iklan kajian semiotik

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    1/103

    ANALISIS SEMIOTIK TERHADAP IKLAN SUSU BENDERA

    EDISI RAMADHAN 1430 H DI TELEVISI

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

    Oleh:

    Siti Sopianah

    NIM: 106051001888

    JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAN NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1431 H / 2010

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    2/103

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi berjudul PERAN ROHIS MASJID ATTAQWA DALAM

    PEMBINAAN AKHLAK KARYAWAN PT. GMF AEROASIA GARUDA

    INDONESIA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

    27 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam.

    Jakarta, 27 September 2010

    Sidang Munaqasyah,

    Ketua Merangkap Anggota

    Drs. Jumroni, M.Si

    NIP: 196305151992031006

    Sekretaris Merangkap Anggota

    Umi Musyarrofah, MA

    NIP: 197108161997032002

    Anggota

    Penguji I

    Drs. Suhaimi, M.SiNIP: 196709061994031002

    Penguji II

    Dr. H. A. Ilyas Ismail, MANIP: 196304051994031001

    Pembimbing

    Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA

    NIP: 196606051994031005

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    3/103

    ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP IKLAN SUSU BENDERA

    EDISI RAMADHAN DI TELEVISI

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

    Oleh:

    Siti Sopianah

    NIM: 106051001888

    Di Bawah Bimbingan

    Drs. Suhaimi, M.Si.

    NIP. 196709061994031002

    JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1431 H / 2010

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    4/103

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi berjudul ANALISIS SEMIOTIK TERHADAP IKLAN SUSU

    BENDERA EDISI RAMADHAN 1430 H DI TELEVISI telah diujikan dalam

    sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 27 September 2010. Skripsi ini

    telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi

    Islam (S.Kom.I) pada program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

    Jakarta, 27 September 2010

    Sidang Munaqasyah,

    Ketua Merangkap Anggota

    Drs. Jumroni, M.Si

    NIP: 196305151992031006

    Sekretaris Merangkap Anggota

    Umi Musyarrofah, MA

    NIP: 197108161997032002

    Anggota

    Penguji I

    Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MANIP: 196606051994031005

    Penguji II

    Dr. H. A. Ilyas Ismail, MANIP: 196304051994031001

    Pembimbing

    Drs. Suhaimi, M.Si

    NIP: 196709061994031002

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    5/103

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3.

    Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Ciputat, September 2010

    Siti Sopianah

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    6/103

    ABSTRAK

    SITI SOPIANAH

    Analisi Semiotik Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430 H Di

    Televisi

    Penelitian berawal dari ketertarikan penulis terhadap dunia periklanan

    yang ditayangkan melalui media televisi terutama iklan Susu Bendera edisi

    Ramadhan. Kreativitas media iklan dalam menyajikan pesan dan produk sekaligus

    dalam satu paket. Hal ini yang terlihat dalam iklan Susu Bendera edisi Ramadhan

    di mana perusahaan ingin menawarkan produknya dengan tema yang sesuai

    dengan keadaan di masyarakat pada saat itu yaitu datangnya bulan suci Ramadhan.

    Untuk menjelaskan masalah yang akan penulis teliti, dirumuskan masalahsebagai berikut, pertama Apa makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos pada iklan Susu

    Bendera edisi Ramadhan di televisi dilihat dari perspektif semiotika Roland

    Barthes? Dan kedua, Apa pesan yang terkandung dalam iklan susu bendera edisi

    Ramadhan 1430 H di televisi?

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik. Analisis semiotik

    merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna

    terhadap lambang-lambang yang terdapat pada suatu paket lambang-lambang

    pesan atau teks. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber

    data primer: data yang diperoleh dari rekaman Iklan Televisi Susu Bendera versi

    Ramadhan saling menguatkan bersama Susu Bendera, sumber data Sekunder: data

    yang diperoleh dari studi kepustakaan, informasi media massa yang berhubungan

    dengan objek penulisan ini.

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model

    analisis semiotik Roland Barthes Objek penelitian dalam penelitian ini adalah

    Iklan Televisi Susu Bendera versi Ramadhan saling menguatkan bersama Susu

    Bendera yang akan dibahas lambang-lambang komunikasi dan aspek

    sinematografis setiap scene yang mendukung terbentuknya makna iklan tersebut,

    sehingga akan diperoleh makna denotasi, konotasi, dan mitos dari hubungan

    ketiganya.

    Penelitian ini mendapatkan data bahwa Perusahaan Frisian Flag Indonesiayaitu untuk produk susu bendera dalam iklan edisi Ramadhan di televisi pada

    tahun 2009. Ditinjau dari Denotasi, Konotasi dan Mitos pesan yang ingin

    disampaikan peneliti mendapatkan hasil bahwa iklan susu bendera edisi

    Ramadhan bertema saling menguatkan saat Ramadhan yang di artikan penulis

    bahwa dengan meminum segelas Susu bendera keluarga Indonesia dapat

    menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan kuat seperti yang digambarkan oleh

    model dalam iklan ini. Dan juga hasil dari mitos yang menjelaskan bahwa

    menangis, makan angin dan buang angin dalam air sebenarnya tidak membatalkan

    ibadah puasa.

    i

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    7/103

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum wr, wb

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas karunia yang dicurahkan-

    Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat

    serta salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Harapan penulis semoga sktipsi ini bermanfaat

    untuk kawan-kawan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya dan

    kawan-kawan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya.

    Skripai dengan judul Analisis Semiotika Terhadap Iklan Susu Bendera

    Edisi Ramadhan Di Televisi merupakan karya yang memiliki banyak tantangan

    dalam proses penyelesainnya. Namun, berkat bantuan serta motivasi dari berbagai

    pihak Alhamdulillah, skripsi ini dapat terselesaikan.

    Terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah

    membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ibunda tercinta Hj.

    Rukiyah dan Ayahanda tersayang H. Aceng tak cukup kata terimakasih atas

    segala doa dukungan baik moril dan materil untuk penulis selama ini. Untuk itu

    atas segala bantuannya penulis berterimakasih kepada yang terhormat:

    1.

    Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    beserta seluruh jajaran civitas akademik.

    ii

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    8/103

    2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi.

    3. Drs. Studi Rizal LK, MA selaku Pudek III bid. Kemahasiswaan.

    4. Drs. Jumroni, M.Si dan Umi Musyarafah, MA selaku ketua dan sekretaris

    Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

    5. Bapak Drs. Suhaemi, M.Si selaku dosen pembimbing. Terimakasih banyak

    pak, atas kesabarannya dalam membimbing penulis.

    6. Bang H. Udin dan Isteri, Po Yati dan suami, Po Ncop dan Suami, Apud.

    Makasih banyak, atas dukungannya baik moril maupun materi. Serta

    Ponakan-ponakanku Raisa, Hilman, dan Khanza, lelah ku hilang saat

    melihat kenakalan dan senyuman kalian.

    7. Sella, Ana dan Tevi yang sudah bersama melewati hari-hari dalam satu

    atap bersama penulis, terima kasih banyak atas semuanya canda tawa yang

    memberikan penulis semangat baru saat mulai jenuh, inspirasi dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    8. Sahabat-sahabat ku, Kie, Mega, Sunita, Tika, Meli. Tak cukup kata

    terimakasih penulis kepada kalian, sebuah kisah klasik untuk masa

    depan.

    9. Serta kawan-kawan seperjuangan KPI D kegilaan dan kebersamaan yang

    tidak akan bisa terlupakan Miss U All (Dudul Mania: Resty, Rida, Shel,

    Q-chel, Q-Badiah, Eny, Rizka, Wieda, Yeti, Osie, Rara, Umi, Susi.

    Sofwah, Seri, Sabir, Shulhan, Salim, Obhie, Seno, Ryan, Yoga, Sakay,

    Ubai, Ridho, Baba, Arsy, Aul, Sofwan, Umar, Sopian)

    iii

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    9/103

    iv

    10.Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa

    disebutkan satu-satu tapi tidak mengurangi rasa hormat saya pada teman-

    teman semua, terimakasih banyak ya.

    Walaupun demikian, karya penulis ini telah menjadi tanggung

    jawab penulis. Kritik dan sarandiharapkan dari para pembaca. Yang

    terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat untuk semua pihak.

    Ciputat, Juli 2010

    Siti Sopianah

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    10/103

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ......................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

    DAFTAR ISI...................................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

    B.

    Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 6

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

    D. Metodologi Penelitian ................................................................ 8

    E.

    Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11

    F. Sistematika Penulisan ................................................................ 14

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Iklan ......................................................................... 16

    B. Pengertian Televisi ..................................................................... 22

    C. Tinjauan Umum Semiotik .......................................................... 27

    1. Konsep Semiotik .................................................................. 27

    2.

    Analisis Semiotik Model Roland Barthes ............................ 30

    D. Definisi Istilah Penelitian ........................................................... 39

    BAB III GAMBARAN UMUM PT. FRISIAN FLAG

    A. Sejarah dan Perkembangan PT. Frisian Flag Indonesia.............. 42

    B.

    Profil PT. Frisian Flag Indonesia ............................................... 49

    C.

    Visi dan Misi PT. Frisian Flag ................................................... 53

    v

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    11/103

    vi

    BAB IV TEMUAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

    A.

    Identifikasi Umum Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan

    1430 H di Televisi ...................................................................... 54

    1. Narasi Iklan Susu Bendera ................................................... 55

    2. Visualisasi dan Deskripsi Iklan Susu Bendera ..................... 56

    B. Analisis Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan di Televisi dalam

    Pendekatan Semiotik Roland Barthes ....................................... 66

    1. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Pada Scene 1 ........... 66

    2. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Pada Scene 2 ........... 70

    3.

    Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Pada Scene 3 ........... 72

    4. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Pada Scene 4 ........... 75

    5. Pesan yang Terkandung dalam Iklan Susu Bendera Edisi

    Ramadhan di Televisi ........................................................... 79

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................. 86

    B. Saran............................................................................................ 89

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 91

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    12/103

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Salah satu media massa yang saat ini paling populer di tengah

    masyarakat dan memilki pengaruh yang besar dibandingkan media massa

    lainnya adalah televisi. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang

    menyatu dengan kehidupan sehari-hari bagi individu, keluarga, dan

    masyarakat. Secara perlahan namun pasti, televisi mulai menggeser pranata

    keluarga dan masyarakat, terutama dalam membidik anak. Televisi pun

    mampu memberi definisi agama dan spiritual kepada khalayak.1

    Meskipun penelitian terhadap penyiaran gambar dan suara ini telah

    dilakukan jauh sebelumnya, tetapi yang benar-benar dapat dinikmati khalayak

    ialah ketika program televisi disiarkan pada Rapat Dewan Keamanan PBB di

    Gedung Olah Raga Perguruan Tinggi Hunter, New York, pada tahun 1946.

    Sejak itu televisi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jika pada tahun

    1946 itu di Amerika Serikat hanya terdapat beberapa stasiun saja, pada saat ini

    di seluruh Amerika Serikat terdapat tidak kurang dari 700 stasiun televisi.

    Kemampuan televisi dalam menampilakan gambar hidup bergerak dan

    suara untuk mendalami kekuatan gambar, dianggap paling berpengaruh

    mendalam dibandingkan dengan kekuatan media massa lainnya, seperti surat

    kabar dan radio. Dengan menyajikan gambar bergerak khalayak seakan

    1

    Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan, (Bandung: SimbiosaRekatamaMedia, 2007), h. 24.

    1

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    13/103

    2

    merasa terlibat langsung di dalam situasi batin tertentu yang dapat lebih

    mendekatkan khalayak yang bersangkutan dengan program yang tengah

    disajikan.

    Saat menonton televisi kita pasti akan melihat berbagai tayangan iklan

    baik iklan masyarakat maupun iklan komersil produk dan jasa. Dunia

    pertelevisian yang telah mengambil alih segala macam bentuk media

    informasi lainnya menjadi salah satu media yang sangat berpengaruh dan

    menjadi media penting serta menguntungkan bagi para produsen produk dan

    jasa dalam menginformasikan produk dan jasa mereka dalam bentuk iklan

    yang tidak hanya dalam bentuk gambar saja seperti media surat kabar ataupun

    media suara saja seperti radio. Namun televisi mampu menghadirkan

    gabungan dari audio dan visual sehingga masyarakat jauh lebih memahami

    dan tertarik dengan apa yang ingin disampaikan oleh sang pembuat iklan dan

    produsen produk.

    Nampaknya iklan dipercaya sebagai cara untuk mendongkrak

    penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang mempunyai anggaran besar untuk

    kegiatan promosi. Hal ini terlihat dari berlimpahnya iklan-klan yang dapat kita

    saksikan melalui media televisi.

    Pertumbuhan kreatifitas iklan berhubungan erat dengan kompetisi

    antara pengiklanan dan pertumbuhan media sebagai sarana beriklan.

    Mengamati perkembangan media massa dengan realitas kehidupan terutama

    televisi dengan segala tampilannya menjadi semakin menarik. Kini televisi

    menjadi bagian dari kebudayaan audiovisual baru dan merupakan medium

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    14/103

    3

    yang palling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap dan kepribadian baru

    masyarakat luas. Begitu dekatnya televisi dengan masyarakat, mengundang

    banyak pihak terutama para produsen barang dan jasa atau industri manufaktur

    untuk memanfaatkan televisi sebagai media efektif, guna menawarkan suatu

    produk yang ditunjukkan kepada masyarakat, yang sekaligus untuk bertujuan

    untuk mempersuasi orang untuk mau membeli. Dalam teori pemasaran hal ini

    lebih dikenal dengan istilah periklanan.

    Masyarakat Indonesia yang beragam agama dan budaya membuat

    warna tersendiri bagi dunia pertelevisian di Indonesia. Baik industri televisi

    maupun periklanan membutuhkan ide-ide baru untuk menarik perhatian

    khalayak maupun konsumen. Tidak hanya program-program televisi saja yang

    menampilkan sesuatu yang berbeda sesuai dengan situasi yang ada di tengah

    masyarakat. Tetapi para pembuat iklan pun merasa perlu memanfaatkan

    peluang dalam setiap waktu dan kesempatan.

    Berdakwah melalui media-media seperti radio, televisi dan internet

    sekarang bukan sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia. Hal ini yang

    menjadi pemicu bagi para pembuat iklan untuk bisa memberikan informasi

    yang menyertakan unsur agama di dalamnya namun tetap pada tujuan

    utamanya yaitu menawarkan barang dan jasa. Atau yang lebih di kenal dengan

    iklan-iklan komersial Ramadhan. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia

    adalah umat muslim sehingga para pembuat iklan dan para produsen tidak

    akan melepaskan kesempatan dengan menyajikan berbagai ide-ide kreatif

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    15/103

    4

    dalam memproduksi iklan yang menyajikan cerita-cerita beruansa islami

    khususnya dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

    Industri televisi telah disemarakkan oleh iklan-iklan yang memberikan

    nuansa islami yang hadir pada saat bulan besar umat Islam yaitu bulan suci

    Ramadhan. Sebagai pembeda bagi iklan-iklan sebelumnya yang biasa disebut

    dengan iklan komersial glamour.

    Dalam iklan Susu Bendera edisi Ramadhan ini PT Frisian Flag

    menyuguhkan sajian pesan agama untuk anak-anak. Bagaimana anak-anak

    dapat bertingkah laku yang bermoral dan sesuai ajaran agama juga tidak lepas

    dari hal-hal yang di amati di sekitarnya. Di mana hal tersebut kemudian akan

    berlaku sebagai suatu model kelakuan bagi anak melalui peniruan-peniruan

    yang dapat diamatinya, termasuk salah satunya mengamati dan meniru

    tayangan iklan yang mereka tonton di televisi. Bagaimana Fisian Flag sebagai

    Produsen Susu yang telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat

    Indonesia yang telah mendapatkan berbagai penghargan mengenai kandungan

    nutrisi dalam susu. Dalam bulan suci Ramadhan kali ini Frisian Flag

    menyajikan iklan yang menampilkan keakraban dua kakak beradik yang

    tengah menjalakan ibadah puasa Ramadhan. Bagaimana seorang kakak yang

    selalu menjaga dan mengingatkan adiknya dalam menjalankan ibadah puasa

    Ramadhannya.

    Untuk mendukung kekhusyukan kaum muslim dalam beribadah di

    bulan Ramadhan, Susu Kental Manis Bendera produksi Frisian Flag Indonesia

    menyadari pentignya nutrisi seimbanng dalam menjalani kegatan sehari-hari

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    16/103

    5

    terutama saat bulan puasa dengan mengkonsumsi makanan berbahan dasar

    susu.

    Saat menjalankan ibadah puasa, tubuh membutuhkan nutrisi berupa

    protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah seimbang.

    Keluarga Indonesia perlu memperhatikan asupan nutrisi yang tentunya mudah

    dicerna tubuh pada saat berbuka puasa. Salah satunya dengan mengkonsumsi

    makanan bernutrisi agar stamina tubuh segera pulih dan mendapatkan

    pengganti cairan yang terbuang setelah seharian berpuasa.

    Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu produsen susu terbesar di

    Indonesia ingin memberikan kontribusinya kepada masyarakat Indonesia yang

    mayoritas beragama Islam, dengan membuat iklan Ramadhan yang

    bertemakan saling menguatkan saat Ramadhan. Bagaimana Frisian Flag

    Indonesia dapat memenuhi nutrisi keluarga Indonesia saat menjalankan ibadah

    puasa Ramadhan.

    Dari berbagai media kontemporer di tanah air saat ini, televisi

    merupakan media yang paling diminati oleh publik dan paling memberikan

    pengaruh besar pada khalayak, karena televisi memiliki tiga kekuatan media

    sekaligus. Dua kekuatan pertama adalah kemampuan menampilkan gambar

    hidup bergerak dan suara untuk mendalami kekuatan gambar. Dua kekuatan

    ini dianggap paling memberi pengaruh mendalam dibandingkan dengan

    kekuatan media massa lainnya seperti koran, radio, dan internet. 2

    Dari latar belakang inilah peneliti mencoba untuk meneliti makna yang

    terkandung dari pesan agama yang ditampilkan melalui media iklan di televisi.

    2

    Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment: Kancah baru Jurnalistik dalam Industritelevisi, (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), h. 71.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    17/103

    6

    Maka peneliti tertarik menelitinya dengan judul ANALISIS SEMIOTIK

    TERHADAP IKLAN SUSU BENDERA EDISI RAMADHAN 1430 H DI

    TELEVISI.

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Agar penelitian ini lebih terarah peneliti membatasi permasalahan

    pada iklan yang ada di media televisi dan iklan yang di ambil yaitu iklan

    versi Ramadhan yang ditayangkan pada 1430 H atau tahun 2009. Iklan

    yang dijadikan sebagai penelitian ini yaitu iklan susu bendera.

    2. Perumusan Masalah

    Kemudian untuk memperjelas masalah yang akan dibahas maka

    peneliti merumuskan pada masalah, yaitu :

    a.

    Apa makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos pada iklan Susu Bendera

    edisi Ramadhan di televisi dilihat dari perspektif semiotika Roland

    Barthes?

    b. Apa pesan iklan yang terkandung dalam iklan Susu Bendera edisi

    Ramadhan di televisi?

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    18/103

    7

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.

    Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna

    denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam iklan Susu Bendera

    Edisi Ramadhan 1430 H di Televisi. Dan apa pesan yang ingin

    disampaikan dalam iklan ini.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Akademis

    Diharapkan menjadi bahan kajian yang memberi kontribusi

    bagi khasanah kepada ilmu komunikasi, dan juga untuk memberikan

    gambaran dalam membaca makna yang terkandung dalam sebuah iklan

    melalui kacamata semiotika.

    b.

    Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

    bagi para masyarakat yang menonton televisi tentang iklan dan pesan

    yang terkandung dalam iklan tersebut, juga dapat menyumbangkan

    pengertian-pengertian baru tentang istilah dalam periklanan.

    c. Manfaat Perusahaan

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan-

    perusahaan yang ingin menawarkan produk dan jasa mereka melalui

    iklan pada media televisi, dapat lebih kreatif dan selektif terhadap ide

    cerita yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Pesan yang

    disampaikan harus jujur dan apa adanya.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    19/103

    8

    d. Manfaat Pemerintah

    Dalam hal ini pemerintah mempunyai andil yang cukup besar

    dalam memberikan ijin apa-apa yang akan ditayangkan di media massa

    seperti televisi seperti iklan. Karena iklan sarat dengan propaganda,

    dan bagaimana pemerintah dapat mengendalikan hal tersebut.

    D. Metodologi Penelitian

    1.

    Pendekatan Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan

    yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan

    suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan

    manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik

    bermakna di lapangan.3

    Selain itu, penelitian dengan menggunakan kualitatif adalah

    penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

    dialami oleh subjek penelitian seperti: perilaku, persepsi, motivasi,

    tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

    bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

    dengan memenfaatkan berbgai metode alamiah.4

    Pendekatan ini menggambarkan pendekatan kualitatif (qualitatif

    research), adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

    3Burhan Bungin,Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.2003 cet ke 2, h. 39.

    4

    Moleong J Lexy M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT RemajaRosdakarya. 2007, h.6.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    20/103

    9

    yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-

    prosedur statistik atau dengan cara-cara lain atau kuantifikasi

    (pengukuran).

    2. Subjek dan Objek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah iklan susu bendera edisi

    Ramadhan 1430 H. Sedangkan objek dalam penellitian ini adalah pesan

    yang terkandung pada iklan Susu Bendera edisi Ramadhan.

    3. Sumber Data

    Penelitian ini mengambil objek iklan Susu Bendera edisi

    Ramadhan yang ditayangkan dalam beberapa stasiun televisi pada bulan

    Ramadhan 1430 H.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan iklan Susu Bendera edisi Ramadhan, peneliti

    mengkopi file dari media internet. Iklan inilah yang kemudian dijadikan

    bahan untuk menganalisis penelitian ini. Untuk melengkapi data penelitian

    dipergunakan pula study kepustakaan untuk mencari referensi yanng

    sesuai dengan tujuan penelitian.

    Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data

    yang akan dilakukan adalah melalui:

    a. Observasi

    Observasi dilakukan dengan cara melihat televisi dan

    menonton tayangan iklan Susu Bendera edisi Ramadhan 1430 H.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    21/103

    10

    Sedangkan arti dari Observasi adalah usaha untuk memperoleh

    dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap

    suatu kegiatan secara akurat serta mencatat fenomena yang muncul dan

    mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

    b. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat data

    primer yang didapat dari sumber data yang berupa dokumentasi dan

    laporan. Selain itu menurut Hasanuni Saleh metode dokumentasi

    merupakan metode untuk mencari data mengenai variabel-variabel

    yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda dan

    sebagainya.5

    5. Analisis Data

    Teknis analisis data adalah dengan menggunakan semiotika model

    Roland Barthes seperti, makna denotasi, makna konotasi dan mitos yang

    digunakan untuk memahami makna yang terkandung dalam setiap scene

    iklan Susu Bendera edisi Ramadhan di televisi. Barthes menyebutnya

    sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah

    istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap

    kedua, hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu

    dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari

    kebudayaannya. Dengan kata lain denotasi adalah apa yang digambarkan

    tanda terhadap sebuah objek; sedangkan konotasi adalah bagaimana

    5Hasanudi Saleh,Metodologi Research, (Bandung: Tarsito, 1989) h. 134.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    22/103

    11

    menggambarkannya. Sedangkan mitos menurut Roland Barthes adalah

    keberadaan fisik tanda (denotasi) dan konsep mental (konotasi),

    menjelaskan beberapa aspek dari sebuah realitas.6

    6. Lokasi dan Jadwal Penelitian

    Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 2 Desember 2009,

    melalui media televisi dan internet.

    E.Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka yang menjadi rujukan penulis, yaitu:

    1. Analisis Semiotika Film Turtles Can fly oleh Istianah tahun 2009, KPI,

    UIN Jakarta.

    Hasil penelitian pada skripsi ini yaitu Film TCF memiliki makna

    denotasi sebagai film yang menyajikan kondisi sebagai rakyat Irak, yaitu

    Kurdistan. Sebagai masyarakat paling menderita akibat tekanan rezim

    Saddam karena hak-hak mereka sebagai warga negara tidak dipenuhi

    dengan baik, antara lain dibatasinya pasokan air, listrik, sekolah dan

    informasi. Sedangkan makna konotasinya yaitu film ini sebagai salah satu

    film pesanan Amerika kepada Bahman untuk mengubah image buruk

    Amerika akibat invasi Irak yang dilakukannya dengan menampilkan wajah

    Amerika yang seolah menjadi pahlawan yang menyelamatkan Irak dari

    tekanan rezim Saddam. Adapun mitos dari fil ini adalah Saddam Husein

    6Alex Sobur,Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) h. 128.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    23/103

    12

    digambarkan sebagai presiden yang diktator dan kejam terhadap rakyatnya

    sendiri, yaitu suku kurdi.

    Adapun persamaan dalam penelitian ini yaitu penulis sama-sama

    menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes, di mana

    penulismencari makna denotasi, konotasi dan mitos dalam penelitiannya.

    Walaupun sama-sama menggunakan analisis semiotik dengan

    model Roland Barthes tetapi penelitian ini berbeda karena dalam

    penelitian ini penulis meneliti iklan sebagai objeknya sedangkan pada

    penelitian sebelumnya yang menjadi objek penelitiannya yaitu film.

    2.

    Analisis Semiotik Film A Mighty Heart oleh Rizky Akmalsyah tahun

    2010, KPI, UIN Jakarta.

    Hasil penelitian pada skripsi ini yaitu memalui Rpland Barthes

    dengan konotasi, denotasi dan mitosnya, peneliti dapat lebih memahami

    pesan atau simbol yang terkandung dalam dialog, pengambilan gambar

    dan gerak para pemain film A Mighty Heart. Sehingga, penyampaian

    informasi yang diharapkan Michael Winterbottom sebagai sang sutradara

    tersampaikan dengan cermat. Berdasarkan, salah satu sumber analisis,

    yaitu analisis semiotika, yang membuka pesan tersirat mengenai

    perjalanan rumit seorang jurnalis ketika mereka ingin mencapai sebuah

    suara kebenaran. FilmA Mighty Heartmerupakan suara kebenaran mereka

    yang hilang.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    24/103

    13

    Adapun persamaan dengan penelitian ini yaitu disini penulis sama-

    sama menggunakan analisis semiotik dan memakai model Roland Barthes.

    Mencari makna denotasi dan konotasi dalam objek penelitian

    Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sekarang

    karena objek yang diambil berbeda yaitu mencari makna denotasi dan

    konotasi dari film A Mighty Heart, sedangkan untuk penelitian yang

    sekarang penulis memakai objek iklan yang ada di media televisi.

    3. Analisis Semiotik Tata Letak Halaman Depan Koran Tempo Edisi Juni

    2009 oleh Hilma tahun 2009, Jurnalistik, UIN Jakarta.

    Hasil penelitian pada skripsi ini yaitu semua edisi yang terdiri dari

    tanggal 12, 16, 17, 18, dan 24 Juni 2009 sudah memenuhi prinsip-prinsip

    tata letak atau layout yang baik. Semua ini terjadi karena hanya ada satu

    pemberitaan yakni berita utama yang ditampilkan padahalaman depan

    koran Tempo sekaligus telah menjadikan ciri khasnya. Selain itu, koran ini

    juga ingin tampil beda dari koran lainnya. Denotasi dalam penelitian ini

    yaitu makna harfiah yang menjabarkan semua elemen yang terlihat

    sesungguhnya di halaman depan. Sedangkan untuk konotasinya yaitu

    makna dari tata letak elemen-elemen yang digunakan untuk mengetahui

    prinsip-prinsip tata letak, terutama pada emphasis (penekanan). Dengan

    adanya makna denotasi dan konotasi disini ternyata dapat membantu

    peneliti untuk mengetahui beberapa temuan dan prinsip-prinsip tata letak

    pada halaman depan koran Tempo.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    25/103

    14

    Adapun persamaan dengan penelitian ini yaitu disini penulis sama-

    sama menggunakan analisis semiotik dan memakai model Roland Barthes.

    Mencari makna denotasi dan konotasi dalam objek penelitian

    Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sekarang

    karena objek yang diambil berbeda yaitu mencari makna denotasi dan

    konotasi dari tata letak halaman koran Tempo dari media cetak, sedangkan

    untuk penelitian yang sekarang penulis memakai objek iklan yang ada di

    media televisi dan dalam penelitian ini tidak hanya memaknai iklan dari

    segi denotasi dan konotasi melainkan dari sudut mitos juga.

    F. Sistematika Penulisan

    Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima Bab, setiap Bab

    dirinci dalam beberapa sub bab sebagau berikut:

    BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

    perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

    tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

    BAB II Landasan Teori, yang meliputi pengertian Iklan, pengertian televisi,

    Konsep Semiotik dan Analisis Semiotika model Roland Barthes, Definisi

    istilah penelitian.

    BAB III Gamabaran Umum PT. Frisian Flag, tentang sejarah dan

    perkembangan PT. Frisian Flag Indonesia, profil PT. Frisian F;ag Indonesia

    dan visi dan misi PT. Frisian Flag Indonesia.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    26/103

    15

    BAB IV Analisis Semiotik Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi

    Ramadhan di Televisi, Identifikasi Umum Iklan Susu Bendera Edisi

    Ramadhan 1430 H di Televisi, Analisis Iklan Susu BenderaEdisi Ramadhan di

    Televisi dalam Pendekatan Semiotika Roland Barthes.

    BAB V Penutup, Kesimpulan dan Saran.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    27/103

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Pengertian Iklan

    Istilah advertising (periklanan) berasal dari kata latin abad

    pertengahan advertere, mengarahkan perhatian kepada. Istilah ini

    menggambarkan tipe atau bentuk pengumuman public apa pun yang

    dimaksudkan untuk mempromoskan penjualan komoditas atau jasa, atau untuk

    menyebarkan sebuah pesan sosial atau politik.1

    Menurut KBBI iklan adalah:2

    Berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik

    pada barang dan jasa yang ditawarkan. Dari definisi diatas, terdapat beberapa

    komponen utama dalam sebuah iklan yakni mendorong dan membujuk.

    Dengan kata lain, sebuah iklan harus memiliki sifat persuasi.

    Iklan ialah promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus

    dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari

    strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi

    termasukpublisitas, relasi publik,penjualan, danpromosi penjualan.3

    Dendi Sudiana mendefinisikan periklanan yaitu:

    Sebagai suatu sarana informasi dari produsen kepada konsumen dandigunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan pemasaran

    produk. Selain itu juga untuk memperkenalkan suatu produk atau

    membangkitkan kesadaran akan merek citra merk, citra perusahaan,

    membujuk khlayak untuk membeli produk yang ditawarkan, memberi

    informasi dan lain-lain.

    1Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar engenai Semiotika danTeori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), Cet.ke-1, hal. 362.

    2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, hal. 421.3http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan

    16

    http://id.wikipedia.org/wiki/Promosihttp://id.wikipedia.org/wiki/Baranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Idehttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Publisitashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Relasi_publik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penjualan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Promosi_penjualan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Iklanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Iklanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Iklanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Promosi_penjualan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penjualan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Relasi_publik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Publisitashttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Idehttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Baranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Promosi
  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    28/103

    17

    Dalam komunikasi periklanan, ia tidak hanya menggunakan bahasa

    sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya seperti gambar, warna dan

    bunyi. Iklan disampaikan melalui dua saluran media massa, yaitu (1) media

    cetak (surat kabar, majalah, brosur, dan papan iklan atau billboard) dan (2)

    media elektronik (radio, televisi, film). Pengirim pesan adalah, misalnya,

    penjualan produk sedangkan penerimanya adalah khalayak ramai yang

    menjadi sasaran.4

    Iklan Sebagai Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa. Menurut Tilman

    dan Kirkpatrick iklan merupakan komunikasi massa yang menawarkan janji

    kepada konsumen. Melalui pesan yang informatif sekaligus persuasif

    menjanjikan tentang adanya barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan,

    tempat memperolehnya dan kualitas barang dan jasa. Menurut Wright iklan

    merupakan media komunikasi massa. Pembedaan iklan dengan teknik

    komunikasi pemasaran yang lain adalah komunikasi yang non-personal, jadi

    iklan memakai media dengan menyewa ruang dan waktu. Disamping itu

    peranan iklan antara lain dirancang untuk memberikan saran pada orang

    supaya mereka membeli suatu produk tertentu membentuk hasrat memiliknya

    dengan mengkonsumsinya secara tepat.

    Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk

    memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu

    produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan

    4Alex Sobur, Semiotika Komunikasi(Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 116.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    29/103

    18

    dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si

    pemasang iklan.5

    Sedangkan menurut Paul Copley iklan yaitu:

    Advertising is by and large seen as an art the art of persuasion and can

    be defined as any paid for communication designed to inform and/ or

    persuade. Di mana iklan adalah sebuah seni dari persuasi dan dapat

    didefinisikan sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk

    meninformasikan dan atau membujuk.

    Dari beberapa pengertian diatas, pada dasarnya iklan merupakan

    sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan

    atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada

    publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa. Selain itu, semua

    iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan

    membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di

    iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang

    ditawarkan. 6

    Jenis iklan di media massa digolongkan dalam dua bagian yaitu:7

    1.

    Iklan komersial

    Adalah bentuk promosi suatu barang produksi atau jasa melalui

    media massa dalam bentuk tayangan gambar maupun bahasa yang diolah

    melalui film maupun berita. Misalnya iklan obat, pakaian, dan makanan.

    5http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-

    korporat.html.6http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-

    korporat.html.7

    Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT.Rineka cipta, 1996), hal. 81.

    http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.htmlhttp://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.htmlhttp://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.htmlhttp://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.htmlhttp://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.htmlhttp://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.htmlhttp://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.htmlhttp://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/definisi-iklan-efek-dan-iklan-korporat.html
  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    30/103

    19

    2. Iklan layanan masyarakat

    Adalah bentuk tayangan gambar baik drama, film, musik maupun

    bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak sasaran agar berbuat atau

    bertindak seperti dianjurkan iklan tersebut. Seperti iklan pariwisata,

    sumbangan bencana, membayar iuran televisi, kesehatan dan sebagainya.

    Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial

    marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan

    atau pelayanan masyarakat

    Biasanya pesan Iklan Layanan Masyarakat berupa ajakan,

    pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak

    melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku

    yang tidak baik supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan

    lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat,

    keluarga berencana, dan sebagainya

    Iklan layanan masyarakat juga menyajikan pesan sosial yang

    bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah

    masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang dapat mengancam

    keserasian dan kehidupan mereka secara umum (Kasali, 1992).

    Pesan tersebut dengan kata lain bermaksud memberikan gambaran

    tentang peristiwa dan kejadian yang akan berakibat pada suatu keadaan

    tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.

    Pada awal perkembangannya iklan layanan masyarakat tidak

    terlalu terikat pada penataan yang ketat, perencanaan pesan yang rumit,

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    31/103

    20

    pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan target audiens

    maupun pemilihan tempat dan waktu yang benar-benar tepat (Liliweri,

    1992).

    Namun seiring berkembangnya dunia periklanan dan semakin

    banyaknya perusahaan yang membuat Iklan layanan masyarakat disertai

    dengan perubahan paradigma dalam menciptakan pesan-pesan sosial maka

    iklan layanan masyarakat juga harus dibuat secara profesional seperti iklan

    komersial (Roman, Maas & Nisenholtz,2005).

    Dilihat dari tujuannya, ada beberapa jenis iklan, yakni : comercial

    advertising, corporate advertising,danpublic service advertising.8

    1. Comercial Advertising. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk

    mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial

    ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam.

    a Iklan Strategis. Digunakan untuk membangun merek. Hal itu

    dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat

    produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan

    merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini

    mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek

    serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.

    b Iklan Taktis. Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang

    untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan

    merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran

    8http://pengantarperiklanan.blogspot.com/2008/03/jenis-jenis-iklan.html.

    http://pengantarperiklanan.blogspot.com/2008/03/jenis-jenis-iklan.htmlhttp://pengantarperiklanan.blogspot.com/2008/03/jenis-jenis-iklan.html
  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    32/103

    21

    khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon

    pada hari yang sama.

    2. Corporate Advertising. Iklan yang bertujuan membangun citra suatu

    perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif

    produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan

    Corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan

    dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan

    dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan

    Corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah

    perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai

    korporatnya kepada Public.

    Iklan Corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan

    perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran

    merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan

    kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

    3. Public Service Advertising.Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian

    dari kampanye social marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide

    untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan Iklan

    Layanan Masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada

    masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi

    kepentingan umum atau merubah perilaku yang tidak baik supaya menjadi

    lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong

    penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan

    sebagainya

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    33/103

    22

    B. Pengertian Televisi

    Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi

    berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh

    (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari

    jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena

    penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi'

    secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teveatau tipi.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia televisi adalah:9

    Pesawat system penyiaran gambar objek yang bergerak dengan bunyi (suara)

    melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah

    cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan

    mengubahnya menjadi cahaya yang dapat dilihat dan bunyinya dapat

    didengar, digunakan untuk penyiaran, petunjuk, berita dan sebagainya..

    Dari kutipan di atas jelas bahwa televisis adalah suatu media yang

    dapat dilihat dan didengar (audio-visual). Televisi inilah yang menjadikan

    sebuah iklan menjadi efektif dalam penyampaian pesannya. Two basic

    segments to developing a television commercial : (1) The vidio,the visual part

    actuallyseen on television screen. (2) The Audio, hide up of spoken words,

    music, other sound. Sense there are to parts, usually begin thingking about

    creating acommercial with pictures and word simultancously. ( Ada dua

    unsur dasar pembagian dalam pembuatan iklan televisi : yaitu (1) Visual,

    yang memperlihatkan gambar pada layar televisi, (2) Audio, yang membuat

    suara pada kata, musik, suara lain atau efek suara. Karena terdiri dari dua

    9

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005), Cet. Ke-3, hal. 523.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    34/103

    23

    bagian pemasangan iklan harus memiliki tentang suatu kreatif iklan dengan

    gambar atau kata-kata yang stimulant atau secara serentak).

    Karena sifatnya yang audio-visual itu membuat televisi merupakan

    suatu media yang uniksebagai penyampaian pesan iklan, Television unique

    and powerful advertising medium because it contains the dements of sight,

    sound and motion, which can be combined to created a variety of advertising

    appeal an executions.

    Televisi adalah media periklanan yang ideal, kemampuannya untuk

    menggabungkan gambar-gambar visual, suara, gerakan dan warna

    memberikan kesempatan pengiklan membangun daya cipta (kreatif) yang

    paling hebat dan daya tarik imajinasi aktif dibandingkan media lainnya.

    Dengan adanya kombinasi warna, suara dan gambar pada televisi,

    membuat para pemasang iklan dan konsumen saling menguntungkan,

    pemasang iklan dapat menayangkan produknya dengan nyata begitu pula

    dengan konsumen dapat melihat produk yang sedang dipasarkan secara

    menarik.

    Menurut Skomis (1985), dibandingkan dengan media massa lainnya

    (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya

    mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar

    dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan

    gabungan dari ke tiga unsur tadi.10

    10

    Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment: Kancah baru Jurnalistik dalam Industritelevisi, h. 70.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    35/103

    24

    Dari berbagai media kontemporer saat ini, televisi merupakan media

    yang paling diminati oleh publik dan paling memberikan pengaruh besar

    kepada khalayak (Goonasekera, 2002: 2). Di Indonesia, televisi adalah muda

    yang lahir pada massa transisi (reformasi) bergulir. Industri televisi muncul

    tanpa desain tertentu yang dapat membingkai kemana arah dan format yang

    dikehendaki. Secara tiba-tiba, industri televisi muncul dan langsung memiliki

    posisi yang kuat, sehingga memiliki beargaining power yang cukup kuat

    dalam kebijakan atau regulasi.

    Harold D Laswell (1946), televisi sebagai bagian dari komunikasi

    massa mengungkapkan bahwa media massa memiliki fungsi media massa.

    1. Fungsi pengawasan sosial (social surveillance) yakni upaya penyebaran

    informasi yang objektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam

    dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak

    terjadi hal-hal yanng tidak diinginkan.

    2. Fungsi korelasi sosial (social correlation) merujuk pada upaya pemberian

    interpretasi dan informasi yang menghubungkan antar kelompok sosial

    atau antar pandangan dengan tujuan konsensus.

    3.

    Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu

    generasi ke generasi lainnya atau dari satu kellompok je kelompok

    lainnya.

    Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara

    komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi.

    Komunikasi massa media televisi bersifat periodik. Dalam komunikasi massa

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    36/103

    25

    media tersebuut, lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan

    melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta

    pembiayaan yang besar.karena media televisi bersifat transitory (hanya

    meneruskan) maka pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi massa

    media tersebut, hanya dapat didengar dan dilihat secara sekilas. Pesan-pesan

    ditelevisi bukan hanya didengar tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang

    bergerak (audiovisual).11

    Perkembangan komunikasi massa media televisi, cukup membawa

    pengaruh yang besar dalam kehhidupan sistem komunikasi massa

    internasional, khususnya terhadap sistem komunikasi massa media cetak dan

    radio.

    Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur,

    mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahann informasi.

    Karena sifat komunikasi massa media televisi itu transitory maka: (1) isi

    pesan yang akan disampaikan, harus singkat dan jelas (2) cara penyampian

    perkata harus benar (3) intonasi suara dan artikulasi harus tepat dan baik.

    Kesemua itu tentu saja menekankan unsur isi pesan yang

    komunikatif, agar pemirsa dapat mengerti secara tepat tanpa harus

    menyimpang dari pemberitaan yang sebernarnya (interpretasi berbeda). Ketika

    komponen pesan dan komunikator dikaji secara mendalam, komunikasi akan

    terkait dengan keilmuan psikologi dan semiotika. Ketika komponen

    komunikasi dikaji secara mendalam, komunikasi akan terkait dengan

    11Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi, hal. 16.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    37/103

    26

    keilmuan sosiologi, antropologi dan budaya. Demikian juga ketika komponen

    media menjadi sebuah studi, akan terkait dengan jurnalistik, manajemen,

    ekonomi, politik dan teknologi. Sementara komponen feedback menjadi

    sebuah studi, akan terkait dengan psikologi dan sosiologi.12

    Menurut sosiolog Marshall McLuhan, kehadiran televisi membuat

    dunia menjadi desa global, yaitu suatu masyarakat dunia yang batas-batasnya

    diterobos oleh media televisi.

    Kesimpulan akhir dari keberadaan komunikasi massa media televisi

    adalah bahwa kehadiran televisi menjadi bagian yang sangat penting sebagai

    sarana untuk berinteraksi satu denga lainnya dalam berbagai hal yang

    menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang

    terjadi dibelahan dunia.

    Yang perlu diwaspadai dari komunikasi massa televisi adalah

    terjadinya ketimpangan arus informasi dari negara maju yang memonopoli

    untuk kepentingannya, tanpa melihat dunia ketiga sebagai subjek yang juga

    membutuhkan sarana informasi untuk mengembangkan keadaan sosial politik

    dan ekonominya.

    Tetapi walaupun demikian, media televisi juga mempunyai banyak

    kelebihan disamping beberapa kelemahan. Kekuatan media televisi ialah

    menguasai jarak dan ruang karena teknologi.

    12Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan, h. 39.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    38/103

    27

    C. Tinjauan Umum Semiotik

    1.

    Konsep Semiotik

    Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk

    pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa

    sedangkan semiotika lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang

    berasal dari kata Yunani semeion yang berati tanda atau sign dalam

    bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti:

    bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.13

    Secara sederhana semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda.

    Semiotika menpelajari tentang sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-

    konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.14

    Dalam pengertian yang hampir sama disebtkan bahwa semiotika

    adalah studi tentang bagaimana bentuk-bentuk simbolik diinterpretasikan.

    Kajian ilmiah mengenai pembentukan makna.15 Secara substansia,

    semiotika adalah kajian yang concern dengan dunia symbol. Alasannya

    seluruh isi media massa pada dasarnya adalah bahasa (verbal), sementara

    itu bahasa merupakan dunia simbolik.16

    Semiotika seperti yang kita kenal dapat dikatakan baru karena

    berkembang sejak awal abad ke-20. Memang pada abad ke-18 dan ke-19

    banyak ahli teks (khususnya Jerman) berusaha mengurai berbagai masalah

    13 www.wikipedia.com,artikeldiakses pada 09 Maret 2010.14 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Roset Komunikasi, Ed. I, (Jakarta: Kencana

    Predana Media Group, 2006), cet. Ke-2, h. 261-162.15

    James Lull, Media, Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, (Terj) A.Setiawan Abadi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997), cet. Ke-1, h. 232.

    16

    Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar Untuk Analisis Wacana, AnalisisSemioti, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), cet. Ke-5, h. 81.

    http://www.wikipedia.com%2Cartikel/http://www.wikipedia.com%2Cartikel/
  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    39/103

    28

    yang berkaitan dengan tanda, namun mereka tidak menggunakan

    pengertian semiotis.17

    Semiotika didefinisikan oleh Ferdinan de Saussure di dalam course

    in general linguistic, sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai

    bagian dari kehidupan sosial. Sedangkan semiotika menurut Roland

    Barthes adalah ilmu mengenai bentuk (form). Studi ini mengkaji

    signifikasi yang terpisah dari sisinya (content). Semiotika tidak hanya

    meneliti mengenai signifier dan signified, tetapi juga hubungan yang

    mengikat mereka, tanda yang berhubbungan secara keseluruhan.18

    Semiotika modern memang mempunyai dua bapak, yaitu yang satu

    Charles Sanders Pierce (1857-1914), yang lain Ferdinan De Saussure

    (1857-1913). Mereka tidak saling mengenal (Zoest, 1996: 1). Kenyataan

    bahwa mereka tidak saling mengenal, menurut Zoest, menyebabkan

    adanya perbedaan-perbedaan yang penting, terutama dalam penerapan

    konsep-konsep, antara hasil karya para ahli semiotik yang berkiblat pada

    Pierce di satu pihak dan hasil karya para pengikut Saussure di pihak lain.

    Ketidaksamaan itu, kata Zoest, mungkin terutama disebabkan oleh

    perbedan yang mendasar: Pierce ahli filsafat dan logika, sedangkan

    Saussure adalah cikal bakal lingustik umum.19

    Tugas utama peneliti semiotik adalah mengamati (observasi)

    terhadap fenomena-gejala di sekelilingnya melalui berbagai tanda yang

    dilihatnya. Tanda sebenarnya representasi dari gejala yang memiliki

    17Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI, 2004), cet. Ke-1,h. 81.

    18Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

    Semioti, dan Analisis Framing, h. 123.19Alex Sobur,Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, h. 110.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    40/103

    29

    sejumlah criteria seperti: nama (sebutan), peran, fungsi, tujuan, keinginan.

    Tanda tersebut berada pada kehidupan manusia. Dan menjadi system tanda

    yang digunakannya sebagai pengatur kehidupannya. Oleh karenanya

    tanda-tanda itu (yang berada pada system tanda) sangatlah akrab dan

    bahkan melekat pada kehidupan manusia yang penuh makna (meaningful

    action) seperti teraktualisasi pada bahasa, religi, seni sejarah, ilmu

    pengetahuan (Budianto, 2001: 16).

    Tanda terdapat di mana-mana: kata adalah tanda, demikian pula

    gerak isyarat, lampu merah lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur

    karya sastra, stuktur film, bangunan dan nyanyian burung dapat dianggap

    sebagai tanda. Karya sastra yang besar, misalnya, merupakan produk

    stukturisasi dari subjek kolektif (faruk, 1999: 17).

    Dalam pandangan Saussure, makna sebuah tanda sangat

    dipengaruhi oleh tanda yang lain. Semiotik berusaha menggali hakikat

    system tanda yang beranjak ke luar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan

    yang mengatur arti teks yang rumit, tersembunyi, dan bergantung pada

    kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada makna

    tambahan (connotative) dan arti penunjukan (denotative) kaitan dan kesan

    yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunan dan kombinasi

    tanda. Pelaksanaan hal itu dilakukan dengan mengakui adanya mitos, yang

    telah ada dan sekumpulan gagasan yang bernilai yang berasal dari

    kebudayaan dan disampaikan melalui komunikasi.

    Pada dasarnya penjelajaha semiotik sebagai sebuah kajian ke

    dalam berbagai cabang keilmuan, seperti dikatakan Piliang (1999: 262),

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    41/103

    30

    dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang berbagai

    wacana social sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa

    dijadikan model dalam berbagai wacana social. Berdasarkan pandangan

    semiotic, bila seluruh praktik social dapat dianggap sebagai fenomena

    bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda-tanda. Hal ini

    dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.

    Alah seorang pengikut Saussure, Roland Barthes, membuat sebuah

    model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Focus

    perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua

    tahap (two order of signification).20

    2. Konsep Semiotik Roland Barthes

    Salah satu cara yang digunakan para pakar untuk membahas

    lingkup makna yang lebih besar adalah dengan membedakan makna

    denotatif dengan makna konotatif.

    Roland Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan

    di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik

    di sebelah barat daya Prancis. Dia dikenla sebagai salah seorang pemikir

    stukturalis yang getol mempraktekkan model lingustik dan semiologi

    Saussurean.21Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukkan kalimat

    dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik

    pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna

    yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes

    20

    Alex Sobur,Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, h. 127.21Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 63.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    42/103

    31

    meneruskan pemikiran tersebut yang dikenal dengan istilah order of

    signification.22

    Two orders of signification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan

    pertandaan) Barthes terdiri dari first order of signification yaitu denotasi,

    dan second orders of signification yaitu konotasi. Tatanan yang pertama

    mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang

    disebut makna denotasi.23

    Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan

    antara tanda dan rujukan pada realitas, yang menghasilkan makna yang

    eksplisit, langsung, dan pasti. Sedangkan konotasi adalah tingkat

    pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang

    di dalamnya beroperasi makna yang bersifat implisit dan tersembunyi.24

    Tabel 1. Peta Tanda Roland Barthes :

    1. Signifier (Penanda) 2. Signified (Petanda)

    3. Denotative sign (tanda denotatif)

    4. connotative signifier

    (penanda konotatif)

    5. connotative signified (petanda

    konotatif)

    6. connotative sign (tanda konotatif)

    Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri

    atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda

    22Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis riset Komunikasi, h. 268.

    23

    M. Antonius Birowo,Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, h. 56.24Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI, 2004), cet. Ke-1, h. 94.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    43/103

    32

    denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut

    merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda singa,

    barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi

    mungkin.25

    Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki

    makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif

    yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes

    yang berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada

    penandaan dan tatanan denotatif. Konotasi dan denotasi sering dijelaskan

    dalam istilah tinngkatan representasi atau tingkatan nama. Secara ringkas,

    denotasi dan konotasi dapat dijelaskan sebagai berikut:26

    a. Denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan

    antara sign dengan referent (object) dalam realitas eksternal.

    b.

    Konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan

    perasaan atau emosi pembaca atau pengguna dan nilai-nilai budaya

    mereka. Makna menjadi subjektif atau intersubjektif. Tanda lebih

    terbuka dalam penafsirannya pada konotasi daripada denotasi.

    Secara sederhana, denotasi dijelaskan sebagai kata yang tidak

    mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan. Maknanya disebut

    makna denotatif. Makna denotatif memiliki beberapa istilah lain seperti

    makna denotasional, makna referensial, makna konseptual, atau makna

    ideasional. Sedangkan konotasi adalah kata yang mengandung arti

    25

    Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69.26M. Antonius Birowo,Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, h.57.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    44/103

    33

    tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu di samping makna

    dasar yang umum. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna

    konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.27

    Denotasi dan konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri

    sendiri. Sebuah tanda yang kita lihat pasti atau suatu denotasi. Makna

    denotasi adalah apa yang kelihatan pada gambar, dengan kata lain gambar

    dengan sendirinya memunculkan denotasi. Denotasi dengan sendirinya

    akan menjadi konotasi dan untuk selanjutnya konotasi justru menjadi

    denotasi ketika konotasi tersebut sudah umum digunakan dan dipahami

    bersama sebagai makna yang kaku.

    Gambar 1. Signifikasi Dua Tahap Bathes

    Melalui gambar ini Barthes, seperti dikutip Fiske menjelaskan:

    signifikasi tahap pertama merupakan hubungan natara signifier dan

    signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes

    menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda.

    Konotasi adalah istilah yang digunakan Brthes untuk menunjukan

    27

    AS Haris Sumandiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), cet. Ke-1, h. 27-28.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    45/103

    34

    signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi

    ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-

    nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau

    paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain denotasi adalah apa yang

    digambarkan tanda terhadap sebuah objek; sedangkan konotasi adalah

    bagaimana mengambarkannya (Fiske, 1990: 88).

    Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda

    bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan

    menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala

    alam. Mitos merupakan produk kelas sosialyang sudah mempunyai suatu

    dominasi.

    Dalam gambar tersebut, tanda panah dari signifiedmengarah pada

    mitos. Ini berarti mitos muncul pada tatanan konsep mental suatu tanda.

    Mitos ini bisa dikatakan sebagai ideologi dominan pada waktu tertentu.

    Denotasi dan konotasi memiliki potensi untuk menjadi ideologi yang bisa

    dikategorikan sebagai third order of signification (istilah ini bukan dari

    Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagai myth(mitos).28

    Mitos dalam pemahaman Barthes adalah pengkodean makna dan

    nilai-nilai sosial (yang sebetulnya arbiter atau konotatif) sebagai sesuatu

    yang dianggap alamiah. Mitos adalah yang berhubungan dengan

    kepercayaan primitif tentang kehidupan alam gaib, yang timbul dari usaha

    28Antonius Birowo,Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, h.58.60.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    46/103

    35

    manusia yang tidak ilmiah dan tidak berdasarkan pada pengalaman yang

    nyata untuk menjelaskan dunia atau alam disekitarnya.29

    Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami

    beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk

    kelas social yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif,

    misalnya, mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa, dan sebagainya.

    Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas,

    ilmu pengetahuan, dan kekerasan (Fiske, 1990: 88).30

    Menurut Urban, mitos adalah cara utama yang unik untuk

    memahami realitas. Atau seperti kata Minowski, mitos adalah suatu

    pernyataan purba tentang realitas yang lebih relevan.31

    Mitos dalam pandangan Lappe & Collins (Rahardjo, 1996: 192)

    dimengerti sebagai sesuatu yang oleh umum dianggap benar, tetapi

    sebenarnya bertentangan dengan fakta. Apa yang disebut Lappe & Collins

    sebagai mitos itu adalah jenis mitos modern.32

    Sedangkan menurut Barthes, mitos adalah sebuah kisah (a story)

    yang melaluinya sebuah budaya menjelaskan dan memahami beberapa

    aspek dari realitas (Fiske, 1990). Mitos membantu kita untuk memaknai

    pengalaman-pengalaman kita dalam satu konteks budaya tertentu.

    Fernand Comte membagi mitos menjadi dua macam: mitos

    tradisional dan mitos modern. Mitos modern itu dibentuk oleh dan

    mengenai gejala-gejala politik, olahraga, sinema, televisi, dan pers. Mitos

    (mythes) adalah suatu jenis tuturan (a type of speech), sesuatu yang hampir

    mirip dengan re-presen-tasi kolektif didalam sosiologi Durkheim

    29Kamus Besar Bahasa Indonesia

    30Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 128.

    31

    Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 222.32Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 224.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    47/103

    36

    (Budiman, 1999: 76). Mitos adalah sistem komunikasi, sebab ia membawa

    pesan. Maka itu mitos bukanlah objek. Mitos bukan pula konsep ataupun

    suatu gagasan, melainkan suatu cara signifikasi, suatu bentuk.33

    Disamping itu, untuk memperjelas makna visualisasi gambar

    dalam iklan susu bendera edisi ramadhan di televisi, adalah elemen

    penting yang perlu diketahui dalam pengambilan gambar yaitu

    pengambilan gambar yang dapat menandakan sesuatu. Pengambilan

    gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:34

    1) Bird Eye View

    Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian

    kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat

    lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan

    berserakan.

    2) High Angle

    Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan

    objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai

    kerdil.

    3)

    Low Angle

    Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga

    mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan

    dramatis yaitu nilai agung/prominance,berwibawa, kuat, dominan.

    33Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 224.

    34http://thinktep.wordpress.com/2008/11/12/teknik-pengambilan-gambar.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    48/103

    37

    4) Eye Level

    Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya

    memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini

    tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.

    5) Frog Eye

    Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar

    dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan

    tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

    Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan

    gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-

    macam istilah antara lain:

    1) Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat

    sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari

    sepatu.

    2) Big Close Up(BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga

    dagu.

    3) Close Up(CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari

    objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki

    yang bersepatu baru

    4) Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya

    orang dan diambil dari dada keatas.

    5) Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya

    orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari

    perut/pinggang keatas).

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    49/103

    38

    6) Knee Shot(KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.

    7)

    Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala

    sampai kaki.

    8) Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil

    dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.

    9) Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar,

    sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat.

    Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.

    10)Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh,

    yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan

    demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap

    lingkungannya.

    11)

    One Shot(1S) : Pengambilan gambar satu objek.

    12)Two Shot(2S) : pengambilan gambar dua orang.

    13)Three Shot(3S) : pengambilan gambar tiga orang.

    14)Group Shot(GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

    Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh

    karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:

    1) Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek

    dengan menggunakan tombolzoomingyang ada di kamera.

    2) Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas

    tripod.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    50/103

    39

    3) Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera

    mendongak dan tilt downjika kamera mengangguk.

    4) Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya.

    Dolly Injika bergerak maju danDolly Outjika bergerak menjauh.

    5) Follow: gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.

    6) Crane shot: gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.

    7) Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar

    muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika

    gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.

    8) Framing: objek berada dalam framing Shot. Frame Injika memasuki

    bingkai danframe outjika keluar bingkai.

    Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi

    cukup objek yang bergerak, yaitu:

    1)

    Objek bergerak sejajar dengan kamera.

    2) Walk In: Objek bergerak mendekati kamera.

    3) Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

    D.

    Definisi Istilah Penelitian

    Sebagai acuan dalam penelitian ini, maka dibuatlah definisi istilah

    penelitian agar memperjelas keterkaitan antara kajian teoritis dalam bab II

    dengan analisis yang ditulis dalam bab IV.

    Perumusan penelitian meliputi dua pokok pembahasan, yang pertama

    adalah membaca makna dalam iklan susu bendera edisi ramadhan

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    51/103

    40

    menggunakan analisis semiotika, dan yang kedua menjelaskan secara singkat

    tentang iklan susu bendera edisi ramadhan.

    1. Analisis Semiotika

    Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign)

    sebagai tindak komunikasi, dan cara berfungsinya hingga pengirimannya

    dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakan.

    Dalam hal ini penulis menggunakan analisis semiotik Roland

    Barthes yaitu mencari makna denotasi konotasi dan mitos. Yang kemudian

    penulis terapkan pada iklansusu benera edisi amadhan 1430 H di televisi,

    dengan cara mengobservasi dan menganalisis iklan tersebut. Dan mencari

    tau makna apa makna denotasi, konotasi dan mitos yang terkandung

    dengan memasukan interpretasi penulis pada konotasi dan mitos.

    Pada denotasi: penulis menjelaskan pemaknaan visualisasi yang

    terlihat pada setiap scene yang ada pada iklan dalam bentuk kata-kata.

    Pada konotasi: penulis menjelaskan hasil denotasi yang telah diinterpretasi

    pada setiap scene dalam iklan tersebut. Pada konotasi: penulis menjelaskan

    keterkaitan [esan yang ada pada iklan dengan nilai-nilai sosial yang ada di

    masyarakat.

    2. Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan di Televisi

    Dalam skripsi ini objeknya adalah iklan susu bendera edisi

    Ramadhan 1430 H di televisi. Dalam iklan ini menceritakan bagaimana

    sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan kedua anak laki-laki yang

    tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Bagimana seorang Ibu yang

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    52/103

    41

    selalu mengingatkan kedua anak laki-lakinya tersebut, kakak yang selalu

    mengayomi adiknya dan mebantu menjaga adiknya dalam menjalankan

    ibahad puasa Ramadhan, serta adik yang begitu menghormati dan

    menghargai perhatian kakaknya yang diberikan padanya. Iklan ini berbeda

    dengan iklan edisi Ramadhan lainya karena dalam iklan ini walaupun

    model dalam iklan ini adalah anak kecil namun hal yang ingin ditampilkan

    dalam iklan ini yaitu bagaimana mereka dapat menjalankan ibadah puasa

    dengan kuat dan menjaganya dari hal-hal yang dapat membatalkan ibadah

    puasa mereka.

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    53/103

    BAB III

    GAMBARAN UMUM PROFIL PT. FRISIAN FLAG INDONESIA

    A. Sejarah dan Perkembangan PT. Frisian Flag Indonesia

    Dengan perjalanan sejarah lebih dari 85 tahun di Indonesia, PT Frisian

    Flag Indonesia adalah pemimpin pasar di industri susu Indonesia yang

    berkomitmen untuk memproduksi produk susu berkualitas terbaik dan

    bernutrisi tinggi dan memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen dan mitra

    usaha kami. Semua ini dimulai di tahun 1922 dengan merek susu Friesche

    Vlag atau yang lebih dikenal sebagai Susu Bendera diimpor dari Cooperative

    Condensfabriek Frieslanddi Belanda sekarangRoyal FrieslandCampina.

    Sebagai ahli nutrisi susu bertaraf internasional, Frisian Flag Indonesia

    memproduksi dan memasarkan berbagai jenis produk termasuk susu bubuk,

    susu cair siap minum dan susu kental manis. Perusahaan kami

    mengoperasikan dua fasilitas produksi yang canggih di Pasar Rebo dan

    Ciracas, Jakarta Timur. Pabrik di Pasar Rebo memproduksi susu bubuk dan

    pabrik di Ciracas memproduksi susu cair serta susu kental manis.

    Seluruh produk Frisian Flag diformulasikan secara khusus dengan

    mengacu pada Kebutuhan Nutrisi Dasar Bagi Masyarakat Indonesia

    (Indonesia Recommended Dietary Allowance) agar memenuhi kebutuhan

    nutrisi keluarga Indonesia dalam segala tahapan usia. Frisian Flag Indonesia

    memiliki beragam produk susu bernutrisi yang lezat meliputi susu bubuk, susu

    siap saji, dan susu kental manis dengan kandungan nutrisi yang lengkap.

    42

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    54/103

    43

    Perusahaan kami percaya bahwa keluarga sehat, yang menjalankan pola

    makan seimbang, amat besar kontribusinya dalam membantu anggota

    keluarga dalam menjalani kehidupan. Frisian Flag Indonesia percaya bahwa

    air susu ibu adalah makanan alami terbaik untuk menjamin kesehatan dan

    perkembangan bayi selama awal masa kehidupannya. Namun, sebagian kaum

    ibu mengalami kesulitan untuk menyusui, sehingga tambahan nutrisi sangat

    diperlukan bagi bayi, tentunya berdasarkan rujukan tenaga medis.

    Proses produksi susu di Frisian Flag Indonesia menggunakan teknologi

    mutakhir dan praktek sterilisasi terbaik dari awal hingga akhir untuk

    menghindari kontaminasi dalam proses produksinya praktek ini yang

    dikenal sebagai Good Manufacturing Practices (GMP). Frisian Flag

    Indonesia mengikuti standar sertifikasi produksi kelas dunia tertinggi untuk

    memastikan hasil produksi yang berkualitas tinggi bagi konsumen. Seluruh

    proses supply chain, mulai dari pembelian bahan baku sampai dengan

    distribusi produk akhir kepada distributor dan grosir, diawasi oleh HACCP

    (Hazardous Analysis Critical Control Point) dan sistem ISO 9001; 2000 dan

    sistem ISO 14000.

    Sebagai pemimpin dalam industri susu, PT. Frisian Flag Indonesia

    sudah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 35 tahun. Hal ini

    menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap masalah kesehatan

    masyarakat dengan cara menghasilkan produk susu berkualitas tinggi dan

    berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi. FFI

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    55/103

    44

    memproduksi produk-produk susu untuk memenuhi kebutuhan susu seluruh

    anggota keluarga, antara lain:

    1.

    Susu Bubuk Formula dan Lanjutan Frisian Flag Tahap 1 dan Tahap 2

    2.

    Susu Bubuk Pertumbuhan Frisian Flag 123 dan 456 dengan Nutribrain

    Formula

    3. Susu Bubuk Frisian Flag dengan Active Care + Immunoglobulin

    4. Susu Cair Frisian Flag dengan Active Care + Immunoglobulin

    5. Susu Cair Yes!

    6. Susu Bubuk Rendah Lemak Berkalsium Tinggi Calcimex Vitalize &

    Vitagold

    7.

    Susu Kental Manis Frisian Flag

    8.

    Omela

    Proses produksi susu FFI menggunakan teknologi canggih dan

    memakai Good Manufacturing Process (GMP) untuk menghindari adanya

    kontaminasi dari luar. Proses produksi dikontrol oleh sistem Hazardous

    Analysis Critical Control Point(HACCP) yang bersertifikasi.

    Penghargaan-penghargaan yang telah diterima antara lain:1

    1.

    Penghargaan sebagai Penanam Modal Asing Terbaik Untuk Industri Skala

    Besar dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional (BKPM)

    2. Indonesian Customer Satisfaction Awards 2007 dari Frontier Consulting

    Group

    3.

    Indonesia Employer of Choice 2007 dari SWA Magazine

    1http://www.frisianflag.co.id, di akses pada tanggal 09 maret 2010.

    http://www.frisianflag.co.id/http://www.frisianflag.co.id/
  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    56/103

    45

    4. Indonesia Platinum Brand 2007 dari SWA Magazine & MARS

    5.

    Indonesia Golden Brand Award 2005/2006 dari SWA Magazine & MARS

    6.

    Indonesia Best Brand Award 2005 dari SWA Magazine & MARS

    7.

    Good Manufacturing Practice Award (GMP) 1996

    Hendro H. Poedjono, Human Resources and Corporate Affair Director

    Frisian Flag Indonesia (FFI) mengatakan bahwa sebagai salah satu perusahaan

    yang ahli dibidang nutrisi FFI menyadari pentingnya nutrisi seimbang dalam

    menjalani kegiatan sehari-hari, terutama saat menjalankan ibadah puasa.

    Oleh karena itu kami berkomitmen untuk memberikan asupan nutrisi

    seimbang dengan menitikberatkan pada pentingnya mengkonsumsi makanan

    berbahan dasar susu, melalui acara yang kami gelar ini, imbuh Hendro.

    Senada dengan Hendro, Ida Ruslita Amir SKM, M.kes dari Persatuan

    Gizi Indonesia (PERSAGI) mengatakan bahwa keluarga Indonesia wajub

    memperhatikan asupan gizi, baik saat berbuka maupun saat sahur agar dapat

    menjalankan ibadah puasa dengan baik, Susu tentunya dapat memberikan

    pasokan energi bagi tubuh yang menjalani puasa, tambah Ita.

    Sementara itu, Glen Hanafiah, Brand Manager SKM Frisian Flag

    Indonesia menjelaskan, bahwa program Silaturahmi Ramadhan yang

    diselenggarakan SKM Bendera ini bertujuan untuklebih mendekatkan diri

    dengan konsumen dan menjangkau di sekitar 200 titik di 6 kota besar. Hal

    unik dari kegiatan ini adalah terlibatnya sejumlah ustad, ibu-ibu PKK untuk

  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    57/103

    46

    membuat kreasi tajil cirri khas daerah masing-masing dengan menggunakan

    bahan dasar susu, ungkap Glen.2

    Masa anak-anak sangat penting bagi perkembangan fisik dan mental.

    Pola makan yang baik harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk menjamin

    kesehatan anak saat ini dan ke depan nanti, namun tentu harus dengan cara

    yang menyenangkan.

    Kebutuhan sebagian besar nutrisi selama masa anak-anak dan puber

    adalah tertinggi dalam periode kehidupan karena pertumbuhan dari masa

    anak-anak menjadi manusia dewasa membutuhkan nutrisi yang sangat tinggi.

    Tubuh mengalami perubahan fisik yang ekstrim pada periode ini, termasuk

    peningkatan tinggi badan, pertumbuhan tulang dan otot yang drastis sehingga

    kebutuhan akan energi dan nutrisi tertentu pun meningkat. Kebanyakan anak-

    anak dan remaja aktif dalam berolahraga sehingga kebutuhan nutrisi mereka

    semakin tinggi. Dan mereka, terutama gadis remaja, sangat terpapar makanan

    yang kurang sehat sehingga bisa berisiko kekurangan nutrisi. Ada perubahan

    psikologi penting yang terjadi di periode ini, yang bisa berdampak pada

    kebiasaaan makan. Ini perlu menjadi catatan dalam menentukan makanan dan

    nutrisi bagi kelompok usia ini. Nutrisi Apa Yang Dibutuhkan Anak Anda?

    - Energi

    Anak yang masih kecil tidak mampu makan dalam jumah besar sehingga

    mereka sebaiknya makan lebih sering dalam porsi kecil. Menu untuk

    mereka sebaiknya tidak banyak makanan yang terlalu padat atau encer.

    2http://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/27262-susu-kental-manis-bendera-persembahkan-silaturahmi-ramadan-di-enam-kota.html

    http://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/27262-susu-kental-manis-bendera-persembahkan-silaturahmi-ramadan-di-enam-kota.htmlhttp://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/27262-susu-kental-manis-bendera-persembahkan-silaturahmi-ramadan-di-enam-kota.htmlhttp://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/27262-susu-kental-manis-bendera-persembahkan-silaturahmi-ramadan-di-enam-kota.htmlhttp://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/27262-susu-kental-manis-bendera-persembahkan-silaturahmi-ramadan-di-enam-kota.htmlhttp://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/27262-susu-kental-manis-bendera-persembahkan-silaturahmi-ramadan-di-enam-kota.html
  • 8/10/2019 iklan kajian semiotik

    58/103

    47

    Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti roti, nasi, pasta, dan

    kentang adalah sumber energi yang bagus. Gula bukan sumber energi yang

    bagus karena tidak banyak mengandung vitamin dan mineral serta

    menyebabkan gigi rusak. Kalori yang dibutuhkan anak dalam masa

    pertumbuhan ini adalah sekitar 1900 kalori.

    - Protein

    Merupakan nutrisi penting bagi perkembangan dan pemeliharaan jaringan

    tubuh. Telur, susu- termasuk produk susu (keju dan yogurt)-, ikan, unggas,

    daging tanpa lemak, kacang-kacangan- termasuk produk berbahan kacang-

    kacangan seperti tempe, tahu, dan kecap- adalah sumber protein. Protein

    harus dikonsumsi secara seimbang agar anak mendapat asupan kombinasi

    asam amino yang tepat.

    -

    Lemak

    Dibutuhkan bagi beragam fungsi tubuh termasuk penyimpanan dan

    penyediaan energi, proses produksi hormon, serta untuk perlindungan,

    pemberi kehangatan tubuh, serta melarutkan vitamin A, D, E, dan K

    sehingga menjamin ketersediaan vitamin-vitamin tersebut dalam tubuh.

    -Karbohidrat

    Memberi energi bagi tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Glukosa

    penting bagi otak dan bagi proses pendistribusian sel-sel darah merah.

    - Kalsium

    Penting dalam merawat tulang serta gigi dan berperan penting dalam

    pembekuan darah dan kontraksi otot.