25
IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN PADA KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT KOTA TANJUNGPINANG (Studi Terhadap Permendagri No 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan) NASKAH PUBLIKASI Oleh DEVI NARITA RAMADHANI SETIAWAN DIAN PRIMA SAFITRI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN PADA KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT

KOTA TANJUNGPINANG (Studi Terhadap Permendagri No 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

DEVI NARITA

RAMADHANI SETIAWAN

DIAN PRIMA SAFITRI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

1

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang

disebut dibawah ini :

Nama : DEVI NARITA

NIM : 100563201107 Jurusan/ Prodi : Ilmu Administrasi Negara Alamat : Jl. Gatot Subroto Km 5 Nomor Telp : 08531822 2150 Email : [email protected] Judul Naskah : IMPLEMENTASI PELAYANAN

ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN PADA KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT KOTA TANJUNGPINANG (Studi Terhadap Permendagri No 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan)

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 4 Agustus 2016

Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I

RAMADHANI SETIAWAN, M.Soc. Sc NIDN. 1026058301

Dosen Pembimbing II

DIAN PRIMA SAFITRI, M.Ap NIDN. 1001068503

Page 3: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

2

IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN PADA KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT

KOTA TANJUNGPINANG (Studi Terhadap Permendagri No 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan)

DEVI NARITA RAMADHANI SETIAWAN

DIAN PRIMA SAFITRI

Program Studi Ilmu Administrasi NegaraFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Pelaksanaan program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) yang tertuang dalam Peraturan mentri dalam negri (Permendagri) Nomor 4 Tahun 2010 merupakan jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh Kecamatan. Kecamatan Tanjungpinang Barat merupakan salah satu Kecamatan yang melaksanakan Kebijakan PATEN, namun dalam pelaksanaannya di Kecamatan Tanjungpinang Barat masih terjadi beberapa gejala permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan PATEN tersebut yaitu: Masih kurangnya sarana dan prasarana seperti loket pelayanan yang tidak lengkap, belum adanya standar waktu dan proses pelayanan yang dipublikasikan kepada masyarakat dan belum ada database mengenai pelayanan, dalam pendelegasian wewenang di Kecamatan Tanjungpinang Barat sehingga masih sering terjadi keterlambatan pengurusan dikarenakan Camat tidak ditempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Permendagri No. 4 Tahun 2010 tentang PATEN pada Kecamatan Tanjungpinang Barat Kota Tanjungpinang. Dalam penelitian ini melihat proses implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III dalam Winarno (2007:177). Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode Purposive sampling, yakni berdasarkan informasi yang diketahui oleh informan.Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan 1 orang sebagai informan kunci (key informan).Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis secara deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan memaparkan nilai variabel mandiri yang ditemukan dilapangan dalam bentuk kata, kalimat bahkan gambar, baik satu variabel atau lebih tanpa melihat hubungan dengan variabel lainnya. Dari penelitian yang didapatkan peneliti dilapangan diketahui bahwa dalam implementasi PATEN Kecamatan Tanjungpinang Barat komunikasi masih mengalami kendala dikarenakan sosialisasi belum menyeluruh dilaksanakan kepada masyarakat.Sumber daya penunjang implementasi PATEN sudah memadai dalam sumber daya pegawai tetapi ketersediaan sarana dan prasana masih kurang lengkap.Kecenderungan pegawai dalam mengimplementasi kebijakan PATEN di Kecamatan Tanjungpinang Barat sudah sangat mendukung.Pada struktur birokrasi Kecamatan Tanjungpinang Barat sudah menyesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) PATEN, sehingga memudahkan pegawai dalam penyelesaian pekerjaan.Implementasi PATEN Di Kecamatan Tanjungpinang Barat secara keseluruhan sudah berjalan dalam upaya mencapai peningkatan kualitas pelayanan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Kata kunci: Implementasi, Pelayanan, Administrasi.

Page 4: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

3

ABSTRACT

Implementation of District Integrated Administrative Services program contained in Ministry of Home Affairs Regulation No.4 of 2010 is the answer to problem faced by the District. District of West Tanjungpinang is the one District implementing district of Tanjungpinang Barat still occur some symptoms of problems related to the implementation of District Integrated Administrative Services are: Thereis still a lack of infrastructure such as counters incomplete, lack of standard time and service processes are published to the public and thereis no database of the service, within delegation of authority in the District of Tanjungpinang Barat so that they frequent service delays due District Head is not a place. The purpose of this research is to invigate the implementation of regulation No. 4 Year 2010 about District Integrated Administrative Services in District of Tanjungpinang Barat in Tanjungpinang City. In this research, see the policy implementation process proposed by Edward III in Winarno (2007:177). Informans in this study was determined by using purposive sampling method, which is based on the information known by the informant. Informants in this study amounted to 6 peoplewith the one persons askey informants. Data analysis techniquesused in this research is descriptive qualitative analysis techniques, the research done to find out and explain the value of independent variables were found in te field in the form of words, sentences and even an image,either a variable or more without seeing the relationship with other variables. Researchers obtained from the research field known that in the implementation of District Integrated Administrative Services in District Tanjungpinang Barat communication still experiencing problems due to socialization has not been thoroughly implemented to the public. Resources are sufficient to support the implementation of District Integrated Administrative Service employee in resources but the availability of facilities and infrastructures are still incomplete.the tendency of employees to implement District Integrated Administrative Services policies in the District of Tanjungpinang Barat have been very supportive. In the bureaucratic structure District of Tanjungpinang Barat adjust with Standard Operating Procedures (SOP) District Integrated Administrative services, making it easier for employees in the completion of the work. Implementation of District Integrated Administrative Services in District of Tanjungpinang Barat as a whole had to walk in order to achieve improvedquality of care and service closer to the community. Key Words: Implementation, Services, Administrative.

Page 5: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

4

A. PENDAHULUAN

Pelaksanaan program Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

seperti diatur dalam Permendagri No 4

Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan, di mana

seluruh Kecamatan sudah harus menerapkan

program tersebut pada tahun 2015.

Terwujudnya pelayanan publik yang

berkualitas (prima) menjadi salah satu ciri

tata pemerintahan yang baik (good

governance).Kinerja pelayanan publik

sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas

kehidupan masyarakat.Pembangun sistem

manajemen pelayanan publik yang handal

adalah keniscayaan bagi Daerah jika ingin

meningkatkan kesejahteraan warganya.

Perbaikan kualitas pelayanan publik menjadi

salah satu alasan mengapa Pemerintah

mendesentralisasikan kewenangan

penyelenggaraan pelayanan publik kepada

Daerah.

Penyerahan kewenangan

penyelenggaraan pelayanan kepada Daerah,

Pemerintah berharap pelayanan publik akan

menjadi lebih responsif atau tanggap

terhadap dinamika masyarakat di

Daerahnya. Ketika manajemen pelayanan

diserahkan ke Daerah, kesempatan warga

untuk ikut berpartisipasi dalam

penyelenggaraan pelayanan seharusnya

menjadi semakin terbuka.Warga harus dapat

dengan lebih mudah mengawasi jalannya

penyelenggaraan pelayanan.Masyarakat

harus dapat menyampaikan aspirasinya

kepada aparatur pemerintahan yang

memberikan pelayanan. Mekanisme

penyampaian keluhan harus dikembangkan

di setiap satuan birokrasi pelayanan dan

birokrasi wajib menindak lanjuti keluhan

yang disampaikan warga penggunanya.

Pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat

menjadi isu yang semakin strategis karena

kualitas kinerja aparatur pelayanan publik

memiliki implikasi yang luas dalam

kehidupan masyarakat.Kedekatan dan

keterbukaan pemerintah terhadap

masyarakatsecara politik harus

mencerminkan adanya tingkat partisipasi

yang tinggi dari masyarakat. Dalam setiap

pembuatan kebijakan publik melalui

kosensus kebersamaan dari seluruh

kekuatan-kekuatan politik yang ada.

Fase penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan kedudukan peran aparatur

pemerintah sangat penting dan menentukan.

Hal ini dikarenakan aparatur pemerintah

berkewajiban memberikan pelayanan yang

terbaik kepada masyarakat.Mutu atau

kualitas pelayanan merupakan kunci

keberhasilan kinerja suatu organisasi.

Pelayanan yang baik, maka kepuasan dan

loyalitas masyarakat dapat dipertahankan

dan bahkan ditingkatkan. Berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah dijelaskan bahwa tugas dari

kecamatan adalah melakukan

penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan

publik, dan pemberdayaan masyarakat

Desa/kelurahan. Pelimpahan kewenangan

bupati/ walikota dilakukan berdasarkan

pemetaan pelayanan publik yang sesuai

dengan karakteristik Kecamatan dan/atau

Page 6: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

5

kebutuhan masyarakat pada Kecamatan

yang bersangkutan.

Aparat Camat sebagai bagian dari

pegawai negeri dituntut untuk dapat menjadi

motor penggerak pembangunan karena

bersentuhan langsung dengan masyarakat

sehingga akan lebih memahami keadaan dan

kondisi masyarakat. Sebagai birokrat di

tingkat Camat dituntut untuk mampu

menangani kendala-kendala yang dihadapi

dalam usaha-usaha pembangunan yang

digalakkan pemerintah. Aparat Camat harus

mampu melaksanakan fungsi utamanya

yaitu memberikan pelayanan kepada

masyarakat dengan baik, cekatan, efektif dan

efisien.Sekretaris Camat dalam pelaksanaan

tugasnya bertanggung jawab kepada Camat,

sekretaris Camat dibantu oleh beberapa

orang staf.Birokrat di tingkat Camat ini

dituntut untuk dapat memberikan kontribusi

yang maksimal. Perbandingan jumlah aparat

yang tidak seimbang dengan jumlah

penduduk yang harus dilayani akan

menimbulkan persoalan apabila kerja aparat

lamban dan tidak efisien dalam

pelayanannya.

Terkait dengan pelayanan terhadap

publik/masyarakat ini, di dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, pada Pasal 7

Ayat 1 ditetapkan, urusan pemerintahan

yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah

Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/ Kota berkaitan dengan

pelayanan dasar. Pada tataran di bawahnya,

Kecamatan, Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2008 tentang Kecamatanditegaskan

bahwa tugas Camat meliputi antara lain

melakukan perencanaan kegiatan pelayanan

kepada masyarakat di Kecamatan dan

melakukan percepatan pencapaian standar

pelayanan minimal di wilayahnya.

Kantor Kecamatan seringkali

berhadapan langsung dengan permasalahan

yang ada dalam masyarakat. Karena itu,

masih diperlukan pembenahan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan

Kecamatan. Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) adalah

penyelenggaraan pelayanan publik di

Kecamatan dari tahap permohonan sampai

ke tahap terbitnya dokumen dalam satu

tempat. Ruang lingkup PATEN meliputi:

pelayanan bidang perizinan; dan pelayanan

bidang non perizinan. Maksud

penyelenggaraan PATEN adalah

mewujudkan Kecamatan sebagai pusat

pelayanan masyarakat dan menjadi simpul

pelayanan bagi kantor/badan pelayanan

terpadu di Kabupaten/kota.PATEN

mempunyai tujuan untuk meningkatkan

kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada

masyarakat. Kecamatan sebagai

penyelenggara PATEN harus memenuhi

syarat: substantif; administratif; dan teknis.

Syarat substantif adalah pendelegasian

sebagian wewenang Bupati/Walikota kepada

Camat. Persyaratan administratif meliputi:

standar pelayanan; dan uraian tugas personil

Kecamatan.

Kecamatan Tanjungpinang Barat merupakan

salah satu Kecamatan yang melaksanakan

Page 7: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

6

Kebijakan PATEN yang berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4

Tahun 2010 Tentang Pelayanan Terpadu

Kecamatan Pada Kecamatan Tanjungpinang

Barat Kota Tanjungpinang. Dalam

pelaksanaannya di Kecamatan

Tanjungpinang Barat masih terjadi beberapa

gejala permasalahan yang berkaitan dengan

pelaksanaan PATEN tersebut yaitu:

1. Masih kurangnya sarana dan

prasarana seperti Loket pelayanan

yang tidak lengkap, tidak semua

pelayanan yang harusnya ada di

kecamatan namun tidak

mempunyai loket sehingga ketika

masyarakat mau melakukan

pengurusan maka masyarakat akan

kesulitan.

2. Belum adanya standar waktu dan

proses pelayanan yang

dipublikasikan kepada masyarakat.

3. Belum ada database mengenai

pelayanan, dalam pendelegasian

wewenang di Kecamatan

Tanjungpinang Barat sehingga

masih sering terjadi keterlambatan

pengurusan dikarenakan Camat

tidak ditempat.

Berdasarkan dari hasil pengamatan

dalam melihat pelayanan di Kecamatan

Tanjungpinang Barat yang dituangkan

dalam uraian-uraian diatas maka kemudian

munculah berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan pelayanan tersebut,

Berangkat dari inilah maka penulis

menganggap perlu adanya rumusan-rumusan

terhadap permasalahan yang akan

dibahas.Adapun dalam penelitian ini peneliti

merumuskan permasalahan penelitian yang

harus dijawab dalam penelitian ini yaitu :

- Bagaimana Implementasi Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 4

Tahun 2010 Tentang Pelayanan

Terpadu Kecamatan Pada

Kecamatan Tanjungpinang Barat

Kota Tanjungpinang?

Adapun yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

- Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui bagaimanaimplementasi

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 4 Tahun 2010 Tentang

Pelayanan Terpadu Kecamatan Pada

Kecamatan Tanjungpinang Barat

Kota Tanjungpinang.

Hasil penelitian ini diharapkan akan

bermanfaat untuk:

1. Dijadikan bahan masukan bagi

Pemerintah khususnya Aparatur

Kecamatan Tanjungpinang Barat

berkaitan dengan pelaksanaan

Pelaksanaan Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan Pada

Kecamatan Tanjungpinang Barat

Kota Tanjungpinang.

2. Dijadikan sebagai bahan acuan bagi

peneliti berikutnya apabila memiliki

permasalahan yang sama, untuk

pengembangan ilmu pengetahuan

sosial khususnya administrasi negara

yaitu pelayanan publik.

Page 8: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

7

B. KONSEP TEORITIS

1. Kebijakan Publik

Kebijakan pada dasarnya merupakan

ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan

pedoman, pegangan atau petunjuk bagi

setiap usaha dan kegiatan dari aparatur

pemerintah/ pegawai. Menurut Frederich

yang dikutip Soemardi 1990:21 mengatakan

bahwa: “Kebijakan adalah suatu tindakan

yang mengarah pada tujuan yang diusulkan

oleh seseorang, kelompok atau pemerintah

dalam lingkungan tertentu sehubungan

dengan adanya hambatan-hambatan tertentu

seraya mencari peluang-peluang untuk

mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran

yang diinginkan”.

Kebijakan publik adalah hasil

pengambilan keputusan oleh manajemen

puncak baik berupa tujuan, prinsip, maupun

aturan yang berkaitan dengan hal-hal

strategis untuk mengarahkan manajer dan

personel dalam menentukan masa depan

organisasi yang berimplikasi bagi kehidupan

masyarakat. Suatu kebijakan publik yang

telah diterima dan disahkan (adapted)

tidaklah akan ada artinya apabila tidak

dilaksanakan. Implementasi kebijakan

publik haruslah berhasil, malahan tidak

hanya implementasinya saja yang berhasil,

akan tetapi tujuan (goal) yang terkandung

dalam kebijakan publik itu haruslah tercapai

yaitu terpenuhinya kepentingan masyarakat

(public inters).

Kebijakan publik adalah sebagai

kebijakan yang dibuat oleh badan-badan

pemerintah dan para aktor politik yang

bertujuan untuk menyelesaikan masalah

publik. Menurut Dye (Subarsono, 2008:2)

kebijakan publik adalah apapun pilihan

pemerintah untuk melakukan atau tidak

melakukan. Dari pendapat diatas dijelaskan

bahwa kebijakan publik mencakup sesuatu

yang tidak dilakukakn oleh pemerintah

disamping yang dilakukan oleh pemerintah

ketika pemerintah menghadapi suatu

masalah publik. Kebijakan itu merupakan

rumusan suatu tindakan yang dikembangkan

dan diputuskan oleh instansi atau pejabat

pemerintah guna mengatasi atau

mempertahankan suatu kondisi.

Maka dapat disimpulkan bahwa

kebijakan itu merupakan serangkaian

tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh

seseorang atau pemerintah, untuk mengatasi

suatu persoalan atau permasalahan yang

terdapat dalam masyarakat, sehingga dengan

kebijakan ini diharapkan akan dapat

mengatasi permasalahan yang terdapat

dalam masyarakat, sehingga dengan

kebijakan ini diharapkan akan dapat

mengatasi permasalahan tersebut.

2. Implementasi Kebijakan

Abidin (2002:186) menyatakan bahwa:

“Implementasi atau pelaksanaan kebijakan

terkait dengan identifikasi permasalahan dan

tujuan serta formulasi kebijakan sebagai

langkah awal dan monitoring serta evaluasi

sebagai langkah akhir”. Menurut Winarno

(2007:144) Implementasi dipandang secara

luas mempunyai makna pelaksanaan

undang-undang dimana berbagai aktor,

organisasi, prosedur dan teknik bekerja

bersama-sama menjalankan kebijakan dalam

upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan.

Page 9: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

8

Implementasi pada sisi yang lain merupakan

fenomena yang kompleks yang mungkin

dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu

keluaran (output) maupun sebagai suatu

dampak (outcome). Pendapat lain

dikemukakan oleh Dunn (2000:109)

menjabarkan bahwa implementasi kebijakan

merupakan rangkaian pilihan yang kurang

lebih hubungan (termasuk keputusan untuk

tidak bertindak) yang dibuat oleh badan dan

pejabat pemerintah yang diformulasikan ke

dalam bidang-bidang kesehatan,

kesejahteraan sosial, dan ekonomi.

Implementasi kebijakan merupakan

tahap kedua setelah pembuatan atau

pengembangan kebijakan. Nugroho

(2003:158) mengemukakan bahwa:

“implementasi kebijakan pada prinsipnya

adalah cara agar sebuah kebijakan dapat

mencapai tujuannya”

Nugroho (2003:158) mengemukakan

bahwa implementasi kebijakan pada

prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya. Dari

kedua pendapat ahli ini yang perlu

ditekankan adalah bahwa tahap

implementasi kebijakan tidak akan dimulai

sebelum tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran

ditetapkan atau diidentifikasikan oleh

keputusan-keputusan

kebijaksanaan.Penerapan suatu kebijakan

publik akan melibatkan beraneka macam

kegiatan seperti menyampaikan,

menekankan pengarahan, mengeluarkan

dana, pembentukan suatu organisasi,

struktur birokrasi pemerintahan, bahkan

melibatkan daerah atau negara lain, hal ini

sesuai seperti yang dikemukakan Edward III

(1980:2) bahwa implementasi kebijakan

publik dapat mencakup sekumpulan

tindakan yang luas yaitu menetapkan dan

mengimplementasikan instruksi-instruksi,

menentukan dana, menyerahkan bantuan,

menyetujui perjanjian, mengumpulkan data,

mengerahkan informasi, menganalisa

masalah unit-unti organisasi, menentukan

alternatif, merencanakan masa yang akan

datang dan bermusyawarah dengan rakyat,

dengan kelompok-kelompok kepentingan,

dengan aktivitas bisnis dengan komisi

legislatif, unit birokrasi, serta bahkan negara

lain.

Sejalan dengan definisi implementasi

kebijakan yang dikemukakan jelaslah bahwa

mereka yang terlibat dalam implementasi

kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya

adalah pihak pemerintah, kelompok, dan

individu-individu yang berkepentingan yang

ada dalam masyarakat, dimana kebijakan itu

diterapkan lebih lanjut oleh Edward III yang

mengatakan keberhasilan implementasi

kebijakan akan ditentukan oleh banyak

variabel dan faktor dan variabel tersebut

saling berhubungan satu sama lain, menurut

Edwards III (Subarsono 2008:90-92) ada

empat variabel dalam implementasi

kebijakan publik yaitu komunikasi, sumber

daya, disposisi dan struktur birokrasi:

1. Komunikasi

Implemetasi kebijakan publik agar

dapat mencapai keberhasilan, mensyaratkan

agar implementor mengetahui apa yang

harus dilakukan secara jelas. Apa yang

menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus

Page 10: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

9

diinformasikan kepada kelompok sasaran

(target group) sehingga akan mengurangi

distorsi implementasi. Apabila

penyampaian tujuan dan sasaran suatu

kebijakan tidak jelas, tidak memberikan

pemahaman atau bahkan tujuan dan sasaran

kebijakan tidak diketahui sama sekali oleh

kelompok sasaran, maka kemungkinan akan

terjadi suatu penolakan atau resistensi dari

kelompok sasaran yang bersangkutan. Oleh

karena itu diperlukan adanya tiga hal, yaitu;

1. Penyaluran (transmisi) yang baik

akan menghasilkan implementasi

yang baik pula (kejelasan).

2. Adanya kejelasan yang diterima

oleh pelaksana kebijakan sehingga

tidak membingungkan dalam

pelaksanaan kebijakan.

3. Adanya konsistensi yang diberikan

dalam pelaksanaan kebijakan. Jika

yang dikomunikasikan berubah-

ubah akan membingungkan dalam

pelaksanaan kebijakan yang

bersangkutan.

2. Sumber Daya

Dalam implementasi kebijakan harus

ditunjang oleh sumberdaya baik sumberdaya

manusia, materi dan metoda. Sasaran,

tujuan dan isi kebijakan walaupun sudah

dikomunikasikan secara jelas dan konsisten,

tetapi apabila implementor kekurangan

sumberdaya untuk melaksanakan,

implementasi tidak akan berjalan efektif dan

efisien. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya

tinggal di kertas menjadi dokumen saja tidak

diwujudkan untuk memberikan pemecahan

masalah yang ada di masyarakat dan upaya

memberikan pelayanan pada masyarakat.

Sumber daya tersebut dapat berwujud

sumberdaya manusia, yakni kompetensi

implementor dan sumberdaya finansial.

3. Disposisi

Suatu disposisi dalam implementasi

dan karakteristik, sikap yang dimiliki oleh

implementor kebijakan, seperti komitmen,

kejujuran, komunikatif, cerdik dan sifat

demokratis. Implementor baik harus

memiliki disposisi yang baik, maka dia akan

dapat menjalankan kebijakan dengan baik

seperti apa yang diinginkan dan ditetapkan

oleh pembuat kebijakan. Implementasi

kebijakan apabila memiliki sikap atau

perspektif yang berbeda dengan pembuat

kebijakan, maka proses implementasinya

menjadi tidak efektif dan efisien. Disposisi

adalah watak dan karakteristik yang dimiliki

oleh implementor, seperti komitmen,

keejujuran, sifat demokratis. Apabila

implementor memiliki disposisi yang baik,

maka dia akan menjalankan kebijakan

dengan baik seperti apa yang diinginkan

oleh pembuat kebijakan.

4. Struktur Birokrasi

Organisasi menyediakan peta sederhana

untuk menunjukkan secara umum kegiatan-

kegiatannya dan jarak dari puncak

menunjukkan status relatifnya. Garis-garis

antara berbagai posisi-posisi itu dibingkai

untuk menunjukkan interaksi formal yang

diterapkan. Kebanyakan peta organisasi

bersifat hirarki yang menentukan hubungan

antara atasan dan bawahan dan hubungan

secara diagonal langsung organisasi melalui

lima hal harus tergambar, yaitu;

Page 11: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

10

1. Jenjang hirarki jabatan-jabatan

manajerial yang jelas sehingga

terlihat “Siapa yang

bertanggungjawab kepada siapa?”

2. Pelembagaan berbagai jenis

kegiatan oprasional sehingga nyata

jawaban terhadap pertanyaan

“Siapa yang melakukan apa?”

3. Berbagai saluran komunikasi yang

terdapat dalam organisasi sebagai

jawaban terhadap pertanyaan

“Siapa yang berhubungan dengan

siapa dan untuk kepentingan apa?”

4. Jaringan informasi yang dapat

digunakan untuk berbagai

kepentingan, baik yang sifatnya

institusional maupun individual;

5. Hubungan antara satu satuan kerja

dengan berbagai satuan kerja yang

lain.

Dalam implementasi kebijakan,

struktur organisasi mempunyai peranan

yang penting. Salah satu dari aspek

struktur organisasi adalah adanya

prosedur operasi yang standar

(standard operating procedures/

SOP). Fungsi dari SOP menjadi

pedoman bagi setiap implementor

dalam bertindak. Struktur organisasi

yang terlalu panjang akan cenderung

melemahkan pengawasan dan

menimbulkan red-tape, yakni birokrasi

yang rumit dan kompleks. Hal

demikian pada gilirannya

menyebabkan aktivitas organisasi tidak

fleksibel. Dari pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa agar kebijakan itu

berhasildalam pencapaian tujuannya,

maka serangkaian usaha perlu

dilakukan diantaranya perlu

dikomunikasikan secara terbuka, jelas,

dan transparan kepada sasaran.

Perlunya sumber daya yang berkualitas

untuk pelaksanaannya dan perlunya

dirampungkan struktur pelaksana

kebijakan.

Van Meter dan Van Horn (dalam

Winarno 2007:146) mengatakan bahwa:

“implementasi kebijakan sebagai tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh individu-

individu (atau kelompok-kelompok)

pemerintah maupun swasta yang diarahkan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dalam keputusan-keputusan

kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan

ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah

keputusan-keputusan menjadi tindakan-

tindakan operasional dalam kurun waktu

tertentu maupun dalam rangka melanjutkan

usaha-usaha untuk mencapai perubahan-

perubahan besar dan kecil yang ditetapkan

oleh keputusan-keputusan kebijakan”.

Berdasarkan beberapa pendapat

tersebut diatas, dapat disimpulkan

implementasi kebijakan publik adalah suatu

tindakan pejabat pemerintah atau lembaga

pemerintah dalam menyediakan sarana

untuk melaksanakan progam yang telah

ditetapkan sehingga program tersebut dapat

menimbulkan dampak terhadap tercapainya

tujuan.

3. Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN)

Page 12: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

11

Pelayanan administrasi terpandu

kecamatan [PATEN] adalah penyelengaraan

pelayanan publik di kecamatan yang proses

pengelolaannya mulai dari permohonan

sampai ke tahap terbitnya dokumen

dilakukan dalam satu tempat. Satu tempat ini

diisi berarti cukup melalui satu meja atau

loket pelayanan sistem ini memosisikan

warga masyarakat hanya berhubungan

dengan petugas meja/loket pelayanan di

kecamatan.

PATEN diselenggarakan dengan

maksud untuk mewujudkan kecamatan

sebagai pusat pelayanan masyarakat dan

menjadi simpul pelayanan bagi badan/kantor

pelayanan terpandu satu pintu [PTSP] DI

KABUPATEN / kota bagi kecamatan yang

secara kondisi geografis daerah akan lebih

efektif dan efisien di layani melalui

kecamatan. Pusat pelayanan masyarakat

berarti di masa datang, kecamatan harus

mampu memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara proposional berdasarkan

kriteria dan skala kecamatan di bidang

perjinan dan non perjinan.

PATEN diselenggarakan dengan tujuan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan

mendekatkan pelayanan kepada masyrakat.

Peningkatan kualitas pelayanan ini terutama

terlihat pada aspek waktu dan biaya

pelayanan. Melalui penyelangaraan PATEN

warga masyarakat dapat menerima

pelayanan yang lebih cepat dan terukur

denganjelas. Cepat bila dibandingkan

dengan sebelum adanya PATEN. Bila

sebelumnya untuk mengurus suatu jenis

surat dan rekomendasi seorang warga yang

datang ke kantor kecamatan harus

menunggu penyelesaian surat/ rekomendasi,

seorang warga yang datang ke kantor

kecamatan harus menunggu penyelesaian

surat/ rekomendasinya bisa dalam waktu

satu jam,beberapa jam hingga beberapa hari

karena camat atau petugas yang berwenang

tidak ada di tempat, maka melalui PATEN

warga dijamin memperoleh pelayanan yang

cepat dan terukur dengan jelas sesuai dengan

standar pelayanan.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif, dimana

peneliti hanya menguraikan dan

menjelaskan penelitian sesuai dengan

kondisi sebenarnya tanpa menghubungkan

atau mengkaitkan terhadap unsur-unsur yang

lain dalam penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan

Tanjungpinang Barat Alasan peneliti

mengambil objek penelitian tersebut di

lokasi ini adalah karena masih terdapat

permasalahan di Kecamatan Tanjungpinang

Barat dalam memberikan pelayan yang

mengacu pada Permendagri Nomor 4

Tahun 2010.

Jenis data dalam penelitian ini adalah :

a. Data yang diperoleh langsung

darisubjek penelitian yang

mengenakan alat ukur atau alat

pengambilan data langsung pada

subjek sebagai sumber informasi

yang dicari yaitu studi lapangan.

Biasanya berupa pengumpulan data

yang diperoleh melalui kegiatan

penelitian dengan turun ke lokasi

Page 13: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

12

penelitian untuk mencari fakta yang

berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Ataupun data yang

dikumpulkan melalui hasil

wawancara secara langsung dengan

pihak yang menjadi obyek dalam

penelitian dalam hal ini adalah

objek wawancara yaitu pemimpin

dan pegawai Kecamatan

Tanjungpinang Barat serta

masyarakat yang menerima

pelayanan PATEN.

b. Data sekunder adalahpengumpulan

data yang dilakukan dengan

mengumpulkan dokumen-dokumen

yang relevan dengan penelitian.

Data yang diperoleh lewat pihak

lain, tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subjek penelitiannya

yaitu studi kepustakaan. Biasanya

berupa teknik pengumpulan data

atau informasi yang menyangkut

masalah yang diteliti dengan

mempelajari dari menelaah buku,

majalah atau surat kabar dan

bentuk-bentuk tulisan lainnya yang

ada relevansinya dengan masalah

yang diteliti.

Dalam penelitian ini tidak mengguna

kan sampel melainkan Informan. Penentuan

Informan sebagai sumber data dilakukan

dengan teknik purposive.Sugiyono

(2009:216) menyebutkan purposive adalah

penentuan sumber data yang dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu.

Untuk memperoleh data, peneliti

menetapkan Informan yang berjumlah 9

orang yang terdiri dari 1 orang Informan

Kunci (Key Informan) yaitu Sekretaris

Camat Kecamatan Tanjungpinang Barat

serta 7 Orang Informan. Adapun yang

menjadi pertimbangan peneliti adalah orang

yang dijadikan Informan adalah pegawai

yang memiliki pengetahuan dan memahami

tentang pelayanan PATEN, sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi subjek

yang diteliti.

Peneliti melakukan pengamatan

langsung terhadap pegawai Kecamatan

Tanjungpinang Barat dalam menjalankan

tugas pokok dan fungsinya dalam

memberikan Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN). Maksudnya

pengamatan dengan menggunakan indera

penglihatan yang berarti tidak mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, akan tetapi kegiatan-

kegiatan apa saja yang akan diamati telah

dituangkan dalam kertas observasi.

Data yang diperoleh dari informan

dikumpulkan lalu dipisahkan menurut jenis

data, kelompok data, kemudian data tersebut

dianalisis secara Deskriptif kualitatif.

Analisis data penelitian ini dilakukan

melalui sebuah proses yang terdiri dari

beberapa tahap yang dimulai sejak

pengumpulan data, kemudian dikerjakan

secara intensif hingga penelitian selesai

untuk memperoleh kesimpulan.

D. PEMBAHASAN

Implementasi kebijakan publik dapat

mencakup sekumpulan tindakan yang luas

yaitu menetapkan dan

mengimplementasikan instruksi-instruksi,

Page 14: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

13

menentukan dana, menyerahkan bantuan,

menyetujui perjanjian, mengumpulkan data,

mengerahkan informasi, menganalisa

masalah unit-unti organisasi, menentukan

alternatif, merencanakan masa yang akan

datang dan bermusyawarah dengan rakyat,

dengan kelompok-kelompok kepentingan,

dengan aktivitas bisnis dengan komisi

legislatif, unit birokrasi, serta bahkan negara

lain. (Edward III, 1980:2)

Kantor Kecamatan seringkali

berhadapan langsung dengan permasalahan

yang ada dalam masyarakat.Karena itu,

masih diperlukanpembenahan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan

Kecamatan.Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN) adalah

penyelenggaraan pelayanan publik di

Kecamatan dari tahap permohonan sampai

ke tahap terbitnya dokumen dalam satu

tempat. Ruang lingkup PATEN meliputi:

pelayanan bidang perizinan; dan pelayanan

bidang non perizinan. Maksud

penyelenggaraan PATEN adalah

mewujudkan Kecamatan sebagai pusat

pelayanan masyarakat dan menjadi simpul

pelayanan bagi kantor/ badan pelayanan

terpadu di Kabupaten/ kota.PATEN

mempunyai tujuan untuk meningkatkan

kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada

masyarakat. Kecamatan sebagai

penyelenggara PATEN harus memenuhi

syarat: substantif; administratif; dan teknis.

Syarat substantif adalah pendelegasian

sebagian wewenang Bupati/ Walikota

kepada Camat. Persyaratan administratif

meliputi: standar pelayanan; dan uraian

tugas personil Kecamatan.

Kecamatan Tanjungpinang Barat merupakan

salah satu Kecamatan yang melaksanakan

Kebijakan PATEN yang berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4

Tahun 2010 Tentang Pelayanan Terpadu.

Untuk mengetahui implementasi yang

terjadi di lapangan, maka dapat ditarik

beberapa dimensi dengan analisis berikut:

1. Komunikasi

Pelaksanaan kebijakan akan berjalan

sesuai dengan hasil yang diharapkan

apabila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan

kebijakan dipahami oleh individu-individu

yang bertanggungjawab dalam pencapaian

tujuan kebijakan. Kejelasan ukuran dan

tujuan kebijakan dengan demikian perlu

dikomunikasikan secara tepat dengan para

pelaksana. Hal ini dapat dilihat dari

indikator sebagai berikut :

a. Transmisi kebijakan

Transimisi kebijakan yang dapat

dilakukan dengan Sosialisasi terhadap

Implementasi Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang

Pelayanan Terpadu Kecamatan.

Implementasi kebijakan yang efektif

terjadi apabila para pembuat keputusan

tahu yang akan dikerjakan.

Komunikasi dalam pelaksanaan

kebijakan sangat penting untuk

dilaksanakan.Hal ini bertujuan agar

dapat memberikan informasi berkenaan

dengan kebijakan yang telah dibuat.Hal

ini juga sangat penting bagi para

implementor untuk melaksanakan

Page 15: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

14

sebuah kebijakan dimana kebijakan

akan dapat diketahui isi dan tujuannya

jika sudah dikomunikasi dengan baik

kepada para pelaksana kebijakan

tersebut.

Sebuah program maupun kebijakan

harusnya dikomunikasikan dengan baik

dari implementor kepada pihak-pihak

terkait yaitu masyarakat. Sosialisasi

kebijakan sebelumnya juga penting

guna pengawasan yang lebih baik dan

efektif, artinya masyarakat juga akan

turut berper serta dalam mencapai

tujuan sebuah kebijakan.

Namun, sosialisasi yang dilakukan

baik kepada masyarakat maupun

kepada pegawai maka ditemukan

bahwa sosialisasi belum menyeluruh.

Karena selama ini hanya pegawai saja

yang diberikan pengetahuan terhadap

hal tersebut.Sebelum dapat

mengimplementasikan suatu kebijakan

implementor harus menyadari bahwa

suatu keputusan telah dikeluarkan,

seringkali terjadi kesalahpahaman

terhadap keputusan yang telah

dikeluarkan agar tidak terjadi

kesalahpahaman harus dilakukan

sosialisasi baik kepada masyarakat

terlebih lagi kepada pegawai selaku

implementor serta sosialisasi yang

diberikan kepada masyarakat.

b. Adanya kejelasan

Sebuah kebijakan yang diambil

oleh pembuat kebijakan haruslah

mengandung konten yang jelas dan

konsisten. Kebijakan dengan isi yang

jelas akan memudahkan sebuah

kebijakan dan akan menghindarkan

distorsi atau penyimpangan dalam

pengimplementasiannya. Hal ini

dikarenakan jika suatu kebijakan

sudah memiliki isi yang jelas maka

kemungkinan penafsiran yang salah

oleh implementor akan dapat

dihindari dan sebaliknya jika isi suatu

kebijakan masih belum jelas atau

mengambang, potensi untuk salah

paham akan menjadi besar.

Agar implementasi berjalan

efektif, siapa yang bertanggungjawab

melaksanakan sebuah keputusan

harus mengetahui apakah mereka

dapat melakukannya.Sesungguhnya

implementasi kebijakan harus

diterima oleh semua staff dan harus

mengerti secara jelas dan akurat

mengenahi maksud dan tujuan

kebijakan.Untuk itu perlu adanya

kejelasan Pelayanan Terpadu

Kecamatanbaru kemudian dapat

diimplementasikan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Secara keseluruhan isi dan tujuan

dari pelaksanaan Pelayanan Terpadu

Kecamatan sudah jelas. Keberhasilan

suatu implementasi kebijakan,

membutuhkan adanya pemahaman

standart dan tujuan kebijakan dari

masing-masing individu yang

bertanggung jawab

melaksanakannya.

Standard dan tujuan kebijakan

harus dikomunikasikan dengan jelas

Page 16: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

15

agar tidak menimbulkan distorsi

implementasi. Jika standar dan tujuan

tidak diketahui dengan jelas oleh

pihak-pihak yang terlibat dalam

implementasi kebijakan, dapat

menimbulkan salah pengertian yang

dapat menghambat implementasi

kebijakan kepada para pelakana,

target group dan pihak lain yang

berpentingan baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap

kebijakan dapat diterima dengan

jelas, sehingga diantara mereka

mengetahui apa yang menjadi

maksud, tujuan dan sasaran serta

substansi dari kebijakan tersebut. Jika

mereka tidak jelas, maka mereka

tidak akan tahu apa yang seharusnya

dipersiapkan dan dilaksanakan agar

apa yang menjadi tujuan kebijakan

dapat dicapai secara efektif dan

efisien.

Komunikasi yang tampak dalam

implementasi PATEN di Kec.TPI Barat juga

dilihat dari pelayanan pegawai terhadap

masyarakat, berdasarkan hasil dilapangan

bahwa pelayanan pegawai terhadap

masyarakat belum sesuai dengan yang

tertuang dalam tujuan PATEN.Secara teknis

pelayanan di Kec.TPI Barat kepada

masyarakat dilihat dari adanya petugas

informasi, petugas loket, petugas operator

komputer dan petugas pemegang kas. Proses

komunikasi yang terbentuk dalam

implementasi PATEN secara teknis sangat

jelas namun dalam proses pelaksanaannya

terkendala pada penyampaian informasi

kepada masyarakat yang dilakukan petugas

informasi.

Secara keseluruhan proses komunikasi

yang terjadi dalam implementasi PATEN di

Kec. TPI Barat masih ada beberapa hal yang

belun sesuai dengan SOP sehingga

pencapaian tujuan dan sasaran belum

sepenuhnya dilakukan secara efektif.

2. Sumber daya

Untuk mengimplementasikan kebijakan

sangat dibutuhkan sumber-sumber terkait

dalam pelaksanaan kebijakan, adanya

sumber daya manusia yang menjamin

bahwa kebijakan dapat diarahkan kepada

sebagaimana yamg diharapkan, serta

adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang

dapat dipakai untuk melaksanakan

kebijakan. Ketersediaan sumber daya ini

dapat di ukur dari indikator sebagai

berikut:

a. Sumber daya manusia Sumber daya yang dimaksud adalah

yaitu pegawai yang menjalankan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Terpadu Kecamatan.Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetisi implementor, dan sumber daya penunjang seperti sarana dan prasarana.

Pihak Kecamatan sudah membagi tugas para pegawainya termasuk dalam melaksanakan Pelayanan Terpadu Kecamatan. Para pegawai diturunkan untuk menjalankan hingga mengawasi, serta melakukan peninjauan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan Pelayanan Terpadu Kecamatan di Kecamatan Tanjungpinang Barat.Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf atau pegawai.Kegagalan yang sering terjadi

Page 17: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

16

dalam implementasi kebijakan, salah-satunya disebabkan oleh staf/pegawai yang tidak cukup memadai, mencukupi, ataupun tidak kompeten dalam bidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup menyelesaikan persoalan implementasi kebijakan, tetapi diperlukan sebuah kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam mengimplementasi- kan kebijakan. b. Adanya ketersediaan sumber dana,

sarana dan prasana yang dimiliki

oleh Kecamatan Tanjungpinang

Barat.

Sumber dana dan sarana dan

Prasarana yang memadai guna

menunjang pelaksanaan pelayanan

seperti komputer, Seperti ruang kantor

atau ruang tunggu untuk masyarakat

yang memadai, ada 4 komputer untuk

menunjang pelaksanaan pekerjaan

pegawai dalam memberikan pelayanan,

sistem antrian untuk masyarakat.

Jumlah dana dan sarana prasarana

pada Kecamantan Tanjungpinang Barat

masih belum memadai. Ini akan

menjadi kurang optimalnya pelaksanaan

Pelayanan Terpadu Kecamatan.

Keterbatasan tersebut yang akan

menimbulkan masalah tidak hanya

untuk masyarakat tetapi juga untuk

pegawai.

Sumber daya yang berupa ketersediaan

jumlah pegawai, dana, sarana dan

prasarana merupakan persyaratan teknis

PATEN diatur dalam Permendagri No. 4

Tahun 2010 yang harus dimiliki oleh

kecamatan. Berdasarkan pengamatan

peneliti dilapangan bahwa jumlah pegawai

yang dimiliki oleh Kec.Tpi Barat belum

sepenuhnya mendukung pelaksanaan

PATEN, dengan tidak adanya pegawai

yang menempati meja informasi sebagai

media awal pengarahan pelayanan

terhadap masyarakat dan tidak hadirnya

Camat di Kec. TPI Barat akan

memperlambat pelayanan karena masih

adanya bentuk pelayanan surat

rekomendasi yang dikeluarkan oleh

kecamatan yang belum ada pelimpahan

wewenang terhadap Sekretaris Camat

sehingga pencapaian tujuan PATEN belum

tercapai. Ketersediaan sarana dan

prasarana penunjang disebutkan dalam

Permendagri sebagai berikut:

1. Tersedianya tempat piket yang akan

digunakan oleh petugas informasi

untuk menyampaikan informasi

dilapangan.

2. Loket/meja pendaftaran

3. Tempat pemrosesan berkas

4. Tempat pengolahan data dan

informasi

5. Tempat finalisasi proses

6. Ruang tunggu

7. Tempat penyerahan dokumen

8. Tempat pembayaran

9. Tempat penanganan pengaduan

10. Perangkat pendukung lainnya.

Di Kecamatan Tanjungpinang Barat tersedia

sarana dan pra sarana, namun masih terdapat

beberapa kekurangan yakni: tersedianya

tempat piket namun tidak adanya pegawai

yang menjaga tempat piket, tempat

pengolahan data dan informasi tidak

Page 18: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

17

tersedianya komputer untuk mempermudah

pekerjaan, ruang tunggu tidak tersedianya

pendingin ruangan dan tidak tersedianya

pegawai pada tempat penanganan

pengaduan. Pelayanan PATEN pada Kec.

TPI Barat prakteknya ruangan pelayanan

terpisah satu sama lain. Hal ini belum sesuai

dengan harapan PATEN bahwa sarana dan

pra sarana tidak harus terpisah satu sama

lain. Tempat pemrosesan berkas mungkin

saja merupakan satu ruangan dengan tempat

pengolahan data dan informasi. Sedangkan

tempat finalisasi proses adalah ruang kerja

dari Sekcam dan Camat masing-masing.

Demikian juga dengan loket pendaftaran

juga merupakan satu bagian dengan tempat

penyerahan dokumen dan tempat

pembayaran.

Sumber daya merupakan variabel yang

sangat penting dalam implementasi

kebijakan. Meskipun kebijakan sudah

dikomunikasikan dengan jelas kepada aparat

pelaksana, tetapi jika tidak didukung oleh

tersedianya sumber daya secara memadai

untuk pelaksanaan kebijakan, maka

pelaksanaan kebijakan akan sulit dicapai.

3. Sikap Pelaksana

Salah satu faktor yang mempengaruhi

efektifitas implementasi kebijakan adalah

sikap implementor. Jika implemetor setuju

dengan bagian-bagian isi dari kebijakan

maka mereka akan melaksanakan dengan

senang hati tetapi jika pandangan mereka

berbeda dengan pembuat kebijakan maka

proses implementasi akan mengalami

banyak masalah. Dalam hal ini dapat

dilihat dari indikator :

a. Adanya dukungan pegawai

Selaku pelaksana kebijakan untuk

memberikan dukungan dalam

Implementasi Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang

Pelayanan Terpadu Kecamatan.

Dukungan terhadap kebijakan

Pelayanan Terpadu Kecamatan

merupakan hal yang harus diperhatikan

demi terselenggaranya kebijakan

dengan baik dan lancar.Dukungan

dalam hal ini dari pegawai Kecamatan

Tanjungpinang Barat sangat

mempengaruhi keberhasilan kebijakan

Pelayanan Terpadu Kecamatan.

Berjalannya sebuah kebijakan agar

dapat efektif haruslah dengan adanya

dukungan dari berbagai pihak baik itu

dari sumber daya manusia mapun

sumber daya lainnnya, dengan adanya

kepedulian terhadap kebijakan yang

sudah dibuat maka, kebijakan akan

memberikan dampak yang baik dan

berjalan sebagai mana mestinya. Begitu

juga dengan adanya Pelayanan Terpadu

Kecamatan tersebut dengan adanya

dukungan dari implemetor selaku

pelaksana kebijakan maka kebijakan

akan berjalan dengan baik.

Pelaksanaan kebijakan pemerintah

merupakan salah satu upaya yang

dilakukan oleh pemerintah untuk

menuju pemerintahan yang lebih baik.

Kebijakan perlindungan dan

pengelolaan hidup ini juga merupakan

salah satu upaya pemerintah untuk

memperbaiki serta melesatarikan

Page 19: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

18

lingkungan yang ada di daerah-daerah

di seluruh indonesia agar menjadi lebih

baik dan tertata dengan baik. Untuk

menjalankan kebijakan tersebut para

pelaku kebijakan haruslah memberikan

dukungan sepenuhnya dengan

menjalankan serta mengatasi segala

masalah yang timbul, dalam hal ini

kebijakan tentang Pelayanan Terpadu

Kecamatan yang mana memerlukan

dukungan dari para pegawai dalam

menjalankan kebijakan ini.

Hal ini tentu saja akan memberikan

dampak yang baik terhadap kebijakan

jika para pelaksana kebijakan

memberikan dukungan terhadap

kebijakan ini. Dari pendapat yang

diberikan informan dan pegawai diatas

dapat diketahui bahwa pegawai

Kecamatan Tanjungpinang Barat dalam

memberikan dukungannya terhadap

kebijakan telah menjalankan kebijakan

serta menampung segala masalah yang

berkaitan dengan pelaksanaan

Pelayanan Terpadu Kecamatan.

b. Insentif pegawai

Selaku implementor dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 4 Tahun 2010 Tentang

Pelayanan Terpadu Kecamatan pegawai

harus diberikan insentif.Insentif yang

diberikan kepada pelaksana agar dapat

melaksanakan kebijakan dengan baik.

Hal ini dilakukan sebagai upaya

memenuhi kepentingan pribadi maupun

organisasi. Insentif dalam

melaksanakan pekerjaan merupakan

salah satu upaya untuk meningkatkan

kinerja pegawai dalam bekerja dan

merupakan bentuk apresiasi terhadap

apa yang dilakukan dalam

pekerjaannya.

Dalam menjalankan kebijakan,

insentif yang diberikan kepada para

implementor merupakan salah satu

upaya yang dilakukan agar para

implementor atau pelaksana kebijakan

dapat menjalankan kebijakan dengan

sebaik-baiknya dengan imbalan insentif

yang sesuai dengan pekerjannya.

Pentingnya pemberian insentif

kepada pegawai merupakan salah satu

upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kerja pegawai agar

pekerjaan yang dilakukan dapat

mencapai hasil yang maksimal.

Pelayanan Terpadu Kecamatan

dibutuhkan juga peran dari pegawai

yang bersangkutan dalam hal ini

pegawai Kecamatan untuk

berpartisipasi selaku pelaksana terhadap

kebijakan ini.Hal ini tidak terlepas pula

dari upaya agar pelaksanaan kebijakan

itu dapat berjalan dengan baik yang

mana salah satunya adalah dengan

memberikan insentif kepada pegawai

agar dapat bekerja dengan baik dan

semaksimal mungkin.

Insentif merupakan salah-satu

teknik yang disarankan untuk

mengatasi masalah sikap para

pelaksana kebijakan dengan

memanipulasi insentif. Pada dasarnya

orang bergerak berdasarkan

Page 20: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

19

kepentingan dirinya sendiri, maka

memanipulasi insentif oleh para

pembuat kebijakan mempengaruhi

tindakan para pelaksana kebijakan.

Dengan cara menambah keuntungan

atau biaya tertentu mungkin akan

menjadi faktor pendorong yang

membuat para pelaksana menjalankan

perintah dengan baik. Hal ini dilakukan

sebagai upaya memenuhi kepentingan

pribadi atau organisasi.

Peran dari seorang pegawai

terhadap jalannya kebijakan sangatlah

menentukan keberhasilan kebijakan

tersebut. Salah satu bentuk apresiasi

dari apa yang dikerjakan pegawai

adalah memberikan insentif terhadap

pekerjaan yang di lakukan. Dalam

pelaksanaan kebijakan pentingnya

pemberian insentif merupakan salah

satu upaya agak pegawai dapat bekerja

dengan baik serta dapat melaksanakan

kebijakan agar dapat berjalan sesuai

dengan tujuannya. Berdasarkan

jawaban yang diberikan oleh informan

dan informan kunci di atas dapat

diketahui bahwa tidak adanya insentif

yang diberikan kepada pegawai dalam

menjalankan kebijakan tersebut.Hal

senada juga disampaikan oleh informan

lainnya dalam wawancara bahwa tidak

adanya insentif yang diberikan kepada

pegawai dalam pelaksanaan kebijakan

tersebut.

Sikap penerimaan atau penolakan dari

agen pelaksana kebijakan sangat

mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan implementasi kebijakan

publik.

4. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi adalah karakteristik,

norma-norma, dan pola-pola hubungan

yang terjadi berulang-ulang dalam badan-

badan eksekutif yang mempunyai

hubungan baik potensial maupun nyata

dengan apa yang mereka miliki dalam

menjalankan kebijakan.

a. Adanya Standar Operating

Prosedures (SOP) dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 4

Tahun 2010 Tentang Pelayanan

Terpadu Kecamatan

Membahas badan pelaksana suatu

kebijakan, tidak dapat dilepaskan dari

struktur birokrasi. Struktur birokrasi

adalah karakteristik, norma-norma, dan

pola-pola hubungan yang terjadi

berulang-ulang dalam badan-badan

eksekutif yang mempunyai hubungan

baik potensial maupun nyata dengan

apa yang mereka miliki dalam

menjalankan kebijakan. Bila

sumberdaya cukup untuk

melaksanakan suatu kebijakan dan para

implementor mengetahui apa yang

harus dilakukan, implementasi masih

gagal apabila struktur birokrasi yang

ada menghalangi koordinasi yang

diperlukan dalam melaksanakan

kebijakan hal ini seperti harus adanya

pembagian tugas yang jelas serta

adanya standar operasional prosedur

dalam melaksanakan kebijakan

tersebut.

Page 21: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

20

Dalam pelaksanaan kebijakan

Standar Operasional Prosedur atau

prosedur kerja sangatlah penting untuk

diperhatikan untuk mencapai tujuan

dari kebijakan tersebut.Dengan SOP

para pelaksana dapat mengoptimalkan

waktu yang tersedia dan dapat

berfungsi untuk melaksanakan

tindakan-tindakan dengan benar sesuai

dengan prosedue yang ada, sehingga

dapat menimbulkan dampak yang baik

dalam pelaksanaan kebijakan.Adanya

standar yang menjadi pedoman dalam

memberikan pelayanan yaitu adanya

pedoman dalam memberikan

pelayanan.

Seluruh pegawai dianggap para

masyarakat sudah bekerja sesuai

dengan standarnya. Karena setiap

pelayanan yang diberikan selalu

melalui prosedur yang telah ada. Dan

dijelaskan secara rinci. Para pegawai

tidak pernah bekerja sesuka hati tetapi

semua sudah ada aturan dalam bekerja.

Seperti tidak ada pungutan liar karena

sudah ada peraturan, proses pengajuan

permohonan bantuan juga menjalani

beberapa prosedur terlebih dahulu dan

pegawai tidak boleh mempercepat atau

memberikan prosedur yang berbelit-

belit dalam pengurusan tersebut karena

semua sudah ada standarnya. Dengan

bekerja sesuai standar operasional

tersebut pegawai merasa cukup baik.

Karena merasa pegawai bekerja sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Telah adanya standar operasional

pegawai Kecamatan Tanjungpinang

Barat dalam melaksanakan Pelayanan

Terpadu Kecamatan, tetapi masalah

yang terkadang timbul membuat para

pegawai tidak dapat bekerja sesuai

dengan prosedur yang ada.Kekurangan

pegawai juga menjadi hal utama yang

membuat pegawai belum dapat bekerja

sesuai dengan standar operasional yang

telah ada.

Standar Operasional Prosedur

adalah pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai

dengan fungsi dan alat penilaian

kinerja instansi pemerintah berdasarkan

indikator indikator teknis, administratif

dan prosedural sesuai dengan tata

kerja, prosedur kerja dan sistem kerja

pada unit kerja yang bersangkutan.

Tujuan SOP adalah menciptakan

komitmen mengenai apa yang

dikerjakan oleh satuan unit kerja

instansi pemerintahan untuk

mewujudkan good governance. Standar

operasional prosedur tidak saja bersifat

internal tetapi juga eksternal, karena

SOP selain digunakan untuk mengukur

kinerja organisasi publik yang

berkaitan dengan ketepatan program

dan waktu, juga digunakan untuk

menilai kinerja organisasi publik di

mata masyarakat.

b. Fragmentasi yaitu adanya

pembagian tugas yang jelas dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Page 22: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

21

Nomor 4 Tahun 2010 Tentang

Pelayanan Terpadu Kecamatan.

Fragmentasi merupakan adanya

pembagian tugas yang jelas antara

pegawai yang melaksanakan kebijakan

terebut. Jika pembagian tugas dalam

pelaksanaan kebijakan sudah

ditetapkan maka para implementor

akan dapat mengetahui apa yang harus

dilakukan untuk mencapai keberhasilan

dari kebijakan tersebut.

Pelaksanaan suatu kebijakan

pemerintah dapat nilai baik ketika

adanya kerja sama antar implementor

untuk mencapai dari tujuan tersebut,

hal ini tentu saja bergantung juga

kepada pembagian tugas yang

diberikan kepada pelaksana kebijakan

agar dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya sesuai dengan aturan yang

ditetapkan untuk menjalankan

kebijakan tersebut. Adapun pembagian

tugas ini bertujuan untuk memudahkan

pekerjaan serta mengelompokan tugas

sesuai dengan tanggung jawab masing-

masing personil atau unit kerja.

Namun, di Kecamatan TPI Barat

tidak adanya pembagian tugas secara

khusus untuk melaksanakan kebijakan

ini melainkan hanya menyesuaikan

dengan tupoksi yang ada sesuai dengan

bidang masing masing serta juga

melihat kepada kemampuan pribadi

pegawai pada Kecamatan

Tanjungpinang Barat.

Pembagian tugas dalam

melaksanakan kebijakan sangat perlu

untuk diketahui oleh para pelaksana

kebijakan yang bertujuan agar

pelaksanaan kebijakan akan lebih

mudah dan terarah sesuai dengan tugas

yang sudah ditetapkan.

E. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dari bab

sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan

bahwa dalam implementasi Pelayanan

terpadu kecamatan di Kecamatan

Tanjungpinang Barat sudah berjalan

mengikuti prosedur penyelenggaraan

PATEN sesuai dengan Petunjuk Teknis

Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan yang dituang dalam Keputusan

Mentri Dalam Negri Tahun 2010. Dalam hal

pelaksanaan kebijakan dilapangan PATEN

belum dapat mencapai peningkatan kualitas

pelayanan seutuhnya dan mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat. Masih

terdapat adanya beberapa permasalahan

dilapangan yakni sebagai berikut:

a. Komunikasi belum berjalan

sebagaimana mestinya, kebijakan

Pelayanan terpadu kecamatan baik

tujuan dan sasarannya belum

disosialisasikan secara menyeluruh

untuk masyarakat.

b. Sumberdaya dalam pegawai sudah

memadai namun dari segi fasilitas

harus kembali di perhatikan. Masih

kurangnya dan juga mempengaruhi

ketersediaan kelengkapan sarana

prasarana yang ada di Kantor

Kecamatan Tanjungpinang Barat

yang merupakan fasilitas

Page 23: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

22

pendukung dalam pelaksanaan

Pelayanan terpadu kecamatan ini.

c. Kecenderungan setiap pegawai

mendukung adanya Pelayanan

terpadu kecamatan di Kecamatan

Tanjungpinang Barat. Berjalannya

sebuah kebijakan agar dapat efektif

haruslah dengan adanya dukungan

dari berbagai pihak baik itu dari

sumber daya manusia maupun

sumber daya lainnnya, dengan

adanya kepedulian terhadap

kebijakan yang sudah dibuat maka,

kebijakan akan memberikan

dampak yang baik dan berjalan

sebagai mana mestinya. Begitu juga

dengan adanya Pelayanan terpadu

kecamatan tersebut dengan adanya

dukungan dari implemetor selaku

pelaksana kebijakan maka

kebijakan akan berjalan dengan

baik, belum adanya insentif juga

akan menghambat pelaksanaan

Pelayanan terpadu kecamatan ini

berjalan dengan baik karena dengan

insentif akan meningkatkan kinerja

pegawai dalam melaksanakan

kebijakan Pelayanan terpadu

kecamatan ini.

d. Struktur birokrasi sudah sangat

mendukung pelaksanaan PATEN,

yaitu dalam implementasi

Pelayanan terpadu kecamatan sudah

ada SOP sebagai pedoman dalam

pelaksanaannya, kemudian sudah

ada pembagian tugas yang jelas

siapa yang melaksanakan kebijakan

ini, semua sudah berjalan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya

masing-masing.

Berdasarkan hasil penelitian yang

didapatkan oleh peneliti, maka peneliti

memberikan masukan atau saran yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi

Kecamatan Tanjungpinang Barat untuk

mengimplementasikan PATEN agar lebih

maksimal dalam rangka memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Adapun saran

yang dapat peneliti sampaikan terhadap

kendala yang dialami oleh Kecamatan

Tanjungpinang Barat adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi dioptimalkan dengan

melakukan sosialisasi mengenai

pelayanan terpadu kecamatan

kepada seluruh masyarakat dengan

melalui berbagai media sehingga

masyarakat akan memahami dan

dapat mendukung pelaksanaan

PATEN di Kecamatan

Tanjungpinang Barat. Komunikasi

yang terjadi didalam pelaksanaan

PATEN yang terjadi diantara

organisasi-organisasi terkait harus

dikoordinasikan agar mampu

mencapai pelayanan yang

maksimal kepada seluruh

masyarakat.

b. Sumber daya pihak Kecamatan

Tanjungpinang Barat perlu adanya

penambahan untuk menciptakan

kualitas dan kuantitas sumber daya

manusia sebagai aparatur

penyelenggaraan yang mampu

mendukung pelaksanaan PATEN,

Page 24: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

23

beserta peningkatan fasilitas

pendukung dalam implementasi

Pelayanan terpadu kecamatan

seperti penambahan perangkat

teknologi yang mampu

menciptakan pelayanan yang lebih

cepat serta efektif dan efesien.

c. Kecenderungan sikap pelaksana

pihak kecamatan perlu adanya

perubahan pola fikir (mainset)

pegawai dalam upaya pembenahan

penyelenggaraan pelayanan publik

kepada masyarakat. Pelayanan

kepada masyarakat harus

dilaksanakan secara menyeluruh

tanpa adanya diskriminasi terhadap

suku maupun kedudukan

masyarakat dalam kehidupan sosial.

Pelayanan kepada masyarakat harus

mencerminkan adanya reformasi

birokrasi yang mereformasi mental

dan perilaku birokrasi untuk

mencapai pelayanan publik yang

berkualitas.

d. Struktur birokrasi dalam

implementasi Pelayanan terpadu

kecamatan tertuang dalam SOP

sebagai pedoman dalam

pelaksanaannya. Namun pola kerja

para pegawai didalamnya harus

diubah pelayanan PATEN harus

diselenggarakan menurut sistem

yang berlaku, sehingga SOP

pelaksanaan dapat diselenggarakan

dengan sebagaimanana yang

diharapkan dalam tujuan

pelaksanaan PATEN.

Pelaksanaan PATEN ditujukan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Peningkatan kualitas pelayanan ini terutama

terlihat pada aspek waktu dan biaya

pelayanan. Namun dalam pelaksanaannya

dilapangan ditemukan bahwa dalam

perumusan beberapa surat perizinan maupun

non perizinan masih adanya syarat untuk

membawa kelengkapan dokumen seperti

fotokopi kartu tanda penduduk, kartu

keluarga ataupun lainnya sehingga

pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat

belum dapat dikatakan efesien dan

ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung : CV Alfabeta

Agustino, Leo, 2012, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta

Burhan, Bungin, 2011, Penelitian Kualitatif,Jakarta : Kencana Predara Media Group Dediknas.

Dunn, Wiliam, 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta: UGM University Press.

Edward III, 1980, Implementing Public Policy, Washington Dc: Quartely Press

Moleong, J Lexy,2009, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Nugroho, Riant D. 2003.Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan

Page 25: IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN

24

Evaluasi.Jakarta : PT.Elex Media Komputindo

.............., 2007.Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi Cetakan kedua.Jakarta : PT.Elex Media Komputindo

Soemadi, 1990. Implementasi Kebijakan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.

Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta.

..............., 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suharno. 2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta : UNY Press.

Wahab. Solichin Abdul. 1997. Analisis Kebijaksanaan: dari Formula ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

.............., 2001.Analisis Kebijaksanaan: dari Formula ke Implementasi Kebijaksanaan Negara Cetakan Ke 4. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.

............., 2013.Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik Cetakan ke 6. Malang: Bayu Media.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita.

DOKUMEN-DOKUMEN :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan

SK Walikota Tanjungpinang Nomor 466 Tahun 2013, Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Kota Tanjungpinang.

Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor 138-270 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

SKRIPSI

Gurning, Armando Desman, 2013, Implementasi Pelayanan Admininstrasi Terpadu Kecamatan Di Kabupaten Siak. Jakarta:Universitas Indonesia.

Nurkhaenti, 2015, Pengaruh Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Terhadap Tingkat Kepuasaan Masyarakat Di Kabupaten Brebes, Tegal:Universitas Pancasakti.

Putri, Ranggala Tara, 2015, Implementasi Kebijakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Di Kecamatan Natar Lampung Selatan, Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Ramadani, Dwi Vintya, 2015, Kualitas Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta, Yogyakarta:Universitas Negri Yogyakarta.