36
Disusun oleh: Kelompok I Intan Gabriella S G1A214059 Silviana Maya Sari G1A214060 Dosen Penguji dan Pembimbing : dr. M. Ainurrofiq, Sp. KF, MH BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI PERIODE 20 APRIL 2015 – 23 MEI 2015 INFANTICIDE

Infanticide

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembunuhan pada anak sendiri

Citation preview

INFANTICIDE

Disusun oleh:

Kelompok I

Intan Gabriella SG1A214059

Silviana Maya SariG1A214060

Dosen Penguji dan Pembimbing :

dr. M. Ainurrofiq, Sp. KF, MH

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI

PERIODE 20 APRIL 2015 23 MEI 2015

INFANTICIDE

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang anak harus mendapatkan perlindungan baik saat masih dalam kandungan maupun setelah dilahirkan.

Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan ini bersifat unik

Di Inggris dan Wales sejak 1922, infanticide tidak dimasukkan ke dalam undang-undang kriminalitas. Di Indonesia, pembunuhan ini tidak dikategorikan dalam aturan pembunuhan yang bersifat umum ( pasal 338 dan 340 KUHP).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana definisi dan batasan Infanticide?

Bagaimana dasar hukum yang mengatur Infanticide?

Bagaimana peran dokter terhadap kasus Infanticide?

Bagaimana pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus Infanticide?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang pemeriksaan forensik pada kasus Infanticide.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui tentang definisi danbatasan infanticide.

Untuk mengetahui dasar hukum yang mengatur infanticide.

Untuk mengetahui peran dokter terhadap kasus infanticide.

Untuk mengetahui pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus infanticide.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Bagi Mahasiswa

Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Institusi Penegak Keadilan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Batasan Pengertian Pembunuhan Anak Sendiri

Pelaku adalah ibu kandung.

Korban adalah anak kandung.

Alasan melakukan tindakan tersebut adalah takut ketahuan telah melahirkan anak.

Waktu pembunuhan, yaitu tepat pada saat melahirkan atau beberapa saat setelah melahirkan.

2.2 Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri

Pasal 341. pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 342. pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 343. pembunuhan atau pembunuhan berencana.

Berdasarkan undang-undang tersebut, dapat dilihat adanya tiga faktor penting:

Ibu

Waktu

Psikis

2.3 Peran Dokter pada Kasus Pembunuhan Anak Sendiri

Peran dokter pada kasus pembunuhan anak sendiri adalah memeriksa jenazah bayi.

Apakah anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati?

Apakah terdapat tanda-tanda perawatan?

Apakah ada luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian?

Visum et Repertum (VeR)

Apakah anak yang dilahirkan itu cukup bulan dalam kandungan?

Apakah pada anak tersebut didapatkan kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bagi si anak?

2.4 Pemeriksaan Kedokteran Forensik

2.4.1 Lahir hidup atau lahir mati

Tanda-tanda kehidupan pada bayi

Pernapasan

Letak Diafragma

Gambaran Makroskopik Paru

Uji Apung Paru

Mikroskopik paru-paru

Fiksasi formalin 10 % 12 jam, irisan melintang 48 jam, dibuat sediaan histopatologik. Biasanya digunakan perwarnaan HE dan bila paru telah membusuk digunakan pewarnaan Gomori atau Ladewig.

Tabel 1. Perbedaan Pemeriksaan Paru

NOParu belum bernapasParu sudah bernapas1.Volume kecil, kolaps, menempel pada vertebra, konsistensi padat, tidak ada krepitasiVolume 4-6x lebih besar, sebagian menutupi jantung, konsistensi seperti karet busa (ada krepitasi)2.Tepi paru tajamTepi paru tumpul3.Warna homogen, merah kebiruan/unguWarna merah muda4.Kalau diperas di bawah permukaan air tidak keluar gelembung gas atau bila sudah ada pembusukan gelembungnya besar dan tidak rata.Gelembung gas yang keluar halus dan rata ukurannya.5.Tidak tampak alveoli yang berkembang pada permukaanTampak alveoli, kadang-kadang terpisah sendiri6.Kalau diperas hanya keluar darah sedikit dan tidak berbuih (kecuali bila sudah ada pembusukan)Bila diperas keluar banyak darah berbuih walaupun belum ada pembusukan (volume darah dua kali volume sebelum napas.7.Berat paru kurang lebih 1/70 BBBerat paru kurang lebih 1/35 BB8.Seluruh bagian paru tenggelam dalam airBagian-bagian paru yang mengembang terapung dalam air.9.Letak diafragma setinggi iga 3 atau 4Letak diafragma setinggi iga 5 atau 6

Menangis

Yang merangsang bayi menangis dalam uterus adalah masuknya udara dalam uterus dan kadar oksigen dalam darah menurun dan atau kadar CO2 dalam darah meningkat.4,6

Pergerakan Otot

Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem tidak dapat dibuktikan.

Peredaran Darah, Denyut Jantung, dan Perubahan pada Hemoglobin

Isi Usus dan lambung

Keadaan Tali Pusat

Keadaan Kulit

Maserasi, yaitu perlunakan janin dalam air ketuban dengan ciri-ciri:

Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya hijau).

Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan kemerahan.

Tulang-tulang lentur dan lepas dari jaringan lunak.

Tidak ada gas, baunya khas.

Maserasi ini terjadi bila bayi sudah mati 8-10 hari dalam kandungan.

2.4.2 Tanda Perawatan

Anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut:

Tubuh masih berlumuran darah.

Ari-ari (plasenta) masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan dengan pusat (umbilikus).

Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air.

Adanya lemak bayi (vernix caseosa)

2.4.3 Viabilitas

Viabilitas mempunyai beberapa syarat, yaitu:

Umur 28 minggu dalam kandungan.

Panjang badan 35 cm.

Berat badan 2500 gram.

Tidak ada cacat bawaan yang berat.

Lingkaran fronto-ocipital 32 cm.3,4

Selain itu, juga dilihat adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bayi

2.4.4 Cukup Bulan dalam Kandungan

Pengukuran bayi cukup bulan dapat dinilai dari:

Ciri-ciri eksternal

Daun telinga

Susu

Kuku jari tangan

Garis telapak kaki

Alat kelamin luar

Rambut kepala

Skin opacity

Processus xiphoideus

Alis mata

Pusat penulangan

Bagian distal femur dan proksimal tibia akan menunjukkan pusat penulangan pada umur kehamilan 36 minggu. Demikian juga pada cuboideum dan cuneiform. Sedangkan, talus dan calcaneus pusat penulangan akan tampak pada umur kehamilan 28 minggu.

Penaksiran umur gestasi

Rumus De Haas

Rumus Arey

Menggunakan panjang kepala, tumit dan bokong.

Rumus Finnstrom

Menggunakan panjang lingkar kepala oksipito-frontal.

2.4.5 Penyebab Kematian

Ada berbagai penyebab kematian pada bayi, yaitu:

Kematian wajar

Kematian secara alami

Imaturitas

Penyakit kongenital

Perdarahan

Malformasi

Penyakit plasenta

Spasme laring

Eritroblastosis fetalis

b. Kematian akibat kecelakaan

Akibat persalinan yang lama

Jeratan tali pusat

Trauma

Kematian dari ibu

c. Kematian karena tindakan pembunuhan

Pembekapan (sufokasi)

Penjeratan (strangulasi)

Penenggelaman (drowning)

Kekerasan tumpul pada kepala

Kekerasan tajam

Keracunan

2.5 Pemeriksaan terhadap Pelaku Pembunuhan Anak Sendiri

1. Tanda telah melahirkan anak

Robekan baru pada alat kelamin

ostium uteri dapat dilewati ujung jari

keluar darah dari rahim

ukuran rahim saat post partum setinggi pusat,6-7 hari post partum setinggi tulang kemaluan

payudara mengeluarkan air susu

hiperpigmentasi aerola mamma

striae gravidarum dari warna merah menjadi putih

2. Berapa lama telah melahirkan

Ukuran rahim kembali ke ukuran semula 2-3 minggu

Getah nifas :

1-3 hari post partum berwarna merah

4-9 hari post partum berwarna putih

10-14 hari post partum getah nifas habis

Gobekan alat kelamin sembuh dalam 8-10 hari

3. Mencari tanda-tanda partus precipitatus

robekan pada alat kelamin

inversio uteri (rahim terbalik) yaitu bagian dalam rahim menjadi keluar, lebih-lebih bila tali pusat pendek

robekan tali pusat anak yang biasanya terdapat pada anak atau pada tempat lekat tali pusat. Robekan ini harus tumpul dibuktikan dengan pemeriksaan histopatologis

luka pada kepala bayi menyebabkan perdarahan di bawah kulit kepala, perdarahan di dalam tengkorak

4. Pemeriksaan histopatologi yaitu sisa plasenta dalam darah yang berasal dari rahim.2

Mencocokkan waktu partus ibu dengan waktu lahir anak

Memeriksa golongan darah ibu dan anak

Pemeriksaan DNA

BAB III

ILUSTRASI KASUS

Pada tanggal 27 april 2015 warga Telanaipura memukan seorang bayi perempuan yang sudah tidak bernyawa dengan tali pusat yang masih menggantung. Bayi ini di temukan di toilet umum, Jl. Siwabesi Telanaipura Jambi pukul 08.00 WIB. Identitas bayi tidak diketahui. Warga menghubungi pihak kepolisian setempat. Setelah polisi datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara, bayi tersebut diantar ke RSUD Raden Mattaher Jambi bagian Forensik, untuk dilakukan visum lebih lanjut.

Contoh Visum et Repertum Infanticide

LAMPIRAN\VeR Infanticide.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembunuhan anak sendiri (infanticide) adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak. Berdasarkan undang-undang, terdapat tiga faktor penting mengenai pembunuhan anak sendiri, yaitu faktor ibu, waktu, dan psikis.

Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan mengenai anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati, adanya tanda-tanda perawatan, luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian, anak tersebut dilahirkan cukup bulan dalam kandungan, dan adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya.

Pada kasus ini, korban dilahirkan hidup, tidak ada tanda-tanda perawatan, viable, cukup bulan dalam kandungan, dan terdapat luka-luka akibat kekerasan tumpul. Sebab kematian korban tersebut adalah mati lemas akibat dicekik.Oleh karena itu, bila pelakunya adalah ibu kandung korban, maka akan dikenakan pasal 341 atau pasal 342 KUHP.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan mengenai anak tersebut

Pemeriksaan terhadap kasus pembunuhan anak sendiri dilakukan terhadap pelaku/tertuduh (ibu kandung yang baru melahirkan) dan korban (bayi yang baru dilahirkan)

5.2 Saran

Bagi instalasi kedokteran forensik dan medikolegal

Bagi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Hadijah, Siti. 2008. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Pembunuhan Bayi Di Wilayah DIY. Available from: http://eprints.undip.ac.id (accessed: 2011, Mei 28)

Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Budijanto, dkk.1988.Pembunuhan Anak Sendiri. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Apuranto H, Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 165 176.

Hoediyanto. (Last Update: 2008, September 17). Pembunuhan Anak (Infanticide). Available from: http://www.fk.uwks.ac.id diakses 26 April 2015

Dahlan, S. (2000) Ilmu Kedokteran Kehakiman Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Dharma, HM., et al (1981). Asphyxia. Indra Press, Surabaya.

Hamdani, N. (1992) Ilmu Kedokteran Kehakiman. Ed 2. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hamzah, A (2004). KUHP & KUHAP. Rineka Cipta, Jakarta.

Hayes, FB. (2007) Philosopher on Abortion and Infanticide. www.ul.ie/philos /vol2/lim1.html diakses 26 April 2015

Terima Kasih