47
i INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) OBLIGASI SEBAGAI PEMICU MANAJEMEN LABA: BUKTI EMPIRIS DARI PASAR MODAL INDONESIA Oleh : OKTAVIANA BUDI ARUMSARI NIM : 232009043 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

i

INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) OBLIGASI

SEBAGAI PEMICU MANAJEMEN LABA: BUKTI

EMPIRIS DARI PASAR MODAL INDONESIA

Oleh :

OKTAVIANA BUDI ARUMSARI

NIM : 232009043

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

ii

Page 3: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu
Page 4: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu
Page 5: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

iv

HALAMAN MOTTO

“Jangan terlalu

mengkhawatirkan masa

depan, khawatirlah jika

hari ini anda tidak

berbuat sebaik-baiknya

untuk masa depan anda”

-Mario Teguh -

Page 6: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

v

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia, rahmat, dan berkat-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.

Initial public offering (IPO) merupakan even penting bagi semua

perusahaan public di Indonesia. Saat perusahaan melakukan IPO perusahaan ingin

terlihat baik dimata public terutama bagi para calon investor, sehingga perusahaan

akan melakukan manajemen laba agar laba mereka terlihat stabil. Obligasi

merupakan surat hutang yang dijual perusahaan ke public untuk mendapatkan

tambahan dana bagi perusahaan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk

meneliti tentang permasalahan tersebut, dengan judul penelitian “Initial Public

Offering (IPO) Sebagai Pemicu Manajemen Laba: Bukti Empiris Dari Pasar

Modal Indonesia”.

Penulisan kertas kerja ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa dalam penyusunan kertas kerja ini masih jauh dari

kesempurnaan walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh

karena itu, penulis sangat menghargai apabila ada saran maupun kritik yang

membangun untuk menjadi lebih baik.

Besar harapan penulis agar kertas kerja ini dapat bermanfaat dan

memperkaya pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat

dijadikan acuan bagi penelitian mendatang.

Salatiga, 10 Juni 2013

Penulis

Page 7: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kertas kerja ini tidak dapat terselesaikan tanpa berkat rahmat dan

lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari pihak-pihak yang telah

memberikan dukungan, dorongan, serta semangat bagi penulis. Untuk itu, penulis

ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah

membantu terselesaikannya kertas kerja ini, di antaranya :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Tri Budi Setijana dan Ibu Sari Hartini S.Pd,

yang telah membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang,

memberikan pendidikan yang layak. Terima kasih banyak atas ketulusan dan

doa yang tidak pernah berhenti.

2. Adikku Artika Enggar Dwiastuti serta segenap keluarga besar tercinta yang

telah memberikan dukungan penuh dan doa kepada penulis selama ini.

3. Ibu Linda Ariany Mahastanti, SE, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang

selalu sabar dalam memberi arahan dan masukan selama penulis menyusun

kertas kerja ini. Terima kasih banyak atas waktu, bantuan, dan perhatian yang

telah diberikan.

4. Ibu Elisabeth Penti Kurniawati, SE., M.Ak. selaku dosen wali yang telah

memberikan banyak pandangan dan saran yang sangat membangun.

5. Seluruh pengajar dan staff pegawai FEB UKSW atas seluruh ilmu dan

kebaikannya.

6. Deni Irawan terima kasih atas segala perhatian, dukungan, motivasi serta

kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

7. Teman-teman penulis selama berkuliah, baik yang sudah lulus maupun yang

masih berjuang, Acid, Arya, Ayu, Cholina, Dedy, Dewi, Keke, Mima, Murta,

Rendi, Rizki, Riyan, Sisca, Yulius, Ayutriyas, Tuta, Titin serta teman-teman

yang tidak dapat kami sebut satu persatu. Terima kasih atas persahabatan,

masukan dan kebersamaan selama ini.

8. Teman-teman FEB 2009, Orang Muda Katholik (OMK) Santo Pius X

Karanganyar yang selalu kompak dan saling memotivasi.

Page 8: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

vii

9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan kertas kerja

ini. Semoga Tuhan selalu senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang

telah diberikan. Amin.

Salatiga, 1 Juli 2013

Penulis

Page 9: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the practice of earnings management in a

company that will do an IPO (Initial Public Offering) bonds of public companies

in Indonesia which is listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Earnings

management that wants to be analyzed in this study is the level of discretionary

accruals, both derived from elements of income or expense on corporate bond

IPO. Moreover want to see if the company is doing more aggressive bond IPO in

doing earnings management when compared with did not issued bond. The

sample used consists of 13 of all companies undertaking an IPO bonds are listed

on the Stock Exchange in 2006-2011, and for each company also has a

comparison companies. Method of data analysis used in this study is independent

test-sample T Test. The findings in this study indicate there is a difference between

discretionary accruals of revenue elements and cost elements of the corporate

bond IPO. As well as the company's proven that an IPO bonds more aggressive in

earnings management when compared with did not issued bond.

Keywords: Initial public offering of bonds, earnings management, discretionary

accruals, revenues, expenses.

Page 10: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

ix

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik manajemen laba pada

perusahaan yang akan melakukan IPO (Initial Public Offering) obligasi pada

perusahaan publik di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manajemen laba yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat accrual

discretionary, baik yang berasal dari unsur pendapatan maupun unsur biaya pada

perusahaan yang melakukan IPO obligasi. Selain itu ingin melihat apakah

perusahaan yang melakukan IPO obligasi lebih agresif dalam melakukan

manajemen laba jika dibandingkan dengan yang tidak melakukan IPO obligasi.

Sampel yang digunakan terdiri dari 13 semua perusahaan yang melakukan IPO

obligasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2011, dan untuk setiap perusahaan juga

memiliki perusahaan pembandingnya. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Independent-Sampel T Test. Temuan pada penelitian ini

menunjukkan terdapat perbedaan antara accrual discretionary dari unsur

pendapatan dan unsur biaya pada perusahaan yang melakukan IPO obligasi. Serta

terbukti perusahaan yang melakukan IPO obligasi lebih agresif dalam melakukan

manajemen laba jika dibandingkan dengan yang tidak melakukan IPO obligasi.

Kata kunci : Initial public offering obligasi, manajemen laba, accrual

discretionary, pendapatan, biaya.

Page 11: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ...................................................... ii

Halaman Persetujuan / Pengesahan ......................................................................... iii

Halaman Motto ......................................................................................................... iv

Kata Pengantar ......................................................................................................... v

Halaman Persembahan ............................................................................................. vi

Abstract .................................................................................................................... viii

Saripati ..................................................................................................................... ix

Daftar Isi ................................................................................................................... x

Daftar Tabel ............................................................................................................. xii

Daftar Lampiran ....................................................................................................... xii

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................................. 4

Teori Keagenan.................................................................................................. 4

Manajemen Laba................................................................................................ 5

Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 6

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 9

Populasi dan Sampel ......................................................................................... 9

Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 9

Pengukuran Manajemen Laba .......................................................................... 10

Teknik Analisis .................................................................................................. 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 14

Statistika Deskriptif ........................................................................................... 14

Pengujian Hipotesis ........................................................................................... 15

Pembahasan ....................................................................................................... 16

KESIMPULAN ........................................................................................................ 18

Kesimpulan ........................................................................................................ 18

Page 12: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

xi

Keterbatasan dan Saran Penelitian ................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 20

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sampel Penelitian ................................................................................. 10

Tabel 2. Statistika Deskriptif ............................................................................... 14

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Statistika ............................................................... 15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Identitas Perusahaan Sampel……......................................... 24

Lampiran 2. Daftar Identitas Perusahaan Pembanding………............................ 25

Lampiran 3. Data Accrual Discretionary Unsur Pendapatan dan Biaya……… 26

Lampiran 4. Data Accrual Discretionary Perusahaan IPO dan Non-IPO........... 27

Lampiran 5. Uji Normalitas One Sample K-S .......................................................... 28

Lampiran 6. Uji Independent-Sample T Test……….............................................. 29

Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 32

Page 14: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendanaan adalah salah satu hal yang penting di dalam kelangsungan

suatu perusahaan, pendanaan dapat berasal dari pihak internal dan eksternal.

Pendanaan yang berasal dari pihak internal adalah modal sendiri, sedangkan

pendanaan yang berasal dari pihak eksternal dapat dilakukan dengan penawaran

umum dan hutang ke bank. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Adel

(2004) bahwa perusahaan memasuki pasar modal (go-public) bertujuan untuk

mendapatkan dana yang berasal dari para investor agar mampu meningkatkan

kinerja perusahaan. Penawaran umum yang dilakukan dengan dua cara yaitu,

menjual saham dan menjual obligasi. Fenomena perusahaan-perusahaan di

Indonesia saat ini lebih tertarik untuk menjual obligasi ke pasar modal lebih

diminati oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal, terbukti dari data

yang dipeoleh di BEI bahwa di tahun 2000 terdapat 91 emiten obligasi dan

sekarang tahun 2012 tercatat 380 emiten obligasi, dan sepanjang tahun tersebut

selalu ada peningkatan jumlah emiten obligasi (http://id.berita.yahoo.com/bei-

obligasi-korporasi-semester-ii-masih-diminati-082013059--finance.html)

Obligasi adalah surat hutang yang dijual perusahaan untuk mendapatkan

pinjaman dana dari orang lain. Bagi para investor obligasi merupakan bentuk

investasi yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan yang tetap saat

pembayaran bunga obligasi maupun pokok hutang saat waktu jatuh tempo yang

telah ditentukan. Akan tetapi obligasi juga dapat memiliki resiko-resiko yang

dapat menyebabkan kerugian bagi para investor, misalnya resiko gagal bayar

(default risk) ketika emiten gagal memenuhi kewajiban pembayaran kupon atau

bunga obligasi yang sudah jatuh tempo (Sari dan Bandi, 2010). Agar investor

tidak mengalami kerugian saat melakukan investasi, investor perlu melihat

laporan keuangan perusahaan sebagai bagian yang sangat penting.

Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan

tersebut, di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi penting bagi

para investor. Salah satu informasi dari laporan keuangan adalah laba perusahaan,

Page 15: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

2

laba perusahaan yang stabil dari tahun ke tahun dapat menunjukkan kemampuan

perusahaan saat mereka membayar kupon obligasi maupun pokok hutangnya.

Selain itu laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk

menganalisis rasio-rasio keuangan yang ada didalamnya. Seperti yang

diungkapkan oleh Yasa (2010) bahwa para pemakai dapat menganalisis laporan

keuangan tersebut dengan menggunakan alat analisis berupa rasio-rasio keuangan

yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian dimasa yang akan

datang. Beberapa penelitian terdahulu juga telah membuktikan bahwa rasio

keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi yang memadai seperti, rasio

keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan financial distress suatu

perusahaan (Almilia dan Kristijadi, 2003; Qomarudin, 2008), analisis rasio

keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba (Hapsari, 2007), rasio keuangan

juga terbukti mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi suatu

perusahaan (Sari, 2007; Nurhasanah, 2003; Raharja dan Sari, 2008)

Melihat sangat pentingnya laporan keuangan dalam menarik investor,

terutama besarnya laba yang dimiliki oleh perusahaan. Biasanya perusahaan akan

cenderung melakukan manajemen laba sehingga laba perusahaan terlihat tinggi,

selain itu manajemen membuat agar laba perusahaan terlihat stabil untuk tiap-tiap

periodenya. Dengan laba yang terlihat stabil perusahaan akan dapat memberikan

keyakinan terhadap para investor bahwa jika investor berinvestasi kedalam

perusahaan maka investor akan mendapatkan keuntungan. Banyak penelitian

terdahulu yang meneliti tentang alasan mengapa perusahaan melakukan

manajemen laba, seperti berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Setyaningrum

dan Pujiastuti, 2009; Assih, dkk, 2005), dan nilai perusahaan (Assih, dkk, 2005),

terhadap tingkat penggungkapan laporan keuangan (Halim, dkk, 2005),

mendapatkan peringkat yang baik dalam IPO saham maupun obligasi

(Setyaningrum dan Pujiastuti, 2009).

Melihat fenomena tersebut Yasa (2010) telah melakukan penelitian awal

tentang adanya pengaruh pemeringkatan obligasi terhadap praktik manajemen

laba. Namun pada penelitian awal tersebut Yasa (2010) menggunakan dua agen

pemeringkatan, yaitu menggunakan data dari PT KASNIC dan PT PEFINDO.

Page 16: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

3

Dikarenakan tidak semua obligasi yang terdaftar di BEI masuk kedalam rating

dari PT PEFINDO sebagai agen pemeringkatan yang diakui oleh negara, maka

dalam penelitian ini tidak digunakan agen pemeringkatan obligasi dan berfokus

pada obligasi IPO obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI.

Persoalan Penelitian

Sehingga persoalan penelitian yang ingin dijawab dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan accrual discresionary (AD) pada

perusahaan yang melakukan IPO obligasi, jika dilihat dari unsur

pendapatan dan unsur biaya?

2. Apakah perusahaan yang melakukan IPO obligasi cenderung

melakukan manajemen laba, jika dibandingkan dengan perusahaan

yang tidak melakukan IPO obligasi dilihat dari accrual discresionary

(AD)?

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis praktik manajemen laba

pada perusahaan yang akan melakukan IPO (Initial Public Offering) obligasi pada

perusahaan publik di Indonesia.

Manfaat

1. Bagi perusahaan yang akan mengeluarkan obligasi perdana, dapat

mengetahui tentang tingkat manajemen laba pada perusahaan yang

melakukan IPO obligasi.

2. Bagi investor, dapat mengetahui perusahaan mana yang melakukan

manajemen laba lebih banyak.

Page 17: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

4

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teori Keagenan

Teori keagenan ini menjelaskan tentang hubungan antara principal dengan

agent, yang intinya tentang pemisahan antara kepemilikan (investor) dan

pengelolaan (manajer/agen). Teori kegenan adalah adanya konflik kepentingan

antara manajer dan investor. Seperti yang telah diungkapkan Yasa (2010) inti teori

keagenan adalah adanya konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. Konflik

yang terjadi ini dikarenakan principal ingin memaksimalkan kekayaannya,

sedangkan pihak agent ingin meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya.

Konflik inilah yang nantinya menimbulkan adanya asimetri informasi

(information asymmetry). Asimetri informasi adalah keadaan di mana agent

mempunyai informasi tentang perusahaan dan prospek tentang masa depan dari

perusahaan lebih banyak dari pada principal. Sehingga agent dapat memanfaatkan

keadaaan ini untuk menyembunyikan beberapa informasi dari principal. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisnumurti (2010) dan Tarigan

(2011), asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana agent mempunyai

informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dan prospek dimasa yang akan

datang dibandingkan dengan principal. Asimetri informasi ini mengakibatkan

terjadinya moral hazard berupa usaha manajemen untuk melakukan earnings

management (Rahmawati, dkk. 2006).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Scott (2000), terdapat dua

macam asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek

perusahaan dibandingkan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta yang

tidak disampaikan kepada principal.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer

tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor),

sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang

Page 18: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

5

saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma

mungkin tidak layak dilakukan.

Manajemen Laba

Laporan keuangan merupakan gambaran mengenai keadaan perusahaan

kepada pihak eksternal. SFAC No. 1 (1978) menyatakan bahwa pengguna utama

laporan keuangan adalah investor dan kreditor, dan mengindikasikan bahwa fokus

utama dari laporan keuangan adalah informasi mengenai laba. Namun dalam

pelaksanannya, standar akuntansi memperbolehkan manajer utuk memilih

kebijakan akuntansi dalam pelaporan laba, tetapi hal ini justru menyebabkan

manajemen melakukan manajemen laba. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Sudjito (2006) menyatakan bahwa manajemen laba adalah suatu

tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk memilih kebijakan

akuntansi dari suatu standar akuntansi tertentu dengan tujuan untuk

memaksimalkan kesejahteraan dan atau nilai perusahaan.

Manajemen laba dilakukan melalui pemilihan kebijakan akuntansi atau

dengan mengendalikan transaksi akrual. Transaksi akrual adalah transaksi yang

tidak dipengaruhi oleh aliran kas masuk atau kas keluar. Transaksi akrual ini

terdiri dari transaksi diskresioner (accrual discretionary) dan transaksi non-

diskresioner (accrual non-discretionary). Akrual diskresioner adalah akrual yang

masih dapat diubah atau dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat manajemen atau

manajemen mempunyai beberapa fleksibilitas untuk mengendalikan jumlahnya,

misalnya penentuan ketetapan kebijakan pemberian kredit, kebijakan cadangan

kerugian piutang dagang, dan penilaian persediaan. Akrual non-diskresioner

adalah akrual yang tidak dapat dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat

manajemen atau manajemen tidak mempunyai fleksibilitas untuk mengendalikan

jumlahnya (Yasa, 2010). Contoh akrual non-diskresioner penggunaan metoda

akuntansi dalam perusahaan minyak antara full method dan successful effort,

perubahan akrual karena perubahan volume bisnis (Scott, 2000), next month’s

electricity bill, next month’s salary bill (http//thelawdictionaryorg/non-

Page 19: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

6

discretionary-accrual/), peningkatan penjualan secara kredit seiring dengan

pertumbuhan perusahaan (tanpa perubahan kebijakan) (Yulianto, 2010).

Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Manajemen Laba yang Dilihat dari Accrual Discretionary (AD) Perusahaan

yang Melakukan IPO Obligasi dari Unsur Pendapatan dan Unsur Biaya

Saat manajemen laba dilakukan dengan mengendalikan transaksi akrual,

harus melihat dari transaksi diskresioner (accrual discretionary) dan transaksi

non-diskresioner (accrual non-discretionary). Untuk mengetahui adanya

manajemen laba dilakukan oleh perusahaan perlu melihat transaksi diskresioner,

karena di dalam transaksi diskresioner manajemen masih dapat mempengaruhi

laba perusahaan dengan kebijakan yang mereka buat. Transaksi diskresioner perlu

melihat komponen yang berasal dari unsur pendapatan maupun unsur biaya.

Unsur pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan perusahaan yang

dapat dimanipulasi oleh manajemen, meskipun Jones (1991), mengatakan bahwa

pendapatan dalam Model Jones tidak “boleh” dalam keadaan dimanipulasi oleh

managemen. Tetapi jika manajemen tetap melakukan manipulasi pendapatan

maka Jones melakukan modifikasi pada penelitiannya. Dechow et al. (1995)

kemudian memperbaiki kelemahan tersebut dengan mengurangkan variabel

perubahan piutang dari variabel perubahan pendapatan untuk pengestimasian

akrual nondiskresioner di saat periode kejadian (i.e. periode yang diduga ada

manipulasi laba di dalamnya). Manajemen tetap melakukan manipulasi pada

pendapatan karena manajemen ingin memperlihatkan kepada public terutama para

calon investor saat perusahaan ingin melakukan penjualan obligasi untuk pertama

kalinya. Dengan nilai pendapatan yang tinggi investor akan yakin bahwa

perusahaan tersebut akan mampu membayar hutang kepada mereka, hal ini

dikarenakan hutang obligasi memiliki jangka waktu yang sangat lama.

Agar pendapatan perusahaan terlihat tinggi manajemen melakukan

manipulasi pada unsur piutang, terutama pada piutang dagang perusahaan.

Page 20: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

7

Piutang dagang adalah besarnya penjualan kredit kepada konsumen yang belum

dibayarkan ke perusahaan, sehingga sangat mungkin manajemen mengakui

pendapatan lebih cepat pada piutang usaha. Dengan mempercepat pengakuan

pendapatan pada penjualan kredit ini mengakibatkan pendapatan perusahaan akan

lebih tinggi dari pada piutang agar para investor mau membeli obligasi yang

perusahaan jual.

Selain itu Model Jones Modifikasian (1991) dapat ini secara implisit

mengasumsikan bahwa semua perubahan dalam penjualan kredit pada periode

kejadian merupakan hasil manipulasi laba. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa

lebih mudah memanipulasi laba dengan mengubah pengakuan pendapatan dari

penjualan kredit dari pada mengubah pengakuan pendapatan dari penjualan kas.

Maka unsur biaya yang dimaksud adalah piutang perusahaan yang berasal dari

penjualan kredit.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

H1: Terdapat perbedaan antara accrual discretionary (AD) perusahaan yang

melakukan IPO obligasi dari unsur pendapatan dan unsur biaya.

Manajemen Laba yang Dilihat dari Accrual Discretionary (AD) Perusahaan

yang Melakukan dan yang Tidak Melakukan IPO Obligasi

Setelah melihat perusahaan yang melakukan IPO obligasi perlu dilihat

kembali apakah benar-benar perusahaan yang melakukan IPO obligasi melakukan

manajemen laba? Maka untuk melihat apakah perusahaan yang melakukan IPO

obligasi benar-benar melakukan manajemen laba, karena perusahaan yang

melakukan IPO obligasi memiliki hal baru yang ingin dijual kepada public untuk

pertama kalinya sehingga mereka ingin laporan keuangan mereka dapat

meyakinkan calon investor. Sehingga perlu untuk dibandingkan dengan

perusahaan yang tidak melakukan IPO obligasi, karena perusahaan ini tidak ada

hal baru yang ingin dijual ke public. Hal yang perlu untuk dibandingkan adalah

kinerja akuntansi dari perusahaan yang akan menerbitkan IPO obligasi, yang

dilihat dari transaksi akrual perusahaan. Terutama accrual discretionary (AD) dari

Page 21: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

8

masing-masing perusahaan, sehingga perusahaan yang melakukan IPO obligasi

dapat meningkatkan penjualan obligasinya. Tindakan ini yang disebut dengan

manajemen laba, beberapa penelitian terdahulu juga membuktikan bahwa saat

perusahaan melakukan penawaran untuk pertama kalinya ke public baik

penawaran saham perdana juga melakukan manajemen laba (Sudjito, 2006;

Gumanti, 2001; Assih, dkk 2005), maupun saat ada pemeringkatan obligasi

perdana (Yasa, 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

H2: Terdapat perbedaan accrual discretionary (AD) pada perusahaan yang

melakukan IPO obligasi dengan perusahaan yang tidak melakukan IPO obligasi.

Page 22: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

9

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

meliputi laporan keuangan auditan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia sebelum penawaran perdana obligasi mereka periode tahun 2006-2011

dan daftar perusahaan yang mengeluarkan obligasi perdana yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia. Data ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (IDX) melalui

website www.idx.co.id.

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan penawaran obligasi

perdana. Data berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan tahun 2006-

2011, yang berasal dari website perusahaan dan situs resmi Indonesian Stock

Exchange (IDX). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu

purposive sampling untuk mewakili populasi. Sampel yang didapatkan harus

memenuhi kriteria yaitu sebagai berikut :

1. Semua obligasi yang diterbitkan perdana pada semua perusahaan kecuali

perusahaan keuangan dan government dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun pengamatan.

2. Setiap perusahaan yang menerbitkan obligasi punya pembanding, untuk

kriteria pemilihan perusahaan pembanding adalah:

a. Setiap perusahaan pembanding diambil industry yang sama dengan

peerusahaan yang melakukan IPO obligasi.

b. Tahun dasar pada perusahaan pembanding sama dengan tahun

perusahaan mengeluarkan IPO obligasi.

c. perusahaan yang tidak menerbitkan obligasi perdana dan tidak

melakukan event penting seperti penggantian CEO dan rekonstruksi

utang.

Page 23: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

10

Uraian mengenai prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini

dijelaskan dalam table berikut ini:

Tabel 1

Prosedur Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah

1 Penerbit Obligasi Perdana

Penerbit obligasi perdana tahun 2006-2011 62

Perusahaan non public (18)

Perusahaan publik keuangan (31)

Jumlah sampel penelitian 13

2 Perusahaan pembanding 13

Pengukuran Manajemen Laba

Pengukuran manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan Model

Jones (1991) Modifikasian, model ini dikatakan model yang paling baik untuk

mengukur manajemen laba perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu juga

menggunakan Model Jones Modifikasian ini dalam penelitian mereka, seperti

Setyaningrum dan Pujiastuti (2009), Assih, dkk (2005), Sunarto (2009), Utami

(2005), dan Yasa (2010). Penelitian Yasa (2010) lebih menegaskan dengan

mengatakan bahwa modifikasi ini yang paling baik untuk mendeteksi manajemen

laba, sehingga untuk melihat hal ini dilakukan dengan mengurangi perubahan

revenue dengan perubahan piutang dagang.

a) Menghitung akrual total

…………………………………………………..1

Keterangan :

= Akrual total untuk perusahaan i pada periode t-1

= Laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan i periode t-1

= Aliran kas operasi pe rusahaan i periode t-1

Page 24: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

11

b) Menghitung akrual diskresioner

⁄ = ( ⁄ ) (

⁄ )

(

⁄ ) ………………………………………………………2

Keterangan:

= Pendapatan perusahaan i periode dikurangi pendapatan periode

.

= Piutang perusahaan i akhir tahun dikurangi piutang akhir

tahun .

= Aset tetap berwujud kotor perusahaan i pada akhir tahun .

= Aset total perusahaan i pada akhir tahun .

Kemudian untuk menghitung eksistensi pengaturan laba dilakukan dengan

proteksi akrual diskresioner (AD),dengan rumus:

⁄ ………………………3

Keterangan:

= akrual diskresioner perusahaan i pada akhir tahun .

= akrual non diskresioner perusahaan i pada akhir tahun .

Sedangkan untuk perhitungan akrual non-dikresioner adalah:

= ⁄ (

⁄ )

(

⁄ )………………………………………………………………4

Page 25: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

12

Teknik Analisis

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis statistik

deskriptif dan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini pengolahan data

menggunakan bantuan dari software SPSS v.16. Untuk menguji kedua hipotesis

dalam penelitian ini dilakukan uji t (t-test). Untuk mengetahui manajemen laba

yang meningkat dilakukan dengan menguji accrual discretionary dari pendapatan

dan biaya. Apabila kenaikan accrual discretionary yang berasal dari penurunan

biaya atau kenaikan pendapatan, maka terjadi manajemen laba yang menaikkan

laba Yasa (2010). Dan untuk mengetahui apakah perusahaan yang melakukan IPO

obligasi lebih agresif dalam melakukan manajemen laba jika dibandingkan

dengan perusahaan yang tidak melakukan IPO obligasi.

Analisis statistik deskriptif dilakukan sebelum melakukan pengujian

asumsi klasik untuk menemukan jumlah sampel yang akan digunakan. Uji inilah

yang nantinya menunjukkan kenaikan manajemen laba dengan menguji accrual

discretionary dari unsur pendapatan atau biaya. Dan menunjukkan kenaikan

manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO obligasi dengan menguji

accrual discretionary yang dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

melakukan IPO obligasi.

Pengujian secara statistik untuk accrual discretionary (AD) untuk

hipotesis pertama dinyatakan dalam hipotesis nol dan hipotesis alternatif, yaitu

sebagai berikut:

Keterangan:

= Accrual discretionary dari kenaikan pendapatan sebelum perusahaan

melakukan IPO obligasi.

Page 26: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

13

= Accrual discretionary dari kenaikan biaya sebelum perusahaan

melakukan IPO obligasi.

Jika nilai-p (p-value) statistik t lebih kecil dari 5% satu sisi, maka

ditolak secara statistik. Menolak menunjukkan bukti empiris mendukung

hipotesis bahwa sebelum menerbitkan obligasi, perusahaan melakukan

manajemen laba yang menaikkan laba.

Selanjutnya menguji perusahaan yang melakukan IPO obligasi akan

melakukan manajemen laba lebih besar dari pada perusahaan yang tidak

melakukan IPO obligasi dilakukan secara statistik, yaitu:

Keterangan:

= Accrual discretionary dari unsur kenaikan pendapatan atau

penurunan biaya perusahaan yang melakukan IPO obligasi.

= Accrual discretionary dari unsur kenaikan pendapatan atau

penurunan biaya perusahaan yang tidak melakukan IPO obligasi.

Jika nilai-p (p-value) statistik lebih kecil dari 5% satu sisi maka ditolak

secara statistik. Menolak menunjukkan bukti empiris mendukung hipotesis

bahwa sebelum menerbitkan obligasi, perusahaan yang melakukan IPO obligasi

melakukan manajemen laba yang menaikkan laba lebih besar dibanding dengan

perusahaan yang tidak melakukan IPO obligasi.

Page 27: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif setiap variabel disajikan untuk perioda pengujian yaitu

satu tahun sebelum menerbitkan obligasi (t-1) bagi perusahaan yang melakukan

IPO obligasi dan tahun yang sama untuk perusahaan pembanding yang tidak

melakukan IPO obligasi. Pada tabel 2 disajikan statistik deskriptif untuk

keseluruhan sampel yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.

Tabel 2

Statistik Deskriptif

Keterangan N MEAN MIN MAX

IPO 13 0,35300 -0,07664 1,31744

IPO 13 0,06567 -0,09882 0,47337

IPO 13 0,74047 0,27870 1,28051

Non-IPO 13 -0,10501 -2,53090 1,59671

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2013

Berdasarkan statistik deskriptif di atas antara accrual discretionary dari

unsur pendapatan dan unsur biaya menunjukkan, nilai rata-rata accrual

discretionary perusahaan yang melakukan IPO obligasi dari unsur pendapatan

adalah 0,35300 lebih besar dari nilai unsur biaya adalah 0,06567. Nilai tersebut

menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan IPO obligasi melakukan

manajemen laba dengan menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya.

Sedangkan untuk nilai rata-rata accrual discretionary perusahaan yang

melakukan IPO adalah 0,74047 lebih besar daripada perusahaan yang tidak

melakukan IPO adalah -0,10501. Nilai rata-rata accrual discretionary (AD)

Page 28: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

15

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan IPO obligasi lebih

agresif melakukan pengaturan laba yang menaikkan laba.

Setelah dilakukan statistik deskriptif kemudian dilakukan uji normalitas

data awal dengan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa semua variabel

mempunyai nilai probabilitas signifikansi diatas nilai =0,05 . Dengan hasil data

yang menunjukan normal maka pengujian selanjutnya dilakukan uji t-test dengan

metode parametrik.

Hasil Pengujian Hipotesis

Table 3 menyajikan ringkasan hasil uji baik pada hipotesis pertama

maupun hipotesis kedua.

Tabel 3

Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Asymp Sig Kesimpulan

H1: accrual discretionary (AD) perusahaan

yang melakukan IPO Obligasi dari unsur

pendapatan dan unsur biaya

0,020 Ho Ditolak

H2: accrual discretionary (AD) pada

perusahaan yang melakukan IPO obligasi

dengan perusahaan yang tidak melakukan

IPO obligasi

0,005 Ho Ditolak

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2013

Berdasarkan hasil pengujian terhadap accrual discretionary (AD)

perusahaan yang melakukan IPO obligasi dari unsur pendapatan dan unsur biaya

terlihat bahwa terdapat perbedaaan secara signifikan pada tingkat sifnifikasi 5%,

hasil uji beda menunjukkan angka signifikansi 0,020 yang lebih kecil dari =0,05

sehingga pada hipotesis ini Ho ditolak. Sedangkan untuk hipotesis yang

menyatakan bahwa accrual discretionary (AD) pada perusahaan yang melakukan

Page 29: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

16

IPO obligasi dengan yang tidak melakukan IPO obligasi terlihat bahwa hasil uji

beda menunjukkan hasil signifikansi pada angka 0,005 yang lebih kecil dari

=0,05 sehingga Ho ditolak.

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji t-test terhadap hipotesis pertama tentang adanya

perbedaan accrual discretionary perusahaan yang melakukan IPO obligasi jika

dilihat dari unsur pendapatan dan unsur biaya ini menunjukkan bahwa perusahaan

yang melakukan IPO obligasi telah melakukan manajemen laba sebelum mereka

melakukan IPO obligasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji tersebut yang

menunjukkan angka signifikasi 0,020<=0,05. Hal ini dikarenakan perusahaan

yang melakukan IPO obligasi ingin meyakinkan calon investor bahwa perusahaan

mereka mampu membayar hutang kepada investor. Calon investor melihat suatu

perusahaan mampu membayar hutang mereka dilihat dari komponen laba bersih,

laba bersih terbentuk dari unsur pendapatan dan unsur biaya. Pendapatan

perusahaan yang stabil dari tahun ke tahun bahkan yang menunjukkan

peningkatan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang baik.

Sehingga perusahaan berusaha melakukan earning management dengan

melakukan pengakuan pendapatan yang dipercepat agar seolah-olah pendapatan

perusahaan meningkat.

Dalam meningkatkan pendapatan perusahaan dapat mengakui pendapatan

dari penjualan kredit, sehingga piutang perusahaan berkurang karena pengakuan

pendapatan yang dipercepat. Selain itu secara implisit Model Jones Modifikasian

(1991) mengasumsikan bahwa semua perubahan penjualan kredit merupakan hasil

manipulasi data. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasa

(2010), hal ini dikarenakan perusahaan mempercepat pengakuan pendapatan dari

penjualan kredit agar laba perusahaan meningkat.

Hasil uji terhadap akrual diskrisioner dari unsur pendapatan dan unsur

biaya juga diperkuat dengan adanya nilai signifikansi pada hipotesis kedua

tentang adanya perbedaan accrual discretionary pada perusahaan yang melakukan

Page 30: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

17

IPO obligasi dengan perusahaan yang tidak melakukan IPO obligasi adalah

0,005<=0,05. Sehingga benar terdapat perbedaan accrual discretionary pada

perusahaan yang melakukan IPO obligasi dengan perusahaan yang tidak

melakukan IPO obligasi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang melakukan IPO

obligasi ingin memperlihatakan ke publik bahwa perusahaan mereka memiliki

kinerja yang baik yang dapat dilihat dari laba perusahaan tersebut. Meskipun

perusahaan yang tidak melakukan IPO obligasi juga melakukan manajemen laba,

tetapi tidak seagresif perusahaan yang melakukan IPO obligasi karena mereka

ingin melakukkan penjualan obligasi untuk pertama kalinya.

Selain itu dapat dilihat pada hasil statistik deskriptif nilai rata-rata akrual

diskrisoner perusahaan yang melakukan IPO adalah 0,74047 lebih besar daripada

perusahaan yang tidak melakukan IPO adalah -0,10501, sehingga perusahaan

yang melakukan IPO obligasi lebih agresif melakukan manajemen laba

dibandingkan dengan yang tidak menerbitkan. Dari data variabel akrual

diskrisioner dari perusahaan yang melakukan IPO obligasi cenderung

menunjukkan angka positif, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh

Setyaningrum dan Pujiastuti (2009) secara implisit mereka mengatakan bahwa

telah terjadi earning manajemen ditunjukkan oleh koefisien DACC (Discretionary

Accrual) positif sedangkan DACC negatif menunjukkan tidak ada indikasi bahwa

manajemen telah melakukan upaya untuk menaikkan keuntungan melalui income

increasing. Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan hasil yang sama

dengan Model Jones Modifikasian yaitu, Assih, dkk (2005), Sunarto (2009),

Utami (2005), dan Yasa (2010).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan IPO

obligasi juga melakukan manajemen laba dengan menaikkan pendapatan

perusahaan. Selain itu setelah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

melakukan IPO obligasi tetap terlihat bahwa perusahaan benar-benar melakukan

manajemen laba.

Page 31: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

18

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji T-Test seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini menunjukkan beberapa hal, yaitu:

1. Perusahaan yang melakukan IPO obligasi melakukan manajemen laba

dengan menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasa (2010).

2. Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang melakukan IPO

obligasi lebih besar dibanding perusahaan non penerbit obligasi pada saat

perioda yang sama. Hal ini sejalan dengan penelitian Yasa (2010).

Implikasi Teoritis dan Terapan

1. Berdasarkan teori keagenan yang ada terbukti bahwa jika perusahaan yang

mengeluarkan obligasi perdana melakukan manajemen laba, karena

manajemen perusahaan memiliki informasi lebih banyak dari pada

investor.

2. Untuk perusahaan yang mengeluarkan obligasi perdana hendaknya

memperbaiki atau meningkatkan kinerja bukan melakukan manajemen

laba karena persaingan dalam pasar modal sangat ketat.

3. Bagi para investor hendaknya lebih selektif dalam berinvestasi khususnya

pada obligasi dan lebih memperhatikan informasi-informasi keuangan

yang disajikan perusahaan.

Keterbatasan dan Saran Penelitian

1. Peneliti dalam menentukan nilai akrual diskresioner yang didasarkan pada

nilai residu dari ordinary least square (OLS), dengan menggunakan model

Jones modifikasian. Model ini mungkin belum dapat menentukan besarnya

akrual secara akurat sesuai dengan tujuan. Sehingga untuk penelitian

selanjutnya dapat ditambahkan model lain sebagai pembanding dalam

menentukan besarnya akrual, contohnya model Kang dan

Page 32: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

19

Sivaramakhrisnan (1995), model ini memiliki nilai koefisien determinasi

yang tinggi sehingga dapat ditambahkan sebagai pembanding dengan

model Jones.

2. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah industri non keuangan

tanpa dikhususkan pada industri tertentu dimana kemungkinan setiap

sektor industri tertentu memiliki karakter usaha dan perilaku yang tidak

sama. Hal ini dikarenakan rentang waktu dalam pemilihan sampel sangat

singkat, karena penelitian ini melanjutkan penelitian sebelumnya.

Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat membandingkan antar sektor

industri sehingga dapat dilihat industri mana yang sangat agresif

melakukan manajemen laba sebelum mereka melakukan IPO obligasi.

3. Untuk calon investor harus berhati-hati dalam memilih perusahaan, dapat

dipilih perusahaan yang nilai accrual discretionary (AD) paling rendah

karena perusahaan itu yang melakukan manajemen laba paling sedikit.

Page 33: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

20

DAFTAR PUSTAKA

Adel, J.F. 2004. Analisis Pengaruh Penurunan/Perolehan Peringkat Obligasi

Perusahaan kedalam Kategori Non-Investment Grade Terhadap

Praktik Manajemen Laba. Makalah Simposium Nasional Akuntansi

VII Denpasar-Bali. hal. 1102-1121

Almilia, S.L dan Kristijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan Untuk

Memprediksi Kondisi Financial Distres Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan

Auditing Indonesia. Vol. 7. No. 2.

Assih, Prihat, Hastuti, W.A. Parawiyati. 2005. Pengaruh Manajemen Laba

pada Nilai dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia. Vol. 2. No. 2.

BEI, 2012. http://id.berita.yahoo.com/bei-obligasi-korporasi-semester-ii-masih-

diminati-082013059--finance.html. 11 Oktober 2012.

BEI. 2013. www.idx.co.id. 20 April 2012

Dechow, P. M., R. G. Sloan, dan A. P. Sweeney. 1995. Detecting earnings

management. The Accounting Review 70 (2): 193‐225.

Gumanti, T.A. 2001. Earning Manajement dalam Penawaran Saham Perdana

di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 4.

No. 2: hal. 165-183.

Halim, Julia, Meiden, C., Tobing, L.R. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada

Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan

Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LO-45. Makalah

Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.

Hapsari, A.E. 2007. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi

Pertumbuhan Laba. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Http// thelawdictionaryorg/non-discretionary-accrual/. 13 Agustus 2013.

Page 34: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

21

Jones, J.J. 1991. Earning Management During Import Relief Investigation.

Journal Of Accounting Reaserch. Vol. 29. No. 2 (Autumn): hal. 193-

228.

Nurhasanah. 2003. Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi

Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur: Analisis

Diskriminan dan Regresi Logistik. Tesis Pasca Sarjana UGM.

Qomarudin. I. 2008. Rasio Keuangan Sebagai Prediksi Financial Distres pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S1

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Raharja dan Sari, P.M. 2008. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi (PT KASNIC Credit Rating).

Jurnal MAKSI. Vol. 8. No. 2: hal. 212-232.

Rahmawati, Suparno. Y, Qomariyah, N. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi

Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan

Perbankkan Publik yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.

Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Sari, P.M. 2007. Kemampuan Rasio Keuangan sebagai Alat Untuk

Memprediksi Peringkat Obligasi (PT PEFINDO) . Jurnal Bisnis

dan Ekonomi. Vol. 14. No. 2. hal. 172-182.

Sari, K.R.S. dan Bandi. 2010. Praktik Manajemen Laba Terkait peringkat

Obligasi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.

Scott, William R. (2000). Financial Accounting Theory. Second edition. Canada:

Prentice Hall.

Setyaningrum, S.I. dan Pujiastuti, S.S.I. 2009. Analisis Pengaruh Manajemen

Laba (Earning Manajemen) pada Kinerja Perusahaan yang

Melakukan IPO. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 9. No. 1. hal.

65-74.

Sudjito, A.D. 2006. Analisis Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan yang

Melakukan Initial Public Offering dan Listed di BEJ Periode 1997-

Page 35: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

22

2004. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro.

Sunarto. 2009. Teori Keagenan dan Manajemen Laba. Kajian Akuntansi. Vol.

1. No. 1. Hal. 13-28.

Tarigan, Christina Theresia. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi, Corporate

Governance, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik

Manajemen Laba. Skripsi S1 Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta.

Utami, Wiwik. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal

Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur).

Solo: Simposium Nasional Akuntansi VII.

Wisnumurti, Adhika. 2010. Analisi Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Hubungan Asimetri Informasi Dengan Praktik Manajemen Laba.

Skripsi S1 Universitas Diponegoro Semarang.

Yasa, Gerianta Wirawan. 2010. Pemeringkatan Obligasi Perdana Sebagai

Pemicu Manajemen Laba: Bukti Empiris dari Pasar Modal

Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Yulianto, Eko. 2010. Manajemen Laba. Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi

Universitas Pancasakti Tegal.

Page 36: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

23

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 37: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

24

LAMPIRAN 1

Daftar Identitas Perusahaan yang Dijadikan Sampel

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AGII PT Aneka Gas Industri Tbk

2 AIRJ PT Thames PAM Jaya Tbk

3 ELTY PT Bakrieland Development Tbk

4 FREN PT Mobile-8 Telecom Tbk

5 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

6 JPFA PT Japfa Comfeet Indonesia Tbk

7 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

8 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk

9 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk

10 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk

11 RUIS PT Radiant Utama Interinsco Tbk

12 SIMP PT Salim Ivomas Pratama Tbk

13 TPNI PT Titan Petrokimia Nusantara Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Bond Market Directory 2006-

2011

Page 38: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

25

LAMPIRAN 2

Daftar Identitas Perusahaan yang Dijadikan Pembanding

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 ELSA PT Elnusa Tbk

2 CMNP PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

3 MDLN PT Modernland Realty Tbk

4 TLKM PT Telecom Tbk

5 ADES PT Akasha Wira International Tbk

6 JAPTA PT Japta Comfeed Indonesia Tbk

7 KAEF PT Kimia Farma Tbk

8 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

9 AMRT PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

10 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

11 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk

12 JAWA PT Jaya Agra Wattie Tbk

13 AKPI PT Argha Karya Prima Industri Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Page 39: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

26

Page 40: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

26

LAMPIRAN 3

Data Accrual Discretionary Perusahaan yang Melakukan IPO Dari Unsur Pendapatan dan Unsur Biaya

No Kode

Perusah

aan

1 AGII 18.535.976.000 18.318.393.000 1.453.409.381.000 0,01275 0,0126

2 AIRJ 8.7788.000 -100.935.000 1.021.448.000 0,0086 -0,09882

3 ELTY 388.874.407.458 268.630.924.699 2.395.677.320.296 0,16232 0,11213

4 FREN 378.340.776.618 9.485.750.313 8.829.572.619.943 0,04285 0,00107

5 FAST 459.244.789.000 6.375.621.000 1.041.408.834.000 0,44098 0,00612

6 JPFA 1.061.249.000.000 101.699.000.000 3.338.840.000.000 0,31785 0,03046

7 KLBF 2.457.841.310.589.000 454.792.562.559.000 3.016.864.058.832.000 0,8147 0,15075

8 MAIN 1.015.987.073 27.742.814.000 2.541.268.815.000 0,3998 0,01092

9 MAPI 760.938.000 36.966.000 2.604.744.000 0,29214 0,01419

10 RMBA 820.335.968.520 28.366.424.922 1.842.317.142.876 0,44527 0,0154

11 RUIS 255.392.879.994 91.764.918.558 193.855.808.638 1,31744 0,47337

12 SIMP 5.344.859.000 302.533.000 12.980.472.000 0,41099 0,02331

13 TPNI -23.010.000.000 14.674.000.000 300.218.000.000 -0,07664 0,04888

Page 41: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

27

LAMPIRAN 4

Data Accrual Discretionary Pada Perusahaan yang Melakukan IPO dan yang

Tidak Melakukan IPO

No IPO

1 AGII -23.223.643.000 0,31880 1.453.409.381.000 0,31880

2 AIRJ 62.056.159.000 0,57694 1.021.448.000 0,57694

3 ELTY -753.265.524.750 0,36507 2.395.667.320.296 0,36507

4 FREN 33.779.605.404 0,37076 8.829.572.619.943 0,37076

5 FAST -93.975.445.000 0,84456 1.041.408.834.000 0,84456

6 JPFA 35.761.000.000 1,01709 3.338.840.000.000 1,01709

7 KLBF 184.751.421.934.000 1,13840 3.016.864.058.832.000 1,13840

8 MAIN 26.142.120.000 0,57907 2.541.268.815.000 0,57907

9 MAPI 205.344.000 0,27870 2.604.744.000 0,27870

10 RMBA 260.552.174.067 0,91990 1.842.317.142.876 0,91990

11 RUIS 33.228.620.296 1,28051 193.855.808.638 1,28051

12 SIMP -1.631.942.000 0,75505 12.980.472.000 0,75505

13 TPNI -9.596.000.000 1,18137 300.218.000.000 1,18137

Non-

IPO

1

ELSA 244.935.000.000

-0,12868 4.808.610.000.000 -

0,12868

2 CMNP

326.468.842.624

-0,10500 3.940.174.000.000 -

0,10500

3 MDLN -8.118.604.012 0,15007 3.683.725.152.296 0,15007

4

TLKM -15.690.200.000

-0,05539 1.648.641.000.000 -

0,05539

5

ADES -2.707.000.000

-0,00626 1.132.517.000.000 -

0,00626

6 JAPFA -150.854.000.000 1,59671 3.338.840.000.000 1,59671

7

KAEF -7.769.305.242

-0,06304 3.173.483.000.000 -

0,06304

8

AISA 2.010.393.182

-0,04723 4.257.315.183.579 -

0,04723

9

AMRT -69.395.000.000

-0,07133 3.591.587.000.000 -

0,07133

10

HMSP -8.203.000.000

-0,03565 29.943.600.000.000 -

0,03565

11

ENRG 320.797.415.000

-0,02516 4.503.274.199.000 -

0,02516

12

JAWA -43.539.659.225

-0,04329 1.520.184.000.000 -

0,04329

13

AKPI -112.919.420.000

-2,53091 1.644.299.905.000 -

2,53091

Page 42: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

28

LAMPIRAN 5

Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hipotesis 1

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

Hipotesis 2

Page 43: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

29

LAMPIRAN 6

Uji Indipendent-Sample T Test

Hipotesis 1: Accrual discretionary pada perusahaan yang melakukan IPO

dari unsur perndapatan dan unsur biaya

Hipotesis 2: Accrual discretionary pada perusahaan yang melakukan IPO

dan yang tidak melakukan IPO

Page 44: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

30

Page 45: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

31

LAMPIRAN 7

(Daftar Riwayat Hidup)

Page 46: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

32

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Oktaviana Budi Arumsari

Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 9 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Golongan Darah : O

Tinggi / Berat Badan : 159 cm / 52 kg

Agama : Katholik

Kota Asal : Kab. Semarang

Alamat : Karanganyar RT 03 RW 01 Kec. Tuntang, Kab. Semarang-

50773

Email : [email protected]

Pendidikan : TK Santa Anna Girisonta (1995-1997)

SDN Karanganyar 01 (1997-2003)

SMP Pangudi Luhur Ambarawa (2003-2006)

SMA Virgo Fidelis Bawen (2006-2009)

Universitas Kristen Satya Wacana (2009-2013)

Pengalaman : Sie. Konsumsi Kepanitiaan Excelent Generation 2011

Sie. Konsumsi Kepanitiaan National Accounting

Competition and Seminar (NATIONS) 2012

Sie. Konsumsi Kepanitiaan Sosialisasi Otoritas Jasa

Keuangan 2012

Page 47: Initial Public Offering (IPO) Obligasi Sebagai Pemicu ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3707/2/T1_232009043_Full text.pdfi initial public offering (ipo) obligasi sebagai pemicu

33