Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Identifikasi Desain Ruang Luar Yang Berkearifan Lokal Sebagai Place Branding
Terhadap Persepsi Wisata Kota Di Area Catus Patha Kota Denpasar
Kadek Agus Surya Darma, S.T.,M.T
Fakultas Teknik Arsitektur,Universitas Udayana
ABSTRACT
The existence of a brand that has been attached to a place, felt able to provide meaning for the area concerned
and its surroundings.As boosters of identity,and the positive image it can be said that the brand is like an asset
which was able to increase the popularity of its own.Catus Patha area in the city of Denpasar as a controller
elements of the circulation of vehicles and people traffic whose full off local wisdomvalues at nowdays are more
attracted the attention of visitors, as well as the citisen due to the tourists in relation to the activities and
attractions in the city. The existence of Catus Patha functionality currently has increased into a proper destination
spot area and as a new destination place for a city tours and the tourist destination in Denpasar city, caused by its
uniques.Therefore it will presented a discussion of how the existence of local identity and how about the outdoor
space design element which has sense’s of full local genious due to how to played it for gently and consistently in
order to create the Catus Patha Area being as a place branding and the new destination with new tourism
attractions in Denpasar City.
Key words: design principles, place branding, tourist attractions, catus patha, local identity
ABSTRAK
Keberadaan sebuah brand yang telah melekat pada suatu tempat, dirasakan dapat memberikan makna yang
istimewa bagi area bersangkutan bahkan sekitarnya. Sebagai penguat identitas,dan citra positif dapat dikatakan
bahwa brand layaknya sebuah aset yang sanggup meningkatkan popularitas suatu tempat yang
menyandangnya. Area Catus Patha di Kota Denpasar sebagai elemen pengendali sirkulasi transportasi
horisontal, yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal, akhir- akhir ini makin menarik perhatian para pengunjung
maupun pengguna jalan dalam kaitannya dengan aktifitas kunjungan dan atraksi wisata di dalam kota.
Keberadaan Catus Patha saat ini seolah-olah mengalami peningkatan fungsi dan estetika menjadi suatu area
spot yang patut dituju dan sebagai destinasi baru bagi wisata kota yang wajib dikunjungi dan menjadi area tujuan
wisata dalam Kota Denpasar karena keistimewaannya. Oleh karenanya akan dipaparkan suatu identifikasi
tentang desain rancangan ruang luar yang memiliki identitas nilai-nilai kearifan lokal dan bagaimana
penerapannya secara konsisten sehingga menjadikan Area Catus Patha sebagai place branding dan destinasi
baru suatu atraksi wisata di Kota Denpasar.
Kata Kunci: prinsip desain, place branding, atraksi wisata, catus patha, identitas lokal
2
PENDAHULUAN
Area Catus Patha yang berada di Pusat Kota Denpasar (kilometer nol Kota Denpasar) akhir-akhir ini tampil dengan nuansa yang istimewa. Paduan elemen estetika yang melengkapi keberadaan catus patha dan area sekitarnya telah memberikan makna dan fungsi tersendiri bagi keberadaan Area Catus Patha. Wisata rakyat yang sedang digiatkan oleh Pemerintah Daerah membuat tiap daerah berlomba menata setiap sudut area kotanya dengan arsitektur dan desain lansekap yang baik, layak dan dapat menarik daya pikat bagi masyarakat sekitar. Kreatifitas dalam keterbatasan terkait ketersediaan ruang, fungsi serta aturan tata bangunan,dsb, dilihat sebagai suatu peluang yang dapat dikelola dengan baik dalam memberikan suatu keuntungan yang bersifat materiil maupun imateriil.
Era teknologi telah menggiring pola dan perilaku masyarakat dalam kegiatan wisata maupun dalam memilih tujuan wisata. Keberadaan gadget memberikan suatu pilihan bagi masyarakat dalam menunjukkan ekspresinya pada sense of place suatu tempat khususnya
tempat wisata, landmark, masterpiece, dll. Pola dan perilaku tersebut menjadi salah satu aktifitas penunjang yang berpengaruh terhadap keberlangsungan place branding dan azas manfaat dari keberadaan Area Catus Patha,karena dengan adanya teknologi ini , masyarakat memiliki ekspresi tersendiri dalam mengabadikan suatu keadaan saat berada di area wisata. Secara tidak langsung Area Catus Patha semakin dikenal sebagai suatu landmark, sebagai suatu identitas maupun sebagai suatu place branding kota setempat. Pariwisata tidak selalu mengandalkan potensi alam. Selama budaya dan nilai-nilai kearifan lokal masih diikutsertakan dalam konsep pengelolaan dan penataan ruang kota, maka place branding pada tempat tersebut berpeluang untuk diciptakan. Dalam menyikapi isu-isu tersebut, maka akan dipaparkan dan diungkapkan kembali tentang desain rancangan ruang luar yang berkearifan lokal pada Area Catus Patha, juga tentang identitas dan nilai kearifan lokal yang sudah diterapkan pada penempatan elemen-elemen desain yang dimaksud..
METODA
Dalam melakukan identifikasi terhadap elemen-elemen desain yang berkearifan lokal pada suatu area catus patha, digunakan acuan aspek dimensi kinerja kota menurut Kevin Lynch. Dimensi kinerja kota Kevin Lynch merupakan pendekatan dalam mengukur persepsi yang berkembang pada suatu area kota di benak warga kotanya (lynch,1960). Metoda dalam dimensi kota ini melalui pengamatan dan identifikasi ragam informasi yang terdapat pada produk desain rancangan ruang luar Catus Patha. Proses identifikasi dilakukan terhadap desain rancangan ruang luar melalui pengamatan lapangan dan beberapa kajian literatur sebagai tahap awalnya, selanjutnya dilakukan analisis prinsip-prinsip desain rancangan dengan pendekatan aspek pada dimensi kinerja Kevin Lynch sebagai parameter dalam menemukan nilai dan prinsip desain yang diterapkan pada Area Catus Patha. Hasil analisis prinsip desain tersebut kemudian dianalisis dengan kriteria yang terdapat pada nilai-nilai kearifan lokal yang masih berlaku di masyarakat setempat secara tabel analisis, seperti definisi , filosofi, dan fungsi Catus Patha, nilai-nilai dalam arsitektur tradisional bali (ragam hias, ornamen, dsb), nilai-nilai sosial religius, dan potensi wisata kota, sehingga ditemukan hasil identifikasi terhadap desain ruang luar yang berkearifan lokal yang telah memberikan kontribusi dampak positif terhadap suatu penataan area Catus Patha hingga memiliki peningkatan fungsi dan daya tarik sebagai salah satu destinasi wisata kota.
KEBERADAAN DAN PERKEMBANGAN AREA CATUS PATHA SAAT INI
Area catus patha di pusat Kota Denpasar selain sebagai elemen transportasi horisontal, juga berfungsi sebagai penambah aspek estetika wajah kota. Keberadaan catus patha di Kota Denpasar yang memiliki aspek dan nilai-nilai estetika tidak terlepas dari keberadaan Puri/Istana Raja sejak jaman kerajaan. Pola tata perkotaan dengan pola Grid juga memberikan pengaruh yang besar bagi pengembangan Area Catus Patha ini. Perkembangan yang terdapat pada area Catus Patha yang berada di pusat Kota Denpasar lebih pada aspek estetika (desain ruang luar) dan sosial budaya (makna dan fungsi),hal ini
3
selain memberi ekses yang positif bagi perkembangan area catus patha itu sendiri, juga mempengaruhi lestarinya nilai-nilai kearifan lokal yang diterapkan di area tersebut. Akhir-akhir ini perkembangan area catus patha di pusat Kota Denpasar diarahkan untuk mendukung aspek kepariwisataan yang berbasis wisata budaya, selain itu fungsi area catus patha terhadap aspek sosial budaya masyarakat setempat (tempat dilakukannya ritual penyucian bhuana alit dan bhuana agung) juga masih tetap dilakukan. Perkembangan dalam aspek lalu lintas (transportasi horisontal) di beberapa area mengalami transformasi, di hari-hari biasa kendaraan bermotor dapat melintas namun di waktu-waktu tertentu hanya diperuntukkan khusus bagi para pejalan(saat digelarnya kegiatan sosial dan ritual keagamaan atau adat.
PLACE BRANDING
Kota Dengan Place Branding
Didasarkan atas suatu isu bahwasanya suatu kota memiliki potensi untuk dapat menarik datangnya masyarakat baru ke dalam kota. Pilihan untuk datang dan bermukim pada suatu kota didasari oleh beragam faktor pemicu, diantaranya adalah mencari pekerjaan baru, penghidupan baru, kenyamanan dalam berhuni, dsb. Segala potensi ini tidak lepas dari keberadaan kota dengan place brandingnya. Bila dikaitkan dengan konteks kota wisata,
place branding suatu kota diibaratkan seperti sebuah brand yang disematkan pada kota bersangkutan yang ditujukan sebagai pembeda antar produk yang satu dengan produk lain yang sejenis. Untuk kategori kota, istilah brand sendiri telah mengalami pergeseran persepsi bahwasanya brand yang semula ditujukan sebagai isu pemasaran terhadap potensi kota, kini telah mengalami pergeseran menjadi isu branding tempat. (karvaratzis,2008), hal ini dikenal juga sebagai pergeseran dari place marketing menuju place branding. Place branding kota dibutuhkan agar kota – kota dapat saling bersaing dalam menarik modal sebagai dasar sumber daya kota. Place branding akan memberikan kesan positif terhadap suatu kota, sehingga dengan citra positif itu segala sumber daya berupa orang/individu, pekerjaan dan perhatian akan mengarah pada kota bersangkutan. Fenomena ini akan memperkuat identitas kota bersangkutan, dan cara terbaik dalam mengubah persepsi dan kesan citra suatu tempat dapat ditempuh sejalan dengan cara branding dalam dunia bisnis yang selalu berupaya dengan optimal dalam membangun persepsi serta citra positif produk perusahaannya. (Asworth & Kavaratzis, 2007). Menurut Anholt,branding kota/tempat dapat digunakan dalam membuat suatu kota menjadi semakin dikenal,selain agar kota dapat menjawab kebutuhan-kebutuhan yang akan ada dalam prediksi di masa depan, dan di masa datang (Anholt,2005).
Place Branding Pada Catus Patha
Suatu kota pada awalnya dikenal melalui suatu slogan. Slogan ini yang secara lambat laun semakin membuat suatu area kota untuk berbenah menyelaraskan estetika area dengan slogan yang disandangnya. Slogan yang ada telah membuat beberapa kota berhasil memiliki brand image yang baik sehingga bermuara pada place branding suatu area dalam kota.Area Catus Patha memiliki peluang yang besar untuk menjadi sebuah place branding dari adanya suatu slogan dalam suatu kota.Place branding yang disandang pada Area Catus Patha telah berperan dalam meningkatkan potensi sebagai area yang memiliki atraksi baru dalam destinasi wisata Kota Denpasar. Atraksi wisata di Area catus Patha ini memberikan alternatif baru dalam kegiatan wisata kota.Peningkatan nilai estetika pada desain lansekap dan transformasi fungsi yang dialami saat ini pada Area Catus Patha Kota Denpasar di waktu-waktu tertentu menjadi magnet penarik pengunjung untuk dapat merasa tertarik menuju area tersebut dalam berwisata kota.
Sebagai place branding kota, Area Catus Patha dianggap dapat membuat memori pengunjung,pembaca atau pemirsa untuk dengan mudah mengenal bahwa lokasi tersebut menunjukkan suatu tempat atau Area Titik Nol Pusat Kota Denpasar.
4
IDENTIFIKASI PRINSIP DESAIN AREA CATUS PATHA YANG BERKEARIFAN LOKAL
Dimensi Kinerja Kota dan Prinsip Desain
Dalam mewujudkan suatu brand kota dibutuhkan perangkat-perangkat dasar sebagai pendekatanya, perangkat yang dimaksud yaitu aspek dimensi kinerja yang terdiri atas tujuh aspek yaitu; (1) Aspek vitalitas; aspek untuk menganalisis prinsip desain terkait bagaimana suatu bentuk area, permukiman,dll dapat mendukung suatu fungsi vital , kebutuhan biologis,dan kelangsungan hidup manusia, (2) Aspek sense; aspek untuk menganalisis prinsip desain terkait bagaimana suatu area dapat dipersepsikan secara mental secara jelas serta memiliki hubungan terhadap nilai kearifan lokal yang dimiliki warga, (3)Aspek fit; aspek untuk menganalisis prinsip desain terkait bagaimana bentuk,kapasitas ruang yang dimiliki suatu area dapat menampung kegiatan yang berlangsung di saat ini maupun masa datang, (4) Aspek akses; aspek untuk menganalisis prinsip desain terkait bagaimana kemampuan area tersebut dalam berfungsi sebagai akses untuk dapat dijangkau oleh orang, aktifitas, sumber daya, pelayanan, informasi dll, (5) Aspek kontrol; aspek untuk menganalisis prinsip desain terkait bagaimana suatu area dapat diperbaiki,dirawat, dimodifikasi kembali oleh warga, (6) Aspek efisiensi;aspek untuk menganalisis prinsip desain terkait bagaimana efisiensi penggunaan biaya dalam menciptakan kelima aspek diatas, (7) Aspek keadilan; aspek untuk menganalisis prinsip desain terkait bagaimana pendistribusian dampak manfaat dan distribusi pembiayaan yang digunakan terhadap suatu area.
Analisis Instrumen Dimensi Kinerja Kota
Dimensi kinerja kota sangat terkait dengan kinerja kota itu sendiri,ketujuh aspek dimensi kinerja ini akan digunakan sebagai pendekatan untuk arahan dasar dalam mengidentifikasi dan menemukan prinsip-prinsip desain visual yang berkearifan lokal. Identifikasi sebaran desain visual secara umum di Area Catus Patha diantaranya sebagai berikut :
1.Identifikasi aspek yang membentuk perabot jalan dan wajah lansekap/ruang luar.
A. Aspek elemen perabot jalan dan lansekap (hardscape dan softscape) a) Desain tekstur, warna dan pola desain penyusunan material permukaan jalan
elemen traffic calming yang menggunakan material batu alam. b) Desain warna marka jalan pada permukaan jalan raya sekitar area Catus Patha c) Desain dinding pagar bangunan di sekitar Catus Patha dengan gaya arsitektur
tradisional bali. d) Elemen vertikal berupa patung catur muka dengan ukuran dan posisi tata letak yang
berkarakter monumental dengan ornamen serta ukiran bergaya arsitektur tradisional bali.
e) Pembatas kolam pada Area Catus Patha yang didesain dengan material lokal dan dengan keselarasan terhadap gaya arsitektur tradisional bali.
f) Elemen streetscape dan perabot jalan berupa desain pewayangan yang erat kaitannya dengan budaya nusantara serta desain rambu lalu lintas maupun desain penanda yang didesain dengan gaya arsitektur bali yang dinamis.
g) Keberadaan kolam dan Air mancur dengan tata lampu yang artistik yang diletakkan di area tepi dan area tengah kolam pada Area Catus Patha untuk meningkatkan estetika area Catus Patha.
h) Pemilihan dan penataan ragam vegetasi dalam meningkatkan estetika area Catus Patha.
i) Tata letak dan desain vegetasi yang membentuk median taman di sekitar Area Catus Patha
2.Identifikasi aspek yang membentuk dan menguatkan fungsi Catus Patha
A. Aspek historis (area vital pusat kota jaman kerajaan)
5
Desain letak titik perempatan pada Area Catus Patha merupakan titik nol Kota Denpasar dan merupakan pusat dari Ibukota Kerajaan di jaman Pemerintahan Kerajaan Badung.Area ini sangat kental dengan nilai historis sehingga membentuk suatu area Catus Patha.
B. Aspek transportasi & sirkulasi Area traffic calming dan perhentian kendaraan bermotor serta area penyeberang jalan (zebra cross) merupakan area yang menguatkan fungsi lain dari keberadaan dan fungsi Catus Patha (sebagai area dan elemen pengendali sirkulasi kendaraan dan orang pada kawasan).
C. Aspek landmark Fungsi ini terdapat pada patung catur muka yang berkarakter monumental sebagai focal of interest kawasan dan daya tarik kawasan serta sebagai landmark kawasan.
D. Aspek sosial (rekreasi wisata kota) Fungsi sosial pada Area Catus Patha terdapat pada ruang di area tepi bundaran Catus Patha atau di sekitar bundaran Catus Patha (area pedestrian), sebagai tempat dilakukannya kegiatan wisata kota seperti kegiatan berfoto maupun observasi/pengamatan lingkungan sekitar.
E. Aspek keagamaan dan adat-istiadat Fungsi keagamaan pada Area Catus Patha terdapat pada ruang di tengah-tengah Catus Patha atau di sekitar bundaran Catus Patha, sebagai tempat dilakukannya kegiatan pemujaan maupun ritual keagamaan penyelarasan alam semesta (mecaru dan tawur agung)
3.Identifikasi aspek yang membentuk elemen spasial dan aktifitas berdasarkan fungsi ruang.
A. Aspek sosial Desain visual yang memiliki fungsi sebagai rekreasi wisata pada Area Catus Patha Kota Denpasar terdapat pada desain bundaran patung catus patha sebagai vocal point kawasan, dan area spasial di tepian bundaran catus patha sebagai lokasi tempat pengamat berada saat melakukan kegiatan wisata kota di Area catus Patha.
B. Aspek keagamaan dan adat-istiadat Desain visual yang memiliki fungsi sebagai ritual keagamaan pada Area Catus Patha Kota Denpasar terdapat pada area persimpangan di sekitar bundaran Catus Patha, area ini di waktu-waktu tertentu digunakan dalam kegiatan ritual keagamaan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
C. Aspek transportasi&sirkulasi Desain visual yang memiliki fungsi sebagai sirkulasi lalu lintas kendaraan dan pejalan terdapat pada area traffic calming dan area pedestrian di bagian tengah dan tepian Area Catus Patha Kota Denpasar.
Identifikasi Kategori Elemen Desain Rancangan Ruang Luar
Identifikasi prinsip desain rancangan ruang luar diawali dengan penjabaran prinsip-prinsip yang terdapat pada desain rancangan ruang luar hingga mendapatkan elemen-elemen desain fisik rancangan ruang luar, melalui pendekatan aspek pada dimensi kinerja kota tabel di bawah ini:
Tabel 1. Identifikasi dan Penjabaran Dimensi Kinerja Kota
No Dimensi kinerja
kota
Prinsip desain yang terdapat pada catus patha.
Elemen desain rancangan yang terkait
1. Vitalitas Terdapat peluang keberlanjutan, dan mendukung keberlangsungan hidup manusia.
Area Taman Kota (lap.puputan badung)
Area empat penjuru ruas jalan
Area jalur pedestrian
2. Sense Dapat dipersepsikan secara mental dengan jelas dan memuat nilai-nilai setempat.
Bundaran Patung Catur Muka
Area Catus Patha (titik persimpangan)
Area Taman Kota (lap. puputan Badung)
3. Fit Prinsip kesesuaian kapasitas dan Kapasitas area Catus Patha
6
daya tampung. Kapasitas area jalur pedestrian
4. Akses Prinsip keterjangkauan oleh orang, sumber daya, pelayanan, informasi dsb.
Area empat penjuru ruas jalan
Area jalur pedestrian
Elemen signage dan streetscapes sekitar Catus Patha
Bangunan disekitar Catus Patha
5. Kontrol Prinsip pengendalian wajah kawasan/area terkait peluang untuk perawatan, modifikasi, perbaikan area, dsb.
Area Catus Patha
Area empat penjuru ruas jalan
Area jalur pedestrian
Area tata bangunan di sekitar Catus Patha
6. Efisiensi Efisiensi biaya/kewajaran biaya yang dibutuhkan.
Area Catus Patha
Elemen signage dan streetscapes sekitar Catus Patha
7. Keadilan Prinsip distribusi asas manfaat yang merata bagi warga kota sekitar.
Area Catus Patha
Area jalur pedestrian
Area tata bangunan di sekitar Catus Patha
Elemen signage dan streetscapes sekitar Catus Patha
Proses pemaparan identifikasi aktifitas dan wujud objek pada Area Catus Patha
berdasarkan pengklasifikasian area desain rancangan dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2 Identifikasi Aktifitas dan Wujud Objek
No Area desain rancangan Aspek yang terkandung Aktifitas/wujud obyek
1. Area Catus Patha (titik persimpangan round about)
Aspek sosial
Aspek keagamaan & adat-istiadat
Aspek transportasi&sirkulasi
Aspek landmark
Aspek historis
Aspek elemen streetscape
Pola desain dan material lansekap permukaan traffic calming.
Aktivitas: lalu lintas sirkulasi kendaraan dan orang, rekreasi wisata, kegiatan ritual dan adat-istiadat
2. Area empat penjuru ruas jalan
Aspek transportasi&sirkulasi
Aspek keagamaan &adat-istiadat
Aspek elemen streetscape
Elemen signage yang bernuansa ars.bali
Elemen streetscape di sepanjang jalur pedestrian yang bernuansa ars.bali
Struktur bangunan yang bernuansa ars.bali
Aktivitas: lalu lintas sirkulasi kendaraan dan orang, kegiatan ritual keagamaan dan adat-istiadat
3. Area jalur pedestrian Aspek transportasi&sirkulasi
Aspek elemen streetscape
Elemen streetscape di sepanjang jalur pedestrian yang bernuansa ars.bali.
Elemen signage yang bernuansa ars.bali
Struktur bangunan yang bernuansa ars.bali.
Aktivitas: sirkulasi pejalan, rekreasi.
4. Bundaran patung catur muka
Aspek sosial
Aspek keagamaan & adat-istiadat
Aspek transportasi&sirkulasi
Aspek landmark
Aspek historis
Aspek elemen streetscape
Gaya desain landmark patung catur mukha.
Desain area kolam
Aktivitas: lalu lintas kendaraan dan sirkulasi orang, rekreasi,kegiatan ritual keagamaan dan adat-istiadat.
5. Area taman kota Aspek sosial
Aspek keagamaan & adat-istiadat
Aspek elemen streetscape
Elemen streetscape di sepanjang jalur pedestrian yang bernuansa ars.bali.
7
Elemen signage yang bernuansa ars.bali
Aktivitas: sirkulasi orang, rekreasi,kegiatan ritual keagamaan dan adat-istiadat.
6. Elemen signages & streetscapes sekitar Catus Patha
Aspek elemen streetscape
Aspek sosial
Elemen signage yang bernuansa ars.bali
7. Tata bangunan sekitar Catus Patha
Aspek elemen streetscape
Aspek sosial
Aspek historis
Struktur bangunan yang bernuansa ars.bali (fasade dan pagar pembatas)
Aktivitas: sirkulasi orang, rekreasi,kegiatan aktifitas pemerintahan, dan kantoran.
Identifikasi desain ruang luar yang berkearifan lokal diterapkan di semua elemen
perabot jalan dan wajah lansekap, mempertahankan fungsi dan makna Catus Patha , dan
menyediakan area spasial. Penerapan nilai-nilai kearifan lokal pada elemen perabot jalan
dan wajah lansekap kawasan:
1. Penerapan material batu alam dan ornamen bergaya khas arsitektur bali pada bagian
area traffic calming. Selain berfungsi sebagai pengendali laju kecepatan kendaraan
yang melintas,mengakomodir sirkulasi pergerakan orang, juga berfungsi sebagai
unsur estetika pada Area Catus Patha.
2. Penerapan nilai kearifan lokal elemen perabot jalan pada jalur pedestrian yang juga
difungsikan dalam mewadahi aktifitas rekreasi wisata kota sebagai penunjang
aktifitas wisata kota di Area Catus Patha, selain itu berfungsi sebagai akses
penghubung sehingga sirkulasi pergerakan orang dapat mencapai Area Catus Patha
dari segala arah karena sistem pedestrian yang telah terkoneksi dengan baik.
Gambar1.Kiri atas: Lansekap material traffic calming yang menggunakan batu alam
selaras dengan tema arsitektur bali, kanan atas: aktifitas sirkulasi pergerakan orang dan lalu lintas.
Sumber : Dokumentasi pribadi,2017
Gambar2.beberapa tampilan perabot jalan di Area Catus Patha yang bergaya arsitektur
bali memperkuat identitas dan estetika kawasan. Sumber : Dokumentasi pribadi,2017
8
3. Penerapan nilai kearifan lokal pada elemen perabot jalan di ruas-ruas jalan di empat
penjuru Catus Patha seperti pada elemen penanda nama jalan, dan rambu-rambu
lalu lintas serta lampu penerangan lingkungan dengan ornamen khas arsitektur
balinya.Selain itu tata bangunan disekitar Catus Patha menggunakan gaya arsitektur
bali terutama pada arsitektur bangunannya (fasade bangunan, hingga desain pagar
halaman).Keberadaan ruas-ruas jalan di empat penjuru Catus Patha digunakan
dalam mewadahi aktifitas rekreasi wisata kota dan ritual keagamaan dan adat Hindu
Bali.
4. Elemen patung catur muka dengan ukiran dan ornamen bergaya khas arsitektur bali
yang sarat makna dan filosofis memperkuat potensi Catus Patha sebagai sebuah
landmark Kawasan dengan potensi wisata kota yang berkarakter.Desain area kolam
pada Catus Patha dengan elemen air mancur yang diterangi cahaya lampu
berwarna-warni memberikan atraksi baru dan daya tarik baru kawasan, desain tepian
kolam mengadopsi gaya ornamen arsitektur bali, sehingga selaras dengan tema
kawasan sebagai kawasan heritage dan berbudaya.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Konsep pengembangan rancangan pada Area Catus Patha dan sekitarnya melalui penerapan
identitas dan nilai-nilai kearifan lokal memberi kesan yang kuat sehingga tempat tersebut
menyandang karakter yang unik dan orisinil/asli.Catus Patha saat ini tidak hanya dilihat sebagai suatu
area yang sarat akan makna filosofis yang hanya difungsikan sebagai area aktifitas sosial kultural
saja, melainkan memiliki fungsi yang telah berkembang menjadi suatu identitas kawasan saat mulai
dikaitkan ke dalam kontek kepentingan penunjang wisata kota yang berkearifan lokal.
Gambar3.beberapa tampilan desain arsitektur tata bangunan di area Catus Patha dengan gaya arsitektur bali sebagai penunjang karakter dan identitas kawasan..
Sumber : Dokumentasi pribadi,2017
Gambar4. tampilan desain elemen patung catur mukha di Area Catus Patha sebagai
landmark kawasan wisata kota denpasar yang sarat nilai kearifan lokal arsitektur bali. Sumber : Dokumentasi pribadi,2017
9
Orisinalitas yang telah dimiliki melalui penerapan desain beridentitas lokal ini merupakan aspek yang
dicari bagi pelancong dalam berwisata dan berekspresi di area wisata tersebut. Branding tempat pada
suatu area Catus Patha dapat diwujudkan secara terencana (tangible) dengan mempertimbangkan
potensi keunikan kearifan lokal serta aspek dimensi kinerja kota sehingga tetap menjadi perhatian
pengunjung dalam kontek wisata kota. Place Branding yang dibentuk dan disandang melalui
penerapan identitas yang sarat nilai –nilai kearifan lokal memberikan peluang baru berupa suatu
tambahan area destinasi wisata baru di tengah kota, yang memiliki atraksi wisata kreatif namun tetap
sarat akan nilai-nilai budaya.
Area Catus Patha yang telah mendapatkan pengembangan dan peningkatan terhadap kualitas desain
lansekap dan kualitas fungsinya, dapat menggiring perubahan perilaku dan paradigma pengunjung
yang signifikan dalam berkegiatan wisata di dalam kota sebagai sebuah wisata alternatif. Perilaku
berkegiatan wisata di dalam kota yang dimaksud dapat dilihat dengan timbulnya ketertarikan
pengunjung untuk mendekat pada area Catus Patha karena adanya ketersediaan ruang(aspek
spasial), place branding area yang kuat, terkendalinya kenyamanan dan keselamatan pengunjung,
serta ketersediaan atraksi(fungsi ritual dan adat-istiadat di Catus Patha) dan elemen desain visual
yang dapat disentuh dan dilihat dengan melibatkan seluruh panca indera yang memiliki keistimewaan
/ keunikan dari yang ada di tempat lain (gaya arsitektur bali) (aspek estetika kawasan dan aspek
sosial).Pelestarian nilai dan identitas lokal masih tetap dibutuhkan dalam upayanya memperkuat
karakter dan identitas Area Catus Patha, serta mempertahankan citra kota dan wajah kota yang telah
dibentuk, agar tetap istimewa, sehingga tetap menarik dan menjadi tujuan dalam wisata kota.
REFERENSI
Anholt,S.(2007). Competitive Identity dalam Nigel Morgan, Annete Prichard, dan Roger
Pride.(2011), Destination Brand; Managing Place Reputation.3rd Ed.Elseiver:Oxford,UK..
Hariyono,P. Sosiologi Kota Untuk Arsitek:Jakarta
Kusno,A. Ruang Publik, Identitas dan Memori Kolektif: Jakarta Pasca-Suharto
(2009).Ed.Budiman,M:Yogyakarta
Pratama,A,Wirawan,B,Maria,D,Santoso,I,Bidari,A.Menata Kota Melalui Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR)(2015).Ed.M.Bendatu: Yogyakarta
Syabana,B, Yananda,M, Beresaby,A,Haryadi,R,Salamah,U. Branding Tempat : Membangun
Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas (2014). Ed. M.Rahmat Yananda dan Ummi
Salamah:Jakarta
Wirawan,A. Tri Hita Karana, Kajian Teologi,Sosiologi dan Ekologi Menurut Veda
(2011).Denpasar
DESKRIPSI PROYEK Sebagian desain area penataan pada Proyek Penyusunan RTBL
Pemerintah Kabupaten Gianyar, Dinas Pekerjaan Umum, Tahun
2016. Berlokasi di Koridor Area Wisata Ceking Desa Tegallalang
dan Area Pura Beji Tirta Empul Tegallalang Gianyar.
PAMERAN PS. ARSITEKTUR : PEMAHAMAN SEJARAH, TEORI, DAN WUJUD ARSITEKTUR
PROYEK PERANCANGAN KORIDOR KAWASAN WISATA CEKING DAN AREA PURA BEJI TIRTA EMPUL TEGALLALANG DI GIANYAR
KD. Agus Surya Darma,ST.,MT 1), AA. Gde Sutrisna WP,ST.,MT 2), I. GD. Mahendra Ananda W 3), Bramana Anjasmara P 4), Deni Yusrizal 5)
[email protected], [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
P000
PENDEKATAN PERANCANGAN Perancangan Koridor Ceking Tegallalang dan Pura Beji Tirta Empul
berpedoman pada visi dan konsep umum pembangunan
Tegalalang serta sintesa dari potensi dan permasalahan yang ada,
pendekatan perancangannya didasarkan pada upaya peningkatan
estetika kawasan serta pengadaan fasilitas rekreasi wisata (wisata
rakyat dan wisata religi & budaya) serta sebagai upaya dalam
pengendalian tata bangunan dalam Kawasan Desa Tegallalang.
DOKUMENTASI PROYEK
XXX-XXX OKTOBER 2017, RUANG XXX, LT. XX, GEDUNG AGROKOMPLEK, KAMPUS PB. SUDIRMAN, UNIVERSITAS UDAYANA
Konsep perancangan Blok Ceking Tegallalang adalah Kawasan
Wisata Ceking yang Ramah, Nyaman, dan Hijau. Sedangkan
Konsep perancangan Blok Pura Beji Tirta Empul Tegallalang
adalah Pura Beji yang Lestari sebagai Tujuan Wisata Religi
dan Budaya.
Gambar before –after usulan rancangan Blok Ceking Tegallalang ,Eksisting (atas), Usulan rancangan
(bawah) Dari kiri ke kanan : usulan dek observasi wisata,usulan penataan pedestrian, usulan penataan
fasade bangunan kios pedagang dan perabot jalan.
Gambar before-after usulan rancangan Blok Pura BejiTegallalang ,Eksisting (atas), Usulan rancangan
(bawah) Dari kiri ke kanan : usulan rancangan bale pesandekan/wantilan, usulan rancangan mini
amphitheater, usulan rancangan bangunan kios pedagang & kolam renang wisata. Visualisasi 3D Usulan Rancangan Pura Beji Tirta Empul Tegallalang (bawah)
Visualisasi 3D Usulan Rancangan Area Wisata Ceking Tegallalang (bawah)
Eksisting Area Pura Beji (atas) Usulan rancangan bangunan wantilan bale pesandekan(atas) Usulan rancangan mini amphitheater(atas)
Eksisting Area Beji Tirta Empul(atas) Usulan rancangan kios pedagang, kolam renang wisata, dan promenade(atas) Usulan rancangan ruang hijau dan jalur pedestrian(atas)
Usulan rancangan bangunan dek observasi wisata (dek penunjang), (atas)
Usulan rancangan bangunan dek observasi wisata (dek utama), (atas)
Usulan rancangan shelter pada dek observasi wisata (dek penunjang),
(atas)
Usulan rancangan shelter pada dek observasi wisata (dek utama), (atas)
Usulan rancangan akses utama gerbang koridor kawasan ceking(atas) Usulan penataan fasade bangunan kios pedagang, pedestrian,perabot
jalan(atas)
i
LAPORAN
KEGIATAN PAMERAN ARSITEKTUR DALAM
RANGKA DIES NATALIS UNIVERSITAS UDAYANA
DAN HUT PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR-FAKULTAS
TEKNIK- UNIVERSITAS UDAYANA, 6 OKTOBER 2017
DI GEDUNG AGRO KOMPLEK UNIVERSITAS
UDAYANA
JURUSAN ARSITEKTUR
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
ii
Bentuk Kegiatan : PAMERAN ARSITEKTUR DALAM RANGKA DIES
NATALIS UNIVERSITAS UDAYANA DAN HUT PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
Di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Tahun 2017
Ketua Tim
a. Nama Lengkap : I Wayan Wiryawan, ST. MT
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 19780416 200501 1 001
d. Gol/Pangkat : IIIc/Penata
e. Jab. Fungsional : Lektor
f. Instansi : Jurusan Arsitektur FT-Unud
g. Alamat Kantor : Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali
h. Telp/Fax : 0361-703384
i. E-mail : [email protected]
j. Biaya Pelaksanaan
Kegiatan
:
Mengetahui Jimbaran, 30 Oktober 2017
Ketua Jurusan Arsitektur, Ketua Tim,
Prof. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT.
NIP 19610415 198702 2 001
I Wayan Wiryawan, ST. MT
NIP. 19780416 200501 1 001
iii
HALAMAN IDENTITAS LEMBAGA
Nama Lembaga : Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik-Unud
Instansi : Universitas Udayana
Alamat : Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali
Telpon/Fax : 0361-703384
E-mail : info.ft.unud.ac.id
Website : www.ar.unud.ac.id
Rekening :
Nomor Rekening : 145-00-1012260-0
Pada Bank : Mandiri
Atas Nama : Rektor Universitas Udayana
Alamat : Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali
NPWP : ..................................................................
Nama : Bendahara Pengeluaran Universitas Udayana
Alamat : Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali
Personalia
Penanggung Jawab : Prof. Ir. Ngakan Putu Gde Suardana , Ph.D
Ketua : Prof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., PhD.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunia-Nyalah Laporan Kegiatan Pameran Arsitektur Dalam Rangka Dies Natalis
Universitas Udayana Dan Hut Program Studi Arsitektur, yang dilaksanakan oleh
Program Studi Arsitektur dan bekerjasama dengan Program Magister Arsitektur
Universitas Udayana pada tanggal 6 Oktober 2017 di Ruang Nusantara Gedung
Agrokompleks Universitas Udayana. Dalam rangka menciptakan sebuah identitas
yang khas kepada Program Studi Arsitektur Universitas Udayana, Bertitik tolak dari
Sejarah Arsitektur atau Perkembangan Arsitektur ataupun Dinamika Arsitektur, pada
dasarnya menampilkan urut-urutan informasi tentang tempat, bangunan, fungsi,
keunikan, tahun berapa dibangun, siapa arsiteknya, dan peristiwa apa saja yang
dialaminya, serta beragam cerita dibaliknya. Sejarah lebih menekankan rekaman
masa lalu, sedangkan perkembangan atau dinamika arsitektur mengintrodusir
perubahan pada objek arsitektur sejak masa lalu hingga kini. Kegiatan ini sekaligus
juga sebagai sebuah upaya peningkatan kualitas publikasi dan diseminasi karya tulis
dosen di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana padaTahun 2017
di tingkat nasional, sehingga mampu menunjukkan kualitas maupun kuantitas karya
tulis dosen pada Program Studi Universitas Udayana dan Program Magister
Universitas Udayana di kancah nasional. Pameran ini dilaksanakan sebagai bagian
dari kegiatan Dies Natalis Universitas Udayana yang ke 55 dan nantinya akan
diselenggarakan secra berkala setiap dua tahun sekali dan mengambil waktu
bersamaan dengan kegiatan Dies Natalis Universitas Udayana selanjutnya.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada
semua pihak, yaitu: Rektor dan Pembantu Rektor I Universitas Udayana, Fakultas
Teknik Universitas Udayana, Program Magister Arsitektur Universitas Udayana, dan
IAI Daerah Bali atas bantuan yang telah diberikan sehingga kegiatan Pameran
Arsitektur Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Udayana Dan Hut Program Studi
Arsitektur ini dapat terlaksana dengan baik. Besar harapan kami, semoga laporan ini
bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan-laporan
berikutnya. Jimbaran, 30 Oktober 2017
Ketua Tim,
I Wayan Wiryawan, ST. MT
NIP. 19780416 200501 1 001
v
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL............................................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN..................................................................................
ii
HALAMAN IDENTITAS
LEMBAGA...............................................................
iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
BAB
I
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................. 2
D. Keluaran…………………………………………………………….. 2
BAB II KEGIATAN …………….................................................................... 3
2.1. Seminar Nasional................................................................................. 3
2.2. Foto Kegiatan....................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 7
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menunjang kegiatan di Program Studi Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Udayana, dipandang perlu untuk membuat sebuah kegiatan
pameran yang diikuti oleh para Dosen dan bekerja sama dengan Mahasiswa,
adapun karya yg di tampilkan dalam bentuk poster, dalam 2 katagori utama yaitu:
1. Karya Arsitektur
2. Sejarah perkembangan arsitektur
Pameran karya arsitektur ini memiliki peran secara tidak langsung dalam
mempersiapkan mahasiswa jurusan arsitektur udayana untuk belajar aktif dalam
kegiatan akademis di lingkungan kampus dan luar kampus serta kegiatan
merancang dan mempublikasikan karya arsitektural yang pernah dihasilkan
sebelumnya. Karya dalam arsitektur dapat dipandang sebagai suatu yang bersifat
prestisius, bila dikaitkan dengan azas manfaat. Tanpa sebuah karya seorang
arsitek belum lengkap dalam kontribusinya bagi penataan lingkungan binaan.
Kegiatan ini memberikan kesempatan dalam mengenalkan, mempublikasikan dan
menjelaskan gagasan dari seorang calon sarjana arsitektur, kalangan akademisi
kampus maupun praktisi untuk turut berkontribusi terhadap penanganan ragam
persoalan serta potensi lingkungan binaan melalui proses karya desain rancangan
maupun karya penelitian arsitektur yang dituangkan dalam bentuk karya tulis
ilmiah dan pameran karya, sehingga gagasan yang telah dicetuskan dapat
disebarluaskan seluasnya di tengah masyarakat sebagai referensi pengetahuan
maupun sebagai suatu solusi kreatif dalam pengelolaan dan penataan suatu
lingkungan binaan.
Arsitektur dalam suatu peradaban manusia memiliki usia yang sangat tua.
Arsitektur sendiri dipandang sebagai suatu cabang keilmuan yang terus
berkembang seiring perubahan peradaban manusia. Dalam sejarahnya
perkembangan arsitektur dapat ditelusuri dari zaman pra sejarah hingga zaman
sejarah. Arsitektur dapat dianggap sebagai suatu naungan maupun sebagai suatu
budaya dan estetika selalu berjalan seiring dengan tren kebutuhan manusia
sebagai penggunanya. Dalam bagian ini akan dipaparkan bagaimana awal
2
perkembangan arsitektur dalam sejarah awal hingga masa kini, dan bagaimana
karakter, jenis serta kecenderungan bentuk morfologi bangunan dalam mewadahi
kebutuhan manusia di setiap abad dan di setiap fungsi aktifitasnya.
B. Tujuan
Pameran ini bertujuan untuk membuat sebuah aktifitas akademis yang
memiliki skala nasional yang nantinya akan diselenggarakan secara berkala tiap
dua tahun sekali. Seminar ini juga dilaksanakan berkaitan dengan peringatan Dies
Natalis Universitas Udayana yang ke 55 dan nantinya pelaksanaan seminar secara
berkala akan dilaksanakan bersamaan dengan Dies Natalis Universitas Udayana
yang keberikutnya. Disamping sebagai sebuah kegiatan akademis, seminar ini
juga menambah wawasan dan pengalaman dosen di Jurusan Arsitektur
Universitas Udayana, dan juga merupakan sebuah pembuktian bahwa dosen
Jurusan Arsitektur telah mampu melakukan diseminasi karya tulisnya di tingkat
Nasional.
C. Keluaran
Keluaran yang didapat dari kegiatan ini adalah :
1. Poster pameran
3
BAB II
KEGIATAN
2.1 Pelaksanaan Seminar Nasional –Samarta 2017
A. Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/tanggal : Jumat 6 Oktober 2017
Pukul : 08.00-18.00 WIB
Tempat : Ruang Nusantara, Gedung Agrokompleks-Universitas
Udayana
B. Materi Yang Dipamerkan
Nama Judul Karya
Ir. I Wayan Gomudha, MT.
I Nym Parwata ST
Made Agoes Megapathi, ST
Wayan Arta, ST
Sayembara Balai Budaya Kota Denpasar
Pro. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M. Si.
Ir. I Wayan Gomudha, MT.
Masterplan Kampus Universitas
Udayana
Ir. I Wayan Gomudha, MT. Long Term Care RSPTN Universitas
Udayana
Ir. I Wayan Gomudha, MT.
I Nym Parwata ST
Made Agoes Megapathi, ST
Sayembara Masterplan Pasar Badung,
Denpasar
Syamsul Alam Paturusi Urban Sktech (5 Buah)
Kadek Agus Surya Darma Perancangan Koridor Kawasan Wisata
Ceking dan Area Pura Beji Tirta Empul
Tegallalang Di Gianyar
Anistya Pina
Dian Pratiwi
Nadya Najoan
Gaya Arsitektur Pada Sri Sri Krishna
Balaram Ashram
Surya Subagya Arsitektur Post Modern Space
4
Anak Agung Istri Gayatri Arsitektur Neo Vernakular
Nym Laksmitasari Wulansani Arsitektur Posmodern
I Made Adi Gunantha Arsitektur Renaissance Pada Gereja
Kristen Protestan Bali Efrata
Anak Agung Gde Ananda Sadhaka Arsitektur Posmodern
I Gusti Agung Landevaningrat Arsitektur Posmodern Space
Ni Wayan Nesi Nereza Gaya Arsitektur Kolonial Pada Museum
Fatahillah Di Kota Tua Jakarta
C. Uraian Kegiatan
Acara pameran menjadi kesatuan dengan acara Seminar Samarta ini dibuka oleh Ibu
Rektor Universitas Udayana Prof A A Raka Sudewi dan dihadiri oleh Wakil Rektor 1 Bapak
Prof I Nyoman Gede Antara, Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana Bapak Prof
Ngakan Putu Suardana, Bapak Wakil Dekan 1 FT Unud Prof. Ngakan Putu Sueca, Bapak
dan Ibu Kaprodi di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Udayana. Dihadiri pula oleh
Bapak dan Ibu undangan dari para Kaprodi Arsitektur atau yang mewakili dari Universitas
Warmadewa, Universitas Dwijendra, Universitas Hindu Indonesia dan Universitas Ngurah
Rai. Keynote speaker yang hadir untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan
kami yaitu: Profesor Josef Prijotomo dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
Profesor Antariksa Sudikno dari Universitas Brawijaya Malang, Profesor Widjaja
Martokusumo dari Institut Teknonogi Bandung dan Profesor Sudaryono dari Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
Karenanya, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Bali (IAI Bali) menyelenggarakan
Kegiatan Pameran Arsitektur Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Udayana Dan
Hut Program Studi Arsitektur pada tanggal 6 Oktober 2017 ini. Pameran ini mengajak
para akademisi, para peneliti, para praktisi terkait arsitektur, pemerintah, organisasi nirlaba,
pengembang dan pihak lain yang tertarik untuk mengkaji perkembangan arsitektur dan
penerapan nilai-nilai sejarah dalam berkarya untuk mempertahankan identitas bangsa dari
pengaruh globalisasi. Pameran ini merupakan kegiatan perdana dan direncanakan akan
dilakukan secara berkelanjutan setiap dua tahun dengan tema yang berbeda-beda sesuai
dengan situasi terkini yang perlu didiskusikan.
5
Dukungan pada pameran ini kami dapatkan dari pihak Rektorat Universitas
Udayana, Program Magister Arsitektur, Program Studi Arsitektur Universitas Udayana,
Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Bali, serta pihak sponsor PT Adhika Jaya.
2.2 Foto Kegiatan
6
7
BAB III
P E N U T U P
Demikian Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pameran Arsitektur Dalam
Rangka Dies Natalis Universitas Udayana Dan Hut Program Studi Arsitektur yang
diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober 2017 dalam rangka peningkatan kualitas
publikasi dan diseminasi nasional untuk para dosen di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Udayana pada Tahun 2017, untuk memberikan gambaran tentang
hasil pelaksanaannya, sesuai dengan latar belakang, tujuan dan keluaran yang
diharapkan.
Besar harapan kami, semoga Laporan ini dapat bermanfaat dan memenuhi
kriteria yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan sejenis di kemudian
hari.