13
INSOURCING DAN OUTSOURCING DALAM PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN Untuk Memenuhi Tugas Individu Sistem Informasi Manajemen Kelas E62 Disusun Oleh: Didik Prianto (K25161085) SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017

INSOURCING DAN OUTSOURCING DALAM PENGELOLAAN …labkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/...Outsourcing.pdf · Mengetahui keuntungan dan kerugian sistem insourcing dan outsourcing bagi

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • INSOURCING DAN OUTSOURCING DALAM

    PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN

    Untuk Memenuhi Tugas Individu Sistem Informasi Manajemen Kelas E62

    Disusun Oleh:

    Didik Prianto (K25161085)

    SEKOLAH PASCA SARJANA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2017

  • ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ii

    DAFTAR GAMBAR iii

    I. PENDAHULUAN 4

    1.1 Latar Belakang 4

    1.2 Perumusan Masalah 4

    1.3 Tujuan Penelitian 5

    II. PEMBAHASAN 6

    2.1 Insourcing 6

    2.2 Outsourcing 7

    2.3 Keputusan untuk Insourcing atau Outsourcing 9

    III. PENUTUP 11 3.1 Kesimpulan 11

    3.2 Saran 11

    DAFTAR PUSTAKA 12

  • iii

    DAFTAR GAMBAR

    1 Ekosistem yang dibangun oleh blibli.com 5

    2 Proses yang terjadi pada saat pembayaran 6

    DAFTAR TABEL

    2 Daftar keuntungan dan kerugian dari masing-masing

    tipe pembayaran sisi pembeli 8

    2 Daftar keuntungan dan kerugian dari masing-masing

    tipe pembayaran sisi pejual 8

  • 4

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Memasuki era globalisasi membuat informasi lintas negara terbuka luas, disamping itu

    bisnis menjadi semakin komplek. Era globalisasi juga membuat bisnis di berbagai industri

    persaingannya menjadi semakin ketat. Dengan ketatnya persaingan bisnis ini maka

    perusahaan harus semakin baik dalam membuat strategi bisnis agar bisnis bisa tetap bertahan

    di tengah tingkat persaingan yang tinggi dan era globalisasi yang menuntut inovasi.

    Strategi bisnis perusahaan menjadi penting dalam menghadapi persaingan. Hampir

    semua lini bisnis harus membuat perencanaan baik yang sifatnya jangka pendek, menengah

    atau jangka panjang. Termasuk didalamnya sistem informasi dalam sebuah perusahaan.

    Sistem informasi dalam sebuah perusahaan sekarang menjadi seperti sebuah keharusan yang

    selalu ada untuk membuat kerja perusahaan menjadi lebih efektif. Sistem informasi terdiri

    atas perangkat keras, perangkat lunak, jaringan internal atau eksternal.

    Sistem informasi pada dasarnya penting bagi perusahaan karena bisa menjadi

    competitive advantage bagi perusahaan, namun dalam perkembangannya biaya untuk sistem

    informasi tidaklah murah. Sementara budget untuk pengeluaran yang terkait sistem informasi

    terkadang bersifat terbatas. Memanage biaya pengeluaran sistem informasi (IT cost) menjadi

    sebuah tantangan tersendiri bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang memang berkecimpung

    di industry information technology, mungkin tidak masalah mengeluarkan biaya yang tinggi

    untuk mengembangkan sistem IT bagi perusahaan. Namun bagi perusahaan yang core

    business-nya bukan di bidang IT, maka biaya untuk bagian IT tentu perlu banyak

    pertimbangan, baik untuk membeli sistem IT, maintanance system IT dan bahkan

    pembaharuan system IT.

    Strategi dalam menerapkan sistem informasi untuk menghadapi persaingan industry

    harus dilakukan oleh perusahaan. Namun di tengah keterbatasan biaya dan penerapan sistem

    informasi perlu dilakukan assessment dalam menentukan strategi. Pada dasarnya untuk

    mengatur strategi ini dan kebutuhan perusahaan serta mempertimbangkan tentang penting

    atau tidaknya sebuah sistem informasi tersebut maka di dunia ini terdapat beberapa sistem

    untuk penerapan sistem informasi yaitu penerapan sistem informasi secara insourcing atau

    penerapan sistem informasi dilakukan secara internal perusahaan dan outsourcing atau

    penerapan sistem informasi dilakukan oleh konsultan atau vendor sistem informasi.

    1.2 Perumusan Masalah

    Sebuah perusahan pada dasarnya memerlukan sistem informasi sebagai alat bantu

    dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Alat bantu ini bisa jadi merupakan bagian dari core-

    business perusahaan atau bisa jadi hanya untuk proses pendukung perusahaan. Dengan

    berbagai kendala dalam penerapan sistem informasi ini maka strategi untuk menerapkan

    sistem informasi perlu dilakukan. Penerapan sistem informasi ini perlu dilakukan assessment

    agar sesuai dengan kondisi perusahaan dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

  • 5

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari makalah ini antara lain :

    1. Mengupas mengenai tipe penerapan sistem informasi dalam perusahaan 2. Mengetahui keuntungan dan kerugian sistem insourcing dan outsourcing bagi

    perusahaan.

    3. Mengetahui penerapan insourcing dan outsourcing dalam perusahan.

  • 6

    II. PEMBAHASAN

    2.1 Insourcing

    Dalam mengelola sistem informasi, maka perusahaan menggunakan sumber daya yang

    ada dalam internal organisasi perusahaan. Ini dikenal dengan motede insourcing. Tentu saja

    dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam organisasi, maka biaya yang harus

    dikeluarkan oleh perusahaan cukup besar karena perusahaan harus membeli dan memiliki

    sendiri sistem perangkat lunak (softwate), sistem perangkat keras (hardware), sistem jaringan

    (network) dan tenaga kerja di bidang information technology.

    Apabila perusahaan memang primary business-nya di bidang teknologi maka sistem

    insourcing akan lebih baik bagi perusahaan karena bisa memanage kebutuhan sistem

    informasi secara internal, namun jika perusahaan tidak secara signifikan memerlukan sistem

    informasi tersebut atau terkendala biaya untuk membuat, memelihara atau

    mengembangkannya, maka perlu alternative lain.

    Faktor-faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan insourcing sistem

    informasi antara lain :

    1. Pertimbangan biaya, dimana dalam memilih sistem informasi membeli atau membuat sendiri sistem informasi tersebut. Jika perusahaan memilih untuk

    membuat sendiri sistem informasi maka bisa menggunakan insourcing, sebenarnya

    dengan berkembangnya sistem open source pengembangan sistem informasi bisa

    ditekan, tetapi kendala ada pada sumber daya manusia yang menguasainya.

    2. Pertimbangan kontrol dan kualitas sistem informasi, dengan insourcing maka perusahaan bisa mengontrol sistem informasinya secara penuh, tentu saja kualitas

    pengembangan sistem informasi bisa dikontrol dan dimanage oleh perusahaan.

    3. Pertimbangan strategi perusahaan, mengingat sistem informasi bisa sebagai competitive advantage dalam persaingan, tentu saja perusahaan bisa lebih fleksibel

    dalam penerapan sistem informasi jika dilakukan secara insourcing.

    4. Pertimbangan security dan confidentiality, bila perusahaan ingin menjaga keamanan sistem informasi dan data yang digunakan bersifat confidential, maka insourcing

    bisa jadi pilihan. Terkadang suatu negara menerapkan peraturan dan regulasi

    mengenai ini sehingga mau tidak mau perusahaan harus mengembangkan sistem

    informasinya secara in-house.

    5. Pertimbangan vendors, dimana jika penerapan sistem informasi dilakukan oleh pihak ketiga, ternyata tidak terdapat pihak ketiga yang bisa melakukan penerapan

    sistem informasi itu dengan komitmen dan kualitas yang baik.

    Dalam menerapkan sistem insourcing terkadang tidak selalu berjalan mulus, ada

    kendala yanb biasa dihadapi, diantaranya :

    1. Dukungan dari manajemen yang kurang maksimal untuk mencari sumberdaya manusia (pekerja IT), memberikan pelatihan yang diperlukan dan memberikan

    intensif yang sesuai.

    2. Kesulitan dalam mencari tenaga kerja ahli di bidang IT yang bisa menerapkan dan mengembangkan sistem informasi perusahaan.

    3. Kendala waktu yang lama dalam mengembangkan sistem informasi sehingga menjadi kutang efektif dan efisien.

  • 7

    4. Kendala tenaga kerja yang lama-kelamaan menjadi jenuh dalam mengembangkan sistem informasi.

    2.2 Outsourcing

    Kebalikan dari sistem insourcing adalah outsourcing, dimana pengelolaan sistem

    informasi dilakukan oleh pihak ketiga. Sistem outsourcing berkembang ketika perusahaan

    menjalankan bisnis diperlukan fokus pada inti dari bisnisnya (core business competencies),

    sementara untuk menjalankan bisnis pendukung yang bukan inti bisnisnya (non-core business

    competencies) dilakukan secara outsourcing.

    Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2014 mengenai Global

    Insourcing and outsourcing, teknologi berikut mempengaruhi keputusan untuk melakukan

    rencana outsourcing.

    Gambar 1. Perkembangan teknologi mempengaruhi keputusan outsourcing

    Terlihat cloud computing atau komputasi awan sangat mempengaruhi perusahaan untuk

    merencanakan melakukan outsourcing di bidang IT, diikuti oleh business process as a

    service, hosted virtual desktop, big data, enterprise mobility, open innovation, crowdsourcing

    dan Bring Your Own Device (BYOD).

    Sementara di dalam survey yang sama, bidang-bidang IT yang dilakukan oursource

    adalah netwotk, application maintenance and support, application hosting and support,

    application development/enhancement, IT service desk, data center, end usert device

    provisioning and support, dan IT architecture design.

  • 8

    Gambar 2. Information Technology current outsourcing and plan

    Berdasarkan tingkat resiko terhadap outsourcing dan efisiensi & efektivitas dari sistem

    informasi, maka outsourcing dibagi menjadi :

    1. Strategic Outsourcing, apabila resiko terhadap outsourcing tinggi dan efisiensi & efektivitas sistem informasi juga tinggi maka perusahaan perlu membuat

    sistem outsourcing yang lebih strategic sehingga kebutuhan akan efisiensi dan

    efektivitas sistem informasi terpenuhi dan resiko bisa termanage dengan baik.

    2. Desired Outsourcing, jika resiko terhadap outsourcing kecil namun memerlukan efektivitas dan efisiensi yang tinggi dari sistem informasi maka yang dilakukan

    adalah desired outsourcing. Perusahaan biasanya tidak bisa memaksimalkan

    sistem informasi internalnya, lalu meng-outsorcing-kan sistem informasi yang

    tidak beresiko ke bisnis.

    3. Temporary Outsourcing, apabila resiko terhadap outsourcing tinggi dan efektivitas sistem informasi rendah, maka dilakukan temporary outsourcing,

    yang perlu diperhatikan dari temporary outsourcing adalah transfer knowledge

    sehingga pada saatnya perusahaan bisa menerapkan sistem informasinya sendiri.

    4. Nominal Outsourcing, jika resiko dan efektivitas sistem informasi rendah maka nominal outsorcing dilakukan.

    Gambar 3. Outsourcing berdasarkan resiko dan efektivitasnya.

  • 9

    Outsourcing sebagai pilihan bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya menjadi

    hal yang sulit untuk terhindarkan. Bagi perusahaan yang memilih untuk meng-outsourcing-

    kan sistem informasi biasanya mempertimbangkan manfaat berikut :

    1. Efektivitas biaya, dimana dengan outsourcing perusahaan bisa memanage biaya pengeluaran untuk sistem informasi, terutama untuk pengembangan sistem

    informasi.

    2. Fleksibilitas, salah satu karakteristik dari outsourcing adalah fleksibilitas. Perusahaan bisa beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dengan lebih baik

    dan bisa memperoleh layanan sistem informasi.

    3. Kualitas layanan, dengan outsourcing perusahaan mendapatkan layanan dari pihak ketiga yang memang spesialis pada bidangnya yang didukung oleh orang-orang

    yang memang ekspert sehingga kualitas layanan sistem informasi bisa terjaga.

    4. Menjalankan perusahaan dengan sedikit sumber daya manusia. Dengan outsourcing perusahaan bisa lebih efektif dalam memaksimalkan sumber daya manusia yang ada

    dan bisa mengurangi beban biaya.

    Selain manfaat yang bisa diperoleh dari sistem outsorcing, ternyata sistem ini juga

    memiliki kelemahan yang perlu dipertimbangkan jika perusahaa mau memilih sistem ini

    antara lain :

    1. Hilang/kurangnya kontrol terhadap sistem informasi, dimana perusahaan oursorcing akan memiliki kontrol terhadap sistem informasi yang ditanganinya sementara

    perusahaan yang menggunakan jasanya menjadi kurang memiliki kontrol.

    2. Ketergantungan, dengan sistem informasi yang di-outsource-kan maka perusahaan menjadi tergantung dengan perusahaan outsource. Apabila perusahaan oursource

    tersebut memiliki masalah terhadap keuangannya, maka perusahaan yang

    menggunakan jasanya juga akan kena pengaruhnya.

    3. Pertukaran informasi yang bersifat rahasia menjadi sulit terjaga, dimana perusahaan layanan outsource perlu mengetahui detail kebutuhan perusahaan dan terkadang

    sampai hal yang bersifat rahasia sementara perusahaan outsourcing tersebut juga

    mungkin memiliki banyak klien.

    2.3 Keputusan untuk Insourcing atau Outsourcing

    Dengan kondisi perusahaan dan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan

    yang berbeda-beda, maka keputusan mengenai insourcing atau outsourcing setiap perusahaan

    akan berbeda pula. berdasarkan hubungan pekerja terhadap perusahaan, maka keputusan

    untuk melakukan insourcing atau outsourcing bisa dilihat pada diagram gambar 4.

    Berdasarkan hubungan dengan pekerja, jika perusahaan ingin mempekerjakan

    karyawan seperti cara tradisional dimana perusahaan mengangkat pekerja sebagai pegawai

    tetap maka akan cenderung untuk melakukan insourcing, namun sebaliknya jika hubungan

    dengan pekerja lebih ke arah eksternalisasi, bisa karena lokasi perusahaan, bisa karena sifat

    pekerjaan yang sementara atau karena masalah administratif dari regulasi pemerintah maka

    arah perusahaan akan cenderung melakukan outsourcing.

  • 10

    Gambar 4. Keputusan insourcing atau outsourcing berdasarkan hubungan dengan tenaga

    kerja

    Secara teknologi dan sistem informasi yang akan diterapkan pada perusahaan, maka

    perusahaan perlu melakukan Analisa mendalam dan melakukan evaluasi terhadap bisnis

    proses dan kepentingan dari sistem informasi tersebut. Hal-hal yang menjadi pertimbangan

    dalam analisa dan evaluasi bisnis antara lain :

    1. Biaya yang akan dikeluarkan 2. Kualitas sistem informasi yang diharapkan 3. Delivery dan tingkat kecepatan penerapan sistem informasi yang diharapkan. 4. Teknologi yang akan diterapkan 5. Lifecycle dari sistem informasi yang akan diterapkan.

    Terkadang tidak harus perusahaan menerapkan salah satu sistem sourcing di atas.

    Perusahaan bisa saja menerapkan 2 sistem di atas sekaligus dimana ini merupakan bagian

    dari strategi perusahaan. Untuk hal-hal yang belum mampu dilakukan oleh perusahaan bisa

    saja perusahaan penerapkan outsourcing, namun untuk hal yang sudah bisa dikerjakan secara

    internal bisa dilakukan insourcing, terutama untuk proses bisnis yang memang menjadi

    kompetensi dari perusahaan. Outsourcing juga bisa digunakan sebagai strategi dari

    perusahaan diantaranya outsouring bisa digunakan sebagai strategi transfer ilmu pengetahuan

    yang belum dimiliki oleh perusahaan, outsourcing juga bisa digunakan untuk mengejar

    ketertinggalan penerapan teknologi.

  • 11

    III. PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Keputusan untuk memilih souring sistem dari penerapan sistem informasi sangat

    tergantung dari perusahaan. Melihat tujuan perusahaan, objektif yang ingin dicapai oleh

    perusahaan baik jangka panjang atau jangka pendek menjadi salah satu faktor dalam

    menentukan sourcing sistem. Secara umum tidak ada parameter yang benar-benar mutlak

    dalam menentukan sistem yang bisa diterapkan oleh perusahaan. Semuanya tergantung

    kondisi dan situasi yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam beberapa kondisi, menerapkan

    kedua sistem ini akan memberikan banyak keuntungan, namun dalam kondisi lain bisa jadi

    penerapan insourcing lebih baik atau sebaliknya. Oleh karena itu analisa kebutuhan

    perusahaan dan eveluasi sistem yang sudah berjalan menjadi sebuah keharusan sebelum

    menentukan strategi penerapan sourcing sistem.

    Masing-masing sistem sourcing memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing

    sehingga perusahaan bener-benar harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian

    tersebut ketika akan menerapkan salah satu sistem sourcing di atas. Pada kondisi perusahaan

    ketinggalan dari pesaing dalam hal teknologi, maka kecepatan penerapan sistem informasi

    menjadi penting atau pada saat tertentu perusahaan menghadapi kendala biaya penerapan

    sistem informasi maka outsourcing bisa menjadi solusi.

    3.2 Saran

    Pada saat ini perkembangan teknologi yang semakin cepat juga berdampak pada sistem

    di atas. Saat ini sudah pula muncul istilah crowdsourcing dimana sourcing dilakukan secara

    komunitas bersama-sama. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan dalam penerapan

    outsourcing apakah akan menerapkan secara full atau hanya sebagian. Perusahaan juga bisa

    memilih apakah menggunakan banyak vendors atau hanya satu vendors dalam melakukan

    outsourcing. Analisa dan evaluasi mendalam (assessment and evaluation) perlu dilakukan

    untuk menentukan sistem sourcing mana yang baik bagi perusahaan.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    O’Brien, J. A & Marakas, G. M. (2016). Information Management System, 10th

    Edition.,McGraw-Hill/Irwin. New York.

    Kumari, Kadambini (2013). Outsourcing vs Insourcing : Best for Your Organisation?.

    International Journal of Management (IJM). Mumbai. India

    Kambil, Ajit and Jon Turner (1994). Outsourcing of Information System as a Strategy for

    Organisational Alignment and Transformation. Stern School of Business New York

    University. New York.

    Hirschheim, Rudy at all (2002). Information System Outsourcing. Springer. University of

    Houston. New York.

  • 13