Upload
dangngoc
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI CORPORATE CULTUREPADA KARYAWAN BANK BJB SYARI’AH KCP CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratanmemperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
oleh:
Yulisa Ilhami
NIM: 1113053000038
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAMJURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2017 M / 1438 M
i
ABSTRAK
Yulisa Ilhami, NIM: 1113053000038, Implementasi Nilai-nilai CorporateCulture Pada Karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat, dibawahbimbingan Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA
Secara signifikan budaya membentuk diri setiap orang, karena budayamerupakan suatu pedoman yang terdiri atas nilai-nilai, norma-norma, asumsi dankepercayaan. Jika budaya diterapkan pada setiap karyawan dalam suatu perusahaan,maka mereka akan merasa lebih percaya diri dan lebih efektif dalam penyelesaiantugasnya. Budaya perusahaan seringkali tercermin dalam perilaku setiap karyawandi tempat kerja. Bagaimana mereka bekerja, bagaimana mereka berhubungandengan atasan atau rekan kerja, bagaimana mereka menyelesaikan suatu masalahdan lain-lain yang merupakan wujud khas bagi setiap perusahaan. Karyawanmemiliki peran yang cukup penting dalam mencapai tujuan dan keberlangsunganperusahaan. karena karyawan merupakan ujung tombak perusahaan, jika kinerjadan perilaku karyawanya bagus maka hal tersebut akan berpengaruh langsungterhadap tingkat keberhasilan perusahaan. penjelasan tersebut tidak terlepas daridunia perbankan, baik bank syari’ah maupun bank konvensional. Salah satunyayaitu Bank BJB Syariah KCP Ciputat yang telah memiliki dan menerapkan suatubudaya. Terbukti dengan berhasilnya Bank BJB Syariah KCP Ciputat meraihpenghargaan sebagai Kantor Cabang Pembantu terbaik Senasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai corporateculture pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat, dan bagaimana implementasi nilai-nilai corporate culture pada karyawan Bank BJB Syariah KCP Ciputat. Dalampenelitian ini penulis menggunakan motode penelitian kualitatif deskriptif yangmenggambarkan tentang objek berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilaku yang di amati guna mendapatkan data-data yang diperlukan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai-nilai budaya pada BankBJB Syari’ah KCP Ciputat yaitu MASLAHAH (Militan, Amanah, Solusi, Layanan,Harmoni dan Holistik) yang mana secara keseluruhan telah diterapkan padakaryawan melalui sosialisasi yang dilakukan sejak awal pemilihan calon kayawandan juga pada karyawan yang sudah bekerja di perusahaan, tidak hanya itusosialisasi juga dilakukan dengan adanya buku saku yang dijadikan pedoman dalamberperilaku, kemudian nilai-nilai tersebut diwujudkan dalam kegiatan sehari-harikaryawan. Penerapan nilai-nilai budaya perusahaan pada karyawan Bank BJBSyari’ah KCP Ciputat ini sudah cukup baik, sehingga berdampak pada keseharianpara karyawan di kantor menjadi lebih semangat, lebih disiplin dan tanggung jawab,memiliki hubungan baik antar karyawan serta hubungan yang baik dengan atasan,meningkatnya kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap Bank BJB Syariah KCPCiputat dan juga terlihat dari adanya penghargaan-penghargaan yang didapatkanoleh karyawanya seperti Customer Service terbaik, Funding Officer terbaik danjuga Account Officer terbaik.
Kata kunci : Corporate culture dan Implementasi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Wa Syukurillah. Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas segala nikmat kemudahan, kelancaran, rahmat serta hidayah yang telah
senantiasa Allah SWT limpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini, untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S-1) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beriringkan salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang berjuang hingga akhir hayatnya untuk
menegakkan Agama Islam rahmatan lil’alamin di muka bumi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukan hanya hasil jerih
payah penulis semata, namun melibatkan banyak pihak yang telah dengan senang
hati memberikan bantuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung,
mengorbankan tenaga, pikiran, waktu dan perasaan. Dalam kesempatan ini, penulis
bermaksud untuk menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,
yaitu:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Dr. H. Arief Subhan, MA.
2. Wakil Dekan I Bidang Akademik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FIDIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Raudonah, M.Ag, dan Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Suhaimi, M.Si,
iii
Alumni, dan kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Drs. Cecep Castrawijaya. MA, dan
Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Drs. Sugiharto, MA.
4. Dosen Pembimbing Akademik Drs. Sugiharto, MA yang telah memberikan
bimbingan untuk memilih judul skripsi.
5. Dosen Pembimbing Skripsi Drs. H. Hasanudin Ibnu Hiban, MA, yang telah rela
meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membimbing, memberi
motivasi, arahan, saran, dan kritikan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen Jurusan Manajemen Dakwah (MD) dan Konsentrasi Manajemen
Lembaga Keuangan Syariah (MLKS) atas semua ilmu yang telah diberikan.
7. Pimpinan, Manejer Operasional, staf serta seluruh karyawan Bank BJB Syariah
KCP Ciputat, khususnya Rini Susilawati selaku Pimpinan dan Teguh Sutejo
selaku Menejer Operasional yang rela meluang waktu dan pikirannya untuk
penulis.
8. Papa tercinta (Syarifuddin S.St, M.M) dan Mama terkasih (Ainal Mardiah
Khalis) yang selalu memberikan motivasi dan semangat, mengorbankan segala-
galanya baik itu materil, waktu, tenaga, pikiran serta doa tiada henti, yang
senantiasa selalu mengiringi penulis dalam penyelesain skripsi ini.
9. Kakak-kakak penulis tersayang (Yuyu Wahyuni, Yuhendro Hidayat, dan Yuli
Dona Rahmah) yang tak henti-hentinya memberikan nasehat, motivasi, kasih
sayang dan juga semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
iv
10. Sahabat hidup, yaitu someone yang selalu menemani penulis ketika susah dan
senang, selalu menjadi penyemangat ketika penulis mulai down dalam
penyelesaian skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat terkasih “degils”. Dewi. K, Intan, Melly, Huzaimah, Ayang,
Clara, Inne, yang sudah menemani penulis selama kurang lebih empat tahun ini
dan selalu memberi motivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Kawan-kawan seperjuanagn Jurusan Manajemen Dakwah dan khususnya MD-
A yaitu Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Islam (MLKI) angkatan
2013 yang telah banyak berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, serta berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
13. Kawan-kawan KKN KAIZEN terkhusus Annis, Kak Em dan Cucu yang selalu
menemani dan memberi support kepada penulis.
Tiada kata-kata yang dapat penulis ucapkan kecuali terimakasih yang tak
terhingga, semoga Allah SWT senantiasa membalas semua amal kebaikan yang
dengan tulus telah diberikan kepada penulis. Akhir kata harapan penulis semoga
skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, 07 April 2017
Yulisa Ilhami
DAFTAR ISI
v
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN. ........................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.......................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 5
D. Metodologi Penelitian ... .......................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan............................................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG IMPLEMENTASI, NILAI,CORPORATE CULTURE DAN KARYAWAN
A. Konsep Implementasi ............................................................... 15
1. Pengertian Implementasi ..................................................... 15
2. Tahapan-tahapan Implementasi ........................................... 15
B. Nilai... ....................................................................................... 16
vi
1. Pengertian Nilai ................................................................... 16
2. Macam-macam Nilai ... ....................................................... 18
3. Tipe Nilai-nilai..................................................................... 20
C. Corporate Culture (Budaya Perusahaan/ Organisasi .......... 25
1. Pengertian Budaya Perusahaan/ Organisasi......................... 25
2. Nilai-nilai Budaya Perusahaan/ Organisasi ......................... 27
3. Fungsi Budaya Perusahaan/ Organisasi ............................... 31
4. Model Budaya Perusahaan/ Organisasi ............................... 32
5. Penerapan Budaya Perusahaan/ Organisasi ......................... 34
6. Budaya Kualitas................................................................... 37
D. Karyawan.................................................................................. 38
1. Pengertian Karyawan........................................................... 38
2. Ciri-ciri Karyawan yang Baik dan Berkualitas.................... 39
3. Sikap Karyawan................................................................... 40
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BANK BJB SYARIAH KCPCIPUTAT
A. Sejarah Berdirinya Bank BJB Syariah KCP Ciputat ................ 45
B. Profil Bank BJB Syariah KCP Ciputat..................................... 47
C. Visi dan Misi ............................................................................ 49
D. Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen ............................ 50
E. Produk dan Layanan Bank BJB Syariah KCP Ciputat ............. 53
F. Kegiatan-kegiatan Bank BJB Syariah KCP Ciputat................. 56
BAB IV IMPLEMENTASI CORPORATE CULTURE PADA BANK BJBSYARIAH KCP CIPUTAT
vii
A. Nilai-nilai Corporate Culture pada Bank BJB Syariah KCPCiputat................................................................................................58
B. Implementasi Nilai-nilai Corporate Culture padaKaryawan Bank BJB Syariah KCPCiputat….............................................................................................73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 90
B. Saran… ..................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
2.1 Perbandingan Perangkat Nilai ................................................................ 21
2.2 Definisi Nilai-nilai dan Motif.................................................................. 22
2.3 Sikap Karyawan Terhadap Pekerjaan ..................................................... 41
4.1 Butir-butir Nilai Militan.......................................................................... 60
4.2 Butir-butir Nilai Amanah ........................................................................ 62
4.3 Butir-butir Nilai Solusi............................................................................ 65
4.4 Butir-butir Nilai Layanan.. ...................................................................... 67
4.5 Butir-butir Nilai Harmoni ....................................................................... 69
4.6 Butir-butir Nilai Holistik......................................................................... 71
ix
DAFTAR GAMBAR
2.1 Model Metodologis J. M Soebijanta ....................................................... 17
3.1 Struktur Organisasi Bank BJB Syariah KCP Ciputat ............................. 50
4.1 Lambang Bank BJB Syariah ................................................................... 80
4.2 Seragam Karyawan Bank BJB Syariah KCP Ciputat ............................. 81
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4 : Hasil Wawancara
Lampiran 5 : Indikator Penilaian Wawancara Calon Karyawan Baru
Lampiran 6 : Hasil Wawancara Calon Karyawan Baru
Lampiran 7 : Uraian Tugas Karyawan
Lampiran 8 : Soal Post Test Internalisasi Budaya Bank BJB Syariah
Lampiran 9 : Indikator Penilaian (Evaluasi Karyawan)
Lampiran 10 : Formulir Penilaian (Evaluasi Karyawan)
Lampiran 11 : Metode Teknis Coachinng, Mentoring, dan Counseling
Lampiran 12 : Formulir Coaching, Mentoring dan Counseling
Lampiran 13 : Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara signifikan budaya membentuk diri setiap orang. Sering kali kita tidak
memahami dampak dari budaya dalam pembentukan kepribadian kita. Hal
tersebut terjadi secara bertahap, dan pada umumnya tidak ada alternatif selain
menerima budaya tersebut. Agar masyarakat dapat berfungsi secara stabil,
dibutuhkan adanya perilaku yang digunakan bersama oleh anggotanya dan
terdapat sejumlah pedoman dasar untuk mengetahui bagaimana harus berperilaku
dalam situasi tertentu.1 Dengan begitu masyarakat dituntut untuk mentaati budaya
yang ada di masyarakat, karena budaya juga terdiri dari norma-norma, nilai-nilai,
asumsi dan kepercayaan, dan jika ada yang melanggarnya maka akan dikucilkan
bahkan diusir, namun budaya tidak hanya menjadi konsep penting untuk
memahami masayarakat tetapi juga untuk memahami suatu organisasi /
perusahaan.
Suatu budaya organisasi / perusahaan yang kuat dan telah berakar akan
dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi anggota perusahaan
dalam hal pemahaman yang jelas dan lugas tentang suatu persoalan yang
diselesaikan. Budaya perusahaan memiliki pengaruh yang berarti pada sikap dan
perilaku anggota perusahaan. Banyak bukti yang menggambarkan bahwa
suksesnya suatu perusahaan disebabkan karena budaya yang diterapkan pada
1 John M. Ivancevich Dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2006),ed ke-7, jilid 1, hal 93
2
anggotanya begitu kuat yang membuatnya lebih percaya diri dan akhirnya
menjadi lebih efektif. Dalam era globalisasi yang sangat sarat dengan perubahan,
yang mana sering begitu cepat dan sangat sulit diprediksi namun sangat besar
dampaknya bagi masa depan perusahaan, kehadiran budaya perusahaan /
organisasi yang fleksibel menjadi semakin relevan. Strategi dalam mengantisipasi
perubahan yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan juga perlu
mempertimbangkan aspek budaya yang telah ada selama ini, apakah strategi yang
didesain tersebut cocok dengan nilai-nilai yang ada, atau justru nilai-nilai yang
ada itu menjadi kontra produktif bagi perusahaan dalam perjalananya ke depan.
Para manajer terutama yang berada pada level puncak mesti sadar betapa
pentingnya memahami budaya perusahaan karena pengaruhnya yang begitu besar
terhadap perilaku karyawan. Budaya perusahaan juga dapat dipakai sebagai
konsep dalam menyusun strategi perubahan atau pengembangan perusahaan yang
dipimpinya.2
Budaya perusahaan sering kali tercermin dalam perilaku keseharian
anggotanya, berarti pula merupakan praktik sehari-hari di tempat kerja. Budaya
perusahaan akan memberikan suasana psikologis bagi semua karyawan;
bagaimana mereka bekerja, bagaimana berhubungan dengan atasan ataupun rekan
kerja, bagaimana menyelesaikan masalah, dan banyak lagi yang merupakan wujud
budaya yang khas bagi setiap perusahaan.3
2 Komang Wardana, Perilaku Keorganisasian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Cet ke-1,h. 165.
3 Djokosantoso Moeljono, Budaya Korporat dan keunggulan korporasi (Jakarta: ElexMedia Komputindo, 2003), hal 41
3
Karyawan memiliki peran yang cukup penting untuk mencapai tujuan dan
keberlangsungan perusahaan. Karena karyawan merupakan ujung tombak bagi
perusahaan. Jika perilaku dan kinerja karyawanya bagus maka tingkat
keberhasilan sebuah perusahaan itu juga akan bagus dan jika perilaku dan kinerja
karyawanya tidak bagus maka akan terjadi sebaliknya.
Setiap perusahaan membutuhkan karyawan sebagai tenaga yang
menjalankan setiap aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan. Karyawan
merupakan aset terpenting yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap
kesuksesan sebuah perusahaan. Tanpa mesin canggih, perusahaan dapat terus
beroperasi secara manual, akan tetapi tanpa karyawan perusahaan tidak akan dapat
berjalan sama sekali.
Karyawan dalam suatu perusahaan pasti memiliki sifat multikultural. Oleh
karena itu meskipun didalamnya terdapat karyawan yang memiliki karakteristik
kepribadian yang serupa, mungkin akan terdapat perbedaan karakteristik yang
signifikan antar budaya. Salah satu tantangannya adalah memahami dan
menghormati perbedaan kepribadian yang diakibatkan oleh budaya tersebut.4
Penjelasan diatas juga tidak terlepas dari dunia perbankan. Baik bank
konvensional maupun bank Syari’ah. Untuk mempertahankan eksistensinya bank
dituntut untuk memiliki visi dan misi yang jelas dan strategik, dan setiap
komponen didalamnya juga dituntut untuk dapat merealisasikam visi dan misi
perusahaan, visi dan misi inilah yang kemudian melahirkan nilai-nilai yang
4 John M. Ivancevich Dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi (Jakarta: Erlangga, 2006),ed ke-7, jilid 1, hal 94
4
diyakini oleh anggota perusahaan dan mencerminkan budaya perusahaan
(corporate culture).
Bank BJB Syari’ah merupakan salah satu Bank Umum Syari’ah yang telah
memiliki dan menerapkan suatu budaya. Salah satunya ditandai dengan
berhasilnya Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat meraih penghargaan sebagai Kantor
Cabang Pembantu terbaik Senasional. Selain itu karyawannya sering
mendapatkan penghargaan sebagai karyawan terbaik. Baik itu Funding Officer,
Account Officer dan Custumer Service nya5
Pada akhir September 2016, Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat memiliki 16
Sumber Daya Insani (SDI) yang terdiri dari 1 orang pemimpin kantor cabang
pembantu, 1 orang manajer operasional, 5 orang bagian marketing, 3 orang bagian
operasinal, 4 orang sekuriti, 1 orang sopir operasional kantor, dan 1 orang office
boy. Dalam menerapkan nilai-nilai corporate culture yang ada pada Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat karyawan tentunya dituntut untuk menanamkan dan
menumbuh kembangkan nilai-nilai corporate culture agar menjadi bagian diri
mereka sendiri. Sehingga karyawan ada rasa memiliki terhadap perusahaan dan
mempunyai identitas perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk membuat suatu
kajian lebih mendalam mengenai nilai-nilai corporate culture yang berbentuk
skripsi dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai Corporate Culture Pada
Karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat Tangerang Selatan”
5 Wawancara langsung dengan Rini Susilawati (Pemimpin Bank BJB Syari’ah KCPCiputat) Ciputat, 12 November 2016.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dibuat agar penelitian ini lebih terarah dan tidak
meluas ke permasalahan lain, maka penulis membatasi masalah pada
“Implementasi Nilai-Nilai Corporate Culture Pada Karyawan Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat” yang dilakukan selama 1 periode yakni tahun 2015-
2016.”
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana nilai-nilai budaya perusahaan pada Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat ?
b. Bagaimana implementasi nilai-nilai budaya perusahaan pada karyawan
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui nilai-nilai budaya perusahaan pada Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat.
b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai budaya perusahaan
pada karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah :
6
a. Manfaat Akademis: Penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi
dan menambah jumlah studi mengenai corporate culture pada dunia
perbankan.
b. Manfaat Praktis: Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kajian yang
menarik dan dapat menambah wawasan cakrawala keilmuan, khususnya
bagi penulis, umumnya bagi pembaca.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metodologi berasal dari kata metode dan logos, metode artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos artinya ilmu atau pengetahuan,
dengan demikian metodologi dapat diartikan cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan ilmu pengetahuan secara seksama untuk mencapai tujuan.
Adapun penelitian adalah berasal dari Bahasa Inggris research yang kemudian
di adopsi menjadi kata riset dalam Bahasa Indonesia. Secara Etimologi,
research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti
mencari, dengan demikian research adalah mencari kembali.6
Dengan demikian metodologi penelitian adalah menjelaskan dan
menggambarkan bagaimana dilaksanakan secara sistematis dan bagaimana
landasan teori tentang rancangan penelitian dan model yang didahului dengan
rancangan percobaan atau teknik-teknik yang harus digunakan dalam
pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
6 M. Hariwijaya, Cara Mudah Menyusun Proposal (Yogyakarta: Pararaion, 2009),cet.2,hal.53.
7
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, bukan berupa angka. Penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun rekayasa manusia, karena penelitian ini bertujuan untuk memperjelas
keadaan subjek yang akan diteliti.
Pendekatan fenomenologis seperti yang dikatakan Moleong bahwa
berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang
biasa dalam situasi-situasi tertentu, yang ditekankan ialah aspek subyektif dari
perilaku orang. Peneliti berusaha masuk kedalam dunia subyek yang ditelitinya
sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu
pengertian dikembangkan dalam hidup sehari-hari. Subyek penelitian
dipercaya memiliki kemampuan untuk menafsirkan pengalamanya melalui
interkasi.7
Penelitian kualitatif juga memiliki asumsi-asumsi filosofis, strategi-
strategi penelitian, dan metode-metode pengumpulan, analisis dan interpretasi
data yang beragam. Meskipun prosesnya sama, prosedur-prosedur kualitatif
tetap mengandalkan data berupa teks dan gambar, memiliki langkah-langkah
unik dalam analisis datanya, dan bersumber dari strategi-strategi penelitian
yang berbeda-beda.8
7 Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: ideologi,epistemologi, dan aplikasi, (Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2006) hal 67
8 John W. Creswell, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010), h. 258.
8
Ada hal yang menjadi dasar pertimbangan penulis kenapa lebih memilih
menggunakan metode kualitatif dibandingkan dengan metode kuantitatif yakni
hal yang ingin penulis teliti adalah implementasi nilai-nilai corporate culture
pada karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat, maka akan lebih fokus jika
penelitian ini dilakukan penelusuran secara komprehensif ketimbang penelitian
dengan mengumpulkan data angka-angka, dengan demikian maka penulis
memilih metode penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat yang akan dijadikan penelitian adalah Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari hingga
bulan April 2017.
3. Subjek dan Objek penelitian
Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah Karyawan Bank
BJB Syari’ah KCP Ciputat, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini
adalah nilai-nilai corporate culture yang ada pada Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung oleh pengumpul data
dari responden atau objek penelitian. Data primer ini diperoleh melalui
wawancara dan observasi terhadap pimpinan dan staf Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat.
9
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek yang diteliti. Data skunder bisa juga disebut sebagai data tambahan.
Data skunder yang penulis dapatkan diantaranya diperoleh dari buku-buku,
arsip-arsip, artikel, situs internet dan sumber tertulis lain yang berhubungan
dengan Bank BJB Syari’ah.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian kepustakaan (Library research)
Teknik pengumpulan data di mana penulis melakukan kunjungan ke
beberapa perpusatakaan, untuk sumber tertulis baik itu buku, artikel, hasil-
hasil seminar dan sumber tertulis lainnya, yang bersangkutan dengan
pembahasan penulis. Penelitian ini merupakan kegiatan telaah pustaka
dengan tekhnik dokumentasi terhadap sumber-sumber buku, majalah, surat
kabar, dan lain-lainnya yang mendukung dengan kegiatan penulis serta
dapat dijadikan acuan dalam suatu penelitian.
b. Penelitian Lapangan
Teknik pengumpulan data dimana penulis melakukan kegiatan
observasi langsung ketempat objek penelitian tersebut, dan penelitian ini
dilakukan dengan cara meminta data-data dan dokumen langsung kepada
objek yang diteliti.
c. Observasi
Menurut E.C Wragg Observasi adalah Pengamatan secara sistematis
dan analisis yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah
10
laku sosial, sehingga hubungan antara satu dengan peristiwa yang lain dapat
menjadi jelas.9 Pengumpulan data dengan teknik ini dilakukan dengan
mengandalkan pengamatan langsung dengan objek penelitian.
d. Wawancara
Teknik penulis melakukan wawancara atau komunikasi langsung
antara pengumpul data dengan responden atau informan dengan melakukan
interview kepada pihak-pihak yang dianggap memberikan informasi
mengenai pembahasan untuk kepentingan penelitian,10 jika perlu wawancara
ini dilakukan bekali-kali hingga penulis mendapatkan data yang akurat.
e. Dokumentasi
Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger agenda, dan
sebagainya,11 metode dokumentasi ini dijadikan sebagai penunjang metode
lain untuk memperoleh data tambahan yang terkait penelitian ini.
E. Tinjauan Pustaka
Adapun Karya Ilmiah (Skripsi) yang penulis jadikan sebagai tinjauan
pustaka, yang mana Karya Ilmiah tersebut penulis anggap sebagai bahan referensi
yang ada hubungannya dengan pembahasan yang akan di angkat pada Karya
Ilmiah ini, yakni di antaranya :
9E.C Wragg, An Introductionto Classroom Observation, dikutip dalam buku NurulHidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UINJakarta Press, 2006), hal 8
10 Sutrino Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1994), hal.13611 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta Rineka
Cipta, 1993), Edisi Revisi II, hal.202.
11
1. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Budaya Perusahaan Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan di Media Satu Group” yang disusun oleh Siti
Romalia Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada Tahun 2001. Dalam karya Ilmiah nya membahas tentang pengaruh yang
signifikan secara keseluruhan dari budaya perusahaan, motivasi kerja, gaya
kepemimpinan, lama kerja, pendidikan, dan usia terhadap prestasi kerja
karyawan. Dalam penelitian yang saudari Siti Romalia ini tulis terdapat sedikit
kesamaan, yaitu sama-sama membahas budaya perusahaan, tetapi ada beberapa
perbedaan yang perlu penulis garis bawahi disini yakni :
a. Hal yang diulas oleh Saudari Siti Romalia adalah mengenai pengaruh
budaya perusahaan terhadap prestasi kerja karyawan, sedangkan penulis
lebih terfokus pada implementasi nilai-nilai corporate culture pada
karyawan.
b. Objek yang di teliti oleh Saudari Siti Romalia ini adalah mengenai pengaruh
budaya perusahaan sedangkan penulis meneliti objek implementasi nilai-
nilai corporate culture.
c. Subyek yang diteliti oleh saudari Siti Romalia hanya terpaku pada prestasi
kerja karyawan sedangkan subyek yang penulis teliti yaitu karyawanya yang
terdiri dari perilaku karyawan baik sikap, kepuasan kerja, dan kepribadian.
2. Skripsi yang berjudul “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Bank DKI Syari’ah Cabang Wahid
Hasyim Jakarta Pusat)” yang disusun oleh Nurjanah Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tahun
12
2008. Dalam karya Ilmiah nya ia membahas tentang pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan.
Ada beberapa perbedaan yang perlu penulis garis bawahi disini yakni :
a. Hal yang diulas oleh Saudari Nurjanah adalah mengenai pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan, tidak jauh berbeda dengan hal yang
ingin penulis angkat, tetapi penulis lebih menekankan kepada implementasi
corporate culture pada karyawan.
b. Studi Kasus yang diteliti oleh Saudari Nurjanah adalah Bank DKI Syari’ah
Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat, sedangkan studi kasus yang penulis
teliti adalah Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat Tangerang Selatan.
3. Skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Islam Pada Budaya Organisasi Bank
Syari’ah Mandiri Pusat” yang disusun oleh Andi Hastono Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2009. Dalam karya Ilmiahnya ia membahas tentang nilai-nilai
Islam apa saja yang ada pada budaya organisasi bank syari’ah mandiri pusat.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis dalam membahas masalah yang diteliti, maka
penulis membagi pembahasan dalam lima bab, setiap bab terdiri dari sub bab.
Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lain, yang diawali
dengan pendahuluan dan diakhiri dengan bab penutup yang berupa kesimpulan
dan saran-saran.
BAB I Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari, pertama ialah latar
belakang masalah yang berisikan tentang penjelasan mengenai hal-hal apa saja
13
yang melatar belakangi masalah yang diangkat pada penelitian ini dan penjelasan
mengenai pentingnya masalah tersebut untuk diteliti. Kedua ialah pembatasan dan
perumusan masalah, pada bagian ini dijelaskan mengenai pembatasan teori dari
variabel-variabel yang diteliti serta menjelasakan rumusan dan kriteria subjek
penelitian. Ketiga yaitu tujuan dan manfaat penelitian, pada bagian ini dijelaskan
mengenai hal-hal apa saja yang menjadi tujuan dan manfaat apa saja yang bisa
diperoleh dari hasil penelitian ini. Keempat ialah metodologi penelitian, disini
dijelaskan mengenai cara atau pendekatan penelitian yang digunakan, lokasi dan
waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, serta teknik
pengumpulan datanya. Kelima ialah tinjauan pustaka, yakni menjelaskan
referensi-referensi yang berhubungan dengan pembahasan yang akan di angkat
pada penelitian ini. Terakhir yaitu sitematika penulisan, yang berisi tentang
penjelasan mengenai konten atau isi dari setiap bab pada laporan penelitian ini.
BAB II Ialah mengenai tinjauan teoritis yang berisi tentang pembahasan
mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Adapun teori-teori yang dimaksud meliputi pengertian implementasi, tahap-tahap
implementasi. definisi nilai, macam-macam nilai serta konflik nilai. definisi
corporate culture, nilai-nilai corporate culture, model corporate culture, fungsi
corporate cuture, serta penerapanya. pengertian karyawan, tugas karyawan, ciri-
ciri karyawan, jenis-jenis karyawan, dan sikap karyawan.
BAB III Tentang tinjauan umum Bank Jabar Banten Syari’ah KCP Ciputat,
yang mana menguraikan dan menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat, profil lembaga, visi dan misi, struktur organisasi dan
14
sistem manajemen, produk dan layanan, dan kegiatan-kegiatan Bank Jabar Banten
Syari’ah KCP Ciputat
BAB IV Tentang corporate culture dan implementasinya pada karyawan
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat yang mana berisi tentang apa saja nilai-nilai
corporate culture, bagaimana implementasi nilai-nilai budaya perusahaan tersebut
pada karyawan.
BAB V Penutup yang memuat kesimpulan dari semua pembahasan dan
sekaligus jawaban dari permasalahan yang dikaji. Bab ini meliputi kesimpulan,
saran dan penutup.
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG IMPLEMENTASI, NILAI-NILAICORPORATE CULTURE DAN KARYAWAN
A. Konsep Implementasi
1. Pengertian Implementasi
Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk
mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta
berusaha mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil sebagaiman yang
telah di putuskan sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya juga merupakan
upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah sebuah program
dilaksanakan.12
2. Tahapan-tahapan Implementasi
Menurut Suprayogi, tahapan dalam proses implementasi dibagi menjadi:
a. Tahapan interpretasi, yaitu merupakan tahapan penjabaran sebuah kebijakan
yang bersifat abstrak dan sangat umum ke dalam kebijakan atau tindakan
yang bersiafat manajerial dan operasional. Kegiatan dalam tahap ini tidak
hanya berupa proses penjabaran dari kebijakan abstrak ke petunjuk
pelaksana, namun juga berupa proses komunikasi dan sosialisasi kebijakan
tersebut, baik yang berbentuk abstrak maupun operasional.
b. Tahapan pengorganisasian, yaitu penentuan pelaksana kebijakan yang
melibatkan instansi pemerintahan hingga masyarakat untuk melaksanakan
penentuan prosedur tetap kebijakan yang berfungsi sebagai pedoman,
12 Yogi Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hal. 88
16
petunjuk dan referensi bagi pelaksana dan sebagai pencegah terjadinya
kesalah pahaman saat pelaksana tersebut menghadapi masalah.
c. Tahapan implikasi, yaitu perwujudan masing-masing tahapan yang telah
dilaksanakan sebelumnya.
B. Nilai
1. Pengertian Nilai
Nilai (value) berasal dari bahasa latin “valere” yang berarti berguna,
berdaya, berlaku. Dalam hal ini mengandung beberapa pengertian, bahwa nilai
merupakan kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu disukai, diinginkan,
dimanfaatkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan.13 Nilai juga
merupakan apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu
kebaikan.14
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai berarti sifat-sifat (hal-hal)
yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Misalnya dalam konteks
keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang
diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok di
kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah
laku keagamaan warga masyarakat bersangkutan.15
Andreas A. Danandjaja dalam buku Budaya Organisasi karangan
Talizuduhu Ndraha berpendapat bahwa nilai adalah pengertian-pengertian
(conseptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau
13 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:Golo Riwu, 2000), hal. 721
14 Lorens Bagus, Kamus Filasafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), hal. 71315 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), hal. 615
17
kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar
atau kurang benar.16
Masih dalam buku yang sama, J. M Soebijanta bahwa nilai hanya dapat
dipahami jika dikaitkan dengan sikap dan tingkah laku dalam sebuah model
metodologis:
Gambar 2.1Model Metodologis J. M Soebijanta
Spranger mengungkapkan, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang
dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif
keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dengan demikian, nilai merupakan
sesuatu yang diyakini kebenaranya dan mendorong orang untuk
mewujudkanya. Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau
kelompok sosial untuk membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan
atau sebagai suatu yang ingin dicapai. Secara dinamis, nilai dipelajari dari
produk sosial dan secara perlahan diinternalisasikan oleh individu ke dalam
dirinya serta diterima sebagai milik bersama oleh kelompoknya. Nilai
merupakan standar konseptual yang relatif stabil yang secara eksplisit atau
16 Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hal. 18
18
implisit membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai
serta aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologinya.17
Berdasarkan penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa nilai
merupakan sesuatu yang dijadikan panduan atau pedoman oleh individu untuk
mempertimbangkan dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial
tertentu.
2. Macam-Macam Nilai
Ada beberapa macam nilai dalam masyarakat yang berfungsi sebagai
sarana pengendalian dalam kehidupan bersama. Seseorang dianggap patuh atau
menyimpang dari tatanan social, nilai tersebut sebagai tolak ukurnya. Niai-nilai
tersebut sebagai nilai yang bersifat umum berlaku pada hampir semua
masyarakat. Adapun nilai-nilai yang dimaksud, antara lain sebagai berikut:18
a. Etika
Etika menjadi tolak ukur untuk menganggap tingkah laku atau
perbuatan seseorang dianggap baik atau menyimpang. Etika adalah suatu
nilai tentang baik atau buruk yang terkait dengan prilaku seseorang dalam
kehidupan bersama. Misalnya, dalam berbicara, sopan atau tidakkah
seseorang dalam bertutur kata. Jika seseorang berbicara dengan
menggunakan Bahasa Jawa mereka akan menggunakan Kromo madyo atau
Kromo inggil kepada orang yang lebih dihormati, misalnya:”Punopo bapak
sampun dhahar ?” (Apakah Bapak sudah makan?).
17 Mohammad Asrori, Psikologi PembelajaranI, (Bandung: Cv Wacana Prima, 2009), hal.153
18 Andreas Soeroso, Sosiologi, (Jakarta: Yudistira, 2006), Hal. 36
19
b. Moral
Nilai sosial yang terkait dengan moral adalah nilai-nilai yang
berhubungan dengan jiwa, hati, dan perasaan seseorang dalam melakukan
tindakan. Nilai moral menjadi tolak ukur untuk menganggap prilaku
seseorang, bertentangan dengan hati nurani atau tidak. Misalnya, mencuri,
tidak jujur, dan ingkar janji merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan
dengan moral. Tindakan pemerkosaan, melakukan kebohongan, dan
menfitnah adalah tindakan yang tidak bermoral.
c. Agama
Nilai sosial terkait dengan nilai agama adalah tindakan-tindakan sosial
yang terkait dengan tuntunan ajaran agama yang ada. Apakah seseorang
menjalankan kewajiban agama secara benar dan baik ataukah ia tidak
menjalankan kewajiban keagamaannya secara baik.
d. Hukum
Nilai hukum sangat terkait dengan perundang-undangan yang berlaku.
Hukum biasanya memiliki kepastian tentang nilai-nilai yang diatur di
dalamnya dan sanksi yang diberikan terhadap pelanggarnya. Nilai hukum
terkait hak asasi manusia atau terkait dengan pelanggaran nilai-nilai
kemanusiaan akan masuk dalam hukum pidana. Pelanggarnya secara
otomatis dilaporkan oleh pihak kepolisian untuk diadili.19
19 Andreas Soeroso, Sosiologi,…Hal. 37
20
Adapun macam-macam nilai yang dikemukakan oleh Notonegoro terbagi
menjadi tiga macam:20
a. Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia
b. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai ini dapat dibedakan atas empat macam:
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal manusia
2) Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan
manusia
3) Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak
manusia
4) Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak.
Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan atau keyakinan.
3. Tipe Nilai-nilai
Terdapat beberapa pendekatan dalam melakukan klasifikasi tipe nilai-
nilai, diantaranya adalah:
a. Terminal dan Instrumental Values
Terminal values adalah keadaan akhir nilai-nilai yang diharapkan,
tujuan yang orang ingin mencapai selama hidupnya. Sedangkan
20 Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: Cv Wacana Prima, 2009), hal.89
21
instrumental values adalah cara berperilaku yang disukai atau sarana bagi
seseorang untuk mencapai terminal values.21
Banyak studi mencatat bahwa nilai-nilai bervariasi diantara kelompok
orang dalam pekerjaan atau kategori yang sama, sebagai manajer korporasi,
anggota perserikatan, orang tua, atau murid, cenderung mempunyai nilai-
nilai sama. Studi lain menunjukan adanya perbedaan terminal value dan
instrumental value dari mereka yang berada dalam posisi berbeda.
Peringkat nilai-nilai di antara terminal value dan instrumental value di
antara kelompok yang satu dengan lainya dapat berbeda. Perbedaan tersebut
disajikan di bawah ini.22
Tabel 2.1
21 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat,2008), ed ke-12, hal 150
22 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Orgnisasi,,... hal 151
22
b. Schwartz Value Theory
Schwartz meyakini bahwa nilai-nilai bersifat motivasional. Apabila
prestasi seseorang dihargai akan mengakibatkan orang tersebut bekerja
keras untuk mendapatkan promosi di pekerjaan. Schwartz mengusulkan
adanya sepuluh nilai-nilai yang mengarahkan perilaku dan
mengindentifikasi mekanisme motivasional mendasari masing-masing nilai.
Pandangan tersebut dapat digambarkan seperti tabel dibawah ini:23
Tabel 2.224
Definisi Nilai-nilai dan Motif
Nilai Definisi dan dasar motif
Power Status sosial dan prestige,
kontrol atau dominasi
terhadap orang dan sumber
daya (social power,
authority, wealth)
tekAchievement Sukses personal dengan
mendemonstrasikan
kompetensi menurut standar
sosial (succesful, capable,
ambitous, influential)
23 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Orgnisasi,,... hal 15124 Wibowo, Perilaku dalam Organisasi,... hal 36
23
Nilai Defenisi dan Dasar Motif
Hedonism Kesenangan, kenikmatan,
dan kepuasan bagi diri
sendiri. (pleasure, enjoying
life)
Stimulation Kegembiraan, kesenangan
terhadap sesuatu yang baru,
dan tantangan dalam hidup
(daring, a varied life, an
exciting life)
Self-direction Berpikir dan bertindak
bebas memilih,
menciptakan,
mengeksplorasi (creativity,
freedom, independent,
curious, choosing own
goals)
Universalism Saling pengertian, apresiasi,
toleran dan proteksi
kesejahteraan semua orang
alam (broadminded,
wisdom, social justice,
equality. A world at peace,
24
a worl of beauty, unity with
nature, protecting the
environtment)
Nilai Defenisi dan Dasar Motif
Benevolence Perlindungan dan
peningkatan kesejahteraan
orang dengan siapa sering
melakukan kontak personal
(helpfull, honest, forgiving,
loyal, responsible)
Tradition Menghargai, komitmen dan
penerimaan kebiasaan dan
gagasan yang diberikan
budaya tradisional atau
agama (humble, accepting
my portion in life, devout.
Respect for tradition,
moderate)
Comformity Mengendalikan tindakan,
kecenderungan dan gerak
hati yang mungkin
menggangu atau merugikan
orang lain dan melanggar
25
harapan atau norma sosial.
(politeness, obedient, self-
decipline, honouring
parents and elders)
Security Keamanan, harmoni, dan
stabilitas masyarakat,
hubungan dan tentang diri
sendiri (family security,
national security, social
order, clean, reciprocation
of favours)
Diantara sepuluh nilai-nilai tersebut menunjukan adanya hubungan, baik
bersifat sangat kuat maupun dapat menimbulkan konflik. Secara umum, nilai
seperti self-direction dan universalism mempunyai hubungan positif, sedang
apabila nilai-nilai semakin terpisah menunjukkan hubungan kurang kuat. Nilai-
nilai yang mempunyai arah yang berlawanan menunjukan saling konflik25.
C. Corporate Culture (Budaya Perusahaan/Organisasi)
1. Pengertian budaya perusahaan/organisasi
Budaya perusahaan ialah pola berfikir dan bertindak perusahaan
khususnya pola pengambilan keputusan termasuk didalamnya pola komunikasi
25 Wibowo, Perilaku dalam Organisasi,... hal 38
26
antara pimpinan dan bawahan. Hakikatnya budaya perusahaan merupakan pola
perilaku dan pola pikir semua orang dalam mengambil keputusan. Para pemilik
perusahaan mengambil keputusan berorientasi pada laba dan nilai perusahaan;
para manajer mengambil keputusan berorientasi pada efektifitas dan efisiensi;
karyawan mengambil keputusan berorientasi pada tingkat upah dan gaji.26
Budaya perusahaan juga dapat di defenisikan sebagai seperangkat nilai,
norma, persepsi, dan pola perilaku yang diciptakan atau dikembangkan dalam
sebuah perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah, baik masalah mengenai
adabtasi secara external, maupun integrasi secara internal. Dari sudut pandang
yang demikian dapat dilihat bahwa budaya perusahaan sebagai alat, cara atau
informasi, relevan untuk memecahkan masalah external dan masalah internal.27
Budaya perusahaan merupakan ideologi bagi semua orang yang hidup
dalam suatu perusahaan yang harus diyakini dan dilaksanakan sebagai
pedoman hidup atau way of life. Budaya menentukan struktur organisasi,
strategi, kebijakan, dan program kerja. Selanjutnya menentukan budget,
pelaksanaan, evaluasi, kontrol, dan umpan balik untuk penyempurnaan visi,
misi, dan strategi perusahaan.28
Secara garis besar, definisinya dapat disimpulkan sebagai suatu pola
asumsi dasar yang dimiliki oleh anggota perusahaan yang berisi nilai-nilai,
norma-norma dan kebiasaan yang mempengaruhi pemikiran, pembicaraan,
26 Darsono, Kajian Tentang Organisasi, Budaya, Ekonomi, Sosial dan Politik, (Jakarta:Nusantara Consulting, 2010), hal. 255
27 Darsono, Kajian Tentang Organisasi, Budaya, Ekonomi, Sosial dan Politik,..hal. 25528 Darsono, Kajian Tentang Organisasi, Budaya, Ekonomi, Sosial dan Politik,... hal. 258
27
tingkah laku dan cara kerja karyawan sehari-hari, sehingga akan bermuara pada
kualitas kinerja perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa nilai-nilai
corporate culture (Budaya Perusahaan) adalah kesadaran, hasrat atau
keinginan orang-orang yang ada di dalam suatu perusahaan yang menunjukkan
tingkah laku mereka, khususnya pada pola pengambilan keputusan baik di
dalamnya terdapat pola komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara
manajemen puncak, madya, dan manajemen lini dengan karyawan.
2. Nilai-nilai Budaya Perusahaan/ Organisasi
Budaya perusahaan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Menururt Robert Hogan, nilai-nilai pemimpin sebuah perusahaan akan
menentukan nilai-nilai budaya perusahaan itu sendiri. Berikut adalah sepuluh
nilai-nilai budaya perusahaan dilihat dari aspek nilai-nilai kepemimpinan29 :
a. Recognition
Pemimpin dengan nilai recognition (pengakuan) yang tinggi mencari
ketenaran, pengakuan dan pujian dari orang lain. Dia ingin dikagumi, dan
jika ternyata tidak dikagumi mereka akan merasa terganggu. Di satu sisi, hal
ini memberikan tekanan pada staf mereka, di sisi lain, pemimpin seperti itu
biasanya tidak peduli dengan kebutuhan bawahannya. Ini adalah budaya
organisasi dengan pimpinan sebagai bintang utama.
29 Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi, (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011), hal. 32
28
b. Power
Pemimpin dengan nilai power atau kekuasaan yang tingi adalah
pemimpin yang berorientasi prestasi, ingin membuat perbedaaan dan
membuat semacam warisan bagi generasi berikutnya. Dia menghargai
prestasi dan tidak menoleransi rasa malas. Di satu sisi, dia akan
menciptakan sebuah buaya yang prakmatis dan berorientasi hasil, di sisi lain
dia akan menciptakan budaya dimana pimpinan terlalu mengontrol bawahan
(top dawn control).
c. Hedonism
Pemimpin dengan hedonisme yang tinggi menyukai keberagaman dan
keriangan serta gemar menghibur orang lain. Dia ingin membuat sebuah
budaya yang menyenangkan, ditandai dengan pesta di kantor, perayaan bagi
keberhasilan staf, dan dipenuhi rasa humor yang tinggi. Bagaimanapun,
tidak semua orang mempunyai rasa humor yang sama dan beberapa staf
akan berfikir bahwa pemimpinnya tidak serius.
d. Altruism
Pemimpin dengan nilai altruisme yang tinggi cendrung suka
membantu dan menyemangati orang lain. Dia cendrung membentuk sebuah
budaya yang ditandai dengan perlakuan yang adil, perilaku yang sopan,
menghormati orang lain, semua itu upaya untuk pertumbuhan dan
perkembangan pribadi karyawan. Tidak mengherankan, tidak semua orang
29
peduli pada kesopanan dan keadilan, dan orang-orang akan berpikir para
pemimpin tidak peduli dengan hasil.30
e. Affiliation
Pemimpin dengan nilai afiliasi yang tinggi menyukai interaksi sosial
di manapun dan kapanpun. Hasilnya, di cenderung menciptakan sebuah
budaya yang ditandai dengan komunikasi yang sering dan terus-menerus di
dalam sebuah bagian atau antar bagian, banyak mengadakan rapat, dan
seering membuat tim kerja khusus. Orang-orang yang lebih tertutup dan
berorientasi tugas akan mencibir bahwa budaya seperti ini lebih
menonjolkan aktivitas daripada produktivitas.
f. Tradition
Pemimpin yang bernilai tradisi tinggi menghargai wewenang, tradisi,
tugas dan kerja keras, serta akan menciptakan sebuah budaya yang ditandai
dengan formalitas, peraturan, dan prosedur yang seragam. Berbeda dengan
pemimpin dengan nilai tradisi yang rendah. Pemimpin seperti itu
menghargai inovasi, perbedaan dan keunikan, serta akan menciptakan
sebuah budaya yang ditandai dengan informalitas, eksperimen, dan
keterbukaan pada sudut pandang alternatif.31
g. Security
Pemimpin yang memiliki nilai keamanan (security) tidak menyukai
pengambilan resiko dan menyukai menghargai struktur dan prediktabilitas.
Dia akan menciptakan sebuah budaya yang secara umum sangat
30 Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi, (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011), hal. 3431 Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi, (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011), hal, 35
30
menghindari resiko, ditandai dengan kewaspadaan, keterbukaan untuk
pilihan mundur, dan strategi-strategi yang aman. Pemimpin yang memiliki
nilai keamanan yang rendah berarti dia tidak takut akan resiko, akan
mengambil kesempatan untuk memajukan bisnis dan cepat bangkit dari
kegagalan.
h. Commerce
pemimpin dengan nilai perdagangan (commerce) yang tinggi
termotivasi dengan keuntugan. Dia akan menciptakan sebuah budaya yang
ditandai dengan kedisiplinan keuangan, pencarian untung dan usaha yang
keras untuk mengurangi biaya. Orang lain mungkin akan berpikir bahwa
pemimpin seperti itu cenderung menekankan bahwa keuntungan lebih
penting daripada karyawan.32
i. Aesthetics
pemimpin dengan nilai estetika yang tinggi khawatir pada kualitas,
tampilan, dan rasa dari produk yang dihasilkan. Dia akan menciptakan
sebuah budaya yang menekankan pada sebuah konsep dan gaya bernilai
tinggi dengan perhatian lebih pada tampilan, layout dan kemasan. Orang ini
mungkin berpikir bahwa pemimpinya menghabiskan uang pada sesuatu
yang tidak terlalu penting, tapi untuk pemimpin seperti itu yang penting
gaya dan penampilan bernilai tinggi bisa diperoleh, berapa pun biayanya
tidak menjadi masalah.
32 Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi, (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011), hal. 36
31
j. Science
Pemimpin dengan nilai sains/ ilmu pengetahuan (science) yang tinggi
memiliki karakter yang logis, empiris (hanya percaya pada data dan fakta),
dan lebih memilih untuk membuat keputusan berdasarkan data. Dia akan
menciptakan sebuah budaya yang menekankan pada resionalitas dan
akuntabilitas, tapi mungkin akan lambat bereaksi dan mengambil keputusan.
Pemimpin dengan nilai ilmu pengetahuan yang rendah menghargai instuisi,
insting dan pengalaman. Dia akan menciptakan sebuah budaya yang
menekankan untuk melakukan sesuatu yang “dirasa sudah cukup baik” dan
membuat keputusan yang dirasa cukup baik daripada repot-repot melihat
data-data.33
3. Fungsi Budaya Perusahaan
Dari sisi fungsi, budaya organisasi / perusahaan mempunyai beberapa
peran menurut Robins yaitu34 :
a. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya
organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan
yang lain.
b. Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
c. Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada
sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan dari individual.
d. Budaya korporat itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
33Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2011) hal. 3834Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja, (Jakarta, Prenadamedia
Group, 2013), hal. 69
32
Dalam hubunganya dengan segi sosial, budaya menurut Gordon
berfungsi sebagai perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan
dilakukan oleh para karyawan. Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme
pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta
perilaku para karyawan budaya korporat yang kohesif atau efektif tercermin
pada kepercayaan, keterbukaan komunikasi, kepemimpinan yang mendapat
masukan (considerate), dan didukung oleh bawahan (supportive), pemecahan
masalah oleh kelompok, kemandirian kerja, dan pertukaran informasi35.
Jadi fungsi budaya perusahaan / organisasi yaitu sebagai perekat sosial
dalam mempersatukan karyawan dalam suatu perusahaan dan juga merupakan
suatu ketentuan, peraturan yang terdiri dari nilai-nilai, norma-norma dan
kepercayaan yang dijadikan acuan dalam bertindak oleh karyawan untuk
mencapai tujuan dan keberlangsungan perusahaan.
4. Model Budaya Perusahaan / Organisasi
Wirawan mengemukakan model budaya organisasi sebagai berikut:36
a. Artefak
Artefak merupakan dimensi yang paling terlihat dari budaya
organisasi yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan organisasi.
Artefak dapat dilihat melalui bangunan, output (barang dan jasa), teknologi,
bahasa tulisan maupun lisan, produk seni dan perilaku organisasi. Artefak
35 Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja,... hal 7036 Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba
Empat, 2007) hal 12
33
pada suatu organisasi dapat dilihat dengan jelas, namun sering tidak dapat
dipahammi oleh anggota organisasi.
Termasuk dalam artefak budaya organisasi, yaitu:37
1) Objek material : logo, produk, brosur, laporan tahunan, dan benda seni
dari organisasi
2) Rancangan fisik : arsitektur gedung, tata ruang kantor, dan tempat parkir
3) Teknologi : mesin, peralatan, proses produksi, ramuan, formula, dan
kendaraan yang dipergunakan untuk memproses organisasi
4) Bahasa : kata-kata, kalimat, jenis bahasa, serta jargon yang dipergunakan
dalam komunikasi antar anggota dan dengan orang luar.
5) Metafor : kata atau frasa yang diterapkan pada suatu objek atau tindakan
atau kejadian yang secara harfiah tidak menunjukan arti sesungguhnya
6) Simbol-simbol : kata-kata, objek dan kondisi yang mempunyai arti bagi
organisasi, misalnya logo, lambang, dan bendera organisasi, tanda
pangkat, pakaian kebesaran, seragam dan sebagainya
7) Peraturan : sitem-sistem, prosedur, dan program-program, misalnya
faktor sumber daya manusia berhubungan dengan kompetensi, evaluasi
kinerja dan promosi, pengaturan yang mengatur struktur, program
jaminan mutu, dan sebagainya.
b. Nilai-nilai
Semua pembelajaran organisasi menggunakan nilai-nilai yang ada
pada organisasi, misalnya ketika pimpinan atau anggota organisasi
37 Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian,... hal 41
34
menghadapi suatu masalah maka mereka akan mengacu pada nilai-nilai
tersebut dan selanjutnya jika mereka telah menemukan cara untuk
menyelesaikan masalah tersebut akan disosialisasikan kepada anggota
organisasi lainya.
c. Asumsi Dasar
Jika solusi yang dikemukakan pemimpin perusahaan dapat berhasil,
maka solusi dianggap sebagai realitas dan kebenaranya mempunyai nilai.
Asumsi dasar merupakan solusi yang paling dipercaya dalam menghadapi
suatu masalah.38
5. Penerapan Budaya Perusahaan/ Organisasi
Agar nilai-nilai perusahaan dapat diterapkan dengan baik, maka
diperlukan adanya internalisasi budaya kepada seluruh karyawan perusahaan.
Internalisasi budaya adalah proses sosialisasi, menanamkan dan
menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri (self)
orang yang bersangkutan.
Keberhasilan proses sosialisasi budaya tergantung pada dua hal uatama
yakni:39
a. Derajat keberhasilan mencapai kesulitan nilai-nilai yang dimiliki karyawan
baru dengan organisasi
b. Metode sosialisasi yang dipilih manajemen puncak dalam
mengimplementasikan budayanya.
38 Wirawan, BUDAYA DAN IKLIM ORGANISASI Teori Aplikasi dan Penelitian,... hal 1239Susanto, Budaya Perusahaan, di kutip dalam buku Asri Laksmi Riani, Budaya
Organisasi (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011) hal 40
35
Oleh sebab itu organisasi harus mampu mengajak anggotanya terutama
anggota baru, untuk menyesuaikan dengan budaya organisasi yang menjadi
pedoman pencapaian kinerja yang baik.
Menurut Luthans proses sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan
melalui tahap-tahap berikut ini;40
a. Seleksi calon karyawan perusahaan; sejak awal pemilihan calon karyawan,
organisasi dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan apakah calon
karyawan tertentu akan dapat menerima kultur yang ada atau justru akan
merusak kultur yang telah terbangun.
b. Penempatan karyawan pada suatu pekerjaan tertentu, dengan tujuan
meciptakan kohesivitas di antara karyawan.
c. Pendalaman bidang pekerjaan; tahap ini dimaksudkan agar seseorang
anggota semakin mengenal dengan baik dan menyatu dengan bidang
tugasnya serta memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
d. Penilaian kinerja dan pemberian penghargaan, dimaksudkan agar karyawan
dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan ketentuan organisasi sebagai
salah satu norma budaya serta dapat lebih intensif menerapkanya di masa
datang..
e. Menanamkan kesetiaan pana nilai-nilai luhur yang dimiliki organisasi.
40Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011) hal 42-43
36
f. Memperluas cerita dan berita tentang berbagai hal berkaitan dengan budaya
organisasi, misalnya cerita tentang pemutusan hubungan kerja kepada
seseorang karyawan kerena manyalahgunakan kekuasaan/wewenang untuk
kepentingan pribadi meskipun karyawan tersebut sangat potensial. Hal
tersebut menekankan betapa pentingnya moral bagi setiap karyawan, dan
nilai moral ini tidak dapat ditebus hanya dengan potensi yang dimiliki.
g. Pengakuan atas kinerja dan promosi, diberikan kepada karyawan yang
mampu melaksanakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya dengan
baik serta dapat menjadi teladan karyawan lain, khususnya karyawan yang
baru bergabung41.
Untuk dapat memberikan pengakuan, organisasi harus memiliki
kriteria/ukuran baku yang dapat diterapkan secara konsisten serta dapat diikuti
dengan transparan oleh karyawan lain. Beberapa hal yang dapat dijadikan tolok
ukur, misalnya: kemampuan teknik, human relation skill/team work,
kepribadian, potentiality, dan managerial skill (bagi manajer/supervisor).
Kualitas seorang pemimpin akan sangat menentukan mudah tidaknya dia
menjalankan peranya sebagai sosialitator dan pemelihara budaya organisasi.
Berikut adalah syarat agar budaya organisasi dapat dipelihara dengan baik
menurut susanto:42
a. Pemimpin harus selalu memberikan dorong kepada karyawan untuk
mengimplementasikan budaya perusahaanya dalam setiap kegiatan penting,
terutama yang berupa ritual/ kebiasaan.
41 Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011) hal 4342 Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi,... hal 45
37
b. Pemimpin harus dapat memberikan keteladanan, terutama dalam lingkungan
yang bersifat paternalistik yang menenempatkan seorang pamimpin sebagai
figur sentral.
c. Perusahaan atau organisasi harus mampu beradaptasi dengan subkultur yang
ada dan ikut memperkaya main culture atau dominant culture di perusahaan
tersebut.
d. Pemimpin atau para manajer memberikan bimbingan agar kelompok yang
memiliki subkultur tertentu dapat memahami dan menoleransi kelompok
lain dengan subkultur yang berbeda, bahkan berusaha untuk membantunya
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
e. Pemimpin atau para manajer senantiasa memberikan menjelaskan dan
menekankan bahwa perusahaan akan semakin kaya dan kuat, karena
dibangun dengan beberapa subkultur yang ada di perusahaan.
6. Budaya Kualitas
Budaya organisasi merupakan akar dari budaya kualitas, karena budaya
kualitas merupakan subset dari budaya organisasi.43 Dessler mendefinisikan
budaya organisasi sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang
berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya.
Karakteristik budaya kualitas menurut Tjiptono dan Diana adalah sebagai
berikut:44
43 Kujala dn Ulrank, Total Quality Management as A Cultural Phenomenon, dikutip dariAsri Laksmi Riani, Budaya Organisasi (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011) hal. 45
44 Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi,... hal 46
38
a. Perilaku sesuai dengan slogan.
b. Masukan dari pelanggan secara aktif diminta dan digunakan untuk
meningkatkan kualitas secara terus-menerus.
c. Para karyawan dilibatkan dan diberdayakan.
d. Pekerjaan dilakukan dalam satu tim.
e. Manajer level eksekutif diikutsertakan dan dilibatkan: tanggung jawab
kualitas tidak di delegasikan.
f. Sumber daya yang memadai disediakan di manapun dan kapanpun
dibutuhkan untuk menjamin perbaikan kualitas secara terus-menerus.
g. Pendidikan dan pelatihan diadakan agar para karyawan pada semua level
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas secara terus –menerus.
h. Sistem penghargaan dan promosi didasarkan pada kontribusi terhadap
perbaikan kualitas secara terus menerus.
i. Rekan kerja dipandang sebagai pelanggan internal.
j. Pemasok diperlukan sebagai mitra kerja.
D. Karyawan
1. Pengertian karyawan
Kata karyawan berasal dari bahasa sansekerta, yakni karya, yang berarti
kerja. Karyawan adalah kata benda, berupa orang-orang atau sekelompok
39
orang yang mempunyai status tertentu karena pekerjaanya45 karyawan pada
hakikatnya merupakan unsur manusia bagi suatu organisasi / lembaga, yang
sekaligus juga menjadi sumber daya bagi lembaga itu. Karena itulah, karyawan
disebut sumber daya manusia. Karena adanya sumber daya manusia inilah
yang menyebabkan organisasi / lembaga sama seperti organisasi lainya,
sehingga juga disebut organisasi hidup. Karena ada manusia sebagai sumber
daya memungkinkan organisasi dapat berfungsi sebagai satu mesin atau pabrik
yang mampu menghasilkan apa-apa yang diinginkan oleh dan dari organisasi /
lembaga tersebut.46 Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa karyawan
adalah sumber daya manusia yang menyebabkan kelangsungan hidup suatu
organisasi atau lembaga.47
Secara umum yang dimaksud dengan karyawan adalah orang yang
bekerja di suatu perusahaan atau lembaga yang diberikan imbalan atau gaji
berupa uang.
2. Ciri-ciri Karyawan yang Baik dan Berkualitas
Karyawan pasti tidak akan pernah lepas dari kinerja, maka setiap
pimpinan perusahaan atau lembaga akan selalu melakukan penilaian terhadap
45Buchari Zainuddin, Administrasi dan Manajemen Kepegawaian Pemerintah NegaraIndonesia, dikutip dalam buku Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja danPengukuranya, (Jakarta; PT Bumi Aksara, 2012), hal. 97
46 Soekarno K, Himpunan Soal-Jawab Kepegawaian Negeri Sipil, dikutip dalam bukuHamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukuranya, (Jakarta; PT BumiAksara, 2012), hal. 97
47 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukuranya, (Jakarta; PTBumi Aksara, 2012), hal. 97
40
kinerja para karyawannya. Adapun sikap dan ciri-ciri karyawan yang baik,
diantaranya48:
a. Memiliki keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang
berorientasi pada efisiensi, produktivitas, mutu, dan kepedulian terhadap
dampak lingkungan.
b. Memiliki keterampilan dan sikap dalam berkomunikasi horisontal dan
vertikal serta membangun jejaring kerja internal.
c. Memiliki keterampilan dan sikap dalam pengendalian emosi diri,
membangun persahabatan dan objektivitas persepsi.
d. Memiliki sikap dalam mau belajar secara berkelanjutan.
e. Memiliki keterampilan dan sikap dalam pengembangan diri untuk
mengaitkan kompetensi pekerjaan dengan kompetensi pribadi individu.
f. Memiliki keterampilan dan sikap maju untuk mencari cara-cara baru dalam
mengoptimumkan pelayanan mutu terhadap pelanggan.
g. Memiliki keterampilan dan sikap saling memperkuat (sinergitas) antar
karyawan untuk selalu meningkatkan mutu produk dan mutu pelayanan
pada pelanggan.
3. Sikap Karyawan
Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja dibandingkan
dengan kegiatan lain, seperti bersantai atau semata-mata memperoleh kepuasan
48 Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2011), hal. 249
41
dan kesibukan pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan sesuatu
hanya untuk kelangsungan hidupnya. 49
Sikap maupun perilaku kerja tersebut terbentuk, baik di dalam
masyarakat maupun di dalam organisasi atau perusahaan. Sudah tentu, warna
budaya kerja sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat (Makro) atau
budaya organisasi (Perusahaan) yang bersangkutan. Sikap seseorang terhadap
pekerjaan berbeda-beda.
Manusia menunjukkan berbagai sikap terhadap pekerjaan. Misalnya,
berdasarkan anggapan dasar bahwa kerja itu hukuman maka timbul sikap
tertentu terhadap kerja. Kerja dipandang sebagai siksaan. Berbeda halnya jika
kerja dianggap sebagai gengsi, dari sini timbul sikap memilih-milih pekerjaan.
Bagi orang yang memandang kerja sebagai gengsi, ada kerja terhormat dan ada
kerja yang hina.
Berdasarkan metodologi diatas, maka dapat dibuat tabel tentang sikap
terhadap kerja yang diikuti oleh indikator-indikatornya sebagai berikut.50
Tabel 2.3Sikap Karyawan Terhadap Pekerjaan
No Anggapandasar tentang
kerja
Sikapterhadappekrjaan
Indikator
49Taliziduhu Ndraha, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, dikutipdalam buku Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukuranya, (Jakarta;PT Bumi Aksara, 2012), hal. 103
50 Taliziduhu Ndraha, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, dikutipdalam buku Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukuranya… hal 103
42
1 Kerja adalah
hukuman
Negatif a. Menolak kerja
b. Kerja adalah
siksaan
c. Kerja
menakutkan
2 Kerja adalah
beban
Negatif a. Kerja itu berat
b. Kerja karena
terpaksa
c. Kerja tidak
sanggup
menanggungnya
3 Kerja adalah
kewajiban
Positif a. Kerja untuk
memenuhi janji
b. Kerja guna
menaati perintah
c. Kerja, jika tidak
resikonya besar
d. Kerja terus
menerus
4 Kerja adalah
sumber
penghasilan
Positif a. Kerja untuk
hidup
b. Tidak kerja mati
c. Kerja apa saja
asal halal
5 Kerja adalah
kesenangan
Positif/Negatif a. Kerja
menyenangkan
b. Kerja dipilih
c. Kerja
membosankan
6 Kerja adalah Positif/Negatif a. Kerja
43
gengsi membanggakan
b. Kerja merupakan
kehianaan
c. Kerja menjijikan
d. Kerja dipilih
7 Kerja adalah
aktualisasi diri
Positif/Negatif a. Sedia korbankan
materi
b. Mengharapkan
imbalan spritual
c. Kerja
mengarahkan
d. Kerja tidak sesuai
harapan
e. Kerja
membosankan
8 Kerja adalah
panggilan jiwa
Positif a. Kerja dipilih
secara selektif
b. Mengabdi pada
pekerjaan
c. Profesionalisme
d. Berani berkorban
9 Kerja adalah
pengabdian
kepada sesama
Positif a. Kerja tanpa
pamrih
b. Kerja berani
berkorban
10 Kerja adalah
hidup
Positif a. Hidup untuk
kerja
b. Waktu diisi
dengan kerja
11 Kerja adalah Positif a. Kerja sesuai
44
ibadah firman
b. Kerja sebagai
pernyataan
syukur
12 Kerja adalah
suci
Positif a. Kerja tanpa cela
b. Kerja jangan
tercemar
45
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG BANK BJB SYARI’AH KCP CIPUTAT
A. Sejarah Berdiri Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
Pendirian Bank BJB Syari’ah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit
Usaha Syari’ah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa
perbankann Syari’ah pada saat itu.
Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha Syari’ah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha Syari’ah serta
mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share
perbankan Syari’ah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk diputuskan untuk
menjadikan Divisi/Unit Usaha Syari’ah menjadi Bank Umum Syari’ah.
Sebagai tindak lanjut keputusann Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank
Pembangnan Daerah Jawa Barat dan Banten, maka pada tanggal 15 Januari 2010
didirikan Bank BJB Syari’ah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat
oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010
tanggal 26 Januari 2010.
Pada saat pendirian Bank BJB Syari’ah memiliki modal disetor sebesar Rp
500.000.000.000,- (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham Bank BJB
46
Syari’ah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
Tbk dan PT Banten Global Development, dengan komposisi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan banten, Tbk sebesar Rp 495.000.000.000,-
(empat ratus Sembilan pulluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global
Development sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).
Pada tanggal 6 Mei 2010 Bank BJB Syari’ah memulai usahanya, setelah
diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertangggal
30 April 2010, dengan terllebih dahuluu dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit
Usaha Syari’ah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk yang
menjadi cikal bakal Bank BJB Syari’ah.
Kemudian, pada tanggal 21 Juni 2011, berdasarkan akta No 10 tentang
penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy Kuntari Sutresna dan
telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
nomor AHU-AH.01. 10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten
Global Development menambahkan modal disetor sebesar Rp 7.000.000.000,-
(tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya menjadi Rp
507.000.000.000,- (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar 495.000.000.000,-
(empat ratus Sembilan pulluh lima milyar rupiah) dan PT Banten Global
Development sebesar Rp 12.000.000.000,- (dua belas miyar rupiah).
Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal Pelaksanaan
Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk dan PT Banten Global Development menambbahakann modal
47
disetor sehigga total modal PT Bank Jabar Banten Syari’ah menjadi Rp
609.000.000.000,- (enam ratus Sembilan milyar rupiah), dengan komposisi PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar Rp
595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT Banten
Global Development sebesar Rp 14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah).
Saat ini Bank BJB Syari’ah berkedudukan dan berkantor pusat di Kota
Bandung, jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 Kantor Cabang, 36 Kantor
Cabang Pembantu, 1 Payment Point, 1 Kantor Kas dan 45 jaringan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di beberapa daerah di Proponsi Jawa Barat,
Banten dan DKI Jakarta.51
Salah satunya yaitu Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat yang beralamat di Jl.
Ir. H. Juanda no.177 Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat berdiri pada tanggal 1 Mei 2013 dan mulai beroperasi pada hari yang
sama. Pertama kali Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat dipimpin oleh Wawan
Hendra Gunawan, kemudian digantikan oleh Rini Susilawati pada awal tahun
2015.52
B. Profil Bank Jabar Banten Syari’ah
1. Profil Bank BJB Syari’ah
Nama : PT Bank BJB Syari’ah
Alamat : Jl. Braga No. 135 Bandung 40111
51 Annual report 2014 Bank BJB Syari’ah, hal 20-2152 Wawancara langsung dengan Teguh Sutejo (Manajer Operasional Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
48
Telepon : (62-22) 420 25 99
Faksmili : (62-22) 421 25 24
Homepage : www.bjbSyari’ah.co.id
Bank BJB Syari’ah call : 022 72 27 27 27
Tanggal Berdiri : 15 Januari 2010
Mulai Beroperasi : 6 Mei 2010
Modal Dasar : Rp 2.000.000.000.000,-
Modal Disetor : Rp 609.000.000.000,-
Kantor Layanan : 8 Kantor Cabang
: 53 Kantor Cabang Pembantu
: 3 Kantor Gerai
: 1 Kantor Kas
Jaringan ATM : 66 Jaringan ATM
: Lebih dari 34.000 ATM
: berlogo ATM bersama
Jumlah Pegawai : 938 orang per 31 Desember 2014
2. Profile Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
Nama : PT Bank BJB Syari’ah KCP
49
Ciputat
Alamat : Jl. Ir. H. Juanda no.177 Ciputat, Kota
Tangerang Selatan
Telepon : 021-7497899
Faksmili : 021-7497898
Tanggal Berdiri : 1 Mei 2013
Mulai Beroperasi : 1 Mei 2013
Jaringan ATM : 1 Jaringan ATM
Jumlah Pegawai : 16 orang per 31 Desember 2016
C. Visi dan Misi
Visi:53
Menjadi 5 Bank Umum Syari’ah terbesar, sehat dan berkinerja baik di Indonesia
Misi:54
1. Memberikan layanan perbankan syari’ah secara amanah dan profesional.
2. Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui peningkatan Usaha
Mikro, Kecil & Menenegah (UMKM).
3. Memberikan nilai tambah pada stakeholders.
53 Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periodeperencanaan. Baca, Achmad Herry, 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung,(Yogyakarta: Galang Press, 2005) hal 35
54 Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untukmewujudkan visi. Baca, Achmad Herry, 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung,(Yogyakarta: Galang Press, 2005) hal 35
50
D. Organisasi dan Sistem Manajemen
Gambar 3.1Struktur Organisasi Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
1. Sistem Manajemen
a. Kepengurusan
1) Pengurus
Pengurus merupakan kekuasaan atau mandate dari Rapat Umum
Pemegang Saham dan bertindak sebagai pelaksana dari keputusan dan
Rini Susilawati(Pimpinan)
Teguh Sutejo(Manajer
Operasional)
Norma Anisa(Teller)
Adrina Rizky ayu(Custemer
Service)
Asep (Security) Agus (Security) Aif (Security)
Fajrian Setiawan(Analisis GadaiEmas & AdmPembiayaan)
Chandra Febianto(Account Officer)
Mirza Kusman(Account Officer)
Arief Pradono(Account Officer)
Rifa Farhah(Funding Officer)
Putri Ayunda(Funding Officer)
Wildan (Security) Rahmat (Office Boy) Ben (Driver)
51
kebijakan yang dihasilkan dan ditetapkan oleh Rapat Umum. Pengurus
juga bertindak sebagai pelaksana pengendali (controller) dari seluruh
aktivitas manajemen yang dilaksanakan di bjb Syari’ah sebagaimana
fungsi dan kewenangannya sebagai pengurus, adapun pertanggung
jawabannya atas seluruh kinerja dan akibat yang timbul dilaporkan pada
Rapat Umum Pemegang Saham tahunan telah dipilih melalui proses
pemilihan yang demokratis. Maka susunan kepengurusan Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat sebagai berikut:
Pimpinan Cabang Pembantu: Rini Susilawati
Manajer Operasional : Teguh Sutejo
2) Dewan Pengawas Syari’ah
Bjb Syari’ah merupakan organisasi atau lembaga yang
menjalankan pola Syari’ah, maka telah menjadi suatu keharusan adanya
Dewan Pengawas Syari’ah. Telah ditetapkan dan disahkan susunan
Dewan Pengawas Bank BJB Syari’ah sebagai berikut:55
Ketua : Prof. Dr. H. Jaih Mubarak, S.E., M.H.,M.Ag.
Anggota : Rikza Maullana, Lc., M.Ag.
Anggota : Drs. H. Endjo Sunidja, M.M., M.Ag.
55 Annual Report 2014 Bank BJB Syari’ah, hal 23
52
b. Manajemen
Sebagai bentuk pelaksanaan manajemen, fungsi staffing menjadi bagian
yang tidak terpisahan, penempatan dengan rekruitmen karyawan atau pegawai
diputuskan pada komite personalia dengan melihat pada kebutuhan dan sumber
daya yang dibutuhkan. Adapun susunan dalam pelaksanaan manajemen di
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat adalah sebagai berikut:
Pimpinan Cabang : Rini Susilawati
Manajer Opersional : Teguh Sutejo
Account Officer : Mirza Kusman
Account Officer : Arief Pradono
Funding Officer : Putri Ayunda
Funding Officer : Rifa Farhah
Back Office Adm : Fajrian Setiawan
Teller : Norma Anisa
Customer Service : Adrina Rizky Ayu
Security : Asep Subagja
Security : Wildan Nurdiansyah
Security : Agus Mulyana
Security : Aif
53
Office Boy : Rahmat Dasuki
Driver : Akhmad Patan Mubinan
Jumlah : 15 orang
E. Produk dan Layanan Bank BJB Syari’ah
Adapun produk-produk dan layanan pada Bank BJB Syari’ah adalah sebagai
berikut:56
1. Produk-produk Bank Jabar Banten Syari’ah
a. Produk Pendanaan Ritel
1) Tabungan iB Maslahah
Tabungan IB Maslahah merupakan produk simpanan yang
menggunakan prinsip Al-Wadiah Yadh Dhamanah dan Mudharabah
Mutlaqah, yang diperuntukan bagi perorangan dan badan hukum
(Perseroan Terbatas, yayasan, koperasi) serta badan usaha (CV dan
Firma) yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati.
2) Tabungan Haji iB Maslahah
Merupakan produk tabungan khusus untuk persiapan biaya ibadah
haji, yang dikelola secara profesional dan aman, sesuai Syari’ah.
Dilengkapi dengan Layanan Online Siskohat (Sistem Koordinasi Haji
Terpadu), memungkinkan anda mendapatkan kepastian keberangkatan
56 Annual Report 2014 Bank BJB Syari’ah, hal 55
54
dari Departemen Agama setelah salo Tabungan Haji Anda telah
memenuhi nominal persyaratan.
3) Giro iB Maslahah
Kemudahan dan kenyamanan dalam berbisnis kini dengan mudah
anda dapatkan melalui Giro iB Maslahah. Fasilitas simpanan dana dalam
mata uang rupiah ini memungkinkan Anda melakukan penarikan
sewaktu-waktu, menggunakan cek atau bilyet giro. Pengelolaan dana
Giro iB Maslahah menggunakan prinsip Al-Wadiah Yadh Dhamanah
yang memberlakukan dana giro anda sebagai titipan yang harus dijaga
dan dijamin keamanan serta ketersediaan dananya setiap saat, guna
kelancaran transaksi bisnis Anda.
4) Deposito iB Maslahah
Deposito IB Maslahah merupakan investasi dengan prinsip
Mudharabah Mutlaqah (bagi hasil) dalam mata uang rupiah, yang
penarikanya dilakukan sesuai dengan pilihan jangka waktu tertentu
sesuai kesepakatan.
Dana yang telah anda investasikan akan kami kelola secara
produktif dan profesional ke dalam bentuk pembiayaan untuk masyarakat
atau dalam bentuk harta produktif lainya, sesuai dengan prinsip syari’ah.
Hasil usaha yang diperoleh akan dibagihasilkan antara Anda dan Bank
sesuai dengan porsi bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya.
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Kepemilikan Rumah iB Maslahah
55
Merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada perorangan
untuk membeli, membangun dan atau renovasi (termasuk ruko, rukan,
apartemen dan sejenisnya).
2) Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor iB Maslahah
Merupakan Fasilitas Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah
individu (perorangan) untuk membeli kendaraan bermotor (mobil/motor)
3) Pembiayaan Serbaguna iB Maslahah
Pembiayaan Serbaguna IB Maslahah adalah fasilitas pembiayaan
bersifat konsumtif yang diberikan kepada perorangan untuk berbagai
keperluan. Berdasarkan sifatnya, pembiayaan serbaguna dibagi dua,
yaitu: Pembiayaan Multijasa dan Pembiayaan Multiguna.
Pembiayaan Multiguna Merupakan fasilitas Pembiayaan yang
diberikan Bank kepada Nasabah untuk tujuan membiayai kebutuhan
nasabah dalam rangka memperoleh benda/barang diluar kendaraan
bermotor, mobil, tanah dan/atau bagunan, dan logam mulia.
Pembiayaan Multijasa Merupakan Fasilitas Pembiayaan yang
dibrikan Bank kepada Nasabah untuk membiayai kebutuhan nasabah
dalam rangka memperoleh manfaat atas suatu jasa. Pembiayaan Multijasa
digunakan untuk tujuan Biaya perjalanan Ibadah Haji, Biaya perjalanan
Ibadah Umrah, Biaya Kesehatan, Biaya Pendidikan, dan membiayai jasa-
jasa lainya yng halal.
Struktur Pembiayaan Secara umum Plafond Pembiayaan Maksimal
plafond pembiayaan serbaguna yang diberikan kepada nasabah adalah
56
mulai dari Rp. 5.000.000,00 (Lima juta rupiah) sampai dengan Rp.
200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dengan maksimum pembiayaan
sebesar 90% dari harga perolehan barang atau manfaat layanan jasa.
4) Pembiayaan Produktif – Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal Kerja (PMK) merupakan fasilitas pembiayaan
yang diberikan perusahaan yang memerlukan pembiayaan modal kerja.
2. Layanan
a. Surat Referensi dan Dukungan Bank
b. Layanan RTGS
c. Layanan Kliring
d. Layanan Garansi Bank (Bank Guarentee)
e. Layanan Pembayaran Tagihan Listrik
f. Layanan Pembayaran Tagihan Telpon
g. Layanan Pembayaran Zakat, Infaq dan Sadaqah
F. Kegiatan-kegiatan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
1. Kegiatan Utama
Pada dasarnya bank memiliki kegiatan pokok yang dijalankan, baik bank
konvensional maupun bank syari’ah, ketiga kegiatan tersebut mencakup:57
a. Penghimpunan dana (Giro, Deposito dan Tabungan) dengan sasaran
meminimalisir biaya perolehan dana.
57 Annual Report 2014 Bank BJB Syari’ah, hal 61
57
b. Alokasi dana (kredit atau pembiayaan dan investasi) dengan sasaran
memaksimumkan pendapatan bank.
c. Pelayanan jasa keuangan (Transfer, Letter of Credit, Cek Perjalanan, money
changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa non keuangan (pelatihan
pegawai, pengundangan, kotak pengamanan, jasa-jasa komputer) dengan
sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah.
2. Kegiatan Sosial
Kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan Bank BJB Syari’ah,
diantaranya:
a. Pemberian dana titipan CSR kepada Yayasan Al-Azhar
b. Pemberian dana titipan CSR kepada Pemerintah Kota Bandung PD
Kebersihan
c. Pemberian dana titipan CSR hewan qurban kepada Yayasan Yatim Center
Al-Ruhamma
58
BAB IV
IMPLEMENTASI CORPORATE CULTURE PADA BANK BJBSYARI’AH KCP CIPUTAT
Dari kajian teoritis dan hasil data lapangan yang telah peneliti jabarkan,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan penganalisisan terhadap data-data
tersebut, sehingga hasilnya dapat diketahui secara transparan. Mengingat bahwa
data-data yang terkumpul bersifat kualitatif, maka dalam menganalisa data
digunakan analisis deskriptif dengan menggambarkan dan mengkomparasikan
dengan konsep manajemen sarana dan prasarana yang telah tersedia.
A. Nilai-nilai Corporate Culture pada Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
Budaya perusahaan memberikan dampak bagi pertumbuhan kinerja
karyawan karena pada dasarnya membangun suasana kerja yang nyaman
diperlukan pedoman perilaku yang ditanamkan sejak bergabung menjadi pegawai
baru. Pelatihan pedoman perilaku dapat menjadi awal bagi karyawan untuk
membentuk karakter individu agar lebih baik dalam bekerja dan mampu
bersosialisasi, baik dengan sesama karyawan, dengan atasan, maupun dengan
nasabah, sehingga terlihat bahwa tujuan penerapan budaya perusahaan adalah agar
seluruh individu dalam perusahaan mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai
dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan tersebut.
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, adapun budaya perusahaan
di Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat yaitu MASLAHAH. Maslahah yaitu sesuatu
yang mendatangkan kebaikan, manfa’at, faidah atau kegunaan. Selanjutnya kata
maslahah tersebut diuraikan menjadi butir-butir nilai. Berikut ini butir-butir
59
budaya perusahaan yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh
seluruh karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat sebagai berikut:
1. Militan
Membangkitkan semangat dan berdedikasi tinggi penuh pengabdian,
tidak kenal lelah, mengeluarkan kemampuan terbaik dalam mendukung dan
mewujudkan visi misi perusahaan58.
Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat Al-Insyiroh ayat 7, yakni:
Artinya: “Maka apabila engkau telah selesai dari suatu pekerjaan,maka kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh”. (QS.Al-Insyiroh. 7 )
Bekerja keras disertai niat sungguh-sungguh, insya Allah keinginan kita
dapat terkabul. Orang yang terbiasa hidup kerja keras mereka selalu bekerja
menyelesaikan masalah yang belum tuntas. Pekerja keras juga orang yang
pandai membagi waktu. Salah satu ciri orang modern adalah mereka yang
menyikapi waktu dengan sangat bersungguh-sungguh. Seorang yang memiliki
etos kerja sadar betul bahwa kehadiran dirinya di muka bumi bukanlah sekedar
untuk “being”, melainkan ada semangat yang menggelora di seluruh pori-pori
tubuhnya untuk mengisi waktu menuju kepada tingkatan becoming dan
akhirnya memperoleh nilai di sisi Allah, Menjadi bagian dari khairu ummah59.
58 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat59 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja IslamiI, (Jakrta : Gema Insani Press, 2002),
hal 76
60
Tabel 4.1
Butir-butir Nilai Militan60
Harus dilakukan Tidak boleh dilakukan
a. Antusias dalam melaksankan
tugas, kegiatan dan pekerjaan
b. Tanamkan semangat/ghirah
ekonomi Syari’ah
c. Kerja keras, kerja cerdas,
kerja ikhlas, dan kerja tuntas
d. Menyukai tantangan
pekerjaan / pantang menyerah
menghadapi dan
menyelesaikan masalah serta
rintangan
e. Meningkatkan kemampuan /
kompetensi dengan selalu
belajar tak kenal henti
f. Menjaga perilaku dan
penampilan sebagai bankir
profesional
g. Komitmen terhadap
a. Kurang semangat atau
demotifasi
b. Menyerah dalam tugas dan
tanggung jawab yang
diberikan
c. Menolak tugas dan tanggung
jawab yang diberikan
d. Malas dalam bekerja dan
belajar
e. Tidak menyukai tantangan
f. Tidak punya kepedulian
terhadap pekerjaan
g. Bekerja tanpa SOP (Standar
Operasional dan Prosedur)
60 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
61
kewajiban
h. Berpegang teguh pada
kebenaran / peraturan yang
berlaku
2. Amanah
Sikap mental yang didalamnya terkandung unsur kepatuhan terhadap
hukum, tanggung jawab terhadap tugas, kesetiaan kepada komitmen,
keteguhan dalam memegang janji dan mempunyai integritas61.
Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat QS Al-Jumuah: 9-10,
yakni :
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseruuntuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah untuk mengingatAllah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagikalian jika kalian mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, makabertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah, daningatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung.” (QS Al-Jumuah: 9-10).
Disiplin adalah kebiasaan, setiap tindakan yang berulang pada waktu dan
tempat yang sama. Kebiasaan positif yang harus dipupuk dan terus
61 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
62
ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pribadi yang disiplin sangat berhati-hati
dalam mengelola pekerjaan serta penuh tanggung jawab memenuhi
kewajibanya.62
Tabel 4.2
Butir-butir Nilai Amanah63
Harus dilakukan Tidak boleh dilakukan
a. Melaksanakan sholat fardhu
berjamaah dan tepat waktu
b. Membaca ayat Al-Qura’an /
Hadist sebelum memulai
kegiatan
c. Punya integritas yang tinggi :
jujur, disiplin dan konsisten
dalam melaksanakan tugas
d. Berdoa bersama setiap pagi
hari
e. Sadar risiko (meningkatkan
kepedulian dan pemahaman
untuk dapat mengenali dan
mengendalikan risiko)
f. Taat pedoman, ketentuan dan
a. Berlaku curang dan fraud
b. Tidak peduli terhadap resiko
c. Tidak taat pedoman,
ketentuan dan aturan
d. Menginap di kantor
e. Merokok di lingkungan
kantor dan dinas
f. Berbisnis selama jam kerja
untuk kepentingan pribadi
atau golongan
g. Mencari popularitas pribadi
dengan cara tidak benar
h. Menyembunyikan informasi
dan melakukan pencatatan
yang tidak benar
62 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja IslamiI,... hal 8863 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
63
peraturan yang berlaku, baik
internal maupun eksternal
g. Disiplin waktu dalam
memenuhi perjanjian kerja
atau dengan nasabah
h. Menggunakan jam kerja
seoptimal mungkin dan
beristirahat sesuai ketentuan
yang berlaku
i. Menggunakan telepon,
komputer dan fasilitas dinas
lainya hanya untuk keperluan
dinas
j. Efektifitas penggunaan hp,
baik dalam rapat maupun
bekerja
k. Pemberkasan arsip secara rapi
dan teratur
l. Meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam menggunakan
fasilitas kantor
m. Pergunakan pemakaian
listrik, AC dan komputer
i. Tidak peduli terhadap sarana
dan prasarana
64
dilingkungan kantor secara
bijaksana
n. Meningkatkan kepedulian
terhadap keberadaan dan
kondisi sarana penunjang
layanan
3. Solusi
Kemampuan untuk memberikan jalan keluar, penyelesaian, dan
pemecahan masalah serta mampu beradaptasi, terhadap perubahan, rintangan,
tantangan, situasi dan kondisi apapun untuk tercapainya visi dan misi
perusahaan64.
Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat QS Ar-Ra’d:11, yakni :
Artinnya: “....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatukaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,......” (QS. Ar-Ra’d:11).
Ibaratkan kapal, kapal yang baik bukanlah kapal yang hanya tertambat di
pelabuhan, melainkan kapal yang mampu mengarungi samudera dan sampai ke
64 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
65
tempat tujuan. Mereka melihat tantangan bukan sebagai hambatan atau
kendala, melainkan sebuah persyaratan untuk mencapai kemuliaan.65
Tabel 4.3
Butir-butir Nilai Solusi66
Harus dilakukan Tidak boleh dilakukan
a. Memberikan solusi
penyelesaian complaint pada
kesempatan pertama sesuai
dengan kewenanganya
b. Selalu berfikir solutif dalam
menghadapi problem kerja
dan menemukan solusinya
c. Mempersiapkan,
merencanakan segala sesuatu
dalam pekerjaan
d. Diskusi mingguan pimpinan
unit kerja di kantor pusat
untuk mencari solusi setiap
ada permasalahan
e. Adanya forum Pincab,
Marketing dan MO (manajer
a. Berbelit belit dalam
merekomendasikan
penyelesaian masalah
b. Berprasangka buruk terhadap
rekan, nasabah, dan lembaga
c. Berkutat dengan masalah
tanpa inisiatif perbaikan dan
solusinya
d. Mencari siapa yang salah
dalam setiap masalah
e. Bekerja tanpa perencanaan
dan persiapan
f. Bersikap kaku dan menolak
perubahan
g. Tidak mau menyesuaikan
terhadap perubahan budaya
65 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja IslamiI,... hal 8966 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
66
operasional)
f. Selalu mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan
g. Learning programe – Bedah
Buku
h. Sharing Session 15 menit
(menyelenggarakan dialog
secara berkala dengan staf
dan bawahan untuk berbagi
informasi dan memotivasi
i. Meningkatkan pemahaman
tentang four eyes principle
j. Siap dengan materi rapat dan
data pendukungnya
k. Mudah bergaul dan
bekerjasama
kerja
h. Tidak siap dengan materi
pada saat akan dilakukan
rapat
i. Egosentris dan menganggap
dirinya paling benar
4. Layanan
Memiliki daya tarik, menyenangkan dalam berperilaku baik ke nasabah
dalam memberikan pelayanan yang terbaik sesuai atau melebihi harapan
nasabah sehingga mereka merasa sangat puas67.
67 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
67
Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat QS. Alqhashas. 77, yakni
:
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allahkepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamumelupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuatkerusakan.” (QS. Alqhashas. 77).
Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan
kepedulianya terhadap nilai kemanusiaan. Memberi pelayanan dan pertolongan
merupakan investasi yang kelak akan dipetik keuntunganya, tidak hanya di
akhirat, tetapi di dunia pun mereka sudah merasakanya. Sebagaimana teladan
Rasulullah saw, seperti dimuliakanya tamu yang datang kepadanya68.
Tabel 4.4
Butir-butir Nilai Layanan69
Harus dilakukan Tidak boleh dilakukan
a. Melayani sesuai dengan
standar layanan BJB Syari’ah
b. Memahami dan memenuhi
kebutuhan nasabah baik
a. Kurang inisiatif dalam
merespon kebutuhan nasabah
b. Tidak selalu siap membantu
c. Kurangnya monitoring dan
68 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja IslamiI,... hal 9669 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
68
internal maupun eksternal
c. Pro aktif dan responsif atas
kebutuhan nasabah
d. Monitoring nasabah secara
konsisten dan
berkesinambungan
e. Menerima panggilan telepon
maksimal 3 kali dering
f. Ramah (senyum dan sapa)
dalam memberikan pelayanan
kepada nasabah
g. Selalu berusaha membuat
orang lain senang / bahagia
h. Pro aktif dalam pelayanan
terhadap tamu / nasabah
pembinaan nasabah
d. Tidak tanggap terhadap
keluhan nasabah / tamu
e. Tidak melayani sesuai standar
layanan
f. Tidak peduli terhadap dering
telefon
g. Tidak ramah, cemberut,
sangar dan lain-lain
h. Membuat permusuhan
dengan membuat kelompok-
kelompok dalam perusahaan
i. Menunggu nasabah complaint
j. Tidak memberikan informasi
yang akurat
5. Harmoni
Keselarasan, kombinasi antar bagian, kekeluargaan dan menjaga
silahturrahim70.
Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat QS. Annisa’. 1, yakni :
70 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
69
Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yangtelah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allahmenciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allahmemperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Danbertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nyakamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungansilaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasikamu.”(QS. Annisa’. 1)
Silahturahmi mempunyai tiga sisi yang sangat menguntungkan. Pertama,
memberikan nilai badah. Kedua, apabila dilakukan dengan kualitas akhlak
yang mulia akan memberikan impresi bagi orang lain sehingga dikenang,
dicatat, dan dibicarakan banyak orang (mungkin ini pula yang disebut dengan
panjang umur). Ketiga, bahwa silahturahmi dapat memberikan satu alur
informasi yang memberikan peluang dan kesempatan usaha71.
Tabel 4.5
Butir-butir Nilai Harmoni72
Harus dilakukan Tidak harus dilakukan
a. Saling mendukung dan
menghargai selama sesuai
dengan ketentuan
b. Memperkuat tali silahturahim
a. Tidak menjaga komunikasi
yang baik dengan berbagai
pihak
b. Saling menjatuhkan antar
71 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja IslamiI,... hal 13372 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
70
c. Hubungan yang baik antara
manajemen dan serikat
pegawai
d. Hubungan yang baik antar
sesama karyawan
e. Hubungan yang baik dengan
nasabah
f. Outing per minimal 6 bulan
sekali
g. Selalu memberikan sapa /
salam
sesama karyawan
6. Holistik
Cara pandang yang menyatakan bahwakeseluruhan sebagai satu kesatuan
lebih penting dari pada bagian-bagianya karena kekuatan ada pada
kebersamaan73.
Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam surat QS. As-Shaf. 4, yakni :
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperangdijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka sepertisuatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. As-Shaf. 4)
73 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
71
Tabel 4.6
Butir-butir Nilai Holistik74
Harus dilakukan Tidak harus dilakukan
a. Meningkatkan team work,
kerjasama antar unit kerja
b. Selalu berfikir solutif dalam
menghadapi problem kerja
dan menemukan solusinya
c. Saling menghargai dan
menghormati serta
mendahulukan kepentingan
bersama / umum / perusahaan
diatas kepentingan pribadi,
kelompok atau golongan
d. Transparan, konsisten, dan
perlakukan yang adil dalam
mengahrgai karyawan untuk
mencapai kinerja unggul.
a. Bekerja sendiri / egois
b. Tidak mau bekerja sama
c. Tidak menghargai dan
menghormati pendapat atau
pandangan orang lain
d. Tidak menghargai dan
menghormati prestasi orang
lain
e. Tidak transparan, tidak
konsisten dan tidak adil
dalam perlakuannya terhadap
prestasi karyawan
74 Buku saku karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
72
Pelaksanaan nilai-nilai dan butir-butir MASLAHAH tersebut yaitu seperti
pernyataan yang disampaikan oleh bapak Arif selaku funding officer di Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat.
“pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan selama ini sih terlaksana dengan
baik dan selalu di terapkan oleh semua karyawan” (Bapak Arif, 29 tahun).75
Nilai-nilai maslahah diatas tentu berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja
karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat, karena nilai-nilai yang ada dijadikan
pedoman dalam bertindak untuk melakukan sebuah kegiatan perusahaan.
Termasuk hal-hal yang ingin dicapai sesuai dengan visi, misi perusahaan akan
berjalan secara efesien dan efektif yakni dengan adanya karyawan yang
melaksanakan/menerapkan nilai-nilai budaya seperti yang dinyatakan oleh bapak
Arif.
Notonegoro membagi nilai menjadi 3 macam yaitu nilai material, nilai vital
dan nilai kerohanian.76 Nilai-nilai tersebut juga sudah mencakup nilai-nilai
maslahah yang ada pada Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat.
Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia. Nilai ini terbukti dengan
adanya nilai militan yaitu antusias dalam melaksanakan tugas dan berkomitmen
terhadap kewajiban. Sehingga jika karyawan melaksanakan nilai tersebut dengan
75 Wawancara langsung dengan Arief Pradono (Account Officer Bank BJB Syari’ah KCPCiputat). Ciputat, 20 Maret 2017
76 Baca, Mohammad Asrorii, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: Cv Wacana Prima, 2009),hal. 89
73
sungguh-sungguh tentu akan mendapatkan suatu penghargaan baik materil
maupun non materil.
Kedua, nilai vital. Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas. Seperti halnya nilai layanan yang mana
karyawan harus menjadikan nilai layanan tersebut sebagai pedoman aktivitas
dalam kegiatan perusahaan yang berhubungan langsung dengan nasabah.
Terakhir ialah nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia. Terbukti dengan adanya nilai amanah seperti melaksanakan
sholat fardhu berjamaah, membaca al-qur’an dan hadist sebelum memulai
kegiatan dan juga berdo’a bersama setiap pagi hari. Tidak hanya itu nilai
kerohanian juga terbukti dengan adanya nilai harmoni pada Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat yakni memiliki hubungan yang baik antar sesama karyawan,
nasabah dan juga atasan. Hal tersebut tentu sangat penting bagi perilaku karyawan
yang menggambarkan adanya nilai-nilai islam yang diterapkan sehingga akan
berdampak bagi psikologi karyawan, kinerja dan citra perusahaan.
B. Implementasi nilai-nilai corporate culture pada karyawan Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat
Budaya perusahaan berkaitan erat dengan pemberdayaan karyawan di suatau
perusahaan. semakin kuat budaya perusahaan, maka semakin besar dorongan
setiap karyawan untuk maju bersama dengan perusahaan. berdasarakan hal
tersebut penerapan dan pengembangan budaya dalam suatu perusahaan sangat
diperlukan dalam rangka membangun perusahaan yang efektif dan efisien sesuai
dengan visi dan misi yang hendak dicapai.
74
Menurut Suprayogi pada hakikatnya Implementasi juga merupakan upaya
pemahaman apa yang terjadi setelah sebuah program dilaksanakan. Merujuk pada
tahapan implementasi yang dikemukakan oleh Suprayogi yaitu tahapan
interpretasi, tahapan pengorganisasian dan tahapan implikasi.
1. Interpretasi
Merupakan tahapan penjabaran sebuah kebijakan yang bersifat abstrak
dan sangat umum ke dalam kebijakan atau tindakan yang bersifat manajerial
dan operasional. Kegiatan dalam tahap ini tidak hanya berupa proses
penjabaran dari kebijakan abstrak ke petunjuk pelaksana, namun juga berupa
proses komunikasi dan sosialisasi kebijakan tersebut, baik yang berbentuk
abstrak maupun operasional.77
a. Penjabaran Budaya Organisasi/Perusahaan
Budaya perusahaan pada Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat memiliki
beberapa nilai yang disingkat dengan kata MASLAHAH (Militan, Amanah,
Solusi, Layanan, Harmoni, dan Holistik) yaitu sesuatu yang mendatangkan
kebaikan, manfa’at, faidah atau kegunaan. Penjabaran nilai-nilai tersebut
tentu sudah di jelaskan di halaman sebelumnya yang membahas butir-butir
nilai yang ada pada Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat. Namun, tidak lengkap
rasanya jika nilai tersebut hanya didapat dari buku-buku yang ada, berikut
kutipan wawancara dengan ibu Sisi selaku Pimpinan Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat.78
77 Yogi Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hal. 8878 Wawancara langsung dengan Rini Susilawati (Pimpinan Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
75
“Nilai-nilai budaya perusahaan yang ada pada Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat yaitu MASLAHAH (militan, amanah, solusi, layanan,
harmoni, dan holistik) Nilai militan dapat dilihat dari semangat dan
berdedikasi penuh pengabdian, tidak kenal lelah, mengeluarkan
kemampuan terbaik. Nilai amanah yaitu memiliki sikap mental yang
didalamnya terkandung unsur kepatuhan terhadap hukum, tanggung
jawab terhadap tugas, kesetiaan kepada komitmen, keteguhan dalam
memegang janji dan mempunyai integritas. Nilai solusi kemampuan
untuk memberikan jalan keluar, penyelesaian, dan pemecahan
masalah. Nilai layanan memiliki daya tarik, menyenangkan dalam
berperilaku baik ke nasabah / tamu / rekan / mitra dalam memberi
pelayanan yang terbaik sesuai atau melebihi harapan sehingga mereka
merasa sangat puas. Nilai harmoni yaitu terciptanya keselarasan,
kombinasi antar bagian, kekeluargaan dan menjaga silahturahim. Nilai
holistik yaitu dapat dilihat dengan adanya cara pandang yang
menyatakan bahwa keseluruhan sebagai satu kesatuan lebih penting
dari pada bagian-bagiannya karena kekuatan ada pada kebersamaan
kita.” (ibu Rini, 48 Tahun)
Pernyataan lain disampaikan oleh Bapak Teguh Sutejo sebagai
manajer operasional dan juga pekerja senior yaitu79:
“Nilai militan yaitu karyawan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap kewajiban. Kalau nilai amanah yaitu profesionalitas terhadap
pekerjaan. Nilai solusi karyawan mampu menyelesaikan suatu
masalah baik dengan karyawan yang lainya maupun dengan nasabah.
Sedangkan nilai layanan diberikan oleh karyawan terhadap nasabah,
apakah sudah melayani sesuai dengan standar yang berlaku atau
bahkan sebaliknya. Nilai harmoni yaitu memiliki hubungan yang baik
antara atasan, sesama karyawan atau bahkan dengan nasabah. Terakhir
79 Wawancara langsung dengan Teguh Sutejo (Manajer Operasional Bank BJB Syari’ahKCP Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
76
nilai holistik yaitu mau bekerjasama (team work).” (bapak Teguh 31
tahun)
Bagi karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat nilai-nilai budaya
perusahaan yang disebutkan diatas sudah cukup dipahami dan dimengerti
oleh masing-masingnya, karena dengan adanya nilai-nilai tersebut dapat
memotivasi dan membentengi karyawan dalam hal kinerja maupun perilaku
agar sesuai dengan nilai-nilai budaya perusahaan yang ada. Sebelum nilai-
nilai tersebut dipahami oleh semua karyawan tentu perlu adanya metode
penerapan budaya perusahaan salah satunya yaitu sosialisasi, yang mana
karyawan mempelajari seluk beluk perusahaan serta bagaimana mereka
harus berinteraksi dan berkomunikasi antar sesama karyawan untuk
menjalankan seluruh aktivitas perusahaan.
Selain itu pemimpin perusahaan juga harus mampu melaksanakan
kegiatan sosialisasi budaya pada karyawanya, agar proses sosialisasi
memberi dampak positif pada produktivitas, komitmen, serta turnover
karyawan tersebut. Pada akhirnya implementasi budaya perusahaan akan
mendukung dan mendorong karyawan untuk mencapai sasaran yang
diinginkan perusahaan.
b. Sosialisasi Budaya Organisasi/Perusahaan
Mengenai proses sosialisasi yang menjadi bagian penting dari
penerapan nilai-nilai budaya tersebut, peneliti menemukan adanya beberapa
tahapan sosialisasi yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
77
Luthans80. Pertama, penilaian sejak awal pemilihan calon karyawan, apakah
ia mampu menerima budaya perusahaan atau bahkan dapat mengubah
budaya yang ada. Kedua, memberikan tupoksi kepada karyawan sesuai
dengan skill-nya masing-masing. Ketiga, diadakanya pendalaman bidang
pekerjaan yang dilakukan dengan tes tulis maupun tes secara langsung di
lapangan. keempat penilaian kinerja serta pemberian penghargaan pada
karyawan. terakhir menanamkan kesetiaan pada nilai budaya dengan
diberikanya sanksi bagi karyawan yang tidak mengikuti peraturan.
Hal tersebut diperkuat dari wawancara dengan Ibuk Sisi mengenai
proses tahapan sosialisasi budaya perusahaan81:
“Sosialisasi budaya dalam mengimplementasikan budaya perusahaan.
Pertama, dilakukan sejak awal pemilihan calon karyawan, apakah
karyawan tersebut sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan
dapat menerima budaya yang ada pada perusahaan. Kedua, karyawan
akan diberikan pendalaman pekerjaan sesuai dengan tupoksinya agar
karyawan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya, yang mana
dilakukan pelatihan, e-laerning dan learning program. Ketiga, ada
bagian kontrol budaya perusahaanya. Kontrol dari internal yaitu
change agent dari devisi budaya perusasahaan sedangakan kontrol
dari eksternal itu bekerjasama dengan Darul Tauhid Manajemen.
Keempat, adanya evaluasi yang dilakukan oleh konsultan yang
dinamakan LENTERA, yang mana ia menilai tampilan gedung,
kebersihan, pelayanan, busana, parkiran, dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan budaya perusahaan. Kelima, dilakukan pemantapan
terhadap nilai-nilai budaya perusahaan yang diselenggarkan oleh
kantor pusat, penilaian tersebut ada yang berbentuk tes tulis dan ada
80 Baca, Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi (Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011) hal 42-4381 Wawancara langsung dengan Rini Susilawati (Pimpinan Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
78
juga yang dilakukan langsung dilapangan. Kemudian jika ada
karyawan yang tidak melaksanakan nilai-nilai budaya tersebut akan
dikenai sanksi berupa teguran, surat peringatan, panggilan, dan surat
pernyataan” (ibu Rini, 48 tahun)
Pendapat lain yaitu82:
“sosialisasinya mungkin dengan adanya buku saku, peraturan, surat
edaran, slogan, tag line dan juga lagu. Sebagai pedoman perilaku dan
cukup efektif, karena adanya media-media tersebut, karyawan akan
lebih mudah mengakses tentang budaya perusahaan yang menjadi
pedoman perilaku bagi kami dalam berperilaku.” (bapak Fajri 29
tahun)
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh Ibuk Sisi dan Bapak Fajri
bahwa proses sosialisasi memberikan manfaat dalam menerapkan budaya
perusahaan yang terkandung dalam nilai-nilai budaya sebagai pedoman
perilaku bagi setiap karyawan. Manfaat yang terkandung adalah proses
penerapan budaya perusahaan akan berjalan dengan baik karena
disosialisasikan sejak awal pemilihan calon karyawan hingga karyawan
tersebut menetap pada perusahaan dan juga melalui pembuatan buku saku
yang di dalamnya terdapat apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan sehingga hal tersebut dapat membentengi karyawan dalam
bekerja dan berperilaku.
Adanya punishment yang sudah disosialisasikan dengan baik, dapat
mengurangi jumlah karyawan yang melanggar nilai-nilai yang ada, ketika
82 Wawancara langsung dengan Fajrian Setiawan (Administrasi Pembiayaan dan GadaiEmas Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
79
suatu peraturan di sosialisasikan dengan baik, maka jika ada karyawan yang
melanggar akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang telah ditetapkan.
Sehingga akan terciptanya kesetiaan karyawan terhadap nilai-nilai budaya
perusahaan.
Pengenalan dan sosialisasi budaya perusahaan juga dapat dilakukan
dengan memberikan pelatihan tentang model budaya perusahaan yang
digunakan untuk mengetahui bagaimana karyawan mengenal budaya yang
ada pada perusahaanya melalui pengetahuan anggota organisasi tentang
artefak, seperti bahasa sehari-hari, seragam, makna logo perusahaan dan
lain-lain. Selain artefak terdapat nilai-nilai yang menjadi pedoman perilaku
dan asumsi dasar yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pak Arif yaitu.83
“Mengenai model budaya perusahaan seperti artefak, rancangan
gedung tidak mengandung makna apa-apa. Kalau bahasa yang
digunakan di sini pasti nya bahasa Indonesia tapi kadang-kadang kami
berkomunikasi dengan karyawan yang lainya dengan bahasa sunda,
karena kebanyakan karyawan di sini berasal dari Jawa Barat. Untuk
logo perusahaan lebih jelasnya saya kurang begitu hafal.” (Arif, 27
tahun)
Dari pernyataan yang diungkapkan oleh pak arif diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembahasan mengenai model budaya perusahaan pada
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat belum terlalu dipelajari sampai mendalam,
penanaman nilai-nilai budaya perusahaan dapat diwujudkan dengan
83 Wawancara langsung dengan Arief Pradono (Account Officer Bank BJB Syari’ah KCPCiputat). Ciputat, 20 Maret 2017
80
mempelajari terlebih dahulu benda-benda budaya yang ada seperti logo
perusahaan, seragam yang pakai, bahasa yang digunakan sehari dan
rancangan gedung.
Sebagai Kantor Cabang Pembantu, logo perusahaanyaa tentu sama
dengan logo perusahaan yang ada di Bank BJB Syari’ah Pusat dan juga
seragam yang dipakai.
1) Logo Perusahaan
Gambar 4.1Lambang Bank BJB Syari’ah
Berdasarkan guidance identity, visualisasi dari call name dan logo
Bank BJB Syari’ah dengan bentuk tiga sayapnya menggambarkan
interaksi antara bank dengan nasabah, pemegang saham dan masyarakat
melalui pemberian layanan yang terbaik, keberpihakan kepada
perekonomian yang berbasis kerakyatan serta mampu menjangkau
masayrakat sampai ke pelosok.
Tujuanya yaitu untuk memberikan spirit bagi Bank BJB Syari’ah
untuk dapat lebih mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi
masyarakat khususnya membantu mendorong perekonomian yang
berbasis ekonomi kerakyatan, mampu menjangkau dan memberikan
81
layanan prima kepada nasabah dan stake holder lainnya serta mampu
meningkatkan kinerja bisnis.84
2) Baju Seragam
Gambar 4.2Seragam karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat pada hari Kamis
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat mempunyai beberapa baju
seragam yang digunakan pada hari-hari tertentu. Seperti hari senin dan
rabu pakaian yang dipakai berwarna merah tua (maroon). Hari selasa
memakai baju berwarna kuning kunyit, kamis memakai baju produk
Bank BJB Syari’ah berwarna merah tua (maroon) dan memakai
kerudung kuning bagi perempuanya dan hari jumat memakai baju batik.
Maknanya yaitu untuk memberikan suatu semangat, keselarasan,
kekeluargaan dan juga sebagai daya tarik.
3) Bahasa
Karena Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat ini merekrut karyawanya
dari berbagai daerah jadi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia.
Berhubung kantor pusat Bank BJB Syari’ah terletak di Bandung Jawa
84 http://www.jabarprov.go.id (diakses pada 21 Maret 2017, 21.15 WIB)
82
Barat tidak menutup kemungkinan mayoritas karyawanya ialah dari
daerah Jawa Barat. Sehingga bahasa kedua yang digunakan ialah bahasa
suku sunda.
2. Pengorganisasian
Penentuan pelaksana kebijakan yang melibatkan instansi pemerintahan
hingga masyarakat untuk melaksanakan penentuan prosedur tetap kebijakan
yang berfungsi sebagai pedoman, petunjuk dan referensi bagi pelaksana dan
sebagai pencegah terjadinya kesalah pahaman saat pelaksana tersebut
menghadapi masalah.85
a. Peran budaya perusahaan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat.
Budaya organisasi pada tiap perusahaan memiliki ciri khas yang
berbeda-beda dengan perusahaan lain, dan tentunya bermanfaat bagi kinerja
dan kualitas karyawan pada perusahaan tersebut. Berikut hasil wawancara
dengan pak Fajri86.
“Yang pasti budaya perusahaan tersebut menjadi pembeda antara
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat dengan bank-bank lainya, dan juga
memberi suatu identitas bagi karyawan yang bekerja di perusahaan
tersebut. Hal tersebut ditanamkan melalui pendidikan seperti tes tulis
seputar nilai-nilai budaya perushaaan yang diselenggarakan oleh
kantor pusat dan juga pelatihan yang dilaksanakan dengan hal-hal
yang menarik sehingga karyawan termotivasi dan semangat untuk
mencapai visi dan misi suatu perusahaan” (Bapak Fajri)
85 Baca di buku Yogi Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011), hal. 88
86 Wawancara langsung dengan Fajrian Setiawan (Administrasi Pembiayaan dan AnalisisGadai Emas Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
83
Dari pernyataan yang disampaikan oleh bapak fajri yang bertugas
sebagai analisis gadai emas sekaligus administrasi pembiayaan. Dapat
dilihat bahwa budaya perusahaan cukup memberikan sence of identity
kepada karyawan sehingga karyawan dapat memahami visi, misi dan juga
memberikan semangat bagi karyawan. Karena budaya perusahaan yang kuat
akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para karyawanya.
Budaya yang kuat ditentukan oleh pemimpin, bukan ditentukan oleh
sistem atau struktur perusahaan. pemimpin perusahaan harus mampu
menetapkan tujuan dan arah dari perusahaan, selain itu pemimpin harus
menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar karyawan dapat
menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan.
Keterlibatan karyawan merupakan faktor penting yang memberikan
manfaat yang lebih besar. Dimana karyawan menjadi lebih termotivasi,
memberikan komitmen. Karyawan lebih giat dalam melakukan inovasi agar
tujuan-tujuan perusahaan tercapai. Karyawan juga memiliki rasa tanggung
jawab yang lebih kuat terhadap kewajibanya.
Berikut pernyataan dari bapak Teguh87.
“Pemimpin Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat ini menurut saya sudah
sangat memberikan keteladanan, selalu memberikan dorongan dan
bimbingan dalam mengimplementasikan budaya di setiap kegiatan.
Tidak hanya itu¸ pemimpin kami juga fleksibel dalam segala hal,
sehingga dalam bekerja tidak kaku dan bisa saling memberikan ide,
gagasan dan masukan dalam hal pemecahan masalah sesuai dengan
87 Wawancara langsung dengan Teguh Sutejo (Manajer Operasional Bank BJB Syari’ahKCP Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
84
ketentuan dan tanpa pandang bulu, baik itu karyawan bagian
marketing, operasional hingga office boy sekalipun.”
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa adanya komunikasi yang
baik antara pimpinan dan karyawan. Hal tersebut juga membuktikan adanya
kualitas seorang pemimpin dalam menjalankan perannya sebagai sosialitator
dan pemelihara budaya perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Susanto.88
Sehingga dengan adanya rasa keterlibatan karyawan dalam setiap kegiatan
perusahaan akan menciptakan suatu budaya yang terus terjaga dengan baik.
Untuk lebih memperkuat budaya perusahaan diperlukan adanya
kontrol baik dari internal maupun eksternal. Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat memiliki pengelola atau pengamat khusus budaya perusahaan yaitu
internal dan eksternal. Kontrol internal dilaksanakan oleh devisi budaya
perusahaan yang dinamakan change agent sedangkan kontrol eksternal
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat bekerja sama dengan Darul Tauhid
Manajemen. Tidak hanya itu terdapat evaluasi secara berkala untuk melihat
efektivitas, dan hasil digunakan untuk peningkatan komunikasi, inovasi dan
perbaikan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Evaluasi ada yang
dilakukan per tiga bulan yaitu KPI (Key Perfomance Individual) dan juga
per tahun yakni LPK (Lembaga Pelatihan dan Kursus). Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat menggunakan evaluasi per tahun LPK untuk memperkuat
budaya perusahaan yang berkinerja tinggi, keterikatan, dan kepuasan
karyawan melalui pay for perfomance dan kriteria talenta sebagai kenaikan
karir.
88 Baca, Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi,... hal 45
85
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat juga membangun dan mengelola
hubungan dengan nasabah untuk memenuhi dan melampaui ekspetasi dan
meningkatkan loyalitas nasabah. Membina hubungan secara formal dan
informal serta melakukan evaluasi melalui wawancara, form complaint, dan
menggunakan mesin CSI (Customer Satisfaction Index). Hal tersebut
berpedoman kepada nilai layanan yaitu memahami dan memenuhi
kebutuhan nasabah, pro aktif dalam pelayanan terhadap nasabah dan juga
nilai harmoni yaitu menjaga tali silahturahmi dan tercipta hubungan yang
baik dengan nasabah.
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat memiliki penilaian tersendiri
mengenai peran budaya perusahaan. yang mana diperkuat dengan hasil
wawancara dengan pimpinan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat.89
“Definisi budaya perusahaan yaitu nilai-nilai yang dipedomani, dan
menjadi cerminan dari kondisi dan citra Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat.” (ibu Rini, 48 tahun)
Diperkuat dengan pendapat dari manajer operasioanal yang bekerja
dari awal Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat didirikan.90
“Peran budaya organisasi yang dirasakan cukup baik selama ini, nila-
nilai yang ada dijadikan pedoman untuk berperilaku dan sebagai
penyeimbang mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh
dilakukan oleh karyawan, sehingga tercipta stabilitas sosial antara
karyawan, pimpinan dan juga nasabah.” (Bapak Teguh, 31 tahun)
89 Wawancara langsung dengan Rini Susilawati (Pimpinan Bank BJB Syari’ah KCPCiputat). Ciputat, 20 Maret 2017
90 Wawancara langsung dengan Teguh Sutejo (Manajer Operasional Bank BJB Syari’ahKCP Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
86
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peran budaya
sangat bermanfaat bagi seluruh karyawan dan juga pimpinan perusahaan.
pemimpin juga harus mengukur keberhasilan perusahaan tidak hanya
dengan pendekatan finansial, tetapi juga harus mengupayakan semaksimal
mungkin terhadap kepuasan nasabah, pemegang saham dan kesejahteraan
karyawan perusahaan.
3. Implikasi
Implikasi merupakan penerapan atau perwujudan masing-masing tahapan
penerapan budaya organisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya.91
a. Penerapan Budaya Organisasi/Perusahaan
Penerapan budaya perusahaan pada Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
dapat diwujudkan melalui penanaman nilai-nilai budaya perusahaan dalam
kegiatan perusahaan sehari-hari. Seperti wawancara dengan bapak fajri
sebagai berikut.92
“Penerapan nilai-nilai budaya perusahaan sebenarnya dilakukan
dengan aktivitas sehari-hari seperti morning briefing yang dimulai
pada pukul 07.30-09.00 WIB, karyawan harus datang tepat waktu.
Morning briefing tersebut dimulai dengan membaca al-quran beserta
artinya oleh semua karyawan dan pimpinan secara bergilir, kemudian
lanjut dengan membaca hadis beserta artinya oleh semua karyawan
dan pimpinan secara bergilir, dan setelah itu baru pengarahan/evaluasi
dari pimpinan untuk semua kegiatan yang akan dilakukan dan yang
telah dilakukan kemarin, kemudian dilanjut dengan
91 Baca, Yogi Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) hal88
92 Wawancara langsung dengan Fajrian Setiawan (Administrasi Pembiayaan dan AnalisisGadai Emas Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat). Ciputat, 20 Maret 2017
87
tanggapan/masukan dari karyawan lain untuk memberikan ide-ide
atau informasi terkait kegiatan yang dilaksanakan, setelah itu ditutup
dengan membaca doa penutup oleh semua karyawan dan pimpinan
secara bergilir, terakhir yaitu menyerukan tag line maslahah sembari
menggerakan tangan penuh semangat untuk memulai kegiatan. Setiap
hari kamis morning briefing ini dialaksanakan dengan berbahasa
inggris, mulai dari pembukaan hingga penutupnya. Kegiatan ini
dinamakan ‘kamis english’. Selain itu perwujudan nilai-nilai budaya
perusahaan pada Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat yaitu sholat fardu
dilaksanakan di awal waktu, efektifitas penggunaan hand phone di
jam kerja, setiap ruangan dan meja kerja harus selalu rapi dan bersih.
Karyawan melakukan tugas sesuai tupoksinya masing-masing dan
berintegritas tinggi, mudah bergaul dan saling bekerja sama, pimpinan
yang selalu membimbing dan mengarahkan karyawan dan lain
sebagainya” (bapak Fajri, 29 tahun)
Dari pernyataan yang disampaikan oleh bapak fajri di atas dapat di
lihat semua kegiatan yang dilakukan sudah mencakup keenam nilai budaya
perusahaan yang ada di Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat. Dimana nilai
tersebut yaitu.
Militan diwujudkan dengan adanya karyawan yang bekerja sesuai
dengan tupoksinya dan memiliki semangat dan antusias dalam
melaksanakan tugas. bekerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja
tuntas.
Nilai amanah yang diterapkan pada karyawan Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat dapat dilihat pada saat morning briefing yaitu membaca al-
qur’an dan hadis beserta artinya sebelum memulai kegiatan, berdoa
bersama, datang tepat waktu.
88
Nilai solusi diwujudkan dengan adanya coaching, mentoring, dan
counseling. Dilaksanakan per-hari (morning briefing) salah satunya, per-
minggu (weekly report), per-bulan (dengan agenda business review), per-
semester (sharing / transfer experience), dan per-tahun (business review
tahunan)93. Hal tersebut tentu sangat membantu, yaitu terciptanya forum
atau diskusi untuk menyelesaikan permasalahan baik masalah pribadi
karyawan maupun masalah dalam pekerjaan.
Nilai layanan pada Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat diwujudkan
dengan adanya rutinitas monitoring nasabah secara konsiten dan
berkesinambungan dan melayani nasabah dengan ramah dan profesionalitas.
Kepuasan nasabah terhadap pelayanan juga akan dievaluasi secara aktif agar
Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat dapat mengetahui kekurangannya dan akan
selalu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Nilai harmoni diwujudkan dengan adanya hubungan yang baik sesama
karyawan, hubungan yang baik dengan nasabah, dan hubungan yang baik
dengan pimpinan, dan adanaya sikap saling mendukung dan menghargai
sesama dalam bekerja.
Nilai holistik diwujudkan dengan adanya team work yang baik, dan
selalu mementingkan kepentingan bersama, saling membantu satu sama lain
untuk mencapai kinerja yang unggul.
Jadi nilai-nilai budaya diatas secara keseluruhan telah diterapkan
dengan cukup baik pada karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat, yakni
93 Buku pedoman Coaching, Mentoring dan Counseling Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
89
nilai militan, amanah, solusi, layanan, harmoni serta holistik. Sehingga
berdampak pada keseharian para karyawan di kantor menjadi lebih
semangat, lebih disiplin dan tanggung jawab, memiliki hubungan baik antar
karyawan serta hubungan yang baik dengan atasan, meningkatnya
kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap Bank BJB Syari’ah KCP
Ciputat, hal tersebut terbukti dengan adanya penghargaan-penghargaan yang
didapatkan oleh karyawanya seperti Customer Service terbaik, Funding
Officer terbaik dan juga Account Officer terbaik. Tidak hanya itu, Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat ini juga mendapatkan penghargaan sebagai KCP
terbaik senasional yang diukur atau dinilai dari kinerja KCP dengan Balance
Scorecard, yang mana didalamnya terdapat target (visi dan misi), Action
Plan dan Key Perfomance Individual (KPI) .
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat enam nilai corporate culture yang menjadi pedoman bagi setiap
karyawan dalam melaksanakan pekejaan. Nilai-nilai tersebut yaitu
MASLAHAH (Militan, Amanah, Solusi, Layanan, Harmoni dan Holistik).
2. Implementasi nilai-nilai corporate culture pada karyawan Bank BJB Syari’ah
KCP Ciputat yaitu:
Implementasi nilai-nilai budaya perusahaan pada karyawan Bank BJB
Syari’ah KCP Ciputat yaitu dengan sosialisasi yang dilakukan mulai dari awal
pemilihan calon karyawan hingga karyawan yang sudah bekerja, dibuatnya
buku saku agar karyawan mudah mengakses hal-hal apa yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan dalam suatu kegiatan. Kemudian diwujudkan
dalam kegiatan sehari-hari seperti morning briefing yang didalamnya terdapat
nilai amanah, nilai harmoni, dan nilai solusi. Selain itu nilai militan, layanan
dan holistik pun diwujudkan saat dilaksanakanya pekerjaan karyawan sesuai
tupoksinya masing-masing untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
91
B. Saran
1. Penerapan nilai-nilai budaya pada karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat
perlu ditingkatkan agar terciptanya budaya kualitas yang akan memberikan
citra yang baik terhadap perusahaan.
2. Dalam menyusun serangkaian nilai-niai budaya hendaknya diperhatikan
pemilihan kata dan bahasa, agar dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti
oleh karyawan.
3. Seluruh karyawan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat diberi kebebasan dalam
menjalankan tugasnya agar tidak selalu terpaku pada nilai-nilai budaya yang
ada dan tetap dengan batasanya, sehingga dapat menghasilkan inovasi baru dan
kreativitas dalam pengembangunan Bank BJB Syari’ah KCP Ciputat yang
mana akan berdampak pada minat dan kepercayaan nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Sebuah Pendekatan Praktek, JakartaRineka Cipta, 1993, Edisi Revisi II
Asrori, Mohammad, Psikologi Pembelajaran, Bandung: Cv Wacana Prima, 2009.
B. Uno, Hamzah dan Lamatenggo Nina, Teori Kinerja dan Pengukuranya,Jakarta; PT Bumi Aksara, 2012.
Bagus, Lorens, Kamus Filasafat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Darsono, Kajian Tentang Organisasi, Budaya, Ekonomi, Sosial dan Politik,Jakarta: Nusantara Consulting, 2010.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar BahasaIndonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Endraswara, Suwardi, metode, teori, teknik penelitian kebudayaan: ideologi,epistemologi, dan aplikasi, Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2006.
Hadi, Sutrino, Metode Research Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1994.
Herry, Achmad, 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung,Yogyakarta: Galang Press, 2005.
Ivancevich, John M. dkk, perilaku dan manajemen organisasi, Jakarta : Erlangga,2006, ed ke-7, jilid 1.
Kujala dan Ulrank, Total Quality Management as A Cultural Phenomenon,dikutip dari Asri Laksmi Riani, Budaya Organisasi, Yogyakarta :Graha Ilmu, 2011.
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan,Jakarta: Golo Riwu, 2000.
M. Hariwijaya, Cara Mudah Menyusun Proposal, Yogyakarta: Pararaton, 2009.
Moeljono, Djokosantoso, Budaya Korporat dan keunggulan korporasi, Jakarta :Elex Media Komputindo, 2003.
Ndraha, Taliziduhu, Budaya Organisasi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
------------, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, dikutipdalam buku Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerjadan Pengukuranya, Jakarta; PT Bumi Aksara, 2012.
P. Robbins, Stephen dan A. Judge, Timothy, Perilaku Organisasi, Jakarta:Salemba Empat, 2008. ed ke-12.
Riani, Asri Laksmi, Budaya Organisasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011.
Soekarno K; Himpunan Soal-Jawab Kepegawaian Negeri Sipil, dikutip dalambuku Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja danPengukuranya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Soeroso, Andreas, Sosiologi, Jakarta: Yudistira, 2006.
Sugandi ,Yogi Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu,2011.
Susanto, Budaya Perusahaan, di kutip dalam buku Asri Laksmi Riani, BudayaOrganisasi, Yogyakarta. Graha Ilmu, 2011.
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja IslamiI, Jakrta : Gema Insani Press,2002.
W. Creswell John, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010.
Wardana, Komang, Perilaku Keorganisasian, Yogyakarta: Graha Ilmu, cet ke-1,2009.
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Wirawan, Budaya Dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, Jakarta:Salemba Empat, 2007.
Wragg, E.C, An Introductionto Classroom Observation, dikutip dalam buku NurulHidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta: Lembaga PenelitianUIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006.
Zainuddin, Buchari, Administrasi dan Manajemen Kepegawaian PemerintahNegara Indonesia, dikutip dalam buku Hamzah B. Uno dan NinaLamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukuranya, Jakarta; PT BumiAksara, 2012.
Lampiran 4: Hasil Wawancara
Hasil Wawancara dengan Pimpinan Bank BJB Syariah KCP Ciputat.
Rini Susilawati
Selasa, 20 Maret 2017
Ruang Pimpinan Bank BJB Syariah KCP Ciputat
1. Apa saja nilai-nilai budaya perusahaan yang terdapat pada Bank Jabar Banten
Syariah KCP Ciputat ? Bagaimana proses terbentuknya ?
Nilai-nilai budaya perusahaan yang ada pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat yaitu
MASLAHAH (militan, amanah, solusi, layanan, harmoni, dan holistik) Nilai militan
dapat dilihat dari semangat dan berdedikasi penuh pengabdian, tidak kenal lelah,
mengeluarkan kemampuan terbaik. Nilai amanah yaitu memiliki sikap mental yang
didalamnya terkandung unsur kepatuhan terhadap hukum, tanggung jawab terhadap
tugas, kesetiaan kepada komitmen, keteguhan dalam memegang janji dan
mempunyai integritas. Nilai solusi kemampuan untuk memberikan jalan keluar,
penyelesaian, dan pemecahan masalah. Nilai layanan memiliki daya tarik,
menyenangkan dalam berperilaku baik ke nasabah / tamu / rekan / mitra dalam
memberi pelayanan yang terbaik sesuai atau melebihi harapan sehingga mereka
merasa sangat puas. Nilai harmoni yaitu terciptanya keselarasan, kombinasi antar
bagian, kekeluargaan dan menjaga silahturahim. Nilai holistik yaitu dapat dilihat
dengan adanya cara pandang yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai satu
kesatuan lebih penting dari pada bagian-bagiannya karena kekuatan ada pada
kebersamaan. Nilai-nilai budaya perusahaan tersebut sudah ada sebelum Bank BJB
Syariah KCP Ciputat didirikan karena nilai-nilai budaya yang ada itu dibentuk oleh
jajaran direksi Bank BJB Syariah Pusat. Kemudian nilai-nilai budaya tersebut
diterapkan oleh semua cabang, kantor cabang bahkan kantor cabang pembantu guna
memberikan lingkungan yang kondusif bagi setiap individu di dalamnya dan
mencapai target perusahaan.
2. Menurut ibu apa definisi budaya perusahaan bagi Bank Jabar Banten Syariah KCP
Ciputat ?
Definisi budaya perusahaan yaitu nilai-nilai yang dipedomani, dan menjadi cerminan
dari kondisi dan citra bank bjb syariah kcp Ciputat.
3. Bagaiamana metode sosialisasi budaya perusahaan di bank bjb syariah kcp Ciputat?
Sosialisasi budaya dalam mengimplementasikan budaya perusahaan. Pertama,
dilakukan sejak awal pemilihan calon karyawan, apakah karyawan tersebut sudah
sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan dapat menerima budaya yang ada pada
perusahaan. Kedua, karyawan akan diberikan pendalaman pekerjaan sesuai dengan
tupoksinya agar karyawan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya, yang
mana dilakukan pelatihan, e-laerning dan learning program. Ketiga, ada bagian
kontrol budaya perusahaanya. Kontrol dari internal yaitu devisi budaya perusasahaan
sedangakan kontrol dari eksternal itu bekerjasama dengan Darul Tauhid Manajemen.
Keempat, adanya evaluasi yang dilakukan oleh konsultan yang dinamakan
LENTERA, yang mana ia menilai tampilan gedung, kebersihan, pelayanan, busana,
parkiran, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan budaya perusahaan. Kelima,
dilakukan pemantapan terhadap nilai-nilai budaya perusahaan yang diselenggarkan
oleh kantor pusat, penilaian tersebut ada yang berbentuk tes tulis dan ada juga yang
dilakukan langsung dilapangan. Kemudian jika ada karyawan yang tidak
melaksanakan nilai-nilai budaya tersebut akan dikenai sanksi berupa teguran, surat
peringatan, panggilan, dan surat pernyataan
4. Seperti apa penerapan atau perwujudan budaya perusahaaan yang ada di Bank Jabar
Banten Syariah KCP Ciputat ?
Nilai-nilai budaya perusahaan diterapkan dalam segala kegiatan perusahaan oleh
seluruh karyawan tanpa kecuali.
5. Metode seperti apa yang dilakukan untuk memperkuat budaya perusahaan tersebut ?
Adanya kontrol internal dan eksternal. Internal dilaksanakn oleh devisi budaya
perusahaan sedangkan kontrol eksternal bank bjb syariah kcp Ciputat bekerja sama
dengan Darul Tauhid Manajemen.
6. Apakah ada evaluasi kepuasan nasabah ?
Ya ada, yaitu dengan wawancara, ada form komplain dan menggunakan mesin CSI
(Coustumer Satisfaction Index) yang diletakan di ruangan depan kantor bank bjb
syariah kcp ciputat.
7. Apakah ada evaluasi kinerja karyawan secara berkala dari kantor pusat ?
Ya ada, yaitu KPI (yang dilakukan per tiga bulan) dan LKP (yang dilakukan per
tahun). Evaluasi LKP ini dijadikan landasan untuk menilai kinerja karyawan
sehingga berpengaruh terhadap kenaikan gaji dan kenaikan jabatan.
8. Mengenai model budaya perusahaan seperti artefak, rancangan gedung, logo,
seragam, bahasa dll, apakah ada makna dari masing-asing model tersebut yang anda
ketahui ?
Makna dari logo bank bjb syariah itu kan seperti ada tiga garis yang seperti sayap,
yaitu mengartikan bahwa itu adalah suatu interaksi sedangakan bacaan syariah nya
yang berwarna merah itu menandakan adanya jiwa militansi. Kalau seragam untuk
kekompkan dan juga terdapat daya tarik untuk menciptakan citra yang baik di mata
nasabah.
9. Bagaimana integritas karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat ?
Karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan nilai-nilai budaya perusahaan
10. Apakah terdapat penghargaan bagi karyawan yang berintegritas tinggi ?
bagaimana penerapanya ?
Ya, yaitu insentif, piagam, penghargaan khusus, jalan-jalan dan promosi
11. Apakah terdapat sanksi bagi karyawan yang tidak melaksanakanya ?
bagaimana penerapanya ?
Ya, terdapat sanksi berupa teguran, surat peringatan, pemanggilan, surat pernyataan.
12. Bagaimana metode dalam menyeleksi calon karyawan baru di Bank Jabar
Banten Syariah ?
Salah satunya yaitu dengan wawancara yang memperhatikan aspek Penampilan,
Kemampuan, dan Kepribadian.
13. Apakah ada pendalaman bidang pekerjaan pada karyawan ? bagaimana
penerapanya ? (Agar karyawan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya)
Tentu saja ada, yakni dengan pelatihan per 6 bulan dan pertahun. Seperti e-learning
dan learning program.
14. Kemampuan seperti apakah yang menjadi tolok ukur dalam menilai kinerja
karyawan pada Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat?
Yaitu kecepatan kerja, kuantitas kerja, kualitas kerja, leadership, pengetahuan
tentang pekerjaan, minat terhadap pekerjaan, kehadiran, tanggung jawab, inisiatif,
kerjasama dan lain sebagainya.
15. Apakah karyawan bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing ?
Harus. Karena hal tersebut sudah di tanamkan sejak karyawan tersebut mulai bekerja
di bank bjb syariah kcp Ciputat
16. Apakah karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat datang dan pulang
tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku ?
Ya, yaitu 07.30-16.30 WIB bahkan karyawan bekerja melebihi jam pulang kerja
tersebut.
17. Apakah ada pengamat khusus budaya perusahaan Bank Jabar Banten Syariah
KCP Ciputat, baik internal maupun eksternal ?
Ya, yaitu devisi budaya perusahaan dan darul tauhid manajemen yang disebutkan
tadi diatas.
18. Apakah ibu membimbing dan memberikan masukan jika terdapat karyawan
yang belum memahami tupoksinya ?
Ya tentu saja, karena itu adalah salah satu tupoksi saya.
19. Secara umum apakah nilai-nilai budaya yang diterapkan sudah berjalan secara
maksimal ?
Selalu ditingkatkan, di evaluasi dan diperbaiki.
20. Kendala atau problem apa saja yang dihadapi dalam penerapan nilai-nilai
budaya perusahaan tersebut ?
Suatu peraturan atau perubahan pasti ada 3 tipe karyawan yang merespon. Pertama
ada yang antusias menerima, kedua ada yang acuh tak acuh, katiga ada yang
menolak, ketiga hal tersebut tentu berbeda-beda cara pendekatanya.
21. Solusi apa saja yang dilakukan untuk mengatasi problem-problem tersebut ?
Solusinya yaitu sosialisi dan dengan adanya sanksi serta penghargaan, maka akan
memacu karyawan untuk dapat menerima dan menerapkan nilai-nilai budaya
tersebut.
Hasil Wawancara dengan Manajer Operasional Bank BJB Syariah KCP Ciputat
Teguh Sutejo
Selasa, 20 Maret 2017
Ruang Manajer Operasional Bank BJB Syariah KCP Ciputat
1. Apa saja nilai-nilai budaya perusahaan yang terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah
KCP Ciputat ?
Nilai militan yaitu karyawan memiliki komitmen yang tinggi terhadap kewajiban.
Kalau nilai amanah yaitu tergambar dari profesionalitas terhadap pekerjaan. Nilai
solusi terlihat dari bagaimana karyawan mampu menyelesaikan suatu masalah baik
dengan karyawan yang lainya maupun dengan nasabah. Sedangkan nilai layanan itu
dapat dilihat dari layanan yang diberikan oleh karyawan terhadap nasabah, apakah
sudah melayani sesuai dengan standar yang berlaku atau bahkan sebaliknya. Nilai
harmoni yaitu memiliki hubungan yang baik antara atasan, sesama karyawan atau
bahkan dengan nasabah. Terakhir nilai holistik yaitu mau bekerjasama (team work)
2. Menurut anda apa definisi budaya perusahaan bagi Bank Jabar Banten Syariah KCP
Ciputat ?
Suatu kebiasaan atau habbit yang harus dimiliki perusahaan, yang mana dapat
membangkitkan semangat kerja, kinerja dan efektifitas semua karyawan
3. Seperti apa penerapan atau perwujudan budaya perusahaaan yang ada di Bank Jabar
Banten Syariah KCP Ciputat ?
Setiap perwakilan kcp itu memiliki change agent bertugas untuk melihat apakah nilai-
nilai budaya perusahaan sudah diterapkan di bjb syariah kcp ciputat
4. Seberapa besar peran dari budaya perusahaan yang dirasakan hingga saat ini ?
Peran budaya organisasi yang dirasakan cukup baik selama ini, nila-nilai yang ada
dijadikan pedoman untuk berperilaku dan sebagai penyeimbang mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan oleh karyawan, sehingga tercipta
stabilitas sosial antara karyawan, pimpinan dan juga nasabah.
5. Mengenai model budaya perusahaan seperti artefak, rancangan gedung, logo,
seragam, bahasa dll, apakah ada makna dari masing-asing model tersebut yang anda
ketahui ?
Mungkin kalau dari segi gedung tidak ada makna apa-apa yang penting bagus dan
rapi, kalau dari seragam maknanya yaitu untuk kekompakan dan daya tarik, bahasa
yang digunakan di bank bjb syariah kcp ciputat yaitu bahasa suku sunda dan bahasa
Indonesia
6. Apakah terdapat penghargaan bagi karyawan yang berintegritas tinggi ? bagaimana
penerapanya ?
Ya, dapat
7. Apakah terdapat sanksi bagi karyawan yang tidak melaksanakanya ? bagaimana
penerapanya ?
Ya, dikenai sanksi teguran
8. Bagaimana integritas karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat ?
Karyawan bank bjb syariah kcp Ciputat cukup berintegritas tinggi
9. Apa yang anda lakukan untuk memberikan teladan yang baik bagi karyawan yang lain
di Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat ini ?
Mengusahakan untuk tidak datang terlambat
10. Bagaimana penilaian anda terhadap cara/metode yang digunakan oleh pimpinan anda
dalam menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan ?
Pemimpin bank bjb syariah kcp ciputat ini menurut saya sudah sangat memberikan
keteladanan, selalu memberikan dorongan dan bimbingan dalam
mengimplementasikan budaya di setiap kegiatan. Tidak hanya itu¸ pemimpin kami
juga fleksibel dalam segala hal, sehingga dalam bekerja tidak kaku dan bisa saling
memberikan ide, gagasan dan masukan dalam hal pemecahan masalah sesuai dengan
ketentuan dan tanpa pandang bulu, baik itu karyawan bagian marketing, operasional
hingga office boy sekalipun
11. Apakah karyawan bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing ?
Ya tentu saja, malahan ada yang doublejob
12. Apakah karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat datang dan pulang tepat
waktu sesuai dengan aturan yang berlaku ?
Iya, bahkan melebihi jam pulang kerja
13. Apakah ada pengamat khusus budaya perusahaan Bank Jabar Banten Syariah KCP
Ciputat, baik internal maupun eksternal ?
Internal yaitu change agent tadi kalau ekternal yaitu darul tauhid manajemen
14. Secara umum apakah nilai-nilai budaya yang diterapkan sudah berjalan secara
maksimal ?
Menurut saya belum cukup maksimal karena banyak yang harus disesuaikan di
lapangan, seperti absensi masih ada beberapa temen-temen yang terlambat karena
kondisi jalanan macet. Kondisi sarana dan prasana misalnya harus bersih dan
cemerlang sedangkan gedungnya ini adalah gedung lama, dan jika diperbaiki
membutuhkan biaya yang banyak
15. Kendala atau problem apa saja yang dihadapi dalam penerapan nilai-nilai budaya
perusahaan tersebut ?
Latar belakang karyawan yang berbeda-beda, tingkat penerimaan atas suatu habit baru
dalam pekerjaan, dan kondisi sarana dan prasana misalnya harus bersih dan cemerlang
sedangkan gedungnya ini adalah gedung lama, dan jika diperbaiki membutuhkan
biaya yang banyak
16. Solusi apa saja yang dilakukan untuk mengatasi problem-problem tersebut ?
Ya ketika ada karyawan yang terlambat kita memberikan teguran secara lisan dan
tulisan.
Hasil Wawancara dengan karyawan bagian Administrasi Pembiayaan sekaligus AnalisisGadai Emas
Fajrian Setiawan
Selasa, 20 Maret 2017
Ruang Manajer Operasional Bank BJB Syariah KCP Ciputat
1. Apa saja nilai-nilai budaya perusahaan yang terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah
KCP Ciputat ?
Yaitu Militan, Amanah, Solusi, Layanan, Harmoni dan Holistik
2. Menurut anda apa definisi budaya perusahaan bagi Bank Jabar Banten Syariah KCP
Ciputat ?
Suatu bentuk pola dalam mengerjakan suatu pekerjaan, dan bekerja sesuai budaya
yang dirumuskan
3. Seperti apa penerapan atau perwujudan budaya perusahaaan yang ada di Bank Jabar
Banten Syariah KCP Ciputat ?
penerapan nilai-nilai budaya perusahaan sebenarnya dilakukan dengan aktivitas
sehari-hari seperti morning briefing yang dimulai pada pukul 07.30-09.00 WIB,
karyawan harus datang tepat waktu. Morning briefing tersebut dimulai dengan
membaca al-quran beserta artinya oleh semua karyawan dan pimpinan secara bergilir,
kemudian lanjut dengan membaca hadis beserta artinya oleh semua karyawan dan
pimpinan secara bergilir, dan setelah itu baru pengarahan/evaluasi dari pimpinan
untuk semua kegiatan yang akan dilakukan dan yang telah dilakukan kemarin harinya,
kemudian dilanjut dengan tanggapan/masukan dari karyawan lain untuk memberikan
ide-ide atau informasi terkait kegiatan yang dilaksanakan, setelah itu ditutup dengan
membaca doa penutup oleh semua karyawan dan pimpinan secara bergilir, terakhir
yaitu menyerukan tag line maslahah sembari menggerakan tangan penuh semangat
untuk memulai kegiatan. Setiap hari kamis morning briefing ini dialaksanakan dengan
berbahasa inggris, mulai dari pembukaan hingga penutupnya. Kegiatan ini dinamakan
‘kamis english’. Selain itu perwujudan nilai-nilai budaya perusahaan pada bank jabar
banten syariah kcp Ciputat yaitu sholat fardu dilaksanakan di awal waktu, efektifitas
penggunaan hand phone di jam kerja, setiap ruangan dan meja kerja harus selalu rapi
dan bersih. Karyawan melakukan tugas sesuai tupoksinya masing-masing dan
berintegritas tinggi, mudah bergaul dan saling bekerja sama, pimpinan yang selalu
membimbing dan mengarahkan karyawan dan lain sebagainya
4. Seberapa besar peran dari budaya perusahaan yang dirasakan hingga saat ini ?
Yang pasti budaya perusahaan tersebut menjadi pembeda antara bank bjb syariah kcp
ciputat dengan bank-bank lainya, dan juga memberi suatu identitas bagi karyawan
yang bekerja di perusahaan tersebut. Hal tersebut ditanamkan melalui pendidikan
seperti tes tulis seputar nilai-nilai budaya perushaaan yang diselenggarakan oleh
kantor pusat dan juga pelatihan yang dilaksanakan dengan hal-hal yang menarik
sehingga karyawan termotivasi dan semangat untuk mencapai visi dan misi suatu
perusahaan
5. Bagaiamana metode sosialisasi budaya perusahaan di bank bjb syariah kcp Ciputat?
sosialisasinya mungkin dengan adanya buku saku, peraturan, surat edaran, slogan, tag
line dan juga lagu. Sebagai pedoman perilaku dan cukup efektif, karena adanya
media-media tersebut, karyawan akan lebih mudah mengakses tentang budaya
perusahaan yang menjadi pedoman perilaku bagi kami dalam berperilaku.
6. Mengenai model budaya perusahaan seperti artefak, rancangan gedung, logo,
seragam, bahasan dll, apakah ada makna dari masing-asing model tersebut yang anda
ketahui ?
Kalau seragam mungkin yaitu untuk strategi promosi kita
7. Apakah terdapat penghargaan bagi karyawan yang berintegritas tinggi ? bagaimana
penerapanya ?
Yang saya pernah tau yaitu penghargaan masa kerja
8. Apakah terdapat sanksi bagi karyawan yang tidak melaksanakanya ? bagaimana
penerapanya ?
Ada, yaitu sanksi absensi, sanksi pembiayaan bermasalah dan juga sanksi administrasi
9. Bagaimana integritas karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat ?
Berintegrasi tinggi.
10. Apa yang anda lakukan untuk memberikan teladan yang baik bagi karyawan yang lain
di Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat ini ?
Dari hal-hal kecil lah, datang tepat waktu, rapih dalam bekerja, rapih dalam
berpakaian dan lain sebagainya
11. Bagaimana penilaian anda terhadap cara/metode yang digunakan oleh pimpinan anda
dalam menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan ?
Pemimpin bank bjb syariah kcp ciputat ini menurut saya sudah sangat memberikan
keteladanan, selalu memberikan dorongan dan bimbingan dalam
mengimplementasikan budaya di setiap kegiatan. Tidak hanya itu¸ pemimpin kami
juga fleksibel dalam segala hal, sehingga dalam bekerja tidak kaku dan bisa saling
memberikan ide, gagasan dan masukan dalam hal pemecahan masalah sesuai dengan
ketentuan dan tanpa pandang bulu, baik itu karyawan bagian marketing, operasional
hingga office boy sekalipun
12. Apakah karyawan bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing ?
Sesuai lah, malahan bukan tupoksinya aja, saling membantu satu sama lain atau bisa
saja di rolling dengan karyawan lainya
13. Apakah karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat datang dan pulang tepat
waktu sesuai dengan aturan yang berlaku ?
Iyaa kami tetap mengusahakan untuk datang tepat waktu
14. Apakah ada pengamat khusus budaya perusahaan Bank Jabar Banten Syariah KCP
Ciputat, baik internal maupun eksternal ?
Ada yaitu dchange agent dan darul tauhid manajemen
15. Secara umum apakah nilai-nilai budaya yang diterapkan sudah berjalan secara
maksimal ?
Iyaa masih menyesuaikan mungkin dengan nilai-nilai yang diterapkan
16. Kendala atau problem apa saja yang dihadapi dalam penerapan nilai-nilai budaya
perusahaan tersebut ?
Kalau kendala sih hampir tidak ada ya, tinggal kemauan saja sih
17. Solusi apa saja yang dilakukan untuk mengatasi problem-problem tersebut ?
Beradaptasi aja dengan nilai-nilai budaya yang ada, apalagi kalau dunia kerja ini
adaptable lah, gak bisa semau kita, kita harus sesuaikan perilaku dengan aturan yang
ada
Hasil Wawancara dengan karyawan bagian Funding Officer
Arief Pradono
Selasa, 20 Maret 2017
Ruang Pimpinan Bank BJB Syariah KCP Ciputat
1. Apa saja nilai-nilai budaya perusahaan yang terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah
KCP Ciputat ?
Nilai-nilainya yaitu MASLAHAH yaitu militan, amanah, solusi, layanan, harmoni,
holistik yang mana masing-masing nilai tersebut memiliki arti pedoman yang
mengarahkan karyawan untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan
2. Menurut anda apa definisi budaya perusahaan bagi Bank Jabar Banten Syariah KCP
Ciputat ?
Suatu kebijakan atau peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mendukung
tujuan suatu perusahaan dan diterapkan oleh semua karyawan
3. Seperti apa penerapan atau perwujudan budaya perusahaaan yang ada di Bank Jabar
Banten Syariah KCP Ciputat ?
pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan selama ini sih terlaksana dengan baik dan
selalu di terapkan oleh semua karyawan
4. Seberapa besar peran dari budaya perusahaan yang dirasakan hingga saat ini ?
Peranya sudah cukup baik dan dirasakan oleh semua karyawan yang berpengaruh
terhadap kinerja karyawan
5. Mengenai model budaya perusahaan seperti artefak, rancangan gedung, logo,
seragam, bahasan dll, apakah ada makna dari masing-asing model tersebut yang anda
ketahui ?
Mengenai model budaya perusahaan seperti artefak, rancangan gedung tidak
mengandung makna apa-apa. Kalau bahasa yang digunakan di sini pasti nya bahasa
Indonesia dan kadang-kadang kami berkomunikasi dengan karyawan yang lainya
dengan bahasa sunda, karena kebanyakan karyawan di sini berasal dari Jawa Barat.
Untuk logo perusahaan lebih jelasnya saya kurang begitu hafal
6. Apakah terdapat penghargaan bagi karyawan yang berintegritas tinggi ? bagaimana
penerapanya ?
Ya ada penghargaanya
7. Apakah terdapat sanksi bagi karyawan yang tidak melaksanakanya ? bagaimana
penerapanya ?
Ya ada juga sanksi bagi karyawan yang tidak melaksanakanya yaitu secara lisan
maupun tulisan
8. Bagaimana integritas karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat ?
Integritasnya ya profesionalitas dalam melakukan pekerjaan, dan pekerjaan tersebut
sesuai dengan tupoksi masing-masing karyawan
9. Apa yang anda lakukan untuk memberikan teladan yang baik bagi karyawan yang lain
di Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat ini ?
Biasanya sih memotivasi para karyawan yang lain untuk melakukan pekerjaan
sehingga bisa sesuai dengan harapan perusahaan
10. Bagaimana penilaian anda terhadap cara/metode yang digunakan oleh pimpinan anda
dalam menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan ?
Caranya sudah sesuai dengan harapan yaitu disampaikan pada setiap morning briefing
11. Apakah karyawan bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing ?
Ya harus, masing-masing karyawan punya tugas dan wewenangnya.
12. Apakah karyawan Bank Jabar Banten Syariah KCP Ciputat datang dan pulang tepat
waktu sesuai dengan aturan yang berlaku ?
Ya, dan terkadang pulang melebihi jam kerja
13. Apakah ada pengamat khusus budaya perusahaan Bank Jabar Banten Syariah KCP
Ciputat, baik internal maupun eksternal ?
Ada, internal yaitu dari karyawan dari setiap kcp, ekternal itu dari kantor pusat
14. Secara umum apakah nilai-nilai budaya yang diterapkan sudah berjalan secara
maksimal ?
Sudah maksimal dan tetap dibutuhkan penerapan yang lebih optimal lagi
15. Kendala atau problem apa saja yang dihadapi dalam penerapan nilai-nilai budaya
perusahaan tersebut ?
Keterbatasan kemampuan atau pengetahuan dalam menghadapi suatu masalah, Solusi
apa saja yang dilakukan untuk mengatasi problem-problem tersebut ?
Harus ditingkatkan pengetahuan suatu produk, belajar, baik melalui media sosial
maupun buku-buku perbankan syariah, pendidikan dan pelatihan terhadap para
karyawan
LAMPIRAN 13 : Dokumentasi
Gambar dokumentasi 1 : Setelah melakukan penelitian / wawancara
Gambar Dokumentasi 2 : Pembacaan al-qur’an beserta artinya pada
saat morning briefing
Gambar Dokumentasi 3 : Tagline Bank BJB Syariah KCP Ciputat,
Pada saat morning briefing
Gambar dokumentasi 4 : Penghargaan-penghargaan karyawan terbaik