123

ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,
Page 2: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

i

Page 3: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

ii

Page 4: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

iii

Page 5: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

iv

ABSTRAK

Heri Handoko

PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP PERILAKU KEBERAGAMAAN

MASYARAKAT PEMULUNG, STUDI PADA MASYARAKAT

PEMULUNG JALAN MAWAR, CIPUTAT, TANGERANG SELATAN

Komunitas atau Masyarakat Pemulung di jalan Mawar Ciputat ada sejak

sepuluh tahun yang lalu. Sampai saat ini sudah ada sekitar 70 kepala keluarga yang

bermukim di tempat tersebut. Adapun penelitian ini berfokus pada berapa besar

pengaruh kemiskinan terhadap perilaku keberagamaan masyarakat pemulung di

jalan Mawar Ciputat. Dalam faktanya ada pengaruh antara berprofesi sebagai

pemulung dan pelaksanaan ritual-ritual ibadah sehari-hari.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

secara umum bagaimana pola kehidupan masyarakat pemulung baik dari segi

pendidikan, sosial, ekonomi kebudayaan dan sebagainya, serta berusaha

mengungkap dengan jelas seberapa besar pengaruhnya antara kemiskinan dan

tingkat keagamaan serta seberapa besar rajinnya masyarakat pemulung di jalan

Mawar Ciputat dalam beribadah. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah

dengan metode kualitatif agar didapatkan hasil yang maksimal dan sesuai yang

diinginkan. Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara,

catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, naskah, dan dokumen resmi lainnya yang

sesuai dengan masalah yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa kemiskinan

berpengaruh pada perilaku keberagamaan mereka. Hal ini disebabkan rendahnya

tingkat pemahaman mereka terhadap agama namun demikian, walaupun dengan

tingkat pemahaman agama yang seadanya mereka berusaha dengan semaksimal

mungkin untuk menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai seorang pemeluk

agama.

Kata Kunci: Pengaruh, Pemulung, Kemiskinan, Agama.

Page 6: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

v

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Alhamdulillah segala puja dan puji kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,

Tuhan semesta alam yang wajib di sembah oleh ciptaan-Nya, menaati segala

perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Semoga kita semua

selalu mendapat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, Amin. Shalawat dan salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi agung Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam

kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta ummatnya dan semoga kita semua

mendapat syafaatnya di yaumul qiyamah, Amin

Selanjutnya dalam kesempatan yang baik ini, dengan mengucap syukur

alhamdulillah dengan segala nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala

sehingga pada saat ini penulis bisa menyelesaikan persyaratan untuk memperoleh

gelar sarjana S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis juga berterima kasih

kepada berbagai pihak yang membantu serta membimbing baik secara langsung

maupun tidak langsung selama mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, antara lain:

1. Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis, MA. Selaku dosen pembimbing yang tak

henti-hentinya selalu mengarahkan dalam penulisan dan menanyakan kapan

selesai skripsi.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Prof. Dr. Masri Mansur, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ihsan Tanggok, MA. selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik, Dr. Bustamin, MA. selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum, dan Dr. M. Suryadinata, MA. selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

vi

4. Ayahanda H. Ja’far dan Ibunda Umini yang telah merawat, mendidik

memberikan kasih sayang, serta mendoakan dengan tulus ikhlas sehingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula kepada mbak penulis; Anik

Kurniati, Mamluatul Hikmah, Puji Astuti, S.Pd.I., adik penulis; Rohibul

Fawaid dan Nailul Amin.

5. Dr. Media Zainul Bahri, MA., selaku Ketua Jurusan Studi Agama-agama,

Dra. Halimah Mahmudi, MA., Selaku Sekretaris Jurusan Studi Agama-

agama dan Dr. Ahmad Ridho. DESA., selaku Pembimbing Akademik.

6. Dr. Ismatu Ropi, Ph.D., Dr. Dadi Darmadi, Ph.D, Dra. Siti Nadroh, M.Ag.

dan segenap dosen Fakultas Ushuluddin Fakultas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

7. Pimpinan dan Staf Tata Usaha, Perpustakaan, dan Karyawan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Segenap Warga Pemulung Jalan Mawar Ciputat, terima kasih sudah

bersedia menjadi Narasumber sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Keluarga Perbandingan Agama (KPA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya Saudara Riswandi Yusuf, S.Ag., Jamiludin, S.Ag., Keluarga

Studi Agama 2012, Kelompok KKN AKRAB 2015, Abi Umar Hamdani,

MA., Umi Bety Nurbaeti. S.Kom., Abd. Basyir, S.Hum., Abdullah Nuri,

S.Pd beserta jajaran selaku Pimpinan dan pengurus Yayasan Wakaf AL-

Hakim, Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indragiri Hilir Jakarta

(HIPPMIH), Keluarga besar IRMAFA, LTTQ, LPQ, dan Pengurus

BUPERDA Masjid Fathullah, terima kasih atas dorongan semangatnya.

Drs. Anas Darwis, MA., Drs. Mahmud Jalal, MA., Dr. Zubair Ahmad, MA.,

Dr. Isnawati Rais, MA., Nurul Kamila, MM. Dra. Musyfirah Nurlaily, MA.

terima kasih sudah mengarahkan dan mengingatkan agar skripsi segera

diselesaikan. Best Friends Adelina Fauziah, S.Ag., Dita Shopia Sari, S.Ag.,

Mardianto., Nurul Uyun Zuliyanti, S.Pd., Irma Ayu Sawitri, S.Pd, Nabila

Fajar Novania, SE., Teman Sejawat Adi Agustiansyah, S.Sos., Ihyaudin,

S.Sos., Jajang Supriatna, Teman Ngopi Solihin, Ganis Syita Z., Azizah

Page 8: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

vii

Wijayani, Ummu Imaroh, Nindya Puris, Rio Eka Mahar, S.Agr., Siti

Sobariah, Esa Fikroh Kh., Dessy Anggraeni F., S.Sos, Mar’atun K., QA.

Nurul Ulfah. Terakhir untuk belahan jiwa Tati Heryanti, SH. Terima kasih

sudah menemani baik dalam keadaan suka maupun duka.

10. Dan seluruh pihak yang telah membantu selama penulisan yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas amal kebaikan yang telah

diberikan.

Ciputat, 16 Agustus 2018

Heri Handoko

Page 9: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..........................................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ x

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 9

E. Metode Penelitian ............................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 13

BAB II ............................................................................................................................. 15

KAJIAN TEORI ............................................................................................................ 15

A. Pengertian dan Ciri-ciri Kemiskinan ................................................................ 15

B. Faktor Penyebab Kemiskinan ........................................................................... 21

C. Pengertian Pengaruh dan Perilaku Keberagamaan ........................................ 23

D. Dimensi Keberagamaan ..................................................................................... 26

E. Fungsi Agama Bagi Manusia dan Masyarakat ................................................ 28

F. Pengertian dan Ciri-ciri Pemulung ................................................................... 31

BAB III ........................................................................................................................... 35

DESKRIPSI WILAYAH DAN SUBYEK PENELITIAN ........................................... 35

A. Letak Geografis Penelitian ................................................................................ 35

B. Pembentukan Kawasan Pemulung ................................................................... 40

C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Pemulung ......................................................... 41

D. Hubungan Pemulung dengan Masyarakat Sekitar .......................................... 41

BAB IV ............................................................................................................................ 43

PEMBAHASAN ............................................................................................................. 43

A. Pandangan Hidup Pemulung............................................................................. 43

Page 10: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

ix

B. Pandangan Masyarakat Pemulung terhadap Agama ...................................... 45

1. Latar Belakang Kehidupan Beragama ......................................................... 45

2. Pengamalan Bidang-bidang Agama .............................................................. 47

C. Corak dan Tradisi Pendidikan pada Anak ...................................................... 49

D. Respon Lingkungan Terhadap Pemulung ........................................................ 51

BAB V ............................................................................................................................. 58

PENUTUP ...................................................................................................................... 58

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 58

B. Saran ................................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 60

Page 11: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Data Kependudukan Kelurahan Pisangan ................................................. 35

Tabel 3. 2 Data Penduduk Pisangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 37

Tabel 3. 3 Data Mata Pencaharian Penduduk Pisangan ............................................ 38

Tabel 3 .4 Data Pemeluk Agama Penduduk Pisangan ................................................ 40

Page 12: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan menjadi masalah serius di dalam kehidupan manusia, di

satu sisi seseorang menginginkan kehidupan yang berkecukupan dan hal

tersebut dibuktikan dengan kemampuannya yang akhirnya menjadikan

seseorang tersebut berhasil mendapatkan keinginannya baik dengan cara

yang baik maupun dengan cara yang buruk. Namun di sisi lain ada pula

seseorang tak mampu mendapatkan keinginan tersebut dikarenakan

keterbatasan fisik maupun skill. Hal ini sudah mutlak di dalam kehidupan

manusia, ada hitam ada putih, ada orang baik ada orang jahat, begitu pula

dengan kehidupan manusia, ada yang kaya dan ada juga yang miskin.

Kemiskinan adalah kondisi dimana kehidupan yang serba

kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, seperti sandang,

pangan, papan, dan kebutuhan sosial termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan serta ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam

masyarakat, dalam hal ini termasuk pendidikan dan informasi.

Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat kehidupan

yang rendah: yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah

atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum

berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang

rendah ini secara langsung positif pengaruhnya terhadap tingkat keadaan

kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong

sebagai orang miskin.1

Dalam kehidupan masyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem

sosial, karena persoalan ini mempengaruhi setiap kehidupan manusia dan

tidak menutup kemungkinan menjadi bahaya besar terhadap perilaku

1 Parsudi Suparlan (penyunting), Kemiskinan di Perkotaan:Bacaan untuk Antropologi

Perkotaan (Jakarta: PT. Yayasan Obor Nusantara, 1995), h.12

Page 13: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

2

keagamaan seseorang. 2 Arus modernisasi dan globalisasi yang sedang

terjadi di kota-kota besar menggiurkan masyarakat untuk mengadu nasib ke

kota demi segudang impian dan harapan untuk bisa memperbaiki taraf

hidup.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kemajemukan.

Kemajemukan ini bermacam-macam, mulai dari suku, agama, budaya,

bahasa daerah, dan sebagainya. Kemajemukan yang ada ini juga diikuti

dengan masalah-masalah sosial yang cukup banyak di Indonesia. Kasus

korupsi, hak asasi manusia, kemiskinan, keadilan sosial, lingkungan hidup,

dan sebagainya. Di antara masalah-masalah sosial tersebut, penulis melihat

bahwa masalah kemiskinan merupakan masalah yang paling besar dan perlu

penanganan serius untuk diselesaikan oleh pemerintah.

Orang miskin merupakan orang yang tidak dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya sehingga mereka sering tertindas. Orang-orang miskin

pun cenderung tidak mendapatkan hak-hak mereka, baik untuk hidup,

mendapatkan keadilan, dan sebagainya. Kemiskinan ini pun selanjutnya

terkait dengan manusia dan hak asasi manusia. Manusia sebagai makhluk

ciptaan Allah yang sempurna seharusnya mendapatkan hak yang sama,

seperti hak untuk makan, hak untuk mendapatkan tempat tinggal, hak untuk

mendapat pendidikan dari negara. Namun demikian, di Indonesia

pemenuhan akan hak-hak tersebut belum dirasakan secara maksimal oleh

masyarakat. Masih banyak warga negara Indonesia yang masih berkutat

dengan kemiskinannya dan sulit terlepas dari masalah kemiskinan

Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang

padat akan penduduk. Namun kepadatan penduduk tersebut tidak diimbangi

dengan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, yang akhirnya semakin

tinggi tingkat kesenjangan sosial, khususnya di perkotaan. Salah satu yang

menyebabkan padatnya penduduk kota adalah urbanisasi yaitu perpindahan

2Yusuf Qardhawi, Konsepsi Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan, Ter. Umar Fanany,

B.A. (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1996), H.13.

Page 14: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

3

penduduk dari desa ke kota.3 Yang menjadi persoalan selanjutnya adalah

karena penduduk dari desa tersebut tidak mempunyai skill atau kemampuan

yang bisa bersaing dengan penduduk kota, akhirnya mereka hanya bisa

mendapatkan pekerjaan seadanya, dan pekerjaan mereka yang sering kita

temui adalah sebagai pemulung.

Pemulung adalah orang yang mengambil atau mengumpulkan

barang bekas seperti barang plastik, kaleng, besi dan kardus.4 Pemulung

sering diidentikan dengan orang miskin atau masuk ketegori kemiskinan

yaitu suatu keadaan di mana seseorang, keluarga atau anggota masyarakat

tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara

wajar sebagaimana anggota masyarakat lain pada umumnya.5

Pemulung bisa dikatakan sebagai salah satu dari kelompok

masyarakat marginal. Masyarakat marginal merupakan masyarakat yang

terpinggirkan atau masyarakat miskin kota, yang beroperasi sebagai

gelandangan, pengemis, pemulung, buruh kerja kasar atau yang

semacamnya. Ketidakberdayaan kaum marginal yang telah terasingkan oleh

kebudayaan dan kehidupan kota yang modern membuat mereka menerima

nasib seperti yang dialaminya sekarang, sehingga cita-cita hanyalah sebuah

impian yang tampaknya sulit terwujud. Kaum marginal dalam hal ini

dikhususkan pada masyarakat pemulung yaitu mereka yang bercirikan

miskin dari segi pangan, ekonomi, pendidikan, dan tingkat kesehatan yang

rendah, dan juga mereka tidak memiliki tempat yang tinggal yang tetap.

Kaum marginal juga meiliki salah satu sifat naluriah seperti manusia

pada umumnya yaitu percaya akan sesuatu yang bersifat supranatural,

karenanya manusia meyakini bahwa melalui agama membantu seorang

individu untuk mengenal “yang sakral” dan atau Tuhan, dan berkomunikasi

dengan-Nya.6 Secara sosiologis, agama menjadi penting dalam kehidupan

3 Hartomo dkk, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.20. 4http://kbbi.web.id/lapak diakses pada hari rabu 20 Januari 2017 5 Abdulsyani, Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012),

h. 190. 6 Hendro Puspito, Sosiologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1983), h. 40.

Page 15: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

4

manusia ketika pengetahuan dan keahlian belum berhasil memberikan

sarana adaptasi atau mekanisme penyesuaian yang dibutuhka. 7 Hal ini

disebabkan manusia selalu dibayang-bayangi oleh keberadaan agama.

Bagaimanapun majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, agama tidak bisa

lepas dari kehidupan manusia.

Agama merupakan fenomena sosial. Artinya, agama merupakan

bagian dari kehidupan sosial manusia. Agama tidak bisa lepas dari aspek

sosial kemasyarakatan. sebagai contoh, Islam sebagai agama samawi yang

diturunkan untuk seluruh umat manusia, memandang bahwa amal saleh

kepada sesama manusia adalah kunci surga. 8 Agama dalam kehidupan

individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma

tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan

dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama

yang dianutnya. Sebagai sistem nilai agama memilik arti yang khusus dalam

kehidupan individu serta dipertahankan sebagai bentuk ciri khas.9

Agama secara inheren memiliki nilai-nilai emansipasi, karena itu

dalam sejarah agama telah menempatkan dirinya sebagai penggerak

perubahan. Dalam konteks Indonesia, ketertinggalan yang berarti

kemiskinan merupakan tantangan yang harus diatasi dengan partisipasi dan

keberpihakan agama, karena dari komposisi masyarakat Indonesia dikenal

sebagai masyarakat yang religius. Namun potensinya belum tergali secara

signifikan guna membebaskan masyarakat dari berbagai masalah.

Sebagai bangsa yang religius, kita perlu berpikir serius tentang

tanggung jawab moral-sosial terkait apa yang dihadapi bangsa ini. Agama

dengan iman dan kepercayaannya diharapkan ada pada garda terdepan

perubahan sosial dan perbaikan derajat hidup dan kehidupan umatnya.

Mungkin tidak berlebihan menempatkan nilai-nilai iman yang emansipatif

7 Thomas E. O’dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan awal (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 1995), h.25. 8 Gazi, dkk, Psikologi Agama: Memahami pengaruh Agama terhadap Prilaku Manusia

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 79. 9 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2005), h. 254.

Page 16: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

5

menjadi obor penerang ritual sosial yang membangkitkan bangsa. Pada

batasnya, tugas mulia hadirnya agama adalah untuk membangkitkan umat

dari ketertinggalan. Ketertinggalan yang berarti kemiskinan dalam Islam

dianggap sebagai persoalan serius sekaligus berbahaya, karena kemiskinan

terkadang menjadikan tingkat keimanan menjadi terganggu dan justru

dikhawatirkan hilang atau dengan kata lain menjadi kafir.

Sesungguhnya agama bukan jalan keluar dari problematika

kemiskinan, akan tetapi agama hanya mampu memberikan solusi yakni

hanya sebatas spirit untuk mengejar kekayaan, dalam hal ini agama

termanifiestasi sebagai etos kerja. Karena hanya dalam bekerja serta

memiliki kekayaan ekonomi kita bisa memberikan solusi bagi kemiskinan.

Etos dalam konteks ini sesunggguhnya sebagai watak, sikap semangat

dalam menjalani kehidupan, maka dari itu dibutuhkan sikap yang selalu

semangat, dalam hal ini semangat dalam bekerja sebagai sebuah langkah

memecahkan problematika kehidupan, salah satunya masalah kemiskinan

yang ada di tengah-tengah masyarakat, bagaimana kita akan mampu

memecahkan masalah kemiskinan yang ada di tengah-tengah masyarakat

tanpa adanya etos dalam bekerja, dalam konteks ini etos dijadikan sebagai

sebuah sikap yang semangat serta mentalitas seseorang dalam bekerja

sebagai solusi dari problematika kemiskinan. Agama sebagai etos dalam

kerja disini hanya sebatas memberikan spirit dalam hidup, karena

pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah tujuan orang itu beragama,

apakah agama hanya sebagai pelarian semata, ataukah agama sebagai spirit

of life dan ataukah menjadi way of life dalam menjalani kehidupan, hal ini

tergantung dari pandangan individu masing-masing.

Agama hanya sebagai etos dalam kerja yang dimaksud disini bukan

sebagai solusi dalam memecahkan problem kemiskinan. Akan tetapi yang

menjadi pertanyaan besarnya apakah agama mampu memberikan etos

dalam bekerja. Etos dalam bekerja dalam beberapa buku mengatakan agama

di ibaratkan seperti aturan yang mengatur setiap lini kehidupan manusia dan

seharusnya selalu memperhatikan setiap regulasi yang telah di atur oleh

Page 17: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

6

setiap agama masing-masing, karena dari regulasi itu akan menjadikan

manusia sebagai manusia yang bisa diandalkan dalam memecahkan

problematika kehidupan, karena tanpa adanya regulasi maka hidup manusia

menjadi tak terarah.

Maka dari itu hendaknya manusia harus memperhatikan regulasi

tersebut. Karena dari regulasi itu semua akan tercipta etos dalam kerja, etos

dalam konteks ini adalah spirit dalam bekerja, karena agama bukanlah

sekedar mengatakan saya beragama, akan tetapi dalam hal beragama

memiliki konsekuensi yang harus kita jalani dalam hidup kita. Etos disini

diartikan sebagai sebuah spirit dalam bekerja agar mampu memberikan

jawaban atas kemiskinan. Meskipun agama sebagai etos dalam bekerja,

akan tetapi agama menurut penulis hanya sebatas bayang-bayang solusi

dalam memecahkan masalah kemiskinan, akan tetapi disini agama hanya

sebagai langkah pelarian dalam memecahkan masalah kemiskinan yang ada

ditengah-tengah masyarakat, dan paling tidak sebagai seorang penganut

agama harus kembali kepada etos kerja agar mampu memecahkan hal yang

sangat riskan sekali yakni masalah kemiskinan.

Dalam hal ini etos kerja menurut Musya Asy’arie berbicara tentang

sifat, watak dan kualitas hidup batin manusia moral dan gaya serta estetik

serta suasana batin seseorang.10 hal ini sangat fundamental sekali dalam diri

manusia sebagai refleksi dalam kehidupan nyata, etos kerja disini adalah

sebuah pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadap suatu

apapun entah itu dalam kerja dan beragama. karena salah satu fungsi agama

adalah agar hidup kita tidak kacau, maka manusia tidak akan kacau dalam

kehidupannya apabila beragama, karena agama mengatur semua aspek

kehidupan manusia.

Etos beragama menurut penulis disini menganggap sebagai spirit

untuk berkerja, karena agama memiliki ritual-ritual khusus untuk

memberikan rasa semangat untuk umatnya dalam bekerja. Mengutip

10 Musya Asy’arie. Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat (Yogyakarta:

LESFI, 1997), hlm. 33.

Page 18: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7

pendapat Uswatun Hasanah tentang etos kerja. Etos kerja menurutnya

adalah rajutan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang dalam

mengaktualisasi diri dalam bekerja. Rajutan nilai-nilai tersebut dapat

mencakup nilai sosial, agama, budaya, serta lingkungan dimana seseorang

selama ini banyak melakukan interaksi hidup.11

Dari uraian di atas, maka penulis mencoba menganalisa dan

mencari jawaban apakah ada pengaruh antara kemiskinan terhadap perilaku

keberagamaan masyarakat pemulung, jika ada maka mereka harus

mendapat bimbingan supaya tetap menjalankan ibadah-ibadah yang

diwajibkan oleh Allah seperta shalat lima waktu, puasa, zakat, dan lain

sebagainya serta meninggalkan larangan-larangan-Nya, jika tidak ada

pengaruhnya maka penulis merasa bersyukur bahwa dengan keadaan

mereka sebagai golongan kurang mampu akan tetapi tetap menjalankan

ibadah kepada Allah SWT.

Sebagian masyarakat yang berdiam di Jalan Mawar Ciputat adalah

menggantungkan hidupnya dari kegiatan memulung berbagai barang bekas.

Hal itu disebabkan karena keadaan hidup mereka yang tergolong miskin

harus menjadikan dirinya sebagai pemungut barang bekas. Sesungguhnya

hidup sebagai pemulung menjadi kurang layak karena orang tersebut akan

lebih cenderung bersikap pasrah, padahal kondisi mereka secara fisik

memenuhi syarat sebagai orang yang memiliki potensi yang lengkap. Atas

dasar itu, terdapat perbedaan antara prinsip akidah yaitu Allah telah

menganugerahkan potensi kemauan (masyhiah) dan kemampuan

(istitha’ah) kepada diri manusia namun pada kenyataannya manusia tidak

memanfaatkannya secara optimal. Oleh karena itu, disini terjadi kontradiksi

antara keyakinan keberagamaan dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.

Untuk itu penulis mengambil sampel masyarakat pemulung yang

berlokasi di jalan Mawar, kelurahan Pisangan Ciputat Timur, Tangerang

Selatan, Banten. masyarakat pemulung tersebut berjumlah ± 70 keluarga

11 Uswatun Hasanah, Etos Kerja Sarana Menuju Puncak Prestasi (Yogyakarta: Harapan

Utama, 2004), hlm. 9.

Page 19: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

8

dan aktifitas memulung mereka di bagi dalam tiga waktu, yaitu pagi, siang

dan malam, serta pendapatan dari hasil mulung setiap harinya berkisar

antara 25-50 ribu rupiah. Sekalipun masyarakat pemulung bukanlah berasal

dari penduduk asli setempat akan tetapi mereka berada pada pemukiman

dari komunitas muslim yang relatif terdiri dari komunitas menengah dan

juga memiliki keterkaitan dengan tradisi keberagamaan, namun karakter

tersebut kelihatannya tidak membawa pengaruh terhadap komunitas

pemulung. Dengan demikian, komunitas pemulung berada di luar lingkaran

tradisi budaya dari masyarakat setempat.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Untuk menjaga efektifitas agar pembahasan tetap fokus pada

persoalan, maka penulis membatasi pembahasan pada pengaruh kemiskinan

terhadap perilaku keberagamaan masyarakat pemulung Jalan Mawar,

Ciputat, Tangerang Selatan.

Berdasarkan pembatasan seperti di atas, maka pertanyaan

permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini yaitu Apakah

kemiskinan berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan mereka?

Page 20: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara

jelas tentang perilaku keberagamaan masyarakat pemulung Jalan

Mawar Ciputat dan juga untuk mengetahui apakah kemiskinan

berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan.

2. Manfaat penulisan

Adapun manfaat dari penelitian ini pertama, sebagai bahan

informasi bagi berbagai pihak mengenai pengaruh kemiskinan terhadap

keberagamaan masyarakat pemulung khususnya. Kedua, yaitu sebagai

pengembangan ilmu, terutama bagi penulis sendiri mengenai masalah-

masalah sosial keagamaan di masyarakat. Ketiga, yaitu hasil dari

penelitian yang penulis susun diharapkan dapat menjadi referensi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan/ menjadi referensi bagi penelitiannya

yang lebih lanjut mengenai pengaruh kemiskinan terhadap

keberagamaan masyarakat pemulung atau juga yang sejenisnya dan

juga diharapkan penelitian ini dapat melengkapi hasil penelitian,

khususnya Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Perpustakaan Utama

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Setiap penelitian harus bersifat orisinil dan belum pernah diteliti.

Melihat hal-hal tersebut, maka penulis melakukan kajian kepustakaan untuk

menguji bahwa penelitian ini benar-benar baru dan autentik. Dari hasil

penelusuran penulis, ditemukan beberapa hasil penelitian yang terkait

dengan tema ini, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, Siti Jaojah mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008, dalam skripsinya yang

berjudul “Pengaruh kemiskinan terhadap perilaku keberagamaan kaum

Page 21: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

10

buruh tani’ (Studi kasus kampung Keusik Desa Sukamanah Kecamatan

Rajeg-Tangerang) dalam skripsinya Siti Jaojah menjelaskan bagaimana

kemiskinan berpengaruh terhadap perilaku keberagamaan kaum buruh tani

di kampung Keusik Sumanah, Rajeg-Tangerang.12

Kedua, Lilis Suaedah mahasiswi Jurusan Sosiologi Agama Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, dalam skripsinya yang

berjudul “Kemiskinan dan perilaku keagamaan (Studi kasus di Desa

Cinangka, Ciampea, Bogor)”. Dalam skripsinya, Lilis Suaedah menjelaskan

bagaimana perilaku keagamaan pada masyarakat miskin yang ada di Desa

Cinangka.13

Yang membedakan skripsi ini dengan skripsi sebelumnya adalah

pada objek penelitian, serta perilaku sosial responden dan pendekatan

penelitian. Objek penelitian bertempat di kampung pemulung Ciputat

dengan jumlah sebanyak 14 responden yang diambil secara acak, atau

dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Perilaku sosial yang

dimaksud adalah keseharian objek penelitian yang tidak hanya berkumpul

dan berinteraksi dengan sesama pemulung, melainkan melibatkan interaksi

pemulung dengan masyarakat biasa di lingkungan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan

metode penelitian kualitatif, metode kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari prilaku seseorang yang dapat diamati.14Atau suatu proses

penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang

12 Siti Jaojah, “Pengaruh Kemiskinan Terhadap Perilaku Keberagamaan Kaum Buruh Tani

Studi Kasus Kampung Keusik Desa Sukamanah Kecamatan Rajeg-Tangerang)”, (Ciputat: Skripsi

Fakultas Ushuluddin, 2008) 13 Lilis Suaedah, “Kemiskinan dan perilaku keagamaan (Studi kasus di desa Cinangka,

Ciampea, Bogor)”, (Ciputat: Skripsi Fakultas Ushuluddin, 2009) 14 Lexy J. Meolog, Metodologi Penelitian Kualiatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1990), h. 3.

Page 22: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

11

menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada

pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara

sosial, hubungan erat antara peneliti dan objek yang diteliti.15

Adapun jenis format penelitian menggunakan format studi kasus,

studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang

penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam,

mendetail, dan komprehensif.16

2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini adalah

masyarakat pemulung di Jalan Mawar Ciputat, Tangsel dengan jumlah

informan adalah 10 orang dalam kategori usia dewasa 20-40 tahun.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah:

a. Observation (pengamatan), observasi adalah mengumpulkan data

atau keterangan dalam suatu penelitian melalui pengamatan

secara langsung di tempat atau objek yang diteliti 17 . Dalam

observasi ini peneliti mengunakan teknik observasi partisipasi

yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat

dalam keseharian responden18. Dengan menggunakan observasi

atau pengamatan langsung ke lapangan diharapkan peneliti

mendapatkan data/ informasi yang detail dan lengkap mengenai

pola keberagamaan masyarakat pemulung di Ciputat.

b. Deepth Interview (Wawancara mendalam), yaitu salah satu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara

15 Juliansyah Noor, Metodologi Penilitian: Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya Ilmiah

(Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 33-34 16 Sanapiah Faisal, Format- Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2010), h. 22. 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 124 18Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, H. 140.

Page 23: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

12

langsung dengan yang diwawancarai.19 Dalam hal ini peneliti

melakukan wawancara dengan informan/ objek langsung yang

berjumlah 10 orang yang berusia 20-40 tahun dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun dengan

sistematis dan dipersiapkan secara rinci sebelumnya. Deepth

interview mengharuskan adanya wawancara yang berlangsung

secara mendalam dengan memgkaitkan wawancara dengan

berbagai faktor lain guna memperkuat pemahaman peneliti

terhadap obyek yang diteliti.

c. Library Research (Kepustakaan), yakni dengan membaca

literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan penulisan skripsi

ini.

4. Pendekatan Penelitian

Dalam buku Wajah Studi Agama-agama yang ditulis oleh Dr.

Media Zainul Bahri diterangkan bahwa ada berbagai macam teknik

pendekatan penelitian dalam mengkaji Agama yaitu: pendekatan

Historis, Teologis, Fenomenologis, Komparatif, Perenial, Dialogis,

Sosiologis, Antropologis, dan pendekatan Psikologis. Akan tetapi dalam

penelitian ini penulis hanya menggunakan dua metode, yaitu metode

pendekatan sosiologis dan Psikologis. Pendekatan Sosiologis bermaksud

mencari relevansi dan pengaruh agama terhadap fenomena sosial. 20

Pendekatan sosiologis dalam studi agama berfokus kepada masyarakat

yang memahami dan mempraktikkan agama; bagaimana pengaruh

masyarakat terhadap agama dan pengaruh agama terhadap masyarakat.21

Sedangkan pendekatan Psikologis bermaksud mencari hubungan atau

19Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, H. 138. 20 Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama: Dari Era Teosofi Indonesia (1901-1940)

Hingga Masa Reformasi ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h. 43. 21 Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama: Dari Era Teosofi Indonesia (1901-1940)

Hingga Masa Reformasi, h. 44

Page 24: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

13

pengaruh agama terhadap kejiwaan pemeluk agama atau sebaliknya

pengaruh kejiwaan pemeluk terhadap keyakinan keagamannya.22

5. Teknik Penulisan

Dalam penyusunan teknik penulisan dan berpedoman pada

prinsip-prinsip yang diatur dan dibukukan dalam pedoman penulisan

skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012/2013.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang

diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis dalam menyusun skripsi ini

membaginya dalam lima bab, yaitu sebagai berikut:

Bab Pertama (I) membahas mengenai pendahuluan yang berisi latar

belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab Kedua (II) membahas pengertian kemiskinan dan ciri-ciri

kemiskinan, faktor penyebab kemiskinan, pengertian pengaruh dan perilaku

keberagamaan, dimensi keberagamaan, fungsi agama bagi manusia dan

masyarakat, pengertian dan ciri-ciri pemulung.

Bab ketiga (III) membahas mengenai deskripsi umum daerah

penelitian yang berisi gambaran mengenai letak geografis daerah penelitian,

pembentukan kawasan pemulung, kondisi ekonomi masyarakat pemulung,

dan hubungan pemulung dengan masyarakat sekitar.

Bab keempat (IV) pembahasan temuan dilapangan, yaitu: pandangan

hidup pemulung, pandangan pemulung terhadap agama, corak dan tradisi

pendidikan pada anak, respon lingkungan terhadap pemulung dan pengaruh

kemiskinan terhadap keberagamaan dan perilaku keberagamaan masyarakat

pemulung.

Bab kelima (V) membahas mengenai penutup yang berisi

kesimpulan dan saran-saran.

22 Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama: Dari Era Teosofi Indonesia (1901-1940)

Hingga Masa Reformasi, h. 56

Page 25: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

14

Page 26: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian dan Ciri-ciri Kemiskinan

Dalam merumuskan pengertian-pengertian tentang kemiskinan

nampaknya bukan suatu hal yang mudah, karena selain kompleksnya masalah

yang berkaitan dengan kemiskinan di samping itu juga masing-masing para

pembuat pengertian tentang kemiskinan sangat dipengaruhi oleh latar belakang

kerangka berfikir daan fokus perhatian yang berbeda dalam melihat masalah

kemiskinan itu sendiri.

Kemiskinan merupakan gejala sosial di masyarakat baik itu di

perkotaan maupun di pedesaan yang mana kehidupan manusia selalu

menghadapi kebutuhan yang tidak mungkin untuk dihindari, manusia ada yang

mampu memenuhi segala kebutuhannya ada juga yang serba kekurangan. Hal

ini disebabkan oleh pribadi masyarakat masing-masing, ada yang kekurangan

dikarenakan kondisi fisik atau ketidakmampuan untuk mencari kebutuhan ada

yang serba kecukupan dikarenakan melakukan pekerjaan dengan sungguh-

sungguh atau secara maksimal, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya

keberuntungan.

Kemiskinan diartikan sebagai kondisi serba kekurangan dalam

pemenuhan kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan akan sandang, pangan,

papan, kebutuhan akan hidup yang sehat, dan kebutuhan akan pendidikan dasar

bagi anak-anak. Penduduk miskin tidak berdaya dalam memenuhi

kebutuhannya, tidak saja karena mereka tidak memiliki aset sebagai sumber

pendapatan, tetapi juga karena struktur sosial ekonomi, budaya dan politik

tidak membuka peluang orang miskin keluar dari lingkaran kemiskinan yang

tidak berujung pangkal.1Salah satu penyebab kemiskinan orang-orang tersebut

1 Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), h. 27

dalam skripsi Lili Suaedah, Kemiskinan dan Perilaku Keagamaan (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009) h. 10

Page 27: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

16

bisa jadi dikarenakan kurang produktif atau kurang terampil dalam segi

keahlian sehingga pendapatan atau penghasilan yang didapat sangat rendah.

Kemiskinan dapat didefinisikan secara variatif. Pertama; sebagai

kondisi yang diderita manusia karena kekurangan atau tidak memilik

pendidikan yang layak untuk meningkatkan taraf hidup, kesehatan yang buruk,

dan kekurangan transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kedua;

dari segi kurang atau tidak memiliki aset, seperti rumah, tanah, peralatan, uang

dan lain sebagainya. Ketiga; kemiskinan didefinisikan sebagai kekurangan atau

ketiadaan non-materi yang meliputi berbagai macam kebebasan hak untuk

memperoleh pekerjaan yang layak, hak atas rumah tangga dan kehidupan yang

layak.2

Dalam Islam kemiskinan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,

mulai dari sudut tasawuf, fikih dan aqidah. Bidang fikih, kemiskinan

ditempatkan pada objek pemberian, penekanannya juga dilihat dari sisi materi.

Menurut ilmu fikih, kemiskinan terbagi dalam dua wujud yaitu fakir dan

miskin. Fakir berarti kondisi seseorang sama sekali tidak memiliki daya untuk

bertindak memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, namun hasil yang diperoleh

terlalu kecil bahkan kurang untuk bisa memenuhi kehidupan tersebut. Menurut

ulama mahzab Syafi’i, kemiskinan dihitung berdasarkan harta milik atau usaha

seseorang, apakah dapat memenuhi kebutuhannya atau tidak. 3 Dalam

prespektif tasawuf, kemiskinan adalah lambang kesucian. Dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah, seorang sufi harus menempuh Maqamat atau

station. Sebagian dari Maqamat itu adalah Zuhud, Faqr dan Tawakal.4 Dalam

bidang aqidah padangan kemiskinan nampak dari pembahasan takdir dan

perilaku manusia antara golongan Jabariyyah dan Qadariyyah berbeda

pandangan, kemiskinan bukanlah keadaan hidup yang semata-mata karena

takdir sebagaimana aliran Jabariyyah. Atau sebaliknya bahwa kemiskinan

2 Tjetjep Rohendi Rohidi, Ekspresi Seni Orang Miskin: Adaptasi Simbolik Terhadap

Kemiskinan (Bandung: Nuansa Cendekia, 2000), h. 24-25 3 Lilies Nurul Husna dan Achmad wazir Wicaksono, Ormas Agama Bicara Anggaran

(Jakarta: Lakpesdam NU, 2011), h. 27 4 HM. Sa’ad Ibrahim, Kemiskinan Dalam Prespektif al-Quran (Malang: UIN Malang Press,

2007), h. 7

Page 28: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

17

adalah semata-mata karena faktor manusianya, sebagaimana pendapat

kalangan Qadariyyah.

Kemiskinan berasal dari Arab Sakana, yang berarti “diam” atau

“mandek”. Kata lain yang semakna dengannya adalah fakir dari kata “Faqr”

artinya “tulang punggung”. Maksudnya adalah beban yang sangat besar hingga

mematahkan tulang punggung.5 Ketika menjelaskan tentang kemiskinan, al-

Qur’an memakai beberapa kata. Namun, kata yang sering digunakan adalah

kata faqir dan miskin. Kata faqir (bentuk mufrad), fuqara (bentuk jama’) dan

faqr (bentuk masdar) dipergunakan al-Quran dalam berbagai arti, yang tersebar

dalam 13 ayat, pada sepuluh surat. Surat-surat tersebut ialah dua surat

Makkiyah, yaitu surat al-Qashash dan Fatir, serta delapan surat Madaniyyah,

yaitu al-Baqarah, Ali-Imran, an-Nisa’, at-Taubah, al-Hajj, an-Nur,

Muhammad, dan al-Hasyr. Al-Quran menggunakan kata fuqoro sebagai lawan

kata ghaniy, sebagaimana terdapat dalam surat al-Fathir ayat 15 sebagai

berikut:

الفقراء إلى الله والله هو الغني الحميد يا أيها الناس أنتم

Artinya : Hai manusia, kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah

Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

Al-Quran juga mengemukakan bahwa fuqara adalah kelompok yang

berhak menerima atau memperoleh bagian zakat bersama kelompok-kelompok

lain, sebagaimana ayat 60 surat at-Taubah berikut:6

قاب و دقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفي الر غارمين ال إنما الص

بيل فريضة من الله والله عليم حكيم وفي سبيل الله وابن الس

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai

suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

5 Said Aqil Sirodj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, mengedepankan islam sebagai inspirasi

bukan aspirasi (Bandung: Mizan,2006), h. 375 6 Saad Ibrahim, Kemiskinan Dalam Perspektifal-Quran, h. 28

Page 29: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

18

Selanjutnya dalam ayat 16 surat al-Balad menggambarkan orang miskin

sebagai orang yang sangat papah, menunjukkan bahwa orang miskin itu ialah

orang yang tidak berharta. Dalam ayat 76 surat al-Kahfi justru memberi

gambaran bahwa orang-orang miskin dalam ayat tersebut justru pemilik

perahu. Hanya saja dalam ayat ini perahu tersebut bukan milik seorang. Tetapi

juga kepunyaan orang-orang miskin. Dengan adanya perbedaan gambaran

tetapi lebih ditentukan oleh lemah atau tidaknya potensi mereka untuk berusaha

mencukupi kebutuhan hidup.7 Islam menempatkan kemiskinan sebagai suatu

realitas kehidupan yang memiliki kompleksitas tersendiri, tidak dapat

dipahami bahwa dengan melihat satu atau sebagian unsur saja. Jadi tidak dapat

dipungkiri bahwa dengan satu sisi, kemiskinan itu memang takdir yang harus

diterima oleh manusia, namun pada sisi lain manusia diberi kekuasaan oleh

Allah untuk mengubah keadaan tersebut sehingga tidak lagi menjadi miskin.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat al-Ra’d ayat 11 sebagai

berikut:

ن م حتى يغي ر له معق بات م ر الله إن الله ل يغي ر ما بقو ن أم فظونه م ه يح ن خل ف م وإا بي ن يدي ه وم ف وا ما بن

ن وال ن دونه م م م وءا فل مرد له وما ل م أراد الله بقو

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap sesuatu kaum. Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada

pelindung bagi mereka selain Dia.

Dari keketerangan diatas kemiskinan dalam Islam diartikan keadaan

kekurangan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak

jarang menjerumuskan pada kemunkaran. Oleh sebab itu dalam Islam ada

perintah bagi yang mampu untuk menolong dan berbagi dalam rangka

mengangkat kesejahteraan bersama dan menghindarkan dari keterpurukan

Dibawah ini beberapa pengertian kemiskinan menurut para ahli:

7 Saad Ibrahim, Kemiskinan Dalam Perspektif al-Quran, h. 42

Page 30: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

19

Menurut Soejono Soekanto, kemiskinan diartikan suatu keadaan

dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai taraf

kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental,

maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.8

Menurut Prof. Dr. Emil Salim yang dimaksud dengan kemiskinan

adalah merupakan suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup yang pokok,

sehingga mengalami keresahan, keresahan atau kemelaratan dalam setiap

langkah hidupnya.9

Sedangkan Parsudi Suparlan mengartikan kemiskinan adalah sebagai

suatu standar hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi

pada sejumlah atau segolongan orang di bandingkan dengan standar kehidupan

yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.10

Masyarakat yang termasuk kategori miskin, memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Pada umumnya mereka tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti

tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang

dimiliki umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh

pendapatan menjadi sangat terbatas.

2. Pada umumnya mereka tidak mempunyai kemungkinan untuk

memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan yang

diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan maupun

modal usaha. Sementara mereka tidak memiliki syarat untuk

terpenuhinya kredit perbankan seperti jaminan kredit dan lain-lain.

3. Tingkat pendidikan mereka umumnya rendah, tidak sampai tamat

Sekolah Dasar (SD). Ini dikarenakan waktu mereka habis tersita untuk

8 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),

h.320 9 Hartono dan Amicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 329 dalam

Skripsi Hari Harsono, Kemiskinan di Perkotaan (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hodayatullah Jakarta, 2009) h. 29 10 Parsudi Suparlan (penyunting), Kemiskinan di Perkotaan:Bacaan untuk Antropologi

Perkotaan (Jakarta: PT. Yayasan Obor Nusantara, 1995), h.11

Page 31: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

20

mencari nafkah sehingga tak ada lagi waktu untuk belajar. Demikian

pun dengan anak-anak mereka, tak dapat menyelesaikan sekolahnya

oleh karena harus membantu orang tuanya mencari tambahan

penghasilan.

4. Kebanyakan dari mereka tinggal di desa sebagai pekerja bebas dan

berusaha apa saja dengan upah yang rendah sehingga membuat mereka

selalu hidup di bawah kemiskinan; dan

5. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan

tidak mempunyai keterampilan maupun pendidikan.11

Selain ciri-ciri yang disebutkan diatas, dalam ilmu–ilmu sosial

pemahaman tentang kemiskinan dilakukan dengan menggunakan tolak ukur.

Dengan adanya tolak ukur ini, mereka yang tergolong sebagai orang miskin

atau yang berada dalam taraf kehidupan yang miskin dapat dikelompokkan

sebagai suatu golongan yang dibedakan dari mereka yang tidak miskin. Tolak

ukur yang umum dipakai adalah yang berdasarkan tingkat pendapatan per

waktu kerja (untuk Amerika digunakan ukuran setahun sebagai waktu kerja,

sedangkan di Indonesia digunakan ukuran waktu kerja sebulan).

Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah siapa-siapa yang tergolong

sebagai orang miskin dapat diketahui, untuk dijadikan sebagai kelompok

sasaran yang diperangi kemiskinannya.

Tolak ukur yang lain ialah yang dinamakan tolak ukur kebutuhan relatif

per keluarga, yang batasan-batasannya dibuat berdasarkan kebutuhan minimal

yang harus dipenuhi sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya

secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak.12

Kemiskinan merupakan dampak yang paling nyata akibat globalisasi di

bidang ekonomi. Dari perspektif ekonomi, globalisasi memaparkan angka-angka

yang memilukan. Laporan Pembangunan Manusia (HDR) PBB tahun 1999

menyebutkan 840 juta orang kekurangan gizi, termasuk di dalamnya satu dari

11 Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, Petani Desa dan Kemiskinan (Yogyakarta: BPFE,

1987), h. 36-37 12 Parsudi Suparlan (penyunting), Kemiskinan di Perkotaan:Bacaan untuk Antropologi

Perkotaan, h. 12

Page 32: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

21

empat anak di dunia. Sementara, di pihak lain terjadi pemusatan ekonomi di tangan

segelintir orang. Bagaimana mungkin tiga orang terkaya di dunia berpendapatan

lebih besar dari pendapatan 48 negara miskin. Kekayaan bersih 200 orang terkaya

di dunia meningkat dari 440 milyar dolar AS pada 1994 menjadi 1 trilyun dolar AS

pada 1998. Padahal, jika empat persen saja dari harta mereka disumbangkan akan

dapat mengurangi kemiskinan yang sangat parah di seluruh dunia.13

B. Faktor Penyebab Kemiskinan

Masalah kemiskinan mempunyai keterkaitan pada seluruh

aspek kehidupan masyarakat. Latar belakang yang akan kita jumpai

meliputi dua penyebab yaitu menyatakan bahwa kemiskinan adalah

kondisi yang disebabkan karena beberapa kekurangan dan kecacatan

individual baik dalam bentuk kelemahan biologis, psikologis, maupun

kultural yang menghalangi seseorang memperoleh kemajuan dalam

kehidupannya. Yang kedua menunjuk faktor struktural sebagai

penyebabnya. Seseorang menjadi miskin karena berada di lingkungan

masyarakat yang mempunyai karakteristik antara lain distribusi

penguasaan resources yang timpang, gagal dalam mewujudkan

pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, institusi sosial yang

melahirkan berbagai bentuk diskriminasi, perkembangan industri dan

teknologi yang kurang membuka kesempatan kerja.14

David cox membagi kemiskinan ke dalam beberapa dimensi, yaitu:

1. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi

menghasilkan pemenang dan yang kalah. Pemenang umumnya

adalah Negara-negara maju. Sedangkan Negara-negara

berkembang seperti Indonesia seringkali semakin terpinggirkan oleh

persaingan dan pasar bebas yang merupakan prasyarat globalisasi.

2. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan

13 Abdullah Zaki al-Kaaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),

h. 98. 14 Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta, PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995) h. 125-

126

Page 33: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

22

subsisten (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan),

kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan

dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan kemiskinan

yang disebabkan oleh hakekat dan percepatan pertumbuhan

perkotaan).

3. Kemiskinan sosial, kemiskinan yang dialami oleh perempuan,

anak-anak, dan kelompok minoritas.

4. Kemiskinan konsekuensional, kemiskinan yang terjadi akibat

kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin,

seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya

jumlah penduduk.15

Menurut Mudrajad Kuncoro, ada beberapa faktor yang menyebabkan

kemiskinan, yaitu:

1. Pendidikan yang terlampau rendah

Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang

mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya.

2. Malas bekerja

Sikap malas merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan, karena

masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang.

3. Keterbatasan sumber daya alam

Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak lagi

memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka.

4. Terbatasnya lapangan pekerjaan

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi

masyarakat.

5. Keterbatasan modal

Keterbatasan modal adalah kenyataan yang ada di negara yang sedang

berkembang, kenyataan tersebut membawa kemiskinan pada sebagian besar

masyarakat di negara tersebut.

15 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), h. 132-133

Page 34: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

23

6. Beban keluarga

Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak pula tuntutan beban

hidup yang harus dipenuhi.16

C. Pengertian Pengaruh dan Perilaku Keberagamaan

1. Pengertian Pengaruh

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian kata pengaruh.

Menurut KBBI pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.17

WJS. Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang

ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang

berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain.18

2. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah suatu tindakan rutin yang dilakukan oleh seseorang

dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi atau kehendak untuk

mencapai suatu tujuan yang diinginkan dan hal itu mempunyai arti bagi

dirinya. Kata perilaku dipakai oleh Weber untuk perbuatan-perbuatan yang

bagi si pelaku mempunyai arti subyektif. Atau dengan kata lain, pelaku

hendak mencapai suatu tujuan yang didorong oleh adanya motivasi. Entah

kelakuan itu bersifat lahiriah atau batiniah berupa perenungan, perencanaan,

pengambilan keputusan, dan sebagainya, entah kelakuan itu terdiri dari

intervensi positif kedalam suatu situasi, atau sikap pasif yang sengaja tidak

mau terlibat, pemakaian kata kelakuan itu hanya untuk perbuatan manusia

yang mempunyai arti bagi dia. Kesadaran akan arti dari apa yang diperbuat

itulah ciri hakiki manusia. Walaupun banyak tindakan manusia bercorak rutin

saja dan konfromitas, namun suatu kesadaran minimal akan arti dari hal yang

dibuat minimal harus ada supaya mereka dapat disebut kelakuan.

Dengan demikian perilaku merupakan ekspresi dan manifestasi dari

16 Hartomo dan Arnicun Aziz, Ilmu Dasar Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.329-331

17 https://kbbi.web.id/pengaruh, diakses pada hari Kamis 05 Juli 2018 18 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1986) h.

731

Page 35: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

24

gejala-gejala hidup yang bersumber dari kemampuan-kemampuan psikis

yang berpusat adanya kebutuhan, sehingga segala perilaku manusia diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai mahluk individu, mahluk

sosial dan mahluk berketuhanan. Jadi perilaku mengandung sebuah

tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) bukan

saja badan atau ucapan, melainkan tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan atau lingkungan.19

Perilakuan akan menjadi sosial hanya kalau dan sejauh mana arti

maksud subjektif dari tingkah laku membuat individu memikirkannya. Oleh

orientasi itulah perilakuan memperoleh suatu kemantapan sosial dan

menunjukan suatu keseragaman yang kurang lebih tetap. Perilaku individual

mengarahkan kelakuannya kepada penetapan-penetapan atau harapan-

harapan tertentu yang berupa kebiasaan umum atau dituntut dengan tegas atau

bahkan dibekukan kedalam undang-undang. Orang yang dimotivasi untuk

melakukan balas dendam atas suatu penghinaan yang dialaminya pada masa

lampau, mengorientasikan tindakannya kepada orang lain. Perilaku demikian

itu dinamakan kelakuan sosial. Begitu juga orang yang langsung menanggapi

suatu penghinaan sekarang, atau yang menyiapkan tindakan pembalasan

untuk masa datang. Masalah kapan hal itu akan dilakukan tidak menjadi soal.

Juga apakah orang lain itu hanya satu atau banyak, apakah dikenal atau tidak

dikenal. Karena pemakaian uang misalnya adalah kelakuan sosial juga, sebab

penerimaannya atau pengeluarannya selalu berarah kepada harapan bahwa

sebagian besar orang sekalipun mereka tidak dikenal, akan menganggap dan

memperlakukan uang sebagai alat pertukaran.

Sebaliknya, kelakuan orang yang diarahkan pada benda-benda sambil

mengharap suatu efek, misalnya memutar sakelar penghubung listrik, tidak

bercorak sosial. Juga kelakuan religius yang dilakukan sendiri, tidak bercorak

sosial. Jadi menurut Weber, perilakuan sosial berakar dalam kesadaran

individual dan bertolak dari situ. Tingkah laku individu merupakan kesatuan

19 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/perilaku, diakses pada hari Rabu 25 Juli 2018

Page 36: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

25

analisis sosiologis, bukanlah keluarga, negara, partai, dan lain-lain.20

3. Pengertian Keberagamaan

Barangkali tidak ada kata satu kata yang begitu menyita perhatian

banyak kalangan, baik masyarakat pada umumnya maupun para ilmuan,

kecuali kata “agama”. Kata ini begitu menggugah rasa ingin tahu banyak

kalangan, sebab agama adalah sebuah fenomena yang sangat kaya sekaligus

sangat kompleks. Ia memiliki kandungandimensi: ritual, doktrinal, etikal,

sosial, dan eksparansial sekaligus. Sehingga wacana tentang agama dan

kehidupan beragama selalu muncul baik dalam forum ilmiah maupun

percakapan populer.21

Secara etimologis istilah agama berasal dari bahasa sansekerta yang

terdiri dari dua suku kata yaitu a artinya tidak dan gama artinya kacau. Dari

pengertian seperti ini, agama dapat diartikan sebagai suatu institusi penting

yang mengatur kehidupan manusia agar tidak terjadi kekacauan. Istilah agama

juga dapat disamakan dengan kata religi yang berasal dari bahasa latin religio

yang berasal dari akar kata religre yang berarti mengikat.22

Emile Durkheim mendefinisikan agama adalah sistem terpadu yang

terdiri atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal yang suci.

Kepercayaan dan praktek tersebut mempersatukan semua orang yang beriman

kedalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Sebagai tambahan

Durkheim mengatakan bahwa semua kepercayaan agama mengenal pembagian

semua benda yang ada di bumi ini, baik yang berwujud nyata maupun yang

20 K.J. Veeger, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu- Masyarakat

dalam Cakrawala, Sejarah Sosiologi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), Cet Ke-4, h.

172 21 Sufyanto, Agama Tuhan dan Problem Kemanusiaan, pengantar dalam Pradana Boy ZTF

(ed). Agama Empiris: Agama dalam Pergumulan Realitas Sosial (Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2002), h. V, dalam M. Ridwan Lubis, Agama dalam Perbincangan Sosiologi (Bandung: Cita Pustaka

Media Perintis, 2010), h. 1 22 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h. 13 dalam

Skripsi Siti Nurhayati, Keberagamaan Kaum Lesbian (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 21

Page 37: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

26

berwujud idela kedalam kedua kelompok yang saling bertentangan yaitu hal

yang bersifat profan dan hal yang bersifat suci (sacred).23

Menurut Harun Nasution, unsur yang paling penting dalam agama

adalah: percaya adanya kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan

berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu,

manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib

tersebut, mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu.24

Sedangkan menurut Glock dan Stark, agama adalah sistem simbol,

sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan yang

semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang

paling maknawi.25

Sedangkan pengertian agama dengan keberagamaan itu sangat berkaitan

erat antara keduanya. Dimana antara keduanya saling berhubungan antara satu

sama lain. Seperti yang diungkapkan oleh Jalaludin, agama merupakan

hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap adikodrati (supranatural).26

Sedangkan dalam kajian keagamaan, Jalaluddin Rahmat menyebutkan ada dua

kajian agama, yaitu ajaran dan keberagamaan. Ajaran adalah teks lisan atau

tulisan yang sakral dan menjadi sumber rujukan bagi suatu pemeluk agama.

Sedangkan keberagamaan (religiosity) adalah perilaku yang bersumber

langsung atau tidak langsung kepada ajaran agama.27

D. Dimensi Keberagamaan

C.Y. Glock dan R Stark dalam bukunya American Piety: The Nature

of Religion Commitmen, menyebut ada lima dimensi agama dalam diri

23 Dyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jakarta: Gramedia, 1984), h. 19

dalam Skripsi Siti Nurhayati, Keberagamaan Kaum Lesbian (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 22 24 Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspek, jilid 1 (Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia, 1995), h. 11 25 Robert H. Thoules, Pengantar Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), h. 10 26 Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 1 27 Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (Edisi Terjemah), Metodologi Penelitian Agama

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991), h. 92-93 dalam Skripsi Siti Nurhayati, Keberagamaan Kaum

Lesbian (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 24

Page 38: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

27

manusia, yakni dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan dan

praktek keagamaan (ritualistic), dimensi penghayatan (eksperensial),

dimensi pengamalan (konsekuensial) dan dimensi pengetahuan agama

(intelektual).28

a. Dimensi ideologis (ideological involvement). Berkenaan dengan

seperangkat kepercayaan keagamaan yang memberikan penjelasan

tentang Tuhan, alam manusia dan hubungan diantara mereka.

Kepercayaan dapat berupa makna dari tujuan atau pengetahuan

tentang perilaku yang baik yang dikehendaki Tuhan. Dimensi ini

berisi pengakuan akan kebenaran doktrin-doktrin dari agama.

Seorang individu yang religius akan berpegang teguh pada ajaran

teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin agamanya,

misalnya keyakinan akan adanya malaikat, surga-neraka, dan

sebagainya.

b. Dimensi intelektual (intellectual involvement) dapat mengacu pada

pengetahuan tentang ajaran-ajaran agama, pada dimensi ini dapat

diketahui tentang seberapa jauh tingkat pengetahuan agama dan

tingkat ketertarikan mempelajari agama dari penganut agama, dalam

dimensi ini bahwa orang-orang beragama paling tidak mekiliki

sejumlah pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus

kitab suci dan tradisi-tradisi.

c. Dimensi eksperensial (experiencial involvement) adalah bagian

keagamaan yang bersifat efektif, yakni keterlibatan emosional dan

sentimental pada pelaksanaan ajaran (religion feeling). Dimensi ini

berkaitan dengan pengalaman perasaan-perasaan, persepsi-persepsi

dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh

kelompok keagamaan saat melaksanakan ritual keagamaan. Seperti,

tentram saat berdoa, tersentuh mendengar ayat suci Al-Qur’an

dibacakan.

28Djamaluddin Ancok, Fuat Nashori Suroro, Psikologi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1995), h. 77

Page 39: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

28

d. Dimensi ritualistik (ritual involvement) merujuk pada ritus-ritus

keagamaan yang dianjurkan dan dilaksanakan oleh penganut agama

dan sangat berkaitan dengan ketaatan penganut suatu agama.

Dimensi ini meliputi pedoman pokok pelaksanaan ritus dan

pelaksanaanya, frekuensi prosedur dan makna ritus penganut agama

dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan rukun Islam, dzikir,

sholat lima waktu dan lain-lain. Dimensi konsekuensi atau dimensi

sosial (consequential involvement) meliputi segala implikasi sosial

dari pelaksanaan ajaran agama, dimensi ini memberikan gambaran

apakah efek ajaran agama terhadap etos kerja, hubungan

interpersonal, kepedulian kepada penderitaan orang lain dan

sebagainya.

E. Fungsi Agama Bagi Manusia dan Masyarakat

Agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat,

karena agama itu sendiri diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam

prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

1. Berfungi edukatif

Para penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama yang

mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran

agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur

suruhan dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan

bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan

yang baik menurut ajaran agama masing-masing.29

2. Berfungsi penyelamat

Dimanapun manusia berada dia selalu menginginkan dirinya

selamat. Keselamatan yang meliputi bidang yang luas adalah

keselamatan yang diajarkan oleh agama. Keselamatan yang diberikan

oleh agama kepada penganutnya adalah keselamatan yang meliputi dua

29 Ramayulis dan Jalaludin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), h. 126-

127.

Page 40: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

29

alam yaitu: dunia dan akhirat. 30 Dalam mencapai keselamatan itu agama

mengajarkan para penganutnya melalui pengenalan terhadap masalah

sakral, berupa keimanan kepada Tuhan.

Pelaksanaan pengenalan kepada unsur (zat supernatural) itu

bertujuan agar dapat berkomunikasi baik secara langsung maupun

dengan perantara langkah menuju ke arah itu secara praktisnya

dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran agama itu

sendiri, diantaranya: Mempersatukan diri dengan Tuhan (pantheisme),

pembebasan dan pensucian diri (penebusan dosa) dan kelahiran kembali

(reinkarnasi). Untuk itu dipergunakan berbabgai lambang keagamaan.

Kehadiran Tuhan dapat dihayati secara batin maupun benda-benda

lambang. Kehadiran dalam bentuk penghayatan batin yaitu melalui

meditasi sedangkan kehadiran dalam menggunakan benda-benda

lambang melalui:

1) Theophania spontanea: Kepercayaan bahwa Tuhan dapat dihadirkan

dalam benda-benda tertentu: tempat angker, gunung, arca dan lainya.

2) Theophania invocativa: Kepercayaan bahwa Tuhan hadir dalam

lambang karena dimohon, baik melalui invocativa magis (mantera,

dukun) maupun invocativa religius (permohonan, doa, kebaktian dan

sebagainya).31

3. Berfungsi sebagai pendamaian

Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai

kedamaian batin melalui tuntutan agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah

akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang pelanggar

telah menebus dosanya melalui: tobat, pensucian ataupun penebusan

dosa.32

4. Berfungi sebagai kontrol sosial

30 Ramayulis dan Jalaludin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, h. 127 31 Ramayulis dan Jalaludin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, h. 127-128 32 Ramayulis dan Jalaludin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, h. 128

Page 41: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

30

Para penganut agama sesuai ajaran agama yang dipeluknya terikat batin

kepada tuntunan ajaran tersebut, baik secara pribadi maupun secara

kelompok. Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma,

sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial

secara individu maupun kelompok karena; pertama, agama secara

instansi, merupakan norma bagi pengikutnya, kedua, agama secara

dogmatis (ajaran) mempunyai fungsi kritis yang bersifat profetis (wahyu.

Kenabian).33

5. Berfungsi sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas

Penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki

kesamaan dalam satu kesatuan: iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini

akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan,

bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh.

Pada beberapa agama rasa persaudaraan itu bahkan dapat mengalahkan

rasa kebangsaan.34

6. Berfungsi sebagai Transformatif

Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau

kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang

dianutnya. Kehidupan baru yang dianutnya. Kehidupan baru yang

diterimanya berdasarkan ajaran agama yang dipeluknya itu kadangkala

mampu mengubah kesetiaanya kepada adat atau norma kehidupan yang

dianitnya sebelumnya.35

7. Berfungsi Kreatif

Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja

produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk

kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja

33 Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama (Jakarta: Ghalia Indonesia dan UMM Press, 1993),

h. 55. 34 Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, 55. 35 Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, 55.

Page 42: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

31

secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk

melakukan inovasi penemuan baru.36

8. Berfungsi Sublimatif

Ajaran agama yang mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja

yang bersifat agama ukhrawi, melainkan juga yang bersifat duniwai.

Segala usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma

agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena dan untuk Allah

merupakan ibadah.37

F. Pengertian dan Ciri-ciri Pemulung

Pemulung adalah orang yang memulung dan mencari nafkah dengan

jalan memungut serta memanfaatkan barang–barang bekas (seperti puntung

rokok, plastik, kardus bekas dan sebagainya) kemudian menjualnya kepada

pengusaha yang akan mengolahnya kembali menjadi barang komoditi.38

Pemulung sering diidentikan dengan orang miskin atau masuk ketegori

kemiskinan yaitu suatu keadaan di mana seseorang, keluarga atau anggota

masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya secara wajar sebagaimana anggota masyarakat lain pada umumnya.39

Menurut Mudiyono dkk, pemulung adalah orang yang mengumpulkan

dan memproses sampah di jalan-jalan, sungai-sungai, bak-bak sampah dan

lokasi pembuangan akhir sebagai komoditas pasar.40

Menurut Komarudin, Pemulung memiliki ciri–ciri yang dibedakan

menjadi 4 macam antara lain: (1) Menurut cara kerja pemulung dan jenis

kegiatan, diantaranya: pemulung yang bekerja sambilan karena telah

mempunyai pekerjaan tetap, pemulung yang bekerja dari satu tempat ke tempat

36 Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, 55. 37 Ramayulis dan Jalaludin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, h. 129. 38 Ali Lukman, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), h. 51

39 Abdulsyani, Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012),

h. 190 40 Mudiyono dkk., Dimensi-Dimensi Masyarakat dan Pemberdayaan

Masyarakat, h. 135, Dalam Skripsi Willy Agisti Irma Dinta Siwi, Karakteristik Demografi Sosial

Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal, 2009, h. 15

Page 43: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

32

lain, dan pemulung yang bekerja di TPA sampah dan TPS sampah. (2) Menurut

jenis peralatan yang digunakan, diantaranya: pemulung menggunakan

keranjang dan sumpit bambu, pemulung yang menggunakan keranjang dan

kain, dan pemulung yang menggunakan gerobak dorong atau becak. (3)

Menurut organisasi usahanya, diantaranya: Pemulung yang bekerja mandiri

dan pemulung yang bekerja berkelompok. (4) Menurut tempat tinggalnya,

diantaranya: disekitar TPA sampah, disekitar TPS sampah, disepanjang

bantaran kali dan jalur hijau, dan rumah–rumah sewa disekitar lokasi TPS

sampah.41

Dilihat dari cara kerja dan hasil pungutannya, pemulung dapat

diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Pemulung Mayeng.

Pemulung Mayeng adalah pemulung yang kelasnya berada paling

bawah. Ciri pemulung Mayeng antara lain: (a) Pemulung Mayeng bekerja

secara individu. (b) Memungut, mencari sampah dijalanan, di bak–bak

sampah keluarga. (c) Bekerja dengan jalan kaki dengan alat kerja sederhana

seperti karung dan gancau seandainya menggunakan alat transportasi yang

digunakan adalah sepeda berkeranjang dan becak, pemulung Mayeng

bekerja tidak dibatasi oleh waktu jadi bekerja sesuka hati mereka. Jenis

sampah yang dipungut adalah jenis sampah plastik, karet, minuman kaleng

dengan besi, dan lain–lain.42

Pemulung Mayeng bekerja tanpa batas wilayah dan waktu, mereka

memungut sampah di halaman kantor, dijalanan dan ditempat– tempat

umum seperti pasar, pertokoan, tempat hiburan dan lapangan. Karena tanpa

dibatasi waktu maka pemulung mayeng bekerja sesukanya yaitu ada yang

mayeng siang hari, malam hari, dini hari (waktu subuh) dan sore hari.

41 Komarudin, Pembangunan Perkotaan Berwawasan Lingkungan (Jakarta: Dirjen Cipta

Karya, 1990), h. 196, Dalam Skripsi Willy Agisti Irma Dinta Siwi, Karakteristik Demografi Sosial

Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Malang, 2009), h. 18 42 Mudiyono, dkk., Dimensi-Dimensi Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, h. 135,

Dalam Skripsi Willy Agisti Irma Dinta Siwi, Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung

Berdasarkan Daerah Asal, 2009, h. 19

Page 44: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

33

Pemulung mayeng disebut juga pemulung yang mencari yaitu

mereka yang mencari barang-barang bekas dari tempat sampah untuk

kemudian dijual kepada lapak, mereka tidak memiliki anak buah tapi

sebaliknya mereka sebagai anak buah dari lapak. Penghasilan mereka

berkisar antara Rp.5000 - Rp.20.000 per hari.43

Dalam penelitian ini, pemulung yang beroperasi di wilayah Ciputat

digolongkan sebagai pemulung Mayeng. Mereka sebagian besar bekerja

jalan kaki dengan menggunakan alat kerja gerobak dan mencari barang-

barang bekas dari tempat sampah untuk kemudian dijual kepada lapak dan

mereka tidak memiliki anak buah. Mereka bekerja tidak dibatasi oleh waktu

karena mereka bekerja secara individu dan tidak ada yang mengatur. Mereka

berpenghasilan 15.000-40.000 rupiah per hari.

2. Pemulung Pengepul

Pemulung Pengepul adalah pemulung yang kelasnya ada ditengah

artinya pemulung pengepul melakukan proses pasar (membeli barang atau

sampah dari pemulung mayeng dan menjual pada pemulung agen).

Pemulung mayeng pasokan atau setorannya sangat terbatas dan jumlahnya

sedikit, maka pemulung pengepul suatu saat keliling (mayeng) tetapi dengan

bermodalkan uang artinya suatu ketika dia membeli barang–barang bekas

milik masyarakat yang tidak dipakai sekaligus mencari dijalanan.44

Pemulung pengepul disebut juga lapak yaitu orang yang membeli

barang-barang bekas dari anak buahnya, mengepak berdasarkan jenis

barang untuk kemudian dijual kepada pemulung agen. Lapak mempunyai

43 Sukmawati, Resiprositas Dalam Komunitas Pemulung di Kelurahan Utan Kayu Selatan

Kecamatan Matraman Jakarta Timur (Semarang: FIS UNNES, 2007), h. 54, Dalam Skripsi Willy

Agisti Irma Dinta Siwi, Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah

Asal, 2009, h. 19 44 Mudiyono dkk., Dimensi-Dimensi Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, h. 136,

Dalam Skripsi Willy Agisti Irma Dinta Siwi, Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung

Berdasarkan Daerah Asal, 2009, h. 20

Page 45: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

34

anak buah 10 sampai 20 orang dan berpenghasilan 1 juta sampai 3 juta per

bulan.45

3. Pemulung Agen.

Pemulung Agen adalah pemulung yang kelasnya paling tinggi, ciri lain

agen antara lain: (a) Memiliki tenaga kerja minimal 5 (lima) orang dan maksimal

tidak terbatas, memiliki lahan tidak terbatas, memiliki lahan yang luas baik

menyewa maupun milik pribadi. (b) Memiliki armada angkot atau mobil colt,

truk, becak, dan lain–lain. (c) Memiliki asrama untuk penampungan pamulung

mayeng. Begitu juga dengan pemulung agen, mereka juga membeli barang

rongsokan dari pemulung yang bekerja dengan cara keliling atau mayeng.46

Sukmawati menjelaskan, pemulung agen disebut juga pemulung suplier

yaitu orang yang membeli barang-barang bekas dari lapak dan atau pemulung

langsung untuk kemudian dijual kepada pabrik-pabrik. Jumlah lapak yang

menyetor pada agen antara 5 sampai 10 lapak. Penghasilan rata-rata agen lebih

dari 3 juta per bulan.47

45 Sukmawati, Resiprositas Dalam Komunitas Pemulung di Kelurahan Utan Kayu Selatan

Kecamatan Matraman Jakarta Timur, h. 54, Dalam Skripsi Willy Agisti Irma Dinta Siwi,

Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal, h. 20 46 Mudiyono dkk., Dimensi-Dimensi Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, h. 138,

Dalam Skripsi Willy Agisti Irma Dinta Siwi, Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung

Berdasarkan Daerah Asal, 2009, h. 20-21 47 Sukmawati, Resiprositas Dalam Komunitas Pemulung di Kelurahan Utan Kayu Selatan

Kecamatan Matraman Jakarta Timur, h. 54, Dalam Skripsi Willy Agisti Irma Dinta Siwi,

Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal, h. 21

Page 46: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

35

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH DAN SUBYEK PENELITIAN

A. Letak Geografis Penelitian

Jalan Mawar yang terletak di Kelurahan Pisangan adalah merupakan

salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Ciputat Timur yang

bernaung di bawah kesatuan kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.

Wilayah Pisangan terletak pada jarak 5 km dari pusat pemerintahan Kota

Tangerang Selatan.

Secara geografis kelurahan Pisangan mempunyai luas wilayah 405

hektar yang terdiri dari 350 hektar pemukiman, 6,5 hektar kuburan, 3,5

hektar taman, 18 hektar perkantoran dan 22,5 hektar prasarana umum

lainnya. Berdasarkan kelembagaan kemasyarakatan desa/ kelurahan,

wilayah kelurahan Pisangan terbagi dalam 18 rukun warga (RW) dan 114

rukun tetangga (RT).

Sementara batas wilayah kelurahan Pisangan untuk sebelah Utara

berbatasan dengan Desa/Kelurahan Cirendeu, sebelah selatan berbatasan

dengan Desa/Kelurahan Cipayung, sebelah timur berbatasan dengan

Desa/Kelurahan Pondok Cabe/Karang Tengah, dan untuk sebelah barat

berbatasan dengan Desa/Kelurahan Cempaka Putih.

Berdasarkan data demografis, daerah yang mempunyai luas 405

hektar ini dihuni oleh 35.354 jiwa dan 9.254 kepala keluarga, yang terdiri

dari 17.720 jiwa laki-laki dan 17.634 jiwa perempuan. Secara keseluruhan

data kependudukan kelurahan Pisangan dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3. 1

Data Kependudukan Kelurahan Pisangan

Usia Laki-Laki Peremp. Usia Laki-Laki Peremp.

Page 47: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

36

0-12 bulan 69 orang 64orang 40-41 th 552 orang 548 orang

1 tahun 75 orang 74 orang 42-43 576 orang 574 orang

2-3 110 orang 96 orang 44-45 577 orang 573 orang

4-5 108 orang 94 orang 46-47 581 orang 575 orang

6-7 133 orang 129 orang 25-26 591 orang 589 orang

8-9 165 orang 165 orang 48-49 576 orang 574 orang

10-11 175 orang 175 orang 50-51 554 orang 551 orang

12-13 240 orang 235 orang 52-53 571 orang 569 orang

14-15 278 orang 276 orang 54-55 547 orang 545 orang

16-17 377 orang 375 orang 56-57 518 orang 512 orang

18-19 506 orang 490 orang 58-59 511 orang 509 orang

20-21 605 orang 599 orang 60-61 358 orang 352 orang

22-23 552 orang 550 orang 62-63 383 orang 381 orang

24-25 563 orang 559 orang 64-65 360 orang 355 orang

26-27 568 orang 564 orang 66-67 382 orang 380 orang

28-29 670 orang 562 orang 68=69 339 orang 335 orang

30-31 607 orang 603 orang 70-71 341 orang 337 orang

32-33 611 orang 609 orang 71-72 263 orang 261 orang

34-35 604 orang 596 orang 72-73 292 orang 288 orang

36-37 657 orang 643 orang 74-75 237 orang 239 orang

38-39 709 orang 706 orang 75 lebih. 229 orang 223 orang

Jumlah 17.720 17.634

Sumber:Profil Desa dan Kelurahan Pisangan 2015

Sementara itu tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Pisangan

dikategorikan kurang baik, karena rata-rata pendidikan masyarakat

Kelurahan Pisangan adalah tamatan SMP dengan persentase 42,07 persen

atau 3400 orang. Hal ini sedikit mengejutkan bahwa suatu wilayah di dekat

perkotaan bahkan daerah yang terletak dikawasan perguruan tinggi ternyata

masih membutuhkan wawasan betapa pentingnya akan pendidikan. Untuk

itu perlu perhatian serius dari pemerintah untuk mengentaskan masalah

rendahnya pendidikan daerah Kelurahan Pisangan tersebut. Secara lebih

Page 48: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

37

rinci jumlah penduduk berdasarkan tingkat pedndidikan dapat dilihat dari

tabel di bawah ini:

Tabel 3. 2

Data Penduduk Pisangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkatan Pendidikan Laki-Laki Perempuan

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 100 orang 96 orang

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group 108 orang 94 orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah - -

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 640 orang 621 orang

Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah - -

Usia 18-56 thn pernah SD tetapi tidak

tamat

34 orang 41 orang

Tamat SD/sederajat 90 orang 65 orang

Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat

SLTP

175 orang 180 orang

Jumlah usia 18 – 56 tahun tidak tamat

SLTA

96 orang 85 orang

Tamat SMP/sederajat 1875 orang 1525 orang

Tamat SMA/sederajat 1043 orang 905 orang

Tamat D-1/sederajat 30 orang 16 orang

Tamat D-2/sederajat 45 orang 12 orang

Tamat D-3/sederajat 15 orang 10 orang

Tamat S-1/sederajat 110 orang 95 orang

Tamat S-2/sederajat 18 orang 7 orang

Tamat S-3/sederajat 3 orang 2 orang

Tamat SLB A 1 orang 1 orang

Tamat SLB B - -

Tamat SLB C 2 orang 2 orang

Jumlah 4338 orang 3743 orang

Jumlah Total 8081 orang

Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Pisangan 2015

Dengan melihat tabel diatas, diketahui bahwa banyak masyarakat

Kelurahan Pisangan tidak menamatkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Hal

Page 49: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

38

ini disebabkan oleh keadaaan ekonomi. Dengan alasan tersebut menyebabkan

banyak dari masyarakat tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dan mereka

memilih untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Pesatnya pertumbuhan dan pembangunan di ibukota Jakarta

melambungkan tingkat migrasi, yang membawa pengaruh cukup signifikan

bagi wilayah Pisangan. Sebagai bagian dari daerah penyangga ibu kota,

kelurahan Pisangan merupakan bagian wilayah dalam hitungan strategis

dalam aspek ekonomi. Pembangunan yang kian meningkat di wilayah ini

cukup mempunyai daya tarik bagi kaum urban untuk menetapkan daerah ini

sebagai pilihan dalam melakukan mobilitas ekonomi.

Dalam aspek mata pencaharian, catatan profil kelurahan

menunjukkan data yang variatif dalam hal mata pencaharian penduduk

Kelurahan Pisangan. Karena wilayah Kelurahan Pisangan berdekatan

dengan kota Jakarta, maka kebanyakan penduduk kelurahan Pisangan

memusatkan mata pencahariannya sebagai karyawan perusahaan swasta.

untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 3

Data Mata Pencaharian Penduduk Pisangan

Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

Petani - -

Buruh Tani - -

Buruh Migran Perempuan - -

Buruh Migran Laki-Laki 2 Orang 2 Orang

Pegawai Negeri Sipil 105 Orang 75 Orang

Pengrajin Industri Rumah Tangga 2 Orang -

Pedagang Keliling 5 Orang 8 Orang

Peternak - -

Nelayan - -

Montir 12 Orang -

Dokter Swasta 1 Orang -

Bidan Swasta - 1 Orang

Page 50: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

39

Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Pisangan 2015

Berkenaan dengan aspek religi, mayoritas penduduk kelurahan

Pisangan beragama Islam. Jumlah pemeluk agama Islam di Kelurahan

Pisangan mencapai 30.212 orang. dengan posisi berikutnya Kristen,

Katholik, Hindu dan Budha. Walaupun terdapat berbagai perbedaan agama

hal ini tidak menyebabkan suatu masalah atau konflik antar pemeluk agama

di daerah Keluahan Pisangan. Mereka mampu mengaktualisasikan

pemahaman mereka terhadap agama dengan baik sehingga tercipta suasana

yang aman, tenteram dan damai. Hal ini terlihat dengan sifat gotong royong

dan bahu membahu jika ada masalah/musibah, acara resepsi pernikahan,

dan kegiatan-kegiatan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya penganut agama

di daerah kelurahan Pisangan dapat dilihat ditabel berikut:

Perawat Swasta 5 Orang 5 Orang

Pembantu Rumah Tangga - 55 Orang

Tni 3 Orang -

Polri 6 Orang 1 Orang

Pensiunan Pns/Tni/Polri 59 Orang 25 Orang

Pengusaha Kecil Dan Menengah 15 Orang 5 Orang

Pengacara 3 Orang -

Notaris 2 Orang -

Dukun Kampung Terlatih - -

Jasa Pengobatan Alternatif - -

Dosen Swasta 7 Orang 5 Orang

Pengusaha Besar 5 Orang 3 Orang

Arsitektur 3 Orang 1 Orang

Seniman/Artis 2 Orang 1 Orang

Karyawan Perusahaan Swasta 450 Orang 157 Orang

Karyawan Perusahaan

Pemerintah

155 Orang 55 Orang

Pedagang 175 Orang 95 Orang

Jasa Angkutan Roda 2 310 Orang 12 Orang

Jumlah 1833 Orang

Page 51: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

40

Tabel 3 .4

Data Pemeluk Agama Penduduk Pisangan

Agama Laki-Laki Perempuan

Islam 15115 orang 15097 orang

Kristen 1445 orang 1456 orang

Katholik 550 orang 575 orang

Hindu 125 orang 109 orang

Budha 120 orang 111 orang

Khonghucu - -

Kepercayaan kepada Tuhan - -

Aliran kepercayaan lainnya - -

Jumlah 34.703 Orang

Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Pisangan 2015

B. Pembentukan Kawasan Pemulung

Menurut informasi yang didapat dari narasumber, kawasan

pemulung gang Mawar sudah ada ± sejak 10 tahun yang lalu dan belum

diketahui siapa orang yang pertama mendiami/ bertempat tinggal di

kawasan pemulung gang mawar. Yang pasti sejumlah pemulung

mendirikan bangunan di kawasan tersebut walaupun tidak ada izin resmi ke

pemerintah setempat. Mereka mengajak sanak keluarga yang lain untuk

bergabung sebagai pemulung di gang mawar, dan sampai Saat ini sudah ada

kurang lebih 70 kepala keluarga yang menempati kawasan tersebut. 1

Sebagian besar Para pemulung tersebut berbondong-bondong

datang dari daerah: Cilacap, Banyumas, Purwakarta dan daerah sekitarnya.

Sampai saat ini mereka sebagian besar belum mempunyai Kartu Tanda

Penduduk Tangerang Selatan, yang artinya mereka masih memiliki

kependudukan sipil dari asal daerah mereka. Dan untuk tempat tinggal

mereka memanfaatkan barang-barang bekas yang didapat dari hasil

1 Wawancara pribadi dengan ketua rt 03, 23 Maret 2018

Page 52: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

41

memulung untuk dijadikan bahan bangunan, seperti: kaca, triplek, asbes,

banner dan yang lainnya.

Untuk susunan organisasi, mereka tidak mempunyai organisasi

resmi/ formal, dalam artian organisasi yang bersifat akademik. Namun

secara informal para pemulung menjalin hubungan kerja sama yang serupa

dengan kegiatan kelompok organisasi. Organisasi para pemulung ini untuk

memudahkan dan memperlancar sirkulasi hasil pengumpulan barang-

barang bekas dari pemulung ke bos/bandar selanjutnya ke pabrik untuk di

daur ulang.

C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Pemulung

Seperti yang sudah di jelaskan sedikit diatas pemulung yang ada di

Jalan Mawar sebagian besar berasal dari etnis Jawa seperti Cilacap,

Banyumas, Purwakarta dan sekitarnya. dalam perkembangannya, pemulung

melakukan interaksi dengan penduduk asli di sekitar kawasan pemulung.

Mereka berinteraksi dalam kegiatan usaha maupun dalam kekerabatan.

Dilihat dari segi ekonomi mereka digolongkan sebagai warga

kurang mampu, hal ini bisa dilihat dari tempat tinggal, sandang dan pangan

mereka. Dengan penghasilan yang tidak seberapa, mereka harus pandai

mengatur keuangan agar kebutuhan sehari-hari bisa tercukupi. Sebagian

dari mereka ada yang tidak mau menyekolahkan anak-anak mereka dengan

alasan tidak ada dana untuk membayar SPP, disamping itu mereka juga

tidak termotivasi untuk bersekolah.

D. Hubungan Pemulung dengan Masyarakat Sekitar

Setelah melakukan wawancara kepada Ketua RT setempat, dapat

dikatakan bahwa hubungan antara warga kampung pemulung dengan

masyarakat sekitar cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan tidak pernah

adanya laporan atau catatan mengenai pergesekan antara warga kampung

pemulung dengan masyarakat sekitar, baik yang ditimbulkan oleh warga

kampung pemulung maupun oleh masyarakat sekitar. Dapat dikatakan

Page 53: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

42

bahwa warga kampung pemulung bersikap kooperatif dalam menjaga

keamanan dan ketentraman lingkungan.

Meski begitu warga kampung pemulung tidak turut serta dalam

kegiatan warga yang menjadi program kerja rukun warga dan rukun

tetangga seperti Pemilihan Kepala Daerah, peringatan Hari Kemerdekaan,

atau Hari Besar Islam. Meskipun demikian, banyak dari organisasi

masyarakat atau kemanusiaan yang sering mengadakan kegiatan

penyuluhan atau bakti sosial kepada warga kampung pemulung. Adapun

pengadaan dan perizinan kegiatan tersebut difasilitasi oleh Ketua RT

setempat.

Salah satu penyebab tidak berpartisipasinya warga kampung

pemulung dalam kegiatan masyarakat adalah karena secara administratif

warga kampung pemulung tidak tercatat sebagai penduduk resmi di daerah

tersebut. Sebagian besar warga kampung pemulung tidak memiliki KTP

(Kartu Tanda Penduduk) Tangerang Selatan, melainkan hanya memiliki

KTP dari daerah asal masing-masing. Hal ini tentu menjadi penghalang

karena secara legalitas keberadaan mereka tidak dapat diakui oleh

pemerintah daerah. 2

2 Wawancara pribadi dengan ketua rt 03, 23 Maret 2018

Page 54: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

43

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pandangan Hidup Pemulung

Selaku mahluk berpikir, manusia tentu memiliki caranya masing-masing dalam

memandang kehidupan, begitupun dengan masyarakat pemulung. Bagi masyarakat

pemulung, jawaban mayoritas atas prioritas utama dalam hidup mereka adalah untuk

membahagiakan keluarga. Salah satu pemulung; RS mengungkapkan bahwa hal

yang menjadi tujuan hidupnya adalah untuk membesarkan dan memberi pendidikan

kepada anak-anaknya. Mayoritas pemulung juga memiliki jawaban yang hampir

serupa dengan RS.

Selain memprioritaskan keluarga sebagai hal yang paling utama dalam hidup,

ternyata terdapat pula beberapa jawaban yang agak berbeda. Salah satunya muncul

dari MS. Beliau mengungkapkan bahwa tujuan hidup yang paling utama baginya

adalah untuk dapat hidup tentram dengan sesama1, hal ini tentu berkaitan dengan

hubungannya antar sesama manusia (hablumminan-nass). Pernyataan bernada

serupa juga disampaikan oleh SI, beliau menyatakan bahwa hal yang paling utama

dalam hidup adalah untuk berbuat baik terhadap sesama2.

Selain itu, hubungan dengan Tuhan (hablumminallah) agaknya juga menjadi hal

yang diperhatikan oleh masyarakat pemulung, meski tidak disadari secara langsung.

Hal tersebut dapat kita temukan pada kalimat yang dilontarkan oleh NM, beliau

menyatakan “Tujuan hidup saya adalah agar bisa hidup bahagia dengan keluarga

dan menjadi orang yang rajin beribadah.”3

Walaupun hidup dengan kondisi ekonomi yang kurang memadai, namun

masyarakat pemulung juga memiliki pandangannya sendiri mengenai kebahagiaan

dalam hidup. Semua narasumber yang diwawancarai oleh penulis mengungkapkan

bahwa mereka telah merasa cukup bahagia dan merasa cukup dengan apa yang telah

mereka miliki saat ini, utamanya -seperti yang telah dicantumkan pada awal

1 Wawancara Pribadi dengan Narasumber MS, 23 Maret 2018. 2 Wawancara Pribadi dengan Narasumber SI, 23 Maret 2018. 3 Wawancara Pribadi dengan Narasumber NM, 23 Maret 2018.

Page 55: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

44

pembahasan- adalah karena masih bisa memiliki keluarga dan dapat ditemui setiap

hari. Sebuah pernyataan dari TN memberikan sebuah gambaran yang cukup jelas

mengenai hal tersebut, beliau berujar, “Asal sudah bisa beli beras, badan sehat, dan

bisa berkumpul dengan anak-anak, saya sudah bahagia.”4

Namun, beberapa dari narasumber mengungkapkan bahwa apabila pendapatan

harian mereka kurang dari target atau dapat dikatakan tidak memuaskan, maka hal

tersebut akan memengaruhi kebahagiaan mereka meski tidak berlangsung lama.

Banyak dari masyarakat pemulung yang juga berpendapat bahwa apabila mereka

mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, maka hal tersebut akan

memengaruhi kebahagiaan mereka dan keluarga. Salah satu narasumber yang

mengungkapkan hal tersebut adalah TH, beliau menyatakan, “Jika saya

mendapatkan hasil yang lebih, biasanya saya mengajak anak dan keluarga saya

untuk jalan-jalan, hal tersebut yang membuat saya bahagia.”5

Meskipun menyadari bahwa tinggi-rendahnya penghasilan merupakan salah satu

hal yang dapat memengaruhi kualitas dan kepuasan mereka dalam menjalani

kehidupan, namun mayoritas dari masyarakat pemulung mengatakan bahwa mereka

tidak memiliki keinginan untuk mencari pekerjaan lain. Beberapa dari mereka tetap

bertahan sebagai pemulung mengungkapkan bahwa mereka sulit keluar dari

pekerjaannya saat ini karena bingung harus memulai darimana.

Beberapa pemulung mengaku bahwa mereka pernah memiliki keinginan untuk

mencari pekerjaan lain, namun kebanyakan dari mereka telah lama mengubur

keinginan tersebut karena tidak sanggup dan tidak tahu caranya berkompetisi dalam

mencari pekerjaan. Pada saat ditanya mengenai alasan mengapa ditanya mengapa

memilih pekerjaan sebagai pemulung, seorang narasumber menjawab dengan nada

pesimistik, “... Sudah takdirnya begini jadi mau gimana lagi.” Hal ini sesuai dengan

Pernyataan Sartono Kartodirdjo yang dikutip oleh Sutoemo bahwa ada dua syndrom

(penyakit) dalam pembangunan yaitu syndrome kemiskinan dan syndrome inertia.

Syndrome kemiskinan dimana mereka tidak mempunyai tanah, pekerjaan yang sulit

didapat dan tidak mempunyai keterampilan. Sedangkan syndrome inertia berakar

4 Wawancara Pribadi dengan Narasumber TN, 23 Maret 2018. 5 Wawancara Pribadi dengan Narasumber TH, 23 Maret 2018.

Page 56: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

45

pada Pasivisme, Fatalis (Menyerah pada nasib). Melihat dari peryantaan salah satu

pemulung diatas maka hal in termasuk kedalam syndrome inertia. Jika sudah masuk

pada syndrome inertia, maka akan sulit untuk mengentaskan kemiskinan jika dari

mereka sendiri tidak mempunyai sikap optomis akan meningkatnya taraf kehidupan

mereka. Hal ini membutuhkan perhatian serius serta penanganan yang komprehensif

agar mereka merubah sikap dari pesimis ke optimis.6

Pada sisi lain, terdapat pula beberapa narasumber dari masyarakat pemulung

yang berusia diatas 35 tahun yang mengungkapkan bahwa salah satu kesulitan

mereka dalam mendapatkan pekerjaan di bidang lain adalah karena usia yang sudah

tidak lagi muda. “Daripada tidak ada kerjaan maka saya memilih jadi pemulung

saja” 7 , terang TN yang telah berusia kepada penulis ketika ditanya alasannya

bertahan sebagai pemulung.

Pemaparan diatas menunjukan bahwa masyarakat pemulung sebenarnya

memiliki kesadararan bahwasanya dengan memperbaiki keadaan ekonomi akan

memberikan pengaruh terhadap tercapainya kehidupan yang lebih baik dan bahadia..

Namun sangat disayangkan, rasa nyaman dan ‘cukup’ atas apa yang telah dimiliki

saat ini membuat mayoritas masyarakat pemulung tetap bertahan dengan

pekerjaannya dan tidak berani untuk berkompetisi di luar dunia yang mereka geluti

saat ini.

B. Pandangan Masyarakat Pemulung terhadap Agama

1. Latar Belakang Kehidupan Beragama

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis terhadap

masyarakat pemulung, pada bagian ini penulis akan memaparkan mengenai

pandangan masyarakat tentang makna dan kedudukan agama bagi kehidupan

sehari-hari masyarakat pemulung. Dikarenakan oleh rendahnya tingkat

pendidikan masyarakat pemulung khususnya pada pengetahuan agama, pada

umumnya jawaban dan pandangan mereka terhadap agama masih sangatlah

6 Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta, PT. Dunia Pustaka, 1995) h. 120 7 Wawancara Pribadi dengan Narasumber TH,

Page 57: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

46

sederhana, salah satunya seperti yang diungkapkan oleh SI. Beliau menanggap

bahwa makna manusia beragama untuk menjadikannya sebagai pegangan hidup

yang dapat membawa ketentraman di dunia serta keselamatan di akhirat. 8

Adapun jawaban dari kebanyakan narasumber masih bernada sama seperti yang

diungkapkan oleh SI, yaitu menganggap agama sebagai jaminan untuk

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Di antara semua narasumber yang telah diwawancarai oleh penulis, terdapat

pula narasumber yang memaknai agama sebagai aturan atau undang-undang

bagi penganutnya, hal ini dipaparkan oleh TN dengan kalimat berikut “Agama

bagi saya adalah suatu ajaran yang wajib ditaati dalam kondisi apapun dan

bagaimanapun.” Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkn bahwa

setiap individu memaknai agama secara berbeda-beda, namun pada intinya

mereka sama-sama meyakini bahwa agama merupakan pedoman hidup bagi

manusia yang dapat membawa seseorangan yntuk memperoleh kebahagiaan

yang hakiki di dunia maupun akhirat.

Mayoritas narasumber juga sangat meyakini Islam sebagai agama yang

benar dan meyakini bahwa perintah agama haruslah ditaati. Pandangan

masyarakat pemulung terhadap ketaatannya terhadap aturan beragama juga

beragam. Pada wawancaranya, narasumber TN mengungkapkan, “Saya

berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan perintah agama dan

menjauhi segala larangannya.” 9 Kebanyakan dari mereka merasa sudah

menjalankan aturan agama dengan cukup baik meski belum sepenuhnya

sempurna. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan Narasumber RS

yang juga bernada serupa, beliau berujar “Insya Allah walaupun bolong-bolong

tapi saya usahakan semampu saya.”10

Meskipun begitu, tidak semua beranggapan dan memiliki tingkat ketaatan

yang sama. Ada pula pernyataaan yang menggambarkan naik-turunnya

semangat tiap individu dalam menjalankan perintah agama. Salah satu pendapat

8 Wawancara Pribadi dengan Narasumber SI, 23 Maret 2018. 9 Wawancara Pribadi dengan Narasumber TN. 10 Wawancara Pribadi dengan Narasumber RS, 23 Maret 2018.

Page 58: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

47

dilontarkan oleh TN, “Saya mejalankan perintah agama semampu saya, kadang-

kadang rajin kadang-kadang tidak.” 11 Namun demikian, ternyata ada pula

narasumber yang mengakui bahwasanya ia merasa masih kurang atau sedikit

sekali dalam menjalankan perintah agama seperti yang diungkapkan oleh

narasumber PR.12 Namun ketika ditanya mengenai keyakinannya atas agama

Islam, narasumber PR tetap mengakui dan meyakini bahwa Islam adalah agama

yang benar.

Pengetahuan agama masyarakat pemulung kebanyakan bersumber dari apa

yang dipelajarai saat masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis, belum ada yang dari masyarakat

pengemis yang berasal dari madrasah, pondok pesantren, atau sekolah berbasis

islam lainnya. Selain itu, ada juga narasumber yang merasa mendapatkan ilmu

agamanya dari buku, seperti yang disampaikan oleh narasumber SI “...baca dari

buku”, ini meunjukan adanya keinginan mempelajari ilmu agama meski tidak

melalui jalur yang formal.

Beberapa narasumber juga mengungkapkan bahwa mereka memperoleh

pengetahuan agama dari pengajian yang disaksikan secara langsung maupun

melalui televisi. Narasumber TH mengungkapkan, “Saya mendapatkan ilmu

agama hanya dari pengajian-pengajian, jadi belum begitu banyak tahu tentang

ilmu agama.”

Dari apa yang dituliskan di atas, dapat dikatakan bahwa meskipun

kebanyakan masyarakat pemulung memiliki keterbatasan pengetahuan agama,

mereka telah mengetahui dasar-dasar dari pengetahuan agama melalui

pendidikan formal maupun non formal. Hal inilah yang memengaruhi

pemikiran masyarakat pemulung dalam menjalani pengamalan kehidupan

beragama.

2. Pengamalan Bidang-bidang Agama

Berangkat dari pemahaman keagamaan masyarakat pemulung yang sudah

dijelaskan pada bagian sebelum ini, menjadikan masyarakat pemulung tetap

11 Wawancara Pribadi dengan Narasumber JM, 23 Maret 2018. 12 Wawancara Pribadi dengan Narasumber PR, 23 Maret 2018.

Page 59: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

48

mengamalkan ajaran agama Islam semampu mereka. Walaupun mereka hidup

dalam kendala yang sulit, mereka masih melakukan ibadah yang dilakukan

dengan hati nurani dan bukan oleh paksaan dari lingkungan dan masyarakat.

Narasumber TN mengungkapkan,

“Untuk shalat alhamdulillah lancar, ya walaupun ada yang bolong. Untuk

puasa bulan ramadhan alhamdulillah terlaksana. Kalau zakat, saya yang

menerima zakat. Untuk sedekah alhamdulillah walaupun ngasihnya sedikit

tetap saya lakukan, biasanya anak saya suka minta buat amal di sekolah...”13

Yang juga menjadi sorotan dari pernyataan narasumber di atas adalah

kenyataan bahwa tidak terpenuhinya kelima waktu sholat adalah karena

narasumber merasa sedang sibuk saat sedang bekerja mencari barang bekas.

Hal ini juga senada dengan pernyataan narasumber PR ketika ditanya mengenai

pengamalan shalatnya sehari-hari, “Kalau lagi sempat, tapi diusahakan sebisa

mungkin.”14 Dari kedua pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa tuntutan

mereka atas uang sedikit banyak memengaruhi keputusan mereka untuk

melaksanakan shalat atau tidak. Secara tidak langsung kebutuhan ekonomi

taelah memengaruhi kualitas dan kuantitas ibadah sebagian besar masyarakat

pemulung.

Respon warga kampung pemulung cukup baik untuk menyambut kegiatan

keagamaan, salah satu hal yang berubah adalah dalam hal pelaksanaan kegiatan

solat, seperti yang diungkapkan oleh Abi Umar Hamdani selaku Ketua Yayasan

Al-Hakim “Yang tadinya dalam satu tahun hanya tiga sampai empat kali,

setelah ada pengajian, dalam sebulan bisa sampai 20 kali sholat dalam satu

bulan.”15 Hal ini membuktikan bahwa pendekatan dalam keagamaan meski

dalam hal dan bentuk yang sederhana dapat memberikan pengaruh kepada

warga kampung pemulung dalam menjalani kehidupan beragama.

Sekalipun ibadah yang mereka laksanakan hanya ibadah yang wajib saja

seperti shalat dan puasa ramadhan ˗walaupun biasanya tidak penuh˗ tapi hal

tersebut menunjukan bahwa mereka memiliki rasa keagamaan. Seperti yang

diungkapkan oleh Narasumber TH,

13 Wawancara Pribadi dengan Narasumber TN 14 Wawancara Pribadi dengan Narasumber PR 15 Wawancara Pribadi dengan Narasumber Abi Umar Hamdani

Page 60: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

49

“Saya melaksanakan shalat kebanyakan hanya Maghrib dan Isya. Kalau

Subuh, Dhuhur dan Ashar saya sering meninggalkan karena waktu shalat

tersebut saya lagi nyari barang. Puasa alhamdulillah saya jalankan

meskipun tidak full satu bulan. Untuk sedekah saya memberikan ke orang

lain ketika bertemu dnegan orang yang benar-benar membutuhkan....”16

Meskipun mengakui kekurangan ekonomi sebagai sebuah permasalahan

yang berat, keadaan yang mereka hadapai saat ini tidak lantas membuat mereka

sedih dan menjauhi agamanya. Mereka mengungkapkan bahwa Islam

memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan mereka. Setelah

melaksanakan ibadah ˗sholat misalnya-, hati mereka terasa lebih tenang dan

sejuk.

Rasa sosial mereka terhadap sesama manusia juga tidak beda dengan orang

biasa pada umumnya, mereka tetap senang membantu orang lain dan

menganggap itu sebagai bagian dari ibadah, contohnya seperti jawaban

narasumber SI ketika ditanya mengenai pengamalan sedekahnya, “Kalau ada

sedikit rejeki lebih saya kasih ke tetangga”17. Ini menunjukan bahwa mereka

juga ingin menjalankan perintah agama meski berada dalam kekurangan.

Dalam mengaji Al-Qur’an, pada setiap malam Jum’at, diadakan kegiatan

mengaji surat Yaasiin yang diikuti dengan ceramah agama. Kegiatan ini

merupakan inisiatif dari salah satu penggiat yayasan sosial dan keagamaan,

Yayasan Waqaf Al-Hakim. Adapun alasan dari beliau adalah agar masyarakat

memilki kegiatan agama dan melaksanakan sholat, minimal sholat maghrib dan

isya. Perkembangan yang didapat dari kegiatan di atas adalah timbulnya

semangat lebih dalam bersekolah kembali, semangat untuk menjalani hidup

juga lebih bertambah disebabkan oleh adanya peningkatan mereka dalam hal

beribadah.18

C. Corak dan Tradisi Pendidikan pada Anak

Walaupun masyarakat pemulung berada pada kondisi ekonomi yang kurang

memadai dan berlatar belakang pendidikan rendah, kebanyakan dari mereka

16 Wawancara Pribadi dengan Narasumber TH. 17 Wawancara Pribadi dengan Narasumber SI. 18 Wawancara Pribadi dengan Narasumber Umar Hamdani

Page 61: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

50

memiliki harapan yang tinggi terhadap masa depan pendidikan anak-anak

mereka. Sebuah pernyataan dari narasumber RS menegaskan hal tersebut,

“Pasti lah ya saya berharap anak-anak sekolah sampai ke jenjang yang paling

tinggi dan sukses ke depannya, tidak seperti bapak dan ibunya yang hanya lulus

SD.”19 Begitu pula dengan harapan narasumber TH yang menyatakan, “Itu

memang sudah menjadi keinginan saya untuk menyekolahkan anak sampai

lulus SMA lalu ke perguruan tinggi, saya tidak ingin anak saya seperti saya.”

Namun muncul pula jawaban yang agak berbeda dari narasumber lain.

Pernyataan tersebut keluar dari narasumber SI yang mengungkapkan, “Ingin

sebenarnya menyekolahkan anak, tapi anak yang gak mau sekolah. Ya

harapannya bisa sekolah sampai selesai dan membahagiakan orang tua.”

Menurut SI, anaknya tidak mau disekolahkan karena takut diminta mengerjakan

tugas-tugas sekolah yang sulit. Ini dikarenakan tidak adanya budaya belajar dan

membaa yang ditanamkan oleh orang tua sehingga anak tidak terbiasa

menyelesaikan suatu permasalahan.

Meskipun begitu, berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada ketua RT,

setiap sore terdapat kegiatan mengaji atau Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

dan Taman Baca yang diselenggarakan oleh yayasan wakaf Al-Hakim di

kawasan perkampungan pemulung. Hal ini merupakan pendidikan agama yang

bagus bagi anak-anak di kampung pemulung. Meskipun terdapat anak-anak

yang tidak bersekolah formal, namun mereka bisa tetap belajar, minimal untuk

menimba ilmu agama dan baca tulis Al-Qur’an.

Walaupun beberapa kesulitan seperti kurangnya minat beberapa kepala

keluarga terhadap pendidikan –utamanya pendidikan Al-Qur’an-, serta

kurangnya inovasi selama pengajaran, namun hal tersebut tidaklah

menyulutkan semangat para relawan yayasan untuk memberikan kontribusi

terbaiknya untuk menanamkan nilai keagamaan kepada warga kampung

pemulung, yayasan mendapatkan bantuan tenaga dan ilmu baru dalam

19 Wawancara Pribadi dengan Narasumber RS.

Page 62: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

51

pengajaran dari mahasiswa yang tergabung sebagai relawan pada yayasan Al-

Hakim.

Namun apabila melihat kembali harapan yang dimiliki oleh orang tua

masyarakat pemulung, tentu pendidikan baca dan tulis Al-Qur’an saja tidak

cukup untuk membawa kesuksesan dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Tetap diperlukan adanya pendidikan formal bagi seluruh anak di kampung

pemulung demi tercapainya cita-cita masyarakat pemulung.

D. Respon Lingkungan Terhadap Pemulung

Menurut wawancara penulis dengan WN selaku bos atau pengepul hasil

carian dari para pemulung, kampung pemulung mulai ada sejak tujuh tahun

yang lalu atau sekitar tahun 2010. Adapun asal daerah mereka kebanyakan

adalah dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Indramayu,

Banjarnegara, Karawang, dan Serang.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Ketua RT 03, di Jalan Mawar, saat ini

para pemulung menempati tanah seluas 1000 meter persegi dan ditinggali oleh

sebanyak 70 kepala keluarga. 20 Status pernikahan mereka sendiri ada yang

tercatat di pemerintahan dan ada juga yang hanya menikah secara agama (syiri).

Alasan warga kampung pemulung tidak mendaftarkan pernikahannya secara

sipil adalah karena mereka belum memiliki KTP Tangerang Selatan.

Karena tidak memiliki bangunan permanen, semua kepala keluarga di

kampung pemulung tidak memiliki alamat jelasnya sendiri. Kebutuhan

penulisan alamat (seperti untuk kebutuhan pendaftaran sekolah dan lain

sebagainya) hanya dituliskan nama jalan, nomor RT dan RW saja tanpa disertai

dengan nomor rumah. Selain itu, karena tak mempunyai dokumen

kependudukan, mereka tak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan

pendidikan secara gratis dari pemerintah, baik pusat maupun daerah setempat.

Hubungan antara masyarat terhadap pemulung awalnya tidak cukup baik.

Pada awalnya warga sekitar merasa bahwa adanya kawasan pemulung ini

20 Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 03, 20 Maret 2018.

Page 63: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

52

membuat lingkungan mereka menjadi kumuh. Setelah terjadi insiden

kebakaran, warga sempat melayangkan protes kepada ketua RT setempat agar

lingkungan pemulung tersebut dibersihkan saja. Hal ini terlihat dari hasil

pernyataan narasumber WN, “Waktu kejadian kebakaran. Karena merasa bikin

kumuh, jadi pengennya lapak pemulung dibersihkan.”21 Akan tetapi karena

warga pemulung tidak pernah mengganggu ketertiban dan keamanan, maka

permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi.

Hal lain yang menambah daftar alasan bagi pemulung untuk tetap tinggal di

daerah itu adalah karena pihak yang memegang hak kepemilikan atas tanah

yang ditinggali kampung pemulung tersebut juga masih ingin memperpanjang

masa kontrak sewa tanahnya. Perjanjian sewa tersebut dibuat antara pemilik

tanah dengan pengepul. Pengepul mengaku bahwa lapak pemulung tersebut

pernah berdiri di daerah Kampung Sawah Ciputat, namun tidak diteruskan

disebabkan oleh pemilik tanah tidak memperpanjang masa kontraknya.

Meskipun begitu, warga kampung pemulung memiliki kesadaran sebagai

kelompok masyarakat yang menumpang, mereka tidak pernah mengganggu

ketertiban. Menurut pengakuan dari Ketua RT 03, tidak pernah ada kasus baik

itu kriminal maupun penyelewengan moral yang dilakukan oleh warga

kampung pemulung. Ini juga adalah salah satu faktor mengapa warga setempat

tidak lagi mempermasalahkan keberadaan warga kampung pemulung di

lingkungannya.

Meskipun hubungan antara masyarakat kampung pemulung dan masyarakat

asli di jalan Mawar saat ini tidak bermasalah, namun warga kampung pemulung

tidak diikutsertakan di dalam kegiatan sosial masyarakat. Hal ini disebabkan

oleh tidak adanya status kependudukan yang jelas dari masyarakat pemulung,

mereka tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan bersama

dengan penduduk di Jalan Mawar. Kegiatan tersebut antara lain seprti kerja

bakti, kegiatan Karang Taruna dan kegiatan dalam memperingati Hari

Kemerdekaan.

21 Wawancara Pribadi dengan Narasumber, 31 Maret 2018.

Page 64: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

53

Kesenjangan lain juga muncul dari segi kegiatan keagamaan. Seperti yang

disebutkan pada bagian sebelum ini, warga kampung pemulung memiliki

kegiatan keagamaan berupa pengajian Yaasiin yang dilanjutkan dengan

ceramah serta taman pendidikan Al-Qur’an untuk anak-anak. Akan tetapi kedua

kegiatan tersebut terpisah dari kegiatan keagamaan dari masyarakat di Jalan

Mawar. Penduduk resmi di Jalan Mawar memiliki kegiatan rutin keagamaannya

sendiri dengan tidak mengikutsertakan warga kampung pemulung. Tentu hal ini

menunjukan walaupun tidak ada masalah antara dua kelompok masyarakat ini,

namun baik masyarakat pemulung maupun masyarakat asli di Jalan Mawar

tidak berinisisasi unntuk melaksanakan kegiatan bersama-sama.

E. Pengaruh Kemiskinan Terhadap Perilaku Keberagamaan

Masyarakat Pemulung

Sebagian kalangan menilai, bahwa agama hanya menjadi kekuatan moral

dan menjadi alat legitimasi bagi kaum mustad’afin yang tidak mampu bangkit dari

ketertindasannya. Persoalan kemiskinan, ketimpangan sosial-budaya,

marginalisasi, dan eksploitasi dianggap hal yang given. Hal ini bersandar pada

rasionalisasi bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah

menjadi taqdir Tuhan yang ditentukan sejak zaman azali atau disebut juga dengan

sikap fatalis.

Meminjam istilah Moh. Abduh bahwa penggunaan sikap fatalis membuat

umat Islam menjadi stagnan dan tidak progresif, di mana akal dan kedaulatan

manusia diletakkan dibawah teks dan kehendak Tuhan. Padahal, jika umat Islam

mau mempelajari perjuangan Rasulullah, nampak adanya upaya pembebasan budak

dari belenggu pemiliknya, kelas penguasa dan pemilik modal.22

22 Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 17.

Page 65: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

54

Ajaran tauhid dalam konsepsi Nabi Muhammad terkait erat dengan

perubahan sosial dari tatanan yang eksploitatif menuju tatanan yang berkeadilan.

Namun, nampaknya kegagapan serta kekakuan dalam mengkontekstualisakan teks

membuat agama kehilangan substansinya dari semangat perubahan sosial.

Selama ini, elit keagamaan hanya sibuk dengan persolalan ritual-

transendental semata, demi mencapai surganya Tuhan. Nampaknya, tidak ada lagi

kesempatan masuk surga bagi kaum masakin, bodoh dan orang terbelakang, sebab

kemiskinan yang menderanya membuatnya lalai menjalalankan perintah-Nya.

Padahal, Robert N Bellah mengatakan bahwa agama adalah cara untuk memahami

dunia, akan tetapi realitas yang terjadi justru elit agama lebih asyik berkencan

dengan Tuhan. Sehingga marginalisi, eksploitasi kemanusiaan oleh kelas dominasi

tidak lagi dimaknai sebagai pengingkaran dari pesan-pesan agama.23

Mestinya, marginalisai dan penindasan bagi kaum mustad’afin dijadikan

prioritas bagi elit keagamaan untuk melakukan perubahan dengan semangat iman

dalam bentuk amal. Hal ini sesuai dengan anjuran Tuhan untuk selalu berlomba-

lomba dalam kebajikan. Keshalehan personal terhadap Tuhan tidak akan mampu

membendung arus penindasan dan marginalisasi oleh kelas dominasi terhadap

kaum mustad’afin. Sejatinya, keshalehan ini diwujudkan dalam interaksi dan sistem

sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Jika agama tidak menjadi sumber perubahan, maka agama hanya menjadi

sesuatu yang formal tanpa memiliki makna yang signifikan dalam kehidupan

23Zakiyuddin Baidawi, Islam Melawan Kapitalisme, (Yogyakarta: Resist Book, 2007), h.

27.

Page 66: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

55

manusia, bahkan lebih tragis, secara lambat laun agama akan ditingalkan oleh

penganutnya.

Teori yang penulis jelaskan di atas akan dipakai dalam penelitian bagaimana

agama dan ekonomi dalam hal ini kemiskinan akan saling memberi pengaruh pada

kasus kehidupan pemulung gang Mawar.

Berdasarkan hasil dari penelitian penulis yang telah dijabarkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa walaupun masyarakat pemulung Gang Mawar secara

keseluruhan kehidupan ekonomi mereka berada di bawah garis kemiskinan, akan

tetapi mereka tetap mempunyai pandangan positif terhadap agama. Pengamalan

terhadap bidang-bidang agama dan keagamaan secara garis besar tidak pernah

mereka tinggalkan. Mereka shalat lima waktu, berzakat, berpuasa, dll.

Secara garis besar, penerapan rukun iman dan rukun Islam tetap mereka

jalankan. Akan tetapi pekerjaan mereka sebagai pemulung yang mengharuskan

mereka bekerja seharian terkadang membuat membuat mereka lalai

melaksanakannya. Akan tetapi, kalau dilihat dari latarbelakang kehidupan ekonomi

miskinnya, samasekali tidak mempengaruhi pola pikir hidup keagamaannya.

Dengan kata lain, walaupun mereka hidup dalam kemiskinan, tidak serta merta

membuat mereka malas beribadah. Justru dengan mendekatkan diri kepada agama

semakin membuat mereka semangat dalam menjalani hidup, karena mereka

mempunyai harapan akan kehidupan yang lebih baik nanti.

Dalam hal puasa. Dalam kasus masyarakat pemulung ini, secara idealisme

mereka memang tidak membantah akan penting dan wajibnya puasa, akan tetapi

karena tuntutan pekerjaannya sebagai pemulung yang mengharuskan mereka

bergerak terus di bawah terik panas matahari, dengan alasan itu terkadang mereka

tidak mengerjakannya. Mereka juga sadar dan mengetahui bahwa salah satu fungsi

puasa adalah kepedulian terhadap orang yang kurang mampu, bahwa dengan puasa

kita bisa merasakan bagaimana kehidupannya pahitnya, seperti yang dirasakannya

saat ini.

Page 67: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

56

Apa yang penulis paparkan di atas, telah menjadi bukti bahwa bukan karena

mereka miskin sehingga mereka menyepelekan agama, akan tetapi karena durasi

pekerjaan yang mengharuskan mereka selalu diluar, sehingga mereka kadang

melewatkan waktu beribadah, khususnya salat.

Mungkin penjelasan di atas sekilas mendukung tesis Marx tentang agama

sebagai candu yang menjadikan masyarakat manut terhadap kehidupan

kemiskinannya.24 Akan tetapi, seperti yang sudah diketahui, Marx terlalu menuduh

agama sebagai sesuatu yang tidak pernah ada, tidak real sehingga baginya tidak ada

kepercayaan hari akhir yang hakiki. Ini yang membedakan masyarakat teis yang

begitu patuh dan taat pada agama, bahwa sekalipun benar bahwa agama sebagai

candu, semua itu bukanlah hal yang sia-sia karna akan ada balasan yang akan

didapatkan.

Dalam beberapa pemulung yang penulis wawancarai, mereka mengatakan

bahwa prioritas utama dalam hidup mereka adalah membahagiakan keluarga.

Pandangan hidup mereka adalah mencari kebahagiaan dan kebahagiaan itu tetap

mereka rasakan walaupun hidup dalam kemiskinan. Banyak hal yang bisa membuat

mereka bahagia. Keharmonisan dalam keluarga, hidup bersosial, bisa makan dalam

sehari, dll.

Kalau dilihat hanya sebatas pada pekerjaan yang kadang tidak mencukupi

kebutuhan hidupnya yang menjadikan mereka miskin, mungkin mereka tidak akan

pernah mendapakan dan merasakan kebahagiaan. Maka tentu ada hal lain yang

membuat mereka bisa hidup bahagia. Kalaulah hanya berkumpul dengan keluarga,

sudah bisa makan, dll sudah bisa membuat mereka bahagia, maka kebahagiaan itu

tidak akan bersifat hakiki. Maka peran agama di sini menjadi sangat penting, karena

hanya dengan agama mereka akan mendapat kebahagiaan abadi di dunia dan

akhirat.

Dan mereka menyadari akan hal itu bahwa hanya agama yang bisa membuat

bahagia yang benar-benar bahagia.maka mereka mempersiapkan kepada keluarga

mereka pengetahuan dan kesadaran beragama. Pertama, di kampung pemulung itu

24 John Raines (Editor), Marx Tentang Agama (Jakarta: Teraju, 2003), h. 45

Page 68: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

57

dibuka pengajian tpa di mana anak-anak mereka bisa belajar membaca dan

mendalami alquran sehingga nanti ketika mereka dewasa memiliki pandangan

hidup yang lurus. Selain pengetahuan agama, mereka juga belajar pengetahuan

umum yang diharapkan nantinya bisa mengubah nasibnya yang sekarang.

Kedua, mereka juga menyadari pentingnya pendidikan formal bagi anak-

anak mereka. Mereka memang memasukkan anak-anaknya ke sekolah umum biasa

karena minimnya biaya untuk menyekolahkan mereka. Akan tetapi bagi mereka

haal itu sudah cukup karena di sekolah mereka juga belajar agama. Mereka tetap

berharap semoga itu menjadi hal baik yang bisa menjadi semakin memperbaiki

kualitas kehidupannya.

Selain pandangan agama yang positif, mereka juga menyadari pentingnya

hidup sosial atau dengan kata lain hablum minannas. Hidup akur dengan tetangga

akan membawa berkah tersendiri, apalagi ditengah hidup yang penuh kekurangan

maka kehidupan sosial sangat dibutuhkan. Bagi masyarakat pemulung, hablum

minannas sangat berkaitan erat dengan hablum minallah. Semakin baik hubungan

kita kepada manusia maka tuhan akan menjadikan itu sebagai jalan yang membuat

kehidupan kita menjadi semakin mudah dan jalan bagi tuhan menurunkan rezekinya

kepada kita.

Dalam hal jumlah pendapatan sebagai pemulung, tetap ada relativitas

pandangan bahwa jumlah pendapatan bisa berpengaruh pada kabahagian yang bisa

didapatkan. Semakin tinggi jumlah pendapatan, maka kebutuhan akan semakin

mudah terpenuhi, dan kebahagiaan akan bisa diraih. Akan tetapi, sekali lagi ini

bersifat relatif. Karena kebahagiaan tidak selalu berbanding lurus dengan kekayaan.

Yang miskin juga bisa bahagia, yang kaya juga bisa bahagia, kebahagiaan

sebenarnya akan selalu kita dapatkan selagi manusia selalu dekat degaan tuhannya.

Page 69: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya tentang

perilaku keberagamaan warga kampung pemulung di Jalan Mawar Ciputat, maka

dapat disimpulkan bahwa kemiskinan memberikan pengaruh terhadap perilaku

keberagamaan mereka.

Kemiskinan memang bukanlah hal yang menghalangi mereka untuk merasakan

kebahagiaan, karena banyak dari narasumber yang mengaku tetap bahagia meski

hidup seadanya asal bisa berkumpul bersama keluarga. Agama bagi mereka

memberikan ketenangan jiwa dan juga motivasi lebih untuk menjalani hidup

dengan lebih semangat, akan tetapi dikarenakan adanya kebutuhan mereka dalam

mencari barang bekas yang cukup menyita waktu, dan juga kurangnya pemahaman

mereka tentang betapa pentingnya beribadah keapadaAllah, mereka sering

meninggalkan sholat, sehingga jarang dari warga pemulung yang sholat penuh lima

waktu. Pelaksanaan sholat yang jarang ini menunjukan bahwa keadaan ekonomi

yang memberikan pengaruh terhadap keberagamaan individu di kampung

pemulung, utamanya dalam ibadah yang sifatnya habluminallah.

Namun begitu, sebagai mahluk sosial mereka tetap suka membantu tetangga

mereka yang kesusahan. Akan tetapi mereka juga mengggap jika saja mereka tidak

dilanda kemiskinan, tentu mereka dapat membantu lebih banyak kepada orang

sekitar mereka. Mereka juga mengaggap kekhusukan mereka dalam beribadah

terganggu karena mereka masih sibuk untuk memikirkan kesulitan ekonomi. Dalam

melaksanakan hubungan bertetangga yang baik seperti yang diajarkan Rasulullah-

pun tidak dapat dijalani mereka dengan baik, karena mereka belum bisa

bersosialisasi dan diterima dengan baik oleh warga asli non-pemulung yang terlebih

dahulu mendiami Jalan Mawar Ciputat.

Page 70: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

59

B. Saran

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya warisan nilai yang

akan menjadi penuntun maunisa dalam memperbaiki nasib dan peradaban umat

manusia, terlebih lagi dalam hal agama. Bagi mereka yang masih sangat minim

dalam mendapatkan ajaran agama, akses terhadap pendidikan agama harus

dihantarkan ke dalam dengan pendekatan yang berbeda. Pendidikan Islam

terhadap warga kampung pemulung harus dilaksanakan secara komprehensif,

terprogram, berkesinambungan, dan memerlukan pendekatan-pendekatan yang

persuasif mengingat kondisi mereka yang rentan terhadap tindakan-tindakan

yang kurang normatif. Pemuka masyarakat dan relawan harus meningkatkan

dan melakukan sosialisasi yang lebih mendalam terhadap warga kampung

pemulung, hadirnya komunitas atau yayasan relawan juga dapat memberikan

pengaruh yang baik terhadap keberagamaan warga kampung pemulung demi

memperbaiki kualitas keberagamaan pada kelompok masyarakat yang miskin

seperti pada warga kampung pemulung di Jalan Mawar, Ciputat.

Page 71: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

60

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin, dkk. Metode Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006.

Abdulsyani. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2012.

Al-Kaaf, Abdullah Zaki. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia,

2002.

Ancok, Djamaluddin dan Suroro, Fuat Nashori. Psikologi Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1995.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Arsyad, Lincolin dan Prayitno Hadi. Petani Desa dan Kemiskinan. Yogyakarta:

BPFE, 1987.

Asy’arie, Musa. Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta:

LESFI, 1997.

Aziz, Arnicun dan Hartono. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Bahri, Media Zainul. Wajah Studi Agama-Agama: Dari Era Teosofi (1901-1940)

Hingga Masa Reformasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Baidawi, Zakiyuddin. Islam Melawan Kapitalisme. Yogyakarta: Resist Book, 2007.

Faisal, Sanapiah. Format- Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2010.

Gazi, Faojah. Psikologi Agama: Memahami pengaruh Agama terhadap Prilaku

Manusia. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2010.

Harsono, Hari. Kemiskinan di Perkotaan, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hodayatullah Jakarta, 2009

Hartomo. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

Hasanah, Uswatun. Etos Kerja Sarana Menuju Puncak Prestasi. Yogyakarta:

Harapan Utama, 2004.

Ishomuddin. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: Ghalia Indonesia dan UMM

Press, 1993.

Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005.

Page 72: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

61

Jalaludin dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia,

1993.

Jaojah, Siti. Pengaruh Kemiskinan Terhadap Perilaku Keberagamaan Kaum Buruh

Tani Studi Kasus Kampung Keusik Desa Sukamanah Kecamatan Rajeg-

Tangerang. Ciputat: Skripsi Fakultas Ushuluddin, 2008.

Johnson, Paul Dyle. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia, 1984.

Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.

Karim, M Rusli dan Abdullah, Taufik. Edisi Terjemah, Metodologi Penelitian

Agama. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.

Komarudin. Pembangunan Perkotaan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Dirjen

Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1999.

Lubis, M Ridwan. Agama Dalam Perbincangan Sosiologi. Bandung: Citapustaka

Media Perintis, 2010.

Lukman, Ali. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1991.

Meolog, Lexy, J. Metodologi Penelitian Kualiatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1990.

Mudiyono, dkk. Dimensi-Dimensi Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta, APMD Press, 2005.

Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek Jilid 1. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, 1995.

Theologi Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penilitian: Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grup, 2011.

Nurhayati, Siti. Keberagamaan Kaum Lesbian, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015.

O’dea, Thomas, F. Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan awal. terj. Yasogama.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

2003.

Puspito, Hendro. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1983.

Qardhawi, Yusuf. Konsepsi Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan. Terj. Umar

Fanany, B.A., Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1996.

Raines, John. Marx Tentang Agama. Jakarta: teraju, 2003.

Page 73: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

62

Rohidi, Tjetjep Rohendi. Ekpresi Seni Orang Miskin: Adaptasi Simbolik Terhadap

Kemiskinan. Bandung, Nuansa Cendekia, 2000.

Siwi, Willy Agisti Irma Dinta Siwi. ”Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi

Pemulung Berdasarkan Daerah Asal.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang, 2009.

Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2006.

Soetomo. Masalah Sosial dan Ilmu Pembangunan. Jakarta: PT. Dunia Pustaka

Jaya, 1995.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Rafika

Aditama, 2005.

Suparlan, Parsudi. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: PT. Yayasan Obor Nusantara,

1984.

Suaedah, Lilis. Kemiskinan dan perilaku keagamaan, Studi kasus di desa Cinangka,

Ciampea, Bogor. Ciputat: Skripsi Fakultas Ushuluddin, 2009.

Syani, Yusuf. Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2012.

Thoules, Robert H. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo, 2003.

Veeger, K.J. Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu-

Masyarakat dalam Cakrawala, Sejarah Sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1993.

http://kbbi.web.id/

https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Page 74: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

PEDOMAN WAWANCARA

Data singkat Informan

a. Nama :

b. Tempat Tanggal Lahir :

c. Usia :

d. Agama :

e. Status (menikah/Belum menikah) :

f. Asal Daerah :

g. Pendidikan Terakhir :

h. Jumlah Anak :

1. Makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda

2. Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai pemulung?

Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

3. Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

4. Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah cukup?

5. Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang sekarang? Kalau

ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak, mengapa anda tidak

bahagia?

6. Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

7. Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga pasti

membuat anda bahagia?

8. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah anda pernah

mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti apa?

9. Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

10. Apa agama anda?

Page 75: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

11. Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

12. Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan larangan

agama?

13. Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama (menurut anda kita beragama

itu untuk apa ?

14. Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan yang anda

anut:

a. Sholat

b. Puasa

c. Sedekah

d. Zakat dan infaq

e. Pengamalan al-Qur’an

15. Seperti apa pandangan agama anda terhadap kehidupan anda?

16. Bagaimana perasaan anda bila sehabis beribadah kepada Tuhan

(sholat/puasa/dll)?

17. Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

18. Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah sekolah

di mana?

19. Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus sekolah? Kalau

ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Page 76: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : AN

b. Tempat Tanggal Lahir : Banjarnegara, 2 Februari 1994

c. Usia : 24

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Jawa Tengah

g. Pendidikan Terakhir : MI

h. Jumlah Anak : 1

1. Tanya: Apa makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda?

Jawab: Berbuat baik dengan sesama

2. Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai

pemulung? Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Sudah dua Tahun

3. Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: ingin sih, tapi masih punya anak kecil

4. Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah

cukup?

Jawab: ngga cukup

5. Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang

sekarang? Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak,

mengapa anda tidak bahagia?

Jawab: Alhamdulillah

6. Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Ngga

Page 77: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7. Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga

pasti membuat anda bahagia?

Jawab: terfikirkan sih

8. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah

anda pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti

apa?

Jawab: Alhamdulillah baik-baik saja, tidak pernah

9. Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk Kebaikan

10. Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Islam

11. Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Yakin

12. Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan

larangan agama?

Jawab: kadang-kadang dilanggar

13. Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang

keagamaan yang

anda anut:

Sholat

Kalau lagi sempat, suka bolong-bolong

Puasa

Alhamdulillah walaupun tidak full satu bulan

Sedekah

Kalau ada ya kadang ngasih

Zakat dan infaq

zakat alhamdulillah saya tunaikan

14. Tanya: Bagaimana perasaan anda bila setelah beribadah kepada Tuhan

(sholat/puasa/dll)?

Jawab: Yang pasti merasa tenang ya..

15. Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Page 78: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: ekonomi yang pasti hehe..

16. Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: belum ada yang sekolah

17. Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus

sekolah? Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Jawab: inginnya sih menyekolahkan anak. Ya harapannya bisa sekolah

sampai selesai dan nanti bisa membahagiakan orang tua.

Page 79: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : JM

b. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 1970

c. Usia : 35

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Tangerang

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 4

1. Tanya: apa tujuan hidup menurut bapak?

Jawab: Ya ingin hidup bahagia

2. Tanya: Sejak kapan bapak bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Sejak tahun 2005

3. Tanya Mengapa bapak memilih pekerjaan sebagai pemulung?

Jawab: Ya karena pekerjaan yang lain sulit di dapat dan usia sudah tua

4. Tanya: Apakah semua keluarga bapak juga bekerja sebagai pemulung?

Jawab: ngga, hanya saya, tapi kadang-kadang anak suka bantuin

5. Tanya: Apakah bapak tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan lain?

Jawab: Sebenarnya juga ingin, tapi mau bagaimana lagi kondisinya tidak

memungkinkan

6. Tanya: Apakah sudah cukup pemasukan dari pekerjaan sebagai pemulung?

Jawab: Sebenarnya sih tidak cukup, tapi ya harus pintar mengelola keuangan

Page 80: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7. Tanya: Dengan berfrofesi sebagai pemulung apakah bapak merasa bahagia?

Jawab: Ya alhamdulillah bahagia, karena bisa berkumpul dengan keluarga

8. Tanya: Apakah keadaan ekonomi saat ini mempengaruhi kebahagiaan bapak?

Jawab: Ya, sangat berpengaruh, karena serba kekurangan

9. Tanya: Jika penghasilan bapak lebih tinggi, apakah bisa membuat bapak lebih

bahagia?

Jawab: Iya pasti bisa

10. Tanya: Bagaimana hubungan bapak dengan masyarakat sekitar? Apakah

pernah terjadi masalah?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah

11. Tanya: Apa makna agama menurut bapak?

Jawab:

12. Tanya: Apakah bapak yakin dengan agama yang bapak anut?

Jawab: Sangat yakin

13. Tanya: Apakah bapak termasuk orang yang taat terhadap perintah agama?

Jawab: Saya menjalankan perintah agama semampu saya, kadang-kadang rajin

kadang- kadang tidak

14. Tanya: Sejauh mana bapak mengetahui tentang agama?

Jawab: Dari guru-guru ngaji sih

15. Tanya: Bagaimana pengamalan bapak terhadap bidang-bidang agama seperti,

shalat, puasa,

zakat dan sedekah?

Jawab: Saya melaksanakan shalat ketika lagi dirumah atau selesai bekerja,

pada saat bekerja terus masuk waktu shalat saya selesaikan pekerjaan lalu

pulang kerumah untuk melaksanakannya. Puasa alhamdulillah walaupuntidak

Page 81: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

selesai satu bulan, habis bagaimana lagi saat sedang bekerja tidak kuat

menahan lapar dan haus. Kalau zakat kita malah yang nerima. Kalau sedekah

kadang-kadang

16. Tanya: Bagaimana Perasaan bapak setelah selesai beribadah (shalat) ?

Jawab: saya merasa tenang ketika setelah selesai beribadah

17. Tanya: Permasalah hidup seperti apa yang sering bapak hadapi?

Jawab: Yang pasti masalah ekonomi dimana sya harus pandai mengatur

keuangan agar cukup untuk kebutuhan setiap hari.

18. Tanya: Keluarga apakah masih ada yang sekolah? Kalau ada sekolah dimana?

Jawab: Alhamdulillah anak ada yang masih sekolah di SD Cirendeu

19. Tanya: Apakah bapak benar-benar mendorong anak untuk bersekolah? Kalu

iya apa yang bapak harapkan?

Jawab: Iya pasti, saya mengharapkan nanti fahmi bisa mendapatkan kehidupan

yang lebih baik dari bapaknya

Page 82: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : JN

b. Tempat Tanggal Lahir : Cepu, 11 Juni 1976

c. Usia : 40

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Cepu

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 3

1. Tanya: Apa makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda?

Jawab: Berbuat baik dengan sesama manusia

2. Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai

pemulung? Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Sejak tahun 2001. Sudah takdir begini jadi mau gimana lagi

3. Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: Sebenarnya ingin, tapi bingung mau kerja apa

4. Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah

cukup?

Jawab: Sebenarnya ngga cukup tapi dicukup-cukupin

5. Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang

sekarang? Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak,

mengapa anda tidak bahagia?

Jawab: Alhamdulillah bahagia sekali, soalnya kalau ngeluh ngga bahagia

siapa yang mau peduli

6. Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Biasa saja

Page 83: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7. Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga

pasti membuat anda bahagia?

Jawab: Bisa jadi

8. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah

anda pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti

apa?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah

9. Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk pegangan hidup agar hidup tentram di dunia dan selamat di

akhirat

10. Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Islam

11. Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Sangat yakin

12. Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan

larangan agama?

Jawab: InsyaAllah

13. Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: Baca dari buku

14. Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan

yang anda anut:

Sholat

InsyaAllah

Puasa

Alhamdulillah walaupun tidak full satu bulan

Sedekah

Kalau ada sedikit rejeki lebih saya kasih ke tetangga

Zakat dan infaq

Zakat alhamdulillah rutin saya keluarkan tiap tahun

15. Tanya: Bagaimana perasaan anda bila sehabis beribadah kepada Tuhan

(sholat/puasa/dll)?

Jawab: Merasa adem

Page 84: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

16. Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Jawab: Yang pasti masalah ekonomi ya..

17. Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: Yang masih kecil sekolah di Paud

18. Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus

sekolah? Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Jawab: Ingin sebenarnya menyekolahkan anak, tapi anak yang gamau

sekolah. Ya harapannya bisa sekolah sampai selesai dan nanti bisa

membahagiakan orang tua.

Page 85: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : MS

b. Tempat Tanggal Lahir : Banjarnegara, 25 Januari 1959

c. Usia : 58

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Banjarnegara

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 3

1. Tanya: Apa makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda?

Jawab: Untuk hidup tentram dengan sesama

2. Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai

pemulung? Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Sejak tahun 2011. Hanya saya

3. Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: Tidak

4. Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah

cukup?

Jawab: Cukup ngga cukup dicukup-cukupin

5. Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang

sekarang? Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak,

mengapa anda tidak bahagia?

Jawab: Iya. Bahagia bisa berkumpul keluarga tiap saat

6. Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Tidak.

Page 86: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7. Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga

pasti membuat anda bahagia?

Jawab: Belum tentu

8. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah

anda pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti

apa?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah

9. Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk persiapan kehidupan di akhirat

10. Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Islam

11. Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: yakin

12. Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan

larangan agama?

Jawab: InsyaAllah saya usahakan sebaik mungkin

13. Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: Melalui pengajian-pengajian

14. Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan

yang anda anut:

Sholat

Saya usahakan semaksimal mungkin

Puasa

Alhamdulillah walaupun tidak full satu bulan

Sedekah

Alhamdulillah rutin saya ngasih k anak yatim

Zakat dan infaq

Alhamdulillah iya

15. Tanya: Bagaimana perasaan anda bila sehabis beribadah kepada Tuhan

(sholat/puasa/dll)?

Jawab: Merasa tenang ya..

16. Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Page 87: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: Alhamdulillah untuk sekarang tidak ada

17. Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: Anak sudah tidak ada yang sekolah (sudah berkeluarga)

18. Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus

sekolah? Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Page 88: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Data singkat Informan

a. Nama : NM

b. Tempat Tanggal Lahir : Banjarnegara

c. Usia : 22 Tahun

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Banjarnegara

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 1

1. Tanya: Makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda?

Jawab: Tujuan hidup saya adalah bisa hidup bahagia dengan keluarga dan

menjadi orang yang rajin beribadah

2. Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai pemulung?

Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Dari pertama kali kerja sejak tahun 2014, hanya bapaknya saja

3. Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: Ngga mas

4. Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah cukup?

Jawab: Di cukup-cukupin

5. Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang sekarang?

Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak, mengapa anda tidak

bahagia?

Jawab: Iya sudah cukup bahagia karena bisa berkumpul keluarga tiap hari

6. Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Ngga mempengaruhi, biasa saja

Page 89: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7. Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga pasti

membuat anda bahagia?

Jawab: Iya pasti

8. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah anda

pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti apa?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah

9. Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk menjadikan hidup lebih bahagia

10. Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Islam

11. Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Sangat yakin

12. Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan larangan

agama?

Jawab: Alhamsulillah selama ini saya menjalankan perintah-perintah agama

semampu saya

13. Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: Ya paling dari pengajian ibu-ibu

14. Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan yang

anda anut seperti Salat, Puasa, Zakat, Sedekah dan pengamalan Al-Qur’an?

Jawab: Alhadulillah saya menjalankan semampu saya

15. Tanya: Bagaimana perasaan anda bila sehabis beribadah kepada Tuhan

(sholat)?

Jawab: Alhamdulillah merasa lebih tenang

16. Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Jawab: Ekonomi pastinya kadang-kadang keluarga

17. Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: Anak belum ada yang sekolah

18. Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus sekolah?

Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Page 90: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: Jika nanti sudah waktunya sekolah pasti berharapnya sampai ke jenjang

lebih tinggi

Page 91: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : PR

b. Tempat Tanggal Lahir : Banjarnegara, 25 Januari 1993

c. Usia : 25

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Banjarnegara

g. Pendidikan Terakhir : SMP

h. Jumlah Anak : 1

1. Tanya: Apa makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda?

Jawab: Berbuat baik sesama manusia

2. Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai

pemulung? Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Sejak tahun 2013. Hanya bapak saja, saya membantu untuk

memilih barang

3. Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: Sebenarnya ingin, tapi bingung mau kerja apa

4. Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah

cukup?

Jawab: Ya alhamdulillah dicukup-cukupin

5. Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang

sekarang? Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak,

mengapa anda tidak bahagia?

Jawab: Alhamdulillah iya. Bahagia bisa berkumpul keluarga tiap saat

6. Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Tidak.

Page 92: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7. Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga

pasti membuat anda bahagia?

Jawab: Bisa jadi

8. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah

anda pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti

apa?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah

9. Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk kebahagiaan di akhirat

10. Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Islam

11. Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: yakin

12. Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan

larangan agama?

Jawab: Sedikit-sedikit

13. Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: Saat masih sekolah dan ikut pengajian-pengajian

14. Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan

yang anda anut

Sholat

Kalau lagi sempat, tapi diusahakan sebisa mungkin

Puasa

Alhamdulillah walaupun tidak full satu bulan

Sedekah

Kadang-kadang kalau ada sedikit rejeki lebih saya kasih ke tetangga

Zakat dan infaq

Alhamdulillah

15. Tanya: Bagaimana perasaan anda bila sehabis beribadah kepada Tuhan

(sholat/puasa/dll)?

Jawab: Yang pasti merasa tenang ya..

16. Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Page 93: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: Yang pasti masalah ekonomi ya..

17. Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: Iya. Di SD Pisangan 3

18. Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus

sekolah? Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Jawab: Mudah-mudahan diberi rizki lancar agar bisa terus bisa

menyekolahkan anak. Ya harapannya bisa sekolah sampai selesai dan

nanti bisa membahagiakan orang tua.

Page 94: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : RS

b. Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 14 April 1985

c. Usia : 32

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikh

f. Asal Daerah : Banjarnegara

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 3

1. Tanya: Makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda

Jawab: Tujuan hidup paling utama bagi saya adalah membesarkan anak

2. Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai

pemulung? Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Dari 2010, suami saja yang bekerja

3. Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: Sebenernya ingin, tapi belum mendapatkan yang lebih baik

4. Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah

cukup?

Jawab: Ya di cukup-cukupin

5. Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang

sekarang? Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak,

mengapa anda tidak bahagia?

Jawab: Alhamdulillah bahagia, alaupun penghasilan suami tidak seberapa

6. Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Tidak sama sekali, bagi saya rukun dengan keluarga sudah cukup

Page 95: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

7. Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga

pasti membuat anda bahagia?

Jawab: Belum tentu

8. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah

anda pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti

apa?

Jawab: Alhamdulillah biasa saja, tidak pernah terjadi masalah

9. Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat

10. Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Alhamdulillah Islam

11. Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Sangat –sangat yakin

12. Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan

larangan agama?

Jawab: InsyaAllah walaupun boolong-bolong tapi saya usahakan semampu

saya

13. Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: Saya mengetahui tentang ajaran agama dari pengajian ibu-ibu

14. Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan

yang anda anut: Sholat, Puasa, Sedekah, Zakat, dan pengamalan Al-

Qur’an?

Jawab: Shalat Alhamdulillah saya lakukan semampu saya, Sedekah Kalau

saya ada rejeki lebih, Zakat Saya yang nerima malahan, Pengamalan al-

Qur’an semampu saya Insya Allah

15. Tanya: Bagaimana perasaan anda bila sehabis beribadah kepada Tuhan

(sholat)?

Jawab: Alhamdulillah merasa tenang

16. Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Jawab: Permasalahan ekonomi yang pasti, karena anak-anak masih

sekolah

Page 96: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

17. Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: Alhamdulillah anak pertama sudah SMP di Islamiyah Ciputat,

yang kedua Sd d legoso, yang ketiga belum sekolah

18. Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus

sekolah? Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Jawab: Pasti lah ya, saya berharap anak-anak sekolah sampai ke jenjang

yang paling tinggi dan sukses kedepannya tidak seperti seperti bapak dan

ibunya yang hanya lulus SD.

Page 97: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : TH

b. Tempat Tanggal Lahir : Depok 19 Juni 1990

c. Usia : 27

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Depok

g. Pendidikan Terakhir : SMA

h. Jumlah Anak : 2

Tanya: Menurut bapak apa tujuan hidup paling utama?

Jawab: Tujuab hidup paling utama menurut saya adalah bisa membesarkan anak

Tanya:sejak akapan bapak bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Sejak Tahun 2012

Tanya: Apakah semua keluarga berpropesi sebagai pemulung?

Jawab: Tidak, hanya saya saja

Tanya: Apakah ada keinginan untuk mencari pekerjaan lain?

Jawab: Kalu sekarang sudah tidak, kalau dulu iya.

Tanya: Apakah bapak sudah merasa cukup berpropesi sebagai Pemulung?

Jawab: Alhamdulillah cukup untuk kehidupan sehari-hari

Tanya: Apakah bapak merasa bahagia dengan kehidupan yang sekarang?

Page 98: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: Alhamdulillah saya merasa bahagia karena bisa berkumpul dengan

Keluarga.

Tanya: Apakah keadaan ekonomi saat ini mempengaruhi kebahagiaan bapak?

Jawab: Kadang-kadang iya saat pendapatan kurang memuaskan

Tanya: Kira-kira jika bapak mendapatkan penghasilan tinggi apakah akan

membuat bapak

bahagia?

Jawab: Jika saya mendapatkan hasil yang lebih/ banyak, biasanya saya mengajak

anak dan

keluarga untuk jalan-jalan, hal tersebut yang membuat saya bahagia.

Tanya: Bagaimana hubungan bapak dengan masyarakat/ penduduk setempat?

Apakah pernah

mengalami masalah?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah.

Tanya: Apa Makna agama menurut bapak?

Jawab: Menurut saya kita beragama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat

Tanya: Apakah bapak yakin dengan agama dengan agama yang bapak anut?

Jawab: Yakin 100% walaupun belum sempuna dalam melaksanakan ibadah

Tanya: Sejauh mana bapak mengetahui tentang agama?

Jawab: Saya mendapatkan ilmu agama hanya dari pengajian-pengajian, jadi belum

begitu

banyak ilmu tentang agama.

Tanya: Pengamalan terhadap bidang- bidang keagamaan seperti Salat, Puasa,

Zakat, Infak

Page 99: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Sedekah dan pengamalan Al-Qur’an

Jawab: saya melaksanakan shalat kebanyakan waktu shalat maghrib dan isya,

kalau subuh,

duhur dan asar saya sering meninggalkan karena waktu shalat tersebut

saya lagi nyari

barang, Puasa alhamdulillah saya jalankan meskipun tidak full satu bulan,

untuk sedekah saya memberikan ke orang lain ketika bertemu orang yang

benar-benar membutuhkan.

Tanya: Agama yang bapak anut apakah berpengaruh dalam kehidupan bapak?

Jawab: Iya bepengaruh

Tanya: Permasalahan hidup apa yang sering bapak hadapi?

Jawab: Biasanya masalah ekonomi, karena pendapatan kang tidak setabil

Tanya: apakah anak anda ada yang bersekolah?

Jawab: Anak saya yang paling kecil belum bersekolah

Tanya: Apakah bapak mendorong anak untuk bersekolah dan kalau iya apa yang

bapak

Harapkan nantinya?

Jawab: Itu memang sudah keinginan saya untuk menyekolahkan anak sampai

lulus SMA lalu

ke perguruan tinggi, saya tidak ingin anak saya seperti saya yang hanya

lulusan SMA.

Page 100: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : TN

b. Tempat Tanggal Lahir : Serang, 15 Juni 1971

c. Usia : 40 Tahun

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Serang

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 4

Tanya: Apa tujuan hidup paling utama menurut ibu?

Jawab: Tujuan hidup bagi saya adalah bisa mengurus anak dan keluarga dengan

baik

Tanya: Sejak kapan ibu bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Sejak dari punya satu anak, kira-kira tahun 2000

Tanya: Mengapa ibu memilih pekerjaan sebagai pemulung?

Jawab: Daripada tidak ada kerjaan maka saya memililih menjadi pemulung

Tanya: Apakah semua keluarga berprofesi sebagai pemulung?

Jawab: tidak, ada yang bekerja sebagai tukang angkut sampah ada juga yang

bekerja sebagai

buruh

Tanya: Apakah ibu ada keinginan untuk mencari pekerjaan lain?

Jawab: Tidak ada, karena saya sudah tua mau cari pekerjaan lain susah

Page 101: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Tanya: Apakah ibu merasa bahagia dengan kehidupan yang sekarang?

Jawab: Alhamdulillah bahagia, karena saya bisa berkumpul keluarga tiap hari

Tanya: Kira-kira apa yang membuat hidup ibu bahagia dengan kehidupan yang

sekarang?

Jawab: Asal sudah bisa beli beras, badan sehat dan bisa berkumpul dengan anak-

anak saya

sudah bahagia

Tanya: Dengan keadaan ekonomi yang sekarang apakah mempengaruhi

kebahagiaan ibu?

Jawab: Tidak, biasa aja

Tanya: Apakah ibu yankin dengan berpenghasilan tinggi bisa membuat ibu

bahagia?

Jawab: Kalau cocok bahagia kalau tidak cocok ya tidak

Tanya: Bagaimana hubungan ibu dengan masyarakat sekitar? Apakah pernah

terjadi masalah?

Jawab: Alhamdulillah selama saya tinggal disini sekitar delapan tahun belum

pernah ada

masalah dengan warga sekitar

Tanya: Apa agama ibu?

Jawab: Alhamdulillah Islam

Tanya: Apa Makna agama menurut ibu?

Jawab: Agama bagi saya adalah suatu ajaran yang wajib ditaati dalam kondisi

apapun dan

bagaimanapaun

Page 102: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Tanya: Apakah ibu yakin dengang agama yang ibu anut?

Jawab: Iya, yakin 100%

Tanya: Apakah ibu termasuk orang yang taat menjalankan perintah agama dan

menjauhi

larangan-Nya?

Jawab: Saya berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan perintah agama

dan menjauhi

segala laranganny

Tanya: Sejauh mana pengetahuan ibu tentang agama?

Jawab: Saya mengetahui agama dari pengajian ibu-ibu dan ceramah agama di

televisi

Tanya: Bagaimana pengamalan agama ibu seperti, shalat, puasa, zakat, sedekah,

dan

pengamalan Al-Qu’an?

Jawab: Untuk Shalat alhamdulillah lancar, ya walaupun ada yang bolong, untuk

puasa bulan

ramadhan alhamdulillah terlaksana, untuk zakat saya yang nerima zakat,

untuk sedekah

alhamdulillah walupun ngasihnya sedikit tetap saya lakukan, biasanya

anak suka minta buat amal d sekolah dan untuk pengamalan Al-Qur’an

saya jalankan semampu saya.

Tanya: Bagaimana perasaan ibu setelah selesai melaksanakan ibadah (shalat)?

Jawab: Alhamdulillah merasa tenang

Tanya: Permasalahn hidup seperti apa yang sering ibu hadapi?

Jawab: Biasanya masalah ekonomi, kadang kepikiran besok mau makan apa gitu

Page 103: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Tanya: Apakah anak bersekolah semua?

Jawab: Alhamdulillah sekolah semua

Tanya: apakah ibu mengharapkan anak untuk bersekolah?

Jawab: Iya, saya berdoa semoga diberi panjang umur untuk tetap bisa

menyekolahkan anak

Tanya: Apa yang diharapkan jika anak lulus dari sekolah?

Jawab: Ya semoga diberi panjang umur untuk tetap melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi

dan sukses kedepannya

Page 104: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : YT

b. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 11 Desember 1995

c. Usia : 23

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Tangerang

g. Pendidikan Terakhir : SMP

h. Jumlah Anak : 2

Tanya: Apa makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda?

Jawab: Untuk kebaikan

Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai pemulung?

Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Lupa kapan Mulainya tahun kapan pokonya masih kecil, tahun 2000an

Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: ingin tapi belum terlaksana

Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah cukup?

Jawab: Ya dicukup-cukupin

Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang sekarang?

Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak, mengapa anda tidak

bahagia?

Jawab: Alhamdulillah iya. Apa ya.. mungkin salah satunya Bahagia bisa

berkumpul keluarga

Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Tidak.

Page 105: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga pasti

membuat anda bahagia?

Jawab: Ngga

Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah anda

pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti apa?

Jawab: Alhamdulillah belum pernah

Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk kebaikan sih

Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Islam

Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Yakin

Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan larangan

agama?

Jawab: Saya usahakan

Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: ya tidak banyak tau sih.. dapat pengetahuan tentang Islam dari yayasan di

Pisangan

Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan yang

anda anut:

Sholat

Kalau lagi sempat, tapi diusahakan sebisa mungkin

Puasa

Alhamdulillah walaupun tidak full satu bulan

Sedekah

Kadang-kadang

Zakat dan infaq

Alhamdulillah kadang-kadang sedekah, zakat alhamdulillah sya tunaikan

Tanya: Bagaimana perasaan anda bila setelah beribadah kepada Tuhan

(sholat/puasa/dll)?

Jawab: Yang pasti merasa tenang ya..

Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Page 106: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: ngurus anak sih.. suka rewel

Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: ada tapi masih TK, yang pasti setinggi-tingginya

Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus sekolah?

Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Jawab: Mudah-mudahan diberi rizki lancar agar bisa terus bisa menyekolahkan

anak. Ya harapannya bisa sekolah sampai selesai dan nanti bisa membahagiakan

orang tua.

Page 107: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : DD

b. Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 12 Desember 1981

c. Usia : 35

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Karawang

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 5

Tanya: Apa makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda?

Jawab: Untuk saling tolong menolong antar sesama

Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai pemulung?

Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: sudah lama mas, ada kali 5 tahun..

Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: Sebenarnya ingin, tapi bingung mau kerja apa

Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah cukup?

Jawab: Ya dicukup-cukupin

Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang sekarang?

Kalau iya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak, mengapa anda tidak

bahagia?

Jawab: Alhamdulillah.. apapun kondisinya disyukurin mas..

Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Tidak.

Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga pasti

membuat anda bahagia?

Page 108: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: Ngga juga

Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah anda

pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti apa?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah

Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk bekal diakhirat mas

Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Islam

Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Yakin seyakin-yakinnya

Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan larangan

agama?

Jawab: kadang-kadang mas

Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: baru sedikit mas.. dengar dari ceramah di tv

Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan yang

anda anut:

Sholat:

Kalau lagi sempat, tapi diusahakan sebisa mungkin

Puasa:

Alhamdulillah walaupun tidak full satu bulan

Sedekah:

Pernah

Zakat dan infaq:

Alhamdulillah

Tanya: Bagaimana perasaan anda bila setelah beribadah kepada Tuhan

(sholat/puasa/dll)?

Jawab: Hati tenang mas..

Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Jawab: Ekonomi pastinya mas.. hehe

Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Page 109: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: nggaada mas

Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus sekolah?

Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Jawab:

Page 110: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : HT

b. Tempat Tanggal Lahir : Karawang 16 Juli 1968

c. Usia : 50 Tahun

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Rengasdengklok

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 2

Tanya: Apa tujuan hidup paling utama menurut anda?

Jawab: Tujuan hidup bagi saya adalah berbuat baik antar sesama dan mengurus

keluarga dengan baik, itu aja sih..

Tanya: Sejak kapan anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: sudah lama.. lupa pastinya tahun berapa

Tanya: Mengapa anda memilih pekerjaan sebagai pemulung?

Jawab: bingung mau kerja apa, karena tidak punya keahlian, jadi mulung aja..

Tanya: Apakah semua keluarga berprofesi sebagai pemulung?

Jawab: Iya mas..

Tanya: Apakah bapak ada keinginan untuk mencari pekerjaan lain?

Jawab: Tidak ada, karena saya sudah tua mau cari pekerjaan lain susah

Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan yang sekarang?

Page 111: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: Alhamdulillah dinikmati saja mas..

Tanya: Kira-kira apa yang membuat hidup bapak bahagia dengan kehidupan yang

sekarang?

Jawab: Badan sehat dan bisa berkumpul dengan anak-anak saya sudah bahagia

Tanya: Dengan keadaan ekonomi yang sekarang apakah mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Jawab: Tidak, biasa aja

Tanya: Apakah anda yankin dengan berpenghasilan tinggi bisa membuat ibu

bahagia?

Jawab: Biasa saja

Tanya: Bagaimana hubungan dengan masyarakat sekitar? Apakah pernah terjadi

masalah?

Jawab: Alhamdulillah selama saya tinggal disini belum pernah terjadi masalah

Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Alhamdulillah Islam

Tanya: Apa Makna agama menurut anda?

Jawab: Agama bagi saya adalah bekal untuk di hari akhir

Tanya: Apakah yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Yakin mas..

Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat menjalankan perintah agama dan

menjauhi

larangan-Nya?

Jawab: Saya berusaha semaksimal mungkin mas..

Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Page 112: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: saya belum banyak mengetahui tentang agama mas.. karena cuman lulusan

SD

Tanya: Bagaimana pengamalan agama anda seperti, shalat, puasa, zakat, sedekah,

dan

pengamalan Al-Qu’an?

Jawab: Untuk Shalat alhamdulillah lancar, ya walaupun ada yang bolong, untuk

puasa bulan

ramadhan alhamdulillah terlaksana walaupun bolong-bolong, untuk zakat

saya yang

nerima zakat, untuk sedekah alhamdulillah walupun ngasihnya sedikit al-

Qur’an saya

jalankan semampu saya.

Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah selesai melaksanakan ibadah (shalat)?

Jawab: Alhamdulillah merasa tenang

Tanya: Permasalahn hidup seperti apa yang sering anda hadapi?

Jawab: ekonomi pastinya mas..

Tanya: Apakah anak bersekolah semua?

Jawab: Sudah tidak ada yang sekolah mas..

Tanya: Apakah anda mengharapkan anak untuk bersekolah?

Jawab:

Tanya: Apa yang diharapkan jika anak lulus dari sekolah?

Jawab:

Page 113: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : YT

b. Tempat Tanggal Lahir : Blitar 30 Desember 1979

c. Usia : 38

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikah

f. Asal Daerah : Blitar

g. Pendidikan Terakhir : SD

h. Jumlah Anak : 2

Tanya: Menurut bapak apa tujuan hidup paling utama?

Jawab: Tujuan hidup paling utama menurut saya adalah bisa membesarkan anak

Tanya: Sejak akapan bapak bekerja sebagai pemulung?

Jawab: Kira-kira 5/6 tahun yang lalu

Tanya: Apakah semua keluarga berpropesi sebagai pemulung?

Jawab: Iya mas

Tanya: Apakah ada keinginan untuk mencari pekerjaan lain?

Jawab: ingin tapi bingung mau kerja apa lagi

Tanya: Apakah anda sudah merasa cukup berpropesi sebagai Pemulung?

Jawab: inginnya sih lebih dari pemulung mas

Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan yang sekarang?

Page 114: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: Alhamdulillah saya merasa bahagia karena bisa berkumpul dengan

Keluarga.

Tanya: Apakah keadaan ekonomi saat ini mempengaruhi kebahagiaan anda?

Jawab: kadang-kadang kefikiran sih mas..

Tanya: Kira-kira jika anda mendapatkan penghasilan tinggi apakah akan membuat

anda

bahagia?

Jawab: Bisa jadi mas

Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat/ penduduk setempat?

Apakah pernah

mengalami masalah?

Jawab: Alhamdulillah tidak pernah.

Tanya: Apa Makna agama menurut bapak?

Jawab: Menurut saya kita beragama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat

Tanya: Apakah bapak yakin dengan agama dengan agama yang bapak anut?

Jawab: Yakin

Tanya: Sejauh mana anda mengetahui tentang agama?

Jawab: saya belum banyak tahu tentang agama mas..

Tanya: Bagaimana Pengamalan terhadap bidang- bidang keagamaan seperti

Shalat, Puasa,

Zakat, Sedekah dan pengamalan Al-Qur’an?

Jawab: Shalat kadang-kadang mas, puasa bolong-bolong, zakat kita yang nerima,

sedekah

alhamdulillah pernah, pengamalan al-Qur’an belum sempurna mas..

Page 115: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Tanya: Agama yang anda anut apakah berpengaruh dalam kehidupan bapak?

Jawab: Iya mas..

Tanya: Permasalahan hidup apa yang sering bapak hadapi?

Jawab: ekonomi ya..

Tanya: apakah anak anda ada yang bersekolah?

Jawab: tidak ada mas..

Tanya: Apakah bapak mendorong anak untuk bersekolah dan kalau iya apa yang

bapak

Harapkan nantinya?

Jawab:

Page 116: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Profil Informan

a. Nama : KJ

b. Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 25 Oktober 1979

c. Usia : 39

d. Agama : Islam

e. Status (menikah/Belum menikah) : Menikh

f. Asal Daerah : Indramayu Cirebon

g. Pendidikan Terakhir : SMP

h. Jumlah Anak : 4

1. Tanya: Makna dan tujuan hidup yang paling utama menurut anda

Jawab: Tujuan hidup paling utama bagi saya adalah berbuat baik

2. Tanya: Sejak kapan dan mengapa anda memilih pekerjaan sebagai

pemulung? Apakah semua keluarga anda bekerja sebagai pemulung?

Jawab: kira-kira 5/6 tahun yang lalu

3. Tanya: Apakah tidak ada keinginan untuk mencari pekerjaan yang lain?

Jawab: siapa yang ngga ingin sih mas.. tapi bingung mau kerja apa

4. Tanya: Apakah anda merasa bahwa berprofesi sebagai pemulung sudah

cukup?

Jawab: Ya di cukup-cukupin

5. Tanya: Apakah anda merasa bahagia dengan kehidupan anda yang

sekarang? Kalau ya, apa yang membuat anda bahagia? Kalau tidak,

mengapa anda tidak bahagia?

Jawab: Alhamdulillah bahagia, bisa bareng keluarga, semua sehat itu

sudah bahagia mas..

6. Tanya: Apakah keadaan ekonomi anda yang sekarang ini mempengaruhi

kebahagiaan anda?

Page 117: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: biasa aja mas.. mau banyak mau sedikit kalo ngga di syukuri ya

sama saja

7. Tanya: Apakah anda yakin kalau pekerjaan yang berpenghasilan tingga

pasti membuat anda bahagia?

Jawab: Belum tentu

8. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar? Apakah

anda pernah mengalami masalah dengan masyarakat? Jika iya, seperti

apa?

Jawab: Alhamdulillah belum pernah mas..

9. Tanya: Apa makna agama menurut anda (kita beragama untuk apa) ?

Jawab: Untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat

10. Tanya: Apa agama anda?

Jawab: Alhamdulillah Islam

11. Tanya: Apakah anda yakin dengan agama yang anda anut?

Jawab: Yakin mas

12. Tanya: Apakah anda termasuk orang yang taat terhadap perintah dan

larangan agama?

Jawab: InsyaAllah walaupun boolong-bolong tapi saya usahakan semampu

saya

13. Tanya: Sejauh mana pengetahuan anda tentang agama?

Jawab: Saya mengetahui tentang ajaran agama dari tv mas..

14. Tanya: Bagaimana pengamalan anda terhadap bidang-bidang keagamaan

yang anda anut: Sholat, Puasa, Sedekah, Zakat, dan pengamalan Al-

Qur’an?

Jawab: Shalat Alhamdulillah saya lakukan semampu saya, Sedekah Kalau

saya ada rejeki lebih, Zakat Saya yang nerima malahan, Pengamalan al-

Qur’an semampu saya Insya Allah

15. Tanya: Bagaimana perasaan anda bila sehabis beribadah kepada Tuhan

(sholat)?

Jawab: Alhamdulillah merasa tenang

16. Tanya: Permasalahan apa saja yang sering anda hadapi?

Jawab: Permasalahan ekonomi yang pasti mas..

Page 118: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

17. Tanya: Apakah ada anak atau keluarga anda yang sekolah? Kalo ya, sudah

sekolah di mana?

Jawab: Nggaada mas..

18. Tanya: Apakah anda benar-benar mendorong anak anda untuk terus

sekolah? Kalau ya, apa yang anda harapkan? Kalau tidak? Mengapa?

Jawab:

Page 119: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Data singkat Informan

Nama : UH

Jabatan : Ketua Yayasan Al-Hakim

Tanggal wawancara : 2 Mei 2018

Tempat wawancara : Ciputat

1. Tanya: Alasan mengapa mengadakan kegiatan keagamaan di kampung

pemulung?

Jawab: Dengan keadaan tersebut (pemulung) saya berkeinginan untuk

memberikan pendidikan terlebih bidang keagamaan

2. Tanya: bagaimana respon warga pemulung ketika diajak melaksanakan

kegiatan keagamaan?

Jawab: yang pasti mereka senang, walaupun dalam beragama mereka jarang

dalam melaksanakan ibadah, contohnya shalat, dan alhamdulillah ada

perubahan sedikit-demi sedikit atau perlahan-lahan. Tapi yang ikut blm ada

separoh masyarakat, ini tantangan buat saya untuk mengajak mereka.

3. Tanya: lewat mana dan siapa langkah awal memulai yayasan al-hakim di

kampung pemulung?

Jawab: pertama dimulai dengan TPA, jadi saya muali pada anak-anak

mereka, yang seharusnya mereka waktunya banyak bermain makanya saya

inisiatif diadakan pengajian.

4. Tanya: bagaimana Respon masyarakat asli terhadap kegiatan yang diberikan

kepada warga kampung pemulung?

Jawab: senang ya pastinya, karena mereka ada ta,mbahan ilmu khususnya

keagamaan

5. Tanya: Kenapa kegitan sosial lain seperti peringatan kemerdekaan tidak

disatukan dengan warga asli?

Jawab: kita belum mengadakan, kita fokus ke pendidikan keagmaan dulu.

6. Tanya: apa kesulitan selama melaksanakan kegiatan sosial dan keagamaan di

kampung pemulung?

Page 120: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Jawab: kesuliatannya saya kurang inovasi selama pengajaran, jadi saya

merasa bosan seandainya begini-begini saja, untungnya ada bantuan tenaga

dan ilmu baru dari teman-teman mahasiswa.

7. Tanya: apa perkembangan dan keberhasilan yang sudah dicapai selama

melakukan kegiatan di kampung pemulung?

Jawab: alhamdulillah anak-anak sudah ada yang sekolah, terus daya semangat

hidup lebih baik, dan ada peningkatan dalam hal beribadah mereka

8. Tanya: pernahkan melakukan mediasi antara warga kampung pemulung

dengan warga asli? Dalam hal apa dan bagaimana hasil serta respon kedua

belah pihak?

Jawab: belum ada. Mereka difasilitasi dalam hal mediasi warga asli dengan

masyarakat pemulung oleh organisasi lain.

Page 121: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Data singkat Informan

Nama : WW

Jabatan : Ketua RT 03

Tanggal wawancara : 23 Februari 2018

Tempat wawancara : Ciputat

Tanya: awal pembentukan lapak pemulung

Jawab: pada datang langsung perorangan

Tanya: jumlah kk?

Jawab: 70 kk

Tanya: asal?

Jawab: kebanyakan jawa tengah

Tanya: untuk pernikahan apakah mereka menikah secara resmi?

Jawab: ada yang resmi ada yang tidak

Tanya: hubungan dengan masyarakat asli sini?

Jawab: baik-baik saja

Tanya: apakah pernah ada konflik dengan masyarakat asli sini?

Jawab: alhamdulillah tidak pernah

Tanya: untuk ktp apakah mereka memiliki ktp daerah sini (tangsel)?

Jawab: ktp kampung, ktp sini hanya beberapa

Tanya: luas lapak pemulung?

Jawab: 1000 meter persegi

Page 122: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Data singkat Informan

Nama : WN

Jabatan : Ketua/ Pemilik Lapak

Tanggal wawancara : 23 Februari 2018

Tempat wawancara : Ciputat

Tanya: Awal mula pembentukan lapak pemulung?

Jawab: dulu awalnya berada dikampung sawah, karena lapaknya tidak bisa

diperpanjang makanya pindah kesini

Tanya: tahun berapa pak?

Jawab: 7 tahun yang lalu

Tanya: jumlah pemulung?

Jawab: 30 kk

Tanya: asal?

Jawab: indramayu, banjarnegara, karawang, serang

Tanya: status pernikahan?

Jawab: setahu saya resmi

Tanya: rata-rata penghasilan mereka?

Jawab: persepuluh hari ditimbang, jadi ada yang 500.000, 200.000, ada yang

700.000 macam-macamlah tergantung rajin tidaknya mereka

Tanya: apakah dengan penghasilah tersebut mereka bisa dikatakan berpehasilan

cukup?

Jawab: ada yang cukup malah ada yang kurang, karena mereka banyak hutang

juga, jadi setiap nimbang dipotong hutang.

Tanya: hubungan dengan masyarakat asli sini?

Jawab: alhamdulillah baik-baik saja

Page 123: ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41893/2/HERI... · Adapun sampel data didapat dari berbagai cara baik dari wawancara, catatan lapangan,

Tanya: apakah pernah terjadi konflik dengan warga asli sini

Jawab: pernah, waktu kejadian kebakaran. Karena merasa bikin kumuh, jadi

pengennya lapak

pemulung dibersihkan

Tanya: untuk ktp apakah sudah mendapatkan ktp asli tangsel?

Jawab: kebanyakan ktp asli dari daerah