Upload
diccadirra-dilapidate
View
46
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Implementasi Standar Yandok RS
Citation preview
Djoti Atmodjo
Pendahuluan
Hubungan dokter pasien mengalami pergeseran:
l Dokter dominan (Paternalistic relatioship) l Dokter dan pasien setara (Collegial
relationship) l Pasien dominan (Engineering relationship) Pelayanan kesehatan mahal dan komersial Dokter lain sebagai provokator (globalisasi) Pengacara jemput bola
Ø Perlindungan kepada pasien Ø Mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan medis Ø Kepastian hukum kepada masyarakat
dan dokter
UU Prak'k Kedokteran Pasal 66
Pasal 32 Hak Pasien
q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Djoti - Atmodjo
Pasal 29
s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas
Djoti - Atmodjo
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit
Djoti - Atmodjo
Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik
Djoti - Atmodjo
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip tranparansi, akuntabilitas, independensi dan responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit.
Djoti - Atmodjo
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
Pasal 13
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan prak'k kedokteran mempunyai kewajiban : a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian dan kemampuan yang lebih baik, apabila 'dak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan perto longan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannnya; dan
e. menambah i lmu pengetahuan dan mengiku' perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
PROFESI DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK KEDOKTERAN
Work activity
" Standar Profesi " Standar Fasilitas Kendali mutu
Kendali biaya
Audit Medis
( Pasal 49 )
Standar Pelayanan RS Standar Prosedur
Operasional ( Pasal 50, 51 )
Standar Pelayanan Kedokteran ( Pasal 44 )
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
15
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege)
PROFESI TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKSANAKAN PELAYANAN
Work activity
" Standar Profesi " Standar Fasilitas Kendali mutu
Kendali biaya Standar Pelayanan RS
Standar Prosedur Operasional
Pasal 51 UU PK
Pasal 51 UU PK
v Panduan praktik klinis v Alur klinis v Algoritme v Protokol v Prosedur v Standing order
Pasal 13 UU RS
Proses perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta dapat melibatkan pelbagai jenis perawatan, departemen, dan layanan
Pemimpin RS menerapkan pelbagai sarana dan teknik untuk mengintegrasi dan mengkoordinasikan perawatan pasien dengan lebih baik
u perawatan diberikan oleh tim, u kunjungan terhadap pasien dilaksanakan oleh
pelbagai departemen, u formulir perencanaan perawatan bersama, u rekam medis yang terintegrasi, u para case manager
22
Rumah Sakit Pasien
Peraturan Perundang-undangan
Pasal 44
(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan.
(3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri.
Yang dimaksud dengan “standar pelayanan” adalah :
Peraturan Menteri Kesehatan
Pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran
Pasal 50
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan prak'k kedokteran mempunyai hak : a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan
d. menerima imbalan jasa
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan prak'k kedokteran mempunyai kewajiban : a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian dan kemampuan yang lebih baik, apabila 'dak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan perto longan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannnya; dan
e. menambah i lmu pengetahuan dan mengiku' perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Yang dimaksud dengan standar profesi adalah :
" batasan kemampuan (knowledge, skill and proffesional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri
" yang dibuat oleh organisasi profesi
batasan kemampuan minimal KOMPETENSI
Yang dimaksud dengan standar profesi adalah : " batasan kemampuan (capacity) meliputi
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap profesional (professional attitude) yang minimal harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri
" yang dibuat oleh organisasi profesi
batasan kemampuan minimal capacity
Yang dimaksud dengan standar prosedur operasional adalah :
" Suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
" SPO memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi
Djoti - Atmodjo
UU Praktik Kedokteran
Pasal 44 Pasal 50 dan 51
Standar Pelayanan Kedokteran
Standar Prosedur Operasional
Permenkes 1438 Tahun 2010
Ø Standar Pelayanan Kedokteran melipu' Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Ø PNPK merupakan Standar Pelayanan Kedokteran yang bersifat nasional dan dibuat oleh organisasi profesi serta disahkan oleh Menteri
Permenkes 1438 / 2010
Standar Pelayanan Kedokteran disusun secara sistematis dengan menggunakan pilihan pendekatan :
§ Pengelolaan penyakit dalam kondisi tunggal, yaitu tanpa penyakit lain atau komplikasi;
§ Pengelolaan berdasarkan kondisi.
Persyaratan penyusunan PNPK
• PNPK diperlukan bila: – jumlah kasusnya banyak (high volume) – mempunyai risiko tinggi (high risk) – cenderung memerlukan biaya tinggi/banyak
sumber daya (high cost)
terutama bila terdapat variasi yang luas di antara para praktisi untuk penanganan kasus yang sama.
PNPK disusun oleh sekelompok pakar yang dapat melibatkan profesi kedokteran, kedokteran gigi, atau profesi kesehatan lainnya, atau pihak lain yang dianggap perlu dan disahkan oleh Menteri.
Tata Laksana Bayi Berat Lahir Rendah: Resusitasi, Stabilisasi, dan Mekanisme Merujuk Oktober 2011
Peringkat Buk' (Hierarchy of Evidence)
• IA metaanalisis, uji klinis • IB uji klinis yang besar dengan validitas yang baik
• IC all or none • II uji klinis 'dak terandomisasi • III studi observasional (kohort, kasus kontrol) • IV konsensus dan pendapat ahli
Derajat Rekomendasi
• Rekomendasi A bila berdasar pada buk' level IA atau IB.
• Rekomendasi B bila berdasar atas buk' level IC atau II.
• Rekomendasi C bila berdasar atas buk' level III atau IV.
Resusitasi • Resusitasi BBLR dapat dilakukan dengan menggunakan
udara kamar (FiO2 21%). Level of evidence IB, derajat rekomendasi A
• Selama proses resusitasi, blender digunakan untuk
mengatur konsentrasi oksigen dan pulse oxymeter dipasang untuk memantau saturasi oksigen.
Level of evidence IV, derajat rekomendasi C • Pada BBLSR yang bernapas spontan saat lahir, bantuan
pernapasan diberikan berupa NCPAP. Tindakan intubasi hanya dilakukan untuk pemberian surfaktan jika ada indikasi. Level of evidence IB, derajat rekomendasi A
Resusitasi • Pada bayi dengan RDS yang sudah diintubasi di kamar bersalin
akibat distres pernapasan, pemberian surfaktan dalam dua jam pertama menurunkan risiko acute pulmonary injury, mortalitas, maupun penyakit paru kronik. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
• Pemberian surfaktan dini dengan ekstubasi segera (<1 jam)
kemudian diganOkan oleh NCPAP, dibandingkan dengan surfaktan lambat dengan venOlasi mekanis konOnu dan ekstubasi keOka dukungan venOlasi mekanis telah minimal, menurunkan kejadian BPD dan pemakaian venOlasi mekanis selama perawatan. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
• Penggunaan T-‐piece rescucitator di tempat bayi dilahirkan
menurunkan risiko kegagalan CPAP. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
Stabilisasi • Penggunaan radiant warmer meningkatkan insensible water
loss (IWL) sehingga perhitungan kebutuhan cairan perlu disesuaikan dengan kondisi Oap-‐Oap bayi. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
• Metode perawatan model kanguru (PMK) efekOf untuk
mencegah hipotermia pada BBLR di sarana dengan fasilitas terbatas. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
• Membungkus bayi dengan berat badan <1500 g menggunakan
plasOk seOnggi leher sampai kaki mengurangi kejadian hipotermia. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
Stabilisasi • Penggunaan udara yang telah dihangatkan dan dilembabkan
(heated and humidified air) mengurangi kejadian hipotermia pada BBLR.
Level of evidence III, derajat rekomendasi C • Pemberian terapi oksigen harus secara restricted dan terpantau
kadarnya dalam darah. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
• Terapi oksigen dalam kadar rendah menurunkan risiko ROP dan
BPD. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
• PenghenOan terapi oksigen dilakukan secara bertahap. Level of evidence IA, derajat rekomendasi A
ü SPO disusun oleh staf medis pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dikoordinasi oleh Komite Medis dan ditetapkan oleh Pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
ü SPO harus selalu ditinjau kembali dan diperbaharui sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi.
Standar Prosedur Operasional 1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib
memprakarsai penyusunan SPO sesuai dengan jenis dan strata fasilitas pelayanan kesehatan yang dipimpinnya.
2) SPO harus dijadikan panduan bagi seluruh tenaga kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.
3) SPO disusun dalam bentuk panduan praktis (clinical practice guidelines) yang dapat dilengkapi dengan alur klinis (clinical pathway), algoritme, protokol, prosedur atau standing order.
4) Panduan praktis klinis (PPK) harus memuat sekurang-kurangnya mengenai pengertian, anamnesis, pemeriksaan fisis, kriteria diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis, dan kepustakaan
SPO memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi
Pasal 10 Permenkes 1438 / 2010
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib memprakarsai penyusunan SPO sesuai dengan jenis dan strata fasyankes yang dipimpinnya
BENTUK SPO
" Panduan praktik klinis (Clinical Practice Guideline)
" Alur klinis (Clinical Pathways)
" Algoritme " Prosedur " Protokol " Standing Orders
Djoti - Atmodjo
PENDEKATAN PENGELOLAAN PASIEN • Diagnosis kerja • Kondisi klinis
Standar pelayanan di RS :
Panduan Praktik Klinis • Definisi • Anamnesis • Pemeriksaan fisis • Kriteria diagnosis • Diagnosis banding • Pemeriksaan penunjang • Terapi • Edukasi • Prognosis • Kepustakaan
Alur klinis Algoritme Protokol Prosedur Standing orders
dapat dilengkapi dengan
Indikasi : No. Rekam Medis : : Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : ! Laki-laki ! Perempuan Rujukan : ! Ya ! Tidak Umur : Pengirim : Diagnosa Awal : Appendisitis (Tanpa Komplikasi) DPJP :
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN HARI KE KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 Diagnosis Pemeriksaan dokter √ ! Penunjang diagnosis ! 1. Laboratorium a. Darah Lengkap √ ! - Masa Perdarahan √ ! - Masa Pembekuan √ !
- Fungsi ginjal a. ureum b. creatinin
√ !
- GDS √ !
2. Radiologi - Thorak Foto - Atas indikasi / > 40th! - USG - Atas indikasi - Appendicogram - Atas indikasi - EKG - Atas indikasi / > 40 th
Konsultasi - Dokter Bedah Umum √ √ √ - DPJP - Dokter Anestesi √ - Pemeriksaan Pre
Operatif
- Dokter Internis - Atas indikasi - Dokter Lainnya Edukasi
1. Penjelasan Diagnosis Rencana tindakan Tata cara Tujuan Resiko Komplikasi Prognosa, dll
√
Pengisian form 2. Rencana therapi - Lembar edukasi - Informen concern
√ √ √
Ditanda-tangani keluarga atau pasien, dokter, saksi
Tindakan medis dan jadwal
Appendictomy - Surat pengantar tindakan
- jadwal rencana operasi - golongan operasi - jenis anestesi - biaya
√
Prosedur administrasi - administrai + keuangan √ - pendaftaran ke kamar
operasi √ - Bagian keperawatan
Persiapan Operasi STANDING ORDER ! I Perawat - Persiapan puasa √ 6-12 jam - Mencukur (rambut ) di sekitar
daerah operasi Sesuai SOP
- Pemasangan IV line √ Sesuai SOP - Pemberian cairan (jenis) dan
jumlah tetesan RL/6 jam/kolf √ √ √ Sesuai DPJP
- Pemasangan Dower Cateter √ Sesuai SOP - Memberi huknah clensing √ Sesuai SOP - Pemberian obat pre operasi
- Antibiotik ceftriaxone 1 gr/cefotaxime 1 gr
√
Sesuai SOP pemberian obat inj Didahului test alergi intrakulton 0,1 cc
CLINICAL PATHWAY
Yang dimaksud dengan standar pelayanan Rumah Sakit adalah pedoman yang harus diikuti dalam menyelenggarakan Rumah Sakit antara lain Standar Prosedur Operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan keperawatan.
Pasal 13 UU RS
Djoti - Atmodjo
Panduan pelayanan RS • Panduan penundaan pelayanan RS • Panduan pelayanan kebutuhan pasien • Panduan pelayanan kerohanian pasien • Panduan kebutuhan privasi pasien • Panduan perlindungan harta • Panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik
Djoti - Atmodjo
Panduan Asuhan Kesehatan u Panduan identifikasi pasien u Panduan skrining pasien u Panduan TRIAGE pasien u Panduan upaya peningkatan mutu RS u Panduan keselamatan pasien RS u Panduan transfer pasien di rumah sakit u Panduan rujukan pasien u Panduan pemulangan pasien u Panduan risiko jatuh u Panduan manajemen nyeri u Panduan persetujuan tindakan kedokteran u Panduan penolakan resusitasi (DNR) & pengobatan u Panduan informasi hasil pengobatan u Panduan pelayanan pasien kritis u Panduan asesmen pasien u Panduan pelayanan tahap terminal u Panduan pelayanan ambulance
55
u RS di Indonesia saat ini menghadapi perubahan tata nilai sebagai konsekuensi berlakunya UU 44 Tahun 2010 tentang Rumah Sakit
u Akreditasi wajib dilaksanakan di RS sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan RS
u Untuk menjawab tantangan globalisasi, akreditasi RS di Indonesia menggunakan standar internasional, untuk mendorong RS berorientasi pada standar internasional
u Akreditasi RS merupakan landasan terwujudnya tata kelola RS dan tata kelola klinis yang baik, sehingga kewajiban hukum RS dapat dilaksanakan dengan baik