Upload
matulanda-sugandi-ratulangi
View
227
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
INDONESIA IN THE INTERNATIONAL SPACE. The first chapter of an unfinished book by Sam Ratulangie (1948)., with an introduction of the editor.
Citation preview
KATA PENGANTAR dari EDITOR pada PENERBITAN
"INDONESIA DALAM GELORA INTERNASIONAL" Tulisan terakhir (yang tak terselesaikan) dari tangan
Dr. G.S.S.J. Ratu Langie (1949)
Pada kesempatan ini dirasakan perlu untuk memberikan beberapa keterangan sebagai pengantar
jika membaca naskah berikut.
Diawal tahun 2004 saya merapihkan dokumen-dokumen dalam berkas peninggalan Ibu saya: Alm.
Ibu M.C.J. Ratu Langie-Tambajong. Disana saya menemukan beberapa naskah tulisan Ayah saya:
Alm. Dr. G.S.S.J. Ratu Langie; antara lain satu naskah yang tidak lengkap, d.p.l. tidak sempat
dirampungkan oleh penulis. Judul yang tercantum diatasnya adalah "Indonesia dalam gelora
internasional".
Masa tahun 1948 dan 1949 bagi Ayah saya sangat turbulen; yakni beliau mengalami pembebasan
dari pembuangan di Serui (Maret 1948) dan transportasi ke Jogya. Dalam perjalanan dengan kereta
api dari Surabaya ke Jogya beliau beserta keenam rekan sebuangan sempat diterima oleh kalangan
KRIS di Madiun yang pas kebetulan hari-hari itu memperingati HUT pertama. Setelah menghadiri
perayaan perjalanan diteruskan ke Jogya. Di Jogya rombongan tujuh itu diterima oleh Presiden
Pertama Republik Indonesia: Ir. Soekarno.
Namun dibulan Desember tahun itu juga beliau ditangkap lagi dan diinternir pula oleh Belanda yang
menyerbu Jogya (Agresi kedua). Kali ini diinternir di Istana Presiden Jogya. Disini beliau bersama
belasan pemimpin-pemimpin lainnya diharuskan menunggu transportasi ketempat buangan yang
lain.
Ternyata diantara tahanan-tahanan ini ada beberapa, antara lain beliau, yang ditranspor via Jakarta.
Kami anak-anak beserta ibu berkesempatan mengunjungi beliau setiap sore. Setelah beberapa
waktu beliau dilepaskan karena kesehatannya semakin memburuk (Pebruari 1949) sedangkan
tahanan yang lainnya diangkut ke Sumatra tempat buangan yang baru. Disaat-saat itulah beliau
bermaksud menerbitkan sebuah buku dan beliau bersama dengan Bapak Tobing, rekan yang juga
teman sepembuangan sedang mencari pendekatan kepada beberapa pihak untuk penerbitan buku
ini.
Akan tetapi kelihatannya pengalaman-pengalaman dan penderitaan-penderitaan yang dialaminya
dibulan-bulan terakhir tidak memungkinkan beliau untuk menyelesaikan karya tulis yang ini, hal
mana saya sangat sesalkan karena justru Bab-bab yang seharusnya menyusul pasti akan menyajikan
buah pikiran beliau yang dapat membantu kita KINI dalam upaya mencari satu visi yang jelas kemasa
depan untuk Indonesia.
Adalah pendapat saya bahwa Bab-bab yang ada seakan-akan merupakan ancang-ancang yang dapat
memberikan kesan bahwa pikiran Sam Ratu Langie ditahun 1949 itu sudah melayang jauh kedepan.
Demikianlah kiranya kata-kata yang perlu saya sampaikan untuk mengantarkan karya terakhir Ayah
saya kepada Anda. Terima-kasih atas perhatian Anda
"INDONESIA DALAM GELORA INTERNASIONAL" Tulisan terakhir (yang tak terselesaikan) dari tangan
Dr. G.S.S.J. Ratu Langie (1949)
(Editor: Ejaan yang digunakan adalah ejaan ASLI dari naskah).
PENDAHULUAN(*)
I. Aliran Atas
Faham liberal mendjadi filsafat - dasar dari bentuk sosial - politik Eropah-Barat dan Amerika dalam
abad XIX. Berdasarkan filsafat kesusilaan ini kemudian berkembang suatu susunan social- ekonomi
jang berbentuk free - trade liberalism, ialah kebebasan dalam mentjari nafkah dan jang kemudian
mendjelma dan mendjadi kapitalisme.
Dilihat dari sudut politiek maka kemungkinan berkembangnja faham kapitalis itu ditjiptakan oleh
Revolusi Perantjis. Apakah kapitalis itu pada hakekatnya susunan sosial-ekonomis seperti yang
dimaksudkan oleh para pemikir revolusioner dari abad ke 18 itu masih disangsikan dan pula bukan
tempatnja disini mendahului hal itu. Tetapi suatu kenjataan ialah bahwa Revolusi Perantjis dengan
akibatnja berupa perobahan-perobahan sosial dan politik diseluruh Eropah memungkinkan
tumbuhnja faham kapitalis.
Untuk tumbuh ini dibutuhkan, pertama kemerdekaan politik dan sosial dari individu (seseorang)
sebagai anggota dari masjarakat dan sjarat kedua, bahwa tiap anggota dari masjarakat mendapat
kesempatan jang sama dan jang tidak dihalangi.
Kedua sjarat itu mendapat pengakuan dalam sembojan jang terkenal jaitu "liberté, egalité et
fraternité" (kemerdekaan, persamaan dan persuadaraan) asal sadja dengan bidjaksana hal
persaudaraan itu didiamkan.
Akan tetapi masih dibutuhkan sjarat jang ketiga, jaini : sjarat psychologis, jaitu sesuatu faham
perseorangan jang berderadjat setinggi - tingginja..
Faktor psychologis ini pada saat itu memang terdapat pada bangsa - bangsa Eropah Barat dan jang
dapat dilihat dengan njata sekali pada seni lukis dan kesusasteraan mereka, pada susunan sosial dan
pada konstruksi (bentuk) politiek mereka, dengan singkat pada irama penghidupan mereka
Faktor - faktor ini perseorang jang asli dari bangsa - bangsa Eropah Barat dan filsafat kesusilaan dari
faham liberal, sepandjang masa seabad telah membentuk di Eropah Barat dan Amerika suatu
susunan masjarakat. Dan karena permainan jang bebas dari gaja - gaja masjarakat maka terdjadilah
pemusatan alat - alat penghasil, jang djatuh kedalam tangan beberapa golongan orang, golongan
jang agak ketjil.
Baik sardjana - sardjana agama maupun filsuf - filsuf ilmu lain - lainnja dari berbagai - bagai bangsa
dan intelek - intelek jang tertjakap dari ilmu alam memberikan tenaganja untuk kepentingan
susunan itu, memperkembangkannja, menjempurnakannja dan mengonsolidernja hingga pada achir
abad ke XIX, bentuk kapitalis itu di Eropah Barat dan Amerika berdiri dengan megahnja dipuntjak
segala tjiptaan dan mendjadi darah daging dari tiap-tiap bangsa serta dapat menaklukkan bagian -
bagian lain dari majapada ini.
Dengan tjara demikian maka unsur baru dibutuhkan pada sedjarah dunia, hingga kapital mendjadi
imperialistis dan berhasrat berkuasa diluar tapal batas negara - negara masing - masing.
Kemadjuan dalam pengetahuan ilmu alam dan teknik mengakibatkan radius kekuasaan dari pusat
kapitalis memandjang dan mendalam hingga pimpinan dari buana ini ditata menurut kaidah dari
adjaran composia kapitalis.
Hasil-hasil dari pedalaman Afrika, baik dari Asia Sentral maupun dari pulau- pulau Melanesia di
Pasifik diatur menurut pendapat dagang dari pusat-puat faham imperialis dunia jang kapitalis itu.
Pusat-pusat itu ialah negara-negara jang terletak disekitar panggul Samudra Atlantik disebelah
Utara, ja'ni Eropah Barat dan Amerika Utara. Dari situlah berasal semua pimpinan untuk
perekonomian dunia.
Karena kekuasaan modal dari negara- negara disekitar Samudra Atlantik itu maka pada achir abad
jang lampau ia mendjadi lautan dunia dimana pada hakekatnja berlangsung perebutan untuk
hegemoni dunia, ialah world hegemony atau kekuasaan tertinggi didunia.
Dan perkembangan dari perbandingan kekuasaan dibagian - bagian lainnja dari dunia hanjalah
pantjaran dari apa jang terdjadi disekitar Samudra Atlantik atau apa jang ditentukan disana.
Mendahului pertimbangan - pertimbangan jang akan diuraikan selandjutnja maka mungkin ada
manfaatnja sambil lalu memadjukan pertanjaan apakah Pactum Atlantica Utara, jang baru - baru ini
(Maret 1949) ditandatangani di Washington oleh Amerika Serikat, Canada, Inggris, Perantjis dan
negara - negara Benelux, apakah pactum itu barangkali dapat dilihat dari sudut sebagai tersebut
diatas tadi ?
Dibawah ini kita akan mendapat kesempatan untuk mendalami hal tersebut.
Kembali lagi kepada themata (= soal) susunan dunia kapitalis maka dalam perpustakaan umumnya
diakui bahwa puntjak dari perkembangan susunan kapitalis itu kira - kira djatuh pada achir abad jang
lalu dan pada permulaan abad ini. Susunan tersebut sebagai dilukiskan tadi memperoleh intinja jang
sosial -psychologis itu dari adjaran bahwa perkembangan tenaga dan daja itu harus bebas dan
merdeka dan tak mendapat suatu rintanganpun djuga.
Oleh karena susunan itu muntjul beberapa orang jang sebenarnja tak sesuai lagi dengan zaman
sekarang karena zaman mereka, zaman memuntjaknja perkembangan susunan dunia kapitalis
sebagai diterangkan diatas tadi, telah lampau.
Orang - orang sebagai Rockefeller, Stinnes, Astor, Morgan, Rotschild, Krupp, Basil Zacharof,
Lowenstein, Kreuger untuk zaman sekarang hampir - hampir meninggalkan hikajat - hikajat mereka
sendiri - sendiri. Mereka ialah exponen dari susunan kapitalis. Pada kumpulan orang - orang itu
dapat ditambahkan pemimpin - pemimpin "Mammouth concerns": Mitsui, Mitsubishi dan Sumitomo
di Djepun jang dahulu dan pemimpin industri badja Tata di India.
Kebanjakan dari orang - orang itu ialah laksana bintang kelarat jang tampak dilangit ekonomi dan
kemudian setelah mati jang mena'djubkan dan tidak djarang setelah mati jang penuh romantik,
lenjap dari muka bumi ini dengan tidak meninggalkan suatu bekaspun.
Tapi ada djuga diantara mereka itu, jang mendjadi pembentuk keluarga - keluarga jang karena
wudjud kekuasaannja, dapat disebut 'dynasti' jang daerah kekuasaannja tersebar di seluruh dunia
ekonomi.
Dynasti - dynasti kapitalis itu, lambang dan inti dari susunan jang berkuasa itu, berkedudukan dan
berpusat di Inggris, Amerika Utara, Perantjis dan Djerman. Dan dari negara itu berpantjarlah
keaktifannja ketiap djurusan.
"Faham Kapitalis jang sebenarnja" - demikian kata Ferdinand Fried dalam bukunja jang bernama
"Das Ende des Kapitalsmus" ditulis dalam tahun 1932, djadi sesudah Perang Dunia I, jang dengan
tjerdasnja merangkai susunan dunia, pada hakekatnja tidak lain dari pada puntjak kesanggupan dari
peradaban Barat jang berinti disekitar panggul dari Samudra Atlantik disebelah Utara ………
Perebutan, pembukaan dan penjebaran peradaban buat dunia dari segitiga "London - Paris - New
York" jang semata - mata kapitalis itu, ialah salah satu triumphus (kemenangan) jang terbesar dari
pikiran Barat, sedang perang (Jang dimaksudkan ialah Perang Dunia I R.L.) terhadap Djerman jang
bertabiat lain sekali dan jang pula menderita perpetjahan dalam negeri, adalah suatu manifestasio
jang maha besar dan jang terachir dari djiwa Barat, jang setelah itu letih dan lelah turun dari
tachtanja dan kemudian karena seluruh pinggirnja bertjaruk - tjaruk lambat laun menemui adjalnja.
Hal jang tersebut diatas ini dikatakan oleh Fried dalam tahun 1932, djadi sebelum Perang Dunia II.
Kedjadian - kedjadian sesudah itu membantah pendapat, bahwa Perang Dunia I ialah "suatu
manifestasio jang maha besar dan jang terachir dari faham kapitalis dunia jang setelah itu turun dari
akan menemui adjalnja".
Djuga pikiran bahwa Djerman sebelum Perang Duni I bertabiat lain sekali dari bagian - bagian Eropah
Barat lainnja, tak dapat disetudjui. Djerman sebelum 1914 dalam segala hal sama tabiatnja dengan
negara - negara jang oleh Fried disebut "negara - negara kapitalis". Sebagai negara kapitalis pada
saat itu Djerman masih "negara jang muda". Semua tanda - tanda dan sifat - sifat djuga sjarat - sjarat
untuk tumbuh sempurna pada ketika itu telah ada pada Djerman. Dalam politik international ia telah
ikut serta dengan "chorus" (njanjian bersama) dari Negara - negara jang besar. Hal itu
menggaduhkan dan membimbangkan negara - negara kapitalis jang agak "tua" seperti Perantjis dan
Inggris.
Perkembangan industri dari Djerman mentjapai tingkat jang tinggi dan pada permulaan abad ini, hal
tersebut mendorongnja untuk turut serta dalam perdagangan dan perkapalan dunia, dengan
langsung menjaingi Inggris dan Perantjis.
Terutama dalam tahun - tahun permulaan abad ini atjapkali timbul insiden - insiden (kedjadian -
kedjadian) antara Djerman dipihak jang satu dan Inggris dan Perantjis dipihak jang lainnja.
Insiden - insiden itu dikatakan disebabkan oleh sikap mendjadjah jang bersifat imperialis feodal dari
Kaisar - Radja Wilhelm II jang pada waktu itu masih muda.
Tapi sebenarnja ia hanja exponen dari djiwa dari bangsa Djerman muda, bangsa Djerman Serikat dari
Bismarck..
Faktor - faktor jang mendorong terutama dari politik luar negeri Djerman sama dengan faktor -
faktor dari Inggris dan Perantjis, ialah potensi modal dan industri dari bangsa jang mentjari
"Lebensraum" diluar batas negara sendiri.
Modal Djerman pada saat itu djuga telah berhasrat hendak mendjadi kapital dunia. Djadi Djerman
pada ketika itu telah mendjadi kapitalis - imperialis. Hanja ia datang terlambat digelanggang, tempat
perebutan hegemoni dunia. Waktu ia tiba disana, maka negara - negara kapitalis jang agak "tua" itu
telah mempunjai djika kita mempergunakan istilah jang atjapkali salah dipakainja, ialah - hak - hak
jang timbul dari pada sedjarah = historische rechten =
Sedang negara - negara kapitalis Eropah Barat (termasuk djuga Djerman) memperkembang susunan
kapitalis itu, tumbuhlah satu pusat jang lain, "jang mewaris barang - barang jang berharga itu dari
Barat" ja'ni Djepang. Ia mewaris bentuk perusahaan kapitalis dan organisasi - organisasinja;
menjerapnja memberinja modulus (tuangan) dan djika perlu mengadakan perubahan dasar,
disesuaikan kepada psychologi masjarakat Djepang. Di negeri Djepang terdjadi kelas, golongan
kapitalis jang besar dan dipuntjaknja berdiri Zaibatsu, concern - concern jang besar dari keluarga
Mitsui, Mitsubishi, Sumitomo dan Jasuda. Sebenarnja agak sukar untuk mengatakan bahwa tehnik
Zaibatsu itu ialah versio atau "salinan" dari badan - badan monopoli kapitalis Barat. Mereka
mempunjai watak sendiri sesuai dengan konstruksi masjarakat Djepang dalam hubungannja dengan
buruh "halus" (buruh intelektual) dan buruh "kasar" mereka jang sedang pada menempati djabatan -
djabatan atas mereka masih berpegang pada tradisio, adat - istiadat keluarga Djepang. Akan tetapi
bentuk luar mereka ialah semata - mata copy (salinan) dari bentuk Barat dari "holding companies",
trust, kartel dan badan - badan bank sendiri. Mereka mengadakan infiltrasi (penjebukan) pada
pemerintah dan badan - badan pemerintah dan bekerdja sama dengan para opsir tinggi dari
angkatan darat, udara dan laut, serta menjalankan politik luar negeri sendiri.
Dalam pikiran maka mereka memadukan bentuk organisasi dan djalan pikiran realis dan rationalis
dari Barat itu dengan faham mutlak feodal dari Timur.
Faham kapitalis Asia inipun sekali akan memainkan rolnja, rol jang bebas dan jang berpendirian
sendiri, dengan sasaran kapitalis - imperialis sendiri.
Akan tetapi pada permulaan abad ini faham kapitalis Asia itu merasa belum tjukup kuat untuk
memikul tanggung djawabnja sendiri. Ia pada ketika itu setidak - tidaknja masih seolah - olah tunduk
pada kapital Barat - Amerika. Dalam tahun 1914 ia masih segaris dengan faham kapitalis Barat. Dan
faham kapitalis Barat itu sebagai telah diterangkan berpusat disekitar Samudra Atlantik. Samudra itu
pada permulaan abad ke XX ialah lautan dunia, jang bersulam benang - benang dari usaha politik dan
keuangan, jang menentukan djalan hidup diseluruh dunia.
II. Aliran Bawah
Tiap - tiap sesuatu dalam dirinja mengandung hama - hama jang akan memusnahkannja. Ilmu
dogmata akan menimbulkan tahanan kritik, djika batas tertentu dari paksaan kepertjajaan tertjapai;
faham rationalis akan berachir dengan pikiran - pikiran jang djuga didjeludjur setjara rationalis akan
tetapi jang logikanja berlawanan. Logika sendiripun djika didjalankan dengan keras sekali akan
menimbulkan tjara berpikir jang berlawanan.
Djuga dalam masjarakat kapitalis terdjadi aliran berlawanan jang bermula sebagai aliran bawah dan
baru kemudian mendjelang kepermukaan. Faham Marxis sebagai pengupasan soal masjarakat
menurut ilmu pengetahuan mendjelma bentuk politik serupa faham komunis, faham sosialis dan
varietas - varietas, bentuk - bentuk ubah lainnja dari faham - faham tersebut. Kemerdekaan dari
faham liberal memberi kemerdekaan untuk berorganisasi sosial dan politik bagi golongan proletar,
golongan jang tak mampu dan kemudian untuk mengadakan pergerakan buruh menurut tjara
berorganisasi jang berdasarkan ilmu pengetahuan. Sembojan "kemerdekaan", persamaan dan
persaudaraan " dari faham liberal achirnja ternjata dalam masjarakat liberal - kapitalis tak sanggup
membukakan pintu ke sorga dunia untuk kemanusiaan. Kemerdekaan berarti atjapkali
"kemerdekaan untuk memerah", persamaan berarti seringkali ketidak-adilan terhadap dua
kebesaran jang berbeda, djadi tak seharga, dan persamaan itu tak pernah berlaku dalam masjarakat
kolonial, masjarakat djadjahan. Tentang persaudaraan sebaiknja kita diamkan sadja. Perkataan itu
berbunji laksana behana dari sjaitan tertawa terbahak - bahak diangkasa medan peperangan dari
Eropah, Asia dan Amerika.
Akan tetapi aliran bawah ini pada pertukaran abad tersebut belum lagi tjukup kukuh berdiri dalam
masjarakat untuk pada saat itu betul - betul dan actualis dapat mempengaruhi kedjadian - kedjadian
dalam mekanis dunia. Mereka tetap tinggal sebagai aliran bawah walaupun gaja dan potensinja
selalu bertambah dan walaupun tiap kekalahan dalam pergelutan selalu berarti satu pengalaman
lebih. Pengalaman - pengalaman itu ditjatat dan menghasilkan ramuan - ramuan untuk teori dari
ilmu methodik jang revolusioner dan jang sosial psychologis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan
jang kemudian dipraktekkan dalam berbagai - bagai negara dari dunia untuk membasmi faham
kapitalis.
Akan tetapi aliran bawah itu, bagaimanapun pentingnja karena sifatnja jang universus atau umum
itu, untuk perkembangan pikiran kita dengan mengingat tahun permulaan abad ini lagi mempunjai
arti jang actuel. Jang mempunjai arti actuel pada tahun - tahun itu ialah permusuhan antara Inggris,
negara kapitalis jang tua dan Djerman, negara kapitalis jang muda dan baru terbit.
Karena rakjat Djerman hidup radjin dan hemat maka tertjiptalah didalam tapal batasnja Djerman
kemakmuran jang membawa kekajaan dan adanja kapital. Modal untuk sementara dimasukkan
kedalam industri - industri jang bekerdja untuk pasar - pasar dipedalaman. Akan tetapi pasar - pasar
itu dengan segera dibandjiri oleh hasil - hasil industri itu, sedang teknik Djerman makin lama makin
sempurna dan makin banjak menghasilkan barang - barang jang baru. Kapital Djerman tumbuh dan
beranak - anak hingga bertimbun - timbun. Potensinja menjebabkan ia mendjadi expansif. Semangat
Djerman mentjari diluar negeri perusahaan - perusahaan untuk memasukkan modalnja dan mentjari
pasar - pasar untuk industri - industrinja jang senantiasa bertambah sempurna itu.
Suatu pengaruh jang reciprocus jang bertimbal balik terdapat antara golongan usahawan industri
jang merasa dirinja makin lama makin kuat dan jang dibantu oleh ilmu pengetahuan Djerman, ilmu
pengetahuan jang seolah - olah baginja tak ada sesuatu jang tak mungkin dalam hal menguasai
materi. Semua itu berakibat bahwa dengan segera berdirilah suatu Djerman diatas panggung dunia
jang menuntut bagiannja dari dunia, sebagai djuga 30 tahun kemudian Djepang di Orient akan
memperlihatkannja kepada kita.
Akan tetapi Djerman jang muda itu pada permulaan tahun - tahun dari abad ini, dimana - mana
selalu berselisihan, disini dengan Albion, negara kapitalis jang tua, disana dengan Perantjis, djuga
suatu negara kapitalis jang tua, akan tetapi terutama dengan Inggris, negara jang dalam masa 300
tahun mendjadjah telah mentjiptakan suatu daerah kekuasaan didunia ini, daerah dimana matahari
tak kundjung terbenam.
Pertentangan antara Inggris, negara kapitalis tua, dan Djerman negara kapitalis muda makin lama
makin meruntjing. Politik international Eropah Barat dalam decennia pertama dari abad ke XX
berputar di sekitar pertentangan itu sebagai inti. Golongan - golongan utama jang terdjadi
mempunjai sebagai pusat atau Inggris atau Djerman.
Entente Cordiale (perhubungan erat) antara Inggris, Perantjis dan Rusia menemui sebagai
"pendant"nja atau satirannja, Dreibund (tiga sekawan) Djerman, Austria - Hongaria dan Italia. Antara
consentrasio - consentrasio ini terhujung - hujung politik luar negeri dari negara - negara
Skandinavia. Iberia dan Balkan. Negara - negara disekitar lautan Utara (ja'ni Nederland, Belgi,
Denmark) tidak mendjalankan politik luar negeri, melainkan mentjoba tinggal diluar kombinasi
manapun djuga. Hal ini ternjata dalam Perang I untuk Belgia dan dalam Perang II untuk ketiga negara
itu, suatu politik naief dan kurang pengertian. Tak ada suatu negara didunia ini jang dapat
menganggap dirinja sendiri maha mulia terhadap politik internasional, suatu politik jang pada
achirnja dapat dipandang sebagai pernjataan dari kemauan dunia. Pengabaian kemauan dunia
karena keangkuhan jang dungu, achirnja ajan membawa permusnahan diri sendiri. Pengalaman jang
didapat sewaktu kedua Perang Dunia itu menundjukkan bahwa kepentingan bangsa - bangsa ketjil
akan dikorbankan, djika petjah perang antara kekuasaan - kekuasaan besar. Satu - satunja negara di
Eropah Barat jang dapat mengalami kedua Perang Dunia dengan tak mendapat gangguan ialah
negara Swiss, "negara jang tak berpantai", negara jang dikelilingi oleh linea pertahanan dari gunung
barisan jang tinggi - tinggi. Akan tetapi hal ini menjimpang dari pembitjaraan. Pandanglah sebagai
suatu "penglihatan kesamping" sadja.
Keadaan international di Eropah Barat pada decennium pertama makin lama makin genting. Perang
Balkan (1912 - 1914) waktu Turki dirungkap oleh djadjahann - djadjahannja jang dahulu, tidak djuga
mengakibatkan perang jang diduga dan ditakutkan ja'ni Perang Umum Eropah.
Mega mendung ini masih berarak - arak meliwati Eropah Barat dengan tidak menimbulkan badai dan
taufan. Rupanja tak satupun dari kekuasaan - kekuasaan besar, jang ada pada ketika itu berani
bertanggung djawab atas sesuatu catalisyms (malapetaka) terhadap consciensis - dunia.
Akan tetapi dapat dikatakan bahwa pada saat itu jaitu pada achir decennium pertama kekuasaan -
kekuasaan besar dari dunia itu telah memasuki gelanggang berdiri berhadap - hadapan siap sedia
untuk mengadu kekuatan dan ketangkasan mereka.
III. Cataclysme, Perang Dunia I (1914 - 1918)
Atjapkali muntjul dalam sedjarah dunia orang - orang jang samasekali tak mempunjai arti jang oleh
nasib dipilih dan ditundjuk untuk melakukan suatu perbuatan dengan akibat - akibatnja jang
mempunjai arti untuk sedjarah dunia.
Dapat djuga dikatakan bahwa Pengendali alam bertjampur tangan dengan peristiwa dunia dengan
memilih orang - orang untuk melakukan perbuatan jang tertentu atau mengalaminja sendiri.
Marilah kita melajangkan pikiran kepada kedjadian - kedjadian pada pertengahan bulan Djuli 1914
didusun Serajewo dipropinsi Bosnia jang dahulu , jang pada waktu itu masuk keradjaan Austria -
Hongaria. Serajewo pada saat itu dan sekarang djuga ialah suatu dusun jang tak mempunjai arti
sedikitpun. Akan tetapi djuga dusun - dusunnja baru. Hal tersebut terdjadi djuga di Serajewo pada
tanggal 14 Djuli 1914. Sebagai telah ditakdirkan maka pada saat itu "Erzhertog" (Pangeran) Franz
Ferdinand von Habsburg jang pada ketika itu mendjadi ahli waris makota dan isterinja kebetulan
berada disana, mungkin sedang bertamasja dimusim panas.
Kebetulan djuga pada ketika itu didusun tersebut terdapat seorang mahasiswa jang berliburan
disana, ja'ni mahasiswa Princep, anggauta organisasi Mahasiswa Servo-Krovatia, bagian activis.
Kedua kedjadian itu menghasilkan dua tembakan dengan revolver hingga Erzhertog Franz Ferdinand
dan "Erzhertogin"nja kedatangan maut dan Princep meneruskan liburannja dalam pendjara.
Jang achir ini menurut riwajat - riwajat ialah seorang mahasiswa jang kehilangan kesetimbangan
maknawi, pada saat itu dengan sendiri akan akibat - akibat raksasa dari tindakannja itu. Kedjadian -
kedjadian jang pada hakekatnja disebabkan oleh Princep itu berdjalan dengan mengadakan
perobahan seluruhnja dari ketatanegaraan dan geografi Eropah Timur dan - Selatan dan negara -
negara disekitar lautan Baltik, sedang neratja perekonomian dan politik dari kekuasaan - kekuasaan
dunia sama sekali dirobah. Tentang hal ini akan kita bitjarakan kemudian.
Dalam bulan Djuli itu djuga Baron von Giesl Gieslingen pula seorang jang tak berarti, jang oleh nasib
rupanja dipilih untuk melakukan suatu perbuatan jang bersedjarah dunia, menjampaikan sebagai
duta dari Austria di Belgrado ultimatum Austria pada Servia. Baron itu suatu type dari "Junker"
Djerman menampik dengan angkuhnja djawaban Servia karena negara itu tak ingin mengabulkan
tuntutan - tuntutan dari "Keradjaan-rangkap" itu dengan tak ada perbatasan dalam semua fasal -
fasal. Persurat-Kabaran Djerman dan Austria pada waktu itu memudji sikap baron jang gagah
perkara dan "ganz militaerisch" (prawira) itu. Akan tetapi karena kita sekarang dapat melihat
kembali ke zaman jang lampau dan mengetahui apa jang kemudian terdjadi sesudah peristiwa itu,
maka timbullah pertanjaan dalam hati kita apakah tidak ada baiknja djika seorang jang tak begitu
"gagah perkasa" pada saat itu menjampaikan ultimatum itu. Karena sikap jang gagah perkasa dari
Baron Vladimir von Giesl Gieslingen itu maka petjahlah perang antara Austria-Hongaria dan Servia
dan belum sebulan sesudah itu maka Inggris, Perantjis, Rusia dan negara - negara Balkan (ketjuali
Bulgaria) turut serta dengan membantu Servia sedang Djerman memilih pihak Austria-Hongaria.
Italia jang mula - mula berada dalam keragu - raguan kemudian melepaskan diri dari ikatan dari
Dreibund dan berdjoang disamping Inggris, Perantjis dan Rusia menurut keterangan menteri luar
negeri Italia dari zaman itu ja'ni Sonino; karena pertimbangan jang berdasarkan "sacro egoismo",
kepentingan diri sendiri jang kudus.
Golongan - golongan kapitalis jang tua dari Inggris dan Perantjis, melihat kesempatan jang baik itu
kesempatan untuk memusnahkan kapital Djerman jang muda itu dengan berselimut sembojan -
sembojan kebangsaan, menggabungkan diri pada gerombolan - gerombolan ultra - nationalis dan
kemiliteran dari negara mereka masing - masing.
Bagi kedua golongan kekuasaan itu Entente dan Central (sedjak pengchianatan Italia itu maka tak
lagi dipergunakan kata Dreinbund) maka petaruhannja ialah expansi dari usaha keuangan dan
industri. Djadi perang itu ialah perang antara kapital Inggris - Perantjis jang tua dan kapital Djerman
jang muda.
Inilah aliran utama. Ia mendapat makanan dari tjabang - tjabangnja, aliran simpang, suatu antithesa
raciologis.
Bagi Djerman dan Austria peristiwa tersebut memberi kesempatan untuk menghantjurkan hidup
kembali dari bangsa - bangsa Slavia, jang telah memulai "renaissance" (pembaruan) dinegara -
negara Balkan dibawah lindungan Rusia. Tindakan Princep, orang Servo Kravatia itu di Sarajevo ialah
salah satu puntjak dari antithese antara suku Germania dan Slavia.
Aliran samping jang lainnja, jang djuga bersifat raciologis ialah antithesis antara Anglo - Saxon dan
Teuton (Germania) dan aliran samping raciologis jang ketiga ialah pertentangan antara bangsa -
bangsa Latin (Italia dan Perantjis) dan Germania.
Semua pertentangan - pertentangan racioligis ini menghasilkan "slogan - slogan" bagi Perang Dunia I
untuk menghasut bangsa - bangsa dunia satu terhadap jang lainnja dan untuk membawa mereka
kedalam tingkat dari delirium - membentji ja'ni kekatjauan pikiran jang bersifat membentji. Dengan
tak adanja keadaan - keadaan itu maka "levée en masse" atau mobilisasi umum dari bangsa - bangsa
tak mungkin akan tertjapai.
Desakan tinggi jang imperialis - kapitalis itu, jang djuga diperkuat oleh aliran - aliran samping jang
berasal dari sumber - sumber jang nationalis - chauvinis, oleh tembakan di Sarajevo itu mendapat
kesempatan untuk meletus dalam Perang Dunia I. Perang jang berachir berbeda sekali dari pada apa
jang diharapkan oleh pembuat - pembuat perang dikedua belah tepi dari garis demarkasi dalam
tahun 1914. Ketiga keradjaan Djerman, Austria - Hongaria dan Rusia mengachiri riwajat mereka jang
kurang lebih megah itu dalam Perang Dunia I. Ketika bangsa - bangsa Eropah dalam tahun 1919
mulai bangun dari bius perang itu dan mendjadi sadar insjaflah mereka bahwa perbandingan politik
telah berobah seluruhnja.
Pada constitutio Weimar (1919) Djerman mendjadi republik sosialis dengan Kaisar - Radja Wilhelm LL
diganti oleh Ebert bekas tukang pelana sebagai kepala negara. Austria - Hongaria petjah dalam tiga
buah republik, Austria, Tajecho - Slovakia dan Hongaria setelah kedua propinsi Bosnia dan
Hezegowina diserahkan pada Servia, jang diperbesar mendjadi Yugoslavia sedang keradjaan
Montenegro djuga dianaksirnja.
Satu keradjaan baru ditjiptakan, Albania.
Rusia dari Tzar ditjipta kembali kedalam bentuk Kesatuan Republik - Republik Sovjet setelah disobek
dari padanja propinsi - propinsi Finlandia Estonia, Latvia dan Lithuania jang memproklamirkan dirinja
sendiri hingga republik - republik jang merdeka. Semua negara - negara jang baru itu terdjadi karena
kekuatan rumus dari presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson almarhum ja'ni "hak menentukan
nasib sendiri" untuk bangsa - bangsa ketjil. Hal ini pada waktu itu dipandang sebagai satu - satunja
indjil, sebagai satu - satunja Kebenaran untuk mendapat perdamaian jang abadi dihari - hari jang
akan datang.
Sekarang, 30 tahun sesudah itu setelah dunia mendjadi lebih kaja dengan pengalaman -
pengalaman, sekarang kita hanja mungkin tersenjum sadja. Senjuman jang mendjatuhkan iba
kasihan terhadap pandangan itu.
Perobahan - perobahan jang berlangsung selama dan sedjenak sesudah Perang Dunia I dan jang
disebabkan oleh perang itu tak sadja terbatas hingga Eropah. Turkipun mendjadi republik akan tetapi
menjusut hingga wilajahnja (propinsi) jang dahulu, Anatolia, sedang dari propinsi - propinsinja di
bagian Selatan timbul negara - negara Arab jang asli, di semenandjung Arab dan seterusnja Irak,
Syria, Libanon - Trans - Jordania dan Mesir.
Akan tetapi untuk politik dunia jang mempunjai arti jang mendalam ialah perobahan - perobahan
dalam perbandingan kapital internasional, jang timbul dari Perang Dunia I terutama kemunduran
jang menjusul perang itu, kemunduran dari negara - negara industri Eropah Barat jang telah
bersedjarah itu, kemunduran jang tak disangkakan oleh radja - radja wang dari 1914. Waktu kapital
tua dari Inggris dan Perantjis dan kapital muda Djerman bergelut - gelutan jang satu terhadap jang
lainnja untuk mendapat hegemonia dunia, mereka tak menjangka bahwa mereka sedang memotong
akar - akar dari pohon - penghidupan mereka sendiri.
Perobahan - perobahan inilah dalam perbandingan kapital, jang disebabkan oleh Perang Dunia I, jang
memindahkan lingkungan Pacific ketingkat pertama dari kedjadian - kedjadian dunia. Sedang
lingkungan Atlantik, tempat faham kepitalis berketjambah, tumbuh dan achirnja hidup dengan
suburnja, lingkungan itu didesak ketingkat kedua.
Pada lingkungan Pacifik tergabung renaissance (pembaharuan) Asia, pembaharuan Asia Purba, jang,
djika tanda - tanda tak salah memperlihatkannja, sekarang dipilih untuk memainkan rolnja dihari -
hari jang akan datang.
Apakah sebenarnja lingkungan Pacifik itu ?
LINGKUNGAN PACIFIK(*)
IV. Daerah Geografik dari Pacifik
Dilihat semata - mata dari sudut geografik maka seharusnja dikatakan bahwa Pacifik itu ialah Lautan
Teduh (Samudra Pacifik) dengan pulau - pulaunja dan jang dibatasi oleh pantai Barat dari Amerika
Utara dan Selatan dan pantai Timur Asia jang bertemu satu dengan jang lainnja di Selat Bering. Selat
jang didaerah kutub Utara amat sempit hingga hampir - hampir kedua benua itu (Asia dan Amerika)
disitu bersintuk - sintukan. Kedua garis pantai itu dapat merupakan sisi - sisi tegak dari segitiga -
bola, sedang garis - dasarnja dibentuk oleh rangkaian pulau - pulau Indonesia, Australia dan New-
Zealand.
Djika kita menilik soal ini dari sudut politik geografik maka dalam daerah Pacifik termasuk semua
negara dari Amerika Utara, Tengah dan Selatan. Rusia (atau Siberia), Korea, Djepang, Tiongkok,
Muang Thai (Siam), Indo-China, Filipina, Burma, Malaya, Indonesia, Australia, New Zealand dan
pulau - pulau di Lautan Teduh.
Untuk kepentingan ichtisar maka dibawah ini dilukiskan beberapa negara dengan banjaknja
penduduk :
1. Pacifik Barat:
Siberia 11.752.000
Djepang 73.114.059
Korea 24.326.327
Manchuria 43.233.954
Tiongkok 461.000.000
Indo-China 23.750.000
MungThai (Siam) 15.717.000
Burma 16.824.000
Malaya 5.469.087
Djumlah 675.186.427
2.Pacifik Timur :
Canada 12.307.000
U.S.A. 140.387.000
Mexico 21.673.000
Panama 632.000
Colombia 10.702.000
Equador 3.241.311
Peru 7.719.276
Chili 5.237.000
Djumlah 201.898.587
3.Garis Dasar Pacifik
Indonesia 72.000.000
Australia 7.446.000
New-Zaeland 1.746.319
Djumlah 81.192.319
4.Pulau - Pulau dalam segitiga Pacifik
Philipina 18.400.000
Micronesia 144.000
Melanesia 966.000
Polynesia (termasuk Hawai) 547.000
Djumlah 20.057.000
5. Titik berat segitiga Pacifik terletak di :
Hawai 423.000
Djadi kita dengan pasti dapat menentukan bahwa kira - kira 1000 djuta manusia atau lebih dari 1/3
dari djumlah penduduk dunia ini langsung turut berkepentingan dalam perkembangan politik dan
eknomi dari Pacifik. Dalam hal itulah terletak arti dari Pacifik. Sesuatu daerah jang lebar dan luas
tetapi kosong tak akan mempunjai arti untuk sedjarah dunia. Ia baru akan mendapat arti untuk
sedjarah karena usaha - usaha dari penduduk jang mendiami daerah itu. Individum dan masjarakat
mempunjai kebutuhan mereka masing - masing dalam penghidupan. Djika masih mengenai
kebutuhan madi sadja maka hal ini hanja dapat dipenuhi dengan mempergunakan tenaga manusia
(baik djasmani maupun rochani atau tjendekia) terhadap barang sesuatu jang terdapat dalam alam.
Tjawat dan tjamping dari suku - suku bangsa kurang beradab dari Sentral - Afrika, suku - suku bangsa
jang peradabannja tak dapat dipandang tinggi, dibuat menurut tjara tersebut. Akan tetapi djuga bom
- bom jang hyper - modern dihasilkan menurut procedure diatas tadi.
Pada wudjudnja proses - proses dalam masjarakat manusia bersahadja sekali, asal djiwa
memberanikan diri membuang perhiasan - perhiasan jang biasanja tak mempunjai arti sedikitpun.
Berbagai - bagai bangsa jang atjapkali mempunjai tudjuan jang bertentangan ikut serta dalam proses
peleburan di Pasifik itu. Dibagian Barat - Laut dari daerah Pacifik bangsa - bangsa Mongolia berdesak
- desakan dipantai - pantai dari Lautan Teduh sedang dibagian Barat - daja bangsa - bangsa Melaju
dan Anglo - Saxon (Australia dan New Zealand).
Dibagian - bagian Tenggara berdiam dalam republik - republik Amerika - Selatan bangsa - bangsa
Latin jang berasal dari Semenandjung Iberia, dibagian Timur - laut dari daerah Pacifik terdapat
conglomerare, tjampuran dari turunan - turunan dari semua bangsa - bangsa Eropah dan dari bangsa
- bangsa di pantai Barat dari Afrika. Belum lagi disebut turunan - turunan dari penduduk asli dari
Amerika ja'ni bangsa Indian, jang terutama di negara - negara Amerika Selatan mulai
memperlihatkan tanda - tanda renaissance jang bersifat raciologis. Tersebar diseluruh kepulauan
Pacifik didjumpai bangsa - bangsa Polynesia, Melanesia dan Micronesia, turunan - turunan dari suku
- suku bangsa jang barangkali meninggalkan benua asalnja, Asia Tenggara, untuk pergi merantau.
Daerah Pacifik ialah suatu gedung artja untuk anthropolgi dan ethnologi. Akan tetapi jang
mempunjai arti jang lebih aktualis dari pada perbedaan anthropologi dan ethnologi dari penduduk
Pacifik ialah peristiwa, bahwa sebagian besar dari bangsa - bangsa ini sekarang sadar akan hak
mereka, hak jang berbanding seharga terhadap kemungkinan - kemungkinan kemakmuran, jang
dapat diberikan oleh Pacifik.
Sebab, oleh karena perihal tersebut diatas terdjadi antagonisma dan pertjideraan - pertjideraan jang
akan berachir dengan petjahnja perang. Daerah Pacifik mengandung kekajaan jang tak terhingga,
kekajaan diatas dan bawah tanah, dilaut dan disungai - sungai.
Djalan - djalan laut jang bersedjarah jang menudju kedaerah Pacifik terletak dibagian Barat-daja
dikepulauan Indonesia dan dibagian Tenggara, antara Tierra del Fuego (=Pulau berapi) dan Cape
Horn (Tandjung Tanduk), bagian jang paling Selatan dari Amerika Selatan. Meliwati djalan - djalan
laut itu tibalah dizaman dahulu pelajar - pelajar jang gagah perkasa di Lautan Teduh dan dengan
tjara demikian mereka menjebabkan pembukaan daerah itu untuk pergaulan dunia. Dalam abad ke
19 dibuat 2 buah djalan kereta api Trans Siberia jang menghubungkan Eropah via Rusia dengan
Pacifik dan dalan tahun 1914 Panama canal (= terusan Panama) dibuka, jang menghubungkan Lautan
Atlantik dengan Lautan Teduh.
Perhubungan - perhubungan dengan bagian - bagian lainnja dari dunia makin lama makin bertambah
dan dalam waktu jang terachir perhubungan - perhubungan itu disempurnakan dengan
perkembangan lalu lintas udara.
Semua itu terdjadi karena pengaruh timbal balik dari perhatian jang bertambah, perhatian jang
ditjurahkan oleh bagian - bagian lain dari dunia terhadap Pacifik dan karena bangsa - bangsa di
Pacifik sendiri makin lama makin auto-actief.
Mula - mula sebagai object passif ditarik kedalam lalu lintas dunia, daerah itu achirnja mendapat
kedudukan sendiri karena potensi - potensinja jang bertambah itu. Ia tak lagi taruhan pada
permainan, melainkan telah mendjadi sendiri salah seorang pemain.
Tumbuhnja akan kita uraikan menurut bagan dalam paragraf - paragraf, bagian - bagian, jang
tertjantum dibawah ini.
V. Pacifik, daerah djadjahan
Dalam tiap buku tentang sedjarah dunia dapat dibatja bahwa pada permulaan abad 16 ja'ni dalam
tahun 1513 seorang Spanjol jang gagah perwira, Vasco Nunes de Balboa, menjeberangi daerah
Panama jang sempit itu. Berdiri disalah satu puntjak dari bukit - bukit maka laut jang tak terhingga
itu, jang terhampar dimuka kakinja menimbulkan perasaan dihati sanubarinja, perasaan jang
mempengaruhinja, jang menggetarkan djiwanja hingga timbullah hasratnja untuk berdjoang sebagai
seorang djohan pahlawan. Disangkanja, dan dengan tepatnja, bahwa lautan itu memisahnja dari
kepulauan Hindia jang diimpi - impikannja, untuk mana ia menjeberangi Samudra Atlantik. Ia
memutuskan, menurut adat kebiasaan Eropah diwaktu itu, memiliki daerah jang luas dan tak
terbatas itu bagi milik - miliknja.
Apakah penduduk daerah itu setudju atau tidak, rupanja bagi si "avonturier", si pahlawan Dewi
Fortuna itu, hal tersebut tidak merupakan soal jang harus dipertimbangkan.
Kedaulatan rakjat pada saat itu njata belum lagi didapat atau ditemui. Balboa itu menjatakan atas
nama Ratu dari Castillia dan Aragon memiliki dengan sebenar - benarnja dan sesungguh - sungguhnja
lautan tersebut dan negara - negara dan pantai - pantai, bandar - bandar pelabuhan dan pulau -
pulau dibagian Selatan dan daerah - daerah jang ditaklukkan, keradjaan - keradjaan dan propinsi -
propinsi jang termasuk padanja, dengan tjara apapun atau dengan hak manapun atau dengan gelar
apapun didapat, jang sedang berada, atau jang akan berada, lama atau baru dizaman jang lampau,
sekarang atau jang akan datang dengan tak ada satu pengetjualianpun.
Selandjutnja Balboa menjatakan Ratu dari Castillia dan Aragon sebagai satu - satunja Radja jang
berkuasa di negara - negara, pulau - pulau dan benua - benua Hindia, dibagian Utara dan dibagian
Selatan dengan laut - lautnja Arktik dan Anarktik, dikedua belah sisi dari chattul'listiwa, didalam atau
diluar daerah panas, jang terletak antara garis balik Utara (Cancer) dan garis balik Selatan
(Capricornus).
Dengan tidak memperhatikan kesombongan dari si Spanjol jang hidup dalam abad XVI itu dapat
diterangkan bahwa dengan tindakan Balboa itu Pacifik ditjap sebagai : "djadjahan in optima forma"
ja'ni daerah djadjahan dalam bentuk sebaik - baiknja. Karena selama lebih dari empat abad sesudah
proklamasi jang angkuh itu, proklamasi dari "memiliki atas nama Ratu dari Castillia dan Aragon"
dunia dengan sungguh - sungguh menghormati proklamasi itu. Dengan peristiwa itu mulailah status
kolonial dari daerah Pacifik. Oleh karena itu dianggap penting mengingatkan tindakan Balboa itu.
Selama empat abad Proklamasi Balboa itu mengutuki bangsa--bangsa di Pacifik. Baru dalam abad ke
XX akan menjingsinglah fadjar, fadjar kemerdekaan, untuk bangsa - bangsa itu karena rumus "hak
menentukan nasib sendiri bagi bangsa - bangsa jang ketjil" (1917) dari Woodrow Wilson, presiden
dari Amerika Serikat dalam amanatnja kepada congres dan untuk kedua kalinja karena Atlantik Pact
(1941) dari Roosevelt dan Churchill.
Akan tetapi kita tak akan mendahului kedjadian - kedjadian. Karena proklamasi Balboa itu maka
Pacifik berabad - abad tak mempunjai suasana sendiri. Ia adalah suatu daerah djadjahan dan tak
mempunjai penghidupan ketatanegaraan sendiri jang bersifat internasional. Soal - soal daerah ini
berobah sedikit waktu Amerika Utara muntjul dalam pertengahan abad ke 20. Pada waktu itu maka
soal - soal Pacifik ditentukan oleh perbandingan sesama dari negara - negara jang terletak dipantai
Utara dari Samudra Atlantik. Samudra itu tetap mendjadi lautan dunia karena kapital dunia dan
kekuasaan dunia jang bersangkutan dengan kapital tersebut tetap berpusat pada pantai - pantai
lautan itu. Kekuasaan dunia dan kekuasaan kapital pada waktu itu ialah synonimus atau pengertian
jang sama : pengertian jang identiek.
Perobahan letak dari kekuasaan di Samudra Atlantik memprojeksi sebagai perobahan "pemilik" dari
benua Pacifik. Di Eropah selalu terdapat perselisihan tentang "pemilikan" daerah - daerah itu dan
daerah - daerah itu selalu mengalami penggantian jang memilikinja. Hal ini bergantung apakah
negara Eropah jang satu dapat mengalahkan negara jang lain dan kemudian jang pertama mendapat
gilirannja dirampas dari "hak - milik"nja oleh negara jang ketiga.
Mengabaikan perobahan detail, perobahan ketjil - ketjil maka berhubungan dengan keadaan
tersebut diatas tadi dalam hal jang mengenai Indonesia dapat dikatakan, bahwa pada permulaan
abad jang lampau kekuasaan berpindah dari tangan Belanda ketangan Perantjis, kemudian ketangan
Inggris dan achirnja kembali ketangan Belanda.
Philipina hingga 1898 ialah kepunjaan Spanjol dan pada tahun itu mendjadi djadjahan Amerika
karena Perang Spanjol - Amerika, perang untuk memperebutkan Cuba. Cuba mendjadi negara jang
merdeka akan tetapi Philipina hanja berganti "jang empunja" sadja karena kepulauan itu didjual oleh
Spanjol kepada Amerika pada perdamaian di Paris untuk 20 djuta dollar.
Seluruh daerah Pacifik, termasuk djuga negara - negara jang pro forma merdeka dan berdaulat
seperti Djepang, Tiongkok dan Siam dan kesultanan - kesultanan jang merdeka di Semenandjung
Malaka, biasa dipandang sebagai daerah djadjahan sadja untuk kepentingan negara - negara di
Lautan Atlantik, jang pada saat itu hanja tjukup mempunjai kekuasaan dan tenaga militer untuk
mendjalankan kehendak mereka terhadap negara - negara jang lain. Tak usah diterangkan dengan
pandjang lebar, bahwa berhubungan dengan negara - negara jang pro forma merdeka itu, hal
tersebut disembunjikan dengan tjermat sekali. Mereka tak mempergunakan kekuasaan
ketatanegaraan dengan langsung, melaiknan tjara - tjara ekonomi - keuangan untuk mentjapai
tudjuan - tudjuan djadjahan.
Pacifik mendjadi daerah pengusahaan untuk kepentingan Eropah Barat selama lebih dari 4 abad dan
achirnja sebagai akibat dari keangkuhan jang fatalis atau tjelaka itu dari nachoda badjak laut Spanjol
(mungkin djuga pedagang budak) Vasco Nunes de Balboa, jang dalam tahun 1513 menjatakan
seluruh daerah sebagai "milik" dari maliknja, Ratu dari Castillia dan Aragon. Dapat dikatakan suatu
tragi-comedia, suatu permainan sedih bertjampur gembira selama 400 tahun perbudakan kolonial
dan kenistaan, karena chajal dari keangkuhan jang dungu : "Der Dummheitsmacht".
Akan tetapi tiap-tiap susunan kekuasaan mengandung unsur-unsur untuk menghantjurkan dan
memusnahkan diri sendiri. Demikian djuga susunan djadjahan jang dikendalikan dengan sembojan -
sembojan jang murni akan tetapi jang hanja maja belaka. Hal tersebut ialah proses jang gaib, proses
dari pembetulan dari keadilan. Seolah-olah dengan proses itu Pengendali Alam bermaksud
membetulkan kechilafan-kechilafan dengan mempergunakan tenaga manusia, akan tetapi diluar
kesadaran penglaksana insani sendiri.
(*) ORIENTASI (Pendjelasan : Uraian diatas ini dikutip daripada bab pertama "Pendahuluan", dari
sebuah buku jang berkepala "Indonesia dalam gelora internasional", dari kalam Dr. Ratu Langie.
Buku in dalam waktu singkat akan terbit)
(*)Istilah “Pacifik” dibiarkan sama sesuai yang tertera di askah asli
Demikianlah catatan yang dibuat oleh pengarang dalam naskah (Editor).
Uploaded: 20 April 2005 by:
Editor: Dr. M. Sugandi-Ratulangi.