Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada
proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti
sempit dinamakan dengan pertanian rakyat, sedangkan pertanian dalam arti luas
meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan dan perikanan,
merupakan suatu hal yang penting. Secara garis besar pengertian pertanian dapat
diringkas menjadi : (1) proses produksi; (2) petani atau pengusaha; (3) tanah
tempat usaha; (4) usaha pertanian (farm business). Pertanian dapat diberi arti
terbatas dan arti luas. Dalam arti terbatas, definisi pertanian ialah pengelolahan
tanaman dan lingkungannya agar agar memberikan suatu produk, sedang dalam
arti luas pertanian ialah pengolahan tanaman, ternak dan ikan agar memberikan
suatu produk (Soetriono dkk, 2002).
Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi
pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan
masyarakat tani yang kurang baik menjadi lebih baik. Sektor pertanian di
Indonesia dianggap penting. Peranan sektor pertanian terhadap penyediaan
lapangan kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor serta
mampu mendukung munculnya industri yang berbahan baku pertanian
(Soekartawi, 1994).
Menurut Januar (2006), pembangunan pertanian di Indonesia terbukti
sangat penting bagi perekonomian dan kehidupan sosial bagi perekonomian dan
kehidupan sosial bagian terbesar masyarakat kita. Dianggap penting karena
beberapa alasan bahwa potensi bagian terbesar wilayah nusantara pada dasarnya
berbasis sumberdaya pertanian dalam pengertian luas, tempat bergantungnya mata
pencaharian dan kehidupan petani yang populasinya cukup besar, memberikan
dukungan nyata dalam perekonomian nasional, penyedia pangan, dan sebagainya.
1
Salah satu subsektor pertanian adalah tanaman hortikultura. Salah satu
tanaman hortikultura adalah tanaman hias. Tanaman hias mencakup semua
tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang
sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan,
upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga.
Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai tanaman hias. Dalam konteks
umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi
dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga,
tetapi kesan keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna
dan aroma), daun, buah, batang, bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang
dimanfaatkan.tanaman hias terbukti berpotensi untuk menjadi suatu sektor
penggerak tambahan bagi pengembangan usaha yang angat bermanfaat bagi
pengembangan usaha dan memberikan kontribusi PDB serta pendapatan petani.
Dapat dilihat dalam table dibawah ini kontribusi output tanaman hias terhadap
PDB Indonesia:
Tabel 1. 1 Kontribusi Output Tanaman Hias Berdasarkan Tabel Input-Output
Terhadap PDB Tahun 1990-2005
Tahun Output tanaman
hias (Juta Rupiah)
Total PDB
Indonesia (milyar)
Koefisien ( %)
1990 3167509 210866,2 1,5
1995 9550051 542755,5 1,76
2000 51377070 1389769,8 3,7
2005 1415324 2772281,1 0,06
Sumber: Tabel Input-Output BPS
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kontribusi tanaman hias terhadap
PDB Indonesia dari tahun 1990-2005 cukup besar. Pada tahun 1995 mengalami
peningkatan dari 1,5 menjadi 1,76. Pada tahun 2000 mengalami peningkatan yang
cukup tajam dari 1,76 menjadi 3,7. Walaupun terjadi penikatan harga produksi
akan tetapi itu bukan menjadi hambatan petani untuk produksi tanaman hias. Hal
ini dikarenakan dari tahun ke tahun jumlah permintaan akan tanaman hias
semakin meningkat.
2
Salah satu tanaman hias yaitu tanaman bunga mawar. Mawar merupakan
salah satu tanaman kebanggaan Indonesia yang populer di mata dunia karena
bunga yang cantik, unik, dan menarik. Selain itu memiliki nilai ekonomi dan
sosial yang tinggi untuk dijadikan komoditas yang komersial. Mawar dapat
dibudidayakan sebagai bunga pot, bunga potong dan tanaman penghias tanaman.
Hal ini memberikan isyarat bahwa usaha budidaya mawar berorientasi agribisnis
yang prospeknya sangat cerah.
Kelembagaan petani merupakan organisasi masyarakat perdesaan berbasis
pertanian. Organisasi tersebut meliputi; kelompok tani, wanita tani, pemuda tani,
dan kontak tani, Terbentuknya kelompok tani di pedesaan berdasarkan kesamaan
wilayah, tujuan, pandangan, dan kebutuhan. Kelompok tani sebagai lembaga yang
membawahi langsung pelaku pertanian (petani) di berbagai sektor komoditas
produksi. Aktivitasnya harus selalu dihidupkan, dihimpun, dibina, dikuatkan, dan
diberdayakan agar proses transformasi pengetahuan dan teknologi dapat dengan
mudah dilakukan. Potensi kelembagaan petani dicirikan dengan keberadaan sikap
kepemimpinan, tata peraturan, norma sosial, struktur kelembagaan, peran
kelembagaan, dan toleransi sosial masyarakat. Oleh karena itu posisi dan fungsi
kelembagaan petani merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi
sosial dalam suatu komunitas.
Pemerintah memberikan subsidi langsung kepada petani melalui
kelembagaan petani atau Gapoktan. Untuk mendapatkan subsidi pupuk, petani
mengklaim ke Gapoktan, selanjutnya Gapoktan mengklaim ke Bank Pemerintah
yang ditunjuk yaitu BRI. Dengan demikian, kondisi ini akan mendorong setiap
petani untuk menjadi anggota poktan dan Gapoktan. Sebab subsidi pupuk tersebut
tidak bisa diklaim oleh perorangan, melainkan petani yang sudah menjadi anggota
poktan/Gapoktan.
Manfaat yang diperoleh dengan pemberlakuan subsidi pupuk langsung ke
petani adalah: (1) terhapusnya disparitas harga pupuk di semua Lini, karena
semua transaksi jual-beli pupuk menggunakan harga non-subsidi; (2) petani dapat
menerima dana subsidi pupuk secara langsung; (3) menumbuh-kembangkan
kelembagaan petani terutama Kelompok Tani dan Gapoktan.
3
Kementerian Pertanian tengah mempersiapkan skema terbaik berkaitan
pemberian subsidi pupuk yang akan langsung diberikan kepada petani. Secara
empiris kelembagaan pertanian dapat dibedakan, antara lain: (1) kelembagaan
sosial non bisnis yang merupakan lembaga pertanian yang mendukung
penciptaan teknologi, penggunaan teknologi dan pengerahan partisipasi
masyarakat, seperti lembaga penelitian, penyuluhan, kelompok tani, dan
sebagainya, (2) kelembagaan bisnis penunjang merupakan lembaga yang
bertujuan mencari keuntungan, seperti koperasi, usaha perorangan, usaha jasa
keuangan, dan sebagainya.
Model kelembagaan petani dibangun dengan mempertimbangkan tujuh
prinsip dasar, sebagai berikut: Kelembagaan yang dibangun dibutuhkan secara
fungsional. Keberadaannya tidak dipaksakan, jika fungsi-fungsi dalam setiap
subsistem agribisnis telah memenuhi kebutuhan. Kelembagaan hanyalah sebuah
alat, bukan tujuan. Sebagai alat maka elemen kelembagaan yang dikembangkan di
setiap subsistem agribisnis haruslah efektif untuk upaya pencapaian tujuan yang
diinginkan. Penumbuhan elemen kelembagaan harus dipilih opsi yang paling
efisien, yaitu yang relatif paling murah, mudah, dan sederhana namun tetap
mampu mendukung pencapaian tujuan.
Kelembagaan yang dikembangkan disesuaikan dengan sumberdaya yang
tersedia dan budaya setempat. Soal nama lembagapun tidak boleh dipaksakan jika
sudah ada nama yang melembaga di masyarakat. Kelembagaan yang
dikembangkan adalah mampu memberikan manfaat paling besar bagi petani dan
masyarakat pedesaan. Kelembagaan yang dikembangkan memberikan pembagian
benefit (sharing system) secara proporsional kepada setiap petani dan pelaku
agribisnis lainnya di pedesaan. Kelembagaan petani yang dikembangkan
diharapkan akan terus berjalan meskipun keterlibatan lembaga jasa penunjang
(lembaga pemerintah daerah dan lembaga keuangan) secara langsung telah
berkurang.
4
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi petani mawar menjadi anggota
Gapoktan GUMUR?
2. Apa saja peran utama gapoktan terhadap petani mawar di Desa Gunungsari
Kecamatan Bumiaji Kota Batu ?
3. Apa dampak adanya Gapoktan terhadap petani mawar di Desa Gunungsari
Kecamatan Bumiaji Kota Batu ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi petani mawar menjadi
anggota gapoktan.
2. Untuk mengetahui peran gapoktan terhadap petani mawar di Desa Gunungsari
Kecamatan Bumiaji Kota Batu
3. Untuk mengetahui dampak adanya gapoktan terhadap petani mawar di Desa
Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
1.3.2 Manfaat
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan
yang terkait dengan pertanian.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
3. Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi para pembaca.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bunga Mawar
Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang
dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan
tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya
merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya
bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar
yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. Sebagian besar spesies
mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate).
Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9
atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan
menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang
yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar
spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di
Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (Anonim, 2009).
Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa
sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih
dan merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di
bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak. Bunga menghasilkan buah agregat
(berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips.
Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan
kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Spesies dengan
bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain
yang membantu penyerbukkan sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak
buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya
menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar
berwarna merah dengan beberapa perkecualian seperti Rosa pimpinellifolia yang
menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam (Anonim, 2009).
6
2.2 Definisi dan Jenis Kelembagaan
Kelembagaan dan lembaga pada hakekatnya mempunyai beberapa
perbedaan. Dari aspek kajian sosial lembaga merupakan pola perilaku yang selalu
berulang dan bersifat kokoh serta dihargai oleh masyarakat (Huntington, 1965).
Pengertian lain menurut (Uphoff, 1986) lembaga adalah sekumpulan norma dan
perilaku yang telah berlangsung dalam waktu yang lama dan digunakan untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan kelembagaan adalah suatu jaringan yang
terdiri dari sejumlah orang atau lembaga untuk tujuan tertentu, memiliki aturan
dan norma, serta memiliki struktur. Dalam hal ini Lembaga dapat memiliki
struktur yang tegas dan formal,dan lembaga dapat menjalankan satu fungsi
kelembagaan atau lebih (Wordpress, 2011).
Pada prinsipnya kelembagaan maupun lembaga mempunyai empat
komponen,yaitu ; komponen pelaku, komponen kepentingan, komponen norma,
serta komponen struktur. Pelaku pada kelembagaan dapat berubah-ubah sepanjang
waktu tergantung pada kebutuhan, sedangkan pelaku pada lembaga hanya dapat
diganti secara formal melalui rapat lengkap. Struktur pada kelembagaan lebih
longgar, sedangkan pada lembaga lebih ketat dan hanya bisa bisa dirubah dengan
mengganti AD/ART (Wordpress, 2011).
Kelembagaan dalam sistem pertanian dikenal ada delapan jenis
kelembagaan, yaitu ; 1) kelembagaan penyedia input, 2) kelembagaan penyedia
modal, 3) kelembagaan penyedia tenaga kerja, 4) kelembagaan penyedia lahan
dan air, 5) kelembagaan usaha tani, 6) kelembagaan pengolah hasil usaha tani, 7)
kelembagaan pemasaran, 8) kelembagaan penyedia informasi. Perspektif
pertanian, lembaga adalah pelaku atau wadah untuk menjalankan satu atau lebih
fungsi kelembagaan. Bentuk Lembaga dalam pertanian adalah kelompok tani,
gapoktan, kelompok wanita tani, klinik agribisnis, dan koperasi. Kelembagaan
kelompok tani dalam hal ini mempunyai paling tidak tiga fungsi kelembagaan
yang harus dijalankan yaitu fungsi sebagai wadah pembelajaran, fungsi wahana
kerjasama, dan fungsi sebagai unit produksi (Wordpress, 2011).
7
2.3 Prinsip-prinsip Dasar Lembaga Pertanian
Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh suatu kelembagaan petani agar
tetap eksis dan berkelanjutan adalah sebagai berikut (Anonim, 2011):
a. Prinsip otonomi (spesifik lokal).
Pengertian prinsip otonomi disini dapat dibagi kedalam dua bentuk
yaitu otonomi individu dan otonomi desa. Pada tingkat rendah, makna dari prinsip
otonomi adalah mengacu pada individu sebagai perwujudan dari hasrat untuk
bebas yang melekat pada diri manusia sebagai salah satu anugerah paling berharga
dari sang pencipta. Kebebasan inilah yang memungkinkan individu-individu
menjadi otonom sehingga mereka dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik
yang ada di dalam dirinya secara optimal. Individu-individu yang otonom ini
selanjutnya akan membentuk komunitas yuang otonom, dan akhirnya bangsa yang
mandiri serta unggul. Otonomi desa yaitu pengembangan kelembagaan di
pedesaan disesuaikan dengan potensi desa itu sendiri (spesifik lokal). Pedesaan di
Indonesia, disamping bervariasi dalam kemajemukan sistem, nilai, dan budaya
juga memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang dan beragam pula.
Kelembagaan, termasuk organisasi, dan perangkat-perangkat aturan dan hukum
memerlukan penyesuaian sehingga peluang bagi setiap warga masyarakat untuk
bertindak sebagai subjek dalam pembangunan yang berintikan gerakan dapat
tumbuh di semua bidang kehidupannya.
b. Prinsip Pemberdayaan.
Pemberdayaan mengupayakan bagaiamana individu, kelompok, atau
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan
untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Inti utama
pemberdayaan adalah tercapainya kemandirian.
c. Prinsip kemandirian lokal.
Pendekatan pembangunan melalui cara pandang kemandirian lokal
mengisyaratkan bahwa semua tahapan dalam proses pemberdayaan harus
dilakukan secara desentralisasi. Upaya pemberdayaan yang berbasis pada
pendekatan desentralisasi akan menumbuhkan kondisi otonom, dimana setiap
komponen akan tetap eksis dengan berbagai keragaman (diversity) yang
8
dikandungnya. Kemandirian lokal menunjukkan bahwa pembangunan lebih tepat
bila dilihat sebagai proses adaptasi-kreatif suatu tatanan masyarakat dari pada
sebagai serangkaian upaya mekanistis yang mengacu pada satu rencana yang
disusun secara sistematis. Kemandirian lokal juga menegaskan bahwa organisasi
seharusnya dikelola dengan lebih mengedepankan partisipasi dan dialog
dibandingkan semangat pengendalian yang ketat sebagaimana dipraktekkan
selama ini.
9
BAB 3. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Letak Geografis dan Administrasi
Kecamatan Bumiaji secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kota
Batu, Jawa Timur dan merupakan wilayah terluas di Kota Batu yaitu 12,797,89
Ha atau ± 64,28 % dari seluruh wilayah Kota Batu. Kecamatan Bumiaji memiliki
9 desa yaitu Desa Sumberbrantas, Tulungrejo, Sumbergondo, Punten, Bulukerto,
Gunungsari, Bumiaji, Pandanrejo dan Giripurno. Desa Gunungsari terletak di
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan luas desa sekitar 530 Ha. Desa Gunungsari
terbagi atas 10 dusun yaitu Prambatan, Pagergunung, Kapru, Kandangan,
Talanhrejo, Brumbung, Ngebruk, Jantur, Claket dan Brau. Adapun batas-batas
wilayah Desa Gunungsari adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Punten, Desa Tulungrejo
Sebelah selatan : Desa Sumberejo
Sebelah barat : Desa Pandesari
Sebelah timur : Desa Sidomulyo
3.2 Keadaan Penduduk dan Perekonomian
Penduduk Desa Gunungsari berjumlah sekitar 6685 jiwa dengan tingkat
pendidikan yang tergolong masih rendah yaitu Sekolah Dasar (SD). Penduduknya
sebagian besar berprofesi sebagai petani dan peternak. Penduduk kaum laki-
lakinya sebagian besar bekerja menjadi petani atau peternak, sedangkan
perempuannya sebagai ibu rumah tangga, selain itu ada juga yang bekerja sebagai
petani, apabila mempunyai ternak maka yang mencarikan pakannya adalah suami
yang dibantu oleh anaknya. Keahlian lain dari penduduk desa gunungsari adalah
sebagai dekorator bunga hias, baik untuk acara pernikahan, penataan taman dan
untuk pembuatan papan ucapan.
Sektor peternakan tidak menjadi sumber pendapatan utama bagi
masyarakat Desa Gunungsari dalam menghidupi kebutuhan keluarga mereka. Hal
tersebut dikarenakan sebagian besar dari mereka bermata pencaharian sebagai
petani bunga mawar potong (mayoritas) dan juga petani sayur. Keberadaan sektor
10
peternakan di Desa Gunungsari ini sebagian besar terdapat di Dusun Prambatan
dan Dusun Brau, dengan komoditi ternak di dusun prambatan yaitu ternak kelinci
dan di dusun brau ternak sapi perah. Dusun Prambatan terdapat peternakan kelinci
besar yang merupakan milik perorangan dan dilokasi tersebut juga terdapat suatu
perkumpulan kelompok peternak kelinci yang dikelola dalam satu manajemen.
Namun minat masyarakat untuk mengembangkan sektor peternakan masih
tergolong relatif rendah, hal ini terlihat dari mayoritas penduduk Desa Gunungsari
lebih memilih sektor pertanian khususnya petani sayur dan bunga sebagai usaha
utama hal ini dikarenakan usaha tani sayur dan bunga mempunyai tingkat
perputaran modal yang cepat, keuntungan besar, membutuhkan lahan yang tidak
terlalu luas, resiko pencemaran lingkungan sedikit dan perawatan mudah. Kultur
dari Desa Gunungsari mayoritas penduduknya beragama Islam, hal ini dapat
dilihat dari kegiatan keagamaan yang terstuktur dengan baik seperti tahlilan dan
pengajian rutin setiap malam jumat.
3.3 Potensi Fisik Lokasi dan Keadaan Alam
Desa Gunungsari memiliki wilayah yang paling luas diwilayah kecamatan
Bumiaji, tetapi masyarakat desa tersebut masih belum bisa memanfaatkan dengan
maksimal potensi yang ada. Di desa ini dua potensi utama yang ada yaitu sektor
pertanian dan sektor peternakan.
1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian adalah penggerak utama roda perekonomian desa
Gunungsari. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani bunga mawar
potong. Bunga mawar potong ini sebagian besar di kirim ke Semarang, Bandung,
Jakarta, dan Bali. Sebagian besar sawah atau ladang milik warga desa ditanami
bunga mawar potong. Oleh karena itu desa ini merupakan sentra bunga mawar
potong di Kota Batu. Selain itu dalam jumlah yang tidak begitu besar, di desa ini
juga menanam macam-macam jenis sayuran, misalnya seledri, sawi, kol, cabe,
bawang, wortel dan lainnya. Untuk sayur jenis kubis sebagian besar komoditaas
ini di kirim ke Kalimantan.
11
2. Sektor Peternakan
Sektor peternakan juga belum bisa menjadi potensi terbesar di Desa
Gunungsari, karena banyak faktor yang kurang mendukung. Faktor-faktor tersebut
adalah :
a. Banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai petani bunga dan sayur.
b. Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa ternak hanya sebagai tabungan
dan belum bisa menjadikan ternak sebagai komoditas ekonomi.
c. Keterbatasan modal untuk mengembangkan peternakan yang lebih intensif.
d. Ketersediaan pakan di musim kemarau yang menyulitkan para peternak.
e. Sentra peternakan terbesar Desa Gunungsari terletak di Dusun Prambatan dan
Dusun Brau. Dusun Prambatan memiliki komoditas peternakan berupa kelinci.
Jumlah populasi kelinci yang ada sekitar 8.000 ekor. Sedangkan di dusun brau,
komoditas ternak yang ada yaitu sapi perah. Dusun ini merupakan terbesar ke
dua se kota Batu dalam hal produksi susu.
3.4 Kondisi Umum Wisata Petik Bunga Gumur
Desa Gunungsari merupakan satu dari beberapa desa yang berpotensi
menjadi desa wisata yang ada di Kota Batu yang terkenal dengan Wisata Petik
Mawar GUMUR yang berada di wilayah Kecamatan Bumiaji. Desa Gunungsari
memiliki luas wilayah 1.318.,42 hektar dengan sebagian besar termasuk wilayah
hutan yang luasnya hampir 1.000 hektar dan berbatasan langsung dengan wilayah
Kabupaten Malang. Keberadaan Desa Wisata Gunungsari Makmur (Dewi Gumur)
atau yang lebih dikenal dengan Wisata Petik Mawar GUMUR berawal dari
keberadaan jantung desa yang berupa lahan pertanian dan dikelilingi oleh
pemukiman penduduk. Selain itu, potensi budidaya bunga potong mawar dengan
lahan budidaya yang luas mendorong anggota kelompok tani bunga potong mawar
untuk memaksimalkan pascapanen bunga potong mawar dengan mendirikan
Wisata Petik Mawar GUMUR dengan pembiayaan berasal dari swadaya
masyarakat khususnya anggota kelompok tani dan diresmikan oleh Walikota Batu
pada tanggal 21 Maret 2012.
12
Desa Gunungsari merupakan satu-satunya desa di wilayah Kecamatan
Bumiaji yang memiliki potensi budidaya bunga potong mawar yang besar dengan
cakupan luas lahan mencapai lebih dari 60 hektar. Desa ini terletak diantara
daerah perbukitan gunung Panderman disebelah selatan serta gunung Arjuna
disebelah utara. Desa ini juga merupakan desa pemasok bunga mawar potong
terbesar di seluruh Indonesia. Jenis mawar potong yang ditanam petani di desa ini
ada beberapa macam. Jenis mawar lokal unggulan dinamakan mawar Pergiwo
Pergiwati dengan warna merah tua dan merah muda. Selain itu mawar jenis
Holland juga banyak dijumpai dengan warna yang indah seperti merah tua,
merah, putih tissue, putih salju, pink, pink tua, salem, oranye dan lain sebagainya
yang berasal dari berbagai macam varietas diantaranya Cerry Brandy, Havalan,
Luciana, Marbel, Red Holland serta masih banyak lagi varietas yang sedang dan
akan dikembangkan.
Selain memiliki potensi lahan budidaya bunga mawar potong yang cukup
luas, Desa Wisata Petik Mawar Gunungsari juga menyiapkan beberapa paket
wisata bagi para wisatawan yang berkunjung seperti paket wisata petik mawar,
paket merangkai bunga dan paket budidaya bunga mawar potong serta bunga
potong lainnya. Untuk mendukung paket wisata yang sudah ada, disediakan juga
fasilitas lain seperti home stay. Hingga saat ini terdapat sepuluh home stay yang
ada di Desa Wisata Petik Mawar Gunungsari. Kedepannya akan segera
dibangunnya sebuah restoran yang berdiri di tengah areal sawah, kolam renang,
kolam pemancingan dan area outbound guna mengembangkan Desa Wisata ini
menjadi suatu tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi.
13
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani Mawar Menjadi Anggota
Gapoktan
Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Gunung Sari Makmur terdiri dari 8
kelompok tani yang berada di desa Gunungsari. Gapoktan ini terdiri dari para
petani mawar. Para petani mawar banyak yang menjadi anggota dari Gapoktan
Gunung Sari Makmur. Gapoktan ini terkenal dengan wisata petik bunga mawar
GUMUR. Alasan petani atau faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi petani
menjadi anggota Gapoktan Gunung Sari Makmur ini karena dengan menjadi
anggota Gapoktan GUMUR ini anggota mendapatkan sarana dan prasarana yang
memadai. Anggota Gapoktan GUMUR bisa mendapatkan bantuan bibit, bantuan
pupuk, bantuan modal serta kemudahan dalam pemasaran hasil budidaya mawar.
a. Faktor Bantuan Bibit
Faktor-faktor utama gapoktan GUMUR menyediakan bibit bunga dan
tehik budidaya bunga mawar adalah hasil produksi yang dihasilkan petani kurang
maksimal, yang menyebabkan permintaan bunga mawar tidak terpenuhi, sehingga
gapoktan GUMUR menyediakan bibit bunga mawar yang berkualitas untuk
petani, selain itu Gapoktan GUMUR tidak hanya menyediakan bibit unggul,
melainkan dengan tehnik budidaya supaya bibit yang diberikan Gapoktan
GUMUR dapat dimanfaatkan secara maksimal. Harga bibit yang tinggi juga
menjadi faktor utama gapoktan GUMUR menyediakan bibit bunga mawar karena
harga bibit yang tinggi menyebabkan biaya produksi semakin tinggi yang
mengakibatkan pendapatan petani menurun. Dengan diadakannya bantuan bibit
dan tehnik budidaya bunga mawar oleh gapoktan GUMUR ini diharapkan
produksi bunga mawar akan meningkat dan dapat mememenuhi permintaan pasar.
Adanya bantuan bibit yang diberikan oleh Gapoktan maka petani akan dengan
mudah memperoleh bibit yang unggul dan dengan harga yang murah.
14
b. Faktor Bantuan Pupuk dan Pestisida
Gapoktan GUMUR juga selalu menyediakan bantuan pupuk kompos dan
pestisida bagi para anggota gapoktan. Pupuk kompos ini dibuat oleh Gapoktan
GUMUR dengan memanfaatkan sisa-sisa daun bunga mawar. Penggunaan pupuk
kompos ini mengakibatkan biaya usahatani menjadi rendah karena dalam
budidaya bunga mawar tidak hanya menggunakan pupuk organik yang mahal.
Para anggota Gapoktan GUMUR tidak banyak menggunakan bahan kimia untuk
budidaya namun menggunakan pupuk yang berimbang antara pupuk kimia dan
pupuk organik karena Gapoktan GUMUR menjaga keseimbangan alam. Faktor
bantuan pupuk dan pestisida inila yang memotivasi para petani bunga mawar
menjadi anggota dari Gapoktan GUMUR.
c. Faktor Bantuan Modal
Faktor lain yang menjadi alasan petani mawar menjadi anggota Gapoktan
GUMUR adalah untuk mendapatkan bantuan modal usaha dengan pemberian
kredit modal usaha dengan bunga yang rendah. Petani dapat dengan mudah
mengakses modal tanpa takut bunga yang terlalu besar serta persyaratan yang sulit
karena dengan menjadi anggota semua menjadi mudah. Bantuan modal usaha
kepada para petani bunga mawar dapat membantu petani untuk meningkatkan
produktivitas bunga mawar sehingga dengan pendapatan dan kesejahteraan petani
dapat meningkat.
d. Faktor Kemudahan Pemasaran
Kemudahan pemasaran hasil budidaya mawar juga menjadi alasan petani
bunga mawar menjadi anggota Gapoktan GUMUR. Pemasaran hasil budidaya
bunga mawar dilakukan oleh Divisi pemasaran yang bergerak dalam bidang
pemasaran bunga mawar di Gapoktan GUMUR. Divisi pemasaran ini mengepul
bunga-bunga petani dan selanjutkan akan dipasarkan di berbagai kota di Indonesia
seperti Surabaya, Jakarta, Makassar, dan lain sebagainya. Pemasaran ini dilakukan
dengan menggunakan pesawat terbang sehingga walaupun jarak tempuh jauh
kualitas bunga mawar tetap terjaga. Adanya divisi pemasaran ini harga jual bunga
petani akan lebih terlindungi dan petani juga tidak perlu takut hasil budidaya
bunga mawarnya tidak laku.
15
4.2 Peran Utama Gapoktan Terhadap Petani Mawar
Gapoktan memiliki peran yang sangat penting terhadap kemajuan petani
mawar di Desa Gunung Sari. Gapoktan GUMUR memberikan peran sebagai
penyedia sarana dan prasarana dari hulu hingga hilir. Peran Gapoktan GUMUR
terhadap petani mawar yaitu:
1. Menyediakan bibit bunga mawar yang dibutuhkan para anggota Gapoktan
yaitu para petani mawar.
2. Menyediakan pupuk dan obat-obatan yang dibutuhkan para anggota Gapoktan
yaitu petani mawar.
3. Menyediakan atau membantu dalam penyediaan modal usaha bagi para petani
mawar yang kekurangan modal sehingga dengan adanya bantuan tersebut
usaha petani dapat lebih maju.
4. Membantu para petani mawar dalam pemasaran hasil budidaya bunga mawar
sehingga petani dapat dengan mudah dalam memasarkan bunga mawarnya.
5. Meningkatkan keterampilan petani dalam budidaya dan merangkai bunga
dengan pelatihan-pelatihan yang dilakukan.
Bibit bunga mawar yang dibudidayakan di Desa Gunung Sari diperoleh
dari Negara Belanda. Namun dalam Gapoktan GUMUR bibit yang diperoleh dari
Negara Belanda tersebut ditangkarkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan bibit
yang dibutuhkan petani mawar. Bibit bunga mawar yang disediakan oleh
Gapoktan GUMUR ada 9 macam jenis bunga mawar yaitu avalan, pergiwo,
konveti, grand gala, siri brendi, rusiana dan lain-lain. Harga bibit yang dijual oleh
Gapoktan GUMUR sangat terjangkau bagi para petani yang menjadi anggota
Gapoktan. Walaupun harga bibit yang disediakan oleh Gapoktan GUMUR
terjangkau namun kualitas bibit bunga mawar tersebut sangat bermutu.
Budidaya bunga mawar pada Gapoktan Gumur menggunakan pupuk
kompos yang terbuat dari sisa-sisa daun bunga mawar. Pupuk kompos tersebut
dikelola oleh para anggota Gapoktan GUMUR untuk memenuhi kebutuhan pupuk
para petani bunga mawar. Sehingga dengan demikian petani anggota Gapoktan
tidak perlu mengeluarkan uang lebih banyak karena pupuk kompos harganya
16
sangat terjangkau. Selain pupuk kompos Gapoktan GUMUR juga menjual obat-
obatan untuk bunga mawar yang dibutuhkan petani dengan harga yang jauh lebih
murah daripada petani membeli obat-obatan atau pestisida di kios-kios pertanian.
Gapoktan GUMUR setiap tahunnya mendapatkan Bansos (Bantuan Sosial)
dari pemerintah Kota Batu yaitu sebesar 100 juta per tahun. Dana ini digunakan
untuk mengembangkan usaha budidaya bunga mawar bagi para anggota
Gapoktan. Dana ini disalurkan dalam bentuk pemberian kredit modal bagi para
petani yang membutuhkan bantuan modal. Kredit modal usaha yang diterima oleh
petani dibayarkan dengan cara mencicil setiap bulannya namun dengan bunga
yang rendah. Persyaratan yang ditawarkan oleh pihak Gapoktan GUMUR kepada
para petani yang meminjam modal sangat mudah dan tidak memerlukan jaminan
seperti halnya yang dilakukan oleh perbankan. Adanya bantuan kredit modal
tersebut dapat membantu para petani yang kekurangan modal untuk usaha
budidaya bunga mawar.
Gapoktan GUMUR memiliki divisi pemasaran yang bertugas untuk
memasarkan hasil produksi bunga mawar dari para anggota Gapoktan.
Stakeholder dari pemasaran bunga mawar ini adalah hotel-hotel besar di berbagai
Kota Jakarta, Kota Surabaya, Kota Makasar dan hotel-hotel lain yang telah
berlangganan bunga kepada pihak Gapoktan GUMUR. Bunga mawar para petani
dikumpulkan pada divisi pemasaran dan selanjutnya pihak divisi pemasaran
memasarkan bunga mawar tersebut di kota-kota besar di berbagai wilayah
Indonesia. Tujuan pemasaran bunga mawar ini yaitu kota Jakarta, Surabaya,
Makassar dan kota-kota lain. Biasanya bunga mawar ini dipesan untuk acara-acara
rapat dan pernikahan serta dipesan oleh hotel-hotel. Adanya divisi pemasaran ini
dapat membantu dalam pemasaran bunga mawar sehingga para petani tidak perlu
khawatir bunga mawar yang dihasilkan tidak laku.
Selain peran-peran diatas Gapoktan GUMUR juga memiliki peran dalam
peningkatan kemampuan petani dalam budidaya bunga mawar serta keterampilan
petani dalam merangkai bunga mawar. Pelatihan ini diadakan setiap penyuluhan
yang dilakukan oleh pihak Dinas Kehutanan dan Pertanian Kota Batu. Para petani
sangat antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut. Adanya pelatihan ini
17
memberikan efek yang positif bagi para petani. Pelatihan budidaya bunga mawar
dilakukan dalam bentuk sekolah lapang (SL). Sekolah lapang tersebut dilakukan
dengan memberikan praktek langsung kepada petani tentang teknik budidaya
bunga mawar yang efektif. Pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan petani
dalam membudidayakan bunga mawar sehingga dapat meningkatkan produksi
bunga mawar. Selain itu keterampilan para petani dalam merangkai bunga
menjadi lebih baik dengan mengikuti pelatihan tersebut sehingga dapat
meningkatkan nilai estetis dan nilai jual bunga mawar.
4.3 Dampak Adanya Gapoktan Bagi Petani Mawar
Strategi yang dilakukan Gapoktan GUMUR untuk meningkatkan kinerja
Gapoktan yaitu dengan cara menjalin koordinasi serta memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada selama berjalannya Gapoktan ini. Koordinasi dilakukan oleh
pengurus-pengurus Gapoktan serta para petani yang menjadi anggota Gapoktan
GUMUR. Bentuk koordinasi yang dilakukan yaitu saling bertukar informasi
mengenai permasalahan yang dihadapi, selain berkoordinasi dengan para
pengurus dan anggota, Gapoktan GUMUR juga selalu memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada seperti memperbaiki sistem pembinaan dalam budidaya
bunga mawar sehingga Gapoktan GUMUR dapat lebih maju.
Strategi yang telah dilakukan oleh Gapoktan GUMUR dapat memberi
dampak yang positif bagi kemajuan Gapoktan GUMUR. Strategi ini bukan hanya
berdampak terhadap Gapoktan GUMUR, akan tetapi sangat berdampak terhadap
kehidupan para petani. Dengan strategi tersebut petani mawar dapat meningkatkan
ketrampilan dalam budidaya bunga mawar serta mempermudah petani untuk
mendapatkan pinjaman modal. Dengan adanya Gapoktan GUMUR pendapatan
petani mawar semakin meningkat sehingga kesejahteraan para petani juga
meningkat disebabkan karena harga jual bunga mawar selalu signifikan.
Hal tersebut dikarenakan adanya divisi pemasaran pada Gapoktan
GUMUR yang membantu petani dalam memasarkan hasil produksi bunga mawar.
Selain itu kesejahteraan pendapatan petani yang selalu meningkat dikarenakan
permintaan bunga mawar dalam negeri yang selalu meningkat pula. Dampak
18
positif adanya Gapoktan GUMUR adalah para petani ikut serta dalam
meningkatkan objek wisata petik bunga mawar GUMUR. Selama adanya
gapoktan GUMUR ini masih belum terdapat dampak negatif yang dirasakan oleh
para petani.
Terdapat banyak manfaat dengan adanya Gapoktan GUMUR ini jika
dilihat dari segi sosial adalah mempererat tali silahturahmi dan rasa kekeluargaan
diantara petani mawar. Hal tersebut dikarenakan tingkat intensitas pertemuan
para anggota Gapoktan GUMUR sering dilakukan. Citra petani mawar juga
semakin baik sejak adanya Gapoktan GUMUR yang didirikan oleh Dinas
Kehutanan dan Pertanian Kota Batu karena pekerjaan petani tidak dipandang
rendah lagi. Hal ini karena petani-petani bunga mawar lebih meningkat
kesejahteraannya.
19
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani bunga mawar menjadi anggota
Gapoktan GUMUR adalah tersedianya sarana dan prasarana dari hulu hingga
hilir, kemudahan dalam memperoleh kredit modal dan kemudahan dalam
pemasaran hasil budidaya.
2. Peran Gapoktan GUMUR terhadap petani bunga mawar yaitu menyediakan
bibit bunga mawar, menyediakan pupuk dan obat-obatan, menyediakan atau
membantu dalam penyediaan modal usaha, membantu para petani mawar
dalam pemasaran hasil budidaya bunga mawar, meningkatkan keterampilan
petani dalam budidaya dan merangkai bunga dengan pelatihan-pelatihan yang
dilakukan.
3. Dampak adnya Gapoktan GUMUR adalah pendapatan petani bunga mawar
meningkat sehingga kesejahteraan petani meningkat pula, semakin eratnya
hubungan silahturahmi dan kekeluargaan para petani bunga mawar, serta
semakin baiknya citra petani bunga mawar.
5.2 Saran
1. Bagi pemerintah diharapkan lebih memperhatikan para petani bunga mawar
dengan memberikan bantuan berupa teknologi yang modern yaitu pendingin
bunga mawar agar produksi bunga mawar ini lebih meningkat sehingga
permintaan dalam negeri dapat tercukupi.
2. Bagi petani diharapkan lebih antusias dalam menyerap informasi mengenai
budidaya bunga mawar serta lebih maksimal dalam menggunakan fasilatas
yang diberikan oleh gapoktan GUMUR yaitu bibit, modal, obat-obatan dan
pelatihan sehingga produktivitas bunga mawar dapat meningkat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Wordpress, 2011. Melembagakan Petani Pedesaan. http://dhkangmas.wordpress.com. [diakses 10 Desember 2012].
Anonim, 2011. Lembaga Pertanian. http://umbusapuymail.blogspot.com. [diakses 10 Desember 2012].
Anonim, 2009. Pengertian Mawar. http://kebun-mawar.blogspot.com. [diakses 10 Desember 2012]
Januar, Jani. 2006. Pembangunan Pertanian. Jember: Penerbit Universitas Jember.
Soekartawi. 1994. Pembangunan Pertanian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Soetriono, dkk. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember: Penerbit Universitas Jember.
21
22