1), port 2 menerima high order address bit dan
8
beberapa sinyal control selama Flash Programming dan
Verification.
12. Port 3
Port 3 adalah port I/O 8 bit bideractional dengan internal
pull up . Output buffer port 3 dapat menjadi sumber 4 TTL input.
Ketika ‘1’ ditulis ke port 3, pin di pull high oleh internal pull
up dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai input port 3 yang
di pull low akan menjadi sumber arus (IIL) karena berasal dari
pull up internal. Port 3 menyediakan keistimewaan berbagai
fungsi spesial pada AT89S52, yaitu:
Tabel 2. Fungsi khusus port 3 mikrokontroler AT89S52
PIN Fungsi
P3.0 RXD (Serial Input Port)
P3.1 TXD (Serial output port)
P3.2 INT0(Eksternal Interupt 0)
P3.3 INT1 (Eksternal Interup 1)
P3.4 T0 (Timer 0 Eksternal Input)
P3.5 T1 (Timer 1 Eksternal Input)
P3.6 WR (Eksternal Data Memori Write Strobe)
P3.7 RD (Eksternal Data Memori Read Strobe)
Pada penelitian ini penulis menggunakan sensor gerak
(motiondetector) sehingga sistem memiliki fungsi lain yakni
sebagai sistem peringatan dini. Selain itu sistem mampu
mengirim SMS, menerima dan membaca masukan berupa SMS
sehingga sistem memiliki fungsi terkendali dengan adanya
komunikasi dua arah tersebut.
2.2 Sensor Getar
Sensor getar merupakan alat pendeteksi getaran yang sering di
gunakan pada alat-alat elektronik, sensor getar terdiri dari dua kutub yang
sama tapi terpisah dan air raksa di dalamnya, jika air raksa menyentuh kedua
kutub sehingga menyatukan kedua kutub tersebut, maka arus listrik dapat
9
mengalir memberikan sinyal kea lat elektonik lain. Gambarnya dapat dilihat
di bawah ini:
Gambar 3. Sensor getar
2.3 BASCOM-8051
BASCOM-8051 adalah program Basic Compiler berbasis Windows
untuk mikrokontroler keluarga 8051 seperti AT89S51 dan AT89S52.
BASCOM-8051 merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi
BASIC yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS Electronic
(Wahyudin 2006:7).
Kelebihan BASCOM-8051 adalah kemudahan dalam
mengembangkan suatu program pada mikrokontroler karena menggunakan
bahasa tingkat tinggi BASIC, selain itu tersedianya pilihan yang dapat
mensimulasikan program yang telah dibuat lebih mempermudah dan
mengurangi resiko terjadinya kesalahan pembuatan program.
Output file dari proses kompilasi ada beberapa macam, yaitu file
hexadesimal, file biner, dan sebagainya. Karena pada penelitian ini
mnggunakan Atmel Microcontroller ISP Software, maka untuk menuliskan
ke IC diperlukan file hexadecimal.
10
Gambar 4. Interface BASCOM 8051
Pada setiap icon yang ada pada interface diatas memiliki fungsi
masing-masing. Adapun fungsi dari tiap-tiap icon fapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Fungsi Icon pada Interface BASCOM 8051
Icon Nama Fungsi Shortcut
File New Membuat file baru Ctrl+N
Open File Untuk membuka file Ctrl+O
File Save Untuk menyimpan file Ctrl+S
Save as Menyimpan file dengan nama
lain.
-
Print Utnuk mencetak dokumen Ctrl+P
Print preview Untuk melihat tampilan sebelum
dicetak.
-
Syntax check Untuk memeriksa kesalahan
bahasa.
Ctrl+F7
Program compile Untuk mengkompile program
yang dibuat.
F7
Show result Untuk menampilkan hasil
kompilasi program.
Ctrl+W
Simulate Untuk mencimulasikan program
yang dibuat.
F2
11
2.3.1 Karakter dalam BASCOM
Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter
alphabet (A-Z dan a-z), karakter numeric (0-9) dan karakter spesial seperti
yang ditunjukkan pada tabel 2.4 di bawah ini.
Tabel 4. Karakter-karakter spesial pada BASCOM
Karakter Nama
Blank atau spasi
‘ Apostrophe
* Asteriks atau simbol perkalian
+ Simbol Pertambahan (Plus Sign)
, Comma
- Simbol Pengurangan (Minus Sign)
. Period (decimal point)
/ Slash (division symbol) will be handled as \
: C olon
“ Double Quotation mark
; Semicolon
< Less than
= Equal sign (assigment symbol or relation operator)
> Greater than
\ Backslash (interger/word division symbol)
2.3.2 Tipe Data
Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang men
unjukkan daya tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan
memori mikrokontroler. Berikut ini adalah tipe data pada BASCOM berikut
keterangannya.
Tabel 5. Tipe Data BASCOM
Tipe Data Ukuran (byte) Range
Bit 1/8 -
Byte 1 0 sampai 255
Interger 2 -32,768 sampai + +32,767
12
Word 2 0 sampai 65535
Long 4 -2147483648 samapi
+2147483647
Single 4 -
String Hingga 254 byte -
2.3.3 Variabel
Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat
penyimpanan data atau penampung data sementara, misalnya menampung
hasil perhitungan, menampung data hasil pembacaan register dan lain-lain.
Variabel merupakan pointer yang menunjuk pada alamat memori fisik di
mikrokontroller.
Dalam BASCOM ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variabel:
1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
2. Karakter dapat berupa angka atau huruf.
3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.
4. Variabel tidak boleh menggunkan kata-kata yang digunakan oleh
BASCOM sebagai perintah, pernyataan, internal register dan nama
operator (AND, OR, DIM, dan lainnya).
2.3.4 Program Simulasi
BASCOM 8051 menyediakan pilihan yang dapat mensimulasikan
program. Sehingga setelah membuat suatu program, dapat di periksa terlebih
dahulu apakah program yang dibuat sudah benar atau masih salah sebelum
didownload pada mikrokontroler. Adapun bentuk tampilan simulasinya dapat
dilihat pada gambar .
13
Gambar 5. Tampilan listing BASCOM 8051
Tekan tombol untuk memulai simulasi. Dan untuk
memberhentikan simulasi maka tekan tombol . Selain itu untuk dapat
melihat perubahan data pada setiap port atau ketika ingin memberikan input
pin-pin tertentu dari mikrokontroler, maka gunakan tombol maka akan
muncul tampilan simulasi hardwarenya. Adapun bentuk tampilannya dapat
dilihat pada gambar 6.
14
Gambar 6. Tampilan Simulasi Hardware
2.3.5 Kontrol Program
Keunggulan sebuah program terletak pada kontrol program ini.
Kontrol program merupakan kunci dari kehandalan program yang dibuat
termasuk juga pada rule evaluation pada logika samar. Kontrol program dapat
mengendalikan alur dari sebuah program dan menentukan apa yang harus
dilakukan oleh sebuah program ketika menemukan suatu kondisi tertentu.
Kontrol program ini melipuiti kontrol pertimbangan kondisi dan keputusan,
kontrol pengulangan serta kontrol alternatif. BASCOM menyediakan
beberapa kontrol program yang sering digunakan untuk menguji sebuah
kondisi, perulangan dan pertimbangan sebuah keputusan. Berikut ini
beberapa kontrol program yang sering digunakan dalam pemrograman
dengan BASCOM.
Berikut adalah beberapa kontrol program yang sering digunakan
dalam pemograman dengan BASCOM :
1. IF… THEN
Dengan pernyataan ini kita dapat menguji sebuah kondisi
tertentu dan kemudian menentukan tindakan yang sesuai dengan
kondisi yang diinginkan. Sintak penulisannya adalah sebagai
berikut:
IF <Syarat Kondisi> THEN <Pernyataan>
Sintak diatas digunakan jika hanya ada satu kondisi yang diuji
dan hanya melakukan satu tindakan. Jika melakukan lebih dari
satu tindakan maka sintaknya harus ditulis sebagai berikut:
IF <Syarat kondisi> THEN
<Pernyataan ke-1>
<Pernyataan ke-2>
<Pernyataan ke-n>
END IF
2. SELECT… CASE
15
Perintah ini akan mengeksekusi beberapa blok pernyataan
tergantung dari nilai variabelnya. Perintah ini mirip dengan
perintah IF... THEN, namun perintah ini memiliki kelebihan
yaitu kemudahan pada penulisannya. Sintaknya adalah sebagai
berikut:
SELECT CASE Variabel
CASE test1 : statement
CASE test2 : statement
CASE ELSE : statement
END SELECT
3. WHILE… WEND
Perintah ini mengeksekusi sebuah pernyataan secara
berulang ketika masih menemukan kondisi yang sama. Perintah
ini akan berhenti jika ada perubahan kondisi dan melakukan
perintah selanjutnya. Sintaknya sebagai berikut:
WHILE <Syarat kondisi>
<Pernyataan>
WEND
4. DO… LOOP
Perintah Do... Loop digunakan untuk mengulangi sebuah
blok pernyataan terus menerus. Untuk membatasi
pengulangannya dapat ditambahkan sebuah syarat kondisi agar
perulangan berhenti dan perintahnya menjadi Do... loop Until.
Sintak penggunaan perintah ini adalah sebagai berikut:
Do
<Blok pernyataan>
Loop
Yang menggunakan perintah Do Loop Until
Do
<Blok pernyataan>
Loop Until <syarat kondisi>
5. FOR… NEXT
16
Perintah ini digunakan untuk mengeksekusi sebuah blok
pernyataan secara berulang. Perintah ini hampir sama dengan
perintah Do... Loop, namun pada perintah For... Next ini nilai
awal dan akhir perulangan serta tingkat kenaikan atau turunnya
dapat ditentukan.
Penggunaannya sebagai berikut:
For var = start To/Downto end [Step value]
<Blok pernyataan>
Next
Untuk menaikan nilai perulangan gunakan To dan untuk
menurunkan gunakan Downto. Tingkat kenaikan merupakan
pilihan, jadi dapat digunakan ataupun tidak. Jika nilai kenaikan
tidak ditentukan maka secara otomatis BASCOM akan
menentukan nilainya yaitu 1.
6. EXIT
Perintah ini digunakan untuk keluar secara langsung dari
blok program For... Next, Do... Loop, Sub... Endsub, While...
Wend. Sintak penulisannya adalah sebagai berikut:
Exit [Do] [For] [While] [Sub]
Sintak selanjutnya setelah EXIT dapat bermacam-macam
tergantung perintah exit itu berada dalam perintah apa. Jika dalam
perintah Do... Loop maka sintaknya menjadi Exit Do.
7. GOSUB
Dengan perintah GOSUB program akan melompat ke
sebuah label dan akan menjalankan program yang ada dalam rutin
tersebut sampai menemui perintah Return. Perintah Return akan
mengembalikan program ke titik setelah perintah Gosub.
8. GOTO
Perintah GOTO digunakan untuk melakukan percabangan,
perbedaannya dengan GOSUB ialah Perintah GOTO tidak
memerlukan perintah Return sehingga programnya tidak akan
kembali lagi ke titik dimana perintah GOTO itu berada. Berikut
ini adalah sintak perintah GOTO:
17
GOTO label
Label:
Panjang label maksimal ialah 32 karakter.
2.4 Prog ISP 168
Aplikasi yang digunakan untuk mendownload / mentransfer file. hex
ke mikrokontroller. Aplikasi ini dipasangkan dengan product yang
ditawarkan yaitu USB ASP yang dapat didapat dari situs ini juga. Prog ISP
ini dapat didownload geratis dan telah ditambahkan dengan library
mikrokontroller yang lain meliputi:- 89s/cxx-, 80s/cxx, ATMegaxx,
ATTinnyxx kecepatan untuk memindahkan data hex dari komputer ke
mikrokontroller dapat diatur mulai kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi.
Fasilitas yang dimilikinya cukup lengkap, yaitu untuk menulis flah, eeprom,
atau membaca flash, eeprom serta untuk menghapus. Menu tambahan
diberikan untuk memprogram dengan pemrograman fuse bit atau fasilitas
lock mikrokontroller.
Gambar 7. Prog Isp Downloader
2.5 Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengatur dan menghambat listrik. Resistor diberi lambang R yang juga
18
disebut Weerstand’ (Bahasa Belanda). Pada dasarnya semua bahan memiliki
sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan
metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut
menghantar listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan
dari bahan konduktif bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki
resistensi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai
isulator.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Dari hokum Ohm diketahui bahwa resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatau resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki
tembaga di kiri dan kanan Pada badannya terdapat lingkaran membentuk
gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi
tanpa mengukur besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah
standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries
Association) seperti yang ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 6. Tabel warna resistor
Warna Nilai Faktor
Pengali
Toleransi
Hitam 0 1
Coklat 1 10 1%
Merah 2 100 2%
Jingga 3 1.000
Kuning 4 10.000
Hijau 5 100.000
Biru 6 106
Violet 7 107
Abu-Abu 8 108
Putih 9 109
Emas - 0.1 5%
19
Perak - 0.001 10%
Tanpa Warna - - 20%
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang
toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang
toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan
lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak
sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui
berapa toleransi dari resistor tersebut. Setelah menemukan mana gelang yang
pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan
besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20%
memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan
toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk
gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan
besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Gambar 8. Resistor dan simbol resistor
Cara menghitung nilai resistor pada gambar 2. diatas menggunakan
tabel 2, dimulai dengan gelang paling kiri.
Pada resistor dengan tiga gelang perhitungannya adalah :
Maka nilainya adalah 4700Ω = 4.7 kΩ dengan nilai toleransi 5%.
Pada resistor dengan empat gelang perhitungannya adalah :
Maka nilainya adalah 10000Ω = 10 kΩ dengan nilai toleransi 1%.
20
Kuning = 4 Ungu = 7 Merah = 100 Emas = 5%
Coklat = 1 Hitam = 0 Hitam = 0 Merah = 100 Coklat = 1%
2.6 Dioda
Dioda adalah suatau komponen elektronik yang dapat melewatkan
arus satu arah saja. (Sutrisno: 1986). Bentuk dioda yang lazim digunakan
adalah dioda sambungan p-n (p-n junction ). Beberapa jenis diode menurut
fungsinya yaitu dioda penyearah, dioda isyarat dan dioda zener.
Dioda memegang peranan penting dalam elektronika, diantaranya
adalah untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak balik, untuk
mengesan gelombang radio, untuk membuat berbagai bentuk gelombang
isyarat, untuk mengatur tegangan searah agar tidak berubah dengan beban
maupun dengan perubahan tegangan jala-jala (PLN), untuk saklar elektronik,
LED, laser semikonduktor, mengesan gelombang mikro dan lain-lain.
Beberapa pengertian dasar dari dioda sambungan p-n digunakan pada
transistor, sehingga apabila kita menguasai pengertian dasar dioda akan
mudah pula memahami sifat transistor. (Sutrisno: 1986).
Ada berbagai macam dioda berdasarkan bahan pemebentuknya yaitu,
dioda germanium, dioda Silikon, dioda Selenium, dioda Zener dan dioda
cahaya yang sering disebut LED (Light Emiting Dioda). LED merupakan
dioda yang terbuat dari bahan Ga (Galium), As dan Fosfor yang dapat
mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan perkembangan dari
ditemukannya energy panas dan energi cahaya yang dilepaskan electron saat
menerjang sambungan p-n pada dioda.
2.7 Transistor
Transistor adalah suatu komponen aktif dibuat dari bahan
semikonduktor. Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar)
dan transistor efek medan (Field Effect Transistor-FET). Transistor
digunakan di dalam rangkaian untuk memperkuat isyarat, artinya isyarat
lemah pada masukan diubah menjadi isyarat yang kuat pada keluaran.
(sutrisno: 1986).
21
Gambar 9. Simbol Tipe Transistor
2.8 Relay
Relay adalah saklar yang dikendalikan secara elektronik
(electronically- switch). Arus listrik yang mengalir pada kumparan relay akan
menciptakan medan magnet yang kemudian akan menarik lengan relay dan
mengubah posisi saklar, yang sebelumnya terbuka menjadi terhubung.
Relay memiliki tiga jenis kutub: COMMON = kutub acuan, NC
(Normally Close) = kutub yang dalam keadaan awal terhubung pada
COMMON, dan NO (Normally Open) = kutub yang pada awalnya terbuka
dan akan terhubung dengan COMMON saat kumparan relay diberi arus
listrik. Berdasarka jumlah kutub pada relay, maka relay dibedakan menjadi 4
jenis:
1. SPST = Single Pole Single Throw
2. SPDT = Single Pole Double Throw
3. DPST = Double Pole Single Throw
4. DPDT = Double Pole Double Throw
Pole adalah jumlah COMMON, sedangkan Throw adalah jumlah terminal
output (NO dan NC). Untuk lebih memahami dapat dilihat gambar berikut:
Gambar 10. Skematik Tipe-tipe Relay
2.9 AT Command
AT Comman berasal dari kata attention command Attention berarti
peringatan atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi.
Maksudnya ialah perintah atau instruksi yang dikenakan pada ponsel dan
handset. AT Command diperkenalkan oleh Dennis Hayes pada tahun 1977
22
yang dikenal dengan “smart ponsel” bekerja pada baud rate 300 bps. Perintah
AT Command digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal (ponsel)
melalui gerbang serial pada komputer.
Dengan penggunaan perintah AT Command dapat diketahui atau
dibaca kondisi dari terminal dan dapat digunakan untuk mengendalikan
terminal. Seperti mengetahui kondisi sinyal, kondisi baterai, mengetahui
nomer IMEI, mengirim pesan, membaca pesan, dan menambah item pada
daftar telepon (Ferry ; 2003:7). Di bawah ini beberapa perintah AT Command
seputar layanan pengiriman dan penerimaan SMS yang bersifat umum.
Tabel 7. Tabel AT+Command
AT Command Fungsi
AT+CPMS Menentukan penyimpanan pesan
AT+CMGF Format pesan
AT+CSCA Nomor service center
AT+CNMI Pengaktifan indikasi pesan baru
AT+CMGL Daftar pesan
AT+CMGR Membaca pesan
AT+CMGS Mengirim pesan
AT+CMGD Menghapus pesan
AT+CMMS Mengirimkan lebih banyak pesan
ATD Melakukan panggilan
ATH Memutus hubungan telepon
Ponsel terdiri dari sederet instruksi yang mengatur komunikasi dan
fitur-fitur di dalamnya. Penggunaan AT Command pada handset telah
mempermudah untuk mengetahui segala informasi yang terdapat pada
handset tersebut. Dengan menggunkan instruksi tertentu kita akan dapat
mengetahui informasi yang diinginkan dari handset dan dapat memberi
perintah pada handset untuk melakukan fungsi tertentu. Dalam mengakses
AT Command hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan
computer dan handset telah terhubung melalui port COM dengan interface
RS232 atau melalui COM virtual pada windows melalui port USB
(diperlukan driver khusus sesuai tipe handset).
23
2.10 Teknologi GSM
Teknologi GSM merupakan salahsatu jenis teknologi digital
komunikasi selular, pada awalnya sekitar tahun 1980-an, teknologi
komunikasi yang digunakan antar negara masih berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lainnya, belum ada sebuah standar teknologi pentranmisian
data yang digunakan, terlebih lagi pada saat itu teknologi yang digunakan
masih bersifat analog sehingga masih bersifat regional, teknologi komunikasi
yang digunakan pada waktu itu misalnya sistem C-NET yang dikembangkan
oleh Siemens di negara Jerman dan Portugal, sistem RC-2000 yang
dikembangkan di Prancis, sistem NMT (Nordic Mobile Telephone) yang
dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta system TACS
(Total Access Communications System) yang beroperasi di Inggris. teknologi
analog ini semakin tidak sesuai dengan masyarakat eropa yang dinamis,
maka pada tahun 1982 negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi
bernama GSM (Group Special Mobile) yang bertujuan untuk menciptakan
standar teknologi selular yang baru, kemudian pada tahun 1991 GSM
diresmikan sebagai standar telekomunikasi seluler untuk seluruh Eropa oleh
ETSI (European Telecomunication Standard Institute), organisasi negara-
negara Eropa yang mengkaji masalah teknologi komunikasi. Kemudian
teknologi GSM ini berkembang ke negara-negaa Amerika dan Asia termasuk
Indonesia, Sebelum menerapkan teknologi GSM, Indonesia masih
menggunakan teknologi komunikasi analog bernama AMPS (Advances
Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone).
2.11 SMS (Short Message Services)
Salahsatu layanan komunikasi yang menggunakan jaringan GSM
adalah layanan SMS (Short Message Service), layanan ini merupakan
salahsatu layanan yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan pesan
singkat berbentuk teks diantara perangkat handphone, layanan ini pertama
kali muncul di Eropa pada tahun 1992, dikembangkan oleh institusi bernama
ETSI (European Telecommunications Standards Institiute). Pada awalnya
SMS termasuk pada layanan standar GSM, namun saat ini layanan ini telah
24
tersedia pula pada jaringan CDMA (Code Division Multiple Access).
(http://www.developershome.com, April 2010).
Untuk sekali pengiriman pesan melalui SMS, berisi sekitar 140 bytes
(1120 bits) data, jumlah maksima1 karakter yang dikirimkan sebanyak 160
karakter jika menggunakan encoding karakter 7-bit seperti karakter huruf
latin. Namun jika menggunakan 16-bit unicode UCS2 character encoding
hanya menampung maksimal 70 karakter seperti karakter huruf Cina. SMS
sangat cocok diguakan untuk mengrimkan peringatan atau pemberitahuan
mengenai suatu kejadian penting dan dapat pula digunakan sebagai sistem
peringatan terhadap suatu kejadian. Lebih Lanjut SMS dapat digunakan
sebagai kendali jarak jauh suatu perangkat elektronika dengan menggunakan
perintah berbasis teks melalui SMS.
Pada saat pengiriman pesan dari handphone, pesan SMS tersebut akan
ditampung oleh SMS Center (SMSC), baru setelah itu SMS diteruskan ke
tujuan. Jika tujuan/penerima dalam status tidak tersedia (tidak aktif atau
diluar jangkauan), maka SMS akan disimpan sementara sampai pesan dapat
terkirim atau sampai batas waktu masa berlaku (periode validitas terpenuhi)
pesan tersebut. SMSC bertugas mengatur trafik SMS dan sebagai router
ketika pengiriman SMS lintas operator. Melalui SMSC juga dapat diketahui
status dari SMS yang dikirim apakah sudah disampaikan atau belum serta
gagal atau berhasil. Setiap operator telepon selulermemiliki SMSC yang
berbeda-beda.
Dalam SMS terdapat 2 jenis operasi yang berjalan, yaitu : Mobile-
Originated Short Message (MO-SM) dan Mobile Terminated Short Message
(MO-TM). (http://www.visualgsm.com/, April 2010).
2.12 PDU
Terdapat dua cara untuk mengirim SMS.Dengan mode teks dan mode
PDU (Protokol Description Unit). Pada dasarnya semua proses SMS baik
mengirim maupun menerima menggunakan mode PDU. Mode Teks yang
tidak tersedia di semua ponsel adalah sebuah encoding dari bit stream yang
direpresentasikan oleh mode PDU. Beberapa tipe encoding yang umum
digunakan adalah “PCCP437”, “PCDN”, “8859-1”,”IRA”, dan “GSM”.
25
Kesemuanya di set menggunakan AT command ketika dibaca menggukan
aplikasi komputer. Mode PDU menggunakan format hexadecimal-octet.
Terdapat sedikit perbedaan antara format penerimaan maupun pengiriman
pada mode PDU,tetapi tetap menggunakan aturan yang sama.
1. Struktur SMS Submit PDU
Struktur pengiriman SMS dalam format PDU (SMS Submit
PDU) memiliki beberapa header yang dikemas dalam satu paket
pengiriman pesan. Sebagai contoh bagaimana mengirim pesan
“hellohello” dalam format PDU. Dengan menggunakan AT
Command perintahnya adalah sebagai berikut:
AT+CMGS=23 // mengirim pesan 23 octets (tidak termasuk
initial zeros)
>0011000B916407281553F80000AA0AE8329BFD4697D9EC37
<ctrl-z>
Tabel 8. Struktur SMS Submit PDU
Octet Deskripsi
00 Informasi panjang SMSC. Disini panjang SMSC
“00” menandakan menggunakan SMSC default
yang terdapat pada ponsel.
11 Oktet pertama dari SMS SUBMIT
00 TP-Message Reference. “00” membiarkan ponsel
yang memberikan reference.
0B Menyatakan panjang no ponsel. “0B”=11.
91 Type of Address. 91 menyatakan tipe yang
digunakan adalah format internasional,
sedangkan 81 untuk format regional.
6407281553F8 Nomor ponsel dalam bentuk semi octet. Dalam
format decimal adalah 46708251358F.“F”
digunakan untuk menggenapkan no ponsel yang
jumlahnya ganjil.
00 TP-PID. Identifikasi Protokol.
00 TP-DCS (Data Coding Scheme). Menandakan
penggunaan default alphabet 7bit.
26
AA TP-Validity-Period.
0A TP-User-Data-Length. Panjang pesan.
E8329BFD4697
D9EC37
TP-User-Data. Data ini merepresentasikan pesan
“hellohello” dalam fomat PDU
2. Struktur SMS Receive PDU
Untuk membaca SMS yang diterima menggunakan AT-Command
perin- tahnya adalah sebagai berikut:
AT+CMGR=1 //membaca SMS pada memori urutan pertama.
07917283010010F5040BC87238880900F1000099309251619580
0AE8329BFD4697D9EC37
Tabel 9. Struktur SMS Recieve PDU
Octet Deskripsi
07 Informasi panjang SMSC (pada kasus
ini 7 octets)
91 Type-of-address of the SMSC. (91
menandakan penggunaan format
internasional)
72 83 01 00 10 F5 Service center number(dalam
decimal semi-octets). Panjang
nomernya adalah ganjil (11), jadi
ditambahkan F untuk melengkapi
format octet. Nomer service center
sebenarnya adalah "+27381000015".
04 Octets pertama SMS-DELIVER
message.
0B Address-Length. Panjang nomer
pengirim (0B hex = 11 dec)
C8 Type-of-address nomer pengirim
72 38 88 09 00 F1 Nomer pengirim (decimal semi-
octets).
00 TP-PID. Protocol identifier.
00 TP-DCS Data coding scheme
27
99 30 92 51 61 95 80 TP-SCTS. Time stamp (semi-octets)
0A TP-UDL. User data length, Panjang
pesan. TPDCS field mengindikasikan
7-bit data, jadi pabjangnya disini
adalah septets (10). Jika TP-DCS
field di set ke indicate 8-bit data atau
Unicode, panjangnya akan menjadi 9.
E8329BFD4697D9EC37 TP-UD Pesan "hellohello"
2.13 Komunikasi Data Serial
Komunikasi data merupakan pertukaran informasi secara digital
antara pengirim dan penerima melalui transmisi data (media komunikasi),
sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki. Terdapat dua mode transmisi
data yang digunakan antar dua data terminal equipment, yaitu mode transmisi
data serial dan mode transmisi data parallel. Mode transmisi data yang
digunakan pada penelitian ini adalah mode transmisi data serial.
Transmisi data serial merupakan bit-bit yang membentuk karakter dan
dipindahkan satu per satu dari sumber ke tujuan dalam satu saluran.
Kemudian tujuan bit-bit itu diterima dan disusun kembali menjadi karakter.
Transmisi data serial meliputi transmisi data serial secara sinkron
(Synchronous) dan asinkron (asynchronous).
Gambar 11. Transmisi data serial
Pada transmisi serial sinkron, sebelum terjadi komunikasi antar data,
maka diadakanlah sinkronisasi waktu antara pengirim dan penerima. Data
tersebut kemudian dikirim dalamsatu blok data yang disebut Frame, dimana
variasi ukuran Frame mulai dari 1500 byte sampai pada 4096 byte. Dalam
komunikasi transmisi serial sinkron, sebuah line 56 kbps mampu membawa
data sampai pada 7000 byte per detiknya. Frame tersebut berisikan bit
28
pembuka (preamble bit), bit 33 data itu sendiri, dan bit penutup (postamble
bit), serta penambahan bit-bit control pada blok tersebut. Contoh perangkat
yang berbasis transmisi serial sinkron ialah Ethernet.
Pada transmisi serial asinkron, sebelum terjadinya komunikasi data,
tidak diadakan sinkronisasi waktu antara pengirim dan penerima.Data
tersebut kemudian dikirim per karakter. Masing-masing karakter memiliki
start bit dan stop bit. Start bit berfungsi untuk menandakan adanya rangkaian
bit karakter yang sudah siap untuk dikirim. Sedangkan stop bit berfungsi
untuk melakukan proses menunggu karakter berikutnya. Setiap karakter
terdiri dari 10 bit dengan rincian bit start bit, 1 bit stop bit, 7 bit data, dan 1
bit paritas. Penelitian ini menggunakan transmisi serial asinkron.
2.14 LCD (Liquid Crystal Display)
LCD merupakan penampil karakter elektronik, kapsitas yang dapat
ditampung oleh LCD tergantung kepada spesifikasi dari pabrik.
Menggunakan LCD M1632 keluaran seiko instrumen ukuran 2 x 16 cm. LCD
Display Module M1632 buatan seiko Instrument Inc terdiri atas dua bagian,
yang pertama merupakan panel LCD sebgai media penampil informasi dalam
bentuk huruf/angka dua baris, masing–masing baris dapat menampung 16
huruf/angka. Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan
mikrokontroler yang ditempelkan dibalik panel LCD, berfungsi mengatur
tampilan informasi serta berfungsi mengatur komunikasi L1632 dengan
mikrokontroler.
Gambar 12. LCD
2.14.1 Cara Kerja LCD
Tabel 10. Skema Port LCD
Nomor Pin lcd LCD Port x Header Mikrokontroler
29
1 GND GND
2 +5 V VCC
3 VLC LCD contrast control voltage 0.1V
4 Reset P 0.3
5 GND GND
6 Enable P 0.4
11 Db 4 P 0.5
12 Db5 P 0.6
13 Db 6 P 0.7
14 Db 7 P 0.8
15 GND GND
16 +5V VCC
Setiap baris dan kolom mempunyai alamat sendiri yaitu di gamabarka sebagai
berikut
Baris 1 : 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 8A 8B 8C 8D 8E 8F Hex
Baris 2 : C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 CA CB CC CD CE CF
Hex
Pengiriman data ke LCD ada dua macam yaitu sebagai instruksi dan
sebagai data karakter yang akan ditampilkan. Kedauanya dibedakan oleh
sebuah kaki yang diberi nama RS (Register select) dimana bila logika = 1
(high) maka data yang diterima LCD adalah data karakter sedangkan bila RS
= 0 (low) maka data yang diterima LCD adalah data intruksi. Intruksi
diperlukan untuk inisialisasi LCD, untuk meletakkan cursor pada baris dan
kolom tertentu dan untuk menghapus layar.
2.15 Buzzer/Alarm
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, Buzzer juga terdiri dari kumparan
30
yang terpasang pada diafragma, kumparan tersebut dialiri arus sehingga
menjadi elektromagnet, kemudian kumparan tersebut akan tertarik ke dalam
atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara
bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai
indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah
alat (alarm).
Gambar 13. Simbol Buzzer/ Alarm
2.16 Handphone
Handphone atau biasa disebut Telepon Genggam atau yang sering
dikenal dengan nama Ponsel merupakan perangkat telekomunikasi elektronik
yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional
saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan
tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel
(nirkabel; wireless)
Pada umumnya Handphone dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Bagian Base band
Bagian ini merupakan bagian yag mengatur hidup matinya
Handphone. Base Band terdiri dari, IC Power yang berfungsi
menyuplai atau memberikan tegangan kepada ic-ic yang lain, IC
CPU yang berfungsi mengolah data, IC Flash yang berfungsi
menyimpan data secara permanent, IC Ram yang berfungsi
menyimpan data secara sementara dan tempat mengolah data oleh
CPU, IC Rf yang berfungsi mencari signal dan mengolah signal
26Mhz menjadi Rf Clock, Dan IC Audio yang berfungsi
mengolah data signal suara dan sebaliknya.
31
2. Bagian Rf
Merupakan bagian yang berhubungan dengan Signal, terdiri
dari, IC Rf yang berfungsi mencari signal, IC Pa yang berfungsi
menjadi penguat signal, Ant Switch yang berfungsi sebagai
pengunci signal dan Vco/Fdk yang berfungsi membantu kerja Rf
3. Bagian UI ( User Interface )
Bagian ini merupakan bagian yang berhubungan dengan
pemakaian handphone terdiri dari, IC Ui : fungsinya mengatur
bagian User Interface, IC Emif / Kaca fungsinya sebagai
penyaring atau filter terhadap listrik statis, (Wikipedia.com)
32
Project Planning
Research Part Testing
Mechanical Design Electrical Design Software Design
Functional Test
Itegration
Overall Testing
Optimization
Succsess
N
Y
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode pendekatan hardware dan software programming yang ditempuh
melalui 11 tahapan. Tahapan tersebut dapat dilihat pada diagram alir di
bawah ini.
Gambar 14. Tahapan Penelitian
3.1.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)
Dalam perencanaan penelitian ini, terdapat beberapa hal penting perlu
ditentukan dan di pertimbangkan, antara lain:
33
Kerangka awal penelitian
Estimasi kebutuhan alat dan bahan
Estimasi anggaran
Kemungkinan penerapan dari aplikasi yang akan dirancang
3.1.2 Penelitian (Research)
Setelah perencanaan telah matang, dilanjutkan dengan penelitian awal
dari aplikasi yang akan dibuat, mulai dari pemilihan dan pengetesan
komponen (alat dan bahan), kemungkinan rancangan awal dan akhir.
3.1.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing)
Dalam pengetesan komponen dilakukan pengetesan alat terhadap
fungsi kerja komponen berdasarkan kebutuhan dari aplikasi yang akan
didesain. Pengetesan alat antara lain mikrokontroler AT89S52, Modul
Downloader, sensor geter dan beberapa resistor.
3.1.4 Desain Sistem Mekanik (Mechanical Design)
Dalam perancangan perangkat keras, desain mekanik merupakan hal
penting yang harus dipertimbangkan. Pada umumnya kebutuhan aplikasi
terhadap desain mekanik antara lain:
1. Bentuk dan ukuran PCB (Printed Circuit Board)
2. Dimensi dan massa keseluruhan sistem
3. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap lingkungan
4. Penempatan modul-modul elektronik
5. Pengetesan sistem mekanik yang telah dirancang
3.1.5 Desain Sistem Listrik (Electrical Design)
Dalam desain sistem listrik terdapat beberapa hal yang di perhatikan,
antara lain:
1. Sumber catu daya
2. Kontroler yang akan digunakan
3. Desai driver untuk pendukung aplikasi
4. Desain sistem control yang akan di terapkan
34
3.1.6 Desain Software (Software Design)
Perangkat lunak yang pada umumnya dibutuhkan dalam perancangan
perangkat keras antara lain, software untuk sistem kontrol alat (aplikasi) dan
software interface pada komputer PC. Pada aplikasi standalone (berdiri
sendiri) yang tidak membutuhkan kontrol ataupun komunikasi dengan PC,
hanya dibutuhkan software untuk kontrol dalam alat yang didesain.
3.1.7 Tes Fungsional (Functional Test)
Tes fungsional dilakukan terhadap integrasi sistem listrik dan software
yang telah didesain. Tes ini dilakukan untuk mengetahui mal fungsi dari
desain yang telah diciptakan. Bila semua desain sistem telah selesai maka
dapat dilakukan proseas perakitan.
3.1.8 Integrasi atau Perakitan (Integration)
Modul listrik yang telah diintegrasi dengan software di dalam
kontrollernya, diintegrasi dalam struktur mekanik yang telah dirancang. Lalu
dilakukan tes fungsional keseluruhan sistem.
3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan sistem (Overall Testing)
Pada tahapan ini dilakukan pengetesan fungsi dari keseluruhan sistem,
apakah berfungsi dengan baik atau masih ada kekurangan dalam merakit, jika
masih ada kekurangan maka dilakukan pengecekan komponen elektronika
dan rangkaian.
3.1.10 Optimasi Sistem (Optimization)
Optimasi dilakukan untuk meningkatkan performa dari aplikasi yang
dirancang.
35
BAB IV
RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
4.1 Project Planing
Dalam perencanaan penelitian ini, terdapat beberapa hal penting perlu
ditentukan dan di pertimbangkan, antara lain:
a. Estimasi kebutuhan alat dan bahan
b. Estimasi anggaran
c. Kemungkinan penerapan dari aplikasi yang akan dirancang
4.2 Penentuan Topik Penelitian
Dalam hal ini didasarkan pada permasalahan sistem kemanan yang
kurang terintegrasi. Maka dari itu dibutuhkan adanya pengembangan sistem
keamanan kendaraan bermotor menggunakan teknologi handphone berbasis
mikrokontroler AT89S52.
4.3 Estimasi Kebutuhan Alat dan Bahan
Untuk pembuatan alat ini dibutuhkan beberapa komponen atau alat
dan bahan yang diperlukan, diantaranya :
1. Mikrokontroler AT89S52 ( 1 buah )
2. Buzer
3. Hanphone Siemens C55/Ponsel
4. Relay
5. LCD 16 x 2
6. Sensor getar
7. Led Indikator
8. Resistor, kapasitor, dioda, transistor
9. PCB
10. Modul Downloader
11. Kabel pelangi
36
4.4 Prangkat Lain (Software)
1. Sistem operasi yang diperlukan Windows Xp
2. Bascom 8051 digunakan sebagai bahasa pemograman
3. Prog ISP 168 digunakan downloader/flash program ke
mikrokontroler
4. Protel DXP sebagai Perancangn rangkaian (skematik).
4.5 Estimasi Anggaran
Biaya penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam
pelaksanaan penelitian ini. Sesuai rencana yang disusun maka dibutuhkan
biaya yang akan digunakan untuk menunjang penelitian. Besarnya biaya yang
dibutuhkan tersaji dalam table dibawah ini:
Tabel 11 . Anggaran Keseluruhan Biaya Penelitian
37
No. Kegiatan Biaya (Rp ,-)
1 Study Literature 350.000
2 Analisis Masalah dan Data 200.000
3 Perancangan 250.000
4 Pembelian alat dan bahan 900.000
5 Implementasi 250.000
6 Uji Coba dan Penerapan 300.000
7 Penyusunan dan Dokumentasi 350.000
8 Transportasi 300.000
9 Biaya tak terduga 150.000
Jumlah 3.050.000
Sensor Getar
Handphone
MikrokontrolerAT89S52
LCD 16 x 2
Relay
Buzzer
4.6 Penelitian
Setelah perencanaan telah matang, dilanjutkan dengan penelitian awal
dari aplikasi yang akan dibuat, mulai dari pemilihan dan pengetesan
komponen (alat dan bahan), kemungkinan rancangan awal dan akhir
4.6.1 Gambaran Umum Alat ( Blok Diakram)
Alat yang akan dirancang dan diimplementasikan ini merupakan
sistem keamanan kendaraan bermotor menggunakan handphone sebagai akses
untuk komunikasi serial ke mikrokontroler, kemudian mikrokontroler
memutuskan langkah selanjutnya sesuai yang diinput dari handphone.
Gambar 15. Gambaran Umum Langkah Kerja Sistem
4.6.2 Perinsif Kerja Alat
1. Pada sistem keamanan ini mendapatkan arus langsung dari accu
kendaraan bermotor dengan tegangan 12 volt.
2. Pada saat motor dalam keadaan parkir, pemilik kendaraan
bermotor dapat mengaktifkan sistem keamanan dengan cara
melakukan missed call ke handphone yang dipasang pada
rangkaian mikrokontoler dan mikrokontroler akan melakukan
pencocokan nomor sesuai dengan nomor yang di program di
mikrokonteroler, apabila sesuai sistem keamanan kendaraan
bermotor aktif (relay terputus dan sensor getar aktif)
3. Apabila relay sudah terputus otomatis arus ke kontaktor pun akan
terputus dan mesin kendaraan bermotor tidak akan dapat nyala.
38
4. Apabila akan terjadi pencurian ketika sistem aktif dan alarm aktif
yang menimbulkan kendaraan bermotor tergoyang maka
handphone yang terpasang dengan sistem akan melakukan dialing
(memanggil) dan mengirim SMS ke nomor pemilik kendaraan
bermotor (telah disetting nomor serta isi SMS-nya), dalam waktu
yang bersamaan alarm akan berbunyi dan led indikator hijau dan
akan bergantian menyala.
5. Apabila pemilik kendaraan bermotor sudah mendapat missed call
dan menerima SMS, pemilik akan memeriksa kendaraan tersebut
atau melakukan missed call untuk menonaktifkan sistem
keamanan kalau haya terjadi gangguan biasa.
6. Untuk mengaktifkan kembali sistem keamanan harus di lakukan
missed call kembali.
4.6.3 Flowchart
Flowchart ini berfungsi untuk mempermudah pembuatan program
dan, dalm plowchart ini merupakan cara kerja alat yang akan dibangun.
Bentuk flowchart dapat dilihat pada gambar
39
Gambar 16 . Flowchart Diagram Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor
40
Dari flowchart di atas dapat diketahui cara kerja sistem keamanan
kendaraan bermotor yang akan di bangun. Penjelasan flowchart di atas
adalah:
1. Start yaitu memulai sistem dimana sistem keamanan belum aktif.
2. Inisialisasi yaitu pengenalan sistem yang digunakan.
3. Baca ponsel yaitu handphone menunggu missed call .
4. Ada missed call? Merupakan decision yang membuat keputusan,
jika ada missed call maka diteruskan ke tahap berikutnya yaitu
pencocokan nomor. Jika tidak ada missed call maka kembali ke
baca ponsel.
5. Pencocokan nomor ini juga merupakan decision, jika nomor yang
missed call sesuai dengan nomor yang ditentukan dalam program
yang di flash kedalam mikrokontroler, maka sistem keamanan
akan aktif (kontaktor terputus dan buzzer aktif). Jika nomor tidak
sesuai maka akan kembali ke baca handphone.
6. Kontaktor/relay terputus dan sensor getar aktif, apabila kontaktor
terputus maka sistem kelistrikan pada kendaraan bermotor akan
terputus, mesin motor tidak akan dapat menyala.
7. Ada getar? merupakan decision, yaitu menunggu adanya getaran
atau guyangan, jika kendaran bermotor tergoyang maka sensor
getar akan membrikan sinyal ke proses brikutnya ( handphon dan
buzzer), jika tidak ada getaran kontaktor/relay tetap terputus dan
sensor getar tetap aktif atau kembali ke proses kontaktor terputus
dan sensor getar aktif.
8. Ketika ada getaran atau gangguan pada motor maka
handphone/ponsel akan melakukan dialing ke nomor handphone
pemilik motor, selanjutnya mengirim SMS ke pemilik seiringan
dengan buzzer motor akan berbunyi.
9. Kemudian ketika kondisin ada gangguan pada motor sistem akan
menunggu missed call, jika ada missed call maka relai akan
terhubung dan sensor getar tidak aktif (kembali ke posisi awal
atau start)
41
10. Edn yaitu proses selesai.
4.7 Pengetesan Komponen (Part testing)
Dalam pengetesan komponen dilakukan pengetesan terhadap fungsi
komponen secara satu persatu apakah bekerja dengan baik berdasarkan
kebutuhan dari alat yang akan dibangun, komponen yang akan di test antara
lain :
1. Pengetesan menggunakan multi tester
a. Resistor
Untuk pengetesan resistor kaki satu resistor dihungkan dengan
positif multitester dan kaki yang satunya lagi di hubungkan ke
min multitester
Gambar 17 . Pengetesan Resistor
b. Relay
Relay memiliki empat kaki yaitu kaki normaly open, kaki
normaly close, kaki vcc dan kaki ground, untuk mengetes relay
kaki vcc di hubungkan dengan positf multitester dan kaki
groun di hubungkan dengan negative multitester.
42
Gambar 18. Pengetesan Relay
c. Kapasitor
Kapasitor dihubungkan dengan multitester untuk melakukan
pengetesan.
Gambar 19. pengetesan kapasitor
d. Transistor
Untuk pengetesan transitor kaki emitor dihubungkan ke
negative multitester dan kaki transmitor dihubungkan ke
positif multi tester.
Gambar 20. pengetesan transistor
43
2. Pengetesan menggunakan Listrik
a. Led
Led ada dua kaki, kaki pertama dihubungkan dengan tegangan
(+) 5 volt dan kaki yang satu lagi dihubungkan dengan ground
tegangan (-) 5 volt.
b. Buzzer
Untuk pengetesan buzzer dapat di tesdengan listrik tegangan
12 volt, kaki vcc di hubungkan dengan tegangan listrik (+) 12
volt, dan kaki groun dihubungkan dengan (-) 12 volt tegangan
listrik.
3. Pengtesan mikrokontroler
Untuk pengetesan mikro kontroler di tes dengan cara
mendownload program yang sudah dibuat dan decompile menjadi
file hex ke mikrokontroler apakah berfungsi atau tidak.
4.8 Desain Sistem Mekanik
Dalam perancangan perangkat keras, desain mekanik merupakan hal
penting yang harus dipertimbangkan. Pada umumnya kebutuhan aplikasi
terhadap desain mekanik antara lain:
1. Bentuk dan ukuran PCB
Dalam penentuan ukuran PCB disesuaikan dengan kebutuhan
rangkaian yaitu 16 cm x 11 cm. untuk gambar betuk layout pcb
dapat dilihat pada gambar.
Gambar 21. Bentuk rancangan PCB
44
2. Penempatan Komponen
Komponen di tempatkan sesuai skema PCB yang sudah dirancang
3. Ketahanan dan pleksibel tehadap lingkungan
Ketahanan alat yang akan digunakan disesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya. Untuk pelindung modul alat dibuat dalam
box.
4.8.1 Rangkaian Sensor Getar
Rangkaian sensor getar pada alat ini berfungsi untuk memberikan
infut ke mikrokontroler. Pada rangkaian sensor getar ini kaki 1 di sensor getar
dihubungkan ke ground dan kaki duanya dihubungkan ke mikrokontroler pin
1 yaitu port 1.0 untuk memicu kondisi vcc dari mikrokontroler high atau low.
rangkaian dapat dilihat pada gambar.
Gambar 22. Rangkaian Sensor Getar
4.8.2 Rangkain Buzzer
Rangkaian alarm pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan sumber tegangan 5 volt dengan buzzer., dimana kaki vcc
buzzer dihubungkan dengan vcc (+) 5 volt dan kaki ground dihubungkan ke
trasmitor regulator, ground dihubungkan emitor regulator dan basisnya
terhubung dengan mikrokontroler pin 8 yaitu port 1.7 yang menentukan
logika high atau low, jika logika high maka tegangan akan terhubung dengan
emitor sehingga tgangan ground dapat mengalir ke trransmitor yang
terhubung dengan buzzer maka buzzer akan bunyi, demikian logika
sebaliknya tegangan terputus dan bazzer diam. Gambar rangkaian alarm ini
dilihat pada gambar berikut ini:
45
Vcc
Gambar 23. Rangkaian alarm
4.8.3 Rangkaian Handphone
Rangkaian ini berfungsi sebagai komunikasi serial untuk mengubah
data yang diterima oleh ponsel untuk di kirim ke mikrokontroler, selanjutnya
mikrokontroler akan mengubah data tersebut menjadi data biner. Rangkaian
handphone dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 24. Rangkaian Handphone.
Komponen utama dari rangkaian ini adalah kabel transmisi data serial.
Transimisi data serial ini merupakan media komunikasi antara handphone dan
mikrokontroler. Transmisi data srial ini berfungsi untuk mengubah bit-bit
menjadi karakter dan dipindahkan satu per satu dari handphone ke
mikrokontroler dalam satu saluran. Kemudian tujuan bit-bit itu diterima dan
disusun kembali menjadi karakter. Rangkaian handphone adalah pin 1 kabel
46
serial handphone dihubungkan dengan pin 10 Txd (Port 3.0)
mikrokontrolerdan pin 2 kabel serial handphone dihubungkan dengan pin 11
Rxd (port 3.1), sehingga mikrokontroler dapat mengenali data yang
dikirimkan dari Handphone untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler
untuk melaksanakan instruksi selanjutnya dan pin 3 kabel data serial
handphone di hunungkan ke vcc (+) 12 volt, pin 4 kabel data serial
handphone di hubungkan ke ground (tegangan (-) 12 volt).
4.8.4 Rangkaian LCD
Pada modul LCD disini terdiri dari modul mikrokontroler, rangkaian
LCD dalam sistem ini berfungsi sebagai display dari handphone dan sensor
detar sebagai input. Dalam rangkaian ini PinDb4 = Port 0.4 , Db5 = Port 0.5 ,
Db6 = Port 0.6 , Db7 = Port 0.7 , E = Port 0.3 , Rs = Port0.2, pin 1 lcd
dihungkan dengan pin 16 lcd untuk disambungkan ke vcc (+)5 volt dan pin 2
dan pin 15 lcd dihubungkan ke groun (- 5 volt). Rangkaian dapat dilihat pada
gambar,
Gambar 25. Rangkaian LCD
4.8.5 Rangkaian Relay
Rangkaian relai ini berfungsi nemutuskan dan menghubungkan
kontaktor dengan kelistrikan motor, pada rancangan ini kaki vcc relay
dihubungkan ke vcc (+) 12 volt, kaki ground dihubungkan ke kaki transmitor
regulator dan kaki emitor regulator dihubungkan ke ground kemudian kaki
basis regulatot dihubungkan pin 27 yaitu port 2.6 mikrokontroler untuk
menentukan logika high atau low tegangan ke basis, jika logika high (1) maka
basis akan mengantar tegangan arus ke emitor, sehingga transmitor dan
47
emitor terhubung dan relay terhubung (normaly close). Jika sebaliknya logika
low (0) maka relay terputus (normaly open)
Gambar 26. Rangkaian Relay
4.8.6 Rangkaian Catu Daya
Rangkaian Catu Daya yang dibuat terdiri dari tiga keluaran, yaitu (+)
5 volt, (+) 12 volt dan (–) 5 volt. Keluaran (+) 5 volt digunakan untuk
menghidupkan seluruh rangkaian, keluaran (+) 12 volt digunakan untuk
menghidupkan relay dan keluaran (-) 5 volt untuk mensuplay tegangan
negatip seluruh rangkaian. Rangkaian dapat dilihat seperti gambar 27 :
Gambar 27. Rangkaian Catu Daya
Tegangan (+)12 volt DC dari accu kendaraan bermotor akan diratakan
oleh kapasitor 220 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan
agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada
tegangan masukannya.
Transistor 2N222 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila
terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan
(LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.
Tegangan (+) 12 volt DC langsung terhubung ke accu. Dan tegangan (-) 12
volt dihasilkan dar body motor.
48
4.8.7 Rangkaian Keseluruhan
`Rangkaian ini merupakan rangkaian keselurukan komponen dan catu
daya untuk diterapkan pada alat. Pada perakitan alat ini rangkaiannya adalah:
1. Port 1.7 dihubungkan dengan Buzzer.
2. Potr 1.2 dihubungkan dengan led hijau, port 1.3 dihubungkan
dengan led merah
3. Port 1.0 dihubungkan dengan sensor getar.
4. Pin rxd, txd dihubungkan dengan data serial hanphone/ modem
5. Pin reset dihubungkan dengan tombol reset.
6. PinDb4 = Port 0.4 , Db5 = Port 0.5 , Db6 = Port 0.6 , Db7 = Port
0.7 , E = Port 0.3 , Rs = Port0.2 untuk LCD.
7. Pin 40 port 0.0 disambungkan ke vcc (+ 5 volt).
8. Pin 20 yaitu port 3.7 di sambungkan dengan ground (- 5 volt).
Gambar 28. Rangkaian Keseluruhan
49
EA/VP31
X119
X218
RESET9
RD17
WR16
INT012 INT113
T014 T115
P10/T1
P11/T2
P123
P134
P145
P156
P167
P178
P00 39
P01 38
P02 37
P03 36
P04 35
P05 34
P06 33
P07 32
P20 21
P21 22
P22 23
P23 24
P24 25
P25 26
P26 27
P27 28
PSEN 29ALE/P 30TXD 11RXD 10
U1
80C52
Y1
CRYSTALC133pF
C233pF
C310uF
R48,2k VCC
HP C55
VCC
VCC
R?
10K
LCD 2x16
1 14
VCC
2200uFCAPACITOR
Vin1
GN
D2
Vout 3
7805VOLTREG
100uFCAPACITOR
LED
Res 100
12
Vcc
CON2
12
12v
CON2
Keamanan sepeda motor dg SMS
R2
220
BUZZER
2n222
VCC
Sensor gerak
K?RELAY-SPDT
R2
2202n222
+12
4.9 Perncangan Software
Perancangan software merupakan kunci utama dalam mengendalikan
perangkat keras yang ada di dalam sistem. Software in berupa program dalam
bahasa assembly untuk Bascom 8051. hasil dari perancangan program
tersebut diisikan ke dalam konponen mikrokontroller AT89S52 melalui
software downloader ProgISP 168-Flash Programming. Rancangan program
yang akan di buat adalah seperti di bawah ini:
$regfile = "REG51.dat" ‘/ ***(inisialisai untuk membaca jenis mikrokontroler)_
$crystal = 11059200 ‘//***(konfigurasi untuk keristal yang berfungsi kecepatan
membaca printah mikrokontroler)_ _ _ _
$baud = 19200 ‘///***(konfigurasi untuk handphone)_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
‘======================================================
‘///***Program untuk membaca LCD_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Config Lcdpin = Pin , Db7 = P0.7 , Db6 = P0.6 , Db5 = P0.5 , Db4 = P0.4 , E = P0.3 , Rs =
P0.2
‘=============================================================
‘/// ****Deklarasi Variabel_ _ _ _ _ _ _ _ _Dim U As Byte
Dim No(14) As Byte
Dim Nomer As String * 5
Dim A As Byte
Ledhijau Alias P1.2
Ledmerah Alias P1.3
Buzer Alias P1.7
Sensor Alias P1.0
Kontak Alias P2.6
‘=============================================================
‘///// ***kondisi awal sistem keamanan_ _ _ _ _ _ _ _ _ _Mula:
Buzer = 1
Locate 1 , 1
Lcd "Alarm dg SMS"
Locate 2 , 2
Lcd "by Satria"
Kontak = 1
50
Ledmerah = 0
Ledhijau = 1
‘=============================================================
‘///Printah untuk menunggu missed call dan menyaring nomor ponsel yang
masuk_ _ Do
Print "AT+CLIP=1"
Wait 2
Do
A = Inkey()
Loop Until A = "R"
Do
A = Waitkey()
Loop Until A = "6"
For U = 1 To 12
No(u) = Waitkey()
Next
Locate 1 , 1
Lcd "Nomor:"
Locate 2 , 1
Nomer = ""
For U = 9 To 12
Nomer = Nomer + Chr(no(u))
Next
If Nomer <> "3404" Then Goto Mula
Locate 1 , 3
Lcd "Alarm dg missed call dan SMS"
Locate 2 , 3
Lcd "Sistem Aktif"
‘=============================================================
'/////////*** jika ada miscall (karakter RING diterima ) maka led merah yala,
led hijau mati dan kontak terputus putus Ledmerah = 1
Ledhijau = 0
Kontak = 0
Wait 5
Do
A = Inkey()
51
Loop Until A = 0
‘=============================================================
‘////***program untuk membaca sensor getar_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Do
If Sensor = 0 Then
Goto Maling
End If
A = Inkey()
Loop Until A = "R" Or A = "I" Or A = "1"
Locate 1 , 1
Lcd "Alarm dg SMS"
Locate 2 , 1
Lcd "Sistem Deaktif"
Ledmerah = 0
Ledhijau = 1
Kontak = 1
Wait 5
Maling:
‘=============================================================
‘////***Program untuk printah missed call_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ Print "ATE0"
Wait 1
Print "ATD 085215283404;"
Wait 20 ‘//***lama panggilan
Print "AT+CHUP" ‘//***memutuskan panggilan
Wait 1
‘=============================================================
‘///***Program printah SMS_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Print "AT+CMGS=42"
Wait 1
"0001000D91265812253804F4000020CD37FD2D0705DDE430A859769FC3EC703B0
D3A86DDE7733DEC76B95C" ;
Print Chr(26);
Wait 2
Locate 1 , 1
Lcd "aDA GANGGUAN"
52
=============================================================
‘///***Program menunggu missed call lagi untuk menonaktifkan_ _ _ _ _ _ _ Do
A = Inkey()
Buzer = 1 ‘////*** logika bazzer bunyi_ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Ledmerah = 1
Ledhijau = 0
For U = 1 To 12
Waitms 1
A = Inkey()
If A = "R" Then Goto Handap
Next
Buzer = 0
Ledmerah = 0
Ledhijau = 1
For U = 1 To 12
Waitms 1
A = Inkey()
If A = "R" Then Goto Handap
Next
Loop Until A = "R" Or A = "I" Or A = "1"
Locate 1 , 1
Ledmerah = 1
Ledhijau = 0
Buzer = 1
Kontak = 1
Handap:
Buzer = 1
Goto Mula
End
4.10 Implementasi
Implementasi adalah tahap pembangunan setelah selesai melakukan
proses perancangan. Tahap implementasi terdiri atas implementasi hardware
dan implementasi software.
53
4.10.1 Implementasi Hardware
1. Tahap pembuatan dan perlengkapan pembuatan PCB
2. Tahap pemasangan komponen pada PCB
a. Siapkan solder, timah dan penyedot timah
5. Solder berfungsi mencairkan timah
6. Timah berfungsi menempelkan komponen ke PCB
7. Penyedot timah berfungsi menyedot timah apaila ada
kesalahan pada penempatan komponen.
b. Persiapkan kabel untuk menghubungkan komponen satu
dengan komponen lainnya.
c. Pasang atau susun komponen elektronika pada PCB sesuai
dengan skema.
d. Jika sudah terpasang lalu solder bagian bawah atau bagian
kaki-kaki dari komponen.
e. Setelah peruses penyolderan selesai maka di cek kembali
skema
f. Sambungkan kabel catu daya pada rangkain.
g. Langkah pengetesan kembali pada semua komponen
4.7 Desain Software
Perangkat lunak yang pada umumnya dibutuhkan dalam perancangan
perangkat keras antara lain, software untuk sistem kontrol alat (aplikasi) dan
software interface pada komputer PC. Pada aplikasi standalone (berdiri
sendiri) yang tidak membutuhkan kontrol ataupun komunikasi dengan PC,
hanya dibutuhkan software untuk kontrol dalam alat yang didesain.
4.7.1 Implementasi Software
Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan program
untuk menjalankan aplikasi sistem keamanan kendaraan bermotor adalah
bahasa visual Bascom 8051, berikut ini cara pemakaian Bascom 8051
1. Klik start pada aplikasi windows pilih Bascom-8051
54
Gambar 29. Start Bascom-8051
2. Setelah dipilih Bascom-8051 muncul layar untuk penulisan
program seperti gambar
55
Gambar 30. Tempat penulisan program
3. Setelah selesai penulisan program program tersebut dikompail
dan disimpan ber ekstensi hex.
4. Untuk melihat hasil program yang telah di kompail dapat dilihat
dengan klik ikon simulate prokram atau tekan f2 pada keybord,
maka akan tampil seperti gambar,
56
Gambar 31. Media simulasi pada bascom-8051
5. Untuk menjalankan hadware simulasinya klik play dan untuk
menunjukkan dalam bentuk lcd klik ikon LCD, dapat dilihat
seperti gambar.
Gambar 32. Tampilan LCD pada Simulasi Program di Bascom-8051
4.7.2 Peroses Downloader (flash)
Software yang digunakan untuk memasukkan file hex yang telah
dibuat dengan menggunakan Bascom 8051 adalah Prog ISP 168, peroses
pendownloadan sebagai berikut:
1. Jalankan software prog ISP dgn klik start, kmudian pilih prog isp
akan tampil seperti gambar
57
Gambar 33. Aplikasi Prog ISP 168.
2. Sambungkan kabel modul downloader dari slot usb pc ke
mikrokontroler
Gambar 34. Pemasangan Kabel Modul Downloader
58
3. Pilih load flash untuk menentukan file hex yang akan di flash/
download ke mikrokontroler
Gambar 35. Load Flash
4. Setelah selesai peroses load flash klik tombol auto untuk
memasukkan file hex yang sudah di pilih ke dalam
mikrokontroler
4.8 Tes Keseluruhan Sistem
Pada tahapan ini dilakukan pengetesan fungsi dari keseluruhan sistem,
apakah berfungsi dengan baik atau masih ada kekurangan dalam merakit, jika
masih ada kekurangan maka dilakukan pengecekan komponen elektronika
dan rangkaian.
4.9 Optimasi Sistem
Optimasi dilakukan untuk meningkatkan performa dari aplikasi yang
dirancang.
59
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam tahap ini akan dibahas mengenai dimensi keseluruhan alat,
pembahasan dan pengujian sistem sebagai hasil implementasi sistem yang terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
5.1 Keterangan Alat dan Dimensi
Alat yang telah dibuat dalam sebuah box untuk menjaga keamanan
alat, selanjutnya box tersbut dipasang di bawah jok sepeda motor. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengujian. Adapun penempatan komponen
dari minatur yang telah dirancang adalah sebagai berikut :
Gambar 36. Penerapan Alat (Sistem Keamanan Sepeda Motor)
Seperti yangterlihat pada gambar diatas penerapan seluruh komponen
dipasang di bawah jok motor dalm sebuah box, sehingga memudahkan untuk
melakukan ujicoba secara langsung. Dalam pemasangan alat ini dapat
diterangkan sebagai berikut:
60
1. Kabel relay disambungkan ke kabel kontaktor.
2. Kabel aki (+) 12 volt dismbungkan ke kaki (+) catu daya.
3. Kabel aki (-) 12 volt dismbungkan ke kaki (-) catu daya.
4. Buzzer ditempatkan dalam jok.
Pada saat seluruh komponen yang dipasang dihubungkan dengan arus
listrik dari aki sepeda motor, maka papan LCD akan memberikan keterangan
tulisan berupa “Alarm dan SMS by Satria”, dimana alat yang diterapkan telah
siap digunakan. Berikut adalah program yang ditulis:
Locate 1 , 1
Lcd “Alarm dan SMS”
Locate 1 , 1
Lcd “by Satria”
Perintah selanjutnya adalah Handphoen menunggu pintah missed call,
apabila ada miss call maka nomor yang missed call akan diperiksa ke
cocokannya dengan nomor yang telah ditentukan pada program
mikrokontroler. berikut adalah penggalan programnya :
Do
A = Inkey()
Loop Until A = "R"
Do
A = Waitkey()
Loop Until A = "6"
For U = 1 To 12
No(u) = Waitkey()
Next
Locate 1 , 1
Lcd "Nomor:"
Locate 2 , 1
Nomer = ""
For U = 9 To 12
Nomer = Nomer + Chr(no(u))
Next
If Nomer <> "3404" Then Goto Mula
61
Jika nomor yang missed call sesuai maka sistem keamanan aktif (led
merah yala, kontaktor terputus dan buzzer aktif), secara otomatis LCD akan
menampilkan keterangan bahwa sistem aktif dan hanphone mengirim SMS
bahwa sistem sudah aktif. Berikut ini penggalan programnya :
Print ""
Locate 1 , 3
Lcd "Alarm dg SMS"
Locate 2 , 3
Lcd "Sistem Aktif"
Ledmerah = 1
Buzzer = 1
Kontak = 0
Print "AT+CMGS=38"
Wait 1
"0001000D91265812253804F400001BD3F49C5E6E8396E5703BEC0EBB41D33A
398C0605D7F4B419" ;
Print Chr(26);
Ketika sistem keamanan aktif terjadi goyangan pada motor artinya
sensor getar terhubung, sehingga sensor getar memberikan sinyal ke
mikrokontroler untuk di proses, maka handphone melakukan panggilan ke
nomor tujuan, setelah selesai melakukan panggilan handphone mengirim
SMS ke no tujuan (pemilik) dan buzzer berbunyi. Pada LCD di tulis ada
gangguan dal led merah dan hijau berdantian nyala. Berikut adalah penggalan
programnya :
Do
If Sensor = 0 Then
Goto Maling
End If
Loop
Maling:
Print "ATE0"
Wait 1
Print "ATD 085215283404;"
62
Wait 20
Print "AT+CHUP"
Wait 1
Print "AT+CMGS=42"
Wait 1
"0001000D91265812253804F4000020CD37FD2D0705DDE430A859769FC3EC70
3B0D3A86DDE7733DEC76B95C" ;
Print Chr(26);
Wait 2
Locate 1 , 1
Lcd "aDA GANGGUAN"
Untuk menonaktifkan kembali sistem keamanan dilakukan missed
call, selama belum ada missed call alarm akan terus bunyi, ini adalah
penggalan program menunggu missed call :
Do
A = Inkey()
Buzer = 1
Ledmerah = 1
Ledhijau = 0
For U = 1 To 250
Waitms 1
A = Inkey()
If A = "R" Then Goto Handap
Next
Buzer = 0
Ledmerah = 0
Ledhijau = 1
For U = 1 To 250
Waitms 1
A = Inkey()
If A = "R" Then Goto Handap
Next
Loop Until A = "R" Or A = "I" Or A = "1"
Locate 1 , 1
63
Ledmerah = 1
Ledhijau = 0
Buzer = 1
Wait 1
Handap:
Buzer = 1
Goto Mula
Wait 2
End
5.2 Pembahasan
Alat ini bekerja pada daya 12 volt yang di hubungkan dengan
tegangan aki sepeda motor, untuk mengaktifkan sistem keaman alat ini
dilakukan dengan miss call nomor handphone yang di pasang pada alat.
Kondisi awal tampilan lcd tertulis “Sitem keamanan motor” artinya alat
belum difungsikan, led yangnyala hanya led hijau sebagai tanda sistem
keamanan belum aktif, Adapun gambarnya adalah sebagai berikut :
Gambar 37. Sistem Sebelum Aktif
Untuk memungsikan alat ini harus mengaktifkan sistem keamanan
dengan cara melakukan missed call ke no ponsel yang terpasang di alat.
Berikut ini gambar alat setelah aktif :
64
Gambar 38. Gambar Alat ketika diaktifkan.
Dapat dilihat pada gambar di atas ketika alat di aktifkan LCD
memunculkan tulisan Sistem Keamanan Aktif dan ponsel mengirim SMS ke
pemilik isinya ”Sistem Keamanan Sudah Aktif”.
Pada saat sistem keamanan aktif , apabila terjadi gangguan pada
sensor getar maka alat akan melakukan dialing dan kirim sms ke nomor
pemilik, dapat dilihat gambarnya pada gambar berikut :
65
Gambar 39. Ketika ada Gangguan
5.2.1 Pembahasan Pemilihan Komponen
5.2.1.1 Pemilihan Handphone
Dalam pembuatan alat ini handphone yang digunakan pada alat adalah
handphone Siemens C55 karena lebih mudah mencari literaturnya dan
memiliki kabel data serial yang support ke mikrokontroler, demikian juga
untuk data sheet (keterangan penggunaan) At-Commadnya di puplikasikan
kepada umum secara geratis dapat di download di beberapa situs internet.
5.2.1.2 Pemilihan Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan pada pembuatan alat ini adalah
AT8952, karena kemudahan untuk mendapatkannya dan memiliki kecepatan
memproses perintah yang diperogram di dalamnya sebab memilikin memori
internal 8 x 256 bit, lebih mudah mendah mendapatkannya dan merupakan
versi terbaru dari kelas MCS 51.
5.2.1.3 Pemilihan Provider
Provider sangat berpengaruh dalam penggunaan alat ini, karena
pengaruh jangkauan jaringan dan terjadinya gangguan pada jaringan provider.
Pada alat ini digunakan provider Telkomsel tepatnya menngunakan kartu AS
karena aalasan sebagai berikut:
1. Jangkauan jaringannya luas sehingga sinyalnya kuat karena
memiliki tower dimana-mana.
2. Banyaknya jumlah BTS (Base Transceiver Station) yang
berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal komunikasi
dari/ke stasiun komunikasi serta menghubungkan stasiun
komunikasi dengan asl jaringan lain dalam jaringan GSM,
sehingga semua plosok tanah air dapat menikmatinya.
3. Memiliki promosi jika sms senilai Rp 1.000,- gratis 1000 SMS ke
semua operator dalam 1 x 24 jam.
4. Kartu AS aktif selamanya.
66
5.3 Uji Coba Alat
Dalam langkah ini dilakukan pengujian penerapan alat yang sudah
dibuat untuk mengetahui kelemahan alat, pengujian dilakukan dengan
beberapa percobaan antalain, uji coba jangkauan, uji coba fungsional dan uji
coba validasi
5.3.1 Uji Coba Jangkauan
Uji coba jangkauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
jangkauan jaringan untuk dapat memakai alat tersebut (sistem keamanan)
yang dibuat. Berikut tabel ujicoba :
Tabel 12. Uji Coba Jangkauan
N
o
Lokasi Motor Lokasi Pengguna
menggunakan alat
Jarak
Jangkauan(±)
Keterangan
Alat
1 Baranangsiang,
Bogor
Kayumanis, Tnh.Sareal,
Bogor
20 Km Berfungsi
2 Baranangsiang,
Bogor
Cikarang, Bekasi 87 Km Berfungsi
3 Baranangsiang,
Bogor
Panyabungan, Sumstra
Utara
1.402 Km Berfungsi
4 Baranangsiang,
Bogor
Jasinga, Bogor 205 Km Berfungsi
5 Baranangsiang,
Bogor
Daerah Plosok (Pongkor)
, Jawa barat
190 Km Berfungsi
6 Halaman kostan Dalam kamar kostan
tertutup
10 M Berfungsi
5.3.2 Uji Coba Fungsional
Pada tahap ini dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
apakah uji coba yang dilakukan sudah berjalan baik sesuai fungsinya per
modul dan sesuai dengan sistem yang ada. Pada pengujian perangkat keras
relay, alat yang digunakan adalah multimeter digital dengan satuan daya DC
67
volts, dimana probe positif pada multimeter harus diletakkan pada Vcc dan
probe negatif diletakkan pada ground. Pengukuran dilakukan dengan cara :
Pin27 Port2.6 dihubungkan dengan probe negatif dan probe
multimeter dihubungkan dengan pin IC ULN2003/relay kemudian berikan
input dari hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 13, Hasil Pengujian Relay
PIN
Tegangan pada
saat Logika 0
(Volt)
Tegangan pada saat
logika 1 (Volt)Keterangan
PinC.0-
1, pinD.7
0.12-0.17 11.80-12.01 Sesuai
Sedangkan pengujian komponen pada modul dan LCD agak berbeda
karena harus dilakukan load program di mikrokontroler terlebih dahulu untuk
mengetahui dapat bekerja dengan baik atau tidak pada saat dijalankan.
Setelah dilakukan pengisian program pada masing-masing modul,
setelah dijalankan maka didapat hasil seperti :
Tabel 14. Ujicoba Fungsional Komponen
5.3.3 Ujicoba Validasi
Tahapan ini adalah tahapan uji validasi. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui sistem yang telah dibuat sudah berjalan dengan baik atau tidak
pada saat dijalankan. Dimana pengujian tersebut dimulai dari mengaktifkan
68
Modul Komponen Keadaan Komponen
Sebelum diisi Program
Setelah diisi
Program Keterangan
Relay 1-3 Diam Berjalan dengan baik sesuai
HP Diam Berjalan dengan baik sesuai
LCD Diam Berjalan dengan baik sesuai
Buzzer Diam Berjalan dengan baik Sesuai
Sensor getar Diam Berjalan dengan baik Sesuai
alat (sistem keamanan), filter nomor ponsel pengguna, adanya gangguan pada
sensor getar motor hingga menonaktifkan kembali sistem keamanan (alat),
dibawah ini adalah tabel uji validasi :
Tabel 15. Uji Coba Validasi Sistem
N
o
Sistem yang
diuji
Input Output Ketera
-ngan
1 Mengaktifkan
alat
Pengguna
melakukan missed
call
Mikrokontroler melakukan
pencocokan nomor ponsel
valid
2 Filter nomor
pengguna
Nomor ponsel yang
miss call adalah
nomor pemilik yaitu
085215283404
Alat aktif (relay terputus,
bazzer aktif , led merah
nyala dan tampilan LCD
tertulis Sistem Aktif, ponsel
mengirim sms berupa infor-
masi bahwa sistem sudah
aktif )
valid
Nomor miss call lain
yaitu 085284321984
Nomor di tolak Valid
3 Adanya
gangguan
Getaran (Terjadi
goyangan pada
motor yang
menyebakan sensor
getar terhubung)
Handphone yang ada pada
alat melakukan dialing
(panggilan) ke nomor pemili
, setelah dialing handphone
mengirim sms, tampilan
LCD tertulis ada gangguan
dan led mereh dan hijau
bergantian nyala.
valid
4 Menonaktifkan
kembali alat
Pemilik melakukan
miss call ke nomor
ponsel yang ada pada
alat.
Alat nonaktif
(relay terhubung, bazer mati
dan led hijau nyala)
valid
69
5.3.4 Uji Coba Operator
Dalam pengujian operator ini operator pemilik hanya nomor pemilik
saja yang dapat menggaktifkan sistem keamanan, karena nomor yang dapat
mengaktifkan sudah di filter di program yaitu nomor pemilik
6285215283404, kecuali diganti prokramnya dapat siapa saja untuk
mengaktifkan sistem keamanan, kenapa di filter?, karena kalau secara tiba-
tiba orang lain mengetahui nomor ponsel yang di pasang di motor dan
melakukan missed call sewaktu motor dalam keadaan di pakai (berjalan)
maka sistem kelistrikan motor akan terputus dan motor akan berhenti secara
tiba-tiba dan dapat menimbulkan bagi pengguna motor.
Oleh karena itu nomor kartu dan operator yang di uji disini hanya
penggantian nomor ponsel yang dipasang pada alat. Hasil uji coba dapat
dilihat pada tabel berikut :
No Operator yangdigunakan di
ponsel alat
Hasil Keterangan
1 Telkomsel
Sim cart : AS
Nomor : 085319665620
Sistem
keamanan aktif
Singkron
2 Telkomsel
Sim cart : Simpati
Nomor : 081210271716
Sistem
keamanan aktif
Singkron
3 Indosat:
Sim cart : Im3
Nomor : 085719846509
Sistem
keamanan aktif
Singkron
4 XL
Nomor : 087873284601
Sistem
keamanan aktif
Singkron
70
5.4 Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
Kelebihan dari alat ini adalah dapat mengkontrol motor dengan jarak
jauh, mengetahui keamanan motor dengan cepat dan memudahkan untuk
menghidupkan dan mematikan motor menggunakan handphone. Dengan
adanya alat ini maka keamanan dan kemudahan untuk mengkontrol
kenderaan bermotor lebih mudah. Sistem pada alat ini bekerja dan
merespon dengan cepat jika ada gangguan keamanan pada sepeda motor.
b. Kekurangan
Gangguan jaringan provider merupakan kekurangan dari alat ini.
Misalnya jika sinyal provider tidak ada maka alat tersebut tidak dapat
mengirim pesan atau melakukan dialing ke nomor handphone pemilik.
Selain itu, jika jaringan provider lemah, maka sistem lambat
mengirimkan pesan kepada pemilik motor.
71
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada pembuatan alat sistem keamanan sepeda motor ini di rancang
dengan menngunakan metodologi penelitian Hardware Programming mulai
dari perencanaan proyek penelitian, penelitian, pengetesan komponen, desain
sistem mekanik, desain sistem listrik, desain software, tesfungsional sampai
dengan perakitan dan optimasi sistem.
Dalam pembuatan alat ini dirakit dengan beberapa komponen alat
elektonika yaitu, mikrokontroler AT89S52 sebagai komponen pengontrol,
penyimpanan data dan mengeksekusi komponen lainnya, handphone Siemen
C55 sebagai alat komunikasi antara handphone pemilik dengan
mikrokontroler, buzzer sebagai indikator terjadinya gangguan dan relay
untuk memutus atau menyambungkan arus ke kontaktor sepedamotor sesuai
perintah dari mikrokontroler.
Alat ini dapat berfungsi pada tegangan 12 volt, untuk mengaktifkan
alat sistem keamanan dengan melakukan panggilan (miss call) ke nomor
ponsel yang ada pada rangkaian alat, jika alat sudah aktif mesin motor tidak
akan dapat hidup, sebab tegangan arus ke sistem kelistrikan motor sudah
terputus, selanjutnya apabila ada goyangan pada motor atau terjadi gangguan
pada sensor getar maka alarm motor akan berbunyi, ponsel alat akan
melakukan dialing (panggilan) dan mengirim SMS ke nomor pemilik sepeda
motor untuk mengirim informasi kepada pemilik bahwa terjadinya gangguan
pada posisi sepeda motor. Jadi dalam alat ini dapat di simpulkan bahwa letak
sistem keamananya adalah :
1. Terputusnya relay (normaly open), sehingga tidak ada tegangan
arus pada sistemkelistrikan mesin motor.
2. Pada saat akan terjadi pencurian sepeda motor yang menimbulkan
sensor getar tergoyang, sehingga mikrokontroler menyimpulkan
adanya gannguan, maka ponsel melakukan dialling dan mengirim
SMS kepada pemilik serta bazzer motor berbunyi.
72
6.2 Saran
Dalam alat ini masih banyak pengembangan yang dapat di lakukan
seperti engine on/off yaitu penambahan relay untuk starter, penambahan GPS
untuk mengetahui posisi keberadaan sepeda motor ketika alat di sms akan
membalas posisinya dimana.
73