23
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pandangan kelembagaan (institutional minded) termasuk dalam kelembagaan masyarakat yang menunjang aktifitas sosial ekonomi selalu dihadapkan dengan masalah kelangkaan (scarcity) terutama kelangkaan sumberdaya. Pengertian model kelembagaan bersifat relatif, artinya kelembagaan dalam penelitian ini bermakna umum untuk jenis kasus yang ditimbulkan oleh konflik pemanfaatan lahan. Jenis karakter persoalan kelembagaan tidak dapat digeneralisir karena karakteristik tersebut cukup beragam yang merupakan jalan masuk untuk mengelaborasi unsur-unsur pendekatan ilmiah, sehingga output dari penelitian dapat merekomondasikan unsur keragaman dan kecenderungan karakater persoalan kelembagaan itu secara relatif. Konstruksi analisis kelembagaan dalam penelitian ini didesain melalui kerangka ekonomi kelembagaan (New Institutional Economics) dimana kerangka kelembagaan dibagi melalui dua pilar utama yakni institutional govarnance dan institutional arrangement . Kerangka ini mengacu pada pernyataan Menard and Shrley (2005) dimana analisis ini dilakukan berdasarkan kedua komponen di atas. Institutinal govarnance merupakan tatakelola kelembagaan yang didasarkan pada Transaction cost Economics (TCE). Oleh karena itu pada komponen ini aspek manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya tambang sesuai dengan stadia pengelolaan di wilayah kontrak karya PT Gorontalo Minerals termasuk kegiatan penambangan tanpa izin (PETI) dianalisis terlebih dahulu untuk memperoleh informasi biaya transaksi. Pada tahapan kedua yang berkaitan dengan komponen Institutional Arrangement didasarkan pada property right dan aspek legal yang didahului dengan analisis spasial untuk mengetahui kondisi riil yang berkaitan dengan klaim pemanfaatan dan penguasaan lahan di wilayah tumpang tindih. Kemudian berkaitan dengan peraturan kelembagaan dalam pemanfaatan sumberdaya tambang. Kedua komponen ini akan memberikan input bagi pengembangan model kelembagaan yang akan dibangun dan diselaraskan pada jenis-jenis kasus kelembagaan pertambangan. Keseluruhan kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini.

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

  • Upload
    hakien

  • View
    263

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

42

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pandangan kelembagaan (institutional minded) termasuk dalam

kelembagaan masyarakat yang menunjang aktifitas sosial ekonomi selalu

dihadapkan dengan masalah kelangkaan (scarcity) terutama kelangkaan

sumberdaya. Pengertian model kelembagaan bersifat relatif, artinya kelembagaan

dalam penelitian ini bermakna umum untuk jenis kasus yang ditimbulkan oleh

konflik pemanfaatan lahan. Jenis karakter persoalan kelembagaan tidak dapat

digeneralisir karena karakteristik tersebut cukup beragam yang merupakan jalan

masuk untuk mengelaborasi unsur-unsur pendekatan ilmiah, sehingga output dari

penelitian dapat merekomondasikan unsur keragaman dan kecenderungan

karakater persoalan kelembagaan itu secara relatif.

Konstruksi analisis kelembagaan dalam penelitian ini didesain melalui

kerangka ekonomi kelembagaan (New Institutional Economics) dimana kerangka

kelembagaan dibagi melalui dua pilar utama yakni institutional govarnance dan

institutional arrangement . Kerangka ini mengacu pada pernyataan Menard and

Shrley (2005) dimana analisis ini dilakukan berdasarkan kedua komponen di atas.

Institutinal govarnance merupakan tatakelola kelembagaan yang didasarkan pada

Transaction cost Economics (TCE). Oleh karena itu pada komponen ini aspek

manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya tambang

sesuai dengan stadia pengelolaan di wilayah kontrak karya PT Gorontalo Minerals

termasuk kegiatan penambangan tanpa izin (PETI) dianalisis terlebih dahulu

untuk memperoleh informasi biaya transaksi. Pada tahapan kedua yang berkaitan

dengan komponen Institutional Arrangement didasarkan pada property right dan

aspek legal yang didahului dengan analisis spasial untuk mengetahui kondisi riil

yang berkaitan dengan klaim pemanfaatan dan penguasaan lahan di wilayah

tumpang tindih. Kemudian berkaitan dengan peraturan kelembagaan dalam

pemanfaatan sumberdaya tambang. Kedua komponen ini akan memberikan input

bagi pengembangan model kelembagaan yang akan dibangun dan diselaraskan

pada jenis-jenis kasus kelembagaan pertambangan. Keseluruhan kerangka pikir

dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini.

Page 2: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

43

Implikasi Model Kelembagaan Tambang

Institusional arrangement

Kelayakan

Kelaya-kan

Ekonmi

Kelayakan Kelembagaan Sosial Ekonomi

Masyarakat

Pendapat-an

Bersih

Kela-

yakan

Penju-

alan

Penda-

patan

LingkunganCadangan,

Harga

Biaya Konstruksi, Capital,

Operasi, Produkasi

Indikator(NPV, IRR, PBP)

Valuasi Model Hotelling

(Biaya Ekstraksi)Valuasi Ekonomi(Struktur Pasar)

Institusional Governance

Model Pemanfaatan SumberdayaTambang dan Kaitannya terhadap Pemb.

Wilayah di Kab. Bone Bolango

AnalisisSensitivitas

Royaliti PajakLand

Rent

Penguasaanlahan dan

PETI

Spatial & logistic

analysis

Penggunaan lahan

(land use

Model advokasi,

kelembaga-an sosek

Profil RT, Advokasi,

Kelembaga-an SOSEK

Gambar 15. Kerangka Pikir Penelitian

44

Page 3: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari
Page 4: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

45

3.2. Hipotesis

Adapun hipotesis yang dapat di formulasikan dalam penelitian ini yaitu:

1. Diduga bahwa perubahan pengelolaan kawasan serta permasalahan-

permasalahan sosial ekonomi berdampak pada peningkatan penguasaan dan

pemanfaatan lahan konsesi kontrak karya PT Gorontalo Minerals saat ini.

2. Diduga bahwa hasil penelitian eksplorasi perusahaan-perusahaan pemegang

izin kontrak karya layak secara ekonomi baik dari aspek struktur pasar dan

pola ekstraksi optimal.

3. Diduga bahwa struktur kelembagaan berperan penting dalam pengelolaan

sumberdaya tambang dalam mengembangkan resolusi konflik pemanfaatan

sumberdaya tambang.

3.3. Alur Penelitian

Pada tahap awal penelitian ini mengkaji aspek-apek historis yaitu bentuk

kelembagaan pemanfaatan sumberdaya tambang dan bentuk-bentuk perubahan

kawasan di wilayah pemanfaatan sumberdaya tambang yang menjadi cikal bakal

sumber dan potensi konflik sosial ekonomi. Selanjutnya untuk memperkuat

argumentasi historis dilakukan analisis spasial dimana hasilnya memberikan

makna terhadap pemanfaatan ruang. Pada tahap berikutnya dilakukan analisis

valuasi ekonomi minerals kesiapan masyarakat untuk menyambut pemanfaatan

sumberdaya tambang secara profesional dapatlah dilakukan melalui penyerapan

persepsi masyarakat terhadap kapasitas pendidikan agar masyarakat menjadi

bagian dalam proses pemanfaatan sumberdaya tambang (tenaga kerja), persepsi

terhadap model advokasi yang dilakukan untuk memberikan pemahaman terhadap

pemanfaatan sumberdaya tambang, persepsi terhadap kesiapan infrastruktur dan

suprastruktur, persepsi terhadap lembaga sosial masyarkat dan lembaga ekonomi,

serta persepsi masyarakat yang melakukan pertambangan tanpa izin.

Tahapan-tahapan kajian diarahkan pada model kelembagaan pemanfaatan

sumberdaya tambang dengan mengacu pada dua unsur penting serta landasan-

landasan hukum dan peraturan yang diacu secara implisit di sektor pertambangan

seperti telah dideskripsikan pada (Gambar 15). Sistimatika penelitian dapat dilihat

pada Gambar 16 berikut ini.

Page 5: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

46

Gambar 16. Alur Penelitian

Tujuan

3. menyusun model kelembagaan

dalam mengelolaan sumber daya

mineral dlm rangka pengelolaan

sumberdaya alam untuk

pembangunan yang

berkelanjutan

2. Menganalisis kelayakan ekonomi sumberday tambang dari finansial, aspek ekstraksi terhadap cadangan, harga dan nlilai

lingkungan.

1.Mendeskripsikan sejarah perubahan dan pemanfaatan serta menyusun peta tutupan lahan dan inventarisasi luasan.

Alur Penelitian Model sumber daya tambang Dan kaitannya terhadap Pembangunan

Wilayah di Kabupaten Bone Bolango Prov.Gorontalo

INSTRUMENT DASAR PENDUKUNG UUD 1945. Undang-Undang no.32 Tahun 2004 Undang-Undang No.26 Tahun 2007

Undang-Undang No. 04 tahun 2009. Undang-Undang No.09 Tahun 1999. Kepmenhut No.324 dan No 325 Tahun 2010. Peraturan Pemerintah.No. 104 Tahun 2004

1. Sejarah perubahan dan

pemanfaatan kawasan.

Peta tutupan lahan dan

lay oout peta Adm,

pertanian, perkebunan,

PETI, serta peta

pemukiman

2.Kelayakan ekonomi

pada aspek financial

dan kelayakan ekstraksi

pada cadangan, harga

serta nilai lingkungan

berdasarkan model

Hotelling

3.Model kelembagaan

sumberdaya tambang

yang optimal

Output Analisis

1.Peta Citra SPOT4 liputan 2010-03-05 komposit warna kombinasi Band 213, Peta KK, Peta Desa, Peta RBI (1:50.000),Peta tutupan lahan 2009,peta dasar tematik Badan Planologi kehut RI

2.Data Primer: pengedaran angket dilokasi penelitian, titi koordinat dan info kondisi ril dilokasi melalui foto. Deposit eksplorasi PT Gorontalo Minerals

3. Data sekundr : BPS Kab. Bone Bolango 2010, dan Kecamatan Dalam angka pada sampel lokasi penelitian.

Sumber Data

1. Analisis Spasial sederhana

dan kajian sejarah (land

tenure)

2. Valuasi Finansial dan Ekonomi Sumber daya Mineral

3. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Mineral Model Hotelling

4. Analisis Statistik Tabel frekuensi dan Kontigensi dan Analisis Statisitik Model Logistik.

Metode/Proses

1. Informasi Ruang dalam kawasan konsesi Kontrak karya yang berhimpitan langsung dengan: Pemukiman, Lahan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Semakbelukar, serta PETI.

2. Kelayakan Ekonomi dan Ekologi.

3. Model Kelembagaan pemanfaatan sumberday tambang di Kabupaten Bone Bolango.

Rekomendasi

Permasalahan

1.Bagaimanakah dampak permasalahan-

permasalahan masa lalu tersebut terhadap

konflik pengelolaan sumberdaya tambang

saat ini?.

Permasalan

2. Apakah sumberdaya tambang dapat

menjadi pendorong kinerja pemb.

Wilayah layak dikelola secara

profesional ?

3. Bagaimana kesiapan model

kelembagaan dalam pengelolaan

sumberdaya tambang di Kabupaten

Bone Bolango saat ini?

Alur Penelitian Model sumber daya tambang Dan kaitannya terhadap Pembangunan

Wilayah di Kabupaten Bone Bolango Prov.Gorontalo

Page 6: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

47

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Bolango di Provinsi

Gorontalo. Penentuan lokasi penelitian ini didasari atas pertimbangan bahwa :

1. Pemerintah telah memberikan izin usaha pertambangan (IUP) dan kontrak

karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo

Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

Departemen ESDM RI dan telah menyampaikan hasil penelitian eksplorasi

dalam bentuk Feasibility Study (FS) dan rencana kerja anggaran bersama

kepada pemerintah. Namun saat ini wilayah kontrak karya ini telah tumpang

tindih dengan pemukiman, lahan pertanian dan perkebunan penambangan

tanpa izin.

2. Kabupaten Bone Bolango adalah daerah yang persentase pertumbuhan

ekonominya relatif rendah dibanding kabupaten/kota lainnya di Provinsi

Gorontalo.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Melalui analisis data yang terkait dengan penggunaan lahan dan tutupan

lahan dilakukan melalui pengamatan atau survei langsung di lapangan

untuk memperkuat akurasi data. Hal ini dapat dilihat pada peta lokasi

pengamatan wilayah tumpang tindih (Gambar 17).

Gambar 17. Peta Lokasi Sampel Wilayah Tumpang Tindih (Berhimpitan

Langsung) dengan Konsesi Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals dan

Penambang Tanpa Izin

Page 7: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

48

2. Metode penarikan data menggunakan metode simple random sampling yang

digunakan untuk rumah tangga responden di masing-masing desa disetiap

kecamatan, sedangkan untuk lembaga publik, lembaga produktif, informal

leader serta key informan akan dipilih secara purposive. Pengambilan

sampel ini mempertimbangkan keragaman dan perbedaan letak wilayah

seperti pegunungan, pantai, dataran rendah dan dataran tinggi (Juanda,

2007). Sebaran sampel ini dapat dilihat pada Lampiaran 9.

3. Data Primer diambil dalam bentuk wawancara yang dibarengi dengan

angket yang telah disiapkan untuk mencatat dan memberikan pembobotan

satu per satu terhadap hasil wawancara langsung dengan responden yang

dilakukan secara sengaja (purpose sampling).

4. Sebelum angket didistribusikan kepada responden yang sesungguhnya,

angket ini diuji – cobakan kepada sejumlah warga masyarakat yang secara

apriori memberikan jawaban, sehingga dapat terkoreksi baik dari segi

bahasa maupun terpenuhinya aspek-aspek yang akan diteliti dalam angket.

5. Angket penelitian didistribusikan kepada responden pada saat peneliti

bertatap muka dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda, wanita, (informal

leader) lembaga publik, rumah tangga, dan lembaga produktif di lokasi

penelitian yaitu di beberapa desa yang berada dilokasi Perencanaan

pertambangan yaitu Kecamatan Suwawa Timur, Kecamatan Suwawa,

Kecamatan Bone, Kecamatan Bulawa dan Kecamatan Bone Raya.

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder yang terdiri dari :

1. Data Primer diperoleh dari :

a. Data lapangan pada obyek penelitian yaitu pengamatan langsung di

lapangan terkait dengan informasi pemanfaatan lahan oleh masyarakat

yang lebih detail dengan mengambil titik-titk koordinat dan

memfusialkan dalam bentuk kamera digital tentang kondisi hasil

pengamatan di lahan pertanian, perkebunan, semak belukar, penambang

tanpa izin, serta wawancara lansung dengan para penambang tanpa izin.

Page 8: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

49

Tujuannya mempermudah hasil digitasi on screen yang akan dilakukan

dengan Citra SPOT4, karena alat citra yang digunakan memiliki resolusi

sedang.

b. Aparat pemerintah yang menyangkut data sosial ekonomi, persepsi para

pihak, kesinergian kebijakan, pembangunan berkelanjutan, tatakelola dan

proses manajemen pemanfaatan sumberdaya tambang di Kabupaten Bone

Bolango dan Provinsi Gorontalo.

c. Tokoh masyarakat, agama, pimpinan yayasan sosial dan organisasi

kemasyarakatan terutama masyarakat yang berdomisili di lokasi

penelitian berupa data-data tentang faktor-faktor motivasi, kepemimpinan

serta persepsinya menyangkut tata kelola pemanfaatan sumberdaya

tambang Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo.

2. Data sekunder, yaitu data instansi BPS, BAPPEDA, Dinas Kehutanan dan

Pertambangan Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo, serta

laporan-laporan hasil kajian pada PT Gorontalo Minerals yang merupakan

pemilik Kontrak Karya sejak tahun 1971 dan dari Instansi terkait lainnya.

Selanjutnya untuk analisis konflik lahan dibutuhkan beberapa peta yaitu

peta rupa bumi Indonesia, peta penunjukkan kawasan hutan, peta

penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta intensitas hujan, peta citra

SPOT, peta blok plan kotrak karya PT. Gorontalo Minerals, peta geologi

dalam bentuk digital.

3.7. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian maka alat analisis yang digunakan yaitu:

3.7.1 Analisis Spasial dan Land Tenure

Bagian ini akan diawali dengan kajian deskriptif pada aspek historis

tentang tahapan-tahapan pemanfaatan dan perubahan kawasan. Kemudian

dilanjutkan dengan aspek ekologi, aspek sosial ekonomi dan aspek hukum dan

kelembagaan. Selanjutnya pada komponen spasial dimulai dari interpretasi awal

penutupan dan penggunaan lahan dilakukan berdasarkan tampilan warna, pola,

tekstur asosiasi dan dibantu dengan hasil survei di lapangan berupa titik-titik

koordinat dari masing-masing obyek yang disurvei.

Page 9: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

50

Adapun hasilnya yaitu 1) peta tutupan lahan yang dari digitasi dari citra

SPOT dan Goegle Earth; 2) peta batas administrasi dihasilkan dari queri peta

penutupan dan penggunaan lahan dan di overlay dengan peta administrasi desa

dari BPS Kabupaten Bone Bolango dan peta konsesi kontrak karya PT Gorontalo

Minerals; 3) peta areal pertanian secara luas diperoleh dari queri areal pertanian

dan perkebunan di peta penutupan lahan yang di overlay dengan peta konsesi peta

batas administrasi kecamatan; 4) peta permukiman diperoleh dari queri

pemukiman peta penutupan lahan yang di overlay dengan peta konsesi kontrak

karya PT Gorontalo Minerals dan peta batas administrasi Kecamatan; 5) peta

Pertambangan Tanpa Izin (PETI) dihasilkan dari queri PETI di peta penutupan

lahan yang di overlay dengan peta konsesi kontrak karya PT Gorontalo Minerals.

Alur analisis spasial yang terbangun dari tujuan satu dalam rangka mendapatkan

output pemanfaatan dan penguasaan ruang di wilayah tumpang tindih dengan

kontrak karya PT Gorontalo Minerals disajikan pada (Gambar 18).

Gambar 18. Alur Pemikiran Analisis Spatial

Interpretasi dan digitasi

Inventarisasi Luas penutupan/

penggunaan lahan di lokasi studi

Citra SPOT

05-03-2010

Google Earth 03-03-2010

Peta Administrasi

Lokasi studi

Peta Penutupan/ Penggunaan Lahan

Layout : 1. Peta wilayah administrasi 2. Peta penutupan/penggunaan lahan 3. Peta areal pertanian vs izin pertambangan 4. Peta permukiman vs izin pertambangan 5. Peta PETI vs izin pertambangan

Data BPS Kab. Bone Bolango

Page 10: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

51

Selanjutnya sistimatika analisis spasial berdasarkan tujuan penelitian, data

dasar, sumber data, analisis variabel indikator serta output diharapkan tertera pada

Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Tujuan Penelitian, Data Dasar, Analisis Variabel Indikator dan Output

Analisis Spasial dan Rapid Land Tanur Assesment (RATA)

N

o

Tujuan Penelitian Data Dasar Sumber Data Analisis

Variabel

Indikator

Output yang

diharapkan

1. Mengkaji dan

mengidentifikasi Aspek

Historis, perusahaan

pemegang konsesi

kontrak karya dan

tahapan Perubahan,

kawasan dan Konflik

Sosek dan statusnya

dirubah melalui

RTRWP

Peta

Perubahan

Status

Kawasan

1967,1991

&2009 yang

diolah

(overlay)

peta

administrasi

, peta

kehutanan,

dan Peta

Citra Spot

resolusi

sedang

Jumlah dan

luasan

masing-

masing

Desa masuk

dalam

Kawasan

tumpang

tindih

Legalitas

KK

Perusahaan

Pertambang

an 1967-

1998

Taman Nas.

Bogani Nani

Wartabone

Dinas

Kehutanan

dan

Pertambang-

an Prov.

Gorontalo

Dep. Hut RI

Bakosur-

tanal

BAPPEDA

Prov. Gtalo

PT

Gorontalo

Minerals

Tokoh

Masyarakat,

Informal

Leader,

Buruh

Tambang

(masa

Eksplorasi

1968-1991)

LSM

Analisis

Spasial

sederhana

Agraviting

Factors:

Politics,

Economics

,

Environme

ntal

Tersusunnya

informasi

tentang

sejarah

pemegang

kontrak

karya dan

perubahan

status

kawasan.

Deskripsi

aspek

yuridis,

ekologis,

sosial

ekonomi di

wilayah

tumpang

tindih

Tersusunya

peta

penggunaan

dan peta

hasil layout

administrasi,

permukiman

,pertanian,

perkebunan,

dan

penambang

tanpa izin di

wilayah

tumpang

tindih

dengan

lahan

kontrak

karya PT

Gorontalo

Minerals

2. Mendeskripsikan aspek

yuridis, ekologis dan

sosial ekonomi yang

berkaitan dengan

perubahan peruntukan

sebagian kawasan TN

Bogani Nani

Wartabone yang

tumpang tindih dengan

wilayah KK PT

Gorontalo Minerals.

Analisis

Aktor

Wawancar

a, FGD,

PRA

Deskripsi

Analisis

Kebijakan

dan

Perspektif

Sejarah

Dialog

Kebijakan

3. Mengidentifikasi dan

menginventarisasi

kawasan tumpang

tindih dengan

administrasi wilayah,

pemukiman

masyarakat, kawasan

pertanian dan

perkebunan, kehutanan,

dan penambang tanpa

izin (PETI).

Page 11: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

52

3.7.2 Analisis Tabel Frekuensi

Sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan khusus untuk analisis

data primer yang telah diperoleh di lokasi sampel, maka alat analisis statistik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode tabel frekuensi

dan analisis tabel silang. Untuk mencari hubungan atau pengaruh yang signifikan

antara dua variabel, yaitu variabel X profil rumah tangga, tingkat pendidikan,

(keikutsertaan dalam penyuluhan, keikutsertaan dalam organisasi, pengetahuan,

peran tokoh masyarakat), peran kelembagaan sosial dan kelembagaan ekonomi,

ketersediaan infrastruktur serta penyelesaian konflik pemanfaatan sumberdaya

tambang dengan variabel Y (tingkat partisipasi) melalui frekuensi observasi dan

frekuensi harapan, dengan taraf signifikan ( ) 0,05 menggunakan analisis X2

dengan persamaan sebagai berikut :

X2 =

e

2eo

f

)ff(, (1)

dimana X2 = Nilai tingkat hubungan variabel

fo = Frekuensi observasi

fe = Frekuensi harapan

Berdasarkan hasil uji dimana fo = ditolak jika “terdapat hubungan yang

signifikan antara kedua variabel tersebut”. Sebaliknya fe = diterima jika “tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut”.

Sedangkan untuk mencari hubungan kedua data nominal (kedua variabel)

yang dinyatakan dengan besarnya koefisien kontingensi (C) dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

C = nX

X2

2

, (2)

dimana : C = Koefisien Kontigensi

X2 = Nilai tingkat hubungan variabel

N = Jumlah sampel

Pada bagian metode analisis ini telah diformulasi dalam suatu matriks

(tabel) tujuan penelitian, data dasar, analisis variable indicator dan output analisis

dapatlah dilihat pada Tabel 7 berikut.

Page 12: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

53

Tabel 7. Tujuan Penelitian, Data Dasar, Analisis Variabel Indikator Dan Output

Analisis Tabel Frekuensi Dan Analisis Tabel Silang

N

o

Tujuan Penelitian Data Dasar Sumber

Data

Analisis

Variabel

Indikator

Output yang

diharapkan

Memperoleh

informasi

langsung dari

masyarakat

pemukim yang

berhimpitan

langsung dengan

wilayah konsesi

Kontrak Karya PT

Gorontalo

Minerals melalui

pengedaran angket

bertujuan tuk

mengetahui dan

menganalisis

Identitas

Responden, profil

rumah tangga,

Model advokasi

pemanfaata SD

Tambang, model

penyelesaian

konflik

pemanfaatan

ruang

(kelembagaan

sosial ekonomi),

infrastruktur,

keterkaitan

masyarakat

dengan wilayah

konsesi dan

penambang

tradisional

Angket

diedarkan dan

diwawancara

langsung

dengan

responden

dilokasi

penelitian.

Wawancara

dan diskusi

informal

dalam rangka

menggali

informasi

yang lebih

baik.

Pengamatan

langsung

dilapangan

tentang

kondisi riil

dengan

mendokumnen

tasikan

kondisi riil

tersebut

dimasing-

masing lokasi

sampel.

Respon-

den telah

di

tentukan

secara

sengaja

karena

perilaku

aktivitas

responden

pada

umumnya

berpindah-

pindah.

Metode tabel

frekuensi dan

analisis tabel

silang. Untuk

mencari

hubungan atau

pengaruh yang

signifikan antara

dua variabel,

yaitu variabel X

profil rumah

tangga, tingkat

pendidikan,

(keikutsertaan

dalam

penyuluhan,

keikutsertaan

dalam

organisasi,

pengetahuan,

peran tokoh

masyarakat),

peran

kelembagaan

sosial dan

kelembagaan

ekonomi,

ketersediaan

infrastruktur

serta

penyelesaian

konflik

pemanfaatan

sumberdaya

tambang dengan

variabel Y

(tingkat

partisipasi)

melalui

frekuensi

observasi dan

frekuensi

harapan

Untuk mencari

hubungan atau

pengaruh yang

signifikan

antara dua

variabel, yaitu

variabel X

profil rumah

tangga, tingkat

pendidikan,

(keikutsertaan

dalam

penyuluhan,

keikutsertaan

dalam

organisasi,

pengetahuan,

peran tokoh

masyarakat),

peran

kelembagaan

sosial dan

kelembagaan

ekonomi,

ketersediaan

infrastruktur

serta

penyelesaian

konflik

pemanfaatan

sumberdaya

tambang

dengan

variabel Y

(tingkat

partisipasi)

Page 13: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

54

3.7.3 Valuasi Sumberdaya Mineral (Tambang)

Secara umum penilaian asset sumberdaya mineral dapat dilakukan melalui

tiga pendekatan antara lain dalam Suparmoko (2006) yaitu:

A. Pendekatan Biaya

Metode pendekatan biaya untuk melakukan penilaian diterapkan pada asset

mineral yang berada dalam tahap prospeksi atau eksplorasi, atau tahap awal dalam

pendefinisian sumberdaya. Dasar pemikiran dari aplikasi pendekatan biaya dalam

penilaian aset mineral adalah nilai riil dari asset eksplorasi dan penemuan

cadangan mineral yang ekonomis. Artinya semakin besar potensi dari sumberdaya

mineral dan prospek ekonomisnya, maka semakin besar pengeluaran eksplorasi

yang diperlukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan dari cadangan.

B. Pendekatan Pasar

Penilaian asset mineral tambang menggunakan pendekatan pasar dapat

diterapkan untuk asset mineral yang masih pada tahap penelitian eksplorasi.

Prinsip dari pendekatan pasar adalah menggunakan harga transaksi (price

transaction) dari asset sejenis yang dapat dibandingkan dalam rangka penetapan

nilai dari asset subyek.

C. Pendekatan Pendapatan

Penilaian asset mineral dengan pendekatan pendapatan mempunyai dasar

pemikiran mengubah keuntungan kedepan (net operating income) yang bisa

dihasilkan jika aset mineral tersebut dapat diproduksi. Kegiatan penambangan

akan dilakukan di masa datang, sehingga dalam perhitungan aset dengan

menggunakan pendekatan pendapatan perlu ditetapkan asumsi-asumsi yang

mempertimbangkan faktor waktu dengan proyeksi dan akurasi data yang lebih

baik. Artinya faktor waktu memiliki peranan penting karena waktu terkadang

menjadi krusial. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias dalam penilaian asset.

Bila terjadi bias dalam penilaian asset maka penilaian kedepan akan mengalami

bias juga. Metode discounted Cash flow (DCF) dengan parameter yang digunakan

untuk menunjukkan nilai asset adalah Net Present Value (NPV).

Page 14: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

55

D. Weighted average cost of capital (WACC)

WACC merupakan salah satu jenis discount rate dengan

mempertimbangkan cost of equity dan cost of debt perusahaan berdasarkan rasio

debt-equity. Komponen WACC adalah sebagai berikut:

a. Komposisi pinjaman, Komposisi hutang adalah peminjaman modal sebagai

sumber dana pembiayaan proyek yang akan dilakukan. Karena tidak

direncanakan adanya peminjaman modal, maka komposisi hutang

ditentukan sebesar 0 persen.

b. Komposisi modal, Komposisi modal adalah sumber dana pembiayaan

proyek dari perusahaan sendiri. Karena tidak direncanakan adanya

peminjaman modal, maka komposisi modal sendiri ditentukan sebesar

100%.

c. Pajak (Tax), Pajak yang dikenakan sebesar 30 persen, berdasarkan peraturan

perpajakan yang berlaku di Indonesia.

d. Biaya Modal (Cost of equity), Pendekatan yang digunakan untuk

menentukan biaya modal adalah dengan menggunakan expected return dari

suatu proyek/investasi. Expected return dipengaruhi oleh risk-free interest

rate, inflation premium, dan risk premium (expected return = risk-free

interest rate + inflation premium + risk premium). Risk-free interest rate

merupakan opportunity cost karena memiliki asset, dan inflation premium

adalah untuk mengakomodasi penurunan daya beli uang. Risk-free interest

rate dan inflation premium dapat diperkirakan berdasarkan government

bond. Bila disederhanakan; expected return = interest rate on government

bond + risk premium.

Cost of equity dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

(3)

Dimana:

Ke = Cost of Equity ;

Rf = Risk Free Rate ;

Rc = Country Risk Premium

Β = Equity Beta ;

EMRP = Equity Market Risk Premium

Page 15: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

56

Penjelasan tentang unsur cost of equity yang telah dirumuskan di atas

dapat dideskripsikan sebagai berikut:

i. Rf (Risk Free Rate)

harga batubara dalam industri sumberdaya alam didasarkan pada satuan

USD, biasanya aliran kas (cash flow) dibuat dalam USD. Menggunakan

suku bunga tahunan rata-rata dari suku bunga US Treasury selama 10 tahun

sebagai acuan risk free rate yang sesuai, mengacu pada lokasi investasi yang

akan dilakukan. Faktor yang berpengaruh langsung terhadap asumsi cash

flow adalah inflasi dan nilai tukar. Saat ini, suku bunga nominal rata-rata per

tahun dari suku bunga US Treasury sebesar 2,9 persen.

ii. Rc (Country Risk Premium)

Investasi di negara berkembang lebih beresiko dibandingkan dengan

investasi di Negara maju, hal ini disebabkan Negara berkembang memiliki

dasar perekonomian lebih lemah dibandingkan Negara maju. Hal ini

ditunjukkan tingkat kredit yang lebih rendah serta tingkat pinjaman luar

negeri yang lebih tinggi pada negara berkembang. Perbedaan incremental

dalam biaya pinjaman antara Negara berkembang dan negara maju disebut

dengan country risk premium dan dapat ditentukan dengan resiko dasar

yang dikenakan pada pinjaman di Negara tersebut. PT.GM mengasumsikan

nila dari country risk premium sebesar 4,1 persen, berdasarkan rata-rata

diantara US Treasury dan pemerintahan Indonesia dalam kurun waktu 3

tahun.

iii. β (Equity Beta),

β adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan

seluruh tren dalam pasar saham. Bila β > 1,00 artinya saham cenderung naik

dan turun lebih tinggi daripada pasar. β < 1,00 artinya saham cenderung

naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum (general

market index). Dalam perhitungan, nilai β ditentukan sama dengan dengan 1

yang artinya kecenderungan kenaikan dan penurunan saham sebanding

dengan indeks pasar secara umum.

Page 16: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

57

iv. EMRP (Equity Market Risk Premium),

EMRP menunjukkan pengembalian tambahan dari risk free rate yang

dibutuhkan investor untuk melakukan investasi secara aman. Beberapa

penelitian menentukan EMRP antara lain Dimson, Marsh and Staunton

(2003), meneliti EMRP di 16 negara yang berbeda dari tahun 1900 sampai

2002. Hasil penelitian disimpulkan bahwa EMRP sebagian besar pasar

adalah 3-5 persen. Fama and French (2002) menentukan nilai EMRP dari

tahun 1951 sampai 2000 sebesar 2,5 sampai 4,3 persen. Nilai tersebut terlalu

jauh di bawah pengembalian saham dengan risk free rate 7.4 persen karena

pengurangan EMRP menyebabkan kenaikan harga saham yang tidak dapat

diprediksi. Nilai EMRP yang realistis berkisar antara 3 sampai 7 persen,

nilai EMRP PT GM adalah 3 persen. Rumus yang digunakan adalah:

(4)

Ke = 2,9% + 4,1% + 1*3,0%

= 10%

e. Biaya Pinjaman (Cost of debt)

Biaya Pinjaman adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh

pemegang/pembeli obligasi. Jika PT.GM meminjam dari lembaga keuangan

dengan bunga pinjaman sebesar 8 persen per tahun, maka cost of debt adalah 8

persen. Perhitungan WACC dapat dilakukan menggunakan rumus berikut:

(5)

Dimana:

E = Komposisi modal ;

D = Komposisi pinjaman ;

TC = Total modal + pinjaman

Ke = Cost of Equity ;

Kd = Cost of Debt ;

T = Pajak

Dengan perhitungan seperti diatas, maka nilai WACC adalah

(6)

WACC = 10% + 0

WACC = 10%

Jadi nilai WACC dengan rasio debt-equity = 0-100% adalah 10%.

Page 17: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

58

Untuk mencapai asumsi pembagian royalti berdasar harga pasar bagi

komoditi emas, tembaga dan perak serta discount rate juga biaya modal maka

dibutuhkan analisis sensitivitas. Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk menjaga

ketidakpastian pasar dan kemungkinan lain yang terjadi seperti gejolak politik

atau bentuk kekerasan dan unjuk rasa buruh yang dapat menganggu dan bahkan

dapat membuat usaha dapat berhenti seperti dialami oleh perusahaan

pertambangan di daerah lain. Adapun parameter aliran kas akan dilakukan dengan

dua metode yaitu metode deterministik dan probabilistik. Tabel 8 menyajikan

tujuan penelitian, data dasar, sumber data dan analisis variabel indikator serta

output yang diharapkan pada valuasi ekonomi mineral berdasarkan perhitungan

konvensional (struktur pasar) disajikan berikut ini.

Tabel 8. Tujuan Penelitian 1, Data Dasar, Sumber Data, Analisis Variabel

Indikator dan Output Valuasi Sumberdaya di Wilayah KK PT GM

No Tujuan

Penelitian

Data Dasar Sumber Data Analisis Variabel

Indikator

Output yang

diharapkan

1.

2.

Analisis

Investasi dan

Kelayakan

Ekonomi.

Menganali-

sis rasio

cadangan

hasil

eksplorasi

sumberdaya

tambang

apakah layak

secara

ekonomi

Analisis

proyeksi

Kinerja

Pembangun

an Wilayah.

Mengiden-

tifikasi nilai

royalti dan

Pajak yang

dapat

diterima

Daerah

Hasil Kajian

Teknis

meliputi

aspek

geologi,

penambangan

, pengolahan

tembaga dan

emas serta

kajian

transportasi

konsentrat

dan tailing PT

GM

Data Investasi

sejak

eksplorasi

dan periode

penyiapan

sarana &

prasarana PT

GM

Kab. Bone

Bolango

dalam angka

2005-2010

Olah Data

untuk proyeksi

total cadangan

emas, tembaga

dan perak

Data diolah

dari total

cadangan

mineral pada

harga pasar

Internasional.

Olah Data

untuk proyeksi

penerimaan

(revenue)

Data diolah

untuk

memproyeksi

nilai royalty

dan pajak

sesuai dengan

UU dan

Peraturan

Pemerintah.

Indikator utama

kelayakan rencana

produksi tembaga-

emas adalah Net

Present Value

(NPV), jika NPV

bernilai positif

menunjukkan

rencana

penambangan

tembaga-emas

PT.GM layak

secara ekonomi.

Indikator lain

untuk menentukan

kelayakan adalah

Internal Rate of

Return (IRR) dan

Payback Period

(PBP).

Analisis Sensifitas

menggunakan

metode

deterministik dan

metode

probabilitas.

kegiatan

produksi

tembaga-emas

oleh PT.GM,

secara tidak

langsung

pemerintah

akan

mendapatkan

keuntungan

melalui

royalty dan

pajak .

Nominal

royalty dan

pajak

ditunjukkan

secara

kuantitatif

pada proyeksi

aliran kas.

Page 18: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

59

3.7.4 Valuasi Sumberdaya Tambang Model Hotelling

Tujuannya yaitu bagaimana ekstraksi yang optimal dapat dilakukan

terhadap sumberdaya tambang, bagaimana memilih alur ekstraksi yang efisien

dari berapa besar output optimalnya. Karena produk sumberdaya tambang tersebut

harganya dipengaruhi oleh mekanisme pasar maka model Hottelling dalam

analisis ini menggunakan struktur pasar kompetitif. Adapun asumsi-asumsi

sederhana yang digunakan yaitu harga persatuan output dari sumberdaya konstan,

artinya kurva permintaan dari sumberdaya bersifat elastis sempurna. Selanjutnya

biaya ekstraksi sumberdaya diasumsikan hanya merupakan fungsi dari output

(Fauzi, 2006). Persamaan dari kedua asumsi diatas dapat diturunkan dalam model

Hotelling. Dimisalkan harga per satuan output pada periode 0 dan 1 masing-

masing adalah Podan P . Jumlah ekstraksi pada kedua periode ditulis sebagai

0q dan 1q . Dimisalkan bahwa biaya ekstraksi berkolerasi linier terhadap jumla

yang diekstraksi, atau:

tcqC1 2,1t (7)

Di mana C adalah biaya perunit ekstraksi. Sehingga manfaat dari ekstraksi

sumberdaya tambang dapat ditulis:

1,tcqqp tttt (8)

Karena sifat sumberdaya tambang ini memiliki kendala stok yang terbatas,

kendala tersebut dapat ditulis:

Sqq 10 (9)

Artinya adalah jumlah yang diekstrkasi pada dua periode tersebut harus sama

dengan stok yang tersedia ( S ).

Ciri utama dari ekstraksi sumberdaya tambang ini yaitu sangat terkait dengan

peranan waktu yang bersifat intertemporal, dimana manfaat ekonomi periode 0

dan periode 1 tidak sama, dimana pada periode 1 harus didiskon dengan

menggunakan discount rate, sehingga total manfaat ekonomi ekstraksi

sumberdaya tambang dapat ditulis:

10)1(

1PV (10)

Page 19: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

60

Di mana PV (present value) menggambarkan manfaat ekonomi dalam dua periode

dan adalah discount rate yang menggambarkan biaya oportunitas dari capital.

Beberapa asumsi penyederhanaan diatas, penentuan ekstraksi yang optimal dapat

ditentukan dengan:

10)1(

1max PV (11)

Dengan Kendala:

Sqq 10 (12)

Pemecahan masalah diatas dapat menggunakan fungsi Lagrangian yang

sudah biasa digunakan dalam pendekatan ekonomi. Fungsi Lagrangian dari

persamaan diatas ditulis:

)(1

11010 qqSL

)()()1(

1)( 10111000 qqScqqpcqqp (13)

Di mana merupakan pengganda Lagrangian (Lagrange multiplier) karena

variable pilihan dalam hal ini adalah 0q dan 1q , syarat keharusan (necessary

condition) dari persamaan (13) adalah:

0)( 0

0

cpq

L

0)()1(

11

1

cpq

L (14)

Karena kedua sisi kanan dari persamaan (14) sama dengan nol, dengan

penyederhanaan aljabar dihasilkan:

)()1(

1)( 10 cpcp

)()1(

1)( 10 cpcp (15)

Persamaan di atas dapat disederhanakan lebih lanjut menjadi:

)(

)()(

0

01

cp

cpcp (16)

Page 20: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

61

Persamaan 16 merupakan dasar persamaan Hotelling untuk sumberdaya

alam tidak terbarukan (sumberdaya tambang) (Fauzi, 2006). Lebih lanjut

dikatakan bahwa notasi sebelah kiri tanda sama dengan menunjukkan laju

pertumbuhan proporsional dari manfaat bersih sumberdaya, sementara notasi di

sebelah kanan tanda sama dengan menunjukkan biaya opportunity dari kapital

atau aset yang sering ditunjukkan dengan suku bunga. Jadi, jika suku bunga 15

persen, hukum Hotelling mengatakan bahwa ekstraksi yang efisien dan optimal

mengharuskan manfaat bersih dari sumberdaya tambang tumbuh secara

proporsional sebesar 15 persen setiap tahun. Dengan kata lain agar pemilik

sumberdaya “indifferent” antara mengekstrak kini atau di masa yang akan datang,

manfaat yang diperoleh kini (capital gain) harus sama dengan discount rate.

Proses analisis model Hotelling disajikan pada (Tabel 9).

Tabel 9. Tujuan Penelitian 2, Data Dasar, Sumber Data, Analisis Variabel

Indikator dan Output Analisis Valuasi Ekonomi Tambang Model

Hotelling.

No Tujuan Penelitian Data Dasar Sumber Data Analisis Variabel

Indikator/Asumsi

Output yang

diharapkan

1.

ekstraksi yang

optimal dapat

dilakukan terhadap

sumberdaya

tambang,

bagaimana memilih

alur ekstraksi yang

efisien dari berapa

besar output

optimalnya. Karena

produk sumberdaya

tambang tersebut

harganya

dipengaruhi oleh

mekanisme pasar

maka model

Hottelling dalam

analisis ini

menggunakan

struktur pasar

kompetitif.

Hasil

Penelitian

Eksplorasi

yang telah

dilakukan

oleh

Perusahaan

pemegang

konsesi

kontrak

karya PT

GM dan

Perusahaan

pemegang

konsesi

kontrak

karya

sebelumnya

PT GM

Departemen

ESDM

Data

Perusahaan

Pertambang-

an lain yang

telah

beroperasi: PT

Newmont

Mataram dan

PT Aneka

Tambang

Pongkor Kab.

Bogor

(sebagai

informasi

umum dalam

membangun

analisis.

harga per satuan

output pada periode

0 dan 1 adalah

Po dan P . jumlah

ekstraksi pada kedua

periode ditulis

sebagai 0q dan 1q.

jika suku bunga 15

persen, hukum

Hotelling

mengatakan ekstraksi

yang efisien dan

optimal

mengharuskan

manfaat bersih

tumbuh secara

proporsional sebesar

15 persen setiap

tahun, agar pemilik

sumberdaya

“indifferent” antara

mengekstrak kini

atau dimasa men

datang, manfaat kini

(capital gain) harus

sama dengan

discount rate.

Kelayakan

usaha

pertambangan

layak atas

penerimaan

bersih

perusahaan

maupun

kelayakan

pembagian

royalty dan

pajak serta land

rent terhadap

pemerintah .

kelayakan

ekonomi model

Hotelling

menjadi

alternatif solusi

mempertim-

bangkan

variabel

lingkungan

eksternal

perusahaan .

Page 21: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

62

3.7.5 Analisis Regresi Model Logistik Pada Model Kelembagaan

Pemanfaatan Sumberdaya Tambang di Kabupaten Bone Bolango

Selanjutnya terdapat 3 model analisis logistik menggunakan software

Minitab yaitu regresi logistik biner yang digunakan apabila suatu klasifikasi hanya

memiliki 2 kategori (skala biner), dan analisis regresi logistik ordinal yang

digunakan apabila memiliki lebih dari 3 kategori (skala data ordinal) serta analisis

regresi logistik nominal digunaka apabila memiliki lebih dari 3 kategori nominal

dan tidak ada urutan (Juanda, 2009) menyatakan bahwa pendekatan dengan least

square (OLS dan WLS) diterapkan dalam model logit dengan asumsi peubah x

dikelompokkan dulu (dalam suatu selang), namun pada umumnya dalam

penggunaan model logit yaitu kemungkinan maksimum atau maximum likelihood

(ML) estimator. Sebagaimana telah disebutkan bahwa i bernilai 1 atau 0 dan

menyebar menurut sebaran (distribusi) Bernouli maka fungsi peluang atau fungsi

kemungkinan untuk pengamatan berpasangan ),( ii untuk i= 1,2,...n adalah:

ii

iii1

)(1)()( (17)

Karena n pengamatan ),( ii diasumsikan bebas, maka fungsi kemungkinan

bersamanya:

)()().....()()(1

21 i

n

i

n (18)

Prinsip prosedur MLE adalah menentukan dugaan yang nilainya akan

memaksimumkan persamaan peluang bersama n pengamatan (18) karena

)(

dan

)( sulit dicari maka untuk mempermudahnya ditransformasi dengan

logaritme natural, sehingga mendapatkan fungsi log likelihood berikut:

)(1ln)1()(ln)(ln)(1

iiii

n

i

L (19)

Untuk menentukan dugaan yang memaksimumkan (l ) kita

diferensiasikan persamaan (19) terhadap masing-masing parameter, dan

kemudian disamakan dengan 0 sehingga :

01

ii

n

i

L (20)

Page 22: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

63

01

ii

n

i

L

(21)

Persamaan (18) dan (19) serta persamaan (20) dan (21) disebut persamaan

kemungkinan (likelihood equations) yang merupakan persamaan non linier dalam

parameter ( dab ) sehingga diperlukan metode iterasi yang telah diprogramkan

dalam software regresi logistik. Proses model regresi logistik yang digunakan

untuk menganalisis model kelembagaan di wilayah pemanfaatan sumberdaya

tambang yang tumpang tindih dengan konsesi wilayah kontrak karya PT

Gorontalo Minerals disajikan pada (Tabel 10).

Tabel 10. Tujuan Penelitian, Data Dasar, Sumber Data, Analisis Variabel

Indikator dan Output Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap

Kesiapan Pemanfaatan Sumberdaya Tambang di Wilayah Konsesi

Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals

N

o

Tujuan Penelitian Data Dasar Sumber Data Analisis Variabel

Indikator

Output yang

diharapkan

1.

Mengetahui

persepsi

masyarakat

terhadap

pemanfaatan

sumberdaya

tambang di

wilayah konsesi

kontrak karya

PT GM dimana

setelah analisis

aspek kelayakan

cukup

prospektif dan

ekonomis.

Persepsi

masyarakat

penting untuk

Model

advokasi,

kelembagaan

sosial ekonomi,

sarana

prasarana,

kapasitas

pendidikan dan

PETI.

Data primer

dari sampel

lokasi

penelitian 4

Kecamatan

yang

berhimpitan

langsung

dengan

wilayah

Konsesi

kontrak karya.

Hasil Fokus

Group

Discussion di

sampel lokasi

Penambang

tanpa izin

seperti Di

pegunungan

Waluhu,

Mantulangi,

desa

Bulantala,

desa Tulabolo

Timur.

Masyarakat

yang

bermukim

dilahan

konsesi

kontrak karya

yang dipilih

secara

proporsional.

Penambang

tanpa izin

yang dipilih

secara

proporsional.

Tokoh

Masyarakat

dan Pemilik

usaha

ekonomi

dilahan

konsesi

Analisis regresi

logistik biner

digunaka

apabila suatu

klasifikassi

hanya memiliki

skala data biner.

Apabila

variabel respon

bersifat

kualitatif.

bahan

informasi

penting

pada aspek

non teknis)

yang

digunakan

oleh para

pihak untuk

menyusun

kebijakan

dan

program.

solusi

alternatif

yang efektif

dalam

membangun

resolusi

konflik

model

kelembaga-

an yang

efektif dan

efisien.

Page 23: III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran · karya kepada perusahaan pertambangan diantaranya yaitu PT Gorontalo Minerals serta memiliki Izin Penelitian Eksplorasi Tambang dari

64