Imagine Power vs Real Power

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psychology

Citation preview

IMAGINE POWER Vs REAL POWER

Hasil pemilu legislatif di Turki mengejutkan banyak pihak karena :1. Dalam pilkada serentak di seluruh Turki sebelum pileg, AKP berhasil memenangkan 50% di antaranya. Demikian pula dengan pilpres yang dimenangkan oleh Erdogan, capres yang diusung oleh AKP. Erdogan meraup 52 % suara jauh mengungguli capres yang diusung oleh CHP dan MHP, Ekmeleddin Ihsanoglu yang hanya meraup 38% suara2. Hasil pileg Turki 2015 menabrak logika demokrasi, dimana biasanya pemerintah yang sukses dalam pembangunan di semua sektor, pasti akan meningkat suaranya. Sehingga Wakil Presiden AKP, menyampaikan bahwa mereka menargetkan 52% suara atau setidak-tidaknya mempertahankan perolehan suara seperti dalam pileg 2011. Namun kenyataannya perolehan suara AKP justru menurun drastis menjadi 40.84%Selama ini dalam membaca hasil pemilu legislatif atau fenomena politik seperti di atas, kita selalu terjebak dalam penjelasan teknis, seperti : terjadi peralihan suara masyarakat Kurdi dari AKP ke HDP, penolakan publik terhadap ide Erdogan yang ingin mengubah sistem pemerintahan Turki dari sistem parlementer menjadi sistem presidensial, atau AKP mengalami penolakan kolektif. Namun penjelasan seperti ini tidak akan membuat kita mampu membaca situasinya secara utuh.Kita ini adalah kafilah politik karena itu dalam membaca tiap fenomena politik kita harus terlebih dahulu menganalisanya dalam konteks global, setelah itu membawanya dalam bingkai perjalanan panjang Islam politik. Menurunnya perolehan suara AKP dari 49.85% dalam pileg tahun 2011 menjadi 40.84% dalam pileg 2015 jika dibaca dengan cara di atas, maka kita akan mendapatkan data bahwa fenomena tersebut di atas tidak terlepas dari konspirasi global dan bukan sesuatu hasil yang negatif.Saya meyakini bahwa hasil pileg Turki 2015 adalah sebuah kemunduran dalam proses untuk naik secara berkelanjutan).Di mana dalam proses naik secara berkelanjutannya, AKP memang mengalami sedikit guncangan dalam pileg 2015. Namun insya Allah ini akan menjadi inthilaq tuk naik secara berkelanjutan. Hal ini justru kebalikkan dari hasil perang Salib. Di mana kemenangan pasukan Muslim yang dipimpin oleh Sholahudin Al Ayyubi terhadap bangsa Tar Tar dan pasukan Salib, justru hanya merupakan helaan nafas sesaat menuju sebuah kematianSekarang secara global, kita sedang berada dalam persimpangan jalan, persimpangan dari rezim yang mau naik dan rezim yang mau turun. Rezim yang akan naik akan benar-benar bisa naik secara berkelanjutan jika rezim tersebut benar-benar sudah matang dan mapan sehingga memang benar-benar layak untuk menjadi pengganti. Begitu pula rezim yang akan turun, benar-benar akan turun jika sudah ada rezim penggantinya yang layakCara membaca seperti inilah yang menjelaskan mengapa di antara surah-surah Al Quran yang turun di awal adalah ayat-ayat pertama dari QS Ar Ruum. Saat ayat-ayat pertama dari QS Ar Ruum turun, Abu Bakar menyampaikan, Saya berani bertaruh 100 ekor unta bahwa ayat ini akan benar-benar terjadi. Dan sejarah kemudian mencatat bahwa 9 tahun berselang Romawi benar-benar bisa menumbangkan negara super adi daya saat ituDalam sejarah panjang perjalanan Islam politik abad ini, ada 2 kontributor terbesar bagi umat Islam yang mendambakan bisa memiliki kekuasaan yang berkelanjutan, yakni Ikhwanul Muslimin dan AK Party. Ikhwanul Muslimin memiliki peranan yang sangat penting di dalam mempertahankan identitas keIslaman kaum Muslimin di tengah-tengah kemajuan pembangunan yang diakibatkan keberhasilan konsolidasi global. Keberhasilan konsolidasi itu ditandai dengan menguatnya peranan PBB di sektor politik dan menguatnya peranan World Bank di sektor ekonomi. Jepang, China, Korea yang menjadi maju akibat konsolidasi global harus membayar sangat mahal kemajuan yang dialaminya. Agama asli bangsa dari tiga negara itu sudah nyaris tidak ada lagi. Mereka kehilangan identitas ideologi saat shifting ke sistem ekonomi global. Namun di sisi lain Indonesia, Malaysia dan negara-negara di Timur Tengah yang juga mengalami kemajuan akibat shifting ke dalam sistem ekonomi global, mereka tidak kehilangan identitas ideologinya.Adapun Turki memiliki peranan penting dalam sejarah panjang perjuangan Islam politik abad ini karena mereka mampu membuat model negara di mana Islam bisa diterima secara ideologi dan juga mampu memakmurkan ekonomi rakyatnya. Di awal pemerintahan AKP pada tahun 2002, kekuatan ekonomi Turki hanya menduduki peringkat 111 dunia, namun pada tahun 2012 Turki sudah menduduki peringkat 16 dunia dan peringkat 4 Eropa.Tantangan bagi perjuangan umat Islam di era global sekarang ini adalah banyaknya Game Changer dalam pertarungan global. Yang paling menonjol tentunya adalah Game Changer Militer, Game Changer Ekonomi dan Game Changer Politik. Contoh dari Game Changer Militer adalah seperti yang terjadi di Irak. Setelah Amerika dan sekutunya berhasil menaklukkan Irak dan membunuh Saddam Husin dengan berbagai dalih, tapi sekarang mereka gagal mengontrol penuh Irak. Hal inilah yang menyebabkan kekalahan partai Republik dari partai Demokrat dalam pilpres Amerika tahun 2008 yang melahirkan presiden Barack Husin Obama. Para ahli strategi militer sampai menyimpulkan bahwa kekuatan militer Amerika sesungguhnya tidak sekuat yang mereka bayangkan selama ini. Di sisi lain mereka juga meyakini bahwa rakyat Amerika sekarang ini tidak siap berperang dalam kurun waktu yang lama.Game Changer yang kedua adalah Game Changer Ekonomi. Sekarang ini secara umum dunia mengalami perlambatan perumbuhan ekonomi yang juga berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Turki dan Indonesia yang juga ikut melambat. IMF bahkan menyatakan target laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dicanangka 5.7% tidak akan terpenuhi. Bahkan IMF berani memprediksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan berkisar di angka 4.7%. Kalau prediksi IMF di atas menjadi kenyataan dan pemerintah di bawah presiden Jokowi tidak mampu mengantisipasi dan mengelolanya dengan baik, maka akan bisa mengakibatkan social chaos dan bahkan political chaos. Kondisi seperti ini sekarang mulai marak terjadi di Amerika Serikat. Pemicu utamanya adalah upaya efisiensi yang dilakukan banyak perusahaan besar dan menengah dengan jalan mengganti sumber daya manusia dengan tekhnologi. Hal ini menghantam golongan menengah di Amerika yang jumlahnya mencapai sekitar 75% total populasi penduduk.Kondisi Amerika seperti di atas inilah yang membuat banyak pemikir di Amerika yang menyampaikan bahwa dalam perjalanan bangsa Amerika, terjadinya kemakmuran yang ditandai dengan kondisi full employment adalah saat terjadinya banyak peperangan di dunia ini. Angka pengangguran di Amerika sangat menurun drastis saat terjadi banyak perang di berbagai belahan dunia. Karena itulah sekarang ini terindikasi pemerintah Amerika menstimulasi munculnya banyak war zone atau wilayah perang. Nah ISIS adalah bagian dari skenario besar itu. Inilah yang menjelaskan mengapa terjadi perang di Irak, Syiria, Ukraina dan yang terakhir di Yaman. Amerika kini sedang berupaya keras tuk membawa Turki dalam pusaran perang seperti di atas. Potensi itu semakin membesar karena dalam pileg di Turki beberapa waktu yang lalu suara AKP sebagai partai penguasa drop hingga 9% sehingga menyulitkan AKP untuk membentuk sistem pemerintahan karena mau tidak mau mereka terpaksa harus berkoalisi dengan MHP, HDP atau bahkan CHP. Dengan demikian Game Changer Militer dan Ekonomi yang disutradarai oleh Amerika bertujuan untuk memperluas zona perang dan mempersempit zona demokrasiTerkait dengan konflik di Yaman, saya sudah mengingatkan ikhwah kita di Saudi saat mereka menyayangkan mengapa kita tidak mendukung serangan Saudi ke Yaman. Saya menyampaikan kepada mereka tentang hal di atas dan lalu saya mengatakan, Anda memasukkan diri anda ke dalam sebuah situasi yang anda sendiri tidak mengetahui bagaimana cara keluarnya.Setelah memahami fenomena-fenomena politik dengan sistematika berfikir seperti di atas, sekarang tugas kita adalah bagaimana caranya mentransformasi imagine power menjadi real power. Kita bisa mengambil pelajaran dari beberapa fenomena politik di beberapa negara di dunia ini untuk menunjukkan betapa pentingnya real power itu. Pileg Turki yang baru saja selesai menunjukkan hasil partai Islam politik, AKP turun 9% suara yang menyebabkan mereka kehilangan 69 kursi di parlemen padahal pemerintahan di bawah AKP mampu memakmurkan Turki dengan luar biasa hanya dalam kurun waktu 10 tahun. Namun di sisi lain, walaupun memenangkan pileg di Mesir dengan perolehan suara 47.18% dan karenanya mampu menempatkan salah satu kadernya sebagai Presiden pada pemilu 2012, akan tetapi setahun kemudian FJP harus check out dari gelanggang politik di Mesir. Adapun di Indonesia, walaupun dioperasi habis-habisan, alhamdulillah PKS masih mampu meraih 40 kursi dan sekalipun kursinya hilang 17 buah, PKS masih mampu menduduki kursi wakil ketua DPR RI dan wakil ketua MPR RI.Di mana-mana tantangan bagi Islam politik adalah bahwa Islam politik saat menjadi penguasa akan membuat banyak kebijakan anti elit. Bahkan AKP yang selama 12 tahun memerintah mampu menorehkan kemakmuran ekonomi yang luar biasa ternyata belum mampu menyatukan elit secara utuh. Sekalipun secara umum mereka mampu mengelola dengan baik jaringan militer dan jaringan bisnis dengan baik, namun AKP belum mampu mengelola kekuatan jaringan Fethullah Gulen yang menyebar di seantero TurkiBerbeda dengan tantangan kita dalam merebut hati masyarakat grass root yang intinya terkait dengan welfare dan security, tantangan dalam menyatukan para elit adalah Interest dan Arogansi. Ada tiga tahap yang harus kita lalui dalam perjuangan ini, yakni migrasi dari outsider ke insider, lalu existing dan puncaknya adalah leading. Alhamdulillah sekarang kita sudah ada di level existing. Syarat utama agar kita bisa berada di level leading untuk waktu yang lama adalah kemampuan kita untuk menyatukan atau merangkul para elit militer, elit politik, elit ekonomi dan elit birokrasi di negeri ini. Untuk menjadikan imagine power menjadi real power, setidaknya ada 5 kemampuan yang harus kita miliki1. Sistematika berfikir2. Menyatukan para elit3. Membangun jaringan di kekuatan TNI dan POLRI, politik, ekonomi, dan birokrasi4. Sistematika penetrasi sumber daya5. Membangun hubungan luar negeri dengan Amerika, Russia, China, Uni Eropa, India serta JepangInsya Allah dengan melakukan 5 hal di atas kita sedang berupaya untuk menjadi rezim yang sedang mengalami kemunduran untuk naik secara berkelanjutan. Allahu Akbar !