Upload
lenhu
View
234
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani
1. Ruang lingkup Pendidikan jasmani
Ruang lingkup pendidikan jasmani pada umumnya terletak pada pendidikan
yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor
pada siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru
penjaskes. Pada dasarnya pengertian penjaskes sendiri merupakan terjemahan
dari physical education yang digunakan di Amerika.Sedangkan makna dari
penjaskes sendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang.
Jadi arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui
pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian penjaskes adalah suatu proses
aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan
sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjaskes sendiri yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang sama. Meskipun
demikian, dari rumusan– rumusan mengenai penjaskes terdapat beberapa kesamaan
8
komponen yang terlibat,dan menjadi dasar serta tujuan pelaksanaan
penjaskes.Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman (2000: 22) bahwa:
”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional
manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah–pilah yaitu
jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani
diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya
badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia
sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan
jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus
merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.
Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi (1992 : 04)
bahwa:
”Tujuan umum penjaskes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan
dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras
dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar,
menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu aktivitas
sistem peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjaskes
dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang
rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjaskes, menanamkan kegemaran
untuk melakukan aktivitas jasmani”.
Oleh karena itu apabila pembelajaran penjaskes yang dilaksanakan di sekolah
dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat
berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis
maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang mengarah kepada
usaha – usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani
dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat
9
besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya dan
dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran penjaskes harus
menunjang tujuan dalam pengajaran penjaskes itu sendiri.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjaskes adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha pendewasaan sikap
seseorang, melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dalam hal ini proses atau
aktivitas gerak jasmani itu sendiri.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan penjaskesharus berorientasi pada setiap siswa . pendekatan pemecahan
masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam pengajaran atau
pelajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat meningkatkan
partisipasi maksimum, memberikan keleluasasn gerak yang memadai dan
meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000 : 23)
dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai
organ tubuh seseorang (physical fitness).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir
dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan
10
jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
B. Teori Belajar Gerak
a. Pengertian Belajar Gerak atau Motorik
Belajar motorik merupakan seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam prilaku
terampil . Schmidt, dalam Lutan (1988:102). Meskipun tekanan belajar motorik
yaitu penguasaan keterampilan tidak berarti aspek lain, seperti peranan dominan
kognitif diabaikan. Menurut Meinel (1976) dalam Lutan (1988:102), belajar gerak
itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan dan penstabilan gerak atau
keterampilan teknik olahraga. Dia menekankan integrasi keterampilan di dalam
perkembangan total dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu, penguasaan
keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan pengetahuan,
perkembangan, kordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan
semangat juang.Ditambahkannya belajar gerak dalam olahraga mencerminkan
suatu kegiatan yang disadari dimana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan. Schnabel dalam Lutan (1988)(2001:102),
menjelaskan, karakteristik yang dominan dari belajar ialah kreativitas ketimbang
sikap hanya sekedar menerima di pihak siswa atau atlet yang belajar. Penjelasan
tersebut menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu kesatuan untuk
merealisasi peningkatan keterampilan.
11
Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau
modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi lingkungan.
Drowatzky, dalam Lutan (1988)
b. Macam-Macam Metode Pembelajaran
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada yang diajar, untuk memberikan
suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan.Seperti dikemukakan Slameto
(1995:97) bahwa, “Kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan,
menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan
lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar”.
Untuk menyajikan seperangkat kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran
tercapai, salah satunya adalah metode mengajar. Berkaitan dengan metode
mengajar Buhar Suharto (1997: 24) menyatakan, “Metode mengajar merupakan
kumpulan prinsip-prinisp yang tersusun untuk melaksanakan proses mengajar dan
belajar”. Menurut Sugiyanto (1998: 427) bahwa, “Metode mengajar adalah
pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar bisa berlangsung
dengan baik dan tujuan bisa tercapai”. Sedangkan Nana Sudjana (2005: 76)
berpendapat, “Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan
siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi akan
berjalan baik, jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya,
12
metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar siswa.
c. Makna Bermain Dalam Proses Passing Atas
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan
hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih
dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari.
Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami
peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.Kita
mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif,
meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan
di dalam olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada
istilah pendidikan jasmani.Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan
bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir,
kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan
hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang
terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau
13
dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat
diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang
ada didalam aktivitas tersebut.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif.Kita tidak dapat
mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu,
olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.Bermain, karenanya
pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya
semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun
dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu
seimbang di antara keduanya. Pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang
memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam
aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku
bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses
kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan
ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan
untuk tujuan-tujuan kependidikan.Bermain dapat membuat rileks dan menghibur
tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan
kependidikan.Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut
athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut
14
sebagai olahraga.Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk
kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya.Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;
keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
C. Permainan Bolavoli
a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli
Bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer yang
diciptakan oleh William G. Morgan yaitu seorang ahli olahraga dari Y.M.C.A.,
Holyoke Massachusetts Amerika Serikat.Permainan bola voli dikenal oleh bangsa
Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda.
Permainan bolavoli diresmikan menjadi olahraga Nasional dengan nama Top
Organisasinya yaitu Persatuan Bola voli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada tanggal
22 Januari 1955.
Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu atau tim. Permainan bola
voli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari enam orang
pemain.
Permainan bola voli dimainkan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang
berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net.Maksud dan tujuan permainan
bola voli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan
berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola
itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan PBVSI (1995: 3) bahwa, “Tujuan dari
permainan bola voli adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik)
15
melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan
mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan
sendiri”. Hal senada dikemukakan A. Sarumpaet dkk, (1992: 86) bahwa:
Prinsip bermain bola voli adalah memainkan bola dengan memvoli(memukul
dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan
dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya
agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri. Bola harus benar-benar dipukul, tidak
boleh ditangkap, dipegang atau dilemparkan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, prinsip dasar bermain
bola voli yaitu bola harus selalu divoli (dipantulkan) dan bola harus dimainkan
sebelum menyentuh lantai dengan seluruh anggota badan.Dasar peraturan
permainan bola voli adalah bola dimainkan tiga kali berturut-turut secara
bergantian.Seperti dikemukakan Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 43)
bahwa, “Prinsip dasar permainan bola voli adalah memantul-mantulkan bola agar
jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga
kali sentuhan dalam lapangan sendiri danmengusahakan bola hasil sentuhan itu
diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin”.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan permainan bola voli, teknik
permainan bola voli mengalami beberapa perubahan.Berkaitan dengan hal tersebut
Soedarwo dkk, (2000:31) menyatakan, “teknik bermain bola voli terus berkembang
sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku, dan yang seharusnya selalu
berorientasi pada prinsip efisiensi dan efektivitas daripada gerakan”.
16
Menurut PBVSI (1995: 32) dijelaskan, “mulai tahun 1995, peraturan permainan
bola voli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”.
Hal senada dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001:37) bahwa,
“Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke
atas.Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam memainkan bola dalam
permainan bola voli dapat menggunakan seluruh anggota badan, termasuk kaki.Hal
terpenting dalam memainkan bola yaitu pantulan harus sempurna sesuai dengan
peraturan yang berlaku.Upaya memperoleh keterampilan bermain bola voli, maka
harus menguasai macam-macam teknik dasar bola voli.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bola voli
Menguasai teknik dasar bola voli merupakan syarat mutlak agar dapat bermain bola
voli dengan baik.Teknik dasar bola voli adalah suatu gerakan yang dilakukan secara
efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bola
voli.
Ditinjau dari pelaksanaan permainan bola voli bahwa, seorang pemain selalu
melakukan gerakan-gerakan seperti lari kecil-kecil, melangkah ke samping dan lain
sebagainya sambil memainkan atau memukul bola. Hal ini berarti, teknik dasar bola
voli dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik tanpa bola dan teknik dengan bola.
Berkaitan dengan teknik dasar bola voli Soedarwo dkk, (1994:21)
mengklasifikasikan teknik dasar bermain bola voli terdiri dari: “1) sikap dasar siap,
17
2) gerakan menyongsong bola,3) gerakan menjangkau bola, 4) pas atas dan pas
bawah, 5) servis, 6) smes dan, 7) blok
D. Passing Atas Bola Voli
a. Pengertian Passing
Passing dan umpan/set-up seringkali sulit dipisahkan, dan seringkali dianggap
sama. Passing merupakan cara memainkan bola untuk dioperkan teman
seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri, sedangkan umpan/set-up
bertujuan menyajikan bola kepada teman seregunya untuk melakukan
serangan. Tidak menutup kemungkinan passing atas pun dapat dijadikan
sebagai umpan untuk melakukan serangan.
Passing dalam permainan bola voli pada dasarnya dapat dilakukan dengan
passing atas dan passing bawah. Perbedaan dari passing atas dan passing
bawah terletak dari perkenaan bola yaitu, pada passing atas menggunakan jari-
jari kedua lengan, sedangkan passing bawah menggunakan kedua lengan.
Berkaitan dengan passing, M. Yunus (1992: 79) menyatakan, “Passing adalah
mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik
tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu
lawan”. Menurut Soedarwo dkk, (2000: 8) bahwa, “Passing adalah usaha
ataupun upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan teknik
tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya
itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri”.
18
b. Passing Atas
Passing atas merupakan elemen yang penting, dalam permainan bola voli.
Penguasaan tekhnik passing atas yang baik akan menentukan keberhasilan regu
untuk membantu serangan yang baik. Apalagi jika dilakukan secara bervariasi,
maka seluruh potensi penyerangan regu dapat dimanfaatkan.Passing atas
merupakan teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan kedua tangan,
yaitu perkenaan bola pada jari-jari tangan dengan serentak.
Yang dimaksud dengan pass atas dalam permainan bola voli adalah dasar dari
suatu serangan dan pada umumnya pass atas sangat tepat untuk mengoper bola,
maka sedapat mungkin bola harus dapat diterima dengan kedua lengan
sementara tubuh mengambil posisi di belakang bola tersebut.
Disamping itu pass atas sangat penting untuk menyusun serangan dari bola-
bola lawan (Dieter Beutelstahl,2005:73). Tehnik dasar pass atas sangat penting
dalam permainan bola voli karena merupakan langkah awal untuk menyusun
serangan. Pelaksanaan teknik pass atas yang baik dapat menyajikan dengan
teman seregunya dengan baik atau mengumpankan bola kepada smaser yang
selanjutnya dilakukan serangan. Dengan demikian kesuksesan menciptakan
pola-pola penyerangan dan pola-pola pertahanan serta penyerangan banyak
ditentukan oleh keakuratan pemain dalam mempassing bola yang diberikan
kepada temannya atau kepada smaser. Karena pentingnya penguasaan teknik
pass atas, maka perlu diadakan latihan secara bersungguh-sungguh dan terus-
menerus.
19
c. Teknik Passing Atas
Menguasai teknik passing atas dengan baik dan benar merupakan kunci utama
agar dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar.Teknik passing atas
merupakan rangkaian gerakan yang dikombinasikan secara baik dan harmonis
dalam satu rangkaian gerakan yang utuh, luwes dan lancer.Menurut M. Yunus
(1992:80) teknik passing atas meliputi:
1) Sikap permulaan :
Ambil posisi dengan sikap siap untuk memainkan bola berdiri dengan kedua
kaki terbuka selebar bahu, salah satu kaki berada di depan berat badan
bertumpu pada tapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan
merendah, tempatkan badan secepat mungkin di bawah bola,dengan kedua
langan diangkat dan di tekuk, kedua tangan terbuka lebar jari-jari tangan
terbuka membentuk mangkok seperti setengah lingkaan ibu jari dan tulunjuk
membentuk segi tiga, kedua siku tidak terlalu terbuka ke samping.
.2) Gerakan pelaksanaan:
Tepat saat bola berada di atas, kedua tangan agak ditekuk pada siku maupun
pergelangan tangan, tangan berada sedikit diatas dahi, Perkenaan bola pada
permukaan ruas jari-jari tangan terutama ruas pertama dan kedua, dan yang
dominant mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah,.
Pada saat tangan bersentuhan bola jari-jari agak ditegangkan agar bola dapat
memantul dengan baik kemudian bola didorong dengan menggerakkan
pergelangan tangan diikuti dengan meluruskan siku.
20
3) Gerak lanjutan:
Setelah melambungkan bola dengan pas atas,diikuti dengan gerakan
lanjutan dan pandangan selalu kearah larinya bola
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing atas
(M. Yunus, 1992:84)
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip dari teknik
passing atas terdiri dari tiga bagian yaitu sikap permulaan, gerakan pelaksanaan
dan gerak lanjut. Dari ketiga teknik passing atas tersebut saling berkaitan
antara satu sama lainnya dan harus dikoordinasikan secara baik dan harmonis
tidak diputus-putus pelaksanaannya. Untuk mendapatkan passing atas yang
baik dan benar, maka teknik-teknik passing atas tersebut harus dikuasai dengan
baik dan benar, untuk memperoleh kualitas passing atas yang baik dan
sempurna.
E. Pembelajaran PAIKEM
a. Pengertian Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan pada belajar sambil
21
bekerja (learning by doing).Dalam PAIKEM guru-guru menggunakan berbagai
sumber belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan
pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi
dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan, pendidikan tersebut sering
disebut dengan pendekatan pembelajaran.
Pengertian pendekatan sendiri dikatakan oleh Ujang Sukandi (2003:39) adalah
cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, laksana pakai
kacamata merah - semua tampak kemerah-merahan.
Pengertian pendekatan pembelajaran secara tegas belum ada kesepakatan dari
para ahli pendidikan.Namun beberapa ahli mencoba menjelaskan tentang
pendekatan pembelajaran (instructional approach), misalnya ditulis oleh
Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5).Menurutnya pendekatan
pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan
pembelajaran sebagai dokumen tetap dan pendekatan pembelajaran sebagai
bahan kajian yang terus berkembang.Pendekatan pembelajaran sebagai
dokumen tetap dimaknai sebagai suatu Kerangka umum dalam praktek
profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk
mendukung pencapaian kurikulum. Hal tersebut berguna untuk: 1) mendukung
kelancaran guru dalam proses pembelajaran; 2) membantu para guru
menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajaran di kelas;
22
3) sebagai panduan bagi guru dalam menghadapi perubahan kurikulum; dan 4)
sebagai bahan masukan bagi para penyusun kurikum untuk mendesain
kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi.
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang
sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat
cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal
dengan nama PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan).
PAIKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik mengejakan kegiatan yang beragam untukmengembangkan keterampilan
dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara
guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk
pemanfaatan lingkungan.
PAIKEM dalam arti suatu model pembelajaran adalah Pembelajaran Aktif,
Inofatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan
model Paikem siswa dapat belajar dengan menyenangkan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM Passing Atas Bola voli
Untuk memperjelas pemahaman arti PAIKEM dapat dilihat dari uraian berikut
1. Pembelajaran Aktif
23
Pembelajaran aktif adalah sebuah suatu pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan
aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas dalam pembelajaran,
mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok
dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan ataupun mengaplikasikan
apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam
kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut
serta dalam semua proses pembelajaran baik secara menal maupun fisik.
Karena itu proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana
yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan , memeroses
dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan
baru. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang
lebih menyenangkan sehingga hasil belajarnya lebih maksimal.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting,
kegiatan aktif ini seharusnya tidaklah hanya berupa ketertiban secara fisik
belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah ketertiban mentalintelektual,
khususnya intelektual- emosional. Ketertiban intelektual memberi peluang
terjadinya asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru, serta
terbentuknya kesadaran dan kemampuan untuk mengendalikan proses kognitif.
Contoh dari ketertiban mental adalah mendengarkan ceramah, berdiskusi,
melakukan pengamatan, memecahkan masalah dan sebagainya.
Selain ketertiban intelektual, terdapat juga ketertiban emosional.Ketertiban
emosional ini dapat berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap
24
menguatnya motivasi, dan sebagainya dalam pengembangan ranah
kognitif.Demikian pula halnya keterlibatan fisik dalam berbagai perbuatan
langsung dengan balikannya yang spesifik dan segera dalam
upayapengembangan ranah psikomotorik. Terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan murid dalam
belajar, menurut Sulo Lipu La Sulo (1990: 9-10) ada Sembilan prinsip yang
perlu diperhatikan, yaitu :
a. Pertumbuhan motivasi, baik motivasi intrinsic maupun ekstrinsik.
b. Pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari khususnya pemberian
apersepsi.
c. Mengupayakan keterarahan kepada suatu fokus, seperti suatu konsep inti
atau permasalahan sehingga siswa dapat memusat perhatian serta
menghubungkan keseluruhan bahan yang sedang dipelajari.
d. Belajar sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya.
e. Penyesuaian dengan perbedaan individual.
f. Peluang untuk bekerja sama dengan berbagai pola interaksi.
g. Peluang untuk menemukan sendiri informasi/konsep.
h. Penumbuhan kepekaan mencari mencari masalah dan memecahkannya
i. Mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif.
Untuk mewujudkan prinsip belajar diatas, menurut Sulo Lipu La Sulo
(1990:10), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajran aktif sebagai berikut :
25
a. Mengupayakan variasi kegiyatan dan suasana belajar dengan penggunaan
berbagai strategi pembelajaran.
b. Menumbuhkan prakarsa siswa untuk aktif dan kreatif dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Mengembangkan berbagai pola interaksi dalam pembelajaran, baik antara
guru dan siswa maupun antar siswa.
d. Menggunakan berbagai sumber belajar, baik dari buku pelajaran, media
pembelajaran, model kerangka manusia dan lain-lain.
e. Pemantauan yang intensif yang diikuti dengan pemberian balikan yang
spesifik juga segera.
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk melahirkan pemikiran atau ide-ide sendiri yang biasanya
dapat muncul dari situasi pembelajaran kondusif yang bebas dari perasaan
tertekan takut atau cemas. Adapun cirri-ciri pembelajaran inovatif adalah :
a. Adanya keberanian peserta didik dalam mengajukan pendapat.
b. Adanya kebebasan mengemukakan pendapat atau memberikan tanggapan
terhadap pendapat orang lain.
c. Kesediaan peserta didik untuk menerima pandangan orang lain dan
memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain.
26
Pembelajaran Inovatif dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi model-model
pembelajaran menyenangkan yang bisa membuat siswa terbebas dari
kejenuhan-kejenuhan pembelajaran. Salah satu contoh pembelajaran inovatif
adalah mengadopsi model-model pembelajaran yang dapat merangsang daya
kreatif siswa.Banyak sekali inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang telah
banyak diterapkan.Misalnya disaat ini tengah ramai pembelajaran dengan
computer atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Komputer. Melalui
model pembelajaran ini siswa menggunakan computer sebagai alat bantu
pembelajarannya.
Inovatif berarti memiliki kecenderungan untuk melakukan pembaharuan dalam
arti perbaikan dan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran.Pembelajaran
inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak
didik untuk mengemukakan gagasan-gagasan baru untuk untuk perbaikan atau
pengembangan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran.
3. Pembelajaran Kreatif
Kreatif memiliki daya cipta atau kemampuan untuk mencipta. Istilah kreatif
memiliki mkna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses
mengembangkan kreativitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap
individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti
menurut para ahli kreativitas itu merupakan kemampuan seseorang melahirkan
sesuatu yang baru atau kombinasi hal yang sudah ada sehingga terkesan baru.
Jadi pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mampu menciptakan
27
peserta didik lebih aktif.Berani menyampaikan pendapat dan beragumen
menyampaikan masalah atau solusi.
Tujuan dari pembelajaran kreatif yaitu :
a. Menciptakan suasana yang harmonis dan hangat diantara siswa dan guru.
b. Mendorong siswa untuk berani bertanya, menyampaikan pendapat dan
mempertahankan argumentasinya.
c. Mendorong siswa untuk mampu memberdayakan segala sumber daya yang
tersedia,baik didalam maupun diluar kelas.
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreativitas, baik
pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat
kerajinan tangan, mempraktekan kesenian dan lain-lain) maupun
pengembangan berpikir kreatif.Pengembangan berpikir kreeatif haruslah
seimbang dengan kemampuan berpikir rasional logis.Pembelajaran di SMP
pada umumnya telah banyak mengupayakan pengembangan kemampuan
berpikir rasional logis, contoh nya melalui pembelajaran matematikalatihan
mengerjakan soal matematika dengan jawaban tunggal.
Pembelajaran kreatif, tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan
kemampuan berpikir kreatif pada diri siswa. Guru sebagai fasilitator pun,
dituntut untuk senantiasa kreatif dalam merancang pembelajaran, agar
pembelajaran tersebut memenuhi beragam tingkat kemampuan siswa dikelas.
28
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang memungkinkan anak didik
dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.Asfek efektivitas
pembelajaran merupakan kriteria penting dalam setiap pembelajaran.Suatu
pembelajaran disebut efektif manakala pembelajaran tersebut telah mencapai
tujuan penididikan.Suatu pembelajaran bisa dinilai efektif, bila pembelajaran
itu telah mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam kurikulum,
kemudian tujuan khusus tersebut harus mengacu kepada Tujuan Umum
Pendidikan Nasional.
Istilah pembelajaran efektif berarti model pembelajaran apapun yang dipilih
harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi yang telah
digariskan dan terjabar dalam indicator pencapaian.Kemudian diakhir kegiatan
pembelajaran harus jelas perubahan dalam asfek pengetahuan sikap atau
keterampilan pada diri peserta didik.
5. Pembelajaran Menyenangkan
Adapun istilah menyenangkan memiliki arti bahwa proses pembelajaran harus
berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta
didik untuk terlibat secara aktif. Sehingga tujuan atau kompetensi yang
digariskan tercapai secara maksimal. Disamping itu pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiahbagi peserta didik. Yang
29
pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi
pada kegiatan berikutnya.
Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang didesain
sedemikian rupa sehinnga memberikan suasana penuh keceriaan,
menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan kepada peserta
didik. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada
kegiatan belajarmengajar di kelasnya, sehingga perhatiannya lebih tinggi.
Tingginya tingkat perhatian tersebut akan meningkatkan hasil belajar.
Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang
menggairahkan, tetapi juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu peserta didik.
Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas
serta penggunaan media pembelajaran, alat bantu dansumber belajar yang
tepat. Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses
pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik murid.
Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan pembelajaran PAIKEM yang akan
dilakukan adalah :
1. Pembelajaran aktif yaitu dengan memperbanyak jumlah bola yang digunakan,
maksimal dua anak memegang satu bola. Sehingga anak dapat melakukan
keterampilan passing atas tanpa harus menunggu giliran bola terlalu lama.
2. Pembelajaran inofatif yaitu dengan membuat model passing atas berpasangan.
Dan di buat formasi – formasi dalam melakukan passing atas.
3. Pembelajaran kreatif yaitu dengan menggunakan bola plastik yang di gantung.
30
4. Pembelajaran efektif yaitu siswa dapat mempraktekkan gerakan yang
dicontohkan dan siswa bisa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
passing atas.
5. Pembelajaran menyenangkan yaitu siswa yang mampu melakukan passing atas
dengan benar akan mendapatkan iming - iming nilai dan hadiah, agar anak lebih
tertarik dan bersemangat mengikuti pembelajaran.
c. Strategi penyampaian pembelajaran paikem terhadap pengembangan
dalam passing atas bola voli
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan strategi PAIKEM :
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
b. Mengenal anak secara perorangan
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g. Memberikan umpan baik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Beberapa model pembelajaran passing atas bola voli :
1. Passing atas bola voli dengan mengoper kepada teman didepannya
31
Tujuan : Membuat siswa lebih cermat dan teliti mengarahkan bola kepada
kawanny.
Alat yang dipakai : Bola voli
Cara pelaksanaan : Bola dipasingkan oleh pemain belakang ke pemain tengah lalu
dari pemain tengah dipasingkan lagi kepemain depan.
Formasi :
Gambar. 2
Passing Atas Berpasangan
Adopsi Irwansyah (2006:13)
2. Passing atas bola voli ke dinding
Tujuan : Membuat siswa lebih fokus dalam melakukan passing atas pada satu titik
( tembok ).
Alat yang dipakai : Bola voli, Tembok
Cara pelaksanaan : Bola dipassing kearah tembok diusahakan tepat pada satu
titik.
Formasi :
32
Gambar. 3
Passing Atas Menggunakan Tembok
Adopsidc314.4shared.com
3. Passing atas bola voli dengan variasi dan kombinasi teknik dasar pasing atas,
bawah dan smas
Tujuan : Agar siswa dapat menguasai beberapa teknik bola voli secara
bersamaan.
Alat yang dipakai : Bola voli, net, kapur
Cara pelaksanaan : Siswa pertama melakukan pasing bawah kemudian siswa
kedua menerima dengan passing bawah kemudia dipasing atas lalu dioper
kesiswa ketiga lalu dismas dan dioper kepada siswa keempat dengan dipasing
bawah. Setelah sekali melakukan pasing siswa lari berlawanan arah jarum jam.
33
Formasi :
Gambar. 4
Passing Atas Kombinasi
Adopsidc314.4shared.com
4. Pasing atas menggunakan tiang dan tali
Tujuan : Agar siswa mampu melakukan pasing atas dengan cara mengumpan
kepada teman dengan tepat
Alat yang dipakai : tiang penyangga, tali, bola voli
Cara pelaksanaan 1 : Siswa melakukan pasing melewati tali setelah it siswa lari
dan berpindah tempat kedepanny begitu seterusny hingga semua siswa melakukan
Cara pelaksanaan 2 : Siswa melakukan pasing melewati tali setelah itu siswa
bergeser sebanyak tiga kali lalu berputar berlawanan arah jarum jam kemudian
bergeser lagi sampai kembali lagi keawal, begitu seterusnya sampai semua siswa
melakukannya.
34
Gambar. 5
Passing Atas Menggunakan Tiang dan Tali
Adopsidc314.4shared.com
5. Passing atas bola voli umpan balik
Tujuan : Supaya siswa dapat melakukan pasing dan mengumpan kepada teman
dengan baik.
Alat yang digunakan : Lapangan atau tempat lapang, bola voli
Cara pelaksanaan : Siswa a berada didepan siswa b,c dan d, setelah itu siswa b,c
dan d pasing secara bergantian dan diarahkan kepada siswa a setalah mendapat
bola siswa a mempasing atas bola kemudian dismas diarahkan kepada teman yang
mengoper bola,
35
Gambar. 6
Passing Atas Umpan
Adopsi Agus Mukholid (2005:32)
F. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh model pembelajaran PAIKEM dengan kemampuan passing atas
bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Tidak ada pengaruh model pembelajaran PAIKEM dengan hasil belajar passing
atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012