6
147 PENDAHULUAN Kayu ulin biasanya lebih dikenal dengan nama kayu besi berasal dari tanaman ulin. Saat ini keberadaan tanaman ulin di hutan-hutan sangat sedikit sebagai akibat eksploitasi yang berlebihan dan illegal logging sehingga mendekati kepunahan. Ada upaya untuk melestarikan dan meremajakan dengan menggunakan cara konvensional seperti melalui biji, namun lamanya fase perkecambahan (9-12 bulan) merupakan faktor penghambat. Perbanyakan dengan menggunakan cara vegetatif dengan menggunakan stek nampaknya tidak berhasil. Budidaya jaringan merupakan alternatif untuk mengatasi kekurangan/ kelangkaan bibit ulin secara massal dan murah. Langkah awal yang dilakukan dalam budidaya jaringan ulin ini adalah mencari formula zat pengatur tumbuh (ZPT) yang tepat, jenis eksplan, dan selanjutnya aklimatisasi planlet yang dihasilkan. Kelebihan cara ini adalah dapat dilakukan secara massal (banyak) dengan sekali pembibitan, bahan tanam yang dibutuhkan sedikit, lebih cepat sehingga akan murah/ekonomis, mudah dalam penanganan bibit yang dihasilkan, resiko rusak dalam pengangkutan ke lapangan kecil. Medium yang banyak digunakan dalam Induksi Pertumbuhan Eksplan Endosperm Ulin dengan IAA dan Kinetine HIDAYAT Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Jl.A. Yani Pontianak, 78124, e-mail : [email protected] ABSTRACT Growth Induction with IAA and Kinetine for Ulin Endosperm Explant The aims of this research for examining the effect of concentrations of Indole Acetic Acid (IAA) and Kinetine on the growth of ulin. The research using Murashige and Skoog medium was conducted in Biotechnology Laboratory of Agriculture Faculty, Tanjungpura University from June 2003 to May 2004. All treatments were arranged in randomized complete design with ten treatments and four replications. The variable of this research was scoring on callusformation, time of callusformation (days) and number of callus. The result showed that (5.0 ppm IAA + 6.0 ppm Kinetine) and (6.0 ppm IAA + 5.0 ppm Kinetine) were better concentration combination for callus induction. The better for time of callusformation and numbers of callus were 5.0 ppm IAA + 6.0 ppm Kinetine. Keywords: IAA, Kinetine, callus, ulin AGRITROP, 26 (4) : 147 - 152 (2007) ISSN : 0215 8620 Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia C budidaya jaringan adalah Murashige and Skoog (MS). Medium MS banyak sekali digunakan dalam perbanyakan melalui budidaya jaringan misalnya Soepraptopo (1987) pada tanaman tebu klon POJ 3016; Maryanto (1987) pada tanaman tembakau; Hendarko (1982) pada tanaman Melinjo; Ambarwati (1987) pada tanaman melinjo. Keberhasilan morfogenesis suatu budidaya jaringan salah satunya ditentukan oleh eksplan. Bagian tanaman yang dapat dipergunakan sebagai eksplan bisa berupa embrio dewasa maupun embro muda, bagian-bagian kecambah yang paling responsif, karena masih juvenil seperti kotiledon, hipokotil; dan pucuk kecambah (Rineksane, 2000). Pembentukan akar akan diinduksi lebih mudah pada medium dengan aras konsentrasi 0,0186 - 0,93 mg/ NAA, selanjutnya dijelaskan pula oleh Gunawan (1991), untuk pertumbuhan budidaya pucuk oncidium perlu ditambahkan 0,5 mg/ NAA. Hasil penelitian Hussey (1978), inisiasi tunas adventif terjadi pada budidaya sisik umbi ganda yang ditanam pada media yang mengandung 0,5 mg NAA dengan konsentrasi Benzyl Amino Purin (BAP) yang bervariasi. Normah (1992), melakukan penelitian dengan menggunakan eksplan biji manggis dalam media MS

induksi pertumbuhan kalus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: induksi pertumbuhan kalus

147

PENDAHULUAN Kayu ulin biasanya lebih dikenal dengan namakayubesiberasaldaritanamanulin.Saatinikeberadaantanamanulindihutan-hutansangatsedikitsebagaiakibateksploitasiyangberlebihandanillegal loggingsehinggamendekatikepunahan. Adaupayauntukmelestarikandanmeremajakandenganmenggunakancarakonvensionalsepertimelaluibiji,namunlamanyafaseperkecambahan(9-12bulan)merupakan faktor penghambat. Perbanyakan denganmenggunakancaravegetatifdenganmenggunakansteknampaknyatidakberhasil. Budidaya jaringan merupakan alternatif untukmengatasi kekurangan/ kelangkaan bibit ulin secaramassaldanmurah.Langkahawalyangdilakukandalambudidaya jaringan ulin ini adalah mencari formulazatpengatur tumbuh(ZPT)yang tepat, jeniseksplan,dan selanjutnya aklimatisasi planlet yang dihasilkan.Kelebihan cara ini adalah dapat dilakukan secaramassal (banyak) dengan sekali pembibitan, bahantanam yang dibutuhkan sedikit, lebih cepat sehinggaakanmurah/ekonomis,mudahdalampenangananbibityangdihasilkan,resikorusakdalampengangkutankelapangankecil.Mediumyangbanyakdigunakandalam

Induksi Pertumbuhan Eksplan Endosperm Ulin dengan IAA dan Kinetine

HIDAYATStafPengajarFakultasPertanianUniversitasTanjungpura,Jl.A.YaniPontianak,78124,

e-mail:[email protected]

ABSTRACT

Growth Induction with IAA and Kinetine for Ulin Endosperm Explant TheaimsofthisresearchforexaminingtheeffectofconcentrationsofIndoleAceticAcid(IAA)andKinetineonthegrowthofulin.TheresearchusingMurashigeandSkoogmediumwasconductedinBiotechnologyLaboratoryofAgricultureFaculty,TanjungpuraUniversityfromJune2003toMay2004.Alltreatmentswerearrangedinrandomizedcompletedesignwithtentreatmentsandfourreplications.Thevariableofthisresearchwasscoringoncallusformation,timeofcallusformation(days)andnumberofcallus.Theresultshowedthat(5.0ppmIAA+6.0ppmKinetine)and(6.0ppmIAA+5.0ppmKinetine)werebetterconcentrationcombinationforcallusinduction.Thebetterfortimeofcallusformationandnumbersofcalluswere5.0ppmIAA+6.0ppmKinetine.

Keywords: IAA, Kinetine, callus, ulin

Agritrop, 26 (4) : 147 - 152 (2007)issn : 0215 8620

Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia

C

budidayajaringanadalahMurashigeandSkoog(MS). Medium MS banyak sekali digunakan dalamperbanyakan melalui budidaya jaringan misalnyaSoepraptopo(1987)padatanamantebuklonPOJ3016;Maryanto(1987)padatanamantembakau;Hendarko(1982)pada tanaman Melinjo; Ambarwati (1987)padatanamanmelinjo.Keberhasilanmorfogenesissuatubudidayajaringansalahsatunyaditentukanoleheksplan.Bagian tanaman yang dapat dipergunakan sebagaieksplan bisa berupa embrio dewasa maupun embromuda,bagian-bagiankecambahyangpalingresponsif,karenamasih juvenil sepertikotiledon,hipokotil;danpucukkecambah(Rineksane,2000). Pembentukan akar akan diinduksi lebih mudahpadamediumdenganaraskonsentrasi 0,0186 -0,93mg/ NAA,selanjutnyadijelaskanpulaolehGunawan(1991),untukpertumbuhanbudidayapucukoncidiumperluditambahkan0,5mg/ NAA.HasilpenelitianHussey (1978), inisiasi tunas adventif terjadi padabudidayasisikumbigandayangditanampadamediayang mengandung 0,5 mg NAA dengan konsentrasiBenzylAminoPurin(BAP)yangbervariasi. Normah (1992), melakukan penelitian denganmenggunakan eksplanbijimanggis dalammediaMS

Page 2: induksi pertumbuhan kalus

148

Agritrop, Vol. 26, no. 4 (2007)

yangditambahdenganBAPdanNAA.Hasilpenelitiantersebutmenunjukkan,bahwatunasterbanyak dihasilkandarimediayangditambahdengan30-40µ MBAPdan2,5MNAA. Penelitian ini bertujuan untuk menemukanaras konsentrasi IAA dan kinetine terhadap induksipertumbuhaneksplanulin.

BAHAN DAN METODE PenelitiandilakukandiLaboratoriumBioteknologiFakultasPertanianUniversitasTanjungpuramulaiJuni2003sampaiMei2004. Bahanpenelitianberupaeksplanulinyaituberupabijidiambilbagianendosperm.Bijiberasaldaritegakkanalamdanpembibitandaribijiyangdiperlakukankhususuntukmenghindarikontaminasiinternaldaneksternal,mediumMSdanzatpengaturtumbuh. Alat yang dipergunakan seperangkat peralatanlaboratorium bioteknologi, kamera, bunsen, mistar, air condition, Laminar air flow cabinet, thermos,kulkas,shaker,danalattulismenulis. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan caraeksplan disterilisasi dengan cara biji dicuci dengandeterjenpadaairmengalirselama30menit,kemudiandicelupkan dalam alkohol 70 %, dibakar di atas apispiritussebanyaktigakali.Kulitbuahdikupasdigojog(shaker)denganlarutanklorok10%selama10menitdibilastigakalidenganaqudeststeril,kemudiandigojogkembalidalam larutanklorok5%selama2-5menit,bilasaqudestsetriltigakali,eksplandipotongberukuran2-5cm2.Setelahitucelupkandalambetadine10%laluditiriskan, semua perlakuan ini dilakukan di dalamlaminar air flowcabinetkemudiansetelahituditanampadamedia. MediadasarMSdibuatsesuaidengankebutuhandengan cara membuat larutan induk masing-masing4. Pencampuran larutan induk dilakukan denganpenambahanNaEDTAdanvitamin.Keasamanmedia(pH) 5,8 diatur dengan menggunakan HCl 1 N danKOH1N.Mediapadatdibuatdenganmenambahagarsebanyak6,5g/mediacairlaludisterilisasi.Padasuhu121 oC dan tekanan 17,5 psi Media disimpan selamakurang lebih satu minggu kemudian siap ditanameksplan.

Penelitianmenggunakanrancanganexperimentalmurni,pemilihanrancanganinidikarenakandilakukandiLaboratorium,sehinggakondisilingkunganpenelitianterkontrolsecarabaik. MediumMSyangdiberiperlakuanmenggunakanmetode eksperimen RancanganAcak Lengkap yangterdiridari sepuluhperlakuandenganempatulangan.SusunanperlakuandapatdilihatpadaTabel1.

Tabel1.SusunanperlakuanaraskonsentrasiIAAdanKinetineterhadapeksplanEndospermulin

Perlakuan Konsentrasi(ppm)

IAA 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0Kinetine 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0

Pengamatandilakukanyangmeliputipengamatankualitatifberupaterbentuknyakalusdenganmembuatskor sebagai berikut : 1 = tidak terbentuk kalus, 2= eksplan mulai bengkak, 3 = terbentuk kalus, 4 =terbentuktunas Pengamatan kuantitatif meliputi : waktuterbentuknya kalus (hari) dihitung sejak penanamaneksplansampaimingguke-24dan jumlahkalusyangterbentuk. Data kualitatif dianalisis nonparametrik denganmetodeHilderbrand(Huhn&Leon,1995)yaitudata(Xij)dikoreksimenjadiXijX*

ij=Xij–ij+i.,selanjutnyanilaiX*

ijdiperingkatuntuksemuadata.Menghitungefekperlakuandilakukandenganrumussebagaiberikut:

2hitung=[

∑=

t

i 1 ( Ri..–…)2],

dimanaN=tr(t=jumlahperlakuan;=peringkatterkoreksi; r = jumlah ulangan) selanjutnya hasilperhitungandibandingkanterhadapnilaitabeldenganderajatbebas(t-1).Apabilanilai2hitung>

2tabel(0,05)maka

terdapatperbedaanperlakuanyangdiujibegitupulasebaliknya. Datakuntitatifdianalisisvariansapabilaperlakuanberpengaruh dilanjutkan ke uji Beda NyataTerkecildengantarafkepercayaan5%.HASIL DAN PEMBAHASAN

x 12t(N + 1)

Page 3: induksi pertumbuhan kalus

149

Hasilpengamatanpenelitianmingguke-24terhadapkultur ulin asal endosperm yaitu bagian endospermdisajikanpadaTabel2. Data skoring hasil pengamatan selanjutnyadikoreksi, hasil peringkat terkoreksi disajikan padaTabel 3. Berdasarkan hasil peringkat terkoreksi inidihitung Chi-kuadrat yang didapatkan hasil sebesar23,7135 apabila dibandingkan dengan 9;0,01 = 21,67 ,maka perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadappertumbuhankaluseksplanulin. DatajumlahdanwaktuterbentukkalusdisajikanpadaTabel4,datayangdiperolehterlebihdahuludiujiBartletteuntukmelihathomogenitasvariansnyasebagaisalahsatusyaratuntukdapatdianalisisvarians,ternyatahasil uji Bartlette varians datanya telah homogensehinggadapatdilakukananalisisvarians. Tabel 4 terlihat perlakuan (5,0 ppm IAA + 6,0ppmKinetine)dan(6,0ppmIAA+6,0ppmKinetine)memberikanpertumbuhankalusyangterbaik,pemberianauxindansitokinindengankonsentrasiyangseimbangakan merangsang pembentukan kalus pada jaringanmaristematis tanaman. Pemberian IAA dengan araskonsentrasi 5,0 ppm dan kinetine sebesar 6,0 ppmmemberikan efek perangsangan pertumbuhan kalusyang baik, begitu pula jika konsentrasi dibalik yaituIAA6,0ppmdankinetine5,0ppm.Pemberianauxin

dengankonsentrasitinggimempunyaiefekmenghambatpertumbuhan jaringan, yang disebabkan terdapatpersaingan untuk mendapatkan tempat peletakanpada tempat kedudukan penerima, yaitu penambahankonsentrasi meningkatkan kemungkinan terdapatnyamolekul yang sebagian melekat menempati tempatkedudukan penerima, yang menyebabkan kurangefektifnyagabungantersebut(Gardneret al.,1991). EfekdariauxinsecarasellularadalahpeningkatansintesanukleotidaDNAdanRNA,sintesisproteindanenzim,peningkatanpertukaranproton,muatanmembrandanpengambilankalium(Gardneret al.,1991). Margara(1982danPierik(1975)dalamSuryowinoto(1990)menambahkanbahwameristemterdiridari(1)meristem,primeryaitumeristembatang,akar,apikal,danlateral,(2)meristemakaryaitumeristemapikal,lateral,danadventif,(3)meristemsekunder(kambium),(4) meristem interkaler, (5) meristem daun, dan (6)meristemfellogen. Pertumbuhankalussebagaiakibatresponterhadapzattumbuhyangdiberikandanhormonyangterdapatdalameksplan.Inisiasikalusdimulaidenganpertumbuhanselperenkimyangterletakpadabagianepidermisataudibawahpermukaaneksplan.Pertumbuhankaluspadaeksplanditandaidenganmunculnyatonjolan–tonjolankecil yang menyebabkan eksplan membengkak pada

Tabel2.Skorpertumbuhaneksplanendospermulin

Perlakuan(ppm Ulangan Total Rata-rata IAA+kinetine I II III IV

1,0+10,0 2 1 1 1 5 1,25 2,0+9,0 1 2 2 1 6 1,50 3,0+8,0 2 2 1 1 6 1,50 4,0+7,0 2 3 1 1 7 1,75 5,0+6,0 4 4 3 2 13 3,25 6,0+5,0 3 2 4 1 10 2,50 7,0+4,0 3 1 1 1 6 1,50 8,0+3,0 3 1 1 1 6 1,50 9,0+2,0 2 2 1 1 6 1,50 10,0+1,0 1 2 1 1 5 1,25

Total 23 20 16 11

Rata-rata 2,30 2,00 1,60 1,10

Hidayat : induksi pertumbuhan Eksplan Endosperm Ulin dengan iAA dan Kinetine

Page 4: induksi pertumbuhan kalus

150

Agritrop, Vol. 26, no. 4 (2007)

jaringan di sekitar luka ke bagian tengah eksplan,kemudian jaringan membesar dan mengembang sertabertambahbanyak.IniberartipenambahanZPTbelummampumenyumbangkanpertumbuhanyangmaksimaldalam memacu pertumbuhan eksplan, karena itupenambahandalamkonsentrasiyangtepatkemungkinandapatmenginisiasipertumbuhanyanglebihbaiksepertiterjadipertumbuhanpembentukantunasdanplanlet. DiperkirakanIAAyangdiberikanpadamediabelumcukupuntukmenginduksieksplanmembentuktunasdanplanletdisebabkanterajadinyapenguraianpadaprosessterilisasidenganmenggunakansuhutinggi(autoclave)danterkenacahayalampupadaraktumbuh. PemakaianIAAdalambudidayajaringaneksplanasal biji, IAA akan habis dioksidasi oleh enzim bilaterkenacahaya,olehkarenaitujumlahyangdiberikanharusbesar(1-30ppm)(Wahyurini,2002). Terlihat pada Tabel 4 , perlakuan memberikanjumlah kalus terbanyak yaitu 2,50 kalus dan waktuterbentuk kalus tercepat (147, 75 hari) adalah padaperlakuanpemberianpemberian(5,0ppmIAA+6,0ppmKinetine) IAA berperanan pada proses pembelahan,difrensiasi,danpemanjangansel.Disampingitupula

IAAberperandalamprosespertumbuhanjaringanyangdibudidayakan.DijelaskanolehPierik(1988),meristemadalah sekelompok sel yang sedang membelah.Adasel-sel yang bersifat meristematis dan dinamakanmeristemoid.Keadaanseperti ini diperlukan dalambudidaya jaringan dimana jaringan nonmeristemterangsang menjadi bersifat meristem (Suryowinoto,1990). Auxin (IAA) dalam budidaya jaringan berperandalammempengaruhiperkembangandanpembesaransel,sehinggatekanandindingselterhadapprotoplasmaberkurang, hal ini mengakibatkan protoplast dapatmengabsorbsi air di sekitar sel, sehingga sel menjadipanjangterutamasel-seldibagianmaristem.DisisilainNAAdapatjugamendorongterbentuknyasejumlahselyangcukupbanyaktetapi tidakmembelah,kumpulandariseliniyangdisebutkalus.Kalusterbentukkarenaterjadinyapenumpukansel-selyangmengembangakibatdarimasuknyaair,unsurharadanZPTkedalamsel,semuabahantersebuttidakdapatdisebarkankeseluruhtubuhtanamansepertiakar,batang,dandaun,sehinggaberkumpuldisatutitik. Menurut Wetter & Constable (1991), bahwajaringanmudaumumnyamembentukkalus.Pernyataanini didukung oleh Gunawan (1987), bahwa bagian

Tabel3.Peringkatdataterkoreksipertumbuhaneksplanendospermulin

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata IAA+kinetine I II III IV

......................................................................................ppm............................................................................

1,0+10,0 12 3 6,5 14 35,5 8,875 2,0+9,0 2 26 29 21,5 78,5 19,625 3,0+8,0 16,5 26 9,5 21,5 73,5 18,375 4,0+7,0 24 34 14,5 28 100,5 25,125 5,0+6,0 39 40 37 36 152,0 38,000 6,0+5,0 35 33 38 32 138,0 34,500 7,0+4,0 30,5 4,5 9,5 21,5 66,0 16,500 8,0+3,0 30,5 4,5 9,5 21,5 66,0 16,500 9,0+2,0 16,5 26,5 9,5 21,5 74,0 18,500 10,0+1,0 1 18 6,5 14,5 40,0 10,000

Total 207 215,5 169,5 232 824,0

Rata-rata 20,7 21,55 16,95 23,2 20,6

Page 5: induksi pertumbuhan kalus

151

tanamansepertiembriomuda,hipokotil,kotiledon,danbatangmuda(bagianmaristem)merupakanbagianyangmudahmenghasilkankalus.Haliniterbuktipadasemuaperlakuanbudidayajaringankemiriyangberasaldarimaristemdapatmembentukkalus,karenapadajaringanmudaterdapathormonauksinyangdapatmerangsangterbentukkalus. Kinetineberperandalammendorongmorfogensissel.Prosesperpanjangansel(faseG1dalampertumbuhansel) berlangsung baik karena terpenuhi kebutuhannutrisinya.Adanyakinetineyangditambahpadamediatumbuh mengakibatkan fase transkripsi dan translasiRNA berlangsung lebih giat, yang selanjutnya akanbertambahgiatmemasukifasepembesaransel(G2)kefasepembelahansel(Duncan&Widhom,1990dalamWijayani,2002). Proses pertumbuhan jaringan pada stadia kulturmerupakanprosesyangbertahapdariselsebagaisatukesatuanterkecildarijaringanyangmengadakanprosesyang berhubungan dengan aktivitas hidup sepertimetabolisme,tumbuh,berkembang,berkembangbiak,danperangsangan(Soeryowinoto,1990). MenurutStepan&Sarkissian(1990)morfogenesisjaringanyangdibudidayakandipengaruhiolehinteraksiserta kesimbangan antara zat pengatur tumbuh yangditambahkandari luar (eksogen)danhormon tumbuh

yangdihasilkanselitusendiri. Sitokininmerupakanturunandariadenin,golonganiniberperanpentingdalampengaturanpembelahanseldanmorfogenesis.Interaksidanperimbanganantaraauxin dan sitokinin yang diberikan dalam mediumdan yang diproduksi secara endogen oleh tanaman,menentukan arah perkembangan suatu kultur yangditanam(Gunawan,1987). Auxindansitokinmerupakanzatpengaturtumbuhyang biasanya dibutuhkan dalam media budidayajaringandandiberikandalamkonsentrasiyangsesuaidenganpertumbuhanyangdiinginkan(Pierik,1975).Murashige (1974) menyatakan bahwa auxin dansitokininmerupakanzatpengaturtumbuhyangkritissehinggadalampenggunaannyaharushati-hati;perluditelitimacamdankonsentrasinya.Penggunaanauxindalambudidayajaringanumumnyamemberikanresponterhadappemanjangansel,pembentukankalus,danakar adventif, sedangkan pada konsentrasi tinggimendorongpembentukankalussaja. Sitokinin digunakan untuk merangsangpembelahansel,terutamabiladitambahkanbersama-sama dengan auxin. Konsentrasi 1,0 sampai 10,0ppm mendorong pembentukan tunas adventif danmenghambat pembentukan akar. Pembentukan tunas

Tabel4.Rata-ratajumlahkalusdanwaktutumbuhkaluseksplanendospermulin

Konsentrasi: JumlahKalus WaktuTerbentukKalus IAA+Kinetine(ppm) (hari)

......................................................................................ppm............................................................................

1,0+10,0 2,25a 159,75b 2,0+9,0 1,75a 162,00b 3,0+8,0 1,50a 160,50b 4,0+7,0 1,50a 164,75b 5,0+6,0 2,50b 147,75a 6,0+5,0 1,75a 149,25a 7,0+4,0 1,25a 160,75b 8,0+3,0 1,25a 162,25b 9,0+2,0 1,75a 164,50b 10,0+1,0 1,25a 163,25b

Keterangan:Angkarata-ratayangdiikutihurufyangsamatidakberpengaruhnyatapadap=0,05

Hidayat : induksi pertumbuhan Eksplan Endosperm Ulin dengan iAA dan Kinetine

Page 6: induksi pertumbuhan kalus

152

Agritrop, Vol. 26, no. 4 (2007)

aksilermeningkatkarenamenurunnyadominansiapikal(Pierik,1975). DijelaskanolehKatuuk(1989)padabudidayajaringan sitokinin berfungsi untuk mengaturpertumbuhandanmorfogenesis,sedangkanauxindapatmerangsangpembesaranseldanpertumbuhanakar Pemakaiansitokininpadakadar0,0191ppmsampai1,91ppmcukupbaikuntukmenginduksipembentukantunas. Jika pembentukan tunas sudah dinduksi padaeksplan atau kalus tanpa produksi akar sekaligus.Pembentukan akar akan diinduksi lebih mudah padamedium dengan kadar NAA atau 0,0186-0,93 mg/l,selanjutnyadijelaskan pula oleh Gunawan (1987),untuk pertumbuhan kultur pucuk oncidium perluditambahkan0,5mgNAA. Nampaknya peranan auxin (IAA) dan sitokinin(BAP) pada media Murashige and Skoog padaalpukatdenganmenggunakaneksplanendospermaraskonsentrasiyangbaikuntukpembentukanplanletadalah1,0mg/lIAAdan5,0mg/lBAP(Hidayat,2005)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Aras konsentrasi (5,0 ppm IAA + 6,0 ppmKinetine)dan(6,0ppmIAA+5,0ppmKinetine).Waktutercepatdanjumlahkalusterbanyakdiperolehpadaaraskonsentrasi(5,0ppmIAA+6,0ppmKinetine).

Saran Diperlukan adanyapeneliti lebih lanjut terutamadenganmembedakanasaleksplansepertikotiledonedanendospermsertapenelitiansampaitingkataklimatisasiplanletyangdihasilkan.

DAFTAR PUSTAKAAmbarwati,A.D.1987.Induksi Kalus dan Difrensiasi

pada Kultur Jaringan Gnetum Gnemon L.Fak.BiologiUGM.Yogyakarta.

Gardner,F.P.,R.B.Pearce,&R.L.Mitchell.Fisiologi Tanaman Budidaya. DiterjemahkanolehSusilo,H.1991.UI-Press.Jakarta.428hal.

Gunawan, L. W. 1987. Teknik Kultur Jaringan.LaboratoriumKulturJaringanTanaman.PAU-

BioteknologiIPB.Bogor.Hendarko, S. 1982. Komposisi Kimia Medium untuk

Pertumbuhan Kalus Melinjo(Gnetum gnemonL.).PPs-UGM.Yogyakarta

Hidayat.2005.PemberianIAAdanBAPpadabudidayajaringan embrio alpukat. Agripura 1 (1): 38-46

Huhn & J. Leon. 1995. Nonparametric analysis ofcultivarperformancetrials:experimentalresultsandcomparisonofdiffrentproceduresbasedonranks.Agron. J.85:627-632.

Hussey,G.1987.The applicationof tissue culture tothevegetativepropagationofPlants.Sci. Prog.:16-75.

Katuuk,J.R.P.1989.Teknik Kultur Jaringan dalam Mikropopagasi Tanaman. Depdikbud Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.Jakarta.

Murashige,T.1974.Plantpropogationthroughtissueculture. Ann. Rev. Plant Physiology.

Normah,M.N.1992.Micropropagationofmangoesteen(Garcinia mangostana L.) through callus andmultiple shoot formation.Biotrop Spec. Publ.49:81-85.

Pierik, R. L. M. 1975. Callus multiplication ofAunthurium andraenum L. in liquid media.Neth. J. Agric. Sci.:229.

Rineksane,I.A.2000.Perbanyakan Tanaman Manggis Secara In-Vitro dengan Perlakuan Kadar BAP, Air Kelapa, dan Arang Aktif.TesisPPS-UGM.Yogyakarta.69hal.

Suryowinoto, M. 1990. Pemuliaan Tanaman Secara Invitro.PPS-UGM.Yogyakarta:vi+354hal.

Wahyurini,E.2002.Pengaruhbahaneksplandanzatpengaturtumbuhterhadappertumbuhanmelati(Jasminum sambacAit)secarain-vitro.Agrivet6(1):13-22.

Wijayani,A.2002.Pertumbuhankentangpadaberbagaiintensitascahayadankonsentrasibenzilaminopurin.Agrivet5(2):98-104.