20
IMPLEMENTASI TEKNIK MATCH MOVING DAN REALISTIC RENDERING UNTUK EFEK VISUAL NASKAH PUBLIKASI disusun oleh Muhammad Dzikri Abdillah 10.12.4600 kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

IMPLEMENTASI TEKNIK MATCH MOVING DAN REALISTIC …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.12.4600.pdf · yang dimaksud adalah : kecepatan frame per detik, lensa yang digunakan,

Embed Size (px)

Citation preview

IMPLEMENTASI TEKNIK MATCH MOVING DAN REALISTIC

RENDERING UNTUK EFEK VISUAL

NASKAH PUBLIKASI

disusun oleh

Muhammad Dzikri Abdillah

10.12.4600

kepada

JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2014

IMPLEMENTATION OF MATCH MOVING AND REALISTIC RENDERING TECHNIQUE

FOR VISUAL EFFECTS

IMPLEMENTASI TEKNIK MATCHMOVING DAN REALISTIC RENDERING UNTUK

EFEK VISUAL

Muhammad Dzikri Abdillah Melwin Syafrizal

Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT The visual effects are an important part of any dangerous scene in a movie . The

visual effect is also an effort to cut production costs or perform a variety of scenes that

may not be done directly . but knowledge in the making and discussion of realistic visual effects are still very rare and may only be done by the movie industry at the international

level

To introduce a variety of techniques to achieve the knowledge of realistic visual effects in a movie scene or a scene for the purposes of this study dangerous then be made . with deep exploration of the visual effects knowledge in this study are expected

the creative movie makers will increasingly interested in using visual effects with international standards , or at least looks real enough .

This research is intended as a medium to share or develop techniques of visual

effects by making videos with different visual effects reference source . With visual effects techniques will be discussed , realistic rendering , camera tracking , and simulation of the

expected reader or movie students to develop techniques of visual effects at higher level .

Keywords : Visual Effects , Realistic Effects , Making of

1

1. Pendahuluan

Dalam sebuah naskah film terkadang terdapat adegan yang tidak mungkin

dilakukan dengan adegan langsung, karena adanya faktor bahaya ataupun mahalnya

biaya pembuatan adegan tersebut padahal mau tidak mau adegan berbahaya tersebut

harus divisualisasikan karena diperlukan dalam proses penyampaian pesan dalam

sebuah film.

Dalam penelitian sebelumnya terdapat sebuah pembuatan efek simulasi dengan

menggunakan software maya, Penggunaan efek simulasi dapat juga digunakan sebagai

efek visual sebagai alternatif untuk keperluan memvisualisasikan adegan berbahaya

selain itu juga dapat menambah daya tarik penonton yang penasaran akan adanya

berbagai ledakan ataupun hal yang mungkin selama ini hanya ada didalam sebuah

imajinasi.

Sayangnya pembahasan efek visual dengan tambahan teknologi 3 Dimensi dan

berbagai kerumitanya sangatlah minim dan masih menjadi rahasia industri perfileman,

sehingga penggunaan teknik penggabungan adegan langsung dengan efek 3 Dimensi

sementara hanya dapat dilakukan oleh produsen film bertaraf internasional.

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Efek Visual

Efek Visual adalah istilah untuk mendiskripsikan segala penggambaran yang dibuat, dirubah, atau ditambahkan pada film atau media lain yang bergerak yang tidak dapat diselesaikan selama pengambilan gambar secara langsung ( Fink, dkk 2010 : 2 )

2.2 Definisi Istilah Dalam Efek Visual

Matchmoving adalah proses mencocokan elemen CG dengan pergerakan kamera real action footage.

1( Dobbert 2012 : 1 ), 3D Rendering adalah proses

memproduksi gambar 2D dari sebuah gambaran skema 3D. ( Phar, dkk 2010 : 1 ),Digital compositing adalah, Kombinasi dari setidaknya dua gambar untuk memproduksi hasil yang terintegrasi yang dimanipulasi secara digital. ( Brinkkman 2008 : 2 )

2.3 Alur Kerja Pembuatan Efek Visual

1 Real action footage adalah rekaman mentah ataupun rekaman langsung dari alat rekam video.

2

Dalam pembuatan efek visual terdapat alur kerja yang dapat diterapkan untuk

memaksimalkan kinerja dan sumber daya yang ada. Pada Gambar 1 adalah sebuah

ringkasan dari alur kerja pembuatan efek visual oleh Richard Kidd.

Gambar 2.1 Digital Production Workflow oleh : Richard Kidd

2.3.1 Tahapan Pengambilan Gambar

Proses pertama adalah dimulainya pemilihan lensa dan pengambilan gambar,

dalam proses ini berbagai data teknis harus dikumpulkan secara detail dan akurat, data

yang dimaksud adalah : kecepatan frame per detik, lensa yang digunakan, jarak origin2

dari kamera.

2.3.2 Post-Produksi

2 Origin adalah koordinat tengah dalam ruang 3D

By : Richard Kidd

Visual Effects Society

Handbook

3

Proses selanjutnya adalah Tracking dan Matchmoving, proses ini membutuhkan

data teknis dari proses perekaman video sebelumnya sebagai bahan utama camera

solving3.

Modeling dilakukan pada waktu yang sama dengan proses Tracking dan

Matchmoving, setelah itu dilanjutkan proses Rigging dan Texturing, setelah proses

rigging selesai, Animator dapat memulai menganimasikan model sesuai instruksi

pengarah animasi.

setelah pemberian tekstur pada objek 3d dan animasi sudah selesai, maka

proses dilanjutkan ke tahap Pencahayaan dan Rendering, Lalu compositor berkerja

memadukan dan mengkoreksi hasil pekerjaan dari proses sebelumnya, selanjutnya

adalah proses dimana sutradara membandingkan hasil jadi dengan rekaman mentah

sebelumnya, setelah proses conforming4 telah dinyatakan sukses maka masterprint akan

ditata kedalam timeline5.

2.4 Perangkat Lunak Yang Digunakan

2.4.1 Maya

Autodesk Maya berawal dari kombinasi 3 paket 3D software yang berbeda yang

digunakan tahun 1990-an. Dan sekarang sudah berkembang menjadi salah satu aplikasi

terbaik untuk industri digital terutama dalam bidang 3D modeling, animasi, dan

rendering6.

Gambar 2.2 Interface Maya 2014

2.4.2 PFtrack

3 Camera Solving adalah proses terakhir dalam camera tracking, yaitu memilah hasil track terbaik.

4Conforming adalah proses melihat dan verifikasi kelayakan hasil dari post-produksi.

5Timeline adalah sebuah interface dalam software video editing, yang berguna untuk menata video.

6 Richard, K. 2010. Visual Effects Society Handbook: 3D Products, Systems, and Software.

Elseveir Inc. hal. 700.

VIEW PANEL

Attribute

TIMELINE

CONTROL MENU

4

PFtrack, adalah sebuah alat analisa gambar yang komprehensif, dengan

teknologi rekonstruksi kamera dan object tracking, PFtrack juga dapat digunakan untuk

modeling dengan mengunakan gambar dan secara otomatis dapat meng ekstrak dimensi

gambar7.

Gambar 2.3 Interface PFtrack 2011

2.4.3 Adobe After Effects CC

Adobe After Effects adalah software yang digunakan untuk proses Compositing,

yaitu proses memadukan, menyusun, dan mengoreksi hasil olah dari proses proses

sebelumnya.

Gambar 2.4 Interface Adobe After Effects CC

7 Richard, K. 2010. Visual Effects Society Handbook: 3D Products, Systems, and Software.

Elseveir Inc. hal. 703.

DATA

BROWSER

TIMELINELAYER WINDOW

VIDEO PREVIEW

WINDOW

NODE

EDITOR

FOOTAGE

BIN

DATA

BROWSER

NODE MENU

5

3. Analisis

3.1 Tinjauan Umum

Secara umum, efek visual adalah teknik visualisasi melalui gambar bergerak

yang digunakan untuk menambahkan atau menghasilkan efek kejadian dengan bantuan

komputer, atau dapat disingkat efek yang dikerjakan setelah pengambilan gambar.

Efek visual telah banyak digunakan untuk membantu berbagai penggambaran

atau visualisasi sebuah kejadian yang diperuntukan untuk tujuan edukasi, hiburan,

ataupun keduanya.

Efek visual (CGI) masih seringkali disebut dengan sebutan special effect oleh

masyarakat awam, sedangkan Special effect adalah teknik efek yang dapat dilakukan

selama pengambilan gambar, atau sering disebut practical effect. walaupun keduanya

adalah sebuah disiplin ilmu yang berbeda, efek visual dan special effect seringkali

dipadukan untuk memperoleh kesempurnaan dalam penyampaian sebuah pesan.

Penelitian yang dikerjakan oleh Peneliti adalah berupa perancangan efek visual

murni, tanpa ada penambahan dari special effects . dan ditekankan pada teknik simulasi

Photorealistic Rendering, dengan menggunakan model pesawat boeing 777 sebagai

objek yang akan digambarkan jatuh dan meledak.

3.2 Analisa Teknik Efek Visual

Efek visual memiliki beberapa cabang teknik yang keduanya memiliki tujuan yang

sama yaitu membantu dalam menggambarkan dan menyampaikan cerita kepada

penonton, teknik yang akan digunakan dapat menyesuaikan dengan modal produksi

ataupun skala tujuan akhir pembuatan film. Teknik yang dimaksud adalah teknik efek

visual 2D workflow dan 3D workflow. Dibawah ini adalah Penjabaran dan daftar

kelemahan serta kelebihan teknik tersebut :

3.2.1 Teknik Efek Visual Dengan 3D Workflow

Teknik ini merupakan teknik yang memanfaatkan teknologi 3D dalam alur

pengerjaan visual efeknya, teknik ini sangat sering digunakan dalam proses produksi

visual efek pada studio besar untuk memproduksi film Hollywood ataupun Box Office,

teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Keunggulan Dan Kelemahan 3D Workflow

KEUNGGULAN KELEMAHAN

Dapat membuat efek yang realistik, dari

sudut photoreal atau perilaku yang sesuai

dengan hukum fisika

Biaya produksi yang relatif besar, lisensi

sebuah software 3D, maya berharga

berkisar $3670, belum lagi software

pendukung lainya.

6

Dapat menghasilkan efek dengan resolusi

yang di inginkan dengan mudah

dikarenakan program 3D berbasiskan

vector yang dapat diresize sesuai

kebutuhan produksi.

Membutuhkan banyak tenaga ahli, sebagai

contoh, pada produksi pembuatan Ironman

2, Marvel Studios membutuhkan 11 Studio

visual efek untuk mengerjakan Post-

Produksi, salah satunya adalah Industrial

Light And Magic Studios.

Dapat memvisualisasikan hampir apa saja

yang mungkin tidak dapat dilakukan secara

langsung karena tingginya faktor bahaya.

Membutuhkan waktu Rendering yang jauh

lebih lama dibandingkan 2D Workflow,

sebagai contoh pada film Transformer 2,

membutuhkan waktu selama hampir 3

Tahun nonstop untuk proses rendering

dalam 1 buah scene jika menggunakan

komputer rumah paling high end sekalipun.

Tingkat kerumitan tinggi, dibandingkan 2D

workflow yang tinggal pasang pre-comp

footage, 3D workflow harus membuatnya

secara manual dalam setiap efek yang

ingin digunakan

Gambar 3.1 Contoh Penggunaan 3D Workflow Pada Film Ironman 3

3.2.2 Teknik Efek Visual 2D Workflow

Teknik ini memanfaatkan berbagai stok rekaman, gambar ataupun preset 2D

sebagai basis pengerjaan efek tersebut, teknik ini banyak digunakan oleh para pembuat

7

film indie dikarenakan minimalnya kebutuhan dana dan sangat praktis. teknik ini memiliki

kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Keunggulan Dan Kelemahan 2D Workflow

KEUNGGULAN KELEMAHAN

Biaya Bahan yang relatif murah, sebuah

paket preset efek visual (Video Copilot –

Action Essential) berharga $99.5

Preset dan Template efek sangat terbatas,

dikarenakan produsen yang memproduksi

hanya beberapa.

Tingkat kerumitan produksi yang rendah,

cukup pasang memposisikan dan

mengoreksi warna

Adegan efek visual terkadang harus

menyesuaikan dengan Template dan

Preset

Membutuhkan tenaga kerja yang relatif

sedikit dibandingkan 3D Workflow

Efek yang dibuat terlihat cenderung flat,

dikarenakan tidak memiliki kedalaman

gambar (2D)

Membutuhkan waktu yang relatif singkat

dalam proses Rendering, dengan komputer

berprosesor i7, proses render dengan

Adobe After Effects akan membutuhkan

waktu yang cukup singkat, tidak lebih dari

10 menit per frame.

Gambar 3.2 Contoh Penggunaan 2D Workflow pada film Indie Videocopilot

3.3 Riset Kebutuhan Hardware & Software Peneltian

Perencanaan kebutuhan Hardware dan Software dibutuhkan untuk memastikan

sanggup tidaknya produksi berjalan untuk meneliti penelitian dengan hardware yang

sudah ada serta untuk mencari kebutuhan software sesuai tujuan penelitian.

Jika mengacu referensi pada produsen komputer dengan jumlah pelanggan

terbanyak terutama untuk kebutuhan multimedia (dell), maka disebutkan spesifikasi dari

peralatan mereka atau yang bisa disebut workstation untuk mengerjakan Project Maya,

Adobe After Effects, dan 3DSmax memiliki spesifikasi seperti berikut :

8

Tabel 3.3 Detail Hardware Sesuai Referensi

Nama Produk Spesifikasi

Dell Precision T5610 Processor

Dual Intel® Xeon® Processor E5-2650 v2 (Eight Core HT, 2.6GHz Turbo, 20 MB) Operating System

Windows 7 Professional, 64-bit (Includes Windows 8.1 Pro License and Media), English/French

Memory 32GB DDR3 SDRAM at 1866MHz

Harga $7140

Namun dikarenakan Peneliti sudah memiliki dan mencoba proses simulasi

sebelumnya dengan hardware yang ada maka Peneliti tetap menggunakan spesifikasi

komputer sebagai berikut :

Tabel 3.4 Detail Spesifikasi Yang Digunakan Peneliti

Nama Produk Spesifikasi

Komputer Processor Intel i5 2500k 4 Core unlocked with

2 hyperthreading technology 3.3 Ghz, 6MB cache Operating System Windows 7 Professional, 64-bit Memory

8GB DDR3 RAM at 1600MHz

Harga $800

Sedangkan untuk kebutuhan Software yang akan digunakan, peneliti memiliki

daftar kebutuhan sendiri setelah melakukan penelitian sebelumnya dengan daftar

software sebagai berikut:

Tabel 3.5 Rincian Biaya Software

No Nama Software / Plugin Harga

1 Autodesk Maya 2014 3670$

2 Adobe After Effects CC 19$ / bulan

3 Windows 7 Ultimate 64bit 189$

4 Pixelfarm PFtrack 3299$

5 Real Smart Motion Blur 189$

9

7 Video Copilot LensFlare 165$

8 Video Copilot Jet Pack & Flight Kit 223$

3.4 Riset Kebutuhan Teknik Untuk Implementasi

Dalam Analisa Teknik Efek Visual Penggunaan teknik 3D Workflow dapat

membuat proses implementasi akan terbebani oleh biaya penelitian dan waktu yang

pengerjaan yang panjang dalam proses rendering. Maka Peneliti mencoba menggunakan

teknik yang dikembangkan Peneliti yaitu gabungan Teknik 3D Workflow dengan 2D

Workflow untuk mengurangi kelemahan dari kedua teknik tersebut

Penggabungan kedua teknik ini menghasilkan kelebihan sebagai berikut:

Proses simulasi ( 3D Workflow ) dapat diminimalisir dengan

menggunakan pre-composite effect ( 2D Workflow ) yang ada

Penggunaan elemen efek visual dengan penggabungan teknik 3D dan

2D Workflow dapat mempersingkat waktu render yang diperlukan

dibanding dengan murni 3D Workflow

Sedangkan untuk langkah implementasi dari teknik ini secara singkat dapat

dilihat pada gambar

Gambar 3.3 Gambaran Singkat Proses VFX Workflow

3.5 Proses Perancangan Efek Visual

3.5.1 Tema

Tema yang akan diteliti dan dikembangkan adalah tentang efek ledakan,

benturan yang akan dibuat melalui simulasi 3D sehingga efek dapat mendekati perilaku,

dampak api yang sebenarnya pada dunia nyata. Perancangan efek visual ini

menggunakan software PFtrack, Maya 2014, dan Adobe After Effects CC.

Camera Tracking Image Extraction Auto Tracking Camera Solve

3D Workflow Menganimasi Simulasi 3D Render Pass

Compositing Penambahan efek 2D Retouching Efek Visual Final Render

10

3.5.2 Rancangan Proses Camera Tracking PFtrack 2011

Gambar 3.4 Gambaran Proses Camera Tracking Dengan PFtrack 2011

3.5.3 Rancangan Proses Simulasi Dan Animasi

Tahapan proses rancangan simulasi dan animasi dengan Maya 2014 dapat

dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.5 Gambaran Proses Animasi dan Simulasi Dengan Maya 2014

3.5.4 Rancangan Proses Compositing

Tahapan proses rancangan Compositing dengan Adobe After Effects CC dapat

dilihat pada gambar 3.5

Create Project -Import Image Seq. -Definisi Framerate

Autotrack -Def. Cand Number -Def. Search Mode

Camera Solving -Solving Autotrack -Def. Point/Origin

Orient Scene Resize/Scaling/Rotating Plane

Export

-Export TrackingData

TrackingData.ma Buka tracking Data dengan Maya 2014

Image/Video Alignment Memposisikan Video/Image Sequence sebagai Referensi Pengerjaan

Add 3D Model Import 3D Model yang akan jadi objek simulasi/animasi

Animating Melakukan Proses menganimasi model sesuai rencana

Fire & Smoke Simulation Proses api dan asap mulai dikerjakan setelah proses menganimasi selesai

Render & Looks Dev. Proses pencarian pencahayaan yang cocok .

Batch Render Proses untuk menghasilkan output menjadi Image Sequence & Render Passes

11

Gambar 3.6 Gambaran Proses Compositing Dengan AE CC

4. Implementasi dan Pembahasan

4.1 Pengambilan Gambar

Pengambilan Gambar untuk bahan penelitian ini menggunakan kamera Nikon

D5100 dengan lensa Tamron 18-270mm, sesuai dengan kebutuhan scene 2 dan 4 yang

telah digambarkan di Storyboard Peneliti mengambil gambar di sebuah jalan di komplek

Graha Saba Pramana dengan durasi selama 9 detik.

Tabel 4.1 Informasi dari file DSC_6314.mov

Nama File Durasi Format Perekaman Focal Length

DSC_6314.mov 9 detik HD 1080p 24 FPS 18mm

Comp. Setup -Import Image Seq. -Define FPS.

3D Pass. Setup Mengolah 3D Passes sesuai keinginan

PreComp VFX -Menambahkan Pre-comp VFX -Rotoscoping

2D Motion Track Melakukan Tracking tanpa menggunakan sumbu Z

Color Correction Memadukan Warna VFX dengan Raw Footage

Final Touch -Color Grading -Motion Blur,LensFlare -SoundFX

Final Render Mengolah hasil olah efek visual menjadi Video dengan format sesuai kebutuhan

12

Gambar 4.1 Screenshoot dari video DSC_6314.mov

4.2 Camera Tracking Dengan PFtrack 2011

Proses ini adalah proses memindai pergerakan kamera, dalam proses penyatuan

gambar antara video dengan objek CGI, hal ini diperlukan agar gambar yang dihasilkan

bergerak sesuai dengan gerakan kamera yang nantinya membuat ilusi bahwa gambar

CGI sungguh sungguh berada dalam sebuah adegan.

Gambar 4.2 Hasil dari Autotracking

4.3 Animasi di Maya 2014

Proses ini adalah proses dimana model di animasikan menggunakan software

animasi maya 2014

13

Gambar 4.3 Preview Animasi Jatuhnya Pesawat

4.5 Simulasi Menggunakan Maya Fluids 2014

Proses ini adalah proses membuat efek visual berupa ledakan yang terjadi pada

salah satu turbin dalam pesawat

14

Gambar 4.5 Preview Animasi Pesawat Dan Simulasi

4.6 Proses Lighting dan Rendering Pesawat

Proses Lighting dan rendering adalah proses untuk menghasilkan visual yang

sesuai dengan kebutuhan adegan, pada kasus ini peneliti mencoba untuk membuat

visualisasi jatuhnya pesawat, maka render dan lighting yang dibutuhkan adalah tingkat

photorealistic, yaitu menyerupai warna objek pada dunia nyata sehingga objek CGI/3d

dapat terlihat nyata pada sebuah film.

Gambar 4.6 Hasil Render Dengan HDRI Dan Pengaturan Material

4.7 Proses Compositing

Proses Compositing adalah Proses terakhir dalam VFX Workflow yang telah

dipaparkan pada bab 2, tujuan dari proses ini adalah menggabungkan hasil dari semua

proses sebelumnya dan mengurangi kesalahan yang ada ataupun memberikan efek

tambahan.

15

Gambar 4.7 ScreenShoot Dari Final Compositing

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Cara untuk membuat efek visual untuk adegan berbahaya yang menggabungkan

adegan langsung dengan animasi 3D adalah dengan menggunakan software Autodesk

Maya, Peneliti melakukan animasi ataupun membuat efek ledakan yang di inginkan atau

sesuai analisa dan menggunakan model dalam ruang lingkup 3 Dimensi, lalu

menggunakan PFtrack yang dapat memindai pergerakan dari rekaman kamera adegan

langsung menjadi Kamera 3 Dimensi yang telah teranimasikan, Peneliti dapat Membuat

Adegan langsung yang tergabung dengan Animasi 3 Dimensi, yang selanjutnya dengan

Adobe After Effects CC peneliti mengolah hasil render mentah Maya kedalam bentuk

Final Render untuk memperbaiki hasil render mentah dan menjadikan efek visual 3D

menyatu dengan rekaman adegan langsung, hingga kemudian hasil pengerjaan bisa

dinikmati melalui aplikasi video player.

16

Kelebihan dari teknik yang digunakan selama Penelitian adalah, Peneliti dapat

membuat berbagai pergerakan simulasi ledakan yang dapat menyerupai referensi

ataupun pergerakan animasi yang dapat terlihat menyatu dan bergerak mengikuti

pergerakan kamera, dan tentunya dari manfaat efek visual sendiri dapat menghemat

biaya, dan yang terpenting adalah menghilangkan bahaya dibandingkan menggunakan

adegan langsung.

Kekurangan dari teknik yang digunakan selama penelitian adalah, Dibutuhkanya sumber

daya perangkat keras yang memiliki spesifikasi tinggi untuk dapat melakukan teknik

simulasi ataupun untuk mencapai render yang lebih detail .

5.2 Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak mengandung kekurangan

dan perlu adanya pengembangan lebih lanjut sehingga kritik dan saran pembaca sangat

diharapkan oleh penulis, dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

khususnya bagi yang mendalami ilmu efek visual.

Terdapat beberapa saran dari Peneliti bagi Pembaca yang ingin

mengembangkan Penelitian Implementasi Match Moving dan Realistic Rendering untuk

Efek Visual ini agar lebih baik dikemudian hari, diantaranya sebagai berikut:

Penelitian efek visual menggunakan efek 3D membutuhkan sumber daya

hardware yang cukup tinggi (Processor Berkecepatan Tinggi) untuk

mencapai kenyamanan dalam penelitian atau memperoleh hasil yang

lebih detail. Diharapkan Peneliti selanjutnya untuk dapat menggunakan

komputer dengan spesifikasi yang lebih kencang daripada yang Peneliti

gunakan.

Fungsi Penelitian ini selain sebagai sumber referensi para pembelajar

efek visual diharapkan dapat juga digunakan untuk memperluas

pengetahuan pembaca untuk kalangan umum.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan tentang aspek

efek visual berupa timbal balik antara efek visual dengan area sekitar

atau elemen visual lainya pada lokasi terjadinya efek.

Untuk penelitian selanjutnya lebih baik lagi untuk dikembangkan pada

perhitungan dampak ledakan yang ada sehingga tingkat realistik akan

meningkat dari sekedar sebuah realistik rendering

17

DAFTAR PUSTAKA

Steve, W. 2010. Digital Compositing for Film and Video Third edition. Focal Press.

England.

Tim, D. 2012. Matchmoving: The Invisible Art of Camera Tracking. Serious Skills. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Matt, P. Greg, H. 2010. Physically Based Rendering, Second Edition: From Theory

To Implementation. Elsevier, Inc., California.

Ron, B. 2010. The Art and Science of Digital Compositing, Second Edition: Techniques for Visual Effects, Animation and Motion Graphics. Academic

Press. United Kingdom.

Jeffrey, A. Susan, Z. 2010. The VES Handbook of Visual Effects, Visual Effects Society, Industry Standard VFX Practices and Procedures. Elsevier, Inc., California.

Richard, K. 2010. The VES Handbook of Visual Effects, Visual Effects Society,

Industry Standard VFX Practices and Procedures. Elsevier, Inc., California.

Maya user guide : Dynamic and Effects, Fluid Container. http://download.autodesk.com/us/maya/2010help/index.html?url=Creating_a_nondynamic_3D_fluid_effect_Creating_a_3D_fluid_container.htm,topicNumber=d0e48211. diakses 28 Maret 2014