Upload
dotuyen
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
tflYcJ> I ~6~ PENGARUH LOKASI USAHA DAN JAM KERJA TERHADAP
PEND AP A TAN USAHA PEKERJA SEKTOR INFORMAL
(Studi Kasus Pada Pedagang Kaki Lima di Peron Stasiun Kereta Api JABODET ABEK)
II 1111 ...
\Ill I Un1vers1ta~ Islam Negen
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
ABDUL ROZAl{
NIM : lql,2.~002600 n-._ ~" ·~-~-"f'lj
~ri . ' 0 ••••••••••H••H~"••l>•••o•••nU••••~··~tt"""
I ~I. : l~., .. Q.:1 .. ~ ... ~ ................ .. "'o. lnrhik : .O.l..0..:::".9..1. .. :::: .. .a0..2:, \ ~ ISifika~i : ···•·•······•·····••••*'••••••••••••••········
JURUSAN AKUNTANSI
FAl(ULTAS El(ONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SY ARIF HIDAYATULLAII JAKARTA
1430 I-I/ 2009 M
PEN GAR UH LO KASI USAHA DAN JAM KERJA TERHADAP
PENDAPATAN USAHA PEKERJA SEKTOR INFORMAL
(Studi Kasus Pada Pedagang Kaki Lima di Peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonorni Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonorni
Pembimbing I
Prof. Dr. Abdul Hamid, l\IS NIP. 131 474 891
r;~l1'"1'USTAKAAN UTAM;, LUIN SYAHID J"KARTA
Oleh
ABDULROZAK
Nll\1: 104082002600
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
A . n S.E, A.k, l\1Si NIP.150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
Pada Tanggal Delapan Belas Mei Tahun Dua Ribu Sembilan, telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama ABDUL ROZAK NIM 104082002600 dengan
judul Skripsi "PENGARUH LOKASI USAHA DAN JAM KERJA
TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEKERJA SEKTOR INFORMAL
(Studi Kasus Pada Pedagang K.aki Lima di Peron Stasiun Kereta Api
JABODETABEK)". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Afif Sulfa S.E A Ketua
Jakarta, 18 Mei 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Y essi Fitri, S.E, Ak, M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Hari ini Tanggal Dua Puluh Lima Juni Tahun Dua Ribu Sembilan, telah dilakukan
Ujian Sidang Skripsi atas nama ABDUL ROZAK NIM 104082002600 dengan
judul Skripsi "PENGARUH LOKASI USAHA DAN JAM KERJA
TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEKERJA SEKTOR INFORMAL
(Studi Kasus Pada Pedagang Kaki Lima di Peron Stasiun Kereta Api
JABODETABEK)". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurnsan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, S.E, Ak, M.Si
Penguji Ahli
Y essi Fitri, S.E, Ak, M.Si
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITASPRIBADI
1. Nama
2. Tempat & Tgl. Lahir
3. Agama
4. Alamat Domisili
5. Telepon
II. PENDIDIKAN
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. SI
: Abdul Rozak
: Jakarta, 7 September 1983
: Islam
: Jalan Buaran III Rt. 005/015 Jakarta Timur
: 085959541829 I 02196630367
: SD Negeri 07 Pagi
: SL TP Negeri 265
: SMUNegeri 37
: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Rohis SMU Negeri 37
IV. LA'f AR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : A.K. Hamdau (Alm)
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 9 Juli 1937
5. lbu : Suhanah
6. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 10 Februari 1942
7. Alamat : Jalan Buaran III Jakarta Timur
8. Telepon
9. AnakKedari : 11 dari 11 bersaudara
INFLUENCE EFFORT LOCATION AND WORK HOUR TO EFFORT
INCOME WORKER SECTOR INFORMAL
(Study case to retail seller on the peron train station JABODETABEK)
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of effort location work hour the level income, the sample used in this research are 70 correspondences to retail seller on the peron train station Jabodetabek. The method of statistic using mode regresion double linear. The method of sampling using convenience sampling ( the data is taken based on ease). The data is collected by questionnaires which is taken from 70 c:orrespondences who are willing to fill the question.
The data quality test which is used in this research is validity test using pearson correlation, the reliability test using cronbach alpha and the hypothesis test using determinant coefficient (R2
), F test and t test. The result of this research showed that effort location and work hour effects toward income with significantly value 0,000.
Keyword: Effort Location, Work Hour, Income
PEN GAR UH LOKASI USAHA DAN JAM KERJA TERHADAP
PENDAPATAN USAHA PEKF.RJA SEKTOR INFORMAL
(Studi Kasus Pada Pedagang Kaki Lima di Peron Stasiun Kereta Api JABODET ABEK)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lokasi usaha danjam kerja terhadap pendapatan usaha sektor informal (Studi kasus pada pedagang kaki lima di peron stasiun JABODETABEK). Metode statistik yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling (Pengambilan data berdasarkan kemudahan). Pengambilan data dari kuesioner, yang mana kuesioner tersebut diisi oleh 70 responden yang mengisi pertanyaan.
Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dengan menggunakan pearson correlation, dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha serta uji hipotesis dengan menggunakan koefisien determinasi (R2
), uji F, dan uji t. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel lokasi usaha dan jam kerja secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Kata Kunci: Lokasi Usaha, Jam Kerja dan Pendapatan
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri (llIN) Syarif Hidayatnllah
Jakarta, dengan judul: "Pengarnh Lokasi Usaha Dan Jam Kerja Terhadap
Pendapatan Usaha Pekerja Sektor Informal (Studi Kasus Pada Pedagang Kaki
Lima di Peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK)". Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan cahaya
benderang dalam perkembangan Islam.
Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan. skripsi ini tidak terlepas
dari bantua.'l banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
I. Orang tna yang telah memberikan dorongan moril dan materi serta doa,
nasehat dan kasih sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah.
2. Abang dan kakak-kakakku yang telah banyak berjasa memberikan dorongan
moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing I yang setia
membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Amilin, S.E, M.Si, A.k. selalm Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan
skripsi selama ini.
5. Seluruh staff pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
6. Tika yang telah setia membantu baik materiil maupun moril serta doanya
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman akuotansi A angkatan 2004 yang telah memberikan bantuan dan
semangatnya dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Terima kasih uotuk sahabat dekatku sanusi, dayat, dan uotuk keponakan
keponakan aim yang lucu-lucu dan manis yang telah memberikan semangat,
dorongan serta doanya dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan semua kebaikan kepada pihak yang telah
disebutkan atau yang tidak saya sebutkan atas bantuannya kepada penulis.
Akhimya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan
skripsi ini kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan skripsi ini
dapat bermanfaat, amiin.
Jakarta, Februari 2009
Abdul Rozak
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN . . . ... . . . .. . . . . ... . . . . .. . . . .. . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . .............. i
LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... ii
LEMBAR UJIAN SIDANG SKRIPSI ................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................... IV
ABSTRACT................................................................................ vi
ABSTRAK.... ... .. .. . .... .. ... .............. ......... .... ... . .. ....... ............. ...... ..... ... ... .. ... ..... .. . . . . vii
KATA PENGANTAR ..................................................................... viii
DAFT AR ISi........................................................................ ......... x
DAFT AR TABEL........................................................................................... .. .. xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... .... xiv
DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................. .. .. xv
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .................................................. . . . . . . 1
B. Perumusan Masalah.............................................................. ..... 5
C. Tujuan dan Manfaat Pene!itian....................................... 5
BABU KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................... ....... 7
1. Sektor Informal .. ... . . . ... .. . .. .......... .. ... .. .. . .. . .. ... .. . . . .. . . . .. ... . . . . . . 7
2. Pengertian Sektor Informal .......................................... . . . . . 10
3. Pedagang Kaki Lima ................................................... ..... 15
4. Lokasi Usaha................................................................ ..... 18
4.1. Jenis Lokasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .......... 20
4.2. Memilih Letak/tempat ...................................... 21
5. Jam Kerja............................................................................. 24
6. Pendapatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... 26
BAB ID
BAB IV
B. Kerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......... 30
C. Hipotesis Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 30
METOOOLOGI PENELITIAN
A. Rnang Lingkup Penelitian... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
B. Metode Penentnan Sampel.................................... . . . . ... 31
C. Metode Pengumpulan Data............................................ 32
D. Metode Analisis Data ... .. . . . . .. . . .. .. . . . . . .. .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 33
a. Uji Kualitas Data. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 3
1. Uji V aliditas.. ... .... ............ .. .... ........... .......... ........... ... ... . ... 3 3
2. Uji Reliabilitas....... .. .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . ...... 33
b. Uji Asumsi Klasik.................... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
1. Uji Nonnalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... 34
2. Uji Multikolinearitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....... 34
3. Uji Heteroskedastisitas .......................................... 35
c. Uji Hipotesa ........................................................ 35
Uji Koefisien Determinasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 36
Uji Statistik t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............ 36
Uji Statistik F . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... .. . 3 7
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ...... ... .. ... 37
I. V ariabel lndependen............................................. .. 3 7
a. Lokasi Usaha ................................................... 37
b. Jam Kerja . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . ...... 38
2. Variabel Dependen ... ...... ......... ...... ............... ... .. ... 38
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ..... 41
B. Hasil Dan Pembahasan ............................................................ 42
I. Analisis Deskriptif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . 4 2
2. Karakteristik Responden Jenis Kelamin.................... .... 43
4. Karakteristik Responden Jenjang Pendidikan.................. 44
C. Hasil Uji Kualitas Data............................................... 44
1. Hasil Uji V aliditas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
2. Hasil Uji Reliabilitas .......... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 47
D. Hasil Uji Asumsi Klasik .. . . . . . . . . . . . ...................... .......... 49
1. Uji Normalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 49
2. Uji Multikolinearitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............... 50
3. Uji Heteroskedastisitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
E. Hasil Uji Hipotesa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 52
1. Uji Koefisien Determinasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
2. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji t)............... 53
3. Uji Signifikansi Parameter Simultan ( Uji F) . . . . . . . .. . .. . .. 54
F. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................... .. 58
B. Saran.................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. .. 60
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
3 .1 Indikator dan Skala Pengukuran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 9
4.1 Distribusi Kuesioner . . . . . . . . . . . . ......................................................... 42
4.2 Daftar nama stasiun danjumlah knesioner yang dikhim................. 43
4.3 Jenis Kelamin ... . .. . .. . ........ .. ...... ... . . . ... . . . . . . . . . .. . . . . ... . . .......... 43
4.4 Lama bekerja. ... . . . . ... . . .. ... ... ... .. . . .. . . . ... . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. 44
4.5 Jenjang Pendidikan ......................................................................... ... 44
4.6 Hasil Uji Validitas Lokasi Usaha ..................... ............ ........ 45
4.7 Hasil Uji Validitas Jam Kerja ............................................. 46
4.8 Hasil Uji Validitas Pendapatan ................ .. ... ............ ..... .. .. 46
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Lokasi Usaha . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 7
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Jam Kerja . . . .. . . . . . . . .. . . . . ............................. 48
4.11 Hasil Uji Reliabi!itas Pendapatan .. . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 48
4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ......... ...... ...... ... ...... ... . .. ..... ....... 50
4.15 Hasil Uji Koefisien Detenninasi ...... ...... ..... .... ......... ........... 52
4 .16 Has ii Uj i Statistik t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 5 3
4.17 Hasil Uji Statistik F . . . .. . .. . .. . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 55
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
4.12 Hasil Uji Normalitas.................. ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas....................................... . . . .. 51
Nomor
1
2
3
4
5
DAFT AR lLAMPIRAN
Keterangan Halaman
Kuesioner Penelitian................................................ .. 63
Skor Jawaban Kuesioner...... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .... 67
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas ................................. 73
Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................. 76
Hasil Uji Regresi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 79
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena sektor informal terutama pedagang kaki lima tidak pernah
Iuput dari aktivitas penduduk kota Jakarta. Tidak asing dalam aktivitas sehari
hari, penduduk kota Jakarta bersentuhan dengan pedagang kaki Iima. Seorang
karyawan berangkat dengan menggunakan bus yang di dalamnya hadir para
pedagang-pedagang asongan yang menawarkan barang dagangannya. Pada
jam makan siang, ia pergi makan ke warung makan di sekitar kantor. Saat
pulang kerja sambil menunggu bus ia membeli minuman ringan pada
pedagang kaki Iima di halte bus sambil menikmati rokok. Sampai di terminal
atau stasiun, sambil menunggu bus atau kereta mereka masih sempat
menikmati rokok dan makanan kecil yang dijual oleh pedagang sekitar.
Tidak hanya itu, mereka juga masih meluangkan waktu melihat-Iihat
beraneka barang dagangan yang dijajakan oleh pedagang-pedagang Iainnya
seperti koran dan majalah, kaset, serta berbagai barang Iainnya. Begitu pun
pada malam hari banyak pedagang kaki Iima yang berkeliling berjualan
dengan alat gerobak atau Iainnya seperti tukang bakso, nasi goreng, dan lain
Iain. Kenyataan ini memperlihatkan bagaimana dalam aktivitas sehari-hari
pedagang kaki Iima bersentuhan dengan kita. Sekitar terminal, stasiun kereta
api, pasar, halte, trotoar dan badan jalan, tempat hiburan, kan1pus, perkantoran
dan tempat-ternpat keramaian Iainnya adalah lokasi usaha yang tepat untuk
Di daerah Rawasari Jakmia Pusat, pedagang keramik dan pedagang
kaki lima lainnya kehilangan tempat untuk berjualan karena adanya
penggusuran oleh aparat pemerintah daerah. Para pedagang protes kepada
pemerintah karena lokasi tempat berjualannya digusur. Para pedagang
tersebut protes karena tempat mereka berjualan sangatlal1 strategis untnk
menjajakan barang dagangannya dan juga banyak konsumen yang sudah
menjadi pelanggmi tetapnya, kemungkinan untnk pindah ke lokasi lain
sangatlah sulit karena harus mencari pelmiggan/konsumen baru. Dengan
admiya rencana penggusuran di Rawasari para pedagang meminta pemerintah
untuk memikirkmi kembali rencmia penggusuran tersebut, karena di wilayah
ini bmiyak wisatawmi asing dan dalan1 negeri yang berdatangmi mencari dan
membeli keramik hias (Kompas, 9 Februari 2008).
Sementara itu, Walikota Jakarta Pusat Muhayat menyatalrnn, !dos
keramik, rotan, dan pemukiman warga di kawasan Rawasari pasti akm1
dite1iibkan (Kompas, 31 Januari 2008). Dalam laporan Akhir Pengkajian
Ekonomi Mikro Kota Depok yang diselenggarakan oleh ke1jasama mitara
Laboratorium Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(FEUI) dengan Badm1 Perencanaan Pembangunmi Daerah (Bappeda) Kola
Depok menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang kaki lima menolak
untuk direlokasi dengan alasan lokasi yang ditempati sekarang
menguntungkan dan apabila ada tawaran relokasi mereka akan memilih lokasi
usaha sekitar pasar, terminal clan stasiun serta di pinggir jalan yang ramai
(Ke1jasama antara Laboratorium Stucli MairniteP11'n FFT TT rlPnocn ncnnMh
kofa Depok, 2001:31). Untuk itulah lokasi-lokasi yang dianggap strategis
adalah tempat-tempat umum yang dilalui orang, dimana mereka merupakan
calon pembeli.
Adanya berbagai bentuk perlawanan terhadap penertiban dan
penolakan untuk direlokasi, mengindikasikan bahwa lokasi usaha tersebut
dinilai man1pu menyerap barang dagangannya. Volume penjualan yang lebih
tinggi disuatu daerah tertentu memberikan indikasi bahwa daerah tersebut
lebih strategis. Tingginya volume penjualan barang dagangan berarti telah
memupuk keuntungan yang dapat dipergtmakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Bila terdapat kelebihan dapat ditabung untuk kebutuhan
pengembangan usaha menjadi usaha yang menetap.
Di Jakarta, jam ke1ja pedagang kaki lima pada umumnya dari jam
06.00 hingga jan1 18.00. Namun, sebagian kecil dari mereka terdapat juga
yang berkerja san1pai !amt malam (Rusli, 1992:93). Bahkan ada juga
pedagang kaki lima yang menjual barang dagangannya selama 24 jam penuh.
Mereka itu adalah pedagang warung langsan1 yang beroperasi di sekitar jalan
Margonda Depok (Kerjasania Laboratorium Studi Manajemen FEUI dengan
Bappeda Kota Depok, 2001 :32).
Pertumbuhan penduduk kota yang tinggi secara otomatis memerlukan
penambahan berbagai sarana dan prasarana. Penambahan sarana transportasi
um um secara langsung membuka peluang untuk perluasan jalan, rel, terminal,
dan stasiun. Perluasan tersebut membawa peluang bahwa konsumen mereka
-~ ~ - 1 1
strategisnya stasiun sebagai. lokasi usaha pedagang kaki Iima. Logika terse but
persis ditunjukkan oleh fenomena usaha kaki lima di peron stasiun kereta api
dan sekitarnya. Hal itu ditandai dengan adanya sarana usaha yang setengah
permanen. Bangunan-bangunan permanen memang belum ada tetapi sarana
usaha seperti meja dan kursi duduk memberikan gambaran bahwa peron
stasiun merupakan salah satu lokasi yang mampu memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pendapatan usaha pedagang kaki lima.
Dari uraian tersebut sepintas dapat dijelaskan hubungan antara berbagai
masalah usaha kalci Iima, terutama arti peron stasiun kereta api sebagai lokasi
usaha yang mampu memberikan pendapatan bagi pedagang kald lima.
Sebagai pedagang kecil, memaksimalkan waktu yang ada imtuk be1jualan
merupakan usaha meningkatkan pendapatannya. Studi mengenai lokasi usaha,
lamanya jam ke1ja dan pendapatan usaha menjadi menarik dan memiliki
implikasi positif terutmna kebijakan lokasi yang mengarah pada
pengembangan usaha pedagang kaki lima. Untuk mengetalmi pengaruh lokasi
usaha dan jam ke1ja terhadap pendapatan usaha pedagang kaki lima,
penelitian ini disusun dengan melibatkan tiga variabel, yaitu:
I. Lokasi usaha sebagai variabel bebas
2. Jam kerja sebagai variabel bebas
3. Pendapatan usaha sebagai variabel terikat
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wulan Ratna (2000), variabel
jam ke1ja mempunyai pengaruh yang positifterhaclap laba. Dari sudut pandang
hendak saya lakukan dengan mengambil judul: 'Pengaruh Lokasi Usaha dan
Jam Ke1ja Tedzadap Pendapatan Usaha Pekerja Sektor Informal
(Pedagang Kaid Lima) di peron Stasiun J(ereta Api JABODETABEK".
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
I. Apakah lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan usaha pedagang
kaki lima di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK?
2. Apakah jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan usaha pedagang kaki
lima di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK?
3. Apakah lokasi usaha dan jam ke1ja berpengaruh secara simultan terhadap
pendapatan usaha pedagang kaki lima di peron Stasiun Kereta Api
JABODETABEK?
C. Tujuan dan Manfaat Pcnelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini be1tujuan untuk:
I. Untuk mengetahui pengaruh lokasi usaha terhadap pendapatan usaha
pedagang kaki lima di peron Stasiun Kereta Api JABODET ABEK.
2. Untuk mengetahui pengaruh jam kerja terhadap pendapatan usaha
pedagang kaki lima di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK.
3. Untuk mengetahui pengaruh lokasi usaha dan jam kerja secara simultan
terhaclap penclapatan usaha peclagang kaki lima di peron Stasiun Kereta
An; TA ~llnJ=;TA l:U:'T<""
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima mendapatkan input mengenai pengmuh lokasi usaha
danjam kerja terhadap tingkat pendapatan dalmn menjalankan usalia.
2. Bagi Pihak Manajemen Stasiun Kereta Api
Pemerintah dalmn hal ini pihak manajemen stasiun kereta api mendapat
masukan untuk dijadikan pertimbangan dalmn menata usaha pedagang kald
lima di wilayah kerjanya.
3. Bagi Pemerintah
Pemerintah dalam ha! ini dapat mengeluarkan kebijakan dengan
menyediakan tempat yang khusus bagi para pedagang kaki lima untuk
berjualm1 barang dagangannya agm· tidak terjadi penggusuran kembali
pedagang kaki lima yang terjadi selama ini, sehingga para pedagang dapat
lebih bebas berjualan untuk memperoleh pendapatan yang maksimal.
4. Pm·a Pengguna Jasa Pedagang Kald Lima
Dapat menggunakan jasa pedagang kaki lima dengan mudah dan murah.
Selain itu juga mudah dijangkau lokasinya oleh konsumen.
5. Penulis
Dapat menyadari adanya hubungan yang penting antara aktivitas berjualan
pedagang kaki !ima yang maksimal dengan konsumen dan pendapatan yang
diperoleh oleh pedagang kaki lima.
BABU
KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Sektor Informal
Dalam pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang
sering didapati istilah sistem ekonomi dualistik. Dalam konteks sejarah,
sistem ekonomi dualistik berakar pada strategi pembangunan ekonomi di
Eropa dan Amerika Utara. Laju industrialisasi di kota-kota pasca revolusi
industri membawa akibat terciptanya kesempatan ke1ja barn dan
penemuan teknologi dibidang pertanian di pusat-pusat kota. Kota dijadikan
pusat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dengan demikian, kota
kota di negara berkembang membutuhkan banyak sumber daya manusia
dari berbagai disiplin keahlian yang sesuai dengan prinsip-prinsip produksi
kota (Rusli, 1992: 10).
Melihat keberhasilan negara-negara industri tersebut, negara-negara
barn merdeka di Asia, Afrika, dan Amerika Latin merupakan proses
pembangunan yang dipusatkan di kota dengan mengambil model yang di
terapkan di Eropa Barat dan Amerika Utara. Kota dijadikan sebagai pusat
perkembangan ekonomi yang akan menyerap tenaga kerja berlebih dari
peclesaan. Pemusatan ini secara cepat menyerap arus urbanisasi dari desa
ke kola hingga mengakibatkan keticlakseimbangan antara jumlah tenaga
kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia di kota. Ketimpangan
tersebut kemudian melahirkan gejala dualistis dalam ekonomi.
Untuk pertama kali, gejala dualisme ekonomi perkotaan di negara
berkembang tersebut dibuktikan oleh Clifford Geerzt (1963) dalam Rusli
(1992) yang melakukan penelitian di kota Mojokuto. Geerzt melihat
bentuk dan struktur perekonomian kota Mojokuto terdiri dari dua bagian.
Pertama, perekonomian firma, dimana pemiagaan dan industri
berlangsung dengan seperangkat pranata sosial yang impersonal yang
mengorganisir berbagai pekerjaan berspesial dengan memperhatikan
tujuan produksi dan distribusi yang utama. Kedua, perekonomian bazaar
yang didasarkan atas kegiatan-kegiatan tidak terikat yang dilakukan oleh
sekumpulan pedagang komoditi yang bersaing ketat dan berhubungan satu
sama lain melalui sejumlah transaksi yang tidak menentu.
Kesimpulan dari penelitian Geerzt tersebut ternyata juga dibuktikan
oleh hasil penelitian beberapa sosiolog perkotaan. Kegagalan ekonomi
firma untuk menyerap seluruh tenaga ke1ja di perkotaan, oleh Hozelitz
seorang sosiolog Amerika disebutnya sebagai buah dari "Urbanisasi tanpa
Jndustrialisasi" (Rusli, 1992:7), sedangkan Sethuraman (1981)
menyebutnya sebagai manifestasi dari adanya ketimpangan antara jumlah
lapangan kerja yang tersedia dengan jmnlah tenaga ke1ja yang tidak dapat
diserap seluruhnya oleh lapangan ke1ja formal di perkotaan.
Menurut BPS (Biro Pusat Statistik) angka pengangguran Februari
2008 menurun dibandi112Jrnn Februari dan Arrustus 2007. Problem
pengangguran terselamatkan oleh sektor informal yang lebih bisa
menyerap tenaga kerja. Meskipun jadi penyelamat, sektor informal dinilai
kurang berkualitas dalam perspektif penyerapan tenaga kerja (Kompas, 16
Mei 2008).
Selain sektor informal mampu memberikan kontribusi pada
penyerapan tenaga kerja dan pendapatan, sektor informal juga mampu
menciptakan surplus meslcipun di bawah iklim usaha yang tidak kondusif.
Sebagai konsekuensi, surplus disektor informal dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi di perkotaan (Todaro dan Smith, 2003:330).
Menumt Thoha (2000), pemerintah harus mempunyai visi dalam
membangun sektor info1mal, yaitu mewujudkan pengusaha menengah
yang kuat dan dominan jumlalmya dalam struktur usaha nasional serta
meningkatkan jumlah pengusaha kecil modern yang berdaya saing tinggi.
Gejala yang tidak sehat dalam sektor informal yaitu tenaga kerja yang
tidak terjan1in tingkat upal1 dan kesejahteraannya, sehingga tidak dapat
bersaing dengan yang. lain (Levenson dan Maloney, 1998). Menurnt
Hastuti (2005), banyak peke1ja sektor informal khususnya peke1ja
perempuan yang beke1j a sebagai buruh lepas/pekerja keluarga tanpa
memperoleh upah atau dengan upal1 yang rendah, dan tidak memperoleh
perlindungan hukum dan kesejahieraan.
2. Pengertian Sektor Informal
Kota yang semakin maju akan membuka ruang bagi pelaku sektor
informal untuk memasuki dan memenuhi sudut-sudut kota tersebut.
Keberadaan mereka biasanya tersebar di pusat-pusat keramaian dan
kegiatan ekonomi yang memberikan peluang pennintaan terhadap
produk/jasa yang mereka tawarkan (Yustika, 2000).
Gejala-gejala yang muncul dihampir seluruh negara-negara
berkembang tersebut diteliti lebih lanjut oleh Keith Hart dengan
melalmkan penelitian · di Ghana pada tahun 1973 dalam Sethuraman
(1981) yang untuk pertama kalinya memakai perkataan sektor informal.
Kemudian oleh S.V. Sethuraman (1981) konsep sektor informal di
kembangkan lebih lanjut dengan melakukan penelitian di kota-kota
negara-negara sedang berkembang.
Berdasarkan basil penelitian terse but, Sethuraman ( 1981)
mendefinisikan sektor informal sebagai:
"Usaha-usaha kecil yang terlibat dalam produksi dan distribusi barangbarang, dimasuki oleh ,penduduk perkotaan umuk mencari kesempatan kerja dan pendaP,alan dari pada memperoleh keuntungan".
Menurut Peraturan Pemerintah No. 8 talmn 2007 tentang ketertiban
unrnm pada bab VI pasal 25 ayat 2, menyatakan:
"Setiap oranglbadan dilarang berdagang, berusaha dibagian jalan/trotoar, halte, jembatan penyeberangan orang dan tempat-tempat untuk kepentingan umum lainnya diluar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat J ".
Menurut International Labour Organization (ILO) (2000) dalam
Widodo (2006), kriteria yang sering dipakai untulc membedakan sektor
formal dan informal adalah apakah ada atau tidak bantuan/proteksi dari
pemerintah. Berdasarkan ha! tersebut, sektor informal dapat dirumuskan
sebagai berikut:
I. Sektor yang tidak menerima bantuan ekonomi dari pemerintah.
2. Sektor yang belum menggunakan bantuan ekonomi dari pemerintah
meskipun bantuan itu ada.
3. Sektor yang telah menerima bantuan ekonomi dari pemerintah tetapi
bantuan tersebut belum dapat menjadikan unit-unit usaha di sektor
infonnal.
Menurut Wirosardjono (1998), sektor informal memiliki ciri-ciri
umum sebagai berikut:
I. Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan,
maupun penerimaannya.
2. Tidak tersentuh oleh peraturan atau ketentuan yang diterapkan oleh
pemerintah.
3. Modal, peralatan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas
dasar hitungan harian.
4. Umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen dan terpisah
dari tempat tinggalnya.
5. Ticlak mempunyai keterikatan (linkages) clengan usaha lain yang besar.
6. Umumnya dilakukan dengan dan melayani golongan masyarakat yang
berpendapatan menengah ke bawah.
7. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, sehingga secara
luwes dapat menyerap bermacam-macam tingkat pendidikan tenaga
kerja.
8. Umumnya tiap-tiap satuan usaha mempekerjakan tenaga yang sedikit
dan dari lingknngan hubungan keluarga, kenalan atau berasal dari daerah
yangsama.
9. Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan, dan lain
sebagainya.
Seperti disebut di atas, sektor informal memiliki lingknp yang sangat
luas antara satu negara dengan negara lainnya dan juga memiliki
karakteristik spesifiknya sendiri-sendiri. Definisi sektor informal akan
sangat dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan yang ada antara satu negara
dengan negara lain. Menurut Hidayat (1978), di Indonesia penelitian sektor
informal mengidentifikasikan ciri pokok sebagai berikut:
1. Kegiatan usaha tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unit
usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di
sektor informal.
2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.
3. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam
kerja.
4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan
ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini.
5. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub sektor dan ke lain sub
sektor.
6. Teknologi yang dipergunakan relatif sederhana.
7. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga
relatifkecil.
8. Untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal karena
pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja.
9. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan. "One-man-enterprices"
dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga.
I 0. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri
atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi.
11. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan
masyarakat kota/desa yang berpenghasilan rendah dan juga yang
berpenghasilan menengah.
Pengklasifikasian lebih lanjut dilakukan oleh BPS (Biro Pusat
Statistik) dalam Wulan (2000) dengan merangkum berbagai definisi sektor
informal. Tiga macan1 pendekatan diambil dalam kajian tersebut, yaitu:
1. Pendekatan dari ciri-ciri sektor informal, didekati dengan melihat:
a. Lokasi tempat usaha: tetap atau tidak tetap
b. Bangunan tempat berusaha: teratur atau tidak
c. Jam kerja tempat berusaha: teratur atau tidak
d. Sifat kegiatan: terns menerns atau tidak
e. Jumlah tenaga kerja dan statusnya
2. Pendekatan dari status pekerjaan, didekati melalui:
a. Pengusaha tanpa b.antuan orang lain
b. Pengusaha yang hanya dibantu anggota rnmah tangga atau buruh
tetap
c. Pekerja keluarga
d. Buruh pertanian
3. Pendekatan dari konsep standar labour force yang diperluas adalah
pekerja yang memenuhi laiteria sebagai berikut:
a. Peke1ja keluarga bekerja kurang dari sepertiga jam ke1ja normal,
tidak mencari peke1jaan lain atau tidak mau beke1ja secara formal
b. Menganggur secara penuh
c. Bekerja tidak penuh
d. Bila bekerja secara penuh maka usahanya bersifat bernsaha sendiri
atau berusaha dengan bantuan anggota rumah tangga atau buruh
tidak tetap
Berbagai pendapat yang telah dijelask:m memberikan indikasi
betapa kompleks bagian-bagiannya. Problema definisi merupakan
tantangan bagi duhia akademis untuk mendefinisikan secara
komprehensif. Ciri-ciri sektor informal adalah suatu alat bantu untuk
memahami lebih lanjut dari berbagai definisi yang ada.
Sektor informal rnempakan mata pencaharian atau surnber ekonorni
yang menghidupi jutaan penduduk Indonesia. Pelakunya rnempakan tenaga
ke1ja sekaligus pengusaha yang tergolong warga negara rnenengah ke
bawah dalam berbagai ha! seperti: dalam segi pendidikan, keahlian dan
keterampilan, organisasi i:lan rnanajernen dan lain sebagainya. Tidak hanya
serba terbatas, kebijakan formal seperti kredit perbankan dan pernbinaan
pernerintah pun jauh darinya.
3. Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima merupakan salah satu bentuk usaha sektor
informal di perkotaan. Jurnlahnya sangat besar dan seringkali lebih
mendominasi dibanding jenis usaha sektor infomml lainnya. Secara
"etimologi" atau bahasa, pedagang biasa diaiiikan sebagai jenis peke1jaan
beli dan jual. Pedagang adalah orang yang beke1ja dengan cara membeli
barang dan kemudian menjualnya kembali dengan mengambil keuntungan
dari barnng yang dijualnya kembali. Kaid lima diartikan sebagai lokasi
berdagang yang tidak permanen atau tetap. Dengan demikian, pedagang
kaki lima dapat diaiiikan sebagai pedagang yang tidak memiliki lokasi
usaha yang permanen atau tetap.
Lain dengan tinjauan hukum, pendefinisian secara ilmiah mengenai
pedagang kaki lima seringkali membutuhkan bantuan dengan cara
pengidentifikasian sejumlah ciri atau karakteristiknya. Kesulitan
memberikan defmisi secara tepat ini dinyatakan oleh Ray Bromley (1978)
dalam Rusli (1992) dengan menyatakan:
"Pedagang kaki Zima terletak pada tapal batas penelitian yang tidak di definisikan secara tepat, antara penelitian kesempatan kerja dan patologi sosial dan ciri pokoknya, mobilitas, ketidakmampuan, serta kemiskinan dan tingkat pendidikan relatif rendah dari kebanyakan pelakunya sangat mempersulit penelitian ".
Kemudian Carunia: Mulya Firdaus (1995) dalam Wulan (2000:19)
memberikan ciri-ciri pedagang kaki lima sebagai:
"kegiatan us aha tidak terorganisir secara baik, modal dan pe1putaran usaha relatif kecil, pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi ataupun jam kerja, tidak mempunyai ijin usaha, sumber dana atau modal berasal dari tabungan sendiri, tenaga kerja dari keluarga, barang dagangannya biasa dikonsumsikan oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah ".
Hubungan pedagang kaki lima dengan penyedia barang dagangannya
(distributor) terdiri dari dua hubungan. Pertama, hubungan dengan usaha
formal te1jadi pada pedagang-pedagang kaki lima yang menjual barang-
barang yang diproduksi oleh sektor fonnal. Contoh pedagang tersebut
adalah pedagang rokok, minuman ringan, permen, makanan jadi seperti
biskuit, surat kabar dan laim1ya. Kedua, hubungan dengan penyalur barang
(distributor) informal te1jadi pacla peclagang sayur, pedagang makanan yang
cliolah sencliri clan lain-lain. Namun demikian, dalam sistem ekonomi
climana terclapal hubungan antara procluksi, di.stribusi clan konsumsi.
Pedagang kaki lima terkaclang ticlak hanya mengambil posisi sebagai
peclagang yang menghubtmgkan antara produsen dan konsumen tetapi juga
sebagai produsen yang merangkap sebagai pedagang yang menghubungkan
Hubungan pedagang kaki Inna dengan pembelinya bersifat komersil.
Tingkat pendapatan pedagang kaki lllna sepenuhnya ditentukan oleh
kemampuan untuk menarik pembeli. Usaha memperoleh kenaikan
pendapatan ini seringkali diikuti penentuan lokasi usaha yang strategis dan
jam kerja yang tinggi.
Dilihat dari sebab timbulnya, pedagang kaki lima mernpakan suatu
jenis pekerjaan yang timbul dari suatu situasi kesempatan kerja yang tidak
seimbang. Jumlah lapangan kerja formal tidak Iagi mampu menyerap
tenaga kerja yang berlebih. Ketatnya persaingan untuk mendapatkan kerja
membawa orang-orang yang tidak mendapatkan kt'.sempatan kerja di sektor
formal untuk berusaha mendapatkan penghasilan dengan cara berusaha
sendiri. Jenis-jenis usaha yang bisa dimasuki oleh mereka adalah jenis-jenis
pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus, dengan sedikit modal
dan sebagian besar dari mereka adalah para migran dari desa ke kota (Rusli,
1992:32).
Terhadap keberadaan pedagang kaki lima perkotaan, terdapat dua
pendapat yang saling bertentangan. Pandangan pertan1a menyatakan bahwa
pedagang kaki lima merupakan gambaran pengangguran tersembunyi,
seringkali merupakan parasit kehidupan dan sumber pelaku atau pun benar
benar pelaku kejahatan bersan1a-sama dengan pengemis dan pencuri yang
tergolong dalam rakyat jelata atau semata-mata dianggap sebagai jenis
pekerjaan yang sama sekali tidak relevan. Pandangan kedua berpendapat
ketimpangan antara luas lapangan kerja dan tenaga ke1ja. Pekerjaan
berdagang kaki lima mempakan suatu keterpaksaan dari situasi
ketidakmarnpuan sektor informal menyerap tenaga kerja (Rusli, 1992:31 ).
Di negara-negara sedang berkembang, besarnya jumlab pedagang
kaki lima menjadi perhatian pemerintab daerah setempat untuk menata
keberadaan usaha kaki lima. Kebijakan ini biasanya bersifat sangat rinci,
dari hak-hak pedagang kaki lima sarnpai kewajibannya. Dengan kebijakan
tersebut diharapkan agar pedagang kaki lima tersebut tidak terns meqjadi
pedagang kaki lima. Dasar kewirausahaan yang telab ada diharapkan dapat
berkembang lebih lanjut menjadi unit usaba yang lebih formal. Pergantian
status hukum badan usaba dari informal menjadi formal akan memperbesar
jumlah wajib pajak yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
negara dari sektor pajak.
4. Lokasi Usaha
Lokasi usaha bisa didefinisikan sebagai komposisi dari berbagai
peluang, kenmdahan dan fasilitas dari suatu tempat untuk melakukan
usaha. Menumt Usman (1998:153) menilai bahwa penentuan lokasi usaha
sangat penting bagi sebuab perusahaan barn yang akan memulai operasi
maupun ketika perusahaan itu telab berjalan dan berkembang. Penentuan
lokasi usaha yang tepat akan menjadikan suatu perusahaan dapat
beroperasi dengan lebih efisien dan dapat mencapai sasaran tertentu yang
telah ditetapkan oleh pihak manajemen.
Berdasarkan jenis lokasi usaha, Heizer dan Render (1996)
membaginya menjadi lokasi usaha manufaktur dan lokasi usaha
jasa/retail/sektor profesional. Untuk usaha manufaktur pertimbangan utama
da!am menentukan !okasi usaha adalah meminimalkan biaya, sedangkan
lokasi usaha jasa/retail/sektor profesional memfokuskan pada
memaksimalkan pendapatan.
Pedagang kaki lima umumnya menyukai tempat-tempat dimana
orang sering mengunjungi atau melewatinya untuk dijadikan sebagai !okasi
usaha dengan harapan terdapat banyak orang yang akan membeli. Tempat
tempat tersebut merupakan lokasi usaha yang sangat strategis bagi usaha
kaki lima. Menurnt Simamora (2005) ada tiga syarat keberhasilan eceran,
yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi. Dikatakan begitu karena memang lokasi
memegang peranan paling penting dalam eceran. Menurutnya lagi,
beberapa faktor perlu diperhatikan dalam memilih lokasi, yaitu:
I. Tingginya populasi pasar sasaran. Ini ditandai oleh banyalmya orang
yang lewat pada suatu tempat atau yang bermukim serta berkantor
disuatu lokasi.
2. Akses pada lokasi. Kemudahan mencapai dan keluar dari lokasi sangat
menentukan jumlah pengunjung. Akses tidak tergantung pada jarak.
3. Titik-titik stress. Secara psikologi terdapat titik-titik stress pada setiap
lokasi. Orang lebih santai setelah melalui lampu lalu lintas atau daerah
macet, sehingga ditempat seperti itulah lokasi eceran menjadi lebih
baik.
4. Peruntukan suatu area atau jalur. Janganlah mendirikan toko onderdil
disuatu tempat yang sekitarnya merupakan toko-toko sepatu dan
pakaian. Pembeli umumnya lebih menyukai tempat yang pilihan
tokonya banyak disuatu tempat.
5. Kondisi sosial dan lingkungan daerah sekitar. Sebuah supermarket
mini terkenal terancam tergusur dari sebuah perumahan karena toko
toko usaha keluarga keberatan dengan kehadiran supermarket mini
terse but.
4.1. Jenis Lokasi
Menurut Simamora (2005), lokasi usaha dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
!. Gerai tunggal
Gerai tunggal merupakan toko yang keberadaannya sendiri tanpa
terdapat toko lain yang berada didekatnya. Keuntungan dari toko
atau gerai tunggal adalah ketiadaan pesaing, biaya sewa akan
lebih rendah, serta dalam menetapkan harga alrnn lebih leluasa
karena ketiadaan pesaing, serta lokasi pada suatu jalan bisa
leluasa dipilih. Sedang kelemahannya adalah sulit menarik
pembeli pada awal operasi toko sehingga biaya operasional
ditanggting sendiri.
2. Pertokoan •
Pertokoan yang terdapat di kota-kota di Indonesia merupakan
hasil dari perkembangan proses alami, yaitu deretan toko yang
berdiri tanpa adanya suatu perencanaan yang dalam jangka waktu
panjang akhirnya membentuk area pertokoan dengan sendirinya.
3. Central Business District (CBD)
CBD diperkenalkan mulai tahun 1990-an oleh para investor dan
developer yang merujuk pada area perkantoran yang nantinya
berdiri gerai-gerai rite! yang wilayahnya sangat menguntungkan.
4. Pusat Belanja
Pusat belanja' di Indonesia terdiri atas dua macan1, yaitu:
mall/plaza serta trade center. Pusat belanja terdiri dari suatu
bangunan komersial yang dimiliki/dikelola oleh satu manajemen.
4.2. Memilih Letak/Tempat
Menurut Ma'ruf (2005) terdapat beberapa faktor dalam
mempe1timbangkan pilihan letak atau tempat gerai yang akan
didirikan, yaitu:
a. Lalu lintas pej al an kaki
b. Ramainya kendaraan yang melintas
c. Terdapat banyak berbagai macam gerai
c. Administrasi
3. Kedekatan sumber suplay
a. Biaya pengiriman
b. Batas waktu
c. Jumlab produsen dan pedagang besar
d. Kemampuan pengendalian dan reabilitas produk line
4. Basis ekonomi
a. Industri yang dominan
b. Proyeksi pertumbuhan
c. Kebebasan dari fluktuasi (naik turunnya) ekonomi clan musiman
cl. Keman1puan penyediaan fasilitas keuangan dan kredit
5. Situasi faktor kompetisi
a. Jumlah dan ukurari-ukuran pesaing yang ada
b. Evaluasi kelebihan clan kelemaban semua pesaing-pesaingnya
c. Ramalan jangka penclek clan jangka panjang
6. Kemampuan penyediaan lokasi toko
a. Jumlah dan jenis lokasi
b. Akses transportasi
c. Kesempatan pemilikm1 kontrak sewa
cl. Pembatasan pemilikan areal
e. Biaya-biaya
7. Diregulasi
a. Pajak
b. Perijinan
c. Operasional
d. Upah minimum
e. Penetapan areal
5. Jam Kerja
Philip M. Hauser dalam Rusli (1992) membagi tenaga kerja
menjadi dua kategori, kurang dimanfaatkan dan cukup dimanfaatkan.
Tenaga kerja kurang dimanfaatkan ini dirinci oleh Hauser menjadi empat
kategori: (1) kurang dimanfaatkan ditinjau dari pendapatan yang diterima,
(2) kurang dimanfaatkan ditinjau dari jumlah jam ke1ja, (3) kurang
dimanfaatkan ditinjau dari ketidaksesuaian antara tingkat penclidikan dan
jabatan, dan (4) kurang dimanfaatkan karena menganggur sama sekali.
Berdasar pengkategorian Hauser pedagang kaki lima termasuk
dalam tenaga kerja yang kurang dimanfaatkan ditinjau dari jumlah jam
kerja dan penclapatan yang diterima. Rentang waktu ke1ja pedagang kaki
lima lebih panjang daripada rentang waktu kerja didalam entitas ekonomi
secara formal yang clihitung selama kurang lebih 40 jam perminggu.
Pedagang kaki lima sebagian besar ticlak memiliki waktu libur secara
teratur dan waktu ke1ja setiap hari clan sepanjang tahun, kecuali sakit atau
berdasarkan pendapatan yang diterima, antara pedagang yang satu dengan
pedagang yang lain terdapat variasi jumlah pendapatan yang diterima.
Jam kerja merupakan jumlah waktu yang dipergunakan untuk
aktivitas kerja. Aktivitas kerja yang dimaksudkan adalah kerja yang
mendatangkan uang. Quizon (1978) dalam Wulan (2000) membedakan
pemanfaatan waktu atas: (a) waktu untuk kegiatan rumah tangga, (b)
waktu untuk kegiatan mencari nafkah baik yang dilakukan didalam
maupun luar rumah, ( c) waktu untuk istirahat, ( d) waktu untuk kegiatan
lainnya.
Lanmnya jam kerja juga merupakan variabel yang turut
mempengaruhi tinggi rendahnya laba yang akan diperoleh. Menurut Rusli
(1992), jam kerja pedagang kaki lima lebih lama dan berlangsung
sepanjang hari. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
pendapatannya, sehingga beke1ja sebagai pedagang kaki lima adalal1
pekerjaan utama dan bukan sebagai pekerjaan sampingan. Sedangkan
Basil Studi Ekonomi Mikro Kota Depok (2001) menyatakan bahwa
menanggapi pengaturan waktu berdagang pada hari-hari/jam-jam tertentu
hanya alcan mengurangi penghasilan. Maka lamanya jam keija juga turut
memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pendapatan. Dalam
rentang waktu jam ke1ja tersebut terdapat jam ke1ja efisien, pada jam kerja
efisien tersebut pedagang kaki lima memiliki peluang menjual barang
dagangan yang relatif lebih tinggi.
6. Pendapatan
Menurut Prihadi (2007), pendapatan merupakan penerimaan yang
dihasilkan dari kegiatan usaha. Pendapatan ini akan menjadi laba apabila
telah dapat menutupi pengeluaran-pengeluaran dalam rangka menjalankan
operasi usahanya atau dengan kata lain laba diperoleh apabila pendapatan
yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Menurut Gade (2005), dalarn teori akuntansinya yang disesuaikan dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK), bahwa pendapatan diakui pada:
1. Direalisasi/dapat direalisasi
Pendapatan direalisasi pada saat barang dan ja:m dipertukarkan untuk
kas dan piutang. Pendapatan dapat direalisasi bila aktiva yang diterima
segera dapat dikonversikan pada jumlah kas/klaim atas kas yang
diketahui.
2. Dihasilkan
Pendapatan dihasilkan bila kesatuan itu sebagian besar telah
menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan agar berhak atas
manfaat yang diberikan dari pendapatan, yalcni bila proses mencari
laba telah selesai.
Pendapatan yang masih harus diterima (Accrual Receivable) adala11
pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima
pembayaran sehingga merupakan tagihan. Permasalahan utama dalam
akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan
pendapatan. Pendapatan diahi bila besar kemun1:1kimm manfaat ekonomi
masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur
dengan handal. Pernyataan ini mengidentifikasikan keadaan yang
memenuhi kriteria tersebut agar pendapatan dapat diakui. Pernyataan ini
juga memberikan pedoman praktis dalam penerapan kriteria tersebut.
Berdasarkan penjelasan teori tersebut di atas, berarti:
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada 1tanggal penjualan yang
biasanya diinterpretasikan tanggal pengirim kepada pelanggan.
2. Pendapatan dari jasa yang diberikan diakui ketika jasa-jasa telah
dilaksanalcan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari memberi kemungkinan bagi pihak lain untuk
menggunakan alctiva perusahaan seperti bunga, sewa, dan royalti
diakui pada saat berlalmnya waktu/ketika aktiva digunakan.
Berikut ini beberapa teori tentang pengakuan pendapatan:
1. Pendapatan diakui dengan dua metode, yaitu metode persentase
penyelesaian dan metode cicilan. Pendapatan diakui dengan persentase
penyelesaian, dimana pendapatan akan diakui selama proses produksi
berlangsung yang dihitung berdasarkan tingkat penyelesaian peke1jaan
yang sedang dilaksanakan. Pengakuan pendapatan dengan metode
cicilan adalal1 metode pengakuau pendapatau dimana pengakuan laba
kotor yang direvaluasi dihitung berdasarkan basil penerimaan kas
dikalikan dengan persentase laba kotor. (Wibowo dan Arif, 2006).
2. Untuk kontrak konstruksi jangka panjang peristiwa-peristiwa penting
dalam proses menghasilkan pendapatan adalah perkembangan clari
penyelesaian kontrak tersebut. (Kieso, Weygant, Kimmel, 2008).
3. Penclapatan seharusnya cliakui clalam periode alrnntansi yang sama saat
penclapatan clihasilkan. Mungkin bukan clalam periocle climana leas atas
penclapatan tersebut diterima. (Weygant, Kieso, Kimmel, 2008).
4. Prinsip pengakuan penclapatan mengharuskan pendapatan dicatat pada
periocle akuntansi saat pendapatan itu dihasilkan. Pada perusahaan jasa
pendapatan dianggap clihasilkan pacla saat jasa dilakukan. (Weygant
clan Kieso, 2007).
5. Penclapatan berasal dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta
diukur dengan pembebanan yang dikenakan kepada pelanggan,
klien/penyewa untuk barang yang clisediakan bagi mereka. (Belkaoui,
2006).
6. Pengakuan pendapatan dapat terjadi dalam siklus operasi, (Belkaoui,
2006):
I. Waktu penjualan
2. Penyelesaian Produksi
3. Penerimaan pembayaran setelah penjualan
7. Pendapatan cliukur cl al am ha! ini clari procluk a tau J asa yang
clipertukarkan clalam transaksi wajar. Nilai ini mewakili ekuivalen kas
bersih/nilai sekarang tercliskonto atas uang yang cliterima/akan cliterima
dalam pertukaran produk atau jasa yang· ditransfer oleh perusahaan
kepada pelanggannya. (Belkaoui, 2006).
Khusus untuk jasa perbankan, menurut Hasibuan (2004:100)
pendapatan itu bersumber dari:
1. Bunga !credit yang disalurkan oleh bank
2. Ongkos-ongkos lalu lintas pembayaran
3. Penjualan buku eek, bilyet giro, setoran dan bilyet deposito
4. Safe deposits box
5. Komisi dan provisi
6. Call money market
Menurut Standitr Akuntansi Keuangan (SAK) tahun 2007,
pendapatan diartikan sebagai:
"Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila ams masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal".
B. Kerangka Pemikiran
Gambar berikut ini menunjukan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh lokasi usaha danjam kerja
terhadap pendapatan.
Lokasi Usaha
Pendapatan
JamKerja
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka teori dan konsep diatas, dikemukakan
hipotesis penelitian, yaitu:
Ha1 : Lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kaki lima
di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK.
Ha2 : Jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kaki lima di
peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK.
Ha3 : Lokasi usaha dan jam ke1ja secara simultan berpengaruh terhadap
pendapatan pedagang kaki lima di peron Stasiun Kereta Api
JABODETABEK.
BABIIl
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi penelitian adalah Stasiun Kereta Api
JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
Responden penelitian ini adalah para pedagang kaki lima di peron Stasiun
JABODETABEK. Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji
hubungan kausalitas. Dalam hubungan kausalitas (sebab-akibat) terdapat
variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas (independent) yaitu
lokasi usaha dan jam kerja, sedangkan variabel yang dipengaruhi atau
variabel terikatnya (dependent) adalah pendapatan.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode sampling yang akan digunakan adalah Convenience
Sampling dan Quota Sampling. Metode Convenience Sampling memilih
sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah
diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih scbagai subyek sampel
adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih
sampel yang paling cepat dan mural1, sedangkan metode Quota Sampling
adalah pemilihan san1pel secara tidak acak dapat dilakukan berdasarkan
kuota (jumlah tertinggi) untuk setiap kategori dalam suatu popu!asi target.
umwnnya untuk menaikkan tingkat representatif sampel penelitian (Nur
Indriantoro dan Supomo, 1999:130-131). Pengambilan sampel ini tidak
dilakukan secara acak karena untuk mengetahui pengaruh lokasi usaha dan
jam kerja terhadap pendapatan pedagang kaki lima cli peron Stasiun Kereta
Api JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
Dari basil survei yang peneliti lakukan di masing-masing stasiun,
jurnlah pedagang kaki lima yang diteliti bera.da di lokasi Stasiun
Jatinegara Jakarta Timur berjumlah 15 pedagang, yang terdiri dari
pedagang minuman, makanan dan rokok, di Stasiun Bogor berjurnlah 15
pedagang, di Stasiun Depok berjurnlah 15 pedagang, di Stasiun Bekasi
berjumlah 15 pedagang, di Stasiun Tangerang berjurnlah 10 pedagang.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digw1akan adalah data primer
yang dikurnpulkan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner
ataupun wawancara dengan pedagang kaki lima, serta pengamatan
langsung ke lapangan dengan para pedagang kaki lima di Stasiun Kereta
Api JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangt:rang, dan Bekasi).
D. Metode Analisis Data
a. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana
variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur. Pengujian validitas dengan menggunakan
Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara
skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali,
2001). Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika
korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total
skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor
mempunyai tingkat signifikansi di atas 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut tidak valid (Santoso, 2001).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan cara test-retest
yaitu dengan cara mencobakan instrumen berulang kali pada
responden. Dengan demikian pengujian ini melibatkan instrument
yang san1a, responden yang sania tetapi dengan waktu yang
berbeda. Reliabilitas diuknr berdasarkan koefisien korelasi antara
percobaan pertama dan kedua. Apabila koefisien korelasi yang
dihasilkan dari pengulangan pengujian tersebut tetap signifikan dan
POSifif maka instrument fersehut CTinVRJ"RJrnn l"F.JiohPJ roM
pengbitungannya dengan cara menghitung cronbach 's alpha, jika
hasil dari Cronbach Alpha di bawah 0,5 maka dikatakan bahwa
data tersebut mempunyai keandalan (reliable) yang relatif rendah
(Santoso, 2001 ).
b. Uji Asumsi Klasik
1. U ji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untulc menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu ata1u residual memilili
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk sejumlah sampel yang kecil (Ghozali, 2001 ).
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (Gozali, 2001). Deteksi terhadap
ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis matrik
korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai
tolerance serta nilai Variance lriflation Factor (VJF). Model
Regresi bebas dari problem multiko adalah mempunyai nilai VIF
disekitar angka 1 dan angka Tolerance mendekati 1 (Santoso,
2001).
3. Uji Heteroskedastisitas
Untu1c menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan
varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan
lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heteroskedastisitas
adalah tidak ada pola yang jelas serta titik··titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu Y (Santoso, 2001 ).
c. Uji Hipotesa
Data dan informasi yang didapat daiam penelitian ini diolah
lebih lanjut sebelum dilakukan analisa. Dari data-data tersebut masalah
yang diajukan dapat dianalisis secara teliti dan hati-hati kemudian
dapat ditarik kesimpulan terhadap masalah yang diajukan. Di dalarn
menganalisis data yang telah dikumpulkan, penulis menggunakan
teknik analisa data statistik regresi Iinier berganda ( dua variabel)
dengan rumus:
Dimana:
y
X2
= Pendapatan pedagang kaki lima
= konstanta
= Lokasi usaha pedagang kaki lima
= Jumlahjam kerja pedagang kaki lima
= Koefisien
= ElTor
Analisis regresi linier berganda digunakim untulc mengukur nilai
variabel terikat melalui variabel bebas secara bersama-sama. Dengan
demikian dampak naik atau turunnya nilai variabel bebas terhadap variabel
terikat atau sebaliknya dapat dilihat.
Uji Koefisien Determinasi
Untulc menentulcan seberapa besar variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien
determinasi. Jika koefisien determinasi (R2) adalah sebesar satu berarti
fluktuasi variabel dependen selurubnya dapat dijelaskan oleh variabel
independen dan tidak ada faktor lain yang menyebalbkan fluktuasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) berkisar hampir 1 berarti
samakin kuat variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.
Sebaliknya, jika nilai koefisien detemrinasi semakin mendekati angka 0,
berarti semakin lemah kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen (Ghozali, 2006:83).
Uji Statistik t
Uji statisik t digunakan untuk mengetahui hubungan masmg
masing variabel independen terhadap variabel dependen digunakan tingkat
signifikan 0,05. Jika nilai probabilitas t-statistik lebih besar dari 0,05,
maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(koefisien regresi tidak signifikan). Sedangkan jika nilai probabilitas t
lebih kecil dari 0,05, maka terdapat pengaruh darii variabel independen
terhadap variabel denenden (GhozalL 2001 ·R~)
Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel
independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel
dependen. Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama
sama mempengaruhi variabel dependen maka digunakan tingkat signifikan
sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas F sebesar 0,05, ma.Ira model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata
lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2001:84).
E. Definisi Operasional Vanabel dan Pengukura1mya
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut pengukurannya. Ada tiga variabel yang akan diuji
dalam penelitian ini yaitu lokasi usaha dan jam kerja sebagai variabel
independen, sedangkan pendapatan sebagai variabe} dependen. Penelitian
ini dilakukan sebatas pada para pedagang kaki Iima di peron Stasiun
JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
1. Variabel Independen
a. Lokasi Usaha
Lokasi usaha adalah suatu tempat tertentu yang
dipergunakan oleh pedagang kaki lima untuk kegiatan usaha.
Usman (1998) menilai bahwa penentuan lokasi usaha sangat
penting bagi sebual1 oemsahaan barn vanq alrnn memnlHi onerH'i
maupun ketika perusahaan itu telah berjalan dan berkembang.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan lokasi usaha adalah
peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi). Instrumen diukur dengan
menggunakan skala likert, yaitu dengan menggunakan skala l
sampai dengan 5 yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) kurang
setuju, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak Siltuju, masing-masing dari
butir pertanyaan akan diberikan skor l sampai dengan 5.
b. Jam Kerja
Jam kerja merupakan jumlah waktu yang dipergunakan
untuk aktivitas kerja. Aktivitas kerja yang; dimaksudkan adalah
kerja yang mendatangkan uang. Menurut Rusli (1992), jam kerja
pedagang kaki lima lebih lama dan bedangsung sepanjang hari.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pendapatannya,
sehingga bekerja sebagai pedagang kaki lima adalah pekerjaan
utama dan bukan sebagai pekerjaan sampingan. Instrumen diukur
dengan menggunakan skala !ikert dengan pilihan: (1) sangat setuju,
(2) setuju, (3) kurang setuju, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak
setuju. Masing-masing dari butir pertanyaan akan diberikan skor l
sampai dengan 5.
2. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah
pendapatan. Pendaoatan merunakan nenP.rim,,,,n v"na rlihooillrn" rl<>n
kegiatan usaha. Pendapatan ini akan me1ajadi laba apabila telah
menutupi pengeluaran"pengeluaran dalam rangka menjalankan operasi
usahanya atau dengan kata lain laba diperoleh apabila pendapatan yang
dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikelual'kan. Instrumen diukur
dengan menggunakan skala likert dengan pilihan: (I) sangat setuju, (2)
setuju, (3) kurang setuju, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.
Masing-masing dari butir pertanyaan tersebut akan diberikan skor 1
sampai dengan 5.
Tabel 3.1 Indikator dalll Skala Penguktnran
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Lokasi Usaha -Merasa lebih puas berdagang di stasiun ini dibandingkan di lokasi lain. -Merasa lebih nyaman berdagang di lokasi stasiun seperti ini. -berdagang di lokasi Skala Interval stasiun sangat aman dari pihak keamanan. -Lokasi di stasiun sangat menguntungkan untuk berdagang dibanding lokasi lain. -Lokasi di stasiun sangat stratems untuk berdagang
JamKerja -Membuka dagangan lebih awal dibanding pedagang lai1mya. ·Waktu berdagang lebih panjang sampai malam hari. -Jam sibuk berdagang Skala Interval iam 7-10 nRo-1 cf~r. l~m 4.-
-Berdagang srunpai malam untuk mendapat keuntungan yang lebih. -jam luang berdagang pada siang hari.
Pendapatan -Pendapatan yang didapat tidak setlap harl. -Pendapatan yang diperoleh setiap hari tidak stab ii. Skala Interval -Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh tergantung dari ramainya pembeli. -Hasil pendapatan sebagian ditambah untuk modal dagang. - Biaya retribusi yang diminta mengurangi pendapatan yang dioeroleh.
Sumber: Data diolah
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obek Penelitian
Pedagang kaki lima yang dijadikan objek penelitian ini adalah
pedagang kaki lima makanan, minuman, dan rokok di: peron Stasiun Kereta
Api JABODETABEK. Sampel yang dipilih adalah pedagang kaki lima yang
terdapat di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK, dimana di wilayah
tersebut banyak terdapat pedagang kaki lima yang be1jualan.
Dalam menyebarkan k:uesioner di perou Stasiun Kereta Api
JABODETABEK ini, penulis tidak mengalami kesulitan, karena responden
yang dijadikan subjek penelitian adalah pedagang kaki lima yang mudah
untuk ditemui, hanya saja ada pihak di salah satu stasiun yang tidak mau
bekerja sama dan berkenan untuk membantu di dalam penyebaran kuesioner,
tetapi akhirnya dapat teratasi juga dan semua pihak dapat membantu dalam
penyebaran kuesioner ini.
Selain itu dalam menyebarkan kuesioner, penulis dalam mendapatkan
informasi dari para pedagang kaki lima dengan car.a mewawancarai dan
menulis sendiri jawaban knesioner karena terdapat para pedagang kalci lima
yang tidak bisa membaca dan menulis dalam pengisian kuesioner, itu semua
dikarenakan dari pendidikan mereka yang sangat rend.ah.
Instrumen penelitian atau data yang digunakan adalah kuesioner.
memerlukan waktu 1 minggu. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 70
kuesioner, dan total kuesioner yang diterima dari rnsponden sebanyak 70
kuesioner, sehingga tidak ada kuesioner yang tidak k•embali dari responden.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program statistical
package for the social science (SPSS).
B. Hasil dan Pemhahasan
1. Analisis Deskriptif
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan melalui kuesioner
yang dikirimkan sebanyak 70 kuesioner ke pedagang kaki lima di peron
Stasiun Kereta Api JABODETABEK, jumlah kuesioner yang kembali
sebanyak 70 buah kuesioner (100%), sedangkan jumlah kuesioner yang
tidak kembali atau tidak memenuhi syarat tidak ada (0%).
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Kuesio111er
Kuesioner Jumlah Persentase
Kuesioner yang dikirim 70 100% Kuesioner vane tidak kembali - 0% Kuesioner vane diterima 70 100% Kuesioner yang diolah dan memenuhi kriteria 70 100%
Sumber : Data diolah
Tabel4.2 Daftar Nama Stasiun dan JumBah Kuesioner yang Dikirim
No Nama Stasiun Kuesioner vang dikirim l Jatine1mra (Jakarta Timur) 15 2 Bogor 15 3 Denok 15 4 Tangerang 10 5 Bekasi 15
Total 70 Sumber: Data pnmer yang d10lah
2. Karakteristik Respond en Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jenis kelamin terbanyak sebagai
responden adalah jenis kelamin pria, jumlah responden pria sebanyak 48
orang atau 68,57% dan responden wanita berjumlah 22 orang atau 31,43 %
artinya sebagian besar kuesioner yang diisi oleh r<:sponden lebih banyak
pna.
Jenis Kelamin Pria
Wanita Jumlah
Sumber: Data pnmer yang d10lah
Tabel4.3 Jenis Kelamin
Frek11ensi 48 22 70
Persentase 68,57% 31,43% 100%
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bckerja
Pada Tabel 4.4, lama bekerja 1 sampai 2 talmn lebih banyak yaitu
sebanyak 30 orang atau 42,9%, sedangkan lama bekerja yang lain yaitu
sebanyak 4 orang atau 5,7% untllk kurang dari 1 tahun, 2 sampai 3 tahun
sebanyak 24 orang atau 34,3%, lebih dari 3 tahun s.ebanyak 12 orang atau
17,1%.
Lama Bekerja <I tahun 1-2 tahun 2-3 tahun >3tahun Jumlah
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel4.4 Lama Bekerja
Frekuensi 4 30 24 12 70
Persentase 5,7% 42,9% 34,3% 17,1% 100%
4. Karakteristik Responden Berdasarkan .Jenjang Pendidikan
Pada tabel 4.5, jenjang pendidikan responden untulc tidak tamat SD
lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP, SMA, tidak
sekolah dan lainnya dengan persentase 37,1%,dengan frekuensi 26 orang.
Sedangkan untulc SMP sebanyak 16 orang atan 22,9%, SMA sebanyak 4
orang atau 5,7%, Tidak Sekolah sebanyak 22 orang 11.tau 31,4%, Lainnya
sebanyak 2 orang atau 2,9%.
.Jcnian~ Pendidikan Tidak Tamat SD
SMP SMA
Tidak Sekolah Lainnya Jumlah
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.5 Jenjang Pendidika11
Frek11ensi 26 16 4 22 2 70
Persentase 37,1% 22,9% 5,7%
31,4% 2,9% 100%
C. Uji Kualitas Data
1. Uji validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation. Pedoman suatu model dikatalkan valid jika tingkat
signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tcrsebut dapat dikatakan
valid. Tabel 4.6 akan menunjukan basil uji validitas.
Pertanvaan Siir. LU l 0,000 LU2 0,000 LU3 0,000 LU4 0,000 LU5 0,000
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Lokasi Usaha
Pearson Correlation 0,803** 0,819** 0,752** 0,798** 0,696**
Keteranean Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.6 menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
variabel lokasi usaha (LU) secara keseluruhan valid. Jadi 5 item
pertanyaan pada variabel lokasi usaha dapat digunakan untuk analisa
variabel lokasi usaha lebih lanjut. Pengujian sdanjutnya adalah uji
validitas untuk variabel jam kerja, dimana jumlah pertanyaan sebanyak 5
butir pertanyaan. Hasil pengujian validitas untuk variabel jam kerja dapat
dilihat pada tabel 4. 7 berikut ini:
Pertanvaan Sil!. JK 1 0,000 JK2 0,000 JK3 0,000 JK4 0,000 JK5 0,000
Sumber: Data pnmer yang d10lah
Tabet 4.7 Hasil Uji Validitas
JamKerja
Pearson Correlation 0,672** 0,786** 0,671** 0,703** 0,523**
Keteran2an Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.7 menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
variabel jam kerja (JK) secara keseluruhan valid. Jadi 5 butir pertanyaan
pada variabel jam kerja dapat diguuakan untuk analisa variabel jam kerja
lebih lanjut.
Pengujian selanjutnya adalah uji validitas untuk variabel
pendapatan, dimana jumlah pertanyaan sebanyak 5 butir pertanyaan. Hasil
pengujian validitas untuk variabel pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut ini:
Pertanvaan Sig. Pl 0,000 P2 0,000 P3 0,000 P4 0.000 PS 0,000
Sumber: Data pnmer yang d1olah
Tabel4.8 Hasil Uji Validitas
Pendapatan
Pearson COH-relation 0,825** 0,786** 0,828** 0,489** 0,662**
Keteranean Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 di atas menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam variabel pendapatan secara keseluruhan valid. Jadi 5 butir
pertanyaan dalam variabel pendapatan dapat digunakan untulc analisa
variabel pendapatan lebih lanjut.
2. Uji Reliabilitas
Pedoman alat ukur dikatakan reliabel adalah jika nilai koefisien
alpha kurang 0,5, jika dibawah 0,5 maka dikatakan bahwa data tersebut
mempunyai keandalan (reliable) yang relative rendah (Santoso, 2001).
Hasil uji reliabilitas dapat dilibat pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Lokasi Usaha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
,833 ,833 5
Sumber: Data SPSS
Dari tabel 4.9 uji reliabilitas lokasi usaha di atas dapat dijelaskan
bahwa lokasi usaha mempunyai cronbach alpha 0,833 lebih besar dari 0,5,
sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi usaha memiliki tingkat
reliabilitas. Selanjutnya hasi! uji reliabilitas untuk variabel jam kerja dapat
dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
TabeJ 4.10 Uji Relfabilitas Jam Ker:ja
Reliability Stallsllcs
-Cronbach's Alpha
Based on Standardized Cronbach's Aloha Items N of Items -,692 ,()95 5
Sumber. Data SPSS
Dari tabel 4.10 uji reliabilitas jam kerja di atas dapat dijelaskan
bahwa jam kerja mempunyai cronbach alpha 0,692 lebih besar dari 0,5,
sehingga dapat disimpulkan bahwa jam kerja memiliki tingkat reliabilitas.
Setelah melakukan uji reliabilitas variabel jam kerja, selanjutnya
dapat dilihat basil uji reliabilitas variabel pendapatan pada tabel 4.11
berikut ini:
Tabel4.U Uji Reliabilitas Pendapatan
Reliability Stallsllcs
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Aloha Standardized Items _Nofltems
,754 ,772 5
Sumber. Data SPSS
Dari tabel 4.11 uji reliabilitas pendapatan di atas, ternyata variabel
pendapatan memilik:i cronbach alpha lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar
0,754, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran konsistensijawaban
daii setiap responden untuk setiap variabel yang digunakan terbukti
D. Uji Asumsi KJasik
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunak:an normaly probability
plot. Pedoman suatu model dikatakan terdistribusi normal jika nilai-nilai
sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal. Gambar 4.12 akan
menunjukan hasil uji normalitas lokasi usaha dan jam kerja terhadap
pendapatan. Gambar 4.12 herikut ini dapat dikatakan sebaran data
terdistribusi normal karena data berada disepanjang garis diagonal yang
mempakan syarat normalitas.
Gamba1· 4.12 Hasil Uji Normalitas
Lokasi Usaha dan Jam Kerja Terhadap Pe1~dapatan
Normal p.p Plot of Regression Standardized Rnsidual
Dependent VariabHa: Pondapatan
•.o-,------------·
Q,{1
o.o-'-----------~ 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Sumber: Data SPSS
Dari gambar 4.12 di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara
distribusi secara normal, dimana data menyebm· disekitar garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan unmk menguji apakah ada korelasi
antara variabel bebas yaitu lokasi usaha clan jmn kerja terhadap
pendapatan. Hasil uji multikolinearitas dapat dililtat pada tabel 4.13 di
bawah ini:
Tabel 4.13 Basil Uji Multikolineallitas
Coefficients (a)
Model Collineari ~ Statistics
1 (Constant)
LokasiUsaha
JamKeria a Dependent Vanable: Pendapatan
Sumber: Data SPSS
Tolerance VIF
.996
.996 1.004 1.004
Dari tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa VIF unmk lokasi usaha
dan jmn kerja mendekati angka 1 yaitu 1,004 dengan tingkat tolerance
lokasi usaha dan jmn kerja mendekati angka 1 yaitu 0,996. Dengan
demikian persmnaan regresi bebas dari problem mull!ikolinearitas.
3. Uji Heternskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakal1 dalmn
model regresi terjadi ketidaksmnaan variallce dari satu pengmnatan ke
pengmnatan yMg lain. Pedomall suatu model regresi bebas dari
heteroskedasthitas adalah tidak ada oola van>' ielas 'ertB titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada .sumbu Y (Santoso, 2001).
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini:
Gambair 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scattarplot
Dependent Variable: Pendapabnn
0 0 C> 0 0 "' '° 0 0 Oo 0 0 0
0 0 0 <O 0 00 0 0 ct> 0 Oo <> 0
0 0 <::> 0
0
0 0 0 0 Oo 0 0
0 0 ct> 0 0 Oo
0 0 0
0 0
0
-3
-3 -2 -1 a 1 2
Regression Standardized IPredicteEcl Value
Sumber: Data SPSS
Dari gambar 4.14 di atas dapat dilihat titik-titik menyebar secara
acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi untuk variabel lokasi usaha dan jam ke1ja yang
mempengarnhi pendapatan.
E. Uji Hipotesa
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary (b)
-Adjusted R
Model R RSauare Sau are 1 ,314(a) ,098 ,071
a Predictors: (Constant), JamKe~a. Lokas1Usaha b Dependent Variable: Pendapatan Sumber: Data SPSS
Std. Error of the Estimate
1,979
Dari tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien
determillasi (R2) sebesar 0.071, hal ini berarti 7,11% variabel dependen
pendapatan dapat dijelaskan oleh variabel independen lokasi usaha dan
jam kerja, sedangkan sisanya 92,9% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Variabel-variabel lain yang dapat
menjelaskan ini di antaranya modal, dengan adanya modal yang cukup
dapat membuka usaha yang lebih besar lagi sehingga pendapatan yang
diperoleh juga akan meningkat (Santoso, Jurnal Penditian Humaniora, Vol
7, 2006).
Selain itu variabel lain yang mempengaruhi diantaranya jenis
kelamin, usia, motivasi kerja dan minat konsumen. Jenis kelamin dan usia
tenaganya cenderung Jebih kuat daripada perempuan di dalam bekerja.
Disamping itu faktor usia juga menentukan produktivitas kerja dalam
mencapai pendapatan yang lebih besar. Faktor motivasi kerja dan minat
konsumen juga mempengaruhi di dalam ha! semangat bekerja untuk
mendapatkan keuntungan atau pendapatan yang lebih dan terjualnya
barang dagangan secara cepat dengan minat konsumen yang tinggi,
sehingga mendatangkan keuntungan dan pendapatan yang memuaskan
bagi pedagang (Yunastiti dan Murtiningsih, Jurnal Empirika, Vol 19 no.I,
Juni 2006).
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan s1~berapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual atau masing-masing dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel
4.16 di bawah ini:
Tabel 41.16 Uji Statistik t
Coefficients (a)
Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients t Sio.
B 1 (Constant) 15.998
LokasiUsaha ,174 JamKeria ,156
a Dependent Vanab!e: Pendapatan Sumber: Data SPSS
Std. Error
2,397
,091 ,087
-i-
Bela
6,673 ,000
,221 1,901 ,062 ,209 1,800 ,076
Dari basil uji t di atas dapat dijelaskan bahwa dari kedua variabel
~-- _1 - --
tersebut memiliki tingkat tidak signifikansi · selbesar 0,062 untuk lokasi
usaha clan 0,076 untuk jam kerja, dan keduanya be:rada di atas 0,05. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan tidak dipengaruhi oleh
lokasi usaha clan jam kerja.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dapat dilibat besarnya nilai
uji statistik t batas untuk menolak clan menerima hipotesis yang diajukan
adalah 5% atau 0,05, jika nilai signifikansi uji t untuk masing-masing
variahel lebih dari 0,05 maka hlpotesis ditolak.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa lokasi usaha berpengaruh
terbadap pendapatan, basil uji statistik t tidak menunjukkan adanya
pengaruh yang positif sebesar 0, 17 4 dengan nilai tidlak signifikansi sebesar
0,062. Nilai tersebut berada di atas 0,05, dengan demikian hipotesis 1
(Hal) ditolak.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa jam kerja berpengaruh
terhadap pendapatan, basil uji statistik t tidak menunjukan adanya
pengaruh yang positif sebesar 0, 156 dengan nilai tidak siguifikansi sebesar
0,076. Nilai tersebut berada di atas 0,05, dengan demikian bipotesis 2 (Ha
2) ditolak.
3. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasamya menunjukan seberapa jauh pengaruh
dua variabel independen secara simultan atau bersama-sama dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada
tabel 4.17 di bawah ini:
Tabel 4.17 Uji Statistik F
ANOVA(b)
Sum of Model Snuares DI Mean Sauare 1 Regression 28,646 2
Residual 262,497 67 Total 291,143 69
a Predictors: (Constant), JamKeqa, Lokas1Usaha b Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data SPSS
14,32:~
3,918
F Sia.
3,656 ,031(a)
Dari hasil uji F di atas dapat dijelaskan bahwa dari kedua variabel
independen yang dimasukan kedalam model regresi, kedua variabel
tersebut memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,0'3 l dan nilai tersebut
berada di bawah 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
pendapatan dipengaruhi oleh lokasi usaha danjam kerja secara simultan.
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa lokasi usaha dan jam
kerja berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan. Hasil uji statistik
F menunjukan adanya pengaruh positif sebesar 0,060 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,031, nilai tersebut berada dii bawah 0,05, dengan
demikian hipotesis 3 (Ha 3) diterima.
F. Pembahasan Hasil Pengnjian llipotesis
I. Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan
Penolakan hipotesis pertama mengindikasikan tidak adanya
pengaruh antara lokasi usaha terhadap pendapatan. Hasil dari penolakan
hipotesis l ini juga mengindikasikan bahwa lokasi usaha belum tentu
lain yang mempengaruhi pendapatan seperti modal dan laba. Selain itu
faktor minat konsumen untuk membeli juga menentukan tingkat
pendapatan pedagang kaki lima Faktor modal dan laba kemungkinan
besar dapat mempengaruhi lokasi usaba karena semakin besar modal dan
laba maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh oleh para
pedagang kaki lima, setelab menutupi semua pengeluaran atau biaya-biaya
yang ada dan bila ada kelebihannya maka diperoleh laba.
2. Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan
Penolakan hipotesis kedua mengindikasikan tidak adanya pengaruh
jam kerja terhadap pendapatan, karena jam kerja bukan merupakan suatu
patokan babwa pada saat jam kerja barang dagangan para pedagang habis
terjual, mungkin saja pada saat hari libur dan jam-jam tidak sibuk
konsumen ramai untuk membeli. Dengan demikian ada faktor lain yang
mempengaruhi pendapatan seperti minat dan selera konsumen.
Minat dan selera konsumen ini sangat berperan karena dengan
adanya minat dan se!era konsumen terhadap suatu barang maim konsumen
ttirsebut tidak ragu-ragu untuk membeli barang yang diinginkannya.
Dengan demikian para pedagang kaki lima akan merasa beruntung apabila
barang yang dijualnya itu sesuai dengan selera konsumen, sehingga
pedagang tidak perlu merasa khawatir barang dagangannya tidak laku
terjual.
3. Pengaruh lokasi usaha danjam kerja secara simultan terhadap pendapatan
Penerimaan hipotesis ketiga mengindikasikan bahwa lokasi usaha
dan jam kerja secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan, adanya
pengaruh secara simultan terhadap pendapatan ini karena para pedagang
dapat memilih lokasi usaha secara bebas yang ramai dikunjungi konsumen
pada saat jam-jam kerja, sehingga pedagang akan mengetahui pada saat
jam kerja dan di lokasi strategis mana yang ramai dikunjungi konsumen.
Dengan demikian akan meningkatkan pendapatart pedagang kaki lima.
Tetapi perlu diingat pada saat jam kerja dan lokasi yang ramai
dikunjungi konsumen, belum tentu semua konsumen yang berada di lokasi
pedagang kaki lima tersebut membeli barang dagangan pedagang kaki
lima dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhinya yaitu minat
dan selera konsumen. Minat dan selera konsumen ini merupakan faktor
yang alami yang dimiliki oleh setiap orang dalarn membeli setiap barang,
sehingga setiap orang/konsumen akan merasa lebih puas dan mendapatkan
nilai lebih dari apa yang dibelinya atau diperolehriya bila sesuai dengan
seleranya.
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN SAR!\J'(
Penelitian ini bertujuan untulc menguji: pertama,, pengaruh lokasi usaba
terhadap pendapatan. Kedua, pengaruhjam kerja terhadap pendapatan. Ketiga,
pengaruh lokasi usaba dan jam kerja secara simultart terhadap pendapatan.
Responden pada penelitian ini berjumlah 70 orang pada pedagang kaki lima di
peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK. Pengujian ini dengan
menggunakan bantuan program SPSS 12,0. Dari hasil pengujian dan analisis
terhadap data, dapat disimpulkan bahwa:
1. Lokasi usaha tidak berpengaruh terhadap pendapatan
2. Jam kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan
3. Lokasi usaha dan jam kerja secara simultan berpengaruh terhadap
pendapatan
B. Saran
Penelitian dimasa yang akan datang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa ha!, diantaranya:
1. Memilih objek penelitian lain selain pedagang kaki lima di peron Stasiun
Kereta Api JABODET ABEK.
2. Memilih responden lain selain pedagang rokok, mimnnan, dan makanan di
Stasiun Kereta Api JABODETABEK, misalnya pedagang baju, perabot
rumah tangga.
3. Diharapkan dapat memperbanyakjumlah responden yang akan diteliti agar
hasilnya dapat lebih bagus dan baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ananta, Aris. 1987. Landasan Ekonometrika, Jakarta: PT. Gramedia
---Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. "Teori Akuntansi".Edisi 5, Jakarta: Salemba 4
Damsar.1997. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo
~-Gade, Muhammad. 2005. "TeoriAkuntansi". Jakarta: Almahira
Ghozali, Imam. 2001. "Analisis Multivariate Dengan Program SPSS", edisi III. Penerbit: Universitas Diponegoro, Semarang
Gunadi Brata, Aloysius. Nilai Ekonomis Modal Sosial Pada Sektor Informal Perkotaan. Artikel Lembaga Penelitian Unive1:~itas Atma Jaya, Agustus 2004.
r-Hasibuan, Malayu, SP. 2004. "Dasar-dasar Perbankan", Jakarta: PT. Gunung Agung
Hastuti, Endang Lestari. 2005. "Hambatan Sosial Budaya Dalam Pengarusutamaan Gender di Indonesia. SOCA. Vol 5 no.2. Fak. Pertanian UNUD
Heizer, Jay and Render, Barry. 1996. Production and Operation Management, Strategic and tactical Decision, Fourt Edision, New Jersey ; PrenticeHall, Inc, ha! 359.
Hidayat. 1978. "Peranan Sektor Informal Perkotaan dalam Perekonomian Indonesia dalam Majalah Ekonomi dan Keuangan Indonesia", Vol X:XVI
__.Jkatan Akuntansi Indonesia, "Standar Akuntansi Keuangan". Salemba 4, Jakarta: 2007
Kerjasama Antara Laboratorium Studi Manajemen FEUI dan Bappeda Kota Depok (2001), Laporan Akhir Pengkajian Ekonomi Mikro Kola Depok
Kieso, Weygant, Kimmel. 2008. "Pengantar Akuntansi". Edisi 7, Buku IL Jakarta: Salemba 4
Lavenson, Alec R dan W.M. Maloney. 1998. "The IrJormal Sektor, Firm Dvnamics and Institutional Particination Rewwrrh Paner. World
Ma'ruf, Hemlri. 2005. "Pemasaran Rite/", Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Mulyanto, Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Menetap. Jurnal suatu survei, Surakarta: 2007.
Nur Indriantoro dan Supomo. 1999. "Metodologi Penelilian Bisnis". Yogyakarta: BPFE
Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2007 tentang "Ketertiban Umum", Bab VI pasal 25 ayat 2
-Prihadi, Toto. 2007. "Mudah Memahami Laporan Keuangan". Edisi I. Jakarta: Penerbit PPM
Rusli, Ramli (199~ Sektor Informal Perkotaan, Pedagang Kaki Lima Perkotaan, Jakarta : Ind-Hill. Co
Satriapatriawan, salvanus magnus, "Pedagang Rawasari Geruduk Kantor DPP Partai Demokrat", Harian Kompas 9 Februari 2008.
Santoso, Slamet., "Kemampuan Bertahan Pedagang Waru.ng Pinggiran Jalan di Kota Ponorogo", Jurnal Pene/itian Humaniora.Vol. 7, 2006
Sethuraman, S.V. 1981. "Sektor Informal Di Negara Sedang Berkembang". Jakarta: Yayasan Obor dan PT. Gramedia
Simamora, Bilson, "Memenangkon Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profttabilitas ", PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2005
Santoso, Singgih. 2001. Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Sudarsono, Dharma Tintri E. "Pengaruh Pembangunan Jalan Terowongan Di Jalan Raya Pasar Minggu Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Dagang Di Sekitarnya". Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2008
Thoha, Mahmud. 2000. "Pengembangan Ekonomi Kerakyatan: Kekuatan, Kelemahan, Tantangan dan Peluang" dalam Indonesia Menapak Abad 21, Kajian Ekonomi Politik, IPSK-LIPI
Todaro, Michael dan S.C. Smith. 2003. "Economic Development". Eight Edition. Pearson Education Limited
Usman, Thoyib (1998) Manajemen Perdagangan Eceran, Jilid I, Yogyakarta: Ekonosia
- Weaygant, dan Kieso. 2007. "Pengantar Akuntansi". &lisi 7, Buku I. Jakarta: Salemba4
Wibowo dan Arif,Abu bakar. 2006. "Pengantar Akuntansi 2". Edisi Revisi 2. Jakarta: PT. Grasindo
Widodo, Tri. "Peran Selctor Informal Terhadap Perelwnomian Daerah: /./ Pendelwtan Delphi-JO dan Aplikasi". Jurnal Elwnomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 21, No. 3, 254-267.2006
Wirosardjono, Soetjipto. 1998. "Pengertian, Batasan dan Masalah Selctor Informal Dalam Prisma No.3 tahun XVI, hat 6
l. Wulan, Ratna (2000) Pengaruh Modal dan Jam Kerja Terhadap Laba Akuntansi Usaha Selctor Informal, Karya Tulis Akhir S-I STEI
.. Yunastiti dan Murtiningsih, "Determinan Jam Kerja Para Pekerja Di Propinsi I.. Jawa Tengah ", Jumal Empirika, Vol 19 no. I, Juni 2006
Yustika, Ahmad Erani. 2000. "Jndustrialisasi Pinggiran". Yogyakarta: Pustaka Pelajar
LAMPIRAN KUESIONER
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang anda pilih
• Jenis Kelamin
• Lamanya anda bekerja saat ini
• Pendidikan terakhir anda
LOKASI USAHA
D Pria D Wanita
D O<l tahun
D l-2tahun
D 2-3 tahun
D >3talmn
D Tidak tamat SD
DsMP OsMA
D Tidak sekolah
0Lainnya
Ket SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju),
STS (Sangat Tidak Setuju).
No Pernyataan SS s KS TS STS
Saya merasa lebih puas l.
berdagang di stasiun ini
dibandingkan di lokasi Iain.
Saya merasa lebih nyaman 2.
berdagang di lokasi stasiun
seperti ini.
Berdagang di lokasi stasiun 3.
seperti ini sangat aman bagi saya
dari pihak keamanan.
Lokasi di stasiun ini sangat 4.
menguntungkan bagi saya untuk
berdagang dibandingkan di
lokasi lain.
Lokasi di stasiun ini sangat 5.
strategis untuk berdagang.
JAMKERJA
Ket SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju),
STS (Sangat Tidak Setuju).
No Pernyataan SS s KS TS STS
Sa ya membuka dagangan lebih awal I.
dibanding pedagang-pedagang lainnya
Waktu berdagang saya lebih panjang 2.
sampai malam hari.
Jam sibuk saya berdagang sekitar jam 7-3.
l 0 pagi dan jam 4-6 sore.
Saya berdagang sampai malam untuk 4.
mendapat keuntungan yang lebih.
Jam luang berdagang saya pada siang hari 5.
yang jarang pembelinya.
PENDAPATAN
Ket SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju),
STS (Sangat Tidak Setuju).
No Pernyataan SS s KS TS STS
1. Pendapatan yang di dapat tidak setiap hari.
Pendapatan yang saya peroleh setiap hari
2. tidak stabil.
Besar kecilnya pendapatan yang saya
3. peroleh tergantung dari ramainya pembeli.
Hasil pendapatan sebagian ditambah untuk
4. modal dagang.
Biaya retribusi yang diminta mengurangi
I I I I 5. pendapatan yang diperoleh.
LAMP IRAN
SKOR JA WABAN KUE,S~IONER
LO KASI USAHA
LU 1 LU2 LU3 LU4 LU5 Total Responden 1 4 4 4 3 3 18 Responden2 4 4 5 4 5 22 Responden3 4 3 3 4 4 18 Responden4 2 2 4 4 4 16 Responden5 2 2 2 2 4 12 Responden 6 4 4 4 5 5 22 Responden 7 4 4 4 4 4 20 Responden 8 4 4 4 4 4 20 Responden9 5 4 4 4 4 21 Responden 10 5 5 5 5 5 25 Responden 11 4 4 5 4 5 22 Responden 12 5 5 5 5 5 25 Responden 13 3 3 3 3 4 16 Responden 14 4 4 4 4 4 20 Responden 15 5 5 5 5 5 25 Responden 16 4 5 4 4 4 21 Responden 17 5 5 5 5 5 25 Responden 18 4 4 4 3 4 19 Responden 19 4 5 5 4 4 22 Responden 20 4 5 5 4 5 23 Responden 21 5 4 5 4 5 23 Responden 22 5 4 4 4 5 22 Responden 23 5 5 4 4 5 23 Responden 24 5 5 5 5 5 25 Responden 25 4 4 4 4 4 20 Responden 26 4 4 4 4 4 20 Responden 27 5 5 4 4 4 22 Responden 28 4 5 3 5 4 21 Responden 29 3 4 4 4 5 20 Responden 30 4 4 4 4 4 20 Responden 31 4 3 5 5 4 21 Responden 32 4 4 4 4 4 20 Responden 33 5 5 5 4 4 23 Responden 34 5 4 4 5 5 23 Responden 35 5 4 5 5 4 23 Responden 36 4 5 4 4 5 22 Responden 3 7 4 4 4 4 4 20 Responden 38 5 5 5 5 5 25 Responden 39 5 5 5 4 4 23 Responden 40 4 4 4 4 4 20 Responden 41 4 4 4 3 4 19 Responden 42 4 4 t'. 0 '.\ 1Q
'
Responden 44 3 3 4 3 3 16 Responden 45 4 4 4 4 4 20 Responden 46 4 4 4 3 3 18 Responden 47 3 4 4 3 3 17 Responden 48 4 4 4 4 4 20 Responden 49 4 3 4 3 4 18 Responden 50 4 3 4 4 4 19 Responden 51 5 5 4 4 4 22 Responden 52 4 4 4 4 3 19 Responden 53 3 3 4 3 3 16 Responden 54 4 5 5 4 4 22 Responden 55 4 4 4 4 4 20 Responden 56 4 4 4 4 3 19 Responden 57 4 4 4 4 4 20 Responden 58 5 5 5 5 5 25 Responden 59 4 4 4 4 4 20 Responden 60 3 5 4 5 5 22 Responden 61 5 5 5 5 5 25 Responden 62 4 5 5 5 4 23 Responden 63 4 5 4 5 4 22 Responden 64 5 5 5 4 4 23 Responden 65 5 5 5 5 5 25 Responden 66 3 5 5 4 4 21 Responden 67 4 5 5 3 5 22 Responden 68 4 4 4 4 4 20 Responden 69 4 4 5 4 3 20 Responden 70 4 4 4 4 4 20
1459
JAMKERJA JK 1 JK2 JK3 JK4 JK5 Total
Responden 1 3 3 3 3 4 16 Responden2 4 5 4 5 3 21 Responden3 3 3 4 3 4 17 Responden4 3 4 4 4 2 17 Responden5 4 4 4 4 2 18 Responden6 5 5 5 5 2 22 Responden 7 4 4 4 4 2 18 Responden8 4 4 4 4 4 20 Responden9 4 4 2 4 2 16 Responden 10 3 4 3 5 3 18 Responden 11 3 4 5 5 5 22 Responden 12 2 4 2 5 5 18 Responden 13 2 4 2 4 4 16 Responden 14 2 2 2 2 2 10 Responden 15 2 2 2 2 2 10 Responden 16 3 4 2 4 4 17 Responden 17 3 5 5 5 3 21 Responden 18 3 5 3 5 3 19 Responden 19 3 5 4 5 4 21 Responden 20 4 4 3 5 3 19 Responden 21 5 5 5 4 3 22 Responden 22 5 4 4 5 5 23 Responden 23 4 4 4 4 4 20 Responden 24 3 3 4 4 3 17 Responden 25 4 4 4 4 4 20 Responden 26 4 3 3 4 4 18 Responden 27 4 3 3 3 4 17 Responden 28 4 5 5 5 5 24 Responden 29 3 3 3 4 4 17 Responden 30 4 4 4 4 4 20 Responden 31 5 5 3 3 4 20 Responden 32 5 5 5 5 5 25 Responden 33 3 3 3 4 3 16 Responden 34 3 4 3 4 3 17 Responden 35 3 2 3 3 3 14 Responden 36 2 4 2 3 3 14 Responden 37 4 4 4 3 3 18 Responden 38 3 3 3 3 3 15 Responden 39 4 5 4 5 5 23 Responden 40 3 3 4 3 4 17 Responden 41 3 3 3 4 4 17 Responden 42 3 0 4 1 4 17 .)
Responden 44 3 3 4 3 4 17 Responden 45 3 4 4 4 4 19 Responden 46 3 3 4 4 4 18 Responden 47 3 3 4 3 4 17 Responden 48 3 3 4 3 4 17 Responden 49 3 3 4 3 4 17 Responden 50 3 3 4 3 4 17 Responden 51 4 4 4 4 4 20 Responden 52 3 3 4 3 4 17 Responden 53 3 3 3 3 4 16 Responden 54 3 3 4 4 4 18 Responden 55 3 3 4 3 4 17 Responden 56 3 4 4 4 4 19 Responden 57 3 3 4 3 4 17 Responden 58 3 4 4 4 4 19 Responden 59 3 3 4 3 4 17 Responden 60 2 3 3 4 3 15 Responden 61 4 3 3 4 4 18 Responden 62 5 3 2 3 3 16 Responden 63 4 5 3 3 5 20 Responden 64 3 3 3 3 3 15 Responden 65 4 4 2 4 3 17 Responden 66 5 5 4 4 5 23 Responden 67 3 3 4 5 3 18 Responden 68 5 4 4 4 5 22 Responden 69 3 3 3 3 4 16 Responden 70 4 4 2 4 2 16
1262
PENDAPATAN pl P2 P3 P4 PS Total
Responden l 4 5 5 4 4 22 Responden2 5 5 5 4 5 24 Responden3 4 4 4 4 4 20 Responden4 2 4 4 4 4 18 Responden5 2 4 4 4 4 18 Responden6 5 5 5 5 5 25 Responden 7 4 4 4 4 4 20 Responden8 4 4 4 4 4 20 Responden9 5 5 5 5 5 25 Responden 10 3 5 5 5 5 23 Responden 11 5 5 5 5 5 25 Responden 12 5 5 5 5 5 25 Responden 13 4 4 4 4 4 20 Responden 14 4 4 4 4 4 20 Responden 15 4 4 4 4 5 21 Responden 16 2 4 4 4 4 18 Responden 17 4 5 5 5 5 24 Responden 18 3 5 5 5 5 23 Responden 19 5 5 4 4 4 22 Responden 20 5 5 5 4 5 24 Responden 21 5 5 5 5 5 25 Responden 22 5 5 5 4 4 23 Responden 23 5 5 5 5 4 24 Responden 24 5 5 5 5 5 25 Responden 25 5 5 5 5 5 25 Responden 26 5 4 4 4 5 22 Responden 27 4 5 4 4 5 22 Responden 28 5 5 4 4 4 22 Responden 29 5 5 5 5 5 25 Responden 30 4 4 4 4 4 20 Responden 31 5 4 5 5 4 23 Responden 32 4 4 4 4 4 20 Responden 33 4 5 4 4 5 22 Responden 34 4 4 4 5 5 22 Responden 35 4 4 4 4 4 20 Responden 36 4 4 5 5 4 22 Responden 37 4 4 4 4 4 20 Responden 38 4 4 4 4 4 20 Responden 39 5 5 5 5 4 24 Responden 40 5 5 5 4 5 24 Responden 41 4 5 4 4 5 22 Responden 42 5 5 5 4 5 24 Responden 4? 5 5 5 4 5 ?4
Responden 45 5 5 5 4 5 24 Responden 46 5 5 5 4 5 24 Responden 47 5 5 5 4 5 24 Responden 48 4 4 4 4 4 20 Responden 49 4 5 5 4 4 22 Responden 50 4 4 4 4 4 20 Responden 51 2 4 4 4 4 18 Responden 52 5 5 5 4 5 24 Responden 53 5 5 5 4 5 24 Responden 54 5 5 5 4 5 24 Responden 55 5 5 5 4 5 24 Responden 56 5 5 5 4 5 24 Responden 57 5 5 5 4 5 24 Responden 58 4 4 5 4 4 21 Responden 59 5 5 5 4 5 24 Responden 60 4 4 4 4 5 21 Responden 61 4 5 5 4 4 22 Responden 62 5 4 5 4 5 23 Responden 63 4 4 5 5 4 22 Responden 64 5 4 5 4 5 23 Responden 65 5 5 5 5 5 25 Responden 66 5 5 5 5 4 24 Responden 67 5 5 5 5 4 24 Responden 68 5 4 5 5 4 23 Responden 69 5 5 5 4 4 23 Responden 70 2 4 4 4 4 18
1570
LAMPI RAN
UJI RELIABILITAS DAN V Jl~LIDITAS
LOKASIUSAHA
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Aloha Items N of Items
,833 ,833 5
Correlations
I LokasiU LokasiUsa LokasiUsa Lokasills LokasiUsah Totallok saha1 ha2 ha3 aha4 a5 asiUsaha
LokasiU Pearson 1 ,617(**) ,526( .. ) ,533(''*) ,405(**) ,803(*') saha1 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 N 70 70 70 '10 70 70
LokasiU Pearson ,617(**) 1 ,574(*') ,524("") ,413(**) ,819(**) saha2 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,ODO ,000 N 70 70 70 70 70 70
LokasiU Pearson ,526(**) ,574(**) 1 ,486(*~) ,363( .. ) ,752(**) saha3 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 N 70 70 70 70 70 70
LokasiU Pearson ,533(**) ,524(**) ,486(*') 1 ,548(**) ,798(**)
saha4 Correlation Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,DOD ,000 ,000 N 70 70 70 70 70 70
LokasiU Pearson ,405(**) ,413(**) ,363(**) ,548(*') 1 ,696(**)
saha5 Correlation Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,002 ,000 ,ODO N 70 70 70 70 70 70
Total Lok Pearson asiUsah Correlation ,803(.*) ,819( .. ) ,752(**) ,798(**) ,696{**) 1 a
Sig. (2-tailed) ,ODO ,000 ,ODO ,ODO ,000 N 70 70 70 70 10 I 70
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
JAM KERJA
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Alnha Items N of Items
,692 ,695 5
I JamKerj JamKerj a1 a2
JamKerja1 Pearson 1 ,528(*')
correlation Sig. (2-lailed) ,000 N 70 70
JamKerja2 Pearson ,528("*) 1
Correlation Sig. (2-lailed) ,000 N 70 70
JamKerta3 Pearson ,311 (**) ,309( .. )
Correlation Sig. (2-lailed) ,009 ,009 N 70 70
JamKerja4 Pearson ,298(') ,667(*')
Correlation Sig. (2-tailed) ,012 ,000 N 70 70
JakKerja5 Pearson ,134 ,155 Correletion
Sig. (2-lailed) ,269 ,200 N 70 70
TolalJamKerj Pearson ,672(*') ,786(**) a Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 70 70
·-** Correlation 1s s1gnmcant at the 0.01 level (2-lailed). • Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
JamKert JakKerja TotalJamK a3 JamKerta4 5 erta
,311(*') ,298(*) ,134 ,672(**)
,009 ,012 ,269 ,000
70 70 70 70
,309(**) ,667( .. ) ,155 ,786(**)
,009 ,000 ,200 ,000
70 70 70 70
1 ,29H(*) ,306(*) ,671 (**)
,012 ,010 ,000
70 70 70 70
,299(') 1 '121 ,703(**)
,012 ,320 ,000
70 70 70 70
,306(*) ,121 1 ,523(**)
,010 ,320 ,000
70 70 70 70
,671(**) ,703('*) ,523( .. ) 1
,000 ,000 ,000
70 70 70 70
PENDAPATAN
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Aloha Items N of Items
,754 ,772 5
Pendapat Pendap an1 atan2
Pendapata Pearson 1 ,530( .. )
n1 Correlation Sig. (2-tailed) ,000 N 70 70
Pendapata Pearson ,530( .. ) 1 n2 Correlation Sig. (2-tailed) ,000 N 70 70
Pendapata Pearson ,581( .. ) ,640( .. ) n3 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 70 70
Pendapata Pearson , 191 ,216 n4 Correlation Sig. (2-tailed) ,113 ,072 N 70 70
Pendapata Pearson ,414( .. ) ,514( .. ) n5 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 70 70
Tota!Pend Pearson ,825( .. ) ,786( .. ) apatan Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 70 70
.. Correlallon 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pendap atan3
,581(-)
,000
70
,640( .. )
,000
70
1
70
,439( .. )
,000
70
,399( .. )
,001
70
,828( .. )
,000
70
Correlations
Penda pa ta n4
A<l
,48
' .l1 1'
' 1 ·13
i10
16
'
2
0 72
9(
0 .
70
.. ) 00
7'0
1
70
. ·j 19
,3 28
70
9(
,0
.. ) 00
70
Tota!Pe Pendap ndapata atan5 n
,414( .. ) ,825( .. )
,000 ,000
70 70
,514( .. ) ,786( •• )
,000 ,000
70 70
,399( .. ) ,828( .. )
,001 ,000
70 70
,119 ,489( .. )
,328 ,000
70 70
1 ,662( .. )
,000
70 70
,662( .. ) 1
,000
70 70
LAMPIRAI\r
UJI ASUMSI KLA.SIK
UJI MUl TIKOLINEARITJ!\S
Coefficient Correlations(a)
Model I I JamKeria LokasiUs aha 06:1 000 00(1
008
1 Correlations JamKerja LokasiUsaha
Covariances JamKerja LokasiUsaha
a Dependent Vanable: Pendapatan
Unstandardized Model Coefficients
B Std. Error 1 (Constant) 15.998 2.397
LokasiUsaha .174 .091 JamKerja .156 .087
a Dependent Venable: Pendapatan
1.000 --.063 1.
.008
.000
Coefficients(a)
Standardized Coefficients
Beta
.221
.209
t
6.
v 673 001
lOO 1.1
Sia. Collinearil\ Statistics
Tolerance VIF .000
.062 .996 1.004
.076 .996 1.004
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Scatterplot
Dependent Variable: Pencllapatatn
0 0 Cl>
0 0 0 IO 0 0 Oo 0 0 0
0 0 0 IO O oo 0 0 0 0 Q) Q:) 0
0 0 0 IO 0 0 0 0 0 Q:) 0 0
0 0 Cbo 0
Oo 0
0 0 0
0
0
-3
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
UJI NORMALITAS
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Pencl!apatan
1.0~------------
0.8 CD
/ 0.2
0.0~~--.---~--~---,---l
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
I• 'I .flP\JST" 'VIAN IJ!N .:; 1 Ar110 j n
LAMPI RAN
UJI REGRESI
UJIREGRESI
UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summary(b)
Adjusted R Model R R Sauare Sauare 1 ,314(a) ,098 ,071
a Predictors: (Constant), JamKeqa, Lokas1Usaha b Dependent Variable: Pendapatan
UJI T (INDIVIDUAL)
Std. Error of the Estimate
1,979
Coefficients(a)
Unstandardized Standardize d Coefficients Coefficients
Model B 1 (Constant) 15,998
LokasiUsa ,174
ha JamKerja ,156
a Dependent Vanable: Pendapatan
UJI F (SIMULTAN)
I Sum of Model Sauares 1 Regressio
28,646 n Residual 262,497 Total 291,143
Std. Error
2,397
,091
,087
Beta
,2
,2
21
09
ANOVA(b)
df Mean Sguare
2 14,323
67 3,918
69
a Predictors: (Constantl. JamKena. LnkR••I l"Rh~
..
t Sig.
6,673 I ,000
1,901 ,062
1,800 ,076
F Sia.
3,656 ,031 (a)