125

ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

  • Upload
    votu

  • View
    242

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

LAPORAN KINERJA

KEMENTRIAN KOPERA

SI DAN UKM TAHUN 2015

Page 2: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

.6uqep ueye 6ueA esew !p epay uenJesh!un 6u!sew-6u!sew e[~au!y uey~ey6u!uaru ynJun W>(n uep !se~adoy ue!Jaluaway !ses!ue6~o IeuJaJu! !6eq yxq paaj uep ue6u!~uaday ny6uewad !6eq ueynsew ueyeq [peluaw jedep !u! eGau!y ue~odel ueyde~eq!p 'ue!y!wap ue6uaa '6102-5102 unqel Wyn uep !seJado] ue!Jajuaway s!6aje~js eumuaa uep 5102 eFau!y ue!tuepad ueyAesepJaq s!6qe~qs umeses ue!edeJuad uel!seqAaqay ~o~ey!pu! le6eqas '(ny~) ewean epau!y joaey!puI ueledesuad ueylesepJaq inyn!p 6ueA e&au!y ue!edeJ ue~eqwe6 uey!Jaqwaru !u! Wyn uep !se~adoy ue!JaJuaway epau!y ue~odei

.wyn uep !se~adoy ue!Jajuaway eped !se~yo~!g !sewjojaa ~ri?~ueqPjad ue6uap uelelas leulqu! !S€?S!ue6~0 j!un deljas eGau!y nxwad uep !lepua6uad '!el!uad jele le6eqas !s6unj~aq !u! ePau!y uPJ0del .y!p~!Jad uep 6ueluaDaq eJmas ehusegl!qqunye ue~odel uey!jehua~u uep unsnhuaw ynlun sq!l!qqunye seliaua je6eqas ifi uep er~ay uenaes 'epay j!un de~as Je6e uey~euelue6uaw 'yqu!~awad !sue~su~ ePau!n sel!l!qaunyv was!S 6ue~uaj ~IOZ unyel 62 JOLUON uap!sa~d ueAnjeJad !nlelaw 'yejuyaluad

'~IIJZ-SIOZ wyn uep !seJadoy ue!laauaway s!6a~e.t~ eue3uaa uep (wy~ny) yebuauaw uep pay 'o~y!~ eyesn '!se~adoy ueeAep~aqwad welep !s6uy uep yoyod se6nj ueeuesyelad sele y!po!~ad elexs sej!l!qe$unye uep !sue~edsueJJ uepnrnwad ueyedn~aw IU! ehau!y ue~odq mjyeM jeda~ uep eue2ual ue6uap !ensas STOZ unyel wyn uep !se~adoy ue!JaJuaway er~au!y ueJ0del unsnual yela? vANe!unJey sqe euaJey esg eyew 6ue~ ueqnl JeJ!peyay ~nynhs (nd uede3n

Page 3: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
Page 4: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini

merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi, misi, dan program

Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2015. Laporan ini juga sekaligus merupakan

bentuk evaluasi terhadap capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan di

lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun anggaran 2015. Pengukuran

capaian kinerja dilakukan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Koperasi dan UKM periode 2015-2019.

Dalam penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015

mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini

memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan

fungsi serta Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019, yang

dicermati dari pencapaian target sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Diharapkan Laporan kinerja ini dapat menjadi tolak ukur keberhasilan

program/kegiatan tahunan Kementerian Koperasi dan UKM serta perbandingan capaian

kinerja pada tahun sebelumnya akan menjadi input perbaikan dan penyempurnaan

guna pencapaian kinerja di masa yang akan datang. Laporan Kinerja Kementerian

Koperasi dan UKM menggambarkan reviu dari Renstra Kementerian Koperasi dan UKM

Tahun 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, di mana terdapat 30 Sasaran

Strategis dan 50 Indikator Kinerja (dapat dilihat pada Lampiran 3).

Kinerja realisasi keuangan Kementerian KUKM Tahun 2015 sebesar

Rp. 1.291.097.198.256,- atau mencapai 76,98% dari Total Pagu Anggaran sebesar Rp.

1.677.169.425.000,- yang mengalami kenaikan sebesar 18,07% dari pagu Tahun 2014

sebesar Rp. 1.420.448.122.000,-.

Secara umum kinerja Kementerian Koperasi dan UKM cukup baik, namun masih

terdapat permasalahan dalam mewujudkan sasaran strategisnya selama tahun 2015,

yaitu :

a. Terdapat beberapa kegiatan yang mengalami Pemblokiran Anggaran, sehingga

dilakukan penghematan sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Page 5: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

iii

Langkah-langkah Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan dan

Meeting/Konsinyering Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.

b. Dalam melaksanakan beberapa kegiatan untuk mencapai target yang telah

ditetapkan, Unit Kerja Eselon I/ Satuan Kerja BLU harus berkaitan dengan pihak

lembaga lain, seperti program bantuan sosial harus melalui reviu BPKP dan

menunggu surat rekomendasi resmi dari Kementerian Keuangan sebelum dilakukan

penetapan calon penerima bansos sehingga menghambat proses realisasi target

dan anggaran.

c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk

ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

calon penerima bansos.

d. Rencana yang telah disusun seringkali tidak dilaksanakan secara konsisten, karena

terdapat kegiatan prioritas lain yang tidak terjadwal yang terpaksa harus

dilaksanakan terlebih dahulu

Sebagai catatan untuk melakukan perbaikan ke depan, harus dilakukan berbagai

langkah-langkah dan kebijakan yang lebih intensif untuk mempertajam aspek output

dan outcome dari program/kegiatan yang saling bersinergi sesuai dengan sasaran

strategis Kementerian Koperasi dan UKM. Hal ini dipandang sangat penting, mengingat

pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UMKM adalah salah satu langkah strategis

yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Page 6: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ……………………………................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi

DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. viii

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG …………………………………......................................................... 1

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................................... 2

1.3 TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM …….............................. 2

1.4 STRUKTUR ORGANISASI …………………………........................................................ 3

1.5 POTENSI KOPERASI DAN UKM…......................................................................... 5

1.6 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN…................................................................... 7

1.7 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN KINERJA ….................................................. 11

BAB II

PERENCANAAN KINERJA...................................................................................... 12

2.1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KUKM TAHUN 2015-2019 …………............…. 12

2.2 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015............... 14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………………………………………………………. 16

3.1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KUKM TAHUN 2015-2019 …………............…. 16

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015…..................................... 16

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN……………………………………………..................................... 85

BAB IV

PENUTUP………..……………………………....................................................................... 89

4.1 KESIMPULAN …………......................................................................................…. 89

4.2 REKOMENDASI …………...................................................................................…. 90

LAMPIRAN ………………………………………................................................................... 91

Page 7: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
Page 8: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Permasalahan dalam Pengembangan Koperasi Indonesia ........................... 7

Tabel 3.1 Jumlah Rekruitmen dan Seleksi PPKL sampai Tahun 2015……...................... 20

Tabel 3.2 Koperasi penerima bansos ....................................................................... 24

Tabel 3.3 Koperasi Penerima Bansos di Bidang Parwisata Tahun 2015 ....................... 26

Tabel 3.4 Lokasi Koperasi Ritel Modern pada tahun 2014-2015.................................. 43

Tabel 3.5 Usaha Mikro yang difasilitasi melalui pasar rakyat pada tahun 2014-2015..... 45

Tabel 3.6 Fasilitasi Pengembangan Revitalisasi Pasar Tradisional tahun 2014-2015...... 50

Tabel 3.7 Rekapitulasi Revitalisasi Pasar Tradisional Tahun 2015................................ 51

Tabel 3.8 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Pola Subkontrak........................ 55

Tabel 3.9 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Waralaba.................................. 56

Tabel 3.10 Koperasi penerima bansos beserta komoditi usahanya ............................... 57

Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Anggaran per Program Kementerian KUKM TA 2015... 86

Tabel 3.12 Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Anggaran Kementerian KUKM TA 2015... 87

Tabel 3.13 Opini BPK-RI............................................................................................ 88

Page 9: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
Page 10: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Salah satu Budidaya Hortikultura KUD Sido Luhur, Kab. Kulon Progo, DIY

untuk budidaya melon.............................................................................

28

Gambar 3.2 PLTMH Napajoring yang dikelola oleh KSU Mitra Keluarga Kab. Toba

Samosir, Sumatera Utara.........................................................................

34

Gambar 3.3 Salah satu penataan Toko Koperasi KSU Setia Karya Kota Magelang........... 51

Gambar 3.4 Kawasan PKL Kab. Cirebon sebelum dan sesudah..................................... 53

Gambar 3.5 Pelaksanaan Bimtek Penataan Sarana Usaha PKL di Bogor Jawa Barat........ 54

Gambar 3.6 Temu Solusi Penataan Saran Usaha PKL di Propinsi P.I. Yogyakarta........... 54

Gambar 3.7 Pendampingan Manajemen bagi Koperasi Pengelola PKL........................... 55

Gambar 3.8 Pasar tradisional yang direvitalisasi ......................................................... 59

Gambar 3.9 Kegiatan Temu Kemitraan KUMKM melalui Kemitraan Waralaba................. 64

Gambar 3.10 opening Ceremony & Awarding SMESCO Festival..................................... 68

Gambar 3.11 Kementerian KUKM dalam pameran di DKI Jakarta.................................. 70

Gambar 3.12 kegiatan koordinasi dan sosialisasi program KUR di Provinsi Jawa Tengah 76

Gambar 3.13 Perpres No. 98 Tahun 2014 Telah ditindaklanjuti dengan Nota

Kesepahaman.......................................................................................

78

Gambar 3.14 Menteri KUKM ketika memberikan IUMK................................................. 79

Gambar 3.15 Partispasi Indonesia dalam Kerjasama Internasional................................ 84

Gambar 3.16 Tampilan www.smecda.com.................................................................. 87

Gambar 3.17 Salah satu pelaksanaan bimbingan teknis aplikasi DSS............................. 89

Gambar 3.18 Rapat Koordinasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI).................................... 92

Page 11: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
Page 12: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Kementerian KUKM dan Perubahannya......................... 92

Lampiran 2 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Kemeterian Koperasi dan UKM

pada Renstra 2015-2019.........................................................................

94

Lampiran 3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015................... 97

Lampiran 4 Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015..................... 102

Lampiran 5 Tindak Lanjut terhadap Rekomendasi Menteri PAN dan RB......................... 108

Page 13: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
Page 14: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa Indonesia sesuai

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum. Pelaksanaannya menggunakan landasan

azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional

yang berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4). Pemberdayaan koperasi dan

UMKM juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan amanat UU No. 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian, yaitu pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung

jawab Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia yang diarahkan untuk membangun

koperasi yang kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu

berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam lima tahun ke depan yaitu 2015-2019, pemberdayaan koperasi dan UMKM

akan dilaksanakan melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing koperasi

dan UMKM. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup upaya-upaya peningkatan

kapasitas dan kinerja usaha koperasi dan UMKM, penguatan dan perluasan peran

sistem pendukung usaha, dan peningkatan dukungan iklim usaha. Hal ini sejalan

dengan tiga tataran pemberdayaan koperasi dan UMKM dimana pada tataran makro,

kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM mencakup perbaikan lingkungan usaha

yang diperlukan untuk mendukung perkembangan koperasi dan UMKM. Beberapa isu

lingkungan usaha di antaranya berkaitan dengan peraturan, persaingan usaha, biaya

transaksi, formalisasi usaha, serta peran pemerintah, swasta dan masyarakat.

Sebagai acuan untuk mengarahkan pemberdayaan koperasi dan UMKM di

lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM telah ditetapkan Rencana Strategis

(Renstra) Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 melalui Peraturan Menteri

Koperasi dan UKM Nomor 07/Per/M.KUKM/VII/2015 tentang Renstra Kementerian

Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019. Dalam dokumen perencanaan strategis tersebut

telah memuat indikator kinerja dan target yang diurai pertahun serta rencana indikasi

pendanaannya.

Dalam melaksanakan program dan kegiatan, Kementerian Koperasi dan UKM

sebagai unit kerja pemerintah dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan kinerja

atau hasil-hasil dari seluruh program dan kegiatannya kepada masyarakat atas

penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan.

Pada tahun 2015, Kementerian Koperasi dan UKM memperoleh kategori CC

(Cukup Baik), berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Page 15: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

2

Reformasi Birokrasi Nomor B/3951/M.PANRB/12/2015, tanggal

11 Desember 2015, menyatakan bahwa hasil evaluasi atas implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mencapai 57,61, dimana nilai

tersebut naik dari nilai tahun sebelumnya yaitu 56,50. Penilaian tersebut menunjukan

tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian

kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan

pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian Koperasi dan UKM sudah

menunjukan hasil yang cukup memadai dan masih memerlukan penyempurnaan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap K/L diwajibkan melaporkan

pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam

mencapai misi dan tujuan organisasi, dan menyampaikan Laporan Kinerja pada setiap

akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi.

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015

adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri Koperasi dan UKM kepada

Presiden atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka

mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan Laporan

Kinerja adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran

Kementerian Koperasi dan UKM selama tahun 2015. Berdasarkan hasil evaluasi yang

dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu

masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi selanjutnya.

1.3 TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai tugas dan fungsi yang sudah

ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2015 tentang Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menenegah, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi dan

usaha kecil dan menengah untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan

pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kementerian Koperasi dan

UKM menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang peningkatan kapasitas

kelembagaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah,

pemberdayaan pembiayaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha

menengah, pemberdayaan produksi dan pemasaran koperasi dan usaha mikro,

usaha kecil dan usaha menengah, restrukturisasi usaha koperasi dan usaha

Page 16: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

3

mikro, usaha kecil dan usaha menengah, pengembangan sumber daya manusia

koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, dan pemeriksaan

dan pengawasan koperasi.

2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

kapasitas kelembagaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha

menengah, pemberdayaan pembiayaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil

dan usaha menengah, pemberdayaan produksi dan pemasaran koperasi dan

usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, restrukturisasi usaha koperasi

dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, pengembangan sumber

daya manusia koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, dan

pemeriksaan dan pengawasan koperasi.

3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi

di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

4. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

5. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah.

1.4 STRUKTUR ORGANISASI

Kementerian Koperasi dan UKM dipimpin oleh Menteri Koperasi dan UKM yang

berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam

menjalankan tugas dan fungsinya sampai dengan tahun 2015 berdasarkan Peraturan

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor

05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan

Usaha kecil dan Menengah.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Menteri Koperasi dan UKM dibantu oleh

13 Eselon I dan Inspektorat, yang terdiri atas:

1. Sekretariat Kementerian;

2. Deputi Menteri Bidang Kelembagaan;

3. Deputi Menteri Bidang Produksi;

4. Deputi Menteri Bidang Pembiayaan;

5. Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha;

6. Deputi Menteri Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia;

7. Deputi Menteri Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha;

8. Deputi Menteri Bidang Pengkajian Sumber Daya Usaha Kecil, Menengah dan

Koperasi;

9. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga;

10. Staf Ahli Menteri Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi;

Page 17: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

4

11. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional;

12. Staf Ahli Menteri Bidang Pemanfaatan Teknologi;

13. Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan; dan

14. Inspektorat Kementerian Koperasi dan UKM.

Adapun untuk bagian pengawasan secara khusus dilakukan oleh Inspektorat

yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Koperasi dan UKM dan secara

administrasi dikordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.

Pada jajaran struktural, unit kerja Sekretariat Kementerian meliputi Sekretaris

Kementerian yang mengkordinasikan Kepala Biro, Kepala Bagian dan Sub-bagian.

Sedangkan unit kerja Deputi meliputi Deputi Menteri yang

mengkordinasikan para Asisten Deputi (ASDEP), Kepala Bidang, dan Sub-bidang.

Namun sejak tanggal 18 Mei 2015, berdasarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia No. 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan UKM, terjadi

perubahan struktur organisasi Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu Menteri Koperasi

dan UKM dibantu oleh 10 Eselon I dan Inspektorat, yang terdiri atas:

1. Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM;

2. Deputi Bidang Kelembagaan;

3. Deputi Bidang Pembiayaan;

4. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran;

5. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha;

6. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia;

7. Deputi Bidang Pengawasan;

8. Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro;

9. Staf Ahli Bidang Produktivitas dan Daya Saing;

10. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;

11. Inspektorat Kementerian Koperasi dan UKM.

Adapun untuk bagian pengawasan secara khusus dilakukan oleh Inspektorat

yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Koperasi dan UKM dan secara

administrasi dikordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM. Pada

jajaran struktural, unit kerja Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM meliputi

Sekretaris Kementerian yang mengkordinasikan Kepala Biro, Kepala Bagian dan Sub-

bagian. Sedangkan unit kerja Deputi meliputi Deputi yang mengkordinasikan para

Sekretaris Deputi (Sesdep), Asisten Deputi (Asdep), Kepala Bidang, dan Sub-bidang.

Struktur Organisasi Kementerian Koperasi dan UKM serta perubahannya

digambarkan pada Lampiran 1.

Page 18: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

5

1.5 POTENSI KOPERASI DAN UKM

A. POTENSI KOPERASI

Identitas Koperasi (Co-operative Identity) yang ditetapkan ICA mencakup definisi

koperasi yang merupakan “perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung

secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya

mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis”.

Koperasi memiliki nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri

sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas. Pelaksanaan nilai-nilai

koperasi tersebut berpedoman pada tujuh prinsip koperasi, yaitu (i) keanggotaan yang

bersifat terbuka; (ii) pengelolaan yang bersifat demokratis;(iii) partisipasi anggota

dalam ekonomi; (iv) kebebasan dan otonomi; (v) pendidikan, pelatihan dan informasi;

(vi) kerjasama antar koperasi;dan (vii) kepedulian terhadap masyarakat. Definisi, nilai

dan prinsip-prinsip koperasi tersebut merupakan potensi koperasi untuk maju dan

mampu membantu anggotanya dalam meningkatkan kesejahteraan melalui upaya

kolektif yang produktif, efektif dan efisien serta berkelanjutan.

Sebagai organisasi sosial-ekonomi, koperasi memiliki karakteristik yang sesuai

untuk dapat mengelola berbagai potensi yang dimiliki Indonesia secara lebih optimal,

baik keragaman sumber daya alam hayati maupun keragaman sosial-budaya. Peran

koperasi tersebut diwujudkan melalui kegiatan usaha kolektif yang melibatkan

partisipasi aktif masyarakat (anggota) dalam kegiatan produksi, pengolahan dan

pemasaran. Koperasi juga berperan untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi

kolektif anggotanya, baik yang berstatus sebagai produsen maupun konsumen.

Efisiensi dan efektivitas usaha anggota koperasi dapat dicapai karena pemasaran,

pembelian input produksi, pemanfaatan modal (simpan-pinjam), dan pengadaan serta

penggunaan fasilitas usaha dilakukan secara bersama. Kebersamaan ini akan

mengurangi resiko persaingan di antara anggota (zero sum game), meningkatkan

posisi tawar terhadap pihak eksternal,dan menghasilkan manfaat yang adil (positive

sum game).

Ke depan, koperasi perlu difasilitasi untuk terlibat aktif dalam rantai pasok

(supply chain) dengan melibatkan sebanyak-banyaknya anggota. Koperasi tidak saja

berperan sebagai faktor pencipta produktivitas dan nilai tambah bagi produk

anggotanya, namun juga menjalankan fungsi konektivitas antara sektor primer dan

sektor sekunder. Fungsi konektivitas tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut oleh

koperasi melalui penyediaan jasa-jasa usaha (penyimpanan, pengendalian mutu,

pengemasan, pengangkutan, sarana pemasaran, dll.). Pada saat yang sama, kapasitas

koperasi untuk meningkatkan kualitas penghidupan anggota koperasi, sekaligus

memperkuat modal sosial di masyarakat, perlu diperkuat. Hal ini dapat diwujudkan

melalui layanan koperasi di bidang pendidikan, pelatihan, kesehatan, pengadaaan

perumahan dan fasilitas lainnya. Seiring dengan globalisasi, peran koperasi juga

dibutuhkan sebagai platform usaha bersama bagi UMKM di Indonesia dalam

menghadapi persaingan yang semakin intensif. Melalui koperasi, UMKM dapat

Page 19: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

6

mengembangkan berbagai produk unggulan dengan skala volume dan kualitas yang

memadai. Kelembagaan dan usaha koperasi juga diperkuat dengan rencana perbaikan

peraturan perundangan.

B. POTENSI UMKM

Potensi UMKM ditunjukkan oleh perannya sebagai sumber pendapatan

masyarakat, pemenuhan kebutuhan barang dan jasa domestik, penciptaan lapangan

pekerjaan, serta peningkatan nilai tambah yang berdampak pada penurunan angka

kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. Secara ringkas potensi UMKM ke depan dapat

dipengaruhi oleh sisi internal dari UMKM dan eksternal (lingkungan) sebagai berikut:

Potensi Internal:

1) Jumlah UMKM yang besar merupakan modal dasar untuk berkontribusi lebih

besar dalam perekonomian.

2) Struktur dan karakteristik organisasi, usaha dan pengelolaan UMKM yang cukup

fleksibel memberi kemudahan untuk menyesuaikan dengan perubahan

kapasitasnya, serta perubahan pasar dan perekonomian.

3) UMKM menghasilkan produk dan jasa dengan harga yang terjangkau

masyarakat, sehingga berkontribusi dalam penguatan pasar domestik, khususnya

dalam penyediaan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.

4) Produk-produk UMKM sebagian besar memiliki kaitan yang kuat dengan sumber

daya dan budaya lokal, serta pengetahuan, keterampilan tangan dan pola kerja

yang diwariskan secara turun-temurun. Penggunaan sumber daya lokal

mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

5) Jumlah UMKM yang besar merupakan potensi untuk pengembangan keterkaitan

usaha dalam skema rantai nilai dan rantai pasok sehingga efisiensi sistem

produksi dan pemasaran dapat ditingkatkan.

Potensi eksternal:

1) UU No. 20/2008 tentang UMKM dan PP No. 17/2013 tentang Pelaksanaan UU No.

20/2008 memberi kepastian hukum bagi pengembangan UMKM.

2) Kemudahan mendirikan usaha secara informal di Indonesia, khususnya pada

skala mikro, menjadikan potensi penumbuhan wirausaha baru dan UMKM sangat

besar. Indonesia juga digolongkan sebagai negara yang paling kondusif untuk

memulai usaha (lebih tinggi dari Amerika, Kanada, India, dan Australia serta 19

negara lain) berdasarkan survei Globescan & Program on International Policy

Attitudes, University of Maryland pada tahun 2011, tentang (i) tingkat

kreativitas/inovasi; (ii) tingkat kesulitan memulai usaha; (iii) latar belakang orang

yang memulai usaha; dan (iv) kemudahan untuk menerapkan ide menjadi bisnis.

Page 20: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

7

3) Kemudahan untuk mendirikan usaha juga didukung dengan ketersediaan sumber

daya alam dan skala permintaan yang besar (populasi penduduk yang besar),

meskipun tingkat kreativitas dalam pemanfaatan sumber daya alam dan potensi

permintaan pasar tersebut berbeda antar wilayah.

4) Kebijakan pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan pemangku kepentingan

lainnya memungkinkan UMKM terus berkembang.

5) Peningkatan proporsi penduduk usia produktif, yang disertai pendidikan dan

keterampilan yang lebih tinggi, menjadi sumber tenaga kerja terampil dan

penumbuhan pengusaha dengan kapasitas yang lebih baik.

Potensi pengembangan UMKM ke depan juga semakin besar dengan adanya

transformasi perekonomian yang semula bergantung pada sumber daya alam

(resource-based economy) dan kemudian bergerak ke perekonomian yang berbasis

ilmu pengetahuan (knowledge-based economy). Transformasi ini membuka peluang

keterlibatan yang lebih besar dari UMKM yang mengandalkan produk berbasis

keterampilan dan budaya lokal, serta generasi muda terdidik untuk mendirikan usaha-

usaha baru berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi. Transformasi ini berwujud dalam

pengembangan ekonomi kreatif, yang didefinisikan sebagai industri berdasarkan

penggunaan kreativitas dan modal intelektual sebagai input utama (UNCTAD, 2010).

Ke depan, industri kreatif dianggap sangat potensial untuk diperkuat dan mempunyai

prospek yang cerah untuk berkontribusi pada penyediaan lapangan kerja yang

berkualitas dan ekspor.

1.6 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

A. Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Koperasi

Permasalahan utama yang dihadapi koperasi secara ringkas ditampilkan pada

Tabel I.5. Permasalahan tersebut berkaitan dengan organisasi, usaha, sumber daya

manusia (SDM), sistem pendukung dan iklim usaha.

Tabel 1.1 Permasalahan dalam Pengembangan Koperasi Indonesia

Aspek Permasalahan

Organisasi 1. Masih banyak koperasi yang belum menerapkan nilai dan prinsip

koperasi secara benar.

2. Koperasi belum memiliki visi untuk menjadi modern (SDM, organisasi, usaha dan inovasi).

3. Rendahnya profesionalisme dan akuntabilitas dalam pengelolaan koperasi.

4. Masih banyaknya koperasi yang berorientasi atau bergantung pada

bantuan pemerintah.

5. Masih banyak koperasi yang tidak aktif.

Usaha 1. Kurangnya kesadaran anggota koperasi untuk berpartisipasi dalam meningkatkan modal dan memajukan usaha koperasi.

Page 21: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

8

2. Kurangnya kapasitas koperasi untuk berinovasi dalam pengembangan

produk dan layanan bagian.

3. Kurangnya kemampuan koperasi untuk memenuhi target produksi

(kualitas, kuantitas dan kontinuitas) sesuai permintaan pasar.

4. Terbatasnya kemampuan koperasi untuk menjangkau pasar terutama

dalam promosi produk, akses informasi pasar dan saluran pemasaran.

5. Terbatasnya jaringan usaha dan pemasaran antar koperasi dan antara koperasi dan usaha besar.

SDM 1. Banyak anggota yang tidak mengerti tentang koperasi.

2. Kurangnya keteladanan koperasi.

3. Mentalitas dan orientasi bisnis SDM koperasi masih rendah.

4. Rendahnya kapasitas SDM koperasi dalam mengakses teknologi informasi, jaringan produksi dan pemasaran.

5. Kurangnya jangkauan penyuluhan dan diklat perkoperasian.

Sistem Pendukung

dan Iklim Usaha

1. Regulasi dan kebijakan di tingkat pusat dan daerah yang belum mendukung perkembangan koperasi.

2. Fungsi kelembagaan pemberdayaan dan infrastruktur koperasi belum optimal, terutama di bidang pendidikan, pembiayaan, dan pemasaran.

3. Kurangnya koordinasi dan keterpaduan antar stakeholders

4. Belum tersedianya data yang lengkap dan valid mengenai

perkembangan koperasi sehingga menyulitkan pemetaan dan

pembinaan.

5. Kurangnya kesiapan pemerintah dan dunia usaha untuk menyongsong

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Sementara itu tantangan pengembangan koperasi ke depan yaitu (i) menjadikan

koperasi sebagai wadah usaha bersama yang menjadi pilihan untuk meningkatkan

efisiensi usaha dan kualitas penghidupan masyarakat; (ii) meningkatkan kontribusi

koperasi dalam perekonomian; dan (iii) meningkatkan posisi tawar koperasi dalam

kondisi pasar yang semakin dinamis. Tantangan ini sejalan cita-cita pengembangan

koperasi di dunia (ICA) yang ingin menjadikan koperasi sebagai (i) pemimpin dalam

pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan; (ii) model usaha

yang paling disukai masyarakat; dan (iii) bentuk usaha yang paling cepat berkembang.

Penanganan terhadap permasalahan dan tantangan pengembangan koperasi

membutuhkan perbaikan paripurna dari sistem perkoperasian di Indonesia. Hal ini

mengingat kondisi koperasi saat ini masih dipengaruhi oleh krisis idiologi, krisis jatidiri

dan krisis kaderisasi. Krisis idiologi merupakan dampak dari proses Amandemen UUD

1945 yang menjadikan posisi koperasi tidak lagi menjadi salah satu pilar dalam struktur

perekonomian nasional. Krisis jatidiri merupakan dampak dari citra koperasi yang

menurun karena berbagai masalah akuntabilitas. Sementara itu krisis kaderisasi

merupakan dampak dari krisis ideologi dan jatidiri yang muncul dalam bentuk

rendahnya pemahaman dan motivasi generasi muda untuk berkoperasi.

Penanganan berbagai tantangan dan permasalahan tersebut di atas juga

membutuhkan dukungan kebijakan yang seimbang antara keberpihakan dan

pembangunan kemandirian. Hal ini mengingat sebagian besar koperasi masih berada

Page 22: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

9

pada skala kecil, sehingga keberpihakan dibutuhkan untuk membangun semangat dan

keyakinan berkoperasi di kelompok akar rumput. Di sisi lain, pembangunan

kemandirian koperasi perlu dikedepankan mengingat koperasi merupakan organisasi

yang berbasis anggota serta memiliki nilai dan prinsip-prinsip partisipasi, kebersamaan

dan kemandirian. Pelaksanaan dua kebijakan tersebut membutuhkan koordinasi dan

kerjasama antara pemerintah dan gerakan koperasi, serta pemangku kepentingan

lainnya.

B. Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan UMKM

Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM saat ini berkaitan dengan kualitas SDM

yang rendah, peran sistem pendukung yang kurang optimal, dan kebijakan dan

peraturan yang kurang efektif. Permasalahan SDM UMKM pada umumnya disebabkan

oleh rendahnya pendidikan, keterampilan dan pengalaman, serta akses ke informasi.

Sebagian besar UMKM juga belum memiliki kapasitas kewirausahaan yang memadai.

Hal ini tampak dari pola bisnis UMKM yang masih banyak difokuskan pada produksi

bukan permintaan pasar.

Sementara itu kurang optimalnya peran sistem pendukung telah meningkatkan

kompleksitas dalam akses UMKM terhadap sumber daya (bahan baku dan

pembiayaan), teknologi dan pasar. Sistem pendukung usaha tersebut dapat mencakup

lembaga penyedia/pemasok bahan baku, lembaga pembiayaan, lembaga litbang,

mediator pemasaran, lembaga layanan bisnis/LPB, dll. Peran sistem pendukung UMKM

juga tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur serta insentif.

Kapasitas UMKM untuk dapat berperan secara maksimal di pasar juga

dipengaruhi oleh iklim usaha yang menjamin kesetaraan dan kepastian usaha, dan

perlindungan usaha, serta ketersediaan insentif untuk pengembangan usaha.

Harmonisasi berbagai peraturan antara pusat-daerah, antar sektor dan antar-wilayah

juga masih dibutuhkan untuk mendukung pengembangan UMKM.

Sementara itu tantangan yang perlu ditangani dalam pengembangan UMKM ke

depan umumnya berkaitan dengan perbaikan kondisi UMKM, di antaranya:

1. Peningkatan formalisasi usaha dengan tata kelola usaha yang lebih baik.

2. Peningkatan produktivitas yang didukung tenaga kerja terampil dan penerapan

teknologi.

3. Peningkatan kapasitas untuk membangun kemitraan dan bergabung dalam

jaringan produksi dan pemasaran global.

4. Pemanfaatan peluang yang semakin terbuka dari penerapan Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) dan perjanjian kerjasama ekonomi bilateral dan kawasan lainnya.

5. Perbaikan kebijakan dan peraturan yang responsif terhadap perbaikan kinerja

dan daya saing UMKM.

Page 23: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

10

Berbagai masalah dan tantangan khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil

tersebut di atas mengarahkan upaya-upaya pemberdayaan UMKM ke depan perlu

difokuskan pada penanganan dua isu strategis yaitu pertumbuhan usaha dan daya

saing. Kedua isu digambarkan oleh kondisi sulitnya usaha mikro untuk tumbuh menjadi

usaha dengan skala yang lebih besar (“naik kelas”), dan tren penurunan kontribusi

UMKM dalam pembentukan PDB dan ekspor. Penanganan kedua isu tersebut juga

membutuhkan pendekatan yang paripurna melalui pengintegrasian berbagai sumber

daya dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Penerapan desentralisasi

juga perlu menjadi pertimbangan dalam rangka meningkatkan efisiensi dukungan

pengembangan UMKM di berbagai wilayah. Pengembangan UMKM juga perlu

mengantisipasi dampak dari perkembangan indikator-indikator ekonomi makro, seperti

pertumbuhan ekonomi, inflasi, konsumsi masyarakat, perubahan nilai tukar Rupiah,

serta perubahan tingkat suku bunga acuan. Pada saat yang sama, UMKM juga perlu

mencermati perkembangan perubahan pasar global, terutama dengan perubahan

pasar di tujuan ekspor dan perkembangan selera pasar global.

C. Tantangan dalam Tata Kelola Organisasi

Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang koperasi dan UMKM juga

menghadapi tantangan dalam pengelolaan organisasi Kementerian Koperasi dan UKM

sebagai berikut.

1. Peningkatan kapasitas SDM, peningkatan pemahaman dan pengetahuan

teknis SDM tentang aspek-aspek pemberdayaan koperasi dan UMKM perlu

dilakukan secara terus-menerus dan berjenjang. Hal ini penting mengingat

perkembangan perekonomian dan pasar mempengaruhi jenis kebutuhan

pembinaan yang semakin beragam, dan menuntut adanya respon dan inovasi

dari para pembina dan pengambil kebijakan.

2. Peningkatan tata kelola organisasi, sarana dan prasarana. Di sisi

organisasi, pembagian tugas dan fungsi antar unit-unit pelaksana kegiatan perlu

dilakukan secara tegas dan jelas agar sumber daya dapat digunakan secara lebih

efisien. Upaya ini perlu didukung penguatan kerjasama antar unit karena adanya

kebutuhan untuk saling melengkapi. Sarana dan prasarana pendukung kerja dan

pelayanan bagi masyarakat juga perlu diperbaiki dalam rangka meningkatkan

kualitas hasil kerja.

3. Perbaikan prosedur dan tata kelola. Tantangan ini perlu ditangani seiring

dengan pelaksanaan reformasi birokrasi dimana Kementerian Koperasi dan UKM

dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara tersistem dan

terukur berdasarkan pedoman yang baku (standar kerja dan Standar Pelayanan

Minimal/SPM)

4. Perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan melalui perbaikan prosedur

perencanaan kegiatan, kriteria dan proses seleksi penerima bantuan, serta

monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan. Upaya perbaikan tersebut perlu

Page 24: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

2015

11

didukung dengan keterbukaan informasi tentang program dan kegiatan yang

dapat diakses koperasi dan UMKM, serta masyarakat

5. Penguatan basis data dan sistem informasi perlu didasarkan pada data dan

informasi riil tentang koperasi dan UMKM dalam rangka meningkatkan ketepatan

sasaran kebijakan dan program, serta efisiensi penggunaan sumber daya.

Penguatan basis data dan sistem informasi juga perlu melibatkan Pemda dan

pemangku kepentingan lainnya

6. Peningkatan koordinasi, sinergi dan kerjasama di internal Kementerian

Koperasi dan UKM, antar K/L, antara pusat dan daerah, serta antara Pemerintah,

dunia usaha dan masyarakat. Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan lingkup

dan jangkauan fasilitasi pengembangan koperasi dan UMKM yang paripurna,

serta mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk perbaikan kinerja koperasi

dan UMKM.

1.7 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN KINERJA

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 mengenai Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka

Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015 disusun dengan

sistematika sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi,

dengan penekanan kepada aspek strategisb organisasi serta permasalahan

utama (strategic issue) yang sedang dihadapi organisasi.

2. Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini dibagi per sub bab yang berisi

perencanaan strategis Kementerian Koperasi dan UKM Tahun

2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini dibagi per sub bab yang berisi

hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas

keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015.

4. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari Laporan

Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM serta rekomendasi perbaikan ke depan

untuk meningkatkan kinerja.

Page 25: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
Page 26: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

12

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, Kementerian Koperasi dan UKM

telah melakukan upaya perbaikan. Upaya dimaksud seperti sasaran strategis

Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 diukur berdasarkan pencapaian dari

indikator dan target pada tataran output. Akumulasi dari pencapaian output diharapkan

menggambarkan pencapaian hasil yang menggambarkan outcome atau sasaran yang

ditetapkan demi mendukung pelaksanaan SAKIP yang lebih baik lagi.

2.1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN

2015-2019

Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM mencakup sasaran

strategis yang merupakan penjabaran dari sasaran umum dan gambaran dalam

pencapaian tujuan Kementerian Koperasi dan UKM. Sasaran strategis dilengkapi

dengan target kinerja yang dapat menjadi ukuran keberhasilan dalam pencapaian

visi dan misi Kementerian Koperasi dan UKM. Penetapan sasaran strategis ini

memperhatikan arahan sasaran strategis nasional yang tercantum da lam RPJMN

2015-2019.

Visi dan Misi Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2015-2019

diarahkan untuk mendukung pencapaian Visi Presiden terpilih periode 2014-

2019, sebagaimana tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019 sebagai berikut:

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN

BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG

Visi tersebut diwujudkan melalui tujuh Misi Pembangunan yaitu:

1) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkuMewujudkan keamanan

nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian

ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauangan Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah.

2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3) Mewujudkan politik luar negeri b’ebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai

negara maritim.

4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera.

Page 27: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

13

5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasiskan kepentingan nasional.

7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Pencapaian visi Presiden dalam periode 2015-2019 oleh Kementerian

Koperasi dan UKM akan difokuskan untuk mendukung pelaksanaan Misi

Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Misi

tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan norma-norma pembangunan yang

difokuskan pada (i) perbaikan kualitas hidup masyarakat; (ii) pengurangan

ketimpangan; (iii) peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah-bawah

dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pelaksanaan misi

dan norma-norma pembangunan tersebut diharapkan dapat membangun dan

memperkuat Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan yang mencakup dimensi

pembangunan yang inklusif dan dapat memperkecil kesenjangan antarkelompok

pendapatan dan kesenjangan antarwilayah.

Berdasarkan Visi dan Misi Presiden, maka disusun Tujuan Kementerian

Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu:

Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berdaya saing dan

berkontribusi pada peningkatan perekonomian nasional dan

kesejahteraan rakyat berlandaskan semangat wirausaha,

kemandirian koperasi dan keterpaduan.

Sasaran Strategis Kementerian Koperasi dan UKM untuk tahun 2015-2019

disusun berdasarkan dengan Tujuan yang akan diwujudkan Kementerian Koperasi

dan UKM dalam lima tahun mendatang, serta dengan berpedoman sasaran

nasional di bidang Koperasi dan UMKM yang dituangkan di dalam RPJMN 2015-

2019.

Sasaran nasional di Koperasi dan UMKM memiliki indikator dan target-target

yang ditentukan berdasarkan capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada

periode 2010-2014, prakiraan sumber daya yang dimiliki, kapasitas pelaksanaan

dari berbagai Kementerian/Lembaga (K/L), Pemda dan pemangku kepentingan

lainnya, serta ketersediaan data-data pendukung yang menunjukkan tingkat

pencapaiannya. Sasaran peningkatan kontribusi Koperasi dan UMKM dalam

perekonomian diukur dari pertumbuhan nilai, pertumbuhan jumlah tenaga kerja,

pertumbuhan nilai ekspor, dan pertumbuhan nilai pembentukan modal

tetap/investasi secara tahunan dan lima tahunan. Khusus untuk pertumbuhan nilai

PDB, ekspor dan investasi dihitung berdasarkan harga dasar/konstan.

Sasaran peningkatan daya saing UMKM dalam lima tahun mendatang diukur

dari peningkatan produktivitas per unit usaha, proporsi UMKM yang memiliki

Page 28: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

14

rekening kredit di bank sebagai indikator akses UMKM pada pembiayaan formal,

dan jumlah Koperasi dan UMKM yang menerapkan standardisasi mutu dan

sertifikasi produk. Sementara itu sasaran peningkatan usaha baru diukur dari

penumbuhan wirausaha baru yang didukung program-program Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah. Khusus untuk sasaran nasional peningkatan kinerja

kelembagaan dan usaha koperasi, pencapaiannya diukur melalui persentase

modal sendiri yang menunjukkan partisipasi anggota untuk memajukan koperasi,

serta pertumbuhan jumlah anggota dan volume usaha koperasi.

Sasaran nasional di bidang Koperasi dan UMKM yang dituangkan di dalam

RPJMN 2015-2019 merupakan sasaran yang akan dicapai dengan keterlibatan

seluruh pemangku kepentingan, baik publik, swasta maupun masyarakat.

Lembaga publik yang diharapkan berkontribusi pada pencapaian sasaran-sasaran

tersebut dapat mencakup K/L pembina pelaku usaha yaitu Kementerian Koperasi

dan UKM, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian

Ketenagakerjaan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dan Badan Ekonomi

Kreatif.

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, peran

Pemda juga sangat penting dan signifikan dalam mendukung pencapaian sasaran

pembangunan nasional, termasuk di bidang Koperasi dan UMKM. K/L lainnya

seperti Kementerian Ristekdikti, Kominfo, KemenPUPR, KemenkumHAM,

Kemenkeu, OJK, BKPM, BPPT, LIPI, BPOM, BSN, KemenPPN/Bappenas, BPS, dan

KPPU. Pencapaian sasaran-sasaran tersebut juga akan melibatkan peran aktif,

sinergi dan kerja sama dengan dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi

masyarakat sipil, dan Gerakan Koperasi termasuk Dekopin.

Berdasarkan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019

yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM, Nomor

07/Per/M.KUKM/VII/2015, maka sasaran strategis yang disusun sesuai dengan

tujuan yang akan diwujudkan Kementerian Koperasi dan UKM dalam lima tahun

mendatang dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.2 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

Secara terinci, Indikator Kinerja Utama (IKU) pembangunan Kementerian

Koperasi dan UKM dari sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan

UKM Tahun 2015-2019, telah disesuaikan dengan dinamika kebijakan

Kementerian Koperasi dan UKM, sehingga terdapat penyempurnaan pada sasaran

strategis yang tercantum dalam Penetapan Kinerja Kementerian Koperasi dan

UKM Tahun 2015, yang arahnya untuk pencapaian sasaran strategis Kementerian

Koperasi dan UKM pada Renstra dimaksud. Namun penyempurnaan tersebut pada

Page 29: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

15

prinsipnya tidak merubah substansi pokok, sebagaimana pada tabel dalam

Lampiran 3, terbagi menjadi 30 (tiga puluh) sasaran strategis dan 50 (lima

puluh) IKU.

Secara terinci, Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Kementerian Koperasi dan UKM beserta targetnya pada tahun 2015 dikarenakan

adanya dinamika kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM, maka terdapat

penyempurnaan pada sasaran strategis yang tercantum dalam Penetapan Kinerja

Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015 yang disesuaikan dengan tujuan

Kementerian Koperasi dan UKM demi kualitas indikator kinerja yang

menggambarkan capaian kinerja berorientasi hasil menggambarkan outcome.

Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015 tersebut

berdasarkan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015-2019,

diimplementasikan melalui 5 (lima) program sebagai berikut:

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Koperasi dan UKM.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi

dan UKM.

3) Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro.

4) Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi.

5) Program Penguatan Kelembagaan Koperasi.

Page 30: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

16

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

Pada tahun 2015 berdasarkan Rencana Strategis Kementerian

Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019, Kementerian Koperasi dan UKM

mempunyai 4 sasaran strategis dan 20 indikator kinerja.

Dari 4 sasaran strategis tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam 30

sasaran strategis dengan 50 indikator kinerja yang tertuang dalam

Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015. Pengukuran

capaian sasaran kinerja dilakukan dengan menghitung persentase realisasi

capaian dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada

Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015 dari masing-

masing unit/satuan kerja BLU, sebagaimana ditampilkan pada tabel dalam

Lampiran 4.

3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

Evaluasi dan analisis pencapaian kinerja berdasarkan atas hasil

pencapaian pengukuran kinerja pada masing-masing pencapaian strategis

yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan

UKM Tahun 2015. Hal ini dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau

kegagalan pencapaian pelaksanaan kegiatan Kementerian Koperasi dan

UKM sesuai dengan sasaran dan tujuan Kementerian Koperasi dan UKM

yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan

UKM Tahun 2015-2019. Hasil evaluasi sebagai berikut:

1) Sasaran Strategis 1: Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum

Koperasi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya

sebagaimana uraian berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum Koperasi

Jumlah Pengesahan Akte Pendirian Koperasi dan PAD yang diproses

75 SK 75 SK 100%

Adanya indikator Pengesahan Akte Pendirian Koperasi dan Perubahan

Anggaran Dasar (PAD), bertujuan untuk mencapai sasaran dalam

perjanjian kinerja yaitu agar pelayanan kepada masyarakat yang ingin

mendirikan koperasi tingkat nasional dapat berjalan dengan baik, lancar,

efisien serta tidak memberatkan dan mendukung meningkatkan kualitas

Page 31: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

17

pelayanan pengesahan pendirian koperasi kepada masyarakat yang akan

mendirikan koperasi tingkat nasional.

Hal tersebut berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasian, Pelayanan Badan Hukum Koperasi diatur

dalam pasal 9 menjelaskan bahwa "Koperasi memperoleh status badan

hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah", dan diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994

tentang Persyaratan dan Tata Cara pengesahan Akta Pendirian dan

Perubahan Anggaran Dasar Koperasi pada pasal 2 memberikan penjelasan

bahwa Menteri berwenang memberikan pengesahan terhadap akta

pendirian Koperasi dan pengesahan terhadap perubahan atas anggaran

dasar koperasi, serta melakukan penolakan pengesahannya; (2) dalam

melaksanakan wewenangnya Menteri dapat menunjuk Pejabat.

Upaya yang dilakukan untuk mendukung sasaran strategis pada

Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 meningkatnya

kualitas kelembagaan dan usaha koperasi, serta penerapan praktek

berkoperasi dan yang baik oleh masyarakat yaitu dengan dilakukannya

pengesahan Akte Pendirian menjadi Badan Hukum koperasi yang

ditandatangani oleh Deputi Bidang Kelembagaan atas nama Menteri pada

tahun 2015 sebanyak 75 (tujuh puluh lima) SK yaitu 100% sudah tercapai

dari yang telah ditargetkan. Bila dibandingkan dengan Tahun 2014 terdapat

peningkatan capaian pengesahan Akta Pendirian yaitu dari 35 SK menjadi

75 SK pada tahun 2015. Manfaat dari tercapainya indikator ini yang dapat

dirasakan langsung oleh masyarakat adalah Koperasi memiliki status dan

legalitas dalam menjalankan lembaga dan bisnisnya.

Anggaran yang tersedia untuk indikator ini adalah sebesar

Rp. 1.320.660.000.,- (Satu Milyar Tiga Ratus Dua puluh Juta Enam Ratus

Enam Puluh Ribu Rupiah) dan telah terserap sebesar

Rp. 1.186.586.878,- (Satu Milyar Seratus Delapan Puluh Enam juta Lima

Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Delapan Ratus Tujuh Puluh Delapa ) atau

sebesar 89,8% dan sisanya sebesar Rp. 134.073.122,- (10,2%)

merupakan efisiensi.

2) Sasaran Strategis 2: Penataan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang

Koperasi dan UMKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian

kinerjanya sebagaimana uraian berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Penataan Peraturan Perundang-

Pembahasan NA dan RUU antar Deputi. Rapat pembahasan NA

1 RUU 1 RUU 100%

Page 32: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

18

Undangan di Bidang Koperasi dan UMKM

dan RUU di BPHN Rapat RUU antar KL dan harmonisasi. Penyerahan RUU hasil harmonisasi ke Presiden dan dibahas di DPR

Pada Bulan Juni 2014 Kementerian Koperasi dan UKM mulai

menyusun kembali Draft (RUU) Perkoperasian yang baru untuk

menggantikan UU Nomor 25 Tahun 1992, disertai dengan Naskah

Akademik (NA) Penyusunan dan pembahasan RUU Perkoperasian dan NA

dilakukan dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait, pakar

koperasi, akademisi, dan gerakan koperasi khususnya pelaku koperasi yang

mengajukan pengujian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang

Perkoperasian di Mahkamah Konstitusi. Hal tersebut bertujuan untuk

memenuhi sasaran dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yaitu penataan

Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Koperasi dan UMKM serta sesuai

denga aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

Sampai dengan 15 Oktober 2015, Menteri Koperasi dan UKM telah

menyerahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkoperasian yang baru

kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dilakukan harmonisasi melalui surat

Nomor 55/M.KUKM/X/2015 tanggal 15 Oktober 2015 mengenai

pembulatan, dan pemantapan konsepsi sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan.

Selanjutnya, tanggal 6 November 2015 dan 26 November 2015

telah dilaksanakan harmonisasi dibawah koordinasi dan dan kewenangan

dari Kementerian Hukum dan HAM c.q. Direktorat Jendral Peraturan

Perundang-undangan. Diharapkan RUU tentang Koperasi segera

disampaikan kepada Presiden, kemudian diahas dan disetujui oleh Komisi

VI DPR RI. Hal ini menunjukan target 1 RUU yang tercantum dalam

Perjanjian Kinerja tahun 2015 sudah tercapai 100%.

Anggaran yang tersedia untuk mencapai indikator ini adalah sebesar

Rp. 1.850.892.000,- (Satu Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Juta Delapan

Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Rupiah) dan telah terserap sebesar Rp.

1.744.314.500,- (Satu Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Empat Juta Tiga

Ratus Empat Belas Ribu Lima Ratus) atau sebesar 94.2% dan sisa sebesar

Rp. 106.577.500 ,- (Seratus Enam Juta Lima Ratus Ribu Tujuh Puluh Tujuh

Ribu Liam Ratus Rupiah) atau sebesar 5,8%, merupakan efisiensi.

3) Sasaran Strategis 3: Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan

UMKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya

sebagaimana uraian berikut.

Page 33: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

19

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM

Tersedianya Sistem Registrasi Usaha UMKM

1 Sistem 1 Sistem 100%

Tahun 2015 Kementerian Koperasi dan UKM mulai membangun

sistem pendataan melalui “Registrasi Usaha UKM” untuk memenuhi

indikator tersedianya sistem registrasi usaha UMKM. Hal tersebut

berkontribusi pada sasaran peningkatan kualitas ketatalaksanaan Koperasi

dan UMKM yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 untuk

mendukung sasaran strategis pada Renstra tahun 2015-2019 yaitu

meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi serta penerapan

praktek berkoperasi yang baik oleh masyarakat.

Langkah-langkah yang dilaksanakan untuk mencapai target

tersebut yaitu dengan: a) Merancang sistem registrasi Usaha UMKM;

b) Ujicoba dan penyempurnaan sistem; c) Instalasi sistem aplikasi;

d) Penyusunan Buku Panduan Penggunaan Sistem Aplikasi (Manual

Operational System); dan e) Training operasional system aplikasi, sehingga

tercapai realisasi 100%. Tujuan dari tercapainya sasaran ini adalah agar

terimplementasinya registrasi mandiri oleh UMKM.

Anggaran yang tersedia untuk tercapainya sasaran ini adalah sebesar

Rp. 4.259.184.000,- (Empat Milyar Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Juta

Seratus Delapan Puluh Empat Ribu) dan telah terserap sebesar Rp.

3.900.818.400,- (Tiga Milyar Sembilan Ratus Delapan Delapan Ratus

Delapan Belas Ribu Empat Ratus Rupiah ) atau sebesar 91.6% dan sisa

sebesar Rp. 358.365.600 ,- (Tiga Ratus Lima puluh Delapan Juta Tiga

Ratus Enam Puluh Lima Ribu Enam Ratus) atau sebesar 8.4%, merupakan

efisiensi.

4) Sasaran Strategis 4: Pengembangan Keanggotaan Koperasi, terdapat 1

(satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagaimana uraian

berikut.

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

Pengembangan

Keanggotaan

Koperasi

Terlaksananya monitoring

dan evaluasi pelaksanaan

tugas PPKL di 33

provinsi/D.I. sebanyak 735

orang

1 Laporan 1

Laporan

100%

Page 34: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

20

Langkah-langkah untuk mencapai sasaran strategis yang tercantum

dalam Perjanjian Kinerja tahun 2015 adalah melakukan kegiatan

pembinaan monitoring dan evaluasi terhadap Petugas Penyuluh Koperasi

Lapangan (PPKL) existing dengan jumlah 735 orang yang tersebar di 33

propinsi pada 170 Kab/Kota, melalui kegiatan perjalanan dinas ke daerah

yang dilaporkan dalam bentuk 1 Laporan terkait pelaksanaan kegiatan

tersebut, sehingga tercapai realisasi 100% (rekruitmen dan seleksi PPKL

dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan berkontribusi terhadap sasaran strategis

dalam Renstra Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kualitas kelembagaan

dan usaha koperasi, serta penerapan praktek berkoperasi yang baik oleh

masyarakat. Tercapainya pelaksanaan target tersebut dimaksudkan untuk

membantu pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan pendampingan

dan pemberdayaan Koperasi dan UKM di wilayahnya.

Tabel 3.1 Jumlah Rekruitmen dan Seleksi PPKL sampai Tahun 2015

NO KEGIATAN JUMLAH SEBARAN TAHUN

1 PPKL Angkatan I 425 org 10 Prov di 97 Kab/Kota 2012

2 PPKL Angkatan II 110 org 22 Provinsi 2013

3 PPKL Angkatan III 200 org 23 Prov di 66 Kab/Kota 2014

Jumlah 735 org 33 Prov di 162 Kab/Kota 2015

Anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini adalah sebesar

Rp. 4.259.184.000,- (Empat Milyar Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Juta

Seratus Delapan Puluh Empat Ribu) dan telah terserap sebesar Rp.

3.900.818.400,- (Tiga Milyar Sembilan Ratus Delapan Delapan Ratus

Delapan Belas Ribu Empat Ratus Rupiah) atau sebesar 91,6% dan sisa

sebesar Rp. 358.365.600 ,- (Tiga Ratus Lima puluh Delapan Juta Tiga

Ratus Enam Puluh Lima Ribu Enam Ratus) atau sebesar 8,4%, merupakan

efisiensi.

5) Sasaran Strategis 5: Peningkatan Pengendalian dan Akuntabilitas

Koperasi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya

sebagaimana uraian berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Peningkatan Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi

Jumlah peserta yang diberikan pembinaan penerapan pengawasan koperasi oleh pejabat

105 Orang 105 Orang

100%

Page 35: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

21

Kondisi koperasi pada Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota sampai saat ini

masih banyak yang belum taat terhadap peraturan perundang-undangan

yang mengatur masalah koperasi dan pelaksanaan manajemen keuangan

yang baik dan pegawai yang berganti-ganti dengan tingkat latar belakang

pendidikan yang tidak berlatar belakang ekonomi bahkan akuntansi. Oleh

karena itu, tahun 2015 telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun

2015 sasaran strategis Peningkatan Pengendalian dan Akuntabilitas

Koperasi dengan Indikator kinerja Jumlah peserta yang diberikan

pembinaan penerapan pengawasan koperasi oleh pejabat dengan target

105 orang.

Sasaran strategis tersebut perlu dicapai agar tidak terjadi

ketimpangan penerapan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan penerapan manajemen koperasi menjadi baik. Pencapaian

sasaran strategis ini juga berkontribusi terhadap sasaran strategis yang

tercantum dalam Renstra Tahun 2015-2019 mengenai meningkatnya

kualitas kelembagaan dan usaha koperasi, serta penerapan praktek

berkoperasi yang baik oleh masyarakat.

Demi tercapainya sasaran strategis tersebut maka tahun 2015 telah

dilaksanakan Bimbingan Teknis tentang Pengawasan Koperasi bagi Pejabat

Pembina dan Pengurus sebanyak 100 orang, dan Pelaksanaan Sosialisasi

Sistem Pengendalian Intern Koperasi di 4 Propinsi serta Kegiatan

Pembinaan Pengawasan Koperasi oleh Pejabat serta bimbingan teknis

akuntansi bagi pengelola dan pembina sebanyak 105 orang di 10 Propinsi,

menunjukan sudah tercapainya target pada sasaran strategis tersebut

sebesar 100%.

Pagu anggaran kegiatan ini Tahun Anggaran 2015 dari 3 sebesar Rp.

2.182.080.000,- (Dua Milyar Seratus Delapan Puluh Dua Juta Delapan

Puluh Ribu Rupiah) telah direalisasikan sebesar Rp. 1.856.055.400,- (Satu

Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Enam Juta Limapulu Lima Ribu Empat

Ratus Rupiah) atau 85.1 % dan sisa anggaran sebesar Rp.271.280.450,-

(Dua Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Dua Ratus Delapan Puluh Ribu Empat

Ratus Lima Puluh Rupiah) atau sebesar 14.9% merupakan efisiensi

(penghematan) kegiatan.

6) Sasaran Strategis 6: Meningkatnya pengembangan, produktivitas dan

keberlanjutan pengusahaan produk unggulan daerah berbasis

koperasi/sentra usaha mikro di bidang produksi (Quick Wins), terdapat 3

(tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Page 36: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

22

Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Utama Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di bidang produksi (Quick Wins)

1 Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi produksi/ sentra usaha mikro yang diperkuat sistem bisnis dan kapasitas produksi

103 Koperasi

103 Koperasi

100%

2 Meningkatnya volume usaha dana tenaga kerja Koperasi produksi yang diperkuat kapasitasnya dalam pengadaan sarana produksi

15 Koperasi

15 Koperasi

100%

3 Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi pengelola jasa wisata yang ditingkatkan kapasitas usahaya

6 Koperasi

6 Koperasi 100%

a. Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi

produksi/sentra usaha mikro yang diperkuat sistem bisnis

dan kapasitas produksi

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya

pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan

produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di

bidang produksi (Quick Wins) melalui Meningkatnya volume usaha

dan tenaga kerja Koperasi produksi/sentra usaha mikro yang

diperkuat sistem bisnis dan kapasitas produksi adalah untuk

meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM di bidang pertanian

tanaman pangan, hortikulutura, kehutanan, perkebunan, perikanan,

peternakan, industri, kerajinan, pertambangan, ketenagalistrikan dan

aneka usaha.

Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi terhadap

sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM

Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam

perekonomian melalui pengembangan energi perdesaan berbasis

ramah lingkungan. Upaya untuk memenuhi sasaran tersebut adalah

dengan terealisasinya 100% (103 Koperasi) di tahun 2015 yang

tersebar di 116 kabupaten/kota pada 20 propinsi, dibandingkan

realisasi pada tahun 2014 yaitu 95 Koperasi atau naik sebesar

46,31%.

Page 37: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

23

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 untuk

mendukung sasaran pada perjanjian kinerja tahun 2015 dan Renstra

Kementerian KUKM Tahun 2015-2019, yaitu:

Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang

pertanian tanaman pangan dan hortikultura kepada

42 koperasi, tersebar di 16 propinsi (yakni Propinsi

NAD,Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bengkulu, Sulawesi

Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Bali).

Gambar 3.1 Salah satu Budidaya Hortikultura KUD Sido Luhur, Kab. Kulon Progo, DIY untuk budidaya melon

Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang

kehutanan dan perkebunan kepada 21 koperasi yang tersebar di

21 kabupaten/ kota dari 11 propinsi, dimana tahun 2015

kegiatan difokuskan pada peningkatan peran koperasi melalui

dukungan perbaikan sistem bisnis dan peningkatan produktivitas

usaha koperasi serta bantuan sarana teknologi tepat guna

dibidang kehutanan dan perkebunan.

Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang

industri, kerajinan dan pertambangan kepada 26 koperasi yang

tersebar di 24 kabupaten, 15 propinsi.

Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang

ketanagalistrikan dan aneka usaha kepada 15 koperasi,

diantaranya koperasi yang memiliki usaha perbengkelan.

Page 38: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

24

b. Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi

produksi yang diperkuat kapasitasnya dalam pengadaan

sarana produksi pertanian, peternakan, perkebunan dan

perikanan

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya

pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan

produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di

bidang produksi (Quick Wins) melalui indikator volume usaha dan

tenaga kerja Koperasi produksi yang diperkuat kapasitasnya dalam

pengadaan sarana produksi untuk meningkatkan daya saing koperasi

dan UMKM di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan

perikanan. Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi terhadap

sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM

Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam

perekonomian melalui pengembangan energi perdesaan berbasis

ramah lingkungan. Upaya untuk memenuhi sasaran tersebut adalah

dengan terealisasinya 100% (15 Koperasi) tersebar di 5 propinsi yaitu

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan

pada 10 Kabupaten/kota

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 untuk

mendukung sasaran pada perjanjian kinerja tahun 2015 dan Renstra

Kementerian KUKM Tahun 2015-2019, yaitu:

Pemberdayaan usaha KUMKM dibidang pertanian yang

merupakan bagian dari usaha untuk menurunkan kemiskinan,

meningkatkan pendapatan petani, dan mengembangkan

keamanan pangan.

Pemberdayaan usaha KUMKM di bidang perikanan dan

peternakan untuk pengembangan usaha perikanan dalam rangka

mendukung peningkatan kehidupan nelayan, pengembangan

usaha pakan ternak, pengembangan usaha pengolahan ikan,

pengembangan usaha ternak kecil, dan pengembangan usaha

ternak besar.

Pemberdayaan usaha KUMKM di bidang perkebunan.

Tabel 3.2 Koperasi penerima bansos

No. Nama Koperasi Propinsi Jenis Bantuan

1 Koperasi Perikanan Laut

Karang Reja Sendi Jaya

Kab. Cirebon, Jawa Barat PKN

2 KUD Mandiri Mina Bahari Kab. Subang, Jawa Barat PKN

3 KUD Cepogo Kab. Boyolali Jawa Tengah Ternak Besar

4 KUD Mina Jaya Kab. Kendal,Jawa Tengah PKN

Page 39: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

25

5 KUD Tunas Mekar Kab. Purbalingga

Jawa Tengah

Ternak Kecil

6 KUD Sumber Karya Kab. Semarang

Jawa Tengah

Ternak Besar

7 Koperasi Margo Makmur

Mandiri

Kota Batu, Jawa Timur Ternak Besar

8 KUD Anjasmoro Kab. Jombang

Jawa Timur

Ternak Besar

9 KPSP Sidodadi Kab. Malang, Jawa Timur Ternak Besar

10 KUD Manunggal Kab. Jember, Jawa Timur Ternak Kecil

11 Koperasi Ternak Artha

Guna

Kab. Jembrana, Bali Pakan Ternak

12 Koperasi Pembudidaya

Ikan Mina Lestari

Kab. Tabanan, Bali Perikanan

13 KSU Karya Nyata Kab. Gorontalo Utara

Gorontalo

PKN

14 Koperasi Wanita Ujung

Parappa

Kab. Maros

Sulawesi Selatan

Rumput Laut

15 Koperasi Guruta Kab. Gowa

Sulawesi Selatan

Ternak Besar

c. Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi

pengelola jasa wisata yang ditingkatkan kapasitas usahanya

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya

pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan

produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di

bidang produksi (Quick Wins) melalui indikator volume usaha dan

tenaga kerja Koperasi pengelola jasa wisata yang ditingkatkan

kapasitas usahanya adalah agar para pengelola koperasi dapat

melakukan kegiatan usaha secara profesional dengan menerapkan

konsep praktek hijau sesuai kriteria GSTC (Global Sustainable

Tourism Criteria). Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi

terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan

UKM Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam

perekonomian melalui pengembangan komoditas berbasis

koperasi/sentra disektor-sektor unggulan melalui pengembangan

UKM kreatif dibidang pariwisata. Upaya untuk memenuhi sasaran

tersebut adalah dengan memberikan dana bantuan sosial kepada 6

koperasi yang tersebar di 6 kabupaten di 6 propinsi, hal ini berarti

sudah tercapai realisasi sebesar 100% (6 Koperasi).

Page 40: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

26

Tabel 3.3 Koperasi Penerima Bansos di Bidang Parwisata

Tahun 2015

No. Prop/Kab/Kota Koperasi Bantuan

1 Kab. Kebumen, Jawa Tengah

KSU Bintang Tiga Berlian Group Sarana Akomodasi

2 Kab. Gianyar, Bali KSU Sayan Sejahtera Sarana Akomodasi

3 Kab. Lombok Barat, NTB

Koperasi Wanita Sejahtera Sarana desa wisata hijau

4 Kab. Ngada, NTT Koperasi Pariwisata Riung Selewor

Sarana Wisata

5 Kab. Magelang, Jawa Tengah

Koperasi Pariwisata Catra Gemilang

Sarana wisata

6 Kab. Aceh Singkil, Aceh

Koperasi Perikanan Nelayan Bahari

Sarana wisata kapal wisata

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung

pemenuhan sasaran strategis tersebut pada tahun 2015, yaitu:

Bimbingan Teknis Pengelolaan Ecotourism oleh Koperasi dengan

menerapkan konsep praktek hijau sesuai kriteria GSTC (Global

Sustainable Tourism Criteria).

Focus Group Discussion Panduan Pengelolaan Ecotourism oleh

Koperasi untuk uji publik dan/atau diskusi bersama terkait konsep

buku panduan pengembangan Desa Wisata Hijau yang telah dibuat

bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM, GIZ SREGIP –

Bappenas, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi.

7) Sasaran Strategis 7: Meningkatnya pengembangan usaha produktif oleh

koperasi melalui pemanfaatan energi terbarukan (PLTMH) dalam rangka

mendukung 5.000 desa mandiri pangan dan energi Koperasi, terdapat 1

(satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya pengembangan usaha produktif oleh koperasi melalui pemanfaatan energi terbarukan (PLTMH) dalam rangka mendukung 5.000 desa mandiri pangan dan energi Koperasi

Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi penerima dukungan pengembangan usaha melalui pemanfaatan PLTMH

8 Koperasi

8 Koperasi 100%

Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya pengembangan

usaha produktif oleh koperasi melalui pemanfaatan energi terbarukan

(PLTMH) dalam rangka mendukung 5.000 desa mandiri pangan dan energi

Koperasi melalui indikator meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja

Koperasi penerima dukungan pengembangan usaha melalui pemanfaatan

Page 41: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

27

PLTMH adalah memberikan manfaat bagi pemberdayaan Koperasi dan UKM

khususnya yang mengelola energi baru dan terbarukan dalam rangka

mendukung kemandirian energi saat ini dan di masa yang akan datang,

sehingga dapat mendorong pengembangan potensi peternak dan limbah

melalui koperasi sehingga berdampak pertumbuhan ekonomi masyarakat

melalui koperasi.

Tahun 2015 untuk mencapai target yang direncanakan maka telah

tersalurkan dana sebesar Rp. 14.294.092.000,- kepada 8 Koperasi di 5

Kabupaten (4 Propinsi), sebagai berikut:

Propinsi Kabupaten Koperasi Perkembangan

NTB Kab. Sumbawa Koperasi Karya Utama

Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 160 juta.

Daya yang dihasilkan 40 Kw melistriki 134 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengelolahan kopi.

NTT

Kab. Manggarai Timur

KSU “Tani Rajalele” Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 614 juta.

Daya yang dihasilkan 55 Kw melistriki 150 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.

Kab. Manggarai Timur

KUD Poco Ranaka Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 281 juta.

Daya yang dihasilkan 35 Kw melistriki 256 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.

Kab. Manggarai Timur

KSU Gapoktan Langgasai

Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp614 juta.

Daya yang dihasilkan 55 Kw melistriki 280 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.

Lampung Kab. Pesisir Barat

Koperasi Produsen Bina Karya

Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 613 juta.

Daya yang dihasilkan 50 Kw melistriki 200 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengering KKO

Sulawesi Tenggara

Kab. Kolaka Timur

KSU “Wule Sanggula”

Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 600 juta.

Daya yang dihasilkan 60 Kw melistriki 145 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah penetasan ayam kampung

Sulawesi Barat

Kab. Mamasa Koperasi Karya Bakti

Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 198 juta.

Daya yang dihasilkan 37 Kw melistriki 207 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.

Page 42: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

28

Koperasi Perkebunan Paladan

Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 635 juta.

Daya yang dihasilkan 30 Kw melistriki 207 konsumen.

Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.

Upaya mencapai realisasi target 100% yang berkontribusi terhadap

sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun

2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian

melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor

unggulan sebagai berikut:

Bimbingan Teknis Pengembangan Usaha Koperasi Berbasis Energi

Baru Terbarukan (PLTMH) untuk menganalisa manfaat keberadaan

energi terbarukan khususnya PLTMH udalam rangka pengembangan

usaha dan memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya,

memberikan kemampuan dalam merancang, melaksanakan, dan

mengelola usaha produktif, memahami kewirausahaan dan

operasional usaha produktif dari sumber mikrohidro, mendorong

upaya pemnfaatan energi mikrohidro dan kotoran ternak melalui

usaha produktif yang dapat dilaksanakan di daerah PLTMH.

Reviu Meeting Pengembangan Usaha Koperasi di Bidang Energi Baru

Terbarukan (PLTMH) sebagai tindaklanjut implementasi Perjanjian

Kerjasama antara Kementerian ESDM dengan Kementerian KUKM

tanggal 17 Juni 2014 tentang Koordinasi Pemberdayaan Koperasi

Dalam Pengembangan Energi Baru dan Energi Terbarukan dengan

tujuan (1) Mengevaluasi realisasi pembangunan PLTMH yang

difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM, (2) Mengevaluasi

perkembangan kegiatan ekonomi produktif yang berkembang

dengan tersedianya PLTMH, (3) Mengevaluasi keberhasilan dan

kendala koperasi pengelola PLTMH, (4) Mengidentifikasi potensi air

untuk pembangunan PLTMH dan ketersediaan FS dan DED, (5)

Mengidentifikasi PLTMH yang dibangun oleh K/L atau lembaga

lainnya tetapi direncanakan akan dikelola oleh Koperasi.

Koperasi pengelola PLTMH difasilitasi oleh Kementerian Koperasi

dan UKM bahkan beberapa koperasi telah mengembangkan usaha

produktif masyarakat anggota koperasi berbasis PLTMH seperti

pengolahan kopi, kerajinan rotan, perbengkelan, kerajinan batu

akik, pembuatan es, mesin foto copy dan lain-lain.

Page 43: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

29

Gambar 3.2 PLTMH Napajoring yang dikelola oleh KSU Mitra Keluarga Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara

8) Sasaran Strategis 8 (Deputi Pembiayaan): Pengembangan dan

Pemantapan Program Pendanaan bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 1

(satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Pengembangan dan Pemantapan Program Pendanaan bagi Koperasi dan UMKM

Skema Pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil (Pengembangan Skema Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil Berbasis Syariah)

2 Skim 2 Skim 100%

Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di Daerah (Pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Dana Bergulir)

4 Lembaga 4 Lembaga

100%

Penguatan Kapasitas Lembaga dan Pendanaan KSP Konvensional/ Syariah (Optimalisasi Pendayagunaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf untuk Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil)

250 KSP/KSP Syariah

250 KSP/KSP Syariah

100%

a. Skema Pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil

(Pengembangan Skema Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil

Berbasis Syariah)

Sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, maka

dirasakan perlu untuk memenuhi sasaran strategis pengembangan

dan pemantapan program pendanaan bagi Koperasi dan UMKM

dengan indikator Skema Pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil

sebagai salah satu usaha yang dilakukan mencari sumber-sumber

Page 44: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

30

pendanaan alternatif yang bersumber dari dana masyarakat dan

salah satu peluangnya berasal dari dana ZISWAF (zakat, infaq,

shadaqah dan wakaf), sesuai Peraturan Menteri Koperasi dan UKM

No. 16/Per/KUKM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi.

Upaya untuk memenuhi realisasi capaian target dari sasaran ini

sebesar 100% (2 Skim) yang juga berkontribusi terhadap sasaran

strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015-

2019 yaitu meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku UMKMK,

memperluas sumber-sumber pembiayaan UMKMK, dan Melaksanakan

perumusan kebijakan (regulasi) dalam pengendalian dan pengawasan

Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

Berkaitan dengan upaya tersebut juga dilaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

a. Melakukan koordinasi dan sinergi dengan Kementerian Agama,

BAZNAS, LAZNAZ, dan BWI, Asosiasi BMT Indonesia, Inkopsyah

dan Perhimpunan BMT, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Kabupaten/Kota serta lintas pelaku terkait.

b. Monev skema pembiayaan usaha mikro dan kecil dari dana

zakat dan wakaf.

c. Workshop skema pembiayaan usaha mikro dan kecil dari dana

zakat dan wakaf.

d. Penyusunan draft skema pembiayaan usaha mikro dan kecil

dari dana zakat dan wakaf.

b. Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di Daerah

(Pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Dana

Bergulir)

Dalam rangka membuka dan memperluas akses pembiayaan

bagi usaha mikro, kecil dan koperasi maka dirasakan perlu untuk

mencapai sasaran strategis pengembangan dan pemantapan program

pendanaan bagi Koperasi dan UMKM dengan indikator fasilitasi

pengembangan lembaga pembiayaan di daerah sebagai salah satu

upaya untuk memfasilitasi permodalan bagi usaha mikro, kecil dan

menengah dengan persyaratan mudah, cepat dan murah serta

terjangkau bagi UMKM.

Tercapainya realisasi capaian sebesar 100% (4 lembaga) maka

diperlukan upaya-upaya yang berkontribusi terhadap sasaran

strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan Uktahun 2015-

2019, yaitu sebagai berikut:

Page 45: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

31

Membuka akses pembiayaan Koperasi dan UMKM di daerah.

Memperluas jangkauan pembiayaan UMKM dan koperasi.

Mendorong pertumbuhan koperasi dan UMKM di daerah.

Mendekatkan pelayanan pembiayaan kepada UMKM dan

koperasi di daerah.

Meningkatkan kerjasama pembiayaan antara LPDB-KUMKM

dengan BLUD-DB.

Berkaitan dengan upaya tersebut juga dilakukan beberapa

kegiatan diantaranya:

Melakukan Bimbingan teknis dan sosialisasi tentang kosep

pengorganisasian dan pengelolaan BLUD dana bergulir untuk

aparatur PPKD dan SKPD yang membidangi Koperasi dan UKM

di 4 (empat) Provinsi yaitu Kalimantan Barat, NTB, Sumatera

Utara, dan Lampung.

Memfasilitasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam

pembentukan BLUD Dana Bergulir dan mendorong terjadinya

komunikasi yang intensif dengan legislatif daerah untuk

penyediaan modal awal.

Memberikan bimbingan dan konsolidasi bagi BLUD Dana

Bergulir yang telah terbentuk tetapi belum sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Nusa Tenggara Barat Kalimantan Barat

Sumatera Utara Lampung

Page 46: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

32

c. Penguatan Kapasitas Lembaga dan Pendanaan KSP

Konvensional/Syariah

Peningkatan Kapasitas dan Jangkauan Layanan Pembiayaan

Usaha

Maksud dari kegiatan ini adalah agar KSP/KJKS sebagai

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) melalui pengurus dan

pengelolanya dapat memahami dan meningkatkan kinerja, khususnya

dibidang kelembagaan, permodalan, usaha dan kepatuhan terhadap

aturan serta pengawasan internalnya dengan tujuan antara lain:

Meningkatkan peran KSP/KJKS sebagai lembaga intermediasi dalam bidang permodalan dan pembiayaan bagi anggota koperasi dan UMKM.

Meningkatkan kapasitas dan jangkauan layanan KSP/KJKS sebagai Lembaga Pembiayaan Bukan Bank.

Membangun “trust” (kepercayaan) dengan penilaian kesehatan koperasi melalui KSP Online.

Memperkuat peran dan posisi Koperasi yang didukung oleh kemampuan sumberdaya manusia dalam bidang pengelolaan KSP/KJKS.

Mengoptimalkan pembiayaan koperasi dalam peningkatan kemampuan para pengurus/pengelola koperasi untuk menangani penambahan permodalan.

Penguatan Kapasitas Lembaga dan Pendanaan bagi Koperasi Syariah

Dalam mewujudkan penguatan kapasitas lembaga dan

pendanaan maka diperlukan upaya penguatan melalui kegiatan

bimbingan teknis dan sosialisasi. Melalui kegiatan tersebut

KJKS/KBMT ditingkatkan kapasitas kemampuannya dalam menyusun

proposal bisnis dan pengajuan pembiayaan kepada perbankan dan

lembaga keuangan lainnya. Sebagai upaya pengawasan dalam

pelaksanaan prinsip syariah Kementerian Koperasi dan UKM telah

menjalin kerjasama dengan Dewan Pengawas Syariah Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI).

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran strategis ini

antaralain :

Rapat rapat persiapan/koordinasi/Pelaporan dalam rangka

memfasilitasi KJKS/KBMT untuk dapat melakukan kegiatan

untuk menjadi nazhir wakaf uang.

Pelaksanaan Bimteksos Peningkatan Peningkatan Kapasitas dan

Jangkauan layana Pembiayaan Usaha.

Page 47: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

33

Bimteksos Pendayagunaan Zakat dan Wakaf melalui kemitraan

Lembaga Zakat dan badan Wakaf Indonesia.

Ekspose Pendayagunaan Zakat dan Wakaf oleh KJKS/KBMT.

9) Sasaran Strategis 9 (Deputi Pembiayaan): Pengembangan,

Pengendalian dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM, terdapat 2

(dua) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Pengembangan, Pengendalian dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM

Pengembangan dan Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro

360 LKM 360 LKM 100%

Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

a. Penilaian Kesehatan

b. Bimbingan Teknis Satuan Tugas Pengawas

c. Operasionalisasi Sistem Informasi Pelaporan

d. Bantuan Audit Bagi KSP

100 kop

665 orang

240 Orang

856 Koperasi

74 kop

570 orang

180 Orang

856 Koperasi

74%

85,71%

75%

100%

a. Pengembangan dan Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro

(LKM)

Terpenuhinya sasaran strategis Pengembangan, Pengendalian

dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM dengan indikator

Pengembangan dan Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro adalah

sebagai upaya agar dalam mengembangkan usahanya LKM memiliki

legalitas. Tujuan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro antarlain:

Meningkatkan legalitas LKM dengan badan hukum koperasi.

Meningkatkan sumber pendanaan skala mikro bagi masyarakat.

Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan

produktivitas masyarakat.

Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat terutama masyarakat miskin dan atau

berpenghasilan rendah.

Memberikan Jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan

masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam

usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat.

Page 48: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

34

Kegiatan yang dilakukan dan realisasinya sebagai berikut:

Uraian Target Realisasi

1. Melakukan sosialisasi dan advokasi terhadap LKM agar bertransformasi menjadi Koperasi Simpan Pinjam

Dilaksanakan di 5 provinsi dengan peserta sebanyak 400 orang

Dilaksanakan di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Bali, Maluku Utara, NTB dengan peserta sebanyak 420 orang

2. Bimteksos praktek berkoperasi yang baik dan benar bagi Lembaga Keuangan Mikro

Dilaksanakan di 5 provinsi dengan peserta sebanyak 425 orang

Dilaksanakan di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan NTT dengan peserta sebanyak 425 orang

3. Bimteksos Pembekalan Aparatur untuk Pembinaaan Lembaga Keuangan Mikro

Dilaksanakan di 5 provinsi dengan peserta sebanyak 400 orang

Dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Bengkulu, dan Kepulauan Riau dengan peserta sebanyak 320 orang

4. Melaksanakan Inventarisasi LKM yang belum Berbadan Hukum

Sebanyak 360 LKM Sebanyak 170 Lembaga Keuangan Mikro telah menjadi KSP. Total seluruh LKM yang menjadi KSP 10.446

5. Mendorong pengembangan usaha LKM melalui identifikasi potensi dan masalah yang dihadapi

Teridentifikasi 23.894 LKM yang potensial menjadi koperasi

Teridentifikasi 25.910 LKM di seluruh Indonesia yang potensial menjadi KSP

b. Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Usaha Simpan

Pinjam oleh Koperasi

Tujuan terpenuhinya sasaran strategis Pengembangan,

Pengendalian dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM dengan

indikator pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha simpan

pinjam oleh koperasi adalah sebagai upaya untuk mengembangkan

iklim usaha yang kondusif, pemberian bimbingan, kemudahan dan

perlindungan bagi pertumbuhan dan pengembangan usaha simpan

pinjam.

Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi realisasi capaian

target seperti yang ada pada tabel sekaligus berkontribusi terhadap

sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM

Tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Uraian Target Realisasi

1. Penilaian Kesehatan KJKS/UJKS Koperasi Primer dan Sekunder Nasional

Sebanyak 65 KSP dan 35 KJKS yang dilakukan penilaian kesehatannya

Telah dilakukan penilaian kesehatan pada 46 KSP dan 28 KJKS skala nasional

2. Bimteksos Penguatan Kapasitas Satuan Tugas Pengawas KSP/KJKS

Dilakukan di 7 Provinsi dan terbentuk sebanyak 665 orang satuan tugas

Dilaksanakan di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, NTT

Page 49: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

35

pengawas

dan Papua dengan peserta sebanyak 570 orang

3. Bimteksos Operasional Sistem Informasi pelaporan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi

Dilakukan di 4 Provinsi dengan peserta sebanyak 240 orang

Telah dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Yogyakarta dengan peserta 180 orang

4. Koordinasi dan Advokasi Pelaksanaan Tugas Pengawasan

Terbentuknya Satuan Tugas Pengawas KSP diseluruh Provinsi/Kab/Kota

Telah tersedia satuan tugas pengawas KSP sejumlah 2.959 orang meningkat 387 orang dibandingkan tahun 2014 (2.572 orang)

10) Sasaran Strategis 10 (Deputi Pembiayaan): Peningkatan dan

Perluasan Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 2 (dua)

indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

a. Wirausaha Pemula yang mendapat Start Up Capital

Tujuan memenuhi sasaran strategis Peningkatan dan Perluasan

Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM dan UMKM dengan

indikator Wirausaha Pemula yang mendapat Start Up Capital adalah

untuk menekan jumlah pengangguran dan penduduk miskin dengan

pendekatan dan kegiatan yang saling terkait dan terpadu.

Penumbuhan dan pengembangan Wirausaha Pemula ini diharapkan

mampu menciptakan lapangan kerja mengurangi pengangguran,

meningkatkan produktifitas dan pendapatan masyarakat.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Peningkatan dan Perluasan Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM dan UMKM

Wirausaha Pemula yang mendapat Start Up Capital

3.560 WP 8.362 WP 100%

Koperasi yang diperkuat Permodalannya (Perkuatan Permodalan bagi Koperasi Pedesaan dan Perkotaan serta Kopwan)

742 Koperasi

742 Koperasi 100%

Page 50: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

36

Grafik 3.1 Sebaran Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Dana bagi Wirausaha Pemula Periode Januari - Desember 2015

Bantuan Dana Bagi Wirausaha Pemula semula ditargetkan

3.560 wirausaha pemula dengan nilai anggaran

Rp. 89 Milyar dan pada tahun 2015 tercapai realisasinya sebesar

234,9% (8.362 Wirausaha Pemula) dengan nilai Rp. 88,47 Milyar,-

yang tersebar di 32 Propinsi. Tercapainya target pada sasaran ini

berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian

Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya daya saing

koperasi dan UMKM dengan indikator pengembangan wirausaha baru

yang berpotensi tumbuh dengan upaya memberikan Bantuan

Permodalan bagi Wirausaha Pemula dalam bentuk Bantuan modal

awal (seed capital) yang diberikan secara selektif dan bervariasi

antara Rp. 5 juta - Rp. 25 juta. Bantuan ini bersinergi dengan

pelaksanaan pelatihan dengan melibatkan berbagai instansi/lembaga

yang memiliki kompetensi dibidangnya untuk meningkatkan kapasitas

pelaku usaha melalui pelatihan kewirausahaan.

Page 51: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

37

Penyerahan Secara Simbolis Bantuan Sosial Wirausaha Pemula di Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan bantuan dana dan

pembekalan tentang Pengembangan usaha sekaligus sebagai forum

komunikasi dan pengembangan jaringan bisnis bagi wirausaha

pemula dilakukan kegiatan pendampingan kepada wirausaha pemula

yang mendapatkan bantuan di 12 lokasi antara lain Jawa Barat, DI

Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Papua Barat, Sulawesi

Tenggara.

b. Koperasi yang diperkuat Permodalannya (Perkuatan

Permodalan bagi Koperasi Pedesaan dan Perkotaan serta

Kopwan)

Tujuan memenuhi sasaran strategis Peningkatan dan Perluasan

Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM dan UMKM dengan

indikator Koperasi yang diperkuat Permodalannya adalah untuk

mendorong pemberdayaan masyarakat khususnya koperasi, usaha

mikro dan kecil anggota koperasi dalam upaya memacu pertumbuhan

koperasi dalam hal perluasan lapangan kerja dan penanggulangan

kemiskinan. Pada Tahun anggaran 2015, realisasi capaian dari target

sebesar 100% (742 unit) dengan total nilai bantuan nilai

Rp. 50 Milyar (Rp. 50 Juta per Koperasi) yang tersebar di

34 Propinsi, 363 Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia.

Page 52: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

38

Grafik 3.2 Sebaran Koperasi Peserta Bantuan Dana Bagi Koperasi Wanita/PERKASSA serta Koperasi Perkotaan dan Perdesaan

Periode Januari - Desember Tahun 2015

Upaya untuk memenuhi target pada sasaran tersebut yang juga

berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian

Koperasi dan UKM tahun 2015-2019 yaitu dengan monitoring dan

evaluasi terhadap pelaksanaan bantuan dana bagi Koperasi dan

UMKM, serta bimbingan teknis/pendampingan ke Koperasi dan lokasi

usaha anggota Koperasi dalam rangka asistensi dan solusi problem

secara konkrit di lapangan terkait penyaluran dan pemanfaatan dana

ke UMKM anggota Koperasi.

11) Sasaran Strategis 11: Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan

Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja

dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM

Koperasi dan UMKM yang mendapat dukungan pengembangan usaha jasa keuangan (Fasilitasi Pembiayaan bagi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi yang berorientasi Ekspor)

300 KUMKM

300 KUMKM

100%

Page 53: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

39

Tujuan perlunya mencapai sasaran strategis Pengembangan

Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM dengan

indikator Koperasi dan UMKM yang mendapat dukungan pengembangan

usaha jasa keuangan adalah untuk mewujudkan sinergitas dalam

peningkatan pemberdayaan KUMKM. Realisasi capaian pada tahun 2015

terhadapa target sasaran ini sebesar 100% (300 KUMKM) antara lain

Propinsi kalimantan Barat (60 Koperasi), Propinsi Jawa Barat (80 Koperasi),

Propinsi DIY (80 Koperasi), dan Propinsi Kepulauan Riau (80 Koperasi).

Tercapainya sasaran strategis tersebut juga berkontribusi terhadap

sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun

2015-2019 yaitu meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM melalui

beberapa upaya sebagai berikut:

Bekerjasama dengan OJK, IKNB khususnya Asosiasi Asuransi Umum

Indonesia dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia mewujudkan tersedianya

skim asuransi mikro “Si Abang” dan mewujudkan produk IKNB yang dapat

dimanfaatkan oleh KUMKM dengan fee based income.

Bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan yang bertujuan

mengoptimalkan pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah melalui pemanfaatan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Melaksanakan koordinasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor

Indonesia (LPEI) dan Kementerian Perdagangan untuk bersama-sama

melaksanakan bimbingan teknis dan sosialisasi

12) Sasaran Strategis 12: Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan

Kredit bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 2 (dua) indikator kinerja dengan

capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit bagi Koperasi dan UMKM

Fasilitasi Pengembangan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD) (Peningkatan Akses Pembiayaan Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil melalui Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah)

2 PPKD 2 PPKD 100%

Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke Penjaminan dan Asuransi Kredit (Peningkatan Akses Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui Sertifikasi Hak Atas Tanah)

600 KUMKM

600 KUMKM

100%

Page 54: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

40

a. Fasilitasi Pengembangan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD)

Tujuan memenuhi sasaran strategis pengembangan

pembiayaan dan penjaminan kredit bagi Koperasi dan UMKM dengan

indikator fasilitasi Pengembangan Perusahaan Penjaminan Kredit

Daerah (PPKD) adalah sebagai penambah keyakinan kreditur

terhadap potensi risiko kredit. Manfaat adanya penjaminan kredit

adalah peningkatan jumlah kredit yang disalurkan kreditur tehadap

debitur khususnya KUMKM, yang diukur dari besaran gearing ratio

(GR).

Ungkitan (leverage) kredit yang berdampak pada gairah bisnis

dan pertumbuhan ekonomi itu dapat bertumbuh dan berkembang

apabila ada penjaminan kredit yang dikelola perusahaan penjaminan.

Perusahaan penjaminan di daerah, berupa Jamkrida menjadi suatu

keharusan pembentukannya. Karena itu perlu upaya terencana

percepatan pembentukannnya. Hasil Rakernas PT. Jamkrida se-

Iindonesia periode 05 Februari 2015 sebagai berikut.

b. Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke Penjaminan dan Asuransi Kredit

Tujuan memenuhi sasaran strategis pengembangan

pembiayaan dan penjaminan kredit bagi Koperasi dan UMKM dengan

indikator Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke

Penjaminan dan Asuransi Kredit adalah agar masyarakat UMK

menjadi lebih produktif. Terpenuhinya target sebesar 100% (600

KUKM) juga berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra

Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu

meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM, melalui upaya

PRODUKTIFNON

PRODUKTIF

1 PT. Jamkrida Jatim 2010 180.00 2,000,000 1,400,000 70,000 85% 15%

2 PT. Jamkrida Bali Mandara 2011 90.40 1,609,000 559,400 16,557 67% 33%

3 PT. Jamkrida Riau 2012 31.00 850,000 850,000 10,000

4 PT. Jamkrida Jabar 2012 116.00 2,347,000 951,000 9,114 36% 64%

5 PT. Jamkrida NTB Bersaing 2013 33.00 400,000 280,000 2,423 39% 61%

6 PT. Jamkrida Sumbar 2013 31.00 170,000 152,000 2,017 40% 60%

7 PT. Jamkrida Kalsel 2014 51.60 20,659 14,461 127 100% 0%

8 PT. Jamkrida Sumsel 2014 25.75 12,110 11,931 270 45% 55%

9 PT. Jamkrida Kalteng 2014 67.50 19,270 9,690 346 50% 50%

10 PT. Jamkrida Babel 2014 32.00 4,182 4,182 56 0% 100%

11 PT. Jamkrida Banten 2014 28.30 3,400 3,300 259 17% 83%

12 PT. Jamkrida NTT 2014 25.00 - - - 0% 0%

13 PT. Jamkrida Kaltim 2015 50.40 15 10 1 0% 0%

14 PT. Jamkrida Papua 2015 50.50 - - - 0% 0%

812.45 7,435,636 4,235,974 111,170

JUMLAH

NASABAH

PROSENTASE

T O T A L

NO NAMA

TAHUN

OPERASI

ONAL

TOTAL

ASET

(Dalam

PLAFOND

PENJAMINAN

(Dalam Jutaan)

NILAI

PENJAMINAN

(Dalam Jutaan)

Page 55: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

41

memfasilitasi dan memediasi tanah/lahan/area yang digunakan oleh

UMK agar dapat dijadikan Jaminan dalam proses produksi dan

memperoleh kekuatan hukum dalam bentuk sertifikat.

Grafik 3.3 Perkembangan SHAT Tahun 2011-2014

Rekap Peserta UMK Program Pemberdayaan Umk Melalui Kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah (Shat) Tahun 2016

Page 56: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

42

13) Sasaran Strategis 13: Perluasan dan Penguatan Akses Pemasaran Koperasi dan UMKM di Dalam Negeri, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya

jaringan

pemasaran produk

koperasi

dan UMKM

Jumlah KUMKM yang

difasilitasi dalam

pengembangan jaringan

bisnis ritel modern

220 KUMKM/

20

koperasi

220

KUMKM/

20 koperasi

100%

Jumlah usaha mikro yang

difasilitasi melalui pasar

rakyat

1.000 UMI 1.015 UMI 101.5%

Jumlah PKL yang difasilitasi

memperoleh kepastian

tempat usaha

3.150 UMI 1.730 UMI 55%

a. Jumlah KUMKM yang difasilitasi dalam pengembangan

jaringan bisnis ritel modern

Tujuan dari memenuhi target pada sasaran strategis

meningkatnya jaringan pemasaran produk koperasi dan UMKM

melalui indikator KUMKM yang difasilitasi dalam pengembangan

jaringan bisnis ritel modern adalah demi meningkatkan jaringan

pemasaran produk koperasi dan UMKM, sekaligus memenuhi sasaran

strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-

2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian

melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-

sektor unggulan.

Disadari bahwa mayoritas toko ritel milik koperasi dalam kondisi

keterbatasan, baik dari luasan toko, sisi varian barang dagangan,

manajemen usaha, kompetensi SDM, dan kapasitas kelembagaannya

maka dalam tahap awal, koperasi yang memiliki toko ritel dan terpilih

sebagai bagian dari program tersebut diberikan stimulus Bantuan

Sosial yang masing-masing sebesar Rp 65 Juta, guna melakukan

penataan infastruktur atau sarana usaha, seperti penatan layout dan

desain toko, pengadaan rak, dukungan Informasi Teknologi untuk

memperlancar proses transaksi atau proses bisnis, sehingga

terpenuhi 100% dari apa yang ditargetkan pada tahun 2015

terbentuk 20 toko ritel koperasi. Hal ini sama seperti target pada

tahun 2014, terbentuk 20 toko ritel koperasi.

Penataan toko ritel koperasi dalam kemasan ritel modern

sebenarnya telah diinisiasi melalui model ”pencangkokan” dengan

ritel-ritel modern seperti Alfamart, YoMart, Kmart dan sebagainya

dalam bentuk kerjasama kemitraan. Namun, saat ini UKM Mart lebih

Page 57: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

43

menonjolkan pemberdayaan koperasi secara komprehensif dan

dikembangkan melalui pola kemandirian dengan tetap menekankan

pada aspek profesionalitas dan identitas khas toko ritel koperasi. Oleh

karena itu, demi meningkatkan daya saing koperasi dilakukan

pemberdayaan kepada toko ritel koperasi melalui 3 pendekatan yaitu:

1) Penataan Sarana Usaha, 2) Pelatihan dan Pendampingan sebanyak

220 KUMKM, 3) Penguatan Kelembagaan dan Jaringan Bisnis.

Upaya untuk memenuhi sasaran strategis tersebut adalah dengan

melakukan pemberdayaan kepada toko ritel koperasi melalui 3

pendekatan yaitu: 1) Penataan Sarana Usaha, 2) Pelatihan dan

Pendampingan sebanyak 220 KUMKM, 3) Penguatan Kelembagaan

dan Jaringan Bisnis. Misalnya untuk meningkatkan kemampuan dan

kompetensi pengelolaan usaha terhadap pengelola UKM Mart

diberikan bimbingan pelatihan manajemen agar dapat memenuhi

standar pelayanan toko koperasi ritel modern. Dari sisi tampilan,

toko ritel koperasi juga akan diperbaiki, dilengkapi dengan sistem

keamanan serta standar produk yang terjaga.

Tabel 3.4 Lokasi Koperasi Ritel Modern pada tahun 2014-2015

TAHUN JUMLAH

KOPERASI LOKASI (KOTA/KAB/PROVINSI)

2014

20

Aceh (Sabang); Sumut (Medan, Langkat, Tapanuli Tengah); Sumbar (Lima Puluh Kota); Jambi (Tebo); Sumsel (Palembang); Lampung (Lampung Selatan); Banten (Tangerang Selatan); Jabar (Cianjur, Cirebon); Jateng (Kab. Semarang, Kebumen, Pekalongan, Purbalingga); Jatim (Madiun, Pasuruan); Bali (Karangasem); NTB (Mataram); Sulsel (Gowa, Sinjai)

2015 20 Bengkulu (Kota Bengkulu, Bengkulu Utara); Jabar (Cianjur, Cirebon, Garut, Kota Depok, Kota Sukabumi); DIY (Kulon Progo); Jateng (Kab Semarang, Kota Magelang); Jatim (Jember, Jombang); Bali (Tabanan, Bangli); Riau (Siak); Sumsel (Banyuasin); Sumbar (Lima Puluh Kota); NTB (Lombok Utara)

Page 58: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

44

Gambar 3.3 Salah satu penataan Toko Koperasi KSU Setia Karya Kota Magelang

a. Jumlah usaha mikro yang difasilitasi melalui pasar rakyat

Tujuan dari memenuhi target pada sasaran strategis

meningkatnya jaringan pemasaran produk koperasi dan UMKM

melalui indikator jumlah usaha mikro yang difasilitasi melalui pasar

rayat adalah meningkatkan akses pemasaran dan promosi bagi

produk usaha mikro sekaligus memenuhi kebutuhan bahan pokok

bagi masyarakat prasejahtera terutama dalam menyambut hari

besar keagamaan dan nasional, sekaligus memenuhi sasaran

strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun

2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam

perekonomian melalui pengembangan komoditas berbasis

koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.

Pada tahun 2015 telah terpenuhi dari target 1.000 Umi dengan

capaian realisasi 101,5% (1.015 Umi). Upaya untuk memenuhi

target tersebut yaitu dengan memfasilitasi penyelenggaraan pasar

rakyat dan pasar murah di 48 titik yang tersebar di 18 Propinsi.

Pelaksanaannya kegiatan ini dilakukan melalui sinergi dengan

KONDISI SESUDAH

KONDISI SEBELUM

Page 59: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

45

pemerintah daerah baik tingkat propinsi/kabupaten/kota serta

melibatkan pabrik, asosiasi dan distributor.

Tabel 3.5 Usaha Mikro (Umi) yang difasilitasi melalui pasar rakyat pada tahun 2014-2015

b. Jumlah PKL yang difasilitasi memperoleh kepastian

tempat usaha

Tujuan dari memenuhi target pada sasaran strategis

meningkatnya jaringan pemasaran produk koperasi dan UMKM

melalui indikator jumlah PKL yang difasilitasi memperoleh

kepastian tempat usaha adalah demi penguatan komunitas PKL

dalam membangun daya saing pasar melalui penguatan bantuan

sosial (sosial kapital), mengurangi dampak negatif sekaligus

meningkatan kontribusi positif PKL dengan pendekatan kawasan,

dan meningkatan kapasitas dan skala bisnis usaha mikro/PKL

menjadi usaha kecil. Dengan terpenuhinya sasaran strategis

tersebut sekaligus memenuhi sasaran strategis yang ada pada

Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu

meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian melalui

pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-

sektor unggulan. Tahun 2015 target yang bisa tercapai dari 3.150

Umi adalah 55,55% (1.730 Umi) yang tersebar di 14 propinsi.

NO TAHUN JUMLAH UMI

PROVINSI/KAB/KOTA

1

2015 1.730 Jawa Barat (Kab.Cirebon, Kab.Cianjur, Kab.Garut, Kab.Sukabumi, Kab.Subang), Jawa Tengah (Kota Surakarta, Kab.Karanganyar, Kab.Temanggung), Jawa Timur (Kab.Lamongan), DI.Yogyakarta (Kab.Bantul), Banten (Kab.Lebak), Bengkulu (Kota Bengkulu), Riau (Kab.Rokan Hilir), Jambi (Kota Jambi), Lampung (Kota Bandar Lampung), Nusa Tenggara Barat (Kab.Lombok Utara, Kab.Lombok Timur), Kalimantan Barat (Kab.Mempawah), Kalimantan Tengah (Kab.Seruyan), Sulawesi Tenggara (Kab.Buton Utara), Maluku (Kota Tual).

Tahun Target Realisasi

Lokasi Jumlah Umi Lokasi Jumlah Umi

(titik) (paket) (unit) (titik) (paket) (unit)

2014 26 39,000 800 30 42,000 1,015

2015 48 50.000 1.000 40 51,500 806

Page 60: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

46

Langkah-langkah untuk memenuhi target pada sasaran tersebut

yaitu dengan:

Penataan Sarana Usaha PKL

Pemberian tempat usaha dan sekaligus pembenahan sarana usaha

PKL agar lebih tertib dan menarik melalui fasilitas penataan sarana

usaha PKL.

Gambar 3.4 Kawasan PKL Kab. Cirebon sebelum dan sesudah penataan (atas-bawah)

Pelatihan Bimbingan Teknis Koperasi Pengelola Pedagang

Kaki Lima (PKL)

Kegitan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi

Koperasi Pengelola, PKL beserta Dinas yang membidangi

Koperasi dan UKM dalam proses pelaksanaan program

bantuan sosial penataan sarana usaha dan pemanfaatan

sarana usaha PKL kedepan.

Gambar 3.5 Pelaksanaan Bimtek Penataan Sarana Usaha PKL di Bogor Jawa Barat

Page 61: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

47

Temu Solusi Penataan Sarana Usaha PKL dan

Pemberdayaan PKL

Kegiatan ini dilakukan untuk mempertemukan para

penerima bantuan sosial sarana usaha PKL untuk saling

berbagi dan bertukar pengalaman dalam mengelola sarana

usaha PKL dan menemukan solusi terhadap permasalahan-

permasalahan yang terjadi untuk mendapatkan solusinya.

Gamba 3.6 Temu Solusi Penataan Saran Usaha PKL di Propinsi P.I. Yogyakarta

Pendampingan Manajemen bagi Koperasi Pengelola

Pedagang Kaki Lima

Kegiatan ini dilakukan dengan menelaah dan mengetahui

permasalahan untuk mencari solusi dari permasalahan

permasalahan yang dihadapi.

Gambar 3.7 Pendampingan Manajemen bagi Koperasi Pengelola PKL

14) Sasaran Strategis 14: Meningkatnya pasar ekspor koperasi dan UMKM,

terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai

berikut.

Page 62: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

48

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya pasar ekspor koperasi dan UMKM

Jumlah KUKM yang Mendapat

fasilitasi akses ekspor (melalui

pameran luar negeri dan

peningkatan daya saing)

350

KUKM

350

KUKM

100%

Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya pasar ekspor

koperasi dan UMKM melalui indikator jumlah KUKM yang mendapat

fasilitasi akses ekspor (melalui pameran luar negeri dan peningkatan daya

saing) adalah untuk meningkatkan pasar ekspor koperasi dan UMKM.

Target yang terpenuhi dari 350 KUKM pada tahun 2015 tercapai 100%

(350 KUKM).

Tercapainya sasaran strategis tersebut juga berkontribusi terhadap

sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun

2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian

melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/ sentra di sektor-

sektor unggulan. Upaya untuk memenuhi target dari sasaran strategis

tersebut yaitu dengan mengikuti pameran luar negeri dan peningkatan

daya saing sehingga dapat mempromosikan produk KUKM,

mengembangkan jaringan bisnis dengan mitra usaha internasional, dan

sarana pembelajaran melalui identifikasi pasar dan daya saing produk

KUKM. Hal ini dimaksudkan agar KUKM dapat secara maksimal

menghadapi pasar global.

Pada Tahun 2015, pelaksanaan Pameran luar Negeri dilaksanakan

dengan memfasilitasi KUKM berpartisipasi dalam berbagai event pameran

berskala Internasional, baik bersifat Business to Business (B to B) dan

Business to Consumer (B to C). Berdasarkan hasil inventarisasi yang

dilakukan, bahwa pameran yang diikuti sebanyak 195 KUKM dalam 21

event pameran tersebar di 16 negara sebagai berikut:

a. Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2015 merupakan

event yang ke-12 dilaksanakan pada tanggal 1 – 4 April 2015 di

Hall 1-6 Kuala Lumpur Convention MALAYSIA INTERNATIONAL

Center (KLCC).

b. Pameran Lifestyle Vietnam 2015 yang diselenggarakan pada

18 – 21 April 2015.

c. Pameran 30th Hongkong Gifts and Premium Fair diselenggarakan

pada 27 – 30 april 2015 di Hongkong Convention and Exhibition

Center.

d. World Expo Milano (WEM) 2015 tanggal 1 Mei-31 Oktober 2015.

Page 63: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

49

e. Pameran International Design Exhibition (INDEX) ke-25 di Dubai

tanggal 18 – 21 Mei 2015.

f. ASEAN SME SHOWCASE & CONFERENCE (AASC 2015) di Kuala Lumpur,

Malaysia, pada tanggal 26 – 28 Mei 2015.

g. Pameran Sourcing at Magic Las Vegas dilaksanakan pada 17-19

Agustus 2015 di Las Vegas.

h. Pameran Formex 2015 di Stockholmsmässan, Stockholm, Swedia pada

tanggal 19 – 22 Agustus 2015.

i. Pameran Tokyo International Gift Show (TIGS) diselenggarakan

tanggal 3 – 5 September 2015 di Tokyo, Jepang.

j. Pameran Autumn Fair Birmingham yang akan diselenggarakan pada

tanggal 6-9 September 2015 berlokasi di NEC Birmingham.

k. Pameran China – ASEAN Expo (CA Expo) Nanning akan

diselenggarakan pada tanggal 18 - 21 September 2015.

l. MOSCOW GIFT EXPO 2015 Pameran Moscow Gift Expo yang

diselenggarakan pada tanggal 22 – 25 September 2015 di Gostiny

Dvor Exhibition Complex Moscow Rusia.

m. CHINA INTERNATIONAL SMES FAIR (CISMEF) 2015 tanggal 10-13

Oktober 2015, berlokasi di Poly World Trade Center, Guangzhou,

China.

n. INDONESIA – JAPAN FRIENDSHIP FESTIVAL YOYOGI PARK, TOKYO

di Yoyogi Park Tokyo pada tanggal 17-18 Oktober 2015.

o. BANGKOK INTERNATIONAL GIFT FAIR AND BANGKOK

INTERNATIONAL HOUSEWARE FAIR (BIG BIH) 2015.

p. Pameran Deco Fair Jeddah yang diselenggarakan pada tanggal 10 –

13 November 2015 bertempat di Jeddah Forum and Bisnis Center.

q. Partisipasi Kementerian Koperasi dan UKM pada pameran dan

Business Matching “Jinju International Agriculture & Food Expo 2015.

r. Pameran International Café Show 2015 diselenggarakan di Coex

Exhibition Centre, Seoul Korea Selatan pada tanggal

12 – 15 November 2015.

s. Pameran HEYA Arabian Fashion Exhibition 2015.

t. INDONESIA FAIR AUSTRALIA 2015.

u. Pameran L’Artigiano in Fiera 2015.

15) Sasaran Strategis 15: Meningkatnya sarana usaha pemasaran KUMKM,

terdapat 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai

berikut.

Page 64: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

50

Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya

sarana usaha

pemasaran

KUMKM

1 Jumlah Dukungan Sarana

Usaha Pemasaran

revitalisasi pasar melalui

Koperasi

35 Unit 65 Unit 185,71%

2 Jumlah usaha mikro yang

difasilitasi pendampingan

melalui pendaftaran

produk

300

UMI

320

UMI 106%

a. Jumlah Dukungan Sarana Usaha Pemasaran revitalisasi

pasar melalui Koperasi

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya sarana

usaha pemasaran KUMKM melalui indikator jumlah dukungan sarana

usaha pemasaran revitalisasi pasar adalah untuk meningkatkan

sarana usaha pemasaran KUMKM. Target yang harus dicapai adalah

35 unit, namun sampai akhir tahun 2015 tercapai sebesar 185,71%

(65 unit) dengan prioritas sasaran adalah pasar-pasar yang

kondisinya kurang layak dan belum permanen yang berada di

kecamatan atau pedesaan, pasar daerah pasca bencana dan daerah

tertinggal atau perbatasan negara lain, serta kabupaten pemekaran

atau kabupaten yang belum pernah mendapatkan program.

Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi terhadap sasaran

strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015-

2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian

melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-

sektor unggulan, yang dilaksanakan dengan upaya pengembangan

sarana pemasaran berupa revitalisasi pasar tradisional untuk

menunjang sarana pemasaran bagi usaha mikro, kecil dan menengah

dengan memberikan kepastian tempat usaha kepada UMKM sekaligus

membina koperasi agar mampu sebagai wadah UMKM untuk

memberikan peluang usaha anggotanya untuk mampu

menumbuhkan perekonomian nasional serta memberikan manfaat

organisasi ekonomi sekaligus untuk menciptakan lapangan pekerjaan

bagi masyarakat dan anggota yang ikut tergabung dalam wadah

koperasi.

Tabel 3.6 Fasilitasi Pengembangan Revitalisasi Pasar Tradisional tahun 2014 dan 2015

Tahun Jumlah Propinsi

Jumlah Kab/Kota

Jumlah Pasar

Jumlah Dana Bantuan

2014 26 59 60 54.000.000.000

2015 24 63 65 58.500.000.000

Page 65: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

51

Gambar 3.8 Pasar tradisional yang direvitalisasi (Pasar Tanjung Sari, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Tabel 3.7 Rekapitulasi Revitalisasi Pasar Tradisional Tahun 2015

No Provinsi Kab/Kota Koperasi

1 Aceh 1 Aceh Tengah 1 Koperasi Serba Usaha (KSU) Rejewali

2 Aceh Tenggara 2 Koperasi Serba Usaha (KSU) Sepakat

3 Biren 3 Koperasi Pesantren (Koppontren) Nurul Islam

2 Riau 4 Siak 4 Koperasi Bina Usaha

5 Rokan Hulu 5 Koperasi Unit Desa (KUD) Bumi Asih

6 Rokan Hilir 6 Koperasi Bina Cipta Industri (BCI)

3 Kepri 7 Natuna 7 Koperasi Serba Usaha (KSU) Maju Bersama

4 Jambi 8 Bungo 8 Koperasi Serba Usaha Baitul Mall Wattamwil Usaha Mandiri

9 Merangin 9 Koperasi Serba Usaha (KUD) Hitam Jaya

10 Batang Hari 10 KUD Makmur Rezeki

5 Sumatera Utara 11 Asahan 11 Koperasi Serba Usaha (KSU) Asahan Global

12 Padang Lawas Utara

12 Koperasi Serba Usaha (KSU) Permata Cindur

6 Sumatera Barat 13 Sijunjung 13 Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) Sepakat Sungai Tambang

14 Pasaman Barat 14 Koperasi Anak Nagari Desa Baru

Page 66: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

52

15 Lima Puluh Kota 15 Koperasi Unit Desa (KUD) Durian Tinggi

7 Sumatera

Selatan 16 Musi Banyuasin 16

Koperasi Produsen Kelapa

Sawit (KPKS) Suka Rezeki

17 Musi Rawas 17 Koperasi Unit Desa (KUD) Marga Makmur

18 OKU Selatan 18 Koperasi Konsumen Pasar Campang Jaya

19 Banyuasin 19 Koperasi Sumber Sarana

8 Lampung 20 Lampung Utara 20 Koperasi Serba Usaha (KSU) Masyarakat Peduli Bersaudara (PMPB)

21 Tanggamus 21 Koperasi Mekar Sari

22 Pasewaran 22 Koperasi Serba Usaha (KSU) Rejo Makmur

9 Jawa Barat 23 Indramayu 23 Koperasi Pengusaha Kayu Jati (KPJK) Sehat

24 Subang 24 Koperasi Pondok Pesantren Al-Jihad

25 Cirebon 25 Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Bumi Bahari

26 Cianjur 26 Koperasi Sahabat Assalam

27 Bogor 27 Koperasi Usaha Ekonomi Desa (KUED) Suka Galih

10 Jawa Tengah 28 Pekalongan 28 Koperasi Perikanan Darat Makmur

29 Kendal 29 Koptanel Sinar Laut

30 Sragen 30 Koperasi Unit Desa (KUD) Gemolong

31 Boyolali 31 Koperasi Serba Usaha (KSU) Bina Tani

Mengundurkan diri

32 Koperasi Unit Desa (KUD) Mojosongo

32 Purworejo 33 Koperasi Unit Desa (KUD) Sri Rahayu

33 Jepara 34 Koperasi Kelompok Tani (KKT) Sido Rejo

34 Cilacap 35 Koperasi Unit Desa (KUD) Bina Usaha

11 DI. Yogyakarta 35 Kulonprogo 36 Koperasi Unit Desa (KUD) Rejeki Mulyo

12 Jawa Timur 36 Situbondo 37 Koperasi Wanita Teratai

37 Ngawi 38 Koperasi “Marsudi Tani”

38 Pamekasan 39 Koppontren Al-Mujtama “Laa

Tansa

39 Sumenep 40 Koperasi Fajar Laggu

41 Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Al Falah

40 Blitar 42 Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Hikmah

41 Trenggalek 43 Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Rahayu

42 Gresik 44 Koperasi Unit Desa (KUD) Gotong Royong

43 Bondowoso 45 KUD Dewi Sri

13 Bali 44 Gianyar 46 Koperasi Serba Usaha (KSU) Banjar Negari

45 Jembrana 47 Koperasi Serba Usaha (KSU) Mertha Jaya

Page 67: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

53

14 Kalimantan Tengah

46 Lamandau 48 Koperasi Unit Desa (KUD) Lancar Setia

15 Kalimantan

Selatan 47 Tanah Bumbu 49

Koperasi Unit Desa (KUD) Tut

Wuri Handayani

16 Sulawesi Selatan 48 Maros 50 Koperasi Unit Desa (KUD) Bontobahari

49 Pangkep 51 Koperasi Wanita Karya Makmur

50 Sinjai 52 Koperasi Komoditi Lada Tellulimpoe

17 Sulawesi Tengah 51 Kota Palu 53 Koperasi Serba usaha (KSU) Al-Ikhwan

52 Parigi Moutong 54 Koperasi Serba Usaha (KSU) Parigi Indah

18 Sulawesi Tenggara

53 Buton 55 Koperasi Serba Usaha (KSU) Nur Afilani

54 Konawe Utara 56 Koperasi Serba Usaha (KSU) Mandiri

55 Muna Barat 57 Koperasi Pasar Kaghuse-Ghuse

19 Sulawesi Utara 56 Bolaang Mongondow Utara

58 Koperasi Pertanian Setia Budi

20 Sulawesi Barat 57 Mamasa 59 Koperasi Serba Usaha (KSU) Eran Barana

21 Maluku Utara 58 Halmahera Barat 60 Koperasi Serba Usaha (KSU)Fakati Amo

22 Gorontalo 59 Pohuwato 61 Koperasi Tani Mitra Mandiri

60 Gorontalo 62 Koperasi Wanita (KOPWAN) Dewi Sartika

23 NTB 61 Lombok Timur 63 Koperasi Wanita (KOPWAN) Setia Murni

62 Lombok Utara 64 Koperasi Perkebunan Jambu Mete (KPJM) "Maju Jaya"

24 NTT 63 Manggarai Timur 65 KUD Poco Nembu

b. Jumlah usaha mikro yang difasilitasi pendampingan melalui

pendaftaran produk

Pengembangan Kemitraan KUMKM melalui Bantuan Sosial

Perbaikan Mutu Kemasan Produk KUKM merupakan salah satu

langkah strategis dalam mengembangkan bisnis produk KUMKM

ditengah derasnya aliran produk luar/import yang masuk ke

Indonesia, mau tidak mau hal ini terjadi karena era globalisasi

ditandai dengan persaingan antar produk dari berbagai Negara yang

semakin tajam.

16) Sasaran Strategis 16: Meningkatnya kemitraan koperasi dan UMKM,

terdapat 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai

berikut.

Page 68: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

54

Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya

kemitraan

koperasi dan

UMKM

1 Jumlah KUMKM yang difasilitasi

Kemitraan (Kemitraan waralaba dan pola subkontrak)

800 KUMKM

800 KUMKM

100%

2 Jumlah KUMKM yang difasilitasi temu konsultasi pengembangan kemitraan KUMKM berbasis investasi

240 KUMKM

240 KUMKM

100%

a. Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan

Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya kemitraan

koperasi dan UMKM melalui indikator jumlah KUMKM yang difasilitasi

Kemitraan adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan

KUMKM mengenai kemitraan pola subkontrak dan peluang akses

pemasaran KUMKM melalui kemitraan antara KUMKM subkontrak

dengan Usaha Menengah maupun Usaha Besar. Pada tahun 2015

target yang dicapai dari indiktor ini sebesar 100% (800 KUMKM) yang

terdiri dari 400 KUMKM dengan kemitraan pola subkontrak dan 400

KUMKM dengan kemitraan pola waralaba. Tercapainya target ini juga

berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian

Koperasi dan UKM yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam

perekonomian melalui pengembangan komoditas berbasis

koperasi/sentra di sector-sektor unggulan. Upaya yang dilakukan

untuk memenuhi hal tersebut yaitu:

Temu mitra pola subkontrak dengan ditandantanganinya

Memorandum of Understanding (MoU) antara KUMKM dengan

Usaha besar/menengah, KUMKM siap bermitra dengan Usaha

Menengah/Usaha Besar sehingga dapat meningkatkan akses

pemasaran produk KUMKM, antara lain: 1) Dicapainya komitmen

kemitraan KUMKM antara PT. Toyota Motor Manufacturing

Indonesia dengan Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia

(KIKO) dalam bentuk bantuan mobil riset yaitu komponen

mobilnya bisa dibongkar pasang dan engineringnya bisa terurai, 2)

Diharapkan setiap koperasi baik kabupaten atau kota dapat

membentuk Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) bekerjasama

dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), seperti Koperasi

Page 69: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

55

Waru Buana Putra di Kab. Sidoarjo yang telah melakukan

pembinaan dan pendampingan bagi anggota dan pengurus

koperasi berupa pelatihan, magang, kursus, serta studi banding ke

perusahaan-perusahaan besar untuk memperluas dan menjalin

kemitraan, 3) Gallery UKM yang ada di Yayasan Dharma Bhakti

Astra (YDBA) dapat dijadikan contoh/model dalam rangka

menambah wawasan KUMKM subkontrak di bidang komponen

otomotif. Selain itu juga dapat dijadikan objek wisata bagi

wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung untuk lebih

mengenal bagaimana bentuk dan usaha di bidang komponen

otomotif, 4) Pada tanggal 17 November 2015 di Hotel Shangrilla

Jakarta adanya penandatanganan MOU antara Pihak Korea Trade

Investment Promotion Agency (Kotra) dengan Kopwan Srikandi

(Purworejo, Jateng) dalam bentuk pendampingan berupa bantuan

alat, jejaring pemasaran, pelatihan ekspor dan akses pasar.

Tabel 3.8 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Pola Subkontrak

TAHUN JUMLAH KUMKM LOKASI

(KOTA/KAB/PROVINSI)

2014 120 NTB, Bali

2015 400 Jatim, Kota Bandung (Jabar), Cikarang (Bekasi, Jabar), Purworejo (Jateng)

Pengembangan Kemitraan Usaha di Bidang Waralaba, merupakan

kegiatan yang strategis dalam upaya memberikan

bimbingan/pemahaman secara utuh mengenai pentingnya usaha

waralaba karena mempunyai jaringan pasar yang pasti, dengan

tingkat resiko yang relative kecil, sehingga memiliki potensi yang

besar dalam mewujudkan struktur perekonomian nasional yang

semakin kokoh dan berkeadilan. Disamping itu juga kegiatan ini

memberikan alternatif solusi pemecahan dalam mewujudkan

kemitraan dan jaringan bisnis dengan menerapkan bisnis usaha

waralaba.

Pada tahun 2015, telah dilaksanakan kegiatan Temu Kemitraan

KUMKM melalui Kemitraan Waralaba yang diselenggarakan di 4

(empat) lokasi yaitu Kota Makassar (Sulawesi Selatan),

Kota Semarang (Jawa Tengah), Kota Palembang

(Sumatera Selatan) dan DKI Jakarta dengan

mengikutsertakan sebanyak 400 KUMKM sebagai peserta dari

berbagai lapisan yang tergabung dalam beberapa asosiasi bisnis

seperti HIPMI, HIPPI, Komunitas TDA, IWAPI, dan Kadin.

Page 70: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

56

Gambar 3.9 Kegiatan Temu Kemitraan KUMKM melalui Kemitraan Waralaba

Tabel 3.9 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Waralaba

TAHUN JUMLAH KUMKM LOKASI (KOTA/KAB/PROVINSI)

2014 100 Bali

2015 400

Sulawesi Selatan (Makassar), Jawa Tengah (Semarang), Sumatera Selatan (Palembang) dan DKI Jakarta

b. Jumlah KUMKM yang difasilitasi Temu Konsultasi

Pengembangan Kemitraan Berbasis Investasi

Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya kemitraan

koperasi dan UMKM melalui indikator jumlah KUMKM yang difasilitasi

Temu Konsultasi Pengembangan Kemitraan Berbasis Investasi adalah

untuk mengembangkan investasi dengan mengajak pelaku usaha lain

sebagai mitra investasi dan mempersiapkan KUMKM sebagai mitra

investasi bagi pelaku usaha lain. Pada tahun 2015 target yang dicapai

dari indiktor ini sebesar 100% (240 KUMKM). Tercapainya target ini

juga berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra

Kementerian Koperasi dan UKM yaitu meningkatnya kontribusi

KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan komoditas

berbasis koperasi/sentra di sector-sektor unggulan. Upaya yang

dilakukan untuk memenuhi hal tersebut yaitu dengan melakukan

Temu Konsultasi Pengembangan Kemitraan KUMKM Berbasis

Investasi di 8 (Delapan) lokasi yaitu Jawa Tengah (Banyumas

dan Tegal), Sulawesi Selatan (Palopo), Bali (Badung), Jawa

Barat (Cianjur), Lampung Barat (Liwa), Kulon Progo (Jateng)

dan Toraja Utara (Sulsel) Temu Konsultasi Pengembangan

Kemitraan KUMKM Berbasis Investasi di 8 (Delapan) lokasi yaitu

Jawa Tengah (Banyumas dan Tegal), Sulawesi Selatan

Page 71: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

57

(Palopo), Bali (Badung), Jawa Barat (Cianjur), Lampung

Barat (Liwa), Kulon Progo (Jateng) dan Toraja Utara (Sulsel).

Kegiatan ini menghadirkan Narasumber kemitraan investasi yaitu

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Usaha Besar (Mitra

Investor Potensial) dan KUMKM (Calon Investasi) sebagai peserta

sebanyak 240 KUMKM. Outcome dari kegiatan ini adalah adanya

terjalinnya kemitraan investasi antara KUMKM peserta temu mitra

dengan mitra potensial (usaha menengah/besar/asosiasi) yang

ditandai dengan beberapa kesepakatan/perjanjian kerjasama usaha

antara Koperasi dengan Mitra Investor Potensial Dalam maupun Luar

Negeri.

Tabel 3.10 Koperasi penerima bansos beserta komoditi usahanya dari awal pelaksanaan program ini tahun 2014-2015

NO PROP KOPERASI KAB/KOTA KOMODITI MITRA USAHA

1. Jawa Barat KUD Buana Bhakti

Kab. Sukabumi

Telur Puyuh CV. Universal Indo Agri, CV. Slamet Quail Farm, CV. Impra Net

2. Jawa Timur

KUD. Dau Kab. Malang Ternak Sapi Perah

Industri Pengolahan Susu (IPS) Sekar Tanjung Malang

3. Bali Kop.Tani Mertanadi

Kab. Badung Sayur (Asparagus)

J&C Inter-national, Tiara Dewata Fresh Food, Bali Zoo Park, Bali Bakery, PT Unggul Retailindo

4. Kepri Mitra Budidaya Bahari

Kota Batam Rumput Laut China (Hanfeng Biotechnology, Yingkou Shengyuan Fresh Fruit, Hainan Ocean Sunsine Trading)

5. Jawa Tengah

Nira Satria Kab. Banyumas

Gula Semut PT. Profile Mitra Abadi

6. Sulsel Agroniaga Kota Palopo Rumput laut Putian City Cheng Xiang Zone Fuli Agar Factory China

7. Bali Kop. Sumber Mertha Buana

Kab. Badung Kopi CV. Tri Agung Mulia

8. Jawa Barat Mitra Tani Parahyangan

Kab. Cianjur Sayur Mayur Carrefour, Alfamidi, Giant, Hero

9. Jawa Tengah

Koperasi Logam “RRT”

Kota Tegal Logam PT. Nusantara Mulia Mandiri dan PT. Mescomitra Aditama

10 Lampung Koperasi Agro Panca Bhakti

Kab. Lampung Barat

Kopi PT. Indocapco

Page 72: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

58

17) Sasaran Strategis 17: Meningkatnya jangkauan promosi produk

koperasi dan UKM, terdapat 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian

kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya jangkauan promosi produk koperasi dan UKM

1 Jumlah KUKM yang

mengikuti pameran

(Smesco Festival)

350

KUKM

780 KUKM 222,8%

2 Jumlah katalog

Produk KUKM yang

dicetak

50.000

Eksemplar

50.000

Eksemplar

100%

3 Fasilitasi KUMKM

untuk partisipasi pada

pameran nasional dan

regional

300

KUKM

412 KUKM 206%

4 Peningkatan sistem

akses pemasaran dan

informasi bisnis

KUMKM berbasis IT

300 KUMKM 300

KUMKM

100%

a. Jumlah KUKM yang mengikuti pameran (Smesco Festival)

Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya jangkauan

promosi produk koperasi dan UKM melalui indikator jumlah KUKM

yang mengikuti pameran (Smesco Festival) adalah untuk memberikan

edukasi kepada peserta melalui peningkatan wawasan peserta,

penyelenggaraan pameran. SMESCO Festival ke-13 tahun 2015

dilaksanakan selama 4 hari pada tanggal 1-4 Oktober 2015 di Hall A

dan B, Jakarta Convention Center (JCC) yang diikuti 780 KUKM. Hal

ini menunjukkan target tahun 2015 sudah tercapai sebesar 222,8%

dari target yang direncanakan 350 KUKM. Tercapainya target ini juga

berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian

Koperasi dan UKM tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi

KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan komoditas

berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.

11 DIY Koperasi Mekar Mas

Kab. Kulon Progo

Kedelai Hitam PT. Unilever Indonesia

12 Sulsel Koperasi Sangkutu Banne

Kab. Toraja Utara

Kopi PT. CBI

Page 73: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

59

Gambar 3.10 opening Ceremony & Awarding SMESCO Festival

S

e

l

a

m

a

Pameran berlangsung, tercatat jumlah pengunjung + 16.000 orang

dan perolehan transaksi langsung sebesar Rp. 10,32 Milyar, dan

dalam bentuk kontrak sebesar Rp. 8,65 Milyar. Selain itu terdapat

prospek order yang akan ditindaklanjuti oleh masing-masing UKM.

b. Jumlah katalog Produk KUKM yang dicetak

Tujuan memenuhi sasaran strategis Meningkatnya jangkauan

promosi produk koperasi dan UKM dengan indikator Jumlah katalog

Produk KUKM yang dicetak adalah sebagai upaya promosi dan

meningkatkan daya saing produk-produk Koperasi dan UKM (KUKM)

dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015 dan pasar

global. Pada tahun 2015 target yang dicapai dari indiktor ini sebesar

100% (50.000 Eksemplar) dengan mendistribusikan katalog tersebut

di tempat-tempat strategis, diantaranya Sriwijaya Air dan NAM Air,

Executive Lounge Garuda Indonesia, Kementerian/Lembaga Republik

Indonesia, Kedutaan Besar Negara Sahabat di Jakarta, Kantor

Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar Negeri, hotel-hotel bintang

4 dan 5 di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Makassar, Medan, Bali dan Palembang.

Page 74: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

60

Katalog ini memuat data KUKM yang berpotensi ekspor dalam 4

bahasa (Indonesia, Jepang, Inggris dan Arab), serta foto-foto

eksklusif produk KUKM untuk meningkatkan citra dan image produk-

produk KUKM. Berikut tampilan SME and Cooperative Indonesia

Catalogue.

c. Fasilitasi KUMKM untuk partisipasi pada pameran nasional

dan regional

Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya jangkauan

promosi produk koperasi dan UKM adalah memberikan kesempatan

yang lebih luas kepada KUKM yang menghasilkan produk kreatif,

inovatif dan berdaya saing tinggi, namun memiliki keterbatasan untuk

mempromosikan produknya. Pada tahun 2015 target yang dicapai

dari indiktor ini sebesar 137,33% (412 KUMKM) dari target yang

direncanakan yaitu 300 KUMKM, yang terdiri dari 376 stand pada 44

event baik pameran di daerah maupun di Pusat, dengan total

transaksi Rp. 15.576.264.800,- terdiri dari transaksi ritel Rp.

4.759.240.800,- dan Transaksi order Rp. 10.820.524.000,-.

Tercapainya target ini juga berkontribusi terhadap sasaran strategis

pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM yaitu meningkatnya

kontribusi KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan

komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.

Upaya yang dilakukan untuk memenuhi sasaran tersebut yaitu

dengan berpartisipasi Kementerian KUKM pada berbagai event

pameran. Disamping wilayah Jakarta, partisipasi pameran yang

diselenggarakan di daerah juga cukup banyak diminati oleh para

pelaku usaha dalam rangka perluasan jaringan pasar dan test pasar

atas produknya. Daerah-daerah yang banyak diminati diantaranya

adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat,

Page 75: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

61

Nusa Tenggara Timur, Banten, Bangka Belitung, Kalimantan Timur,

Daerah Istimewa Yogyakarta, Aceh, Kepulauan Riau dan Banten.

Gambar 3.11 Kementerian KUKM dalam pameran di DKI Jakarta

d. Peningkatan sistem akses pemasaran dan informasi bisnis

KUMKM berbasis IT

Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya jangkauan

promosi produk koperasi dan UKM melalui indikator Peningkatan

sistem akses pemasaran dan informasi bisnis KUMKM berbasis IT

adalah untuk untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk

unggulan KUMKM dengan menggunakan Teknologi Informasi dan

Komunikasi berbasis web. Pada tahun 2015 target yang dicapai dari

indiktor ini sebesar 100% (300 KUMKM). Tercapainya target ini juga

berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian

Koperasi dan UKM tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi

KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan komoditas

berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.

Upaya yang dilakukan untuk memenuhi hal tersebut yaitu dengan

adanya Trading Board sebagai salah satu media promosi yang

dibangun dan dikembangkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM

(www.indonesian-products.biz). Selain membangun trading board,

juga dilakukan pemberian pemahaman KUKM tentang promosi dan

pemasaran produk melalui media online yang dilaksanakan kegiatan

Pertemuan Lintas Pelaku Penerapan IT di 4 (empat) Kota/

Kabupaten, yaitu Propinsi Jawa Tengah (Kab. Tegal Kota Solo),

Propinsi NTT (Kota Kupang), Propinsi Sumatera Selatan (Kota

Palembang).

18) Sasaran Strategis 18: Meningkatnya Kapasitas dan Kompetensi SDM

KUMKM melalui Pengembangan Wirausaha, Koperasi dan UMKM, terdapat

3 indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Page 76: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

62

Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya Kapasitas dan Kompetensi SDM KUMKM melalui Pengembangan Wirausaha, Koperasi dan UMKM

1 Jumlah Peserta Pemasyarakatan dan Pengembangan Kewirausahaan

7.800 orang 11.770 orang

150,89%

2 Jumlah Peserta Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi

11.020 Orang

11.020 orang

100%

3 Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SDM KUMKM

21.620 Orang

22.647 Orang

104,75%

a. Jumlah Peserta Pemasyarakatan dan Pengembangan

Kewirausahaan

Pemenuhan sasaran strategis meningkatnya kapasitas dan

kompetensi SDM KUMKM melalui pengembangan wirausaha, Koperasi

dan UMKM bertujuan untuk menumbuhkan motivasi masyarakat

untuk berwirausaha mendorong tumbuhnya wirausaha baru dan

tumbuhnya semangat serta jiwa wirausaha di kalangan pelaku usaha

mikro, kecil, dan menengah yang telah memiliki rintisan usaha

sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan

skala yang lebih besar (“naik kelas”).

Target dari sasaran tersebut berjumlah 7.800 orang dengan

capaian realisasi pada tahun 2015 sebesar 150,89% (11.770 orang)

terdiri dari 4.050 orang pemasyarakatan kewirausahaan, 3.270 orang

diklat kewirausahaan dan technopreneur, dan 400 orang pelatihan

kewirausahaan.

b. Jumlah Peserta Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi

Pemenuhan sasaran strategis meningkatnya kapasitas dan

kompetensi SDM KUMKM melalui peserta peningkatan kapasitas SDM

Koperasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sesuai

dengan bidang usaha yang ditekuninya serta mampu mengelola

usaha secara profesional, sehingga meningkat kinerja dan

produktivitas usahanya.

Target dari sasaran tersebut berjumlah 11.020 orang dengan

capaian realisasi pada tahun 2015 sebesar 100% (11.020 orang),

terdiri dari:

Page 77: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

63

Pelatihan Peserta

Pelatihan perkoperasian bagi penyuluh koperasi dan aparatur di daerah

720 Orang

Pelatihan peningkatan kapasitas SDM KUKM di bidang perkoperasian

10.200 Orang

Penerima Beasiswa 100 Orang

Jumlah Peserta 11.020 Orang

c. Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan

Kompetensi SDM KUMKM

Pemenuhan sasaran strategis meningkatnya kapasitas dan

kompetensi SDM KUMKM melalui peserta pelatihan peningkatan

kapasitas dan kompetensi SDM KUMKM bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pelaku

usaha mikro, kecil, dan menengah sesuai dengan bidang usaha yang

ditekuninya serta mampu mengelola usaha secara profesional,

sehingga meningkatkan kinerja dan produktivitas usahanya.

Target dari sasaran tersebut berjumlah 21.620 orang dengan

capaian realisasi pada tahun 2015 sebesar 104,75% (22.647 orang),

terdiri dari peserta pelatihan:

Pelatihan Peserta

Peserta pelatihan vocational KUKM 360 Orang

Peserta pelatihan manajemen SDM KUMKM 270 Orang

Peserta pelatihan melalui kemitraan diklat SDM 180 Orang

Peserta peningkatan kapasitas SDM KUKM di bidang pariwisata melalui sertifikasi

450 Orang

Pelatihan peningkatan kapasitas SDM melalui SKKNI 360 Orang

Peserta pelatihan di daerah (dekon) 21.027 Orang

Jumlah Peserta 22.647 Orang

Dengan terpenuhinya sasaran strategis ini, juga berkontribusi

terhadap sasaran strategis pada Renstra KUKM Tahun 2015-2019

yaitu meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM.

19) Sasaran Strategis 19: Efektifitas Pelaksanaan Produktivitas dan Mutu,

terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai

berikut.

Page 78: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

64

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Efektifitas Pelaksanaan

Produktivitas dan Mutu

% KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG), Standarisasi Mutu dan Sertifikasi Produk (1450 KUMKM)

1.450 KUMKM

1.450 KUMKM

100%

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan Koperasi dan UMKM

dalam peningkatan produktivitas dan mutu produksinya melalui penerapan

Teknologi Tepat Guna (TTG), standarisasi mutu dan sertifikasi produk.

a. Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Peningkatan Produktivitas Usaha Mikro/Koperasi Melalui

Sosialisasi, Pendampingan dan Penerapan TTG Penanganan Produk

Pasca Panen Pengolahan Hasil Pertanian Dan Perikanan. Salah satu

upaya untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas UMK adalah

melalui bimbingan teknis, pendampingan dan penerapan TTG di

sektor pertanian dan perikanan guna mendukung terwujudnya

kedaulatan pangan.

Sebagai upaya meningkatkan efektifitas dan efesiensi

pelaksanaan kegiatan maka diarahkan fokus sasaran adalah terkait

dengan hilirisasi (industri hilir) dan penanganan produk pasca panen

diberbagai sektor unggulan daerah komoditas pertanian dan

perikanan yang dikelola oleh pelaku usaha mikro/koperasi, diperlukan

sinergi kegiatan dengan Kementerian/Lembaga terkait antara lain,

Balai Besar Pasca Panen - Balitbang Kementan, BPTP-Balai Penelitian

Teknologi Pertanian, Badan Ketahanan Pangan Daerah, Pusat

Pengembangan Teknologi-LIPI dan Kementerian Kelautan dan

Perikanan. Target yang harus terpenuhi untuk mendukung indikator

KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan

TTG adalah 450 KUKM dan tercapai 100% (450 KUKM) pada realisasi

tahun 2015.

b. Program Penerapan Standardisasi Produk dan Sistem

Manajemen Mutu

Standardisasi dan sertifikasi semua produk barang dan jasa

yang dihasilkan KUMKM merupakan upaya pemerintah yang terus di

galakkan sebagai upaya peningkatan daya saing dalam memasuki era

pasar global khususnya pasar ASEAN-Masyarakat Ekonomi ASEAN

akhir 2015.

Salah satu kelemahan Koperasi dan UKM saat ini adalah

kurangnya pemahaman pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas

Page 79: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

65

produk dan jasa agar bisa memenuhi standar dalam proses produksi

maupun pelayanan jasanya terhadap permintaan pelanggannya.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas produk

barang dan jasa bagi Koperasi dan UKM, maka pada tahun 2015

telah melakukan sosialisasi dan bimbingan penerapan standar mutu

(SNI/ISO/HACCP) sebanyak 750 UKM yang tersebar di 15 lokasi

yaitu; Aceh, Lampung, Kaltim, Toraja, Boyolali, Karanganyar,

Pekalongan, Pemalang, Blitar, Bogor, Purwakarta, NTB, Jateng, Bali,

DKI. Target yang harus terpenuhi untuk mendukung indikator

KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan

Standardisasi Produk dan Sistem Manajemen Mutu adalah 500 KUKM

dan tercapai 100% (500 KUKM) pada realisasi tahun 2015.

c. Penerapan Sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Produk yang dihasilkan oleh KUKM mempunyai nilai ekonomis,

untuk itu perlu dilindungi dari sisi hukum. Program pemanfatan HKI

dilaksanakan dalam bentuk pemberian pemahaman kepada Koperasi

dan UKM tentang pemanfaatan HKI dan dilanjutkan dengan fasilitasi

pendaftaran Merek dan Hak Cipta.

Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Direktorat

Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), Kementerian Hukum

dan Hak Azasi Manusia, Perguruan Tinggi dan Konsultan HKI. Maksud

dan tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dan

kesadaran akan arti pentingnya Pemanfaatan HKI dalam

meningkatkan daya saing produk dengan melakukan pendaftaran

Merek, Desain Industri, Paten, dan Hak Cipta. Periode Oktober 2014

sampai dengan Oktober 2015 Kementerian Koperasi dan UKM telah

memfasilitasi 1200 UKM untuk Pendaftaran Sertifikat Hak Cipta dan

2100 UKM untuk pendaftaran Sertifikat Merek.

Berikut target dan capaian realisasi kinerja tahun 2014-2015 sebagai

berikut:

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja

Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi % Target Realisasi %

Peningkatan Produktivitas dan Mutu

Indikator Kinerja :

1. KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

450 KUMKM

450 KUMKM

100 450

KUMKM

450 KUMKM 100

Page 80: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

66

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja

Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi % Target Realisasi %

2. KUMKM yang difasilitasi untuk mendapatkan sosialisasi dan menerapkan standarisasi mutu

500 KUMKM

500 KUMKM

100 500

KUMKM

500 KUMKM 100

3. KUMKM yang difasilitasi melalui sertifikasi produk

500 KUMKM

500 KUMKM

100 500

KUMKM 500

KUMKM 100

Jumlah 1.450 KUMKM

1.450 KUMKM

100 1.450

KUMKM 1.450

KUMKM 100

Dengan terpenuhinya sasaran strategis ini, juga berkontribusi

terhadap sasaran strategis pada Renstra KUKM Tahun 2015-2019 yaitu

meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM. Pagu anggaran kegiatan ini

Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 11.872.094.000,- (Sebelas Milyar

Delapan Ratus Juta Tujuh Puluh Dua Juta Sembilan Puluh Empat Ribu

Rupiah) telah direalisasikan sebesar Rp. 10.560.099.900,- (Sepuluh Milyar

Lima Ratus Enam Puluh Juta Sembilan puluh Sembilan Ribu Sembilan Ratus

Rupiah) atau 88,94% dan sisa anggaran sebesar Rp. 1.311.994.100,- (Satu

Milyar Tiga ratus Sebelas Juta Sembilan ratus Sembilan Puluh Empat Ribu

Seratus Rupiah) atau sebesar 11,06% merupakan efisiensi (penghematan)

kegiatan.

20) Sasaran Strategis 20: Meningkatnya penyaluran KUR, terdapat

1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

Meningkatnya

penyaluran KUR

KUKM yang didampingi untuk

mengakses KUR

27.520

KUKM

18.836

KUKM

68,44%

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimaksudkan untuk memfasilitasi

KUMKM dalam mengakses pendanaan dari perbankan sehingga KUMKM

yang usahanya layak namun belum bankable memperoleh kesempatan

mengembangkan usahanya sehingga menjadi lebih produktif.

Page 81: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

67

Gambar 3.12 kegiatan koordinasi dan sosialisasi program KUR di Propinsi Jawa Tengah

Berikut target dan capaian realisasi kinerja tahun 2014-2015 sebagai

berikut:

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja

Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi % Target Realisasi %

Meningkatnya penyaluran KUR

Indikator Kinerja :

UMKM yang didampingi untuk mengakses program KUR

27.520 KUKM

27.520 KUKM

100 27.520 KUKM

18.836 KUKM

68,44

Target UMKM yang didampingi untuk mengakses program KUR Tahun

2015 sejumlah 27.520 UMKM, sedangkan capaian realisasinya pada tahun

2015 hanya mencapai 68,44% (18.836 UMKM). Target tersebut tidak

tercapai karena pada awal tahun Program KUR sempat dihentikan

sementara oleh Pemerintah, kemudian diluncurkan kembali pada tanggal

16 Agustus 2015, sehingga pelaksanaannya hanya selama 4 bulan.

Pelaksanaan kegiatan ini juga berkontribusi terhadap pemenuhan sasaran

strategis dalam Renstra Kementerian KUKM Tahun 2015-2019 yaitu

meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM dengan indikator fasilitasi

dan dukungan pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM melalui penyaluran

KUR.

Dengan terpenuhinya sasaran strategis ini, juga berkontribusi

terhadap sasaran strategis pada Renstra KUKM Tahun 2015-2019 yaitu

meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM. Pagu anggaran kegiatan ini

Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 12.142.990.000,- (Dua Belas Milyar

Seratus Empat Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Ribu

Rupiah) telah direalisasikan sebesar Rp. 6.397.665.000,- (Enam Milyar Riga

Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Enam ratus Enam Puluh Lima Ribu

Rupiah) atau 52,69% dan sisa anggaran sebesar Rp. 5.745.325.000,- (Lima

Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Lima Juta Tiga Ratus Dua Puluh Lima Ribu

Page 82: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

68

Rupiah) atau sebesar 47,31% merupakan efisiensi (penghematan)

kegiatan.

21) Sasaran Strategis 21: Penguatan Kelembagaan Usaha Mikro dan Kecil,

terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai

berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Penguatan Kelembagaan Usaha Mikro dan Kecil

% terfasilitasinya pemberian izin bagi UMK (300.000 UMK)

300.000 UMK

136.600 UMK

45,55%

Dengan telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014

tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil, maka akan memperkuat

kelembagaan usaha Mikro dan Kecil. Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK)

dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dan sarana

pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil dalam mengembangkan

usahanya.

Tujuan Pemberian IUMK adalah:

a. Mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam berusaha dilokasi

yang telah ditetapkan.

b. Mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha.

c. Mendapatkan kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga

keuangan bank dan non-bank.

d. Mendapatkan kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah

pusat, pemerintah daerah dan/atau lembaga lainnya.

Dalam rangka memenuhi sasaran strategis penguatan kelembagaan

UMK dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Sosialisasi Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) dengan Pemangku

Kepentingan.

b. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Izin Usaha Mikro

dan Kecil (IUMK).

c. Penyusunan Database dan Monitoring Penerima Izin Usaha Mikro dan

Kecil.

Page 83: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

69

Gambar 3.13 Perpres No. 98 Tahun 2014 Telah ditindaklanjuti dengan Nota Kesepahaman Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan Kementerian Perdagangan Tentang

Pembinaan Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil di Daerah

Gambar 3.14 Menteri Koperasi dan UKM ketika memberikan Kartu Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) kepada pelaku usaha mikro

Berikut target dan capaian realisasi kinerja tahun 2014-2015 sebagai

berikut:

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja

Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi % Target Realisasi %

Penguatan kelembagaan UMK

Indikator Kinerja :

Terfasilitasinya pemberian Izin bagi Usaha Mikro dan Kecil

- - - 300.000

Unit 136.600

Unit

45,55

Target yang harus dipenuhi berdasarkan perjanjian kinerja tahun

2015 untuk target Izin Usaha Mikro dan Kecil adalah 300.000 unit, namun

dalam capaian realisasi tahun 2015 hanya sebesar 45,55% (136.600 unit).

Targetnya tersebut belum tercapai disebabkan oleh:

Page 84: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

70

a. Sesuai Perpres No. 98 tahun 2014 (pasal 4 ayat 1) pelaksana IUMK

adalah camat yang mendapatkan pendelegasian kewenangan dari

Bupati/Walikota. Hingga 31 Desember 2015 Peraturan

Bupati/Walikota tentang pendelegasian sebagaian kewenangannya

kepada camat dalam pelaksanaan pemberian IUMK baru terbit sekitar

178 Perbup/Perwali atau 34,5% dari 515 Kab/Kota seluruh Indonesia.

Dalam hal ini biaya operasional camat untuk penerbitan IUMK belum

dianggarkan.

b. Adanya Pilkada serentak pada bulan Desember 2015 sehingga

dibeberapa daerah tidak melakukan aktivitas penerbitan Peraturan

Bupati/Walikota oleh Pelaksana Tugas Bupati/Walikota.

c. Adanya beberapa daerah yang menjadikan SIUP sebagai salah satu

sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tercapainya sasaran strategis ini akan berkontribusi terhadap sasaran

strategis dalam Renstra Kementerian KUKM Tahun 2015–2019 yaitu

meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM. Pagu anggaran kegiatan ini

Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 5,245,550,000,- (Lima Milyar Dua Ratus

Empat Puluh Lima juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) telah

direalisasikan sebesar Rp. 4,328,653,100,- (Empat Milyar Tiga Ratus Dua

Puluh Delapan Juta Enam ratus Lima Puluh Tiga Ribu Seratus Rupiah) atau

82,52% dan sisa anggaran sebesar Rp. 916.896.900,- (Sembilan Ratus

Enam Belas Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus

Rupiah) atau sebesar 17,48% merupakan efisiensi (penghematan)

kegiatan.

22) Sasaran Strategis 22: Terlaksananya kajian yang berkaitan dengan

program dan kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat 1 (satu)

indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Terlaksananya kajian yang berkaitan dengan program dan kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM

Jumlah Kajian 18 Kajian

18 Kajian

100%

Tujuan tercapainya sasaran strategis terlaksananya kajian yang

berkaitan dengan program dan kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM

dengan capaian realisasi 100% (18 kajian) yang dilaksanakan tahun 2015

mencakup :

Page 85: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

71

Kajian penerapan jati diri koperasi untuk meningkatkan kualitas

kelembagaan koperasi dengan penyusunan roadmap penerapan jati

diri koperasi mempertimbangkan kemampuan semua pemangku

kepentingan koperasi untuk memsosialiasi dan mereplikasi berbagai

jenis koperasi yang dinilai sudah mampu menerapkan jati diri

koperasi.

Kajian Tentang Pengadaan dan Distribusi Pupuk Melalui Koperasi

untuk mengevaluasi pengadaan dan distribusi pupuk melalui

koperasi, mengidentifikasi berbagai isu strategis dalam upaya

merevitalisasi pengadaan dan distribusi pupuk melalui koperasi, dan

merumuskan strategi kebijakan revitalisasi pengadaan dan distribusi

pupuk melalui koperasi.

Kajian tentang Revitalisasi Bisnis KUD untuk memetakan dan

mengidentifikasi keberadaan dan eksistensi bisnis KUD saat ini dan

untuk mengetahui apakah KUD masih berpotensi untuk

dikembangkan, serta keunggulan-keunggulan apa saja yang masih

dimiliki KUD.

Kajian tentang Sistem Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

untuk memetakan dan menganalisis peraturan terkait KSP/USP

Koperasi serta menelaah secara yuridis tentang

Kementerian/Lembaga yang berwewenang dalam pengawasan

KSP/USP.

Kajian Peran Pemerintah Daerah Terhadap Pengembangan One

Village One Product (OVOP) untuk Mengidentifikasi dan mengevaluasi

kondisi Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan OVOP dan

Menyusun konsep model Peran Pemerintah Daerah dalam

pengembangan OVOP berdasarkan best practices. Diharapkan

Program Pengembangan OVOP melalui Koperasi ini secara cepat

menumbuh-kembangkan berbagai potensi sumberdaya dan kearifan

local dan keunikan produk unggulan daerah menjadi produk bernilai

tambah tinggi, yang mampu bersaing dan mampu memasuki pasar

global.

Kajian Tentang Pembentukan Tenaga Penyuluh Koperasi untuk

memberikan masukan kebijakan kepada pemerintah sehingga

memberikan manfaat optimal kepada anggota koperasi (dan pelaku

UKM sebagai anggota koperasi), pengelola dan penggiat koperasi

serta semua pemangku kepentingan (stakeholders).

23) Sasaran Strategis 23: Terlaksananya pengembangan rintisan model

pengembangan Koperasi dan UKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja

dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Page 86: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

72

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

Terlaksananya

pengembangan

rintisan model

pengembangan

Koperasi dan

UKM

Jumlah Rintisan 1

Rintisan

1

Rintisan

100%

Tujuan tercapainya sasaran strategis terlaksananya pengembangan

rintisan model pengembangan Koperasi dan UKM dengan target 1 rintisan

adalah pengembangan program expert pool untuk dapat “naik kelas” dalam

periode 5 tahun mendatang (2015-2019) yang juga berkontribusi terhadap

sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun

2015-2019.

Expert pool diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai

tenaga ahli, konsultan dan pendamping di bidang UMKM dan koperasi yang

dapat menjadi mitra pemerintah dalam menyiapkan rancangan kebijakan

dan program, serta melaksanakan kebijakan dan program yang

membutuhkan dukungan tenaga ahli (peneliti, konsultan dan pendamping)

dalam rangka meningkatkan kualitas dan efektivitas pencapaian target.

Upaya untuk memenuhi capaian realisasi sebesar 100% (1 Rintisan)

yaitu melalui sosialisasi ide dan gagasan pengembangan potensi expert

dalam pengembangan KUMKM, identifikasi awal potensi expert di daerah

serta kontribusinya dalam pengembangan potensi dan sumberdaya

KUMKM; penyusunan sistem aplikasi database expert (kontribusi, jumlah,

potensi expert, dan jobdesk) dan kajian Peningkatan Peran Expert dalam

pengembangan UMKM. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi telah dilakukan

ke 3 daerah yaitu Sulawesi Selatan (Makassar), Jawa Barat (Bandung) dan

Jawa Timur (Malang) dalam rangka menjelaskan gagasan program ini dan

Roadmap Pengembangan ke depan.

24) Sasaran Strategis 24: Terlaksananya kerjasama dengan instansi terkait

dan kerjasama internasional, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja dengan

capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015

Capaian 2015

Terlaksananya kerjasama dengan instansi terkait dan kerjasama

1 Jumlah kerjasama penelitian

4 Kerjasama

4 Kerjasama

100%

2 Jumlah partisipasi dalam pertemuan forum internasional

3 Forum

Internasional

3 Forum

Internasional

100%

Page 87: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

73

internasional 3 Jumlah terbitan hasil penelitian

8 jurnal,

4 laporan

8 jurnal,

4 laporan

100%

a. Jumlah kerjasama penelitian

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis Terlaksananya

kerjasama dengan instansi terkait dan kerjasama internasional

berdasarkan indikator jumlah kerjasama penelitian adalah

menyusun model kerjasama penelitian tentang koperasi dengan

stakeholders dan menyusun konsep/model pengembangan koperasi

menurut stakeholders, sehingga mendapatkan informasi mengenai

berbagai kebijakan dan penelitian/kajian diantara stakeholder untuk

pengembangan potensi/ produk UMKM yang inovatif serta model

kerjasama penelitian dan pengembangan kebijakan UMKM.

Upaya untuk memenuhi target tersebut agar berkontribusi

terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan

UKM tahun 2015-2019 yaitu dengan kerjasama diantara

stakeholders terkait dan mengelaborasi secara bersama dan

dituangkan dalam studi kelayakan dimana peran dan dukungan dari

stakeholder terkait disepakati secara tegas dan jelas.

Tahun 2015 sudah tercapai realisasi target sebesar 100%

(4 kerjasama), sebagai berikut:

Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Koperasi

Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Kebijakan UMKM

Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya KUMKM

Kerjasama Penelitian dan Pengembangan KUMKM

b. Jumlah partisipasi dalam pertemuan forum internasional

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis terlaksananya

kerjasama dengan instansi terkait dan kerjasama internasional

berdasarkan indikator jumlah partisipasi dalam pertemuan forum

internasional adalah mengembangkan hubungan kerjasama

internasional demi meningkatkan daya saing KUKM. Tahun 2015

telah tercapai realisasi sebesar 100% (3 kerjasama internasional

APEC yang merupakan keberlanjutan peran aktif Indonesia di forum

APEC Small Medium Enterprises Working Group (SMEWG)) yaitu:

APEC SMEWG ke-40 pada tanggal 10-12 Juni 2015 di Atlanta,

Georgia, Amerika Serikat

APEC SMEWG ke-41 dan SMEMM ke-22 pada tanggal 23-25

September 2015 di Iloilo City, Filipina

APEC Third Senior Officials Meeting (SOM 3), 28-29 Agustus

2015 di Cebu, Filipina

Page 88: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

74

Gambar 3.15 Partispasi Indonesia dalam Kerjasama Internasional APEC

Upaya demi mencapai target tersebut yang juga berkontribusi

terhadap sasaran strategis tersebut pada Renstra Kementerian

Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 adalah koordinasi penyusunan

bahan kerjasama internasional APEC melalui kerjasama dengan

instansi terkait dan stakeholders, sosialisasi tindak lanjut hasil

pertemuan APEC, dan Menghadiri agenda tetap APEC SME Working

Group, Ministerial Meeting dan pertemuan lainnya. Kerjasama dalam

forum APEC ini memberikan kemanfaatan terhadap terbuka dan

meningkatnya hubungan baik diantara ekonomi APEC khususnya

dalam learning lesson dari pertemuan-pertemuan yang

diselenggarakan APEC SME.

c. Jumlah terbitan hasil penelitian

Berbagai hasil penelitian pengembangan potensi/produk UKM

telah banyak dilakukan baik oleh lembaga penelitian, perguruan

tinggi maupun perseorangan namun hasil-hasil penelitian tersebut

tidak banyak yang terpublikasikan sehingga ada kesan tidak

bermanfaat bagi dunia usaha, UKM maupun masyarakat luas,

sehingga perlu mencapai sasaran strategis terlaksananya kerjasama

dengan instansi terkait dan kerjasama internasional berdasarkan

indikator jumlah terbitan hasil penelitian dengan melakukan

inventarisasi dan pengumpulan hasil penelitian yang berisikan ide-ide

yang inovatif dalam pengembangan produk UKM untuk diterbitkan

dalam jurnal atau publikasi ilmiah lainnya. Target yang harus

dipenuhi pada tahun 2015 adalah 8 jurnal dan tercapai realisasinya

sebesar 100% (8 jurnal, 4 laporan).

Upaya untuk memenuhi target tersebut agar berkontribusi

terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan

UKM tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Page 89: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

75

Rapat persiapan untuk membahas substansi, waktu, dan teknis

pelaksanaan.

Penyusunan hasil penelitian melalui kegiatan:

1) Inventarisasi hasli penelitian UMKM; 2) Rapat editing hasil

penelitian.

Sosialisasi jurnal: untuk dipublikasikan ke Jurnal Ilmiah melalui

rapat koordinasi dengan instansi/lembaga penelitian/pengkajian

yang mempunyai jurnal penelitian.

Penerima manfaat dengan terpenuhinya sasaran strategis ini

adalah para UKM yang dapat mengembangkan produk baru

berkualitas dan diterima pasar dan berkembangnya produk baru

inovatif akan meningkatkan nilai jual produk UKM, sehingga akan

memberikan nilai tambah yang selanjutnya dapat digunakan untuk

pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan rakyat.

25) Sasaran Strategis 25: Terlaksananya sistem informasi kajian dan

publikasi dalam mendukung pengembangan KUMKM, terdapat 2 (dua)

indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

No Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Terlaksananya sistem informasi kajian dan publikasi dalam mendukung pengembangan KUMKM

1 Tersedianya media ilmiah dan e-kajian

2.000 Eksemplar

1.000 Eksemplar

50%

2 Tersedianya sistem informasi kajian dan terlaksananya pemanfaatan DSS UMKM

1 Laporan 1 Laporan 100%

a. Tersedianya media ilmiah dan e-kajian

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis terlaksananya sistem

informasi kajian dan publikasi dalam mendukung pengembangan

KUMKM dengan indikator tersedianya media ilmiah dan e-kajian

adalah mempublikasikan/menyebarluaskan hasil penelitian melalui

media ilmiah Infokop dan Jurnal Pengkajian KUKM, baik cetakan

maupun online. Media ilmiah yang berisikan gagasan-gagasan/konsep

diberi nama INFOKOP (Info Koperasi), sedangkan media ilmiah yang

berisikan hasil-hasil penelitian tentang KUKM dengan nama Jurnal

Pengkajian KUKM. Target yang dapat dicapai pada tahun 2015 hanya

sebesar 50% (1.000 eksemplar) dari 2.000 eksemplar yang

direncanakan yang tercakup dalam Infokop Volume 25 Nomor 1

Tahun 2015 terdiri dari 6 (enam) artikel dengan tema

“Pemberdayaan Koperasi di Kabinet kerja”, adapun judul artikel yaitu:

Page 90: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

76

Model Pengembangan Kewirausahaan, Akuntansi, Dan Prosedur

Ekspor Impor dalam Rangka Penguatan Ekspor Sarung Goyor

Berbasis OVOP di Sragen.

Koperasi Produsen Dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA).

Dapak Dari Reformasi Kebijakan Sumsidi Energi Terhadap

UMKM : Hasil Survei Dan Simulasi Data Input dan Output.

Meningkatkan Pendapatan Petani Karet Dan Perubahan Perilaku

Melalui Koperasi : Kasus Di Bengkulu Tengah Dan Bengkulu

Utara.

Peran Strategis UMKM Dalam Rangka Ketahanan Pangan.

Baitul Maal Wat Tamwil sebagai Mitra Ideal UKM Dalam

Menghadapi Perlambanan Ekonomi.

Target tersebut tidak tercapai dikarenakan permasalahan dalam

pemberdayaan Koperasi dan UMKM berkaitan dengan sumberdaya

manusia (human resources), manajemen, funding, access, informasi

teknologi dan market access.

Gambar 3.16 Tampilan www.smecda.com untuk mendistribusikan

informasi pembangunan KUMKM

Pemenuhan sasaran strategis ini melalui terpenuhinya indikator

jumlah media ilmiah dan e-kajian diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembina koperasi dan UKM serta stakeholder’s lainnya dan berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM TAhun 2015-2019, sehingga dapat terinformasikan mengenai program pemberdayaan dan hasil

Page 91: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

77

penelitian tentang KUKM untuk digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait dengan pembinaan KUKM.

b. Tersedianya sistem informasi kajian dan terlaksananya

pemanfaatan DSS UMKM

Tujuan dari memenuhi sasaran strategis terlaksananya sistem

informasi kajian dan publikasi dalam mendukung pengembangan

KUMKM dengan indikator tersedianya sistem informasi kajian dan

terlaksananya pemanfaatan Decision Support System (DSS) UMKM

adalah untuk menjembatani permasalahan dasar KUMKM dan

kebutuhan pihak intermediary swasta untuk meningkatkan portofolio

investasinya. Target yang dapat dicapai pada tahun 2015 sebesar

100% (1 laporan) yaitu dengan dikembangkannya pedoman

pengambilan keputusan aplikasi Decision Support System (DSS)

kelayakan ekonomi dan keuangan UKM berbasis teknologi dan sistem

informasi pada tahun 2015.

Aplikasi DSS KUKM diharapkan dapat memberikan efektivitas

dan efesiensi bagi pihak pemerintah, pelaku usaha dan lembaga

intermediary dalam melakukan pengambilan keputusan untuk

mengembangkan bisnis KUMKM pada sektor perdagangan,

pertanian, manufaktur, jasa, restoran dalam hal perencanaan

dan pengambilan keputusan kelayakan ekonomi dan keuangan.

Upaya untuk berkontribusi memenuhi sasaran strategis pada

Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 adalah

sebagai berikut:

Mensosialisasikan pemanfaatan Software Decision Support

System (DSS) dalam pengembangan bisnis UMKM.

Meningkatkan kemampuan SDM pengelola sistem Aplikasi DSS

UMKM.

Mengupayakan masyarakat luas memahami aplikasi DSS

UMKM.

Page 92: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

78

Gambar 3.17 Salah satu pelaksanaan bimbingan teknis aplikasi DSS di Propinsi Aceh

.

26) Sasaran Strategis 26: Perumusan Kebijakan dan Strategi Kementerian

Koperasi dan UKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian

kinerjanya sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Perumusan Kebijakan dan Strategi Kementerian Koperasi dan UKM

Dokumen Kebijakan terkait dengan perencanaan dan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM

14 Dokumen

14 Dokumen

100%

Tujuan memenuhi sasaran strategis perumusan kebijakan dan

strategi Kementerian Koperasi dan UKM dengan indikator Dokumen

Kebijakan terkait dengan perencanaan dan anggaran Kementerian Koperasi

dan UKM adalah sebagai pedoman penyusunan perencanaan kegiatan dan

anggaran. Capaian realisasi target pada tahun 2015 sebesar 100% (14

dokumen) yang terdiri dari 7 dokumen Kebijakan terkait dengan

perencanaan strategis (Renstra) Koperasi dan UKM dan 7 dokumen

Kebijakan terkait dengan penganggaran diantaranya mencakup Rencana

Kerja (Renja), RKA-K/L, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016,

Trilateral Meeting (Pertemuan Tiga Pihak), Matrik Sinkronisasi Kegiatan

Tahun 2016 dan sebagainya.

Upaya untuk memenuhi target tersebut adalah dengan melaksanakan

Sinkronisasi kegiatan pemberdayaan KUMKM antara pusat dengan daerah,

koordinasi antar instansi terkait dalam pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi

dan UMKM, penyusunan laporan pelaksanaan anggaran KUKM,

pengumpulan data program, penyusunan RKA-KL Kementerian Koperasi

dan UKM tahun 2015.

Page 93: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

79

27) Sasaran Strategis 27: Terselenggaranya Monitoring dan Evaluasi,

terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai

berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015

Capaian 2015

Terselenggaranya Monitoring dan Evaluasi

Penyusunan LAKIP Kementerian Koperasi dan UKM

1 Laporan 1 Laporan 100%

Sasaran strategis ini memiliki indikator kinerja penyusunan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Koperasi dan UKM

dengan target 1 laporan yang sudah terpenuhi pada tahun 2015 sebesar

100% dengan tersusunnya LAKIP Kementerian KUKM Tahun 2014 yang

mendapat nilai dari Kementerian PAN dan RB pada tahun 2015 57,61

dengan kategori CC (Cukup Baik), naik 1,11 poin dari tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukan penerapan sistem akuntabilitas kinerja di kementerian

Koperasi dan UKM sudah semakin baik dan taat kebijakan.

Berikut ini perkembangan penerapan akuntabilitas sejak tahun 2014

dan 2015:

Untuk mewujudkan dan menghasilkan Laporan Kinerja yang lebih

informatif dan menggambarkan kinerja Kementerian Koperasi dan UKM,

telah dilakukan berbagai upaya dalam meningkatkan penerapan sistem

akuntabilitas kinerja di seluruh unit kerja, diantaranya melalui Bimbingan

Teknis dan pendampingan unit kerja dalam menyusun, Rencana Kinerja

Tahunan (RKT), RKA-KL, Penetapan Kinerja, serta penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja.

28) Sasaran Strategis 28: Terwujudnya pengelolaan keuangan dan Barang

Milik Negara yang akuntabel dan transparan, terdapat 2 (dua) indikator

kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.

Bobot Nilai Bobot Nilaia Perencanaan Kinerja 35 21.26 30 17.5b Pengukuran Kinerja 20 10.62 25 15.48c Pelaporan Kinerja 15 9.64 15 9.67d Evaluasi Internal 10 5.81 10 5.83e Capaian Kinerja 20 9.17 20 9.12

Nilai Hasil Evaluasi 100 56.5 100 57.61

Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC CC

Komponen yang dinilai 2014 2015

Page 94: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

80

Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Terwujudnya pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara yang akuntabel dan transparan

1 Tersajinya Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM yang transparan, akuntabel, dan tepat waktu

8 Laporan 8 Laporan 100%

2 Tersajinya Laporan BMN Kementerian Koperasi dan UKM yang up to date, akurat, dan akuntabel

8 Laporan 8 Laporan 100%

a. Tersajinya Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan

UKM yang transparan, akuntabel, dan tepat waktu

Tujuan dari terpenuhinya sasaran strategis Terwujudnya

pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara yang akuntabel dan

transparan melalui indikator tersajinya Laporan Keuangan

Kementerian Koperasi dan UKM yang transparan, akuntabel, dan

tepat waktu adalah untuk mendapatkan hasil pemeriksaan Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Tahun 2015 sudah tercapai realisasinya sebesar 100% (8 laporan)

yang terdiri dari Laporan Keuangan Satker Kementerian Koperasi dan

UKM Tahun Anggaran 2014, Laporan Keuangan Kementerian

Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2014 Audited, Laporan Keuangan

Satker Kementerian Koperasi dan UKM Semester I 2015, Laporan

Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Semester I 2015, Proposal

Pagu Usulan dan Definitif PNBP Kementerian Koperasi dan UKM

Tahun 2016, Laporan Triwulan PNBP Kementerian Koperasi dan UKM

Tahun 2015, dan Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Keuangan

yang sudah terselesaikan dan dilaporkan secara tepat waktu.

Upaya yang dilakukan agar terpenuhinya sasaran strategis

tersebut berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra

Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu dengan

mewujudkan laporan keuangan yang transparan, akuntabel dan tepat

waktu dengan penatausahaan, pembukuan verifikasi dan pelaporan

keuangan Kementerian Koperasi dan UKM, Rapat Koordinasi dalam

rangka pelaksanaan sistem akuntansi instansi, Bimbingan teknis

penyusunan laporan keuangan, penyusunan petunjuk teknis laporan

keuangan serta Inventarisasi dan penyusunan laporan PNBP

Kementerian Koperasi dan UKM.

Laporan keuangan menjabarkan tentang pengelolaan anggaran

terincian mulai dari pendapatan sampai dengan belanja kementerian

dari seluruh satker baik satker kantor pusat, badan layanan umum

(BLU), dekonsentrasi maupun tugas pembantuan (TP). Dalam

Page 95: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

81

penyusunan laporan keuangan Biro Keuangan melakukan rekonsiliasi

data dengan seluruh satker dan juga kementerian keuanga melalui

kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) serta Bendahara

Umum Negara (BUN) sehingga data dapat tersajikan secara akurat.

Gambar 3.18 Rapat Koordinasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dana ekonsentrasi dan Tugas Pementuan dalam rangka penyusunan laporan keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran

2015

Upaya untuk memenuhi target pada sasaran strategis tersebut

yaitu sebagai berikut:

Penyusunan laporan keuangan

Penatausahaan, pembukuan verifikasi dan pelaporan keuangan

kementerian KUKM

Rapat Koordinasi dalam rangka pelaksanaan sistem akuntansi

instansi

Penyusunan rekonsiliasi Realisasi anggaran

Bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan

Penyusunan petunjuk teknis laporan keuangan

Inventarisasi dan penyusunan laporan PNBP Kementerian KUKM

b. Tersajinya Laporan BMN Kementerian Koperasi dan UKM

yang up to date, akurat, dan akuntabel

Tujuan dari terpenuhinya sasaran strategis terwujudnya

pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang

akuntabel dan transparan melalui indikator tersajinya Laporan BMN

Kementerian Koperasi dan UKM yang up to date, akurat, dan

akuntabel adalah untuk mendapatkan hasil pemeriksaan Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tahun

Page 96: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

82

2015 sudah tercapai realisasinya sebesar 100% (8 laporan) yang

terdiri dari Laporan BMN Konsolidasi SM I Unaudited, Laporan BMN

Konsolidasi SM II Unaudited, Laporan BMN Konsolidasi Tahunan

Unaudited, Laporan BMN Satker SM I Unaudited, Laporan BMN Satker

SM II Unaudited, Laporan BMN Satker Tahunan Unaudited, Laporan

Pengawasan dan Pengendalian BMN, serta Laporan Inventarisasi

BMN Kementerian Koperasi dan UKM.

Upaya untuk memenuhi target pada sasaran strategis tersebut

yaitu sebagai berikut:

Penyusunan Laporan Barang Milik negara

Penyusunan laporan Inventarisasi fisik BMN

Pelaksanaan Hibah dan penghapusan BMN

Bimbingan teknis pengelolaan BMN

Penyusunan Juknis pengelolaan BMN

29) Sasaran Strategis 29: Terkelolanya Dana Bergulir dengan baik dan

akuntabel, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya

sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015

Capaian 2015

Terkelolanya Dana Bergulir dengan baik dan akuntabel

Terealisasinya proposal yang sudah disetujui komite pinjaman/ pembiayaan dari target penyaluran

(Rp. 2.35 T)

Rp. 2.35 T Rp 2.55 T

108,82%

Tujuan terpenuhinya sasaran strategis terkelolanya dana bergulir

dengan baik dan akuntabel dengan indikator terealisasinya proposal yang

sudah disetujui komite pinjaman/pembiayaan dari target penyaluran adalah

meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, serta

menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

Kinerja proses penyaluran dana bergulir pada TA 2015 per 31

Desember 2015 mencapai 108,82% Rp 2.557.277.424.530 atau mencapai

108,82% dari target penyaluran Tahun 2015 sebesar

Rp 2,350 T yang terdiri dari: 1) Dana cair ke mitra

Rp 1.563.820.224.530; 2) Sudah akad belum dicairkan ke mitra Rp

722.355.200.000; 3) Surat Pemberitahuan Persetujuan Prinsip (SP3)

sebesar Rp 41.170.000.000; 4) Memorandum Komite Pinjaman (MKP) turun

Rp 79.500.000.000; dan 5) Disetujui Komite

Rp 150.432.000.000. Secara rinci sebagaimana grafik berikut.

Page 97: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

83

Grafik 3.4 Realisasi Proses Penyaluran Dana Bergulir Tahun 2015

Dengan terpenuhi sasaran strategis tersebut juga berkontribusi

terhadap sasaran strategis Kementerian Koperasi dan UKM berdasarkan

Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019, yaitu

meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM dengan indikator fasilitasi

dukungan pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM melalui penyaluran dana

bergulir oleh Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) KUMKM. Upaya

yang dilaksanakan untuk memenuhi sasaran tersebut yaitu:

Penurunan tarif suku bunga.

Pembukaan Unit Pelaksana Teknis LPDB KUMKM di daerah guna

memepercepat penyaluran dan monitoring evaluasi.

Peningkatan koordinasi dan sosialisasi LPDB KUMKM melalui

kerjasama dengan Dinas Koperasi di daerah

(propinsi/kabupaten/kota).

Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan pendampingan

kepada mitra LPDB KUMKM

Kerjasama dengan perusahaan/lembaga penjamin kredit/asuransi

kredit untuk meminimalisir risiko pinjaman/pembiayaan bermasalah.

LPDB-KUMKM dalam melaksanakan pengelolaan dana bergulir

memiliki kendala yang mendasar dengan tidak dapat dibentuknya kantor

perwakilan LPDB-KUMKM di daerah, sehingga dapat berdampak pada:

1. Kurang optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi kepada

mitra LPDB-KUMKM, sehingga tidak semua mitra dapat termonitor

dengan baik, dan dampak lebih jauh sulit diperoleh pendeteksian dini

terjadinya masalah yang timbul, dikarenakan rentang kendali yang

terlalu luas.

Page 98: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

84

2. Kurang optimalnya penanganan dan pendampingan terhadap mitra

yang mengalami penurunan kinerja usaha yang berdampak pada

terkendalanya pengembalian pinjaman/pembiayaan kepada LPDB-

KUMKM.

3. Sangat sulit upaya yang dilakukan guna menekan Kolektibilitas Dana

Bergulir Bermasalah (KDBB), dengan jangkauan dan sebaran mitra

yang cukup luas, sedangkan Sumber Daya Manusia (SDM) LPDB-

KUMKM hanya ada di Jakarta.

4. Masih terbatasnya jumlah dan kompetensi personil yang melakukan

pelayanan langsung atas proses pemberian pinjaman/pembiayaan

kepada calon mitra LPDB-KUMKM, sehingga perbandingan jumlah

SDM yang melayani belum ideal dengan jumlah usulan proposal yang

masuk dari seluruh Indonesia.

30) Sasaran Strategis 30: Meningkatnya Akses Pasar Produk Unggulan

KUKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya

sebagai berikut.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Target 2015

Realisasi 2015

Capaian 2015

Meningkatnya Akses Pasar Produk Unggulan KUKM

Jumlah KUKM Terlayani

2.000 KUKM 1.607 KUKM

80,35%

Tujuan terpenuhinya sasaran strategis meningkatnya akses pasar

produk unggulan KUKM dengan indikator jumlah KUKM terlayani adalah

terwujudnya layanan pemasaran hasil KUKM serta terbangunnya jaringan

pasar dalam dan luar negeri, sehingga berkontribusi terhadap sasaran

strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019,

yaitu meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM dengan indikator

fasilitasi dan dukungan pemasaran bagi Koperasi.

Selama periode bulan Januari s.d. Desember 2015 jumlah KUKM

yang bergabung sebanyak 80 UKM Total KUKM yang sudah bergabung

sampai dengan Desember 2015 sebanyak 1.607 KUKM, naik sebesar 6.35%

dibandingkan Tahun 2014 dengan jumlah KUKM sebanyak 1.511 KUKM dan

evaluasi produk UKM tertinggi di UKM Gallery. Pada Galeri Indonesia WOW

(re-branding UKM Gallery), jumlah UKM terlayani sebanyak 749 UKM dan

pada Paviliun Provinsi jumlah UKM terlayani sebanyak 858 UKM.

Upaya yang dilakukan untuk memenuhi sasaran strategis tersebut

yaitu dengan ditetapkan arah dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan

kegiatan secara profesional dengan meningkatkan kompetensi,

kemampuan dan pemberdayaan sumberdaya melalui kerjasama yang baik

Page 99: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

85

dengan unit kerja (intern) maupun dengan lembaga lain (ekstern) yaitu,

antara lain:

Meningkatkan pemasaran produk-produk KUKM melalui UKM Gallery dan

Program Layanan Bisnis.

Optimalisasi SME Tower untuk display seluruh produk dari seluruh propinsi

dengan membuka Paviliun produk unggulan KUKM daerah dari 33 Propinsi

dengan system retail modern.

Optimalisasi pemanfaatan gedung UKM Convention Center.

Optimalisasi area penghubung Gedung UKM Convention Center.

Pengembangan Produk KUKM berdaya saing.

Efektivitas pelaksanaan Program Strategis LLP-KUKM melalui peningkatan

promosi dan sinergi program dengan berbagai instansi terkait.

Grafik 3.5 Jumlah KUKM terlayani Tahun 2010-2015

3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN

Total pagu anggaran Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun

2015 sebesar Rp. 1.677.169.425.000,-. Pagu ini mengalami kenaikan

sebesar 18,07% jika dibandingkan pagu tahun 2014 yang sebesar Rp.

1.420.448.122.000,-. Realisasi pelaksanaan anggaran hingga 31 Desember

2015 mencapai sebesar 76,98% atau sebanyak

Rp. 1.291.097.198.256,-. Alokasi rencana dan realisasi anggaran menurut

program ditunjukkan pada tabel 3.11.

Page 100: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

86

Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Anggaran per Program Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2015

PROGRAM KEGIATAN PAGU (Rp.)

REALISASI (Rp.)

% SISA

1 2 3 4 5 6

044.01.01

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM

257.474.625.000 178.331.046.319 69,26% 79.143.578.681

044.01.02

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi dan UKM

52.337.500.000 50.882.843.488 97,22% 1.454.656.512

044.01.06

Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

674.403.929.000 555.949.900.556 82,43% 118.454.028.444

044.01.07

Program Penguatan Kelembagaan Koperasi

176.794.991.000 97.813.960.690 55,32% 78.981.030.310

JUMLAH 1.161.011.045.000 882.977.751.053 76,05% 278.033.293.947

Dalam implementasinya Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

dilaksanakan oleh unit organisasi dalam lingkup Kementerian Koperasi dan UKM

dengan alokasi dan realisasi anggaran sebagai berikut:

1. Kegiatan Pusat (Kementerian) sebesar Rp. 1.161.010.385.000-, dengan

realisasi sebesar Rp. 882.977.751.053,- (76,05%).

2. Kegiatan BLU sebesar Rp. 188.351.940.000,- dengan realisasi sebesar Rp.

164.230.164.896,- (80,83%).

3. Kegiatan Dekonsentrasi sebesar Rp. 324.707.100.000,- dengan realisasi

sebesar Rp. 262.462.975.362,- (80,83%).

4. Kegiatan Tugas Pembantuan (PLUT) sebesar Rp. 3.100.000.000,- dengan

realisasi sebesar Rp. 851.408.000,- (27,46%).

Page 101: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

87

Pagu Anggaran Pagu Anggaran

(Rp.) (Rp.) (%) (Rp.) (Rp.) (%) (Rp.) (%)

1 3 4 5 6 7 8 9 10I Pusat

1 Deputi Bidang Kelembagaan 51.388.580.000 7.900.000.000 15,37 43.488.580.000 28.313.341.159 55,10 23.075.238.841 44,90

DEPUTI 1a. Fasilitasi 51.388.580.000 7.900.000.000 15,37 43.488.580.000 28.313.341.159 55,10 23.075.238.841 44,90

2 Deputi Bidang Produksi 67.117.279.000 15.370.000.000 22,90 51.747.279.000 48.616.312.256 72,43 18.500.966.744 27,57

DEPUTI 2a. Fasilitasi 20.757.662.000 8.095.000.000 39,00 12.662.662.000 10.235.368.206 49,31 10.522.293.794 50,69

DEPUTI 2b. Perkuatan 46.359.617.000 7.275.000.000 15,69 39.084.617.000 38.380.944.050 82,79 7.978.672.950 17,21

3 Deputi Bidang Pembiayaan 183.390.870.000 - - 183.390.870.000 175.297.719.885 95,59 8.093.150.115 4,41

DEPUTI 3a. Fasilitasi 57.290.870.000 - - 57.290.870.000 49.725.119.885 86,79 7.565.750.115 13,21

DEPUTI 3b. Perkuatan 126.100.000.000 - - 126.100.000.000 125.572.600.000 99,58 527.400.000 0,42

4 Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha 143.201.400.000 14.000.000.000 9,78 129.201.400.000 123.244.603.028 86,06 19.956.796.972 13,94

DEPUTI 4a. Fasilitasi 59.501.400.000 2.000.000.000 3,36 57.501.400.000 52.444.603.028 88,14 7.056.796.972 11,86

DEPUTI 4b. Perkuatan 83.700.000.000 12.000.000.000 14,34 71.700.000.000 70.800.000.000 84,59 12.900.000.000 15,41

5 Deputi Bidang Pengembangan SDM 148.620.781.000 9.140.000.000 6,15 139.480.781.000 133.198.566.300 89,62 15.422.214.700 10,38

DEPUTI 5a. Fasilitasi 138.620.781.000 9.140.000.000 6,59 129.480.781.000 123.198.566.300 88,87 15.422.214.700 11,13

DEPUTI 5b. Perkuatan 10.000.000.000 - - 10.000.000.000 10.000.000.000 100,00 0 -

6 Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha 120.710.550.000 38.580.000.000 31,96 82.130.550.000 68.934.204.725 57,11 51.776.345.275 42,89

DEPUTI 6a. Fasilitasi 70.750.550.000 16.180.000.000 22,87 54.570.550.000 46.957.584.725 66,37 23.792.965.275 33,63

DEPUTI 6b. Perkuatan 49.960.000.000 22.400.000.000 44,84 27.560.000.000 21.976.620.000 43,99 27.983.380.000 56,01

7 Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK 36.768.800.000 - - 36.768.800.000 32.003.098.028 87,04 4.765.701.972 12,96

DEPUTI 7a. Fasilitasi 36.768.800.000 - - 36.768.800.000 32.003.098.028 87,04 4.765.701.972 12,96

8 Sekretariat 309.812.125.000 44.249.463.000 14,28 265.562.662.000 229.213.889.807 73,98 80.598.235.193 26,02

SESMENa. Fasilitasi 161.647.900.000 - - 161.647.900.000 136.895.740.704 84,69 24.752.159.296 15,31

b. Gaji/Tunjangan Kinerja (Tukin) 148.164.225.000 44.249.463.000 29,87 103.914.762.000 92.318.149.103 62,31 55.846.075.897 37,69

9 Dekopin 100.000.000.000 50.000.000.000 50,00 50.000.000.000 44.156.015.865 44,16 55.843.984.135 55,84

DEKOPINa. Fasilitasi 100.000.000.000 50.000.000.000 50,00 50.000.000.000 44.156.015.865 44,16 55.843.984.135 55,84

a. Jumlah Fasilitasi 844.890.768.000 137.564.463.000 16,28 707.326.305.000 616.247.587.003 72,94 228.643.180.997 27,06

b. Jumlah Perkuatan 316.119.617.000 41.675.000.000 13,18 274.444.617.000 266.730.164.050 84,38 49.389.452.950 15,62

I 1.161.010.385.000 179.239.463.000 15,44 981.770.922.000 882.977.751.053 76,05 278.032.633.947 23,95

II Dekonsentrasi 324.707.100.000 - - 324.707.100.000 240.975.702.757 74,21 83.731.397.243 25,79

III Tugas Pembantuan (TP) 3.100.000.000 - - 3.100.000.000 2.913.579.550 93,99 186.420.450 6,01

IV BLU 188.351.940.000 - - 188.351.940.000 128.160.703.939 68,04 60.191.236.061 31,96

LLP-KUKM 72.986.940.000 - - 72.986.940.000 54.106.826.113 74,13 18.880.113.887 25,87

- APBN (RM) 35.992.140.000 - - 35.992.140.000 27.134.626.671 75,39 8.857.513.329 24,61

- PNBP 36.994.800.000 - - 36.994.800.000 26.972.199.442 72,91 10.022.600.558 27,09

LPDB-UMKM 115.365.000.000 - - 115.365.000.000 74.053.877.826 64,19 41.311.122.174 35,81

- PNBP 115.365.000.000 - - 115.365.000.000 74.053.877.826 64,19 41.311.122.174 35,81

Unit Kerja Blokir APBN-P Realisasi Sisa

25,17

2

Jumlah I (a + b)

Jumlah I + II +III 1.677.169.425.000 179.239.463.000 10,69 1.497.929.962.000 1.255.027.737.299 74,83 422.141.687.701

Tabel 3.12 Rekapitulasi Rencana Dan Realisasi Anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2015

(Per 31 Desember 2015)

Page 102: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

2015

88

Dalam pelaksanaan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015,

terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 366.647.125.689,- (21,86%). Sisa anggaran

tersebut meliputi:

Penghematan/Efisiensi (Perjalan dinas, langganan daya dan jasa, kegiatan

kontraktual, dan efisiensi lainnya) sebesar

Rp. 187.407.662.689,- (11,17%).

Blokir anggaran sebesar 179.239.463.000,- (10,69%).

Opini BPK RI

Prestasi indikator opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Koperasi

dan UKM, sebagai hasil pemeriksaan pada laporan realisasi anggaran sampai

akhir tahun 2015, catatan atas laporan keuangan, sistem pengendalian intern

dan kepatuhan pada ketentuan perundang-undangan. Untuk penilaian kewajaran

laporan keuangan Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015 oleh BPK akan

dilaksanakan pada awal-awal tahun 2016, sehingga capaian kinerja tahun 2015

belum terlaporkan. Namun demikian penilaian pada indikator ini didasarkan pada

penilaian BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM di tahun

2014 yang disampaikan di tahun 2015 hasil capaian penilaian Laporan Keuangan

Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2014 adalah Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP), seperti tertuang pada tabel berikut.

Tabel 3.13 Opini BPK-RI Terhadap Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan

UKM dari Tahun 2010-2014

No. Tahun Opini BPK-RI

1 2010 WTP

2 2011 WTP

3 2012 WTP - DPP

4 2013 WDP

5 2014 WTP

Page 103: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
Page 104: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

89

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil penilaian dan evaluasi kinerja Kementerian Koperasi dan UKM

sampai dengan akhir tahun 2015 secara umum sudah menunjukkan hasil yang

cukup baik, yakni dengan melihat prestasi indikator-indikator utama Kementerian

Koperasi dan UKM. Jika dibandingkan antara capaian indikator kinerja utama

dengan kinerja keuangan diperoleh hasil yang baik, capaian keduanya mendekati

kesetaraan. Hal ini menunjukkan pengelolaan kinerja dan keuangan semakin baik.

Sehingga dapat disimpulkan kinerja Kementerian Koperasi dan UKM selama

tahun 2015 sebagai berikut:

1. Berdasarkan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019,

Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai 4 sasaran strategis dan

20 indikator kinerja. Dari 4 sasaran strategis tersebut dijabarkan lebih lanjut

ke dalam 30 sasaran strategis dengan 50 indikator kinerja yang tertuang

dalam Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015. Dari

50 indikator kinerja tersebut, terdapat 45 indikator kinerja atau 90% telah

tercapai sesuai dengan target dan terdapat 5 indikator kinerja atau 10%

yang tidak mencapai target. Kendala dan permasalahan yang menyebabkan

tidak tercapainya target tersebut telah menjadi masukan dalam menyusun

rencana program/kegiatan kedepannya (fungsi umpan balik).

2. Capaian kinerja keuangan (per 31 desember 2015) telah mencapai sebesar

76,98% atau sebanyak Rp. 1.291.097.198.256,- dari total pagu anggaran

Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2015 sebesar Rp.

1.677.169.425.000,- dan penilaian BPK atas Laporan Keuangan Kementerian

Koperasi dan UKM di tahun 2014 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

3. Capaian kinerja Kementerian Koperasi dan UKM telah mampu mendorong

penguatan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja di hampir seluruh unit

kerja sehingga mampu mewujudkan upaya perbaikan manajemen

pemerintahan yang lebih baik.

4. Pengawalan pelaksanaan rencana aksi pencapaian target setiap indikator

kinerja melalui SAKIP di Kementerian Koperasi dan UKM yang diukur setiap

bulan melalui sistem informasi teknologi, sehingga adanya transparansi data

dan informasi kepada publik.

5. Kementerian Koperasi dan UKM telah menindaklanjuti rekomendasi dari hasil

evaluasi kinerja Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun sebelumnya

pada Lampiran 5 berdasarkan Surat Menteri PAN dan RB,

Page 105: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

90

Nomor: B/3951/M.PANRB/12/2015, tnaggal 11 Desember 2015, mengenai

Hasil Evaluasi atas Implementasi SAKIP.

4.2 REKOMENDASI

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun

2015, untuk meningkatkan kinerja pada periode selanjutnya berdasarkan

perencanaan jangka menengah 2015-2019 perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Melanjutkan upaya-upaya perbaikan pelaksanaan kinerja berbasis outcome.

2. Dalam penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sudah menampilkan

indikator kinerja yang lebih terukur (bersifat outcome) serta selaras dengan

Renstra Tahun 2015-2019 dan didukung dengan adanya sistem informasi

teknologi, sehingga dapat menggambarkan capaian kinerja yang outcome.

3. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang

secara dini sehingga permasalahan ketajaman indikator kinerja dan

konsistensi pelaksanaannya dapat teratasi dengan baik.

4. Meningkatkan kompetensi pegawai secara berkelanjutan dalam rangka

perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kinerja serta

pelaporan kinerja.

5. Penyediaan basis data KUKM untuk pengukuran kinerja program/kegiatan.

Page 106: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

91

LAMPIRAN

Lampiran 1

Struktur Organisasi Kementerian KUKM dan Perubahannya.

Lampiran 2

Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Kemeterian Koperasi dan UKM pada Renstra 2015-

2019.

Lampiran 3

Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015.

Lampiran 4

Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015.

Lampiran 5

Tindak Lanjut terhadap Rekomendasi berdasarkan Surat Menteri PAN dan RB.

Page 107: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

92

Lampiran 1. Struktur Organisasi Kementerian KUKM dan Perubahannya

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah:

Page 108: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

93

Perubahan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan UKM, terjadi perubahan struktur sebagai berikut:

Page 109: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

94

Page 110: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

94

Lampiran 2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja pada

Rencana Strategis Kemeterian Koperasi dan UKM 2015-2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target-target Strategis

1. Meningkatnya kontribusi

KUMKM dalam

perekonomian melalui pengembangan

komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-

sektor unggulan

1. Pengembangan

sentra/klaster melalui

pendekatan One Village One Product (OVOP)

2. Dukungan bagi program swasembada pangan dan

kesejahteraan masyarakat pesisir

1. 1.315 koperasi/sentra

usaha mikro di sektor

pertanian, perikanan, kelautan, dan industri

kecil

2. 4 Paket fasilitasi

pendampingan untuk promosi dan pemsasaran

bagi usaha mikro dan

kecil

3. 18 fasilitas sistem

distribusi bagi KUKM

3. Pengembangan koperasi skala besar

Koperasi skala besar unggulan per propinsi

4. Penguatan peran Koperasi Unit Desa

(KUD) dalam

menyalurkan pupuk bersubsidi

100 KUD

5. Pengembangan UKM

kreatif di bidang pariwisata

55 koperasi di pengembangan

eco-tourism

6. Revitalisasi pasar tradisional yang dikelola

koperasi

215 pasar di daerah tertinggal, perbatasan dan

pasca bencana, dan 860 pasar

di wilayah lainnya

7. Fasilitasi promosi produk

koperasi dan UMKM

melalui pameran baik dalam maupun luar

negeri

7.850 koperasi dan UMKM

yang difasilitasi pameran baik

di dalam maupun luar negeri

8. Penegembangan energi perdesaan berbasis

ramah lingkungan

40 koperasi yang difasilitasi pengembangan energi baru

dan terbarukan lainnya

9. Penataan database

koperasi dan UMKM

1 basis data

Page 111: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

95

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target-target Strategis

2. Meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM

10. Pengembangan wirausaha skala mikro

untuk naik kelas

1. 1 juta unit usaha mikro yang difasilitasi naik

kelas

2. 6.000 koperasi dan UMKM yang difasilitasi

kemitraan berbasis investasi/ rantai nilai/

rantai pasok

11. Peningkatan SDM koperasi dan UMKM di

daerah melalui pelatihan dan pendampingan yang

melibatkan K/L terkait,

Pemda, dunia usaha, akademisi, Organisasi

Masyarakat Sipil (OMS), dan Gerakan Koperasi

1. Diklat bagi 125.000 SDM usahsa mikro di daerah

2. Diklat bagi 33.000 SDM usaha kecil dan

menengah, dan koperasi

3. 2.460 SDM koperasi dan UKM yang difasilitasi

SKKNI

4. 215 unit PLUT KUMKM

12. Fasilitasi kemudahan

perizinan bagi usaha mikro dan kecil yang

potensial

16 juta usaha mikro dan kecil

13. Fasilitasi dan dukungan pembiayaan bagi

kloperasi dan UMKM melalui penyaluran Kredit

Usaha Rakyat (KUR),

penyaluran dana bergulir oleh Lembaga Pengelola

Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dan penyiapan

payung hukum bagi pembentukan Lembaga

Pembiayaan untuk Petani

dan UMKM

1. 137.600 usaha mikro dan kecil yang mendapat

pendampingan akses KUR

2. Rata-rata 600.000

koperasi, usaha mikro dan kecil per tahun

menerima dana bergulir

3. Lembaga pembiayaan

untuk petani dan UMKM

14. Fasilitasi penerapan

standarisasi dan

sertifikasi bagi produk koperasi dan UMKM yang

didukung sinergi dengan K/L terkait

10.000 koperasi dan UMKM

15. Fasilitasi dan dukungan

pemasaran bagi koperasi dan UMKM melalui

Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUMKM

1.000 kurasi produk koperasi

dan UMKM

Page 112: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

96

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target-target Strategis

16. Pengembangan

wirausaha baru yang

berpotensi tumbuh

1. Pertambahan 50.000

wirausaha baru

2. 24.800 wirausaha baru yang mendapat

dukungan modal awal

3. 2.450 technopreneur

yang difasilitasi diklat

dan komersialisasi produk

4. Penguatan 100 inkubator bisnis

3. Meningkatnya wirausaha

baru dengan usaha yang layak dan berkelanjutan

17. Peningkatan partisipasi

anggota, jumlah anggota, dan volume

usaha koperasi

1. Peningkatan partisipasi

anggota dalam permodalan koperasi

sebesar 2,27%

2. Peningkatan jumlah

anggota koperasi rata-

rat sebesar 7,5%

3. Peningkatan volume

usaha koperasi rata-rata 16,5%

4. Meningkatnya kualitas

kelembagaan dan usaha koperasi, serta

penerapan praktek berkoperasi dan yang

baik oleh masyarakat

18. Penciptaan koperasi

berkualitas

20.000 Koperasi berkualitas

19. Peningkatan peran dan

tugas Petugas Penyuluh

Koperasi Lapangan (PPKL)

1.832 PPKL

20. Fasilitasi akta notaris badan hukum koperasi

bagi pelaku usaha mikro

yang membentuk koperasi

10.000 Akta

Page 113: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

97

Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015

1 Peningkatan Kualitas

Organisasi dan Badan

Hukum Koperasi

1 Jumlah Pengesahan Akte Pendirian

Koperasi dan PAD yang diproses

75 SK

2 Penataan Peraturan

Perundang-Undangan di

Bidang Koperasi dan

UMKM

2 Pembahasan NA dan RUU antar

Deputi. Rapat pembahasan NA dan

RUU di BPHN Rapat RUU antar KL

dan harmonisasi. Penyerahan RUU

hasil harmonisasi ke Presiden dan

dibahas di DPR

1 RUU

3 Peningkatan Kualitas

Ketatalaksanaan Koperasi

dan UMKM

3 Jumlah KUMKM yang Mendapat Pendampingan Pengembangan Usaha

dan Kelembagaan Koperasi dalam

rangka Revitalisasi Koperasi

1 Sistem

4 Pengembangan

Keanggotaan Koperasi

4 Peningkatan Partisipasi Usaha

Permodalan Anggota

1 Laporan

5 Peningkatan Pengendalian

dan Akuntabilitas Koperasi

5 Jumlah peserta yang diberikan

pembinaan penerapan pengawasan

koperasi oleh pejabat

105 Orang

6 Meningkatnya

pengembangan,

produktivitas dan

keberlanjutan

pengusahaan produk

unggulan daerah berbasis

koperasi/sentra usaha

mikro di bidang produksi

(Quick Wins)

6 Meningkatnya volume usaha dan

tenaga kerja Koperasi produksi/

sentra usaha mikro yang diperkuat

sistem bisnis dan kapasitas produksi

(skema manajemen/ sistem bisnis,

penguatan kapasitas, pendampingan,

pendataan) di bidang Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura,

Kehutanan dan Perkebunan,

Perikanan dan Peternakan, Industri,

Kerajinan, dan Pertambangan,

ketenagalistrikan dan Aneka Usaha

103 Koperasi

7 Meningkatnya volume usaha dana

tenaga kerja Koperasi produksi yang

diperkuat kapasitasnya dalam

pengadaan sarana produksi

pertanian, peternakan, perkebunan

dan perikanan pendampingan,

pendataan, skema manajemen,

penguatan kapasitas, pendampingan,

pendataan

15 Koperasi

8 Meningkatnya volume usaha dan

tenaga kerja Koperasi pengelola jasa

wisata yang ditingkatkan kapasitas

usahaya

6 Koperasi

Page 114: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

98

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015

7 Meningkatnya

pengembangan usaha

produktif oleh koperasi

melalui pemanfaatan

energi terbarukan (PLTMH)

dalam rangka mendukung

5.000 desa mandiri pangan

dan energi

9 Meningkatnya volume usaha dan

tenaga kerja Koperasi penerima

dukungan pengembangan usaha

melalui pemanfaatan PLTMH

8 Koperasi

8 Pengembangan dan

Pemantapan Program

Pendanaan bagi Koperasi

dan UMKM

10 Skema Pembiayaan bagi usaha mikro

dan kecil (Pengembangan Skema

Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil

Berbasis Syariah)

2 Skim

11 Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di Daerah

(Pengembangan Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) Dana Bergulir)

4 Lembaga

12 Penguatan Kapasitas Lembaga dan

Pendanaan KSP Konvensional/

Syariah (Optimalisasi Pendayagunaan

Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf

untuk Pemberdayaan Usaha Mikro

dan Kecil)

250 KSP/KSP

Syariah

9 Pengembangan,

Pengendalian dan

Pengawasan KSP, KSP

Syariah dan LKM

13 Pengembangan dan Pembinaan

Lembaga Keuangan Mikro

360 LKM

14 Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam oleh Koperasi

a. Penilaian Kesehatan 100 Koperasi

b. Bimbingan Teknis Satuan Tugas

Pengawas

665 Orang

c. Operasionalisasi Sistem

Informasi Pelaporan

240 Orang

d. Bantuan Audit Bagi KSP 856 KSP

10 Peningkatan dan Perluasan

Akses Permodalan bagi

Koperasi dan UMKM

15 Wirausaha Pemula yang mendapat

Start Up Capital

3.560

Wirausaha

Pemula

16 Koperasi yang diperkuat

Permodalannya (Perkuatan

Permodalan bagi Koperasi Pedesaan

dan Perkotaan serta Kopwan)

742 Koperasi

Page 115: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

99

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015

11 Pengembangan Asuransi,

Jasa Keuangan dan

Perpajakan bagi Koperasi

dan UMKM

17 Koperasi dan UMKM yang mendapat

dukungan pengembangan usaha jasa

keuangan (Fasilitasi Pembiayaan bagi

Usaha Kecil Menengah dan Koperasi

yang berorientasi Ekspor)

300 KUMKM

12 Pengembangan

Pembiayaan dan

Penjaminan Kredit bagi

Koperasi dan UMKM

18 Fasilitasi Pengembangan Perusahaan

Penjaminan Kredit Daerah (PPKD)

(Peningkatan Akses Pembiayaan

Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil

melalui Perusahaan Penjaminan

Kredit Daerah)

2 PPKD

19 Koperasi dan UMKM yang menerima

intermediasi ke Penjaminan dan Asuransi Kredit (Peningkatan Akses

Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil

melalui Sertifikasi Hak Atas Tanah)

600 KUMKM

13 Perluasan dan Penguatan

Akses Pemasaran

Koperasi dan UMKM di

Dalam Negeri

20 Jumlah KUMKM yang difasilitasi dalam

pengembangan jaringan bisnis ritel

modern

220 KUMKM/

20 koperasi

21 Jumlah Usaha Mikro yang difasilitasi

melalui pasar rakyat 1.000 Umi

22 Jumlah PKL yang terfasilitasi 3.150 Umi

14 Pengembangan Akses

Koperasi dan UKM ke

Pasar Ekspor dan Fasilitasi

Impor

23 Jumlah KUKM yang Mendapat fasilitasi

akses ekspor (melalui pameran luar

negeri dan peningkatan daya saing)

350 KUKM

15 Pengembangan Sarana

Usaha Pemasaran Koperasi

dan UMKM

24 Jumlah Dukungan Sarana Usaha

Pemasaran revitalisasi pasar melalui

Koperasi

65 Unit

25 Jumlah usaha mikro yang difasilitasi

pendampingan melalui pendaftaran

produk

300 Umi

16 Pengembangan Kemitraan

Koperasi dan

UMKM

26 Jumlah KUMKM yang difasilitasi

Kemitraan (Kemitraan waralaba dan pola subkontrak)

800 KUMKM

27 Jumlah KUMKM yang difasilitasi temu

konsultasi pengembangan kemitraan KUMKM berbasis investasi

240 KUMKM

17 Meningkatnya jangkauan

promosi produk koperasi

dan UKM

28 Jumlah KUKM yang mengikuti pameran

(Smesco Festival) 350 KUKM

29 Jumlah katalog Produk KUKM yang

dicetak 50.000

Katalog

30 Fasilitasi KUMKM untuk partisipasi pada

pameran nasional dan regional 300 KUKM

31 Peningkatan sistem akses pemasaran

dan informasi bisnis KUMKM berbasis IT 300 KUMKM

Page 116: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

100

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015

18 Meningkatnya Kapasitas

dan Kompetensi SDM

KUMKM melalui

Pengembangan Wirausaha,

Koperasi dan UMKM

32 Jumlah Peserta Pemasyarakatan dan

Pengembangan Kewirausahaan

7.800 orang

33 Jumlah Peserta Peningkatan

Kapasitas SDM Koperasi

11.020 Orang

34 Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SDM

KUMKM

21.620 Orang

19 Efektifitas Pelaksanaan

Produktivitas dan Mutu

35 % KUMKM yang difasilitasi

peningkatan produktivitas melalui

penerapan Teknologi Tepat Guna

(TTG), Standarisasi Mutu dan

Sertifikasi Produk (1450 KUMKM)

1.450 KUMKM

20 Meningkatnya penyaluran

KUR

36 UMKM yang didampingi untuk

mengakses program KUR

27.520 KUKM

21 Penguatan Kelembagaan

Usaha Mikro dan Kecil

37 % terfasilitasinya pemberian izin bagi

UMK (300.000 UMK)

100%

22 Terlaksananya kajian yang

berkaitan dengan program

dan kebijakan Kementerian

Koperasi dan UKM

38 Jumlah Kajian 18 Kajian

23 Terlaksananya

pengembangan rintisan

model pengembangan

Koperasi dan UKM

39 Jumlah Rintisan 1 Rintisan

24 Terlaksananya kerjasama

dengan instansi terkait dan

kerjasama internasional

40 Jumlah kerjasama penelitian 4 Kerjasama

41 Jumlah partisipasi dalam pertemuan

forum internasional

3 Forum

Internasional

42 Jumlah terbitan hasil penelitian 8 jurnal,

4 laporan

25 Terlaksananya sistem

informasi kajian dan

publikasi dalam

mendukung

pengembangan KUMKM

43 Tersedianya media ilmiah dan e-

kajian

2.000

Eksemplar

44 Tersedianya sistem informasi kajian

dan terlaksananya pemanfaatan DSS

UMKM

1 Laporan

26 Perumusan Kebijakan dan

Strategi Kementerian

Koperasi dan UKM

45 Dokumen Kebijakan terkait dengan

perencanaan dan anggaran

Kementerian Koperasi dan UKM

14 Dokumen

27 Terselenggaranya

Monitoring dan Evaluasi

46 Penyusunan LAKIP Kementerian

Koperasi dan UKM

1 Laporan

28 Terwujudnya pengelolaan

keuangan dan Barang Milik

Negara yang akuntabel

dan transparan

47 Tersajinya Laporan Keuangan

Kementerian Koperasi dan UKM yang

transparan, akuntabel, dan tepat

waktu

8 Laporan

48 Tersajinya Laporan BMN Kementerian

Koperasi dan UKM yang up to date,

akurat, dan akuntabel

8 Laporan

Page 117: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

101

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015

29 Terkelolanya Dana Bergulir

dengan baik dan akuntabel

49 Terealisasinya proposal yang sudah

disetujui komite pinjaman/ pembiayaan

dari target penyaluran

Rp.

2.350.000.

000.000

30 Meningkatnya Akses Pasar

Produk Unggulan KUKM

50 Jumlah KUKM Terlayani 2.000

KUKM

Page 118: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

102

Lampiran 4. Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015

No. Sasaran

Strategis

No. Indikator Kinerja Utama Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

1 Peningkatan Kualitas Organisasi

dan Badan Hukum Koperasi

1 Jumlah Pengesahan Akte Pendirian Koperasi dan PAD

yang diproses

75 SK 75 SK 100%

2 Penataan

Peraturan Perundang-

Undangan di Bidang Koperasi

dan UMKM

2 Pembahasan NA dan RUU

antar Deputi. Rapat pembahasan NA dan RUU di

BPHN Rapat RUU antar KL dan harmonisasi. Penyerahan

RUU hasil harmonisasi ke Presiden dan dibahas di DPR

1 RUU 1 RUU 100%

3 Peningkatan

Kualitas Ketatalaksanaan

Koperasi dan UMKM

3 Tersedianya Sistem Registrasi

Usaha UMKM 1 Sistem 1 Sistem

100%

4 Pengembangan

Keanggotaan Koperasi

4 Terlaksananya monitoring dan

evaluasi pelaksanaan tugas PPKL di 33 provinsi/D.I.

sebanyak 735 orang

1

Laporan

1

Laporan

100%

5 Peningkatan

Pengendalian dan Akuntabilitas

Koperasi

5 Jumlah peserta yang diberikan

pembinaan penerapan pengawasan koperasi oleh

pejabat

105

Orang

105 Orang 100%

6 Meningkatnya pengembangan,

produktivitas dan keberlanjutan

pengusahaan

produk unggulan daerah berbasis

koperasi/sentra usaha mikro di

bidang produksi (Quick Wins)

6 Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi

produksi/ sentra usaha mikro yang diperkuat sistem bisnis

dan kapasitas produksi (skema

manajemen/ sistem bisnis, penguatan kapasitas,

pendampingan, pendataan) di bidang Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura, Kehutanan dan Perkebunan,

Perikanan dan Peternakan, Industri, Kerajinan, dan

Pertambangan,

ketenagalistrikan dan Aneka Usaha

103 Koperasi

103

Koperasi

100%

Page 119: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

103

No. Sasaran

Strategis

No. Indikator Kinerja Utama Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

7 Meningkatnya volume usaha

dana tenaga kerja Koperasi

produksi yang diperkuat

kapasitasnya dalam

pengadaan sarana produksi

pertanian, peternakan,

perkebunan dan perikanan

pendampingan, pendataan,

skema manajemen, penguatan

kapasitas, pendampingan,

pendataan

15

Koperasi

15

Koperasi

100%

8 Meningkatnya volume usaha

dan tenaga kerja Koperasi

pengelola jasa wisata yang

ditingkatkan kapasitas

usahaya

6

Koperasi

6 Koperasi 100%

7 Meningkatnya pengembangan

usaha produktif oleh koperasi

melalui pemanfaatan

energi terbarukan

(PLTMH) dalam rangka mendukung

5.000 desa mandiri pangan dan energi

9 Meningkatnya volume usaha

dan tenaga kerja Koperasi

penerima dukungan

pengembangan usaha melalui

pemanfaatan PLTMH

8

Koperasi

8 Koperasi 100%

8 Pengembangan

dan Pemantapan

Program

Pendanaan bagi

Koperasi dan

UMKM

10 Skema Pembiayaan bagi

usaha mikro dan kecil

(Pengembangan Skema

Pembiayaan Usaha Mikro dan

Kecil Berbasis Syariah)

2 Skim 2 Skim 100%

11 Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di

Daerah (Pengembangan Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) Dana Bergulir)

4

Lembaga

4

Lembaga

100%

12 Penguatan Kapasitas Lembaga

dan Pendanaan KSP

Konvensional/ Syariah

(Optimalisasi Pendayagunaan

Zakat, Infaq, Shodaqoh dan

Wakaf untuk Pemberdayaan

Usaha Mikro dan Kecil)

250

KSP/KSP

Syariah

250

KSP/KSP

Syariah

100%

Page 120: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

104

No. Sasaran

Strategis

No. Indikator Kinerja Utama Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

9 Pengembangan,

Pengendalian dan

Pengawasan KSP,

KSP Syariah dan

LKM

13 Pengembangan dan

Pembinaan Lembaga

Keuangan Mikro

360 LKM 360 LKM 100%

14 Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan

Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

a. Penilaian Kesehatan 100

Koperasi

74

Koperasi

74%

b. Bimbingan Teknis

Satuan Tugas Pengawas

665 Orang 570 Orang 85,71%

c. Operasionalisasi Sistem

Informasi Pelaporan

240 Orang 180 Orang 75%

d. Bantuan Audit Bagi KSP 856 KSP 856 KSP 100%

10 Peningkatan dan

Perluasan Akses

Permodalan bagi

Koperasi dan

UMKM

15 Wirausaha Pemula yang

mendapat Start Up Capital

3.560

WP

8.362 WP

100%

16 Koperasi yang diperkuat

Permodalannya (Perkuatan

Permodalan bagi Koperasi

Pedesaan dan Perkotaan serta

Kopwan)

742

Koperasi

742

Koperasi

100%

11 Pengembangan

Asuransi, Jasa

Keuangan dan

Perpajakan bagi

Koperasi dan

UMKM

17 Koperasi dan UMKM yang

mendapat dukungan

pengembangan usaha jasa

keuangan (Fasilitasi

Pembiayaan bagi Usaha Kecil

Menengah dan Koperasi yang

berorientasi Ekspor)

300 KUMKM

300 KUMKM

100%

12 Pengembangan

Pembiayaan dan

Penjaminan Kredit

bagi Koperasi dan

UMKM

18 Fasilitasi Pengembangan

Perusahaan Penjaminan Kredit

Daerah (PPKD) (Peningkatan

Akses Pembiayaan Koperasi,

Usaha Mikro dan Kecil melalui

Perusahaan Penjaminan Kredit

Daerah)

2 PPKD 2 PPKD 100%

19 Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke

Penjaminan dan Asuransi Kredit (Peningkatan Akses

Pembiayaan Usaha Mikro dan

Kecil melalui Sertifikasi Hak Atas Tanah)

600 KUMKM

600 KUMKM

100%

Page 121: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

105

No. Sasaran

Strategis

No. Indikator Kinerja Utama Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

13 Meningkatnya

jaringan

pemasaran produk

koperasi

dan UMKM

20 Jumlah KUMKM yang

difasilitasi dalam

pengembangan jaringan

bisnis ritel modern

220

KUMKM/

20

koperasi

220

KUMKM/

20

koperasi

100%

21 Jumlah usaha mikro yang

difasilitasi melalui pasar

rakyat

1.000

UMI 1.015 UMI 101.5%

22 Jumlah PKL yang difasilitasi

memperoleh kepastian tempat

usaha

3.150

UMI 1.730 UMI 55,55%

14 Meningkatnya

pasar ekspor

koperasi dan

UMKM

23 Jumlah KUKM yang Mendapat

fasilitasi akses ekspor (melalui

pameran luar negeri dan

peningkatan daya saing)

350

KUKM

350

KUKM

100%

15 Meningkatnya

sarana usaha

pemasaran

KUMKM

24 Jumlah Dukungan Sarana

Usaha Pemasaran revitalisasi

pasar melalui Koperasi

35 Unit 65 Unit 185,71%

25 Jumlah usaha mikro yang

difasilitasi pendampingan

melalui pendaftaran produk

300

UMI

320

UMI

106%

16 Meningkatnya

kemitraan

koperasi dan

UMKM

26 Jumlah KUMKM yang

difasilitasi

Kemitraan (Kemitraan

waralaba dan pola subkontrak)

800

KUMKM

800

KUMKM

100%

27 Jumlah KUMKM yang

difasilitasi temu konsultasi pengembangan kemitraan

KUMKM berbasis investasi

240

KUMKM

240

KUMKM

100%

17 Meningkatnya

jangkauan

promosi produk

koperasi dan UKM

28 Jumlah KUKM yang mengikuti

pameran (Smesco Festival)

350

KUKM

780 KUKM 222,8%

29 Jumlah katalog Produk KUKM

yang dicetak

50.000

Eksemplar

50.000

Eksemplar

100%

30 Fasilitasi KUMKM untuk

partisipasi pada pameran

nasional dan regional

300

KUKM

412 KUKM 137,33%

31 Peningkatan sistem akses

pemasaran dan informasi

bisnis KUMKM berbasis IT

300

KUMKM

300

KUMKM

100%

Page 122: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

106

No. Sasaran

Strategis

No. Indikator Kinerja

Utama

Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

18 Meningkatnya

Kapasitas dan

Kompetensi SDM

KUMKM melalui

Pengembangan

Wirausaha,

Koperasi dan UMKM

32 Jumlah Peserta

Pemasyarakatan dan

Pengembangan

Kewirausahaan

7.800 orang 11.770 Orang 150,89%

33 Jumlah Peserta

Peningkatan

Kapasitas SDM

Koperasi

11.020 Orang 11.020 Orang 100%

34 Jumlah Peserta Pelatihan

Peningkatan Kapasitas dan

Kompetensi SDM KUMKM

21.620 Orang 22.647 Orang 104,75%

19 Efektifitas

Pelaksanaan

Produktivitas dan

Mutu

35 % KUMKM yang

difasilitasi

peningkatan

produktivitas melalui

penerapan Teknologi

Tepat Guna (TTG),

Standarisasi Mutu

dan Sertifikasi

Produk

1.450 KUMKM 1.450

KUMKM

100%

20 Meningkatnya

penyaluran KUR

36 UMKM yang

didampingi untuk

mengakses program

KUR

27.520 KUKM 18.836 KUKM 68,44%

21 Penguatan

Kelembagaan

Usaha Mikro dan

Kecil

37 % terfasilitasinya

pemberian izin bagi

UMK (300.000 UMK)

300.000 UMK 136.600 UMK 45,5%

22 Terlaksananya

kajian yang

berkaitan dengan

program dan

kebijakan

Kementerian KUKM

38 Jumlah Kajian 18 Kajian 18 Kajian 100%

23 Terlaksananya

pengembangan

rintisan model

pengembangan

KUKM

39 Jumlah Rintisan 1 Rintisan 1 Rintisan 100%

24 Terlaksananya

kerjasama dengan

instansi terkait dan

kerjasama

internasional

40 Jumlah kerjasama

penelitian

4 Kerjasama 4 Kerjasama 100%

41 Jumlah partisipasi

dalam pertemuan

forum internasional

3 Forum

Internasional

3 Forum

Internasional

100%

42 Jumlah terbitan hasil

penelitian

8 jurnal,

4 laporan

8 jurnal,

4 laporan

100%

Page 123: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

107

No. Sasaran

Strategis

No. Indikator Kinerja

Utama

Target

2015

Realisasi

2015

Capaian

2015

25 Terlaksananya

sistem informasi

kajian dan publikasi

dalam mendukung

pengembangan

KUMKM

43 Tersedianya media

ilmiah dan e-kajian

2.000

Eksemplar

1.000

Eksemplar

50%

44 Tersedianya sistem

informasi kajian dan

terlaksananya

pemanfaatan DSS

UMKM

1 Laporan 1 Laporan 100%

26 Perumusan

Kebijakan dan

Strategi

Kementerian

Koperasi dan UKM

45 Dokumen Kebijakan

terkait dengan

perencanaan dan

anggaran Kementerian

Koperasi dan UKM

14

Dokumen

14

Dokumen 100%

27 Terselenggaranya

Monitoring dan

Evaluasi

46 Penyusunan LAKIP

Kementerian Koperasi

dan UKM

1 Laporan 1 Laporan 100%

28 Terwujudnya

pengelolaan

keuangan dan

Barang Milik Negara

yang akuntabel dan

transparan

47 Tersajinya Laporan

Keuangan

Kementerian Koperasi

dan UKM yang

transparan, akuntabel,

dan tepat waktu

8 Laporan 8 Laporan 100%

48 Tersajinya Laporan

BMN Kementerian

Koperasi dan UKM

yang up to date,

akurat, dan akuntabel

8 Laporan 8 Laporan 100%

29 Terkelolanya Dana

Bergulir dengan baik

dan akuntabel

49 Terealisasinya

proposal yang sudah

disetujui komite

pinjaman/

pembiayaan dari

target penyaluran

Rp.

2.350.000.

000.000

Rp

2.557.277.424.530

108,82%

30 Meningkatnya Akses

Pasar Produk

Unggulan KUKM

50 Jumlah KUKM

Terlayani

2.000

KUKM

1.607

KUKM

80,35%

Page 124: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

108

Lampiran 5. Tindak Lanjut terhadap Rekomendasi berdasarkan Surat Menteri PAN dan RB

(Nomor: B/3951/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember 2015)

No Rekomendasi

Menteri PAN dan RB

Tindak Lanjut

1 Menindaklanjuti tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi pada tahun sebelumnya, meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja.

Kementerian KUKM telah menindaklanjuti rekomendasi tahun sebelumnya (2014/2015), sebagai berikut:

a. Perencanaan Kinerja

Perencanaan Kinerja telah dilaksanakan dengan menyusun Renstra, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan PK Kementerian serta Unit Kerja Eselon I/satker BLU Kementerian KUKM, dengan perbaikan:

Sudah ada upaya perbaikan untuk perjanjian kinerja yang dilengkapi Indikator kinerja dan mencerminkan outcome.

Unit eselon I/satker BLU Kementerian KUKM telah menyiapkan penyusunan Renstra unit/satuan kerjanya.

Telah menyusun Rencana aksi atas target kinerja yang diperjanjikan dalam PK.

Sudah ada upaya untuk mengkoordinasikan bahwa sasaran dan indikator kinerja pada Renstra tahun 2015-2019 menjadi acuan dalam berbagai sasaran strategis dan indikator kinerja pada Renstra unit kerja di level yang lebih bawah yang dir(unit kerja eselon I/Satuan Kerja BLU Kementerian KUKM) , PK, dan Rencana Kerja dan Anggaran.

b. Pengukuran Kinerja

IKU Kementerian yang dirumuskan bukan merupakan kompilasi dari IKU unit kerja Eselon I/Satker BLU Kementerian KUKM.

Perumusan indikator kinerja individu telah diupayakan mengacu pada IKU Kementerian.

Sudah ada upaya untuk membangun sistem teknologi informasi untuk pengumpulan data kinerja dari unit kerja Eselon I/Satker BLU Kementerian KUKM.

c. Pelaporan Kinerja

Laporan Kinerja yang telah disusun sudah menyajikan realisasi informasi keuangan pada setiap sasaran strategisnya.

Laporan kinerja sudah diupayakan adanya penyempurnaan yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan Perjanjian Kinerja tahun 2016.

d. Evaluasi Internal

Inspektorat Kementerian KUKM telah melakukan evaluasi akuntabilitas secara internal melalui reviu kinerja secara internal terhadap implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian KUKM berdasarkan Laporan Kinerja masing-masing unit kerja Eselon I/Satker BLU Kementerian KUKM.

e. Capaian Kinerja

Sudah ada upaya perbaikan untuk capaian kinerja berorientasi outcome yang ditunjukan dengan capaian target dari indikator kinerja yang telah dirumuskan dan mencerminkan orientasi hasil.

f. Revisi Pedoman/juklak evaluasi internal

Pedoman evaluasi internal sudah mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 mengenai Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

g. Kapasitas SDM

Telah ada upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM di bidang akuntabilitas dna manajemen kinerja melalui bimtek peningkatan implementasi SAKIP K/L yang dilaksanakan secara periodik dan berkelanjutan.

Page 125: ifi - ppid.depkop.go.id · c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia

2015

109

No Rekomendasi

Menteri PAN dan RB

Tindak Lanjut

3 Menjabarkan dan menurunkan (cascading) sasaran kinerja secara selaras yang ada di dalam Renstra sampai dengan level individu secara berjenjang.

Rumusan Sasaran dan Indikator Kinerja pada Renstra Kementerian KUKM tahun 2015-2019 telah dijabarkan ke dalam berbagai Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja pada Renstra unit kerja di level yang lebih bawah (unit kerja eselon I/Satuan Kerja BLU).

4 Meningkatkan kualitas IKU terutama pada level unit kerja sehingga dapat menggambarkan capaian kinerja yang berorientasi hasil (outcome) yang lebih baik, dan dapat dijadikan dasar pemberian reward dan punishment.

Telah melakukan koordinasi dan upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas IKU Kementerian Koperasi dan UKM yang ditunjukan dengan adanya perumusan IKU yang ditetapkan melalui kebijakan pimpinan.

5 Perlu meningkatkan perbaikan dalam penerapan manajemen kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome).

Kementerian KUKM telah berupaya melakukan perbaikan manajemen kinerja dengan merumuskan capaian kinerja yang mampu mendorong penguatan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja di seluruh unit kerja.