Upload
buiphuc
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
59
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian
eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu (Sugiyono, 2012:3). Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan
komparatif. Menurut Sugiyono (2012:107) penelitian eksperimen yaitu suatu
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Arikunto
(2006:3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimental semu (quasi experimental design). Quasi experimental
design merupakan pengembangan dari true experimantal design yang sulit
dilaksanakan (Sugiyono, 2012: 114).
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yangberbeda,
60
atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2012:57). Analisis komparatif
dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang
lain, dan hasil penelitian satu dengan yang lain. Metode ini dipilih karena
sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui
perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar akuntansi dengan perlakuan yang
berbeda yakni penerapan model pembelajaran Example Non Examples pada
kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran Talking Stick pada kelas
kontrol.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian eksperimental semu (quasi experimental design) dengan
pola treatment by level design. Eksperimental semu diartikan sebagai
penelitian yang mendekati ekspeimen. Penelitian ini banyak digunakan
dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti
adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Pola treatment by level desaign
digunakan untuk variabel moderator yakni kecerdasan adversitas. Pola ini
digunakan karena dalam hal ini hanya model pembelajaran yang diberi
perlakuan terhadap hasil belajar.
61
Desain penelitian digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Desain Penelitian
Model
Pembelajaran
Kecerdasan
Adversitas
Variabel Eksperimen
Example Non
Examples
Variabel Kontrol
Talking Stick
Quitter Hasil belajar ekonomi Hasil belajar ekonomi
Campers Hasil belajar ekonomi Hasil belajar ekonomi
Climber Hasil belajar ekonomi Hasil belajar ekonomi
Penelitian ini membandingkan keefektifan dua model pembelajaran yaitu
Talking Stick dan Example Non Examples terhadap hasil belajar ekonomi
di kelas eksperimen yakni kelas X1 dan kelas kontrol yakni kelas X2
dengan keyakinan bahwa kedua model pembelajaran ini mempunyai
pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar ditinjau dari tingkat
kecerdasan adversitas yang dimiliki setiap siswa pada dua kelas tersebut.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai
berikut.
a. Pra Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah sebagai berikut.
1) Mengadakan observasi pendahuluan ke sekolah tempat diadakanya
penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas
yang akan ditetapkan sebagai populasi dan sampel penelitian.
62
2) Melakukan wawancara dengan guru mendapatkan informasi
mengenai sistem pembelajaran yang diterapkan di kelas X yang
akan diteliti tersebut.
3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan teknik cluster random sampling.
4) Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen, guru menerapakan model
pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples dan pada
kelas kontrol guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick.
5) Membuat angket untuk mendapatkan data kecerdasan adversitas.
6) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari lembar kerja
siswa (LKS) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti menyebarkan angket (kuisioner) untuk mendapatkan data
mengenai tingkat kecerdasan adversitas yang dimiliki oleh setiap
siswa. Selain itu, peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Example Non Examples untuk kelas
eksperimen dan model pembelajaran Talking Stick untuk kelas kontrol.
Penelitian ini direncanakan sebanyak 6 kali pertemuan. Langkah-
langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
63
1) Kelas Eksperimen (Example Non Examples)
a. Guru menggunakan gambar tulisan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b. Guru menempelkan gambar atau tulisan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c. Guru memberi petunjuk pada peserta didik untuk
memperhatikan atau menganalisis.
d. Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan atau menganalisis.
e. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari
analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
f. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya.
g. Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai.
h. Kesimpulan.
2) Kelas Kontrol (Talking Stick)
a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
b. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk
membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam
wacana.
64
e. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan
mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok
untuk menutup isi bacaan.
f. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu
anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan
anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar
siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari
guru.
g. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota
kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
h. Guru memberikan kesimpulan.
i. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok
maupun individu.
j. Guru menutup pembelajaran.
Lama setiap pertemuan pada setiap kelas adalah 2 jam pelajaran atau
2x45 menit selama 5 kali pertemuan. Pada pertemuan ke-6 peneliti
melakukan tes akhir pada dua kelompok subyek untuk mengukur hasil
belajar dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal pilihan
ganda dan esai. Setelah data yang dibutuhkan didapat, kemudian
peneliti melakukan pengujian hipotesis danlangkah yang terakhir
adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
65
B. Populasi dan Sampel
1. Popolasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
berjumlah 179 yang terdiri dari kelas X1 sebanyak 46 siswa, kelas X2
sebanyak 43 siswa, kelas X3 sebanyak 44 siswa, dan kelas X4 sebanyak 45
siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel
dalam penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 4 kelas, yaitu X1, X2,
X3 dan X4. Berdasarkan penggunaan teknik cluster random sampling,
maka dua dari empat kelas tersebut dijadikan sampel. Hasil undian
diperoleh kelas X1 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran Example Non Examples dan kelas X2 sebagai kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Kelas X1 dan X2
merupakan kelas yang mempunyai kemampuan akademis yang relatif
sama, karena dalam pendistribusian siswa tidak dikelompokkan
66
berdasarkan kelas unggulan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 92
orang siswa yang tersebar kedalam 2 kelas yaitu kelas X1 sebanyak 46
siswa dan kelas X2 sebanyak 43 siswa.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:60), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas (independent),
variabel terikat (dependent), dan variabel moderator (moderating variable).
1. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas atau yang sering disebut sebagai variabel stimulus atau
prediktor yang dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri
dari dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran Example Non
Examples yang diterapkan di kelas eksperimen X 1 dilambangkan X1, dan
model pembelajaran Talking Stick yang diterapkan di kelas kontrol X 2
dilambangkan dengan X2.
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan diukur
untuk mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya bergantung pada
variabel yang lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil
67
belajar ekonomi siswa kelas eksperimen (Y1) dan hasil belajar kelas
control (Y2).
3. Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel moderator pada penelitian ini adalah kecerdasan adversitas.
Diduga kecerdasan adversitas (AQ) mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara model pembelajaran dengan hasil belajar.
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
a. Example Non Examples (X1)
Example Non-Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep. Model ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan gambaran akan
sesuatu yang menjadi contoh atau Example materi yang sedang
dibahas. Adapun Non-Examples memberikan gambaran akan sesuatu
yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
b. Talking Stick
Talking Stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat,
siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru
setelah siswa mempelajari meteri pokoknya.
68
c. Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)
Kecerdasan adversitas (AQ) merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh individu untuk bertahan atau menyerah dalam mengahadapi
masalah hidupnya. Individu dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan tingkat
kecerdasan adversitas yang dimilikinya yaitu individu yang memiliki
tingkat kecerdasan adversitas tinggi (climber). Individu yang memiliki
tingkat kecerdasar adversitas sedang (camper). Individu yang memiliki
tingkat kecerdasan adversitas rendah (quitter).
d. Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar merupakan ukuran tercapainya tujuan pembelajaran
melalui proses belajar yang telah dilalui siswa. Tujuan belajar yang
diharapkan dapat dicapai melalui proses interaksi antara siswa dengan
guru maupun siswa dengan siswa dalam pembelajaran.
2. Definisi Operasional Variabel
Mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur,
dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang
ditunjukkan oleh konsep, dan mengkatagorikan hal tersebut menjadi
elemen yang dapat diamati dan diukur (Sudjarwo, 2009:174).
1. Hasil belajar ekonomi merupakan hasil yang diperoleh seseorang
setelah menempuh proses belajar yang telah dilalui.
2. Model pembelajaran Example Non Examples model ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam memberi gambaran
69
akan sesuatu yang menjadi contoh atau exampel materi yang sedang
dibahas.
3. Model pembelajaran Talking Stick suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang menggunakan alat seperti tongkat untuk menunjuk siswa yang
akan diberi pertanyaan, dan siswa yang terkena akan menjawab soal
tersebut.
4. Kecerdasan Adversitas merupakan daya tahan atau kegigihan
seseorang dalam menghadapi masalah dengan cara mengontrol
masalah, menentukan asal usul masalah, dan bertanggung jawab atas
masalah yang muncul.
Tabel 4 .Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Pengukuran
Variabel Skala
Hasil Belajar
Ekonomi
Model
Pembelajaran
Example Non
Examples
Model
Pembelajaran
Talking Stick
Kecerdasan
Adversitas
Hasil Tes Formatif
Ekonomi
Hasil tes formatif
mengunakan model
pembelajaran
Example Non
Examples
Hasil tes formatif
mengunakan model
pembelajaran
Talking Stick
Hasil Tes Angket
mengenai
kecerdasan
adversitas
Tingkat besarnya
hasil Tes formatif
mata pelajaran
ekonomi
Tingkat besarnya
hasil Tes formatif
mata pelajaran
ekonomi
Tingkat besarnya
hasil Tes formatif
mata pelajaran
ekonomi
Tingkat besarnya
hasil tes angket
mengenai
kecerdasan
adversitas
Interval
Interval
Interval
Interval
70
E. Kisi-Kisi Intrumen
Data variabel moderator yang diperoleh melalui angket dalam bentuk
semantic defferensial. Pernyataan dengan lima pilihan jawaban yang diberikan
penilaian dengan angka 1 s/d 5.
Tabel 5 . Kisi-kisi Angket Variabel Kecerdasan Adversitas
No Dimensi Indikator No Butir Soal
∑
Skala
Pengukuran
Positif Negatif
1.
Control
(Kendali)
Kemampuan
individu dalam
mempengaruhi
secara positif
situasi yang
sulit, serta
mampu
mengendalika
n respon
terhadap
situasi
tersebut.
1, 10,
12, 31,
37
5, 13,
15, 23,
28
10 Rating scale
2.
Origin
(asal -
usul)
Ownership
(Pengakua
n)
Asal usul
penyebab
kesulitan,
berkaitan
dengan rasa
bersalah.
Berfokus pada
pengakuan
terhadap
akibat-akibat
yang
ditimbulkan
oleh kesulitan
dan mau
bertanggung
jawab.
11, 38
20, 25,
22
29, 35
3, 18,
34
10
3.
Reach
(Jangkaua
n)
Mempertanya
kan sejauh
manakah
kesulitan yang
dihadapi akan
menjangkau
atau
2, 6, 9,
33, 39
7, 17,
21, 26,
30
10
71
mempengaruhi
bagian lain
dari kehidupan
individu.
Sedangkan kisi-kisi interumen variabel Y melalui posttets dalam bentuk soal.
Semua berbentuk pertanyaan pilihan ganda dengan lima jawaban yang diberi
penilaian 1 apabila menjawab dengan benar.
Tabel 6 .kisi-kisi soal post-test
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Penilaian
Aspek
kognitif
Bentuk
instrumen
Nomor
soal
Kunci
jawaban
Mendeskrips
ikan
perbedaan
antara
ekonomi
mikro dan
ekonomi
makro.
Perbedaan
antara
ekonomi
mikro dan
makro
1. Mendeskripsik
an pengertian
ekonomi
mikro dan
makro.
2. Mendeskripsik
an perbedaan
antara
ekonomi mikro dan
makro.
3. Memberi
contoh di
masyarakat
tentang
ekonomi
mikro dan
makro.
C1 C1
C2, C2
C1, C2
Tes tertulis
pilihan
ganda
1, 2
9, 16
15, 21
1. A
2. C
9. B
16. C
15. D
21. A
Mendeskrips
ikan
masalah-masalah
yang
dihadapi
pemerintah
di bidang
ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi
1. Mengidentifik
asi masalah-
masalah yang dihadapi
pemerintah di
bidang
ekonomi.
2. Mendeskripsik
an cara
mengatasi
masalah-
masalah di
bidang
ekonomi.
C2, C1, C1
C1, C2
6, 18,
22
3, 24
6. B
18. B
22. C
3. A
24. D
72
Menjelaskan
konsep PDB,
PDRB,
PNB, dan
PN
Kompetensi Dasar
Pendapatan
Nasional
Materi
1. Mendeskripsik
an pengertian
PDB, PDRB,
PNB, PN
(NNI), PI, dan
DI.
2. Menghitung
pendapatan
per kapita.
Indikator
C2, C1, C4,
C1, C2
C3, C3, C3,
C3
Aspek Kognitif
Bentuk Instrumen
4, 5,
10, 17,
25
7, 8,
20, 23
Nomor Soal
4. A
5. D
10. B
17. C
25. C
7. C
8. D
20. C
23. E
Kunci Jawaban
Menjelaskan
manfaat
perhitungan
pendapatan
nasional
Menghitung
pendapatan
nasional
1. Mengidentifik
asi manfaat
penghitungan
pendapatan
nasional.
2. Menghitung
pendapatan
nasional
dengan
pendekatan
produksi,
pendapatan, dan
pengeluaran.
C4, C1,
C2, C1,
C2,
C4, C3, C3,
C3, C4
11, 12,
19, 26,
27
13, 14,
28, 29,
30
11. C
12. C
19. E
26. B
27. E
13. A
14. B
28. C
29. E
30. E
F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu penguasaan materi
ekonomi yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Kemudian
dijumlahkan antara nilai pretest dengan postest dan dibagi dua. Hasil rata-
rata nilai pretest dan postest tersebut dianalisis secara statistik.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner (angket)
Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
73
kepada responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila penelitian tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden (sugiyono 2011: 199). Dalam penelitian ini angket
digunakan untuk mendapatkan data tentang kecerdasan adversitas yang
dimiliki setiap siswa. Angket berjumlah 40 item pernyataan dengan
pengukuran skala interval 5-1 dengan pendekatan ratting scor yaitu
mulai dari rentang nilai sangat positif (5) sampai dengan sangat
negatif (1).
b. Teknik tes
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar ekonomi
sebagai hasil penelitian. Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini
adalah pilihan ganda. Bentuk pilihan ganda terdiri dari 30 soal terdiri
dari 5 jawaban yaitu A, B, C, D, E yang setiap soalnya memiliki bobot
1 sehingga skor tertinggi adalah 30. Skor untuk jawaban yang benar
adalah 1 dan skor untuk jawaban salah adalah 0.
G. Uji Persaratan Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas berarti instrumen keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur
(Sugiyono, 2012: 167). Validitas adalah alat ukur yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur
74
dinyatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang harus
diukur. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi
Product Moment :
rxy = ∑ (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ )
}
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : Jumlah responden
X : Skor butir soal
Y : Skor total
Kriteria pengujian, apabila rhitung>rtabel dengan dk = n dan α = 0,05 maka
item instrumen tersebut valid, dan sebaliknya jika rhitung<rtabel dengan dk =
n dan α = 0,05 maka instrumen tersebut tidak valid.
Hasil perhitungan uji validitas angket kecerdasan adversitas dengan
menggunakan program Microsoft Excel. Perhitungan uji validitas angket
dari 30 responden yang mengisi pernyataan sebanyak 40 soal, terdapat 1
pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 17 dan diganti item
lain. Sehingga pernyataan yang tersisa berjumlah 40 pernyataan yang valid
yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
37,38,39, dan 40. Perhitungan uji validitas kecerdasan adversitas terdapat
pada lampiran 22.
Hasil perhitungan uji validitas hasil belajar siswa dengan menggunakan
Microsoft Excel diperoleh hasil belajar siswa dari 30 responden yang
75
mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 30 soal. Hasil perhitungan uji
validitas terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu item 9, 18, 29, dan 30. Soal
tersebut diganti dengan soal yang baru sehingga soal tersebut tetap 30
butir soal pilihan ganda yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, , 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, dan 30. Perhitungan uji validitas soal terdapat pada lampiran 23.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berhubungan dengan maslah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel yang tinggi jika tes tersebut dapat memberi hasil yang
tetap (Arikunto 2010: 100). Pengukuran adalah hal yang disarankan untuk
memenuhi reliabilitas atau keajegan walau dilakukan secara berulang-
ulang. Sebelum angket dan soal diujikan kepada responden, angket dan
soal diuji terlebih dahulu kepada populasi di luar sampel untuk
mengetahui tingkat reliabilitasnya.
Untuk menguji tingkat reliabilitas angket pada penelitian ini menggunakan
rumus Alpha sebagai berikut.
(
( ))(
∑
)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
∑ = jumlah baris butir
= varians total
= banyak butir soal
(Arikunto, 2006:109)
76
Untuk mengukur tingkat reliabilitas soal pada Penelitian ini menggunakan
rumus KR-21 sebagai berikut.
(
)(
( )
( )( )
)
Keterangan :
r11 = reliabilitas internal seluruh instrumen
n = jumlah item dalam instrumen
Mt = means skor total
St2
= varians total
Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan α = 0.05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung< rtabel maka alat ukur
tersebut tidak reliabel.
Besarnya nilai rxy Interpretasi
Antara 0,80 sampai 1,00
Antara 0,60 sampai 0,799
Antara 0,40 sampai 0,599
Antara 0,20 sampai 0,399 Antara 0,00 sampai 0,199
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan perhitungan, tingkat reliabel masing-masing variabel setelah
di uji coba adalah sebagai berikut.
a. Kecerdasan Adversitas
Berdasarkan perhitungan dengan perangkat SPSS 15, diperoleh hasil
r hitung > r tabel yaitu 0,875> 0,312. Hal ini berarti, alat instrument
yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat dari indeks korelasinya
r = 0,875, maka memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Hasil pengujian
reliabilitas angket terdapat pada lampiran 24.
b. Hasil Belajar
Berdasarkan perhitungan dengan KR-21, diperoleh hasil r hitung > r
tabel yaitu 0,843 > 0,361. Hal ini berarti, alat instrument yang
77
digunakan adalah reliabel. Jika dilihat dari indeks korelasinya
r = 0,843, maka memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Hasil pengujian
reliabilitas soal terdapat pada lampiran 25.
3. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal
disebut indeks kesukaran (difficulty index). Untuk menguji taraf kesukaran
soal tes yang digunakan dalam penelitian ini digunakan rumus:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Menurut Arikunto (2006: 210) klasifikasi kesukaran:
- Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Hasil perhitungan tingkat kesungkaran soal dengan perangkat Microsoft
Office Excel, diperoleh hasil belajar ekonomi dari 30 soal tergolong sedang
(nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 30) dan 1 soal tergolong sukar (29). Hasil
pengujian tingkat kesungkaran soal terlampir pada lampiran 26.
78
4. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah). Untuk mencari daya soal digunakan rumus:
Keterangan
D = daya beda soal
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya beda
D = 0,00 – 0,20 = jelek (poor)
D = 0,20 – 0,40 = cukup (satisy)
D = 0,40 – 0,70 = baik (good)
D = 0,80 – 1,00 = baik sekali (excellent)
D = Negatif = semuanya tidak baik, baik semua butir soal yang
mempunyai nilainya negatif sebaiknya dibuang saja
(Arikunto, 2006: 218)
Hasil perhitungan daya beda dengan perangkat Microsoft Office Excel,
diperoleh perhitungan daya beda hasil belajar ekonomi dari 30 soal
terdapat 4 soal tergolong baik sekali (nomor 10, 11, 14, dan 15), 20 soal
tergolong baik (nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24,
25, 26, 27, dan 28), 5 soal tergolong cukup (nomor 3, 18, 21, 29, dan 30)
dan 1 soal tergolong jelek (8). Hasil pengujian tingkat kesungkaran soal
terlampir pada lampiran 27.
79
H. Uji Persyaratan Analisis Data
Analisis data yang digunakan merupakan statistikin ferensial dengan teknik
statistic para metrik. Penggunaan statistic parametric memerlukan
terpenuhinya asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji
persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji liliefors. Berdasarkan sampel yang akan
diuji hipotesanya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya.
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan :
Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku
Kriteria pengujiannya adalah jika Lhit< Ltab dengan taraf signifikansi 0.05
maka variabel tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika Lhit>Ltab
dengan taraf signifikansi 0.05 maka variabel tersebut terdistribusi tidak
normal (Sudjana, 2005: 467). Peneliti menggunakan program SPSS 15
untuk mempermudah pengujian normalitasnya.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk
menentukan keragaman suatu data. Uji homogenitas menggunakan rumus
uji F.
80
(Arikunto, 2006: 136)
Berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung< Ftabel, maka data sampel akan
homogen dan apabila Fhitung> Ftabel, maka data sampel tidak homogen,
dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n – 1 (Sugiyono, 2005: 198).
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis varians dua jalan
Anava atau analisis dua jalan yaitu teknik inferensial yang digunakan
untuk menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan antara lain
untuk mengetahui antar variabel manakah yang mempunyai perbedaan
secara signifikan, dan variabel-variabel manakah yang berinteraksi satu
sama lain. Penelitian ini menggunakan Anava dua jalan Anava dua jalan
untuk menguji hipotesis 1 dan 2 yaitu untuk mengetahui tingkat
signifikasi perbedaan dua model pembelajaran serta perbedaan tingkat
kecerdasan adversitas siswa terhadap mata pelajaran ekonomi dan untuk
mengatahui interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan
adversitas.
81
Tabel 7. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan
Sumberv
ariasi
JumlahKuadrat (JK) Db MK Fo p
Antara A
Antara B
Antara AB
(interaksi)
Dalam (d)
JKA = ∑ (∑ )
(∑ )
JKB = ∑ (∑ )
(∑ )
JKAB = ∑ (∑ )
(∑ )
JK(d) =
A-1 (2)
B -1 (2)
dbAx dbB(4)
dbT–dbA –
dbB -dbAB
Total (T) JKT = ∑ XT
2 - (∑ )
N – 1 (49)
Keterangan :
JKT = jumlah kuadrat total
JKA = jumlah kuadrat variable A
JKB = jumlah kuadrat variable B
JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B
JK(d) = jumlah kuadrat dalam
MKA = mean kuadrat variabel A
MKB = mean kuadrat variabel B
MKAB = mean kuadrat interaksi antara variabel A denagn variabel B
MKd = mean kuadrat dalam
FA = harga Fo untuk variable A
FB = harga Fo untuk variable B
FAB = harga Fo untuk interaksi variabel A dengan variabel B
Suharsimi Arikunto (2006 : 409)
Tabel 8. Cara Menentukan Kesimpulan Hipotesis Anava
Jika OF ≥ tF 1% Jika OF ≥ tF 5% Jika OF < tF 5%
1. harga Fo yang
diperoleh sangat
signifikan
1. harga Fo yang
diperoleh signifikan
1. harga Fo yang
diperoleh tidak
signifikan 2. ada perbedaan mean
secara sangat
signifikan
2. ada perbedaan mean
secara signifikan
2. tidak ada perbedaan
mean secara sangat
signifikan 3. hipotesis nihil (Ho)
ditolak
3. hipotesis nihil (Ho)
ditolak
3. hipotesis nihil (Ho)
diterima
4. p<0,01 atau p=0,01 4. p<0,01 atau p=0,01 4. p<0,01 atau p=0,01
(Suharsimi Arikunto, 2006: 410)
82
2. T-test Dua Sampel Independent
Dalam penelitian ini pengujian hipotesisi komparatif dua sampel
independen menggunakan rumus t-test. T-test digunakan untuk menguji
hipotesis 3, 4 dan 5 yaitu untuk mengetahui keefektifan antara model
pembelajaran Example Non Examples dengan model pembelajaran
Talking Stick pada siswa yang memiliki AQ tinggi,sedang dan rendah.
Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian
hipotesisi komparatif dua sampel independen yakni rumus separated varian
dan polled varian.
t =
√
(separated varians)
t =
√( )
( )
(
)
(polled varians)
Keterangan :
X1 = rata-rata hasil belajar akuntansi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran Example Non Examples.
X2 = rata-rata hasil belajar akuntansi siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran Talking Stick
S12 = varian total kelompok 1
S22
= varian total kelompok 2
n1 = banyaknya sampel kelompok 1
n2 = banyaknya sampel kelompok 2
83
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu:
a. apakah ada dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya
sama atau tidak.
b. apakah varians data dari dua sample itu homogen atau tidak. Untuk
menjawab itu perlu pengujian homogenitas varian.
Pemilihan rumus t-test dapat dilakukan berdasarkan petunujuk berikut.
a. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varian homogen, maka dapat
menggunakan rumus t-test baik sparated varian maupun polled varian
untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk yang besarnya
dk = n1 + n2– 2
b. Bila n1 n2dan varian homogen dapat digunakan rumus t-test dengan
polled varians, denga dk = n1 + n2– 2
c. Bila n1 = n2 dan varian tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test
dengan polled varian maupun sparated varian dengan dk = n1-1 + n2-1
jadi bukan n1 + n2 – 2
d. Bila n1 n2 dan varian tidak homogen, untuk itu digunakan rumus tes
sparated varian, harga t sebagai pengganti harga t-tabel hitung dari
selisih harga t-tabel dengan dk = ( n1-1) dibagi dua kemudian ditambah
dengan harga t yang terkecil.
84
3. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini dilakukan empat pengujian hipotesis, yaitu.
Hipotesis 1 menggunakan rumus Anava
H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example
Non Examples dengan siswa yang menggunakan model
pembelajaran Talking Stick.
H1 = Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non
Examples dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran
Talking Stick.
Hipotesis 2 menggunakan rumus Anava
H0 = Tidak ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran
dengan kecerdasan adversitas siswa.
H1 = Ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan
kecerdasan adversitas siswa.
Hipotesis 3 menggunakan rumus T-test
H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada
tingkat kecerdasan adversitas Climbers.
85
H1 = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif
type Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat
kecerdasan adversitas Climbers.
Hipotesis 4 menggunakan rumus T-test
H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada
tingkat kecerdasan adversitas sedang (Campers)
H1 = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif
Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat kecerdasan
adversitas sedang (Campers)
Hipotesis 5 menggunakan rumus T-test
H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada
tingkat kecerdasan adversitas rendah (Quitters)
H1 = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif
type Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat
kecerdasan adversitas rendah (Quitters).
86
Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah.
Terima Ho apabila Fhitung < Ftabel ; thitung < ttabel
Tolak Ho apabila Fhitung > Ftabel ; thitung > ttabel
Hipotesis 1, dan 2 diuji menggunakan rumus analisis varian dua jalan.
Hipotesis 3, 4 dan 5 diuji menggunakan rumus t-test dua sampel
independent (separated varian). Dalam pengujian kedua rumus tersebut
peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 15.