27
Implementasi dan Analisis Skalabilitas Virtual Desktop SMA LAB Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah Peneliti: Agung Fani Saputro (672008188) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015

Implementasi dan Analisis Skalabilitas Virtual Desktop SMA ...€¦ · Implementasi dan Analisis Skalabilitas Virtual Desktop SMA LAB Kristen Satya Wacana . Artikel Ilmiah . Diajukan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Implementasi dan Analisis Skalabilitas Virtual Desktop

    SMA LAB Kristen Satya Wacana

    Artikel Ilmiah

    Peneliti: Agung Fani Saputro (672008188)

    Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    2015

  • Implementasi dan Analisis Skalabilitas Virtual Desktop

    SMA LAB Kristen Satya Wacana

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

    Peneliti: Agung Fani Saputro (672008188)

    Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    2015

  • Implementasi dan Analisis Skalabilitas Virtual Desktop SMA LAB

    Kristen Satya Wacana

    1) Agung Fani Saputro,

    2) Eko Sediyono

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

    Email: 1)

    [email protected], 2)

    [email protected]

    Abstract

    The use of Remote Desktop Connection technology at Satya Wacana Christian

    LAB Senior High School faced a problem because the computer laboratory only used one

    desktop for all teachers so that they could access the files saved which might interfere

    each others’ privacy. Therefore, this research was conducted to help overcoming the

    problem by implementing virtual desktop. Virtual desktop is virtualization solution which

    offers elaciticy for the application of computer resources in an institution which needs to

    use multiple desktops in high number. However, it is important to know the virtual

    desktop scalability to ensure whether the system is able to meet the needs of the

    institution. In this research, the scalability was measured by using two parameters which

    were overhead and linearity, and two scenarios which were copying files in the PC to

    measure the hardisk performance and copying files between PCs to measure the network

    performance. After the testing was done, the overhead value at the virtual desktop was

    relatively small, so it could be ignored. At the linearity testing, the first testing scenario

    showed nonlinearity whereas the RDC and VDI showed linear graphic at the second

    scenario.

    Keywords: Virtual desktop, Scalability, Overhead, Linearity

    Abstrak

    Penggunaan teknologi Remote Desktop Connection di SMA LAB Kristen Satya

    Wacana memiliki kendala yaitu hanya menggunakan sebuah desktop untuk digunakan

    semua guru sehingga mereka dapat mengakses file yang disimpan yang dapat

    mengganggu privasi satu sama lain. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk

    membantu mengatasi hal tersebut dengan cara mengimplementasikan virtual desktop.

    Virtual desktop merupakan solusi virtualisasi yang menawarkan elastisitas pada

    penerapan sumber daya komputer dalam instansi yang memerlukan penggunaan desktop

    dalam jumlah yang besar. Namun, skalabilitas virtual desktop perlu diketahui untuk

    memastikan apakah sistem tersebut mampu memenuhi kebutuhan instansi. Dalam

    penelitian ini skalabilitas diukur menggunakan dua parameter yaitu overhead dan

    linearitas dengan dua skenario yaitu copy file dalam PC untuk mengukur kinerja hardisk

    dan copy file antar PC untuk mengukur kinerja jaringan. Setelah pengujian dilakukan,

    nilai overhead pada virtual desktop relatif kecil sehingga dapat diabaikan. Pada pengujian

    linearitas, skenario pengujian pertama menunjukkan ketidaklinearan sedangkan pada

    skenario kedua, baik RDC dan VDI menunjukkan grafik yang linear.

    Kata Kunci : Virtual desktop, skalabilitas, file, linearitas

    1)Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya

    Wacana 2)Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.

  • 1

    1. Pendahuluan

    Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi di dunia pendidikan sudah

    semakin maju. Banyak penemuan teknologi baru yang bertujuan untuk

    memudahkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu perkembangan

    teknologi yang diterapkan oleh sekolah, dalam penelitian ini SMA Lab Kristen

    Satya Wacana, adalah Remote Desktop Connection (RDC). Para guru di sekolah

    tersebut telah menggunakan fasilitas Remote Desktop Connection untuk

    mengakses komputer sekolah menggunakan laptop maupun desktop PC yang

    berada di dalam jaringan sekolah dengan lebih mudah.

    Akan tetapi, penggunaan RDC tersebut menimbulkan kendala karena

    operating system dari remote desktop harus dipakai secara bersamaan oleh para

    guru sehingga data yang tersimpan oleh seorang guru mungkin saja terhapus

    secara tidak sengaja oleh guru lainnya. Kendala lain adalah ketidakleluasaan guru

    dalam menggunakan desktop karena hak akses penuh terhadap desktop tersebut

    hanya dimiliki oleh administrator sehingga akan muncul kendala jika guru

    tersebut ingin memasang atau menghapus aplikasi yang dia inginkan.

    Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mengimplementasikan

    virtualisasi desktop. Virtual desktop adalah sebuah solusi virtualisasi yang

    menawarkan elastisitas pada penerapan sumber daya komputer dalam sebuah

    instansi, dalam hal ini khususnya pendidikan. Dengan virtualisasi desktop,

    pemanfaatan sumber daya seperti hardisk, memory dan processor dapat lebih

    dimaksimalkan.

    Teknologi virtual desktop juga merupakan upgrade dari teknologi roaming

    profile yang diperkenalkan oleh windows. Pada dasarnya roaming hanya sebatas

    memberikan user login terhadap satu desktop sehingga spesifikasi dari desktop

    pengguna akan selalu sama satu dengan yang lannya. Sedangkan virtual desktop

    memberikan keleluasaan untuk user dalam menentukan spesifikasi hardware

    maupun operating system.

    Dalam penerapan virtualisasi desktop, skalabilitas yang dihasilkan akan

    diukur dan dibandingkan dengan server RDC yang ada sebelumnya. Pengukuran

    skalabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif peran virtual desktop

    yang diimplementasikan untuk menggantikan sistem lama tersebut.

    2. Tinjauan Pustaka

    Belakangan ini, teknologi informasi modern telah menjadi bagian yang tak

    terpisahkan dalam proses pendidikan. Perubahan IT memunculkan temuan-

    temuan baru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan [1]. Namun, masalah

    yang sering dihadapi oleh lembaga pendidikan adalah keterbatasan sumber daya

    teknologi informasi. Oleh karena itu, diperlukan adanya sebuah alternatif yang

    dapat mengatasi hal tersebut. Teknologi virtualisasi kemudian hadir dan

    memberikan jawaban atas permasalahan tersebut.

    Beberapa penelitian tentang teknologi virtualisasi di dunia pendidikan

    sudah cukup banyak dilakukan. Sebagai contoh, virtualisasi desktop pernah

    diimplementasikan untuk mengatasi keterbatasan anggaran pembangunan

  • 2

    Laboratorium Komputer yang terjadi di beberapa sekolah menengah di Ekuador

    [2]. Virtualisasi desktop yang dibangun tersebut bertujuan untuk memenuhi

    kebutuhan standar siswa seperti Microsoft Office, Web Browser dan PDF Reader.

    Pada penelitian yang lainnya, virtualisasi desktop digunakan untuk

    keperluan belajar mengajar di Universitas Kaunas, Lithuania [3]. Mereka

    menciptakan sebuah kelas virtual yang berguna untuk proses belajar mengajar

    yang lebih fleksibel.

    Di UKSW, virtual server telah diimplementasikan untuk mengelola dan

    memaksimalkan sumber daya perangkat keras [4]. Penerapan tersebut berguna

    untuk menanggulangi pesatnya peningkatan tuntutan layanan seperti Web Server,

    Flexible Learning yang berbasis Moodle, datacenter, dan lain sebagainya yang

    berimbas pada meningkatnya kebutuhan perangkat keras.

    Virtualisasi merupakan bentuk abstrak dari struktur fisik yang mendasari

    berbagai teknologi. Virtualisasi, dalam komputasi, adalah penciptaan versi virtual

    (bukan sebenarnya) dari sesuatu, seperti platform perangkat keras, sistem operasi,

    perangkat penyimpanan atau sumber daya jaringan.

    Teknik virtualisasi ini telah ada selama beberapa dekade. Teknik ini

    diperkenalkan sejak era teknologi server mainframe [5]. Pada saat itu, virtualisasi

    dikembangkan untuk menggandakan sumber daya perangkat keras diantara

    beberapa aplikasi. Saat ini, salah satu tujuan penggunaan virtualisasi adalah untuk

    mengurangi pofilerasi mesin server dan untuk meningkatkan efisiensi biaya.

    Tidak hanya mengurangi kebutuhan akan hardware, tetapi juga mengurangi biaya

    operasional seperti listrik dan biaya penyediaan ruang server.

    Gambar 1 Arsitektur Virtualisasi Tradisional [5]

    Virtualisasi memungkinkan resource dari perangkat keras dibagi untuk

    beberapa mesin virtual (VMs). VMs ini dikendalikan oleh Monitor Mesin Virtual

    (VMM) atau sering juga disebut dengan hypervisor. Hypervisor merupakan

    abstraksi layer yang menyembunyikan hardware di dalamnya dan menyediakan

    interface generik untuk mesin virtual. Aplikasi dan sistem operasi dapat berjalan

    karena mereka dijalankan oleh perangkat fisik. VMs tersebut terisolasi antara satu

  • 3

    dan lainnya oleh hypervisor sehingga keberadaannya tidak saling mengganggu.

    Hypervisor dapat dijalankan dengan dua cara yaitu dipasang dalam sebuah sistem

    operasi yang berjalan atau langsung dipasang pada hardware. Apabila ingin

    menggunakan hypervisor dalam sebuah sistem operasi, maka pengguna harus

    memilih penyedia virtualisasi yang menggunakan Hypervisor tipe 2. Namun jika

    pengguna ingin mengendalikan VMM pada perangkat keras langsung, maka tipe

    hypervisor yang dipilih adalah tipe 1.

    Gambar 2 Tipe Hypervisor

    Kelemahan dalam menjalankan VMM dengan Hypervisor tipe 2 adalah

    file yang tinggi, tetapi memiliki konfigurasi yang lebih mudah jika dibandingkan

    dengan Hypervisor tipe 1 [5]. Pada umumnya Hypervisor tipe 1 lebih banyak

    digunakan untuk membangun server virtual di level enterprise.

    Ada beberapa keuntungan yang didapatkan ketika suatu perusahaan

    menerapkan virtualisasi yaitu penghematan energi, mengurangi footprint pada

    datacenter, penyediaan server secara cepat, mengurangi hardware vendor lock-in,

    meningkatkan uptime dan disaster recovery, isolasi aplikasi dan penggunaan

    aplikasi lama yang dapat terus dilakukan.

    Salah satu jenis dari virtualisasi yang akan dibahas pada penelitian ini

    adalah virtualisasi desktop. Virtualisasi desktop adalah pemisahan desktop, yang

    terdiri atas sistem operasi, aplikasi dan data pengguna dari end-point [6]. End-

    point merupakan perangkat komputer yang digunakan untuk mengakses desktop.

    Virtual Desktop Infrastructure (VDI) memungkinkan administrator TI untuk

    mengelola desktop user pada infrastruktur virtual yang terdapat di dalam

    datacenter. User dapat mengakses desktop mereka dengan menggunakan protokol

    PCoIP maupun RDP. Virtual Desktop Infrastructure (VDI) menawarkan manfaat

    baru untuk meningkatkan pengelolaan, kinerja, dan keamanan pengguna

    desktop/PC [7].

    Virtualisasi desktop dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu client side dan

    server side. Pada virtualisasi jenis server side, aplikasi end-user dieksekusi dari

    jarak jauh dari server pusat. Proses streaming pada end-point dilakukan dengan

    Remote Display Protocol atau bisa menggunakan aplikasi presentasi desktop lain.

    Pada virtualisasi desktop jenis client side, aplikasi dijalankan pada end-point dan

    dipresentasikan secara lokal pada komputer pengguna. Gambar 3 di bawah ini

    menggambarkan dua jenis virtualisasi desktop tersebut.

  • 4

    Gambar 3 Jenis Virtual Desktop

    Virtualisasi desktop client side dijalankan secara lokal pada lokasi

    pengguna. Pada virtualisasi jenis ini, baik hypervisor tipe 1 maupun tipe 2 dapat

    digunakan.

    Personal virtual desktop adalah solusi untuk mendapatkan akses jarak jauh

    ke desktop yang dijalankan melalui datacenter. Jenis Virtualisasi desktop ini juga

    dikenal sebagai Virtual Desktop Infrastructure (VDI). VDI inilah yang menjadi

    "rumah" dari beberapa desktop. Desktop tersebut merupakan mesin virtual yang

    tersimpan di dalam datacenter. VDI merupakan teknologi virtualisasi desktop

    yang paling umum digunakan, yang memungkinkan untuk memasang desktop

    secara keseluruhan (baik sistem operasi, aplikasi di dalamnya hingga profil

    pengguna) pada remote server. Setiap pengguna memiliki desktop yang unik,

    personal dan benar-benar terisolasi. Pengeksekusian program, pengolahan data

    dan penyimpanan data berlangsung secara terpusat di server. Informasi yang

    ditampilkan pada layar client menggunakan protokol remote display. Akan tetapi,

    virtual desktop memiliki kekurangan pada pemrosesan grafis. Untuk itulah virtual

    desktop memiliki fitur yang memungkinkan server fisik dapat mengambil dan

    mengolah kekuatan pemrosesan grafis dari desktop fisik sehingga menjadi sebuah

    desktop virtual yang mampu menjalankan aplikasi multimedia.

    3. Metode dan Perancangan Sistem

    Penelitian yang dilakukan menggunakan Network Development Life Cycle

    (NDLC) sebagai dasar untuk melakukan perancangan infrastruktur yang akan

    dibuat. Tahapan pada metode ini ditunjukkan pada Gambar 4.

  • 5

    Gambar 4 Tahap-tahap Network Development Life Cycle

    Pada metode ini penelitian diawali dengan tahap analysis, yaitu

    identifikasi kebutuhan berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Pada tahap ini

    kebutuhan diidentifikasi baik untuk kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat

    kerasnya. Dalam membangun Virtual Desktop Infrastructure (VDI), digunakan

    sebuah sistem operasi dari VMware yaitu ESXi versi 5.1 update2 Sistem operasi

    tersebut merupakan hypervisor tipe 1 yang berguna untuk menciptakan server-

    server virtual. Selain itu diperlukan perangkat lain seperti remote PC, desktop

    client dan perangkat tambahan lain. Daftar kebutuhan perangkat keras yang

    digunakan baik untuk server dan client ditunjukkan pada Tabel 1.

    Tabel 1 Kebutuhan perangkat keras

    Hardware Spesifikasi

    - Intel Core i7

    ESXi Server - RAM 32 GB

    - Hardisk Sata 2TB

    - Gigabyte Ethernet

    Remote PC - 1 laptop

    Desktop Client - 6 komputer

    Perangkat Tambahan - Ethernet Switch

    Di dalam ESXi server, terdapat beberapa server virtual yang diinstal

    saling berkaitan dan membentuk sebuah sistem yang disebut Virtual Desktop

    Infrastructure (VDI). Ada tiga buah virtual server yang diperlukan dalam instalasi

    Virtual Desktop yaitu Active Directory, vCenter Server dan Connection Server.

    VCenter server dan Connection Server merupakan produk dari VMware yang

    tergabung dalam satu paket produk bernama Horizon View 6.1. Spesifikasi dari

    server-server tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.

  • 6

    Tabel 2 Spesifikasi Server Virtual

    Nama Server Spesifikasi

    - Intel Core i7 Active Directory - RAM 1,5 GB - 40GB Hardisk

    - Intel Core i7 vCenter Server - RAM 8 GB - 200GB Hardisk

    - Intel Core i7 Connection Server - RAM 8 GB

    - 200GB Hardisk

    Active Directory berfungsi sebagai management user yang berfungsi untuk

    menciptakan Organization Unit (OU). UO digunakan untuk memberikan

    entitlement baik kepada administrator maupun user. VCenter Server berperan

    sebagai pusat konfigurasi pada vSphere/ESXi, memiliki kontrol penuh pada host,

    mesin virtual, jaringan dan unsur lainnya dari infrastuktur virtualisasi. Sedangkan

    Connection server bertindak sebagai broker, pusat kontrol dari virtual desktop

    yang diciptakan.

    Selain ketiga server di atas, diperlukan sebuah parent VM yang nantinya

    akan diambil snapshoot atau dibuat clone-nya sebagai sumber pembuatan desktop

    pool. Dalam pool tersebut diinstal view agent yang fungsinya menghubungkan

    snapshoot/clone OS yang telah dibuat dengan broker. Tahap selanjutnya adalah

    design. Desain yang dibangun menggambarkan desain virtual maupun desain

    fisik, ditunjukkan pada Gambar 5.

    Gambar 5 Skema VDI SMA Kristen Satya Wacana

    Dalam sistem ini, digambarkan bahwa ESXi Hypervisor merupakan datacenter yang menaungi server-server virtual di dalamnya, termasuk juga

    desktop pool yang dibuat di dalam server ini. ESXi Server dikontrol dengan

    sebuah desktop admin yang di dalamnya sudah terinstal aplikasi remote bernama

    vShpere Client. Switch berfungsi untuk menghubungkan datacenter, remote

  • 7

    admin dan machine yang dihasilkan oleh desktop pool. Proses pembuatan dan alur

    kerja instalasi VDI digambarkan pada Gambar 5. Tahap ini diawali dengan

    instalasi Server ESXi, setelah itu dilanjutkan dengan instalasi server-server virtual

    di dalamnya kemudian dikonfigurasikan agar ketiga server tersebut dapat saling

    terhubung satu sama lain, kemudian dilanjutkan dengan tahap instalasi Operating

    System yang nantinya akan dipakai sebagai OS parent di Virtual Desktop. Parent

    ini akan berfungsi sebagai induk untuk membuat desktop pool. Desktop Pool

    inilah yang akan diakses oleh user dalam bentuk Virtual Desktop. Agar virtual

    desktop dapat diakses, entitlement perlu ditambahkan agar pengguna dapat

    dikelompokkan berdasarkan fungsi dan hak aksesnya masing-masing.

    Gambar 6 Alur pembuatan VDI

    Pada tahap prototyping simulation, pemodelan jaringan virtual yang

    hendak diimplementasikan dibuat. Pemodelan ini dirancang untuk menunjukkan

    simulasi yang lebih mendetail berdasarkan desain yang sebelumnya telah dibuat.

    Pada Gambar 6 ditunjukkan simulasi prototype yang dibuat dengan aplikasi

    GNS3.

    Gambar 7 Prototyping Simulation dengan GNS3

    Implementation merupakan fase dimana desain yang telah dibuat

    diimplementasikan ke dalam server yang sebenarnya. Setiap server akan

    diberikan IP address supaya dapat saling terhubung antara satu dan yang lainnya.

    Daftar IP address ditunjukkan lewat Tabel 3.

    Instalasi

    ESXi Server

    Instalasi Server Virtual

    (Active Direcoty, vCenter

    Server, Connection Server)

    Membuat

    Desktop Pool

    Instalasi

    Parent OS & Agent

    Entitlement

    User VDI

    Mengakses

    VDI

  • 8

    Tabel 3 Pengalamatan IP pada sistem VDI

    Nama Server Alamat IP Nama Host

    ESXi Server 192.168.22.9 -

    Active Directory 192.168.22.21 ad.virtualproject.com

    vCenter Server 192.168.22.22 vc.virtualproject.com

    Connection Server 192.168.22.23 con.virtualproject.com

    Windows 7 (parent) 192.168.22.31 -

    Langkah awal setelah ESXi server selesai diinstalasi adalah membuat

    server Active Directory, vCenter dan Connection Server. Domain dibuat di dalam

    active directory sehingga server yang lain dapat melakukan join domain. Join

    domain berguna agar tiap server memiliki autentikasi terpusat pada active

    directory. Active directory juga digunakan untuk membuat user ID bagi end user

    yang nantinya hendak menggunakan VDI. Berikutnya adalah konfigurasi pada

    vCenter Server. Kemudian, aplikasi View Composer diinstal di dalam vCenter.

    Aplikasi ini berfungsi untuk mengatur linked-clone desktop yang dibuat di dalam

    Connection Server. Connection Server membutuhkan aplikasi view administrator

    untuk mengatur VDI antara lain; membuat dan menghapus desktop pool,

    menghubungkan broker dengan vCenter dan melakukan autentikasi pada Active

    Directory. Setelah ketiga server selesai dikonfigurasi, langkah berikutnya adalah

    membuat OS parent dan menginstalasi View Agent di dalamnya. Spesifikasinya

    sistem operasi yang dibuat disesuaikan dengan sistem operasi yang digunakan

    pada Remote Desktop Connection, baik dari segi hardware maupun software yang

    digunakan. Spesifikasi OS parent yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan

    minimal terhadap aplikasi yang diinstal di dalamnya seperti Photoshop dan Corel

    Draw. Kebutuhan hardware tersebut ditunjukkan dengan Tabel 4.

    Tabel 4 Spesifikasi OS Parent

    Hardware Software

    Intel Core i7 3.4Ghz dengan 4 core

    2GB RAM Windows 7 64bit

    160 GB Hardisk

    Setelah OS parent selesai dibuat, maka diperlukan snapshoot/template

    untuk melakukan cloning terhadap OS yang telah dibuat. Pembuatan

    snapshoot/template dilakukan pada vCenter server.

    Tahap monitoring dilakukan dengan cara menjalankan sistem yang dibuat

    guna memastikan sistem tersebut telah berjalan dengan baik. Tahap ini

    memastikan bahwa user dapat melakukan login terhadap virtual desktop. Tahap

    management diawali dengan mengukur seberapa banyak virtual desktop yang

    dapat dibuat dan dinyalakan secara bersamaan. Tahap ini juga merupakan tahap

    penyesuaian jenis-jenis aplikasi yang umumnya digunakan oleh para guru saat

    melakukan pekerjaan dengan menggunakan desktop.

    Ada 3 variabel yang akan digunakan untuk melihat pemakaian resource bila sistem yang telah dibuat disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian harian.

  • 9

    Tabel 5 Variabel Pengujian Server Jumlah Virtual Desktop Variabel

    - Disk

    -Maksimum Penggunaan harian - Network

    Setelah pengukuran terhadap variabel tersebut dilakukan, tahap

    selanjutnya adalah mengukur skalabilitas virtual desktop yang telah dibuat. Yaitu

    dengan mengukur overhead dan linearitas berdasarkan rumus yang telah

    ditentukan.

    Evaluasi overhead virtualisasi dilakukan dengan membandingkan waktu

    eksekusi sebuah aplikasi yang dijalankan pada sistem operasi non virtual (Ta)

    dengan aplikasi yang sama dijalankan pada sebuah mesin virtual (Tav) [8]. File

    virtualisasi dihitung dengan rumus:

    Tujuan dari pengukuran overhead adalah melihat seberapa signifikan

    performa yang turun setelah virtual desktop diimplementasikan. Overhead dapat

    dianggap wajar dan diabaikan jika penurunan performa tidak terlalu signifian.

    Evaluasi linearitas dilakukan dengan mengukur seberapa erat hubungan

    antara peningkatan jumlah mesin virtual yang aktif dan mengeksekusi pesan yang

    sama dengan waktu eksekusi perintah yang diberikan. Linearitas dihitung dengan

    rumus :

    Apabila kemampuan linearitas diketahui, jumlah maksimal mesin virtual

    yang dapat aktif tanpa memperburuk kinerja sistem dapat diketahui pula.

    Linearitas yang buruk ditunjukkan dengan peningkatan waktu eksekusi yang

    semakin lama semakin tinggi.

    4. Hasil dan Pembahasan

    Pengujian dimulai dengan mengukur seberapa banyak virtual desktop dapat dihasilkan dengan resource yang ada. Pertama kali diihat penggunaan

    resource ESXi server ketika semua virtual machine belum dinyalakan. Resource

    yang dibutuhkan untuk menjalankan ESXi server ditunjukkan pada Gambar 8.

    Ov = Tav – Ta

    Ovn = Tanv – Ta

    tmax = Ov + t x n

  • 10

    Gambar 8 Penggunaan resource ESXi

    Penggunaan resource untuk ESXi server tergolong relatif rendah,

    pemakaian CPU bergerak pada kisaran 40-70Mhz, sedangkan pemakaian RAM

    hampir mencapai 3GB.

    Selanjutnya, server-server virtual yang terdapat di dalam ESXi

    dinyalakan, kondisi pemakaian CPU dan RAM dimana semua server yang

    dibutuhkan menyala sebelum desktop pool dibuat ditunjukkan pada Gambar 9.

    Gambar 9 Penggunaan resource semua VM

    Desktop pool akan dibuat dengan memperhatikan resource yang tersisa

    setelah semua VM dinyalakan. Penggunaan resource yang dan sisa resource yang

    dapat digunakan untuk membuat desktop pool ditunjukkan pada Tabel 6.

    Tabel 6 Penggunaan resource

    Resource Terpakai Sisa

    CPU 189Mhz 12970Mhz

    RAM 18217MB 14428GB

    Hardisk 625GB 1.175GB

    Desktop pool yang dibuat menggunakan OS parent yang spesifikasinya

    disamakan dengan desktop yang ada di SMA Lab Salatiga, baik dari segi software

    maupun hardware. Desktop pool dibuat pada connection server. Pool dibuat

    berdasarkan kebutuhan guru yang memerlukan desktop dengan hak akses pribadi

    dan tidak di-share dengan guru lain. Hal tersebut mengacu pada pemilihan User

    Assignment pada desktop pool.

  • 11

    Gambar 10 User assignment pada pembuatan pool

    Pada user assignment, dipilih tipe dedicated sehingga user selalu

    mendapatkan desktop yang sama setiap kali melakukan login. Ada dua pilihan

    dalam pembuatan desktop pool yaitu full virtual machine dan View Composer

    linked-clones.

    Gambar 11 Pemilihan tipe virtual desktop

    View Composer linked-clones dipilih karena VMware mengklaim bahwa

    teknologi ini dapat menghemat penggunaan disk hingga 80%.

    Setelah desktop pool selesai dibuat, maka secara otomatis akan terbentuk

    mesin virtual yang juga disebut dengan virtual desktop. Mesin tersebut dapat

    diatur melalui view manager. Untuk mengetahui berapa banyak desktop machine

    yang dapat dibuat menggunakan server yang ada, maka pembuatan desktop pool

    diawali terlebih dahulu dengan menggunakan satu machine saja baru kemudian

    dilanjutkan dengan menambah satu demi satu dan membiarkan machine yang

    telah dibuat tetap dalam kondisi menyala. Dalam proses pembuatan machine ini,

    resource yang bekerja paling berat adalah RAM. Saat desktop machine yang

    dibuat mencapai 6 buah, penggunaan RAM telah mencapai 31179MB atau

    menyisakan kurang dari 1GB saja. Berdasarkan tabel 4, kebutuhan penggunaan

    RAM dalam setiap machine adalah 2GB sehingga pada saat machine ke-7 coba

    dibuat, maka tidak terjadi penambahan lagi.

  • 12

    Gambar 12 Jumlah maksimal machine yang dapat dinyalakan bersamaan

    Apabila administrator hendak menambahkan machine lagi, maka salah

    satu desktop machine atau lebih harus dimatikan guna menambahkan sisa memory

    untuk membuat machine yang baru. Hasil pengukuran peningkatan resource

    setelah desktop machine dibuat ditunjukkan pada Tabel 7.

    Tabel 7 Peningkatan penggunaan resource

    Jumlah

    Machine

    Penggunaan Resource Desktop Machine

    Host CPU (Mhz) Host RAM (MB) Used Disk (GB)

    1 24 2106 25,20

    2 47 4021 50,40

    3 79 5332 70,02

    4 105 6762 92,43

    5 120 7207 123,21

    6 158 8426 149,2

    Dari data yang disajikan oleh tabel di atas, maka dapat diambil rata-rata

    pemakaian resource dari tiap machine yang menyala.

    Tabel 8 Rata-rata penggunaan resource

    Jumlah

    Machine

    Penggunaan Resource Machine

    Host CPU (Mhz) Host RAM (MB) Used Disk (GB)

    1 24 2106 25.20

    2 23.5 2010.5 25.23

    3 26.3 1777.3 23.34

    4 26.25 1690.5 23.10

    5 2.4 1441.4 24.64

    6 26.3 1404.3 24.86

    Dari data Tabel 7 dan 8 terlihat bahwa peningkatan penggunaan CPU dan

    hardisk cenderung stabil. Namun, tidak demikian dengan pemakaian RAM yang

    cenderung menurun karena resource yang tersisa dari RAM setelah server virtual

    menyala memiliki presentasi yang sangat kecil bila dibandingkan dengan

    persentase pemakaian CPU dan hardisk. Pemakaian resource pada hardisk juga

    terbilang kecil karena kapasitas disk yang diambil hanya digunakan untuk Virtual

  • 13

    Machine Disk/VMDK file pada machine yang dibuat. Sedangkan hardisk 160GB

    merupakan provisioned disk yang hanya akan digunakan apabila desktop tersebut

    memerlukannya untuk menyimpan data.

    Pengujian selanjutnya adalah untuk mengukur skalabilitas virtual desktop

    dengan parameter-parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Skenario yang

    digunakan adalah copy file dalam PC untuk mengetahui skalabilitas hardisk dan

    antar PC untuk mengetahui skalabilitas jaringan. Pengujian awal adalah mengukur

    overhead dari virtual desktop. Dalam pengukuran ini, pada satu waktu baik

    Remote Desktop Connection maupun virtual desktop hanya ada satu proses yang

    berjalan. Namun, pada virtual desktop jumlah machine yang berjalan bersamaan

    secara bertahap ditingkatkan jumlahnya. Hasil dari pengukuran tersebut

    ditunjukkan pada Tabel 9.

    Tabel 9 Pengukuran overhead dengan skenario pembebanan

    Skenario beban Jumlah

    Proses

    Remote Desktop

    Connection

    Virtual Desktop

    VM aktif Waktu (sec)

    Copy file 1 GB

    dalam PC

    1 17.449 1 44.563

    2 43.265

    3 44.784

    4 42.199

    5 44.518

    6 44.739

    Copy file antar PC

    1GB

    1 103.592 1 106.365

    2 103.266

    3 104.947

    4 105.638

    5 106.716

    6 106.513

    Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh grafik hasil pengukuran seperti

    yang ditunjukkan oleh gambar 13 dan gambar 14.

    Gambar 13 Grafik file copy file dalam PC

  • 14

    Gambar 14 Grafik file copy file antar PC

    Pada gambar 13 tampak perbandingan kecepatan copy data dalam PC dari

    Microsoft RDC dan VDI cukup menonjol. Kecepatan copy data dengan

    menggunakan Microsoft RDC berkisar di angka 58-59MB/s sedangkan pada VDI

    kecepatan copy data hanya berkisar di angka 23MB/s. Akan tetapi, pada copy

    data antar PC yang menggunakan jaringan ethernet tidak terjadi perbedaan

    signifikan antara keduanya. Baik Microsoft RDC maupun VDI sama-sama

    mentransfer file dengan kecepatan 10MB/s. Dari kedua grafik tersebut terlihat

    bahwa jumlah PC yang menyala tidak mempengaruhi kecepatan copy data.

    Berdasarkan hasil pengukuran maka diperoleh nilai-nilai untuk masing-

    masing proses eksekusi:

    Copy file 1GB dalam PC untuk Ta = 17.449s

    Dengan menggunakan rumus file maka diperoleh nilai: Ov = Tav – Ta

    = 44.563s – 17.449s

    = 27.114s Nilai overhead untuk virtualisasi : Ovn = Tanv – Ta, untuk n=6

    = 44.739s-17.449s

    = 27.29s

    Degradasi kinerja server setelah enam mesin virtual dijalankan: Ovn-Ov = 27.29s - 27.114s = 0.176s

    Copy file 1GB antar PC untuk Ta = 103.592s

    Dengan menggunakan rumus file maka diperoleh nilai: Ov = Tav – Ta =106.36 s-103.592s

    = 2.768s

    Nilai overhead untuk virtualisasi: Ovn = Tanv – Ta, untuk n=6

    = 106.513-103.592s

    = 2.921s

    Degradasi kinerja server setelah enam mesin virtual dijalankan:

    Ovn-Ov = 2.921s – 2.7684s

    = 0.153s

    Pada pengukuran linearitas, pengujian dilakukan sedikit berbeda dengan

  • 15

    pengujian overhead. Setiap virtual desktop yang dinyalakan akan melakukan

    pemrosesan yang sama antara satu dengan yang lainnya dalam waktu bersamaan.

    Tabel 10 Pengukuran linearitas dengan skenario pembebanan

    Skenario beban Jumlah

    Proses

    Remote Desktop

    Connection

    Virtual Desktop

    VM aktif Waktu (sec)

    Copy file 1 GB

    1 17.449 1 44.563

    2 35.269 2 71.501

    3 51.942 3 134.346

    4 69.864 4 185.785

    5 88.168 5 203.676

    6 104.454 6 243.784

    Copy file antar PC

    1GB

    1 102.252 1 102.805

    2 204.359 2 209.171

    3 313.808 3 313.732

    4 414.338 4 405.570

    5 515.295 5 520.319

    6 623.123 6 616.923

    Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh grafik hasil pengukuran seperti

    yang ditunjukkan oleh gambar 15 dan gambar 16.

    Gambar 15 Grafik linearitas copy file dalam PC

    Gambar 16 Grafik linearitas copy file antar PC

    Pada grafik di atas terlihat bahwa pada skenario copy file dalam PC

    dengan menggunakan RDC menunjukkan grafik yang stabil atau cenderung

    linear. Akan tetapi, pada pengukuran terhadap VDI, nilai yang didapat cenderung

    naik turun dan tidak linear. Dalam skenario copy file antar PC baik RDC maupun

  • 16

    VDI menunjukkan nilai yang hampir sama dan dilihat dari grafik menunjukkan

    peningkatan yang cenderung linear.

    Berdasarkan pengukuran, diperoleh nilai untuk masing-masing proses eksekusi.

    Copy file 1GB dalam PC, untuk n = 6 Tmax = Ov +T x n, dimana : Ov = 27.114s T = 44.563s

    Maka tmax = 27.11x44.563x6

    = 7248.61s

    Copy file 1GB antar PC, untuk n = 6 Tmax = Ov +T x n, dimana : Ov = 2.768s T = 102.805s

    Maka tmax = 2.768x102.805x6

    = 1707.38s

    5. Simpulan

    Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis skalabilitas terhadap virtual

    desktop yang dibangun di SMA Lab Kristen Satya Wacana, nilai overhead pada

    skenario copy file dalam PC setelah semua machine menyala menunjukkan angka

    yang cukup besar yaitu 27.29 detik. Akan tetapi degradasi penggunaan server

    tidak terlalu signifikan yaitu di angka 0.176 detik. Pada skenario copy file antar

    PC nilai overhead tergolong relatif kecil yaitu di kisaran 2.921 detik. Sedangkan

    degradasi kinerja servernya juga hanya berkisar di angka 0.153 detik. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa jumlah mesin virtual yang dinyalakan tidak secara signifikan

    mempengaruhi nilai overhead.

    Pada pengujian linearitas tampak bahwa copy file dalam PC menunjukkan

    ketidaklinearan pada RDC dan VDI dengan selisih yang cukup signifikan. Akan

    tetapi dalam pengujian copy data antar PC keduanya menunjukkan grafik

    peningkatan yang linear.

    Dapat disimpulkan bahwa jumlah desktop dan skalabilitas yang dihasilkan

    dari penerapan VDI di SMA LAB sudah cukup memadai jika dilihat dari

    kebutuhan yang ada, namun apabila hendak dilakukan penambahan user maka

    peningkatan RAM perlu dilakukan.

    6. Daftar Pustaka

    [1] Targamadze A., Petrauskiene R., Rubliauskas, D., (2010). Influence of technologies on quality of distance learning.Electronics and Electrical

    Engineering, 6(102), 131–134.Kommeri, Jukka., 2008., System Management

    in Server Based Computing with Virtualization: Helsinki University of

    Technology

    [2] Arcentales M., Zambrano J., Sara V., Garcia Ignacio M., (2013). Virtual Desktop Deployment in Middle Education and Community Centers Using

    Low-Cost Hardware. International Journal of Information and Education

    Technology, Vol. 3, No. 6

    [3] Miseviciene R., Danute Ambraziene D.,Tuminauskas R., Pažereckas N.,

  • 17

    (2012). Educational Infrastructure Using VirtualizationTechnologies:

    Experience at Kaunas University of Technology. Kaunas University of

    Technology

    [4] Kristiyanto, Daniel., (2012). Desain dan Analisis Kinerja Teknologi Virtualisasi untuk Optimalisasi dan Konsolidasi Jaringan Komputer:

    Universitas Kristen Satya Wacana

    [5] Kommeri J., (2008). System management in ServerBased Computing with Virtualization. Helsinki University of TechnologyDepartment of Electrical

    and Communications Engineering Networking Laboratory

    [6] Kampert, Paulus., (2010), A Taxonomy of Virtualization Technologies, Faculty of Systems Engineering Policy Analysis & Management Delft University of

    Technology

    [7] Rizal, Saiful., (2013). Analisa dan Perancangan Sistem Berbasis Virtual Desktop Infrastructure (VDI) pada direktorat Jenderal Migas, Universitas

    Bina Nusantara

    [8] Quétier, V. Neri, and F. Cappello,. (2007) Scalability Comparison of Four Host Virtualization Tools. J Grid Computing, vol 5, pp. 83-98.