Upload
byond80
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
informasi seputar inceneterator
Citation preview
PERBANDINGAN ANTARA COMPOSTING DENGAN INCENERATOR
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah padat yang
dihasilkan dalam industri minyak sawit. Jumlah TKKS ini cukup besar karena hampir sama
dengan jumlah produksi minyak sawit mentah. Limbah tersebut belum banyak dimanfaatkan
secara optimal. Komponen terbesar dari TKKS adalah selulosa (40-60 %), disamping
komponen lain yang jumlahnya lebih kecil seperti hemiselulosa (20-30 %), dan lignin (15-30
%). Diantara alternatif pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai pupuk
organik dengan melakukan pengomposan dan pembakaran (Incenerator) yaitu abu.
Pada PKS kapasitas 30 T. TBS/Jam akan menghasilkan tandan kosong sebanyak 23% x 30 T.
TBS/Jam x 20 Jam operasi sehari = 23% x 30 x 20 = 138 Ton Janjangan Kosong.
Slurry / bubur Limbah dari minyak mentah Non Deluted Decanter menghasilkan Raw Oil dan
bubur limbah / slurry bukan solid sebanyak 6,9 T/Jam x 20 Jam sehari = 6,9 x 20 = 138 Ton
slurry / hari.
Setelah kami analisa ternyata cara pembuatan Composting alur prosesnya
menggunakan mekanisme Empty Bunch Press.
Dalam Empty Bunch Press telah kami utaran sebelumnya, bahwa pembuatan Empty Bunch
Press biayanya sangat mahal. Begitu juga biaya Maintenancenya.
Berikut adalah alur proses Empty Bunch Press sampai ke Composting
TKKS keluar dari Thresser melalui Horizontal Empty Bunch Conveyor, lalu masuk ke Bunch
Elevator. Dari Bunch Elevator ini masuk ke Screder (mesin pencincang janjangan kosong).
Di Screder ini TKKS di cincang dengan pisau Screder sampai menjadi Fiber. Dari Screder
kemudian TKKS yang sudah menjadi Fiber di masukkan ke Bunch Press untuk di press.
Sesuai dengan pengalaman kami yang pernah menggunakan Empty Bunch Press, hasil
minyak yang didapat dari pressan Fiber ini hanya 0.2 % minyak yang masih kotor (Sludge +
Pasir + Fiber + Air + oil). Kemudian dari Bunch Press Fiber yang telah di press tersebut jatuh
ke Screfer Fiber Conveyor untuk kemudian jatuh ke Inclined Empty Bunch Conveyor. Fiber
yang jatuh dari hoper Inclinet Conveyor kemudian di pindahkan ke tempat penumpukan fiber
yang telah di sediakan dengan menggunakan Loader atau Dump Truck yang disediakan untuk
alat pemindah Fiber. Kemudian bahan yang telah dicacah ditumpuk memanjang dengan
ukuran lebar sekitar 2,5 meter dan tinggi 1 meter. Selama proses pengomposan tumpukan
tersebut disiram dengan limbah cair yang berasal dari pabrik kelapa sawit berkapasitas 30
ton. Proses pengomposan akan berlangsung dalam waktu 1,5 – 3 bulan. Kompos yang sudah
matang dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman
2. Suhu sudah turun dan mendekati suhu pada awal proses pengomposan
3. Jika diremas, TKKS mudah dihancurkan atau mudah putus serat-seratnya
Sebuah areal pengomposan harus memiliki sistem drainase yang memungkinkan air mengalir
dengan lancar sehingga tidak terdapat genangan air pada areal pengomposan. Ketersediaan
air sangat menentukan dalam proses pengomposan untuk memenuhi kelembaban yang
dibutuhkan dalam proses pengomposan, yaitu 50 – 60%.
Proses Pemeraman.
Campuran Cacahan Janjangan Kosong dan Bubur Limbah (Slurry) digelar dilapangan terbuka
dalam barisan berukuran lebar 2,5 m tinggi 1,5 m panjang 50 m. barisan kompos ditutup
dengan plastik oleh mesin Pembalik (Turning Machine) yang dilengkapi dengan rol
penggulung plastik.
Pengadukan Kompos dan Pematangan Kompos.
Apabila suhu kompos naik sampai lewat 60°C maka diaduk oleh mesin pembalik sambil
disemprot dengan limbah Condensat Rebusan. Kegiatan membuka plastik, mengaduk,
menyemprot, menutup kembali dengan plastik dilakukan 1 – 2 kali seminggu. Kompos akan
matang setelah diproses selama 50 hari tanpa tambahan additive (Aktivator untuk
mempercepat pembusukan yang banyak beredar dipasaran yaitu : Stardex, EM4 dan lain -
lain).
Penggudangan dan Pengepakan Kompos
Kompos yang sudah masak di muat ke Dump Truck oleh Loader dan digudangkan dalam
bangunan berlantai beton, beratap seng, dinding setengah terbuka berukuran lebar 8 m
panjang 80 m. Di dalam gudang tersebut dilakukan pengayakkan dengan saringan pasir dan
digonikan untuk selanjutnya dipasarkan.
Luas Lapangan Pemeraman.
Lapangan pemeraman kompos akan memerlukan luas 3 – 4 Ha. Berisi 115 jalur kompos
ukuran lebar 2,5 tinggi 1,5 m panjang 80 m. Apabila disekitar pabrik tidak ada lapangan
kosong, maka pemeraman dapat dilakukan dibawah pohon sawit dewasa tanpa penumbangan.
Penimbunan kompos tersebut ditempatkan pada gawangan mati. Satu hektar (Ha) tanaman
sawit dewasa dapat diisi 9 jalur kompos di gawangan mati. Luas tanaman sawit dewasa untuk
ditempati jalur kompos dengan siklus pemeraman 50 Hari = 22 - 25 Ha.
Urutan Kegiatan dilapangan sebagai berikut :
Kegiatan Minggu Pertama (Ke – 1)
Hasil bahan kompos dari cincangan janjangan kosong + slurry diletakkan pada areal
pengomposan yang terbagi dalam beberapa Blok A s/d S dan setiap blok mempunyai jalur
bervariasi dan rata-rata ada 5 Jalur.
Setelah salah satu jalur sudah terisi oleh bahan kompos, maka dilaksanakan penutupan
dengan plastik (mulai pemeraman) dan sebelum ditutup plastik bahan kompos terlebih dahulu
disiram dengan air limbah kondensat rebusan untuk mempertahankan bahan kompos tetap
basah selama masa pemeraman dan suhu bahan kompos lebih terjaga dalam keadaan stabil
ialah 40 – 50°C, (pencatatan suhu bahan kompos tetap dilakukan).
Kegiatan Miggu Ke 2 s/d Minggu ke 6.
Minggu ke 2 (mulai hari ke 7) bahan kompos yang sudah diperam selama 6 hari dan suhu
naik sampai 60°C maka dilaksanakan pembalikan dan penyiraman dengan air limbah
kondensat rebusan dan ditutup kembali (pencatatan tetap dilakukan).
Kegiatan yang sama seperti tersebut diatas dilakukan berdasarkan pencatatan suhu bahan
kompos setiap harinya dan yang sudah lebih 60°C dilaksanakan pembalikan (setiap
pembalikan dilakukan juga penyiraman dengan kondensat rebusan) dan dilaksanakan selama
5 minggu (Minggu ke 2 s/d Minggu ke 6).
Sebelum dilaksanakan pembalikan terlebih dahulu jalur jalur yang akan dibalik dibuka
plastiknya dengan menggunakan mesin pembalik (Turning Machine), penyiraman
disesuaikan dengan kondisi kelembaban bahan kompos.
Minggu Ke 7 s/d Minggu ke 8.
Bahan kompos yang sudah mengalami pemeraman selama 6 minggu, maka pada minggu ke 7
s/d minggu ke 8 ialah masa pengeringan bahan kompos (menjadi seperti tanah), dimana
pencatatan suhu terus dilakukan dan apabila suhu lebih 60°C segera dilakukan pembalikan
tanpa penyiraman. Untuk mempercepat pengeringan dan penyempurnaan bentuk bahan
kompos maka pembalikan dilakukan (4-7) kali seminggu dan semakin sering semakin baik.
Catatan : Pada masa pengeringan dan pembentukan bahan kompos akan terjadi penyesuaian
PH dari 8 – 9 menjadi PH 6 – 7,5 pembentukan warna menjadi hitam kecoklat-coklatan.
Jumlah Kompos Yang Dihasilkan.
Jumlah kompos yang dihasilkan ± 20% dari bahan. Jumlah bahan kompos = 138 T + 138 T =
276 Ton / Hari = 20% x 276 T = 55,2 T. Kompos / hari. Satu tahun hasil kompos = 55,2 x 25
x 12 = 16.560 T. Kompos Organik / tahun.
Kandungan Nutrisi dalam Kompos TKKS Nilai (%) Air 45-50 Abu 12,60 N 2 – 3 C 35,10 P 0,2 – 0,4 K 4 – 6 Ca 1 – 2 Mg 0,8 – 1,0 C/N 15,03 Bahan Organik >50%
Berikut adalah alur proses Incenerator sampai menjadi Compos
TKKS keluar dari Thresser melalui Horizontal Empty Bunch Conveyor lalu masuk Inclinet
Empty Bunch Conveyor kemudian dari hoper TKKS di masukkan ke dalam Incenerator
untuk di bakar .
Incenerator dibuat bersisi segi delapan, setiap sisinya dilengkapi dengan pintu untuk
mengatur angin. Dinding bagian dalam dan luar dilapisi batu bata press mesin yang tahan api,
dilengkapi dengan pipa pembuangan hawa. Atap dibuat berbentuk kerucut dari baja lunak
yang dilengkapi dengan corong.
TKKS yang sudah tebakar dan menjadi abu kemudian di keluarkan dari pintu Main Hole dan
di digudangkan dalam bangunan berlantai beton, beratap seng, dinding setengah terbuka
berukuran lebar 8 m panjang 50 m.
Di dalam gudang tersebut dilakukan pengayakkan dengan saringan pasir dan digonikan untuk
selanjutnya dipasarkan.
Hasil abu yang di peroleh adalah = 10.8 % dari Capasitas .
Maka 10.8 % x 138 T = 13.8 T abu/hari = 13.8 x 25 x 12 = 4.140 T abu/tahun
Dalam proses pembakaran TKKS ini akan menghasilkan abu janjangan dengan unsur unsur
sebagai berikut :
- K. 20 = 30 - 40 %
- P205 = 7%
- Ca O = 9 %
- Mg O = 3 %
Unsur Hara Mikro
- Fe = 1200 ppm
- Co = 100 ppm
- Mn = 100 ppm
- Zn = 100 ppm
Kesimpulan:
A. Composting
1. Biaya pembuatan dari Composting sangat tinggi (berkisar : 14 – 20 Miliar)
2. Banyaknya peralatan yang digunakan mengakibatkan tingginya biaya Maintenance
Contoh. Harga 1 buah scruw pressnya ± 500 – 700 juta.
HM pemakaian 1500 jam
Recondisi 2 kali
HM pemakaian rekondisi 700 jam
Belum lagi pisau pencincangnya yang harganya juga mahal. Dan conveyor,
Truss bearing, as press, press cage dll.
Selain itu dalam proses Composting juga harus menyediakan:
- 1 unit Loader sebagai alat untuk memuat Fiber ke Dump Truck.
- 1 unit Dump Truck sebagai alat transpostasi pengangkutan fiber dari Hoper
Inclinet ke tempat penjemuran dan dari penjemuran ke gudang
- 1 unit mesin Pembalik (Turning Machine) yang dilengkapi dengan rol
penggulung plastik yang bertujuan untuk membalikkan fiber yang sedang di
jemur.
- 1 unit Pompa dan motoran untuk alat memompakan air limah ke fiber.
- Banyak menggunakan plastik sebagai penutup fiber.
3. Lamanya Rotasi dalam proses composting yaitu berkisar antara 1.5 – 3 bulan,
mengakibatkan akan menggunakan lahan yang sangat luas untuk tempat penjemuran
dan proses pembuatan compos.
4. Memerlukan gudang yang sangat besar.
B. Incenerator
1. Biaya pembuatan Incenerator murah (berkisar : 500 juta – 1.5 Miliar)
2. Tidak ada menggunakan alat mekanikal sehingga untuk biaya Maintenance
mekanikalnya tidak ada.
3. Tidak ada menggunakan alat transport.
4. Memerlukan gudang yang kecil.
5. Untuk mendapatkan izin pembuatan Incenerator sulit.
Saran:
Besarnya biaya pembuatan dan perawatan, serta banyaknya mengunakan lahan dan
banyaknya menggunakan peralatan membuat pertimbangan kami untuk menyarankan
tidak menggunakan Composting.
Sebagai alternatif dan antisifasi limbah TKKS kami menganjurkan untuk membuat
Incenerator.
PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR
Medan, 30 Mei 2011
Teknik & Teknologi