Upload
nguyencong
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN MAGANG
IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN
SERTA LINGKUNGAN DI PT. MEKAR ARMADA
JAYA MAGELANG
Ritma Sari Wulandari
R0009083
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN MAGANG
Irggnng dengan judul : fmplementasi lliperkes dan Keselamatan Kerja Serta
Lingkungan di PT, MekarArmada JayaMagelang
Ritma Sari Wulandari, NIM : R.0009083, Tahun ;2012
Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Tim Penguji MagangProgram D.III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kedokteran IINS Surakarta
Pada Hari,....... " ...Tanggal... ... ... .. ... 20
hrbimbing I
Srmrdi1.ono, SKIvt M.Kes.rP- x9650706198803 1 002
hftinbiryil
Dm- Cr. Siti Utari, M-Kes.}]P" 195"10505 198503 2 001
Itrgrii
Reni Fija,r-anti, dr., M.Sc\m" 19720E22221212200l
t$ m 7s1z
Surakart4
Prodi
dr./
Tim Magang
--"' l){-,r1
7 -"r V\
C"- tr Ulari, Dra-),M.Kesh-@, 19!t0505 198503 2 001
&KK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan Magang .................................................................... 4
C. Manfaat Magang .................................................................. 5
BAB II METODE PENGAMBILAN DATA .......................................... 7
A. Persiapan .............................................................................. 7
B. Lokasi .................................................................................. 7
C. Pelaksanaan .......................................................................... 7
BAB III HASIL MAGANG ..................................................................... 9
A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 9
B. Proses Produksi .................................................................... 15
C. Higine Perusahaan ................................................................ 30
D. Kesehatan Kerja ................................................................... 36
E. Keselamatan Kerja .............................................................. 40
F. Ergonomi ............................................................................. 46
G. Manajemen K3 ..................................................................... 47
H. Lingkungan .......................................................................... 50
I. Sistem Pelaporan, Penyelidikan dan Pencatatan Kecelakaan . 54
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 57
A. Higine Perusahaan ................................................................ 57
B. Kesehatan Kerja ................................................................... 65
C. Keselamatan Kerja ............................................................... 70
D. Ergonomi ............................................................................. 76
E. Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................... 78
F. Lingkungan .......................................................................... 79
G. Sistem Pelaporan, Penyelidikan dan Pencatatan Kecelakaan . 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 83
A. Kesimpulan .......................................................................... 83
B. Saran .................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 87
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Alir Proses Produksi ........................................................ 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Pengukuran Kebisingan ........................................................... 31
Tabel 2. Data Pengukuran Iklim Kerja .......................................................... 33
Tabel 3. Variasi Kerja Berdasarkan ISBB ..................................................... 34
Tabel 4. Nilai Ambang Batas Kebisingan ...................................................... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat Magang
Lampiran 2. Tata Tertib Masuk Perusahaan
Lampiran 3. Absensi Magang
Lampiran 4. Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Produksi
Lampiran 6. Materi Safety Talk
Lampiran 7. Dokumentasi Safety Talk
Lampiran 8. Layout New Armada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
KATA PENGANTAR
Bismilahirohmanirohim
Asalamualaikum wr.wb, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan laporan tugas akhir
dengan judul “Implementasi Tentang Hiperkes, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Serta Lingkungan di PT Mekar Armada Jaya Magelang”.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program
Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Di samping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk
menambah wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme
sehingga mampu mengaplikasikan teori yang diperoleh.
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah
dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D.III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam
penyusunan laporan.
3. Ibu Reni Wijayanti, dr., M.Sc selaku penguji yang telah bersedia menguji,
menilai dan memberikan saran dalam penyusunan laporan ini
4. Ibu Cr. Siti Utari , Dra, M.Kes . selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan.
5. Bapak Arie sebagai Human Resource Development (HRD) yang telah
memberikan ijin untuk melaksakan kerja praktek di PT. Mekar Armada Jaya
Magelang
6. Bapak Mario selaku General Manager yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan kerja praktek di PT. Mekar Armada Jaya Magelang.
7. Bapak Abdul Haris Firmansyah sebagai pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan banyak pengalaman, ilmu, nasehat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan dengan baik.
8. Bapak Ari Dwi sebagai pembimbing II yang telah membimbing,
mengarahkan, memberi nasehat, ilmu dan pengalaman sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan baik.
9. Bapak Wawan, Ibu Yasinta, Bapak Surya, dan Bapak Wiwit, dan team
departemen General Affairs yang memberikan bantuan penulis dalam
mengumpulkan data-data, memberikan ilmu kepada penulis.
10. Bapak tercinta Sutrisno dan Ibu Mardiana selaku orangtua dari penulis yang
selalu senantiasa memberikan bimbingan, dan do’a kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
11. Ilham Riski Nugroho, Anang Sudewa selaku adik yang telah memberikan
motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan praktek kerja
lapangan ini dengan baik.
12. Sahabat-sahabat dan orang-orang terdekat Tian Sevcenko, Novalia Wiandri,
Adi Setiyawan, Stevina Army, Aminudin Arsyad, Anisadyah K, Anindyah
Prima, Artina Paetisari, Wuri Handayani, Setyono, Yudha S., Lutfi, Junita
Ayu, Adin Waluyo, Yudha S, Lutfi, Setyono, Santi Maharani, Utami
Febrinashandy, Syara Ardina, terimakasih atas dukungan, semangat, tempat
cerita disaat senang dan sedih sehingga membuat hidup ini berwarna dengan
adanya kalian “kalian bukan hanya orang-orang terdekatku, tetapi adalah
keluarga keduaku”.
13. Teman-teman Hiperkes angkatan 2009 yang telah memberikan banyak
pelajaran akan nilai sebuah ikatan kekeluargaan yang luar biasa sehingga
penulis dapat mengambil banyak pelajaran kehidupan.
14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga semua bantuan dan perhatian dari semua pihak mendapat rahmat dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu kami harapkan saran dan masukan yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kemajuan kita bersama, dan semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
Ritma Sari Wulandari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai negara semakin
pesat seiring dengan perkembangan industri. Indonesia merupakan salah satu
negara yang turut merasakan manfaat secara nyata dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era globalisasi. Berbagai pabrik dan pusat-pusat
produksi lain jumlahnya semakin meningkat dan modern, selain itu dapat juga
dirasakan kemudahan dalam berkomunikasi tanpa dibatasi jarak dan waktu
untuk mendapatkan akses dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Kemajuan pesat inilah yang apabila diterapkan dalam proses industri dengan
penanganan manajemen yang baik serta teknologi yang tepat akan berdampak
positif dan mempunyai nilai strategis bagi kehidupan bangsa Indonesia
(Tarwaka, 2008).
Selain itu kemajuan ilmu dan teknologi di sektor industri apabila dikelola
tanpa disertai aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat
menimbulkan dampak yang merugikan terutama bagi manusia. Undang-undang
Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) mengamanatkan bahwa : ”setiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Tentu
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut tidak boleh menimbulkan
kesakitan dan kecacatan bagi pekerja, sehingga pemerintah memandang perlu
untuk mengatur keselamatan dan kesehatan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Faktor sumber daya manusia merupakan aset utama yang menentukan
keberhasilan proses produksi, sehingga perlu diberikan perlindungan kerja
yang sebaik-baiknya agar dapat menunjukan penampilan kerja yang baik yang
akan tercermin dalam tingkat produktivitas kerja yang tinggi.
Program keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan di perusahaan
merupakan suatu bentuk penghargaan dan pengakuan terhadap nilai luhur
kemanusiaan. Penghargaan tersebut diwujudkan dalam bentuk upaya
pencegahan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada diri pekerja
atau orang lain yang berada di suatu lokasi kerja. Bermaksud untuk
memperkecil kerugian yang ada, maka berbagai upaya harus dilakukan agar
tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai. Tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja tersebut adalah :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien
(Suma’mur, 2009).
Sedangkan tujuan higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif (Suma’mur, 2009). Ada
yang perlu diperhatikan bahwa K3 masih dianggap sebagai high cost sehingga
perlunya kebijakan yang lebih terarah agar tidak terulang kejadian kecelakaan
dan bahaya industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Industri karoseri adalah industri yang bergerak di bidang pembuatan bodi
kendaraan. Dalam pengerjaan industri karoseri ini identik dengan proses
handmade/manual untuk bodinya. Handmade adalah membuat kendaraan
dengan keterampilan, sehingga ketergantungan terhadap kemampuan manusia
masih sangat tinggi. Selain itu peralatan yang digunakan untuk pengerjaan
proses produksi di industri ini berpotensi bahaya tinggi karena peralatan yang
digunakan berinteraksi langsung dengan manusia.
Melihat bahwa PT. Mekar Armada Jaya merupakan salah satu perusahaan
karoseri besar dengan jumlah tenaga kerja yang cukup banyak dan kegiatan
industri yang mengandung potensi bahaya yang tinggi, sehingga mempunyai
dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak diikuti dengan pengelolaan
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup yang maksimal.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan program mutlak yang mau
tidak mau harus diterapkan di setiap perusahaan sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian kerugian akibat kecelakaan, kerusakan harta benda perusahaan,
serta kerusakan lingkungan.
Sebagai langkah penjabaran Undang-undang No. 1 Tahun 1970 dan
peraturan K3 dalam rangka perlindungan terhadap seluruh aset perusahaan,
baik sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya, maka PT. Mekar
Armada Jaya adalah salah satu industri karoseri yang telah menerapkan
pelaksanaan Keselamatan, dan Kesehatan Kerja serta telah menyediakan Alat
Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja maupun orang lain yang berada di
tempat kerja, pengadaan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan, pemasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tanda keselamatan (safety sign). Selain itu juga upaya sanitasi, sarana dan
prasarana pengolahan limbah hasil industri, pengaturan jam kerja, sikap kerja,
dan penyediaan sarana pemadam kebakaran.
Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan suatu kondisi kerja yang aman, nyaman,
sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi
angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan magang di PT. Mekar Armada Jaya adalah :
1. Untuk mengetahui implementasiw umum di Perusahaan.
2. Untuk mengetahui implementasi tentang proses managemen penerapan K3
di PT. Mekar Armada Jaya.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko bahaya dan identifikasi bahaya di
tempat kerja.
4. Untuk mengetahui implementasi Higine Perusahaan di PT. Mekar Armada
Jaya.
5. Untuk mengetahui implementasi Pelayanan Kesehatan Kerja di PT. Mekar
Armada Jaya.
6. Untuk mengetahui implementasi Keselamatan Kerja di PT. Mekar Armada
Jaya.
7. Untuk mengetahui implementasi Ergonomi di PT. Mekar Armada Jaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
8. Untuk mengetahui implementasi sistem Managemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. Mekar Armada Jaya.
9. Untuk mengetahui implementasi Gizi Kerja di PT. Mekar Armada Jaya.
C. Manfaat
Dalam pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain :
1. Penulis
a. Meningkatkan kemampuan penulis untuk identifikasi faktor potensi
bahaya dalam proses produksi di PT.Mekar Armada Jaya.
b. Menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis yang berkaitan
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup di
PT.Mekar Armada Jaya.
c. Dapat berhadapan langsung tentang permasalahn nyata dilapangan dan
mengetahui secara langsung proses produksi di PT. Mekar Armada Jaya.
d. Mendapatkan pengalaman kerja yang berkaitan tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan juga dapat bersosialisasi di dunia kerja.
2. Perusahaan
Diharapkan Perusahaan dapat memperoleh saran dari Mahasiswa
sehingga penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT.Mekar Armada
dapat lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
a. Dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat
keterampilan Mahasiswa dalam menerapkan dan menguasai ilmu yang di
terima selama kuliah.`
b. Dapat menambah referensi bagi program Diploma III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja mengenai pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
c. Menjalin kerja sama yang baik antara fakultas dengfan instansi swasta
atau pemerintah yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
METODE PENGAMBILAN DATA
A. Persiapan
Persiapan yang dilakukan meliputi pengajuan permohonan magang dan
proposal pelaksanaan magang yang ditujukan kepada perusahaan yang akan
dijadikan tempat pelaksanaan magang yaitu di PT. Mekar Armada Jaya
Magelang. Adapun surat permohonan tersebut dilaksanakan pada bulan
Februari 2012. Disamping itu membaca dan mempelajari literatur yang
berhubungan dengan higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Lokasi
Kegiatan magang ini dilakukan di PT Mekar Armada Jaya yang berlokasi
di Jalan Mayjend Bambang Soegeng no.7 Po Box 160 kabupaten Magelang,
profinsi Jawa Tengah 56172.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan magang ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2012
sampai dengan 16 Maret 2012 di departemen EHS (Environment, Health and
Safety) PT. MEKAR ARMADA JAYA Magelang.
1. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a) Penjelasan umum tentang kondisi perusahaan tempat diadakannya
magang.
b) Observasi pendahuluan berdasarkan wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c) Pengamatan langsung terhadap kondisi lingkungan kerja di perusahaan.
d) Melakukan Risk Assesment di departemen Bus.
e) Pencarian data pelengkap melalui dokumen-dokumen perusahaan dan
buku-buku referensi.
2. Tahap Pengolahan Data
Data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB III
HASIL MAGANG
A. Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah singkat Perusahaan, tahun 1974 adalah tahun dimana New Armada
didirikan. Bermula pada sebuah bengkel yang terletak pada jalan
Prawirakusuman No. 3 Magelang, yang pada saat itu hanya memproduksi
kendaraan jenis mini bus dan pick up yaitu Mitsubishi Colt T 120 dan Toyota
Hiace. Pada awal pendirian, New Armada merupakan perusahaan keluarga
yang dipimpin langsung oleh Bapak David Herman Jaya selaku pemilik New
Armada.
Untuk mengimbangi laju dunia transportasi, pada tahun 1976 New Armada
mengembangkan dirinya dengan membentuk Perusahaan karoseri, menempati
area seluas 9000 m2 di jalan Raya Mertoyudan Magelang dan merekrut 200
orang karyawan. Nama New Armada semakin terkenal. Satu tahun kemudian
tepatnya pada tahun 1977, luas New Armada semakin diperbesar hingga 2 ha.
Pada tahun yang sama produksi semakin meningkat, yaitu 200 unit mobil
perbulannya. Hal ini semakin mengangkat nama New Armada sehingga tidak
hanya dikenal di wilayah Jawa saja, tetapi sudah terkenal di luar Jawa. Pada
tahun 1980, New Armada berhasil menjadi perusahaan karoseri mobil yang
berkembang pesat di Indonesia. Dampak positifnya sangat terasa sekali bagi
perusahaan dengan adanya pesanan-pesanan yang semakin meningkat
jumlahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pada tanggal 16 Januari 1981, perusahaan karoseri yang semula berbentuk
perusahaan perseorangan, diubah menjadi perusahaan Perseroan Terbatas
dengan nama PT. Mekar Jaya Sakti, dipimpin oleh direktur yang bernama J.
Soentoro dengan akta pendirian nomor 17 oleh notaris Anggara Eni Wijaya,
SH. Kemudian diadakan perubahan berdasar akta nomor 24 tanggal 27 April
1981 nama PT. Mekar Jaya Sakti berubah menjadi PT. Mekar Armada Jaya.
Pada tanggal 20 Mei 1981 mendapat penyesuaian dari Menteri Kehakiman RI
berupa SK nomor YA/336/18, selanjutnya pada tanggal 20 September 1983
diumumkan ke dalam berita Negara RI nomor 78.
Luas pabrik pada tahun 1982 telah mencapai 20 hektar dengan fasilitas
yang lebih memadai seperti ruang pamer (show room), laboratorium teknik dan
pemekaran menjadi departemen yang mempunyai kegiatan produksi yang
berbeda-beda. Order yang diterima dari pemerintah saat itu menjadikan New
Armada sebagai kepercayaan utama pemerintah dalam penyediaan sarana
transportasi untuk kepentingan pemerintah, misalnya dengan diterima order
2000 unit mobil pemilu dari pemerintah untuk kabupaten-kabupaten seluruh
Indonesia.
Kapasitas produksi pada tahun 1984 mencapai 400 hingga 500 unit untuk
setiap bulan dengan jumlah tenaga kerja 1000 orang. Penambahan peralatan
dan mesin cat oven, mesin press, serta spot welding dilakukan, selain didukung
dengan tim desain automotif dan sumber daya manusia yang ada kemudian
dies dan menuju ke press part komponen. Demi meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja dibentuklah koperasi Daya Guna New Armada yang pada satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tahun berikutnya mendapat status badan hukum. Kapasitas produksi di tahun
1987 sampai tahun 1990 semakin bertambah yaitu mencapai 600 sampai 1000
per tahun.
Kemudian pada tahun 1991 sampai 1999 dengan jumlah tenaga kerja 3186
orang, target produksi mencapai 1200 unit per bulan seperti yang diharapkan
sebelumnya. Pada tahun itu pula PT. Mekar Armada Jaya berkembang menjadi
perusahaan Autobody Manufacturing yang artinya selain merakit juga
berperan sebagai pembuat komponen untuk beberapa merk mobil seperti,
Daihatsu, Suzuki, Hino, dan Mercedes Benz. Demi menunjang usaha-usaha
maka pada awal tahun 2000 PT. Mekar Armada Jaya Magelang mengadakan
kegiatan-kegiatan yang meliputi karoseri mobil, reparasi dan penjualan. Usaha
tersebut diharapkan mampu mendukung kemajuan perusahaan dan siap
menghadapi hambatan-hambatan yang akan datang, dimana mulainya pasar
bebas dengan persaingan yang ketat.
PT. Mekar Armada Jaya terus memperluas area pabrik sehingga kini telah
menjadi 30 hektar dan bisa mempekerjakan lebih dari 1000 tenaga kerja. PT
Mekar Armada Jaya meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 15000 unit,
sehingga perlu menggunakan mesin-mesin modern, seperti oven, spray booth,
CNC, copy milling dan spot welding.
1. Tujuan, Visi, Misi, dan Filosofi Perusahaan
Tujuan dari berdirinya industri karoseri PT. Mekar Armada Jaya, secara
garis besar sama dengan perusahaan pada umumnya. Tujuan perusahaan ini
dibagi atas tujuan umum dan khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a. Tujuan umum
1) Untuk menampung tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar tempat lokasi industri.
2) Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kendaraan, baik
kepentingan pribadi maupun umum.
3) Untuk membantu pemerintah dalam hal penambahan pendapatan
daerah, yaitu dengan menambah pemasukan pajak dan pajak usaha
daerah, serta membantu usaha pemerintah dalam mensukseskan
pembangunan nasional, khususnya dalam hal transportasi.
4) Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar lokasi industri
pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk memperoleh laba yang optimal bagi pemilik perusahaan guna
menunjang kelangsungan hidup perusahaan.
2) Untuk memperluas usaha dengan cara mengadakan sarana-sarana yang
mendukung, sehingga perusahaan memperoleh omset yang semakin
besar.
3) Menyerap tenaga kerja dari daerah sekitar tempat industri untuk
mengurangi pengangguran.
Di setiap perusahaan tentunya selain memiliki tujuan juga memiliki visi,
misi dan filosofi sebagai landasan perusahaan tersebut dalam merumuskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menyangkut kelangsungan hidup
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Visi perusahaan
“Menjadi perusahaan Autobody Manufacturing, Part, Componen Otomotif
dan Tools bermutu, berwawasan Internasional.”
b. Misi perusahaan
1) Menciptakan kendaraan yang aman, nyaman, dan berkualitas, untuk
mencapai kepuasan pelanggan.
2) Memproduksi part komponen otomotif dan tools bermutu tinggi dengan
global quality.
Sedang filosofi New Armada yang dikembangkan dalam lingkungan
perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Kepuasan pelanggan adalah komitmen kami
1) Pelanggan kami adalah pelanggan eksternal dan pelanggan internal
termasuk pemilik, atasan maupun sesama tenaga kerja.
2) Tidak menerima, membuat dan meneruskan kesalahan.
3) Tidak menyimpang dari prosedur.
4) Tidak merubah atau mengganti spesifikasi.
5) Tidak melanggar hukum.
b. Proaktif, kepedulian dan komunikasi yang baik adalah kebiasaan kami.
1) Segera wajib lapor kepada atasan bila terjadi kesalahan, termasuk tak
sesuai komitmen.
2) Bertanya apabila tidak tahu
3) Segera mengkomunikasikan dengan pelanggan apabila terjadi masalah.
4) Melakukan strategi “menjemput bola” tidak menunggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
5) Memiliki jiwa suka menolong.
6) Peka terhadap situasi dan kondisi.
7) Mengambl inisiatif dan tindakan bila melihat hal-hal yang tidak beres.
8) Melakukan fungsi silang.
c. Kerja team adalah kekuatan kami.
1) Disiplin.
2) Saling menghargai satu sama lain.
3) Tak menyalahkan orang lain.
4) Tak merasa minder atau tak mampu.
5) Mengambil keputusan berdasarkan team.
6) Berbicara berdasarkan data.
d. Pemasok, distributor, dan karyawan adalah mitra kami.
1) Berorientasi pada win-win.
2) Menghargai pemasok pada mitra kerja.
3) Menigkatkan kualitas material bersama-sama dengan pemasok.
4) Distributor atau dealer merupakan team dalam memasarkan produk kami.
5) Menghargai tenaga kerja sebagai rekan kerja dalam mengambil
keputusan.
6) Berat sama dipikul, nikmat sama dirasakan.
e. Terus mengembangkan diri adalah kunci sukses kami.
1) Setiap tenaga kerja diberi kesempatan dan motivasi untuk terus belajar.
2) Menjunjung tinggi kreativitas tenaga kerja positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual berdasar kepercayaan masing-
masing.
4) Ikut membina dan memelihara kesehatan jasmani.
5) Mengembangkan terus hubungan baik antar karyawan.
Saat ini luas lokasi PT.Mekar Armada Jaya kurang lebih 30 hektar dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut.
utara : Jalan Soekarno – Hatta, Kota madya Magelang.
Selatan : Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Timur : Kampung Soka.
Barat : Jalan Mayor Jendral. Bambang Soegeng.
PT. Mekar Armada Jaya terletak di sebelah selatan kotamadya Magelang,
tepatnya di jalan Mayjend Bambang Soegeng nomor 7 PoBox 160 Magelang,
yang merupakan perbatasan antara kotamadya Magelang dengan kabupaten
Magelang. Karena letaknya di tepi jalan raya maka lokasi ini strategis dimana
kebutuhan sarana transportasi terpenuhi dengan baik. Selain itu diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Magelang pada
khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
B. Proses Produksi
Karoseri identik dengan proses handmade/manual untuk bodinya.
Handmade adalah membuat kendaraan dengan keterampilan. Hampir sama
dengan membuat prakarya dari kertas karton yang digunting-gunting sesuai
pola kemudian dilipat hingga menjadi sebuah bentuk. Bedanya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pembuatan kendaraan menggunakan plat besi, guntingnya dengan gerinda atau
alat potong logam dan mengelemnya menggunakan las, klem ataupun baut.
Bentuk model yang banyak melekuk-lekuk, dapat dibuat dengan dipanasi
menggunakan las, kemudian dibentuk sesuai yang diinginkan menggunakan
suatu alat. Proses selanjutnya kemudian dihaluskan menggunakan dempul
sebelum dicat. Hal ini di satu sisi merupakan karoseri, dimana kualitas bodi,
tingkat presisi, kesamaan bodi satu dengan yang lain relatif rendah dibanding
dengan mobil-mobil keluaran pabrikan Agen Tunggal Pemegang Merk
(ATPM). Ketergantungan terhadap kemampuan manusia masih sangat tinggi.
Namun di sisi lain justru menjadi kelebihan karoseri karena “Apapun bisa
dibuat” adalah nilai plus yang paling tinggi. Bentuk yang rumit, fungsi yang
beragam atau membuat produk satu-satunya diIndonesia juga dimungkinkan.
Bila memesan mobil isuzu Elf eksklusif dengan toilet didalamnya plus kursi
pijat dan berbagai aksesori yang sesuai keinginan ke produsen ATPMnya tentu
tidak akan dipenuhi, disinilah karoseri yang akan berperan dalam
pembuatannya.
Dalam suatu proses perusahaan karoseri kegiatan produksi merupakan,
kegiatan yang merubah bahan baku menjadi produk jadi yang bernilai lebih.
Pada industri karoseri New Armada (PT. Mekar Armada Jaya) prosesnya
meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membuat produk dengan
menggabungkan komponen-komponen produksi menjadi satu kesatuan yang
utuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Berikut adalah gambaran tentang rangkaian proses produksi di PT.
Mekar Armada Jaya :
Gambar 1. Bagan Alir Proses Produksi
(Sumber : New Armada, 2010)
Pada dasarnya pada proses karoseri untuk berbagai jenis kendaraan baik
mini bus, medium bus, bus, box semuanya melalui tahapan-tahapan yang sama.
Berikut tahapan-tahapan proses produksi untuk jenis produk bus :
Pelepasan dan pemasangan suku cadang yang terpasang pada
chasiss (persiapan)
Pemotongan
dasar
PembentukanPenyambunganPemeriksaan
Epoxy filter Pengampelasan Pendempulan
Gosok bodiPengecatanPemasangan
Perakitan PemasanganPemeriksaan
terakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1. Tahap persiapan
Dalam melakukan proses pengerjaan karoseri bus diperlukan persiapan
yang matang untuk mempermudah jalannya proses tersebut. Persiapan yang
dilakukan antara lain, persediaan bahan baku dan segala jenis perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan. Dalam persiapan bahan baku harus memiliki
kualitas yang baik, sehingga hasil produksinya berkualitas dan mampu
bersaing dengan produk yang lain dan juga memuaskan konsumen.
Pada industri karoseri New Armada, persiapan dalam menjalankan
proses karoseri atau perakitan bodi yang akan dikerjakan berdasarkan
pesanan dari pihak order dimana sebagian bahan baku yang dibutuhkan
sudah di tempat sedangkan bahan baku yang lain dapat dipesan saat terjadi
transaksi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak order.
2. Pembentukan dan Penyambungan Rangka Bus
Pembuatan rangka bus harus mengikuti spesifikasi gambar yang telah
ditentukan berdasarkan pesanan, karena masing-masing model memilki
spesifikasi sendiri dan jumlah material yang diperlukan. Sebelum
pembentukan dan penyambungan kerangka dilakukan terlebih dahulu
dirubah perubahan stir dan tangki, ini dilakukan agar sesuai dengan model
yang diinginkan terutama dari pihak order. Walaupun posisi diubah ataupun
letaknya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah karena hal
ini berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan itu sendiri
Dalam pembuatan komponen rangka sendiri, secara garis besar
dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Pemotongan Dasar
Pemotongan dasar dilakukan untuk mendapatkan bentuk dasar yang
akan melalui proses perakitan selanjutnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemotongan dasar antara lain :
1) Efisiensi penggunaan material
2) Efisiensi penggunaan mesin atau alat potong
Efisiensi penggunaan material dilakukan dengan memperhatikan
tanda pemotongan atau garis bantu yang sesuai densain mal atau pola
dari model. Biasanya pola model yang perlu ketelitian adalah pola
model lampu depan dan belakang tergantung dari pesanan pihak
konsumen. Efisiensi alat dilakukan dengan memperhatikan jumlah
komponen yang akan dipotong dan tingkat kehalusannya.
b. Pembentukan
Proses ini diutamakan untuk membentuk rangka yang melengkung
seperti tempat dudukan lantai, kaca depan, kaca belakang, kaca samping,
model pintu, plafon, dek samping sesuai dengan bentuk dan fungsinya.
c. Penyambungan
Pada tahap ini rangka yang telah siap disambung dengan
menggunakan las mig, karena las mig merupakan metode teknik
pengelasan dengan menggunakan las busur elektroda tak terumpan
dengan argon sebagai gas pelindung, sehingga hasil yang didapat lebih
baik dan prosesnya juga lebih sederhana dan ringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penyambungan ini tidak dilakukan secara langsung tetapi dilakukan
secara bertahap yaitu rangka bagian samping kiri dan kanan, bagian atap,
dan bagian dasar (chasiss) disambung secara terpisah. Setelah bagian
tersebut selesai maka dilakukan penyambungan secara menyeluruh mulai
dari bagian dasar kemudian bagian rangka bodi damping kiri dan kanan
kemudian yang terakhir bagian atap.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan agar menjamin ketepatan posisi rangka
setelah seluruh rangka disambung. Pada tahapan ini menggunakan alat
bantu yaitu hammer, mesin las, meteran sehingga pada waktu perakitan
bodi bus tidak melengkung atau miring karena rangka untuk bus
merupahan hal yang sangat vital karena berhubungan dengan
kenyamanan ketika dikendarai.
Proses pemeriksaan dilanjutkan dengan pelapisan zat anti karat pada
rangka. Pelapisan zat anti karat ini dilakukan dengan tujuan agar rangka
bus yang telah dibentuk dapat tahan korosi terutama pada bagian yang
mengalami proses pengelasan.
3. Penyambungan dan Pembentukan Trap Bodi Bus
Proses trap bodi ini merupakan proses penyambungan rangka dengan
lembaran baja galvanil dengan ketebalan 1,2 mm. Lembaran baja sebelum
dipasang terlebih dahulu dipotong sesuai dengan ukuran rangka bodi.
Pemotongan awal biasanya untuk bodi depan mengikuti pola model lampu
dan kaca depan. Kemudian untuk bodi samping lembaran baja dipotong 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
bagian, yaitu bagian samping depan, tengah dan samping belakang
mengikuti model pintu samping dan bagasi samping. Bagian atap juga
dibagi menjadi 3 bagian dengan maksud agar penyambungan dengan rangka
bus agar lebih mudah.
Proses perakitan bus ini mengikuti bentuk rangka sesuai dengan model
pesanan bus tersebut. Sedangkan proses sebelum penyambungan dengan
rangka antara lain sebagai berikut :
a. Bagian atap lembaran terlebih dahulu dipress dengan menggunakan
mesin press dengan model lekukan tertentu. Mesin press ini digunakan
untuk membuat tekukan/lipatan dengan baja galvanil sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki.
b. Bagian samping, bagian belakang dan bagian depan bus dibentuk sesuai
model juga dengan menggunakan mesin press atau dengan cara manual
yaitu dengan dipukul-pukul menggunakan palu menggunakan landasan
agar hasilnya rapi seperti halnya dengan menggunakan mesin press.
Setelah lembaran baja dibentuk sesuai model maka komponen tersebut
telah siap dirakit dan disambung dengan rangka. Proses pengelasan
menggunakan mesin las mig dan press bodi. Perakitan dengan rangka bus
ini tidak dilakukan secara bersama-sama karena ukuran lembaran komponen
bodi besar dan terpisah.
Pengelasan sendiri ada 3 tahap yaitu :
a. Tahap pertama bertujuan untuk memperkokoh konstruksi rangka
sehingga rangka tidak retak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Tahap kedua pengelasan ulang yang bertujuan untuk menambah las pada
bagian-bagian tertentu.
c. Tahap ketiga proses metal finish yang bertujuan untuk meratakan,
menghaluskan dan membersihkan permukaan yang menonjol atau
cekung maka dilakukan ketok bodi sehingga dicapai kerataan ketinggian
permukaan plat yang sama prospek ketok ini dilakukan dengan cara
manual dengan menggunakan alat ketok.
4. Pengecatan Bodi
Secara ringkas pengecatan bodi bus 3/4 yang terjadi di industri
karoseri New Armada meliputi tahapan-tahapan seperti metode persiapan
permukaan, pendempulan, persiapan pengecatan, dan pengecatan. Guna
memperjelas proses pengecatan tersebut maka di bawah ini diberikan
bagian dan urutan-urutan proses pengerjaan sebelum dilakukan pengecatan
bodi bus.
a. Persiapan Permukaan
Bagaimanapun persiapan permukaan adalah sebuah proses penting
yang besar pengaruhnya terhadap hasil sebuah pengecatan terutama
untuk pengecatan bodi bus. Sesuai dengan berjalannya waktu persiapan
yang tidak baik dapat menyebabkan pengelupasan dan pemudaran bodi
bus ± 1-2 hari.
b. Pembersihan
Tujuannya adalah untuk membersihkan semua permukaan bodi
bus dari kotoran yang menempel agar lapisan anti karat dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menempel dengan erat serta karat dapat dicegah. Cara membersihkan
bodi adalah menggosok dengan amplas no 3 membersihkan
menggunakan sikat kawat sampai bersih, dan berwarna putih kebiru-
biruan selanjutnya dilap menggunakan kain bersih dan disemprot
dengan angin dari kompresor untuk menghilangkan debu.
c. Pengecatan Permukaan Dasar (epoxy)
Tujuan dari proses ini adalah untuk pengecatan dasar bodi bus dan
memberikan daya rekat antara dempul dengan cat yang digunakan.
Pengerjaan pengecatan dasar permukaan di industri karoseri NEW
ARMADA dilakukan di dalam ruang oven agar hasil yang didapatkan
maksimal. Adapun lama pengerjaan untuk satu bus ± 1-2 hari dalam
pengerjaan pengecatan permukaan.
d. Proses Pendempulan
Dempul adalah bahan lapisan bawah seperti pasta digunakan
untuk mengisi celah yang dalam dan menghaluskan dan juga
menutupi bagian-bagian bodi yang tidak rata akibat proses pengerjaan
bodi bus.
e. Proses Pengampelasan
Pengampelasan merupakan proses penghalusan bodi kendaraan
setelah pendempulan. Proses penghalusan dimulai dengan
penggosokan kering menggunakan amplas. Proses pengamplasan ada
2 tahap :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Sandying I
Menggosok bodi dengan amplas nomor 6 s/d 120. Penggosokan
dilakukan dengan menggunakan air atau sebelum penyemprotan
epoxy.
2) Sandying II
Menggosok hasil epoxy menggunakan air dan amplas nomor
320 s/d 400 atau sesudah penyemprotan epoxy tahap II. Bila terjadi
cacat pada hasil pendempulan maka proses pendempulan diulang
sampai bodi bus benar-benar halus dan siap masuk ke proses
pengecatan. Hal ini dilakukan agar kualitas cat benar-benar bagus.
f. Proses Epoxy Tahap II
Epoxy II adalah pengecatan dasar permukaan pendasaran untuk
proses pengecatan. Adapun cara pengerjaan dan bahan yang
digunakan hampir sama dengan epoxy I. Tujuannya adalah untuk
pengecatan dasar permukaan bodi bus dan memberikan daya lekat
antara dempul dengan cat yang digunakan. Selain itu juga berfungsi
untuk menutup pori-pori dan lubang kecil hasil pendempulan. Proses
epoxy filter ini dilakukan setelah dempul benar-benar kering dan
permukaan bodi bersih selanjutnya surface disemprotkan secara
merata ke seluruh permukaan bodi bus sampai ketebalan ± 40mikro
dan dikeringkan di tempat terbuka kurang lebih 6 jam.
Setelah proses epoxy II ini benar-benar selesai dan telah
dinyatakan benar-benar kering, kemudian dilakukan tahap proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
standying II. Proses standying II ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan permukaan bodi bus yang sangat halus supaya hasil
pengecatannya baik.
g. Proses Pengecatan
Pengecatan berfungsi untuk memperindah kendaraan, melindungi
plat bodi, mencegah karat, dan menambah nilai ekonomis serta
estetika dari hasil produk.
Proses pengecatan dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Pengecatan bodi bus sebagai cat dasar warna bus.
2) Cat strip merupakan variasi untuk menambah keindahan apapun
kreasinya bodi dengan cat.
3) Cat finish merupakan cat berwarna bening yang digunakan untuk
melapisi hasil pengecatan sebelumnya.
Sebelum pengecatan dimulai dilakukan pembersihan terhadap bodi bus
terlebih dahulu. Pembersihan bodi bus ini dengan menyemprotkan angin
bertekanan dan menggosok bodi bus dengan wash benzene agar dapat
dihasilkan cat yang rekat. Kemudian melakukan persiapan pengecatan.
Persiapan ini dilakukan di tempat yang bebas debu dan minyak. Selanjutnya
dilakukan pengecatan awal sebagai cat dasar terlebih dahulu secara tipis-tipis
dengan tujuan agar sedapat mungkin catnya menempel dengan baik. Proses
selanjutnya adalah pengovenan dan merupakan proses pengeringan cepat.
Industri karoseri New Armada memilki 3 buah oven dengan kapasitas masing-
masing 2 buah bus. Pemanasannya menggunakan lampu mercury dan lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
prosesnya ± 20-25 menit. Pengeringan cat dengan oven ini dilakukan agar
mendapat kekerasan permukaan cat yang baik dan tahan terhadap goresan-
goresan.
Setelah proses cat dasar selesai, dilakukan pemeriksaan oleh pengawas
sebelum dilakukan proses pengecatan selanjutnya. Bila terdapat cacat yang
banyak maka proses akan diulang kembali dari proses pendempulan bila perlu
dari proses pengecatan dasar. Tetapi bila cacat dirasa tidak terlalu banyak,
maka dilakukan perbaikan tanpa harus melakukan pengecatan. Caranya yaitu
dengan memberikan komponen berwarna putih kemudian digosok
menggunakan kain. Bila masih ada bintik-bintik maka bagian tersebut diberi
komponen dan digosok dengan amplas nomor 1000 yang cara penggosokannya
dicampur dengan menggunakan air lalu dilap dengan kain dan tunggu sampai
mengering.
Bila proses pengecatan telah selesai maka dilakukan pengecatan sesuai
dengan warna yang dipesan oleh konsumen. Proses pengecatan dan
pengeringan cat sama dengan pengecatan awal yang setiap proses selesai yang
selalu diikuti dengan pemeriksaan.
5. Proses Pemasangan Interior (Finishing)
a. Pemasangan Plafon
Tahap awal pemasangan plafon ini adalah plafon bagian atas yaitu
melapisi bagian atap bus dengan triplek kayu dan bahan imitasi. Triplek
pelapis dibor terlebih dahulu dan disekrup hingga menyatu dengan
bagian atap. Setelah itu bahan spon dilem di triplek, dan imitasi sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pelapis akhir sekaligus juga menjadi tutup plafon. Bahan triplek dan kain
imitasi ini diukur langsung menyesuaikan atap bus.
Setelah pemasangan plafon selesai dilanjutkan dengan pemasangan
dek samping pada bodi. Prosesnya hampir sama dengan proses
pemasangan plafon. Pada pemasangan triplek pada bodi samping
menggunakan bahan perantara antara kerangka dengan triplek agar
triplek tidak bunyi ketika terkena getaran. Bahan yang digunakan ialah
sikaflex, ABS Emboss/viny. Proses pemasangan plafon ini dikerjakan
dalam waktu 1/2 hari oleh 5-6 orang.
Proses ketiga yaitu pemasangan lantai bus. Proses awal yaitu
mengukur ukuran lantai dan plat besi dengan meteran. Setelah mendapat
ukuran yang pasti plat besi dipotong sesuai dengan ukuran yang talah
ditentukan. Pemotongan plat besi menggunakan las Assetelyn, sehingga
pengerjaanya memakan waktu yang relatif singkat. Setelah mendapat
potongan plat besi maka dipasang di rangka bawah menggunakan las
listrik jenis mig dan sebagian dibor dan disekrup.
b. Proses Pemasangan Kaca
Pada proses pemasangan kaca ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
bagian depan, samping dan belakang. Kapasitas pengerjaan pemasangan
kaca ini dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dan banyaknya kaca yang
harus dipasang.
Dalam proses pemasangan kaca sebelum kaca dipasang dudukan kaca
bagian dalam dilapisi dengan perekat dan ditahan dengan penahan kaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
agar kaca dapat presisision dengan dudukannya waktu dipasang. Setelah
dirasa kuat penahan kaca dapat dilepas.
c. Pemasangan Wipper
Wipper atau pembersih kaca depan ketika hujan dapat dipasang
ketika kaca bagian depan sudah terpasang dan perekatnya benar-benar
kering. Wipper yang dipasang biasanya ada 2 model yaitu model vertikal
dan horisontal. Pemasangan ini tergantung dari pemesanan.
d. Pemasangan Komponen Lain
Pemasangan komponen ini terdiri dari :
1) Lampu yang terdiri dari : head lamp dan front lamp.
2) Kaca spion kanan kiri
3) Pemasangan dash board.
4) Pemasangan hand grip penumpang.
5) Pemasang audio visual (tergantung pemesanan)
6) Pemasangan karpet lantai.
7) Pemasangan komponen optional.
e. Pemasangan Jok
Pemasangan jok terdiri dari 2 proses yaitu pembuatan rangka jok dan
pembuatan jok itu sendiri. Adapun prosesnya antara lain :
1) Pembuatan rangka jok
Rangka jok berupa besi pipa yang didalamnya berongga sehingga
ringan. Hal ini dimaksudkan agar beban dari bus itu sendiri tidak
bertambah. Besi pipa dibengkokkan sesuai dengan model standar bus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pada umumnya dengan menggunakan mesin roller, lalu dibuat tiang
untuk dudukan jok dan disambung dengan rangka jok menggunakan
las mig.
2) Pembuatan Jok
Rangka yang telah dipasang dudukan atau sandaran dilapisi
dengan bahan imitasi dan spoon standar jok bus. Bahan imitasi ini
antara lain vinyl, oscar, polyster beludru. Bahan tersebut dijahit
membentuk sarung sesuai pola untuk sandaran jok. Proses yang sama
dilakukan terhadap tempat duduk, dilakukan proses yang terpisah dari
rangka jok. Bila kedua proses telah selesai maka dilanjutkan dengan
memasang jok ke dalam lantai bus. Penguat dudukan jok pada bus
dibuat lubang pada tiap kaki jok agar dapat diperkuat dengan sekrup.
Mesin yang digunakan untuk melubangi adalah mesin bor tangan.
6. Proses Finishing
Pada proses ini bus yang telah selesai prosesnya pada awal pembentukan
rangka/bodi hingga pengecatan dilakukan pemeriksaan dan pengecatan serta
melakukan perbaikan-perbaikan kecil pada bagian-bagian yang kurang
sempurna. Pada umumnya proses ini dilakukan ketika kendaraan hendak
diserahkan kepada bagian pemasaran atau konsumen. Perbaikan-perbaikan
kecil meliputi pembetulan letak komponen dan tambahan cat untuk cat yang
kurang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pada final cheking pemeriksaan dilakukan oleh dinas kepolisian lalu-
lintas untuk memastikan bus tidak mengalami cacat atau tidak menyalahi
peraturan undang-undang angkutan umum.
Final checking biasanya dilakukan ketika bus hendak dipasarkan atau
diserahkan kepada pihak order. Pemeriksaan tersebut atas permintaan
manajemen perusahaan karena perusahaan tidak memiliki petugas khusus
untuk melakukan pengecekan ulang. Pengecekan tersebut bertujuan agar
pihak kepolisian lalu-lintas memastikan bahwa bus dapat layak jalan dan
tidak cacat.
7. Pre Delivery Inspection (PDI)
Pada proses ini kendaraan yang telah jadi dilakukan perbaikan-
perbaikan kecil pada bagian yang kurang sempurna. Umumnya proses ini
dilakukan ketika kendaraan hendak diserahkan ke bagian pemasaran.
C. Higiene Perusahaan
1. Faktor Fisik
Di PT. Mekar Armada Jaya Magelang telah dilakukan pengukuran
faktor fisik seperti kebisingan, penerangan, iklim kerja, dan getaran.
a. Kebisingan
Jenis kebisingan yang ada di PT. Mekar Armada Jaya meliputi
kebisingan continue dan impulsiv yang dihasilkan oleh mesin-mesin serta
kebisingan impulsiv yang dihasilkan oleh proses reforming pada
pembuatan berbagai bagian komponen barang yang diproduksi. Tenaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kerja terpapar bising pada saat bekerja selama 8 jam sehari. Adapun data
pengukuran intensitas kebisingan di ruangan produksi dengan
menggunakan Sound Level Meter merk Rion NA-20 tersaji pada tb.1.
Tabel 1. Data Pengukuran Kebisingan
NO Unit Intensitas NAB Keterangan
1 Interior 79,12 dBA 85 dBA Jenis kebisingan adalah
kebisingan kontinue,
intermitten dan
impulsive
dengan sumber bising
dari
berbagai jenis mesin
seperti: mesin gerinda,
mesin las, mesin bor,
mesin bending, mesin
Scrap, Gas
Cutting,kompresor.
2 Painting Bus 71,6 dBA 85 dBA
3 Finishing Bus Evo 78,8 dBA 85 dBA
4
Rangka Bus Non
Evo
89,25 dBA 85 dBA
5 Painting Mini bus 74,4 dBA 85 dBA
6 Dempul Mini Bus 78,25 dBA 85 dBA
7 Body Mini Bus 92,1 dBA 85 dBA
8 Body Bus Non Evo 89,25 dBA 85 dBA
9 Yellow Plant 81,3 dBA 85 dBA
10 Polyuretan 70,5 dBA 85 dBA
(Sumber : New Armada, 2010)
Berdasarkan data yang tersaji pada tb1. Dapat dilihat Unit bagian
yang melebihi NAB adalah Rangka Bus Non Evo, Body Mini Bus, Body
Bus Non Evo dan Yellow Plant.
Untuk mengatasi kebisingan tersebut, maka perusahaan mewajibkan
kepada tenaga kerjanya untuk memakai alat pelindung telinga jenis ear
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
plug. Terutama pada bagian produksi yang terdapat pekerjaan-pekerjaan
yang terpapar oleh kebisingan. Di PT Mekar Armada Jaya sudah
mengadakan penyedian ear plug untuk para pekerja dengan system tukar,
jadi apabila dirasa sudah tidak layak pakai maka ear plug harus ditukar
oleh pekerja kepada kepala bagian divisi masing-masing.
b. Penerangan
Sumber penerangan di PT. Mekar Armada Jaya berasal dari
penerangan alami dan buatan. Penerangan buatan berasal dari lampu TL
dan flouresent. Penerangan buatan hanya digunakan ketika kondisi
lingkungan buruk, selebihnya menggunakan penerangan alami.
New Armada belum melakukan pengukuran terhadap intensitas
penerangan di area kerja, sehingga besarnya intensitas penerangan di
masing-masing area kerja belum diketahui.
Sebagai upaya pengendalian penerangan PT. Mekar Armada Jaya
telah melakukan perawatan dan perbaikan sistem penerangan perusahaan,
mengatur tata letak dan desain penerangan di tempat kerja.
c. Iklim Kerja
Panas di lingkungan kerja berasal dari berbagai sumber seperti mesin,
pengaruh lampu penerangan, ventilasi yang kurang baik, suhu
lingkungan dan panas akibat proses pengelasan. Lokasi kerja dengan
sirkulasi udara yang kurang baik sehingga terjadi dehidrasi yang
menyebabkan kelelahan pada tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Area kerja harus ditata menurut proses kerja yang ada sehingga aliran
proses dan material yang ada dapat berjalan lancar sehingga tercapai
efisiensi yang tinggi. Dalam menata area kerja perlu diperhatikan banyak
hal salah satu faktornya adalah aliran udara atau suhu ruangan. Agar
tidak menimbulkan kelelahan berlebih dan ketidaknyamanan bekerja.
Iklim setempat di tempat kerja diatur agar nyaman sesuai dengan sifat
pekerjaan yang dilakukan. Temperatur yang dianjurkan di tempat kerja
adalah 24°-26° C. Suhu kering pada kelembaban 65-95 %. Dan suhu
tersebut merupakan suhu nikmat di Indonesia. Sedangkan suhu optimal
dari dalam tubuh untuk mempertahankan fungsinya adalah antara 36,5°-
37,5° C. Semakin aktif seseorang maka semakin rendah suhu yang
diperlukan supaya ideal, sehingga pekerja dengan pekerjaan berat suhu
yang ideal adalah 20° C. Dari pengukuran iklim kerja di PT. Mekar
Armada Jaya tersaji pada tabel. 2.
Tabel 2. Data Pengukuran Iklim Kerja
No Lokasi Wet Bulb( ºC ) Globe( ºC ) Dry Bulb( ºC ) WBGT in/out( ºC )
1. Body Mini Bus 25,2 33,5 31,3 27,7
2. Dempul Mini Bus 25,9 37,3 31,7 29,3
3. Finishing Mini Bus 25,9 33,9 32,5 28,0
4. Finishing Bus evo 25,4 35,1 32,3 28,3
5. Plant Service 25,5 34,5 32,7 28,1
6. Office 24,9 29,8 28,4 26,2
(Sumber : Data Primer, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Kegiatan di PT. Mekar Armada Jaya di setiap area kerja produksi
mempunyai beban kerja yang masuk kedalam kategori sedang, karena
hampir seluruh proses kerja dilakukan secara berdiri, kerja sedang pada
mesin, kadang-kadang berjalan, mengangkat dan mendorong benda secara
terputus-putus, sehingga kalori yang dibutuhkan 750-2000 BTU/jam.
Sedangkan di area office, mempunyai beban kerja yang masuk kedalam
kategori ringan, karena hampir seluruh kegiatan dilakukan secara duduk
dan kadang-kadang berjalan sebentar, sehingga kalori yang dibutuhkan
sekitar 250-800 BTU/jam.
Dari beban kerja yang telah ditentukan, dapat diperoleh hasil NAB iklim
kerja di area kerja produksi dan office sesuai variasi kerja berdasarkan
ISBB :
Tabel 3. Variasi Kerja berdasarkan ISBB
VARIASI KERJA
ISBB ( ºC )
Kinerja Ringan Kinerja Sedang Kinerja Berat
Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,0
Kerja 75% – Istirahat 25% 30,6 28,0 25,9
Kerja 50% - Istirahat 50% 31,4 29,4 27,9
Kerja 25% - Istirahat 75% 32,2 31,1 30,0
(Sumber : Suma’mur, 2009)
Seluruh pekerjaan di PT. Mekar Armada Jaya termasuk dalam variasi kerja
75% Kerja – Istirahat 25%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d. Getaran
Sumber getaran di tempat kerja berasal dari proses produksi dan
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja. Jenis pekerjaan yang dapat
menimbulkan getaran adalah penggerindaan, pengoperasian alat angkat-
angkut, seperti forklift, crane. Efek dari getaran ini menyebabkan gangguan
fisiologis pada tenaga kerja atau operator seperti perasaan sakit pada kepala
dan leher, tekanan darah dan denyut jantung meningkat serta dapat
menggangu penglihatan.
Pengukuran terhadap getaran belum dilakukan, baik getaran seluruh
tubuh maupun getaran lengan.
2. Faktor Kimia
a. Debu
Pengukuran terhadap kadar debu di area kerja belum dilakukan.
Sumber faktor bahaya berupa debu berasal dari area dempul dan
pengecatan yang menghasilkan debu cukup banyak yaitu ketika proses
pemberian zat anti karat, proses dempul dan pada proses pengecatan
dengan menggunakan spray gun.
Akan tetapi langkah pengendalian yang diterapkan PT. Mekar
Armada Jaya adalah dengan memasang exhaust fan dan menyediakan
alat pelindung diri (masker khusus pernafasan) bagi tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Bahan Kimia
Paparan bahan kimia berasal dari bahan baku dan bahan penolong.
Bahaya yang ditimbulkan dari paparan bahan kimia tersebut antara lain
gangguan sistem pernafasan, iritasi kulit.
Bahan baku : Plat Baja
Bahan penolong` : a. Bahan pengecatan
b. Bahan dempul
c. Bahan anti karat
Bentuk upaya pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan penyediaan APD berupa masker khusus pernafasan yang dipakai
ketika proses pengecatan, sarung tangan, pemasangan label dan simbol
pada kemasan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan memasang poster
B3 pada tempat yang mudah dilihat.
PT. Mekar Armada Jaya sudah menyediakan lembar data keselamatan
bahan (LDKB) tetapi belum melakukan penunjukan petugas K3 kimia
dan ahli K3 kimia.
D. Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja yang terdapat di PT. Mekar Armada Jaya ini
terdapat beberapa macam, diantaranya :
1. Program Pelayanan Kesehatan Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Pemeriksaan Kesehatan
Di PT Mekar Armada Jaya sendiri pemeriksaan kesehatan yang
berjalan adalah pemeriksaan awal, yang dilakukan kepada tenaga kerja
baru sebelum bekerja. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan
pada calon tenaga kerja PT. Mekar Armada Jaya dengan tujuan untuk
menentukan kapasitas kerja seseorang. Hasil pemeriksaan kesehatan akan
dikeluarkan oleh dokter pemeriksa kemudian mendapat persetujuan oleh
departemen HSE. Berdasarkan hasil dari sertifikat pemeriksaan
kesehatan, HRD memutuskan untuk menerima atau menolak calon
tenaga kerja. Untuk pemeriksaan berkala dan khusus masih dalam
wacana untuk pelaksanaanya. Dokter perusahaan sudah tersedia di
perusahaan, hanya saja Dokter ini belum memiliki sertifikat ahli K3.
b. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan untuk Kesehatan Tenaga
Kerja
1) Rumah Sakit Rujukan
PT Mekar Armada jaya adalah perusahaan yang memperhatikan
kesehatan tenaga kerja. Perusahaan bekerjasama dengan Rumah Sakit
Umum TIDAR Magelang. Rumah sakit rujukan tersebut difungsikan
sebagai tempat pengobatan bagi tenaga kerja yang mengalami
gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Selain
itu untuk pemeriksaan khusus mata, New Armada bekerjasama
dengan Rumah Sakit Lestari Raharja kota Magelang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2) Ambulans
Salah satu cara untuk mendukung dan memudahkan transportasi
tenaga kerja yang sakit atau mengalami cedera selama tenaga kerja
berada di pabrik, maka perusahaan menyediakan 2 buah ambulans.
Ambulans ditempatkan di tempat yang mudah terjangkau dan dekat
pengawasan satpam. Ambulans harus dalam kondisi siap pakai dan
dalam pemakaiannya ambulans dilakukan oleh security. Ambulans
harus selalu berjaga di pabrik untuk kondisi emergency pabrik, oleh
karena itu tidak dapat digunakan untuk keperluan pribadi.
3) Sarana Olah Raga
Sarana olah raga perusahaan terdiri dari GOR yang dapat
digunakan untuk berolahraga bulu tangkis, tennis meja, sepak bola.
Kemudian area unit kerja untuk kegiatan senam massal setiap hari
jumat.
c. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan kepada karyawan yang menjadi korban kecelakaan kerja,
penanggulangan yang dilakukan oleh PT. Mekar Armada Jaya Magelang
adalah :
a) Pengadaan Tim P3K
Tim P3K diambil dari anggota karyawan setempat dan anggota
security. Pelatihan / pembekalan dasar- dasar P3K diselenggarakan
dengan bekerja sama dengan PMI setempat (dalam hal ini HRD-GA
dan PMI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b) Pengadaan kotak P3K
2. Jamsostek
Perusahaan mengikutsertakan tenaga kerja dalam program jaminan
sosial tenaga kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi tenaga
kerja outsourcing atau tenaga kerja borong hanya diberikan jamsostek hanya
apabila terjadi kecelakaan kerja terhadap pekerja.
3. Gizi kerja
1) Menu Makanan
Menu makan siang terdiri dari nasi, sayur, lauk, buah dan air putih
yang bervariasi dari minggu I, II, III, IV. Menu tersebut disusun oleh
pengurus kantin dan diajukan terlebih dahulu kepada atasan yang
bertanggung jawab atas rumah tangga kantin.
Adapun jadwal makan siang tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Senin – Kamis : jam 11.30-12.30 WIB
Jumat : jam 11.30-13.00 WIB
2) Kondisi Kantin
Di PT Mekar Armada Jaya kantin dibagi menjadi 3 kantin yaitu untuk
operator/pelaksana, staff karyawan, manager dan assisten manager.
Meskipun tempatnya berbeda namun dalam penyajian makanan tetap
dengan menu yang sama. Untuk pengukuran kalori ataupun ahli gizi di
perusahaan belum disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
E. Keselamatan Kerja
PT. Mekar Armada Jaya Magelang telah menerapkan sistem Keselamatan
Kerja dalam usahanya untuk menciptakan suasana kerja aman, nyaman, dan
sehat. Upaya yang telah dilakukan antara lain :
1. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus dicegah agar tenaga
kerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan aman dan selamat, maka
diperlukan pengendalian bahaya dan perlindungan terhadap tenaga kerja it
sendiri. Salah satu upaya pengendalian bahaya tersebut adalah dengan
mewajibkan tenaga kerja menggunakan APD dengan baik dan benar bagi
tenaga kerja yang bekerja pada tempat berpotensi bahaya tinggi. Tenaga
kerja yang disiplin memakai APD dapat mencegah atau mengurangi
gangguan-gangguan bahaya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Sistem penggantian APD di PT. Mekar Armada Jaya sendiri dilakukan
dengan sistem tukar yaitu dengan menukarkan APD kepada pengawas
masing-masing bagian apabila dirasa sudah tidak layak pakai atau dalam
pekerjaannya pekerja tidak merasa nyaman dengan APDnya.
Adapun jenis APD yang disediakan PT. Mekar Armada Jaya bagi tenaga
kerja :
a. Safety helmet
: Safety helmet digunakan untuk melindungi kepala akan bahaya tertimpa
benda jatuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Safety shoes
: Safety shoes untuk melindungi kaki terhadap kecelakaan-kecelakaan
yang disebabkan oleh beban-beban berat yang menimpa kaki, paku-paku
atau benda tajam lain yang mungkin terinjak.
c. Kacamata atau Goggles
: kacamata atau Goggles digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
radiasi.
d. Sarung tangan
: Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan akan bahaya
tersayat.
e. Ear plug
: Ear plug digunakan sebagai sumbat telinga.
f. Masker dan Respirator
: Masker dan Respirator sebagai pelindung pernafasan akan bahaya
debu. Respirator : sebagai pelindung alat pernafasan, sebab paru-paru
harus dilindungi manakala udara tercemar atau ada kemungkinan
kekurangan oksigen dalam udara.
g. Wearpack
: wearpack digunakan untuk melindungi tubuh
2. Penanggulangan Kebakaran
Potensi bahaya dapat terjadi di semua are kerja, di PT Mekar Armada
Jaya sendiri potensi bahaya sangat riskan, kebakaran itu sendiri dapat
diakibatkan oleh percikan bunga api las. Penyediaan APAR di PT Mekar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Armada Jaya sudah dipenuhi meskipun belum sesuai dengan jenis alat
pemadam, di PT. Mekar Armada Jaya sendiri pengecekan APAR belum
rutin dilakukan sehingga banyak APAR yang kosong dan rusak tidak
diketahui. Banyak ditemukan APAR jenis Hallon, karena alasan
ketidaktahuan atasan akan bahaya Hallon.
3. Training Center
Training center merupakan sarana pembelajaran untuk setiap orang
yang ingin mengetahui proses pengerjaan industri karoseri di New Armada
secara keseluruhan. Training center juga dijadikan sebagai media
perkenalan bagi tenaga kerja baru.
Semua hal yang berkaitan dengan proses produksi dijelaskan secara
lengkap di dalam training center, meliputi urutan proses kerja, petunjuk
kerja, peralatan yang digunakan, kelengkapan APD yang harus dipakai,
dikenalkan juga produk-produk hasil karoseri di PT Mekar Armada Jaya
Magelang.
4. Komunikasi K3
a. Rambu
Rambu-rambu jenis peringatan, himbauan, petunjuk kerja dipasang di
area kerja sesuai dengan jenis bahaya, seperti : bahan berbahaya, wajib
APD, lalu lintas.
b. Poster
Poster K3 berfungsi sebagai peringatan sekaligus dorongan pada tenaga
kerja dan orang lain dapat bekerja secara aman, sehat dan produktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Papan Informai Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R)
Papan informasi berfungsi sebagai sarana pemberian informasi kepada
tenaga kerja maupun orang lain yang bekerja pada area tersebut, yaitu
papan informasi tentang kondisi perbaikan 5R. Papan informasi
terpasang disetiap departemen proses dan selalu terpantau dan sesuai
sasarannya.
5. Bahaya kejatuhan, terbentur, dan terpukul benda-benda
Pengendalian terhadap bahaya kejatuhan, terbentur dan terpukul benda-
benda yang dilakukan perusahaan adalah :
a. Pembuatan dan sosialisasi SOP
b. Pengawasan terhadap semua pekerja
c. Pemberian poster dan tanda peringatan di area karja
d. Kewajiban mengunakan alat pelindung diri untuk semua tenaga kerja
6. Keselamatan Kerja Bidang Mekanik
a. Mesin
Mesin yang ada di divisi karoseri PT. Mekar Armada Jaya (New
Armada) antara lain :
1) Mesin las (CO2 , Listrik/Trafo dan Acetylen)
Mesin las dilengkapi dengan pengaman berupa pengukur tekanan
untuk menghindari tabung mesin las meledak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Mesin press
Mesin press didesain sedemikian rupa termasuk pangaman mesin
berupa sekat untuk mencegah tangan tenaga kerja tertarik atau ikut
masuk kedalam mesin.
3) Mesin gerinda
Tidak ada pengaman di mesin gerinda, upaya pengendalian terhadap
kecelakaan kerja berupa kewajiban memakai APD berupa kaca mata,
sarung tangan, dan sepatu ketia menggunakan mesin gerinda.
4) Mesin bor
Tidak ada pengaman pada mesin bor, upaya pengendalian terhadap
bahaya yang ditimbulkan adalah berupa kewajiban memakai APD
berupa sarung tangan.
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mendukung lancarnya proses
produksi antara lain : tang, obeng, bor tangan, kikir, kunci pas dan ring,
palu, gunting plat.
Upaya pengendalian yang dilakukan PT. Mekar Armada Jaya
kaitannya dengan peralatan produksi antara lain :
1) Penyimpanan
Disediakan tempat untuk menyimpan peralatan produksi yang
diletakkan di masing-masing area kerja. Setelah proses produksi
selesai peralatan ditata rapi di tempat tersebut. Kondisi di lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menunjukkan bahwa tidak semua peralatan ditata secara rapi,
peralatan hanya dibiarkan saja tertumpuk dan tidak tertata rapi.
2) Prosedur pemakaian
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di area kerja yaitu
SOP tentang proses urutan kerja. Tidak ada SOP tentang pemakaian
masing-masing peralatan kerja.
3) Kelengkapan APD
Disediakan APD ketika tenaga kerja menggunakan peralatan
kerja seperti sepatu, sarung tangan, pelindung kepala, dan kaca mata
7. Keselamatan Kerja Bidang Kimia
Bahan kimia yang ada di PT. Mekar Armada Jaya berasal dari bahan
baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi. Upaya
pengendaliannya berupa pemberian label pada bahan-bahan kimia tersebut.
8. Listrik
Bahaya ini sering kali terabaikan, terutama pada mesin gerinda potong
atau cutting wheel dimana penempatannya berada disisi luar sehingga
instalasi kelistrikannya kerap terkena air dan dapat mengakibatkan
konsleting yang dapat membahayakan tenaga kerja.
Bentuk upaya pengendalian terhadap bahaya ini adalah dengan memberi
penutup pada instalasi listrik agar tidak terkena air meskipun belum
dilakukan secara maksimal karena masih ada beberapa panel listrik yang
belum dilengkapi dengan penutupnya. Hal itu karena faktor kendala seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
keterbatasan biaya, prosedur yang terlalu lama, keterbatasan tenaga kerja
(maintenance).
D. Ergonomi
Karyawan yang bekerja rata-rata berusia antara 23-40 tahun. Hal ini
disebabkan karena tuntutan tugas yang memiliki tingkat resiko tinggi seperti
pada area kerja mesin press yang bertekanan 10 ton. Hal ini mengharuskan
tenaga kerja memiliki kemampuan kerja yang baik seperti disiplin dan fokus
sehingga dapat menghindari dan meminimalisir adanya kecelakaan kerja.
1. Jam Kerja
Semua tenaga kerja bekerja lima hari dalam seminggu, yaitu senin
sampai jumat. Hari senin sampai kamis masuk jam 07.30 dan pulang jam
17.00 dengan waktu istirahat selama satu jam. Hari Jumat tenaga kerja
bekerja mulai jam 09.00 dan pulang jam 16.30 dengan waktu istirahat 90
menit jam 11.30-13.00.
2. Sikap Kerja
Sikap kerja sendiri dibagi menjadi dua yaitu untuk area lapangan sikap
kerjanya dominan berdiri. Sikap kerja duduk yaitu di bagian furniture, jahit.
Sikap kerja jongkok dilakukan sewaktu-waktu diperlukan seperti memotong
menggunakan mesin potong yang diletakkan di lantai. Bagian office atau
kantor tenaga kerja dengan sikap kerja duduk. Perusahaan menyediakan
tempat duduk yang bisa berputar dan dapat diatur tinggi rendahnya untuk
tenaga kerja di kantor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3. Peralatan Kerja
Kegiatan angkat-angkut di PT. Mekar Armada Jaya menggunakan alat
angkat-angkut atau material handling sehingga beban tenaga kerja,
kelelahan dapat diminimalisir seperti forklift, crane, kereta dorong.
4. Kondisi Lingkungan
Pekerjaan sebagian besar dilakukan di dalam ruangan dengan ventilasi
yang memadai. Selain hal di atas, dari hasil observasi kondisi lingkungan di
PT. Mekar Armada Jaya adalah sebagai berikut:
a. Jalan dan tangga dalam keadaan baik dan tidak ada benda/barang yang
menghalangi serta diberi kode kuning.
b. Kondisi jalan bagus dengan diberi batas jelas untuk pejalan kaki dan jalur
transportasi kendaraan di area perusahaan.
c. Disediakan tempat sampah dan lingkungan dibersihkan tiap hari sehingga
kebersihan tetap terjaga.
E. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sebagai Industri dengan visi To Be Number One, Manajemen New
Armada bertekad untuk melaksanakan semua standar keselamatan dan
memenuhi semua peraturan/perundangan yang berlaku sebagai landasan
utama dalam melakukan setiap kegiatan operasionalnya.
Sebagai bentuk perwujudan untuk mencapai suatu visi tersebut,
manajemen New Armada akan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
a. Lebih meningkatkan pengetahuan semua tenaga kerja di bidang
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).
b. Melaksanakan dan menerapkan semua standar keselamatan secara
bertahap untuk mencapai standar K3LH secara optimal
c. Bertekad untuk mendapatkan sertifikasi di bidang K3LH
Manajemen New Armada telah menetapkan sasaran jangka pendeknya
yaitu :
a. Menurunkan kerugian harta benda akibat insiden
b. Menurunkan “Lost Time Injury Frequency Rate”
c. Meningkatkan produktivitas melalui pengelolaan keselamatan dan
kesehatan kerja yang baik
d. Menciptakan area kerja yang nyaman dan aman
e. Menciptakan semua kegiatan operasional yang ramah lingkungan
f. Tidak ada kecelakaan kerja (Zero accident)
Demikian komitmen ini disepakati bersama, agar segera dilaksanakan
sistem perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Peran dan Tanggung jawab
Berikut job discription manajemen kesehatan dan keselamatan kerja :
a. Advisor
Memberikan arahan agar Quality Control Cyrcle (QCC) tersebut bisa
berjalan dengan baik dan benar serta memberi dukungan agar para
anggotanya tetap bersemangat.
b. Leader Cyrcle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1) Penjadwalan pertemuan tim
2) Memimpin pembentukan Nama Group QCC
3) Penghubung dengan departemen lain
4) Bertanggung jawab kelancaran QCC
5) Sebagai sub fasilitator
c. Leader Tema
1) Menentukan tema permasalahan dari Program EHS di areanya
2) Menguraikan data sehingga dapat dimengerti
3) Menyampaikan hasil temuan di pertemuan
4) Memimpin bahasan di pertemuan
5) Membuat schedule perbaikan
d. Notulen
1) Bekerja sama dengan leader cyrcle dan leader tema mengumpulkan
data-data problem.
2) Membuat data sebelum dan sesudah perbaikan
3) Membuat resume pertemuan/meeting
4) Membuat persiapan presentasi QCC
e. Tim Support
1) Membantu secara teknis pemecahan masalah sesuai dengan bidangnya
2) Memberikan masukan atau informasi mengenai pengelolaan
keselamtan kerja sesuai dengan bidangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
f. Inspeksi
Di PT.Mekar Armada Jaya Magelang sudah dilakukan inspeksi rutin,
tetapi inspeksi yang dilakukan belum menyeluruh dan teratur. Inspeksi
dilakukan oleh Divisi Head PT. Mekar Armada Jaya. Beberapa waktu
yang lalu baru dilakukan inspeksi APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
g. P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
P2K3 di PT.Mekar Armada Jaya ini sudah terbentuk, tetapi baru
terbentuk setahun yang lalu. Sudah dibentuk organisasinya sendiri dan
sudah terstruktur. Tetapi P2K3 masih terbilang dasar, untuk susunan
anggota P2K3 sudah terlampirkan di lampiran.
F. Lingkungan
1. Penggunaan Air/sumber
Perusahaan memiliki sumur khusus milik perusahaan sendiri yang
dikelola untuk memenuhi kebutuhan air bersih perusahaan. Ada 3 buah
sumur dengan kedalaman 25 m setiap sumurnya, sumur berada di lokasi
yang berbeda. Disamping itu perusahaan juga bekerjasama dengan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) wilayah kota Magelang. Hal itu
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, karena air sumur tidak
dapat digunakan untuk keperluan logistik atau kantin.
Kebutuhan air bersih di perusahaan digunakan untuk proses produksi,
kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK), dapur perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Pengelolaan lingkungan industri
Pemantauan lingkungan industri meliputi air buangan limbah industri,
limbah padat, emisi (cerobong pabrik).
3. Pengelolaan limbah Industri
PT. Mekar Armada Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
industri pembuatan bodi kendaraan yang tentunya menghasilkan berbagai
macam limbah yaitu limbah cair, padat dan gas.
Kebijakan pengelolaan limbah dengan cara mengoptimalkan penggunaan
kembali (reuse/recycle), pemanfaatan untuk infrastruktur dengan
rekomendasi badan penelitian yang terakreditasi dan pemerintah serta
pemantauan risiko cemaran pada masyarakat ataupun penurunan nilai
lingkungan.
a. Limbah Padat
Limbah padat berasal dari proses produksi yang dibagi menjadi
beberapa departemen, sehingga jenis limbah yang dihasilkan juga
bermacam-macam jenisnya.
1) Pembagian jenis limbah
Limbah di PT. Mekar Armada Jaya dibagi menurut jenisnya :
a) Limbah non metal yaitu limbah yang dapat didaur ulang (diolah
kembali) atau dirusak oleh tanah, contoh kertas, kayu, daun, sisa
makanan.
b) Limbah Metal yaitu limbah yang memiliki sifat atau unsur logam.
Contoh besi plat, kaleng, alumunium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c) Limbah B3 yaitu limbah yang berasal dari bahan sisa dempul yaitu
berupa padatan.
2) Pewarnaan tong sampah berdasarkan jenis limbahnya yaitu :
a) Tong sampah untuk jenis limbah non metal diberi warna hijau.
b) Tong sampah untuk jenis limbah metal diberi warna kuning.
3) Pengangkutan Sampah/limbah
a) Pengangkutan sampah dari lokasi kerja atau plant dilakukan oleh
pihak ke tiga selaku pelaksana cleaning service.
b) Sampah dari jenis non metal dibuang ke tempat penampungan
sementara yang ada dilokasi perusahaan yang untuk selanjutnya
dibawa dan dibuang oleh dinas kebersihan kota Magelang.
c) Pengangkutan sampah non metal dilakukan secara terpisah dari
sampah-sampah metal.
d) Pengangkutan limbah B3 tidak dengan kendaraan khusus
e) Pengangkutan dan pembuangan sampah dilakukan pada hari kerja.
4) Penanganan limbah
a) Limbah non metal ditampung di tempat pembuangan sementara
yang ada di lokasi perusahaan yang kemudian dibawa oleh dinas
kebersihan kota Magelang.
b) Limbah berupa sisa potongan-potongan besi plat logam ini dijual
kepada pihak ketiga.
c) Limbah padat berupa sisa dempul ditampung dalam drum-drum
yang diberi label limbah padat B3, yang kemudian dikumpulkan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tempat penampungan sementara khusus limbah B3 yang ada di
perusahaan.
b. Limbah cair
1) Sumber limbah berasal dari proses dempul.
2) Air limbah disalurkan ke instalasi pengolahan air limbah yang ada di
perusahaan berupa bak-bak penampungan yang berfungsi
mengendapkan sisa dempul. Ada 16 bak serapan yang terdiri dari 10
bak kecil-kecil dan 6 bak yang besar. Sebelum bak serapan yang
terakhir terdapat aerator yaitu alat untuk mengolah air sebelum
dibuang yang bekerja selama 6-12 jam sehari.
3) PT Mekar Armada Jaya bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang dalam
melakukan pengujian air limbah untuk mengetahui baku mutu air
limbah industri.
a) Contoh air limbah diambil dari influent Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
b) Tolok ukur yang digunakan adalah baku mutu air limbah menurut
baku mutu air limbah perda propinsi jawa tengah nomor 10 tahun
2004
c) Pada saat pengambilan contoh, tidak ada air limbah yang dibuang
ke lingkungan.
4) Air limbah yang telah lulus uji baku mutu air limbah dimanfaatkan
kembali untuk proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
c. Limbah gas
1) Sumber limbah berasal dari gas buang yang dihasilkan pada proses
pengecatan, proses dempul, dan cerobong emisi generator set.
2) Gas hasil proses pengovenan disalurkan kedalam cerobong asap yang
dipasang di area kerja, dari cerobong asap gas dibuang ke udara bebas
setelah dipastikan bahwa gas buang tidak mencemari lingkungan
udara.
3) PT Mekar Armada Jaya bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang dalam
melakukan pengujian emisi udara gas buang hasil industri untuk
mengetahui baku mutu emisi udara. Tolok ukur yang digunakan
adalah baku mutu emisi sumber tidak bergerak untuk industri dan
jenis kegiatan lain, berdasarkan Kep.Gup.Jateng No. 10 Tahun 2000.
G. Sistem Pelaporan, Penyelidikan dan Pencatatan Data Kecelakaan Kerja
1. Sistem Pelaporan Kecelakaan Kerja
Apabila terjadi kecelakaan kerja di PT mekar Armada Jaya seharusnya
setiap tenaga kerja yang melihat ataupun mengalami kecelakaan kerja
harus melapor kepada pengawas ataupun rekan kerja.
Tenaga kerja yang melihat diharuskan untuk dapat menolong sebagai
upaya pertolongan pertama, namun karena kurangnya fasilitas yang
memadai jika tidak tertangani maka tenaga kerja dirujuk ke RS rujukan
yaitu RS Tidar Magelang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Penyelidikan Kecelakaan Kerja
Setelah adanya laporan kecelakaan kerja maka K3LH segera
mengadakan investigasi dengan penyelidikan kecelakaan kerja di tempat
kejadian kecelakaan dan mengumpulkan sebanyak mungkin saksi sebagai
cara alternatif untuk mencari sebagai jawaban penyebab dari kecelakaan
dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung saat terjadinya
kecelakaan. Penyelidikan kecelakaan kerja ini bertujuan menemukan
sebab-sebab kecelakaan sehingga dapat ditentukan langkah apa yang dapat
diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa supaya tidak
terulang kembali. Di PT Mekar Armada Jaya sendiri beberapa tahun yang
lalu investigasi kecelakaan dalam pencatatannya sudah rapi dan teratur.
3. Pencatatan Kecelakaaan Kerja
Sebagaimana diharuskan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
03/MEN/1998 setiap kejadian kecelakaan harusnya dicatat dalam formulir
kecelakaan yang antara lain berisi identitas korban, bagian tubuh yang
luka, sifat luka, jenis kecelakaan, uraian kejadian kecelakaan dan upaya
pencegahan yang diambil.
Adapun jenis kecelakaan yang sering terjadi di PT Mekar Armada Jaya
antara lain :
a. Terkena Plat
b. Terkena Gram
c. Terjatuh
d. Terbentur Benda Berat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
e. Mata Kemasukan Gram
f. Kebakaran
g. Terpotong
h. Terkena Kejutan Listrik
i. Kecelakaan Transportasi
Sistem laporan kecelakaan kerja yang sudah terjadi atau hampir terjadi
harus didukung dengan data yang lengkap. Data yang lengkap akan sangat
membantu pertanggungjawaban dan penvatatan kecelakaan kerja dengan
tepat (Silalahi 1991).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Higine Perusahaan
Kegiatan proses produksi dan kondisi lingkungan PT. Mekar Armada Jaya
Magelang terdapat banyak faktor bahaya dan potensi bahaya yang
kemungkinan mengakibatkan kecelakaan yang menyebabkan kerugian yaitu
kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesusahan, kelainan dan cacat
serta kematian (Suma’mur, 1996).
Bahaya yang terdapat di PT. Mekar Armada Jaya dapat dikelompokkan
menjadi dua macam bahaya yaitu faktor bahaya dari manusia (unsafe action)
yang meliputi faktor bahaya yang disebabkan oleh manusia itu sendiri atau
pekerja, kemudian yang kedua faktor bahaya dari kondisi lingkungan kerja
(unsafe condition) yang disebabkan oleh kondisi atau lingkungan tempat kerja
di PT. Mekar Armada Jaya tersebut. Area kerja yang sehari-hari ditemui oleh
tenaga kerja.
Faktor bahaya yang terdapat di PT. Mekar Armada Jaya Magelang tersebut
antara lain :
1) Faktor Fisik
a. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki (Suma’mur, 2009).
Sedangkan menurut Permenaker No. Per.13/Men/X/2011 tentang NAB
faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja. Kebisingan adalah semua
suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.
Dalam industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi 3
macam :
1. Mesin (ditimbulkan oleh aktifitas mesin).
2. Vibrasi (ditimbulkan akibat getaran dari gesekan, benturan, atau
ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Contoh : pada roda gigi,
piston, batang torsi).
3. Pergerakan udara, gas, dan cairan (ditimbulkan akibat pergerakan
udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri.
Kebisingan di PT New Armada sendiri dihasilkan dari banyak proses
produksi misal di bagian Body Mini Bus kebisingan disini dihasilkan dari
aktivitas mesin-mesin produksi, pengelasan, penggerindaan dan
pemasangan-pemasangan komponen pada body mini bus.
Berdasarkan pengamatan dari data pengukuran Intensitas kebisingan
yang dipunyai oleh perusahaan pada unit-unit kerja di perusahaan
terutama pada area proses produksi, dinyatakan masih ada peralatan kerja
yang menghasilkan kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) dan
sebagian peralatan menghasilkan suara bising di Nilai Ambang Batas
(NAB) yang diperkenankan untuk jam kerja 8jam/hari. Adapun nilai
ambang batas kebisingan tersaji pada tabel.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4. Nilai Ambang Batas Kebisingan
Waktu Pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam dBA
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 Detik 115
14,06 116
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
(Sumber: Permenaker No. Per.13/Men/X/2011 tentang NAB faktor fisika
dan faktor kimia di tempat kerja).
Catatan: Tidak boleh terpajan bising lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Sesuai dengan Permenaker No. Per.13/Men/X/2011 tentang NAB
faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, hasil pengukuran pada
unit-unit kerja di perusahaan masih ada peralatan yang menghasilkan
suara bising di atas nilai ambang batas, dimana pekerja diwajibkan
menggunakan ear plug untuk tempat-tempat tertentu agar pendengaran
pekerja tidak terganggu oleh karena paparan kebisingan.
Seluruh tenaga kerja PT. Mekar Armada Jaya diwajibkan dan
bertanggung jawab memakai APD khususnya untuk pelindung
pendengaran, yang tertera nyata dalam peraturan New Armada mengenai
APD. Hal ini sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 pasal 12 huruf b
tentang Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja yaitu “Memakai alat-alat
pelindung diri yang diwajibkan”. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan
masih terdapat tenaga kerja yang tidak memakai alat pelindung telinga
yang diwajibkan dengan alasan kurang nyaman dan mengganggu
pekerjaan.
Upaya pengendalian di PT Mekar Armada Jaya sendiri sudah
diupayakan dengan pemberian earplug kepada tenaga kerja, namun
masih ada saja tenaga kerja yang tidak memanfaatkan fasilitas yang
diberikan perusahaan, seperti tidak menukar earplug lama dengan yang
baru.
b. Penerangan
Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat obyek-obyek
yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
perlu. Penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang
lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Pengecatan
kembali tembok yang sudah kusam mungkin dapat menambah kualitas
penerangan di area produksi. Warna yang digunakan tentu warna-warna
yang terang dan tidak menimbulkan kesilauan.
Secara umum, intensitas penerangan di tempat kerja sudah baik,
tetapi tidak adanya pengukuran terhadap intensitas penerangan di tempat
kerja oleh pihak yang berwenang tidak sesuai dengan Permenaker nomor
: PER.05/MEN/1996 pasal 4 poin d bahwa dalam penerapan system
manajemen K3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
(d) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
c. Iklim Kerja
Panas di lingkungan kerja berasal dari berbagai sumber seperti mesin,
pengaruh lampu penerangan, ventilasi yang kurang baik, suhu
lingkungan dan panas akibat proses pengelasan.
Pengendalian yang telah dilakukan yaitu dengan menyediakan APD
berupa tameng muka ketika melakukan pengelasan, kemudian disediakan
air minum disetiap area lokasi kerja. Tindakan-tindakan pengendalian
yang dilakukan oleh PT. Mekar Armada Jaya merupakan wujud
kepedulian terhadap K3 yaitu memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
keselamatan kerja. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
ayat 1 huruf g tentang. Syarat-Syarat Keselamatan Kerja yaitu
“Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran”.
Sudah dilakukan pengukuran iklim kerja, hal ini sudah sesuai dengan
Permenaker nomor : PER.05/MEN/1996 pasal 4 poin d bahwa dalam
penerapan system manajemen K3, perusahaan wajib melaksanakan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
(d) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindaka perbaikan dan pencegahan.
d. Getaran
Sumber getaran di tempat kerja berasal dari proses produksi dan
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja. Jenis pekerjaan yang dapat
menimbulkan getaran adalah penggerindaan, pengoperasian alat angkat-
angkut, seperti forklift, crane. Efek dari getaran ini menyebabkan
gangguan fisiologis pada tenaga kerja atau operator seperti perasaan sakit
pada kepala dan leher, tekanan darah dan denyut jantung meningkat serta
dapat menggangu penglihatan.
Tidak dilakukan pengukuran getaran tidak sesuai dengan Permenaker
nomor : PER.05/MEN/1996 pasal 4 poin d bahwa dalam penerapan
system manajemen K3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
(d) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan.
Akan tetapi sebagai upaya pengendalian terhadap getaran ini, pihak
perusahaan telah melakukan beberapa langkah pengendalian. Langkah
pengendalian tersebut adalah dengan cara menyediakan peredam getaran
pada mesin dan alat-alat produksi, perawatan dan pemeliharaan rutin
untuk alat berat. Tindakan tersebut juga sesuai dengan UU No. 1 Tahun
1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja.
2) Faktor Kimia
a. Debu
Debu adalah partikel yang terjadi karena aktivitas fisik yang terjadi di
udara. Sesuai dengan Permenaker No.Per.13/Men/X/2011 tentang NAB
faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, dapat mengganggu
pernafasan bahkan dapat terjadi pneumokoniosis. Sumber debu diarea
pabrik antara lain : di area primer yaitu area yang digunakan untuk proses
pemberian zat anti karat pada bodi setelah pembuatan trap bodi selesai,
kemudian diarea putty (dempul) dan di area painting (pengecatan).
Pemberian blower belum menyeluruh dikarenakan keterbatasan
koordinasi manajemen.
Pada area berdebu belum semuanya dilengkapi dengan alat yang
dapat mengurangi kadar debu di area kerja, baru diarea painting,
(pengecatan) sudah dipasang semacam blower yang berfungsi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
menyedot debu cat ketika dilakukan proses penyemprotan. Tetapi tenaga
kerja diharuskan memakai masker khusus untuk area painting tenaga
kerja harus memakai masker khusus untuk saluran nafas di perusahaan
dikenal dengan masker kimia.
Tindakan-tindakan pengendalian yang telah dilakukan PT Mekar
Armada Jaya Magelang yang telah dilakukan sebagai wujud kepedulian
PT Mekar Armada Jaya Magelang dalam hal K3LH. Hali ini sesuai
dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-
syarat Keselamatan Kerja yaitu “ Mencegah dan mengendalikan timbul
atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran’’.
b. Bahan kimia
Bentuk upaya pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan penyediaan APD berupa masker khusus pernafasan yang dipakai
ketika proses pengecatan, sarung tangan, pemasangan label dan simbol
pada kemasan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan memasang poster
B3 pada tempat yang mudah dilihat. Hal ini belum sesuai dengan
Kepmenaker R.I. No. Kep. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja pasal 3 menyebutkan pengendalian
bahan kimia berbahaya meliputi :
a. Penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label
b. Penunjukan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Sedangkan di PT. Mekar Armada Jaya sudah memiliki LDKB tetapi
belum mempunyai petuga kusus K3 kimia adan ahli K3 kimia.
B. Kesehatan Kerja
1. Program Pelayanan Kesehatan Kerja
Menurut Permenakertrans No.03/MEN/1982 tentang pelayanan
kesehatan kerja, di PT. Mekar Armada Jaya Magelang baru menjalankan
beberapa saja dari 12 tugas pokok pelayanan kesehatan kerja, beberapa
diantaranya adalah :
a. Pemeriksaan Kesehatan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No. Per-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja, PT.
Mekar Armada Jaya telah melaksanakan pelayanan kesehatan dengan
menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan, kotak P3K, ambulans,
rumah sakit rujukan serta fasilitas-fasilitas lain untuk menunjang upaya
kesehatan tenaga kerja.
PT. Mekar Armada Jaya mempunyai dokter perusahaan untuk
melayani kesehatan tenaga kerja. Dokter yang ditunjuk perusahaan
seharusnya telah mendapatkan pelatihan dan sertifikat untuk mengadakan
pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja dan untuk pemeriksaan
khusus seperti yang telah diatur dalam Permenakertrans No. Per.
01/MEN/1976 tentang kewajiban latihan hiperkes bagi dokter
perusahaan. PT. Mekar Armada Jaya belum memenuhi hal itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja belum menjadi perhatian khusus,
sehingga pelaksanaanyapun belum dapat dilakukan karena terhalang oleh
beberapa kendala. Hal itu tidak sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal
8 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-
03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja pasal 2 huruf
a bahwa Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja adalah pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja, berkala dan pemeriksaan khusus serta sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-
02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan kesehatan berkala belum terlaksana yang dalam
Permenakertrans No. Per-02/MEN/1980 pasal 3 ayat 2 menyebutkan
bahwa pemeriksaan kesehatan berkala sekurang-kurangnya dilakukan 1
tahun sekali.
b. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan untuk Kesehatan Tenaga
Kerja
Di perusahaan sudah memiliki beberapa perlengkapan untuk
kesehatan Tenaga Kerjanya, hal ini sudah sesuai dengan Permenakertrans
No.03/MEN/ 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerjanya,
beberapa perlengkapan kesehatan di perusahaan tersebut antara lain :
a) Rumah Sakit Rujukan
Tenaga kerja yang sakit dan memerlukan perawatan lebih lanjut
atau tidak bisa ditangani di klinik maka dirujuk ke rumah sakit yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
telah ditunjuk oleh New Armada yaitu Rumah Sakit TIDAR
Magelang dan Rumah Sakit Lestari Raharja untuk pelayanan khusus
kesehatan mata. Fasilitas tersebut telah sesuai dengan
Permenakertrans No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
b) Ambulans
Ambulans merupakan fasilitas yang diberikan PT. Mekar Armada
Jaya sebagai bentuk komitmen meningkatkan layanan kesehatan untuk
tenaga kerja. Dua buah ambulans yang ada diperusahaan sangat
membantu dalam kondisi darurat. Fasilitas tersebut telah sesuai
dengan Permenakertrans No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
c) Sarana Olah Raga
Fasilitas olah raga sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
kesegaran jasmani tenaga kerja di PT. Mekar Armada Jaya. GOR yang
ada di PT. Mekar Armada Jaya selalu dimanfaatkan untuk kegiatan
olah raga seperti tenis meja, bulu tangkis, sepak bola. Fasilitas
tersebut telah sesuai dengan Permenakertrans No.03/MEN/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
c. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kepedulian akan bahaya yang kecil oleh PT. Mekar Armada Jaya
dilaksanakan dengan pengadaan regu P3K, pelatihan P3K serta
pengadaan kotak P3K yang merupakan wadah yang berisi berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
macam obat-obatan ringan dan peralatan lain yang dapat digunakan
dalam tindakan P3K yang bersifat ringan. Hal ini sesuai dengan
Permenakertrans No.15 /MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di tempat kerja.
Untuk pelayanan kesehatan kerja yang baru terlaksana di perusahaan
baru beberapa saja, dari 12 elemen pokok tersebut. Tugas pokok yang masih
dalam wacana oleh perusahaan adalah :
1) Pembinaan dan pengawasan penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja.
2) Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja.
3) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi.
4) Pengobatan dan pencegahan penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
5) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan pelatihan P3K
6) Pemberian nasihat tentang tempat kerja, alat pelindung diri, gizi kerja
dan penyelenggaran makanan di tempat kerja.
7) Membantu rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
8) Pembinaan dan pengawasan tenaga kerja yang memiliki kelainan
tertentu.
9) Pelaporan secara berkala.
2. Jamsostek
Berdasar Undang–undang No.3 tahun 1992 tentang Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), PT. Mekar Armada Jaya, telah
mengikutsertakan hampir semua tenaga kerja dalam program JAMSOSTEK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
adapun program yang diikuti antara lain; program Jaminan Hari Tua (JHT),
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan jaminan Kematian (JK). Program
JAMSOSTEK PT. Mekar Armada Jaya telah memenuhi Undang-undang
No.13 tahun 2003 pasal 99 ayat (1) yang berbunyi :
(1) Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak mendapat jaminan sosial
tenaga kerja. Usaha pelayanan kesehatan kerja PT. Mekar Armada
Jaya telah memenuhi ketentuan Undang-undang No. 13 tahun 2003
pasal 4 sub (c) dan (d) yaitu :
c. Meningkatkan perlindungan kepada tenaga kerja dalam perwujudan
kesejahteraan; dan
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarga.
3. Gizi Kerja
Dalam melaksanakan aktivitas dan pekerjaan, semua tenaga kerja
membutuhkan energi atau kalori. PT. Mekar Armada Jaya telah memenuhi
gizi kerja tenaga kerja dengan pemenuhan kebutuhan karbohidrat, lemak,
protein, mineral dan vitamin telah tercukupi. SE Menakertrans No.
01/MEN/1979 pasal 2 yang berisi bahwa perusahaan wajib
menyelenggarakan jasa boga tenaga kerja melalui kantin apabila tenaga
kerja lebih dari 200.
Perusahaan menyediakan kantin beserta tempat mengolah makanan (dapur)
dan menu kerja untuk para tenaga kerja. Perusahaan memenuhi gizi kerja
berupa menu makan pada jam istirahat yaitu pukul 12.00 waktu setempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
New Armada juga menyediakan air minum untuk orang kantor yang
diletakkan di kitchen kantor dan air putih untuk yang di lapangan.
Penyajian menu makan untuk tenaga kerja yang bervariasi bertujuan
agar tenaga kerja tidak merasa bosan sehingga tenaga kerja selalu
bersemangat untuk makan di perusahaan. Tetapi meskipun perusahaan telah
menyediakan kantin masih ada tenaga kerja yang memilih makan di luar
jika menu yang disajikan kurang menarik. Pihak perusahaan tidak
mengesampingkan masalah gizi kerja, akan tetapi bila makan di luar
dikhawatirkan makanan tenaga kerja ini tidak sesuai dengan kalori yang
dibutuhkan (tidak sesuai dengan gizi kerja yang dibutuhkan). Selain itu akan
beresiko besar jika tenaga kerja memilih makan diluar perusahaan yaitu
dapat terjadi kecelakaan kerja misalnya ketika menyebrang jalan.
Daftar menu makanan berganti setiap bulannya melalui persetujuan
yang diajukan dengan sempel oleh juru masak kepada atasan. Setiap hari
Rabu juga diberi menu tambahan seperti kolak ataupun stup.
C. Keselamatan Kerja
1). Alat Pelindung Diri
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pada pasal 9 ayat 1 sub b dinyatakan bahwa pengurus wajib
menunjukkan dan menjelaskan pada tenaga kerja baru tentang semua
pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan di tempat kerja.
Sedangkan pada pasal 9 ayat 1 sub c menyatakan bahwa pengurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada setiap tenaga kerja yang
bersangkutan.
Memenuhi pelaksanaan dari pasal 14 sub c Undang-undang No 1 tahun
1970 yang menyatakan bahwa pengurus mewajibkan pada tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya dan menyediakan APD bagi setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk
yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
Pemberian APD dimaksudkan untuk :
1. Agar tenaga kerja sadar akan pentingnya APD sebagai sarana dalam
pelaksanaan pekerjaan dalam area atau pekerjaan yang berbahaya.
2. Mengerti fungsi Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan.
3. Mengenal dan mengerti Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan
jenis dan tempat pekerjaan yang membahayakan.
Kaitannya dengan isi undang-undang tersebut PT. Mekar Armada Jaya
telah sesuai dengan peraturan tersebut yaitu dengan menyediakan APD
secara cuma-cuma. Masih ada sebagian tenaga kerja yang belum menyadari
pentingnya menggunakan APD dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga
masih ada tenaga kerja yang tidak memakai APD.
2) Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran
Upaya pengendalian dengan pengadaan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) telah sesuai dengan Kepmenaker No. Kep. 186/MEN/1999. Akan
tetapi dalam pemasangannya belum sesuai dengan Permenakertrans RI No.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan, pasal 4 ayat (5) yang berbunyi :
“Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu
dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15
meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
Kerja”.
3) Training Center
Adanya media training center yang ada di PT. Mekar Armada Jaya,
maka semua karyawan khususnya bagi karyawan baru dapat mengetahui
gambaran secara lengkap tentang proses pengerjaan produk karoseri yang
ada di New Armada. Hal ini sebagai wujud perusahaan untuk meningkatkan
kemampuan tenaga kerja di bidang karoseri, karena selain untuk media
pengenalan terhadap perusahaan juga sebagai media belajar untuk semua
orang.
4) Media Komunikasi K3
PT. Mekar Armada Jaya menerapkan sistem komunikasi sebagai salah
satu sistem keselamatan kerja sebagai upaya untuk melaksanakan program
keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem komunikasi ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 05/MEN/1996 Lampiran I bagian
3.2.1 tentang Komunikasi pada huruf a yaitu mengkomunikasikan hasil dari
sistem manajemen, pemantauan, audit dan tinjauan ulang manajemen pada
semua pihak pada perusahaan yang bertanggung jawab dan memiliki andil
dalam kinerja perusahaan. Pada huruf b yaitu Melakukan identifikasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
menerima informasi keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait dari luar
perusahaan. Pada huruf c yaitu menjamin bahwa informasi yang terkait
dikomunikasikan kepada orang-orang di luar perusahaan yang
membutuhkannya. Serta sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja bab x pasal 14 ayat b yang menyatakan bahwa
pengurus mewajibkan memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut pegawai, pengawas atau ahli keselamatan kerja.
5). Bahaya kejatuhan, terbentur, dan terpukul benda-benda
Pencegahan yang dilakukan oleh New Armada sesuai dengan peraturan
New Armada adalah dengan mewajibkan penggunaan APD seperti safety
helmet, sarung tangan, safety safety dan sebagainya. Memperkerjakan
tenaga kerja yang berkompeten dan melengkapi Instruction Work Standart
(IWS) kerja yang aman serta dengan menggunakan peralatan kerja yang
aman. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 4
yang menyatakan bahwa Setiap Perusahaan Harus Memenuhi dan Mentaati
Syarat-Syarat Keselamatan Kerja untuk Mencegah dan Mengurangi
Kecelakaan Kerja.
Bahaya kejatuhan material dari atas sangat mungkin terjadi terutama di
area gudang. Penataan meterial yang kurang teratur merupakan faktor utama
penyebab jatuhnya material tersebut sehingga mengenai tenaga kerja yang
akan mengambil material. Upaya penanggulangan bahaya tersebut adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
penataan material yang lebih rapi dan penggunaan APD berupa helm,
sepatu, dan sarung tangan.
Bahaya material lain adalah tersandung material. Kondisi tempat kerja
yang berserakan sangat memungkinkan tenaga kerja tersandung material
saat melintas di area kerja. Upaya penanggulangannya yaitu dengan
memperluas area kerja, menerapkan program 5R secara baik. Hal ini telah
sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 4 yang menyatakan
bahwa Setiap Perusahaan Harus Memenuhi dan Mentaati Syarat-Syarat
Keselamatan Kerja untuk Mencegah dan Mengurangi Kecelakaan Kerja.
6). Sistem Keselamatan Kerja Mekanik
Dalam upaya melindungi pekerja dari bahaya mekanik, PT. Mekar
Armada Jaya melakukan berbagai upaya di dalamnya. Upaya pengendalian
yang dimaksud antara lain: pembuatan IK (Instruksi Kerja), pemasangan
sefety guarding, pengontrolan mesin secara berkala, audit mesin,
penggunaan APD. PT. Mekar Armada Jaya, telah sesuai dengan Undang-
undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu pasal 86 ayat (2)
yang berisi :
“(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktifitas kerja yang optimal diselenggarakannya upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.”
Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pasal 3 untuk syarat-syarat keselamatan kerja dan pasal 9 tentang
pembinaan pengurusan-pengurus terhadap tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Akan tetapi di PT. Mekar Armada Jaya masih banyak alat-alat kerja
yang belum ada sertifikasi alat seperti alat berat, hal itu tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1985 pasal 138
tentang Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Angkat dan Angkut sehingga
dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
7) Keselamatan Kerja bidang Kimia
Berdasarkan Kepmenaker RI No. Kep.187/MEN/1999 disebutkan bahwa
pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi :
a. Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan label
b. Penunjuk petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
Sedangkan di PT. Mekar Armada Jaya belum ada petugas K3 kimia dan ahli
K3 kimia, hal itu berarti PT. Mekar Armada Jaya tidak sesuai dengan
Kepmenaker RI No. Kep.187/MEN/1999.
8). Keselamatan Kerja Listrik
Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pasal 3 ayat (1) sub q berisi :
“(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.”
PT. Mekar Armada Jaya telah sesuai dengan peraturan perundangan
diatas, terlihat dari upaya yang telah dilakukan dalam bidang pengendalian
bahaya listrik, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
a. Perbaikan dan atau pengaturan listrik atau alat mekanik, hanya boleh
dilakukan oleh orang yang telah mendapatkan ijin khusus atau ahlinya.
b. Instalasi listrik dalam keadaan tertutup dan diberi sign ”awas tegangan
tinggi”.
Akan tetapi belum dilakukan pengecekan instalasi listrik secara rutin,
sehingga ada beberapa panel listrik yang kondisinya tidak baik yang dapat
menimbulkan bahaya listrik. Hal itu belum sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
D. Ergonomi
Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf m menyatakan
bahwa salah satu syarat keselamatan kerja adalah memperoleh keserasian
antara antara tenaga kerja, alat kerja dan proses kerja, dalam ayat tersebut
dimaksudkan adalah ergonomi. Penerapan ergonomi perusahaan secara garis
besar meliputi jam kerja, sikap kerja, peralatan kerja dan lingkungan kerja.
Ergonomi dalam hal ini dibahas sebagai berikut:
1. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja di PT. Mekar Armada Jaya telah sesuai dengan
UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 77 disebutkan waktu
kerja adalah 7 jam 1 hari atau 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu. Atau 8 jam 1 hari atau 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1
minggu. Pengaturan jam lembur PT. MEKAR ARMADA JAYA juga sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
sesuai menurut UU No. 13 tahun 2003 pasal 78 disebutkan bahwa jam kerja
lembur adalah 3jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu.
2. Sikap Kerja
Sikap kerja di PT. Mekar Armada Jaya dibagi menjadi dua yaitu untuk
area lapangan sikap kerjanya dominan berdiri. Sedangkan untuk bagian
office atau kantor tenaga kerja dengan sikap kerja duduk. Perusahaan
menyediakan tempat duduk yang bisa berputar dan dapat diatur tinggi
rendahnya untuk pekerja kantor. Kenyataan dilapangan masih ada tenaga
kerja yang tidak memperhatikan sikap kerjanya. Hal itu dapat menyebabkan
seseorang tenaga kerja mengalami ganggauan fisiologis seperti back injury,
pegal, kelelahan kerja dan tidak produktif.
3. Peralatan Kerja
Disediakan alat angkat-angkut (material handling) untuk melindungi
kelainan faal tubuh karena beban yang berlebih. Alat angkat-angkut yang
ada di perusahaan antara lain forklift, kereta dorong, kemudian untuk
pekerjaan ringan masih dilakukan secara manual. Hal ini sesuai dengan
Undang-undang No. 01 tahun1970 pasal 3 ayat 1 sub (m) yang menyatakan
bahwa salah satu syarat-syarat tenaga keselamatan kerja untuk memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
Sedangkan untuk forklift dikemudikan oleh operator yang belum
mempunyai Surat Ijin Operasi (SIO). Hal ini belum sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Permenaker No. Per 01/MEN/1989 tentang klasifikasi dan syarat-syarat
operator keran angkat.
4. Kondisi Lingkungan
Upaya perbaikan kondisi lingkungan di PT. Mekar Armada Jaya telah
sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3 ayat 1 (m) yaitu syarat-syarat keselamatan kerja untuk memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
E. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 menyatakan setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 Bab III pasal 3 ayat 1
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahwa setiap
tempat kerja yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau
lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Mengacu pada peraturan tersebut PT. Mekar Armada Jaya telah
membentuk departemen yang mengurusi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja dengan nama EHS (Environment, Health and Safety)
Departement.
Dibentuknya departemen EHS ini menunjukkan adanya kepedulian dan
tanggung jawab pihak manajemen terhadap masalah K3 PT. Mekar Jaya
sebagai wujud tanggung jawabnya, semua tingkat jabatan dalam organisasi
bertanggung jawab untuk meyakinkan karyawan bahwa K3 adalah tanggung
jawab pribadi.
2. Peran dan Tanggung jawab
Bentuk upaya untuk mencegah terjadinya ganguan keselamatan dan
kesehatan kerja, PT. Mekar Armada Jaya telah sesuai dengan Permenaker
No. PER-04/MEN/1987 yaitu dengan dibentuk P2K3 dengan nama EHS
(Environment, Health, and Safety).
F. Lingkungan
Dalam rangka menerapkan syarat-syarat keselamatan kerja, PT. Mekar
Armada Jaya mengadakan pengelolaan lingkungan atau memelihara
kebersihan sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3 ayat 1 huruf l yaitu memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
Dalam hal ini seluruh unsur terkait yang terlibat dalam aktivitas di PT. Mekar
Armada Jaya mengacu pada kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh
manajemen perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Pengelolaan lingkungan dilaksanakan pada seluruh area yang terkena
dampak aktivitas PT. Mekar Armada Jaya. Pengelolaan lingkungan ini
meliputi pengolahan limbah baik limbah yang berbahaya maupun limbah yang
tidak berbahaya.
Salah satu bentuk wujud komitmen perusahaan dalam tindakan peduli
lingkungan, perusahaan bekerjasama dengan dinas pengujian air limbah
terkait untuk mengukur kadar baku mutu air limbah. Sampai saat ini air
limbah di PT. Mekar Armada Jaya masih berada pada batas yang masih
diperkenankan atau tidak mencemari lingkungan. Pelaksanaan pengolahan
limbah di PT. Mekar Armada Jaya telah memenuhi baku mutu air limbah telah
sesuai dengan perda propinsi jawa tengah nomor 10 tahun 2004.
PT mekar Armada Jaya telah bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI).
G. System pelaporan, penyelidikan dan pencatatan data kecelakaan kerja
Menurut kode praktis ILO pelaporan adalah suatu prosedur yang ditepakan
didalam hokum dan peraturan nasional dan praktik di perusahaan agar para
pekerja melaporkan kepada penyedia mereka, orang yang berkompeten, atau
badan lain yang ditetapkan tentang informasi mengenai :
a. Setiap kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan yang mincul selama
melakukan atau ada hubungan dengan pekerjaan.
b. Kasus yang diduga penyakit akibat kerja
c. Kecelakaan selama perjalanan pulang –pergi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
d. Peristiwa dan kejadian berbahaya.
Para pekerja dan wakil dari mereka harus diberi informasi yang tepat oleh
pengusaha mengenai peratuturan untuk pelaporan,pencatatan dan
pemberitahuan informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
(www.ilo.org)
Menurut Permenaker RI No.Per.03/MEN/1998 pasal 2 menyebutkan bahwa
pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja pimpinanya dan wajib melaporkan tertulis kepada kantor
Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu 2x24 jam terhitung sejak
terjadi kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan (pasal4).
Menurut Dr Bennet Silalahi 1991, ada beberapa alasan mengapa seorang
mandor atau penyelia tidak melaporkan sesuatu kecelakaan :
a. Memelihara catatan yang bersih dari noda kecelakaan;
b. Menganggap fremeh luka kecil yang tidak perih;
c. Mengelakkan tanggung jawab;
d. Sama sekali tidak memahami akibat akhir suatu kecelakaan.
Penyelidikan atau investigasi terhadap kecelakaan kerja dilaksanakan
dengan segera dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah kejadian
kecelakaan, baik terhadap kecelakaan di tempat kerja (kecelakaan langsung)
maupun kecelakaan tidak langsung. Dalam penyelidikan ini K3LH berusaha
mengumpulkan data yang akan dipersiapkan sebagai bahan analisis untuk
mencari alternatif penyebab dari kejadian kecelakaan kerja tersebut bersama-
sama dengan pimpinan unit kerja tempat terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
telah memenuhi Permenaker No. Per. 05/ MEN/ 1996 tentang Pedoman Teknis
Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerjapoin 8 tentang
Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan yang menyebutkan bahwa “Penyelidikan
dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang
telah dilatih”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Magang di PT. Mekar Armada Jaya dapat diambil
kesimpulan :
1. Gambaran penerapan K3 di perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Kaitannya dengan penerapan higiene perusahaan, di Perusahaan belum
melakukan pengukuran terhadap faktor fisik dan faktor kimia, hal itu
belum sesuai dengan Permenaker nomor : PER.05/MEN/1996 pasal 4
poin (d)
b. Perusahaan menyediakan kantin beserta tempat mengolah makanan
(dapur) dan menu kerja untuk para tenaga kerja sebagai wujud
pemenuhan gizi kerja tenaga kerja. Hal itu telah sesuai dengan SE
Menakertrans No. 01/MEN/1979.
c. Perusahaan telah menyediakan alat bantu angkat dan angkut kaitannya
dengan bidang ergonomi dalam proses produksi seperti forklift, kereta
dorong, crane yang berarti sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 (m).
d. Bentuk upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja dengan pemberian
fasilitas kesehatan seperti adanya Rumah Sakit Rujukan, ambulans,
GOR. Hal itu sesuai dengan Permenakertrans No.03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja, akan tetapi perusahaan belum melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus terhadap tenaga kerja, hal itu
belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI No. Per-03/MEN/1982.
e. Sudah memiliki Dokter perusahaan tetapi belum mempunyai sertifikasi
tentang K3, hal itu belum sesuai dengan Permenakertrans No. Per.
01/MEN/1976 tentang kewajiban latihan hiperkes bagi dokter
perusahaan. Di perusahaan juga belum disediakan perawat.
f. Pelaksanaan pengolahan limbah telah memenuhi baku mutu emisi
berdasarkan Kep. Gub.Jateng No. 10 Tahun 2000 untuk baku mutu udara
ambient dan emisi sumber tidak bergerak dan perda propinsi jawa tengah
nomor 10 tahun 2004 untuk baku mutu air limbah.
2. Potensi bahaya yang ada sebagian besar berasal dari proses produksi, seperti
: terjatuh, terpeleset, tergores, tersayat, terjepit, tertimpa, terbentur, terpukul
benda-benda keras, ledakan, dan kejatuhan material. Upaya
pengendaliannya berupa penyediaan APD, membuat SOP, memasang poster
tentang K3 telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 4
yang menyatakan bahwa Setiap Perusahaan Harus Memenuhi dan Mentaati
Syarat-Syarat Keselamatan Kerja untuk Mencegah dan Mengurangi
Kecelakaan Kerja.
3. Faktor bahaya yang ada di perusahaan antara lain:
a. Kebisingan, rata-rata bersumber dari proses produksi terutama di bagian
bodi dan telah dilakukan pengendalian dengan menyediakan APD yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang
Syarat-Syarat Keselamatan Kerja.
b. Perusahaan tidak melakukan pengukuran terhadap intensitas penerangan
di tempat kerja, hal itu tidak sesuai dengan Permenaker nomor :
PER.05/MEN/1996 pasal 4 poin (d).
c. Kondisi kerja yang panas menunjukkan kondisi iklim kerja yang kurang
baik. Upaya pengendalian berupa penyediaan air minum di area kerja,
penyediaan APD telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat
1 huruf (g)
d. Pengendalian terhadap getaran di tempat kerja seperti menyediakan
peredam getaran pada mesin dan alat-alat produksi, perawatan dan
pemeliharaan rutin untuk alat berat telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun
1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja.
e. Pengendalian terhadap kadar debu yang ada di tempat kerja berupa
pemasangan semacam blower yang berfungsi untuk menyedot debu cat
ketika dilakukan proses penyemprotan telah sesuai dengan UU No. 1
Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-Syarat Keselamatan
Kerja.
f. Di Perusahaan sudah mempunyai lembar data keselamatan bahan tetapi
belum mempunyai ahli K3 bidang kimia. Hal itu tidak sesuai dengan
Kepmenaker R.I. No. Kep. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja pasal 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
B. Saran
1. Sebaiknya dilakukan pengukuran terhadap faktor fisik dan kimia di
lingkungan kerja seperti kebisingan, penerangan, getaran, kadar debu
lingkungan kerja, agar dapat dijadikan acuan dalam menentukan langkah-
langkah pengendalian faktor bahaya di tempat kerja.
2. Sebaiknya perusahaan telah mendapat sertifikasi pelatihan tentang K3, hal
itu dimaksudkan agar dapat membantu tercapainya dan terpeliharanya
derajat kesehatan fisik, mental dan produktivitas tenaga kerja setinggi-
tingginya karena dokter tersebut telah mengetahui kondisi lingkungan
perusahaan dan masalah yang berkenaan dengan higiene perusahaan,
kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala dam khusus, guna
mengetahui kondisi kesehatan karyawan dan meningkatkan derajat
kesehatan tenaga kerja.
4. Sebaiknya dibuat sebuah klinik kesehatan yang berlokasi di perusahaan
dimana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tenaga kerja. Disamping
itu untuk memudahkan penanganan kecelakaan kerja yang sebenarnya tidak
perlu dirujuk ke Rumah Sakit sehingga dapat menghemat biaya operasional.
5. Perlu kedisiplinan dan pengawasan terhadap pemakaian APD di perusahaan
bukan hanya dilakukan oleh petugas Safety tetapi juga dilakukan oleh
seluruh tenaga kerja.
6. Sebaiknya disediakan dokter perusahaan yang sudah bersertifikat K3, dan
ahli gizi yang dapat memantau asupan gizi tenaga kerja.