29
IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG SIAGA BENCANA DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012 Naskah Publikasi Oleh: DODI PRANATA NIM. 110565201060 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG SIAGA BENCANA DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 6. · IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG SIAGA BENCANA DI KELURAHAN

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG SIAGA BENCANA DI

    KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI

    KOTA TANJUNGPINANG

    TAHUN 2012

    Naskah Publikasi

    Oleh:

    DODI PRANATA

    NIM. 110565201060

    PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

    TANJUNGPINANG

    2016

  • ABSTRAK

    Kelurahan Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang

    merupakan salah satu kawasan yang rawan akan terjadinya suatu bencana untuk

    itu perlu melaksanakan berbagai kegiatan mengatasi bencana salah satunya

    kegiatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang di wacanakan oleh

    Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui PERMENSOS No.128 Tahun

    2011 Tentang Kampung Siaga Bencana. Maksud Peraturan Kementrian Sosial

    Republik Indonesia ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada

    masyarakat dari ancaman dan risiko bencana dengan cara menyelenggarakan

    kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui

    pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada pada lingkungan setempat.

    Untuk itu Pemberdayaan terhadap masyarakat dalam penanggulangan bencana

    merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh Pemerintah

    Daerah.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data untuk analisis didapat

    dari sumber data primer dan data sekunder dengan metode observasi lapangan,

    wawancara mendalam dengan informan dan responden, serta melalui kajian

    pustaka dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

    tentang bagaimana implementasi Program Kampung Siaga Bencana Di Kelurahan

    Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.

    Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi Program Kampung

    Siaga Bencana Di Kelurahan Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota

    Tanjungpinang sudah berjalan cukup baik. Hanya saja Pemerintah harus

    memperhatikan lagi dalam pengawasan berjalannya program dan peningkatan

    keberhasilan Program Kampung Siaga Bencana Di Kelurahan Tanjung Unggat

    Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.

    Kata kunci: Implementasi, Kebijakan, Program Kampung Siaga Bencana.

  • ABSTRACT

    Village of Tanjung Unggat District of Bukit Bestari Tanjungpinang is one

    area that is prone to the occurrence of a disaster it is necessary to carry out

    various activities to overcome the disaster one community-based disaster

    management activities are in wacanakan by the Ministry of Social Affairs of the

    Republic of Indonesia through Permensos 128 Year 2011 about Kampung

    Disaster Preparedness. Regulation of the Ministry of Social Affairs intention of

    the Republic of Indonesia is to protect the people from the threats and risks by

    way of conducting disaster prevention and community based disaster management

    through the utilization of natural and human resources that exist on the local

    environment. For the empowerment of the community disaster management is one

    very important thing to be noticed by the local government.

    The research is a qualitative research, data for analysis were found from

    both primary and secondary sources. Data were collected on field observation

    and by indeepth interview with both informan and respondent and documentary

    study. This study aims to provide an overview of how the implementation of the

    Programme Kampung Tanjung Preparedness in Sub District of Bukit Bestari

    Unggat Tanjungpinang.

    These results indicate that the implementation of the Programme

    Kampung Tanjung Preparedness in Sub District of Bukit Bestari Unggat

    Tanjungpinang is good enough. It's just that the Government should pay attention

    again in the supervision of the program and increase the success of Disaster

    Preparedness Programme Kampung Tanjung Unggat In the Village District of

    Bukit Bestari Tanjungpinang.

    Keywords: Implementation, Policy, Program Kampung Disaster Preparedness

  • I . PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bencana adalah rangkaian

    peristiwa yang mengancam dan

    menggangu kehidupan masyarakat

    yang disebabkan oleh faktor alam,

    faktor non alam maupun faktor

    manusia sehingga dapat

    mengakibatkan timbulnya korban

    jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian

    harta benda dan dampak psikologis.

    Kementerian Sosial Republik

    Indonesia mempunyai tugas dalam

    pemerintahan untuk membantu

    Presiden dalam menyelenggarakan

    pemerintahan negara yakni

    menyelenggarakan urusan di bidang

    sosial. Urusan di bidang sosial

    meliputi rehabilitasi sosial,

    perlindungan dan jaminan sosial dan

    pemberdayaan sosial serta

    penanggulangan kemiskinan.

    Berdasarkan Undang-Undang

    Nomor 11 Tahun 2009 tentang

    Kesejahteraan Sosial Kementerian

    Sosial memiliki tugas dan tanggung

    jawab terkait kesejahteraan sosial

    seluruh rakyat Indonesia. Guna

    melindungi kesejahteraan sosial yang

    disebabkan oleh bencana, untuk itu

    Kementrian Sosial menerapkan

    sebuah kebijakan penanggulangan

    bencana berupa Peraturan Mentri

    Sosial Republik Indonesia Nomor.

    128 Tahun 2011 Tentang Kampung

    Siaga Bencana, dibentuk dengan

    maksud untuk memberikan

    perlindungan kepada masyarakat dari

    ancaman dan risiko bencana dengan

    cara menyelenggarakan kegiatan

    pencegahan dan penanggulangan

    bencana berbasis masyarakat melalui

    pemanfaatan sumber daya alam dan

    manusia yang ada pada lingkungan

    setempat.

  • Penanggulangan bencana

    oleh Kementerian Sosial Republik

    Indonesia sebagai upaya untuk

    memberikan perlindungan sosial bagi

    korban bencana. Perlindungan sosial

    itu sendiri diartikan sebagai upaya

    yang diarahkan untuk mencegah dan

    menangani resiko dari guncangan

    dan kerentanan sosial dan pembuatan

    kebijakan kampung siaga bencana

    oleh Kementrian Sosial adalah

    pelaksanaan tugas untuk mencegah

    dan menangani resiko dari

    guncangan dan kerentanan sosial

    yang disebabkan oleh bencana.

    Pemberdayaan terhadap

    masyarakat dalam program ini sangat

    utamakan guna memberikan

    perlindungan kepada masyarakat dari

    ancaman dan risiko bencana dengan

    cara menyelenggarakan berupa

    kegiatan pencegahan dan

    penanggulangan bencana berbasis

    masyarakat melalui pemanfaatan

    sumber daya alam dan manusia yang

    ada pada lingkungan setempat, atau

    dengan kata lain pemberdayaan

    dalam penanggulangan bencana ini

    merupakan salah satu upaya untuk

    membangun daya masyarakat dengan

    mendorong memberikan motivasi

    dan membangkitkan kesadaran akan

    potensi yang dimilikinya.

    Pemerintah Daerah Kota

    Tanjungpinng adalah Pemerintah

    Kota Tanjungpinang yang terdiri dari

    Walikota beserta Perangkat Otonom

    yang lain sebagai Badan Eksekutif

    Daerah, dalam menyelenggarakan

    pemerintahannya Walikota dibantu

    oleh perangkat daerah yang terdiri

    dari Sekretariat Daerah, Sekretariat

    DPRD, Dinas Daerah, Lembaga

    Teknis Daerah, Kecamatan dan

    Kelurahan.

  • Kelurahan Tanjung Unggat

    sebagai salah satu kelurahan yang

    ada dalam wilayah Kecamatan Bukit

    Bestari Kota Tanjungpinang,

    Kelurahan ini merupakan salah satu

    daerah yang berpenduduk padat dan

    sangat rawan serta rentan akan

    bencana. Untuk lebih jelas dapat

    dilihat pada tabel 1. 1 berikut:

    Tabel. 1. 1

    Identifikasi Sejarah

    Bencana

    IDENTIFIKASI SEJARAH DAN DAMPAK BENCANA

    DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT

    Bencana Lokasi Sejarah

    (th) Dampakbencana Musim Bulankejadianhujan Ancaman Ket

    Banjir RW 01-

    RW09 2005 Kerusakanlingkunganwarga Penghujan September - januari Banjirgenangan

    RW 01-RW

    09 2006

    Kerusakanlingkunganwarga,

    rusaknyahartabendawarga Penghujan September - februari Banjirbesar

    RW 01-RW

    09 2007 Kerusakanlingkungan Penghujan

    September -

    desember Banirgenangan

    RW 01-

    RW09 2008 Kerusakanlingkungan Penghujan

    September -

    desember Banjirgenangan

    RW 01-RW

    09 2009 Kerusakanlingkungan Penghujan

    September -

    desember Banjirgenangan

    RW 01-RW

    09 2010 Kerusakanlingkungan Penghujan

    September -

    desember Banjirgenangan

    RW 01-RW

    09 2011 Kerusakanlingkungan Penghujan

    September -

    desember Banjirgenangan

    RW 01-RW

    09 2012 Kerusakanlingkungan Penghujan

    September -

    desember Banjirgenangan

    RW 01-RW

    09 2013 Kerusakanlingkungan Penghujan

    September -

    desember Banjirgenangan

    RW 01-RW

    09 2014 Kerusakan Lingkungan Penghujan

    September-

    Desember

    Banjir

    Genangan

    RW 01-RW

    09 2015 Kerusakan Lingkungan Penghujan

    September-

    Desember

    Banjir

    Genangan

    Kebakaran

    Pemukiman

    RW 03-

    RW07

    2015

    KerusakanRumah Kemarau Mei - juni Kekeringan

    Sumber: Kantor Kelurahan Tanjung Unggat, 2015

  • Pada tabel diatas menunjukan

    bahwa pada kampung-kampung yang

    terdapat pada Kelurahan Tanjung

    Unggat Kecamtan Bukit Bestari Kota

    Tanjungpinang. Jika kita amati

    Kelurahan Tanjung Unggat ini

    sangat rawan akan terjadinya

    bencana seperti adanya bencana

    kebakaran, banjir, dan angin puting

    beliung. Untuk itu sangat perlu

    dibentuk Kampung Siaga Bencana

    (KSB) di lingkungan tersebut,

    sebagai salah satu langkah antisipasi

    akan datangnya suatu bencana.

    Penanggulangan bencana di

    Kelurahan Tanjung Unggat perlu

    untuk terus di benahi agar tujuan

    pemerintah untuk melindungi

    masyarakat dari resiko dan dampak

    akan bencana dapat terlaksana.

    1. 2 Perumusan Masalah

    Kelurahan Tanjung Unggat

    sebagai salah satu kelurahan yang

    ada dalam wilayah Kecamatan Bukit

    Bestari Kota Tanjungpinang, dimana

    Kelurahan ini merupakan salah satu

    daerah yang berpenduduk padat dan

    sangat rawan serta rentan akan

    bencana kebakaran, banjir,

    gelombang pasang dan angin puting

    beliung. Untuk itu sangat perlu

    dibentuk Kampung Siaga Bencana di

    lingkungan tersebut, sebagai salah

    satu langkah antisipasi akan

    datangnya suatu bencana.

    Berdasarkan uraian dalam

    latar belakang diatas maka penulis

    menyimpulkan rumusan masalah

    dalam penelitian ini yaitu:

    Bagaimana Implementasi Program

    Kampung Siaga Bencana Di

    Kelurahan Tanjung Unggat

    Kecamatan Bukit Bestari Kota

    Tanjungpinang Tahun 2012?

  • 1. 3 Tujuan dan Manfaat

    Penelitian

    1. 3. 1 Tujuan

    Secara umum tujuan yang

    ingin dicapai dalam penelitian ini

    adalah untuk dapat melihat

    bagaimana keterkaitan kebijakan

    penanggulangan bencana yang

    dilakukan oleh pemerintah telah

    memberikan dampak menurunkan

    ancaman akan terjadinya suatu

    bencana serta melakukan

    pemberdayaan terhadap masyarakat

    dalam menanggulangi bencana.

    1. 3. 2 Manfaat Penelitian

    Secara praktis bahwa hasil

    penelitian ini dapat dijadikan sebagai

    bahan informasi dan masukan serta

    referensi bagi pemerintah, pihak

    kelurahan, masyarakat di Kelurahan

    Tanjung Unggat, dan Peneliti tentang

    penilaian program Kampung Siaga

    Bencana (KSB) di Kelurahan

    Tanjung Unggat Kota

    Tanjungpinang.

    5 Konsep Operasional

    Untuk memudahkan analisa

    data dan menghindari salah

    pengertian dalam menafsirkan

    istilah-istilah yang terdapat pada

    penulisan ini maka harus

    dioperasionalkan agar benar-benar

    mengarah kepada fenomena atau

    fokus penelitian. Pada konsep

    operasional yang dimaksud dalam

    penelitian ini adalah implementasi

    program Kampung siaga Bencana.

    Penelitian ini dapat

    menggunakan teori implementasi

    kebijakan yang dikemukakan oleh

    Grindle (1980), dalam hal ini

    terdapat variabel-variabel yang

    dijadikan konsep penelitian yang

    terdiri dari:

  • 1. Isi Kebijakan (content of policy)

    Dalam konteks ini

    menjelaskan tentang hal-hal yang

    berhubungan dengan isi

    kebijakanyang mengacu kepada

    target, salah satunya adalah

    kriteria dari sasaran yang akan

    ditetapkan, bagaimana

    menentukannya, alasan

    menentukannya dan siapa yang

    memiliki kewenangan dalam

    menentukan sasaran atau target,

    yang meliputi:

    a. Pihak penerima kebijakan

    b. Jenis manfaat yang

    diperoleh

    c. Pelaksana program

    d. Sumber daya yang

    dilibatkan

    2. Lingkungan Implementasi

    (context of implementation)

    Mengenai hal dimana dan

    oleh siapa kebijakan tersebut

    diimplementasikan juga akan

    dapat mempengaruhi tingkat

    keberhasilan dari tujuan

    implementasi karena hasil dari

    implementasi yang diraih tetap

    bergantung kepada implementator

    dan faktor-faktor pendukung

    lainnya yang dapat membantu

    dalam jalannya program. Karakter

    dari pelaksana akan dapat

    berpengaruh dalam tindakan

    pengimplementasian kebijakan.

    Adapun pelaksana yang terlibat

    dalam implementasi program ini

    antara lain:

    a. Peran Pemerintah,

    b. Instansi-instansi yang

    memiliki kepentingan yang

    terlibat.

  • 3. Hasil Kebijakan

    Keberhasilan dari

    pelaksanaan program akan dapat

    dilihat dari dampak, yang terdiri

    atas dampak positif dan dampak

    negatif. Dampak positif

    menunjukan bahwa keberhasilan

    dari program dan dampak negatif

    menunjukan adanya masalah yang

    terjadi.

    1. 6 Metode Penelitian

    Metode penelitian merupakan

    keseluruhan dari cara penelitian yang

    didasarkan pada pendekatan tertentu

    sementara metode penelitian lebih

    merupakan rincian teknik-teknik

    yang dilakukan dalam sebuah

    penelitian. Berikut metode penelitian

    terdiri dari:

    1. 6. 1 Jenis Penelitian

    Metode Penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini

    adalah Deskriftif Kualitatif, yakni

    penelitian yang dilakukan secara

    langsung digambarkan dari hasil

    penelitian yang berdasarkan kepada

    pengamatan penulis di lapangan dan

    juga dari jawaban responden tentang

    Program Kampung Siaga Bencana di

    Kelurahan Tanjungunggat

    Kecamatan Bukit Bestari Kota

    Tanjungpinang.

    Menurut Sugiono (2005 : 11)

    penelitian deskriptif Kualitatif

    bertujuan menggambarkan fakta-

    fakta dan karakteristik populasi

    secara faktual dan cermat dengan

    mengklasifikasikan dan

    menginterprestasikan fenomena-

    fenomena yang ada.

    Adapun alasan peneliti

    menggunakan jenis penelitian

    deskriptif karena peneliti ingin

    mengungkapkan fenomena yang ada

    dengan menceritakan dalam bentuk

  • kata-kata yang sesuai dengan

    kenyataan dilapangan.

    1. 6. 2 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di

    Kelurahan Tanjung Unggat

    Kecamatan Bukit Bestari. Alasan

    penulis memilih lokasi penelitian

    tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Karena Kelurahan Tanjung

    Unggat merupakan salah

    satu daerah sasaran

    Program Kampung Siaga

    Bencana (KSB).

    2. Karena Kelurahan Tanjung

    Unggat adalah salah satu

    derah yang berpenduduk

    padat dan rapat.

    3. Karena Kelurahan Tanjung

    Unggat adalah termasuk

    daerah yang rawan akan

    bencana, karena berada di

    pesisir pantai.

    1. 6. 3 Sumber Dan Jenis Data

    1. 6. 3. 1 Data Primer

    Yaitu data yang langsung

    diperoleh dari responden yang

    melalui daftar pertanyaan dan

    wawancara meliputi data tentang

    program Kampung Siaga Bencana

    (KSB) tahun 2012 di Kelurahan

    Tanjung Unggat Kecamatan Bukit

    Bestari, yaitu menyangkut

    Implementasi Program Kampung

    Siaga Bencana Di Kelurahan

    Tanjung Unggat Kecamatan Bukit

    Bestari Kota Tanjungpinang.

    1. 6. 3. 2 Data

    Sekunder

    Yaitu data yang diperoleh

    melalui informasi dan keterangan

    baik dari buku-buku, jurnal, laporan-

    laporan, dokumen-dokumen, catatan-

    catatan, kutipan-kutipan yang

    berkaitan dengan penelitian ini,

    disamping itu juga data

  • bersumberkan pada Undang-Undang

    Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana, dan

    Peraturan Mentri Sosial Nomor 128

    Tahun 2011 tentang Kampung siaga

    Bencana.

    1. 6. 4 Informan

    Sugiono (2005: 216) dalam

    penelitian kualitatif tidak

    menggunakan populasi, karena

    penelitian kualitatif berangkat dari

    kasus tertentu yang ada pada

    situasi sosial tertentu dan hasil

    kajiannya tidak akan diberlakukan ke

    populasi, Sampel dalam penelitian

    kualitatif bukan dinamakan

    responden, tetapi sebagai

    narasumber, atau partisipan,

    informan, teman dan guru dalam

    penelitian.

    Tabel. 1. 4

    Daftar Informan

    NO INFORMAN JABATAN ALASAN

    1 KEY

    INFORMAN

    Ketua

    Pengurus KSB

    sebanyak 1

    orang

    Merupakan

    orang yang

    membidangi

    program

    Kampung

    Siaga

    Bencana

    2 INFORMAN

    1

    Dinas Sosial

    Kota

    Tanjungpinang

    sebanyak 1

    orang

    Merupakan

    Supervisor

    Kota sebagai

    pengurus

    KSB

    3 INFORMAN

    2

    BPBD

    Provinsi Kepri

    sebanyak 1

    orang

    Merupakan

    Koordinator

    apabila

    terjadi

    bencana.

  • 4 INFORMAN

    3

    Anggota

    TAGANA

    Kota

    Tanjungpinang

    sebanyak 2

    orang

    Merupakan

    praktisi

    sebagai

    pengurus

    KSB

    5 INFORMAN

    4

    Sekretaris

    Kelurahan Tg.

    Unggat 1

    orang

    Merupakan

    lembaga

    Pemerintah

    di Kelurahan

    Tanjung

    Unggat.

    6 INFORMAN

    5

    Warga

    Kelurahan Tg.

    Unggat

    sebanyak 8

    orang

    Merupakan

    yang

    menerima

    dan

    merasakan

    manfaat dan

    dampak dari

    terlaksananya

    program

    Sumber: Data Olahan Penelitian, 2015

    1. 6. 5 Teknik dan Alat

    Pengumpul Data

    Dalam penelitian ini, penulis

    menggunakan beberapa teknik

    pengumpulan data yaitu:

    1. 6. 5. 1 Observasi

    Yaitu suatu teknik

    pengumpulan data yang digunakan

    dengan cara mengamati secara

    langsung gejala-gejala atau masalah

    yang ada dilapangan. Alat

    pengumpulan datanya berupa daftar

    check list dan catatan harian.

    1. 6. 5. 2 Wawancara

    Yaitu suatu teknik

    pengumpulan data yang digunakan

    dengan cara tanya jawab kepada

    masyarakat atau nara sumber yang

    tujuannya adalah memperoleh

    informasi dan bukannya memperoleh

    pendapat atau tanggapan. Alat yang

    dipakai berupa daftar pertanyaan

    sebagai pedoman untuk tanya jawab

  • secara langsung mengenai

    permasalahan yang diteliti.

    1. 6. 6 Teknik Analisa Data

    Analisa data merupakan

    bagian yang sangat penting dalam

    metode penelitian karena dengan

    analisa data tersebut dapat diberi arti

    dan makna yang berguna dalam

    memecahkan masalah penelitian.

    Data yang diperoleh akan dianalisa

    melalui deskriptif kualitatif, yaitu

    data yang diperoleh dilukiskan atau

    digambarkan secara sistematis

    sehingga diperoleh suatu

    kesimpulan.

    II. KERANGKA TEORI

    Dalam kerangka teori uraian-

    uraian tentang konsep-konsep dan

    teori-teori yang akan dicapai dalam

    memecahkan permasalahan dalam

    penelitian ini. Studi tentang

    pengimplementasian kebijakan yang

    dikeluarkan oleh pemerintah sebagai

    aparatur Negara sangatlah kompeten

    untuk dikaji secara seksama, karena

    ini menyangkut output dari kebijakan

    yang secara langsung dirasakan oleh

    masyarakat.

    Konsep atau yang

    dikemukakan antara lain adalah

    Implementasi Program Kampung

    Siaga Bencana (KSB), dengan

    penjelasan sebagai berikut:

    1. 4. 1 Implementasi

    Daniel A. Mazmanian dan

    Paul Sabatier sebagaiamana dikutip

    dalam buku Solihin Abdul Wahab

    (1997: 65), mengatakan bahwa

    “Implementasi adalah memahami

    apa yang senyatanya terjadi sesudah

    suatu program dinyatakan berlaku

    atau dirumuskan merupakan focus

    perhatian implementasi

    kebijaksanaan yakni kejadian-

    kejadian dan kegiatan-kegiatan yang

    timbul sesudah disahkannya

  • pedoman-pedoman kebijaksanaan

    Negara yang mencakup baik usaha-

    usaha untuk

    mengadministrasikannya maupun

    untuk menimbulkan akibat/dampak

    nyata pada masyarakat atau

    kejadian-kejadian.

    1. 4. 2 Fungsi Pemerintah

    Lalobo (2006: 26) menerangkan

    pengertian tentang fungsi pemerintah

    bahwa:

    “fungsi pemerintahan adalah

    fungsi pengaturan, pelayanan,

    pemberdayaan, dan

    pembangunan. Pelaksanaan

    fungsi pengaturan, yang

    lazim dikenal dengan fungsi

    legislasi dengan segala

    bentuknya, dimaksudkan

    sebagai usaha untuk

    menciptakan kondisi yang

    tepat sehingga menjadi

    kondusif bagi berlangsungnya

    berbagai aktivitas, selain

    terciptanya tatanan sosial

    yang baik diberbagai

    kehidupan masyarakat.

    1. 4. 3 Bencana

    Bencana adalah rangkaian

    peristiwa yang mengancam dan

    menggangu kehidupan masyarakat

    yang disebabkan oleh faktor alam

    maupun faktor non alam sehingga

    dapat mengakibatkan timbulnya

    korban jiwa, kerusakan lingkungan,

    kerugian harta benda dan dampak

    psikologis.

    Heru Sri Haryanto (dalam

    Hadi Purnomo (2010: 35)

    Mengemukakan bahwa bencana

    adalah terjadinya kerusakan pada

    pola pola kehidupan normal, bersipat

    merugikan kehidupan manusia,

    struktur sosial serta munculnya

    kebutuhan masyarakat.

  • 1. 4. 4 Penanggulangan Bencana

    Penanggulangan Bencana

    adalah keseluruhan aspek

    perencanaan kebijakan pembangunan

    yang berisiko terjadinya bencana

    yang meliputi pengorganisasian,

    pelaksanaan dan pengawasan yang

    mencakup kegiatan sebelum, pada

    saat, dan setelah terjadinya bencana

    yang terdiri dari:

    a. Mitigasi adalah

    serangkaian upaya untuk

    mengurangi risiko

    bencana, baik melalui

    pembangunan fisik

    maupun penyadaran dan

    peningkatan kemampuan

    menghadapi ancaman

    bencana.

    b. Kesiapsiagaan adalah

    serangkaian kegiatan yang

    dilakukan untuk

    mengantisipasi bencana

    melalui pengorganisasian

    sefta melalui langkah yang

    tepat guna dan berdaya

    guna.

    c. Tanggap Darurat

    merupakan operasi pada

    bidang penyelamatan

    korban dari situasi tidak

    aman ke tempat yang lebih

    aman.

    d. Pasca bencana meliputi

    upaya penguatan dan

    pemulihan sosial korban

    bencana.

    e. Dalam implementasi suatu

    kebijakan ada faktor-faktor

    yang mempengaruhi

    berhasi tidaknya kebijakan

    itu terlaksana. Fakto-faktor

    yang dimaksud ada yang

    bersifat mendukung dan

    ada yang bersifat

    penghambat.

  • 1. 4. 5 Program Kampung Siaga

    Bencana (KSB)

    Joan L. Herman & Cs, 1978,

    Evaluator’s Handbook, (dalam

    Tayibnapis 2008:9) “Program adalah

    segala sesuatu yang dicoba lakukan

    seseorang dengan harapan akan

    mendatangkan hasil atau pengaruh”.

    Program Kampung Siaga

    Bencana adalah program yang telah

    dirumuskan oleh Kementrian Sosial

    Republik Indonesia melalui

    Direktorat Jendral Perlindungan dan

    Jaminan Sosial (LINJAMSOS),

    Bidang Bantuan Sosial Korban

    Bencana Alam (BSKBA), bertujuan

    untuk peningkatan kemampuan

    masyarakat dalam penanggulangan

    bencana, antara lain berbentuk

    program dan kegiatan

    Penanggulangan Bencana Berbasis

    Masyarakat (Community Based

    Disaster Management),

    III. PEMBAHASAN

    Implementasi Program Kampung

    Siaga Bencana Di Kelurahan

    Tanjung Unggat Kecamatan Bukit

    Bestari Kota Tanjungpinang

    Tahun 2012

    Peraturan Mentri Sosial

    Nomor 128 Tahun 2011 Tentang

    Kampung Siaga Bencana

    sebagaimana yang diwacanakan oleh

    Kementerian Sosial Republik

    Indonesia telah diatur secara rinci

    dan sangat jelas tentang langkah-

    langkah yang akan dilaksanakan oleh

    Pemerintah dalam memberikan

    pembinaan melalui pemberdayaan

    yang dilakukan terhadap masyarakat

    dalam penanggulangan bencana.

    Penanggulangan bencana

    harapan dari program Kampung

    Siaga Bencana tersebut adalah

    supaya masyarakat di kawasan

  • Kelurahan Tanjung Unggat

    mendapat pelatihan

    penanggulanagan bencana dan

    memiliki rasa kepedulian terhadap

    kebencanaan. Adapun alasan

    ditetapkannya Program Kampung

    Siaga Bencana Di Kelurahan

    Tanjung Unggat Kecamatan Bukit

    Bestari adalah karena wilayah

    Kelurahan Tanjung Unggat tersebut

    merupakan wilayah yang rawan

    bencana, sering terjadi bencana,

    berpenduduk padat dan mayoritas

    berada dibawah garis kemiskinan,

    serta terletak di pesisir pantai.

    Selain telah ditetapkannya

    sasaran kebijakan di Kelurahan

    Tanjung Unggat adapun salah satu

    tujuan dari kebijakan tersebut adalah

    melatih masyarakat dalam

    menanggulangi bencana. Adapun

    pelaksanaan Program Kampung

    Siaga Bencana yang dilakukan Dinas

    sosial dan Tenaga Kerja Kota

    Tanjungpinang yaitu:

    1. Pelatihan

    penanggulangan bencana,

    2. Praktek pelaksanaan

    dapur umum,

    3. Penyuluhan tentang:

    a. Penanggulangan

    bencana

    b. Dampak bencana

    c. Pencegahan bencana

    4. Praktek

    penanggulangan

    bencana/simulasi,

    5. Pembangunan

    prasarana

    penanggulangan

    bencana seperti: a.

    Pembangunan Gardu

    Sosial (sekretariat

    ataupusat informasi

    PUSDALOPS KSB), b.

    Pembangunan

  • Lumbung Sosial

    (gudang tempat

    penyimpanan peralatan

    penanggulanagan

    bencana dan Buffer

    stock Logistik).

    Upaya dalam hal pemberdayaan

    masyarakat secara dini untuk

    mengantisipasi bencana yang telah

    dan mungkin akan terjadi dengan

    melakukan beberapa langkah sebagai

    berikut:

    IV. 2. 2 Pra Pembentukan

    Kampung Siaga Bencana

    Kegiatan pra pembentukan

    merupakan kegiatan penyebaran

    informasi pada tingkat pembuat

    kebijakan serta para instansi atau

    pihak yang memiliki kepentingan

    dalam penanggulangan bencana.

    Langkah awal untuk

    pemberdayaan masyarakat dalam

    penanggulangan bencana adalah

    melaksanakan sosialisasi yang

    dilakukan oleh pihak berkepentingan

    dalam penanggulangan bencana dan

    langkah selanjutnya pihak tersebut

    melakukan penetapan lokasi untuk

    diselenggarakan Kampung Siaga

    Bencana Kelurahan Tanjung Unggat

    Kecamatan Bukit Bestari Kota

    Tanjungpinang.

    IV. 2. 3 Pembentukan

    Kampung Siaga Bencana

    Pembinaan awal yang di

    lakukan oleh Pemerintah Kota

    Tanjungpinang khususnya untuk

    awal tahun 2012 dalam persiapan

    pembentukan Kampung Siaga

    Bencana Di Kelurahan Tanjung

    Unggat Kecamatan Bukit Bestari

    Kota Tanjungpinang pemerintah

    Kota Tanjungpinang dalam hal ini

  • Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

    Tanjungpinang, dihari pertama

    persiapan pembentukan Kampung

    Siaga Bencana yakni mengadakan

    penyuluhan kepada Tokoh adat,

    tokoh agama dan tokoh masyarakat

    yang selanjutnya akan menjadi

    pengurus atau tim kampung siaga

    bencana.

    Selanjutnya yang dilakukan

    pemerintah kota Tanjungpinang

    pembentukan Kampung Siaga

    Bencana di Kelurahan Tanjung

    Unggat Kecamatan Bukit Bestari

    Kota Tanjungpinang adalah

    melaksanakan pengenalan skill

    penanggulangan bencana kepada

    masyarakat sebanyak 69 orang.

    Kegiatan selanjutnya

    pembentukan Kampung Siaga

    Bencana di Kelurahan Tanjung

    Unggat Kecamatan Bukit Bestari

    Kota Tanjungpinang yang dilakukan

    Pemerintah kota Tanjungpinang

    melalui Dinas Sosial dan Tenaga

    Kerja Kota Tanjungpinang yang

    bekerjasama dengan instansi terkait

    seperti Tagana, Damkar, Dinkes

    setelah melakukan pelatihan

    penanggulangan bencana beserta

    masyarakat yang berada di wilayah

    rawan bencana yakni masyarakat

    Kelurahan Tanjung Unggat.

    Selanjutnya Dinas Sosial dan

    Tenaga Kerja bersama praktis

    tersebut melaksanakan praktek

    penanggulangan bencana atau

    simulasi hal ini dilakukan agar

    masyarakat yang telah diberi

    penyuluhan tentang pengenalan

    bencana, dampak bencana,

    pencegahan bencana serta skill atau

    cara menangani bencana dapat

    benar-benar memahami hal tersebut

    melalui praktek atau simulasi dalam

    penanggulangan bencana.

  • Adapun bentuk praktek atau

    simulasi yang dilakukan pada

    kegiatan tersebut seperti praktek

    pelaksanaan dapur umum yang

    dilakukan bersama masyarakat

    Kelurahan Tanjung Unggat

    Kecamatan Bukit yang bertujuan

    untuk pemenuhan kebutuhan

    makanan pada saat terjadi bencana,

    praktek lainnya adalah praktek

    pemasangan tenda yang bertujuan

    untuk pemasangan tenda bagi para

    pengungsi pada saat terjadi bencana

    serta praktek evakuasi korban

    bencana.

    IV. 2. 4 Pasca Pembentukan

    Kampung Siaga Bencana

    Berdasarkan Peraturan

    Mentri Sosial Nomor 128 Tahun

    2011 Tentang Kampung Siaga

    Bencana bahwa setelah Kampung

    Siaga Bencana telah ditetapkan maka

    wilayah KSB tersebut harus

    mempunyai kelengkapan berupa

    sarana dan prasarana

    penanggulangan bencana seperti:

    a. Pembangunan Gardu

    Sosial (bangunan permanen sebagai

    sekretariat KSB yang dilengkapi

    dengan papan nama berukuran

    minimal 1x1 Meter yang bertuliskan

    identitas Gardu Sosial Kampung

    Siaga Bencana setempat dan Logo

    Kementerian Sosial serta Pemerintah

    Daerah.),

    b. Pembangunan Lumbung

    Sosial Lumbung Sosial yang

    merupakan bangunan permanen

    sebagai tempat penyimpanan dan

    persediaan barang-barang

    kesiapsiagaan penanggulangan

    bencana yang dilengkapi dengan

    papan nama berukuran minimal 1x1

    meter yang bertuliskan Lumbung

    Sosial Penanggulangan Bencana

  • disertai dengan Logo Kementerian

    Sosial dan Pemerintah Daerah.

    IV. 3 Faktor Pendukung

    IV.3.1 Terjalinnya kerjasama

    antara Pemerintah Daerah

    Kota Tanjungpinang dan

    Masyarakat

    Peran Pemerintah tidak lepas

    dari tuntutan untuk terus

    memberikan dukungan terhadap

    masyarakat, karena masyarakat

    merupakan suatu aset berharga yang

    harus dilindungi dan perlu untuk

    terus dikembangkan.

    Masyarakat yang ada di

    sekitar Kelurahan Tanjung Unggat

    telah bekerjasama dengan baik dalam

    penangulangan bencana. Ini terlihat

    ketika terjadi bencana masyarakat

    bersama pemerintah bahu membahu

    membantu warga lain yang terkena

    bencana. Bekal tersebut didapat dari

    hasil sosialisasi pemerintah untuk

    mengantisipasi datangnya bencana

    seperti banjir, kebakaran dan

    bencana lainnya, sehingga ketika

    terjadi bencana masyarakat sudah

    tahu langkah yang akan dilakukan

    untuk meyelamatakan diri dan bahu

    membahu menolong warga lain yang

    terkena dampak bencana.

    IV.3.2 Tersedianya sarana dan

    prasarana yang mendukung

    program Kampung Siaga

    Bencana Di Kelurahan Tanjung

    Unggat.

    Suatu kebijakan akan

    terimplementasikan dengan baik jika

    sarana dan prasarananya yang

    menunjang keberhasilan program

    tersebut tersedia. Persiapan

    penanggulangan bencana pada

    program Kampung Siaga Bencana

    (KSB) yakni di Kelurahan Tanjung

    Unggat Kecamatan Bukit Bestari

    telah dipersiapkan dengan baik.

  • Pernyataan tersebut didasari

    dengan adanya atau dibangunnya

    Pembangunan Gardu Sosial yang

    merupakan sekretariat atau pusat

    informasi Kampung Siaga Bencana

    serta pembangunan Lumbung Sosial

    yang dijadikan gudang tempat

    penyimpanan peralatan

    penanggulangan bencana dan Buffer

    stock Logistik sarana dan prasarana

    tersebut merupakan alat yang tujukan

    untuk melaksanakan keberlanjutan

    dari Kampung Siaga Bencana (KSB).

    IV. 4 Faktor Penghambat

    IV.4.1 Kondisi sosial

    Kondisi sosial juga

    berpengaruh dalam perjalanan

    Kampung Siaga Bencana atau KSB

    dimana masih saja ada masyarakat

    yang acuh tak acuh dalam

    meminimalisir agar tidak terjadi

    bencana seperti masih banyaknya

    masyarakat Kelurahan Tanjung

    Unggat yang membuang sampah

    sembarangan sehingga

    mengakibatkan tersumbatanya

    drainase dan memudahkan terjadinya

    banjir. Serta masih adanya

    masyarakat yang menimbun tanah

    untuk dijadikan pemukiman sehingga

    menyebabkan kurangnnya drainase

    air atau tanah resapan air. Tanah

    resapan air sangat perlu untuk

    diperhatikan baik dari pemerintah

    maupun dari masyarakat hal ini

    didasari oleh wilayah Kelurahan

    Tanjung Unggat yang berada di

    bawah wilayah Hutan Lindung dan

    berada di Pesisir pantai.

    IV.4.2 Perubahan Sosial

    Perubahan sosial yang terjadi

    apabila ada masyarakat yang sudah

    mulai melupakan konsep

    penaggulangan bencana. Perubahan

    sosial adalah suatu kondisi yang bisa

    terjadi di semua lini, sebagai akibat

  • adanya pergeseran/perubahan dalam

    masyarakat, dengan norma, sistem

    nilai (value system), kebiasaan (adat

    istiadat), pola interaksi, pola

    komunikasi, struktur dan hal-hal lain

    yang ada di dalamnya, yang turut

    berubah seiring dengan perubahan

    yang terjadi.

    Menanamkan budi pekerti

    yang luhur seperti bagaimana

    menghormati kebiasaan turun

    temurun, menanamkan tata krama

    dan membentuk prilaku yang baik

    terhadap masyarakat dalam menjaga

    lingkungannya adalah pekerjaan

    yang tidak mudah namun dengan

    adanya upaya dari pemerintah ini

    diharapkan masyarakat telah paham

    akan pentingnnya dalam menjaga

    lingkungannya.

    IV.PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari hasil pengamatan dan

    pembahasan penelitian ini ,

    maka penulis dapat

    menyimpulkan bahwa:

    1. Dalam pelaksanaan

    Program Kampung Siaga

    Bencana Pemerintah Kota

    Tanjungpinang telah

    berupaya melakukan

    kegiatan-kegiatan

    pemberdayaan kepada

    masyarakat untuk

    penanggulangan bencana

    berupa penyuluhan

    masalah kebencanaan,

    pelatihan penanggulangan

    bencana, serta praktek

    penanggulangan bencana

    atau simulasi.

    2. Untuk menunjang

    keberhasilan pelaksanaan

  • Program Kampung Siaga

    Bencana yang selanjutnya

    disebut KSB Pemerintah

    Kota Tanjungpinang

    melalui Dinas Sosial dan

    Tenaga Kerja Kota

    Tanjungpinang telah

    melakukan kerja sama

    dengan lembaga lainya

    guna keberhasilan

    program seperti Tagana,

    Damkar, Dinkes, dan

    BPBD.

    3. Faktor penghambat antara

    lain yaitu kondisi sosial

    dan perubahan sosial, hal-

    hal seperti ini sering

    terjadi dalam

    perkembangan kehidupan

    masyarakat ada hal yang

    lebih baru hal yang lama

    sedikit demi sedikit akan

    memudar, ditambah lagi

    oleh minimnya fasilitas-

    Fasilitas penanggulangan

    bencana yang dapat

    menghambat

    perkembangan

    masyarakat.

    V.2 Saran

    1. Pemberian fasilitas

    penanggulangan yang

    layak

    Masyarakat adalah

    sasaran pihak pertama

    yang langsung

    berhadapan dengan

    bencana karena itu

    kesiapan masyarakat

    menentukan besar

    kecilnya dampak bencana

    selain itu masyarakat

    adalah pelaku penting

    untuk mengurangi

    kerentanan dengan

    meningkatkan

  • kemampuan diri dalam

    menangani bencana,

    untuk itu Pemerintah

    harus memfasilitasi

    keterampilan, sarana dan

    prasarana yang

    memumpuni bagi mereka

    agar masyarakat terus

    mampu dalam

    menjalankan tugas untuk

    penanggulangan bencana.

    2. Peningkatan kesadaran

    masyarakat.

    Program penanggulangan

    bencana yang berbasis

    masyarakat ini

    diharapkan bisa

    memberikan kesadaran

    penuh kepada masyarakat

    dalam menjaga alam dan

    kondisi lingkungannya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik.: Cv Alfabetha;

    Bandung.

    Arikunto, Suharsini. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktek.: Rineka Cipta; Jakarta

    Dunn, Wiliam. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Edisi

    Kedua).: Gadjah Mada University Press; Yogyakarta

    Grindle, Merilee. 1980. Politics and Policy Implementation in the Third

    World.: University Press; New Jersey

    Labolo, Muhadam.2006. Memahami Ilmu Pemerintahan : Suatu Kajian,

    Teori, Konsep, dan Pengembangannya,: PT Raja Grafindo Persada;

    Jakarta

    Purnomo, Hadi. 2010. Manajemen Bencana, Respon dan Tindakan

    Terhadap Bencana.: Media Pressindo; Yogyakarta.

    Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial.: Remaja Rosdakarya;

    Jakarta

    Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administratif. : PT. Alfabeta; Bandung

    Sumodiningrat, Gunawan, 2002. Membangun Perekonomian Rakyat. :

    Pustaka Pela; Yogyakarta

    Syafeii. Inu Kencana, 2004. Manajemen Pemerintahan.: PT Pertija;

    Jakarta

    Wahab, Solichin Abdul. 1997. Analisis Kebijaksanaan.: Bumi Aksara;

    Jakarta

    Wasistiono, Sadu, 2004. Transparansi Paradigma Pembredayaan

    Masyarakat.: STPD; Jatinangor

    Widodo, Joko. 2013. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja.: Bayu

    Media Publishing; Malang Jawa Timur

    Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses.: PT. Buku Kita;

    Jakarta

  • Dokumen:

    Peraturan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor. 128 Tahun 2011

    Tentang Kampung Siaga Bencana;

    Buku Saku Kampung Siaga Bencana (KSB)

    Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat Jendral

    dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial Republik Indonesia;