Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
5
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Sumber Pustaka
1. Rujukan
a. Alice R. Ballard
Lahir 16 Juni 1945, Florence, Carolina Selatan. Allice adalah
seorang seniman keramik dari Amerika yang bertempat tinggal di
Greenville, Carolina Selatan. Banyak dari karyanya yang menggunakan
bentuk-bentuk organik seperti, pot, piring, polong (bentuk keramik
menyerupai kacang polong), teko, totem dan kapal yang ia sebut sebagai
karya masterpiecesnya. Allice menganggap seni merupakan sebuah
refleksi dari hubungannya dengan alam. Hal ini sering ia sebut sebagai
metamorfosis dari bentuk alam, karena karyanya berubah dari musim ke
musim.
Allice dikenal karena karyanya menyatu dan mengambil konsep
dari alam. Ia telah membuat banyak karya yang berhubungan dengan
alam salah satunya yaitu karya keramik yang berbentuk bambu, pada
karya keramik ini Allice menampilkan sebuah karya keramik dari
persefektifnya terhadap batang bambu.
Karya keramik dengan tema bambu yang dibuat Allice, berbentuk
dua bilah bambu berbentuk oval tetapi lancip dibagian ujung. Karya ini
mempresentasikan keindahan di setiap masing-masing bilah (bambu)
yang berkarakter berbeda satu dengan lainnya. Sama halnya dengan
6
rumpun bambu yang berbeda-beda karakter dari satu pohon dengan
pohon lain tetapi masih dalam satu rumpun (Lihat Gambar 1 halaman 7).
Karya yang dibuat dalam Tugas Akhir ini berbentuk bambu,
tetapi dari segi bentuk dan karakter sangatlah berbeda dengan Alice
Ballard, yakni berbentuk rumpun dari rebung bambu. Karya yang dibuat
berjumlah 11 buah rebung yang melingkar mulai dari yang berukuran
paling kecil sampai ke ukuran yang paling besar dan tinggi.
Karya rumpun bambu yang berkarakter pohon bambu ini diambil
dari cerita masyarakat Sunda mengenai Dewi Kesuburan atau lebih
dikenal dengan sebutan Dewi Pohaci. Ia dipercaya dapat menyuburkan
benih tanaman padi yang ditanam oleh masyarakat Sunda.
Karya rumpun bambu yang berkarakter rebung ini diberi judul
benih karena disesuaikan dengan mitos yang beredar di Sunda mengenai
kepercayaan tentang Dewi Pohaci, karya ini melambangkan benih-benih
kesuburan dari Dewi Pohaci yang di sebarkan pada masyarakat Sunda.
Pemilihan karakter bambu sendiri karena mitos tersebut yang
berkembang di Sunda dalam pemanggilan Dewi Pohaci untuk
menyuburkan benih yakni memerlukan alunan nada yang dihasilkan
oleh gesekan batang bambu, maka orang Sunda lama membuat alat
musik yang terbuat dari bambu untuk pemnggilan Dewi Kesuuran
tersebut, maka dibutlah karya seni kemik yang mengambil benang
merah antara rumpun bambu dan mitos masyarakat Sunda.
7
Gambar 1. Karya Keramik Allice Ballard
(Sumber: https://www.google.com/search?q=alice+ballard&client di unduh tanggal
23/02/2016/ 23:22 WIB).
Gambar 2. Pods Karya Allice Ballard
(Sumber: https://www.google.com/search?q=alice+ballard&client di unduh tanggal
23/02/2016/ 23:22 WIB).
8
Gambar 3. Pods Karya Allice Ballard
(Sumber: https://www.google.com/search?q=alice+ballard&client di unduh tanggal
23/02/2016/ 23:22 WIB).
Gambar 4. Keramik Karya Allice Ballard
(Sumber: https://www.google.com/search?q=alice+ballard&client di unduh tanggal
23/02/2016/ 23:22 WIB).
9
2. Referensi
A. Bambu
Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus dan 1450 spesies.
Tumbuhan ini ditemukan di berbagai lokasi iklim, dari iklim dingin
pegunungan hingga daerah tropis panas. Mereka terdapat di sepanjang
Asia Timur dari 50o Lintang Utara di Sakhalin sampai ke sebelah Utara
Australia, dan di bagian barat India (Pakistan) hingga ke Himalaya.
Mereka juga terdapat di sub-Sahara Afrika dan di Amerika dari
pertengahan Atlantik Amerika Utara hingga ke selatan ke Argentina dan
Cili, mencapai titik paling selatan Bambu pada 47o Lintang Selatan
(Diunduh dari https://id.wikipedia.org/wiki/bambu tanggal 20 Februari
2016 jam 22:23 WIB).
Bambu berbunga sangat jarang. Bambu hanya berbunga dengan
interval lima sampai 120 tahun. Pembungaan massal pada bambu
berbeda-beda tergantung dari spesies bambu itu sendiri. Pembungaan
massal yang paling lama periodenya adalah bambu dari spesies
Phyllostachys bambusoides. Spesies ini berbunga secara massal dalam
waktu bersamaan meski terpisah secara geografis dan iklim, dan setelah
itu bambu akan mati menyisakan rizomanya (Diunduh dari
https://id.wikipedia.org/wiki/bambu/tanggal 23 Februari 2016 jam 20:43
WIB).
Pembungaan massal juga memiliki dampak ekonomi dan ekologis.
Kemunculan buah bambu yang secara drastis dapat memicu pertumbuhan
10
populasi rodent seperti yang terjadi pada pembungaan massal oleh
tanaman bambu Melocanna bambusoides di Teluk Bengal (teluk terbesar
di dunia terdapat di India) yang terjadi setiap 30-35 tahun sekali. Rodent
juga memicu penyebaran penyakit seperti typhus, typhoid, dan wabah pes.
Beberapa kasus membuktikan bahwa pembungaan massal memicu
munculnya kultivar baru di tempat tersebut dengan karakteristik yang
berbeda (Diunduh dari https://id.wikipedia.org/wiki/bambu diunduh
tanggal 23 Februari 2016 jam 20:46 WIB).
B. Bambu dan Mitos Dewi Pohaci Pada Kebudayaan Indonesia
Bambu memiliki batang yang lentur, selentur tanaman rerumputan
lain. Daunnya yang seperti rumput mempunyai kesan unik tersendiri.
Dengan akar yang kuat dan batang yang lentur, bambu memiliki
ketahanan yang tinggi dari terpaan angin. Saat angin kencang bertiup dan
banjir melanda, bambu tetap bisa bertahan. Dia melambai gemulai
mengikuti kecepatan angin. Akarnya yang kokoh tetap bertahan menahan
gerusan banjir yang akan menghayutkannya. Saat pohon-pohon lain
tumbang, bambu tetap tegak berdiri dan berayun gemulai.
Mitos yang berkembang di masyarakat Jawa mengenai bambu
berkembang di suku Sunda yang berbudaya agraris dengan sumber
pangan pokok padi, hubungan bambu dengan mitos kesuburan
berkembang di daerah-daerah yang warganya bertani, lahan-lahan
pertanian ada yang disisihkan sebagian untuk ditanam bambu. Mitos
11
terhadap Nyai Pohaci sebagai lambang Dewi Kesuburan, berkembang di
tengah-tengah masyarakat adat Sunda. Guna menolak bala (nyinglar)
hama dalam kegiatan mengolah lahan pertanian di sawah dan huma,
orang Sunda Lama menciptakan syair dan lagu sebagai persembahan
terhadap Nyai Pohaci.
Syair-syair itu dalam perkembangannya disertai tumbukan bunyi
antar batang bambu. Beranjak dari benturan antara satu bambu dengan
bambu yang lain menghasilkan bunyi orang Sunda Lama menciptakan alat
musik yang berasal dari bambu yaitu Angklung yang dibuat untuk mengiri
syair yang dialunkan ketika memberi persembahan kepada Nyai Pohaci,
sebagai perlambangan Dewi Kesuburan. Tumbukan bunyi antar batang
bambu itu dilakukan sebagai ritus panen padi di huma (ladang)
sebagaimana dilakukan di masyarakat adat Kanekes.
Realita dari mitos yang berkembang di suku Sunda yaitu bambu
memiliki manfaat besar pada fungsi pelestari lingkungan yang paling baik.
Bisa kita buktikan bahwa setiap ada rumpun bambu di sana, sudah pasti
ada sumber air. Bambu tumbuh baik ditepi sungai atau aliran air sekaligus
pelindung tebing dan sisi sungai yang kokoh. Bambu mampu
melindungi tanah dari benturan tetes air dan gerusan aliran permukaan saat
hujan lebat dan banjir.
Bambu menyimpan banyak inspirasi bagi manusia. Latar belakang
bambu yang berasal dari keluarga rumput yang dikesankan sebagai
tumbuhan lemah dan diremehkan tidaklah menghalanginya berekspresi.
12
Bambu mampu mengekspresikan diri menjadi sosok yang kokoh namun
lentur dan kaya manfaat.
Fleksibilitas atau kelenturan bambu mengajari manusia supaya
mampu beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim sekaligus. Saat arus
masalah datang, kita perlu bersikap lentur, tidak menentang atau hanyut
atau bahkan lari darinya. Penentangan yang keras akan berakibat robohnya
”tubuh” kehidupan kita, sebaliknya hanyut dan lari dari masalah akan
menghilangkan eksistensi diri. Maka bersikap lentur, menyesuaikan
dengan keadaan adalah pelajaran berharga dari bambu untuk terus bisa
eksis dan bermanfat.
Saat orang lain bertumbangan dalam menghadapi masalah, maka
manusia berkarakter bisa akan tetap eksis, menampilkan lambaian indah
dan terus memberi manfaat. Hanya manusia yang tetap eksis jati dirinya
dan kokoh pendiriannya yang bisa memberikan banyak manfaat bagi
lingkungan. Bila kita ingin mampu memberi manfaat sebanyak mungkin
bagi lingkungan kita, maka keberanian berekspresi secara maksimal,
fleksibilitas menghadapi tantangan dan tak peduli dengan masa lalu, yang
merupakan karakter yang bisa kita contoh (Diunduh dari
https://id.wikipedia.org/wiki/bambu diunduh tanggal 23 Februari 2016
tanggal 20 jam 20:46 WIB).
13
C. Bentuk dan Fungsi Bambu dalam Budaya Masyarakat Sunda
Bentuk bambu sangat bervariatif tergantung dimana bambu itu
tumbuh. Misalkan bambu yang ada di pekarangan dengan bambu yang
berada di hutan, bambu yang berada di hutan memiliki batang yang lebih
kuat dan kokoh dibanding dengan bambu yang tumbuh di sekitar
pekarangan yang berdekatan dengan rumah warga. Bambu yang tumbuh di
pekarangan biasanya bisa dijadikan sebagai bahan makanan. Bambu yang
digunakan sebagai bahan makanan yakni bambu muda atau disebut rebung.
Berbeda dengan bambu yang tumbuh di hutan, bambu yang tumbuh di
hutan tidak bisa dijadikan bahan makanan meski rebungnya sekalipun.
Selain digunakan sebagai bahan makanan, hal menarik lain yang
terdapat pada bambu ialah digunakan sebagai sumber atau bahan inspirasi
dalam pembuatan desain interior maupun eksterior. Hal ini dibuktikan dari
jaman dahulu hingga sekarang bambu masih eksis di gunakan untuk bahan
baku pembuatan bangunan seperti, rumah, restoran dan taman. Misalnya
orang Sunda Lama kerap kali menggunakan bambu sebagai dinding
rumah. Bambu yang dianyam kemudian dipasang disetiap sisi dan sudut
rumah.
Di era modern fungsi bambu di bidang interior dan eksterior sama
sekali tidak ditinggalkan, justru malah kerap kali dijadikan sebagai tema
suatu tempat misalnya, retoran bambu.
Selain di bidang arsitektur bambu dalam kebudayaan Sunda sering
kali digunakan dalam bahan baku pembuatan perlengkapan rumah tangga
14
seperti kukusan, ceting, tampah dan lain sebagainya. Orang Sunda Lama
menggunakan bambu dalam kehidupan sehari-hari seperti perlengkapan
rumah tangga yang terbuat dari anyaman bambu, perlengkapan bercocok
tanam seperti caping, dan tas yang terbuat dari anyaman bambu halus,
selain itu bambu dalam kebudayaan Sunda sering di buat kursi, rak piring
dan lain sebagainya.
D. Pengembangan Mitos Dewi Pohaci pada bentuk Bambu dalam Karya
Keramik
Keindahan bentuk pohon bambu menjadi daya tarik bagi sebagian
orang, salah satu yang menjadi daya tarik ialah bentuk serta srtuktur pohon
bambu itu sendiri. Susunan lugut yang menempel mengelilingi batang
pohon bambu terbentuk secara alami menjadi hal yang menarik berikutnya
untuk dibuat menjadi sebuah karya Seni Keramik dengan memanfaatkan
keindahan dari karakter bambu.
Bentuk bambu menarik untuk dijadikan sebagai karakter dalam mitos
Dewi Pohaci. Bentuk bambu yang dibuat masih akan tetap menampilkan
karakter dari bambu aslinya tetapi akan dibuat banyak, guna menyesuaikan
dengan tema konsep yaitu mitos bambu pada masyarakat Sunda.
Bentuk bambu yang akan diambil dalam pembuatan karya keramik
ialah bentuk asli dari pohon bambu. Selain itu akan ditambahkan pula
karakter bentuk dari rebung bambu untuk memperkaya nilai bentuk pada
karya keramik. Karakter pohon bambu akan dikembangkan dalam mitos
15
masyarakat Sunda yakni mitos mengenai Dewi Pohaci sebagai Dewi
Kesuburan yang dianut masyarakat Sunda Lama. Mitos Dewi Pohaci akan
divisualisasikan dalam karya seni keramik dengan karakter pohon bambu
yang menceritakan pengaruh mitos tersebut terhadap kebudayaan dan
kepercayaan masyarakat Sunda Lama.
Bentuk karakter bambu dipilih karena cocok untuk mewakili
visualisasi dari mitos Dewi Pohaci karena, mitos Dewi Pohaci berhubungan
erat dengan bambu yakni dibuatnya angklung yang dijadikan sebagai musik
pengiring saat pemanggilan Dewi Pohaci untuk menyuburkan benih padi
yang ditanam masyarakat Sunda Lama.
E. Komponen Karya Seni
Subject Matter merupakan sebuah ide yang dimiliki oleh seniman,
artinya sebuah inspirasi dari seniman yang belum dituangkan dalam
bentuk karya seni dengan media seni. Seni mampu mengungkapkan
semua segi dari kehidupan manusia baik yang bersifat badani maupun
yang bersift rohani.
Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta
karya seni kepada masyarakat atau penikmat seni (Nooryan, 2008:22).
Seni yang bersifat menggambarkan atau berbentuk, maka temanya adalah
alam. Tetapi dalam seni abstrak yang tidak menggambarkan apa-apa,
subject matter atau tema berupa idea atau konsep-konsep intelektual yang
16
lebih sulit dimengerti bila dibandingkan dengan tema-tema yang
didasarkan atas suatu objek atau fakta (P. Mulyadi, 1998:28).
Subjek matter dalam karya Tugas Akhir ini ialah pengembangan
mitos Dewi Pohaci yang dibuat karakter bambu divisualisasikan dalam
bentuk karya keramik. Ketertarikan untuk mempelajari keindahan
bentuk bambu yang akan dikembangkan ke dalam mitos Dewi Pohaci
sebagai inspirasi sekaligus sumber ide untuk divisualisasikan ke dalam
sebuah karya seni keramik dengan menggunakan teknik slab, dan
teknik pinch.
1. Ide Penciptaan
a. Proses Penemuan Ide
Hegel beranggapan bahwa seni ialah hubungan yang terdapat
antara ide dan gambaran indera. Hal ini disebut simbolis dalam tahap
yang permulaan, karena hubunganya tidak mencapai idealisme yang
stabil. Kemudian tahap klasik, seni merupakan kesatuan inderawi yang
hidup antara dua pihak dan kesatuan ini terealisir dalam kesatuan yang
terbatas. Tahap romantis, seni merupakan hubungan dialektik yang
terdapat antara dua tahap mencapai tingkat idea yang tidak terbatas.
Penemuan ide dari pohon bambu sebagai sumber ide dengan ketertarikan
akan keindahan bentuk silinder dari batang bambu.
Benda seni secara langsung berkisar kepada karya seni itu sendiri.
Apakah itu medium atau material karya seni yang menghasilkan suatu
17
bentuk seni yang indah. Seni wujud melalui pendengaran audio, media
untuk penglihatan untuk visual (tampak). Media ini memberi peranan
kepada seni misalnya seni halus lebih kepada media visual, seni musik
lebih kepada audio (Iryan, 2011:8).
b. Bahan atau Material
Penciptaan karya seni ini menggunakan media tanah liat sebagai
media ekspresi. Tanah liat yang digunakan telah diproses dan di uji
sebelumnya menggunakan rumus triaxial blend. Rumus segitiga
triaxial menggunakan tiga jenis tanah liat yaitu tanah segulung yang
berasal dari Kebumen, kaolin, dan felspard. Proses pembuatan
campuran tanah mandiri dimaksudkan melalui tanah yang diciptakan
mandiri pembuat karya akan menemukan identitas masing–masing.
c. Teknik
Teknik slab ialah sebuah teknik yang menekankan pada unsur
asimetris, dimana dalam proses pekerjaanya memerlukan alat bantu
ukur untuk memastikan ke-asimetrisan bentuk yang hendak dibuat
tersebut. Sedangkan teknik pijit ialah tanah yang dibentuk dengan
dipijit menggunakan jari-jari tangan ibu jari dan telunjuk khususnya
(Arti, 2002:34). Teknik pinch sangat baik sebagai teknik pelatihan
untuk memperoleh kepekaan dasar tanah liat dan untuk menunjukkan
kepekaan dan ketrampilan manipulatif.
18
Teknik yang digunakan adalah teknik pijat (pinch), dan teknik
Slab yang merupakan teknik awal yang biasa dilakukan untuk melatih
kepekaan terhadap tanah, sehingga dipilih terknik pinch dan slab
karena melatih keterampilan dasar dan kepekaan terhadap media
ekspresi. Penggunaan kedua teknik tersebut karya yang dihasilkan
dapat sesuai dengan yang diekspetasikan sketsa atau model yang
dibuat sebelumnya.
2. Prinsip Organisasi Unsur-Unsur Rupa
Prinsip dasar seni rupa antara lain meliputi kesatuan (unity),
keseimbangan (balance), keselarasan (ritme), perbandingan (proportion),
penekanan (domination).
a. Kesatuan (Unity)
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan,
yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek
yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan
unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan
tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu
karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh
kemampuan memandu keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada
komposisi yang tidak utuh (Dharsono, 2004:117).
19
Kesatuan dalam karya Tugas Akhir ini adalah penggabungan dari
unsur-unsur seni rupa, seperti karya tersebut akan didominasi oleh
bentuk bambu yang berbasis pada cerita mitos Dewi Pohaci, kemudian
pada pewarnaan menggunakan glasir yang mudah ditemukan pada suhu
tertinggi 1200ᵒC.
b. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan
antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan
seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Bobot
visual ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, kehadiran semua
unsur dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan.
Kesatuan dalam komposisi ditentukan oleh keseimbangan antara
harmoni dan variasi. Harmoni dicapai melalui repetisi dan irama,
sedangkan variasi melalui perbedaan dan perubahan. Harmoni mengikat
bagian-bagian dalam kesatuan, sedangkan variasi menambah daya tarik
pada keseluruhan bentuk atau komposisi. Tanpa variasi, komposisi
menjadi statis atau tidak memiliki vitalitas (Ockvirk, 1962:21).
Bentuk karya yang dibuat menyerupai bentuk silinder pohon
bambu, struktur yang membentuk sebuah silinder dibuat mendekati
pohon bambu yang sebenarnya. Diharapkan karya keramik yang
divisualisasikan akan membentuk karakter diri pencipta karya. Karya
20
yang akan diciptakan menggunakan keseimbangan asimetris, agar karya
tersebut terlihat dinamis, tidak kaku, dan terkesan hidup.
c. Keselarasan (ritme)
Ritme (keselarasan) suatu istilah yang biasanya dipakai di dalam
musik dan puisi. Ritme pada seni rupa berarti suatu susunan teratur yang
ditimbulkan dari pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga
menimbulkan gerak karena pengulangan objek yang satu ke objek yang
lainnya (Arfial, 1997:18).
d. Penekanan (domination)
Dominasi dalam karya seni disebut sebagai keunggulan,
keistimewaan, keunikan, keganjilan, dan kelainan. Dominasi
merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang harus ada pada
karya seni, agar diperoleh karya seni yang artistik atau memiliki nilai
seni. Jadi dominasi bertugas sebagai pusat perhatian dan daya tarik
(Sadjiman, 2009:225). Pada karya keramik ini akan didomidasi dari
bentuk struktur bambu yang membentuk pohon bambu dengan
menggunakan teknik slab, dan pinch.
e. Perbandingan (Proporsi)
Proporsi dan skala mengacu kepada hubungan antara bagian dari
suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Suatu
ruangan yang kecil dan sempit bila diisi dengan benda yang besar, massif,
21
tidak akan kelihatan baik dan juga tidak bersifat fungsional. Warna, tekstur,
dan garis memainkan peranan penting dalam menentukan proporsi. Warna-
warna yang cerah lebih jelas kelihatan. Tekstur yang memantulkan cahaya
atau bidang-bidang yang bermotif juga akan menonjolkan suatu bidang.
Proporsi tergantung pada tipe dan besarnya bidang, warna, garis, dan tekstur
dalam beberapa area. Dari beberapa prinsip komposisi diatas yang telah
dibahas, kemudian yang harus diperhatikan agar suatu desain menjadi
berhasil dan lengkap seperti yang diharapkan (Dharsono, 2004:123).
3. Unsur – Unsur Visual
a. Garis
Garis mempunyai dimensi ukuran dan arah tertentu. Ia bisa pendek,
panjang, halus, tebal berombak, lurus, melengkung dan barangkali masih ada
sifat yang lain. Terkecuali dengan warna (karena sudah dianggap sejajar),
dari sekian unsur-unsur seni rupa yang ada garislah yang paling dominan,
apalagi di dunia Timur. Segi usiapun garis paling tua diantara unsur-unsur
lainya, karena ia sesuai dengan seni lukis. Melihat bentuknya garis dapat
dibagi menjadi tiga macam yakni pertama, garis horinzontal dan vertikal
kedua, garis lengkung dan bergelombang, ketiga garis patah-patah bentuk
zig-zag, siku-siku atau membentuk sudut tajam (Tri, 2005:17).
Secara garis besar garis terdiri dari dua macam yaitu garis lurus dan
garis lengkung tetapi jika lihat lebih dalam terdapat empat jenis garis yaitu
garis lurus meliputi garis diagonal, horizontal, dan vertikal. Garis lengkung
22
meliputi garis lengkung kubah, lengkung busur, dan lengkung mengapung.
Garis majemuk meliputi garis zig-zag, dan lengkung S. Garis gabungan yaitu
garis hasil gabungan antara garis lurus, lengkung, dan majemuk (Sadjiman,
2009:87).
b. Warna
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk
menambah keindahan, kekuatan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan
efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Proses pewarnaan tanpa adanya cahaya maka tidak akan terjadi warna,
itu pun berlaku pada karya seni, tanpa adanya cahaya maka karya tersebut
tidak akan menampakkan warna. Warna merupakan pantulan cahaya dan
warna menjadi terlihat karena adanya cahaya yang menimpa pada suatu
benda (Sadjiman, 2009:12).
Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang,
disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil, sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang, untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan
menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
23
c. Bidang
Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatas oleh
garis. Bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan, segi empat, segi tiga
dan segi-segi lainya, sementara bidang organis dengan bentuk bebas yang
terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas. Pada dasarnya bidang
di bagi menjadi dua pertama bidang yang teridiri dari segi empat, lingkaran,
segi tiga sama sisi, dan bidang hasil gabungan antara segi empat, lingkaran,
jajar genjang dan lain-lain (Tri Sulistyo, 2005:14).
Karya keramik Tugas Akhir ini berbentuk geometris yakni berbentuk
silinder. Bentuk ini akan dibuat perbagian dua sampai tiga karakter yang
nantinya akan digabungkan dan dirangkai membentuk suatu cerita mitos
yang berkembang di tanah Sunda.
d. Tekstur dan Barik
Tekstur adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan bidang
atau gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya permukaan suatu lukisan
atau gambar. Tekstur juga merupakan rona visual yang menegakan
karakter suatu benda yang dilukis atau digambar. Ada dua macam jenis
tekstur atau barik yaitu, pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai
permukaanya nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya.
Misalnya sebuah lukisan menampakan tekstur yang kasar, ketika lukisan
tersebut diraba, maka yang dirasakan adalah rasa kasar sesuai tekstur
lukisan tersebut.
24
Kedua adalah tekstur semu memberikan kesan kasar karena
penguasaan teknik gelap terang senimannya, ketika diraba maka rasa
kasarnya tidak kelihatan atau justru sangat halus. Contohnya tekstur yang
dihadirkan pada lukisan Affandi merupakan kombinasi tekstur semu
ketika hasil pelototan tersebut diratakan dengan tangannya atau kuas yang
halus. Tekstur dalam pembuatan karya keramik penulis menggunakan
tekstur yang disesuaikan dengan tekstur dari hasil pebakaran glasir.
e. Ruang dan Volume
Ruang dan volume merupakan unsur pokok dalam seni tiga dimensi
seperti seni patung dan arsitektur. Patung pra-modern cenderung
menggunakan bentuk-bentuk volumetrik yang massif seperti patung-
patung budha di Candi Borobudur (Nooryan, 2008:101-102).
Karya keramik akan dibuat silinder mengerucut keatas memiliki
ruang yang sama panjang dengan ukuran dan bentuk silinder potongan
batang bambu. Ruang dalam karya ini berbentuk seperti terowongan
dengan lubang di bagian bawahnya.
F. Komposisi dalam Karya Seni
Komposisi dalam sebuah karya seni dibagi menjadi empat macam
yaitu, komposisi terbuka, komposisi tertutup, komposisi piramida, dan
komposisi piramida terbalik. Komposisi terbuka, suatu komposisi dalam
25
ruang di mana objek gambar tekesan menyebar, meluas dari pusat bidang.
Komposisi tertutup, objek gambar seolah-olah mengumpul, menyempit
sehingga terlihat adanya pengelompokan objek gambar ke dalam pusat
bidang atau ruang.
Komposisi piramida, komposisi yang peletakan objek gambar
dalamsuatu bidang komposisi yang membentuk susunan segitiga di mana
puncaknya berada di atas. Komposisi piramida terbalik, adalah kebalikan dari
komposisi piramida, di mana puncaknya segitiga berada di bawah, sedang
alas berada di atas (Hakim, 1997:37).
Komposisi pada karya ini akan menggunakan komposisi terbuka.
Pada karya ini akan ditampilakan kesan meluas dan menyebar dari pusat
bidang. Kesan meluas ditampilkan pada bentuk silinder batang bambu yang
dibuat.
G. Perubahan Wujud Karya Seni
Pengolahan objek suatu karya akan terjadi perubahan wujud sesuai
dengan konsep, tema, dan latar belakang seniman. Perubahan susunan yang
dilakukan dengan sengaja oleh seniman dengan tujuan menemukan hal yang
baru, sehingga menghasilkan bentuk semula atau yang sebenarnya, yang
seperti ini biasa disebut dengan istilah deformasi. Adapun cara pengubahan
bentuk antara lain, seperti simplikasi atau penyederhanaan, distorsi atau
pembiasan, destruksi atau perusakan, stilasi atau penggayaan, dan kombinasi
semua susunan bentuk tersebut (Mikke, 2011:98).
26
Perubahan bentuk yang dilakukan pada karya Tugas Akhir ini adalah
penggayaan bentuk atau penggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk
ornamental disebut stilasi. Karya yang akan divisualisaaikan adalah karya
keramik yang memiliki ruang berbentuk menyerupai bambu. Pada karya
keramik yang akan dibuat pada bagian luar akan terbentuk silinder secara
otomatis disebabkan karena penggunaan teknik slab yang menggulung tanah
berbentuk silinder. Ditambah sedikit sentuhan teknik pinch yang akan
membentuk tekstur pada bagian luar karya keramik, sehingga karya keramik
tersebut membentuk bambu dengan sedikit tekstur yang akan menambah
daya tarik serta variasi.
H. Seni Keramik
Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan
logam dan anorganik yang berbentuk padat. Umumnya senyawa keramik
lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya.
Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah kuarsa, felspard, ball clay,
kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal,
komposisi kimia dan mineral bawaannya. Sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi bahan diperoleh.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik
sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah
liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi
saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
27
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan an organik yang
berbentuk padat (Yusuf, 1998:2).
1. Teknik dalam Pembuatan Keramik
a. Teknik Coil (lilit pilin)
Gambar 9. Ilustrasi teknik pilin
Sumber : Dokumentasi penulis
Teknik coil sangat mudah dilakukan, diawali dengan pembutan piin-
pilin panjang yang kemudian disambungkan dengan pilinan yang lain
menggunakan lem dari jenis tanah liat yang sama dari jenis tanah liat yang
dibentuk pilinan panjang untuk dapat dijadikan sebuah karya seni.
28
b. Teknik Pinch (pijat jari)
Gambar 10. Ilustrasi teknik pijit
Sumber gambar: Penulis
Teknik pijat merupakan salah satu metode yang paling kuno
membentuk keramik gerabah seperti pada zaman prasejarah. Teknik
pijat sangat baik sebagai teknik dasar pelatihan untuk memperoleh
kepekaan dasar tanah liat dan untuk menunjukkan kepekaan dan
ketrampilan manipulatif. Teknik pijat memiliki karakter yang cukup
unik. Teknik pijat dapat melatih skala kepekaan tangan dalam
membentuk selain itu dapat melatih kepekaan tangan dan jari
(Dickerson, 1974:46).
29
c. Teknik Slab (lempengan)
Gambar 11. Ilustrasi teknik slab
Sumber gambar: Dokumentasi Penulis
Teknik slab (lempengan), cara pembentukan dengan tangan
langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik
pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-
bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini
sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik (Diunduh
dari http://www.designes.biz/2014/11/teknik-membuat-keramik.html
tanggal 23 Februari 2016 jam 22:25 WIB).
30
d. Teknik Putar
Gambar 12. Ilustrasi teknik putar
Sumber gambar: Dokumentasi Penulis
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan
banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara
pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para
pengrajin di sentra-sentara keramik.
Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar
tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (Diunduh dari
http://www.designes.biz/2014/11/teknik-membuat-keramik.html
unduh tanggal 23 Februari 2016 jam 22:30 WIB).
31
e. Teknik Cetak (casting)
Gambar 13. Ilustrasi teknik cetak
Sumber gambar: Dokumentasi Penulis
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang
dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan
bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai
adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat,
cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi temple (Diunduh dari
http://www.designes/2014/11/teknik-membuat-keramik-casting-
cetak.html tanggal 23 Februari 2016 jam 22:39 WIB).
32
B. Sumber Ide Rujukan Karya
1. Albert Yonathan Setyawan
Gambar 14. Karya Keramik Albert Yonathan Setyawan.
(Sumber : http://www.gogle.com/search?q tanggal 25 desember 2015
jam 14:10WIB)
Albert Yonathan lahir di Bandung 1983. Ia memulai karirnya dengan
belajar seni keramik di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB dan lulus pada
tahun 2007. Pada saat ini, selain sebagai seniman ia juga bekerja sebagai
manajer program untuk Galeri Soemardja ITB. Dua tahun terakhir setelah
menyelesaikan studinya, Albert telah menjelajahi ide-idenya pada tubuh
manusia dan eksistensi, terutama hubungan dengan misteri alam.
Karyanya mencerminkan pertanyaan tentang hubungan antara manusia
dan makhluk hidup lain di luar sana. Pendekatannya dimulai dengan
menciptakan karakter tiga dimensi yang terlihat seperti manusia, hewan,
tumbuhan, atau kombinasi dari beberapa dari mereka. Metode pengulangan
yang dipilih bersama dengan konfigurasi bentuk geometris seperti lingkaran
dan segitiga ditujukan untuk menampilkan nuansa kontemplasi dan
33
spiritualitas, struktur dan keheningan, juga kesepian dan kebersamaan, yang
diambil dari makna simbolis dari tanda-tanda universal.
Ablert selalu menyajikan karya yang aneh seperti makhluk mirip
manusia dengan sayap di kepala dan berbentuk seperti pohon. Makhluk-
makhluk dalam berbagai bentuk yang aneh adalah kombinasi dari bentuk
manusia dan tubuh hewan atau tumbuhan. Albert memulai dari hati nuraninya
dari koneksi di pikiran bawah sadar manusia dalam setiap kebudayaan antara
manusia dan hewan (Lihat Gambar 14 halaman 39).
Hubungan simbolis dimana manusia biasanya menggambarkan kondisi,
kemampuan, atau tindakan dengan karakter hewan atau perilaku dilihat dari
pilihan dan penciptaan tanda-tanda dan simbol dengan pencitraan hewan.
Karya seni, burung melambangkan impian manusia pada pengetahuan dari
realitas di luar bumi. Hal ini mengacu pada kenyataan bahwa burung adalah
hewan yang dapat hidup di udara dan dapat melangkah kakinya di tanah.
Manusia yang hidup dengan gaya gravitasi selalu ingin terbang dan mencoba
untuk mengalahkan hukum seperti yang melekat alam. Karya seni dari Albert
Yonathan Setiawan biasanya dalam bentuk instalasi (Diunduh dari tanggal 23
Februari 2016 jam 20:23).
Karya dalam Tugas Akhir ini mengambil ide referansi dari konsep
karya Albert Yonathan Setiawan yakni mengambil ide dari alam sekitar yang
diaplikasikan dalam bentuk karya keramik. Berbeda dari Albert Yonatahan
Setiawan yang membuat sebuah karya keramik dengan karakter pohon yang
diberi telinga serta berbentuk setengah manusia, karya keramik pada Tugas
34
Akhir kali ini mengambil karakter dari pohon bambu yang dibuat dan
diaplikasikan dalam bentuk karya keramik secara berumpun yakni menyerupai
rumpun bambu. Karya yang dibuat terdapat dua judul dan tentu saja sangat
berbeda dari karya Albert Jonathan Setiyawan yang dijadikan sebagai ide
referensinya. Bedanya ialah, jika Albert mengangkat tumbuhan sebagai ide
serta karakter dalam pembuatan karya keramiknya maka pada penulisan karya
Tugas Akhir ini lebih dispesifikan lagi menjadi pohon bambu dalam
pembuatan karya keramiknya. Dari segi makna yang diangkat dari Albert
Yonathan Setiawan lebih mengarah pada hubungan simbolis di mana manusia
biasanya menggambarkan kondisi, kemampuan, atau tindakan dengan
karakter hewan atau perilaku dilihat dari pilihan dan penciptaan tanda-tanda
dan simbol dengan pencitraan hewan, sedangkan pada Tugas Akhir kali ini
mengangkat makna dari segi kehidupan masyarakat Sunda yang selalu hidup
berdmpingan dan saling membutuhkan satu sama lain layaknya pohon bambu
yang selalu hidup berumpun dimanapun ia tumbuh.
35
2. Johnson Tsang
Gambar 15. Sculptures-by-Johnson-Tsang
(Sumber :http://JohnsonTsang.wordpress.com/2015/10/14/earth-to-earth Johnson Cheung-shing tanggal 30 september 2015 jam 23:40WIB).
Tsang adalah seorang pematung dari Hong Kong yang mengkhususkan
diri dalam karya seni keramik dan patung stainless steel dan karya seni publik.
Karya Tsang sebagian besar menggunakan teknik realis patung disertai oleh
imajinasi surealis, mengintegrasikan dua elemen, “manusia” dan “benda”,
menjadi tema kreatif. Sejak tahun 1993, karya Tsang ini telah dipamerkan di
Hong Kong, Taiwan, Korea, Spanyol, dan Swiss dan dikumpulkan oleh
museum dan kolektor lokal dan luar negeri.
Dalam karyanya Johnson Tsang bercerita “Ketika saya hendak pergi
keluar dengan terburu-buru, saya heran dengan mawar yang layu dalam vas,
mawar itu masih mekar penuh kemarin, kenapa tiba-tiba layu dan jatuh aku
melambatkan langkah dan bertanya-tanya. Bukankah hidup kita megah dan
36
indah seperti mawar? Itu berlangsung selama beberapa dekade, tetapi
menyelinap pergi seperti awan”.
Hidup kita penuh suka cita dan kesedihan. Kita telah mengejar
ketenaran pribadi dan kekayaan. Kita memiliki banyak kesempatan untuk
mencintai, membenci dan untuk menghargai dan akhirnya mereka semua
meninggalkan kita, dari bumi ke bumi, debu ke debu. Jadi kenapa tidak kita
menghargai setiap saat untuk membuat hidup kita lebih mudah dan lebih
bahagaia. Mawar ini terbuat dari porselen. Dipahat pada bagian kelopak
namanya ekspresi wajah yang berbeda, kesenangan, marah, sedih dan gembira
(Lihat Gambar 15 halaman 41). Melalui karya ini saya mencoba untuk
mencerminkan apa yang kita alami dalam hidup kita, yang pada akhirnya akan
layu, jatuh dan lenyap seperti kelopak mawar (Diunduh dari
http://JohnsonTsang.wordpress.com/2013/10/14/earth-to-earth tanggal 20
September 2015 jam 20:23 WIB).
Karya yang dibuat dalam pembuatan Tugas Akhir ini mengambil
rujukan karya dari Johnson Tsang, yakni karya patungya yang berjudul Rose
Sculpture, karya ini dijadikan rujukan karena cukup dianggap mirip dengan
konsep yang dibuat dalam Tugas Akhir kali ini yakni dari segi makna.
Makna yang disampaikan dalam karya Johnson Tsang lebih mengacu
pada kehidupan manusia yang diumpamakan seperti setangkai bunga mawar.
Ia tumbuh indah dari mulai kuncup sampai ia layu dan kering hingga jatuh ke
tanah, seperti halnya hidup manusia tumbuh dari sejak bayi hingga kemudian
tidak bisa bangkit kembali yakni layu dan tua. Pada Tugas Akhir ini
37
mengambil tema konsep dari bambu yaitu, bambu dianggap sebagai tumbuhan
yang patut ditiru tingkah laku hidupnya seperti dalam falsafah jawa, yaitu
Pring kuwi suket, dhuwur tur jejeg, rejeki seret, rasah dha buneg, bambu
hanya sebuah rumput tetapi bisa berdiri tegak, rejeki susah dan kesulitan
dalam hidup yang datang hendaknya dihadapi dengan lentur layaknya pohon
bambu. Lentur disini berarti mengikuti alur masalah yang terjadi.
Perumpamaan ini ingin mengajarkan bahwa kita hendaknya memiliki mental
yang kuat ketika menghadapi cobaan. Kita harus tangguh dan tidak mudah
menyerah sebelum menyelesaikannya. Seperti sebuah slogan pada saat masa
perjuangan yang menunjukkan tekad untuk berjuang yaitu merdeka atau mati.