30

Click here to load reader

II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

  • Upload
    vanhanh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

RESUM BUKU

ILMU BUDAYA DASARDr. M. Munandar Soelaeman

Oleh :

Durrotul Munfaridah / D02209065

Dosen Pembimbing :

Mukhlisin, M. Ag

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2009

Page 2: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

ILMU BUDAYA DASAR

I. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI KOMPONEN MATA

KULIAH DASAR UMUM

Dasar penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memenuhi

tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program

pendidikan umum. Dengan tidak mengurangi makna penting tugas (Dharma)

yang kesatu dan kedua yaitu pendidikan dan pengajaran serta penelitian, yang

langsung berhubungan dengan masyarakat adalah Dharma yang ketiga,

pengabdian kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi

(mahasiswa) harus mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat.

Hubungan ini meliputi semua manifestasinya berupa kebudayaannya yang

beragam.

Pendidikan umum yang diselenggarakan oleh universitas/institut

kemudian terkenal dengan nama Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

atau disingkat MKPK, terdiri atas enam mata kuliah, yaitu:

1. Agama

2. Ideologi Negara atau Pancasila

3. Kewiraan

4. Ilmu Budaya dasar (IBD)

5. Ilmu Sosial dasar (ISD)

6. Ilmu Alamiah Dasar (IAD)

Adapun tujuan MKPK adalah untuk menghasilkan warga negara sarjana

yang mempunyai kualifikasi sebagai berikut:

a. Berjiwa Pancasila

b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

c. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral

d. Memiliki wawasan kebudayaan yang luas.

Latar belakang diberikannya mata kuliah ilmu budaya dasar, selain

melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di

1

Page 3: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

perguruan tinggi. Rapat rektor-rektor universitas/institut negeri se-Indonesia

yang diselenggarakan pada tanggal 11 s/d 13 Oktober 1971 di Tugu

menyimpulkan pentingnya pemberian mata kuliah basic social science (ilmu

sosial dasar) dan basic humanities (ilmu budaya dasar) dalam rangka

menyempurnakan pembentukan sarjana.

Ilmu budaya dasar identik dengan basic humanities. Humanities berasal

dari kata latin humanus yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus

(Refined). Dengan mempelajari ilmu budaya dasar diharapkan seseorang

menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus. Ilmu budaya dasar

bukanlah ilmu tentang berbagai budaya, melainkan pengertian dasar dan

pengertian umumnya tentang konsep-konsep dan teori-teori budaya yang

dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan.

Dasar ilmiah Ilmu Budaya Dasar (IBD) dapat bersifat deduktif (apriori),

akhirnya nilai-nilai dasar manusia diketahui dari para teoretis nilai yang ada

dalam berbagai pengetahuan budaya dan dapat bersifat induktif (aposteriori),

dari pengalaman empirik yang dapat digeneralisir.

Kaitan pengetahuan dasar nilai-nilai manusia dengan filsafat ilmu

pengetahuan dapat dikaji dengan predikat keilmiahannya. Ilmu Budaya Dasar

yang hanya merupakan pengertian dasar dan pengertian umum tentang

konsep-konsep dan teori-teori budaya yang dikembangkan untuk mengkaji

masalah-masalah budaya, belumlah cukup untuk dikatakan sebagai suatu

disiplin ilmu. Untuk membuktikan hal tersebut dapat dipelajari dari aspek

filsafat ilmu yang akan menentukan berbagai persyaratan apakah suatu

pengetahuan itu (dalam hal ini IBD). Sebagai disiplin ilmu atau bukan. Filsafat

ilmu yang dimaksud adalah gejala pengetahuan yang dilihat sebagai obyek

material filsafat adalah gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai salah satu

bidang pengetahuan khas menurut sebab musabab terakhir. Sedangkan ilmu

sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara

teoretis (Verhaak, 1998:3)

Ilmu pengetahuan mempunyai tiga syarat keilmuan, yaitu:

2

Page 4: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

a. Deduktif (ilmu-ilmu formal), adalah ilmu yang berurusan dengan simbol-

simbol yang abstrak-abstrak.

b. Induktif (ilmu-ilmu empiris), ilmu empiris sering disebut induksi atau

disebut cara kerja “aposteriori”, artinya ilmu itu diperoleh setelah melalui

pengalaman-pengalaman.

c. Penggunaan bahasa yang tepat.

Peran filsafat ilmu pengetahuan adalah memeriksa sebab akibat dengan

bertitik tolak pada gejala ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

menggali tentang kebenaran, kepastian, objektivitas dan abstraksi. Intuisi serta

darimana asal dan kemana arah pengetahuan. Pemetaan wilayah filsafat ilmu

dalam lingkungan manusia, meliputi tiga jawaban dari pertanyaan :

a. Apa yang dapat saya ketahui (epistemologi)

b. Apa yang dapat saya lakukan (axiologi)

c. Apa yang dapat saya harapkan (antologi)

Epistemologi artinya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang

benar untuk menjawab permasalahan mengenai dunia empiris yang akan

digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol gejala empiris

(Suriasumantri, 1987:106).

Sifat pengetahuan ilmiah harus memiliki dasar fundamental antologis,

yaitu menjelaskan tentang bagaimana hakikat obyek dari IBD tersebut.

Apakah hakikat obyek ilmu pengetahuan tersebut bersifat material, metafisik

atau bersifat abstrak seperti nilai, norma, ideologi. Demikian pula hakikat

obyek IBD tersebut apakah bersifat empiris atau nonempiris, parsial atau

ganda, dan kualitatif atau kuantitatif.

Ilmu budaya dasar sisi epistemologinya adalah untuk mengungkapkan

kebenaran makna sebagaimanan terkandung dalam karya budaya manusia

memiliki sifat yang khas dengan caranya masing-masing baik sebagai karya

filsafat, seni maupun karya budaya lainnya.

Dari segi aksiologisnya IBD memiliki sifat aplikatif dan prgmatis,

artinya untuk kepentingan pengkajian dan penyelesaian masalah-masalah

budaya dan kemanusiaannya.

3

Page 5: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

Pokok bahasan ilmu budaya dasar adalah masalah-masalah kemanusiaan

dan budaya. Menurut Budi Dharma yang menyitir pendapat Arthur Koesler

dalam The Act of Creation dan Wolter Kaufmann dalam The Future of The

Humanities, yakni karya-karya seni dan filsafat itu merupakan perwujudan

perasaan dan pemikiran orang terhadap masalah-masalah kemanusiaan dan

budaya yang terjadi disekelilingnya. Jadi, kalau seandainya sekarang

bermunculan hasil karya seni sastra dengan tema-tema kebobrokan

masyarakat, maka hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tersebut sedang

“sakit”.

Bila seseorang mempelajari karya-karya seni dan filsafat tersebut, maka

ia akan menjiwai kekuatan, kekuasaan, benturan individu dengan masyarakat,

hubungan cinta kasih, cinta dan tanggung jawab, pengorbanan, kepercayaan

dan akal budi. Permasalahan lainnya dapat pula ditinjau dari gabungan

persoalan Biologi, etika, dan budaya, seperti permasalahan hak untuk hidup,

hak untuk mati, tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup.

Tim ilmu budaya dasar dalam pertemuannya pada tahun 1980

memutuskan untuk memilih delapan topik sebagai pokok bahasan dengan

urutan sebagai berikut:

1. Manusia dan Cinta Kasih :

Cinta antara pria dan wanita, seks

Kekeluargaan

Persaudaraan

2. Manusia dan Keindahan :

Kontemplasi

Eksistensi

3. Manusia dan Penderitaan :

Nasib buruk

Penyesalan

Kehilangan yang dicintai

4

Page 6: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

4. Manusia dan Keadilan :

Rasa keadilan

Perlakuan yang adil

5. Manusia dan Pandangan Hidup :

Cita-cita

Kebajikan

6. Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian :

Kesadaran

Kewajiban

Pengorbanan

7. Manusia dan Kegelisahan :

Keterasingan

Kesepian

Ketidakpastian

8. Manusia dan Harapan :

Kepercayaan diri

Gairah mengatasi kesulitan

Bisa juga dikelompokkan menjadi seks, kegelisahan, derita, keadilan,

pengabdian, kasih, keyakinan, dan maut.

Ilmu budaya dasar merupakan langkah-langkah operasional upaya

mencapai tujuan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) dan

tujuan MKPK dan tujuan pendidikan umum. Oleh karena itu, tujuan

pendidikan umum ditentukan pula oleh keberhasilan pencapaian tujuan ilmu

budaya dasar.

Adapun tujuan ilmu budaya dasar adalah mengembangkan kepribadian,

kepekaan, dan wawasan pemikiran yang berkenaan dengan kebudayaan agar

daya tangkap, persepsi, dan penalaran mengenai lingkungan budaya

5

Page 7: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

mahasiswa dapat lebih manusiawi atau halus. Tujuan ilmu budaya dasar

tersebut diharapkan dapat :

1. mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan

budaya.

2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan

mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya.

3. Mengusahakan agar para mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa,

tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengotakan disiplin yang

ketat.

4. Menjembatani para akademisi kita agar mereka lebih mampu berdialog

satu sama lain.

Masalah-masalah budaya adalah segala sistem atau tata nilai, sikap

mental, pola berpikir, pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang

tidak memuaskan bagi warga masyarakat, secara keseluruhan. Masalah-

masalah budaya tersebut mencakup :

5. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah

kemanusiaan dan budaya.

6. Hakikat manusia universal.

II. DI SEKITAR KEBUDAYAAN

Kebudayaan atau pun yang disebut peradaban, mengandung pengertian

yang lluas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,

meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat

(kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat

(Taylor, 1897).

Mempelajari pengertian kebudayaan bukan suatu kegiatan yang

memudah, mengingat banyaknya batasan. Konsep dari berbagai bahasa,

sejarah, dan sumber bacaannya atau literaturnya, baik yang berwujud atau pun

yang abstrak yang secara jelas menunjukkan jalan hidup bagi kelompok orang

(masyarakat).

6

Page 8: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

Pengertian kebudayaan yang dikemukakan oleh E.B. Taylor maupun

dalil-dalil yang dikemukakan oleh Herkovits masih bersifat luas sehingga

pengkajian kebudayaan sangat bervariasi. Kroeber dan Klukhahn (1950)

mengajukan konsep kebudayaan sebagai kupasan kritis dari definisi-definisi

kebudayaan (konsensus) yang mendekati. Definisinya adalah kebudayaan

terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan

reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang

menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok materi,

termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi. Pendek kata,

kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu budaya dasar adalah penciptaan,

penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani. Tercakup di dalamnya usaha

memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.

Untuk memahami ilmu budaya dasar yang merupakan perpaduan

beberapa pengertian, konsep, atau teori pengetahuan budaya, bila perlu

terlebih dahulu mempelajari kerangka kebudayaannya sendiri. Menurut

dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.

2. Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia ygt saling terinteraksi,

bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi.

3. Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak

lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia

untuk mencapai tujuannya.

Menurut konsep B. Malinowski, kebudayaan di dunia mempunyai tujuh

unsur universal, yaitu:

1. Bahasa

2. Sistem teknologi

3. Sistem mata pencaharian

4. Organisasi sosial

5. Sistem pengetahuan

6. Religi

7. Kesenian

7

Page 9: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

Sistem sosial, sistem budaya, dan kebudayaan fisik merupakan bagian

dari kerangka budaya. Sistem sosial dan sistem budaya merupakan sistem-

sistem yang secara analisis dapat dibedakan. Sistem sosial lebih banyak

dibahas dalam kajian sosiologi, sedangkan sistem budaya banyak dikaji dalam

disiplin pengetahuan budaya. Secara sederhana sistem diartikan sebagai

kumpulan bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu

maksud. Definisi ini bersifat operasional. Tetapi yang jelas, sistem itu

memiliki sepuluh ciri, yaitu:

1. Fungsi (function)

2. Satuan (Unit)

3. Batasan (Boundary)

4. Bentuk (Structure)

5. Lingkungan (Environment)

6. Hubungan (Relation)

7. Proses (Process)

8. Masukan (Input)

9. keluaran (Output)

10. Pertukaran (Exchange)

Kesepuluh ciri sistem ini mempermudah seseorang dalam menganalisis

suatu sistem menurut perspektif tertentu seperti sistem sosial atau sistem

budaya.

Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem

budaya atau cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang

hidup bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam

keadaan lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi

bagian dari kebudayaan, yang diartikan pula adat istiadat. Fungsi sistem

budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku

manusia. proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan melalui

pembudayaan atau institionalization (pelembagaan).

Dipandang dari aspirasi fundamental yang ada pada manusia, nilai-nilai

batin dalam kebudayaan subyektif terdapat dalam perkembangan kebenaran,

8

Page 10: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

kebajikan dan keindahan. Dalam hierarki nilai perwujudannya tampak dalam

kesehatan badan, penghalusan perasaan, kecerdasan budi bersama dengan

kecakapan untuk mengkomunikasikan hasil pemakaian budi kepada lain-lain,

serta kerohanian.

Nilai-nilai imanen dalam kebudayaan subyektif harus menyatakan diri

lm tata lahir sebagai materialisasi dan institusionalisasi. Di sana terbentanglah

dunia kebudayaan obyektif yang amat luas dan serba guna, yang dihasilkan

oleh usaha raksasa ratusan angkatan sepanjang sejarah. Nilai-nilai obyektif

itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat

disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian, antara lain: ilmu

pengetahuan, teknologi, kesosialan, ekonomi, kesenian, dan agama.

Konsep sistem sosial merupakan relasional sebagai pengganti konsep

eksistensional perilaku sosial. Dalam suatu sistem sosial, paling tidak harus

terdapat empat hal, yaitu:

1. Dua orang atau lebih

2. Terjadi interaksi di antara mereka

3. Bertujuan

4. memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang

dipedomaninya

Sedangkan unsur-unsur sistem sosial sendiri ada sepuluh, yaitu:

1. Keyakinan (pengetahuan)

2. Perasaan (sentimen)

3. Tujuan, sasaran, atau cita-cita

4. Norma

5. Kedudukan permanen (status)

6. Tingkatan atau pangkat (rank)

7. kekuasaan atau pengaruh (power)

8. Sangsi

9. Sarana atau fasilitas

10. Tekanan ketegangan (stress-strain)

9

Page 11: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

A. Lalande membagi arti nilai dalam dua garis besar :

a) Arti obyektif : nilai bersifat khas atau watak khusus suatu hal

b) Arti subyektif : ciri khas hal tersebut yang membuahkan lebih atau kurang

dihargai oleh subyek atau sekelompok.

Batasan nilai dapat mengacu kepada berbagai hal seperti minat,

kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat,

keengganan, atraksi (daya tarik), dan hal-hal lain yang berhubungan dengan

perasaan dari orientasi seleksinya (Pepper, 1958:7). Akan tetapi, segala

sesuatu yang sifatnya merupakan manifestasi perilaku refleks atau hasil

proses kimia di dalam tubuh, itu bukan nilai.

Konsep sistem-sistem nilai budaya bermacam-macam, merupakan

alternatif-alternatif yang menunjukkan bahwa macam-macam nilai dapat

mengandung suatu model menyeluruh untuk deskripsi dan studi

perbandingan. Diasumsikan bahwa perbedaan macam-macam dan tingkat-

tingkat nilai aturan-aturan khusus atau umum, cita-cita, norma-norma kriteria

lainnya dalam sikap mengatur, penilaian dan sanksi-sanksi, semuanya

menyusun suatu sistem nilai budaya yang kompleks (Ethel M. Albert,

1972:256).

Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun di dunia secara

universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:

1. Hakikat hidup manusia

2. Hakikat karya manusia

3. Hakikat waktu manusia

4. Hakikat alam manusia

Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah,

sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi jauh dari

berbagai perhubungan dengan masyarakat yang lainnya. Terjadinya

perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

10

Page 12: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,

misalnya perubahan jumlah penduduk.

2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Sedangkan perubahan di dalam masyarakat yang maju (kompleks)

biasanya terwujud melalui proses penemuan (discovery) dalam bentuk

penciptaan baru (invention) dan melalui proses difusi.

Beberapa peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan antara lain:

a) Cultural lag yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam

kebudayaan suatu masyarakat.

b) Cultural survival yaitu suatu konsep yang lain, dalam arti bahwa konsep

ini dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan

fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup dan berlaku semata-

mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata.

c) Pertentangan kebudayaan (cultural conflict) yakni kebudayaan yang

muncul akibat relatifnya kebudayaan.

d) Guncangan kebudayaan (cultural shock) adalah suatu penyakit jabatan

dari orang-orang yang tiba-tiba dipindahkan ke dalam suatu kebudayaan

yang berbeda dari kebudayaannya sendiri.

Ada empat tahap yang membentuk siklus culture shock :

1. Tahap inkubasi

2. Tahap krisis

3. Tahap kesembuhan

4. Tahap penyesuaian diri

Orang Barat dalam pikirannya cenderung menekankan dunia obyektif

daripada rasa sehingga hasil pola pemikiran demikian membuahkan sains dan

teknologi. Filsafat Barat telah dipusatkan kepada ujud dunia rasio. Oleh

karenanya, pengetahuan mempunyai dasar empiris yang kuat. Demikian pula

dalam tradisi agama Barat, dunia empiris memiliki arti (Harold, Marylin, dan

Richard, 1979).

Sedangkan nilai budaya Timur pada intinya banyak bersumber dari

agama-agama yang lahir di dunia Timur. Pada umumnya, manusia-manusia

11

Page 13: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

Timur menghayati hidup yang meliputi seluruh eksistensinya. Inti kepribadian

manusia Timur tidak terletak pada inteleknya, tetapi pada hatinya.

Ringkasnya, mereka menghayati hidup tidak hanya dengan otaknya.

Kita menyadari bahwa kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna

kebudayaan dan bahasa sehingga, demi integrasi nasional, kita mempunyai

rumusan Bhineka Tunggal Ika yang artinya Bhineka : pecah, Ika : itu, dan

Tunggal : satu, sehingga artinya “terpecah itu satu”. Kita bangga dengan

rumusan tersebut, tetapi kita prihatin dengan aneka warna masalah yang

timbul akibat aneka warna bangsa kita.

Tidak jarang sifat ke-Bhineka-an bangsa kita sampai pada konflik

tingkat nasional yang menyebabkan terganggunya integrasi nasional sebagai

cita-cita bangsa. Kebudayaan demikian kompelksnya menyangkut berbagai

segi kehidupan manusia dan masyarakat, serta merupakan unsur utama dalam

proses pembangunan diri manusia dan masyarakat. Langkanya, proses

pembangunan manusia dan masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari unsur

kebudayaan.

III. MATERI POKOK ILMU BUDAYA DASAR

A. CINTA KASIH

Kata cinta selain mengandung unsur perasaan aktif juga menyatakan

tindakan yang aktif. Pengertiannya sama dengan kasih sayang, sehingga

kalau seseorang mencintai orang lain, artinya orang tersebut berperasaan

kasih sayang atau berperasaan suka terhadap orang lain tersebut.

Berbagai bentuk cinta dapat diuraikan sebagai berikut:

Cinta diri

Cinta kepada sesama manusia

Cinta seksual

Cinta kebapakan

Cinta kepada Allah

Cinta kepada Rasul (Muhammad)

Cinta kepada Ibu-Bapak (Orang tua)

12

Page 14: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

B. KEINDAHAN

Keindahan atau estetika berasal dari kata Yunani yang berarti

merasakan to sense atau to perceive. Pengalaman keindahan termasuk ke

dalam tingkat persepsi dalam pengalaman manusia, biasanya bersifat

visual (terlihat) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua

bidang tersebut.

Konsep keindahan adalah abstrak dan tidak dapat berkomunikasi

sebelum diberi bentuk. Oleh karena itu, banyak pemikir yang tidak puas

terhadap pendapat yang menyatakan bahwa keindahan itu hasil meniru

dari alam. Dan meniru dari alam belum tentu menciptakan keindahan.

Melalui proses mencari dan pemberian bentuk imajinasinya, seseorang

akan mencapai keindahan. Keingintahuan dan dambaan akan keindahan

akan membantu keindahan.

C. PENDERITAAN

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas

penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan.

Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas

penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang,

belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu

penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai

langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Akibat

penderitaan bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari

suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam

hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.

Penderitaan juga dapat menular dari seseorang kepada orang lain, apalagi

kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

Ada banyak sekali contoh penderitaan seperti penderitaan Nietzche

(1844 – 1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil yaitu sering sakit,

13

Page 15: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini

menyebabkan ia suka sendiri, membaca dan merenung di antara kesunyian

sehingga ia menjadi filsuf besar.

Hal yang dapat menimbulkan penderitaan salah satunya adalah

merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau

menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita.

D. KEADILAN

Keadilan, dimanapun atau pada persoalan apapun dalam kehidupan

manusia, sungguh merupakan suatu dambaan manusia. Tetapi sayang,

manusia selalu lebih mudah menyatakan bahwa dirinya telah berbuat adil

tanpa dirasakan adilnya oleh orang lain. Keadilan itu adalah pengakuan

dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak

pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan

menjalankan kewajiban.

Keadilan menurut sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Keadilan individual

2. Keadilan sosial

Keadilan menurut jenisnya juga ada dua, yaitu:

1. Keadilan legal/keadilan moral

2. Keadilan distributif

E. PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu

masyarakat yang dipilih serasa selektif oleh para individu dan golongan di

dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1980). Pandangan hidup terdiri atas

cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup

itu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Dalam kehidupannya

manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita/kebajikan dan sikap

hidup itu (Suyadi, M.P,1985).

14

Page 16: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

Sifat pandangan hidup elastis, bergantung pada situasi dan kondisi,

tidak selamanya bersifat prinsipil atau hakiki. Bahkan pandangan hidup

dapat terjadi tidak dengan kesadaran atau “kesadaran yang dinyatakan”,

tetapi “kesadaran yang tidak dinyatakan”, sebagai akibat kepengapan

kondisi.

Ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem

sosial-budaya. Pengertian ini menyangkut sistem-sistem dasar

kepercayaan dan petunjuk hidup sehari-hari. Suatu ideologi bagi

masyarakat tersusun dari tiga unsur, yaitu (1) pandangan hidup (world

view), (2) nilai-nilai, dan (3) norma-norma (Lenski, 1974)

F. TANGGUNG JAWAB

Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak

dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-

nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus

dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang

telah disetujui bersama.

Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban

adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban

merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada

hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap

kewajibannya.

Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Kewajiban terbatas

b) Kewajiban tidak terbatas

G. KEGELISAHAN

Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan.

Kegelisahan ini, apabila cukup lama hingga pada manusia, akan

menyebabkan suatu gangguan penyakit. Kegelisahan (anxiety) yang

cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk mereka bahagia.

15

Page 17: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

Kegelisahan dalam konteks budaya dapat dikatakan sebagai akibat adanya

insting manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya mencari

“kesempurnaan”.

Penyebab kegelisahan dapat pula ikatakan akibat mempunyai

kemampuan untuk membaca dunia dan mengetahui misteri kehidupan.

Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka

sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya

kosong dan tidak mempunyai arti.

Perasaan cemas menurut Sigmund Freud ada tiga, yakni :

1) Kecemasan obyektif

2) Kecemasan neurotik

3) Kecemasan moral

H. HARAPAN

Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan,

penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Di dalam menantikan

adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia

lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil

usahanya yang telah dilakukan dan ditunggu hasilnya.

Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan ada harapan yang

pesimistis (tipis harapan). Harapan optimis artinya sesuatu yang akan

terjadi itu memberikan tanda-tanda yang dapat dianalistis secara rasional,

bahwa sesuatu yang akan terjadi bakal muncul. Dalam harapan yang

pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal terjadi harapan itu ada

mereka manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan dinamikanya, penuh

dengan keinginannya atau kemauannya.

I. KEMATIAN ATAU MAUT

Setiap saat manusia dikungkung oleh kematian, dan setiap hari kita

berjumpa dengan iring-iringan jenazah. Penyebab kematian bermacam-

macam, seperti kecelakaan, perang, serangan penyakit dan lain-lain.

16

Page 18: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

Pengertian mati yang sering dijumpai dalam istilah sehari-hari

adalah :

1) Kemusnahan dan kehilangan total roh dari jasad

2) Terputusnya hubungan antara roh dan badan

3) Terhentinya budi daya manusia secara total.

Fungsi kematian adalah untuk menghentikan budi daya, prestasi dan

sumbangan seluruh potensi kemanusiaannya. Maka kematuian itu bukan

akibat kesalahannya atau dosanya kepada orang lain, atau tumbal,

melainkan karena takdir.

Menurut B.S. Mardiatmadja (1987), makna dibaliki maut (kematian)

adalah maut sebagai berikut:

a) Maut sebagai putusnya segala relasi

b) Maut sebagai kritik atas hidup

c) Maut sebagai pelepasan

d) Maut sebagai awal hidup baru

e) Tuhan sebagai penguasa hidup dan mati.

J. KEYAKINAN

Istilah keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan,

dan keyakinan ekuivalen dengan iman. Kepercayaan hanya menerima

dengan budi (ratio), sedangkan keyakinan menerima dengan akal.

Manusia dalam hidupnya mempunyai keyakinan atas suatu hal.

Sebab manusia dalam hidupnya selalu mempunyai pengharapan dan cita-

cita sehingga ia selalu berusaha untuk mewujudkan keyakinan dan

pengharapannya dalam karya yang kongkret. Keyakinan adalah sesuatu

yang seharusnya dibela oleh orang yang memilikinya, tidak peduli apapun

yang bakal terjadi atau menimpa dirinya.

K. PENGABDIAN

Pengabdian berasal dari kata “abdi” yang artinya menghambakan iri,

patuh dan taat terhadap siapa saja yang kita abdi. Jadi, pengabdian

17

Page 19: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

merupakan perbuatan yang bertujuan untuk menghambakan diri serta

patuh dan taat kepada sesuatu atau siapa yang kita anggap lebih tinggi,

berharga, bernilai, atau yang lebih kita pentingkan.

Pengabdian itu banyak ragamnya, seperti kepada keluarga,

masyarakat, negara, atau kepada Tuhan. Pengabdian juga bisa didasarkan

pada beberapa hal, seperti :

a) Pengabdian atas dasar keyakinan

b) Pengabdian atas dasar cinta kasih

c) Pengabdian atas dasar tanggung jawab

18

Page 20: II - muhlis.files.wordpress.com  · Web viewNilai-nilai obyektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian,

19